SlideShare a Scribd company logo
ILMU NUTRISI TERNAK
MKK123203
Dr. Ramaiyulis, S.Pt, MP
NIDN 0014067208
HP/WA : 085263053550
PROGRAM STUDI BUDI DAYA TERNAK
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
TEKNIK ANALISA DAYA CERNA
BAHAN PAKAN RUMINANSIA
Kecernaan = Jumlah konsumsi zat makanan – jumlah zat makanan tersisa di feses
Jumlah konsumsi zat makanan
Zat makanan :
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
Bahan makanan :
• Rumput gajah
• Jerami padi
• Silase
• Kulit singkong
• Dedak
• Bungkil kedele
• Pakan lainnya PROSES PENCERNAAN :
Mekanis
Fermentatif
Enzimatis
FESES :
• Zat makanan
tidak tercerna
• Reruntuhan
jaringan usus
Penyerapan Zat makanan :
• VFA
• NH3
• Glukosa
• Asam amino
• Asam lemak + trigliserida
• Vitamin
• Mineral
• Air
X 100%
Teknik Analisa Daya Cerna pada Ruminansia
1. Teknik In vitro = mengukur fermentasi
mikroba terhadap pakan yang diuji
menggunakan rumen tiruan, tanpa
menggunakan ternak.
2. Teknik in sacco = mengukur kecernaan bahan
pakan menggunakan kantong nilon yang
dimasukan ke dalam rumen melalui fistula
rumen
3. Teknik in vivo = mengukur kecernaan bahan
pakan langsung kepada ternak
Metode In vitro
Ada 3 metode in vitro yang digunakan dalam penelitian :
1. Metode in vitro Tilley and Terry (1963)
Metode ini mengukur kecernaan terdiri dari 2 tahap yaitu kecernaan
fermentatif di rumen dan kecernaan enzimatis di abomasum dan usus halus.
Tahap 1 dilakukan dengan menginkubasi sampel pakan dalam rumen tiruan
selama 48 jam secara an aerob, 390C, pengadukan, dan pengeluaran gas
dan dilanjutkan dengan analisis zat makan dalam residu. Kemudian
dilanjutkan dengan tahap 2 dengan menginkubasi residu hasil tahap 1
dengan penambahan HCl dan enzim pepsin dan inkubasi secara aerob,
390C, pengadukan dan analisa zat makanan dalam residu..
2. Metode in vitro produksi gas (MENKE ET AL., 1979; STEINGASS dan
MENKE, 1986; BLUMMEL ET AL., 1997).
Metode ini mengukur kecernaan rumen melalui produksi gas fermentasi
menggunakan syring (spuit).
3. Metode RUSITEC (rumen simulation technique)
Mengukur kecernaan rumen menggunakan rumen tiruan dan simulasi
rumen dengan suplai saliva dan pengaliran hasil fermentasi pasca rumen.
KELEBIHAN
Kelebihan dan kelemahan In vitro
Tanpa menggunakan ternak, hasil cepat diperoleh,
jumlah sampel sedikit, bisa fokus pada fermentasi
rumen dan biaya murah
Mengabaikan adanya suplai nitrogen dari saliva
dan adanya penyerapan zat makanan pada
dinding rumen
KELEMAHAN
Rumen Tiruan
pH netral (6-8)
An aerob
Suhu 38-42 0C
Kontraksi rumen/ pengadukan isi rumen
Eruktasi = pengeluaran gas fermentasi
Penyerapan hasil fermentasi
Kondisi rumen untuk pertumbuhan mikroba
Rumen tiruan dapat menggunakan botol
dilengkapi dengan pengeluaran gas fermentasi,
pengatur suhu, pergerakan dan saliva buatan
Teknik In vitro Tilley and Terri (1963)
Bahan pakan
yang akan diuji
kecernaannya
dihaluskan dan
dianalisa
kandungan zat
makanannya
Saliva buatan :
NaHCO3 9,8 g
Na2HPO4.7H2O 4,62 g
KCl 0,57 g
MgSO4.7H2O 0,12 g
NaCl 0,47 g
CaCl2. 2H2O 0,05 g
Dalam 1 liter larutan
Cairan rumen dari
Rumah potong
hewan
+
(4 : 1)
Inkubasi 48 jam secara anaerob, 390C, pengeluaran gas
Analisa zat
makanan yang
tersisa dalam
residu
Metode Produksi Gas
• Spuit kaca (syringe glass) 100 ml dilepaskan tuasnya
• Sampel pakan dimasukan ke dalam spuit (syringe glass) sebanyak 200 mg
• Lalu ditambahkan saliva buatan
• Disemprot dengan gas CO2 agar oksigen didalam spuit keluar semua,
supaya an aerob
• Lalu tuas spuit dipasang kembali
• Kemudian diinkubasi pada suhu 390 C
• Gas hasil fermentasi akan dapat diukur dengan naiknya tuas yang dapat
dibaca pada skala spuit (ml)
Rusitec = rumen simulation technique
Metode rusitec ini cairan rumen dimasukan dalam botol 800 ml dan
disimulasikan seperti kerja rumen yaitu ada masukan saliva dan ada
pengeluaran gas dan aliran pakan ke usus.
Bedanya dengan Tilley and Terry, pada Rusitec dilakukan suplai saliva
buatan dan ada aliran pakan keluar rumen, sedangkan pada Tilley and
Terry tidak ada
Korelasi kecernaan In vitro dibanding in vivo
Kecernaan in vitro berhubungan erat (berkorelasi) dengan kcernaan in vivo dengan R2 =
0,42-0,76
Kecernaan in vitro dapat menggambarkan kecernaan zat makanan yang sebenarnya
