SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
1
MAKALAH ETIKA PROFESI KEGURUAN
PROFESIONALISME KERJA
Dosen Pengampu : Tjipto Subadi
Kelompok :6
1. Astrid Dery Prabowo A610120034
2. Ikun Onesia A610120037
3. Muhammad Sigit P A610120017
4. Marsudi A610120030
5. Elina Cahyanti A610120032
6. Dia Fatma Khoisin A610120003
7. Nurul Fahmi Ningrum A610120011
PROGAM STUDI P ENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas berkah, rahmat, dan inayah-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu
kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai utusan Yang Maha Kuasa untuk
mengabarkan kebenaran yang hakiki di dunia ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh mata kuliah Etika
Profesi Keguruan. Dengan makalah ini kami berharap dapat menambah wawasan
pembaca, sehingga dapat bermanfaat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi
siapa saja yang membutuhkan, untuk mengetahui tentang Profesionalisme Kerja.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata sempurna, serta mohon maaf apabila masih ada banyak
kesalahan dalam tulisan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki cara penulisan dan isi
makalah ini.
.Ucapan terima kasih juga tak lupa ucapkan kepada bantuan teman-teman
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan
dengan baik. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Surakarta, 12 Oktober 2014
penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG ................................................................................................. 4
TUJUAN...................................................................................................................... 5
RUANG LINGKUP MATERI .................................................................................... 5
LANDASAN TEORI
1. PROFESI, PROFESIONAL DAN PROFESIONALISME ............................. 6
1.1 Pengertian profesi ............................................................................................ 6
1.2 Ciri-ciri moral profesi ...................................................................................... 6
1.3 Syarat pekerjaan dapat disebut profesi ............................................................ 6
2. PENGERTIAN PROFESIONAL DAN PROFESIONALISME KERJA .......
2.1 Pengertian profesional ..................................................................................... 7
2.2 Tiga watak kerja seorang profesional .............................................................. 8
2.3 Sifat-sifat pelaku profesi.................................................................................. 8
2.4 Pengertian profesionalisme.............................................................................. 8
2.5 Faktor-faktor yang mendukung sifat profesionalisme ..................................... 9
2.6 Cara pengembangan profesionalisme kerja ..................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 13
4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Profesionalisme kerja merupakan hal yang wajib yang harus dimiliki oleh semua
pekerja dalam hal apapun, Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik berada pada
tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam tugas
profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Adapun tugas guru yang sangat banyak,baik
yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah.Seorang guru yang benar-benar
sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tersebut,berusaha selalu ingin berkembang
maju,agar bisa menjalankan tugasnya lebih baik.Setelah menjalankan tugas dan kewajiban
sebagai tenaga pendidik guru juga mempunyai hak dan kewajiban.
Hak dan Kewajiban Guru sebagai pendidik diatur di semua peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pendidikan. Sebelum kita menginjak ke materi hak dan
kewajiban Guru sebagai pendidik tidak ada salahnya kita memahami dahulu pengertian dari
hak dan kewajiban itu sendiri.
Hak adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum obyektif kepada subyek hukum.
Kewenangan dimaksud adalah kewenangan untuk menguasai, menjual, menggadaikan,
menggarap dll. Hak dibedakan menjadi dua:
a. Hak mutlak, pemegang hak dapat mempertahankan terhadap siapapun (hak asasi, hak
public, hak keperdataan).
b. Hak relative, hak yang memberikan kewenangan kepada seseorang atau beberapa orang
untuk menuntut agar orang lain melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
Sedangkan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau
badan hukum.Kewajiban sebagai guru adalah kewajiban yang diberikan kepada orang pribadi
sebagai individual sekaligus subyek hukum. Bisa diartikan dengan sebutan tugas bila melihat
kewajiban dari yang bersifat absolute dan disebut peran bila bersifat relatif.
5
Melalui makalah ini diharapkan guru memahami, mengerti, dan mengevaluasi diri
supaya dapat memiliki watak profesionalisme dalam bekerja, serta guru dapat membedakan
tugas hak dan kewajiban sebagai tenaga pendidik.
Tujuan
1. Memahami watak kerja seorang profesionalis
2.Dapat mengembangkan sifat profesionalisme, dan mengimplementasikan dalam
pekerjaan apapun khususnya seorang pendidik.
Ruang lingkup materi
1. Pengertian profesi, profesional dan profesionalisme
2. Menjelaskan tentang watak profesionalisme guru
3. Pengembangan profesionalisme guru
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Profesionalisme keja
1. Profesi, Profesional, dan Profesionalisme
1.1 Pengertian Profesi
Profesi adalah Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang
dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan. Adapun
nilai nilaimoral profesi menurut Franz Magnis Suseno yaitu:
1. Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi
2. Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi
3. Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi.
1.2 Ciri – ciri Moral profesi :
2. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun
3. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
4. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
5. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu
profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
6. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
7
1.3 Syarat-syarat pekerjaan dapat disebut sebagai sebuah profesi antara lain:
1) Melibatkan kegiatan intelektual.
2) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3) Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
4) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
2. Pengertian Profesional dan Profesionalisme
2.1 Pengertian Profesional
Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi. Setiap profesional
berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Dalam
melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari
rasa malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak. Dengan demikian
seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui
sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada
unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan
kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa
(occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil
duniawi.
Kelompok profesional merupakan :
kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam
menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol
dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.
8
2.2 Tiga watak kerja seorang Profesional :
1) Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya
kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan
atau mengharapkan imbalan upah materiil.
2) Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas
tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang,
ekslusif dan berat.
3) Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral harus
menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang
dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.
2.3 Sifat – sifat pelaku profesi:
1) Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya
2) Mampu mengonversikan ilmu menjadi keterampilan
3) Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
2.4 Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-
kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan
berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima
panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan
pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya
kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
a. Sikap seorang profesional:
1. Komitmen tinggi
2. Tanggung jawab
3. Berfikir sistematis
4. Penguasaan materi
5. Menjadi bagian masyarakat professional
9
b. Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan
Enggland :
1. Pendekatan berorientasi Filosofis Pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap
individu dan pendekatan electic
2. Pendekatan perkembangan bertahap individu (dengan minat sama) berkumpul
mengidentifikasi dan mengadopsi ilmu membentuk organisasi profesi membuat
kesepakatan persyaratan profesi menentukan kode etik merevisi persyaratan
3. Pendekatan berorientasi karakteristik etika sebagai aturan langkah, pengetahuan yang
terorganisir, keahlian dan kompetensi khusus,tingkat pendidikan minimal, sertifikasi
keahlian.
4. Pendekatan berorientasi non-tradisional mampu melihat dan merumuskan karakteristik
unik dan kebutuhan sebuah profesi
2.5 Faktor-faktor yang mendukung sikap Profesionalisme
Faktor yang mendukung sikap profesionalisme , dalam Royen (2007:13) adalah :
1. Performance
Performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, penampilan
kerja. Menurut Gibson, performance atau kehandalan serta prestasi kerja adalah hasil yang
diinginkan dari prlaku, prestasi yang dihasilkan dalam urutan maupun kurun waktu tertentu.
Sedangkan menurut Gomes prestasi kerja dapat dilihat dari :
1) Kuantitas kerja
2) Kualitas Kerja
3) Pengetahuan Tentang Pekerjaan
4) Pendapat atau pernyataan yang disampaikan.
2. Akuntabilitas Aparatur
Akuntabilitas merupakan kebijakan startegis , hal ini harus dapat di implementasikan
untuk menciptakan kepatuhan pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai. Akuntabilitas juga
merupakan kewajiban untuk memberikan tanggung jawab kinerja kepada pihak-pihak
tertentu. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
10
1. Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2. Menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dan sesuai dengan
peraturan.
3. Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.
5. Jujur, objektif, transparan dan inovatif.
3. Loyalitas Pegawai
Loyalitas aparatur yang berkaitan dengan karakteristik sosok profesionalisme menurut
Islami dalam Royen adalah kesetiaan diberikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan,
bawahan dan rekan sekerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain dan tidak
ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu dengan
mengabaikan yang lainnya.
4. Kemampuan Aparatur / Pegawai
Menurut Thoha, kemampuan merupakan salah satu unsur kematangan yang berkaitan
denganpengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan serta
pengalaman. Profesionalisme pegawai sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan pegawai
yang tercermin dalam perilaku sehari- hari. Istilah tersebut mengacu kepada potensi pegawai
dalam mengerjakan tugas dan bagiannya. Adapun aspek-aspek profesionalisme menurut
Oemar Hamalik dalam Royen (2007 :7) dapat menambah pemahaman terhadap
profesionalisme yaitu :
Aspek potensial
Setiap tenaga kerja tentunya memiliki potensi-potensi yang bersifat dinamis, yang dapat
dikembangkan dan terus berkembang
Aspek profesionalisme
Setiap pegawai memiliki keahlian yang berbeda dari orang lain tergantung bidangnya
masing-masing. Hal ini menyebabkan seseorang terus meningkatkan keahliannya agar bisa
bekerja lebih handal.
11
Aspek fungsional
Para pegawai melaksanakan pekerjaannya yang didasarkan pada hasil tepat guna, artinya
bekerja sesuai tugas dan fungsinya.
Aspek operasional
Setiap pegawai dapat mendayagunakan kemampuan dan keterampilannya dalam proses dan
prosedur pelaksanaan kerja yang ditekuninya.
Aspek personal
Setiap pegawai harus memiliki sifat kepribadian yang menunjang pekerjaannya.
Aspek produktifitas
Setiap pegawai harus memiliki motof kerja dan prestasi baik kualitas maupun kuantitas.
2.6 Cara Pengembangan Profesionalisme Kerja
Dalam rangka mengembangan profesionalisme kerja, tentu saja diperlukan proses
pendidikan, pelatihan dan pembelajaran bagi para pegawai. Berdasarkan kategori pegawai,
pelatihan dapat berupa program orientasi pegawai baru, pelatihan umum secara ekstensif,
pelatihan job spesifik, praktik standar secara bertahap, pelatihan peralatan dan prosedur
operasi.
Adapun cara pengembangan profesionalisme kerja dapat dilaksanakan dengan kegiatan-
kegiatan berikut ini :
1) Menyelenggarakan kegiatan penataran dan pelatihan terhadap para pekerja yang
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.
2) Memberikan kesempatan kepada para pekerja untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat lebih tinggi.
3) Mengirim atau menyekolahkan para pekerja pilihan keluar negeri.
4) Menyelenggarakan kegiatan seminar, loka karya atau workshop yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas tenaga kerja
12
5) Menyediakan fasilitas dan bantuan dana kepada para pekerja yang berprestasi untuk
meningkatkan keahlian di bidangnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
ilmupermata.mywapblog.com
etikatugas.blogspot.com
rizafahri.blogspot.com
http://pendidikannya.blogspot.com

