SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
MARITIM
Dasar Hukum :
UU No.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
Kepres No.46 Tahun 1986 Tentang Pengesahan Marpol 73/78
Kepres No.52 Tahun 1999 Tentang Pengesahan CLC 1969/1992
Perpres no.21 Tahun 2010 Tentang perlindungan Lingkungan maritim
PM.58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan
PM.29 Tahun 2014 Tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan maritim
By
YULIANSYAH HARONI,ST.,MT.,M.Mar.E
Wednesday, April 6, 2016 1Seksi PPMK
LINGKUNGAN LAUT
• Lingkungan yang dinamakan Lingkungan Laut (Marine Environment)
cakupannya dimulai dari bagian pantai (coastal) dan daerah muara
(estuarine) hingga ke tengah samudra, dimulai dari bagian permukaan
air hingga dasar perairan yang bermacam-macam tipe kedalamannya
dan bentuk morfologisnya.
Ketentuan Umum
Pencegahan Pencemaran : Upaya yang diambil oleh Nakhoda
atau awak kapal sedini mungkin untuk menghindari atau
mengurangi tumpahan minyak atau bahan cair beracun dari
kapal ke perairan.
Penanggulangan Pencemaran: Segala tindakan yang dilakukan
secara cepat, tepat dan terpadu untuk mengendalikan,
mengurangi dan membersihkan tumpahan minyak atau bahan
cair beracun dari kapal ke perairan.
Wednesday, April 6, 2016 3
Ketentuan Annex Pada Marpol 73/78
Annex I : Pencegahan Pencemaran oleh Minyak
Kapal Tangki Minyak : GT 150 atau Lebih
Kapal Non Tanker : GT 400 atau lebih
Annex II : Pencegahan Pencemaran bahan cair Kimia beracun (NLS)
Kapal tangki – Unlimited Vessel
Annex III : Pencegahan Pencemaran bahan pencemar dalam bentuk
kemasan mengacu IMDG – Code - Unlimited Vessel
Annex IV : Pencegahan Pencemaran oleh kotoran/limbah dari kapal
Kapal GT 200 atau lebih / Mengangkut > 10 Orang
Annex V : Pencegahan Pencemaran oleh sampah
Kapal dengan Jenis dan tonnase tertentu
Annex VI : Pencegahan Pencemaran Udara
Kapal dengan Jenis dan tonnase tertentu
Wednesday, April 6, 2016 4
Klasifikasi Muatan Berbahaya
SOLAS 1974-Chapter VII-II
Kelas 1 - Bahan peledak
Kelas 2 - Gas - gas : dicairkan atau dilarutkan dengan tekanan.
Kelas 3 - Zat - zat cair yang dapat menyala
Kelas 4.1 - Zat - zat padat yang dapat menyala
Kelas 4.2 - Zat - zat padat yang dapat menyala atau zat - zat yang mudah terbakar sendiri.
Kelas 4.3 - Zat - zat padat yang dapat meyala atau zat - zat terkena air mengeluarkan gas -
gas yang dapat menyala.
Kelas 5.1 - Zat - zat yang beroksidasi
Kelas 5.2 - Peroksida -peroksida organik
Kelas 6.1 - Zat - zat beracun (racun)
Kelas 6.2 - Zat - zat penular
Kelas 7 - Zat - zat radioaktif
Kelas 8 - Zat - zat korosif
Kelas 9 - Berbagai zat berbahaya, yakni sembarang zat yang menurut pengalaman telah
menunjukkan atau dapat menunjukkan, memiliki sifat berbahaya yang demikian itu sehingga
ketentuan - ketentuan Bab ini berlaku
Wednesday, April 6, 2016 5
6
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
KESELAMATAN DAN
KEAMANAN ANGKUTAN
DI PERAIRAN
KESELAMATAN
DAN KEAMANAN
PELABUHAN
PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN MARITIM
Terpenuhinya manajemen
keselamatan dan sistem
pengamanan fasilitas
pelabuhan meliputi:
- Prosedur pengamanan
fasilitas pelabuhan.
- Sarana dan prasarana
pengamanan pelabuhan.
- Sistem komunikasi
- Personel pengamanan
Terpenuhinya persyaratan:
kelaiklautan kapal
Kenavigasian
Terpenuhinya prosedur
pencegahan &
penanggulangan pencemaran
dari
kegiatan berikut ini:
- Kepelabuhanan
- Pengoperasian kapal
- Pengangkutan limbah,
bahan berbahaya &
beracun di pelabuhan
- Pembuangan limbah di
perairan
- Penutuhan kapal.
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN
UU N0. 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN (Pasal 116 s/d 123)
~ Keselamatan Kapal
~ Pencegahan pencemaran dari
kapal
~ Pengawakan kapal
~ Garis muat kapal dan pemuatan
~ Kesejahteraan awak kapal dan
kesehatan penumpang
~ Status hukum kapal
~ Manajemen keselamatan dan
pencegahan pencemaran dari
kapal
~ Manajemen keamanan kapal
~ Sansi administratif
Kelaiklautan kapal adalah
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN
MARITIM
Perlindungan Lingkungan
Maritim
Kepelabuhanan
Pengoperasian
Kapal
Pengangkutan Limbah, Bahan Berbahaya,
Dan Beracun di Perairan
Pembuangan Limbah
Di Perairan
Penutuhan Kapal
UU Pelayaran No. 17 Tahun 2008
Pasal 123
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN
MARITIM
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM
UNTUK APA ?????
MENGAPA HARUS ADA PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN DI LAUT ???
KAPAL YANG BERLAYAR HARUS DISYARATKAN UNTUK
MEMENUHI KELAIKLAUTAN KAPAL DENGAN TUJUAN
KESELAMATAN JIWA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
DILAUT
APAKAH MUSIBAH KAPAL DISEBABKAN FAKTOR
LINGKUNGAN ??
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DI PERAIRAN
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM ADALAH setiap upaya untuk
mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan perairan yang bersumber
dari kegiatan yang terkait dengan pelayaran.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, Pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,
dan penegakan hukum
PENCEMARAN
LINGKUNGAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN = masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada
dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu
sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
11
Pembuangan Limbah di Perairan
 Pembuangan limbah hanya dpt dilakukan pd lokasi tertentu & mendapatkan ijin dari pemerintah.
Penutuhan Kapal
 Penutuhan kapal serta lokasinya wajib memenuhi persyaratan perlindungan maritim.
Perlindungan Lingkungan Maritim
Pencegahan dan Penenggulangan Pencemaran dari Pengoperasian Kapal
 Setiap awak kapal, nakhoda dan penanggung jawab unit kegiatan lain wajib mencegah dan
menanggulangi pencemaran dari kapal;
 Kapal dgn jenis & ukuran tertentu wajib dilengkapi peralatan, bahan penanggulangan & pola
penanggulangan pencemaran minyak dr kapal yg mendapat pengesahan dr pemerintah;