dalam tubuh ternak
Sumber : Borba & Ribeiro, 1996
Uji Kecernaan In vivo
Tahap Pelaksanaan In vivo :
1. Tahap Prelim/ pendahuluan Tujuan menghilangkan pengaruh pakan sebelumnya
T1/2 = 3 hari  artinya pengaruh pakan baru 50%
terjadi setelah 3 hari.
Hari ke Pengaruh pakan
lama
Pengaruh pakan
baru
0 100 0
3 50 50
6 25 75
9 12,5 87,5
12 6,25 93,75
Lama prelim minimal
1 mgg agar pengaruh
pakan baru telah
lebih lebih dari 75%
2. Tahap Koleksi Data
In vivo = pengujian kecernaan langsung kepada ternak
Yaitu pengumpulan data jumlah konsumsi, jumlah
feses dan urin serta pengumpulan sampel pakan,
feses dan urin untuk analisa zat makanan
Lama pengumpuan data in vivo
Semakin lama waktu pengumpulan data semakin tinggi akurasi data yang
didapatkan. Biasanya dilakukan selama 1 minggu
Jenis data in vivo yang dikumpulkan selama tahap koleksi
1. Konsumsi ransum Konsumsi = jumlah ransum diberikan – ransum sisa
2. Jumlah Feses Yaitu jumlah (kg) feses yang dikumpulkan selama
koleksi
3. Jumlah Urin Yaitu jumlah (kg) urin yang dikumpulkan selama
koleksi
Sampel ransum, sampel feses dan sampel urin dikumpulkan untuk analisa zat
makanan di laboratorium
Penanganan sampel in vivo
Sampel ransum Sampel ransum diambil 100 gram lalu dibawa ke laboratorium
Untuk analisa zat makanan.
Sampel feses Sampel feses diambil 100 gram lalu dibawa ke laboratorium
Untuk analisa zat makanan tidak tercerna yang tersisa di feses.
Sampel urin Sampel urin diambil 100 ml lalu dibawa ke laboratorium
Untuk Analisa PK, urin alantoin.
Sampel ransum dan feses dianalisa kandungan zat makanan
dengan Analisa proksimat ( BK, BO, SK, PK, LK, BETN)
Analisa van soest (NDF, ADF, selulosa, hemi selulosa, lignin)
Sinkatan :
BK = bahan kering
PK = protein kasar
SK = serat kasar
LK = lemak kasar
BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen
NDF = neutral detergent fiber
ADF = acid detergent fiber
Kecernaan BK = jumlah konsumsi BK – jumlah BK dalam feses
Kecernaan BO = jumlah konsumsi BO – jumlah BO dalam feses
Kecernaan SK = jumlah konsumsi SK – jumlah SK dalam feses
Kecernaan BETN = jumlah konsumsi BETN – jumlah BETN dalam feses
Kecernaan NDF = jumlah konsumsi NDF – jumlah NDF dalam feses
Kecernaan ADF = jumlah konsumsi ADF – jumlah ADF dalam feses
Kecernaan selulosa = jumlah konsumsi selulosa – jumlah selulosa dalam feses
Kecernaan Fraksi serat :
Kecernaan hemiselulosa = jumlah konsumsi hemiselulosa – jumlah hemiselulosa
dalam feses
Kecernaan PK = jumlah konsumsi PK – jumlah PK dalam feses
Kecernaan zat makanan :
Analisa yang berhubungan dengan urin :
Retensi nitrogen (N) = konsumsi N – jumlah N dalam feses – jumlah N dalam urin
Sintesis protein mikroba = kandungan alantoin dalam urin
Metode In Sacco
Metode in sacco dilakukan dengan memasukan sampel dalam kantong nilon
kemudian dimasukan ke dalam rumen melalui fistula rumen
Fistula rumen
Mengukur protein mikroba
Protein mikroba dalam cairan rumen
Mengukur protein mikroba
Suplai protein mikroba ke usus halus
Chen and Gomes, (1992)
Purin derivatif yang diukur adalah “Alantoin”
Kandungan alantoin dalan urin dikonversikan menjadi gram protein mikroba yang
terserap di usus halus
• TDN = Total digestible nutrient
• TDN dihitung berdasarkan rumus Sutardi
(2001) :
• a. untuk PK < 20% dan SK > 18% yaitu
70,6+(0,259PK)+(1,01LK)-(0,760SK)+(0,0991BETN).
• b. untuk PK < 20% dan SK < 18% yaitu
2,79 + (1,17PK)+(1,74LK)-(0,295SK)+(0,810BETN)
PK = Protein kasar; LK = lemak; SK = serat kasar; BETN = bahan ekstrak tanpa N
Pengukuran energi
Pengukuran energi
Konsumsi
ransum
Gross energy (GE) (bomb calorimeter)
Digestible energy (DE)
Energi hilangEnergi dalam
feses
Metabolizable energy (ME)
Energi hilang
Energi dalam urin
dan gas metan
Net energy (NE)
Energi hilang
Energi dalam
panas tubuh
NE Laktasi (Nel)NE Gain (Neg)Hidup pokok
Evaluasi
• Apa gunanya mengukur kecernaan
• Apa metode pengukuran kecernaan in vitro
• Bisakah hasil kecernaan in vitro menggambarkan
kecernaan dalam tubuh ternak
• Apa kelebihan metode in vitro
• Apa guna periode prelim dan berapa lamanya
• Apa saja yang dikumpulkan selama koleksi in vivo
• Bagaimana mengukur fermentasi rumen secara in
sacco
• Bagaimana mengukur protein mikroba
• Apa yang dimaksud TDN dan bagaiman mengukurnya

