Dokumen tersebut membahas tentang siklus air, perairan darat seperti air tanah dan sungai, serta potensi dan cara pelestarian sumber daya air. Secara khusus dijelaskan tentang proses siklus air, jenis air tanah, manfaat dan pencemaran sungai, serta upaya konservasi perairan.
3. Daftar Isi
• A. Siklus Air
• B. Perairan Darat dan Potensinya
• C. Perairan Laut dan Potensinya
• D. Pemanfaatan dan Pelestarian Perairan Darat
dalam Unit Daerah Aliran Sungai ( DAS )
• E. Pemanfaatan dan Pelestarian Laut secara
Berkelanjutan
• F. Menunjukkan Perilaku yang Bertanggungjawab
5. • 1. Pengertian Siklus Air
• Jumlah air di permukaan bumi ini secara
keseluruhan relatif tetap.
• Air akan selalu ada karena mengikuti siklus
hidrologi, yaitu sirkulasi air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi,
dan transpirasi.
6. • a. Evaporasi / penguapan
• Terjadi akibat pemanasan oleh sinar matahari.
• Uap air dapat berasal dari transpirasi ( penguapan
dari tanaman ).
• Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
• Faktor yang mempengaruhi evaporasi :
• radiasi sinar matahari
• suhu udara
• kelembapan udara
• kecepatan angin
7. • b. Kondensasi / pengembunan
• Proses perubahan wujud uap air menjadi titik –
titik air.
• Partikel – partikel air ini kemudian berkumpul dan
membentuk awan.
• Faktor yang mempengaruhi kondensasi:
• tingkat kadar air dalam udara dalam suatu area
adanya udara yang dingin
embun di suatu tempat di pagi hari
8. • c. Presipitasi
• Tetes air dari awan yang jatuh ke permukaan
tanah.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
presipitasi :
• adanya uap air di atmosphere
• faktor-faktor meteorologis
• lokasi daerah
• adanya rintangan misal adanya gunung.
9. • d. Perkolasi
• Proses bergeraknya air melalui profil tanah
karena tenaga gravitasi.
• Faktor yang mempengaruhi perkolasi adalah :
• tekstur tanah
• permeabilitas tanah
• letak permukaan air tanah
• tebal lapisan tanah bagian atas
10. • e. Infiltrasi
• Proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui
pori – pori tanah.
• Faktor yang memengaruhinya :
• waktu dr saat hujan atau irigasi
tekstur dan struktur tanah
persediaan air awal(kelembaban awal) atau jumlah
air yang tersedia di permukaan tanah.
kemampuan tanah untuk mengosongkan air di atas
permukaan tanah
penghantar hidrolik
kegiatan biologi dan unsur organik, jenis dan
kedalaman seresah
tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya
11. • f. Intersepsi
• Proses ketika air hujan jatuh pada permukaan
vegetasi di atas permukaan tanah, tertahan beberapa
saat untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer
atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi intersepsi :
• Tipe vegetasi
• Kondisi/umur vegetasi
• Intensitas hujan
• Lokasi
• Luas tajuk penutup vegetasi atau kerapatan
12. • 2. Jenis Siklus Hidrologi
• a. Siklus Pendek
• Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air
membentuk awan, kemudian terjadi hujan, dan
kembali ke laut lagi.
13.
14. • b. Siklus Menengah
• Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air
terbawa angin, dan membentuk awan di atas
daratan, hujan jatuh di daratan menjadi air darat,
kemudian menuju laut.
15.
16. • c. Siklus panjang
• Air laut menguap, terjadi kondensasi, uap air
terbawa angin, dan membentuk awan di atas
daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai
salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai,
selanjutnya kembali ke laut lagi.
19. • Adalah massa air yang ada di bawah permukaan
tanah.
• Hampir 98% air di daratan tersembunyi di bawah
permukaan tanah.
• Hanya sekitar 2% yang terlihat sebagai air di :
23. • Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat
dikelompokkan ke dalam 7 bagian :
• a. Meteoric water ( vadose water ), yaitu air tanah
yang berasal dari air hujan, dan terdapat pada
lapisan tanah yang ‘tak jenuh.
24.
25. • b. Connate water ( air tanah tubir ), yaitu air tanah
yang terperangkap dalam rongga – rongga batuan
endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk
juga air yang terperangkap pada rongga – rongga
batuan beku leleran sewaktu magma tersembur ke
permukaan.
26.
27. • c. Fossil water ( air fosil ), yaitu air yang
terperangkap dalam rongga – rongga batuan dan
tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak
penimbunan itu terjadi. Kadang – kadang istilah ini
disamakan dengan Connate water.
28.
29. • d. Juvenile water ( air magma ) , yaitu air yang
berasal dari dalam bumi ( magma ). Air ini bukan
dari atmosfer atau air permukaan.
30.
