SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
BIO 3
1
materi78.co.nr
SISTEM INDERA
Sistem Indera
A. PENDAHULUAN
Sistem indera adalah salah satu bagian dari
sistem koordinasi yang merupakan penerima
rangsang atau reseptor.
Alat indera adalah reseptor yang peka terhadap
rangsangan dan perubahan di sekitarnya.
Indra Reseptor Kepekaan Pengaturan
mata
retina (fovea
centralis)
fotoreseptor
(cahaya)
lobus
oksipetalis
telinga
organ kokti,
sel rambut,
otolith
fonoreseptor
(suara) dan
keseimbangan
lobus
temporalis
hidung
saraf
olfaktori
kemoreseptor
gas (bau)
lobus
parietalis
lidah papilla
kemoreseptor
cair (rasa)
lobus
parietalis
kulit korpus saraf
mekano/
tangoreseptor
(sentuhan)
lobus
parietalis
B. MATA
Mata berfungsi sebagai indra penglihatan
(fotoreseptor).
Reseptor mata adalah fovea centralis pada
retina, yang merupakan lapisan mata terdalam
yang peka terhadap cahaya.
Bola mata terdiri dari tiga lapisan:
1) Sklera (tunika fibrosa), lapisan terluar yang
berwarna putih dan tidak bening.
2) Koroid (tunika vaskulosa), lapisan tengah
yang mengandung pembuluh darah dan
pigmen. Pembuluh darah mensuplai nutrisi
bagi mata dan pigmen berfungsi menyerap
refleksi cahaya pada mata.
3) Retina (tunika nervosa), lapisan terdalam
mata yang banyak mengandung sel-sel
fotoreseptor, antara lain:
a. Sel kerucut (konus), peka terhadap
intensitas cahaya tinggi dan warna.
Sel konus terdiri dari sel yang peka
terhadap warna merah, biru dan hijau.
Sel konus menghasilkan iodopsin
berupa retinin untuk melihat saat terang.
b. Sel batang (basil), peka terhadap
intensitas cahaya rendah dan tidak peka
terhadap warna.
Sel basil menghasilkan rhodopsin
berupa retinin dan opsin untuk melihat
saat gelap. Mata butuh adaptasi untuk
memproduksi rhodopsin saat gelap
mendadak, sehingga mata mengalami
kebutaan sementara.
Struktur bola mata:
a. Kornea
Adalah bagian sklera yang bening dan
dilindungi oleh lapisan konjungtiva yang
melindungi kornea dari gesekan.
Fungsi kornea adalah memfokuskan
bayangan yang masuk ke mata.
b. Aqueous humor
Adalah cairan yang dihasilkan badan siliaris
dan mengisi bagian depan lensa.
Fungsi aqueous humor adalah memberi
nutrisi bagi kornea dan lensa, dan
membiaskan cahaya yang masuk ke mata.
c. Kanal Schlemm
Adalah pengatur volume aqueous humor
dengan mengalirkannya ke pembuluh darah.
d. Pupil
Adalah jalan masuknya cahaya ke mata.
e. Iris (selaput pelangi)
Adalah bagian koroid yang mengatur
diameter pupil yang mempengaruhi jumlah
cahaya masuk.
Saat terang, iris akan mempersempit pupil,
dan saat gelap, iris akan memperlebar pupil.
Otot yang mengatur diameter pupil adalah
otot sfingter (sirkuler) dan dilator (radial).
Otot sfingter Otot dilator
berbentuk cincin berbentuk jari-jari
kontraksi pada
tempat terang
kontraksi pada
tempat gelap
mempersempit pupil
(relaksasi iris)
memperlebar pupil
(kontraksi iris)
otot mata cepat lelah otot mata tidak lelah
dipengaruhi saraf
parasimpatik
dipengaruhi saraf
simpatik
sklera
koroid
retina
a
b
d
e
f
g
h
i
j
k
c
BIO 3
2
materi78.co.nr
SISTEM INDERA
f. Lensa mata
Adalah lensa bikonkaf bening dari serat
protein. Daya akomodasi adalah kemampuan
lensa mata untuk mengubah kecembungan
sehingga bayangan jatuh tepat pada retina.
g. Badan siliaris
Adalah kumpulan ligamen suspensor yang
berfungsi mengubah cembung-cekung lensa
mata dengan kontraksi-relaksasi.
Kontraksi ligamen Relaksasi ligamen
melihat jarak jauh melihat jarak dekat
ligamen tertarik ligamen terulur
lensa memipih lensa mencembung
lensa mata tidak lelah lensa mata cepat lelah
h. Vitreous humor
Adalah cairan yang mengisi bagian belakang
lensa mata (isi bola mata).
Fungsi vitreous humor adalah menjaga
bentuk dan tekanan bola mata.
i. Makula lutea (bintik kuning)
Adalah bagian retina berpigmen kuning dan
terdapat fovea sentralis yang mengandung
sel konus dan sangat peka dan tajam dalam
menerima rangsangan cahaya.
j. Bintik buta
Adalah bagian yang tidak mengandung sel-
sel fotoreseptor. Bintik buta adalah daerah
awal saraf optik meninggalkan bola mata.
k. Saraf optik (II)
Adalah saraf yang mengatur indra penglihatan.
Jalannya rangsangan berupa cahaya ke otak:
1) Cahaya masuk ke mata melalui kornea,
aqueous humor, pupil, lensa mata, vitreous
humor, lalu retina.
2) Cahaya diterima sel-sel fotoreseptor di retina.
3) Pada retina, terbentuk bayangan nyata,
terbalik, dan diperkecil.
4) Reseptor mengirim impuls ke saraf optik
(II), lalu ke lobus oksipetalis otak untuk
diinterpretasikan menjadi bayangan tidak
terbalik.
Otot-otot penggerak bola mata:
1) Otot rektus superior (ke atas)
2) Otot rektus inferior (ke bawah)
3) Otot rektus medial (ke dalam)
4) Otot rektus lateral (ke luar)
5) Otot oblikus superior (ke bawah sisi luar)
6) Otot oblikus inferior (ke bawah sisi luar)
Struktur lain di sekitar mata:
1) Alis dan bulu mata, berfungsi menghindari
mata dari air, benda asing dan kotoran.
2) Kelopak mata, terdiri dari lapisan
konjungtiva dan otot orbikularis okuli,
berfungsi untuk melindungi mata dan
memejamkan mata.
3) Aparatus lakrimalis, terletak di sudut mata,
terdiri dari kelenjar lakrimal (air mata) dan
saluran air mata.
Kelenjar lakrimal menghasilkan air mata yang
berfungsi sebagai penjaga kelembapan mata,
pembunuh benda asing (enzim lisozim), dan
membersihkan mata saat berkedip.
C. TELINGA
Telinga berfungsi sebagai indra pendengaran
(fonoreseptor) dan pendeteksi keseimbangan
(ekuilibrium).
Reseptor telinga untuk pendengaran adalah
organ korti pada koklea, dan untuk
keseimbangan adalah otolith.
Struktur telinga:
a. Daun telinga (aurikula)