More Related Content

What's hot

Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nrPertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
Emi Suhaemi
 
Susu
SusuSusu
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
Sutyawan
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Sutyawan
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010
udayana
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Emi Suhaemi
 
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptxKapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
FadilidrusFadil
 
Pemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambingPemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambing
Yusuf Ahmad
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
Agnescia Sera
 
PPT SILASE.pptx
PPT SILASE.pptxPPT SILASE.pptx
PPT SILASE.pptx
ssuser92d851
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
adeputra93
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Ratnawati Sigamma
 
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakSifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Virdha Rahma
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
 
Peralatan Kandang Sapi Potong
Peralatan Kandang Sapi PotongPeralatan Kandang Sapi Potong
Peralatan Kandang Sapi Potong
Lusia Komala Widiastuti
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimatoriza13
 

What's hot (20)

Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nrPertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
Pertemuan iv prod. Pakan untuk unggas -nr
 
Susu
SusuSusu
Susu
 
Peningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi panganPeningkatan mutu gizi pangan
Peningkatan mutu gizi pangan
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Laporan akhir praktikum mikrobiologi
Laporan akhir praktikum mikrobiologiLaporan akhir praktikum mikrobiologi
Laporan akhir praktikum mikrobiologi
 
Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
 
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptxKapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
Kapasitas tampung padang penggembalaan 2021.pptx
 
Pemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambingPemeliharaan kambing
Pemeliharaan kambing
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
 
PPT SILASE.pptx
PPT SILASE.pptxPPT SILASE.pptx
PPT SILASE.pptx
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakSifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
Peralatan Kandang Sapi Potong
Peralatan Kandang Sapi PotongPeralatan Kandang Sapi Potong
Peralatan Kandang Sapi Potong
 
Analisis proksimat
Analisis proksimatAnalisis proksimat
Analisis proksimat
 
Pengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembalaPengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembala
 