31. • e. Pellicular water ( air pelikular / ari ), yaitu air yang
tersimpan dalam tanah karena terikan molekul –
molekul tanah.
32. • f. Phreatic water ( air freatis ), yaitu air tanah yang
berada pada lapisankulitbumi yang poreus ( sarang
). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang
tidak tembus air atau di antara dua lapisan yang
tidak tembus air.
33.
34. • g. Artesian water ( air artesis / air tekanan ), yaitu
air yang berada di antara dua lapisan batuan yang
kedap ( tidak tembus ) air sehingga dapat
menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan.
Bila memperoleh jalan ke luar, baik disengaja
maupun tidak, air tanah ini akan ke luar dengan
kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah
sumber air artesis.
35.
36. • Usaha untuk melestarikan air tanah :
• mengurangi penggunaan pupuk buatan yang
berlebihan dan membudidayakan pupuk
kandang/pupuk organik untuk mengambilkan
kesuburan tanah.
43. • 2. Air Sungai
• Adalah aliran air tawar yang mengalir melalui
terusan alami dan kedua pinggirnya dibatasi tanggul
– tanggul alami yang akhirnya mengalir ke laut atau
sungai induknya.
• a. Klasifikasi Sungai
• 1.) Berdasarkan sumber airnya
47. • 2.) Berdasarkan pola aliran sungai
• Dendritik, anak sungainya membentuk sudut yang
tidak teratur. Terdapat di daerah dataran rendah.
• Contoh : Atlantic Coastal Plain
48. • Pinnate, anak sungainya membentuk sudut lancip.
Terdapat di daerah yang memiliki kemiringan lereng
curam.
• Contoh : Sungai – sungai di bagian timur Sumatra.
49. • Trellis, relatif sejajar dengan anak – anak sungai
yang bermuara pada sungai utama dan membentuk
sudut 90 derajat. Terdapat di daerah lipatan.
50. • Radial sentripetal, memusat ke suatu daerah.
Terdapat di daerah cekungan atau kedok.
51. • Annular, anak sungainya melingkar. Terdapat di
daerah kubah ( dome ).
54. • Rektangular, dengan struktur patahan. Pola aliran
yang terbentuk adalah siku – siku.
55. • 3.) Berdasarkan volume /debit airnya
• Sungai ephemeral / periodik, alirannya melimpah
pada waktu musim hujan dan berkurang pada
waktu musim kemarau. Contoh : sungai – sungai di
Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
57. • Sungai Permanen ( perenial ), alirannya tetap
sepanjang tahun. Contoh : sungai – sungai di
Sumatra, Kalimantan, dan Papua
58. • 4.)Berdasarkan struktur batuan yang dilalui
• Sungai Antesedan
• Merupakan sungai yang dapat mengimbangi
pengangkatan lapisan batuan yang dilaluinya.
• Contoh : Sungai Oya di Yogyakarta.
59.
60. • Manfaat sungai :
Untuk memenuhi kebutuhan air dalam sehari-hari
Sumber air bagi petani-petani
Sebagai sarana transportasi
Sebagai sumber air minum
Untuk pembangkit listrik
Tempat olah raga
Tempat memelihara ikan
Tempat pencari ikan
Tempat mencuci dan mandi
61. • Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal
berikut :
Pembuangan limbah industri ke perairan
Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke
sungai, seperti air cucian, air kamar mandi.
Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
Penggunaan racun dan bahan peledak dalam
menangkap ikan.
62. • Cara menjaga kelestarian sungai :
Melestarikan Hutan di Hulu Sungai
Tidak Buang Air di Sungai atau Kali
Tidak Membuang Sampah Ke Sungai
Menata agar tidak banyak bangunan yang berdiri di
dekat sungai
Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan
Industri ke sungai
Tidak melakukan pengerukan pasir yang berlebihan
di sungai
63. • Sungai Epigenesa
• Terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya
sehingga mencapai batuan induk.
• Contoh : Sungai Colorado, Amerika Serikat.
64. • 5.)Berdasarkan arah alirannya
• Sungai Konsekuen
• Alirannya searah dengan kemiringan lereng.
• Terbagi menjadi :
• *sungai konsekuen lateral, yaitu arah alirannya
menuruni lereng – lereng asli yang ada di permukaan
bumi
• *sungai konsekuen longitudinal, yaitu arah alirannya
sejajar dengan antiklinal ( bagian puncak gelombang
pegunungan )
65. • Sungai Subsekuen
• aliran airnya tegak lurus terhadap sungai konsekuen.
• Sungai Obsekuen
• anak sungai dari sungai subsekuen yang arah aliran airnya
berlawanan dengan sungai konsekuen.
• Sungai Resekuen
• anak sungai dari sungai subsekuen yang arah aliran airnya
sejajar dengan sungai konsekuen.
