SlideShare a Scribd company logo
1 of 194
Nesha Mutiara
X. MIA 4
Hubungan Manusia dan
Lingkungan Akibat Dinamika
Hidrosfer
Daftar Isi
• A. Siklus Air
• B. Perairan Darat dan Potensinya
• C. Perairan Laut dan Potensinya
• D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat
dalam Unit Daerah Aliran Sungai ( DAS )
• E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut secara
Berkelanjutan
• F. Menunjukkan Perilaku yang Bertanggungjawab
A. Siklus Air
• 1. Pengertian Siklus Air
• Jumlah air di permukaan bumi ini secara
keseluruhan relatif tetap.
• Air akan selalu ada karena mengikuti siklus
hidrologi, yaitu sirkulasi air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi,
dan transpirasi.
• a. Evaporasi / penguapan
• Terjadi akibat pemanasan oleh sinar matahari.
• Uap air dapat berasal dari transpirasi ( penguapan
dari tanaman ).
• Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
• Faktor yang mempengaruhi evaporasi :
• radiasi sinar matahari
• suhu udara
• kelembapan udara
• kecepatan angin
• b. Kondensasi / pengembunan
• Proses perubahan wujud uap air menjadi titik –
titik air.
• Partikel – partikel air ini kemudian berkumpul dan
membentuk awan.
• Faktor yang mempengaruhi kondensasi:
• tingkat kadar air dalam udara dalam suatu area
adanya udara yang dingin
embun di suatu tempat di pagi hari
• c. Presipitasi
• Tetes air dari awan yang jatuh ke permukaan
tanah.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
presipitasi :
• adanya uap air di atmosphere
• faktor-faktor meteorologis
• lokasi daerah
• adanya rintangan misal adanya gunung.
• d. Perkolasi
• Proses bergeraknya air melalui profil tanah
karena tenaga gravitasi.
• Faktor yang mempengaruhi perkolasi adalah :
• tekstur tanah
• permeabilitas tanah
• letak permukaan air tanah
• tebal lapisan tanah bagian atas
• e. Infiltrasi
• Proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui
pori – pori tanah.
• Faktor yang memengaruhinya :
• waktu dr saat hujan atau irigasi
tekstur dan struktur tanah
persediaan air awal(kelembaban awal) atau jumlah
air yang tersedia di permukaan tanah.
kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas
permukaan tanah
penghantar hidrolik
kegiatan biologi dan unsur organik, jenis dan
kedalaman seresah
tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya
• f. Intersepsi
• Proses ketika air hujan jatuh pada permukaan
vegetasi di atas permukaan tanah, tertahan beberapa
saat untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer
atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi intersepsi :
• Tipe vegetasi
• Kondisi/umur vegetasi
• Intensitas hujan
• Lokasi
• Luas tajuk penutup vegetasi atau kerapatan
• 2. Jenis Siklus Hidrologi
• a. Siklus Pendek
• Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air
membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan
kembali ke laut lagi.
• b. Siklus Menengah
• Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air
terbawa angin, dan membentuk awan di atas
daratan, hujan jatuh di daratan menjadi air darat,
kemudian menuju laut.
• c. Siklus panjang
• Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air
terbawa angin, dan membentuk awan di atas
daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai
salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai,
selanjutnya kembali ke laut lagi.
B. Perairan Darat dan Potensinya
• 1. Air Tanah
• Adalah massa air yang ada di bawah permukaan
tanah.
• Hampir 98% air di daratan tersembunyi di bawah
permukaan tanah.
• Hanya sekitar 2% yang terlihat sebagai air di :
• Sungai
• Danau
• Reservoir
• Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat
dikelompokkan ke dalam 7 bagian :
• a. Meteoric water ( vadose water ), yaitu air tanah
yang berasal dari air hujan, dan terdapat pada
lapisan tanah yang ‘tak jenuh.
• b. Connate water ( air tanah tubir ), yaitu air tanah
yang terperangkap dalam rongga – rongga batuan
endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk
juga air yang terperangkap pada rongga – rongga
batuan beku leleran sewaktu magma tersembur ke
permukaan.
• c. Fossil water ( air fosil ), yaitu air yang
terperangkap dalam rongga – rongga batuan dan
tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak
penimbunan itu terjadi. Kadang – kadang istilah ini
disamakan dengan Connate water.
• d. Juvenile water ( air magma ) , yaitu air yang
berasal dari dalam bumi ( magma ). Air ini bukan
dari atmosfer atau air permukaan.
• e. Pellicular water ( air pelikular / ari ), yaitu air yang
tersimpan dalam tanah karena terikan molekul –
molekul tanah.
• f. Phreatic water ( air freatis ), yaitu air tanah yang
berada pada lapisankulitbumi yang poreus ( sarang
). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang
tidak tembus air atau di antara dua lapisan yang
tidak tembus air.
• g. Artesian water ( air artesis / air tekanan ), yaitu
air yang berada di antara dua lapisan batuan yang
kedap ( tidak tembus ) air sehingga dapat
menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan.
Bila memperoleh jalan ke luar, baik disengaja
maupun tidak, air tanah ini akan ke luar dengan
kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah
sumber air artesis.
• Usaha untuk melestarikan air tanah :
• mengurangi penggunaan pupuk buatan yang
berlebihan dan membudidayakan pupuk
kandang/pupuk organik untuk mengambilkan
kesuburan tanah.
• pengendalian lahan kritis dengan melakukan
reboisasi dan penghijauan
• mengurangi laju erosi tanah,misal: pembuatan
terasering pada lahan miring
• mengurangi kejenuhan tanah dengan melakukan
pergiliran tanaman pertanian agar kesuburan tanah
tetap terpelihara
• menghindari penyedotan yang berlebihan dalam
pemanfaatan air tanah
• pembuatan sumur-sumur resapan untuk
mengurangi ntingginya air limpasan
• mengusahakan air sumur agar tetap bersih
• 2. Air Sungai
• Adalah aliran air tawar yang mengalir melalui
terusan alami dan kedua pinggirnya dibatasi tanggul
– tanggul alami yang akhirnya mengalir ke laut atau
sungai induknya.
• a. Klasifikasi Sungai
• 1.) Berdasarkan sumber airnya
• Sungai hujan
• Sungai campuran ( air hujandan gletser )
• Sungai gletser / es yang mencair
• 2.) Berdasarkan pola aliran sungai
• Dendritik, anak sungainya membentuk sudut yang
tidak teratur. Terdapat di daerah dataran rendah.
• Contoh : Atlantic Coastal Plain
• Pinnate, anak sungainya membentuk sudut lancip.
Terdapat di daerah yang memiliki kemiringan lereng
curam.
• Contoh : Sungai – sungai di bagian timur Sumatra.
• Trellis, relatif sejajar dengan anak – anak sungai
yang bermuara pada sungai utama dan membentuk
sudut 90 derajat. Terdapat di daerah lipatan.
• Radial sentripetal, memusat ke suatu daerah.
Terdapat di daerah cekungan atau kedok.
• Annular, anak sungainya melingkar. Terdapat di
daerah kubah ( dome ).
• Radial sentrifugal, menyebar dari suatu puncak ke
arah lereng.
• Paralel, luas dan miring sekali.
• Rektangular, dengan struktur patahan. Pola aliran
yang terbentuk adalah siku – siku.
• 3.) Berdasarkan volume /debit airnya
• Sungai ephemeral / periodik, alirannya melimpah
pada waktu musim hujan dan berkurang pada
waktu musim kemarau. Contoh : sungai – sungai di
Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
• Sungai Intermitten, hanya berair pada waktu hujan.
Contoh : Sungai Wadi.
• Sungai Permanen ( perenial ), alirannya tetap
sepanjang tahun. Contoh : sungai – sungai di
Sumatra, Kalimantan, dan Papua
• 4.)Berdasarkan struktur batuan yang dilalui
• Sungai Antesedan
• Merupakan sungai yang dapat mengimbangi
pengangkatan lapisan batuan yang dilaluinya.
• Contoh : Sungai Oya di Yogyakarta.
• Manfaat sungai :
Untuk memenuhi kebutuhan air dalam sehari-hari
Sumber air bagi petani-petani
Sebagai sarana transportasi
Sebagai sumber air minum
Untuk pembangkit listrik
Tempat olah raga
Tempat memelihara ikan
Tempat pencari ikan
Tempat mencuci dan mandi
• Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal
berikut :
Pembuangan limbah industri ke perairan
Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke
sungai, seperti air cucian, air kamar mandi.
Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
Penggunaan racun dan bahan peledak dalam
menangkap ikan.
• Cara menjaga kelestarian sungai :
Melestarikan Hutan di Hulu Sungai
Tidak Buang Air di Sungai atau Kali
Tidak Membuang Sampah Ke Sungai
Menata agar tidak banyak bangunan yang berdiri di
dekat sungai
Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan
Industri ke sungai
Tidak melakukan pengerukan pasir yang berlebihan
di sungai
• Sungai Epigenesa
• Terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya
sehingga mencapai batuan induk.
• Contoh : Sungai Colorado, Amerika Serikat.
• 5.)Berdasarkan arah alirannya
• Sungai Konsekuen
• Alirannya searah dengan kemiringan lereng.
• Terbagi menjadi :
• *sungai konsekuen lateral, yaitu arah alirannya
menuruni lereng – lereng asli yang ada di permukaan
bumi
• *sungai konsekuen longitudinal, yaitu arah alirannya
sejajar dengan antiklinal ( bagian puncak gelombang
pegunungan )
• Sungai Subsekuen
• aliran airnya tegak lurus terhadap sungai konsekuen.
• Sungai Obsekuen
• anak sungai dari sungai subsekuen yang arah aliran airnya
berlawanan dengan sungai konsekuen.
• Sungai Resekuen
• anak sungai dari sungai subsekuen yang arah aliran airnya
sejajar dengan sungai konsekuen.
• Sungai Insekuen
• alirannya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang
dilaluinya.
• b. Meander dan delta
• 1.) Meander, yaitu aliran sungai yang berkelok –
kelok secara teratur dengan arah pembelokan
kurang lebih 180 derajat.
• Proses terbentuknya :
Air tidak pernah mengalir dalam garis lurus bahkan
dalam alur sungai yang tampaknya lurus.
Aliran air yang melewati batu atau penghalang lain
menimbulkan area pergerakan air yang lebih lambat
dan lebih cepat.
Area yang lebih lambat ditemukan di bagian sungai
yang dalam dan penuh dengan sedimen. Area ini
disebut dengan pools. Sementara itu, area yang lebih
cepat ditemukan di bagian sungai yang dangkal dan
berada di sekitar batu. Area ini disebut dengan riffles.
Lalu, sungai mengalir pada sisi-sisi sungai yang masih
relatif lurus.
Setelah itu, aliran air yang lebih cepat akan bergerak
berlawanan dari arah sungai dari waktu ke waktu
sehingga akan membentuk meander.
• 2.) Delta, yaitu endapan batuan,pasir, kerikil, dan
lumpur yang terdapat di muara sungai.
• Delta terbentuk di mana pun sungai menemukan badan
air terendah seperti danau atau samudra dan
bercampur dengan badan-badan air. Penurunan tiba-
tiba energi menyebabkan sungai untuk menjatuhkan
beban sedimen nya. Akibatnya kapasitas dan
kompetensi arus berkurang. Sebagian besar beban
klastik dibawa ke mulut sungai diendapkan di area
terlarang di atau dekat pantai, membentuk sebuah
delta.
• Jumlah besar dari batubara, minyak, dan gas alam yang
ditemukan di bawah permukaan endapan delta kuno,
untuk alasan ini ahli geologi menarik dalam
mempelajari lingkungan delta.
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, ditemukan
bahwa delta dapat terjadi pada danau dan laut dalam,
tetapi terkesan yang paling penting di laut terbuka.
• Secara umum, karakteristik delta adalah sebagai berikut :
• Ketika sungai mencapai hingga berhubungan dengan laut,
membawa material melebihi jumlah yang dapat
didestribusikan kembali oleh air
• Delta menjadi sentral utama dari desposisi
• Menurut Herodutus, nama delta berasal dari bentuk segitiga
sungai Nil
• Delta memiliki system pengendapan yang sangat kompleks
termasuk fluvial, darat dan lingkungan laut
• Banyak delta diakui sebagai pintu masuknya sedimen, dan
dipengaruhi oleh pasang surut, gelombang, dll
• Delta secara ekonomi penting karena memiliki kandungan
Sumber Daya Alam yang tinggi
• Tidak semua sedimen akan terdeposisi pada tempat yang
sama, terdapat 3 bagian utama dalam deposisi delta : Topset
Beds, Foreset Beds and bottomest beds.
• c. Daerah Aliran Sungai ( DAS )
• bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke
dalam sungai yang bersangkutan apabila hujan.
• Akibat tekanan jumlah penduduk yang meningkat
pesat, pada umumnya DAS banyak mengalami
penurunan fungsi.
• Hal ini dapat mengakibatkan kondisi kuantitas (
debit ) air sungai menjadi fluktuatif antara musim
penghujan dan kemarau.
• Kerusakan DAS dapat menurunkan cadangan air serta
meningkatkan laju sedimentasi dan erosi.
• Dampak lanjutannya adalah banjir di musim penghujan
dan kekeringan di musim kemarau.
• Upaya mengatasi kerusakan DAS dapat dilakukan
dengan cara – cara berikut :
Penggalian pada dasar sungai yang dilakukan secara
teratur untuk mengangkat sampah-sampah yang ada di
dasar sungai
Pembuatan tanggul di tepian sungai
Memberikan pemahaman kepada warga setempat
Membuat tempat pembuangan limbah
