SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
1
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN II DI PULAU JAWA
OLEH :
ANDI MUHAMMAD IKHSAN
1515442005
PENDIDIKAN GEOGRAFI ICP
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGEETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai macam wilayah dan pulau – pulau yang ada di Indonesia
memiliki kenampakan alam dan keadaan fisik yang berbeda – beda. Ada
banyak literature dan referensi yang dapat kita baca serta pelajari tentang hal
tersebut. Setelah mempelajari teori dan ilmu tersebut, tentunya perlu
pengamatan secara langsung untuk memperjelas dan membernarkan ilmu
yang telah dipelahari tersebut. Pelaksanaan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ini
dimaksudkan untuk mengamati, mempelajari, menelaah dan membandingkan
secara langsung dilapangan terkait objek pengamatan yang hendak di telaah.
Pelaksanaan KKL 2 ini dilaksanakan di pulau jawa. Oleh karenanya,
pulau jawa menjadi tempat yang strategis dan menjadi pilihan karenakan
karakteristik dan kenampakan alamnya. Salah satu wilayah yang menjadi
destinasi nasional utama yakni Bromo Tengger Semeru National Park yang
berada di jawa timur. Selain itu, beberapa kawasan dan fenomena yang dapat
ditemui disana seperti kawasan candi Borobudur, gunung merapi, dataran
tinggi dieng, keraton Yogyakarta, kawasan parangkusumo dan kawasan
parangtritis, serta kawasan candi prambanan. sedangkan untuk geografi sosial
dapat dikaji mengenai kaitan antara kenampakan alam dengan perilakuyang
mencerminkan kegiatan dan tingkah laku ssocialdan budaya mereka
berdasarkan keadaan fisik wilayah alamiah yang menjadi lingkungan mereka
sekarang.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan KKL ini yaitu:
1. Agar mahasiswa dapat mengamat secara langsung dan membandingkan
secara langsung pulau jawa dengan pulau – pulau yang lainnya.
2. Agar mahasiswa mengamati secara langsung tempat dan titik titik lokasi
yang menjadi destinasi dalam kegiatan KKL 2 ini.
3
Tujuan yang dapat di ambil dalam KKL ini adalah:
1. Mahasiswa lebih mengenal secara langsung bagaimana keadaan fisik dan
morfologi pulau jawa itu sendiri.
2. Mengetahui dan mendalami ilmu geografi dengan melakukan praktek
lapangan dan pengamatan secara langsung
1.3 Waktu, Letak Dan Kesampaian Daerah
1. Waktu
Praktek lapangan ini dilaksanakan di Pulau Jawa, tepatnya di tiga provinsi
yaitu, provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pelaksanaan KKL II ini dilaksanakan selama 6 hari dari waktu
pemberangkatan sampai kembali, yaitu:
Hari : Kamis – Selasa
Tanggal : 29 November 2018 – 4 Desember 2018
Adapun jumlah peserta yang berangkat diuraikan sebagai berikut.
Mahasiswa : 88 orang
Asisten Dosen : 1 orang
Dosen Pembimbing : 5 orang
2. Letak
Adapun letak dan lokasi yang menjadi titik pengamatan sebagai berikut.
a. Lereng Gunung Bromo
b. Tanggulangin (Pusat kerajinan souvenir kulit)
c. Kawasan Wisata Borobudur
d. Gunung Merapi (Ketep Pass)
e. Pasar Malioboro Yogyakarta
f. Dataran tinggi Dieng
g. Kawah Sikidang
h. Dieng Plateau Theater
i. Candi Arjuna
j. Keraton Yogyakarta
4
k. Pantai Parangkusumo dan Pantai Parangtritis
l. Candi Prambanan
Adapun urutan kegiatan dapat dilihat pada uraian berikut.
a. Kamis,29 November 2018 : Pemberangkatan dari makassar ke surabaya
dan perjalanan menuju kab.probolinggo,kec. Sukapura,Jawa Timur.
b. Jumat, 30 November 2018 : Melakukan pengamatan kawah bromo lalu
menuju kepuncak ,kaldera tengger dan lautan pasir bromo.
c. 01 Desember 2018 : Melanjutkan perjalanan dari tanggulangin ke kab
mageleng dan untuk mengunjungi beberapa kawasan yang ada di kab
magelang dan tiba di penginapan Hotel Sartika dan jalan-jalan di sekitar
Jalan Malioboro.
