ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
SMK3 LABORATORIUM
1. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Imelda Husdiani,ST,M.Kes
Disampaikan pada Rakernas ASLABKESDA (Akselerasi Laboratorium Kesehatan
Daerah) tanggal 6 Agustus 2022 di Hotel Holiday Inn Bandung
2. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Tujuan Pembelajaran
• Memahami gambaran Umum SMK3 (Sistem
Manajemen Kesehatan Kerja )
• Memahami Manajemen Biorisiko Laboratorium
• KEAFIATAN (WELLNESS)
• Mengetahui Hubungan manajemen Biorisiko di
laboratorium dengan SMK3
3. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
PENDAHULUAN
1. Penerapan Sistem Manajemen K3 Penerapan SMK3 bertujuan
untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi;
2. Pentingnya kebutuhan pengelolaan K3 dalam bentuk
manajemen yang sistematis dan mendasar agar dapat
terintegrasi dengan manajemen perusahaan yang lain
(manajemen biorisiko lab, manajemen mutu laboratorium,
manajemen lingkungan dll)
3. Personil di institusi/perusahaan dan lingkungan mulai
penerapan sistem manajemen K3 yang mengintegrasikan
sumber daya manusia, material, peralatan, proses, bahan
,fasilitas dan lingkungan dengan pola penerapan prinsip
manajemen yaitu Planning, Do, Check and Improvement (PDCI).
4. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Undang-Undang No.1 Tahun 1970
Keselamatan kerja
tujuan utama penerapan K3
➢Melindungi dan menjamin keselamatan
setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja
➢ Menjamin setiap sumber produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien
➢Meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas Nasional
5. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
UU no.36 Tahun 2009
BAB XII . Kesehatan Kerja Pasal 164
➢ Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan.
➢ Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja Pengelola tempat kerja
wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan
kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
PP No.88 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Kerja
• Kesehatan pekerja sebagai bagian dari
kesehatan masyarakat perlu mendapat
perhatian dan pelindungan agar pekerja
sehat dan produktif sehingga mendukung
pembangunan bangsa;
pelindungan bagi pekerja agar sehat,
selamat, dan produktif
Upaya Kesehatan Kerja
7. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Upaya Kesehatan Kerja
• Bagian dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja
secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan
• Bagaimana mewujudkannya ????
SMK3
9. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
PP No 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja(SMK3)
• SMK3 (Pasal 1 ayat 1)adalah sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
• Audit SMK3 (PP 50 Tahun 2012, Pasal 1 – Ayat
7) adalah pemeriksaan secara sistematis dan
independen terhadap pemenuhan kriteria yang
telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil
kegiatan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di
perusahaan.
10. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Tujuan SMK3 (PP 50 Tahun 2012, Pasal 2)
➢ meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi
➢ mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh
➢ menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien
untuk mendorong produktivitas
PP No 50 Tahun 2016
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja(SMK3)
11. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Penerapan SMK3
➢Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3.
➢Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagai pedoman perusahaan dalam
menerapkan SMK3.
➢Instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan pedoman
penerapan SMK3 sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Penetapan Kebijakan K3
➢ Perencanaan K3
➢ sumber daya manusia di bidang K3, prasarana,
sarana
Program SMK3
Penilaian Penerapan SMK3
12. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
ISO 45001:2015
(Accupational Health & Safety Management System)
• Implementasinya menggunakan
pendekatan sistem konsep Plan-Do-Check-
Action (PDCA) sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
• Empat tahap dalam penerapannya
yaitu perencanaan, melakukan,
pemeriksaan, dan pengambilan tindakan.
Continuous
Improvment
Plant
Do
Check
Act
14. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Kriteria Kantor Berhias
❑ Penataausahaan kegiatan kantor
ramah lingkungan
❑ Penatausahaan kegiatan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)
perkantoran
❑ Penatausahaan efisiensi energi dan
air
❑ Penatausahaan kearsipan
❑ Penatausahaan Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, dan Rajin (5R).
❑ Gerakan Kantor BERHIAS diselenggarakan
melalui pendekatan rekayasa dukungan sarana
dan prasarana, sosialisasi dan penyebarluasan
informasi, penilaian mandiri (self assessment),
dan penilaian internal.
❑ Kantor Berbudaya Hijau dan Sehat (Berhias)
Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
merupakan kantor yang struktur dan proses
pengelolaannya efisien dan efektif dalam
penggunaan sumber daya, berwawasan
lingkungan, tidak menimbulkan gangguan
kesehatan dan keselamatan bagi tenaga kerja.
Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor HK.02.02/III/575/2019
tentang Pelaksanaan Gerakan Kantor Berhias
15. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Permenkes No 48 Tahun 2016 tentang
K3 Perkantoran
• Standar K3 Perkantoran ini ditujukan sebagai acuan bagi
pemimpin Kantor dan/atau pengelola gedung dalam mengelola
Perkantoran
• Mewujudkan kantor yang sehat, aman, dan nyaman demi
terwujudnya karyawan sehat, selamat, bugar, berkinerja, dan
produktif
pengelola gedung atau pemimpin kantor untuk menyelenggarakan K3
Perkantoran dengan membentuk dan mengembangkan SMK3 Perkantoran dan
menerapkan standar K3 Perkantoran.
16. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Implementasi standar K3 Perkantoran
Keselamatan Kerja
1. Persyaratan
Keselamatan
Kerja
Perkantoran
2. Kewaspadaan
Bencana
Perkantoran
Kesehatan Kerja
1. Peningkatan
Kesehatan kerja
2. Pencegahan
penyakit di
perkantoran
3. Penanganan
penyakit
4. Pemulihan
kesehatan bagi
karyawan
Kesehatan
Lingkungan Kerja
Perkantoran
1. Standar dan
persyaratan
kesehatan
lingkungan
perkantoran
2. Standar
Lingkungan kerja
Perkantoran
Ergonomi
1. Luas Tempat
Kerja
2. Tata letak
peralatan kantor
3. Kursi
4. Meja kerja
5. Postur kerja
6. Koridor
7. Durasi kerja
8. Manual
Handling
Paparan Kesjaor Mei 2018
Potesi bahaya
dan faktor
risiko pekerja
perkantoran
1
2
3
4
5
19. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Kegiatan di Laboratoriun
SMK3 Lingkungan
ISO 14001/Dokumen
Lingkungan)
SMK3 Perkantoran
(Permenkes No 48
/2016
SMK3
Laboratorium
ISO 35001 : 2019
ISO 17025:2017
ISO 15189:2016
Akreditasi KALK
Laboratorium
lingkungan (Permenlh
no.23/2020
Sistem Manajemen Biorisiko
Laboratorium (SMBL)
- Risiko Agen Biologis
Laboratorium Lingkungan
(K3 dan Limbah)
- Risiko Kimia
Kantor Berhias
Institusi /
Laboratorium
21. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Tujuan Manajemen
Biorisiko Laboratorium
Menetapkan suatu system manajemen untuk
menciptakan lingkungan kerja yang selamat
(safe) dan aman (secure) dalam penanganan
agen biologis
29. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
IDENTIFIKASI BAHAYA
• Bahaya (Hazard) adalah sifat-sifat intrinsik
dari suatu zat atau proses yang
berpotensi dapat menyebabkan
kerusakan atau membahayakan à
menimbulkan risiko
• Bahaya fisik (Physicalhazards), Bahaya
kimia (Chemical hazards), Bahaya biologi
(Biological hazards), Bahaya ergonomi
(Biomechanical hazards), Bahaya
psikososial (Psychological hazards)
• Setiap orang yang bekerja di fasilitas
laboratorium lifescience mampu
mengidentifikasi hazard yang ada di
lingkungan sekitarnya
• Dapat terpapar melalui kulit, kontak
membran mukosa, pernafasan, oral
31. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Penanggulangan Risiko ( Risk Mitigation)
• Langkah langkah dan tindakan pengendalian yang
dilakukan untuk mengurangi atau mengeliminasi
risiko yang berhubungan dengan zat dan racun
biologis
❑ Menyediaakan tempat pembuangan limbah tajam infeksius.
❑ Safety talk mengenai PSDS kepada petugas lab.
❑ Menyediakan stok APD BSL 2
❑ Safety Briefing /safety induction berkala
❑ Inspeksi laboratorium berkala
❑ Dekontaminasi ruangan dan peralatan setelah melakukan pekerjaan,
32. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Tindakan Mitigasi Risiko Biosecurity
• Physical Security (Keamanan Fisik)
• Personnel Security (Keamanan Personel)
• Material Control Accountability
(Akuntabilitas Pengendalian Material)
• Transport Security (Keamanan Transportasi)
• Information Security (Keamanan Informasi)
33. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Kinerja ( Performance )
• Implementasi dari keseluruhan sistem manajemen biorisiko, meliputi evaluasi dan
memastikan bahwa sistem sudah bekerja sebagaimana dirancang termasuk proses
berkelanjutan untuk perbaikan sistem
37. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Monitoring Program K3
dilakukan oleh:
• Koordinator Program K3 (Occupational Health and
Safety Program Coordinator)
• Manajemen Puncak
• Institutional Biosafety Committee
• Badan Akreditasi (untuk fasilitas yang sudah
terakreditasi
39. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
HAL PENTING YANG HARUS DIGARIS BAWAHI
• Dukungan manajemen puncak, termasuk dukungan filosofis dan dukungan dalam hal staf
dan fasilitas.