• Sungai Insekuen
• alirannya teratur dan tidak terikat dengan lapisan batuan yang
dilaluinya.
66. • b. Meander dan delta
• 1.) Meander, yaitu aliran sungai yang berkelok –
kelok secara teratur dengan arah pembelokan
kurang lebih 180 derajat.
67. • Proses terbentuknya :
Air tidak pernah mengalir dalam garis lurus bahkan
dalam alur sungai yang tampaknya lurus.
Aliran air yang melewati batu atau penghalang lain
menimbulkan area pergerakan air yang lebih lambat
dan lebih cepat.
Area yang lebih lambat ditemukan di bagian sungai
yang dalam dan penuh dengan sedimen. Area ini
disebut dengan pools. Sementara itu, area yang lebih
cepat ditemukan di bagian sungai yang dangkal dan
berada di sekitar batu. Area ini disebut dengan riffles.
Lalu, sungai mengalir pada sisi-sisi sungai yang masih
relatif lurus.
Setelah itu, aliran air yang lebih cepat akan bergerak
berlawanan dari arah sungai dari waktu ke waktu
sehingga akan membentuk meander.
68. • 2.) Delta, yaitu endapan batuan,pasir, kerikil, dan
lumpur yang terdapat di muara sungai.
69. • Delta terbentuk di mana pun sungai menemukan badan
air terendah seperti danau atau samudra dan
bercampur dengan badan-badan air. Penurunan tiba-
tiba energi menyebabkan sungai untuk menjatuhkan
beban sedimen nya. Akibatnya kapasitas dan
kompetensi arus berkurang. Sebagian besar beban
klastik dibawa ke mulut sungai diendapkan di area
terlarang di atau dekat pantai, membentuk sebuah
delta.
• Jumlah besar dari batubara, minyak, dan gas alam yang
ditemukan di bawah permukaan endapan delta kuno,
untuk alasan ini ahli geologi menarik dalam
mempelajari lingkungan delta.
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, ditemukan
bahwa delta dapat terjadi pada danau dan laut dalam,
tetapi terkesan yang paling penting di laut terbuka.
70. • Secara umum, karakteristik delta adalah sebagai berikut :
• Ketika sungai mencapai hingga berhubungan dengan laut,
membawa material melebihi jumlah yang dapat
didestribusikan kembali oleh air
• Delta menjadi sentral utama dari desposisi
• Menurut Herodutus, nama delta berasal dari bentuk segitiga
sungai Nil
• Delta memiliki system pengendapan yang sangat kompleks
termasuk fluvial, darat dan lingkungan laut
• Banyak delta diakui sebagai pintu masuknya sedimen, dan
dipengaruhi oleh pasang surut, gelombang, dll
• Delta secara ekonomi penting karena memiliki kandungan
Sumber Daya Alam yang tinggi
• Tidak semua sedimen akan terdeposisi pada tempat yang
sama, terdapat 3 bagian utama dalam deposisi delta : Topset
Beds, Foreset Beds and bottomest beds.
72. • bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke
dalam sungai yang bersangkutan apabila hujan.
• Akibat tekanan jumlah penduduk yang meningkat
pesat, pada umumnya DAS banyak mengalami
penurunan fungsi.
• Hal ini dapat mengakibatkan kondisi kuantitas (
debit ) air sungai menjadi fluktuatif antara musim
penghujan dan kemarau.
73. • Kerusakan DAS dapat menurunkan cadangan air serta
meningkatkan laju sedimentasi dan erosi.
• Dampak lanjutannya adalah banjir di musim penghujan
dan kekeringan di musim kemarau.
• Upaya mengatasi kerusakan DAS dapat dilakukan
dengan cara – cara berikut :
Penggalian pada dasar sungai yang dilakukan secara
teratur untuk mengangkat sampah-sampah yang ada di
dasar sungai
Pembuatan tanggul di tepian sungai
Memberikan pemahaman kepada warga setempat
Membuat tempat pembuangan limbah
Larangan terhadap aktivitas penambangan di daerah
aliran sungai
75. Adalah suatu cekungan yang digenangi air tawar
dalam jumlah cukup banyak dan luas.
• Menurut proses terjadinya, danau diklasifikasikan :
• a. Danau Tektonik
• Terjadi akibat adanya tenaga tektonik, misalnya
patahan. Contoh :
88. • Adalah daerah yang tergenang air, yang
penggenangannya dapat bersifat musiman ataupun
permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan.
• Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang
sangat kaya. Jenis – jenis floranya antara lain :
durian burung ( Durio carinatus ), ramin (
Gonystylus sp ), terentang ( Camnosperma sp ),
kayu putih ( Melaleuca sp ), sagu ( Metroxylon sp ),
rotan, pandan, palem – paleman, dan berbagai jenis
liliana.