 Setiap kapal dilarang melakukan pembuangan limbah, air balas, kotoran, sampah serta bahan
kimia berbahaya dan beracun ke perairan;
 Pemilik & operator kapal bertanggung jawab thd pencemaran yg bersumber dari kapalnya.
Penyelenggaraan Perlindungan Maritim
 Dilakukan oleh pemerintah;
 Dilakukan mll pencegahan & penanggulangan pencemaran dari pengoperasian kapal & kegiatan
kepelabuhanan serta pembuangan limbah di perairan & penutuhan kapal.
Pencegahan dan Penenggulangan Pencemaran dari Pengoperasian Kapal
 Pengoperasian pelabuhan wajib memenuhi persyaratan penanggulangan pencemaran.
 Setiap pelabuhan wajib memenuhi persyaratan peralatan, bahan penanggulangan & standar
prosedur tanggap darurat penanggulangan pencemaran.
 Otoritas pelabuhan, UPP, BUP & pengelola terminal khusus wajib menyediakan fasilitas
penampungan limbah.
BAB XII: PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM
(Pasal 226 s/d 243)
PENCEMARAN DI LAUT DAN PENCEMARAN DI SUNGAI DAN
DANAU
Sumber Pencemaran di laut disebabkan oleh aktivitas sebagai berikut :
PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PERAIRAN
OPERASIONAL KAPAL DAN PELABUHAN
KECELAKAAN PELAYARAN
KEGIATAN INDUSTRI LADANG PERMINYAKAN
SUMBER PENCEMARAN DARI PENGOPERASIAN KAPAL
KOTORAN
SAMPAH
MINYAK
UDARA
BAHAN CAIR BERACUN
PENCEMARAN
BARANG BERBAHAYA DALAM
KEMASAN
SUMBER PENCEMARAN DARI PENGOPERASIAN KAPAL DAN
PELABUHAN
PENCEMARAN
PENCUCIAN TANGKI BUNKER/ LOADING -
UNLOADING
PEMBUANGAN AIR
BALLAST DAN BILGA
SUMBER PENCEMARAN DARI KECELAKAAN KAPAL TANKER
KEBOCORAN
LAMBUNG KAPAL
TUBRUKAN
KANDAS
TENGGELAM
PENCEMARAN
1. Konstruksi Anjungan
3. Proses Produksi &
Pemeliharaan
4. Transportasi Minyak & Gas
2. Aktivitas Pengeboran
SUMBER PENCEMARAN DARI Kegiatan Industri Minyak
& Gas
PENYEBAB TUMPAHAN DI LAUT
PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SUNGAI DAN
DANAU
LIMBAH INDUSTRI/
PABRIK
LIMBAH RUMAH
TANGGA
LIMBAH PERTANIAN
LIMBAH PERTANIAN
SAMPAH ORGANIK /
ANORGANIK
OPERASIONAL KAPAL
DI SUNGAI
PENCEMARAN SUNGAI KE AREA PESISIR LAUT
DAMPAK PENCEMARAN
KEMATIAN
HEWAN LAUT
RUSAKNYA BIOTA
LAUT
PENURUNAN
KUALITAS AIR
MATA PENCAHARIAN
AREA TERCEMAR
PUTUSNYA RANTAI
MAKANAN
RUSAKNYA LINGKUNGAN
DARATAN/PANTAI
AKIBAT JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
TINGKAT KEPARAHAN DAMPAK
1. Tipe tumpahan
2. Jumlah dan kecepatan minyak yang tertumpah
3. Lama waktu
4. Daerah sekitar secara geografis
5. Luas daerah yang terpengaruh
6. Kondisi meteorologist dan oseanografis
7. Musim
8. Jenis biota yang ada didaerah yang tercemar
9. Teknik pembersihan yang dilaksanakan
10. Sifat fisis dari garis pantai yang bersebelahan
11. Terjadinya peristiwa biologis khusus seperti migrasi, pembiakan masal, peletakan telur
dsb yang membuat biota – biota menjadi rentan
Factor – factor yang mempengaruhi tingkat keparahan tumpahan minyak
ASPEK PENEGAKAN HUKUM DISERTAI SANKSI
BILA TERJADI PENCEMARAN.
1. PP 21 tahun 2010 , Bab V Pasal 18 ayat 1 :
Setiap kapal unit kegiatan lain , dan kegiatan
kepelabuhanan wajib mmemenuhi persyaratan
penanggulangan pencemaran.
2. Pasal 30 ayat 1
Pemilik atau operator kapal yang mengangkut
muatan minyak wajib bertanggung jawab untuk
mengganti kerugian pihak ketiga yang disebabkan oleh
pencemaran minyak yang berasal dari kapalnya.
4. PASAL 38 BAGI BUP (BADAN USAHA PELABUHAN) ,
PENGELOLA TERMINAL KHUSUS BERUPA SANKSI TERTULIS :
A. PERINGATAN TERTULIS
B. PEMBEKUAN KEGIATAN BADAN USAHA PELABUHAN
(PENGELOLAAN TERMINAL KHUSUS)
C. PENCABUTAN IZIN
3. Bab IX Sanksi administratif , Pasal 37 untuk pemilik dan
operator kapal :
Adanya sanksi administratif berupa :
a. peringatan tertulis
b. pembekuan siupal / siopsus
c. penghentian sementara kegiatan / pencabutan siupal
siopsus
5. Pasal 39 ayat 1 :
sanksi untuk nahkoda berupa pembekuan sertifikat
keahlian pelaut selama satu tahun
6. pasal 39 ayat 3 :
setiap orang yang tidak melaksanakan kewajiban
mengenai pembuangan limbah yang hanya dapat
dilakukan pada lokasi tertentu yang ditetapkan oleh
menteri setelah memenuhi persyaratan dan
dilaporkan kepada institusi yang tupoksinya dibidang
penjagaan laut dan pantai dikenai sanksi
administratif sebesar Rp. 30.000.000
Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal
Bab II Bagian Kesatu,paragraf 1 pasal 4 PM No.29 Tahun
2014 tentang Pencegahan pencemaran Lingk. Maritim
Wednesday, April 6, 2016 25
Paragraf 7 Peralatan Penanggulangan Pencemaran di
Kapal, Pasal 37 :
Oil Record Book (ORB)
Persyaratan penggunaan oil record book :
1. Setiap tanker GT 150 atau lebih harus dilengkapi dengan oil
record book part I dan II
2. Setiap kapal non tanker GT 400 lebih harus dilengkapi oil
record book part I
3. Part I untuk mencatat dari ruang permesinan dan part II
untuk pencatatan ruang muat
4. Setiap kegiatan dicatat dan ditandatangani oleh nahkoda
5. Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk kapal yang dilengkapi IOPP
cert dalam bahasa inggris
6. Disimpan ditempat yang mudah dicapai untuk pemeriksaan
7. Disimpan selama 3 bulan terhitung pengisian terakhir
8. PSC Officer berhak minta copy bila diperlukan
Wednesday, April 6, 2016 27
Oil Record Book (ORB)
Pengisian Oil Record Book
a. ORB part 1 (Dari ruang mesin)
1. Pengisian ballast atau pencucian tanki bahan bakar
2. Pembuangan ballast kotor atau ballast yang disimpan di
tanki bahan bakar
3. Pengumpulan atau pembuangan oli residu (sludge)
4. Pembuangan air got kamar mesin
5. Kondisi dari OWS dan ODM
6. Pembuangan karena kecelakaan
7. Pengisian bahan bakar (fuel oil) dan pelumas (lube oil)
Wednesday, April 6, 2016 28
Oil Record Book (ORB)
b. ORB part 2 ( dari ruang muat)
1. Pemuatan minyak
2. Pemindahan internal muatan
3. Pembongkaran muatan
4. Pengoperasian COW
5. Pengisian ballast di tanki muatan
6. Pengisian dedicated ballast tank
7. Pencucian tanki muatan
8. Pembuangan ballast kotor
9. Pembuangan dari slop tank ke laut
10.Pembuangan ballast bersih dari tanki muatan
11.Pembuangan residu
12.Pembuangan ballast dari DBT
13.Kondisi OWS dan ODM
14.Pembuangan karena kecelakaan
Wednesday, April 6, 2016 29
Pasal 38