Similar to Teknik analisa daya cerna pada ruminansia

03b - PIN Pengukuran Kecernaan.ppt
03b - PIN Pengukuran Kecernaan.ppt03b - PIN Pengukuran Kecernaan.ppt
03b - PIN Pengukuran Kecernaan.ppt
MutiaraSalinaMilala
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
PUTRA ADI IRAWAN
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Ely John Karimela
 
INSEMINASI BUATAN upload.pptx
INSEMINASI BUATAN upload.pptxINSEMINASI BUATAN upload.pptx
INSEMINASI BUATAN upload.pptx
FRISKACHRISTININGRUM
 
Cow Appreciation Day Minitheme by Slidesgo.pptx
Cow Appreciation Day Minitheme by Slidesgo.pptxCow Appreciation Day Minitheme by Slidesgo.pptx
Cow Appreciation Day Minitheme by Slidesgo.pptx
iyel syahputra Ginting
 
Materi mpp
Materi mppMateri mpp
Materi mpp
DewiPuspitasari55
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
fidya arifiah
 
Ilmu gizi ternak unggas
Ilmu gizi ternak unggasIlmu gizi ternak unggas
Ilmu gizi ternak unggas
udayana
 
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptxmetode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
kepkrsuislamklaten
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
Jepriadi5
 
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptxK_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
Ramaiyulis Ramai
 
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan TernakPenilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
Roni Kedua
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
Kelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdf
Kelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdfKelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdf
Kelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdf
MaretaWindi
 
Uji makanan
Uji makananUji makanan
Uji makanan
Nida Shafiyanti
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGBIAKAN BAKTERI.pdf
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGBIAKAN BAKTERI.pdfPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGBIAKAN BAKTERI.pdf
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGBIAKAN BAKTERI.pdf
MettaAlawiyah
 
ppt pencernaan.pptx
ppt pencernaan.pptxppt pencernaan.pptx
ppt pencernaan.pptx
BangDedth
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptxBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
JavaSilviaHermayeni1
 

Similar to Teknik analisa daya cerna pada ruminansia (20)

Kecernaan digestibility
Kecernaan digestibilityKecernaan digestibility
Kecernaan digestibility
 
03b - PIN Pengukuran Kecernaan.ppt
03b - PIN Pengukuran Kecernaan.ppt03b - PIN Pengukuran Kecernaan.ppt
03b - PIN Pengukuran Kecernaan.ppt
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
Chapter iii v
Chapter iii vChapter iii v
Chapter iii v
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
 
INSEMINASI BUATAN upload.pptx
INSEMINASI BUATAN upload.pptxINSEMINASI BUATAN upload.pptx
INSEMINASI BUATAN upload.pptx
 
Cow Appreciation Day Minitheme by Slidesgo.pptx
Cow Appreciation Day Minitheme by Slidesgo.pptxCow Appreciation Day Minitheme by Slidesgo.pptx
Cow Appreciation Day Minitheme by Slidesgo.pptx
 
Materi mpp
Materi mppMateri mpp
Materi mpp
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Ilmu gizi ternak unggas
Ilmu gizi ternak unggasIlmu gizi ternak unggas
Ilmu gizi ternak unggas
 
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptxmetode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
 
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptxK_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
K_INT_MIKROBA RUMEN.pptx
 
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan TernakPenilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
 
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekotonMt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2003-cyanide-seaurchin-ekoton
 
Kelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdf
Kelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdfKelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdf
Kelompok 3_Pengujian ALT_Prak Wastu.pdf
 
Uji makanan
Uji makananUji makanan
Uji makanan
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGBIAKAN BAKTERI.pdf
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGBIAKAN BAKTERI.pdfPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGBIAKAN BAKTERI.pdf
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGBIAKAN BAKTERI.pdf
 
ppt pencernaan.pptx
ppt pencernaan.pptxppt pencernaan.pptx
ppt pencernaan.pptx
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptxBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
 

More from Ramaiyulis Ramai

materi_penggemukan_sapi[1].pptx
materi_penggemukan_sapi[1].pptxmateri_penggemukan_sapi[1].pptx
materi_penggemukan_sapi[1].pptx
Ramaiyulis Ramai
 
Teknik menaksir sapi.pptx
Teknik menaksir sapi.pptxTeknik menaksir sapi.pptx
Teknik menaksir sapi.pptx
Ramaiyulis Ramai
 
Domestikasi Ternak.pptx
Domestikasi Ternak.pptxDomestikasi Ternak.pptx
Domestikasi Ternak.pptx
Ramaiyulis Ramai
 