99. • sumber cadangan air, dapat menyerap dan
menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya
dan akan mengeluarkan cadangan air tersebut pada
saat daerah sekitarnya kering.
• mencegah terjadinya banjir.
• mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan
sungai.
• sumber energi.
• sumber makanan nabati maupun hewani.
101. • Hampir 71% muka bumi tertutup oleh lautan.
Belahan bumi selatan ditempati sebagian besar
oleh lautan, sedangkan bumi utara ditempati oleh
daratan.
• 1. Jenis – Jenis Laut
• Menurut letaknya laut dapat dibedakan menjadi :
102. • a. Laut tepi, letaknya di sepanjang tepi benua.
Contoh : Laut Cina Selatan.
103. • b. Laut pertengahan, terletak di antara dua benua
atau daratan. Contoh L laut yang terdapat di
Indonesia.
104. • c. Laut pedalaman, terletak di tengah – tengah
benua atau dikelilingi daratan. Contoh : Laut Mati.
105. • Menurut terjadinya laut dapat dibedakan menjadi :
• a. Laut ingresi, adalah laut dalam yang terjadi
karena adanya penurunan dasar samudra ( adanya
patahan ). Contoh :
108. • b. Laut transgesi, adalah laut dangkal yang terjadi
karena adanya genangan air pada daratan yang
lebih rendah pada zaman berakhirnya zaman
diluvium. Contoh :
114. • a. Zona litoral adalah zona antara garis air surut
dengan air pasang.
• b. Zona niteris memiliki kedalaman < 200 m. Pada
zona ini tumbuhan dan hewan berkembangbiak.
• c. Zona batial memiliki kedalaman 200 – 1.800 m.
• d. Zona abissal memiliki kedalaman > 1.800 m.
116. • a. Wilayah bagian barat, merupakan Dangkalan
Sunda ( Paparan Sunda ). Pada masa diluvium,
merupakan daratan luas yang menyatu dengan
Benua Asia.
• b. Bagian tengah juga disebut daerah peralihan.
Wilayah ini terdiri dari laut dalam. Wilayah
perairannya meliputi laut – laut yang terdapat di
Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
117. • c. Bagian timur, di wilayah timur merupakan
Paparan Sahul. Pada masa diluvium wilayah ini
pernah bersatu dengan daratan Australia. Bukti
adanya penyatuan antara wilayah bagian timur
Indonesia dengan daratan Australia :
• 1.) adanya persamaan jenis binatang antara
binatang yang terdapat di Papua dengan Australia.
• 2.) adanya alur sungai di dasar laut.
118. • 3. Arus Laut
• Adalah gerakan massa air laut dari satu tempat
ke tempat lain baik secara vertikal maupun secara
horizontal.
• Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan
oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Oleh
karena dibangkitkan angin, arah arus laut
permukaan ( atas ) mengikuti arah angin yang ada.
119.
120. • Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat
menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan
upwelling dan sinking di daerah – daerah tertentu.
• Proses upwelling adalah suatu proses massa air
yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 –
200 m.
• Arus ini kadar oksigennya rendah dan suhunya lebih
dingin.
• Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung
larutan nutrien seperti nitrat dan fospat sehingga
banyak mengandung fitoplankton.
121. • Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai
makanan di lautan, dengan demikian di daerah
upwelling umumnya kaya ikan.
• Gejala upwelling dipantau satelit cuaca NOAA.
Melalui pengamatan, dapat diketahui kapan
dimulainya musim panen ikan. Biasanya terjadi 14
hari setelah upwelling.
• Sinking merupakan proses kebalikan dari upwelling,
yaitu gerakan air yang tenggelam ke arah bawah di
perairan pantai.
122. • Faktor terjadinya arus laut :
• a.)Faktor internal
• perbedaan densitas air laut, gradien tekanan
mendatar, dan gesekan lapisan air.
• b.)Faktor eksternal
• gaya tarik matahari dan bulan, gaya coriolis,
perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya
tektonik, dan angin.
123.
124. • Beberapa arus laut di dunia :
• a. Arus Kuroshio, adalah arus panas yang mengalir
dari utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah
timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir
Amerika Utara ( terutama Kanada ). Arus ini
didorong oleh angin barat.
125.
126. • b. Arus Oyashio, adalah arus dingin yang didorong
oleh angin timur dan mengalir dari Selat Bering
menuju ke selatan dan berakhirdi sebelah timur
Kepulauan Jepang. Di tempat ini arus tersebut
bertemu dengan arus Kuroshio. Di tempat
pertemuan ini terdapat daerah perikanan yang
kaya, sebab plankton – plankton yang terbawa oleh
arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuan arus
panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.
127.
128. • c. Arus Humboldt / Arus Peru, mengalir di sepanjang
barat Amerika Selatan ke arah utara. Arus ini
didorong oleh angin pasat Tenggara dan termasuk
arus dingin.