(1) Pemilik ,operator kapal atau penanggung jawab unit kegiatan lain di perairan
bertanggung jawab atas biaya yang diperlukan dalam penanganan penanggulangan dan
kerugian yang ditimbulkan akibat pencemaran yang bersumber dari kapal dan/atau
kegiatan lainnya yang meliputi:;
a. Pencemaran oleh Minyak ; atau
b. Pencemaran yang ditimbulkan oleh bahan selain minyak.
(2) Tanggung jawab pemilik,operator Kapal atau penanggung jawab unit kegiatan lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. Tanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan yang bersumber dari minyak dan
bahan cair beracun;
b. Tanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan
bakar kapal;
c. Tanggung jawab untuk melaksanakan tindakan pencegahan pencemaran yang
dapat ditimbulkan akibat kecelakaan kapalnya;
d. Tanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan yang bersumber dari muatan
lainnya, serta dari kapal atau unit kegiatannya lainnya.
Wednesday, April 6, 2016 30
PM no.29 tahun 2014,Paragraf 8
Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran
Tanggung Jawab Pemilik/Operator Kapal
Pasal 38
(3)
Untuk memenuhi Tanggung Jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemilik atau
penanggung Jawab unit kegiatan lain di Perairan wajib mengasuransikan
Tanggung jawabnya.
Wednesday, April 6, 2016 31
Tanggung Jawab Pemilik/Operator Kapal
Wednesday, April 6, 2016 32
Tanggung Jawab Pemilik/Operator Kapal
Wednesday, April 6, 2016 33
PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan
Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan
Wednesday, April 6, 2016 34
Bab V
Peralatan dan Bahan
Pasal 9
(1) Setiap Pelabuhan dan Unit Kegiatan lain wajib memiliki
peralatan dan bahan
(2) Pcralatan dan bahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling scdikit terdiri atas:
a. alat pe10kalisir(oil boom);
b. alat pcnghisap (skimmer);
c. alat pcnampung scmentara (temporary storage);
d. bahan pcnycrap (sorbent); dan
e. bahan pcngurai (dispersant).
PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan
Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan
Wednesday, April 6, 2016 35
(3) Untuk mengoperasikan peralatan dan bahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), setiap
Pelabuhan dan unit kegiatan lain wajib
menyediakan sarana mobilisasi peralatan dan
bahan Penanggulangan Pencemaran.
PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan
Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan
Wednesday, April 6, 2016 36
Pasal 10
(1) Setiap pelabuhan dan unit kegiatan lain harus memiliki alat pelokalisir (oil
boom) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a, paling
sedikit 1 1/2 (satu setengah) kali panjang kapal terbesar yang berlabuh di
pelabuhan dan atau unit kegiatan lain.
(2) Dalam hal pelabuhan dan atau unit kegiatan lain dapat melayani lebih dari satu
kapal dalam waktu bersamaan untuk melakukan bongkar muat bahan yang dapat
menimbulkan pencemaran, harus dilakukan penilaian untuk menentukan panjang
minimum alat pelokalisir (oil boom) yang harus dimiliki.
Pasal 11
Setiap pelabuhan dan unit kegiatan lain harus mempunyai alat penghisap
(skimmer) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b, dengan
kapasitas dan jenis sesuai dengan potensi pencemaran minyak dan atau bahan
lain berdasarkan hasil penilaian.
PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan
Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan
Wednesday, April 6, 2016 37
Bab VI
LATIHAN
Pasal 16
(1) Setiap pelabuhan dan unit kegiatan lain wajib melaksanakan latihan penanggulangan
pencemaran.
(2) Latihan scbagaimana dimaksud pada ayat (1),dilakukan untuk memastikan kesiapan dan
kesiagaan personil, peralatan dan bahan penanggulangan pencemaran, serta uji coba
prosedur yang telah ditetapkan.
(3) Latihan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) terdiri atas:
a. latihan komunikasi dan pelaporan;
b. latihan kering (table top exercise);
c. latihan pcnggelaran peralatan (deployment equipment exercise); dan
d. latihan gabungan dan terpadu.
PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan
Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan
Wednesday, April 6, 2016 38
BAB VII
PENILAIAN PERSYARATAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN
Pasal 22
(1) Persyaratan penanggulangan pencemaran di unit kegiatan lain dan kegiatan kepelabuhanan
dilakukan berdasarkan penilaian (assessment).
(2)Penilaian scbagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengidcntifikasi dan
mengkaji antara lain:
a. potcnsi pcnccmaran yang dapat tcrjadi di area unit kcgiatan lain atau pelabuhan;
b. kepekaan lingkungan;
c. kondisi arus dan angin di dacrah unit kegiatan lain atau pclabuhan; dan
d. pcrkiraan pergerakan tumpahan minyak dan bahan lainnya.
PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Pencemaran
di Perairan dan Pelabuhan
Wednesday, April 6, 2016 39
(3) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. hasil kajian potensi pencemaran di unit kegiatan lain atau pelabuhan;
b. Peta kepekaan lingkungan;
c. Perkiraan pergerakan tumpahan minyak;
d. Metode dan teknik penanggulangan pcncemaran;
e. Perhitungan ketersediaan peralatan dan bahan;
f. Perhitungan ketersediaan personil; dan
g. Laporan akhir hasil penilaian.
(4) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2),dilakukan oleh Syahbandar, Penyelenggara
Pelabuhan, Badan Usaha Pelabuhan, Pengelola Terminal Khusus, Pengelola Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri, dan penanggung jawab unit kegiatan lain.
(5) Dalam hal Syahbandar, Penyelenggara Pelabuhan,Badan Usaha Pelabuhan, PengeIola
Terminal Khusus, Pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri, dan pcnanggung jawab unit
kegiatan lain tidak melakukan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pcnilaian
dapat dilakukan oleh perusahaan berbadan hukum Indonesia dan atau koperasi yang telah
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Proses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapalProses pembuatan kapal
Proses pembuatan kapal
 
