Ciri-ciri guru profesional dan efektif dalam 3 kalimat:
1. Guru profesional memiliki komitmen pada siswa dan proses belajar serta menguasai mata pelajaran dan cara mengajarkannya.
2. Guru efektif menciptakan iklim belajar yang kondusif, memberikan umpan balik yang membantu, dan terus meningkatkan kompetensinya.
3. Penampilan dan perilaku guru yang menarik juga dapat memotivasi
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. Guru Profesional
1. Dgn pola rekrutmen dan pembinaan karier guru yg baik niscaya akan menciptakan
guru yg profesional dan efektif. Sekolah memerlukan guru yg profesional dan efektif,
kerena dia merupakan kunci keberhasilan bagi proses belajar mengajar di suatu seko-
lah.
2. Tokoh pendidikan Amereka Serikat John Goodlad menjelaskan dalam hasil peneli-
tiannya bhw peran guru amatlah signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembe-
lajaran. Disebutkan manakala guru tlh memasuki ruang kelas dan menutup pintu- pin-
tu kelas, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru. Ketika
proses pembelajaran berlangsung guru dpt melakukan apa saja di kls. Ia dpt tampil sbg
sosok yg menarik sehingga dpt menebarkan virus motivasi utk berprestasi
3. Sebaliknya dgn otoritasnya di kelas yg begitu besar, tdk menutup kemungkinan seorg
guru akan tampil sbg sosok yg membosankan, instruktif, dan tdk mampu menja-di
idola bagi siswanya, bahkan mungkin proses pembelajarannya justru mematikan
kreatifitas, menumpulkan daya nalar, dan mengabaikan aspek afektif para siswa.
4. Oleh sebab itu utk mengatasi semua yg disebutkan di atas diperlukan seorg guru yg
profesional yg memiliki ciri-ciri tertentu sbg Pekerja profesional, yg anata lain sbb:
3. Jabatan Guru/pendidik adlh merupakan jabatan profesional, hal tsb
dpt dijelaskan sbb,:
• Pertama: Jabatan guru bukan hanya menuntut kemampuan
spesialisasi tenaga guru dlm arti menguasai pengetahuan
akademik dan kemahiran profesional yg rele-van dgn bidang
tugasnya sebagi guru, tetapi juga tingkat kedewasaan dan
tanggung jawab serta kemandirian yg tinggi dlm mengambil
keputusan. Kemam-puan-2 itu membuat guru memiliki nilai
lebih dan kewibawaan yg tinggi terhadap peserta didik yg
diajarnya.
• Kedua: Sesuai dgn nilai budaya kita, secara historis kedudukan
guru itu tinggi dlm masyarakat kita. Guru adlh seorg yg patut
dipatuhi, ditiru kata dan perbua-tannya. Karena motif utama
menjadi guru bukanlah imbalan gaji (kebendaan), tetapi adlh
panggilan (calling) utk mengabdi kpd Tuhan, masyarakat dan
kemanu-siaan.
4. Lanjutan…
• Ketiga: karena guru menjadi tokoh yg dipatuhi dan ditiru, maka dlm meme-
rankan status (kedudukan) nya, guru harus berusaha merealisasikan norma-2
dan nilai-2 kependidikan dlm dirinya. Dgn kata lain ia terikat dgn Kode Etik.
Sehingga dgn demikian seorg guru akan menjadi berwibawa terhadap peser-
ta didiknya.
• Keempat: Rasa kesetiakawanan para guru dpt berwujud organisasi Guru, baik
itu berupa asosiasi (persatuan) maupun serikat pekerja, sebagai wahana
kerja sama utk dpt saling membantu dan berusaha meningkatkan kemampu-
an profesionalnya serta memperjuangkan kesejahteraan anggotanya.
5. CIRI-CIRI DARI PEKERJAAN PROFESIONAL
C.O. Houle (1980) menyebutkan suatu pekerjaan yg disebut
profesional, sbb.:
1. Harus memiliki landasan pengetahuan yg kuat;
2. Harus berdasarkan atas kompetensi individual (bukan atas dasar
KKN)
3. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi;
4. Adanya kerjasama dan kompetensi yg sehat antar sejawat;
5. Adanya kesadaran profesional yg tinggi;
6. Memilki prinsip-prinsip etik (kode Etik)
7. Memiliki sistem sanksi profesi;
8. Adanya militansi individual, dan
9. Memiliki organisasi profesi.
6. Sedangkan menurut Dawam Raharjo menyebutkan ada
empat ciri pekerjan profesional:
• Pertama: tingkat pendidikan spesialisnya menuntut
seseorg melaksanakan jabatan (pekerjaan)-nya dgn
penuh tanggung jawab, kemandirian mengambil
keputusan, mahir dan terampil dlm mengerjakan
pekerjaannya. Biasanya pendidikan profesional itu
setingkat spesialisasi pendidikan tinggi.
