Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas konsep penatagunaan antimikroba di bidang kesehatan hewan, (2) Mencakup strategi dan prinsip penatagunaan antimikroba seperti 5R, serta (3) Menjelaskan program dan monitoring yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penatagunaan antimikroba yang bijak.
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang resistensi antimikroba yang muncul akibat penggunaan antibiotik pada hewan ternak. Penggunaan antibiotik untuk pengobatan, profilaksis, dan sebagai perangsang pertumbuhan pada ternak dapat menyebabkan timbulnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik tertentu, termasuk bakteri penyebab penyakit pada manusia. Oleh karena itu diperlukan penggunaan antibiotik yang bijak
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang peran Organisasi Profesi dalam pengendalian resistensi antimikroba di sektor peternakan dan kesehatan hewan. Resistensi antimikroba merupakan masalah kesehatan global yang dipengaruhi oleh penggunaan antibiotik pada hewan dan manusia. Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia berperan dalam meningkatkan kesadaran dan menyusun pedoman penggunaan antibiotik secara bijak dan bertang
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas rencana aksi global, regional, dan nasional untuk eliminasi rabies melalui tiga tujuan perubahan sosial yaitu (1) menggunakan vaksin, obat-obatan, alat dan teknologi secara efektif, (2) menghasilkan, menginovasi dan mengukur dampak, serta (3) mempertahankan komitmen dan sumber daya untuk mencapai target eliminasi rabies pada 2030.
Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas peran dokter hewan dalam mengendalikan resistensi antimikroba di sektor kesehatan hewan. Dokter hewan bertanggung jawab untuk memastikan penggunaan antibiotik pada hewan dilakukan dengan tepat dan bijak untuk melestarikan efikasi antibiotik bagi hewan dan manusia. Dokter hewan perlu menerapkan prinsip penggunaan antibiotik yang bijak, seperti hanya menggunakan antibiotik berdasark
Strategi One Health: Pembelajaran Dari Flu Burung - KIVNAS XII PDHI, Semarang...Tata Naipospos
Presentasi ini membahas strategi One Health dalam mempelajari flu burung dengan menekankan pentingnya kerjasama antara kedokteran hewan dan kedokteran untuk menangani penyakit zoonosis. Presentasi ini juga menjelaskan tantangan yang ditimbulkan oleh munculnya penyakit baru akibat interaksi antara manusia, hewan dan lingkungan serta menyarankan pendekatan satu kesehatan sebagai penyelesaian masalah ini.
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang resistensi antimikroba yang muncul akibat penggunaan antibiotik pada hewan ternak. Penggunaan antibiotik untuk pengobatan, profilaksis, dan sebagai perangsang pertumbuhan pada ternak dapat menyebabkan timbulnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik tertentu, termasuk bakteri penyebab penyakit pada manusia. Oleh karena itu diperlukan penggunaan antibiotik yang bijak
Seminar AMR ASOHI-PDHI-Ditjen PKH-FAO - 8 Mei 2019Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang peran Organisasi Profesi dalam pengendalian resistensi antimikroba di sektor peternakan dan kesehatan hewan. Resistensi antimikroba merupakan masalah kesehatan global yang dipengaruhi oleh penggunaan antibiotik pada hewan dan manusia. Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia berperan dalam meningkatkan kesadaran dan menyusun pedoman penggunaan antibiotik secara bijak dan bertang
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas rencana aksi global, regional, dan nasional untuk eliminasi rabies melalui tiga tujuan perubahan sosial yaitu (1) menggunakan vaksin, obat-obatan, alat dan teknologi secara efektif, (2) menghasilkan, menginovasi dan mengukur dampak, serta (3) mempertahankan komitmen dan sumber daya untuk mencapai target eliminasi rabies pada 2030.