Berfungsi mengumpulkan suara masuk ke
dalam telinga.
b. Saluran telinga
Berfungsi meneruskan suara ke telinga
tengah. Saluran telinga menghasilkan serumen
yang berfungsi menggumpalkan kotoran.
c. Membran timpani (gendang telinga)
Berfungsi meneruskan getaran suara ke
tulang-tulang pendengaran.
d. Tulang-tulang pendengaran
Secara berurutan terdiri dari tulang martil
(maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi
(stapes). Berfungsi meneruskan getaran suara
ke tingkap oval.
a
b
c d
e
f
h
i
g
telinga dalam
telinga tengahtelinga luar
BIO 3
3
materi78.co.nr
SISTEM INDERA
e. Saluran Eustachius
Adalah saluran yang berhubungan dengan
tenggorokan yang berfungsi untuk
menyeimbangkan tekanan dalam dan luar.
f. Kanal semisirkuler (saluran 1
/2 lingkaran)
Terdiri dari tiga saluran yang mengandung
cairan endolimfe dan sel-sel reseptor
keseimbangan berupa kupula yang
dipengaruhi gerakan sel rambut.
g. Vestibula
Terdiri dari sakulus dan utrikulus yang
mengandung cairan endolimfe dan sel-sel
reseptor keseimbangan berupa makula yang
dipengaruhi gerakan otolith.
h. Koklea
Adalah saluran menggulung berisi cairan
limfe yang terdiri dari tiga saluran:
1. Skala vestibular, berhubungan dengan
tulang sanggurdi melalui tingkap oval.
2. Skala koklea (media), berada di antara
skala vestibular dan timpani, dibatasi oleh
membran Reissner dan membran basilar.
3. Skala timpani, berhubungan dengan
rongga timpani melalui tingkap bulat.
Skala vestibular dan timpani mengandung
cairan perilimfe, dan skala koklea mengan-
dung cairan endolimfe dan reseptor suara.
i. Saraf auditori (VIII)
Adalah saraf yang mengatur indra
pendengaran dan keseimbangan.
Struktur fonoreseptor pada telinga berupa
organ korti:
Jalannya rangsangan berupa suara ke otak:
1) Getaran suara dari luar masuk melalui daun
telinga, saluran telinga, membran timpani,
dan tulang pendengaran (martil, landasan,
sanggurdi).
2) Getaran kemudian diterima tingkap oval dan
masuk ke skala vestibular dan kemudian
melingkari koklea sampai menuju skala
timpani dan ke luar melalui tingkap bulat.
3) Gerakan di atas menyebabkan membran
basiler bergetar dan menyebabkan sel
rambut pada organ korti bersentuhan
dengan membran tektorial.
4) Sel-sel reseptor kemudian mengirim impuls
ke saraf auditori (VIII), lalu ke lobus
temporalis otak untuk diinterpretasikan
sebagai suara.
Struktur reseptor keseimbangan pada telinga:
1) Kupula pada kanal semisirkuler
Terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap
gerakan memutar kepala. Arah gerakan kupula
berlawanan dengan arah gerakan kepala.
2) Makula pada vestibula
Terdapat batu otolith dan sel-sel rambut
yang peka terhadap gerakan vertikal kepala
berdasarkan gaya gravitasi.
kanal
semisirkuler
saraf
auditori
koklea
utrikula
sakula
saraf
auditori
(VIII)
skala
timpani
organ
korti
membran
Reissner
membran
basiler
membran tektorial
membran tektorialsel
rambut
membran
basiler
saraf
auditori (VIII)
sel
rambut
kupula
batu
otolith
membran
gelatin
sel rambut
BIO 3
4
materi78.co.nr
SISTEM INDERA
D. HIDUNG
Hidung berfungsi sebagai indra pembau/
penghiduan (kemoreseptor gas).
Reseptor hidung adalah saraf olfaktori yang
terletak pada langit-langit rongga hidung yang
peka terhadap molekul bau (odoran).
Struktur saraf olfaktori:
Jalannya rangsangan berupa bau ke otak:
1) Bau masuk ke hidung bersama udara inspirasi.
2) Bau diterima oleh sel-sel kemoreseptor di
rongga hidung.
3) Reseptor mengirim impuls ke saraf olfaktori
(I) untuk diinterpretasikan menjadi bau.
Tiap sel saraf olfaktori bertanggung jawab atas
molekul bau yang berbeda, sehingga dapat
mengenali beragam bau.
Indra pembau bekerjasama dengan indra
pengecap sebagai kemoreseptor untuk
mengenali rasa sekaligus bau.
E. LIDAH
Lidah berfungsi sebagai indra pengecap
(kemoreseptor cair).
Reseptor lidah adalah papilla (tonjolan) yang
terletak di permukaan lidah dan di dalamnya
terdapat tunas pengecap yang peka terhadap
molekul yang dapat larut dalam air liur.
Struktur papilla dan tunas pengecap:
manis asin asam
pahit umami (gurih)
Penyebab munculnya rasa-rasa utama di lidah.
1) Rasa manis disebabkan oleh zat kimia
organik, seperti glukosa dan asam amino.
2) Rasa asin disebabkan oleh ionisasi garam-
garaman, seperti natrium klorida.
3) Rasa asam disebabkan oleh ion H+
suatu zat,
seperti asam sitrat (jeruk).
4) Rasa pahit disebabkan oleh perubahan
struktur zat kimia organik yang memiliki rasa
manis. Rasa pahit juga disebabkan oleh suatu
zat yang bersifat racun/toksik.
5) Rasa umami disebabkan oleh bumbu dan
saus tertentu yang bersifat gurih.
Penyebab munculnya rasa-rasa lain tidak
berhubungan dengan papilla lidah.
Contoh: Rasa pedas disebabkan oleh zat yang
mengiritasi permukaan lidah dan memberi
sensasi terbakar/panas.
Papilla terdiri dari empat bentuk:
1) Papilla fungiform
2) Papilla filliform
3) Papilla sirkumvalata
4) Papilla foliata
saraf
olfaktori (I)
bulbus
olfaktori
kemoreseptor
epitel
olfaktori
mukus
silia
tulang
tapis
papilla
tunas pengecap
pori pengecap
saraf fasial (V)/
glosofaringeal (IX)
 Berbentuk seperti jamur.
 Banyak terdapat di bagian depan dan
samping lidah.
 Terhubung dengan saraf fasial (V).
 Berbentuk benang halus panjang.
 Banyak terdapat di bagian depan lidah.
 Tidak mengandung tunas pengecap,
tetapi merasakan tekstur makanan.
 Terhubung dengan saraf fasial (V).
 Berbentuk cincin/lingkaran.
 Banyak terdapat di bagian belakang
lidah, membentuk huruf V terbalik.
 Kurang peka terhadap rasa.
 Terhubung dengan s. glosofaringeal (IX).
 Berbentuk lipatan pendek/palu.