• Serikat kerja harusnya mendukung program yang baik dan ikut berpartisipasi di dalamnya.
• Hasil terbesar yang dapat diterima dari promosi kesehatan ini tidak tercipta secara
seketika, tapi dari usaha yang terus-menerus, dan oleh karena itu dibutuhkan komitmen
jangka panjang.
• Keterlibatan pekerja yang luas dan terus-menerus seharusnya tidak hanya dalam
perencanaan awal, tapi juga dalam pelaksanaan dan pemeliharaan, sehingga dapat
memastikan partisipasi pekerja di dalamnya.
• Dengan jelas menyatakan tujuan program adalah memberikan fondasi yang kokoh untuk
program.
• Pekerja harus mampu berpartisipasi dengan bebas tanpa tekanan maupun stigma.
• Kerahasiaan pekerja harus dapat dijaga, sehingga partisipasi pekerja dalam cara apapun
tidak akan mempengaruhi keberadaan mereka di dalam organisas
40. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Kegiatan keafiatan bagi pekerja
ditekankan kepada 4 bidang
A. Aktivitas fisik di tempat kerja
B. Perilaku gizi di tempat kerja
C. Kesehatan jiwa di tempat kerja
D. Pengendalian merokok di tempat kerja
41. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Pimpinan Kantor dan/atau Pengelola Gedung juga perlu
melaksanakan manajemen stress, sebagai berikut:
1. Setiap tempat kerja memberikan fasilitas untuk membantu karyawan
mengelola stres kerja.
1. Setiap tempat kerja memberikan arahan agar karyawan melakukan
pengelolaan cuti, misalnya diwajibkan mengambil hak cutinya untuk
menghindari terjadinya stres akibat beban kerja berlebihan
43. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Integrasi dengan 17025: 2017 & 1SO 35001:2020)
43
K3 Perkantoran)
Manual Mutu
Instruksi Kerja
Terintegrasi ISO
17025:20217
Prosedur Mutu
Terintegrasi ISO
35001:2020
Format
44. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
SOP/instruksi kerja
a) Pencegahan kebakaran akibat penggunaan alat
kantor yang menggunakan listrik di BBTKLPP Jakarta
b) Bekerja dikantor dengan ergonomis untuk
menghindari bahaya ergonomic di BBTKLPP Jakarta
c) Penghematan energi dalam menggunakan ruangan
dan pencegahan kebakaran di BBTKLPP Jakarta
d) Penerapan 5 R di kantor agar bekerja sehat, aman,
nyaman dan produktif di BBTKLPP Jakarta
e) Pengelolaan limbah padat perkantoran di BBTKLPP
Jakarta
f) Peningkatan kebugaran jasmani dengan peregangan,
senam Bersama dan aktifitas fisik di BBTKLPP
Jakarta
g) Tim Tanggap Darurat Kebakaran dan bencana di
BBTKLPP Jakarta.
h) New normal di tempat kerja bagi karyawan dan
pengunjung
i) Penilaian Risiko
j) Penggunaan APAR
k) dll
44
45. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
KESIMPULAN
• Program biosafety dan biosecurity perlu diterapkan didalam
laboratorium sebagai bagian dari program K3
• Strategi pengendalian bahaya di laboratorium dapat
dilakukan melalui identifikasi risiko, penilaian risiko dan
pengendalian risiko
• Program keafiatan ini secara umum ditujukan untuk
meningkatkan kesehatan staf, moral, dan produktivitas serta
untuk memberi dukungan bagi pekerja untuk melakukan
gaya hidup sehat sehingga dapat menjadi panutan bagi
pekerja lain di sekelilingnyA
• Sistem Manajemen K3 dapat di interasikan kedalam sistem
manajemen mutu lainnya di laboratorium
46. Copyright@Asosiasi Biorisiko Indonesia
Referensi
• Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Keselamatan kerja
• Undang-Undang Ni 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• PP No 50 tahun 2016 tentang Sistem Manajemen K3
• PP No.88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja
• Permenkes No 48 Tahun 2016 tentang K3 Perkantoran
• ISO 45001:2018 Health dan Safety Occupational Management Sysytem
• SNI/ISO 35001:2019 tentang Sistem Manajemen Biorisiko Lboratorrium
• Laboratorium Biosafety Manual Fourth Edition
• Pedoman Biorisiko Laboratorium Institusi
• Pedoman Keafiatan di tempat Kerja