Echosounder
EchosounderEchosounder
Echosounder
 
kapal.ppt
kapal.pptkapal.ppt
kapal.ppt
 
Kepelautan1
Kepelautan1Kepelautan1
Kepelautan1
 
Alat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptxAlat Tangkap Trawl.pptx
Alat Tangkap Trawl.pptx
 
P2TL LENGKAP
P2TL LENGKAPP2TL LENGKAP
P2TL LENGKAP
 
pelabuhan
pelabuhanpelabuhan
pelabuhan
 
Kd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapalKd 2 bagian bagian kapal
Kd 2 bagian bagian kapal
 
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalSistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
 
Kargo
KargoKargo
Kargo
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan
 
Koefisien bentuk kapal
Koefisien bentuk kapalKoefisien bentuk kapal
Koefisien bentuk kapal
 
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
 
Padang lamun
Padang lamunPadang lamun
Padang lamun
 
Materi pelajaran ilmu pelayaran datar
Materi pelajaran ilmu pelayaran datarMateri pelajaran ilmu pelayaran datar
Materi pelajaran ilmu pelayaran datar
 
Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
 
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayaKualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidaya
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 

Similar to PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah

Anggota kelompok :D
Anggota kelompok :DAnggota kelompok :D
Anggota kelompok :DHan Hanif
 
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptxPERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptxFahmi451
 
Kepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganKepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganMayeng Coey
 
MARPOL_ANNEX_III.pptx
MARPOL_ANNEX_III.pptxMARPOL_ANNEX_III.pptx
MARPOL_ANNEX_III.pptxAhmadDoni8
 
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptxPENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptxBataklandenMusic
 
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
2 kuncowati   pencemaran minyak di laut2 kuncowati   pencemaran minyak di laut
2 kuncowati pencemaran minyak di lautDidik Purwiyanto Vay
 