d. Minggu, 2 Desember 2018 : Mengunjungi Kawasan sejarah
KeratonnNgayogyakrata Hadiningrat lalu ka pantai parangkusumo dan
selanjutnya pantai parangtritis.
e. Senin, 3 Desember 2018 : Mengunjungi Candi Arjuna,Kawah Sikidang
Dataran Tinggi Dieng dan dilanjutkan perjalanan ke surabaya
f. Selasa, 4 Desember 2018 : Kembali ke kota Makassar
3. Kesampaian Daerah
Dalam perjalanan menuju kesetiap titik lokasi tersebut ditempuh
dengan menggunakan Bus. Sebagian besar jalan yang dilalui berkondisi
baik karena menggunakan jalur tol. Namun, terdapat beberapa daerah yang
medannya cukup sulit untuk dilalui yakni ketika menuju ke penginapan di
bromo, jalan yang dilalui cukup menanjak dan selain itu, perjalanan
menuju titik pengamatan sunset dan ke lereng gunung Bromo kita
menggunakan mobil jenis hardtop karena medan yang dilalui cukup curam
dan miring.
5
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pulau Jawa
Berbicara tentang pulau jawa, berdasarkan pada Wordpress, 2018
bahwa Jawa adalah pulau yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas
vulkanik, merupakan pulau ketiga belas terbesar di dunia, dan terbesar
kelima di Indonesia. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran
yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini. Terdapat tiga bahasa
utama di pulau ini, namun mayoritas penduduk menggunakan bahasa Jawa.
Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 60 juta penduduk Indonesia, dan
sebagian besar penuturnya berdiam di pulau Jawa. Sebagian besar penduduk
adalah bilingual, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa pertama
maupun kedua. Sebagian besar penduduk Jawa adalah Muslim, namun
terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya
di pulau ini. Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk
sekitar 136 juta. Pulau ini berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan
salah satu wilayah terpadat di dunia. Jawa dihuni oleh 60% penduduk
Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian barat. Banyak
sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat
beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial
Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini
berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
Jawa bertetangga dengan Sumatera di sebelah barat, Bali di timur,
Kalimantan di utara, dan Pulau Natal di selatan. Pulau Jawa merupakan
pulau ke-13 terbesar di dunia. Perairan yang mengelilingi pulau ini ialah
Laut Jawa di utara, Selat Sunda di barat, Samudera Hindia di selatan, serta
Selat Bali dan Selat Madura di timur. Jawa memiliki luas sekitar 139.000
km2. Sungai yang terpanjang ialah Bengawan Solo, yaitu sepanjang 600 km.
Sungai ini bersumber di Jawa bagian tengah, tepatnya di gunung berapi
Lawu. Aliran sungai kemudian mengalir ke arah utara dan timur, menuju
muaranya di Laut Jawa di dekat kota Surabaya (Wordpress, 2018).
6
2.2 Gunung Bromo
Gunung Bromo adalah kerucut gunung api aktif yang paling muda
paska pembentukan Kaldera Lautan Pasir dari Kompleks Gunung Tengger.
Kerucut ini tercatat sebagai salah satu gunung api yang sering mengalami
erupsi dari 129 gunung api aktif di Indonesia. Tenggang waktu antara satu
erupsi dengan erupsi lainnya terjadi kurang dari satu tahun sampai dengan 16
tahun sejak pertama kali tercatat tahun 1804. Pada waktu sebelum tahun
tersebut bukannya gunung api ini tidak pernah mengalami erupsi, tetapi
pencatatan erupsinya baru dimulai pada 1804 oleh Belanda. Aktivitas
Gunung Bromo yang terjadi saat ini tidak terlepas dari catatan sejarah geologi
Kompleks Tengger itu sendiri. Endapan-endapan jatuhan abu atau jatuhan
piroklastik yang didominasi oleh pasir halus merupakan ciri khas kompleks
gunung api ini. Batuan di sekitar dan di dalam Kaldera Lautan Pasir terbentuk
dari endapan abu dan pasir yang berhubungan dengan pembentukan Kaldera
Lautan Pasir dan kawah Gunung Widodaren (Zaennudin, 2011).