• Ke dua: motif dan tujuan utama seseorang memilih
jabatan (pekerjaan) itu adlh pengabdian kpd
kemanusiaan, bukan imbalan kebendaan (bayaran) yg
menjadi tujuan utama.
7. Lanjutan…
• Ketiga: Terdpt kode Etik jabatan yg secara sukarela diterima menjadi
pedoman perilaku dan tindakan kelompok profesional yg bersangkutan. Jadi
dlm menja-lankan pekerjaannya, kode etik itulah yg menjadi standar moral
perilaku anggo-tanya.Dan pelanggaran terhdp kode etik dpt menyebabkan
seseorg mendpt tegoran dari pimpinan organisasi profesinya. Bahkan bisa
saja sampai dipecat/dikeluar- kan dari organisasi profesinya tsb.
• Ke empat: Terdapat semangat kesetiakawanan antar anggota seprofesi
(kelom-pok), misalnya dlm bentuk tolong menolong antara sesama
anggotanya, baik dalam suka maupun duka, baik dlm keadaan senang
maupun susah.
8. ciri-2 sbg seorang guru yg profesional antara lain:
1. Guru mempunyai komitmen pd siswa dan proses belajarnya. Ini berarti
bhw komitmen tertinggi guru adlh kpd kepentingan siswanya;
2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yg
diajarkannya serta cara mengajarkannya kpd siswa. Bagi gru, hal ini
merupakan dua hal yg tdk dpt dipisahkan.
3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
tek- nik evaluasi, mulai dgn pengamatan thdp perilaku siswa sampai
kpd tes hasil belajar.
4. Guru harus mampu berpikir secara sistematis ttg apa yg dilakukannya,
dan belajar dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu utk
guru guna melakukan refleksi dan koreksi terhdp apa yg telah
dilakukannya.
5. Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dlm
lingkungan profesinya. Misalnya di Indonesia ada PGRI atau organisasi
profesi lainnya.
9. UNTUK MELIHAT APAKAH SORG GURU ITU DPT DIKATAKAN
PROFESIONAL ATAU TIDAK, DPT DILIHAT DARI DUA PERSPEKTIF, YAITU:
• Pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar pendidikan utk
jenjang sekolah tempat ia menjadi guru
• Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola proese
pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-2 bimbingan dan lain-lain.
(menurut Danim, 2002)
10. Sementara menurut Hamalik (2003), guru profesional harus memnuhi
persyaratan yg berat, diantaranya:
1. Harus memiliki bakat sebagai guru;
2. Memiliki keahlian sbg guru;
3. Memiliki kepribadian yg baik dan terintegrasi;
4. Memiliki mental yg sehatBerbadan sehat;
5. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yg luas;
6. Guru adlh manusia yg berjiwa Pancasila;
7. Guru adlh seorg warga negara yg baik.
11. Guru Yang Efektif
Dlm manajemen SDM, manjadi profesional adlh tuntutan jabatan, pekerjaan atau profesi.
Menjadi profesional berarti menjadi ahli ddibidangnya. Dan seorg ahli tentunya berkualitas
dlm melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tdk semua ahli dpt menjadi berkualitas.
Karena utk berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan
integrits dan personaliti. Dlm perspektif pengembang-an SDM, menjadi profesional adlh
satu kesatuan antara konsep kepribadian dan integritas yg dipadupadankan dgn
keahliannya.
Menjadi seorg guru profesional adlh suatu keniscayaan. Profesi guru juga sangat lekat
dgn integritas dan personaliti. Bahkan identik dgn citra kemanusiaan. Karena ibarat
sebuah laboratotium, seorg guru seperti ilmuan yg sedang bereksperimen tehdp nasib
anak manusia dan juga negara dan bangsa. Jika seorg guru tdk memi- liki integritas
keilmuan dan personaliti yg mumpuni, maka bangsa ini tdk akan memiliki masa depan yg
baik.
12. Menjadi guru mungkin setiap org bisa. Tetapi menjadi guru yg memiliki keahlian dlm
mendidik perlu perlu pendidikan, pelatihan dan jam terbang yg memdai. Dlm konteks tsb
utk menjadi guru yg profesional setidaknya memiliki standar minimal yaitu:
1. Memiliki kemampuan intelektual yg mamadai;
2. Memilki kemampuan memahami visi dan misi pendidikan nasional;
3. Memiliki kemampuan mentransfer ilmu pengetahuan kpd siswa secara efektif.
4. Memahami konsep perkembangan psikologi anak;
5. Memilki kemampuan mengorganisair dan proses belajar;
6. Memilki kreatifitas dan seni mendidik.
Sbg salah satu elemen tenaga kependidikan, seorg guru harus mampu melaksanakan tugasnya
secara profesional, dgn selalu berpegang teguh pd etika kerja, independensi (bebas dari tekanan-2
dari pihak luar), produktif, efektif, efesien dan inovatif, serta siap melaksanakan pelayanan prima
berdasarkan pd kaedah ilmu atau teori yg sistematis, kewewnangan profesional,pengakuan
masyarakat dan kode etik yg regulatif.