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_20131. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013MULDAN MARTIN, A.Pi., M.Si
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur daruratMayeng Coey
 
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdfTindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdfAbdulBariGufroon
 
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhanPermen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhanSyamsul 'anchu' Marlin
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan BerlayarJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayarbennyagussetiono
 
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim InternasionalKerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim InternasionalAfandi Wijaya
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...Luhur Moekti Prayogo
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyDesty Erni
 

Similar to PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah (20)

Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)Annex v marpol revisi mepc.277(70)
Annex v marpol revisi mepc.277(70)
 
Anggota kelompok :D
Anggota kelompok :DAnggota kelompok :D
Anggota kelompok :D
 
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptxPERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
PERATURAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT MARINE POLLUTION.pptx
 
Kepedulian lingkungan
Kepedulian lingkunganKepedulian lingkungan
Kepedulian lingkungan
 
MARPOL_ANNEX_III.pptx
MARPOL_ANNEX_III.pptxMARPOL_ANNEX_III.pptx
MARPOL_ANNEX_III.pptx
 
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptxPENCEGAHAN dan penangulangan  PENCEMARAN  LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
PENCEGAHAN dan penangulangan PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT (1).pptx
 
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
2 kuncowati   pencemaran minyak di laut2 kuncowati   pencemaran minyak di laut
2 kuncowati pencemaran minyak di laut
 
Marpol
MarpolMarpol
Marpol
 
L4 = data sekunder
L4 = data sekunderL4 = data sekunder
L4 = data sekunder
 
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_20131. deskripsi materi mapel dasar program keahlian  hmp4 l2_revisi_oktober_2013
1. deskripsi materi mapel dasar program keahlian hmp4 l2_revisi_oktober_2013
 
QUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptxQUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptx
 
Prosedur darurat
Prosedur daruratProsedur darurat
Prosedur darurat
 
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdfTindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
 
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhanPermen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
Permen kelautan-dan-perikanan-ri-no-3-2013-tentang-kesyahbandaran-di-pelabuhan
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan BerlayarJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Safety Equipment, Keselamatan Berlayar
 
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim InternasionalKerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
Kerentanan & Keamanan pada Sektor Minyak Maritim Internasional
 
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
Makalah Kenautikaan - Sistem Navigasi dan Peta Nautical Chart (By. Fajar Kurn...
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 destyTugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 3 desty
 
