SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
TERMASUK PENYERAHAN BKP
PASAL 1A AYAT (1)
PENYERAHAN HAK ATAS BKP KARENA SUATU PERJANJIAN
PENGALIHAN BKP OLEH KARENA SUATU PERJANJIAN
SEWA BELI & PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA (LEASING)
PENYERAHAN BKP KEPADA PEDAGANG PERANTARA ATAU MELALUI JURU LELANG
PEMAKAIAN SENDIRI & PEMBERIAN CUMA-CUMA
BKP BERUPA PERSEDIAAN & AKTIVA YG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UTK
DIPERJUALBELIKAN YG MASIH TERSISA PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN
PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU SEBALIKNYA
& PENYERAHAN BKP ANTAR CABANG
PENYERAHAN BKP SECARA KONSINYASI
PENYERAHAN BKP OLEH PKP DLM RANGKA PERJANJIAN PEMBIAYAAN
BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH YG PENYERAHANNYA DIANGGAP LANGSUNG
DARI PKP KPD PIHAK YANG MEMBUTUHKAN BKP
a. Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak
karena suatu perjanjian.
Yang dimaksud dengan “perjanjian” meliputi jual beli, tukar-menukar,
jual beli dengan angsuran, atau perjanjian lain yang mengakibatkan
penyerahan hak atas barang.
b. Pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu
perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna
usaha (leasing).
Penyerahan Barang Kena Pajak dapat terjadi karena perjanjian sewa beli
dan/atau perjanjian leasing (sewa guna usaha). Adapun yang dimaksud
dengan pengalihan karenaPenyerahan Barang Kena Pajak dapat terjadi
karena perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing).
Yang dimaksud dengan “pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu
perjanjian sewa guna usaha (leasing)” adalah penyerahan Barang Kena
Pajak yang disebabkan oleh perjanjian sewa guna usaha (leasing) dengan
hak opsi. Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena
Pajak dalam rangka perjanjian sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi,
Barang Kena Pajak dianggap diserahkan langsung dari Pengusaha Kena
Pajak pemasok (supplier) kepada pihak yang membutuhkan barang
(lessee).
c. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang
perantara atau melalui juru lelang.
Penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang merupakan
penyerahan Barang Kena Pajak yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan Barang Kena Pajak
melalui juru lelang dilakukan dengan penerbitan Faktur Pajak oleh pemilik
barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan. Dalam hal pemilik barang tidak menerbitkan Faktur
Pajak, pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan Barang
Kena Pajak melalui juru lelang dilakukan sendiri oleh pemenang lelang
melalui Surat Setoran Pajak.
d. Pemakaian sendiri dan/atau pemberian
cuma-cuma atas Barang Kena Pajak.
Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
merupakan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak"
adalah pemakaian Barang Kena Pajak untuk kepentingan
pengusaha sendiri, pengurus, atau karyawannya, baik barang
produksi sendiri maupun bukan produksi sendiri. Sedangkan
yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak"
adalah pemakaian Jasa Kena Pajak untuk kepentingan
pengusaha sendiri, pengurus, atau karyawannya
Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut meliputi
pemakaian sendiri untuk:
a. tujuan produktif; atau
b. tujuan konsumtif.
Yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak untuk tujuan produktif" adalah pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak yang nyata-nyata digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya atau
untuk kegiatan yang mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha
Pengusaha yang bersangkutan, yang meliputi kegiatan produksi, distribusi,
pemasaran, dan manajemen.
Sedangkan yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak untuk tujuan konsumtif" adalah pemakaian Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak yang tidak ada kaitan dengan kegiatan produksi selanjutnya
atau untuk kegiatan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan
usaha Pengusaha yang bersangkutan, yang meliputi kegiatan produksi, distribusi,
pemasaran, dan manajemen.
Contoh pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak:
Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk
tujuan Konsumtif:
1) Pabrikan minuman ringan menggunakan hasil produksinya untuk
konsumsi karyawan atau para tamu.
2) Pabrikan sepatu dalam rangka promosi membeli topi dengan logo
merek sepatu pabrik tersebut dan sebagian dibagikan kepada
karyawannya.
3) Perusahaan telekomunikasi selular memberikan fasilitas bebas biaya
