1. 1
MAKALAH ETIKA PROFESI KEGURUAN
PROFESIONALISME KERJA
Dosen Pengampu : Tjipto Subadi
Kelompok :6
1. Astrid Dery Prabowo A610120034
2. Ikun Onesia A610120037
3. Muhammad Sigit P A610120017
4. Marsudi A610120030
5. Elina Cahyanti A610120032
6. Dia Fatma Khoisin A610120003
7. Nurul Fahmi Ningrum A610120011
PROGAM STUDI P ENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
2. 2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas berkah, rahmat, dan inayah-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu
kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai utusan Yang Maha Kuasa untuk
mengabarkan kebenaran yang hakiki di dunia ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh mata kuliah Etika
Profesi Keguruan. Dengan makalah ini kami berharap dapat menambah wawasan
pembaca, sehingga dapat bermanfaat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi
siapa saja yang membutuhkan, untuk mengetahui tentang Profesionalisme Kerja.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata sempurna, serta mohon maaf apabila masih ada banyak
kesalahan dalam tulisan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki cara penulisan dan isi
makalah ini.
.Ucapan terima kasih juga tak lupa ucapkan kepada bantuan teman-teman
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan
dengan baik. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Surakarta, 12 Oktober 2014
penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ................................................................................................. 4
TUJUAN...................................................................................................................... 5
RUANG LINGKUP MATERI .................................................................................... 5
LANDASAN TEORI
1. PROFESI, PROFESIONAL DAN PROFESIONALISME ............................. 6
1.1 Pengertian profesi ............................................................................................ 6
1.2 Ciri-ciri moral profesi ...................................................................................... 6
1.3 Syarat pekerjaan dapat disebut profesi ............................................................ 6
2. PENGERTIAN PROFESIONAL DAN PROFESIONALISME KERJA .......
2.1 Pengertian profesional ..................................................................................... 7
2.2 Tiga watak kerja seorang profesional .............................................................. 8
2.3 Sifat-sifat pelaku profesi.................................................................................. 8
2.4 Pengertian profesionalisme.............................................................................. 8
2.5 Faktor-faktor yang mendukung sifat profesionalisme ..................................... 9
2.6 Cara pengembangan profesionalisme kerja ..................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 13
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Profesionalisme kerja merupakan hal yang wajib yang harus dimiliki oleh semua
pekerja dalam hal apapun, Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik berada pada
tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam tugas
profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Adapun tugas guru yang sangat banyak,baik
yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah.Seorang guru yang benar-benar
sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tersebut,berusaha selalu ingin berkembang
maju,agar bisa menjalankan tugasnya lebih baik.Setelah menjalankan tugas dan kewajiban
sebagai tenaga pendidik guru juga mempunyai hak dan kewajiban.
Hak dan Kewajiban Guru sebagai pendidik diatur di semua peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pendidikan. Sebelum kita menginjak ke materi hak dan
kewajiban Guru sebagai pendidik tidak ada salahnya kita memahami dahulu pengertian dari
hak dan kewajiban itu sendiri.
Hak adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum obyektif kepada subyek hukum.
Kewenangan dimaksud adalah kewenangan untuk menguasai, menjual, menggadaikan,
menggarap dll. Hak dibedakan menjadi dua:
a. Hak mutlak, pemegang hak dapat mempertahankan terhadap siapapun (hak asasi, hak
public, hak keperdataan).
b. Hak relative, hak yang memberikan kewenangan kepada seseorang atau beberapa orang
untuk menuntut agar orang lain melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
Sedangkan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau
badan hukum.Kewajiban sebagai guru adalah kewajiban yang diberikan kepada orang pribadi
sebagai individual sekaligus subyek hukum. Bisa diartikan dengan sebutan tugas bila melihat
kewajiban dari yang bersifat absolute dan disebut peran bila bersifat relatif.
5. 5
Melalui makalah ini diharapkan guru memahami, mengerti, dan mengevaluasi diri
supaya dapat memiliki watak profesionalisme dalam bekerja, serta guru dapat membedakan
tugas hak dan kewajiban sebagai tenaga pendidik.
Tujuan
1. Memahami watak kerja seorang profesionalis
2.Dapat mengembangkan sifat profesionalisme, dan mengimplementasikan dalam
pekerjaan apapun khususnya seorang pendidik.
Ruang lingkup materi
1. Pengertian profesi, profesional dan profesionalisme
2. Menjelaskan tentang watak profesionalisme guru
3. Pengembangan profesionalisme guru
6. 6
BAB II
LANDASAN TEORI
Profesionalisme keja
1. Profesi, Profesional, dan Profesionalisme
1.1 Pengertian Profesi
Profesi adalah Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang
dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan. Adapun
nilai nilaimoral profesi menurut Franz Magnis Suseno yaitu:
1. Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi
2. Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi
3. Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi.
1.2 Ciri – ciri Moral profesi :
2. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun
3. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
4. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
5. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu
profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
6. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
7. 7
1.3 Syarat-syarat pekerjaan dapat disebut sebagai sebuah profesi antara lain:
1) Melibatkan kegiatan intelektual.
2) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3) Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
4) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
2. Pengertian Profesional dan Profesionalisme
2.1 Pengertian Profesional
Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi. Setiap profesional
berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Dalam
melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari
rasa malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak. Dengan demikian
seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui
sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada
unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan
kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa
(occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil
duniawi.
Kelompok profesional merupakan :
kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam
menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol
dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.
