Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh budaya dan politik dalam bisnis internasional, termasuk strategi memahami budaya nasional dan ideologi politik suatu negara, serta analisis resiko negara yang perlu diperhatikan investor asing dalam berbisnis di luar negeri.
3. Secara terminologi budaya adalah keseluruhan kepercayaan,
aturan, teknik, kelembagaan dan artefak buatan manusia yang
mencirikan populasi manusia. Jadi budaya dapat diartikan terdiri
atas pola-pola yang dipelajari mengenai perilaku umum bagi
anggota dari masyarakat tertentu yaitu gaya hidup yang unik dari
suatu kelompok atau orang tertentu.
4. Tantangan utama dalam melakukan bisnis internasional adalah
untuk menyesuaikan secara efektif pada perbedaan budaya,
seperti penyesuaian membutuhkan pemahaman dari keragaman
budaya, persepsi, klise dan nilai.
Budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran dalam dunia bisnis baik
dalam perkembangan dalam bisnis skala nasional maupun skala internasional.
Sesuatu hal baru yang tidak sesuai dengan kebudayaan suatu bangsa akan
sulit diterima atau berkembang di dalam negara tersebut.
5. PENGARUH BUDAYA DALAM
FUNGSI BISNIS
PENGARUH BUDAYA DALAM
FUNGSI BISNIS
Bidang Pemasaran
Dalam pemasaran misalnya, beraneka ragam sifat dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk
menggunakan bauran pemasaran yang sama di semua pasar. Meskipun untuk memperoleh
pengetahuan mengenai budaya jepang memakan biaya yang mahal, ternyata P&G adalah perusahaan
yang belajar dengan baik. Hanya waktu 2 tahun P&G telah memegang 20 persen pangsa pasar.
6. PENGARUH BUDAYA DALAM
FUNGSI BISNIS
PENGARUH BUDAYA DALAM
FUNGSI BISNIS
Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia
Budaya nasional juga merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer. Di Amerika
Serikat, hasil umumnya merupakan kriteria bagi pemilihan dan promosi para eksekutif. Tetapi di
Inggris, seorang manajer amerika mengeluh karena orang – orang dipromosikan dengan
mempertimbangkan sekolah yang telah dihadirinya dan latar belakang keluarga mereka. Namun
bukan karena keberhasilannya.
7. PENGARUH BUDAYA DALAM
FUNGSI BISNIS
PENGARUH BUDAYA DALAM
FUNGSI BISNIS
Bidang Produksi dan Keuangan
Permasalahan personalia dapat muncul sebagai
akibat dari perbedaan sikap terhadap penguasa, yang
merupakan variabel sosiokultural yang lain. Para
manajer produksi menemukan bahwa sikap terhadap
perubahan dapat berpengaruh serius terhadap
penerimaan metode produksi baru.
Bahkan para bendaharawan mengetahui ampuhnya kekuatan sosiokultural, ketika dipersenjatai dengan
neraca yang bagus,mereka melakukan pendekatan kepada bank – bank lokal, hanya untuk menemukan
bahwa bank – bank tersebut lebih mementingkan siapa mereka ketimbang berapa kuat perusahaan
mereka.
8. KOMPONEN SOSIOKULTURAL
KOMPONEN SOSIOKULTURAL
1 Estetika
2 Sikap dan
Kepercayaan
3 Agama
4 Budaya Material
5 Pendidikan
6 Bahasa
7 Organisasi
Kemasyarakatan
8 Karakteristik
Hukum
9 Struktur Politik
9. MEMAHAMI BUDAYA NASIONAL
MEMAHAMI BUDAYA NASIONAL
Terdapat strategi-strategi pemasaran yang dapat diterapkan dalam menghadapi
perbedaan budaya, yakni pertama mendukung dan menghargai budaya lokal,
mempererat hubungan dengan masyarakat setempat, melibatkan pekerja tenaga
kerja lokal sebagai cara untuk dapat memahami budaya, menyelaraskan antara
produk dan budaya dan dapat meciptakan masyarakat yang menerima dan paham
akan produk dari perusahaan. Namun perlu juga diketahui bahwa bisnis internasional
juga dapat menyebabkan bergesernya tradisi masyarakat seperti pola konsumsi,
gaya berpakaian maupun organisasi sosial
10. MEMAHAMI KEKUATAN IDEOLOGI
POLITIK NASIONAL
MEMAHAMI KEKUATAN IDEOLOGI
POLITIK NASIONAL
Perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional akan berhadapan dengan kondisi politik
negara tempat ekspansi bisnis dilakukan. Perusahaan internasional tidak hanya harus
berhadapan dengan perbedaan budaya saja, konstelasi politik domestik negara juga menjadi
tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan ekspansi bisnis.
