Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. MAKALAH
PROFESI GURU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu :
Emi Herlili,S.Pd.,M.Pd.
Disusun Oleh :
Dinda Adelia 201210028
Dini Agustia 201210006
Dwi Alpiansyah 201210007
PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG
2021
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Profesi Guru”.
Makalah ini penulis buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Profesi
kependidikan, di samping sebagai salah satu keterlibatan penulis dalam menyediakan bahan
perkuliahan. Makalah ini berisi tentang Apa, Mengapa, dan Bagaiamana Pekerjaan
Profesi,Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan,Ciri-Ciri Profesional Keguruan,Kode Etik
Guru ,Kode Etik Guru Indonesia yang bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan
atau pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan
hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung, April 2021
Penulis,
3. DAFTAR ISI
Kata pengantar ...................................................................................................................... ii
Daftar isi ................................................................................................................................ iii
Bab I pendahuluan ............................................................................................................... 1
A. Latar belakang..................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan ................................................................................................................. 1
Bab II Pembahasan ............................................................................................................... 2
A. Apa, Mengapa, dan Bagaiamana Pekerjaan Profesi ........................................................... 3
B. Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan.......................................................................... 3
C. Ciri-Ciri Profesional Keguruan ........................................................................................... 3
D. Kode Etik Guru .................................................................................................................. 4
E. Kode Etik Guru Indonesia .................................................................................................. 6
Bab III Penutup ..................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
B. Saran .................................................................................................................................. 10
Daftar pustaka ......................................................................................................................... 11
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan
di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar
guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan
sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia
susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru
ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional
yang tinggi. Untuk itu profesionalisme para guru hendaknya lebih ditingkatkan lagi, dari masalah
inilah maka kami mengangkat tema ini sebagai bahan makalah kami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa, Mengapa, dan Bagaiamana Pekerjaan Profesi ?
2. Bagaimanakah Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang Pekerjaan Profesi
2. Mengetahui yang dimaksud dengan Profesi Keguruan beserta ciri-cirinya
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Apa, Mengapa, dan Bagaiamana Pekerjaan Profesi
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para
anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melaluia apa yang
disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu maupun
setelah menjalani suatu profesi (inservice training). Ada beberapa istilah lain yang
dikembangkan yang bersumber dari istilah “profesi” yaitu istilah professional, profesionalisme,
profesionalitas, dan profesionaloisasi secara tepat, berikut ini akan diberikan pengkelasan singkat
mengeni pengertian istilah-istilah tersebut.
“Profesional” mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk
kerja sesuai dengn profesinya. Penyandangan dan penampilan “professional” ini telah mendapat
pengakuan, baik segara formal maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh suatu
badan atau lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah dan atau
organisasi profesi. Sedang secara informal pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas dan
para pengguna jasa suatu profesi.
“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya.
“Profesionalitas” adalah sutu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat
melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian, sebutan profesionalitas lebih menggambarkan
suatu “keadaan” derajat keprofesian seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.
“Profesionalisasi” pada dasarnya adalah serangkaian proses pengembangan profesional,
baik dilakukan melalui pendidikan/latihan. Profesionalisasi adalah sutu proses menuju kepada
perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu profesionalisasi merupakan proses sepanjang hayat dan
tidak pernah berakhir, selama seseorang telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.
Dari definisi yang telah dikemukakan, dapat diangkat beberapa kriteria untuk
menentukan ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki standar kerja yang baku atau dengan kata lain memiliki aturan yang jelas tentang hal
yang dikerjakan.
6. 2. Anggota profesinya memperoleh pendidikan tinggi yang memberikan dasar pengetahuan yang
bertanggung jawab
3. Memiliki lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan tenaga profesi yang dibutuhkan.
4. Memiliki organisasi profesi yang memperjuangkan hak – hak anggotanya, serta bertanggung
jawab untuk meningkatkan profesi yang bersangkutan.