Peran Dokter Hewan Dalam Pengendalian Resistensi Antimikroba - Webinar Ditjen...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas peran dokter hewan dalam mengendalikan resistensi antimikroba di sektor kesehatan hewan. Dokter hewan bertanggung jawab untuk memastikan penggunaan antibiotik pada hewan dilakukan dengan tepat dan bijak untuk melestarikan efikasi antibiotik bagi hewan dan manusia. Dokter hewan perlu menerapkan prinsip penggunaan antibiotik yang bijak, seperti hanya menggunakan antibiotik berdasark
Strategi One Health: Pembelajaran Dari Flu Burung - KIVNAS XII PDHI, Semarang...Tata Naipospos
Presentasi ini membahas strategi One Health dalam mempelajari flu burung dengan menekankan pentingnya kerjasama antara kedokteran hewan dan kedokteran untuk menangani penyakit zoonosis. Presentasi ini juga menjelaskan tantangan yang ditimbulkan oleh munculnya penyakit baru akibat interaksi antara manusia, hewan dan lingkungan serta menyarankan pendekatan satu kesehatan sebagai penyelesaian masalah ini.
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthAnggita Dewi
Tiga sistem utama yang digunakan untuk memantau penyakit menular di Indonesia adalah EWARS untuk kesehatan manusia, iSIKHNAS untuk kesehatan hewan, dan kerja sama antara berbagai kementerian untuk memantau penyakit zoonosis secara terpadu.
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas konsep 'Multisektoral Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024' yang mengambil pendekatan 'One Health' untuk menangani masalah resistensi antimikroba secara holistik dan multi-sektoral. Dokumen tersebut juga membahas strategi global dan regional serta kerangka kerja yang relevan seperti Global Action Plan, resolusi WHO, FAO, OIE, dan Codex Alimentarius.
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Tata Naipospos
Dokumen ini membahas tentang penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan secara internasional dan nasional serta kewajiban melaporkan penyakit hewan menular di Indonesia."
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Tata Naipospos
Ada kebutuhan untuk legislasi veteriner yang efektif untuk mengatur domain veteriner dan memungkinkan otoritas kompeten menjalankan fungsi untuk kesehatan hewan dan keamanan pangan."
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas penerapan konsep One Health dan biosekuriti di peternakan dan pasar unggas untuk mencegah zoonosis dan resistensi antibiotik. Konsep One Health menekankan hubungan erat antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, sementara biosekuriti bertujuan untuk mengelola risiko penyakit dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan. Dokumen ini menjelaskan pentingnya pendekatan terintegrasi antarsektor dalam
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesiamarkovingian
Diberikan dan disampaikan pada Seminar "Cegah Resistensi Antibiotik: Demi Selamatkan Manusia", kerjasama Kemenkes, WHO, dan Yayasan Orang Tua Peduli, didukung oleh React, 5 Agustus 2015
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit mulut dan kuku (PMK), termasuk penjelasan tentang penyakit tersebut, dampaknya, epidemiologi, dan kesiagaan darurat untuk penanggulangannya.
SKN, SISTEM PEMBIAYAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN di RSAmalia Senja
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kesehatan nasional Indonesia dan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sistem kesehatan nasional didasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan serta bertujuan menjamin kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri atas pelayanan medis, keperawatan, dan penunjang medis. Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia terdiri dari sistem out of pocket dan
[Ringkasan]
Standar 5.2 membahas program manajemen risiko di Puskesmas yang meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, dan penanganan risiko untuk mengurangi kerugian terhadap pasien, staf, dan masyarakat. Program manajemen risiko disusun setiap tahun dan mencakup proses identifikasi, integrasi, pelaporan, serta pengelolaan risiko di Puskesmas.
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang peternakan Indonesia pasca dua tahun larangan penggunaan antibiotik sebagai pertumbuhan hewan (AGP). Beberapa poin utama yang diangkat antara lain: (1) larangan AGP telah diterapkan di berbagai negara untuk mengurangi resistensi antibiotik, (2) diperlukan pendekatan holistik untuk mengurangi penggunaan antibiotik di sektor peternakan, dan (3) Indonesia perlu meningkatkan sistem pemant
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthAnggita Dewi
Tiga sistem utama yang digunakan untuk memantau penyakit menular di Indonesia adalah EWARS untuk kesehatan manusia, iSIKHNAS untuk kesehatan hewan, dan kerja sama antara berbagai kementerian untuk memantau penyakit zoonosis secara terpadu.
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas konsep 'Multisektoral Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024' yang mengambil pendekatan 'One Health' untuk menangani masalah resistensi antimikroba secara holistik dan multi-sektoral. Dokumen tersebut juga membahas strategi global dan regional serta kerangka kerja yang relevan seperti Global Action Plan, resolusi WHO, FAO, OIE, dan Codex Alimentarius.