129.
130. • d. Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus
menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan
angin besar danmerupakan arus panas. Arus
khatulistiwa utara ditambah arus khatulistiwa
selatan masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexico
dan ke luar dari teluk ini melalui Selat Florida (
sebagai Arus Florida ). Arus Florida bercampur
dengan Arus Antillen bergerak ke arah Timur. Arus
ini ke luar dari Teluk Mexico. Arus ini menyebabkan
pantai barat Eropa tidak membeku ketika musim
dingin.
131.
132. • e. Arus Tanah Hijau Timur / Arus Greenland Timur,
merupakan arus dingin yang mengalir dari laut
Kutub Utara ke selatan menyusuri pantai timur
Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur
yang berasal dari daerah kutub.
133. • f. Arus Labrador, berasal dari laut Kutub Utara yang
mengalir ke selatan menyusuri pantai timur
Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan
merupakan arus dingin. Umumnya arus ini,
membawa “gunung es” yang ikut dihanyutkan.
134.
135. • g. Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan
termasuk arus dingin.Arus ini merupakan lanjutan
sebagian arus teluk yang mengubah arahnya
setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke
arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.
136. • h. Arus Brazilia,merupakan lanjutan arus angin
barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri
pantai timur Amerika Selatan ( Brazilia ).Arus ini
termasuk arus menyimpang dan merupakan arus
panas.
137.
138. • i. Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas
yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis
khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua,
yaitu Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah
sampai di timur Madagaskar. Arus ini didorong oleh
angin pasat tenggara.
139. • j. Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan
arus menyimpang dan merupakan aruspanas. Arus
ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus
Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir
menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau
Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir
menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau
Madagaskar Barat.
140.
141. • 4.Gelombang Laut
• Adalah gerakan naik turunnya air laut.
• Terjadi karena angin menabrak pantai, dan gempa
bumi.
142. • Keterangan :
• a. Gelombang osilasi, yaitu gerak gelombang akibat
molekul air bergerak melingkar. Gelombang ini memiliki
tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang akan
pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora.
• b. Gelora
• c. Gerak translasi, yaitu gelombang osilasi yang telah
pecah lalu seperti memburu garis pantai, bergerak
searah dengan gerak gelombang tanpa diimbangi
gerakan mundur. Gelombang ini dikenal dengan istilah
surf. Gelombang ini dimanfaatkan untuk olahraga
surfing.
143. • d. Swash
• e. Back swash, berbentuk gelombang yang telah
menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang
disebut swash, sedangkan ketika kembali disebut
back swash.
• f. Arus dasar
144. • Terbagi menjadi :
• a. Gelombang Permukaan
• biasa disebut ombak dan merupakan fenomena
yang biasa ditemui ketika mengamati permukaan air
laut
• b. Gelombang Internal
• Faktor yang menyebabkan terjadinya gelombang :
hembusan angin dan pasang surut air laut
145. • 5. Pasang Surut Air Laut
• Naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau
samudra yang disebabkan oleh gaya gravitasi bulan dan
matahari, sehingga sumber gaya yang berinteraksi
berupa laut, matahari, dan bulan.
• Mintakat pasang wilayah pantai yang terbenam
sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang
surut.
• Periode pasang laut waktu antara puncak atau
lembah gelombang berikutnya. Panjang periodenya
bervariasi antara 12 jam 25 menit – 24 jam 50 menit.
146. • Proses terjadinya :
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dengan gaya tarik bulan
dan matahari.
bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai
pengaruh yang lebih besar pada pasang dan surutnya
air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi
matahari
pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulanbaru
dan bulan purnama karena pada saat itu, matahari,
bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris
pasang terendah terjadi pada saat bulan perbani.Ketika
pasang perbani, pasang terjadi serendah – rendahnya
karena kedudukan matahari dan bulan terhadap
matahari emmbentuk sudut 90o. Maka, gravitasi bulan
dan matahari akan saling memperlemah
147. • perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut
di laut terbuka mencapai 3 m
• tetapi di tempat sempit seperti selat dan muara
sungai, perbedaan tinggi air ini dapat mencapai 16
m
• bumi yang diselubungi air laut akan sangat
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan
• akibatnya, daerah yang berhadapan dengan
bulan akan mengalami pasang, sedangkan daerah
yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan
mengalami surut
148. Pembagian pasang surut:
Pasut semi diurnal atau pasut harian ganda (dua
kali pasang dan dua kali surut dalam 24 jam),
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24
menit. misalnya di perairan selat Malaka
Pasut diurnal atau pasut harian tunggal (satu kali
pasang dan satu kali surut dalam 24 jam), Periode
pasangsurut adalah 24 jam 50 menit, misalnya di
sekitar selat Karimata
149. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed
Tide, Prevailing Diurnal) merupakan pasut yang tiap
harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut
tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali
surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini
terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara
Jawa Barat.
Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed
Tide, Prevailing Semi Diurnal) merupakan pasut yang
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari
tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali
surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda,
ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia
Bagian Timur
151. • Terjadi pada tanggal 1 dan 14 (saat bulan purnama).
• Pada kedua tanggal tersebut posisi bumi – bulan –
matahari berada pada satu garis ( konjungsi )
sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari
berkumpul menjadi satu, menarik permukaan bumi.
Permukaan bumi yang menghadap ke bulan
mengalami pasang naik besar.
153. • Terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan.
• Pada kedua tanggal tersebut posisi matahari – bulan
– bumi membentuk sudut 90 derajat.
154. • Agar dapat memprediksi pasang laut, diperlukan
data amplitudo dan beda fase dari masing – masing
komponen pembangkit pasang laut – yang terdiri
dari komponen tengah harian dan harian.
• Namun, karena interaksinya dengan morfologi
pantai, superposisi antar komponen pasang laut
utama dan faktor – faktor lainnya akan
mengakibatkan terbentuknya komponen –
komponen pasang laut yang baru.
155. Manfaat laut bagi kehidupan :
Sarana transportasi laut.
Sumber protein hewani (ikan laut)
Sumber devisa (untuk ikan yang diekspor)
Batas wilayah antar negara
Sumber keanekaragaman hayati
Menjadi jalur perdagangan Internasional karena
letak geografisnya diantara 2 benua dan 2 samudera
Menghubungkan satu pulau dengan pulau yang lain
156. D. Pemanfaatan dan Pelestarian
Perairan Darat dalam Unit Daerah
Aliran Sungai
157. • 1. Aspek Fisik DAS
• Hujan akan mengalir dan berkumpul pada beberapa
parit dan anak sungai menuju ke sebuah sungai.
• Keseluruhan daerah yang menyediakan air bagi
anak sungai dan sungai – sungai disebut sebagai
daerah tangkapan air ( Catchment area ) / DAS.
159. • a. Daerah hulu
• daerah terdekat dengan aliran sungai yang merupakan tempat
tertinggi dalam suatu DAS.
• Ciri :arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya (terutama
bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan
lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun
atau jeram dan tidak terjadi pengendapan.
• b. Daerah tengah
• daerah yang terletak di antara daerah hulu dan daerah hilir.
• Ciri :arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang,
arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal )
palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan
(sedimentasi) dan sering terjadi meander yaitu kelokan sungai
yang mencapai 180° atau lebih.
160. • c. Daerah hilir
• daerah yang dekat dengan jalan ke luar air bagi
setiap DAS.
• Ciri : arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah
ke samping (horizontal), banyak terjadi
pengendapan, di bagian muara kadang-kadang
terjadi delta serta palungnya lebar.
161. • DAS dibedakan menjadi :
• a. DAS gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga
memiliki daya tampung air yang besar. Sungai
dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap
bila di bagian hulu terjadi hujan deras.
• b. DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas
sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai dengan
DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat
ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.
162. • 2. Aspek Sosial DAS
• Terkait dengan kondisi penduduk di sekitar DAS, di
mana aktivitas penduduk sangat memengaruhi kondisi
DAS.
• Lahan di sekitar DAS banyak dimanfaatkan penduduk
sebagai lahan pertanian ataupun nonpertanian.
• Pemanfaatan lahan dilakukan oleh pemilik lahan
ataupun oleh penyewa.
• Kondisi ini tentu harus dipahami oleh otoritas yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelestarian
DAS.
163. • 3. Tujuan Pengelolaan DAS
• Bertujuan membantu masyarakat mencapai
kehidupan yang sejahtera. Pendekatan terhadap
masyarakat harus melibatkan teknologi tepat guna
dan strategi sosial. Kita mendorong masyarakat
harus mengembangkan lahan agar memenuhi
kebutuhan secara berkesinambungan. Kita harus
menyadarkan masyarakat, agar dalam mengelola
SDA tidak melupakan generasi masa depan.
Pengelolaan DAS harus melibatkan masyarakat,
mulai dari perencanaan, penyusunan anggaran,
sampai pelaksanaan kegiatan.
164. • 4. Komponen Pengelolaan DAS
• a. Pengembangan sumber daya alam : lahan, hutan,
dan air
• Penduduk yang tinggal di dalam DAS merupakan
sumber utama. Mereka harus memiliki kesadaran
dan komitmen mengenai perlindungan SDA agar
saling menguntungkan. Kita harus mendorong
pengembangan keahlian, kearifan, dan rasa percaya
diri dalam mengelola SDA.