Ekstrak daun cabai rawit sebagai pemacu petumbuhan bulu pada hewan uji kelinci
Ekstrak daun cabai rawit sebagai pemacu petumbuhan bulu pada hewan uji kelinciEkstrak daun cabai rawit sebagai pemacu petumbuhan bulu pada hewan uji kelinci
Ekstrak daun cabai rawit sebagai pemacu petumbuhan bulu pada hewan uji kelinci
Ramaiyulis Ramai
 
PEMANFAATAN PAKAN ANTI OBESITAS MENGANDUNG EKSTRAK BIJI MAHONI UNTUK MENINGKA...
PEMANFAATAN PAKAN ANTI OBESITAS MENGANDUNG EKSTRAK BIJI MAHONI UNTUK MENINGKA...PEMANFAATAN PAKAN ANTI OBESITAS MENGANDUNG EKSTRAK BIJI MAHONI UNTUK MENINGKA...
PEMANFAATAN PAKAN ANTI OBESITAS MENGANDUNG EKSTRAK BIJI MAHONI UNTUK MENINGKA...
Ramaiyulis Ramai
 
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN JARAK (Jatropa curcas lin) SEBAGAI ANTICACING Ascarid...
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN JARAK (Jatropa curcas lin) SEBAGAI ANTICACING Ascarid...PEMANFAATAN TEPUNG DAUN JARAK (Jatropa curcas lin) SEBAGAI ANTICACING Ascarid...
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN JARAK (Jatropa curcas lin) SEBAGAI ANTICACING Ascarid...
Ramaiyulis Ramai
 
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth) UNTUK PENGOBA...
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth)  UNTUK PENGOBA...PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth)  UNTUK PENGOBA...
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth) UNTUK PENGOBA...
Ramaiyulis Ramai
 
PENGGUNAAN SERBUK KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA I...
PENGGUNAAN SERBUK KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA I...PENGGUNAAN SERBUK KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA I...
PENGGUNAAN SERBUK KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA I...
Ramaiyulis Ramai
 
GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KULIT MENCIT MENGGUNAKAN SEDIAAN TOPIKAL...
GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KULIT MENCIT MENGGUNAKAN SEDIAAN TOPIKAL...GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KULIT MENCIT MENGGUNAKAN SEDIAAN TOPIKAL...
GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KULIT MENCIT MENGGUNAKAN SEDIAAN TOPIKAL...
Ramaiyulis Ramai
 
JUMLAH LEUKOSIT DAN PRODUKTIVITAS BROILER DENGAN PEMEBERIAN JAMU KOMBINASI KE...
JUMLAH LEUKOSIT DAN PRODUKTIVITAS BROILER DENGAN PEMEBERIAN JAMU KOMBINASI KE...JUMLAH LEUKOSIT DAN PRODUKTIVITAS BROILER DENGAN PEMEBERIAN JAMU KOMBINASI KE...
JUMLAH LEUKOSIT DAN PRODUKTIVITAS BROILER DENGAN PEMEBERIAN JAMU KOMBINASI KE...
Ramaiyulis Ramai
 
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Ramaiyulis Ramai
 
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi BiogasTeknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Ramaiyulis Ramai
 

More from Ramaiyulis Ramai (12)

materi_penggemukan_sapi[1].pptx
materi_penggemukan_sapi[1].pptxmateri_penggemukan_sapi[1].pptx
materi_penggemukan_sapi[1].pptx
 
Teknik menaksir sapi.pptx
Teknik menaksir sapi.pptxTeknik menaksir sapi.pptx
Teknik menaksir sapi.pptx
 
Domestikasi Ternak.pptx
Domestikasi Ternak.pptxDomestikasi Ternak.pptx
Domestikasi Ternak.pptx
 
Ekstrak daun cabai rawit sebagai pemacu petumbuhan bulu pada hewan uji kelinci
Ekstrak daun cabai rawit sebagai pemacu petumbuhan bulu pada hewan uji kelinciEkstrak daun cabai rawit sebagai pemacu petumbuhan bulu pada hewan uji kelinci
Ekstrak daun cabai rawit sebagai pemacu petumbuhan bulu pada hewan uji kelinci
 
PEMANFAATAN PAKAN ANTI OBESITAS MENGANDUNG EKSTRAK BIJI MAHONI UNTUK MENINGKA...
PEMANFAATAN PAKAN ANTI OBESITAS MENGANDUNG EKSTRAK BIJI MAHONI UNTUK MENINGKA...PEMANFAATAN PAKAN ANTI OBESITAS MENGANDUNG EKSTRAK BIJI MAHONI UNTUK MENINGKA...
PEMANFAATAN PAKAN ANTI OBESITAS MENGANDUNG EKSTRAK BIJI MAHONI UNTUK MENINGKA...
 