Penyakit-penyakit Hewan Yang Wajib Dilaporkan (Notifiable Animal Diseases) - ...Tata Naipospos
Dokumen ini membahas tentang penyakit-penyakit hewan yang wajib dilaporkan secara internasional dan nasional serta kewajiban melaporkan penyakit hewan menular di Indonesia."
Workshop Kurikulum Legislasi dan Etika Veteriner - FKH UGM, 25 November 2021Tata Naipospos
Ada kebutuhan untuk legislasi veteriner yang efektif untuk mengatur domain veteriner dan memungkinkan otoritas kompeten menjalankan fungsi untuk kesehatan hewan dan keamanan pangan."
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas penerapan konsep One Health dan biosekuriti di peternakan dan pasar unggas untuk mencegah zoonosis dan resistensi antibiotik. Konsep One Health menekankan hubungan erat antara kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, sementara biosekuriti bertujuan untuk mengelola risiko penyakit dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan. Dokumen ini menjelaskan pentingnya pendekatan terintegrasi antarsektor dalam
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesiamarkovingian
Diberikan dan disampaikan pada Seminar "Cegah Resistensi Antibiotik: Demi Selamatkan Manusia", kerjasama Kemenkes, WHO, dan Yayasan Orang Tua Peduli, didukung oleh React, 5 Agustus 2015
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit mulut dan kuku (PMK), termasuk penjelasan tentang penyakit tersebut, dampaknya, epidemiologi, dan kesiagaan darurat untuk penanggulangannya.
SKN, SISTEM PEMBIAYAAN DAN PELAYANAN KESEHATAN di RSAmalia Senja
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kesehatan nasional Indonesia dan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sistem kesehatan nasional didasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan serta bertujuan menjamin kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri atas pelayanan medis, keperawatan, dan penunjang medis. Sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia terdiri dari sistem out of pocket dan
[Ringkasan]
Standar 5.2 membahas program manajemen risiko di Puskesmas yang meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, dan penanganan risiko untuk mengurangi kerugian terhadap pasien, staf, dan masyarakat. Program manajemen risiko disusun setiap tahun dan mencakup proses identifikasi, integrasi, pelaporan, serta pengelolaan risiko di Puskesmas.
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang peternakan Indonesia pasca dua tahun larangan penggunaan antibiotik sebagai pertumbuhan hewan (AGP). Beberapa poin utama yang diangkat antara lain: (1) larangan AGP telah diterapkan di berbagai negara untuk mengurangi resistensi antibiotik, (2) diperlukan pendekatan holistik untuk mengurangi penggunaan antibiotik di sektor peternakan, dan (3) Indonesia perlu meningkatkan sistem pemant
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang globalisasi obat hewan dalam rangka mendukung konsep "One Health" dan perdagangan dunia. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang tantangan global terkait obat hewan, konsep "One Health", standar internasional untuk regulasi obat hewan, dan pentingnya kerja sama global dalam menanggulangi resistensi antimikrobial.
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas survei Knowledge, Attitude, and Practices (KAP) mengenai penggunaan antimikroba pada peternakan unggas di Indonesia.
2. Survei ini dilaksanakan di dua kabupaten di Jawa Timur, yaitu Blitar dan Malang, dengan target 60 peternak unggas.
3. Tujuan survei ini adalah untuk menilai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak mengenai pen
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang peran pengawas obat hewan dalam era globalisasi. Globalisasi menyebabkan pergerakan komoditi dan orang yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga patogen dapat menyebar dengan mudah. Regulator diharapkan menjamin keamanan, efektivitas, mutu, dan batas residu obat hewan sesuai standar internasional."
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...Tata Naipospos
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan antibiotik yang berlebihan pada peternakan unggas di Indonesia yang dapat menyebabkan timbulnya resistensi antibiotik dan membahayakan kesehatan masyarakat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba 2020-2024 di bidang kesehatan hewan Indonesia, termasuk area prioritas dan tantangan-tantangan penelitian terkait resistensi antimikroba. Dokumen tersebut juga membandingkan upaya yang dilakukan di sektor kesehatan hewan dan manusia.