Ketika melakukan ekspansi bisnis, perusahaan akan dihadapkan dengan situasi politik di
negara tempat ekspansi bisnis dilakukan. Sistem politik negara menjadi salah satu bahan
pertimbangan perusahan untuk melakukan ekspansi, mengingat survivalitas perusahaan juga
bergantung pada situasi politik negara. Oleh karena itu, perusahaan harus menyusun cara
agar terhindar dari penurunan profit akibat sistem politik.
11. Setiap negara tentu selalu mengedepankan kepentingan nasional, dan karena itu konsep
nasionalisme ekonomi bisa ditemukan di negara mana pun. Istilah nasionalisme ekonomi
memiliki beragam interpretasi, dan interpretasi ini ikut membentuk pilihan-pilihan kebijakan
ekonomi nasional. Hal tersebut melahirkan kompromi kebijakan pada masing-masing
stakeholder. Sebagai contoh, aliran investasi langsung yang terjadi di negara berkembang
tersebut memungkinkan berdirinya perusahaan-perusahaan asing (penanam modal
asing/PMA). Kehadiran PMA tersebut membuat negara-negara tuan rumah (home country)
memberikan perlindungan bagi perusahaan asing atau investor asing tersebut.
12. Organisasi ataupun dalam wujud forum internasional bisa dipastikan memiliki banyak peran
penting di dalam perkembangan dunia bisnis berskala internasional. Maka dari itu, ada
beberapa aspek organisasi yang dapat membantu di dunia perdagangan internasional hingga
memberi peran penting paling tepat kepada semua pebisnis berskala internasional.
Dari situlah ada beberapa instrumen yang menjadi wadah tertentu untuk bisa mencermati
bagaimana aktivitas perdagangan dunia, bahkan ada beberapa organisasi yang mampu
memberi ruang lingkup perdagangan internasional secara inklusif maupun eksklusif.
13. ANALISIS RESIKO NEGARA
(COUNTRY RISK ASSESSMENT)
ANALISIS RESIKO NEGARA
(COUNTRY RISK ASSESSMENT)
Risiko Negara adalah risiko yang dihadapi investor di suatu negara, derajat ringgi rendahnya risiko tergantung pada
perubahan dalam lingkungan bisnis yang dapat mempengaruhi laba operasi atau nilai aset di negara tertentu.
Misalnya, faktor-faktor keuangan seperti kontrol mata uang, devaluasi atau perubahan peraturan, atau faktor
stabilitas seperti kerusuhan massa, perang sipil dan peristiwa potensial lainnya yang dapat berkontribusi terhadap
risiko operasional perusahaan.
Menurut Eiteman(2001), menyebutkan bahwa risiko ada 2 (dua) yaitu Macro Risk (resiko makro) dan Micro-Risk
(resiko mikro)
14. MACRO RISK
MACRO RISK
1 Expropriation
adalah suatu kebijakan Negara untuk menguasai asset perusahaan asing yang ada di Negara tersebut (perampasan
secara melawan hukum). Contoh: di Indonesia seluruh pabrik gula yang dibangun oleh perusahaan asing ketika
Belanda menjajah Indonesia, namun oleh Indonesia diambil alih dan dikelola oleh Perusahaan Milik Negara BUMN PT.
PG Rajawali Nusantara. Pihak perusahaan asing yang bersangkutan tidak bisa menuntut mengambil kembali asetnya
karena, faktanya asset mereka berada di Indonesia dan sulit untuk dibawa ke negara asalnya.