5. Adanya pengakuan yang layak dari masyarakat
6. Adanya sistem imbalan yang memadai sehingga anggota profesi dapat hidup dari profesinya.
7. Memiliki kode etik yang mengatur setiap anggota profesi
Sekarang ini, masyarakat menginginkan semua pelayanan yang diberikannya adalah yang
terbaik. Tuntutan – tuntutan masyarakat inilah yang membuat setiap profesi untuk dapat
memberikan pelayanan yang terbaik. Setiap anggota profesi baik secara sendiri – sendiri atau
dengan cara bersama melalui wadah organisasi profesi dapat belajar. Belajar yang dimaksud,
yaitu belajar untuk mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan belajar dari masyarakat
apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang. Telah dikemukakan pula
diawal bahwa profesionalisasi adalah usaha untuk mengembangkan profesi melalui pendidikan
prajabatan dan pendidikan dalam jabatan, sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan
semakin meningkat.
B. Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan
Pada dasarnya guru belum sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai suatu profesi yang
utuh, dan bahkan banyak orang berpendapat bahwa guru hanya jabatan semiprofesional atau
profesi yang baru muncul karena belum semua ciri – ciri di atas yang dapat dipenuhi. Guru
seharusnya dilihat sebagai profesi yang baru muncul, dan karena itu mempunyai status yang
lebih tinggi dari jabatan semiprofesional bahkan mendekati jabatan profesi penuh. Profesi
kependidikan khususnya profesi keguruan mempunyai tugas utama yaitu melayani masyarakat
dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan alasan tersebut jelas kiranya bahwa profesionalisasi
dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka
pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.
Dalam pendidikan diperlukan adanya profesionalisasi. Sanusi et. al. (1991:23)
mengajukan enam asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan, yakni
sebagai berikut :
1. Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan
dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya; sementara itu pendidikan dilandasi oleh nilai
– nilai kemanusiaaan yang menghargai martabat manusia.
2. Pendidikan dilakukan secara internasional, yaknin secara sadar bertujuan, maka pendidikan
menjadi normatif yang didikat oleh norma – norma dan nilai – nilai yang baik secara universal,
7. nasional, maupun lokal, yang merupakan acuan para pendidik, peserta didik dan pengelola
pendidikan.
3. Teori – teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis dalam menjawab permasalahan
pendidikan.
4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia mempunyai potensi
yang baik untuk berkembang. Oleh sebab itu, pendidikan itu adalah usaha untuk
mengembangkan potensi unggul tersebut.
5. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yakni situasi dimana terjadi dialog antara peserta didik
dengan pendidik yang memungkinkan peserta didik tumbuh kearah yang dikehendaki oleh
pendidik agar selaras dengan nilai – nilai yang dijunjung tinggi masyarakat.
6. Seiring terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikannya, yaitu menjadikan manusia sebagai
manusia yang baik (dimensi intrinsik) dengan misi instrumental yakni yang merupakan alat
untuk perubahan atau mencapai sesuatu.
Dalam keseluruhan perangkat tenaga penggerak di sektor pendidikan, nampaknya tenaga
pelaksana umumnya, dan guru pada khususnya merupakan salah satu mata rantai yang cukup
lemah. Di banyak tempat, kita masih menemukan guru berada didalam situasi yang kurang
menguntungkan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini akan bertambah
lebih berat dan kompleks, bilamana dihadapkan lagi dengan kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tetapi dengan dukungan fasilitas yang minim dan dengan iklim kerja
yang tidak menyenangkan. Selain itu beban guru ditambah lagi dengan berbagai tugas non-
mengajar yang banyak menyita waktu dan tenaga para guru.
