Dokumen tersebut membahas tentang etika bisnis dalam manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia meliputi aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Kode etik dalam manajemen sumber daya manusia digunakan untuk menerapkan standar kinerja profesional dalam menjalankan aktivitas organisasi dan individu. Integrasi antara konsep etika dan man
2. INTRODUCTION
Human capital (sumber daya manusia) merupakan
aspek penting yang meliputi:
1. Perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia
2. Peningkatan pegawai
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Kinerja pegawai dan pengakuan
5. Kepuasan pegawai
Manajemen sumber daya manusia adalah
pengembangan dan pemanfaatan personel secara
efektif dan efesien serta digunakan secara maksimal
untuk mencapai tujuan individu, organisasi, maupun
perusahaan (Wayne, 2008).
3. Lingkup manajemen sumber daya manusia meliputi semua
aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia
dalam organisasi bahwa “all decisions which affect the
workforce concern the organization’s human resource
management function.” Aktivitas ini mencakup:
1.Rancangan organiasi;
2.Staffing;
3.System reward, tunjangan;
4.Manajemen performasi;
5.Pengembangan pekerja dan organisasi;
6.Komunikasi dan hubungan masyarakat.
RUANG LINGKUP MSDM
4. PERAN ETIKA BISNIS MSDM
Peranan etika bisnis dalam manajemen SDM yaitu untuk menjalankan fungsi – fungsi yang
terkandung di dalam manajemen SDM, melalui pengelolaan SDM yang baik, sehingga
karyawan dan perusahaan memperoleh keuntungan yang sama, dan terpenuhi hak nya,
seperti hak untuk perlindungan keamanan dan keselamatan, hak atas pekerjaan.
1. Manfaat etika bisnis dalam manajemen SDM
2. Dapat mensejahterakan karyawan
3. Melindungi hak–hak para karyawan
4. Dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam mencapai suatu tujuan
5. Tidak adanya penyalahgunaan di dalam pengelolaan SDM
6. Tidak adanya KKN dalam perusahaan
7. Mendapatkan tenaga kerja yang berkualintas dengan memerhatikan etika – etika bisnis
5. Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di jelaskan bahwa:
1. Pasal 5 Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk
memperoleh pekerjaan.
2. Pasal 6 Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha.
3. Pasal 31 Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam
atau di luar negeri.
4. Pasal 32 Penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas,
obyektif, serta adil, dan setara tanpa diskriminasi sesuai jabatan keahlian, keterampilan,
bakat, minat, harkat, martabat, hak asasi, dan perlindungan hukum.
5. Pasal 87 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
HUKUM KETENAGAKERJAAN
6. KONSEKUENSI PERILAKU ETIKA
• Dilihat dari 2 perspektif etika tindakan etis dan tidak etis
ETIS
Kepercayaan, akuntabilitas
dibangun melalui perilaku etika
akan mempengaruhi hubungan
perusahaan dengan supplier,
customer maupun karyawan
(stakeholders)
TIDAK ETIS
Meliputi suap, paksaan,
penyalahgunaan informasi,
pencurian dan diskriminasi akan
beradampak inefisiensi
pengalokasian sumber daya, ini
akan merugikan perusahaan dan
karyawan
7. Konsep Etika Bisnis dalam Kode Etik
Kode etik menetapkan aturan kehidupan organisasi, termasuk tanggung jawab
profesional, pengembangan profesional, kepemimpinan yang etis, kejujuran dan
keadilan, konflik kepentingan.
Prinsip dasar kode etik menjelaskan bahwa “Sebagai profesional SDM,
mempunyai tanggung jawab untuk memberikan nilai tambah pada organisasi
yang dilayani dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan etika organisasi. Hal
ini diberlakukan dalam impelementasi Budaya Organisasi perusahaan.
Konsep etika bisnis dalam strategi perusahaan mampu mengintegrasikan aspek
pengelolaan SDM dengan baik.
8. Integrasi Konsep Etika & Manajemen SDM
Manajemen SDM berperan dalam mendukung dan mengintegrasikan fungs–fungsi
organisasional, yaitu
1. Seleksi,
2. Orientasi Karyawan,
3. Pelatihan,
4. Penilaian Kinerja,
5. Reward / Hukuman
Melalui Etika Kerja penerapan nilai–nilai hubungan kerja dalam stakeholder
internal perusahan secara vertikal dan horizontal, serta lingkungannya.
Etika bisnis sebagai dasar berperilaku dalam bekerja menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas, memiliki kesehatan moral dan mental, semangat
meningkatkan kinerja, kreativitas tinggi, dan produktif.
9. Menurut Dave Ulrich (1996) dalam Ernawan (2007), terdapat 4 aspek dalam meraih keunggulan
pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam perusahaan :
Strategic Partner
• Bagaimana manajemen mengelola sumber daya manusia sehingga dapat
menjadi mitra
Administrative Expert
• Bagaimana manajemen menciptakan efisiensi administrasi
Employee Champion
• Bagaimana manajemen dapat meningkatkan kontribusi karyawan
Agent of Change
• Bagaimana manajemen mendorong karyawan untuk berubah
Integrasi Konsep Etika & Manajemen SDM
10. Prinsip Etis Bekerja
Dalam menjalankan tanggung jawab kepercayaan yang telah
diberikan harus memperhatikan beberapa standar sebagai
berikut:
1. Menerapkan manajemen profesional, misal: tidak
melakukan tindakan manipulasi terutama data dan
keuangan.
2. Memberikan informasi yang relevan, misal : progres
pemasaran.
3. Melindungi, memelihara dan meningkatkan aset milik
pemodal.
4. Melaksanakan hasil yang telah dituangkan dalam Rapat.
11. Etika Kepemimpinan
Karakter Kepemimpinan dalam pengambilan keputusan meliputi:
Kemampuan untuk mengantisipasi, memimpikan, mempertahankan fleksibilitas
dan memberdayakan orang lain untuk menciptakan perubahan stratejik
Pekerjaan Multi-fungsi yang melibatkan bekerja dengan orang lain
Lebih mempertimbangkan keseluruhan perusahaan dari pada hanya sub-
unit
Kerangka referensi manajerial
12. Manajemen sumber daya manusia adalah pengembangan dan
pemanfaatan SDM secara efektif dan efesien untuk digunakan
secara maksimal dalam mencapai tujuan.
Kode etik MSDM merupakan memaksa dan menerapkan aturan
standar kinerja profesionalitas dalam menjalankan aktivitas
kinerja individu maupun organisasi.
Conclusion