2. STANDAR KOMPETENSI
Menerapkan nilai-nilai luhur kristiani
untuk
berperilaku unggul secara
intelektual,
anggun secara moral dan
kompeten dalam
keahlian studi
yang ditekuni dan memiliki panggilan
untuk menerapkan imannya dimana
pun.
3. KOMPETENSI DASAR
Mampu memiliki wawasan
kerukunan antar umat
beragama demi
terwujudnya perilaku
saling mengasihi ditengah
berbagai perbedaan yang ada untuk
membangun kesejahteraan warga
bangsa Indonesia.
4. INDIKATOR
Pribadiku & gerejaku - mampu
menilai (C-6) pemahaman pribadi
tentang kerukunan hidup sesuai
dengan ajaran gerejanya.
Komitmendiri- mampu
memvisualisasikan (sedikitnya 4
perilaku konkrit) nilai nilai luhur
tentang kerukunan umat beragama.
Introspeksi iman -
mampu mengubah perilaku
pribadi yang negatif tentang
kerukunan antar umat
beragama.
10. Pada tanggal 20 Mei 2013 di
Salatiga, Sinode Gereja-
gereja Kristen Jawa
bersama Yayasan Pelayanan
Hukum Salatiga mengadakan
lokakarya bertema RUU
Kerukunan Umat Beragama:
Menjamin atau
Membatasi Kebebasan
Beragama.
Sumber :
http://gkj.or.id/index.php?pilih=news&mod=yes&
aksi=lihat&id=779
Peduli Sosial
11. Lokakarya ini bertujuan untuk
mengkritisi apakah
yang dimaksud dengan
kebebasan
beragama, bagaimana
gambaran secara
operasional yang
seharusnya diberikan
perlindungan,
serta kaidah-kaidah apa yang diatur
dalam RUU Kerukunan Beragama
tersebut.
Sumber :
http://gkj.or.id/index.php?pilih
=news&mod=yes&aksi=lihat&i
d=779
Peduli Sosial
12. “freedom of thought,
conscience, religion and
belief as a nonderogatable
human right”.
Article 18-The International Covenant on Civil and Political Rights.
Peduli Sosial
13. Kebebasan beragama juga dijamin dalam
UUD 1945 sebagai konstitusi, yang dalam
Pasal 29 ayat (2) UUD 1945
Peduli Sosial
14. Disebutkan bahwa :
“Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
“
Peduli Sosial
16. Muatan kebebasan beragama dan
berkeyakinan ini menjadi salah satu
hak asasi manusia yang tegas dan
diatur di dalam UUD RI 1945.
Toleransi
17. Namun pada
sisi yang lain,
undang-undang
ini oleh sebagian
masyarakat
dimaknai
mencerderai
kebebasan
beragama.
Toleransi
18. Peraturan ini dianggap multitafsir sehingga
dikhawatirkan akan terjadi intervensi
negara yang terlalu jauh terhadap
kehidupan beragama yang notabene merupakan
kehidupan privat setiap individu masyarakat.
Toleransi
19. Kebebasan beragama senantiasa berhadapan
dengan tarik menarik kepentingan,
baik terkait dengan pemaknaan kebebasan
beragama itu sendiri, maupun
politisasi di bidang agama dan
keyakinan.
Toleransi
23. Pemrovokasian ajaran
agamanya kepada orang yang sudah
memeluk agama/ pemeluk agama
lain (terkadang
menggunakan suap
baik berbentuk uang
maupun jabatan).
Toleransi
24. Perayaan hari besar
Agama
Perayaan agama lain terkadang
dianggap sebagai hal
yang tidak baik. Hal ini
ditandai dengan kejadian perijinan
tempat untuk perayaan hari besar suatu
agama dipersulit.
Toleransi
27. Contohnya :
Kasus di Tasikmalaya, Situbondo,
dan Rengasdengklok itu sendiri,
serta kasus Ketapang, dimana
melalui
bergulirnya isu
pembakaran masjid
yang kebenaran
pelakunya belum
valid, masyarakat Islam
langsung melakukan tindak anarkis
dengan membakar 21 gereja, dan 6
fasilitas pendidikan umat kristiani.
Toleransi
28. Sikap Fanatisme, yaitu sikap apabila ada
seseorang dengan keyakinan yang berbeda
darinya, ia akan bersikap acuh tak acuh,
menjelek-jelekkan, berusaha memperdaya, atau
bahkan membenci.
Toleransi
34. Menurut Teori Darwin manusia berasal dari
simpanse yang mengalami evolusi.
Hal ini ditandai dengan bukti-bukti evolusi
menurut pendapatnya.
Rasa ingin tau
35. Hal ini tentu akan berbeda beda ditanggapi oleh
pelajar maupun pendidik yang
menganut agama berbeda beda juga.
Rasa ingin tau
36. Perbedaan ini tidak seharusnya dijadikan bahan
perdebatan karena adanya sikap TOLERANSI.
Semua kembali pada masing-
masing pribadi menanggapinya.
Rasa ingin tau
39. Hukum kasih dalam kerukunan umat
beragama ini berkaitan dengan
mengasihi sesama, yaitu
pada hukum kedua (Mat. 22: 39)
Religius
40. “ Dan hukum yang kedua yang sama dengan
itu, ialah: Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri”
Religius
41. Kasih kepada sesama ..
berkaitan dengan hati manusiadan
menunjukkan jelas ke dalam bobotnya yang melebihi hubungan
berdasarkan hukum “Jangan
Religius
42. Berdasarkan
sikap kasih dan tidak saling
membenci.
Akan terwujud rasa saling
menghargai dan memahami
Religius
44. Efesus 4:2
“Hendaklah kamu selalu rendah hati,
lemah lembut, dan sabar.
Tunjukkanlah kasihmu dalam hal
saling membantu.”
Religius
45. Rendah hati akan memampukan kita
menghargai
pendapat orang
Religius
46. Rendah hati membuat kita
punya waktu luang untuk
mendengar dan
memperhatikan
orang lain.
Religius
47. Rendah hati memberi energi bagi kita
untuk mengakui
kelebihan orang
lain.
Religius
48. Saat kita berhasil untuk menghargai orang
lain, memperhatikan mereka, mengakui
kelebihan orang lain, di situlah kita
akan mampu bertemu dengan
kerukunan hidup.
Religius
50. Jika kita tidak bisa mengakhiri perbedaan-
perbedaan kita, paling tidak kita dapat
membantu dunia
aman untuk
keanekaragaman
John F. Kennedy
Tanggung jawab
51. Apa yang harus dilakukan … adalah
menemukan cara untuk merayakan perbedaan dan
mendiskusikan perbedaan
tanpa memecah belah
komunitas kita
Hillary Clinton
Tanggung jawab
55. • Berperilaku baik secara intelektual
sebagai cerminan perwujudan
manusia yang menghargai perbedaan
dan menyikapinya dengan bijak.
Unggul dalam
perilaku secara
intelektual
• Mewujudkan sifat sifat Allah dalam
kehidupan sehari-hari yang
berdampingan dengan umat
beragama yang lain.
Anggun secara
moral
• Menyikapi biologi secara ilmu dan
tetap berpedoman pada firman
Tuhan serta bisa membedakan segala
sesuatu secara ilmiah dan rohani.
Kompeten
dalam keahlian
study
RESUME