SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
1
Ditjen Binwasnaker & K3 - KEMENAKER R.I
PENERAPAN NORMA PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Diklat Dasar Pengawas Ketenagakerjaan
Tahun 2022
Oleh :
Dr. dr. Sudi Astono, MS
Dr. Nila Pratiwi Ichsan, MKM
Penerapan Norma
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
I. Pengertian
II. Tujuan
III. Kewajiban-Kewajiban
IV. Tugas Pokok
V. Fungsi
VI. Bentuk-bentuk Penyelenggaraan
VII. Keterkaitan dengan Program JAMSOSTEK
VIII.Petunjuk Teknis Penyelengaraan
2
I. PENGERTIAN
Pelayanan Kesehatan Kerja (Occupational Health Services)
3
▪ Suatu pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam rangka
pembinaan, pencegahan, diagnosa, pengobatan,
perawatan dan rehabilitasi terhadap kasus kecelakaan
kerja dan atau penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan 🡪 melalui upaya kesehatan preventif,
promotif, kuratif & rehabilitatif di tempat kerja
▪ Pelayanan Kesehatan Kerja merupakan salah satu lembaga
K3/unit kerja yang ada di perusahaan, sebagai sarana
perlindungan tenaga kerja terhadap setiap gangguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan
kerja.
Occupational Health Services
(ILO Convention C161 concerning Occupational Health Services Convention, 1985)
❑ Pelayanan kesehatan kerja: pelayanan yang pada
dasarnya untuk menjalankan fungsi pencegahan dan
bertanggung jawab untuk memberi nasihat kepada
pemberi kerja, pekerja dan perwakilan mereka dalam
menjalankan:
a. persyaratan untuk membangun dan memelihara
lingkungan kerja yang aman dan sehat yang akan
memfasilitasi kesehatan fisik dan mental yang optimal
dalam kaitannya dengan pekerjaan;
b. adaptasi pekerjaan dengan kemampuan para pekerja
berdasarkan kondisi kesehatan fisik dan mental
mereka.
4
⚫Penerapan norma Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
merupakan inti dari penerapan norma
kesehatan kerja, karena semua program
kesehatan kerja dilakukan melalui atau sebagai
bagian dari penyelenggaraan pelayanan
Kesehatan kerja.
5
Penerapan Norma Kesehatan Kerja melalui
Penyelengaraan PKK
II. TUJUAN
Pelayanan Kesehatan Kerja (Permennaker NO. 3/1982)
⦿ Memberikan bantuan kepada TK dalam penyesuaian diri
dengan pekerjaannya
⦿ Melindungi TK thd. gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.
⦿ Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani)
dan kemampuan fisik tenaga kerja
⦿ Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi
TK yang sakit
6
Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com
6
III. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
Dalam Pelayanan Kesehatan Kerja
7
Kewajiban Pengurus :
1. Memberikan PKK sesuai kemajuan ilmu & teknologi
2. Memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang
menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja.
⮚ Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Kerja diberikan kebebasan untuk memasuki tempat-
tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksan dan
mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan PKK secara rutin kepada
Dinas Tenaga Kerja setempat dengan tembusan kepada
Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi up. Direktur
Bina Kelembagaan K3.
Kewajiban dokter dan paramedis perusahaan :
◆ Memberikan keterangan2 tentang PKK kepada Pegawai
Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja jika diperlukan
8
1) Pemeriksaan kesehatan TK (awal, berkala, khusus);
2) Pembinaan & pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap TK;
3) Pembinaan & pengawasan terhadap lingkungan kerja;
4) Pembinaan & pengawasan perlengkapan sanitair;
5) Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan TK;
6) Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum & PAK;
7) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K);
8) Pendidikan kesehatan untuk TK dan latihan untuk petugas P3K;
9) Memberikan nasehat mengenai
⮚ perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
⮚ pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan
⮚ gizi serta penyelenggaraan makan di tempat kerja.
10) Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK;
11) Pembinaan dan pengawasan thd. TK dg. kelainan tertentu dalam kesehatannya;
12) Memberikan laporan berkala tentang PKK kepada pengurus.
IV. TUGAS POKOK PKK
(Ps. 2 Permenakertrans No 3 Th 1982)
🡪 penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja secara komprehensif
Penanggung jawab teknis 🡪 Dokter Perusahaan ssaui Permen 01 Th 1976
V. FUNGSI
Pelayanan Kesehatan Kerja
9
▪ Sebagai sarana perlindungan kesehatan tenaga kerja
▪ Menekan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(dengan upaya promotif dan preventif)
▪ Menangani/mengatasi kasus kecelakaan, penyakit
akibat kerja dan gangguan kesehatan lainnya (melalui
upaya kuratif dan rehabilitatif)
▪ Mencegah/mengurangi kehilangan jam kerja
▪ Meningkatkan produktivitas kerja
VI. BENTUK
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
(Permenakertrans No. 03/1982)
10
▪ Diselenggarakan sendiri oleh pengurus :
⮚ Poliklinik perusahaan
⮚ Rumah sakit perusahaan
▪ Diselenggarakan melalui pengadaan ikatan/kerja sama dengan dokter atau
pelayanan kesehatan lain :
⮚ Dokter praktek swasta
⮚ Puskesmas
⮚ Poliklinik swasta
⮚ Rumah sakit
⮚ Dan lain-lain
▪ Diselenggarakan secara bersama antar beberapa perusahaan :
🡪 di kawasan industri
⮚ Rumah sakit pekerja
⮚ Klinik kesehatan kerja
⮚ Dan lain-lain
11
VII. KETERKAITAN
Penyelenggaraan PKK dengan Program JAMSOSTEK
1) BPJS Kesehatan
⮚ Memberikan pelayanan kuratif sebagaimana pelayanan JPK
Jamsostek sebelumnya🡪 melalui layanan kesehatan yg
ditunjuk/provider.
⮚ Perusahaan yang memiliki klinik atau RS sendiri-🡪 bisa
sekaligus menjadi mitra BPJS (ditunjuk sbg provider/faskes
BPJS Kesehatan)
2) BPJS Ketenagakerjaan
⮚ Memberikan manfaat bila terjadi kasus kecelakaan kerja &
PAK (pengobatan, perawatan, rehabilitasi dll.) serta manfaat
lainnya (kompensasi kecacatan dll)
⮚ Besaran premi JKK didasarkan pada tingkat risiko lingkungan
kerja
12
Hal-hal yang diatur:
13
I. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja;
II. Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja;
III. Mekanisme Pengesahan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja;
IV. Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja;
V. Jenis-Jenis Program/Kegiatan dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja;
VI. Tindak Lanjut Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
VIII. PETUNJUK TEKNIS
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
(KepDirjen Binwasnaker No. Kep. 22/DJPPK/V/2008)
I. PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
14
A. Pelayanan kesehatan kerja wajib melaksanakan tugas
pokok pelayanan kesehatan kerja secara menyeluruh
dan terpadu (komprehensif) dengan lebih menitik
beratkan pada upaya kesehatan pencegahan dan
pembinaan/peningkatan (promotif dan preventif).
B. Penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja adalah
dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja,
C. Tenaga pelaksananya dapat terdiri dari :
a) Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja (penanggung
jawab merangkap pelaksana);
b) Dokter perusahaan; dan/atau
c) Paramedis perusahaan.
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
15
D. Teknis penyelenggaraan program/kegiatan pelayanan kesehatan
kerja mengacu pada :
1. Program/kegiatan kesehatan kerja berupa upaya kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu meliputi upaya preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif
disesuaikan dengan hasil penilaian risiko potensi bahaya yang
ada di perusahaan.
3. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif minimal
berupa pelayanan kesehatan kerja yang bersifat dasar yaitu :
a) Pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) dan 🡪 Personil & Fasilitas P3K di Tempat Kerja
🡪 Permen 15 Th 2008
b) Pengobatan (rawat jalan tingkat pertama) 🡪 Klinik/RS
Perush atau dg pelayanan kesehatan mitra perush
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
16
4. Perencanaan program dan kegiatan pelayanan kesehatan kerja dibuat
dengan skala prioritas;
5. Program/kegiatan pelayanan kesehatan kerja terutama ditujukan untuk
pencegahan penyakit akibat kerja (PAK), peningkatan derajat
kesehatan tenaga kerja dan peningkatan kapasitas kerja melaui
program/kegiatan:
a) Pemeriksaaan kesehatan tenaga kerja;
b) Penempatan tenaga kerja disesuaikan dengan status kesehatannya;
c) Promosi/peningkatan kesehatan tenaga kerja;
d) Pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK) melalui perbaikan lingkungan
kerja (program higiene industri);
e) Pencegahan PAK melalui perbaikan kondisi kerja (program ergonomi
kerja);
f) P3K, medical emergency respon, pengobatan, rehabilitasi, rujukan
kesehatan, pemberian kompensasi akibat kecelakaan dan PAK.;
g) Pengembangan organisasi, program dan budaya kesehatan kerja.
PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
17
E. Pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan kerja :
⮚ Diintegrasikan/dikoordinasikan dengan program
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3)
⮚ Dilaksanakan oleh Dokter Perusahaan dg melibatkan
ahli K3 Umum, ahli K3 kimia, hygienis industri,