 Banyak terdapat di bagian samping
lidah.
 Paling peka terhadap rasa.
 Terhubung dengan saraf fasial (V) dan
glosofaringeal (IX).
BIO 3
5
materi78.co.nr
SISTEM INDERA
Lidah berdasarkan kepekaan rasa dominannya
terbagi menjadi:
Jalannya rangsangan berupa rasa ke otak:
1) Molekul makanan dan minuman larut dalam
air liur.
2) Rasa masuk ke tunas pengecap dan diterima
sel-sel reseptor sesuai rasa yang dikenalnya.
3) Reseptor mengirim impuls ke saraf fasial (V)
dan/atau saraf glosofaringeal (IX) ke lobus
parietalis otak untuk diinterpretasikan
menjadi rasa.
F. KULIT
Kulit berfungsi sebagai indra peraba
(mekanoreseptor/tangoreseptor).
Reseptor kulit terdiri dari korpus-korpus pada
lapisan epidermis dan dermis yang dapat
merasakan berbagai rangsangan.
1) Reseptor ujung bebas, terletak pada lapisan
epidermis, merasakan sakit/nyeri.
2) Reseptor ujung rambut, terletak di sekitar
folikel rambut, merasakan gerakan rambut.
3) Korpus Paccini, merasakan tekanan kuat.
4) Korpus Ruffini, merasakan panas.
5) Korpus Krausse, merasakan dingin.
6) Korpus Meissner, merasakan sentuhan.
7) Diskus Merkel, terletak pada lapisan
epidermis, merasakan sentuhan, tekanan
ringan, dan sakit/nyeri.
Struktur lapisan kulit:
1) Epidermis (kulit ari), jaringan epitel yang
tersusun atas sel kulit hidup dan mati, yang
terdiri dari empat lapisan dari atas, yaitu:
a. Stratum korneum (kulit tanduk),
mengalami deskuamasi (pengelupasan)
dan keratinisasi (pembentukan zat
tanduk), berfungsi melindungi kulit di
bawahnya.
b. Stratum lusidum, lapisan bening dan
tipis sebagai pelindung kulit dari sinar UV.
c. Stratum granulosum, lapisan tempat
terdapatnya butir-butir melanin (pigmen
kulit).
d. Stratum germinativum, lapisan tempat
pembelahan (proliferasi) sel-sel kulit.
Lapisan ini dapat dibagi lagi menjadi
stratum spinosum dan stratum basale.
2) Dermis/korium (kulit jangat), jaringan ikat
yang di dalamnya terdapat kapiler darah, sel
reseptor kulit, kelenjar keringat, kelenjar
minyak, dan akar rambut.
3) Hipodermis (lapisan subkutan), jaringan ikat
yang di dalamnya terdapat kapiler darah,
lapisan lemak, dan jaringan saraf.
G. GANGGUAN PADA SISTEM INDRA
Gangguan pada indra penglihatan:
1) Miopi (rabun jauh)
Tidak mampu melihat jarak jauh karena titik
jauh < ∞ cm.
Miopi terjadi karena:
a. Bayangan jatuh sebelum retina,
b. Bola mata terlalu lonjong,
c. Kelengkungan lensa mata terlalu besar.
Miopi dapat ditolong menggunakan
kacamata berlensa cekung/negatif.
2) Hipermetropi (rabun dekat)
Tidak mampu melihat jarak dekat karena titik
dekat >25 cm.
pahit
asin
asam
manis
3
1
2
4
56 7
epidermis
dermis
hipodermis
i
i
BIO 3
6
materi78.co.nr
SISTEM INDERA
Hipermetropi terjadi karena:
a. Bayangan jatuh setelah retina,
b. Bola mata terlalu pipih,
c. Kelengkungan lensa mata terlalu kecil.
Hipermetropi dapat ditolong menggunakan
kacamata berlensa cembung/positif.
3) Presbiopi (cacat mata tua)
Disebabkan faktor usia yang disebabkan
karena menurunnya daya akomodasi mata.
Presbiopi dapat ditolong menggunakan
kacamata berlensa bifokal/rangkap, yaitu
terdiri dari lensa cembung di bagian atas dan
lensa cekung di bagian bawah.
4) Astigmatisma (mata silindris)
Disebabkan karena bentuk kornea mata yang
tidak bulat. Astigmatisma dapat ditolong
menggunakan kacamata berlensa silindris.
5) Katarak
Keruhnya lensa mata karena penumpukan
glukosa (diabetes mellitus), dan lain-lain.
6) Trakoma
Peradangan lapisan konjungtiva mata yang
dapat menyebabkan kebutaan.
7) Rabun senja
Kebutaan karena defisiensi vitamin A.
8) Buta saraf
Terjadi karena kerusakan retina, saraf optik
(II), atau korteks otak yang bertanggung
jawab atas penglihatan.
9) Buta warna
Terjadi karena salah satu jenis atau lebih sel-
sel reseptor cahaya tidak dapat menerima
atau mengenali warna tertentu.
Gangguan pada indra pendengaran dan
keseimbangan:
1) Tuli saraf
Terjadi karena kerusakan organ korti, saraf
auditori (VIII), atau korteks otak yang
bertanggung jawab atas pendengaran.
2) Tuli konduktif
Terjadi karena gangguan penghantaran
suara ke koklea, misalnya penumpukan
serumen atau kerusakan tulang pendengaran.
3) Motion sickness
Penyakit mabuk akibat perjalanan darat, laut
ataupun udara karena reseptor
keseimbangan mendeteksi pergerakan,
namun tidak sinkron karena indra
penglihatan dan tubuh tidak mendeteksi
pergerakan.
Gangguan pada indra pembau:
1) Hiposmia
Penurunan reseptor hidung terhadap
sebagian bau.
2) Parosmia
Kesalahan reseptor hidung dan otak dalam
menerjemahkan bau.
3) Kakosmia
Persepsi abnormal terhadap suatu bau yang
tidak enak.
4) Anosmia
Ketidakmampuan total reseptor hidung
menerima bau.
5) Pilek
Penyakit yang menyebabkan hidung meng-
hasilkan banyak lendir yang menghalangi
reseptor hidung untuk menerima bau.
Gangguan pada indra pengecap:
1) Sariawan lidah
Disebabkan oleh jamur Candida albicans.
2) Kanker lidah
Disebabkan oleh merokok, konsumsi alkohol
dan obat-obatan berlebih.
3) Fisura lidah
Retak-retak dan lekukan pada lidah yang
lebih besar yang mudah menimbulkan rasa
perih dan iritasi.
4) Mikroglossi
Ukuran lidah dan papilla yang lebih kecil
daripada normal.
5) Makroglossi
Ukuran lidah dan papilla yang lebih besar
daripada normal.
Gangguan pada indra peraba:
1) Panu
Disebabkan oleh jamur Tinea versicolor.
2) Kurap
Disebabkan oleh jamur Microsporum.
3) Jerawat
Disebabkan oleh bakteri Propionibacterium
acnes yang menyebabkan tersumbatnya
pori-pori kulit.
4) Dermatitis
Adalah peradangan kulit seperti munculnya
ruam, rasa gatal dan inflamasi, sebagai
respon imun terhadap benda asing dan
patogen.