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN JARAK (Jatropa curcas lin) SEBAGAI ANTICACING Ascarid...
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN JARAK (Jatropa curcas lin) SEBAGAI ANTICACING Ascarid...PEMANFAATAN TEPUNG DAUN JARAK (Jatropa curcas lin) SEBAGAI ANTICACING Ascarid...
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN JARAK (Jatropa curcas lin) SEBAGAI ANTICACING Ascarid...
 
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth) UNTUK PENGOBA...
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth)  UNTUK PENGOBA...PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth)  UNTUK PENGOBA...
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth) UNTUK PENGOBA...
 
PENGGUNAAN SERBUK KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA I...
PENGGUNAAN SERBUK KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA I...PENGGUNAAN SERBUK KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA I...
PENGGUNAAN SERBUK KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA I...
 
GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KULIT MENCIT MENGGUNAKAN SEDIAAN TOPIKAL...
GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KULIT MENCIT MENGGUNAKAN SEDIAAN TOPIKAL...GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KULIT MENCIT MENGGUNAKAN SEDIAAN TOPIKAL...
GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA KULIT MENCIT MENGGUNAKAN SEDIAAN TOPIKAL...
 
JUMLAH LEUKOSIT DAN PRODUKTIVITAS BROILER DENGAN PEMEBERIAN JAMU KOMBINASI KE...
JUMLAH LEUKOSIT DAN PRODUKTIVITAS BROILER DENGAN PEMEBERIAN JAMU KOMBINASI KE...JUMLAH LEUKOSIT DAN PRODUKTIVITAS BROILER DENGAN PEMEBERIAN JAMU KOMBINASI KE...
JUMLAH LEUKOSIT DAN PRODUKTIVITAS BROILER DENGAN PEMEBERIAN JAMU KOMBINASI KE...
 
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
 
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi BiogasTeknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
 

Recently uploaded

Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
FazaKhilwan1
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
NathanielIbram
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 

Recently uploaded (10)

Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 

Teknik analisa daya cerna pada ruminansia

  • 1. ILMU NUTRISI TERNAK MKK123203 Dr. Ramaiyulis, S.Pt, MP NIDN 0014067208 HP/WA : 085263053550 PROGRAM STUDI BUDI DAYA TERNAK POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH TEKNIK ANALISA DAYA CERNA BAHAN PAKAN RUMINANSIA
  • 2. Kecernaan = Jumlah konsumsi zat makanan – jumlah zat makanan tersisa di feses Jumlah konsumsi zat makanan Zat makanan : 1. Karbohidrat 2. Protein 3. Lemak 4. Vitamin 5. Mineral 6. Air Bahan makanan : • Rumput gajah • Jerami padi • Silase • Kulit singkong • Dedak • Bungkil kedele • Pakan lainnya PROSES PENCERNAAN : Mekanis Fermentatif Enzimatis FESES : • Zat makanan tidak tercerna • Reruntuhan jaringan usus Penyerapan Zat makanan : • VFA • NH3 • Glukosa • Asam amino • Asam lemak + trigliserida • Vitamin • Mineral • Air X 100%
  • 3. Teknik Analisa Daya Cerna pada Ruminansia 1. Teknik In vitro = mengukur fermentasi mikroba terhadap pakan yang diuji menggunakan rumen tiruan, tanpa menggunakan ternak. 2. Teknik in sacco = mengukur kecernaan bahan pakan menggunakan kantong nilon yang dimasukan ke dalam rumen melalui fistula rumen 3. Teknik in vivo = mengukur kecernaan bahan pakan langsung kepada ternak
  • 4. Metode In vitro Ada 3 metode in vitro yang digunakan dalam penelitian : 1. Metode in vitro Tilley and Terry (1963) Metode ini mengukur kecernaan terdiri dari 2 tahap yaitu kecernaan fermentatif di rumen dan kecernaan enzimatis di abomasum dan usus halus. Tahap 1 dilakukan dengan menginkubasi sampel pakan dalam rumen tiruan selama 48 jam secara an aerob, 390C, pengadukan, dan pengeluaran gas dan dilanjutkan dengan analisis zat makan dalam residu. Kemudian dilanjutkan dengan tahap 2 dengan menginkubasi residu hasil tahap 1 dengan penambahan HCl dan enzim pepsin dan inkubasi secara aerob, 390C, pengadukan dan analisa zat makanan dalam residu.. 2. Metode in vitro produksi gas (MENKE ET AL., 1979; STEINGASS dan MENKE, 1986; BLUMMEL ET AL., 1997). Metode ini mengukur kecernaan rumen melalui produksi gas fermentasi menggunakan syring (spuit). 3. Metode RUSITEC (rumen simulation technique) Mengukur kecernaan rumen menggunakan rumen tiruan dan simulasi rumen dengan suplai saliva dan pengaliran hasil fermentasi pasca rumen.
  • 5. KELEBIHAN Kelebihan dan kelemahan In vitro Tanpa menggunakan ternak, hasil cepat diperoleh, jumlah sampel sedikit, bisa fokus pada fermentasi rumen dan biaya murah Mengabaikan adanya suplai nitrogen dari saliva dan adanya penyerapan zat makanan pada dinding rumen KELEMAHAN
  • 6. Rumen Tiruan pH netral (6-8) An aerob Suhu 38-42 0C Kontraksi rumen/ pengadukan isi rumen Eruktasi = pengeluaran gas fermentasi Penyerapan hasil fermentasi Kondisi rumen untuk pertumbuhan mikroba Rumen tiruan dapat menggunakan botol dilengkapi dengan pengeluaran gas fermentasi, pengatur suhu, pergerakan dan saliva buatan
  • 7. Teknik In vitro Tilley and Terri (1963) Bahan pakan yang akan diuji kecernaannya dihaluskan dan dianalisa kandungan zat makanannya Saliva buatan : NaHCO3 9,8 g Na2HPO4.7H2O 4,62 g KCl 0,57 g MgSO4.7H2O 0,12 g NaCl 0,47 g CaCl2. 2H2O 0,05 g Dalam 1 liter larutan Cairan rumen dari Rumah potong hewan + (4 : 1) Inkubasi 48 jam secara anaerob, 390C, pengeluaran gas Analisa zat makanan yang tersisa dalam residu
  • 8. Metode Produksi Gas • Spuit kaca (syringe glass) 100 ml dilepaskan tuasnya • Sampel pakan dimasukan ke dalam spuit (syringe glass) sebanyak 200 mg • Lalu ditambahkan saliva buatan • Disemprot dengan gas CO2 agar oksigen didalam spuit keluar semua, supaya an aerob • Lalu tuas spuit dipasang kembali • Kemudian diinkubasi pada suhu 390 C • Gas hasil fermentasi akan dapat diukur dengan naiknya tuas yang dapat dibaca pada skala spuit (ml)
  • 9. Rusitec = rumen simulation technique Metode rusitec ini cairan rumen dimasukan dalam botol 800 ml dan disimulasikan seperti kerja rumen yaitu ada masukan saliva dan ada pengeluaran gas dan aliran pakan ke usus. Bedanya dengan Tilley and Terry, pada Rusitec dilakukan suplai saliva buatan dan ada aliran pakan keluar rumen, sedangkan pada Tilley and Terry tidak ada
  • 10. Korelasi kecernaan In vitro dibanding in vivo Kecernaan in vitro berhubungan erat (berkorelasi) dengan kcernaan in vivo dengan R2 = 0,42-0,76 Kecernaan in vitro dapat menggambarkan kecernaan zat makanan yang sebenarnya dalam tubuh ternak Sumber : Borba & Ribeiro, 1996