2 Ethnic Strife
adalah kerusuhan yang terjadi akibat adanya kesenjangan sosial, sehingga kondisi ini akan mengganggu aktifitas
operasional perusahaan asing di negara setempat. Contoh nya perang antar-suku.
3 Terrorism
adalah kerusuhan yang terjadi akibat adanya kesenjangan sosial, sehingga kondisi ini akan mengganggu aktifitas
operasional perusahaan asing di negara setempat. Contoh nya perang antar-suku.
15. 4 Terrorism
Terorisme adalah penggunaan teror secara sistematik, seringkali berupa kekerasan, terutama sebagai pemaksaan.
Terorisme hanya mengacu pada tindakan-tindakan kekerasan yang dimaksudkan untuk menciptakan ketakutan
(teror),. Yang dilakukan oknum yang mengatas namakan agama, politik , atau tujuan ideologis, dan sengaja
menargetkan atau mengabaikan keselamatan warga sipil. Beberapa definisi sekarang termasuk tindak kekerasan
yang melanggar hukum dan perang. Contohnya Bom Bali, Pesawat nabrak gedung kembar WTC US.
MACRO RISK
MACRO RISK
5 Cultural Risk
Risiko yang disebabkan oleh budaya Host Country biasanya berkaitan dengan agama, contohnya Jangan mendirikan
Pabrik Sosis Sapi di India, jangan membangun peternakan Babi di Arab Saudi.
6 Government Risk
Resiko yang disebabkan oleh adanya undang-undang pemerintah yang berhubungan dengan kegiatan usaha.
16. MICRO RISK
MICRO RISK
1 Goal Conflict
Konflik pencapai tujuan, risiko yang terjadi karena terjadi konflik para manajer di dalam entitas perusahaan asing yang
bersangkutan baik berlangsung di Home Country maupun di Host Country. Konflik terjadi karena berebut jabatan,
berebut prestasi, bahkan konflik pribadi yang terbawa ke dalam perusahaan.
2 Corruption
Korupsi dapat mencakup banyak kegiatan, termasuk suap dan penggelapan. Pemerintah, atau 'politik', korupsi terjadi
ketika birokrat atau karyawan pemerintah bertindak dalam kapasitas resmi untuk mengambil keuntungan pribadi
sendiri.
3 Social Risk
risiko yang timbul dalam bidang sosial di masyarakat, misalnya Kaya vs Miskin, Birokrat vs Rakyat.
17. MICRO RISK
MICRO RISK
4Goal Conflict
Konflik pencapai tujuan, risiko yang terjadi karena terjadi konflik para manajer di dalam entitas perusahaan asing yang
bersangkutan baik berlangsung di Home Country maupun di Host Country. Konflik terjadi karena berebut jabatan,
berebut prestasi, bahkan konflik pribadi yang terbawa ke dalam perusahaan.
18. LANGKAH PENANGANAN RESIKO
LANGKAH PENANGANAN RESIKO
Jika negara melakukan kebijakan Trade Barriers (Kebijakan Hambatan Perdagangan) misalnya Negara tujuan bisnis
(Host Country) menetapkan tarif masuk yang tinggi, maka investor asing tidak perlu melakukan export-import, maka
disarankan melakukan kerjasama (partnership) atau investasi langsung (The Foreign Direct Investment).
Host Country memberlakukan kebijakan Trade Barrier dan Kebijakan Nasionalisasi, maka investor asing disarankan
menjalin kerjasama saja dengan mitra bisnisnya di Host Country tersebut.
Negara Host dengan kondisi tidak ada Trade Barrier; tidak ada kebijakan nasionalisasi dan tidak ada demo atau
kerusuhan, maka investor asing disarankan melakukan ke tiga bentuk bisnis yang ada, bisa melakukan Expor-import,
bisa kerja sama ataupun bisa melakukan penanaman modal asing (The Foreign Direct Investment).
Jika Negara host tidak ada trade barrier tetapi ada kebijakan nasionalisasi, maka disarankan investor asing melakukan
export-import dan kerjasama (partnership).