petugas K3 dan personil K3 lainnya
II. SYARAT-SYARAT PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
18
A. Syarat lembaga.
B. Syarat personil.
C. Syarat sarana.
D. Rujukan pelayanan kesehatan kerja.
E. Manajemen kesehatan kerja.
19
A. Syarat Lembaga Pelayanan Kesehatan Kerja :
1. Memiliki personil kesehatan kerja yang meliputi:
a) Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja,
b) Tenaga pelaksana kesehatan kerja berupa dokter perusahaan
dan atau paramedis perusahaan,
c) Petugas administrasi atau pencatatan dan pelaporan pelayanan
kesehatan kerja;
2. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan kesehatan kerja;
3. Pelayanan kesehatan kerja yang ada di perusahaan Surat
Keterangan (pengesahan) dari instansi di bidang ketenagakerjaan
sesuai wilayah kewenangannya;
4. Pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh pihak di luar
perusahaan wajib dilengkapi dengan Nota Kesepahaman (MoU)
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja antara pengusaha
dengan kepala unit pelayanan kesehatan yang bersangkutan dan
dilaporkan ke instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah
kewenangannya.
20
B. Syarat Personil Pelayanan Kesehatan Kerja:
1. Syarat dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja:
a) Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan atau kepala unit/intsansi
yang bersangkutan dan dilaporkan ke instansi ketenagakerjaan
sesuai wilayah kewenangannya;
b) Telah mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (SKP)
sebagai dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari
Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2. Syarat tenaga pelaksana pelayanan kesehatan kerja (dokter
perusahaan dan atau paramedis perusahaan):
a) Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja
(atau sertifikat lainnya) sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
b) Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya
sesuai kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
c) Syarat lain dokter perusahaan:
• Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter, atau sejenisnya
sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
• Surat ijin praktek (SIP) dokter yang masih berlaku dari
instansi yang berwenang.
SYARAT DOKTER PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Permenakertrans No. 03/1982
⚫ Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan
⚫ Disetujui oleh Disnaker setempat
⚫ Disetujui oleh Direktur (Dirjen Binwasnaker dan K3)
21
Telah memiliki Surat Keputusan Penunjukkan
(SKP) Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga
Kerja dari Dirjen Binwasnaker cq Direktur
Pengawasan Kesehatan Kerja Depnakertrans
Catatan :
Untuk perusahaan/instansi yang dokter perusahaannya lebih dari 1 (satu) orang,
yang wajib memiliki SKP cukup 1 orang (penanggung jawabnya saja), sedangkan
dokter perusahaan yang lain wajib memiliki sertifikat pelatihan hiperkes
PENERBITAN SKP
Dokter Pemeriksa KesehatanTenaga Kerja
Mengajukan permohonan Ke Dirjen Binwasnaker dan K3
Cq.Direktur Bina Kelembagaan K3) tembusan ke Disnaker setempat,
dengan melampirkan:
1) Surat penunjukan dari pimpinan perusahaan atau kepala unit/instansi
2) Surat Pernyataan (sanggup mentaati peraturan peruu-an di bidang kesehatan
kerja)
3) Salinan Sertifikat Hiperkes bagi dokter perusahaan
4) Salinan Ijazah Dokter
5) Salinan Surat Tanda Registrasi (STR)
6) Salinan Surat Ijin Praktek (SIP)
7) Pas foto warna ukuran 3X4 cm = 3 lembar
22
SARANA DASAR (wajib) : SARANA PENUNJANG (opsional) :
1. Perlengkapan umum:
a. Meja dan kursi
b.Tempat tidur pasien
c. Wastafel
d.Timbangan badan
e. Meteran/pengukur tinggi badan
f. Kartu status
g.Register pasien berobat
1. Alat Pelindung Diri (APD)
2. Alat evakuasi :
a. tandu,
b. ambulance/kendaraan pengangkut
korban dll.
3. Peralatan penunjang diagnosa :
a. spirometer,
b. audiometer dll.
4. Peralatan pemantau/pengukur
lingkungan kerja :
a. sound level meter,
b. lux meter,
c. gas detector dll.
2. Ruangan :
a. Ruang tunggu
b. Ruang periksa
c. Ruang/almari obat
d. Kamar mandi dan WC
3. Peralatan medis :
a. Tensimeter dan stetoskop
b. Termometer
c. Sarung tangan
d. Alat bedah ringan (minor set)
e. Lampu senter
f. Obat-obatan
g. Sarana/Perlengkapan P3K
h. Tabung oksigen dan isinya
23
C. Syarat sarana & prasarana penyelenggaraan
pelayanan kesehatan Kerja :
Tensimeter Air Raksa &
Stetoscoop
24
Alat Bedah Minor/Minor Set
(Minor Surgery)
25
D. Rujukan Pelayanan Kesehatan Kerja
26
Rujukan yang dilakukan antara lain meliputi :
• Pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan perawatan yang
lebih lengkap;
• Konsultasi kepada dokter spesialis terkait, untuk
keperluan penentuan diagnosis dan penilaian tingkat
kecacatan akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja;
• Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya;
• Tindakan operatif, rehabilitatif dan lain-lain.
27
Pekerja/ buruh sakit
Pelayanan Kesehatan Kerja
Perusahaan
Bagan Mekanisme Rujukan Pelayanan Kesehatan Kerja
• Belum sembuh/ penanganan belum
tuntas
• Perlu penentuan diagnosis & penilaian
tingkat kecacatan
⮚ RS/ Unit pelayanan kesehatan lebih
lengkap
⮚ Laboratorium klinik,
⮚ Praktek dokter spesialis
Sembuh/
penanganan
tuntas
E. Manajemen Kesehatan Kerja
28
❑ Program Kesehatan Kerja merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari program K3 pada umumnya.
❑ Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
diintegrasikan dalam Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3).
❑ Elemen-elemen audit SMK3 untuk penerapan norma
kesehatan kerja harus dipenuhi sebagaimana elemen-
elemen audit norma keselamatan dan kesehatan kerja
lainnya.
29
Surat permohonan dari Psh
(lampiran 2.A)
Instansi Ketenagakerjaan :
(Kepala Instansi/Dinas)
III. Mekanisme Penerbitan Surat Keterangan Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja
Memenuhi
persyaratan
⮚ Penerbitan SK
Pengesahan
(lampiran 3)
Melampirkan
berkas persyaratan
Pengawas
Ketenagakerjaan :
• Pemeriksaan
administratif
• Pemeriksaan
lapangan
• Membuat laporan Belum memenuhi
persyaratan
⮚ Surat
pemberitahuann
kekurangan
persyaratan
Check List
Pemeriksaan Peny.
PKK (Lampiran 5)
PENGESAHAN (SURAT KETERANGAN)
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
SESUAI WILAYAH KEWENANGAN
▪ Di wilayah Kab/Kota ……… oleh Disnaker
Provinsi
▪ Lintas Kab/Kota ………...…. oleh Disnaker
Provinsi
▪ Lintas Provinsi/Nasional .………. oleh
Kemnaker RI
30
IV. TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
31
1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja wajib
dilakukan sendiri oleh perusahaan, dalam bentuk
rumah sakit perusahaan atau klinik perusahaan.
🡪 Dilaksanakan bagi perusahaan dengan :
a) Jumlah tenaga kerja 1.000 orang atau lebih
b) Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1.000 orang tetapi
memiliki tingkat risiko tinggi
2. Dilakukan dengan cara kerjasama melalui unit/lembaga
pelayanan kesehatan di luar perusahaan baik milik
pemerintah maupun swasta, seperti :
a) Rumah sakit, puskesmas, poliklinik, balai pengobatan;
b) Perusahaan jasa K3 (PJK3) bidang kesehatan kerja;dan
c) Pelayanan kesehatan lainnya yang telah memiliki perijinan
sesuai ketentuan yang berlaku.
32
• Sehubungan dengan telah diberlakukannya UU SJSN dan BPJS, yang
mewajibkan agar setiap perusahaan mengikutsertakan pekerjanya dalam
program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, maka perusahaan tidak
diwajibkan lagi untuk memiliki klinik atau rumah sakit perusahaan.
• Pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif pada pekerja yang sakit diberikan
melalui program JKN (untuk penyakit umum) dan melalui program JKK (untuk
kasus KK atau PAK).
• Bagi perusahaan yang memiliki jumlah tenaga kerja 1.000 orang atau lebih atau
jumlah tenaga kerja antara 500 s.d 1.000 orang tetapi memiliki tingkat potensi
bahaya tinggi diwajibkan memiliki Unit Pelayanan Kesehatan Kerja yang lebih
banyak melakukan kegiatan atau upaya kesehatan preventif dan promotif,
sedangkan upaya kuratif (menangani pekerja yang sakit) minimal berupa P3K dan
penanganan kasus darurat medis (medical emergency).
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Pasca UU SJSN dan BPJS
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan sendiri
oleh perusahaan ( Jmlh tenaga kerja 1.000/> atau Jmlh tenaga kerja
500 sd 1.000 orang tetapi memiliki tingkat risiko tinggi)
No Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan
1. Pelayanan kesehatan
preventif dan promotif
∙ Pembinaan kesehatan kerja kepada tenaga
kerja minimal 1 bulan sekali
∙ Pengawasan dan pembinaan lingkungan kerja
minimal 2 bulan sekali
2. Pelayanan kesehatan
kuratif dan
rehabilitatif
∙ Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
selama hari kerja dan selama ada shift kerja
dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih
∙ Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari
kerja
∙ Pelayanan oleh paramedis/perawat dapat
dilakukan untuk shift kerja ke 2 dan seterusnya.
3. Pelayanan kesehatan
rujukan
∙ Dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap apabila ada kasus kesehatan
yang tidak dapat ditangani di dalam perusahaan
33
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja
sama dengan pihak di luar perusahaan
🡪 untuk perusahaan dengan tenaga kerja < 1.000 orang;
No. Kriteria perusahaan Cara Pelayanan
A
Perusahaan dengan
tingkat risiko tinggi
Preventif dan Promotif
Kuratif, Rehabilitatif
& Rujukan
1. Jumlah tenaga kerja
200 s.d 500 orang
∙ pembinaan dan
pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan
kerja minimal setiap 2
bulan sekali
∙ diberikan selama
jam kerja
2. Jumlah tenaga kerja
< 200 orang
∙ pembinaan dan
pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan
kerja minimal setiap 3
bulan sekali
∙ diberikan selama
jam kerja
34
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui
kerja sama dengan pihak di luar perusahaan (lanjutan)
B Perusahaan dengan
tingkat risiko rendah Preventif dan Promotif Kuratif, Rehabilitatif &
Rujukan
1. Jumlah tenaga kerja
> 500 s.d 1.000 orang
∙ pembinaan dan
pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan kerja
minimal setiap 2 bulan
sekali
∙ diberikan selama
jam kerja dan
selama ada shift
kerja dengan 500
orang tenaga kerja
atau lebih
2. Jumlah tenaga kerja
200 s/d 500 orang
∙ pembinaan dan
pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan kerja
minimal setiap 3 bulan
sekali
∙ diberikan minimal
setiap 2 hari sekali
3 Jumlah tenaga kerja
s.d 200 orang
∙ pembinaan dan
pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan kerja
minimal setiap 6 bulan
sekali
∙ diberikan minimal
setiap 3 hari sekali
35
V. JENIS-JENIS PROGRAM KESEHATAN KERJA
36
A. UPAYA PREVENTIF
B. UPAYA PROMOTIF
C. UPAYA KURATIF
D. UPAYA REHABILITATIF
A. UPAYA-UPAYA PREVENTIF
37
1) Melakukan penilaian terhadap faktor risiko kesehatan di tempat
kerja (health hazard risk assesment) yang meliputi :
⮚ Identifikasi faktor bahaya kesehatan kerja melalui : pengamatan, walk
through survey, pencatatan/pengumpulan data dan informasi
⮚ Penilaian/pengukuran potensi bahaya kesehatan kerja
⮚ Penetapan tindakan pengendalian faktor bahaya kesehatan pekerja
2) Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (awal, berkala dan khusus)
3) Survailans dan analisis PAK dan penyakit umum lainnya
4) Pencegahan keracunan makanan bagi tenaga kerja
5) Penempatan tenaga kerja sesuai kondisi/status kesehatannya
6) Pengendalian bahaya lingkungan kerja
7) Penerapan ergonomi kerja
UPAYA-UPAYA PREVENTIF (Lanjutan)
38
8) Penetapan prosedur kerja aman atau Standard
Operating Procedure (SOP)
9) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai
10) Pengaturan waktu kerja (rotasi, mutasi, pengurangan
jam kerja terpapar faktor risiko dll);
11) Program imunisasi
12) Program pengendalian binatang penular (vektor)
penyakit.
B. UPAYA-UPAYA PROMOTIF
39
1) Pembinaan kesehatan kerja
2) Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan kerja
3) Perbaikan gizi kerja
4) Program olah raga raga/senam kesegaran jasmani di tempat kerja
5) Program bebas rokok di tempat kerja
6) Penerapan ergonomi kerja
7) Pembinaan cara hidup sehat
8) Program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan Narkoba di
tempat kerja
9) Penyebarluasan informasi kesehatan kerja melalui penyuluhan dan media
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), dengan topik yang relevan.
Catatan : upaya promotif juga dapat berfungsi sbg upaya preventif
dan sebaliknya
C. UPAYA-UPAYA KURATIF
40
1) Pengobatan dan perawatan
2) Tindakan P3K dan kasus gawat darurat lainnya
3) Respon tanggap darurat
4) Tindakan operatif
5) Merujuk pasien dll.
D. UPAYA-UPAYA REHABILITATIF
41
1) Fisiotherapi
2) Konsultasi psikologis (rehabilitasi mental)
3) Orthose dan prothese (pemberian alat bantu misalnya
alat bantu dengar, tangan/kaki palsu dll)
4) Penempatan kembali dan optimalisasi tenaga kerja
yang mengalami cacat akibat kerja disesuaikan
dengan kemampuannya.
5) Rehabilitasi kerja
6) Kompensasi kecelakaan kerja & PAK
7) Dll.
VI.TINDAK LANJUT PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
42
A. Monitoring
1) Pemantauan hasil pelaksanan pelayanan kesehatan kerja
a. Pemantauan langsung: observasi, wawancara, dan
pengukuran kondisi kesehatan tenaga kerja maupun
lingkungan kerja
b. Pemantauan tidak langsung: melihat data dan
pelaporan yang sudah ada
2) Kegiatan pencatatan dan pelaporan
a) untuk mendapatkan data hasil kegiatan dari waktu ke
waktu
b) digunakan untuk umpan balik (feed back) dalam
beberapa kasus/masalah kesehatan kerja
c) Sumber data: hasil pemantauan, prevalensi, insidens
penyakit dan angka kecelakaan akibat kerja.
TINDAK LANJUT PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA (Lanjutan)
43
B.Evaluasi
1) Analisa dan evaluasi terhadap kasus-kasus penyakit
dan kecelakaan yang sering terjadi dikaitkan dengan
faktor-faktor bahaya di tempat kerja.
2) Penyusunan program pengendalian terhadap faktor
bahaya kesehatan serta penetapan metode/cara kerja
yang lebih sehat dan aman berdasarkan analisa data
yang telah dilakukan
3) Menggunakan matrik analisa dan evaluasi data
kesehatan kerja.
Contoh Matrik analisa dan evaluasi
data kesehatan kerja
No
Jenis
penyakit/ga
ngguan
kesehatan
yang
diderita
Jmlh
Jenis
pekerjaan/
Tempat
kerja
Kemungkinan
penyebab
Saran tindak lanjut
Faktor
bahaya/risiko di
tempat kerja
Faktor
penyebab
lain
1
2
3
44
C. Pelaporan Pelayanan Kesehatan Kerja
45
❑ Hasil penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
dibuat laporan sesuai format yg berlaku (lampiran 4
Kepdirjen PPK no. 22 th 2008)
❑ Laporan disampaikan kepada instansi yang berwenang
di bidang ketenagakerjaan setiap tiga (3) bulan sekali
❑ Fungsi dan manfaat pelaporan :
1. Bagi perusahaan : masukan yang sangat berharga
untuk mengevaluasi program kesehatan kerja dan
kaitannya dengan produktifitas kerja.
2. Bagi pemerintah : masukan dalam membuat
kebijakan nasional dalam pengawasan
ketenagakerjaan umumnya dan kesehatan kerja
khususnya.
Lampiran Juknis Peny. PKK
Kepdirjen PPK No. 22 Th 2008
46
No Lampiran Tentang
1 Lampiran 1 Juknis Peny. PKK
2 Lampiran 2 A Formulir permohonan pengesahan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
3 Lampiran 2 B Data penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja
4 Lampiran 2 C Pernyataan dokter penanggung jawab
5 Lampiran 3 Bentuk surat keputusan pengesahan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
6 Lampiran 4 Formulir pelaporan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
7 Lampiran 5 Check list Pengawasan Peny PKK
VI. KETERKAITAN PENYELENGGARAAN PKK DENGAN PROGRAM BPJS
47
A. Keterkaitan dg Program BPJS Kesehatan
❑ BPJSKes hanya memberikan pelayanan kuratif dan preventif
perorangan dan berbasis kesehatan umum
❑ Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai Permenaker 03/1982
mewajibkan pelayanan komprehensif: preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif dan berbasis K3
❑ Dg demikian maka perusahaan yg sdh mengikutsertakan
pekerjanya dalam program BPJSKes tidak boleh
meniadakan/meninggalkan kewajiban untuk
menyelenggarakan PKK
❑ Pelayanan kesehatan BPJSKes melalui Faskes/FKTP1 bisa
menjadi pelengkap dalam penyelenggaraan PKK
❑ Unit PKK di perusahaan dapat sekaligus menjadi unit FKTP1
(bekerjasama dg BPJSK)
❑ Faskes FKTP1 bisa sekaligus menjadi Unit PKK apabila
memenuhi syarat sesuai Permen 03/1982 dan Kepdirjen
22/2008.
48
B. Keterkaitan dg Program BPJS Ketenagakerjaan
❑ Program JKK dari BPJS Ketenagakerjaan antara lain
meliputi:
✔ Penanganan kasus KK & PAK,
✔ Program Preventif & Promotif KK & PAK
✔ Program RTW KK & PAK
❑ Unit Pelayanan Kesehatan kerja sesuai Permen 03/1982
mewajibkan pelayanan komprehensif: preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif yang berbasis K3
❑ Dg demikian maka unit Pelayanan Kesehatan Kerja bisa
bekerjasama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tersebut
❑ Kerjasama tersebut dilakukan dengan cara membuat MOU
antara Perusahaan dg BPJS Ketenagakerjaan setempat
⚫ Setiap perusahaan wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja
yang merupakan inti dari penerapan norma kesehatan kerja
⚫ Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja harus dilakukan secara
komprehensif dan berbasis risiko (risk based)
⚫ Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja disyahkan oleh instansi
yang membidangi pengawasan ketenagakerjaan sesuai peraturan
perundangan.
⚫ Persyaratan penyelenggaraan PKK mencakup: lembaga, personil, sarana,
rujukan, dan manajemen kesehatan kerja
⚫ Pengawasan terhadap penerapan norma penyelenggaraan PKK sangat
penting dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan untuk memastikan
pekerja mendapat hak perlindungan kesehatan kerja sebagai bagian
penting dari perlindungan K3
RANGKUMAN
49
50
DISKUSI
⚫ Masih banyak perusahaan yang belum
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja
⚫ Perusahaan yang sudah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan kerja pada umumnya baru berupa
pengobatan terhadap tenaga kerja yang sakit (kuratif)
saja,
⚫ Upaya kesehatan yang bersifat pencegahan (preventif),
peningkatan (promotif) dan pemulihan (rehabilitatif)
masih kurang mendapat perhatian.
Manfaat pelayanan kesehatan kerja yang diperoleh pengusaha dan
tenaga kerja belum optimal.
Kondisi yang terjadi di lapangan :
Perlu ditingkatkan Pengawasan terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
?
50
51