Okeee.pptx
Okeee.pptxOkeee.pptx
Okeee.pptx
 

PENCEGAHAN PENCEMARAN yuliansyah

  • 1. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM Dasar Hukum : UU No.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Kepres No.46 Tahun 1986 Tentang Pengesahan Marpol 73/78 Kepres No.52 Tahun 1999 Tentang Pengesahan CLC 1969/1992 Perpres no.21 Tahun 2010 Tentang perlindungan Lingkungan maritim PM.58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan PM.29 Tahun 2014 Tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan maritim By YULIANSYAH HARONI,ST.,MT.,M.Mar.E Wednesday, April 6, 2016 1Seksi PPMK
  • 2. LINGKUNGAN LAUT • Lingkungan yang dinamakan Lingkungan Laut (Marine Environment) cakupannya dimulai dari bagian pantai (coastal) dan daerah muara (estuarine) hingga ke tengah samudra, dimulai dari bagian permukaan air hingga dasar perairan yang bermacam-macam tipe kedalamannya dan bentuk morfologisnya.
  • 3. Ketentuan Umum Pencegahan Pencemaran : Upaya yang diambil oleh Nakhoda atau awak kapal sedini mungkin untuk menghindari atau mengurangi tumpahan minyak atau bahan cair beracun dari kapal ke perairan. Penanggulangan Pencemaran: Segala tindakan yang dilakukan secara cepat, tepat dan terpadu untuk mengendalikan, mengurangi dan membersihkan tumpahan minyak atau bahan cair beracun dari kapal ke perairan. Wednesday, April 6, 2016 3
  • 4. Ketentuan Annex Pada Marpol 73/78 Annex I : Pencegahan Pencemaran oleh Minyak Kapal Tangki Minyak : GT 150 atau Lebih Kapal Non Tanker : GT 400 atau lebih Annex II : Pencegahan Pencemaran bahan cair Kimia beracun (NLS) Kapal tangki – Unlimited Vessel Annex III : Pencegahan Pencemaran bahan pencemar dalam bentuk kemasan mengacu IMDG – Code - Unlimited Vessel Annex IV : Pencegahan Pencemaran oleh kotoran/limbah dari kapal Kapal GT 200 atau lebih / Mengangkut > 10 Orang Annex V : Pencegahan Pencemaran oleh sampah Kapal dengan Jenis dan tonnase tertentu Annex VI : Pencegahan Pencemaran Udara Kapal dengan Jenis dan tonnase tertentu Wednesday, April 6, 2016 4
  • 5. Klasifikasi Muatan Berbahaya SOLAS 1974-Chapter VII-II Kelas 1 - Bahan peledak Kelas 2 - Gas - gas : dicairkan atau dilarutkan dengan tekanan. Kelas 3 - Zat - zat cair yang dapat menyala Kelas 4.1 - Zat - zat padat yang dapat menyala Kelas 4.2 - Zat - zat padat yang dapat menyala atau zat - zat yang mudah terbakar sendiri. Kelas 4.3 - Zat - zat padat yang dapat meyala atau zat - zat terkena air mengeluarkan gas - gas yang dapat menyala. Kelas 5.1 - Zat - zat yang beroksidasi Kelas 5.2 - Peroksida -peroksida organik Kelas 6.1 - Zat - zat beracun (racun) Kelas 6.2 - Zat - zat penular Kelas 7 - Zat - zat radioaktif Kelas 8 - Zat - zat korosif Kelas 9 - Berbagai zat berbahaya, yakni sembarang zat yang menurut pengalaman telah menunjukkan atau dapat menunjukkan, memiliki sifat berbahaya yang demikian itu sehingga ketentuan - ketentuan Bab ini berlaku Wednesday, April 6, 2016 5
  • 6. 6 KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN ANGKUTAN DI PERAIRAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELABUHAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM Terpenuhinya manajemen keselamatan dan sistem pengamanan fasilitas pelabuhan meliputi: - Prosedur pengamanan fasilitas pelabuhan. - Sarana dan prasarana pengamanan pelabuhan. - Sistem komunikasi - Personel pengamanan Terpenuhinya persyaratan: kelaiklautan kapal Kenavigasian Terpenuhinya prosedur pencegahan & penanggulangan pencemaran dari kegiatan berikut ini: - Kepelabuhanan - Pengoperasian kapal - Pengangkutan limbah, bahan berbahaya & beracun di pelabuhan - Pembuangan limbah di perairan - Penutuhan kapal. KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN UU N0. 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN (Pasal 116 s/d 123) ~ Keselamatan Kapal ~ Pencegahan pencemaran dari kapal ~ Pengawakan kapal ~ Garis muat kapal dan pemuatan ~ Kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang ~ Status hukum kapal ~ Manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal ~ Manajemen keamanan kapal ~ Sansi administratif Kelaiklautan kapal adalah
  • 8. Perlindungan Lingkungan Maritim Kepelabuhanan Pengoperasian Kapal Pengangkutan Limbah, Bahan Berbahaya, Dan Beracun di Perairan Pembuangan Limbah Di Perairan Penutuhan Kapal UU Pelayaran No. 17 Tahun 2008 Pasal 123 RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN MARITIM
  • 9. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM UNTUK APA ????? MENGAPA HARUS ADA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DI LAUT ??? KAPAL YANG BERLAYAR HARUS DISYARATKAN UNTUK MEMENUHI KELAIKLAUTAN KAPAL DENGAN TUJUAN KESELAMATAN JIWA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DILAUT APAKAH MUSIBAH KAPAL DISEBABKAN FAKTOR LINGKUNGAN ??
  • 10. PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DI PERAIRAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM ADALAH setiap upaya untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan perairan yang bersumber dari kegiatan yang terkait dengan pelayaran. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, Pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum PENCEMARAN LINGKUNGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN = masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