  • 11. Uji Kecernaan In vivo Tahap Pelaksanaan In vivo : 1. Tahap Prelim/ pendahuluan Tujuan menghilangkan pengaruh pakan sebelumnya T1/2 = 3 hari  artinya pengaruh pakan baru 50% terjadi setelah 3 hari. Hari ke Pengaruh pakan lama Pengaruh pakan baru 0 100 0 3 50 50 6 25 75 9 12,5 87,5 12 6,25 93,75 Lama prelim minimal 1 mgg agar pengaruh pakan baru telah lebih lebih dari 75% 2. Tahap Koleksi Data In vivo = pengujian kecernaan langsung kepada ternak Yaitu pengumpulan data jumlah konsumsi, jumlah feses dan urin serta pengumpulan sampel pakan, feses dan urin untuk analisa zat makanan
  • 12. Lama pengumpuan data in vivo Semakin lama waktu pengumpulan data semakin tinggi akurasi data yang didapatkan. Biasanya dilakukan selama 1 minggu Jenis data in vivo yang dikumpulkan selama tahap koleksi 1. Konsumsi ransum Konsumsi = jumlah ransum diberikan – ransum sisa 2. Jumlah Feses Yaitu jumlah (kg) feses yang dikumpulkan selama koleksi 3. Jumlah Urin Yaitu jumlah (kg) urin yang dikumpulkan selama koleksi Sampel ransum, sampel feses dan sampel urin dikumpulkan untuk analisa zat makanan di laboratorium
  • 13. Penanganan sampel in vivo Sampel ransum Sampel ransum diambil 100 gram lalu dibawa ke laboratorium Untuk analisa zat makanan. Sampel feses Sampel feses diambil 100 gram lalu dibawa ke laboratorium Untuk analisa zat makanan tidak tercerna yang tersisa di feses. Sampel urin Sampel urin diambil 100 ml lalu dibawa ke laboratorium Untuk Analisa PK, urin alantoin. Sampel ransum dan feses dianalisa kandungan zat makanan dengan Analisa proksimat ( BK, BO, SK, PK, LK, BETN) Analisa van soest (NDF, ADF, selulosa, hemi selulosa, lignin) Sinkatan : BK = bahan kering PK = protein kasar SK = serat kasar LK = lemak kasar BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen NDF = neutral detergent fiber ADF = acid detergent fiber
  • 14. Kecernaan BK = jumlah konsumsi BK – jumlah BK dalam feses Kecernaan BO = jumlah konsumsi BO – jumlah BO dalam feses Kecernaan SK = jumlah konsumsi SK – jumlah SK dalam feses Kecernaan BETN = jumlah konsumsi BETN – jumlah BETN dalam feses Kecernaan NDF = jumlah konsumsi NDF – jumlah NDF dalam feses Kecernaan ADF = jumlah konsumsi ADF – jumlah ADF dalam feses Kecernaan selulosa = jumlah konsumsi selulosa – jumlah selulosa dalam feses Kecernaan Fraksi serat : Kecernaan hemiselulosa = jumlah konsumsi hemiselulosa – jumlah hemiselulosa dalam feses Kecernaan PK = jumlah konsumsi PK – jumlah PK dalam feses Kecernaan zat makanan :
  • 15. Analisa yang berhubungan dengan urin : Retensi nitrogen (N) = konsumsi N – jumlah N dalam feses – jumlah N dalam urin Sintesis protein mikroba = kandungan alantoin dalam urin
  • 16. Metode In Sacco Metode in sacco dilakukan dengan memasukan sampel dalam kantong nilon kemudian dimasukan ke dalam rumen melalui fistula rumen Fistula rumen
  • 17. Mengukur protein mikroba Protein mikroba dalam cairan rumen
  • 18. Mengukur protein mikroba Suplai protein mikroba ke usus halus Chen and Gomes, (1992) Purin derivatif yang diukur adalah “Alantoin” Kandungan alantoin dalan urin dikonversikan menjadi gram protein mikroba yang terserap di usus halus
  • 19. • TDN = Total digestible nutrient • TDN dihitung berdasarkan rumus Sutardi (2001) : • a. untuk PK < 20% dan SK > 18% yaitu 70,6+(0,259PK)+(1,01LK)-(0,760SK)+(0,0991BETN). • b. untuk PK < 20% dan SK < 18% yaitu 2,79 + (1,17PK)+(1,74LK)-(0,295SK)+(0,810BETN) PK = Protein kasar; LK = lemak; SK = serat kasar; BETN = bahan ekstrak tanpa N Pengukuran energi
  • 20. Pengukuran energi Konsumsi ransum Gross energy (GE) (bomb calorimeter) Digestible energy (DE) Energi hilangEnergi dalam feses Metabolizable energy (ME) Energi hilang Energi dalam urin dan gas metan Net energy (NE) Energi hilang Energi dalam panas tubuh NE Laktasi (Nel)NE Gain (Neg)Hidup pokok
  • 21. Evaluasi • Apa gunanya mengukur kecernaan • Apa metode pengukuran kecernaan in vitro • Bisakah hasil kecernaan in vitro menggambarkan kecernaan dalam tubuh ternak • Apa kelebihan metode in vitro • Apa guna periode prelim dan berapa lamanya • Apa saja yang dikumpulkan selama koleksi in vivo • Bagaimana mengukur fermentasi rumen secara in sacco • Bagaimana mengukur protein mikroba • Apa yang dimaksud TDN dan bagaiman mengukurnya