More Related Content

What's hot

Gangguan sistem indra
Gangguan sistem indraGangguan sistem indra
Gangguan sistem indraEva Nandah
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahVina Widya Putri
 
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMAMATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMAZona Bebas
 
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Monika Sihaloho
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Nida Chofiya
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisisrinandani
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanHariyatunnisa Ahmad
 
Soal kesetimbangan kimia dan pergeseran kimia
Soal kesetimbangan kimia dan pergeseran kimiaSoal kesetimbangan kimia dan pergeseran kimia
Soal kesetimbangan kimia dan pergeseran kimiaYusi Rahmah
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protistanailun
 
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12   laporan praktikum fotosintesisBiologi 12   laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesisNisa 'Icha' El
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahZanne Arienta
 
Laporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisLaporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisWaQhyoe Arryee
 
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-haripengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hariRifkaNurbayti
 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPABab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 

What's hot (20)

Gangguan sistem indra
Gangguan sistem indraGangguan sistem indra
Gangguan sistem indra
 
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
 
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMAMATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
MATERI Sistem pernafasan KELAS XI SMA
 
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan DarahLaporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
Laporan Denyut Nadi & Tekanan Darah
 
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi FotosintesisLaporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisis
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 
Soal kesetimbangan kimia dan pergeseran kimia
Soal kesetimbangan kimia dan pergeseran kimiaSoal kesetimbangan kimia dan pergeseran kimia
Soal kesetimbangan kimia dan pergeseran kimia
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protista
 
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12   laporan praktikum fotosintesisBiologi 12   laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darah
 
Laporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisLaporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisis
 
Enzim katalase
Enzim katalaseEnzim katalase
Enzim katalase
 
Ppt replikasi DNA
Ppt replikasi DNAPpt replikasi DNA
Ppt replikasi DNA
 
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-haripengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
pengaplikasian sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
 
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPABab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
Bab 1 pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII SMA IPA
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
 

Similar to BIO3 SistemIndera

Similar to BIO3 SistemIndera (20)

Power point makalah kelompok 11
Power point makalah kelompok 11Power point makalah kelompok 11
Power point makalah kelompok 11
 
Panca Indra
Panca IndraPanca Indra
Panca Indra
 
Organ indra kel iii
Organ indra kel iiiOrgan indra kel iii
Organ indra kel iii
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Sistem panca indera
Sistem panca inderaSistem panca indera
Sistem panca indera
 
Ppt sistem sensori
Ppt sistem sensoriPpt sistem sensori
Ppt sistem sensori
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Panca indera manusia
Panca indera manusiaPanca indera manusia
Panca indera manusia
 
KE
KEKE
KE
 
anatomi-sistem-panca-indra-120118184237-phpapp01 (1).pdf
anatomi-sistem-panca-indra-120118184237-phpapp01 (1).pdfanatomi-sistem-panca-indra-120118184237-phpapp01 (1).pdf
anatomi-sistem-panca-indra-120118184237-phpapp01 (1).pdf
 
Alat indra 1
Alat indra 1Alat indra 1
Alat indra 1
 
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaan
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaanAnatomi Fisiologi Sistem penginderaan
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaan
 
ppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaanppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaan
 
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.pptSistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
 
Sistem indra
Sistem indraSistem indra
Sistem indra
 
Presentasi alat indra pada manusia
Presentasi alat indra  pada manusiaPresentasi alat indra  pada manusia
Presentasi alat indra pada manusia
 