More Related Content

Similar to Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx

KELAS A ERGONOMI.pptx
KELAS A ERGONOMI.pptxKELAS A ERGONOMI.pptx
KELAS A ERGONOMI.pptxAnggunRoslina
 
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptxPelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptxTriAyuWd
 
Kebijakan dan Regulasi K3 dalam Keperawatan
Kebijakan dan Regulasi K3 dalam KeperawatanKebijakan dan Regulasi K3 dalam Keperawatan
Kebijakan dan Regulasi K3 dalam KeperawatanBella Citra H
 
Materi kesehatan_kerja_2015_ok
Materi  kesehatan_kerja_2015_okMateri  kesehatan_kerja_2015_ok
Materi kesehatan_kerja_2015_oksuastiawan
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxfarid298167
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxfarid298167
 
Membangun Budaya Hidup Sehat dan Produktif.ppt
Membangun Budaya Hidup Sehat dan Produktif.pptMembangun Budaya Hidup Sehat dan Produktif.ppt
Membangun Budaya Hidup Sehat dan Produktif.pptsyamsulmaarif768869
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaAl Marson
 
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdfPanduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdfMuhammadRudini10
 
Kelompok 2 - Kesehatan Kerja FIX.pdf
Kelompok 2 - Kesehatan Kerja FIX.pdfKelompok 2 - Kesehatan Kerja FIX.pdf
Kelompok 2 - Kesehatan Kerja FIX.pdfimthewallnuts
 
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptxAdrianCristiantoYusu
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
 
335637621-Pelayanan-Kesehatan-Kerja.ppsx
335637621-Pelayanan-Kesehatan-Kerja.ppsx335637621-Pelayanan-Kesehatan-Kerja.ppsx
335637621-Pelayanan-Kesehatan-Kerja.ppsxMIFTAKHUL NURDIANTO
 
Pemeriksaan Kes TK.ppt
Pemeriksaan Kes TK.pptPemeriksaan Kes TK.ppt
Pemeriksaan Kes TK.pptKidsYamna
 
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptxPERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptxBaniTamimAlHaq
 