Panduan ini memberikan pedoman penggunaan antibiotik secara rasional di Klinik Pratama Menganti, meliputi definisi penggunaan antibiotik rasional, ruang lingkup, klasifikasi antibiotik berdasarkan WHO, dan tata laksana penggunaan antibiotik berdasarkan indikasi seperti terapi empiris, definitif, dan profilaksis.
Dokumentasi dan Kategorisasi Penggunaan Antimikroba di Sektor Peternakan - CI...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan antimikroba di sektor peternakan di Indonesia. Dokumen ini memberikan informasi mengenai peningkatan konsumsi antibiotik global, fakta resistensi antibiotik, pemicu resistensi antimikroba di sektor peternakan, dan skema timbulnya resistensi antimikroba. Dokumen ini juga membahas informasi dan data yang diperlukan untuk memetakan penggunaan antimikroba di sektor peternakan Indonesia.
Calon Dokter Hewan Sebagai Garda Keamanan Pangan - Kegiatan Mahasiswa FKH IPB...Tata Naipospos
Kaderisasi calon dokter hewan sangat penting untuk memastikan keamanan pangan sepanjang rantai pasokan. Calon dokter hewan perlu mempelajari penilaian risiko keamanan pangan dan sistem HACCP untuk mengidentifikasi faktor risiko dan menjamin keamanan produk hewan. Kerjasama antar disiplin ilmu dalam rantai pasokan pangan penting untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan masyarakat.
Rangkuman singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar dan elemen penilaian PKPO (Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat) dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit 2022.
2. Terdapat delapan standar PKPO yang dijelaskan beserta elemen penilaiannya, meliputi pengorganisasian, pemilihan obat, penyimpanan, peresepan, penyiapan obat, pemberian obat, pemantauan, dan
PPRA bertugas mengendalikan resistensi antimikroba dengan melakukan koordinasi dan pelatihan 6 pilar serta melakukan surveilans penggunaan antibiotik secara kualitatif dan kuantitatif. Resistensi antimikroba di Indonesia masih tinggi sehingga strategi PPRA sangat dibutuhkan.
Kerintangan antibiotik terjadi ketika bakteria menjadi kebal terhadap antibiotik yang biasa digunakan untuk merawat infeksi yang disebabkannya. Penyalahgunaan antibiotik dalam ternakan, akuakultur dan tanaman adalah salah satu faktor yang menyumbang kepada kerintangan antibiotik dan menyebarkannya ke lingkungan sekitar, rantai makanan dan manusia, yang menjejaskan kemampuan untuk merawat penyakit menular.
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang resistensi antimikroba di peternakan. Antibiotik digunakan secara luas dalam peternakan baik untuk pengobatan maupun sebagai pemacu pertumbuhan. Namun penggunaan yang berlebihan telah menyebabkan timbulnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik, yang dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia. Untuk itu diperlukan reformasi penggunaan antibiotik di peternakan agar
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang resistensi antimikroba pada hewan ternak dari perspektif produksi ternak global dan korelasinya dengan penggunaan antimikroba. Isu ini menjadi permasalahan global karena dapat memengaruhi kesehatan manusia, hewan, dan pangan. Sebagian besar populasi ternak berada di Asia, Amerika Utara, dan Eropa. Penggunaan antimikroba secara luas pada ternak dapat meningkatkan resistensi bakter
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
The document provides details regarding an upcoming PVS Evaluation Follow-Up mission in Indonesia from 2-13 October 2023 that will evaluate the country's Veterinary Services. The previous PVS Evaluation in 2007 assessed Indonesia at Level 2, and a 2011 Gap Analysis set a target of Level 3 within 5 years. The upcoming mission will evaluate progress towards this Level 3 target. It outlines the scope of the evaluation, procedures to be followed, and provides an overview of data and documents that will be reviewed. Ideal sampling sites across different categories are also listed.
The document discusses challenges that remained from the 2011 Gap Analysis, including legislation, management and coordination, staff development, surveillance capabilities, and disease control programs. It notes that reports
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
Virus influenza aviar tingkat patogenisitas tinggi (HPAI) dan rendah (LPAI) masih menyebar luas di Indonesia, terutama di sektor perunggasan skala kecil. Virus-virus baru seperti LPAI H9N2 pertama kali dideteksi pada 2017. Pasar unggas hidup (PUH) memainkan peran penting dalam penyebaran berulang virus melalui kontak erat antara unggas dari berbagai daerah. Dinamika evolusi virus H5N1 menunjukkan be
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
1. WOAH bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang resistensi antimikroba melalui survei, pengembangan strategi komunikasi, dan materi edukasi.