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDRA (SPECIAL SENSES).pptx
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDRA (SPECIAL SENSES).pptxANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDRA (SPECIAL SENSES).pptx
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDRA (SPECIAL SENSES).pptx
 
Biofis - Anatomi Sistem Sensorik
Biofis - Anatomi Sistem SensorikBiofis - Anatomi Sistem Sensorik
Biofis - Anatomi Sistem Sensorik
 
Biologi SMA - Alat Indera
Biologi SMA - Alat InderaBiologi SMA - Alat Indera
Biologi SMA - Alat Indera
 

More from Zona Bebas

MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMAMATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMAZona Bebas
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAZona Bebas
 
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMAMATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMAZona Bebas
 
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMAMATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMAZona Bebas
 
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMAMATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMAZona Bebas
 
MATERI Anabolisme KELAS XII SMA
MATERI Anabolisme KELAS XII SMAMATERI Anabolisme KELAS XII SMA
MATERI Anabolisme KELAS XII SMAZona Bebas
 
MATERI Virus KELAS XI SMA
MATERI Virus KELAS XI SMAMATERI Virus KELAS XI SMA
MATERI Virus KELAS XI SMAZona Bebas
 
MATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAMATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAZona Bebas
 
MATERI Protista KELAS X SMA
MATERI Protista KELAS X SMAMATERI Protista KELAS X SMA
MATERI Protista KELAS X SMAZona Bebas
 
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMAMATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMAZona Bebas
 
MATERI Sel KELAS X SMA
MATERI Sel KELAS X SMAMATERI Sel KELAS X SMA
MATERI Sel KELAS X SMAZona Bebas
 
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMAMATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMAZona Bebas
 
MATERI Sistem gerak KELAS X SMA
MATERI Sistem gerak KELAS X SMAMATERI Sistem gerak KELAS X SMA
MATERI Sistem gerak KELAS X SMAZona Bebas
 
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAMATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAZona Bebas
 
MATERI Animalia KELAS X SMA
MATERI Animalia KELAS X SMAMATERI Animalia KELAS X SMA
MATERI Animalia KELAS X SMAZona Bebas
 
MATERI Vermes KELAS X SMA
MATERI Vermes KELAS X SMAMATERI Vermes KELAS X SMA
MATERI Vermes KELAS X SMAZona Bebas
 
MATERI MAKANAN KELAS XI SMA
MATERI MAKANAN KELAS XI SMAMATERI MAKANAN KELAS XI SMA
MATERI MAKANAN KELAS XI SMAZona Bebas
 
Tafsir suraH al fatihah
Tafsir suraH al fatihahTafsir suraH al fatihah
Tafsir suraH al fatihahZona Bebas
 

More from Zona Bebas (18)

MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMAMATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
MATERI Sistem eksresi KELAS XII SMA
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
 
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMAMATERI Sistem imun KELAS XII SMA
MATERI Sistem imun KELAS XII SMA
 
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMAMATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
MATERI Tumbuhan plantae KELAS XI SMA
 
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMAMATERI Katabolisme KELAS XI SMA
MATERI Katabolisme KELAS XI SMA
 
MATERI Anabolisme KELAS XII SMA
MATERI Anabolisme KELAS XII SMAMATERI Anabolisme KELAS XII SMA
MATERI Anabolisme KELAS XII SMA
 
MATERI Virus KELAS XI SMA
MATERI Virus KELAS XI SMAMATERI Virus KELAS XI SMA
MATERI Virus KELAS XI SMA
 
MATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAMATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMA
 
MATERI Protista KELAS X SMA
MATERI Protista KELAS X SMAMATERI Protista KELAS X SMA
MATERI Protista KELAS X SMA
 
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMAMATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
 
MATERI Sel KELAS X SMA
MATERI Sel KELAS X SMAMATERI Sel KELAS X SMA
MATERI Sel KELAS X SMA
 
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMAMATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
MATERI Sistem sirkulasi KELAS X SMA
 
MATERI Sistem gerak KELAS X SMA
MATERI Sistem gerak KELAS X SMAMATERI Sistem gerak KELAS X SMA
MATERI Sistem gerak KELAS X SMA
 
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAMATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
 
MATERI Animalia KELAS X SMA
MATERI Animalia KELAS X SMAMATERI Animalia KELAS X SMA
MATERI Animalia KELAS X SMA
 
MATERI Vermes KELAS X SMA
MATERI Vermes KELAS X SMAMATERI Vermes KELAS X SMA
MATERI Vermes KELAS X SMA
 
MATERI MAKANAN KELAS XI SMA
MATERI MAKANAN KELAS XI SMAMATERI MAKANAN KELAS XI SMA
MATERI MAKANAN KELAS XI SMA
 
Tafsir suraH al fatihah
Tafsir suraH al fatihahTafsir suraH al fatihah
Tafsir suraH al fatihah
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