Polisi keselamatan dan kesihatan pekerjaan hospital changkat melintang
Polisi keselamatan dan kesihatan pekerjaan hospital changkat melintangPolisi keselamatan dan kesihatan pekerjaan hospital changkat melintang
Polisi keselamatan dan kesihatan pekerjaan hospital changkat melintangLee Oi Wah
 
akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja Ian Al Fatih
 
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgiPanduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgidentalid
 

Similar to Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx (20)

KELAS A ERGONOMI.pptx
KELAS A ERGONOMI.pptxKELAS A ERGONOMI.pptx
KELAS A ERGONOMI.pptx
 
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptxPelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
Pelayanan_Kesehatan_Kerja-tatap_muka3.pptx
 
Kebijakan dan Regulasi K3 dalam Keperawatan
Kebijakan dan Regulasi K3 dalam KeperawatanKebijakan dan Regulasi K3 dalam Keperawatan
Kebijakan dan Regulasi K3 dalam Keperawatan
 
Materi kesehatan_kerja_2015_ok
Materi  kesehatan_kerja_2015_okMateri  kesehatan_kerja_2015_ok
Materi kesehatan_kerja_2015_ok
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptx
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptx
 
Kebijakan rs
Kebijakan rsKebijakan rs
Kebijakan rs
 
Membangun Budaya Hidup Sehat dan Produktif.ppt
Membangun Budaya Hidup Sehat dan Produktif.pptMembangun Budaya Hidup Sehat dan Produktif.ppt
Membangun Budaya Hidup Sehat dan Produktif.ppt
 
Pencegahan
PencegahanPencegahan
Pencegahan
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan Kerja
 
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdfPanduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
Panduan Pemeriksaan kesehatan Pekerja.pdf
 
Kelompok 2 - Kesehatan Kerja FIX.pdf
Kelompok 2 - Kesehatan Kerja FIX.pdfKelompok 2 - Kesehatan Kerja FIX.pdf
Kelompok 2 - Kesehatan Kerja FIX.pdf
 
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
369863029-Kesehatan-Kerja-Di-Puskesmas.pptx
 
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesKebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Fasyankes
 
335637621-Pelayanan-Kesehatan-Kerja.ppsx
335637621-Pelayanan-Kesehatan-Kerja.ppsx335637621-Pelayanan-Kesehatan-Kerja.ppsx
335637621-Pelayanan-Kesehatan-Kerja.ppsx
 
Pemeriksaan Kes TK.ppt
Pemeriksaan Kes TK.pptPemeriksaan Kes TK.ppt
Pemeriksaan Kes TK.ppt
 
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptxPERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
PERATURAN PERUNDANGAN DAN DASAR K DI FASYANKES.pptx
 
Polisi keselamatan dan kesihatan pekerjaan hospital changkat melintang
Polisi keselamatan dan kesihatan pekerjaan hospital changkat melintangPolisi keselamatan dan kesihatan pekerjaan hospital changkat melintang
Polisi keselamatan dan kesihatan pekerjaan hospital changkat melintang
 
akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja akupresur mandiri di tempat kerja
akupresur mandiri di tempat kerja
 
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgiPanduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
Panduan praktik klinik bagi dokter gigi dari pb pdgi
 

Recently uploaded

PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 

Recently uploaded (10)

PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 

Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx

  • 1. 1 Ditjen Binwasnaker & K3 - KEMENAKER R.I PENERAPAN NORMA PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA Diklat Dasar Pengawas Ketenagakerjaan Tahun 2022 Oleh : Dr. dr. Sudi Astono, MS Dr. Nila Pratiwi Ichsan, MKM
  • 2. Penerapan Norma Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja I. Pengertian II. Tujuan III. Kewajiban-Kewajiban IV. Tugas Pokok V. Fungsi VI. Bentuk-bentuk Penyelenggaraan VII. Keterkaitan dengan Program JAMSOSTEK VIII.Petunjuk Teknis Penyelengaraan 2
  • 3. I. PENGERTIAN Pelayanan Kesehatan Kerja (Occupational Health Services) 3 ▪ Suatu pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan, pencegahan, diagnosa, pengobatan, perawatan dan rehabilitasi terhadap kasus kecelakaan kerja dan atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan 🡪 melalui upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif & rehabilitatif di tempat kerja ▪ Pelayanan Kesehatan Kerja merupakan salah satu lembaga K3/unit kerja yang ada di perusahaan, sebagai sarana perlindungan tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
  • 4. Occupational Health Services (ILO Convention C161 concerning Occupational Health Services Convention, 1985) ❑ Pelayanan kesehatan kerja: pelayanan yang pada dasarnya untuk menjalankan fungsi pencegahan dan bertanggung jawab untuk memberi nasihat kepada pemberi kerja, pekerja dan perwakilan mereka dalam menjalankan: a. persyaratan untuk membangun dan memelihara lingkungan kerja yang aman dan sehat yang akan memfasilitasi kesehatan fisik dan mental yang optimal dalam kaitannya dengan pekerjaan; b. adaptasi pekerjaan dengan kemampuan para pekerja berdasarkan kondisi kesehatan fisik dan mental mereka. 4
  • 5. ⚫Penerapan norma Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK) merupakan inti dari penerapan norma kesehatan kerja, karena semua program kesehatan kerja dilakukan melalui atau sebagai bagian dari penyelenggaraan pelayanan Kesehatan kerja. 5 Penerapan Norma Kesehatan Kerja melalui Penyelengaraan PKK
  • 6. II. TUJUAN Pelayanan Kesehatan Kerja (Permennaker NO. 3/1982) ⦿ Memberikan bantuan kepada TK dalam penyesuaian diri dengan pekerjaannya ⦿ Melindungi TK thd. gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja. ⦿ Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja ⦿ Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi TK yang sakit 6 Dr. Sudi A-Kemnaker, E-mail: sudiastono2030@gmail.com 6
  • 7. III. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN Dalam Pelayanan Kesehatan Kerja 7 Kewajiban Pengurus : 1. Memberikan PKK sesuai kemajuan ilmu & teknologi 2. Memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja. ⮚ Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan Kerja diberikan kebebasan untuk memasuki tempat- tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksan dan mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan. 3. Menyampaikan laporan pelaksanaan PKK secara rutin kepada Dinas Tenaga Kerja setempat dengan tembusan kepada Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi up. Direktur Bina Kelembagaan K3. Kewajiban dokter dan paramedis perusahaan : ◆ Memberikan keterangan2 tentang PKK kepada Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja jika diperlukan
  • 8. 8 1) Pemeriksaan kesehatan TK (awal, berkala, khusus); 2) Pembinaan & pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap TK; 3) Pembinaan & pengawasan terhadap lingkungan kerja; 4) Pembinaan & pengawasan perlengkapan sanitair; 5) Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan TK; 6) Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum & PAK; 7) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K); 8) Pendidikan kesehatan untuk TK dan latihan untuk petugas P3K; 9) Memberikan nasehat mengenai ⮚ perencanaan dan pembuatan tempat kerja, ⮚ pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan ⮚ gizi serta penyelenggaraan makan di tempat kerja. 10) Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK; 11) Pembinaan dan pengawasan thd. TK dg. kelainan tertentu dalam kesehatannya; 12) Memberikan laporan berkala tentang PKK kepada pengurus. IV. TUGAS POKOK PKK (Ps. 2 Permenakertrans No 3 Th 1982) 🡪 penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja secara komprehensif Penanggung jawab teknis 🡪 Dokter Perusahaan ssaui Permen 01 Th 1976
  • 9. V. FUNGSI Pelayanan Kesehatan Kerja 9 ▪ Sebagai sarana perlindungan kesehatan tenaga kerja ▪ Menekan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja (dengan upaya promotif dan preventif) ▪ Menangani/mengatasi kasus kecelakaan, penyakit akibat kerja dan gangguan kesehatan lainnya (melalui upaya kuratif dan rehabilitatif) ▪ Mencegah/mengurangi kehilangan jam kerja ▪ Meningkatkan produktivitas kerja
  • 10. VI. BENTUK Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja (Permenakertrans No. 03/1982) 10 ▪ Diselenggarakan sendiri oleh pengurus : ⮚ Poliklinik perusahaan ⮚ Rumah sakit perusahaan ▪ Diselenggarakan melalui pengadaan ikatan/kerja sama dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain : ⮚ Dokter praktek swasta ⮚ Puskesmas ⮚ Poliklinik swasta ⮚ Rumah sakit ⮚ Dan lain-lain ▪ Diselenggarakan secara bersama antar beberapa perusahaan : 🡪 di kawasan industri ⮚ Rumah sakit pekerja ⮚ Klinik kesehatan kerja ⮚ Dan lain-lain
  • 11. 11 VII. KETERKAITAN Penyelenggaraan PKK dengan Program JAMSOSTEK 1) BPJS Kesehatan ⮚ Memberikan pelayanan kuratif sebagaimana pelayanan JPK Jamsostek sebelumnya🡪 melalui layanan kesehatan yg ditunjuk/provider. ⮚ Perusahaan yang memiliki klinik atau RS sendiri-🡪 bisa sekaligus menjadi mitra BPJS (ditunjuk sbg provider/faskes BPJS Kesehatan) 2) BPJS Ketenagakerjaan ⮚ Memberikan manfaat bila terjadi kasus kecelakaan kerja & PAK (pengobatan, perawatan, rehabilitasi dll.) serta manfaat lainnya (kompensasi kecacatan dll) ⮚ Besaran premi JKK didasarkan pada tingkat risiko lingkungan kerja
  • 12. 12
  • 13. Hal-hal yang diatur: 13 I. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja; II. Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja; III. Mekanisme Pengesahan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja; IV. Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja; V. Jenis-Jenis Program/Kegiatan dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja; VI. Tindak Lanjut Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja. VIII. PETUNJUK TEKNIS Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja (KepDirjen Binwasnaker No. Kep. 22/DJPPK/V/2008)
  • 14. I. PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA 14 A. Pelayanan kesehatan kerja wajib melaksanakan tugas pokok pelayanan kesehatan kerja secara menyeluruh dan terpadu (komprehensif) dengan lebih menitik beratkan pada upaya kesehatan pencegahan dan pembinaan/peningkatan (promotif dan preventif). B. Penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja adalah dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, C. Tenaga pelaksananya dapat terdiri dari : a) Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja (penanggung jawab merangkap pelaksana); b) Dokter perusahaan; dan/atau c) Paramedis perusahaan.
  • 15. PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA (Lanjutan) 15 D. Teknis penyelenggaraan program/kegiatan pelayanan kesehatan kerja mengacu pada : 1. Program/kegiatan kesehatan kerja berupa upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu meliputi upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. 2. Upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif disesuaikan dengan hasil penilaian risiko potensi bahaya yang ada di perusahaan. 3. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif minimal berupa pelayanan kesehatan kerja yang bersifat dasar yaitu : a) Pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan 🡪 Personil & Fasilitas P3K di Tempat Kerja 🡪 Permen 15 Th 2008 b) Pengobatan (rawat jalan tingkat pertama) 🡪 Klinik/RS Perush atau dg pelayanan kesehatan mitra perush
  • 16. PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA (Lanjutan) 16 4. Perencanaan program dan kegiatan pelayanan kesehatan kerja dibuat dengan skala prioritas; 5. Program/kegiatan pelayanan kesehatan kerja terutama ditujukan untuk pencegahan penyakit akibat kerja (PAK), peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dan peningkatan kapasitas kerja melaui program/kegiatan: a) Pemeriksaaan kesehatan tenaga kerja; b) Penempatan tenaga kerja disesuaikan dengan status kesehatannya; c) Promosi/peningkatan kesehatan tenaga kerja; d) Pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK) melalui perbaikan lingkungan kerja (program higiene industri); e) Pencegahan PAK melalui perbaikan kondisi kerja (program ergonomi kerja); f) P3K, medical emergency respon, pengobatan, rehabilitasi, rujukan kesehatan, pemberian kompensasi akibat kecelakaan dan PAK.; g) Pengembangan organisasi, program dan budaya kesehatan kerja.
  • 17. PRINSIP- PRINSIP PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA (Lanjutan) 17 E. Pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan kerja : ⮚ Diintegrasikan/dikoordinasikan dengan program Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ⮚ Dilaksanakan oleh Dokter Perusahaan dg melibatkan ahli K3 Umum, ahli K3 kimia, hygienis industri, petugas K3 dan personil K3 lainnya