2. Survei mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik peternak unggas menunjukkan perlu ditingkatkannya pemahaman tentang penggunaan antibiotik.
3. Upaya berkelanjutan dibutuhkan untuk mempromosikan penggunaan
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
PMK dan penyakit hewan lainnya seperti LSD dan PPR merupakan penyakit lintas batas yang berpotensi menyebar dengan cepat dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang signifikan. Strategi pengendalian utama untuk PMK adalah karantina, vaksinasi, surveilans epidemiologi, zonasi, depopulasi, dan biosekuriti. Vaksinasi massal digunakan untuk mengendalikan wabah PMK di Indonesia, namun vaksin yang tersedia belum d
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
Kesejahteraan hewan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan status kinerja layanan veteriner suatu negara. Standar kesejahteraan hewan internasional dipromosikan untuk maksimalkan implementasinya di seluruh dunia.
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya Veterinary Statutory Body (VSB) bagi peningkatan kualitas profesi kedokteran hewan di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan definisi profesi dokter hewan, peran pentingnya bagi masyarakat, serta unsur-unsur yang menentukan kualitas layanan kesehatan hewan seperti tenaga kerja kesehatan hewan dan kinerja layanan kesehatan hewan berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Hewan Dun
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas tentang lumpy skin disease (LSD) dari perspektif global. LSD merupakan penyakit menular yang penting secara ekonomi yang menyerang sapi. Penyakit ini telah menyebar dari Afrika ke berbagai belahan dunia. Perubahan iklim diduga berperan dalam penyebaran internasional penyakit ini. Pengendalian LSD meliputi vaksinasi, pembatasan lalu lintas ternak, dan pemusnahan hewan terinfeksi.
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas pengendalian lalu lintas ternak dan vaksinasi khususnya di daerah bebas penyakit mulut dan kuku. Dokumen menjelaskan tentang pola lalu lintas ternak, klasifikasi zona berdasarkan risiko penyakit, dan aturan lalu lintas berdasarkan situasi penyakit di suatu daerah.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Konsep Penatagunaan Antimikroba di Kesehatan Hewan - Ditkeswan-FAO Indonesia, 28 Mei 2021
1. Konsep Penatagunaan Antimikroba
di Kesehatan Hewan
Drh. Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan
Rapat Koordinasi dan Lokakarya dengan Multi-Sektor dan Pemangku
Kepentingan untuk Mengembangkan Pedoman Penatagunaan
Antimikroba di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
28 Mei 2021
2. DEFINISI (draf pedoman):
Penatagunaan antimikroba adalah serangkaian tindakan
saling berkaitan yang mempromosikan penggunaan
antimikroba yang bijak dan bertanggung jawab di tingkat
individu, nasional dan global dan di seluruh kesehatan
manusia, kesehatan hewan dan lingkungan.
3. Penatagunaan Antimikroba (AMS)
• Pemerintah Pusat
• Pemerintah Daerah
• Kelompok Kerja AMS Pusat
• Tim Penatagunaan AM Daerah
• Pemangku kepentingan:
– Produsen farmasi veteriner
– Distributor OH (toko dan depo)
– Dokter hewan
– Produsen pangan hewani
– Produsen pakan ternak
– Pemilik ternak/peternak
Organisasi, koordinasi,
penatagunaan, pembinaan
pengawasan
Regulasi/otorisasi,
produksi, kontrol,
importasi, eksportasi,
distribusi dan
penggunaan produk Obat
Hewan (OH) yang
mengandung antimikroba
4. 5 prinsip penatagunaan
antimikroba (AMS)
Pengurangan
(Reduction)
Perbaikan
(Refinement)
Tanggung jawab
(Responsibility)
Peninjauan
(Review)
Penggantian
(Replacement)
5 R
Penatagunaan
antimikroba
Sumber: Page S (2016). Developing
a global veterinary antimicrobial
stewardship support programme
Contoh penerapan:
• Australia
• Selandia Baru
• Amerika Serikat
• India
• dll
5. 5R prinsip AMS
RESPONSIBILITY
(TANGGUNG
JAWAB)
Penggunaan antimikroba yang tepat adalah tanggung jawab bersama antara
dokter hewan yang meresepkan dan produsen ternak atau pemilik hewan
peliharaan atau semua pengguna antimikroba.