Larangan terhadap aktivitas penambangan di daerah
aliran sungai
• 3. Danau
Adalah suatu cekungan yang digenangi air tawar
dalam jumlah cukup banyak dan luas.
• Menurut proses terjadinya, danau diklasifikasikan :
• a. Danau Tektonik
• Terjadi akibat adanya tenaga tektonik, misalnya
patahan. Contoh :
• Danau Poso
• Danau Tempe
• Danau Singkarak
• b. Danau Vulkanik
• Terjadi akibat erupsi gunung api. Contoh :
• Danau Kalimutu
• Danau Kawah Ijen
• Danau Batur
• c. Danau Tektovulkanik
• Terjadi karena adanya proses vulkanik dan tektonik.
• Contoh : Danau Toba.
• d. Danau Karst / Dolina
• Terdapat di daerah kapur. Contoh : di daerah
Gunung Kidul ( Yogyakarta ).
• e. Danau Glasial
• Terjadi karena erosi glasial pada zaman es diluvium.
Contoh : Danau Michigan dan Ontario.
• f. Danau Bendungan
• Terjadi karena terbendungnya sungai oleh lava.
Contoh : Tondano.
• g. Danau Buatan
• Sengaja dibuat oleh manusia, misalnya untuk irigasi
dan PLTA. Contoh : Saguling dan Cirata.
• 4. Rawa
• Adalah daerah yang tergenang air, yang
penggenangannya dapat bersifat musiman ataupun
permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan.
• Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang
sangat kaya. Jenis – jenis floranya antara lain :
durian burung ( Durio carinatus ), ramin (
Gonystylus sp ), terentang ( Camnosperma sp ),
kayu putih ( Melaleuca sp ), sagu ( Metroxylon sp ),
rotan, pandan, palem – paleman, dan berbagai jenis
liliana.
• Faunanya :
• Harimau ( panthera tigris )
• Orang utan ( Pongo pygmaeus )
• Rusa ( Cervus unicolor )
• Buaya ( Crocodylus porosus )
• Babi hutan ( Sus scrofa )
• Badak
• Gajah
• Musang air
• Pembagian rawa berdasarkan sifat airnya :
• rawa air asin
• rawa air tawar
•  rawa air payau
• Peran dan manfaat hutan rawa :
• sumber cadangan air, dapat menyerap dan
menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya
dan akan mengeluarkan cadangan air tersebut pada
saat daerah sekitarnya kering.
• mencegah terjadinya banjir.
• mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan
sungai.
• sumber energi.
• sumber makanan nabati maupun hewani.
C. Perairan Laut dan Potensinya
• Hampir 71% muka bumi tertutup oleh lautan.
Belahan bumi selatan ditempati sebagian besar
oleh lautan, sedangkan bumi utara ditempati oleh
daratan.
• 1. Jenis – Jenis Laut
• Menurut letaknya laut dapat dibedakan menjadi :
• a. Laut tepi, letaknya di sepanjang tepi benua.
Contoh : Laut Cina Selatan.
• b. Laut pertengahan, terletak di antara dua benua
atau daratan. Contoh L laut yang terdapat di
Indonesia.
• c. Laut pedalaman, terletak di tengah – tengah
benua atau dikelilingi daratan. Contoh : Laut Mati.
• Menurut terjadinya laut dapat dibedakan menjadi :
• a. Laut ingresi, adalah laut dalam yang terjadi
karena adanya penurunan dasar samudra ( adanya
patahan ). Contoh :
• Laut Banda
• Laut Flores
• b. Laut transgesi, adalah laut dangkal yang terjadi
karena adanya genangan air pada daratan yang
lebih rendah pada zaman berakhirnya zaman
diluvium. Contoh :
• Laut Arafura
• Selat Sunda
• Selat Bali
• c. Laut regresi, adalah laut yang terjadi karena
adanya proses penyempitan permukaan air laut,
akibat sedimentasi.
• Berdasarkan kedalamannya, laut dibedakan
menjadi:
• a. Zona litoral adalah zona antara garis air surut
dengan air pasang.
• b. Zona niteris memiliki kedalaman < 200 m. Pada
zona ini tumbuhan dan hewan berkembangbiak.
• c. Zona batial memiliki kedalaman 200 – 1.800 m.
• d. Zona abissal memiliki kedalaman > 1.800 m.
• 2. Relief Dasar Laut
• a. Wilayah bagian barat, merupakan Dangkalan
Sunda ( Paparan Sunda ). Pada masa diluvium,
merupakan daratan luas yang menyatu dengan
Benua Asia.
• b. Bagian tengah juga disebut daerah peralihan.
Wilayah ini terdiri dari laut dalam. Wilayah
perairannya meliputi laut – laut yang terdapat di
Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
• c. Bagian timur, di wilayah timur merupakan
Paparan Sahul. Pada masa diluvium wilayah ini
pernah bersatu dengan daratan Australia. Bukti
adanya penyatuan antara wilayah bagian timur
Indonesia dengan daratan Australia :
• 1.) adanya persamaan jenis binatang antara
binatang yang terdapat di Papua dengan Australia.
• 2.) adanya alur sungai di dasar laut.
• 3. Arus Laut
• Adalah gerakan massa air laut dari satu tempat
ke tempat lain baik secara vertikal maupun secara
horizontal.
• Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan
oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Oleh
karena dibangkitkan angin, arah arus laut
permukaan ( atas ) mengikuti arah angin yang ada.
• Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat
menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan
upwelling dan sinking di daerah – daerah tertentu.
• Proses upwelling adalah suatu proses massa air
yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 –
200 m.
• Arus ini kadar oksigennya rendah dan suhunya lebih
dingin.
• Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung
larutan nutrien seperti nitrat dan fospat sehingga
banyak mengandung fitoplankton.
• Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai
makanan di lautan, dengan demikian di daerah
upwelling umumnya kaya ikan.
• Gejala upwelling dipantau satelit cuaca NOAA.
Melalui pengamatan, dapat diketahui kapan
dimulainya musim panen ikan. Biasanya terjadi 14
hari setelah upwelling.
• Sinking merupakan proses kebalikan dari upwelling,
yaitu gerakan air yang tenggelam ke arah bawah di
perairan pantai.
• Faktor terjadinya arus laut :
• a.)Faktor internal
• perbedaan densitas air laut, gradien tekanan
mendatar, dan gesekan lapisan air.
• b.)Faktor eksternal
• gaya tarik matahari dan bulan, gaya coriolis,
perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya
tektonik, dan angin.
• Beberapa arus laut di dunia :
• a. Arus Kuroshio, adalah arus panas yang mengalir
dari utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah
timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir
Amerika Utara ( terutama Kanada ). Arus ini
didorong oleh angin barat.
• b. Arus Oyashio, adalah arus dingin yang didorong
oleh angin timur dan mengalir dari Selat Bering
menuju ke selatan dan berakhirdi sebelah timur
Kepulauan Jepang. Di tempat ini arus tersebut
bertemu dengan arus Kuroshio. Di tempat
pertemuan ini terdapat daerah perikanan yang
kaya, sebab plankton – plankton yang terbawa oleh
arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuan arus
panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.
• c. Arus Humboldt / Arus Peru, mengalir di sepanjang
barat Amerika Selatan ke arah utara. Arus ini
didorong oleh angin pasat Tenggara dan termasuk
arus dingin.
• d. Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus
menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan
angin besar danmerupakan arus panas. Arus
khatulistiwa utara ditambah arus khatulistiwa
selatan masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexico
dan ke luar dari teluk ini melalui Selat Florida (
sebagai Arus Florida ). Arus Florida bercampur
dengan Arus Antillen bergerak ke arah Timur. Arus
ini ke luar dari Teluk Mexico. Arus ini menyebabkan
pantai barat Eropa tidak membeku ketika musim
dingin.
• e. Arus Tanah Hijau Timur / Arus Greenland Timur,
merupakan arus dingin yang mengalir dari laut
Kutub Utara ke selatan menyusuri pantai timur
Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur
yang berasal dari daerah kutub.
• f. Arus Labrador, berasal dari laut Kutub Utara yang
mengalir ke selatan menyusuri pantai timur
Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan
merupakan arus dingin. Umumnya arus ini,
membawa “gunung es” yang ikut dihanyutkan.
• g. Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan
termasuk arus dingin.Arus ini merupakan lanjutan
sebagian arus teluk yang mengubah arahnya
setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke
arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.
• h. Arus Brazilia,merupakan lanjutan arus angin
barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri
pantai timur Amerika Selatan ( Brazilia ).Arus ini
termasuk arus menyimpang dan merupakan arus
panas.
• i. Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas
yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis
khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua,
yaitu Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah
sampai di timur Madagaskar. Arus ini didorong oleh
angin pasat tenggara.
• j. Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan
arus menyimpang dan merupakan aruspanas. Arus
ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus
Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir
menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau
Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir
menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau
Madagaskar Barat.
• 4.Gelombang Laut
• Adalah gerakan naik turunnya air laut.
• Terjadi karena angin menabrak pantai, dan gempa
bumi.
• Keterangan :
• a. Gelombang osilasi, yaitu gerak gelombang akibat
molekul air bergerak melingkar. Gelombang ini memiliki
tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang akan
pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora.
• b. Gelora
• c. Gerak translasi, yaitu gelombang osilasi yang telah
pecah lalu seperti memburu garis pantai, bergerak
searah dengan gerak gelombang tanpa diimbangi
gerakan mundur. Gelombang ini dikenal dengan istilah
surf. Gelombang ini dimanfaatkan untuk olahraga
surfing.
• d. Swash
• e. Back swash, berbentuk gelombang yang telah
menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang
disebut swash, sedangkan ketika kembali disebut
back swash.
• f. Arus dasar
• Terbagi menjadi :
• a. Gelombang Permukaan
• biasa disebut ombak dan merupakan fenomena
yang biasa ditemui ketika mengamati permukaan air
laut
• b. Gelombang Internal
• Faktor yang menyebabkan terjadinya gelombang :
hembusan angin dan pasang surut air laut
• 5. Pasang Surut Air Laut
• Naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau
samudra yang disebabkan oleh gaya gravitasi bulan dan
matahari, sehingga sumber gaya yang berinteraksi
berupa laut, matahari, dan bulan.
• Mintakat pasang wilayah pantai yang terbenam
sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang
surut.
• Periode pasang laut waktu antara puncak atau
lembah gelombang berikutnya. Panjang periodenya
bervariasi antara 12 jam 25 menit – 24 jam 50 menit.
• Proses terjadinya :
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dengan gaya tarik bulan
dan matahari.
bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai
pengaruh yang lebih besar pada pasang dan surutnya
air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi
matahari
pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulanbaru
dan bulan purnama karena pada saat itu, matahari,
bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris
pasang terendah terjadi pada saat bulan perbani.Ketika
pasang perbani, pasang terjadi serendah – rendahnya
karena kedudukan matahari dan bulan terhadap
matahari emmbentuk sudut 90o. Maka, gravitasi bulan
dan matahari akan saling memperlemah
• perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut
di laut terbuka mencapai 3 m
• tetapi di tempat sempit seperti selat dan muara
sungai, perbedaan tinggi air ini dapat mencapai 16
m
• bumi yang diselubungi air laut akan sangat
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan
• akibatnya, daerah yang berhadapan dengan
bulan akan mengalami pasang, sedangkan daerah
yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan
mengalami surut
Pembagian pasang surut:
Pasut semi diurnal atau pasut harian ganda (dua
kali pasang dan dua kali surut dalam 24 jam),
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24
menit. misalnya di perairan selat Malaka
Pasut diurnal atau pasut harian tunggal (satu kali
pasang dan satu kali surut dalam 24 jam), Periode
pasangsurut adalah 24 jam 50 menit, misalnya di
sekitar selat Karimata
Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed
Tide, Prevailing Diurnal) merupakan pasut yang tiap
harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut
tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali
surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini
terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara
Jawa Barat.
Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed
Tide, Prevailing Semi Diurnal) merupakan pasut yang
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari
tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali
surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda,
ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia
Bagian Timur