Pembentukan kaldera umumnya selalu menghasilkan endapan aliran
piroklastik (ignimbrit) yang sangat besar yang kadangkala terelaskan (welded
ignimbrite) atau sebagian terelaskan (partially welded ignimbrite). Di
Kompleks Gunung Tengger ini tidak dijumpai adanya welded ignimbrite,
padahal ada dua kaldera yang terbentuk di kompleks gunung api ini. Endapan
ignimbrit yang dijumpai hanya partially welded ignimbrite ketika
pembentukan Kaldera Ngadisari dan tidak dijumpai adanya jenis ignimbrit
lainnya (Zaennudin, 2011).
Endapan gunung api Kuarter Tua adalah hasil erupsi sebelum
terbentuknya Kaldera Lautan Pasir, sedangkan Kuarter Muda merupakan
endapan vulkanik paska kaldera tersebut. Wilayah Kompleks Gunung
Tengger ini secara geologi merupakan daerah yang sangat menarik. Beberapa
ahli kebumian banyak yang tertarik untuk meneliti dan memecahkan teka-teki
sejarah geologinya seperti pembentukan Kaldera Ngadisari, Argowulan,
Lautan Pasir, dan Lembah Sapikerep yang sangat menakjubkan, serta
7
pematang Cemara Lawang itu sendiri yang membatasi Kaldera Lautan Pasir.
Dasar Kaldera Lautan Pasir yang datar dan tidak berair merupakan suatu
fenomena geologi lainnya yang perlu diketahui. Kaldera yang terdapat di
Indonesia pada umumnya terisi air membentuk danau kaldera, tetapi Kaldera
Lautan Pasir tidak terisi air (Zaenuddin, 2011)
Kompleks Gunung Tengger adalah kompleks gunung api Kuarter,
yang membentuk rangkaian vulkanik berarah timur – barat. Kompleks
Gunung Tengger ini dapat dikenali dari bentuknya berupa gunung api raksasa
yang bagian puncaknya terpancung. Pemandangan ini terlihat sangat jelas
dari arah utara ketika berkendaraan antara Pasuruan ke Probolinggo atau
sebaliknya.
2.3 Candi Borobudur
Candi, menurut Hardiati ES adalah peninggalan arsitektural yang
berasal dari masa klasik Indonesia yaitu masa berkembangnya kebudayaan
yang berlatar belakang agama Hindu dan Buddha, dari abad ke-5 M sampai
ke-15 M. Bangunan candi memiliki wujud triangga yaitu kepala, badan dan
kaki . Masing-masing bagian ini memiliki arti secara simbolis yaitu kepala
melambangkan alam atas, yang merupakan alam para dewa; badan
melambangkan alam antara yang mempunyai makna sebagai tempat
manusia yang telah meninggalkan tempat suci; dan kaki yang
melambangkan alam bawah yaitu tempat manusia biasa. Beberapa
peninggalan bersejarah tersebutadalah Candi Prambanan dari kerajaan
Hindu dan Candi Borobudur dari kerajaan Buddha. Kegunaan candi adalah
sebagai tempat pemujaan dewa oleh agama Hindu atau Buddha dan tempat
disemayamkannya raja atau pemuka agama.
Berikut merupakan 3 bagian dari Candi Borobudur yang menjadi objek pada
penilitian ini:
1. Relief Candi Borobudur
8
Relief pada Candi Borobudur memiliki makna dan cerita tersendiri. Setiap
panelnya tersirat berbagai macam bentuk seperti bentuk manusia, hewan,
tumbuhan, bahkan kendaraan masa lalu. Relief Candi Borobudur terdiri dari
relief Lalitavistara, relief Jataka- Awadana, dan relief Gandawyuha.
2. Mudra Arca Buddha Candi Borobudur
Arca Buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan
barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi
atasnya. Barisan pagar Langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua
104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima
64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu. Dari
lapisan pertama sampai keempat terdapat patung-arca Dhyani Buddha
(masing-masing 92 buah) yang setiap sisi memiliki perbedaan sikap tangan
atau mudra, merupakan 6 sikap tangan Buddha yang terdapat pada Candi
Borobudur.
3. Stupa Candi Borobudur
Jumlah stupa 73 buah dengan rincian 1 buah stupa induk, 32 stupa pada
teras melingkar I, 24 stupa pada teras melingkar III, dan 16 stupa pada teras
melingkar IIII.