REDUCTION
(REDUKSI)
Penggunaan antimikroba sedapat mungkin dikurangi dengan pengendalian
dan pencegahan infeksi dan didukung oleh higiene yang teliti, nutrisi yang
cermat, biosekuriti, vaksinasi, dan budidaya ternak, jika dikombinasikan maka
dapat meminimalkan insiden penyakit menular (juga kebutuhan antimikroba).
REFINEMENT
(PERBAIKAN)
Penggunaan yang diperbaiki berarti diagnosis yang tepat, obat yang tepat,
pada waktu yang tepat, dosis yang tepat, rute yang tepat, dan untuk jangka
waktu yang tepat.
REPLACEMENT
(PENGGANTIAN)
Penggunaan antimikroba harus diganti setiap kali bukti yang tersedia
mendukung efikasi dan keamanan dari suatu antimikroba alternatif.
REVIEW
(PENINJAUAN)
Initiatif penatagunaan antimikroba harus ditinjau secara teratur dan proses
perbaikan berkelanjutan diadopsi untuk mengevaluasi kepatuhan dan
memastikan bahwa praktik penggunaan antimikroba yang terbaik.
Sumber: Page S (2016). Developing a global veterinary antimicrobial stewardship support programme
7. Strategi Penatagunaan Antimikroba
(draf pedoman)
1. Peresepan Antimikroba oleh Dokter Hewan
2. Pencegahan Infeksi Mikroba Patogen
3. Penggunaan Antimikroba yang Bijak dan Bertanggung
Jawab
4. Pengujian Diagnostik
5. Peningkatan Kapasitas dan Kesadaran
6. Penggantian Antimikroba
8. Penggunaan Antimikroba yang Bijak dan
Bertanggung Jawab (draf pedoman)
1. Pemilihan antimikroba yang tepat
– Permentan 14 Tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan
– Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik di Bidang PKH
– WHO AWaRe Classification of Antibiotics
– List of WHO Critically Important Antibiotics
– List of OIE Antimicrobials of Veterinary Importance
2. Pemberian dosis terapi yang tepat
3. Penentuan lama pemberian yang tepat
4. Penentuan masa waktu henti obat yang tepat
5. Pencatatan data
Peresepan
9. Prinsip penggunaan Antimikroba yang
Bijak dan Bertanggung Jawab (OIE)
1. Penggunaan antimikroba yang hanya diresepkan oleh dokter
hewan
2. Pengunaan jika diperlukan saja, antimikroba tidak
menyembuhkan setiap infeksi
3. Penggunaan antimikroba hanya jika dikaitkan dengan praktik
kesehatan hewan yang baik
4. Penggunaan dosis dan ikuti lama pengobatan dan waktu henti
obat seperti yang ditentukan
5. Pengunaan antimikroba yang didapatkan dari sumber dan ritel
yang disetujui
10. Prinsip penggunaan Antimikroba yang
bertanggung jawab dan bijak (ASEAN)
1. Penggunaan antimikroba yang penting secara medis pada
hewan produksi pangan harus dibatasi pada penggunaan
yang dianggap perlu untuk memastikan kesehatan dan
kesejahteraan hewan.
2. Penggunaan antimikroba pada hewan produksi pangan harus
dibatasi pada pengunaan yang memerlukan pengawasan dan
konsultasi dokter hewan.
3. Hanya antimikroba yang memenuhi kriteria keamanan,
kualitas dan efikasi yang digunakan untuk hewan produksi
pangan, dan digunakan sesuai dengan penggunaan yang
telah disetujui dan maksud penggunaan.
4. Gunakan “sesedikit mungkin, seperlunya”
11. Prinsip penggunaan Ab yang
bertanggung jawab dan bijak (ASEAN)
4. Kegiatan penggunaan yang bertanggung jawab dan bijak
melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
5. Penggunaan yang bijak adalah bagian dari praktik kedokteran
hewan dan budidaya peternakan yang baik dan
mempertimbangkan praktik pencegahan penyakit seperti
penggunaan vaksinasi dan perbaikan kondisi peternakan.