8. 8
2.2 Tiga watak kerja seorang Profesional :
1) Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan
atau mengharapkan imbalan upah materiil.
2) Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas
tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang,
ekslusif dan berat.
3) Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang
dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.
2.3 Sifat – sifat pelaku profesi:
1) Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya
2) Mampu mengonversikan ilmu menjadi keterampilan
3) Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
2.4 Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-
kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan
berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima
panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan
pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya
kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
a. Sikap seorang profesional:
1. Komitmen tinggi
2. Tanggung jawab
3. Berfikir sistematis
4. Penguasaan materi
5. Menjadi bagian masyarakat professional
9. 9
b. Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan
Enggland :
1. Pendekatan berorientasi Filosofis Pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap
individu dan pendekatan electic
2. Pendekatan perkembangan bertahap individu (dengan minat sama) berkumpul
mengidentifikasi dan mengadopsi ilmu membentuk organisasi profesi membuat
kesepakatan persyaratan profesi menentukan kode etik merevisi persyaratan
3. Pendekatan berorientasi karakteristik etika sebagai aturan langkah, pengetahuan yang
terorganisir, keahlian dan kompetensi khusus,tingkat pendidikan minimal, sertifikasi
keahlian.
4. Pendekatan berorientasi non-tradisional mampu melihat dan merumuskan karakteristik
unik dan kebutuhan sebuah profesi
2.5 Faktor-faktor yang mendukung sikap Profesionalisme
Faktor yang mendukung sikap profesionalisme , dalam Royen (2007:13) adalah :
1. Performance
Performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, penampilan
kerja. Menurut Gibson, performance atau kehandalan serta prestasi kerja adalah hasil yang
diinginkan dari prlaku, prestasi yang dihasilkan dalam urutan maupun kurun waktu tertentu.
Sedangkan menurut Gomes prestasi kerja dapat dilihat dari :
1) Kuantitas kerja
2) Kualitas Kerja
3) Pengetahuan Tentang Pekerjaan
4) Pendapat atau pernyataan yang disampaikan.
2. Akuntabilitas Aparatur
Akuntabilitas merupakan kebijakan startegis , hal ini harus dapat di implementasikan
untuk menciptakan kepatuhan pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai. Akuntabilitas juga
merupakan kewajiban untuk memberikan tanggung jawab kinerja kepada pihak-pihak
tertentu. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
10. 10
1. Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2. Menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dan sesuai dengan
peraturan.
3. Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.
5. Jujur, objektif, transparan dan inovatif.
3. Loyalitas Pegawai
Loyalitas aparatur yang berkaitan dengan karakteristik sosok profesionalisme menurut
Islami dalam Royen adalah kesetiaan diberikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan,
bawahan dan rekan sekerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain dan tidak
ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu dengan
mengabaikan yang lainnya.
4. Kemampuan Aparatur / Pegawai
Menurut Thoha, kemampuan merupakan salah satu unsur kematangan yang berkaitan
denganpengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan serta
pengalaman. Profesionalisme pegawai sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan pegawai
yang tercermin dalam perilaku sehari- hari. Istilah tersebut mengacu kepada potensi pegawai
dalam mengerjakan tugas dan bagiannya. Adapun aspek-aspek profesionalisme menurut
Oemar Hamalik dalam Royen (2007 :7) dapat menambah pemahaman terhadap
profesionalisme yaitu :
Aspek potensial
Setiap tenaga kerja tentunya memiliki potensi-potensi yang bersifat dinamis, yang dapat
dikembangkan dan terus berkembang
Aspek profesionalisme
Setiap pegawai memiliki keahlian yang berbeda dari orang lain tergantung bidangnya
masing-masing. Hal ini menyebabkan seseorang terus meningkatkan keahliannya agar bisa
bekerja lebih handal.
11. 11
Aspek fungsional
Para pegawai melaksanakan pekerjaannya yang didasarkan pada hasil tepat guna, artinya
bekerja sesuai tugas dan fungsinya.
Aspek operasional
Setiap pegawai dapat mendayagunakan kemampuan dan keterampilannya dalam proses dan
prosedur pelaksanaan kerja yang ditekuninya.
Aspek personal
Setiap pegawai harus memiliki sifat kepribadian yang menunjang pekerjaannya.
Aspek produktifitas
Setiap pegawai harus memiliki motof kerja dan prestasi baik kualitas maupun kuantitas.
2.6 Cara Pengembangan Profesionalisme Kerja
Dalam rangka mengembangan profesionalisme kerja, tentu saja diperlukan proses
pendidikan, pelatihan dan pembelajaran bagi para pegawai. Berdasarkan kategori pegawai,
pelatihan dapat berupa program orientasi pegawai baru, pelatihan umum secara ekstensif,
pelatihan job spesifik, praktik standar secara bertahap, pelatihan peralatan dan prosedur
operasi.
Adapun cara pengembangan profesionalisme kerja dapat dilaksanakan dengan kegiatan-
kegiatan berikut ini :
1) Menyelenggarakan kegiatan penataran dan pelatihan terhadap para pekerja yang
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.
2) Memberikan kesempatan kepada para pekerja untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat lebih tinggi.
3) Mengirim atau menyekolahkan para pekerja pilihan keluar negeri.
4) Menyelenggarakan kegiatan seminar, loka karya atau workshop yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas tenaga kerja
12. 12
5) Menyediakan fasilitas dan bantuan dana kepada para pekerja yang berprestasi untuk
meningkatkan keahlian di bidangnya.