telepon selular kepada para direksinya.
Pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan
produktif yang nyata-nyata digunakan untuk kegiatan yang mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang
bersangkutan:
1) Pabrikan truk mempergunakan sendiri truk yang diproduksinya untuk
kegiatan usaha mengangkut suku cadang.
2) Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa kulit
dari inti sawit sebagai pengeras jalan di lingkungan pabrik.
3) Perusahaan telekomunikasi menggunakan saluran teleponnya untuk
kegiatan operasional perusahaan dalam berkomunikasi dengan mitra
bisnisnya.
Pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan
produktif yang nyata-nyata digunakan untuk kegiatan produksi
selanjutnya:
1) Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa kulit
dari inti sawit sebagai bahan pembakaran boiler dalam proses pabrikasi.
2) Pabrikan kayu lapis (plywood) menggunakan hasil produksinya berupa
kayu lapis (plywood) untuk membungkus kayu lapis (plywood) yang akan
dipasarkan agar tidak rusak.
3) Perusahaan telekomunikasi menggunakan sambungan saluran
teleponnya untuk melakukan penyerahan jasa provider internet kepada
konsumennya.
Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk
tujuan produktif tidak dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
kecuali pemakaian sendiri yang digunakan untuk melakukan penyerahan
yang:
a. tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai; atau
b. mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan
Nilai.
Transaksi pemakaian sendiri untuk tujuan produktif terutang Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah. Dalam rangka memberikan kemudahan
administrasi kepada Pengusaha Kena Pajak, pemakaian sendiri untuk
tujuan produktif tidak dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Kemudahan administrasi tersebut diberikan karena Pajak Pertambahan
Nilai yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak atas pemakaian sendiri
untuk tujuan produktif merupakan Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan.
Ketentuan ini tidak berlaku dalam hal pemakaian sendiri digunakan
untuk kegiatan yang atas penyerahannya tidak terutang Pajak
Pertambahan Nilai atau mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai. Perlakuan ini diberikan karena Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak atas
pemakaian sendiri merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat
dikreditkan.
Contoh pemakaian sendiri untuk tujuan produktif: Pabrikan ban
menggunakan produksi ban sendiri untuk:
a. truk yang digunakan untuk pengangkutan ban produksinya; dan
b. kendaraan angkutan umumnya.
Atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif sebagaimana dimaksud
pada contoh huruf a tidak dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan
Nilai. Namun demikian, atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif
sebagaimana dimaksud pada contoh huruf b tetap dipungut Pajak
Pertambahan Nilai, karena digunakan untuk penyerahan jasa angkutan
umum yang merupakan penyerahan yang tidak terutang Pajak
Pertambahan Nilai.
Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
dalam rangka pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dapat dikreditkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Dalam hal Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dipakai sendiri tidak termasuk dalam
kategori Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dibebaskan, Pajak Pertambahan Nilai yang
dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut merupakan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan sebagai Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan.
Dengan demikian apabila yang dipakai sendiri adalah Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
yang mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Pertambahan
Nilai yang dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak merupakan Pajak
Masukan yang tidak dapat dikreditkan. Demikian juga apabila barang dan/atau jasa yang dipakai
sendiri termasuk dalam jenis bukan Barang Kena Pajak dan/atau bukan Jasa Kena Pajak, Pajak
Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan barang dan/atau jasa tersebut merupakan Pajak
Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau
aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan.
Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan, disamakan dengan pemakaian sendiri
sehingga dianggap sebagai penyerahan Barang Kena Pajak.
f. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke
cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan
Barang Kena Pajak antar cabang.
Dalam hal suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu tempat pajak
terutang baik sebagai pusat maupun sebagai cabang perusahaan,
pemindahan Barang Kena Pajak antar tempat tersebut merupakan
penyerahan Barang Kena Pajak. Yang dimaksud dengan “pusat” adalah
tempat tinggal atau tempat kedudukan. Yang dimaksud dengan
“cabang” antara lain lokasi usaha, perwakilan, unit pemasaran, dan
tempat kegiatan usaha sejenisnya.
g. Penyerahan Barang Kena Pajak secara
konsinyasi.
Dalam hal penyerahan secara konsinyasi, Pajak Pertambahan Nilai yang
sudah dibayar pada waktu Barang Kena Pajak yang bersangkutan
diserahkan untuk dititipkan dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran
pada Masa Pajak terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak yang
dititipkan tersebut. Sebaliknya, jika Barang Kena Pajak titipan tersebut
tidak laku dijual dan diputuskan untuk dikembalikan kepada pemilik
Barang Kena Pajak, pengusaha yang menerima titipan tersebut dapat
menggunakan ketentuan mengenai pengembalian Barang Kena Pajak
(retur).
h. Penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha
Kena Pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan
yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha
Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan
Barang Kena Pajak.
Contoh: dalam transaksi murabahah, bank syariah bertindak sebagai
penyedia dana untuk membeli sebuah kendaraan bermotor dari
Pengusaha Kena Pajak A atas pesanan nasabah bank syariah (Tuan B).
Meskipun berdasarkan prinsip syariah, bank syariah harus membeli
dahulu kendaraan bermotor tersebut dan kemudian menjualnya kepada
Tuan B, berdasarkan Undang-Undang ini, penyerahan kendaraan
bermotor tersebut dianggap dilakukan langsung oleh Pengusaha Kena
Pajak A kepada Tuan B.
TIDAK TERMASUK PENYERAHAN BKP
PASAL 1A AYAT (2) UU PPN
1. PENYERAHAN BKP KEPADA MAKELAR SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DLM KUHD
2. PENYERAHAN BKP UNTUK JAMINAN UTANG PIUTANG
3. PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU SEBALIKNYA
& PENYERAHAN ANTAR CABANG DLM HAL PKP MELAKUKAN
PEMUSATAN TEMPAT PAJAK TERUTANG
4. PENGALIHAN BKP DALAM RANGKA RESTRUKTURISASI USAHA (PENGGABUNGAN,PELEBURAN,PEMEKARAN,PEMECAHAN, &
PENGAMBIL-ALIHAN USAHA) DENGAN SYARAT PIHAK YG MELAKUKAN PENGALIHAN & YG MENERIMAPENGALIHAN ADALAH
PKP
5. BKP BERUPA AKTIVA YANG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UTK DIPERJUALBELIKAN, YANG MASIH TERSISA PD SAAT
PEMBUBARAN PERUSAHAAN, YG PM ATAS PEROLEHANNYA TDK DAPAT DIKREDITKAN MENURUT KETENTUAN PASAL 9 AYAT (8)
HURUF B DAN HURUF C.
a. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar
sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang.
Yang dimaksud dengan ”makelar” adalah makelar sebagaimana
dimaksud dalam Kitab Undang- Undang Hukum Dagang, yaitu pedagang
perantara yang diangkat oleh Presiden atau oleh pejabat yang oleh
Presiden dinyatakan berwenang untuk itu. Mereka menyelenggarakan
perusahaan mereka dengan melakukan pekerjaan dengan mendapat
upah atau provisi tertentu, atas amanat dan atas nama orangorang lain
yang dengan mereka tidak terdapat hubungan kerja.
b. Penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan
utang-piutang.
c. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke
cabang atau sebaliknya atau antar cabang dalam
hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan
tempat pajak terutang
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak mempunyai lebih dari satu tempat
kegiatan usaha, baik sebagai pusat maupun cabang perusahaan, dan
Pengusaha Kena Pajak tersebut telah menyampaikan pemberitahuan
secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak, pemindahan Barang Kena
Pajak dari satu tempat kegiatan usaha ke tempat kegiatan usaha lainnya
(pusat ke cabang atau sebaliknya atau antarcabang) dianggap tidak
termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak, kecuali
pemindahan Barang Kena Pajak antartempat pajak terutang.
d. Pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka
penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan
syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang
menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena
Pajak.
Yang dimaksud dengan “pemecahan usaha” adalah pemisahan usaha
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai perseroan terbatas.
e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat
dikreditkan karena tidak terkait dengan usaha atau perolehan kendaraan
bermotor jenis sedan dan station wagon