BIO3 SistemIndera

  • 1. BIO 3 1 materi78.co.nr SISTEM INDERA Sistem Indera A. PENDAHULUAN Sistem indera adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang merupakan penerima rangsang atau reseptor. Alat indera adalah reseptor yang peka terhadap rangsangan dan perubahan di sekitarnya. Indra Reseptor Kepekaan Pengaturan mata retina (fovea centralis) fotoreseptor (cahaya) lobus oksipetalis telinga organ kokti, sel rambut, otolith fonoreseptor (suara) dan keseimbangan lobus temporalis hidung saraf olfaktori kemoreseptor gas (bau) lobus parietalis lidah papilla kemoreseptor cair (rasa) lobus parietalis kulit korpus saraf mekano/ tangoreseptor (sentuhan) lobus parietalis B. MATA Mata berfungsi sebagai indra penglihatan (fotoreseptor). Reseptor mata adalah fovea centralis pada retina, yang merupakan lapisan mata terdalam yang peka terhadap cahaya. Bola mata terdiri dari tiga lapisan: 1) Sklera (tunika fibrosa), lapisan terluar yang berwarna putih dan tidak bening. 2) Koroid (tunika vaskulosa), lapisan tengah yang mengandung pembuluh darah dan pigmen. Pembuluh darah mensuplai nutrisi bagi mata dan pigmen berfungsi menyerap refleksi cahaya pada mata. 3) Retina (tunika nervosa), lapisan terdalam mata yang banyak mengandung sel-sel fotoreseptor, antara lain: a. Sel kerucut (konus), peka terhadap intensitas cahaya tinggi dan warna. Sel konus terdiri dari sel yang peka terhadap warna merah, biru dan hijau. Sel konus menghasilkan iodopsin berupa retinin untuk melihat saat terang. b. Sel batang (basil), peka terhadap intensitas cahaya rendah dan tidak peka terhadap warna. Sel basil menghasilkan rhodopsin berupa retinin dan opsin untuk melihat saat gelap. Mata butuh adaptasi untuk memproduksi rhodopsin saat gelap mendadak, sehingga mata mengalami kebutaan sementara. Struktur bola mata: a. Kornea Adalah bagian sklera yang bening dan dilindungi oleh lapisan konjungtiva yang melindungi kornea dari gesekan. Fungsi kornea adalah memfokuskan bayangan yang masuk ke mata. b. Aqueous humor Adalah cairan yang dihasilkan badan siliaris dan mengisi bagian depan lensa. Fungsi aqueous humor adalah memberi nutrisi bagi kornea dan lensa, dan membiaskan cahaya yang masuk ke mata. c. Kanal Schlemm Adalah pengatur volume aqueous humor dengan mengalirkannya ke pembuluh darah. d. Pupil Adalah jalan masuknya cahaya ke mata. e. Iris (selaput pelangi) Adalah bagian koroid yang mengatur diameter pupil yang mempengaruhi jumlah cahaya masuk. Saat terang, iris akan mempersempit pupil, dan saat gelap, iris akan memperlebar pupil. Otot yang mengatur diameter pupil adalah otot sfingter (sirkuler) dan dilator (radial). Otot sfingter Otot dilator berbentuk cincin berbentuk jari-jari kontraksi pada tempat terang kontraksi pada tempat gelap mempersempit pupil (relaksasi iris) memperlebar pupil (kontraksi iris) otot mata cepat lelah otot mata tidak lelah dipengaruhi saraf parasimpatik dipengaruhi saraf simpatik sklera koroid retina a b d e f g h i j k c
  • 2. BIO 3 2 materi78.co.nr SISTEM INDERA f. Lensa mata Adalah lensa bikonkaf bening dari serat protein. Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mengubah kecembungan sehingga bayangan jatuh tepat pada retina. g. Badan siliaris Adalah kumpulan ligamen suspensor yang berfungsi mengubah cembung-cekung lensa mata dengan kontraksi-relaksasi. Kontraksi ligamen Relaksasi ligamen melihat jarak jauh melihat jarak dekat ligamen tertarik ligamen terulur lensa memipih lensa mencembung lensa mata tidak lelah lensa mata cepat lelah h. Vitreous humor Adalah cairan yang mengisi bagian belakang lensa mata (isi bola mata). Fungsi vitreous humor adalah menjaga bentuk dan tekanan bola mata. i. Makula lutea (bintik kuning) Adalah bagian retina berpigmen kuning dan terdapat fovea sentralis yang mengandung sel konus dan sangat peka dan tajam dalam menerima rangsangan cahaya. j. Bintik buta Adalah bagian yang tidak mengandung sel- sel fotoreseptor. Bintik buta adalah daerah awal saraf optik meninggalkan bola mata. k. Saraf optik (II) Adalah saraf yang mengatur indra penglihatan. Jalannya rangsangan berupa cahaya ke otak: 1) Cahaya masuk ke mata melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa mata, vitreous humor, lalu retina. 2) Cahaya diterima sel-sel fotoreseptor di retina. 3) Pada retina, terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil. 4) Reseptor mengirim impuls ke saraf optik (II), lalu ke lobus oksipetalis otak untuk diinterpretasikan menjadi bayangan tidak terbalik. Otot-otot penggerak bola mata: 1) Otot rektus superior (ke atas) 2) Otot rektus inferior (ke bawah) 3) Otot rektus medial (ke dalam) 4) Otot rektus lateral (ke luar) 5) Otot oblikus superior (ke bawah sisi luar) 6) Otot oblikus inferior (ke bawah sisi luar) Struktur lain di sekitar mata: 1) Alis dan bulu mata, berfungsi menghindari mata dari air, benda asing dan kotoran. 2) Kelopak mata, terdiri dari lapisan konjungtiva dan otot orbikularis okuli, berfungsi untuk melindungi mata dan memejamkan mata. 3) Aparatus lakrimalis, terletak di sudut mata, terdiri dari kelenjar lakrimal (air mata) dan saluran air mata. Kelenjar lakrimal menghasilkan air mata yang berfungsi sebagai penjaga kelembapan mata, pembunuh benda asing (enzim lisozim), dan membersihkan mata saat berkedip. C. TELINGA Telinga berfungsi sebagai indra pendengaran (fonoreseptor) dan pendeteksi keseimbangan (ekuilibrium). Reseptor telinga untuk pendengaran adalah organ korti pada koklea, dan untuk keseimbangan adalah otolith. Struktur telinga: a. Daun telinga (aurikula) Berfungsi mengumpulkan suara masuk ke dalam telinga. b. Saluran telinga Berfungsi meneruskan suara ke telinga tengah. Saluran telinga menghasilkan serumen yang berfungsi menggumpalkan kotoran. c. Membran timpani (gendang telinga) Berfungsi meneruskan getaran suara ke tulang-tulang pendengaran. d. Tulang-tulang pendengaran Secara berurutan terdiri dari tulang martil (maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi (stapes). Berfungsi meneruskan getaran suara ke tingkap oval. a b c d e f h i g telinga dalam telinga tengahtelinga luar