165. • b. Tindakan pengendalian untuk meminimumkan
laju degradasi dan memperbaiki SDA
• Pengelolaan DAS harus mampu mengendalikan
pemanfaatan lahan yang dapat ditanami, lahan
tidur, aliran air, dan kelembagaan sosial. Hal ini
harus juga didukung oleh perbaikan SDA.
166. • 5. Pengelolaan DAS Terpadu
• Indikasi kondisi DAS semakin menurun adalah
meningkatnya kejadian tanah longsor, erosi,
sedimentasi,banjir, dan kekeringan. Hal itu
disebabkan semakin meningkatnya tuntutan
kehidupan masyarakat, baik di bagian hulu maupun
hilir. Kondisi ini mencerminkan kelestarian DAS
ditentukan oleh pola perilaku, keadaan sosial –
ekonomi, dan tingkat pengelolaan oleh masyarakat.
167. • Setiap pemerintah daerah, belakangan ini berlomba
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ). Hal
itu salah satunya dilakukan dengan memanfaatkan
SDA. Oleh karena itu, pembangunan dalam DAS
perlu dilakukan secara terpadu. Pengelolaan harus
mempertimbangkan faktor biofisik, sosial-ekonomi,
kelembagaan, dan hukum.
168. • 6. Ciri Rusaknya DAS
• lingkungan DAS semakin bertambah gundul
• di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman
penduduk yang padat
• air laut meluap, sering terjadi banjir
• akan terbentuk delta sungai
• dataran pantai bertambah luas
170. • 1.Pengelolaan Terpadu dan Pembangunan
Berkelanjutan Wilayah Pesisir dan Laut
• Wilayah laut dan pesisir ditempati oleh > 14 juta
penduduk. Artinya hampir 7,5 % total penduduk
Indonesia hidup di kawasan ini.
• Jika dilihat data perekonomian Indonesia, maka
sekitar 26 % dari total Produk Domestik Bruto
Indonesia berasal dari sumber daya laut dan pesisir.
171. • Pesisir adalah daerah perbatasan atau ruang tempat
berubahnya dua lingkungan utama, yaitu laut dan
daratan.
172. • Menurut Jan C. Post dan Carl G. Lundin,
karakteristik khusus dari wilayah pesisir adalah :
• suatu wilayah yang dinamis dengan sering kali
terjadi perubahan sifat biologis, kimiawis, dan
geologis.
• mencakup ekosistem dan keanekaragaman
hayatinya dengan produktivitas yang tinggi yang
memberikan tempat hidup penting buat beberapa
jenis biota laut.
173. • ciri – ciri khusus wilayah pesisir seperti adanya
terumbu karang, hutan bakau, pantai, dan bukit
pasir sebagai suatu sistem yang akan sangat
berguna secara alami untuk menahan atau
menangkal badai, banjir, dan erosi.
174.
175.
176.
177.
178. • - ekosistem pesisir dapat digunakan untuk
mengatasi akibat – akibat dari pencemaran,
khususnya yang berasal dari darat ( sebagai contoh :
tanah basah dapat menyerap kelebihan bahan –
bahan makanan, endapan, dan limbah buangan ).
• pesisir yang pada umumnya lebih menarik dan
cenderung digunakan sebagai permukiman, maka di
sekitarnya seharusnya dimanfaatkan pula sebagai
sumber daya laut hayati dan nonhayati, dan sebagai
media untuk transportasi laut serta rekreasi.
179. • Menurut hasil kajian Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah,karakteristik wilayah pesisir
antara lain :
• terdiri dari habitat dan ekosistem yang
menyediakan barang dan jasa bagi komunitas
pesisir dan pemanfaatan lainnya.
• adanya kompetisi antara berbagai kepentingan,
sebagai tulang punggung dari kegiatan ekonomi
nasional.
180. • merupakan wilayah strategis, didasarkan atas
fakta :
• 1.) garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508
pulau ( terbanyak di dunia )
• 2.) penyebaran penduduk terbesar ( cikal bakal
urbanisasi )
• 3.) potensi sumber daya kelautan yang kaya
• 4.) sumber daya masa depan akibat ketersediaan
wilayah darat yang semakin terbatas
• 5.) wilayah pertahanan dan keamanan
181. • Pendekatan dalam pengelolaan wilayah pesisir
dikenal sebagai Pengelolaan Kawasan Pesisir secara
Terpadu ( Integrated Coastal Zone Management /
ICZM ) .
• Konsep ini muncul di berbagai kegiatan
internasional, seperti Konvensi Hukum Laut
Internasional, Konferensi PBB untuk Lingkungan
Hidup dan Manusia ( Stockholm, 1972 ), Konferensi
PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan /
Konferensi Bumi ( Rio de Janeiro, 1992 ), dan
Konferensi Dunia untuk Pembangunan yang
Berkelanjutan ( Johannesburg, 2002 ).