More Related Content

What's hot

Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiFaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiBraja Mas
 
2.1 - Menganalisis Peluang Usaha
2.1 - Menganalisis Peluang Usaha2.1 - Menganalisis Peluang Usaha
2.1 - Menganalisis Peluang UsahaIchsan Mujahid
 
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufakturPAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufakturYan Chen
 
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido MunculSistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido MunculIsah Nurdianah
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2gueste4aa42e
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhMahyuni Bjm
 
Auditing dan asuransi
Auditing dan asuransi Auditing dan asuransi
Auditing dan asuransi ElsaKartika7
 
piutang ppt.pptx
piutang ppt.pptxpiutang ppt.pptx
piutang ppt.pptxAswarAswad
 
Analisis titik impas
Analisis titik impasAnalisis titik impas
Analisis titik impasAtha Meidy
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppnAy Kent
 
Akl aktiva tetap
Akl aktiva tetapAkl aktiva tetap
Akl aktiva tetapOcie Rosie
 

What's hot (20)

Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsiFaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
 
2.1 - Menganalisis Peluang Usaha
2.1 - Menganalisis Peluang Usaha2.1 - Menganalisis Peluang Usaha
2.1 - Menganalisis Peluang Usaha
 
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufakturPAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
PAP - KD 1 dokumen perusahaan manufaktur
 
Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuangan
 
Piutang Dagang dan Piutang Wesel (Pengantar Akuntansi II)
Piutang Dagang dan Piutang Wesel (Pengantar Akuntansi II)Piutang Dagang dan Piutang Wesel (Pengantar Akuntansi II)
Piutang Dagang dan Piutang Wesel (Pengantar Akuntansi II)
 
Ekuitas modal disetor
Ekuitas modal disetorEkuitas modal disetor
Ekuitas modal disetor
 
Soal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master BudgetSoal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master Budget
 
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido MunculSistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
Sistem informasi pemasaran PT Sido Muncul
 
Penelitian Tesis
Penelitian TesisPenelitian Tesis
Penelitian Tesis
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Analisis sumber penggunaan kas
Analisis sumber penggunaan kasAnalisis sumber penggunaan kas
Analisis sumber penggunaan kas
 
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
Pemeriksaan Kas Dan Bank 2
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Auditing dan asuransi
Auditing dan asuransi Auditing dan asuransi
Auditing dan asuransi
 
piutang ppt.pptx
piutang ppt.pptxpiutang ppt.pptx
piutang ppt.pptx
 
Analisis titik impas
Analisis titik impasAnalisis titik impas
Analisis titik impas
 
mekanisme perdagangan internasional
mekanisme perdagangan internasionalmekanisme perdagangan internasional
mekanisme perdagangan internasional
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppn
 
Akl aktiva tetap
Akl aktiva tetapAkl aktiva tetap
Akl aktiva tetap
 

Similar to Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP

Tugas audit perpajakan
Tugas audit perpajakanTugas audit perpajakan
Tugas audit perpajakanZievilia Alayy
 
PPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-BmPPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-Bmdesy diana
 
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiPPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiIqbal Fauzi
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukankaromah95
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraPAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraIndah Mawarni
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahraSinduaji
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahJuwita W'tio
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8Rekno Wr
 
pencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaran
pencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaranpencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaran
pencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaranAdindaPutri2553
 
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdfPerpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdfkppnbandaaceh
 

Similar to Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP (20)

Tugas audit perpajakan
Tugas audit perpajakanTugas audit perpajakan
Tugas audit perpajakan
 
PPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-BmPPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-Bm
 
Ppn & p pn bm
Ppn & p pn bmPpn & p pn bm
Ppn & p pn bm
 
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiPPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
 
PPN pengkreditan pajak masukan
PPN   pengkreditan pajak masukanPPN   pengkreditan pajak masukan
PPN pengkreditan pajak masukan
 
Ppn dan ppnbm
Ppn dan ppnbmPpn dan ppnbm
Ppn dan ppnbm
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri SaputraPAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra
 
Bab i ppn
Bab i ppnBab i ppn
Bab i ppn
 
PPN dan PPnbm
PPN dan PPnbmPPN dan PPnbm
PPN dan PPnbm
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
 
Karakteristik PPN
Karakteristik PPNKarakteristik PPN
Karakteristik PPN
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang Mewah
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
PPN-PPnBM-27022017.pptx
PPN-PPnBM-27022017.pptxPPN-PPnBM-27022017.pptx
PPN-PPnBM-27022017.pptx
 
Booklet KUP
Booklet KUPBooklet KUP
Booklet KUP
 
Investasi 05
Investasi 05Investasi 05
Investasi 05
 
pencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaran
pencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaranpencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaran
pencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaran
 