  • 3. BIO 3 3 materi78.co.nr SISTEM INDERA e. Saluran Eustachius Adalah saluran yang berhubungan dengan tenggorokan yang berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan dalam dan luar. f. Kanal semisirkuler (saluran 1 /2 lingkaran) Terdiri dari tiga saluran yang mengandung cairan endolimfe dan sel-sel reseptor keseimbangan berupa kupula yang dipengaruhi gerakan sel rambut. g. Vestibula Terdiri dari sakulus dan utrikulus yang mengandung cairan endolimfe dan sel-sel reseptor keseimbangan berupa makula yang dipengaruhi gerakan otolith. h. Koklea Adalah saluran menggulung berisi cairan limfe yang terdiri dari tiga saluran: 1. Skala vestibular, berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui tingkap oval. 2. Skala koklea (media), berada di antara skala vestibular dan timpani, dibatasi oleh membran Reissner dan membran basilar. 3. Skala timpani, berhubungan dengan rongga timpani melalui tingkap bulat. Skala vestibular dan timpani mengandung cairan perilimfe, dan skala koklea mengan- dung cairan endolimfe dan reseptor suara. i. Saraf auditori (VIII) Adalah saraf yang mengatur indra pendengaran dan keseimbangan. Struktur fonoreseptor pada telinga berupa organ korti: Jalannya rangsangan berupa suara ke otak: 1) Getaran suara dari luar masuk melalui daun telinga, saluran telinga, membran timpani, dan tulang pendengaran (martil, landasan, sanggurdi). 2) Getaran kemudian diterima tingkap oval dan masuk ke skala vestibular dan kemudian melingkari koklea sampai menuju skala timpani dan ke luar melalui tingkap bulat. 3) Gerakan di atas menyebabkan membran basiler bergetar dan menyebabkan sel rambut pada organ korti bersentuhan dengan membran tektorial. 4) Sel-sel reseptor kemudian mengirim impuls ke saraf auditori (VIII), lalu ke lobus temporalis otak untuk diinterpretasikan sebagai suara. Struktur reseptor keseimbangan pada telinga: 1) Kupula pada kanal semisirkuler Terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap gerakan memutar kepala. Arah gerakan kupula berlawanan dengan arah gerakan kepala. 2) Makula pada vestibula Terdapat batu otolith dan sel-sel rambut yang peka terhadap gerakan vertikal kepala berdasarkan gaya gravitasi. kanal semisirkuler saraf auditori koklea utrikula sakula saraf auditori (VIII) skala timpani organ korti membran Reissner membran basiler membran tektorial membran tektorialsel rambut membran basiler saraf auditori (VIII) sel rambut kupula batu otolith membran gelatin sel rambut
  • 4. BIO 3 4 materi78.co.nr SISTEM INDERA D. HIDUNG Hidung berfungsi sebagai indra pembau/ penghiduan (kemoreseptor gas). Reseptor hidung adalah saraf olfaktori yang terletak pada langit-langit rongga hidung yang peka terhadap molekul bau (odoran). Struktur saraf olfaktori: Jalannya rangsangan berupa bau ke otak: 1) Bau masuk ke hidung bersama udara inspirasi. 2) Bau diterima oleh sel-sel kemoreseptor di rongga hidung. 3) Reseptor mengirim impuls ke saraf olfaktori (I) untuk diinterpretasikan menjadi bau. Tiap sel saraf olfaktori bertanggung jawab atas molekul bau yang berbeda, sehingga dapat mengenali beragam bau. Indra pembau bekerjasama dengan indra pengecap sebagai kemoreseptor untuk mengenali rasa sekaligus bau. E. LIDAH Lidah berfungsi sebagai indra pengecap (kemoreseptor cair). Reseptor lidah adalah papilla (tonjolan) yang terletak di permukaan lidah dan di dalamnya terdapat tunas pengecap yang peka terhadap molekul yang dapat larut dalam air liur. Struktur papilla dan tunas pengecap: manis asin asam pahit umami (gurih) Penyebab munculnya rasa-rasa utama di lidah. 1) Rasa manis disebabkan oleh zat kimia organik, seperti glukosa dan asam amino. 2) Rasa asin disebabkan oleh ionisasi garam- garaman, seperti natrium klorida. 3) Rasa asam disebabkan oleh ion H+ suatu zat, seperti asam sitrat (jeruk). 4) Rasa pahit disebabkan oleh perubahan struktur zat kimia organik yang memiliki rasa manis. Rasa pahit juga disebabkan oleh suatu zat yang bersifat racun/toksik. 5) Rasa umami disebabkan oleh bumbu dan saus tertentu yang bersifat gurih. Penyebab munculnya rasa-rasa lain tidak berhubungan dengan papilla lidah. Contoh: Rasa pedas disebabkan oleh zat yang mengiritasi permukaan lidah dan memberi sensasi terbakar/panas. Papilla terdiri dari empat bentuk: 1) Papilla fungiform 2) Papilla filliform 3) Papilla sirkumvalata 4) Papilla foliata saraf olfaktori (I) bulbus olfaktori kemoreseptor epitel olfaktori mukus silia tulang tapis papilla tunas pengecap pori pengecap saraf fasial (V)/ glosofaringeal (IX)  Berbentuk seperti jamur.  Banyak terdapat di bagian depan dan samping lidah.  Terhubung dengan saraf fasial (V).  Berbentuk benang halus panjang.  Banyak terdapat di bagian depan lidah.  Tidak mengandung tunas pengecap, tetapi merasakan tekstur makanan.  Terhubung dengan saraf fasial (V).  Berbentuk cincin/lingkaran.  Banyak terdapat di bagian belakang lidah, membentuk huruf V terbalik.  Kurang peka terhadap rasa.  Terhubung dengan s. glosofaringeal (IX).  Berbentuk lipatan pendek/palu.  Banyak terdapat di bagian samping lidah.  Paling peka terhadap rasa.  Terhubung dengan saraf fasial (V) dan glosofaringeal (IX).