  • 18. II. SYARAT-SYARAT PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA 18 A. Syarat lembaga. B. Syarat personil. C. Syarat sarana. D. Rujukan pelayanan kesehatan kerja. E. Manajemen kesehatan kerja.
  • 19. 19 A. Syarat Lembaga Pelayanan Kesehatan Kerja : 1. Memiliki personil kesehatan kerja yang meliputi: a) Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja, b) Tenaga pelaksana kesehatan kerja berupa dokter perusahaan dan atau paramedis perusahaan, c) Petugas administrasi atau pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan kerja; 2. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan kesehatan kerja; 3. Pelayanan kesehatan kerja yang ada di perusahaan Surat Keterangan (pengesahan) dari instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya; 4. Pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan wajib dilengkapi dengan Nota Kesepahaman (MoU) penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja antara pengusaha dengan kepala unit pelayanan kesehatan yang bersangkutan dan dilaporkan ke instansi di bidang ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya.
  • 20. 20 B. Syarat Personil Pelayanan Kesehatan Kerja: 1. Syarat dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja: a) Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan atau kepala unit/intsansi yang bersangkutan dan dilaporkan ke instansi ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya; b) Telah mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2. Syarat tenaga pelaksana pelayanan kesehatan kerja (dokter perusahaan dan atau paramedis perusahaan): a) Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja (atau sertifikat lainnya) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; b) Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya sesuai kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c) Syarat lain dokter perusahaan: • Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter, atau sejenisnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku; • Surat ijin praktek (SIP) dokter yang masih berlaku dari instansi yang berwenang.
  • 21. SYARAT DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN KESEHATAN KERJA Permenakertrans No. 03/1982 ⚫ Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan ⚫ Disetujui oleh Disnaker setempat ⚫ Disetujui oleh Direktur (Dirjen Binwasnaker dan K3) 21 Telah memiliki Surat Keputusan Penunjukkan (SKP) Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja dari Dirjen Binwasnaker cq Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja Depnakertrans Catatan : Untuk perusahaan/instansi yang dokter perusahaannya lebih dari 1 (satu) orang, yang wajib memiliki SKP cukup 1 orang (penanggung jawabnya saja), sedangkan dokter perusahaan yang lain wajib memiliki sertifikat pelatihan hiperkes
  • 22. PENERBITAN SKP Dokter Pemeriksa KesehatanTenaga Kerja Mengajukan permohonan Ke Dirjen Binwasnaker dan K3 Cq.Direktur Bina Kelembagaan K3) tembusan ke Disnaker setempat, dengan melampirkan: 1) Surat penunjukan dari pimpinan perusahaan atau kepala unit/instansi 2) Surat Pernyataan (sanggup mentaati peraturan peruu-an di bidang kesehatan kerja) 3) Salinan Sertifikat Hiperkes bagi dokter perusahaan 4) Salinan Ijazah Dokter 5) Salinan Surat Tanda Registrasi (STR) 6) Salinan Surat Ijin Praktek (SIP) 7) Pas foto warna ukuran 3X4 cm = 3 lembar 22
  • 23. SARANA DASAR (wajib) : SARANA PENUNJANG (opsional) : 1. Perlengkapan umum: a. Meja dan kursi b.Tempat tidur pasien c. Wastafel d.Timbangan badan e. Meteran/pengukur tinggi badan f. Kartu status g.Register pasien berobat 1. Alat Pelindung Diri (APD) 2. Alat evakuasi : a. tandu, b. ambulance/kendaraan pengangkut korban dll. 3. Peralatan penunjang diagnosa : a. spirometer, b. audiometer dll. 4. Peralatan pemantau/pengukur lingkungan kerja : a. sound level meter, b. lux meter, c. gas detector dll. 2. Ruangan : a. Ruang tunggu b. Ruang periksa c. Ruang/almari obat d. Kamar mandi dan WC 3. Peralatan medis : a. Tensimeter dan stetoskop b. Termometer c. Sarung tangan d. Alat bedah ringan (minor set) e. Lampu senter f. Obat-obatan g. Sarana/Perlengkapan P3K h. Tabung oksigen dan isinya 23 C. Syarat sarana & prasarana penyelenggaraan pelayanan kesehatan Kerja :
  • 24. Tensimeter Air Raksa & Stetoscoop 24
  • 25. Alat Bedah Minor/Minor Set (Minor Surgery) 25
  • 26. D. Rujukan Pelayanan Kesehatan Kerja 26 Rujukan yang dilakukan antara lain meliputi : • Pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan perawatan yang lebih lengkap; • Konsultasi kepada dokter spesialis terkait, untuk keperluan penentuan diagnosis dan penilaian tingkat kecacatan akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja; • Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya; • Tindakan operatif, rehabilitatif dan lain-lain.
  • 27. 27 Pekerja/ buruh sakit Pelayanan Kesehatan Kerja Perusahaan Bagan Mekanisme Rujukan Pelayanan Kesehatan Kerja • Belum sembuh/ penanganan belum tuntas • Perlu penentuan diagnosis & penilaian tingkat kecacatan ⮚ RS/ Unit pelayanan kesehatan lebih lengkap ⮚ Laboratorium klinik, ⮚ Praktek dokter spesialis Sembuh/ penanganan tuntas
  • 28. E. Manajemen Kesehatan Kerja 28 ❑ Program Kesehatan Kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program K3 pada umumnya. ❑ Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja diintegrasikan dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). ❑ Elemen-elemen audit SMK3 untuk penerapan norma kesehatan kerja harus dipenuhi sebagaimana elemen- elemen audit norma keselamatan dan kesehatan kerja lainnya.
  • 29. 29 Surat permohonan dari Psh (lampiran 2.A) Instansi Ketenagakerjaan : (Kepala Instansi/Dinas) III. Mekanisme Penerbitan Surat Keterangan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Memenuhi persyaratan ⮚ Penerbitan SK Pengesahan (lampiran 3) Melampirkan berkas persyaratan Pengawas Ketenagakerjaan : • Pemeriksaan administratif • Pemeriksaan lapangan • Membuat laporan Belum memenuhi persyaratan ⮚ Surat pemberitahuann kekurangan persyaratan Check List Pemeriksaan Peny. PKK (Lampiran 5)
  • 30. PENGESAHAN (SURAT KETERANGAN) PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA SESUAI WILAYAH KEWENANGAN ▪ Di wilayah Kab/Kota ……… oleh Disnaker Provinsi ▪ Lintas Kab/Kota ………...…. oleh Disnaker Provinsi ▪ Lintas Provinsi/Nasional .………. oleh Kemnaker RI 30
  • 31. IV. TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA 31 1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja wajib dilakukan sendiri oleh perusahaan, dalam bentuk rumah sakit perusahaan atau klinik perusahaan. 🡪 Dilaksanakan bagi perusahaan dengan : a) Jumlah tenaga kerja 1.000 orang atau lebih b) Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1.000 orang tetapi memiliki tingkat risiko tinggi 2. Dilakukan dengan cara kerjasama melalui unit/lembaga pelayanan kesehatan di luar perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta, seperti : a) Rumah sakit, puskesmas, poliklinik, balai pengobatan; b) Perusahaan jasa K3 (PJK3) bidang kesehatan kerja;dan c) Pelayanan kesehatan lainnya yang telah memiliki perijinan sesuai ketentuan yang berlaku.
  • 32. 32 • Sehubungan dengan telah diberlakukannya UU SJSN dan BPJS, yang mewajibkan agar setiap perusahaan mengikutsertakan pekerjanya dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, maka perusahaan tidak diwajibkan lagi untuk memiliki klinik atau rumah sakit perusahaan. • Pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif pada pekerja yang sakit diberikan melalui program JKN (untuk penyakit umum) dan melalui program JKK (untuk kasus KK atau PAK). • Bagi perusahaan yang memiliki jumlah tenaga kerja 1.000 orang atau lebih atau jumlah tenaga kerja antara 500 s.d 1.000 orang tetapi memiliki tingkat potensi bahaya tinggi diwajibkan memiliki Unit Pelayanan Kesehatan Kerja yang lebih banyak melakukan kegiatan atau upaya kesehatan preventif dan promotif, sedangkan upaya kuratif (menangani pekerja yang sakit) minimal berupa P3K dan penanganan kasus darurat medis (medical emergency). Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Pasca UU SJSN dan BPJS
  • 33. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan ( Jmlh tenaga kerja 1.000/> atau Jmlh tenaga kerja 500 sd 1.000 orang tetapi memiliki tingkat risiko tinggi) No Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan 1. Pelayanan kesehatan preventif dan promotif ∙ Pembinaan kesehatan kerja kepada tenaga kerja minimal 1 bulan sekali ∙ Pengawasan dan pembinaan lingkungan kerja minimal 2 bulan sekali 2. Pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif ∙ Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif selama hari kerja dan selama ada shift kerja dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih ∙ Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari kerja ∙ Pelayanan oleh paramedis/perawat dapat dilakukan untuk shift kerja ke 2 dan seterusnya. 3. Pelayanan kesehatan rujukan ∙ Dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap apabila ada kasus kesehatan yang tidak dapat ditangani di dalam perusahaan 33