Arti simbolis lubang terawang belah ketupat berkaitan dengan filosofi
menuju ke tingkat kesempurnaan, sedangkan arti simbolis lubang terawang
segi empat berkaitan dengan filosofi lebih sempurna daripada bentuk belah
ketupat yang masih tergolong raya. Stupa puncak yang tidak memiliki
lubang terawang dimaknakan sebagai nirwana, puncak dari kehidupan
(Hidayat, 2014)
2.4 Jalan Malioboro
Kawasan Malioboro merupakan kawasan wisata belanja Kota
ogyakarta yang didukung keberadaan pertokoan, pusat perbelanjaan, rumah
dan pedagang kaki lima. Selain ramai dengan pedagang kaki lima, kawasan
Malioboro juga disemarakkan dengan banyaknya pejalan kaki yang
menikmati dagangan di sepanjang jalan Malioboro. Kawasan Malioboro di
9
bawah naungan tiga kelurahan yaitu Sosromenduran, Suryatmajan dan
Ngupasan serta tiga kecamatan yaitu Gedongtengen, Danurejan dan
Gondomanan. Untuk kawasan Malioboro sebelah selatan termasuk daerah
kecamatan Gondomanan, sebelah barat dan utara termasuk wilayah
kecamatan Gedongtengen dan wilayah timur termasuk wilayah kecamatan
Danurejan. Kawasan Malioboro berbatasan dengan :
Utara : Stasiun Tugu
Barat : Jalan Bayangkara dan Sungai Winongo
Timur : Jalan Jendral Sudirman dan Kali Code
Selatan : Jalan Bugisan, Jalan MT Haryono dan Jalan Kolonel
Sugiyono
Kawasan Malioboro meliputi sebelah utara dari stasiun kereta api tugu
membujur ke selatan hingga Pasar Bringharjo. Kawasan Malioboro terdiri
dari dua penggal jalan yaitu arah utara mulai dari stasiun tugu hingga toko
batik “Terang Bulan” disebut dengan Jalan Malioboro. Sedangkan dari toko
batik “Terang Bulan” ke selatan hingga ke kantor pos dikenal dengan Jalan
Ahmad Yani. Kawasan Malioboro Yogyakarta menjelaskan tentang makna
waktu dalam perputaran uang dan pertumbuhan ekonomi. Pada jalan
sepanjang 1 kilometer itu, beragam jenis transaksi jual-beli terjadi.
Dinamika dunia marketing benar-benar terasa 24 jam penuh dikarenakan
Jalan Malioboro merupakan kawasan wisata belanja Yogyakarta, yang selalu
dipenuhi wisatawan, baik domestik maupun asing. Selain itu, atmosfir yang
khas untuk menggambarkan Kawasan Malioboro adalah kemacetan. Hal ini
dikarenakan yang mengakses Jalan Malioboro bukan hanya para pedagang
yang menyesaki jalan ini, tapi juga becak, andong, dan kendaraan bermotor
sepanjang hari, hingga seringkali menimbulkan kemacetan panjang.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota
Yogyakarta (Winarni F., 2013).
2.5 Keraton Yogyakarta
Berdasarkan pada Blogspot, 2011. Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan
10
Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi
telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks
bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan
rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga
saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota
Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang
menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian
dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi
bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana
Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta
paviliun yang luas.
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono
I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini
konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati.
Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja
Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri.
Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul
Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati
Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan
Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman. Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki
tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan
Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan,
Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul
(Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai
warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan
bersejarah.
11
2.6 Pantai Parangkusumo dan Pantai Parangtritis
Pantai parangkusumo dan pantai parangtriris pada bagian timur dan
barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Bagian selatan ini merupakan
bagian dari daerah bagian tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir
dan sedikit berlagun, terbentang di pantai selatan dari Kecamatan
Srandakan, Sanden dan Kretek. Wilayah pesisir Kabupaten Bantul sebagian
besar mempunyai zone dataran rendah dan sedikit zona perbukitan
(sekitar Pantai Parangtritis). Kondisilahan di daerah perbukitan umumnya
terdiri dari batuan kapur dan tanah yang dangkal, dengan akses jalan yang
naik turun dan berkelok tajam. Ketersediaan air tanah permukaan
(sumurdangkal) di wilayah perbukitan juga sangat terbatas. Air bawah
tanah di wilayah ini yang tersedia cukup banyak namun terdapat di puluhan
sampai ratusan meter jaraknya dari permukaan tanah, sehing gasulit
dijangkau dengan pengeboran sumur biasa. Sedangkan lahan di
kawasandataran rendah di pesisir Kabupaten Bantul ini umumnya
merupakan pasir pantai yang sangat porous (mudah meloloskan air)
sehingga mudah kering dan tingkat kesuburan tanah yang relatif rendah.