Pendidikan yang baik, sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat modern dewasa ini
dan sifatnya yang selalu menantang, mengharuskan adanya pendidik yang baik. Hal ini berarti
bahwa di masyarakat diperlukan pemimpin yang baik, di rumah diperlukan orang tua yang baik,
dan di sekolah diperlukan guru yang baik. Akan tetapi dengan ketiadaan pegangan tentang
persyaratan pendidikan profesional maka hal ini menyebabkan timbulnya bermacam – macam
tafsiran orang tentang arti guru yang baik, tegasnya guru yang profesional. Berbagai masalah
diatas seperti tuntutan akan perkembangan ilmu, sikap masyarakat terhadap guru, fasilitas yang
kurang memadai, dsb, namun ada hal yang memerlukan perhatian khusus, yaitu disiplin.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan bahwa dalam mencari jawaban
tentang apa dan siapa itu guru yang baik memerlukan suatu tinjauan yang luas serta melingkupi
berbagai segi. Sesudah itu barulah disimpulkan profil guru yang bagaimana yang dikehendaki.
Jawabannya adalah guru yang profesional yang memiliki kemampuan profesional, personal dan
sosial.
8. Guru yang professional harus memiliki kompetensi berikut ini :
1. Kompetensi professional, artinya ia memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari subjek
matter yang akan diajarkan serta serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan
konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode
dalam proses belajar mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan
kependidikan dan pemahaman terhadap murid.
2. Kompetensi personal, artinya memiliki sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi
sumber identifikasi bagi subjek.
3. Kompetensi social, artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi social, baik dengan
murid-muridnya maupun dengan sesame teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan
masyarakat luas.
4. Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan
nilai kemanusiaan daripada nilai benda material. Apabila seorang guru telah
memiliki kompetensi tersebut di atas, maka guru tersebut telah memiliki hak profesional, karena
ia telah dengan nyata memenuhi syarat-syarat berikut ini.
a. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang keguruan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam batas tanggung
jawabnya dan ikut serta dalam prose pengembangan pendidikan setempat.
c. Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien dalam
rangka menjalankan tugas sehari-hari
d. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan prestasi yang
inovatif dalam bidang pengabdiannya.
e. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnyasecara individual maupun
secara institusional.
Guru bertugas membangun manusianya. Hal ini tetntu memerlukan persyaratan tertentu
untuk dapat melaksanakan tugas tersebut yaitu guru sebagai suatu profesi, sebagai perpaduan
antara panggilan, ilmu, teknologi, dan seni, yang bertumpu pada landasan pengabdian dan sikap
kepribadian yang mulia.
Pada hakikatnya tugas guru tidak hanya diperlukan sebagai suatu tugas yang professional,
tetapi adalah wajar bilamana melihatnya sebagai suatu profesi yang utama, karena mengajar,
antara lain berarti berrati turut menyiapkan subjek didik kearah berbagai profesi. Dikaitkan
dengan angkatan kerja maka implikasinya ialah guru merupakan tenaga yang turut menyiapkan
tegan pembangunan lainnya.
9. Setelah mengkaji uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diatas pundak guru
terdapat beban yang menantang, karena memang tugas guru adalah sedemikian berat dan akan
semakin berat dengan majunya masyarakat serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi maka sudah sewajarnya apabila apabila kepada setiap guru diberikan jaminan supaya
ia menghayati haknya sebagai seorang petugas professional.
C. Ciri-Ciri Profesional Keguruan
Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru akan mulai nampak, seperti yang dikemukakan
oleh Robert W. Richey sebagai berikut.
1. Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha
untuk kepentingan pribadi.
2. Para guru secara hokum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan
lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.
3. Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan
pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.
4. Para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi professional yang dapat melayani
para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.
5. Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konversi serta
terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service.
6. Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).
7. Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secar nasional maupun secar lokal.
Khusus untuk jabatan guru ini sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun ciri-
cirinya. Misalnya National Education Assosiation (NEA) (1948) menyarankan ciri-ciri sebagai
berikut.
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan
upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual.