  • 34. Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja sama dengan pihak di luar perusahaan 🡪 untuk perusahaan dengan tenaga kerja < 1.000 orang; No. Kriteria perusahaan Cara Pelayanan A Perusahaan dengan tingkat risiko tinggi Preventif dan Promotif Kuratif, Rehabilitatif & Rujukan 1. Jumlah tenaga kerja 200 s.d 500 orang ∙ pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 2 bulan sekali ∙ diberikan selama jam kerja 2. Jumlah tenaga kerja < 200 orang ∙ pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 3 bulan sekali ∙ diberikan selama jam kerja 34
  • 35. Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja sama dengan pihak di luar perusahaan (lanjutan) B Perusahaan dengan tingkat risiko rendah Preventif dan Promotif Kuratif, Rehabilitatif & Rujukan 1. Jumlah tenaga kerja > 500 s.d 1.000 orang ∙ pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 2 bulan sekali ∙ diberikan selama jam kerja dan selama ada shift kerja dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih 2. Jumlah tenaga kerja 200 s/d 500 orang ∙ pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 3 bulan sekali ∙ diberikan minimal setiap 2 hari sekali 3 Jumlah tenaga kerja s.d 200 orang ∙ pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 6 bulan sekali ∙ diberikan minimal setiap 3 hari sekali 35
  • 36. V. JENIS-JENIS PROGRAM KESEHATAN KERJA 36 A. UPAYA PREVENTIF B. UPAYA PROMOTIF C. UPAYA KURATIF D. UPAYA REHABILITATIF
  • 37. A. UPAYA-UPAYA PREVENTIF 37 1) Melakukan penilaian terhadap faktor risiko kesehatan di tempat kerja (health hazard risk assesment) yang meliputi : ⮚ Identifikasi faktor bahaya kesehatan kerja melalui : pengamatan, walk through survey, pencatatan/pengumpulan data dan informasi ⮚ Penilaian/pengukuran potensi bahaya kesehatan kerja ⮚ Penetapan tindakan pengendalian faktor bahaya kesehatan pekerja 2) Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (awal, berkala dan khusus) 3) Survailans dan analisis PAK dan penyakit umum lainnya 4) Pencegahan keracunan makanan bagi tenaga kerja 5) Penempatan tenaga kerja sesuai kondisi/status kesehatannya 6) Pengendalian bahaya lingkungan kerja 7) Penerapan ergonomi kerja
  • 38. UPAYA-UPAYA PREVENTIF (Lanjutan) 38 8) Penetapan prosedur kerja aman atau Standard Operating Procedure (SOP) 9) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai 10) Pengaturan waktu kerja (rotasi, mutasi, pengurangan jam kerja terpapar faktor risiko dll); 11) Program imunisasi 12) Program pengendalian binatang penular (vektor) penyakit.
  • 39. B. UPAYA-UPAYA PROMOTIF 39 1) Pembinaan kesehatan kerja 2) Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan kerja 3) Perbaikan gizi kerja 4) Program olah raga raga/senam kesegaran jasmani di tempat kerja 5) Program bebas rokok di tempat kerja 6) Penerapan ergonomi kerja 7) Pembinaan cara hidup sehat 8) Program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan Narkoba di tempat kerja 9) Penyebarluasan informasi kesehatan kerja melalui penyuluhan dan media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), dengan topik yang relevan. Catatan : upaya promotif juga dapat berfungsi sbg upaya preventif dan sebaliknya
  • 40. C. UPAYA-UPAYA KURATIF 40 1) Pengobatan dan perawatan 2) Tindakan P3K dan kasus gawat darurat lainnya 3) Respon tanggap darurat 4) Tindakan operatif 5) Merujuk pasien dll.
  • 41. D. UPAYA-UPAYA REHABILITATIF 41 1) Fisiotherapi 2) Konsultasi psikologis (rehabilitasi mental) 3) Orthose dan prothese (pemberian alat bantu misalnya alat bantu dengar, tangan/kaki palsu dll) 4) Penempatan kembali dan optimalisasi tenaga kerja yang mengalami cacat akibat kerja disesuaikan dengan kemampuannya. 5) Rehabilitasi kerja 6) Kompensasi kecelakaan kerja & PAK 7) Dll.
  • 42. VI.TINDAK LANJUT PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA 42 A. Monitoring 1) Pemantauan hasil pelaksanan pelayanan kesehatan kerja a. Pemantauan langsung: observasi, wawancara, dan pengukuran kondisi kesehatan tenaga kerja maupun lingkungan kerja b. Pemantauan tidak langsung: melihat data dan pelaporan yang sudah ada 2) Kegiatan pencatatan dan pelaporan a) untuk mendapatkan data hasil kegiatan dari waktu ke waktu b) digunakan untuk umpan balik (feed back) dalam beberapa kasus/masalah kesehatan kerja c) Sumber data: hasil pemantauan, prevalensi, insidens penyakit dan angka kecelakaan akibat kerja.
  • 43. TINDAK LANJUT PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA (Lanjutan) 43 B.Evaluasi 1) Analisa dan evaluasi terhadap kasus-kasus penyakit dan kecelakaan yang sering terjadi dikaitkan dengan faktor-faktor bahaya di tempat kerja. 2) Penyusunan program pengendalian terhadap faktor bahaya kesehatan serta penetapan metode/cara kerja yang lebih sehat dan aman berdasarkan analisa data yang telah dilakukan 3) Menggunakan matrik analisa dan evaluasi data kesehatan kerja.
  • 44. Contoh Matrik analisa dan evaluasi data kesehatan kerja No Jenis penyakit/ga ngguan kesehatan yang diderita Jmlh Jenis pekerjaan/ Tempat kerja Kemungkinan penyebab Saran tindak lanjut Faktor bahaya/risiko di tempat kerja Faktor penyebab lain 1 2 3 44
  • 45. C. Pelaporan Pelayanan Kesehatan Kerja 45 ❑ Hasil penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dibuat laporan sesuai format yg berlaku (lampiran 4 Kepdirjen PPK no. 22 th 2008) ❑ Laporan disampaikan kepada instansi yang berwenang di bidang ketenagakerjaan setiap tiga (3) bulan sekali ❑ Fungsi dan manfaat pelaporan : 1. Bagi perusahaan : masukan yang sangat berharga untuk mengevaluasi program kesehatan kerja dan kaitannya dengan produktifitas kerja. 2. Bagi pemerintah : masukan dalam membuat kebijakan nasional dalam pengawasan ketenagakerjaan umumnya dan kesehatan kerja khususnya.
  • 46. Lampiran Juknis Peny. PKK Kepdirjen PPK No. 22 Th 2008 46 No Lampiran Tentang 1 Lampiran 1 Juknis Peny. PKK 2 Lampiran 2 A Formulir permohonan pengesahan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja 3 Lampiran 2 B Data penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja 4 Lampiran 2 C Pernyataan dokter penanggung jawab 5 Lampiran 3 Bentuk surat keputusan pengesahan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja 6 Lampiran 4 Formulir pelaporan Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja 7 Lampiran 5 Check list Pengawasan Peny PKK
  • 47. VI. KETERKAITAN PENYELENGGARAAN PKK DENGAN PROGRAM BPJS 47 A. Keterkaitan dg Program BPJS Kesehatan ❑ BPJSKes hanya memberikan pelayanan kuratif dan preventif perorangan dan berbasis kesehatan umum ❑ Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai Permenaker 03/1982 mewajibkan pelayanan komprehensif: preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif dan berbasis K3 ❑ Dg demikian maka perusahaan yg sdh mengikutsertakan pekerjanya dalam program BPJSKes tidak boleh meniadakan/meninggalkan kewajiban untuk menyelenggarakan PKK ❑ Pelayanan kesehatan BPJSKes melalui Faskes/FKTP1 bisa menjadi pelengkap dalam penyelenggaraan PKK ❑ Unit PKK di perusahaan dapat sekaligus menjadi unit FKTP1 (bekerjasama dg BPJSK) ❑ Faskes FKTP1 bisa sekaligus menjadi Unit PKK apabila memenuhi syarat sesuai Permen 03/1982 dan Kepdirjen 22/2008.
  • 48. 48 B. Keterkaitan dg Program BPJS Ketenagakerjaan ❑ Program JKK dari BPJS Ketenagakerjaan antara lain meliputi: ✔ Penanganan kasus KK & PAK, ✔ Program Preventif & Promotif KK & PAK ✔ Program RTW KK & PAK ❑ Unit Pelayanan Kesehatan kerja sesuai Permen 03/1982 mewajibkan pelayanan komprehensif: preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif yang berbasis K3 ❑ Dg demikian maka unit Pelayanan Kesehatan Kerja bisa bekerjasama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut ❑ Kerjasama tersebut dilakukan dengan cara membuat MOU antara Perusahaan dg BPJS Ketenagakerjaan setempat
  • 49. ⚫ Setiap perusahaan wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja yang merupakan inti dari penerapan norma kesehatan kerja ⚫ Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja harus dilakukan secara komprehensif dan berbasis risiko (risk based) ⚫ Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja disyahkan oleh instansi yang membidangi pengawasan ketenagakerjaan sesuai peraturan perundangan. ⚫ Persyaratan penyelenggaraan PKK mencakup: lembaga, personil, sarana, rujukan, dan manajemen kesehatan kerja ⚫ Pengawasan terhadap penerapan norma penyelenggaraan PKK sangat penting dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan untuk memastikan pekerja mendapat hak perlindungan kesehatan kerja sebagai bagian penting dari perlindungan K3 RANGKUMAN 49
  • 50. 50 DISKUSI ⚫ Masih banyak perusahaan yang belum menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja ⚫ Perusahaan yang sudah menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja pada umumnya baru berupa pengobatan terhadap tenaga kerja yang sakit (kuratif) saja, ⚫ Upaya kesehatan yang bersifat pencegahan (preventif), peningkatan (promotif) dan pemulihan (rehabilitatif) masih kurang mendapat perhatian. Manfaat pelayanan kesehatan kerja yang diperoleh pengusaha dan tenaga kerja belum optimal. Kondisi yang terjadi di lapangan : Perlu ditingkatkan Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja ? 50
  • 51. 51