More Related Content

Similar to MAKALAH_ETIKA_PROFESI_KEGURUAN.docx

ppt epk klp 4.pptx
ppt epk klp 4.pptxppt epk klp 4.pptx
ppt epk klp 4.pptxNisaOktavia7
 
guru profesional.pptx
guru profesional.pptxguru profesional.pptx
guru profesional.pptxBundajaisy
 
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptxReynaldi Wahyu
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme gurunadiahbsa
 
Sikap sarjana profesional etik umb
Sikap sarjana profesional etik umbSikap sarjana profesional etik umb
Sikap sarjana profesional etik umbPutriAndriyani5
 
Konsep dasar profesi keguruan
Konsep dasar profesi keguruanKonsep dasar profesi keguruan
Konsep dasar profesi keguruanAnggunW
 
Modul profesi keguruan Islam
Modul profesi keguruan IslamModul profesi keguruan Islam
Modul profesi keguruan Islamanas dasteng
 
Pengantar Filsafat dan Pengantar Profesi FAB-Rio Kurniawan_073158.pptx
Pengantar Filsafat dan Pengantar Profesi FAB-Rio Kurniawan_073158.pptxPengantar Filsafat dan Pengantar Profesi FAB-Rio Kurniawan_073158.pptx
Pengantar Filsafat dan Pengantar Profesi FAB-Rio Kurniawan_073158.pptxNurrisdaHermin2
 
1. PROFESION PROFESSIONAL PROFESIONALISME.ppt
1. PROFESION PROFESSIONAL PROFESIONALISME.ppt1. PROFESION PROFESSIONAL PROFESIONALISME.ppt
1. PROFESION PROFESSIONAL PROFESIONALISME.pptMashiraYahaya1
 
profesi bkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
profesi bkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...profesi bkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
profesi bkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...DiegoSaputr
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesimubarokrizqi
 
Profesi evaluasi
Profesi evaluasiProfesi evaluasi
Profesi evaluasi27021972
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingJunaidi Arifin
 