Mat brev-a
Mat brev-aMat brev-a
Mat brev-a
 
Uu 22 2000 Pjls
Uu 22 2000 PjlsUu 22 2000 Pjls
Uu 22 2000 Pjls
 
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdfPerpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
Perpajakan dalam PBJ melalui Swakelola.pdf
 

More from Muhammad Rafi Kambara

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docxBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docxMuhammad Rafi Kambara
 
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...Muhammad Rafi Kambara
 
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docxRESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docxMuhammad Rafi Kambara
 
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docxProses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docxMuhammad Rafi Kambara
 
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...Muhammad Rafi Kambara
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTKonsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTMuhammad Rafi Kambara
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Muhammad Rafi Kambara
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1NType of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1NMuhammad Rafi Kambara
 
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJABUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJAMuhammad Rafi Kambara
 
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAMuhammad Rafi Kambara
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangMuhammad Rafi Kambara
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode NurhayatiUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode NurhayatiMuhammad Rafi Kambara
 
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja SubsidiPengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja SubsidiAnalisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERITATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERIMuhammad Rafi Kambara
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Muhammad Rafi Kambara
 
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan NegaraImplikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan NegaraMuhammad Rafi Kambara
 

More from Muhammad Rafi Kambara (20)

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docxBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.docx
 
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI  INTERNAS...
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...
 
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docxRESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKASI KOMPUTER.docx
 
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docxProses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
 
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTKonsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
 
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
 
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
Perbandingan Hukum Perkawinan antara KUHPer dengan UU Perkawinan (UU No.1 tah...
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
 
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1NType of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
Type of Study english task-Muhammad Rafi Kambara-1N
 
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJABUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
BUDAYA NUSANTARA 4 ETNIS KEBUDAYAAN BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA
 
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi HambalangUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
 
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode NurhayatiUnsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
 
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja SubsidiPengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
Pengujian atas Pengendalian Internal (Test of Control) Belanja Subsidi
 
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja SubsidiAnalisis Dan Penentuan Prosedur Audit  LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
 
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERITATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
 
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...
 
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan NegaraImplikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara
 

Recently uploaded

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Recently uploaded (8)