2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota mereka
dari orang awam yang memungkinkan mereka mengadaka pengawasan tentang jabatannya.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama
Lagi-lagi terdapat perselisihan pendapat mengenai hal ini. Yang membedakan jabatan
profesinal dengan nonprofesional antara lain adalah dalam penyelesaian pendidikan melalui
10. kurikulum yaitu ada yang diatur universitas/ institute atau melaui pengalaman praktek dan
pemagangan atau pamagangan dan kuliah.
4. Jabatan yang membutuhkan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan professional, sebab
hamper tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan professioanal, baik yang
mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit.
5. Jabatan yang menjaanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen
6. Jabatan yang menetunkan bakunya sendiri
Dikarenakan jabatan guru menyangkut hajat hidup orang banyak, maka pembakuan
jabatan guruini sering tidak diciptakan oleh anggita profesi sendiri terutama di Negara kita.
7. Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai social yang tinggi, tidak perlu
diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam dalam mempengaruhi kehidupan
yang lebih baik dari warga Negara masa depan.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin rapat.
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi professional yang kuat untuk dapat
mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya.
D. Kode Etik Guru
Setiap profesi memiliki kode etik profesi. Menurut UU No.8/1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian, kode etik pegawai negeri sipil adalah pedoman sikap tingkah laku, dan perbuatan
di dalam dan di luar dinas. Kode Etik Guru Indonesia menurut PGRI (1973) adalah landasan
moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdiannya bekerja sebagai guru.
Tujuan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota dan organisasi profesi itu
sendiri, yaitu untuk:
1. Menjunjung tinggi martabat profesi;
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya;
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi;
4. Meningkatkan mutu profesi;
5. Meningkatkan mutu organisasi profesi
Kode etik ditetapkan oleh anggota profesi. Kode etik guru ditetapkan oleh anggota
profesi guru yang bergabung dalam wadah PGRI. Kode etik ini dijadikan pedoman bertindak
bagi seluruh anggota organisasi atau profesi tersebut.
11. Kode etik guru Indonesia ditetapkan dalam Kongres PGRI pada tahun 1973 pada
Kongres ke XIII di Jakarta. Kemudian disempurnakan pada Kongres ke XVI tahun 1989 di
Jakarta. Adapun rumusan kode etik guru sebagai berikut.
E. Kode Etik Guru Indonesia
Guru Indonesia mmenyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap
Tuhan Yang Maha Es. Bangsa dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya Guru Indonesia
yang berjiwa pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas
terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia
untuk menunaikan karyanya dengan memedomi dasar-dasar sebagai berikut.
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwa pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakn kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan untuk melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar.
5. Guru memilahar hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sam mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan social.
8. Guru secara bersama-sam memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
12. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para
anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai
berikut :
1. Memiliki standar kerja yang baku
2. Anggota profesinya memperoleh pendidikan tinggi
3. Memiliki lembaga pendidikan
4. Memiliki organisasi profesi
5. Adanya pengakuan yang layak dari masyarakat
6. Adanya sistem imbalan yang memadai
7. Memiliki kode etik yang mengatur setiap anggota profesi
Tuntutan masyarakat yang membuat setiap profesi untuk dapat memberikan pelayanan
yang terbaik. profesionalisasi adalah usaha untuk mengembangakan profesi melalui pendidikan
prajabatan dan pendidikan dalam jabatan, sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan
semakin meningkat.
Profesi kependidikan khususnya profesi keguruan mempunyai tugas utama yaitu
melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan alasan tersebut jelas kiranya
bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan
usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.
Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru adalah sebagai berikut :
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
3. Jabatan yang memerlukan persiapan latiha yang lama
4. Jabatan yang membutuhkan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Jabatan yang menjaanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen
6. Jabatan yang menetunkan bakunya sendiri
7. Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
8. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin rapat
13. B. Saran
Dalam penyusunan ini masih terdapat kesalahan. Semoga kesalahan yang ada dapat
dijadikan pelajaran agar dalam menyusun makalah yang selanjutnya lebih baik