Similar to MAKALAH_ETIKA_PROFESI_KEGURUAN.docx (20)

ppt epk klp 4.pptx
ppt epk klp 4.pptxppt epk klp 4.pptx
ppt epk klp 4.pptx
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1Modul 4 kb 1
Modul 4 kb 1
 
guru profesional.pptx
guru profesional.pptxguru profesional.pptx
guru profesional.pptx
 
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
1PPT ETIKA PROFESI ( 1 )- Etika dan ruang linkup..pptx
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme guru
 
Prokep yang fixx
Prokep yang fixxProkep yang fixx
Prokep yang fixx
 
Profesionalisme
ProfesionalismeProfesionalisme
Profesionalisme
 
Sikap sarjana profesional etik umb
Sikap sarjana profesional etik umbSikap sarjana profesional etik umb
Sikap sarjana profesional etik umb
 
Konsep dasar profesi keguruan
Konsep dasar profesi keguruanKonsep dasar profesi keguruan
Konsep dasar profesi keguruan
 
Modul profesi keguruan Islam
Modul profesi keguruan IslamModul profesi keguruan Islam
Modul profesi keguruan Islam
 
Pengantar Filsafat dan Pengantar Profesi FAB-Rio Kurniawan_073158.pptx
Pengantar Filsafat dan Pengantar Profesi FAB-Rio Kurniawan_073158.pptxPengantar Filsafat dan Pengantar Profesi FAB-Rio Kurniawan_073158.pptx
Pengantar Filsafat dan Pengantar Profesi FAB-Rio Kurniawan_073158.pptx
 
Mata Kuliah Etika Profesi_konsep dasar profesi
Mata Kuliah Etika Profesi_konsep dasar profesiMata Kuliah Etika Profesi_konsep dasar profesi
Mata Kuliah Etika Profesi_konsep dasar profesi
 
1. PROFESION PROFESSIONAL PROFESIONALISME.ppt
1. PROFESION PROFESSIONAL PROFESIONALISME.ppt1. PROFESION PROFESSIONAL PROFESIONALISME.ppt
1. PROFESION PROFESSIONAL PROFESIONALISME.ppt
 
profesi bkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
profesi bkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...profesi bkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
profesi bkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesi
 
MAKALAH bu emi.docx
MAKALAH bu emi.docxMAKALAH bu emi.docx
MAKALAH bu emi.docx
 
Profesi evaluasi
Profesi evaluasiProfesi evaluasi
Profesi evaluasi
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teaching
 

Recently uploaded

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikNegustinNegustin
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptRahmaniaPamungkas2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASsusilowati82
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanaji guru
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 

MAKALAH_ETIKA_PROFESI_KEGURUAN.docx

  • 1. 1 MAKALAH ETIKA PROFESI KEGURUAN PROFESIONALISME KERJA Dosen Pengampu : Tjipto Subadi Kelompok :6 1. Astrid Dery Prabowo A610120034 2. Ikun Onesia A610120037 3. Muhammad Sigit P A610120017 4. Marsudi A610120030 5. Elina Cahyanti A610120032 6. Dia Fatma Khoisin A610120003 7. Nurul Fahmi Ningrum A610120011 PROGAM STUDI P ENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan inayah-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai utusan Yang Maha Kuasa untuk mengabarkan kebenaran yang hakiki di dunia ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh mata kuliah Etika Profesi Keguruan. Dengan makalah ini kami berharap dapat menambah wawasan pembaca, sehingga dapat bermanfaat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi siapa saja yang membutuhkan, untuk mengetahui tentang Profesionalisme Kerja. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna, serta mohon maaf apabila masih ada banyak kesalahan dalam tulisan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki cara penulisan dan isi makalah ini. .Ucapan terima kasih juga tak lupa ucapkan kepada bantuan teman-teman yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Surakarta, 12 Oktober 2014 penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2 DAFTAR ISI................................................................................................................ 3 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG ................................................................................................. 4 TUJUAN...................................................................................................................... 5 RUANG LINGKUP MATERI .................................................................................... 5 LANDASAN TEORI 1. PROFESI, PROFESIONAL DAN PROFESIONALISME ............................. 6 1.1 Pengertian profesi ............................................................................................ 6 1.2 Ciri-ciri moral profesi ...................................................................................... 6 1.3 Syarat pekerjaan dapat disebut profesi ............................................................ 6 2. PENGERTIAN PROFESIONAL DAN PROFESIONALISME KERJA ....... 2.1 Pengertian profesional ..................................................................................... 7 2.2 Tiga watak kerja seorang profesional .............................................................. 8 2.3 Sifat-sifat pelaku profesi.................................................................................. 8 2.4 Pengertian profesionalisme.............................................................................. 8 2.5 Faktor-faktor yang mendukung sifat profesionalisme ..................................... 9 2.6 Cara pengembangan profesionalisme kerja ..................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 13
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Profesionalisme kerja merupakan hal yang wajib yang harus dimiliki oleh semua pekerja dalam hal apapun, Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik berada pada tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam tugas profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Adapun tugas guru yang sangat banyak,baik yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah.Seorang guru yang benar-benar sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tersebut,berusaha selalu ingin berkembang maju,agar bisa menjalankan tugasnya lebih baik.Setelah menjalankan tugas dan kewajiban sebagai tenaga pendidik guru juga mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan Kewajiban Guru sebagai pendidik diatur di semua peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan pendidikan. Sebelum kita menginjak ke materi hak dan kewajiban Guru sebagai pendidik tidak ada salahnya kita memahami dahulu pengertian dari hak dan kewajiban itu sendiri. Hak adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum obyektif kepada subyek hukum. Kewenangan dimaksud adalah kewenangan untuk menguasai, menjual, menggadaikan, menggarap dll. Hak dibedakan menjadi dua: a. Hak mutlak, pemegang hak dapat mempertahankan terhadap siapapun (hak asasi, hak public, hak keperdataan). b. Hak relative, hak yang memberikan kewenangan kepada seseorang atau beberapa orang untuk menuntut agar orang lain melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu Sedangkan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau badan hukum.Kewajiban sebagai guru adalah kewajiban yang diberikan kepada orang pribadi sebagai individual sekaligus subyek hukum. Bisa diartikan dengan sebutan tugas bila melihat kewajiban dari yang bersifat absolute dan disebut peran bila bersifat relatif.
  • 5. 5 Melalui makalah ini diharapkan guru memahami, mengerti, dan mengevaluasi diri supaya dapat memiliki watak profesionalisme dalam bekerja, serta guru dapat membedakan tugas hak dan kewajiban sebagai tenaga pendidik. Tujuan 1. Memahami watak kerja seorang profesionalis 2.Dapat mengembangkan sifat profesionalisme, dan mengimplementasikan dalam pekerjaan apapun khususnya seorang pendidik. Ruang lingkup materi 1. Pengertian profesi, profesional dan profesionalisme 2. Menjelaskan tentang watak profesionalisme guru 3. Pengembangan profesionalisme guru
  • 6. 6 BAB II LANDASAN TEORI Profesionalisme keja 1. Profesi, Profesional, dan Profesionalisme 1.1 Pengertian Profesi Profesi adalah Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan. Adapun nilai nilaimoral profesi menurut Franz Magnis Suseno yaitu: 1. Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi 2. Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi 3. Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi. 1.2 Ciri – ciri Moral profesi : 2. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun 3. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi. 4. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat. 5. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus. 6. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
  • 7. 7 1.3 Syarat-syarat pekerjaan dapat disebut sebagai sebuah profesi antara lain: 1) Melibatkan kegiatan intelektual. 2) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. 3) Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan. 4) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. 5) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen. 6) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. 7) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 8) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik. 2. Pengertian Profesional dan Profesionalisme 2.1 Pengertian Profesional Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi. Setiap profesional berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Dalam melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak. Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil duniawi. Kelompok profesional merupakan : kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.
  • 8. 8 2.2 Tiga watak kerja seorang Profesional : 1) Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil. 2) Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat. 3) Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi. 2.3 Sifat – sifat pelaku profesi: 1) Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya 2) Mampu mengonversikan ilmu menjadi keterampilan 3) Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi 2.4 Pengertian Profesionalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan- kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999). a. Sikap seorang profesional: 1. Komitmen tinggi 2. Tanggung jawab 3. Berfikir sistematis 4. Penguasaan materi 5. Menjadi bagian masyarakat professional
  • 9. 9 b. Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland : 1. Pendekatan berorientasi Filosofis Pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap individu dan pendekatan electic 2. Pendekatan perkembangan bertahap individu (dengan minat sama) berkumpul mengidentifikasi dan mengadopsi ilmu membentuk organisasi profesi membuat kesepakatan persyaratan profesi menentukan kode etik merevisi persyaratan 3. Pendekatan berorientasi karakteristik etika sebagai aturan langkah, pengetahuan yang terorganisir, keahlian dan kompetensi khusus,tingkat pendidikan minimal, sertifikasi keahlian. 4. Pendekatan berorientasi non-tradisional mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi 2.5 Faktor-faktor yang mendukung sikap Profesionalisme Faktor yang mendukung sikap profesionalisme , dalam Royen (2007:13) adalah : 1. Performance Performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, penampilan kerja. Menurut Gibson, performance atau kehandalan serta prestasi kerja adalah hasil yang diinginkan dari prlaku, prestasi yang dihasilkan dalam urutan maupun kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Gomes prestasi kerja dapat dilihat dari : 1) Kuantitas kerja 2) Kualitas Kerja 3) Pengetahuan Tentang Pekerjaan 4) Pendapat atau pernyataan yang disampaikan. 2. Akuntabilitas Aparatur Akuntabilitas merupakan kebijakan startegis , hal ini harus dapat di implementasikan untuk menciptakan kepatuhan pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai. Akuntabilitas juga merupakan kewajiban untuk memberikan tanggung jawab kinerja kepada pihak-pihak tertentu. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
  • 10. 10 1. Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel. 2. Menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dan sesuai dengan peraturan. 3. Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. 5. Jujur, objektif, transparan dan inovatif. 3. Loyalitas Pegawai Loyalitas aparatur yang berkaitan dengan karakteristik sosok profesionalisme menurut Islami dalam Royen adalah kesetiaan diberikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan rekan sekerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu dengan mengabaikan yang lainnya. 4. Kemampuan Aparatur / Pegawai Menurut Thoha, kemampuan merupakan salah satu unsur kematangan yang berkaitan denganpengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan serta pengalaman. Profesionalisme pegawai sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan pegawai yang tercermin dalam perilaku sehari- hari. Istilah tersebut mengacu kepada potensi pegawai dalam mengerjakan tugas dan bagiannya. Adapun aspek-aspek profesionalisme menurut Oemar Hamalik dalam Royen (2007 :7) dapat menambah pemahaman terhadap profesionalisme yaitu : Aspek potensial Setiap tenaga kerja tentunya memiliki potensi-potensi yang bersifat dinamis, yang dapat dikembangkan dan terus berkembang Aspek profesionalisme Setiap pegawai memiliki keahlian yang berbeda dari orang lain tergantung bidangnya masing-masing. Hal ini menyebabkan seseorang terus meningkatkan keahliannya agar bisa bekerja lebih handal.
  • 11. 11 Aspek fungsional Para pegawai melaksanakan pekerjaannya yang didasarkan pada hasil tepat guna, artinya bekerja sesuai tugas dan fungsinya. Aspek operasional Setiap pegawai dapat mendayagunakan kemampuan dan keterampilannya dalam proses dan prosedur pelaksanaan kerja yang ditekuninya. Aspek personal Setiap pegawai harus memiliki sifat kepribadian yang menunjang pekerjaannya. Aspek produktifitas Setiap pegawai harus memiliki motof kerja dan prestasi baik kualitas maupun kuantitas. 2.6 Cara Pengembangan Profesionalisme Kerja Dalam rangka mengembangan profesionalisme kerja, tentu saja diperlukan proses pendidikan, pelatihan dan pembelajaran bagi para pegawai. Berdasarkan kategori pegawai, pelatihan dapat berupa program orientasi pegawai baru, pelatihan umum secara ekstensif, pelatihan job spesifik, praktik standar secara bertahap, pelatihan peralatan dan prosedur operasi. Adapun cara pengembangan profesionalisme kerja dapat dilaksanakan dengan kegiatan- kegiatan berikut ini : 1) Menyelenggarakan kegiatan penataran dan pelatihan terhadap para pekerja yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. 2) Memberikan kesempatan kepada para pekerja untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi. 3) Mengirim atau menyekolahkan para pekerja pilihan keluar negeri. 4) Menyelenggarakan kegiatan seminar, loka karya atau workshop yang berkaitan dengan peningkatan kualitas tenaga kerja
  • 12. 12 5) Menyediakan fasilitas dan bantuan dana kepada para pekerja yang berprestasi untuk meningkatkan keahlian di bidangnya.