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP

  • 1. TERMASUK PENYERAHAN BKP PASAL 1A AYAT (1) PENYERAHAN HAK ATAS BKP KARENA SUATU PERJANJIAN PENGALIHAN BKP OLEH KARENA SUATU PERJANJIAN SEWA BELI & PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) PENYERAHAN BKP KEPADA PEDAGANG PERANTARA ATAU MELALUI JURU LELANG PEMAKAIAN SENDIRI & PEMBERIAN CUMA-CUMA BKP BERUPA PERSEDIAAN & AKTIVA YG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UTK DIPERJUALBELIKAN YG MASIH TERSISA PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU SEBALIKNYA & PENYERAHAN BKP ANTAR CABANG PENYERAHAN BKP SECARA KONSINYASI PENYERAHAN BKP OLEH PKP DLM RANGKA PERJANJIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH YG PENYERAHANNYA DIANGGAP LANGSUNG DARI PKP KPD PIHAK YANG MEMBUTUHKAN BKP
  • 2. a. Penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian. Yang dimaksud dengan “perjanjian” meliputi jual beli, tukar-menukar, jual beli dengan angsuran, atau perjanjian lain yang mengakibatkan penyerahan hak atas barang.
  • 3. b. Pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing). Penyerahan Barang Kena Pajak dapat terjadi karena perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian leasing (sewa guna usaha). Adapun yang dimaksud dengan pengalihan karenaPenyerahan Barang Kena Pajak dapat terjadi karena perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha (leasing). Yang dimaksud dengan “pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa guna usaha (leasing)” adalah penyerahan Barang Kena Pajak yang disebabkan oleh perjanjian sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi. Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi, Barang Kena Pajak dianggap diserahkan langsung dari Pengusaha Kena Pajak pemasok (supplier) kepada pihak yang membutuhkan barang (lessee).
  • 4. c. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang. Penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang merupakan penyerahan Barang Kena Pajak yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang dilakukan dengan penerbitan Faktur Pajak oleh pemilik barang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Dalam hal pemilik barang tidak menerbitkan Faktur Pajak, pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang dilakukan sendiri oleh pemenang lelang melalui Surat Setoran Pajak.
  • 5. d. Pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak. Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak merupakan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak" adalah pemakaian Barang Kena Pajak untuk kepentingan pengusaha sendiri, pengurus, atau karyawannya, baik barang produksi sendiri maupun bukan produksi sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak" adalah pemakaian Jasa Kena Pajak untuk kepentingan pengusaha sendiri, pengurus, atau karyawannya
  • 6. Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut meliputi pemakaian sendiri untuk: a. tujuan produktif; atau b. tujuan konsumtif. Yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan produktif" adalah pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang nyata-nyata digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya atau untuk kegiatan yang mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang bersangkutan, yang meliputi kegiatan produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen. Sedangkan yang dimaksud dengan "Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan konsumtif" adalah pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang tidak ada kaitan dengan kegiatan produksi selanjutnya atau untuk kegiatan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang bersangkutan, yang meliputi kegiatan produksi, distribusi, pemasaran, dan manajemen.
  • 7. Contoh pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak: Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan Konsumtif: 1) Pabrikan minuman ringan menggunakan hasil produksinya untuk konsumsi karyawan atau para tamu. 2) Pabrikan sepatu dalam rangka promosi membeli topi dengan logo merek sepatu pabrik tersebut dan sebagian dibagikan kepada karyawannya. 3) Perusahaan telekomunikasi selular memberikan fasilitas bebas biaya telepon selular kepada para direksinya.
  • 8. Pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan produktif yang nyata-nyata digunakan untuk kegiatan yang mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha Pengusaha yang bersangkutan: 1) Pabrikan truk mempergunakan sendiri truk yang diproduksinya untuk kegiatan usaha mengangkut suku cadang. 2) Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa kulit dari inti sawit sebagai pengeras jalan di lingkungan pabrik. 3) Perusahaan telekomunikasi menggunakan saluran teleponnya untuk kegiatan operasional perusahaan dalam berkomunikasi dengan mitra bisnisnya.
  • 9. Pemakaian Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan produktif yang nyata-nyata digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya: 1) Pabrikan minyak kelapa sawit menggunakan limbahnya berupa kulit dari inti sawit sebagai bahan pembakaran boiler dalam proses pabrikasi. 2) Pabrikan kayu lapis (plywood) menggunakan hasil produksinya berupa kayu lapis (plywood) untuk membungkus kayu lapis (plywood) yang akan dipasarkan agar tidak rusak. 3) Perusahaan telekomunikasi menggunakan sambungan saluran teleponnya untuk melakukan penyerahan jasa provider internet kepada konsumennya.
  • 10. Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak untuk tujuan produktif tidak dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, kecuali pemakaian sendiri yang digunakan untuk melakukan penyerahan yang: a. tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai; atau b. mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
  • 11. Transaksi pemakaian sendiri untuk tujuan produktif terutang Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Dalam rangka memberikan kemudahan administrasi kepada Pengusaha Kena Pajak, pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Kemudahan administrasi tersebut diberikan karena Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.