6. Surveilans, monitoring dan pengumpulan data yang dapat
diandalkan memberikan bukti untuk memandu kebijakan dan
menginformasikan efektivitas tindakan-tindakan yang terkait
dengan penggunaan antimikroba yang bijak pada ternak.
Sumber: ASEAN Guidelines For The Prudent Use Of Antimicrobials In Livestock (2017).
12. Praktik pengendalian infeksi (draf pedoman)
• Standar pencegahan dan pengendalian infeksi (standards
of practice for infection prevention and control/IPC)
• Praktik budidaya ternak yang baik (good animal husbandry
pratices)
• Standar WASH (Water, Sanitation & Higiene)
• Praktik biosekuriti yang baik:
– Biosekuriti personal
– Biosekuriti di klinik/rumah sakit
– Biosekuriti di peternakan
• Praktik vaksinasi yang baik
13. Sasaran AMS: dokter hewan – SIP, STRV?
• Dokter hewan pemerintah (government veterinarian):
– Dokter hewan Puskeswan
– Dokter hewan Pusat Penyelamatan Satwa
– Dokter hewan Karantina
• Dokter hewan swasta (private veterinarian):
– Dokter hewan industri farmasi veteriner
– Dokter hewan industri pakan
– Dokter hewan praktik (anjing, kucing, kuda, satwa kebun
binatang, hewan eksotik)
– Dokter hewan klinik
– Dokter hewan rumah sakit
– Dokter hewan industri ternak (layer, broiler, sapi perah, sapi
potong, babi, akuakultur)
14. Prinsip peresepan Antimikroba
• Jangan gunakan antimikroba untuk penyakit yang dapat
sembuh sendiri (self-limiting disease)
• Apabila mungkin, pemberian secara topikal atau lokal
• Pilih antimikroba efektif dengan spektrum tersempit yang
tersedia
• Gunakan sumber informasi terkini mengenai tingkat dosis dan
frekuensi
• Pemberian untuk durasi terpendek yang diperlukan
• Jika ada lebih dari satu antimikroba efektif tersedia, pilih salah
satu dengan peringkat kepentingan yang terendah untuk
kesehatan manusia
Sumber: https://www.amrvetcollective.com/home/your-practice/
15. Meninjau praktik penatagunaan
antimikroba (draf pedoman)
a. Meninjau penggunaan golongan antibiotik yang termasuk dalam AWare
b. Meninjau penggunaan golongan antibiotik yang termasuk dalam list critically
important for human medicine
c. Meninjau penggunaan jenis dan golongan antimikroba yang boleh dipakai dalam
pengobatan hewan
d. Meninjau kebijakan registrasi dan pengawasan obat hewan
e. Meninjau kebijakan peresepan antimikroba
f. Meninjau pencegahan infeksi
g. Meninjau Penggunaan Antimikroba yang Bijak dan Bertanggung Jawab
h. Meninjau Pengawasan Terhadap Praktik Penggunaan Antimikroba
i. Meninjau Pengujian Diagnostik
j. Meninjau Peningkatan Kapasitas dan Kesadaran
k. Pengawasan Antimikroba yang dilarang digunakan pada hewan
l. Pengawasan Antimikroba tidak teregistrasi
m. Pengawasan Kualitas Produksi dan Distribusi Obat Hewan
Strategi
16. Program penatagunaan antimikroba (AMS)
1. Program penatagunaan antimikroba pada farmaseutikal
veteriner (veterinary pharmaceutical);
2. Program penatagunaan antimikroba pada praktik
kedokteran hewan (veterinary practice);
3. Program penatagunaan antimikroba pada hewan produksi
pangan (food-producing animal);
4. Program penatagunaan antimikroba pada pakan (animal
feed);
5. Program penatagunaan antimikroba di peternakan (animal
farm);
17. Monitoring keberhasilan AMS
• Tolok ukur utama:
– Penurunan data nasional dan lokal konsumsi dan
penggunaan antimikroba di sektor kesehatan hewan
• Kendala AMS:
– Masalah pengumpulan data yang akurat yang dapat
merepresentasikan seluruh penggunaan antimikroba di
industri (unggas, babi, sapi perah) dan praktik dokter hewan
– Lemahnya sistim surveilans dan monitoring untuk melacak
konsumsi dan penggunaan antimikroba dan penyebaran
AMR pada hewan.