• a. Pasang Surut Purnama ( Spring Tide)
• Terjadi pada tanggal 1 dan 14 (saat bulan purnama).
• Pada kedua tanggal tersebut posisi bumi – bulan –
matahari berada pada satu garis ( konjungsi )
sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari
berkumpul menjadi satu, menarik permukaan bumi.
Permukaan bumi yang menghadap ke bulan
mengalami pasang naik besar.
• b. Pasang Perbani ( Neap Tide )
• Terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan.
• Pada kedua tanggal tersebut posisi matahari – bulan
– bumi membentuk sudut 90 derajat.
• Agar dapat memprediksi pasang laut, diperlukan
data amplitudo dan beda fase dari masing – masing
komponen pembangkit pasang laut – yang terdiri
dari komponen tengah harian dan harian.
• Namun, karena interaksinya dengan morfologi
pantai, superposisi antar komponen pasang laut
utama dan faktor – faktor lainnya akan
mengakibatkan terbentuknya komponen –
komponen pasang laut yang baru.
Manfaat laut bagi kehidupan :
Sarana transportasi laut.
Sumber protein hewani (ikan laut)
Sumber devisa (untuk ikan yang diekspor)
Batas wilayah antar negara
Sumber keanekaragaman hayati
Menjadi jalur perdagangan Internasional karena
letak geografisnya diantara 2 benua dan 2 samudera
Menghubungkan satu pulau dengan pulau yang lain
D. Pemanfaatan dan Pelestarian
Perairan Darat dalam Unit Daerah
Aliran Sungai
• 1. Aspek Fisik DAS
• Hujan akan mengalir dan berkumpul pada beberapa
parit dan anak sungai menuju ke sebuah sungai.
• Keseluruhan daerah yang menyediakan air bagi
anak sungai dan sungai – sungai disebut sebagai
daerah tangkapan air ( Catchment area ) / DAS.
• Bagian DAS :
• a. Daerah hulu
• daerah terdekat dengan aliran sungai yang merupakan tempat
tertinggi dalam suatu DAS.
• Ciri :arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya (terutama
bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan
lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun
atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.
• b. Daerah tengah
• daerah yang terletak di antara daerah hulu dan daerah hilir.
• Ciri :arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang,
arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal )
palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan
(sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai
yang mencapai 180° atau lebih.
• c. Daerah hilir
• daerah yang dekat dengan jalan ke luar air bagi
setiap DAS.
• Ciri : arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah
ke samping (horizontal), banyak terjadi
pengendapan, di bagian muara kadang-kadang
terjadi delta serta palungnya lebar.
• DAS dibedakan menjadi :
• a. DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga
memiliki daya tampung air yang besar. Sungai
dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap
bila di bagian hulu terjadi hujan deras.
• b. DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas
sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai dengan
DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat
ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.
• 2. Aspek Sosial DAS
• Terkait dengan kondisi penduduk di sekitar DAS, di
mana aktivitas penduduk sangat memengaruhi kondisi
DAS.
• Lahan di sekitar DAS banyak dimanfaatkan penduduk
sebagai lahan pertanian ataupun nonpertanian.
• Pemanfaatan lahan dilakukan oleh pemilik lahan
ataupun oleh penyewa.
• Kondisi ini tentu harus dipahami oleh otoritas yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelestarian
DAS.
• 3. Tujuan Pengelolaan DAS
• Bertujuan membantu masyarakat mencapai
kehidupan yang sejahtera. Pendekatan terhadap
masyarakat harus melibatkan teknologi tepat guna
dan strategi sosial. Kita mendorong masyarakat
harus mengembangkan lahan agar memenuhi
kebutuhan secara berkesinambungan. Kita harus
menyadarkan masyarakat, agar dalam mengelola
SDA tidak melupakan generasi masa depan.
Pengelolaan DAS harus melibatkan masyarakat,
mulai dari perencanaan, penyusunan anggaran,
sampai pelaksanaan kegiatan.
• 4. Komponen Pengelolaan DAS
• a. Pengembangan sumber daya alam : lahan, hutan,
dan air
• Penduduk yang tinggal di dalam DAS merupakan
sumber utama. Mereka harus memiliki kesadaran
dan komitmen mengenai perlindungan SDA agar
saling menguntungkan. Kita harus mendorong
pengembangan keahlian, kearifan, dan rasa percaya
diri dalam mengelola SDA.
• b. Tindakan pengendalian untuk meminimumkan
laju degradasi dan memperbaiki SDA
• Pengelolaan DAS harus mampu mengendalikan
pemanfaatan lahan yang dapat ditanami, lahan
tidur, aliran air, dan kelembagaan sosial. Hal ini
harus juga didukung oleh perbaikan SDA.
• 5. Pengelolaan DAS Terpadu
• Indikasi kondisi DAS semakin menurun adalah
meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi,
sedimentasi,banjir, dan kekeringan. Hal itu
disebabkan semakin meningkatnya tuntutan
kehidupan masyarakat, baik di bagian hulu maupun
hilir. Kondisi ini mencerminkan kelestarian DAS
ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial –
ekonomi, dan tingkat pengelolaan oleh masyarakat.
• Setiap pemerintah daerah, belakangan ini berlomba
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ). Hal
itu salah satunya dilakukan dengan memanfaatkan
SDA. Oleh karena itu, pembangunan dalam DAS
perlu dilakukan secara terpadu. Pengelolaan harus
mempertimbangkan faktor biofisik, sosial-ekonomi,
kelembagaan, dan hukum.
• 6. Ciri Rusaknya DAS
• lingkungan DAS semakin bertambah gundul
• di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman
penduduk yang padat
• air laut meluap, sering terjadi banjir
• akan terbentuk delta sungai
• dataran pantai bertambah luas
E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut
secara Berkelanjutan
• 1.Pengelolaan Terpadu dan Pembangunan
Berkelanjutan Wilayah Pesisir dan Laut
• Wilayah laut dan pesisir ditempati oleh > 14 juta
penduduk. Artinya hampir 7,5 % total penduduk
Indonesia hidup di kawasan ini.
• Jika dilihat data perekonomian Indonesia, maka
sekitar 26 % dari total Produk Domestik Bruto
Indonesia berasal dari sumber daya laut dan pesisir.
• Pesisir adalah daerah perbatasan atau ruang tempat
berubahnya dua lingkungan utama, yaitu laut dan
daratan.
• Menurut Jan C. Post dan Carl G. Lundin,
karakteristik khusus dari wilayah pesisir adalah :
• suatu wilayah yang dinamis dengan sering kali
terjadi perubahan sifat biologis, kimiawis, dan
geologis.
•  mencakup ekosistem dan keanekaragaman
hayatinya dengan produktivitas yang tinggi yang
memberikan tempat hidup penting buat beberapa
jenis biota laut.
•  ciri – ciri khusus wilayah pesisir seperti adanya
terumbu karang, hutan bakau, pantai, dan bukit
pasir sebagai suatu sistem yang akan sangat
berguna secara alami untuk menahan atau
menangkal badai, banjir, dan erosi.
• - ekosistem pesisir dapat digunakan untuk
mengatasi akibat – akibat dari pencemaran,
khususnya yang berasal dari darat ( sebagai contoh :
tanah basah dapat menyerap kelebihan bahan –
bahan makanan, endapan, dan limbah buangan ).
•  pesisir yang pada umumnya lebih menarik dan
cenderung digunakan sebagai permukiman, maka di
sekitarnya seharusnya dimanfaatkan pula sebagai
sumber daya laut hayati dan nonhayati, dan sebagai
media untuk transportasi laut serta rekreasi.
• Menurut hasil kajian Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah,karakteristik wilayah pesisir
antara lain :
•  terdiri dari habitat dan ekosistem yang
menyediakan barang dan jasa bagi komunitas
pesisir dan pemanfaatan lainnya.
•  adanya kompetisi antara berbagai kepentingan,
sebagai tulang punggung dari kegiatan ekonomi
nasional.
• merupakan wilayah strategis, didasarkan atas
fakta :
• 1.) garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508
pulau ( terbanyak di dunia )
• 2.) penyebaran penduduk terbesar ( cikal bakal
urbanisasi )
• 3.) potensi sumber daya kelautan yang kaya
• 4.) sumber daya masa depan akibat ketersediaan
wilayah darat yang semakin terbatas
• 5.) wilayah pertahanan dan keamanan
• Pendekatan dalam pengelolaan wilayah pesisir
dikenal sebagai Pengelolaan Kawasan Pesisir secara
Terpadu ( Integrated Coastal Zone Management /
ICZM ) .
• Konsep ini muncul di berbagai kegiatan
internasional, seperti Konvensi Hukum Laut
Internasional, Konferensi PBB untuk Lingkungan
Hidup dan Manusia ( Stockholm, 1972 ), Konferensi
PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan /
Konferensi Bumi ( Rio de Janeiro, 1992 ), dan
Konferensi Dunia untuk Pembangunan yang
Berkelanjutan ( Johannesburg, 2002 ).
• 7 program pengelolaan laut yang terdapat di agenda 21 (
Konferensi Bumi 1972 ) :
• kawasan laut dan pesisir, termasuk ZEE, harus dikelola
secara terpadu dan berkelanjutan
• perlindungan lingkungan hidup laut
• sumber daya dan biota laut yang berada di laut bebas (
high seas ) harus dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan
•  sumber daya dan biota laut yang berada di laut nasional (
national jurisdiction ) harus dilindungi dan dikelola secara
berkelanjutan
• memecahkan masalah ketidakpastian dalam mengelola
lingkungan hidup laut dan perubahan iklim
• memperkuat kerja sama internasional, termasuk kerja
sama dan koordinasi regional
• pulau – pulau kecil harus dibangun secara berkelanjutan
• 2. Pengelolaan Terpadu dan Pembangunan
Berkelanjutan Wilayah Pesisir dan Laut di Indonesia
• Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terpadu menetapkan bahwa wilayah
pesisir adalah “ Wilayah peralihan ekosistem darat
dan laut yang saling mempengaruhi di mana ke arah
laut 12 mil dari garis pantai untuk propinsi dan
sepertiga dari wilayah laut itu untuk
kabupaten/kota dan ke arah darat batas
administrasi kabupaten/kota “
• Wilayah pesisir memiliki ekosistem yang khas
seperti :
• Estuaria
• Delta
• Laguna
• Pada perkembangannya, ekosistem wilayah pesisir
mengalami banyak kerusakan. Penyebabnya dapat
karena faktor alam dan juga aktivitas manusia.
• Oleh sebab itu, kita harus mengikuti langkah –
langkah pencegahan sebagai berikut :
penilaian dampak lingkungan
teknik produksi bersih
daur ulang limbah
audit dan minimalisasi limbah
perbaikan fasilitas pengelolaan limbah, serta
manajemen penanganan zat berbahaya
• Degradasi lingkungan laut disumbang juga oleh
aktivitas manusia berbasis laut. Hampir 600.000 ton
minyak dari aktivitas pengiriman minyak mencemari
laut. Bahan – bahan tersebut berasal dari :
permukiman manusia, penggunaan lahan,
pembangunan infrastruktur pesisir, pertanian,
kehutanan, pembangunan perkotaan, pariwisata,
dan industri
4. Penggunaan dan Konservasi Sumber Daya Kehidupan Laut
• Usaha – usaha untuk meningkatkan penggunaan dan
konservasi sumber daya kehidupan laut:
• mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya
kehidupan laut untuk memenuhi kebutuhan manusia
• populasi spesies laut harus dikembalikan pada tingkatan
yang normal, supaya manusia dapat memanfaatkan sumber
daya laut tanpa merusaknya
• mengembangkan penggunaan peralatan memancing yang
meminimalkan limbah
• menyeleksi target tangkapan yang boleh dan tidak boleh
ditangkap
• melindungi dan mengembalikan spesies laut yang terancam
punah
• menggalakkan penelitian sumber daya kehidupan laut
F. Menunjukkan Perilaku yang
Bertanggungjawab
• Sebagai manusia yang merupakan satu –
satunya makhluk hidup di Bumi yang dapat
mengelola SDA yang tersedia, kita wajib menjaga
SDA berupa perairan baik di darat maupun di
lautan.
• Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia
semakin bertambah banyak. Kebutuhan akan
tempat tinggal juga meningkat dan mengganggu
keseimbangan ekosistem, salah satunya yaitu
mencemari DAS.
• Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia
semakin bertambah banyak. Kebutuhan akan
tempat tinggal juga meningkat dan mengganggu
keseimbangan ekosistem, salah satunya yaitu
mencemari DAS.
• Tidak hanya mencemari DAS, penambahan
jumlah pemukiman penduduk ini juga mencemari
tanah akibat menumpuknya sampah rumah tangga
yang disebabkan oleh pembuangan sampah secara
sembarangan dan minimnya penampungan sampah
sementara sebelum diangkut menuju Tempat
Pembuangan Akhir ( TPA ). Penumpukan sampah ini
dapat mengotori air tanah juga yang mengalir di
bawah tanah.
• Pemanfaatan laut yang tidak terkendali dan tidak
mematuhi peraturan juga dapat berakibat fatal
pada biota yang hidup di dalamnya dan
tercemarnya lautan sehingga tidak dapat lagi
dimanfaatkan secara maksimal.
• Agar SDA ini masih bisa digunakan oleh para
generasi seterusnya dalam kualitas yang masih baik,
kita perlu melestarikannya dan berusaha untuk
memperbaiki kerusakan – kerusakan yang telah
dibuat oleh manusia, salah satunya dengan
reboisasi, agar lahan kritis dapat menghasilkan air
tanah yang melimpah lagi dan mengurangi
kemungkinan terjadinya krisis air bersih.