  • 12. Ketentuan ini tidak berlaku dalam hal pemakaian sendiri digunakan untuk kegiatan yang atas penyerahannya tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai atau mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Perlakuan ini diberikan karena Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak atas pemakaian sendiri merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
  • 13. Contoh pemakaian sendiri untuk tujuan produktif: Pabrikan ban menggunakan produksi ban sendiri untuk: a. truk yang digunakan untuk pengangkutan ban produksinya; dan b. kendaraan angkutan umumnya. Atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif sebagaimana dimaksud pada contoh huruf a tidak dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai. Namun demikian, atas pemakaian sendiri untuk tujuan produktif sebagaimana dimaksud pada contoh huruf b tetap dipungut Pajak Pertambahan Nilai, karena digunakan untuk penyerahan jasa angkutan umum yang merupakan penyerahan yang tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai.
  • 14. Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dalam rangka pemakaian sendiri Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dapat dikreditkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Dalam hal Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dipakai sendiri tidak termasuk dalam kategori Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dibebaskan, Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Dengan demikian apabila yang dipakai sendiri adalah Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan. Demikian juga apabila barang dan/atau jasa yang dipakai sendiri termasuk dalam jenis bukan Barang Kena Pajak dan/atau bukan Jasa Kena Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan barang dan/atau jasa tersebut merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
  • 15. e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, disamakan dengan pemakaian sendiri sehingga dianggap sebagai penyerahan Barang Kena Pajak.
  • 16. f. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang. Dalam hal suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu tempat pajak terutang baik sebagai pusat maupun sebagai cabang perusahaan, pemindahan Barang Kena Pajak antar tempat tersebut merupakan penyerahan Barang Kena Pajak. Yang dimaksud dengan “pusat” adalah tempat tinggal atau tempat kedudukan. Yang dimaksud dengan “cabang” antara lain lokasi usaha, perwakilan, unit pemasaran, dan tempat kegiatan usaha sejenisnya.
  • 17. g. Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi. Dalam hal penyerahan secara konsinyasi, Pajak Pertambahan Nilai yang sudah dibayar pada waktu Barang Kena Pajak yang bersangkutan diserahkan untuk dititipkan dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak yang dititipkan tersebut. Sebaliknya, jika Barang Kena Pajak titipan tersebut tidak laku dijual dan diputuskan untuk dikembalikan kepada pemilik Barang Kena Pajak, pengusaha yang menerima titipan tersebut dapat menggunakan ketentuan mengenai pengembalian Barang Kena Pajak (retur).
  • 18. h. Penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena Pajak. Contoh: dalam transaksi murabahah, bank syariah bertindak sebagai penyedia dana untuk membeli sebuah kendaraan bermotor dari Pengusaha Kena Pajak A atas pesanan nasabah bank syariah (Tuan B). Meskipun berdasarkan prinsip syariah, bank syariah harus membeli dahulu kendaraan bermotor tersebut dan kemudian menjualnya kepada Tuan B, berdasarkan Undang-Undang ini, penyerahan kendaraan bermotor tersebut dianggap dilakukan langsung oleh Pengusaha Kena Pajak A kepada Tuan B.
  • 19. TIDAK TERMASUK PENYERAHAN BKP PASAL 1A AYAT (2) UU PPN 1. PENYERAHAN BKP KEPADA MAKELAR SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM KUHD 2. PENYERAHAN BKP UNTUK JAMINAN UTANG PIUTANG 3. PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU SEBALIKNYA & PENYERAHAN ANTAR CABANG DLM HAL PKP MELAKUKAN PEMUSATAN TEMPAT PAJAK TERUTANG 4. PENGALIHAN BKP DALAM RANGKA RESTRUKTURISASI USAHA (PENGGABUNGAN,PELEBURAN,PEMEKARAN,PEMECAHAN, & PENGAMBIL-ALIHAN USAHA) DENGAN SYARAT PIHAK YG MELAKUKAN PENGALIHAN & YG MENERIMAPENGALIHAN ADALAH PKP 5. BKP BERUPA AKTIVA YANG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UTK DIPERJUALBELIKAN, YANG MASIH TERSISA PD SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN, YG PM ATAS PEROLEHANNYA TDK DAPAT DIKREDITKAN MENURUT KETENTUAN PASAL 9 AYAT (8) HURUF B DAN HURUF C.
  • 20. a. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang- Undang Hukum Dagang. Yang dimaksud dengan ”makelar” adalah makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang- Undang Hukum Dagang, yaitu pedagang perantara yang diangkat oleh Presiden atau oleh pejabat yang oleh Presiden dinyatakan berwenang untuk itu. Mereka menyelenggarakan perusahaan mereka dengan melakukan pekerjaan dengan mendapat upah atau provisi tertentu, atas amanat dan atas nama orangorang lain yang dengan mereka tidak terdapat hubungan kerja. b. Penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang.
  • 21. c. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya atau antar cabang dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat pajak terutang Dalam hal Pengusaha Kena Pajak mempunyai lebih dari satu tempat kegiatan usaha, baik sebagai pusat maupun cabang perusahaan, dan Pengusaha Kena Pajak tersebut telah menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak, pemindahan Barang Kena Pajak dari satu tempat kegiatan usaha ke tempat kegiatan usaha lainnya (pusat ke cabang atau sebaliknya atau antarcabang) dianggap tidak termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak, kecuali pemindahan Barang Kena Pajak antartempat pajak terutang.
  • 22. d. Pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak. Yang dimaksud dengan “pemecahan usaha” adalah pemisahan usaha sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perseroan terbatas.
  • 23. e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan karena tidak terkait dengan usaha atau perolehan kendaraan bermotor jenis sedan dan station wagon