182. • 7 program pengelolaan laut yang terdapat di agenda 21 (
Konferensi Bumi 1972 ) :
• kawasan laut dan pesisir, termasuk ZEE, harus dikelola
secara terpadu dan berkelanjutan
• perlindungan lingkungan hidup laut
• sumber daya dan biota laut yang berada di laut bebas (
high seas ) harus dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan
• sumber daya dan biota laut yang berada di laut nasional (
national jurisdiction ) harus dilindungi dan dikelola secara
berkelanjutan
• memecahkan masalah ketidakpastian dalam mengelola
lingkungan hidup laut dan perubahan iklim
• memperkuat kerja sama internasional, termasuk kerja
sama dan koordinasi regional
• pulau – pulau kecil harus dibangun secara berkelanjutan
183. • 2. Pengelolaan Terpadu dan Pembangunan
Berkelanjutan Wilayah Pesisir dan Laut di Indonesia
• Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terpadu menetapkan bahwa wilayah
pesisir adalah “ Wilayah peralihan ekosistem darat
dan laut yang saling mempengaruhi di mana ke arah
laut 12 mil dari garis pantai untuk propinsi dan
sepertiga dari wilayah laut itu untuk
kabupaten/kota dan ke arah darat batas
administrasi kabupaten/kota “
184. • Wilayah pesisir memiliki ekosistem yang khas
seperti :
• Estuaria
187. • Pada perkembangannya, ekosistem wilayah pesisir
mengalami banyak kerusakan. Penyebabnya dapat
karena faktor alam dan juga aktivitas manusia.
• Oleh sebab itu, kita harus mengikuti langkah –
langkah pencegahan sebagai berikut :
penilaian dampak lingkungan
teknik produksi bersih
daur ulang limbah
audit dan minimalisasi limbah
perbaikan fasilitas pengelolaan limbah, serta
manajemen penanganan zat berbahaya
188. • Degradasi lingkungan laut disumbang juga oleh
aktivitas manusia berbasis laut. Hampir 600.000 ton
minyak dari aktivitas pengiriman minyak mencemari
laut. Bahan – bahan tersebut berasal dari :
permukiman manusia, penggunaan lahan,
pembangunan infrastruktur pesisir, pertanian,
kehutanan, pembangunan perkotaan, pariwisata,
dan industri
189. 4. Penggunaan dan Konservasi Sumber Daya Kehidupan Laut
• Usaha – usaha untuk meningkatkan penggunaan dan
konservasi sumber daya kehidupan laut:
• mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya
kehidupan laut untuk memenuhi kebutuhan manusia
• populasi spesies laut harus dikembalikan pada tingkatan
yang normal, supaya manusia dapat memanfaatkan sumber
daya laut tanpa merusaknya
• mengembangkan penggunaan peralatan memancing yang
meminimalkan limbah
• menyeleksi target tangkapan yang boleh dan tidak boleh
ditangkap
• melindungi dan mengembalikan spesies laut yang terancam
punah
• menggalakkan penelitian sumber daya kehidupan laut
190. F. Menunjukkan Perilaku yang
Bertanggungjawab
• Sebagai manusia yang merupakan satu –
satunya makhluk hidup di Bumi yang dapat
mengelola SDA yang tersedia, kita wajib menjaga
SDA berupa perairan baik di darat maupun di
lautan.
• Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia
semakin bertambah banyak. Kebutuhan akan
tempat tinggal juga meningkat dan mengganggu
keseimbangan ekosistem, salah satunya yaitu
mencemari DAS.
191. • Seiring berjalannya waktu, jumlah manusia
semakin bertambah banyak. Kebutuhan akan
tempat tinggal juga meningkat dan mengganggu
keseimbangan ekosistem, salah satunya yaitu
mencemari DAS.
192. • Tidak hanya mencemari DAS, penambahan
jumlah pemukiman penduduk ini juga mencemari
tanah akibat menumpuknya sampah rumah tangga
yang disebabkan oleh pembuangan sampah secara
sembarangan dan minimnya penampungan sampah
sementara sebelum diangkut menuju Tempat
Pembuangan Akhir ( TPA ). Penumpukan sampah ini
dapat mengotori air tanah juga yang mengalir di
bawah tanah.
193. • Pemanfaatan laut yang tidak terkendali dan tidak
mematuhi peraturan juga dapat berakibat fatal
pada biota yang hidup di dalamnya dan
tercemarnya lautan sehingga tidak dapat lagi
dimanfaatkan secara maksimal.
194. • Agar SDA ini masih bisa digunakan oleh para
generasi seterusnya dalam kualitas yang masih baik,
kita perlu melestarikannya dan berusaha untuk
memperbaiki kerusakan – kerusakan yang telah
dibuat oleh manusia, salah satunya dengan
reboisasi, agar lahan kritis dapat menghasilkan air
tanah yang melimpah lagi dan mengurangi
kemungkinan terjadinya krisis air bersih.