  • 5. BIO 3 5 materi78.co.nr SISTEM INDERA Lidah berdasarkan kepekaan rasa dominannya terbagi menjadi: Jalannya rangsangan berupa rasa ke otak: 1) Molekul makanan dan minuman larut dalam air liur. 2) Rasa masuk ke tunas pengecap dan diterima sel-sel reseptor sesuai rasa yang dikenalnya. 3) Reseptor mengirim impuls ke saraf fasial (V) dan/atau saraf glosofaringeal (IX) ke lobus parietalis otak untuk diinterpretasikan menjadi rasa. F. KULIT Kulit berfungsi sebagai indra peraba (mekanoreseptor/tangoreseptor). Reseptor kulit terdiri dari korpus-korpus pada lapisan epidermis dan dermis yang dapat merasakan berbagai rangsangan. 1) Reseptor ujung bebas, terletak pada lapisan epidermis, merasakan sakit/nyeri. 2) Reseptor ujung rambut, terletak di sekitar folikel rambut, merasakan gerakan rambut. 3) Korpus Paccini, merasakan tekanan kuat. 4) Korpus Ruffini, merasakan panas. 5) Korpus Krausse, merasakan dingin. 6) Korpus Meissner, merasakan sentuhan. 7) Diskus Merkel, terletak pada lapisan epidermis, merasakan sentuhan, tekanan ringan, dan sakit/nyeri. Struktur lapisan kulit: 1) Epidermis (kulit ari), jaringan epitel yang tersusun atas sel kulit hidup dan mati, yang terdiri dari empat lapisan dari atas, yaitu: a. Stratum korneum (kulit tanduk), mengalami deskuamasi (pengelupasan) dan keratinisasi (pembentukan zat tanduk), berfungsi melindungi kulit di bawahnya. b. Stratum lusidum, lapisan bening dan tipis sebagai pelindung kulit dari sinar UV. c. Stratum granulosum, lapisan tempat terdapatnya butir-butir melanin (pigmen kulit). d. Stratum germinativum, lapisan tempat pembelahan (proliferasi) sel-sel kulit. Lapisan ini dapat dibagi lagi menjadi stratum spinosum dan stratum basale. 2) Dermis/korium (kulit jangat), jaringan ikat yang di dalamnya terdapat kapiler darah, sel reseptor kulit, kelenjar keringat, kelenjar minyak, dan akar rambut. 3) Hipodermis (lapisan subkutan), jaringan ikat yang di dalamnya terdapat kapiler darah, lapisan lemak, dan jaringan saraf. G. GANGGUAN PADA SISTEM INDRA Gangguan pada indra penglihatan: 1) Miopi (rabun jauh) Tidak mampu melihat jarak jauh karena titik jauh < ∞ cm. Miopi terjadi karena: a. Bayangan jatuh sebelum retina, b. Bola mata terlalu lonjong, c. Kelengkungan lensa mata terlalu besar. Miopi dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa cekung/negatif. 2) Hipermetropi (rabun dekat) Tidak mampu melihat jarak dekat karena titik dekat >25 cm. pahit asin asam manis 3 1 2 4 56 7 epidermis dermis hipodermis i i
  • 6. BIO 3 6 materi78.co.nr SISTEM INDERA Hipermetropi terjadi karena: a. Bayangan jatuh setelah retina, b. Bola mata terlalu pipih, c. Kelengkungan lensa mata terlalu kecil. Hipermetropi dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa cembung/positif. 3) Presbiopi (cacat mata tua) Disebabkan faktor usia yang disebabkan karena menurunnya daya akomodasi mata. Presbiopi dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa bifokal/rangkap, yaitu terdiri dari lensa cembung di bagian atas dan lensa cekung di bagian bawah. 4) Astigmatisma (mata silindris) Disebabkan karena bentuk kornea mata yang tidak bulat. Astigmatisma dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa silindris. 5) Katarak Keruhnya lensa mata karena penumpukan glukosa (diabetes mellitus), dan lain-lain. 6) Trakoma Peradangan lapisan konjungtiva mata yang dapat menyebabkan kebutaan. 7) Rabun senja Kebutaan karena defisiensi vitamin A. 8) Buta saraf Terjadi karena kerusakan retina, saraf optik (II), atau korteks otak yang bertanggung jawab atas penglihatan. 9) Buta warna Terjadi karena salah satu jenis atau lebih sel- sel reseptor cahaya tidak dapat menerima atau mengenali warna tertentu. Gangguan pada indra pendengaran dan keseimbangan: 1) Tuli saraf Terjadi karena kerusakan organ korti, saraf auditori (VIII), atau korteks otak yang bertanggung jawab atas pendengaran. 2) Tuli konduktif Terjadi karena gangguan penghantaran suara ke koklea, misalnya penumpukan serumen atau kerusakan tulang pendengaran. 3) Motion sickness Penyakit mabuk akibat perjalanan darat, laut ataupun udara karena reseptor keseimbangan mendeteksi pergerakan, namun tidak sinkron karena indra penglihatan dan tubuh tidak mendeteksi pergerakan. Gangguan pada indra pembau: 1) Hiposmia Penurunan reseptor hidung terhadap sebagian bau. 2) Parosmia Kesalahan reseptor hidung dan otak dalam menerjemahkan bau. 3) Kakosmia Persepsi abnormal terhadap suatu bau yang tidak enak. 4) Anosmia Ketidakmampuan total reseptor hidung menerima bau. 5) Pilek Penyakit yang menyebabkan hidung meng- hasilkan banyak lendir yang menghalangi reseptor hidung untuk menerima bau. Gangguan pada indra pengecap: 1) Sariawan lidah Disebabkan oleh jamur Candida albicans. 2) Kanker lidah Disebabkan oleh merokok, konsumsi alkohol dan obat-obatan berlebih. 3) Fisura lidah Retak-retak dan lekukan pada lidah yang lebih besar yang mudah menimbulkan rasa perih dan iritasi. 4) Mikroglossi Ukuran lidah dan papilla yang lebih kecil daripada normal. 5) Makroglossi Ukuran lidah dan papilla yang lebih besar daripada normal. Gangguan pada indra peraba: 1) Panu Disebabkan oleh jamur Tinea versicolor. 2) Kurap Disebabkan oleh jamur Microsporum. 3) Jerawat Disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes yang menyebabkan tersumbatnya pori-pori kulit. 4) Dermatitis Adalah peradangan kulit seperti munculnya ruam, rasa gatal dan inflamasi, sebagai respon imun terhadap benda asing dan patogen.