  • 11. 11 Pembuangan Limbah di Perairan  Pembuangan limbah hanya dpt dilakukan pd lokasi tertentu & mendapatkan ijin dari pemerintah. Penutuhan Kapal  Penutuhan kapal serta lokasinya wajib memenuhi persyaratan perlindungan maritim. Perlindungan Lingkungan Maritim Pencegahan dan Penenggulangan Pencemaran dari Pengoperasian Kapal  Setiap awak kapal, nakhoda dan penanggung jawab unit kegiatan lain wajib mencegah dan menanggulangi pencemaran dari kapal;  Kapal dgn jenis & ukuran tertentu wajib dilengkapi peralatan, bahan penanggulangan & pola penanggulangan pencemaran minyak dr kapal yg mendapat pengesahan dr pemerintah;  Setiap kapal dilarang melakukan pembuangan limbah, air balas, kotoran, sampah serta bahan kimia berbahaya dan beracun ke perairan;  Pemilik & operator kapal bertanggung jawab thd pencemaran yg bersumber dari kapalnya. Penyelenggaraan Perlindungan Maritim  Dilakukan oleh pemerintah;  Dilakukan mll pencegahan & penanggulangan pencemaran dari pengoperasian kapal & kegiatan kepelabuhanan serta pembuangan limbah di perairan & penutuhan kapal. Pencegahan dan Penenggulangan Pencemaran dari Pengoperasian Kapal  Pengoperasian pelabuhan wajib memenuhi persyaratan penanggulangan pencemaran.  Setiap pelabuhan wajib memenuhi persyaratan peralatan, bahan penanggulangan & standar prosedur tanggap darurat penanggulangan pencemaran.  Otoritas pelabuhan, UPP, BUP & pengelola terminal khusus wajib menyediakan fasilitas penampungan limbah. BAB XII: PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM (Pasal 226 s/d 243)
  • 12. PENCEMARAN DI LAUT DAN PENCEMARAN DI SUNGAI DAN DANAU Sumber Pencemaran di laut disebabkan oleh aktivitas sebagai berikut : PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PERAIRAN OPERASIONAL KAPAL DAN PELABUHAN KECELAKAAN PELAYARAN KEGIATAN INDUSTRI LADANG PERMINYAKAN
  • 13. SUMBER PENCEMARAN DARI PENGOPERASIAN KAPAL KOTORAN SAMPAH MINYAK UDARA BAHAN CAIR BERACUN PENCEMARAN BARANG BERBAHAYA DALAM KEMASAN
  • 14. SUMBER PENCEMARAN DARI PENGOPERASIAN KAPAL DAN PELABUHAN PENCEMARAN PENCUCIAN TANGKI BUNKER/ LOADING - UNLOADING PEMBUANGAN AIR BALLAST DAN BILGA
  • 15. SUMBER PENCEMARAN DARI KECELAKAAN KAPAL TANKER KEBOCORAN LAMBUNG KAPAL TUBRUKAN KANDAS TENGGELAM PENCEMARAN
  • 16. 1. Konstruksi Anjungan 3. Proses Produksi & Pemeliharaan 4. Transportasi Minyak & Gas 2. Aktivitas Pengeboran SUMBER PENCEMARAN DARI Kegiatan Industri Minyak & Gas
  • 18. PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SUNGAI DAN DANAU LIMBAH INDUSTRI/ PABRIK LIMBAH RUMAH TANGGA LIMBAH PERTANIAN LIMBAH PERTANIAN SAMPAH ORGANIK / ANORGANIK OPERASIONAL KAPAL DI SUNGAI
  • 19. PENCEMARAN SUNGAI KE AREA PESISIR LAUT
  • 20. DAMPAK PENCEMARAN KEMATIAN HEWAN LAUT RUSAKNYA BIOTA LAUT PENURUNAN KUALITAS AIR MATA PENCAHARIAN AREA TERCEMAR PUTUSNYA RANTAI MAKANAN RUSAKNYA LINGKUNGAN DARATAN/PANTAI AKIBAT JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
  • 21. TINGKAT KEPARAHAN DAMPAK 1. Tipe tumpahan 2. Jumlah dan kecepatan minyak yang tertumpah 3. Lama waktu 4. Daerah sekitar secara geografis 5. Luas daerah yang terpengaruh 6. Kondisi meteorologist dan oseanografis 7. Musim 8. Jenis biota yang ada didaerah yang tercemar 9. Teknik pembersihan yang dilaksanakan 10. Sifat fisis dari garis pantai yang bersebelahan 11. Terjadinya peristiwa biologis khusus seperti migrasi, pembiakan masal, peletakan telur dsb yang membuat biota – biota menjadi rentan Factor – factor yang mempengaruhi tingkat keparahan tumpahan minyak
  • 22. ASPEK PENEGAKAN HUKUM DISERTAI SANKSI BILA TERJADI PENCEMARAN. 1. PP 21 tahun 2010 , Bab V Pasal 18 ayat 1 : Setiap kapal unit kegiatan lain , dan kegiatan kepelabuhanan wajib mmemenuhi persyaratan penanggulangan pencemaran. 2. Pasal 30 ayat 1 Pemilik atau operator kapal yang mengangkut muatan minyak wajib bertanggung jawab untuk mengganti kerugian pihak ketiga yang disebabkan oleh pencemaran minyak yang berasal dari kapalnya.
  • 23. 4. PASAL 38 BAGI BUP (BADAN USAHA PELABUHAN) , PENGELOLA TERMINAL KHUSUS BERUPA SANKSI TERTULIS : A. PERINGATAN TERTULIS B. PEMBEKUAN KEGIATAN BADAN USAHA PELABUHAN (PENGELOLAAN TERMINAL KHUSUS) C. PENCABUTAN IZIN 3. Bab IX Sanksi administratif , Pasal 37 untuk pemilik dan operator kapal : Adanya sanksi administratif berupa : a. peringatan tertulis b. pembekuan siupal / siopsus c. penghentian sementara kegiatan / pencabutan siupal siopsus
  • 24. 5. Pasal 39 ayat 1 : sanksi untuk nahkoda berupa pembekuan sertifikat keahlian pelaut selama satu tahun 6. pasal 39 ayat 3 : setiap orang yang tidak melaksanakan kewajiban mengenai pembuangan limbah yang hanya dapat dilakukan pada lokasi tertentu yang ditetapkan oleh menteri setelah memenuhi persyaratan dan dilaporkan kepada institusi yang tupoksinya dibidang penjagaan laut dan pantai dikenai sanksi administratif sebesar Rp. 30.000.000
  • 25. Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Dari Kapal Bab II Bagian Kesatu,paragraf 1 pasal 4 PM No.29 Tahun 2014 tentang Pencegahan pencemaran Lingk. Maritim Wednesday, April 6, 2016 25
  • 26. Paragraf 7 Peralatan Penanggulangan Pencemaran di Kapal, Pasal 37 :
  • 27. Oil Record Book (ORB) Persyaratan penggunaan oil record book : 1. Setiap tanker GT 150 atau lebih harus dilengkapi dengan oil record book part I dan II 2. Setiap kapal non tanker GT 400 lebih harus dilengkapi oil record book part I 3. Part I untuk mencatat dari ruang permesinan dan part II untuk pencatatan ruang muat 4. Setiap kegiatan dicatat dan ditandatangani oleh nahkoda 5. Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk kapal yang dilengkapi IOPP cert dalam bahasa inggris 6. Disimpan ditempat yang mudah dicapai untuk pemeriksaan 7. Disimpan selama 3 bulan terhitung pengisian terakhir 8. PSC Officer berhak minta copy bila diperlukan Wednesday, April 6, 2016 27
  • 28. Oil Record Book (ORB) Pengisian Oil Record Book a. ORB part 1 (Dari ruang mesin) 1. Pengisian ballast atau pencucian tanki bahan bakar 2. Pembuangan ballast kotor atau ballast yang disimpan di tanki bahan bakar 3. Pengumpulan atau pembuangan oli residu (sludge) 4. Pembuangan air got kamar mesin 5. Kondisi dari OWS dan ODM 6. Pembuangan karena kecelakaan 7. Pengisian bahan bakar (fuel oil) dan pelumas (lube oil) Wednesday, April 6, 2016 28
  • 29. Oil Record Book (ORB) b. ORB part 2 ( dari ruang muat) 1. Pemuatan minyak 2. Pemindahan internal muatan 3. Pembongkaran muatan 4. Pengoperasian COW 5. Pengisian ballast di tanki muatan 6. Pengisian dedicated ballast tank 7. Pencucian tanki muatan 8. Pembuangan ballast kotor 9. Pembuangan dari slop tank ke laut 10.Pembuangan ballast bersih dari tanki muatan 11.Pembuangan residu 12.Pembuangan ballast dari DBT 13.Kondisi OWS dan ODM 14.Pembuangan karena kecelakaan Wednesday, April 6, 2016 29