More Related Content

What's hot

Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdfPertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdfPIPITSPP1
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Wadukrantikaput
 
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGANDAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGANWayan Yase
 
Makalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiMakalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiNur Andini
 
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptSitimeymeii
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIEDIS BLOG
 
PPT EKOSISTEM.pptx
PPT EKOSISTEM.pptxPPT EKOSISTEM.pptx
PPT EKOSISTEM.pptxNurul262186
 
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkunganguestcb0db
 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganAgus Candra
 

What's hot (20)

Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdfPertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
 
Power Point Waduk
Power Point WadukPower Point Waduk
Power Point Waduk
 
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGANDAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
 
Makalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiMakalah teknik pantai
Makalah teknik pantai
 
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
Ekonomi Kemaritiman
Ekonomi KemaritimanEkonomi Kemaritiman
Ekonomi Kemaritiman
 
Jenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhanJenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhan
 
Bilangan Formzahl
Bilangan FormzahlBilangan Formzahl
Bilangan Formzahl
 
SDA daerah kota Surabaya
SDA daerah kota SurabayaSDA daerah kota Surabaya
SDA daerah kota Surabaya
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi ppt
 
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGIBAHAN KULIAH HIDROLOGI
BAHAN KULIAH HIDROLOGI
 
PPT EKOSISTEM.pptx
PPT EKOSISTEM.pptxPPT EKOSISTEM.pptx
PPT EKOSISTEM.pptx
 
POLUSI LAUT
POLUSI LAUTPOLUSI LAUT
POLUSI LAUT
 
Ecodrain
EcodrainEcodrain
Ecodrain
 
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkungan
 
SDA (Air) Presentasi
SDA (Air) PresentasiSDA (Air) Presentasi
SDA (Air) Presentasi
 
Tips Hemat Air
Tips Hemat AirTips Hemat Air
Tips Hemat Air
 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkungan
 
MATERI IPA KELAS 3 SD
MATERI IPA KELAS 3 SDMATERI IPA KELAS 3 SD
MATERI IPA KELAS 3 SD
 

Viewers also liked

Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Verani Nurizki
 
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFERINTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFERNesha Mutiara
 
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)namiradiyana98
 
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFERINTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFERNesha Mutiara
 
HIDROSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
HIDROSFER  DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANHIDROSFER  DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
HIDROSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANTuti Rina Lestari
 
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1Oomz Omieh
 
Hubungan antara atsmosfer
Hubungan antara atsmosferHubungan antara atsmosfer
Hubungan antara atsmosferOky de Holmeas
 
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey HidrologiGeomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey HidrologiRicky Ramadhan
 
best practices scbfwm 2014 regional lampung
best practices scbfwm 2014 regional lampungbest practices scbfwm 2014 regional lampung
best practices scbfwm 2014 regional lampungMohd. Yunus
 

Viewers also liked (20)

Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X) Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
Dinamika hidrosfer (Geografi kelas X)
 
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFERINTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA LITOSFER
 
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
Dinamika Hidrosfer (Geografi kelas X SMA)
 
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFERINTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFER
INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN DALAM DINAMIKA ATMOSFER
 
Hidrósfera
HidrósferaHidrósfera
Hidrósfera
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
HIDROSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
HIDROSFER  DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANHIDROSFER  DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
HIDROSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
 
Hidrosfer!
Hidrosfer!Hidrosfer!
Hidrosfer!
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Dinamika hidrosfer
Dinamika hidrosferDinamika hidrosfer
Dinamika hidrosfer
 
Geografi - Perairan Darat
Geografi - Perairan DaratGeografi - Perairan Darat
Geografi - Perairan Darat
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan1
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 
Pembelajaran lingkungan
Pembelajaran lingkunganPembelajaran lingkungan
Pembelajaran lingkungan
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Hubungan antara atsmosfer
Hubungan antara atsmosferHubungan antara atsmosfer
Hubungan antara atsmosfer
 
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey HidrologiGeomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
 
best practices scbfwm 2014 regional lampung
best practices scbfwm 2014 regional lampungbest practices scbfwm 2014 regional lampung
best practices scbfwm 2014 regional lampung
 

Similar to HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER

dinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdf
dinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdfdinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdf
dinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdfAndiNurulFatma1
 
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxHidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxMukarobinspdMukarobi
 
HIDROSFER LENGKAP.pptx
HIDROSFER LENGKAP.pptxHIDROSFER LENGKAP.pptx
HIDROSFER LENGKAP.pptxFrhn5
 
Kelompok 4 geografi
Kelompok 4 geografiKelompok 4 geografi
Kelompok 4 geografinisaaulia11
 
Zonasi dan Pemanfaatan Ekosistem Perairan Darat.pdf
Zonasi dan Pemanfaatan Ekosistem Perairan Darat.pdfZonasi dan Pemanfaatan Ekosistem Perairan Darat.pdf
Zonasi dan Pemanfaatan Ekosistem Perairan Darat.pdfYantoTell
 
Geogarafi perairan darat (revisi)
Geogarafi perairan darat (revisi) Geogarafi perairan darat (revisi)
Geogarafi perairan darat (revisi) nathans_hansel
 
Perairan Darat (Geografi)
Perairan Darat (Geografi)Perairan Darat (Geografi)
Perairan Darat (Geografi)nathans_hansel
 

Similar to HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER (20)

dinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdf
dinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdfdinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdf
dinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdf
 
Geo hidrosfer
Geo hidrosferGeo hidrosfer
Geo hidrosfer
 
Tgas geoo
Tgas geooTgas geoo
Tgas geoo
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Geografi presentation
Geografi presentationGeografi presentation
Geografi presentation
 
Dinamika Hidrosfer
Dinamika HidrosferDinamika Hidrosfer
Dinamika Hidrosfer
 
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxHidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
 
HIDROSFER LENGKAP.pptx
HIDROSFER LENGKAP.pptxHIDROSFER LENGKAP.pptx
HIDROSFER LENGKAP.pptx
 
hidrosfer, mk.pdf
hidrosfer, mk.pdfhidrosfer, mk.pdf
hidrosfer, mk.pdf
 
WaterCycleReview.ppt
WaterCycleReview.pptWaterCycleReview.ppt
WaterCycleReview.ppt
 
Hidrosfer darat
Hidrosfer daratHidrosfer darat
Hidrosfer darat
 
Kelompok 4 geografi
Kelompok 4 geografiKelompok 4 geografi
Kelompok 4 geografi
 
hidro_geo1_3.pdf
hidro_geo1_3.pdfhidro_geo1_3.pdf
hidro_geo1_3.pdf
 
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptxDinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
 
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptxDinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
 
Ppt hidrosfer(amar x 3)
Ppt hidrosfer(amar x 3)Ppt hidrosfer(amar x 3)
Ppt hidrosfer(amar x 3)
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
Zonasi dan Pemanfaatan Ekosistem Perairan Darat.pdf
Zonasi dan Pemanfaatan Ekosistem Perairan Darat.pdfZonasi dan Pemanfaatan Ekosistem Perairan Darat.pdf
Zonasi dan Pemanfaatan Ekosistem Perairan Darat.pdf
 
Geogarafi perairan darat (revisi)
Geogarafi perairan darat (revisi) Geogarafi perairan darat (revisi)
Geogarafi perairan darat (revisi)
 
Perairan Darat (Geografi)
Perairan Darat (Geografi)Perairan Darat (Geografi)
Perairan Darat (Geografi)
 

More from Nesha Mutiara

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeNesha Mutiara
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensNesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitNesha Mutiara
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelNesha Mutiara
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroNesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Nesha Mutiara
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 

More from Nesha Mutiara (20)

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off Label
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 

Recently uploaded

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA HIDROSFER

  • 2. Hubungan Manusia dan Lingkungan Akibat Dinamika Hidrosfer
  • 3. Daftar Isi • A. Siklus Air • B. Perairan Darat dan Potensinya • C. Perairan Laut dan Potensinya • D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat dalam Unit Daerah Aliran Sungai ( DAS ) • E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut secara Berkelanjutan • F. Menunjukkan Perilaku yang Bertanggungjawab
  • 5. • 1. Pengertian Siklus Air • Jumlah air di permukaan bumi ini secara keseluruhan relatif tetap. • Air akan selalu ada karena mengikuti siklus hidrologi, yaitu sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.
  • 6. • a. Evaporasi / penguapan • Terjadi akibat pemanasan oleh sinar matahari. • Uap air dapat berasal dari transpirasi ( penguapan dari tanaman ). • Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi. • Faktor yang mempengaruhi evaporasi : • radiasi sinar matahari • suhu udara • kelembapan udara • kecepatan angin
  • 7. • b. Kondensasi / pengembunan • Proses perubahan wujud uap air menjadi titik – titik air. • Partikel – partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan. • Faktor yang mempengaruhi kondensasi: • tingkat kadar air dalam udara dalam suatu area adanya udara yang dingin embun di suatu tempat di pagi hari
  • 8. • c. Presipitasi • Tetes air dari awan yang jatuh ke permukaan tanah. • Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi : • adanya uap air di atmosphere • faktor-faktor meteorologis • lokasi daerah • adanya rintangan misal adanya gunung.
  • 9. • d. Perkolasi • Proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi. • Faktor yang mempengaruhi perkolasi adalah : • tekstur tanah • permeabilitas tanah • letak permukaan air tanah • tebal lapisan tanah bagian atas
  • 10. • e. Infiltrasi • Proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori – pori tanah. • Faktor yang memengaruhinya : • waktu dr saat hujan atau irigasi tekstur dan struktur tanah persediaan air awal(kelembaban awal) atau jumlah air yang tersedia di permukaan tanah. kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas permukaan tanah penghantar hidrolik kegiatan biologi dan unsur organik, jenis dan kedalaman seresah tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya
  • 11. • f. Intersepsi • Proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi di atas permukaan tanah, tertahan beberapa saat untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan. • Faktor-faktor yang mempengaruhi intersepsi : • Tipe vegetasi • Kondisi/umur vegetasi • Intensitas hujan • Lokasi • Luas tajuk penutup vegetasi atau kerapatan
  • 12. • 2. Jenis Siklus Hidrologi • a. Siklus Pendek • Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan kembali ke laut lagi.
  • 13.
  • 14. • b. Siklus Menengah • Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air terbawa angin, dan membentuk awan di atas daratan, hujan jatuh di daratan menjadi air darat, kemudian menuju laut.
  • 15.
  • 16. • c. Siklus panjang • Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air terbawa angin, dan membentuk awan di atas daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai, selanjutnya kembali ke laut lagi.
  • 17.
  • 18. B. Perairan Darat dan Potensinya • 1. Air Tanah
  • 19. • Adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah. • Hampir 98% air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah. • Hanya sekitar 2% yang terlihat sebagai air di :
  • 23. • Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam 7 bagian : • a. Meteoric water ( vadose water ), yaitu air tanah yang berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang ‘tak jenuh.
  • 24.
  • 25. • b. Connate water ( air tanah tubir ), yaitu air tanah yang terperangkap dalam rongga – rongga batuan endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada rongga – rongga batuan beku leleran sewaktu magma tersembur ke permukaan.
  • 26.
  • 27. • c. Fossil water ( air fosil ), yaitu air yang terperangkap dalam rongga – rongga batuan dan tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Kadang – kadang istilah ini disamakan dengan Connate water.
  • 28.
  • 29. • d. Juvenile water ( air magma ) , yaitu air yang berasal dari dalam bumi ( magma ). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.
  • 30.
  • 31. • e. Pellicular water ( air pelikular / ari ), yaitu air yang tersimpan dalam tanah karena terikan molekul – molekul tanah.
  • 32. • f. Phreatic water ( air freatis ), yaitu air tanah yang berada pada lapisankulitbumi yang poreus ( sarang ). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
  • 33.
  • 34. • g. Artesian water ( air artesis / air tekanan ), yaitu air yang berada di antara dua lapisan batuan yang kedap ( tidak tembus ) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Bila memperoleh jalan ke luar, baik disengaja maupun tidak, air tanah ini akan ke luar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.
  • 35.
  • 36. • Usaha untuk melestarikan air tanah : • mengurangi penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan membudidayakan pupuk kandang/pupuk organik untuk mengambilkan kesuburan tanah.
  • 37. • pengendalian lahan kritis dengan melakukan reboisasi dan penghijauan
  • 38. • mengurangi laju erosi tanah,misal: pembuatan terasering pada lahan miring
  • 39. • mengurangi kejenuhan tanah dengan melakukan pergiliran tanaman pertanian agar kesuburan tanah tetap terpelihara
  • 40. • menghindari penyedotan yang berlebihan dalam pemanfaatan air tanah
  • 41. • pembuatan sumur-sumur resapan untuk mengurangi ntingginya air limpasan
  • 42. • mengusahakan air sumur agar tetap bersih
  • 43. • 2. Air Sungai • Adalah aliran air tawar yang mengalir melalui terusan alami dan kedua pinggirnya dibatasi tanggul – tanggul alami yang akhirnya mengalir ke laut atau sungai induknya. • a. Klasifikasi Sungai • 1.) Berdasarkan sumber airnya
  • 45. • Sungai campuran ( air hujandan gletser )
  • 46. • Sungai gletser / es yang mencair
  • 47. • 2.) Berdasarkan pola aliran sungai • Dendritik, anak sungainya membentuk sudut yang tidak teratur. Terdapat di daerah dataran rendah. • Contoh : Atlantic Coastal Plain
  • 48. • Pinnate, anak sungainya membentuk sudut lancip. Terdapat di daerah yang memiliki kemiringan lereng curam. • Contoh : Sungai – sungai di bagian timur Sumatra.
  • 49. • Trellis, relatif sejajar dengan anak – anak sungai yang bermuara pada sungai utama dan membentuk sudut 90 derajat. Terdapat di daerah lipatan.
  • 50. • Radial sentripetal, memusat ke suatu daerah. Terdapat di daerah cekungan atau kedok.
  • 51. • Annular, anak sungainya melingkar. Terdapat di daerah kubah ( dome ).
  • 52. • Radial sentrifugal, menyebar dari suatu puncak ke arah lereng.
  • 53. • Paralel, luas dan miring sekali.
  • 54. • Rektangular, dengan struktur patahan. Pola aliran yang terbentuk adalah siku – siku.
  • 55. • 3.) Berdasarkan volume /debit airnya • Sungai ephemeral / periodik, alirannya melimpah pada waktu musim hujan dan berkurang pada waktu musim kemarau. Contoh : sungai – sungai di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
  • 56. • Sungai Intermitten, hanya berair pada waktu hujan. Contoh : Sungai Wadi.
  • 57. • Sungai Permanen ( perenial ), alirannya tetap sepanjang tahun. Contoh : sungai – sungai di Sumatra, Kalimantan, dan Papua
  • 58. • 4.)Berdasarkan struktur batuan yang dilalui • Sungai Antesedan • Merupakan sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan lapisan batuan yang dilaluinya. • Contoh : Sungai Oya di Yogyakarta.
  • 59.
  • 60. • Manfaat sungai : Untuk memenuhi kebutuhan air dalam sehari-hari Sumber air bagi petani-petani Sebagai sarana transportasi Sebagai sumber air minum Untuk pembangkit listrik Tempat olah raga Tempat memelihara ikan Tempat pencari ikan Tempat mencuci dan mandi
  • 61. • Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut : Pembuangan limbah industri ke perairan Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air kamar mandi. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan. Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
  • 62. • Cara menjaga kelestarian sungai : Melestarikan Hutan di Hulu Sungai Tidak Buang Air di Sungai atau Kali Tidak Membuang Sampah Ke Sungai Menata agar tidak banyak bangunan yang berdiri di dekat sungai Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan Industri ke sungai Tidak melakukan pengerukan pasir yang berlebihan di sungai
  • 63. • Sungai Epigenesa • Terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga mencapai batuan induk. • Contoh : Sungai Colorado, Amerika Serikat.
  • 64. • 5.)Berdasarkan arah alirannya • Sungai Konsekuen • Alirannya searah dengan kemiringan lereng. • Terbagi menjadi : • *sungai konsekuen lateral, yaitu arah alirannya menuruni lereng – lereng asli yang ada di permukaan bumi • *sungai konsekuen longitudinal, yaitu arah alirannya sejajar dengan antiklinal ( bagian puncak gelombang pegunungan )
  • 65. • Sungai Subsekuen • aliran airnya tegak lurus terhadap sungai konsekuen. • Sungai Obsekuen • anak sungai dari sungai subsekuen yang arah aliran airnya berlawanan dengan sungai konsekuen. • Sungai Resekuen • anak sungai dari sungai subsekuen yang arah aliran airnya sejajar dengan sungai konsekuen. • Sungai Insekuen • alirannya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang dilaluinya.
  • 66. • b. Meander dan delta • 1.) Meander, yaitu aliran sungai yang berkelok – kelok secara teratur dengan arah pembelokan kurang lebih 180 derajat.
  • 67. • Proses terbentuknya : Air tidak pernah mengalir dalam garis lurus bahkan dalam alur sungai yang tampaknya lurus. Aliran air yang melewati batu atau penghalang lain menimbulkan area pergerakan air yang lebih lambat dan lebih cepat. Area yang lebih lambat ditemukan di bagian sungai yang dalam dan penuh dengan sedimen. Area ini disebut dengan pools. Sementara itu, area yang lebih cepat ditemukan di bagian sungai yang dangkal dan berada di sekitar batu. Area ini disebut dengan riffles. Lalu, sungai mengalir pada sisi-sisi sungai yang masih relatif lurus. Setelah itu, aliran air yang lebih cepat akan bergerak berlawanan dari arah sungai dari waktu ke waktu sehingga akan membentuk meander.
  • 68. • 2.) Delta, yaitu endapan batuan,pasir, kerikil, dan lumpur yang terdapat di muara sungai.
  • 69. • Delta terbentuk di mana pun sungai menemukan badan air terendah seperti danau atau samudra dan bercampur dengan badan-badan air. Penurunan tiba- tiba energi menyebabkan sungai untuk menjatuhkan beban sedimen nya. Akibatnya kapasitas dan kompetensi arus berkurang. Sebagian besar beban klastik dibawa ke mulut sungai diendapkan di area terlarang di atau dekat pantai, membentuk sebuah delta. • Jumlah besar dari batubara, minyak, dan gas alam yang ditemukan di bawah permukaan endapan delta kuno, untuk alasan ini ahli geologi menarik dalam mempelajari lingkungan delta. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa delta dapat terjadi pada danau dan laut dalam, tetapi terkesan yang paling penting di laut terbuka.
  • 70. • Secara umum, karakteristik delta adalah sebagai berikut : • Ketika sungai mencapai hingga berhubungan dengan laut, membawa material melebihi jumlah yang dapat didestribusikan kembali oleh air • Delta menjadi sentral utama dari desposisi • Menurut Herodutus, nama delta berasal dari bentuk segitiga sungai Nil • Delta memiliki system pengendapan yang sangat kompleks termasuk fluvial, darat dan lingkungan laut • Banyak delta diakui sebagai pintu masuknya sedimen, dan dipengaruhi oleh pasang surut, gelombang, dll • Delta secara ekonomi penting karena memiliki kandungan Sumber Daya Alam yang tinggi • Tidak semua sedimen akan terdeposisi pada tempat yang sama, terdapat 3 bagian utama dalam deposisi delta : Topset Beds, Foreset Beds and bottomest beds.
  • 71. • c. Daerah Aliran Sungai ( DAS )
  • 72. • bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan apabila hujan. • Akibat tekanan jumlah penduduk yang meningkat pesat, pada umumnya DAS banyak mengalami penurunan fungsi. • Hal ini dapat mengakibatkan kondisi kuantitas ( debit ) air sungai menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan kemarau.
  • 73. • Kerusakan DAS dapat menurunkan cadangan air serta meningkatkan laju sedimentasi dan erosi. • Dampak lanjutannya adalah banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau. • Upaya mengatasi kerusakan DAS dapat dilakukan dengan cara – cara berikut : Penggalian pada dasar sungai yang dilakukan secara teratur untuk mengangkat sampah-sampah yang ada di dasar sungai Pembuatan tanggul di tepian sungai Memberikan pemahaman kepada warga setempat Membuat tempat pembuangan limbah Larangan terhadap aktivitas penambangan di daerah aliran sungai
  • 75. Adalah suatu cekungan yang digenangi air tawar dalam jumlah cukup banyak dan luas. • Menurut proses terjadinya, danau diklasifikasikan : • a. Danau Tektonik • Terjadi akibat adanya tenaga tektonik, misalnya patahan. Contoh :
  • 79. • b. Danau Vulkanik • Terjadi akibat erupsi gunung api. Contoh : • Danau Kalimutu
  • 82. • c. Danau Tektovulkanik • Terjadi karena adanya proses vulkanik dan tektonik. • Contoh : Danau Toba.
  • 83. • d. Danau Karst / Dolina • Terdapat di daerah kapur. Contoh : di daerah Gunung Kidul ( Yogyakarta ).
  • 84. • e. Danau Glasial • Terjadi karena erosi glasial pada zaman es diluvium. Contoh : Danau Michigan dan Ontario.
  • 85. • f. Danau Bendungan • Terjadi karena terbendungnya sungai oleh lava. Contoh : Tondano.
  • 86. • g. Danau Buatan • Sengaja dibuat oleh manusia, misalnya untuk irigasi dan PLTA. Contoh : Saguling dan Cirata.
  • 88. • Adalah daerah yang tergenang air, yang penggenangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan. • Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Jenis – jenis floranya antara lain : durian burung ( Durio carinatus ), ramin ( Gonystylus sp ), terentang ( Camnosperma sp ), kayu putih ( Melaleuca sp ), sagu ( Metroxylon sp ), rotan, pandan, palem – paleman, dan berbagai jenis liliana.
  • 89. • Faunanya : • Harimau ( panthera tigris )
  • 90. • Orang utan ( Pongo pygmaeus )
  • 91. • Rusa ( Cervus unicolor )
  • 92. • Buaya ( Crocodylus porosus )
  • 93. • Babi hutan ( Sus scrofa )
  • 97. • Pembagian rawa berdasarkan sifat airnya : • rawa air asin • rawa air tawar •  rawa air payau
  • 98. • Peran dan manfaat hutan rawa :
  • 99. • sumber cadangan air, dapat menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering. • mencegah terjadinya banjir. • mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan sungai. • sumber energi. • sumber makanan nabati maupun hewani.
  • 100. C. Perairan Laut dan Potensinya
  • 101. • Hampir 71% muka bumi tertutup oleh lautan. Belahan bumi selatan ditempati sebagian besar oleh lautan, sedangkan bumi utara ditempati oleh daratan. • 1. Jenis – Jenis Laut • Menurut letaknya laut dapat dibedakan menjadi :
  • 102. • a. Laut tepi, letaknya di sepanjang tepi benua. Contoh : Laut Cina Selatan.
  • 103. • b. Laut pertengahan, terletak di antara dua benua atau daratan. Contoh L laut yang terdapat di Indonesia.
  • 104. • c. Laut pedalaman, terletak di tengah – tengah benua atau dikelilingi daratan. Contoh : Laut Mati.
  • 105. • Menurut terjadinya laut dapat dibedakan menjadi : • a. Laut ingresi, adalah laut dalam yang terjadi karena adanya penurunan dasar samudra ( adanya patahan ). Contoh :
  • 108. • b. Laut transgesi, adalah laut dangkal yang terjadi karena adanya genangan air pada daratan yang lebih rendah pada zaman berakhirnya zaman diluvium. Contoh :
  • 112. • c. Laut regresi, adalah laut yang terjadi karena adanya proses penyempitan permukaan air laut, akibat sedimentasi.
  • 113. • Berdasarkan kedalamannya, laut dibedakan menjadi:
  • 114. • a. Zona litoral adalah zona antara garis air surut dengan air pasang. • b. Zona niteris memiliki kedalaman < 200 m. Pada zona ini tumbuhan dan hewan berkembangbiak. • c. Zona batial memiliki kedalaman 200 – 1.800 m. • d. Zona abissal memiliki kedalaman > 1.800 m.
  • 115. • 2. Relief Dasar Laut
  • 116. • a. Wilayah bagian barat, merupakan Dangkalan Sunda ( Paparan Sunda ). Pada masa diluvium, merupakan daratan luas yang menyatu dengan Benua Asia. • b. Bagian tengah juga disebut daerah peralihan. Wilayah ini terdiri dari laut dalam. Wilayah perairannya meliputi laut – laut yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
  • 117. • c. Bagian timur, di wilayah timur merupakan Paparan Sahul. Pada masa diluvium wilayah ini pernah bersatu dengan daratan Australia. Bukti adanya penyatuan antara wilayah bagian timur Indonesia dengan daratan Australia : • 1.) adanya persamaan jenis binatang antara binatang yang terdapat di Papua dengan Australia. • 2.) adanya alur sungai di dasar laut.
  • 118. • 3. Arus Laut • Adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal maupun secara horizontal. • Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Oleh karena dibangkitkan angin, arah arus laut permukaan ( atas ) mengikuti arah angin yang ada.
  • 119.
  • 120. • Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan sinking di daerah – daerah tertentu. • Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 – 200 m. • Arus ini kadar oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin. • Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fospat sehingga banyak mengandung fitoplankton.
  • 121. • Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan. • Gejala upwelling dipantau satelit cuaca NOAA. Melalui pengamatan, dapat diketahui kapan dimulainya musim panen ikan. Biasanya terjadi 14 hari setelah upwelling. • Sinking merupakan proses kebalikan dari upwelling, yaitu gerakan air yang tenggelam ke arah bawah di perairan pantai.
  • 122. • Faktor terjadinya arus laut : • a.)Faktor internal • perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar, dan gesekan lapisan air. • b.)Faktor eksternal • gaya tarik matahari dan bulan, gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik, dan angin.
  • 123.
  • 124. • Beberapa arus laut di dunia : • a. Arus Kuroshio, adalah arus panas yang mengalir dari utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir Amerika Utara ( terutama Kanada ). Arus ini didorong oleh angin barat.
  • 125.
  • 126. • b. Arus Oyashio, adalah arus dingin yang didorong oleh angin timur dan mengalir dari Selat Bering menuju ke selatan dan berakhirdi sebelah timur Kepulauan Jepang. Di tempat ini arus tersebut bertemu dengan arus Kuroshio. Di tempat pertemuan ini terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton – plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuan arus panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.
  • 127.
  • 128. • c. Arus Humboldt / Arus Peru, mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan ke arah utara. Arus ini didorong oleh angin pasat Tenggara dan termasuk arus dingin.
  • 129.
  • 130. • d. Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan angin besar danmerupakan arus panas. Arus khatulistiwa utara ditambah arus khatulistiwa selatan masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexico dan ke luar dari teluk ini melalui Selat Florida ( sebagai Arus Florida ). Arus Florida bercampur dengan Arus Antillen bergerak ke arah Timur. Arus ini ke luar dari Teluk Mexico. Arus ini menyebabkan pantai barat Eropa tidak membeku ketika musim dingin.
  • 131.
  • 132. • e. Arus Tanah Hijau Timur / Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang mengalir dari laut Kutub Utara ke selatan menyusuri pantai timur Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur yang berasal dari daerah kutub.
  • 133. • f. Arus Labrador, berasal dari laut Kutub Utara yang mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin. Umumnya arus ini, membawa “gunung es” yang ikut dihanyutkan.
  • 134.
  • 135. • g. Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin.Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.
  • 136. • h. Arus Brazilia,merupakan lanjutan arus angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan ( Brazilia ).Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas.
  • 137.
  • 138. • i. Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua, yaitu Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar. Arus ini didorong oleh angin pasat tenggara.
  • 139. • j. Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus menyimpang dan merupakan aruspanas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Barat.
  • 140.
  • 141. • 4.Gelombang Laut • Adalah gerakan naik turunnya air laut. • Terjadi karena angin menabrak pantai, dan gempa bumi.
  • 142. • Keterangan : • a. Gelombang osilasi, yaitu gerak gelombang akibat molekul air bergerak melingkar. Gelombang ini memiliki tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang akan pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora. • b. Gelora • c. Gerak translasi, yaitu gelombang osilasi yang telah pecah lalu seperti memburu garis pantai, bergerak searah dengan gerak gelombang tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini dikenal dengan istilah surf. Gelombang ini dimanfaatkan untuk olahraga surfing.
  • 143. • d. Swash • e. Back swash, berbentuk gelombang yang telah menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang disebut swash, sedangkan ketika kembali disebut back swash. • f. Arus dasar
  • 144. • Terbagi menjadi : • a. Gelombang Permukaan • biasa disebut ombak dan merupakan fenomena yang biasa ditemui ketika mengamati permukaan air laut • b. Gelombang Internal • Faktor yang menyebabkan terjadinya gelombang : hembusan angin dan pasang surut air laut
  • 145. • 5. Pasang Surut Air Laut • Naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudra yang disebabkan oleh gaya gravitasi bulan dan matahari, sehingga sumber gaya yang berinteraksi berupa laut, matahari, dan bulan. • Mintakat pasang wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut. • Periode pasang laut waktu antara puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periodenya bervariasi antara 12 jam 25 menit – 24 jam 50 menit.
  • 146. • Proses terjadinya : dipengaruhi oleh gaya gravitasi dengan gaya tarik bulan dan matahari. bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh yang lebih besar pada pasang dan surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi matahari pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulanbaru dan bulan purnama karena pada saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris pasang terendah terjadi pada saat bulan perbani.Ketika pasang perbani, pasang terjadi serendah – rendahnya karena kedudukan matahari dan bulan terhadap matahari emmbentuk sudut 90o. Maka, gravitasi bulan dan matahari akan saling memperlemah
  • 147. • perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut di laut terbuka mencapai 3 m • tetapi di tempat sempit seperti selat dan muara sungai, perbedaan tinggi air ini dapat mencapai 16 m • bumi yang diselubungi air laut akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan • akibatnya, daerah yang berhadapan dengan bulan akan mengalami pasang, sedangkan daerah yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan mengalami surut
  • 148. Pembagian pasang surut: Pasut semi diurnal atau pasut harian ganda (dua kali pasang dan dua kali surut dalam 24 jam), Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. misalnya di perairan selat Malaka Pasut diurnal atau pasut harian tunggal (satu kali pasang dan satu kali surut dalam 24 jam), Periode pasangsurut adalah 24 jam 50 menit, misalnya di sekitar selat Karimata
  • 149. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal) merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur
  • 150. • a. Pasang Surut Purnama ( Spring Tide)
  • 151. • Terjadi pada tanggal 1 dan 14 (saat bulan purnama). • Pada kedua tanggal tersebut posisi bumi – bulan – matahari berada pada satu garis ( konjungsi ) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu, menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar.
  • 152. • b. Pasang Perbani ( Neap Tide )
  • 153. • Terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. • Pada kedua tanggal tersebut posisi matahari – bulan – bumi membentuk sudut 90 derajat.
  • 154. • Agar dapat memprediksi pasang laut, diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masing – masing komponen pembangkit pasang laut – yang terdiri dari komponen tengah harian dan harian. • Namun, karena interaksinya dengan morfologi pantai, superposisi antar komponen pasang laut utama dan faktor – faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya komponen – komponen pasang laut yang baru.
  • 155. Manfaat laut bagi kehidupan : Sarana transportasi laut. Sumber protein hewani (ikan laut) Sumber devisa (untuk ikan yang diekspor) Batas wilayah antar negara Sumber keanekaragaman hayati Menjadi jalur perdagangan Internasional karena letak geografisnya diantara 2 benua dan 2 samudera Menghubungkan satu pulau dengan pulau yang lain
  • 156. D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat dalam Unit Daerah Aliran Sungai
  • 157. • 1. Aspek Fisik DAS • Hujan akan mengalir dan berkumpul pada beberapa parit dan anak sungai menuju ke sebuah sungai. • Keseluruhan daerah yang menyediakan air bagi anak sungai dan sungai – sungai disebut sebagai daerah tangkapan air ( Catchment area ) / DAS.
  • 159. • a. Daerah hulu • daerah terdekat dengan aliran sungai yang merupakan tempat tertinggi dalam suatu DAS. • Ciri :arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak terjadi pengendapan. • b. Daerah tengah • daerah yang terletak di antara daerah hulu dan daerah hilir. • Ciri :arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
  • 160. • c. Daerah hilir • daerah yang dekat dengan jalan ke luar air bagi setiap DAS. • Ciri : arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar.
  • 161. • DAS dibedakan menjadi : • a. DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga memiliki daya tampung air yang besar. Sungai dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap bila di bagian hulu terjadi hujan deras. • b. DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai dengan DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.
  • 162. • 2. Aspek Sosial DAS • Terkait dengan kondisi penduduk di sekitar DAS, di mana aktivitas penduduk sangat memengaruhi kondisi DAS. • Lahan di sekitar DAS banyak dimanfaatkan penduduk sebagai lahan pertanian ataupun nonpertanian. • Pemanfaatan lahan dilakukan oleh pemilik lahan ataupun oleh penyewa. • Kondisi ini tentu harus dipahami oleh otoritas yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelestarian DAS.
  • 163. • 3. Tujuan Pengelolaan DAS • Bertujuan membantu masyarakat mencapai kehidupan yang sejahtera. Pendekatan terhadap masyarakat harus melibatkan teknologi tepat guna dan strategi sosial. Kita mendorong masyarakat harus mengembangkan lahan agar memenuhi kebutuhan secara berkesinambungan. Kita harus menyadarkan masyarakat, agar dalam mengelola SDA tidak melupakan generasi masa depan. Pengelolaan DAS harus melibatkan masyarakat, mulai dari perencanaan, penyusunan anggaran, sampai pelaksanaan kegiatan.
  • 164. • 4. Komponen Pengelolaan DAS • a. Pengembangan sumber daya alam : lahan, hutan, dan air • Penduduk yang tinggal di dalam DAS merupakan sumber utama. Mereka harus memiliki kesadaran dan komitmen mengenai perlindungan SDA agar saling menguntungkan. Kita harus mendorong pengembangan keahlian, kearifan, dan rasa percaya diri dalam mengelola SDA.
  • 165. • b. Tindakan pengendalian untuk meminimumkan laju degradasi dan memperbaiki SDA • Pengelolaan DAS harus mampu mengendalikan pemanfaatan lahan yang dapat ditanami, lahan tidur, aliran air, dan kelembagaan sosial. Hal ini harus juga didukung oleh perbaikan SDA.
  • 166. • 5. Pengelolaan DAS Terpadu • Indikasi kondisi DAS semakin menurun adalah meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi, sedimentasi,banjir, dan kekeringan. Hal itu disebabkan semakin meningkatnya tuntutan kehidupan masyarakat, baik di bagian hulu maupun hilir. Kondisi ini mencerminkan kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial – ekonomi, dan tingkat pengelolaan oleh masyarakat.
  • 167. • Setiap pemerintah daerah, belakangan ini berlomba meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ). Hal itu salah satunya dilakukan dengan memanfaatkan SDA. Oleh karena itu, pembangunan dalam DAS perlu dilakukan secara terpadu. Pengelolaan harus mempertimbangkan faktor biofisik, sosial-ekonomi, kelembagaan, dan hukum.
  • 168. • 6. Ciri Rusaknya DAS • lingkungan DAS semakin bertambah gundul • di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat • air laut meluap, sering terjadi banjir • akan terbentuk delta sungai • dataran pantai bertambah luas
  • 169. E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut secara Berkelanjutan
  • 170. • 1.Pengelolaan Terpadu dan Pembangunan Berkelanjutan Wilayah Pesisir dan Laut • Wilayah laut dan pesisir ditempati oleh > 14 juta penduduk. Artinya hampir 7,5 % total penduduk Indonesia hidup di kawasan ini. • Jika dilihat data perekonomian Indonesia, maka sekitar 26 % dari total Produk Domestik Bruto Indonesia berasal dari sumber daya laut dan pesisir.
  • 171. • Pesisir adalah daerah perbatasan atau ruang tempat berubahnya dua lingkungan utama, yaitu laut dan daratan.
  • 172. • Menurut Jan C. Post dan Carl G. Lundin, karakteristik khusus dari wilayah pesisir adalah : • suatu wilayah yang dinamis dengan sering kali terjadi perubahan sifat biologis, kimiawis, dan geologis. •  mencakup ekosistem dan keanekaragaman hayatinya dengan produktivitas yang tinggi yang memberikan tempat hidup penting buat beberapa jenis biota laut.
  • 173. •  ciri – ciri khusus wilayah pesisir seperti adanya terumbu karang, hutan bakau, pantai, dan bukit pasir sebagai suatu sistem yang akan sangat berguna secara alami untuk menahan atau menangkal badai, banjir, dan erosi.
  • 174.
  • 175.
  • 176.
  • 177.
  • 178. • - ekosistem pesisir dapat digunakan untuk mengatasi akibat – akibat dari pencemaran, khususnya yang berasal dari darat ( sebagai contoh : tanah basah dapat menyerap kelebihan bahan – bahan makanan, endapan, dan limbah buangan ). •  pesisir yang pada umumnya lebih menarik dan cenderung digunakan sebagai permukiman, maka di sekitarnya seharusnya dimanfaatkan pula sebagai sumber daya laut hayati dan nonhayati, dan sebagai media untuk transportasi laut serta rekreasi.
  • 179. • Menurut hasil kajian Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah,karakteristik wilayah pesisir antara lain : •  terdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa bagi komunitas pesisir dan pemanfaatan lainnya. •  adanya kompetisi antara berbagai kepentingan, sebagai tulang punggung dari kegiatan ekonomi nasional.
  • 180. • merupakan wilayah strategis, didasarkan atas fakta : • 1.) garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508 pulau ( terbanyak di dunia ) • 2.) penyebaran penduduk terbesar ( cikal bakal urbanisasi ) • 3.) potensi sumber daya kelautan yang kaya • 4.) sumber daya masa depan akibat ketersediaan wilayah darat yang semakin terbatas • 5.) wilayah pertahanan dan keamanan
  • 181. • Pendekatan dalam pengelolaan wilayah pesisir dikenal sebagai Pengelolaan Kawasan Pesisir secara Terpadu ( Integrated Coastal Zone Management / ICZM ) . • Konsep ini muncul di berbagai kegiatan internasional, seperti Konvensi Hukum Laut Internasional, Konferensi PBB untuk Lingkungan Hidup dan Manusia ( Stockholm, 1972 ), Konferensi PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan / Konferensi Bumi ( Rio de Janeiro, 1992 ), dan Konferensi Dunia untuk Pembangunan yang Berkelanjutan ( Johannesburg, 2002 ).
  • 182. • 7 program pengelolaan laut yang terdapat di agenda 21 ( Konferensi Bumi 1972 ) : • kawasan laut dan pesisir, termasuk ZEE, harus dikelola secara terpadu dan berkelanjutan • perlindungan lingkungan hidup laut • sumber daya dan biota laut yang berada di laut bebas ( high seas ) harus dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan •  sumber daya dan biota laut yang berada di laut nasional ( national jurisdiction ) harus dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan • memecahkan masalah ketidakpastian dalam mengelola lingkungan hidup laut dan perubahan iklim • memperkuat kerja sama internasional, termasuk kerja sama dan koordinasi regional • pulau – pulau kecil harus dibangun secara berkelanjutan
  • 183. • 2. Pengelolaan Terpadu dan Pembangunan Berkelanjutan Wilayah Pesisir dan Laut di Indonesia • Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu menetapkan bahwa wilayah pesisir adalah “ Wilayah peralihan ekosistem darat dan laut yang saling mempengaruhi di mana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk propinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota “
  • 184. • Wilayah pesisir memiliki ekosistem yang khas seperti : • Estuaria
  • 187. • Pada perkembangannya, ekosistem wilayah pesisir mengalami banyak kerusakan. Penyebabnya dapat karena faktor alam dan juga aktivitas manusia. • Oleh sebab itu, kita harus mengikuti langkah – langkah pencegahan sebagai berikut : penilaian dampak lingkungan teknik produksi bersih daur ulang limbah audit dan minimalisasi limbah perbaikan fasilitas pengelolaan limbah, serta manajemen penanganan zat berbahaya
  • 188. • Degradasi lingkungan laut disumbang juga oleh aktivitas manusia berbasis laut. Hampir 600.000 ton minyak dari aktivitas pengiriman minyak mencemari laut. Bahan – bahan tersebut berasal dari : permukiman manusia, penggunaan lahan, pembangunan infrastruktur pesisir, pertanian, kehutanan, pembangunan perkotaan, pariwisata, dan industri
  • 189. 4. Penggunaan dan Konservasi Sumber Daya Kehidupan Laut • Usaha – usaha untuk meningkatkan penggunaan dan konservasi sumber daya kehidupan laut: • mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya kehidupan laut untuk memenuhi kebutuhan manusia • populasi spesies laut harus dikembalikan pada tingkatan yang normal, supaya manusia dapat memanfaatkan sumber daya laut tanpa merusaknya • mengembangkan penggunaan peralatan memancing yang meminimalkan limbah • menyeleksi target tangkapan yang boleh dan tidak boleh ditangkap • melindungi dan mengembalikan spesies laut yang terancam punah • menggalakkan penelitian sumber daya kehidupan laut
  • 190. F. Menunjukkan Perilaku yang Bertanggungjawab • Sebagai manusia yang merupakan satu – satunya makhluk hidup di Bumi yang dapat mengelola SDA yang tersedia, kita wajib menjaga SDA berupa perairan baik di darat maupun di lautan. • Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia semakin bertambah banyak. Kebutuhan akan tempat tinggal juga meningkat dan mengganggu keseimbangan ekosistem, salah satunya yaitu mencemari DAS.
  • 191. • Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia semakin bertambah banyak. Kebutuhan akan tempat tinggal juga meningkat dan mengganggu keseimbangan ekosistem, salah satunya yaitu mencemari DAS.
  • 192. • Tidak hanya mencemari DAS, penambahan jumlah pemukiman penduduk ini juga mencemari tanah akibat menumpuknya sampah rumah tangga yang disebabkan oleh pembuangan sampah secara sembarangan dan minimnya penampungan sampah sementara sebelum diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ). Penumpukan sampah ini dapat mengotori air tanah juga yang mengalir di bawah tanah.
  • 193. • Pemanfaatan laut yang tidak terkendali dan tidak mematuhi peraturan juga dapat berakibat fatal pada biota yang hidup di dalamnya dan tercemarnya lautan sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan secara maksimal.
  • 194. • Agar SDA ini masih bisa digunakan oleh para generasi seterusnya dalam kualitas yang masih baik, kita perlu melestarikannya dan berusaha untuk memperbaiki kerusakan – kerusakan yang telah dibuat oleh manusia, salah satunya dengan reboisasi, agar lahan kritis dapat menghasilkan air tanah yang melimpah lagi dan mengurangi kemungkinan terjadinya krisis air bersih.