13. Di samping itu guru profesional dituntut utk memiliki tiga kemampuan,
yaitu:
• Pertama: kemampuan kognitif:yaitu guru harus memilki penguasaan materi,
metode, media, serta mampu merencanakan dan mengembangkan kegitan
pembelajarannya.
• Ke dua: kemampuan Psikomotorik.yaitu guru dituntut memilikii pengetahuan dan
kemampuan dlm mengimplementasikan ilmu yg dimiliki dlm kehidupan sehari-hari.
• Ketiga: Kemampuan afektif.Yaitu guru dituntut utk memiliki akhlak yg luhur, terjaga
perlakuannya, sehingga ia akan mampu menjadi mode yg bisa diteladani oleh
peserta didiknya.
14. Selain memiliki kemampuan tsb, guru profesional juga perlu melakukan pembelajaran di kelas secara efektif. Bagaimanakah ciri-2 guru yg
efektif?
Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas (1989), telah mengelompokkannya ke dlm empat kelompok besar, yaitu:
1. MEMILIKI KEMAMPUAN YG TERKAIT DGN IKLIM BELAJAR DI KELAS, DGN DITANDAI ANTARA LAIN:
a. Memiliki keterampilanan interpersonal, khususnya kemampuan menunjukkan empati, penghargaan kpd siswa, dan ketulusan;
b. Memiliki hubungan baik dgn siswa;
c. Mampu menerima, mengakui, dan memperhatikan siswa secara tulus;
d. Menunjukkan minat dan antusias yg tinggi dlm mengajar;
e. Mampu menciptakan atmosfir utk tumbuhnya kerjasama dan kohesivitas antar kelompok siswa.
f. Mampu melibatkan siswa dlm mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran;
g. Mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa utk berbicara dalam setiap diskusi;
h. Mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas jika ada.
15. 2. KEMAMPUAN YG TERKAIT DENGAN STRATEGI MANAJEMEN PEMBELAJARAN, YANG MELIPUTI:
1. Memiliki kemampuan utk menghadapi dan menangani siswa yg tidak memiliki perhatian, suka menyela,
mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dlm proses pembelajaran;
2. Mampu bertanya atau memberikan tugas yg memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua
3. MEMILIKI KEMAMPUAN YG TERKAIT DENGAN PEMBERIAN UMPAN BALIK (FEEDBACK) DAN PENGUATAN
(REINFORCEMENT), YG MELIPUTI:
1. Mampu memberikan umpan balik yg positif terhadap respon siswa;
2. Mampu memberikan respon yg bersifat membantu terhadap siswa yg lamban belajar;
3. Mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban siswa yang kurang memuaskan;
4. Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika diperlukan.
4. MEMILIKI KEMAMPUAN YANG TERKAIT PENINGKATAN DIRI, YANG MELIPUTI:
1. Mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif;
2. Mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran;
3. Mampu memanfattkan perencanaan guru secara kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan
16. IMPLEMENTASI DI RUANG KELAS
Perlu disadari bhw salah satu yg cukup mempengaruhi proses pembelajaran (di
ruang kelas) adlh bagaimana penampilan guru. Penampilan guru yg menarik
men-jadi salah satu titik awal utk menarik minat peserta didik utk mengikuti
setiap pe-lajaran dgn semangat tinggi.
Berpenampilan yg menrik bukan hanya menyangkut cara menyampaikan materi
pelajaran, tetapi juga menyangkut kebersihan dan kerapian hidup sehari-hari
sang guru. Senyatanya, guru tdk perlu berbicara banyak utk mengubah perilaku
peserta didik, dia cukup memperlihatkan bagaimana cara bertingkah laku,
berpenampilan dan berhubungan antar sesama. (Prof. Suyanto, 2012).
Ketika guru memperhatikan penampilannya saat mengajar berarti peserta didik
mengembangkan sikap dgn bercermin pd sang guru. Oleh sebab itu sebelum
siswa melihat ketidakpantasan cara berpakaian guru sdh sepantasnya guru
segera mem-benahi diri. Bila pakaian guru belum rapi segeralah merapikannya
agar enak dipan-dang siswa.