  • 30. Pasal 38 (1) Pemilik ,operator kapal atau penanggung jawab unit kegiatan lain di perairan bertanggung jawab atas biaya yang diperlukan dalam penanganan penanggulangan dan kerugian yang ditimbulkan akibat pencemaran yang bersumber dari kapal dan/atau kegiatan lainnya yang meliputi:; a. Pencemaran oleh Minyak ; atau b. Pencemaran yang ditimbulkan oleh bahan selain minyak. (2) Tanggung jawab pemilik,operator Kapal atau penanggung jawab unit kegiatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi : a. Tanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan yang bersumber dari minyak dan bahan cair beracun; b. Tanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan bakar kapal; c. Tanggung jawab untuk melaksanakan tindakan pencegahan pencemaran yang dapat ditimbulkan akibat kecelakaan kapalnya; d. Tanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan yang bersumber dari muatan lainnya, serta dari kapal atau unit kegiatannya lainnya. Wednesday, April 6, 2016 30 PM no.29 tahun 2014,Paragraf 8 Dana Jaminan Ganti Rugi Pencemaran
  • 31. Tanggung Jawab Pemilik/Operator Kapal Pasal 38 (3) Untuk memenuhi Tanggung Jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemilik atau penanggung Jawab unit kegiatan lain di Perairan wajib mengasuransikan Tanggung jawabnya. Wednesday, April 6, 2016 31
  • 32. Tanggung Jawab Pemilik/Operator Kapal Wednesday, April 6, 2016 32
  • 33. Tanggung Jawab Pemilik/Operator Kapal Wednesday, April 6, 2016 33
  • 34. PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan Wednesday, April 6, 2016 34 Bab V Peralatan dan Bahan Pasal 9 (1) Setiap Pelabuhan dan Unit Kegiatan lain wajib memiliki peralatan dan bahan (2) Pcralatan dan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling scdikit terdiri atas: a. alat pe10kalisir(oil boom); b. alat pcnghisap (skimmer); c. alat pcnampung scmentara (temporary storage); d. bahan pcnycrap (sorbent); dan e. bahan pcngurai (dispersant).
  • 35. PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan Wednesday, April 6, 2016 35 (3) Untuk mengoperasikan peralatan dan bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), setiap Pelabuhan dan unit kegiatan lain wajib menyediakan sarana mobilisasi peralatan dan bahan Penanggulangan Pencemaran.
  • 36. PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan Wednesday, April 6, 2016 36 Pasal 10 (1) Setiap pelabuhan dan unit kegiatan lain harus memiliki alat pelokalisir (oil boom) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a, paling sedikit 1 1/2 (satu setengah) kali panjang kapal terbesar yang berlabuh di pelabuhan dan atau unit kegiatan lain. (2) Dalam hal pelabuhan dan atau unit kegiatan lain dapat melayani lebih dari satu kapal dalam waktu bersamaan untuk melakukan bongkar muat bahan yang dapat menimbulkan pencemaran, harus dilakukan penilaian untuk menentukan panjang minimum alat pelokalisir (oil boom) yang harus dimiliki. Pasal 11 Setiap pelabuhan dan unit kegiatan lain harus mempunyai alat penghisap (skimmer) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b, dengan kapasitas dan jenis sesuai dengan potensi pencemaran minyak dan atau bahan lain berdasarkan hasil penilaian.
  • 37. PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan Wednesday, April 6, 2016 37 Bab VI LATIHAN Pasal 16 (1) Setiap pelabuhan dan unit kegiatan lain wajib melaksanakan latihan penanggulangan pencemaran. (2) Latihan scbagaimana dimaksud pada ayat (1),dilakukan untuk memastikan kesiapan dan kesiagaan personil, peralatan dan bahan penanggulangan pencemaran, serta uji coba prosedur yang telah ditetapkan. (3) Latihan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) terdiri atas: a. latihan komunikasi dan pelaporan; b. latihan kering (table top exercise); c. latihan pcnggelaran peralatan (deployment equipment exercise); dan d. latihan gabungan dan terpadu.
  • 38. PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan Wednesday, April 6, 2016 38 BAB VII PENILAIAN PERSYARATAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN Pasal 22 (1) Persyaratan penanggulangan pencemaran di unit kegiatan lain dan kegiatan kepelabuhanan dilakukan berdasarkan penilaian (assessment). (2)Penilaian scbagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengidcntifikasi dan mengkaji antara lain: a. potcnsi pcnccmaran yang dapat tcrjadi di area unit kcgiatan lain atau pelabuhan; b. kepekaan lingkungan; c. kondisi arus dan angin di dacrah unit kegiatan lain atau pclabuhan; dan d. pcrkiraan pergerakan tumpahan minyak dan bahan lainnya.
  • 39. PM No. 58 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan Wednesday, April 6, 2016 39 (3) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. hasil kajian potensi pencemaran di unit kegiatan lain atau pelabuhan; b. Peta kepekaan lingkungan; c. Perkiraan pergerakan tumpahan minyak; d. Metode dan teknik penanggulangan pcncemaran; e. Perhitungan ketersediaan peralatan dan bahan; f. Perhitungan ketersediaan personil; dan g. Laporan akhir hasil penilaian. (4) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2),dilakukan oleh Syahbandar, Penyelenggara Pelabuhan, Badan Usaha Pelabuhan, Pengelola Terminal Khusus, Pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri, dan penanggung jawab unit kegiatan lain. (5) Dalam hal Syahbandar, Penyelenggara Pelabuhan,Badan Usaha Pelabuhan, PengeIola Terminal Khusus, Pengelola Terminal Untuk Kepentingan Sendiri, dan pcnanggung jawab unit kegiatan lain tidak melakukan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pcnilaian dapat dilakukan oleh perusahaan berbadan hukum Indonesia dan atau koperasi yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal.