Dokumen tersebut membahas tentang etika bisnis dan filsafat etika yang diterapkan di Indonesia, mencakup pendekatan utilitarian, deontologi, hak, dan keutamaan. Dokumen juga membahas contoh-contoh penerapan teori-teori etika tersebut dalam kasus-kasus bisnis di Indonesia.
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, Philosophical Ethics and Business di Indonesia, Universitas Mercu Buana, 2017
1. PHILOSOPHICAL ETHICS AND BUSINESS DI INDONESIA
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Sedangkan etika adalah
peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang dan
merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral. Sehingga dapat disimpulakn bahwa
etika bisnis adalah cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah
bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-
hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
a. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
b. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki
hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
c. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Teori Utilitarisme di Indonesia
Aliran Utilitarianisme mempunyai pandangan bahwa tujuan hukum adalah harus ditujukan
untuk mencapai kebahagiaan tertinggi dengan cara melengkapi kehidupan, mengendalikan
kelebihan, mengedepankan persamaan dan menjaga kepastian. Sehingga, hukum itu pada
prinsipnya ditujukan untuk menciptakan ketertiban masyarakat, disamping untuk
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada jumlah orang yang terbanyak.
Indonesia adalah negara yang berkembang, hal itu dapat dilihat dengan ikut campur tangan
negara dalam mengurusi kepentingan masyarakat. Negara berperan aktif mengatur urusan
rakyat. Begitu banyak produk hukum yang tercipta untuk mengatur kepentingan warga
negara dengan tujuan hukum yang ingin dicapai adalah menjaga kestabilan dan ketertiban
hukum. Perkembangan yang berlangsung mengakibatkan perubahan secara mendasar atas
peranan dan fungsi-fungsi yang diselenggarakan pemerintah.
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat menginplementasikan prinsip aliran Utilitarianisme
dalam setiap produk hukum yang ingin dibuat dengan senantiasa mempertimbangkan
2. tujuan hukum kemanfaatan untuk masyarakat. Meskipun kenyataan yang terjadi saat ini
pencapaian tujuan hukum modern di Indonesia menurut aliran utilitarianisme mengarah ke
arah yang lebih baik namun dinilai masih kurang efektif. Hal itu dikarenakan negara tidak
mungkin bisa menjamin kesehjateraan tiap rakyatnya (tiap indivudu), dan dalam
pembentukan hukum masih banyak dipengaruhi oleh kepentingan elit politik atau
kepentingan penguasa sehingga hukum tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya dan tidak dapat sepenuhnya memberi kemanfaatan. Oleh karena itu, dalam setiap
proses pembentukan hukum kiranya pemerintah dan legislatif lebih mengedepankan tujuan
kemanfaatan dan kebahagiaan masyarakat seluruhnya sebagai tujuan utama dalam
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.
Terdapat beberapa contoh kasus yang dapat dikategorikan sebagai utilitarisme yaitu seperti
CSR yang pada saat ini sudah banyak dilakukan oleh banyak perusahaan di Indonesia, baik
perusahaan nasional maupun multinasional.
Teori Deontologi di Indonesia
Deontologi berasal dari kata Yunani deon, yang berarti sesuatu yang harus dilakukan atau
kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Sesuatu itu
dianggap baik karena tuntutan norma sosial dan moral, apapun dampaknya dan tidak
tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau
tidak, menyenangkan atau tidak.
Terdapat tiga prinsip yang harus dipenuhi di dalam teori deontology, yaitu:
1. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan
kewajiban.
2. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu
melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
3. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Dengan kata lain, suatu tindakan dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada
dirinya sendiri, sehingga merupakan kewajiban yang harus kita lakukan. Sebaliknya, suatu
tindakan dinilai buruk secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan.
Bersikap adil adalah tindakan yang baik, dan sudah kewajiban kita untuk bertindak
demikian. Sebaliknya, pelanggaran terhadap hak orang lain atau mencurangi orang lain
adalah tindakan yang buruk pada dirinya sendiri sehingga wajib dihindari.
Terdapat beberapa contoh kasus deontologi dikehidupan sehari-hari dan di Indonesia, yaitu:
1. Jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan tugas maka itu
dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.
2. Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontology bukan karena tindakan itu
mendatangkan akibat baik bagi pelakunya melainkan karena tindakan itu sejalan dengan
kewajiban si pelaku untuk misalnya menberikan pelayanan terbaik untuk semua
konsumennya, untuk mengembalikan hutangnya sesuai dengan perjanjian , untuk
menawarkan barang dan jasa dengan mutu sebanding dengan harganya.
3. 3. PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat sangat
bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata dan adil
memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-
daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik
secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak
sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi. Dalam kasus ini,
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sesungguhnya mempunyai tujuan yang baik, yaitu
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Akan tetapi tidak diikuti dengan
perbuatan atau tindakan yang baik, karena PT. PLN belum mampu memenuhi kebutuhan
listrik secara adil dan merata. Jadi menurut teori etika deontologi tidak etis dalam kegiatan
usahanya.
Teori Hak di Indonesia
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling
banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori
Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak
dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat
manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan
suasana pemikiran demokratis.
Salah satu kasus pelanggaran teori hak dilakukan oleh PT Freeport Indonesia, dimana PTFI
sangat tidak etis dalam memenuhi kewajiban terhadap para karyawan-karyawannya. Gaji
yang mereka terima tidak layak dibandingkan dengan pekerja Freeport di Negara lain.
Padahal PT Freeport Indonesia merupakan tambang emas dengan kualitas emas terbaik di
dunia.
Teori Keutamaan di Indonesia
Keutamaan merupakan disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. memandang sikap atau
akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau
murah hati dan sebagainya. Contoh dari keutamaan adalah:
1. Kebijaksanaan : seorang pemimpin yang memiliki sifat bijaksana dalam segala urusan.
2. Keadilan : mampu bersifat adil dalam menentukan pilihan.
3. Suka bekerja keras : mau terus berjuang dalam bekerja, sehingga pada akhirnya dapat
menikmati hasil jerih payahnya yang baik.
4. Hidup yang baik : tidak pernah melakukan hal – hal yang dapat merugikan
sekitarnya,dapat menikmati hidup dengan tenang, nyaman dan tentram.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak yang dapat kita jadikan contoh untuk teori keutamaan
ini, salah satunya adalah sebagai seorang karyawan kita harus memberikan kontribusi yang
terbaik untuk perusahaan, dan tidak hanya di kantor, tetapi kita harus memberikan yang
terbaik pula sebagai anak, adik atau kakak dirumah. Contoh lain yaitu suatu perusahaan
yang selalu berusaha berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dengan karyawannya,
vendornya, pemerintah, maupun masyarakat sekitar.
4. Kesimpulan
Kesimpulan dan saran yang daat diambil dari penjelasan-penjelasan sebelumnya adalah
untuk melakukan atau melaksanakan suatu bisnis kita harus mempunyai etika agar bisnis
yang ditekuni dapat berjalan dengan baik serta dapat bertahan dalam berbagai keadaan.
Pada kenyataannya, sangat sulit untuk melaksanakan semua teori etika bisnis yang ada,
akan tetapi setidaknya seseorang atau suatu badan harus terus berusaha untuk dapat
melakukan yang terbaik, baik itu untuk kepentingan internal maupun eksternal. Terlebih lagi
pada dasarnya, tidak ada yang sempurna, tetapi apabila kita melakukan setiap prosesnya
dengan baik dan benar, maka tentunya ada perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan dari
waktu ke waktu, sehingga seseorang atau suatu badan tersebut terus mengalami kemajuan
demi kebaikannya di masa depan.
Daftar Pustaka
Blogspot. 2014. Filsafat Hukum Aliran Utilitarisme dan Relevansinya di Indonesia. Diperoleh
tanggal 9 September 2017 pukul 19:14.
http://rahmanamin1984.blogspot.co.id/2014/03/filsafat-hukum-aliran-utilitarianisme.html
Wikipedia. 2017. Bisnis. Diperoleh pada tanggal 9 September 2017 pukul
19:00. https://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
Wikipedia. 2017. Etika Bisnis. Diperoleh pada tanggal 9 September 2017 pukul
19:07. https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_Bisnis
Wikipedia. 2016. Etika Deontologis. Diperoleh pada tanggal 9 September 2017 pukul
19:18. https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_deontologis
Wordpress. 2014. Contoh Kasus Deontologi dan Teleologi. pada tanggal 9 September 2017
pukul 19:25. https://rachmisetyoasih.wordpress.com/2014/10/28/contoh-kasus-etika-
deontologi-dan-teleologi-2/
ACADEMIA :
https://www.academia.edu/34841782/BE_GCG_Annisa_Nurlestari_Hapzi_Ali_PHILOSOPHIC
AL_ETHICS_AND_BUSINESS_DI_INDONESIA_Universitas_Mercu_Buana_2017