Di samping guru bercermin pd cermin, dia juga harus bercermin pd respon para
siswanya. Dgn mengetahui respon siswanya, guru dpt memperbaiki
penampilannya berdasarkan apa yg disukai siswanya, tanpa mengabaikan cara
penampilan yg ide-al. (Prof. Suyanto, 2012).
17. Lanjutan…
Siswa dpt menilai mana guru-guru yg mengajarnya baik dan yg tdk. Demikian pula siapa
guru yg berakhlak mulia dan siapa yg sebaliknya.
Guru-guru yg terus meningkatkan kemampuan diri akan menjadikan guru-2
berkemampuan yg lebih baik.
Beberapa contoh cermin diri yg dpt dipakai guru dlm meningkatkan kemampuan-nya pd
saat melaksanakan pembelajaran, yg antara lain:
1. Siswa memperhatikan atau tidak;
2. Siswa semangat mengikuti pelajaran atau tidak;
3. Siswa memahami atau tidak ketika di tanya;
4. Hasil belajar siswa sesuai target yg dicanangkan atau belum;
5. Siswa sudah berakhlak mulia atau belum;
6. Hasil supervisi mengajar guru sudah baik atau belum.
18. Lanjutan…
Semua upaya guru dlm menampilkan wajah (kualitas diri) yg lebih baik dpt dilakukan mulai dari yg paling
sederhana sampai kepada yg paling rumit sekalipun.
Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Meniatkan diri utk memberikan ilmu dgn pebuh cinta dan keikhlasan.
2. Menyampaikan ilmu dgn menarik dan penuh semangat;
3. Membiasakan diri bertanya untuk kemajuan diri;
4. Menjadikan kegiatan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari;
5. Mengikuti seminar dan training bila ada kesempatan;
6. Melanjutkan studi yg lebih tinggi jika memungkinkan.
Pembelajaran di kelas pd hakikatnya merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Oleh sebab itu
subjek yg terlibat dlm proses itu harus siaap utk saling menerima masing-2 kondisi pribadi yg ada agar terjadi
sistem komunikasi yang terbuka, dari pribadi yg juga terbuka.
19. Lanjutan…
Keberhasilan hubungan antara manusia dlm proses pembelajaraan sangat tergantung pd pribadi-2 yg melakukannya.
Menurut The Johari window (Suyanto, 2009), ada empat jenis kepribadian yg akan mempengaruhi pola hubungan antar
manusia. Empat jenis pribadi ini sangat penting utk diketahui oleh guru, siswa, dan juga pihak lain yg terkait dlm proses
pembelajaran di kls, sehingga pembelajaran menghasilkan lulusan:
1. yg berkepribadian yg terbuka,
2. Yg mampu melihat trend perkembangan jaman
3. Yg mau berubah;
4. Yg mau berpikir alternatif.
Semua karakteristik tsb sangat duperlukan oleh siapa pun yg ingin maju.
Secara ringkas keempat jenis pribadi manusia dpt dikelompokkan sbg berikut:
1. Pribadi yg terbuka (public self)
2. Pribadi tersembunyi (hidden self)
3. Pribadi terlena (blind self)
4. Pribadi tak dikenal oleh siapa pun (unknown self)
20. NO. JENIS KEPRIBADIAN KUALITAS ISI KEPRIBADIAN
Pribadi terhuka/public self.
Pribadi yg dikenal baik baik oleh dirinya maupun oleh orang lain.
Pribadi tersembunyi/hidden self.
Pribadi yg diketahui oleh diri sendiri, tapi tdk dikenal oleh org lain.
Pribadi terlena/blind self.
Pribadi yg dpt dikenal oleh org lain, tapi tdk dpt dikenal oleh diri sendiri.
Pribadi yg tdk dikenal oleh diri sendiri
maupun oleh org siapapun/ un- known self.
Pribadi yg tdk dpt dikenal baik oleh diri sendiri maupun oleh org lain.
21. CATATAN:
1. Guru yg mempunyai kepribadian unknown self (pribadi tdk dikenal oleh
siapapun), dipastikan akan mengalami kesulitan dlm pembelajaran, karena baik
dia maupun peserta didiknya tdk mengetahui apa yg menjadi kelemahan dan
kelebihan dlm proses pembelajaran. Artinya terjadi mispersepsi, informasi dan
apa yg disampaikan guru dlm pembelajaran dipahami siswa, dan apa yg
dikatakan siswa tdk dipahami guru.
2. Oleh karena adanya perbedaan idividual seperti tersebut di atas, maka besarnya
masing-2 daerah kepribadian pd seseorang berbeda-beda.
3. Kemampuan guru dlm mengajar bisa didetiksi dlm proses dlm pembelajaran di
kelas.