Kondisi iklim, terutama angin, bertiup cukup kencang dan mampu
merobohkan tanaman semusim apabila tanpa pelindung (pagar). Kondisi air
tanah dengan Ph netral hampir mendekati garis pantai dengan jarak sekitar
50–100 meter. Kawasan pesisir pantai Kabupaten Bantul yang berbatasan
langsung dengan Samudera Indonesia inilah yang justru
dikembangkan.Pantai paling ujung barat yaitu Pantai Pandan simoyang
terletak di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan yang berbatasan dengan
Kabupaten Kulonprogo. Sedangkan pantai paling ujung timur di Kabupaten
Bantul ini adalah Pantai Parangtritis yang terletak di Desa Parangtritis,
Kecamatan Kretek yang berbatasan dengan Kabupaten Gunung kidul.
Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Jogja dan mudah
dicapai dengan transportasi umum yang beroperasi hingga pk 17.00
maupun kendaraan pribadi. Sore menjelang matahari terbenam adalah saat
terbaik untuk mengunjungi pantai paling terkenal di Yogyakarta ini. Namun
12
bila Anda tiba lebih cepat, tak ada salahnya untuk naik ke Tebing
Gembirawati di belakang pantai ini. Dari sana kita bisa melihat seluruh area
Pantai Parangtritis, laut selatan, hingga ke batas cakrawala.
Secara astronomis pantai Paran Tritis terletak di S 80
1’29.0” dan
E1100
19’57.2”. Parang Tritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal
diYogyakarta selain objek pantai lainnya sepeti Samas, Baron, Kukup,
Krakal dan Glagah. Paran Tritis mempunyaoi keunikan pemandangan yang
terdapat pada objek wisata lainnya selain ombak yang besar juga adanya
gunung-gunung pasir disekitar pantai (Wikipedia, 2018)
2.7 Gunung Merapi
Salah satu gunung api di Indonesia yang paling sering meletus
adalah Gunung Merapi. Gunung ini aktif sejak tahun 1900 sampai dengan
sekarang dengan periode diam atau istirahat yang pendek (rata- rata tidak
lebih dari 3,5 tahun). Sebagai pembanding Gunung Kelud di Jawa Timur
mempunyai siklus letusan 15 tahun sekali (Voight et al. dalam Widodo,
2017). Gunung Merapi diketahui memiliki siklus erupsi selama 3,5 tahun
sekali, akan tetapi siklus tersebut hanyalah hitungan secara statistik. Jadi,
erupsi Gunung Merapi sebanyak lebih dari 100 kali tersebut kisaran erupsi
bisa terjadi dalam waktu 1 sampai 18 tahun. Artinya, erupsi Gunung Merapi
dalam satu atau dua tahun sekali itu juga dapat terjadi. Singkatnya, erupsi
Gunung Merapi merupakan ancaman bencana yang bersifat permanen
(Subandriyo dalam Widodo, 2017).
Berdasarkan sejarah, Gunung Merapi mulai tampil sebagai gunung
api sejak tahun 1006, ketika itu tercatat sebagai letusannya yang pertama
(Data Dasar Guungapi Indonesia, 1979). Sampai Letusan Februari 2001,
sudah tercatat meletus sebanyak 82 kejadian. Secara rata-rata Merapi
meletus dalam siklus pendek yang terjadi setiap antara 2–5 tahun, sedangkan
siklus menengah setiap 5–7 tahun. Siklus terpanjang pernah tercatat setelah
mengalami istirahat selama >30 tahun, terutama pada masa awal
keberadaannya sebagai gunungapi. Memasuki abad 16 catatan kegiatan
13
Merapi mulai kontinyu dan terlihat bahwa, siklus terpanjang pernah dicapai
selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 dan kegiatan 1658. Terletak
di Jawa Tengah dengan ketinggian 2.968 m (9.737 kaki). Lokasinya meliputi
Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah) dan Sleman (DI Yogyakarta).
Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang termuda dalam kumpulan
gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona
subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah
Lempeng Eurasia. Erupsi Gunung Merapi selalu dilalui dengan proses yang
panjang yang dimulai dengan pembentukan kubah, guguran lava pijar, awan
panas yang secara definisi sesungguhnya awal dari erupsi tipe efusif. Di
bawah ini ditampilkan tabel yang memuat waktu letusan dan lamanya
letusan tersebut yang dihitung sejak masa awal proses erupsi hingga letusan
puncak secara menyeluruh.
Sejak awal sejarah letusan Gunung Merapi sudah tercatat bahwa tipe
letusannya adalah pertumbuhan kubah lava kemudian gugur dan
menghasilkan awan panas guguran yang dikenal dengan Tipe Merapi
(Merapi Type). Kejadiannya adalah kubah lava yang tumbuh di puncak
dalam suatu waktu karena posisinya tidak stabil atau terdesak oleh magma
dari dalam dan runtuh yang diikuti oleh guguran lava pijar. Dalam volume
besar akan berubah menjadi awan panas guguran (rock avalance), atau
penduduk sekitar Merapi mengenalnya dengan sebutan wedhus gembel,
berupa campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu tinggi
(>700oC) dalam terjangan turbulensi meluncur dengan kecepatan tinggi
(100 km/jam) ke dalam lembah. Puncak letusan umumnya berupa
penghancuran kubah yang didahului dengan letusan eksplosif disertai awan
panas guguran akibat hancurnya kubah. Secara bertahap, akan terbentuk
kubah lava yang baru (Wikipedia, 2018)
2.8 Dataran Tinggi Dieng
Dataran tinggi dieng merupakan dataran tinggi tertinggi kedua
setelah Nepal dan terluas di pulau jawa. Dieng terletak pada posisi geografis
14
7º12’ LS dan 109º54’ BT verada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2. 903
mdpl. Suhu udara rata - rata 15º C, pada bulan juli – agustus suhu turun
sampai dibawah 0ºC. Dataran tinggi dieng adalah sebuah plateau (dataran
tinggi) yang terjadi karena letusan dahsyat sebuh gunung api dengan
demikian kondisi geologisnya sampai sekarang relatif labil, bahkan sering
terjadi gerakan – gerakan tanah. Beberapa bukti yang menunjukkan hal
tersebut adalah hilangnya desa Legetang, terpotongnya jalan antara
Banjarnegara Karangkobar – dan Suharjo – Ngedirejo maupun retakan –
retakan tanah yang mengeluarkan gas beracun. (Andriyani, 2009)
Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah kompleks gunung
berapi dengan kerucut-kerucutnya terdiri dari Bisma, Seroja, Binem,
Pangonan Merdada, Pagerkandang, Telogo Dringo, Pakuwaja, Kendil. Kunir
dan Prambanan. Lapangan fumarola terdiri atas Kawah Sikidang, Kawah
Kumbang, Kawah Sibanteng, Kawah Upas, Telogo Terus, Kawah
Pagerkandang, Kawah Sipandu, Kawah Siglagah dan Kawah Sileri. Di
dalam Dataran Tinggi Dieng ini terdapat bebagai macam kompleks objek
wisata antara lain Kompleks Candi Pandawa, Kawah Sikidang, Goa Semar,
Telaga Warna, Dieng Vulcanic Theater dan lain-lain. Potensi dan kekayaan
alam yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng ini tidak didukung dengan
pengelolaan yang baik dan kebersihan lingkungan sekitar objek wisata yang
kurang diperhatikan. Selain itu salah satu objek utama di kawasan Dataran
Tinggi Dieng yaitu Telaga Warna sudah tidak memancarkan warna seindah
dahulu lagi karena adanya ulah manusia dalam memanfaatkan kandungan
mineral yang terkandung didalamnya. Hal inilah yang diduga menyebabkan
tingkat kunjungan wisata di Dataran Tinggi Dieng semakin berkurang, dan
Dataran Tinggi Dieng seolah kalah pamor dengan daerah wisata lainnya di
Jawa Tengah (Yuwana, 2010)
2.9 Candi Prambanan
Candi prampanan juga dikenal dengan nama Candi Lara Jonggrang
secara astronomis terletak pada koordinat 110º 29’ 36” BT dan 7º 45’ 18 “
15
LS. Secara administrative candi ini terletak di daerah karangasem,
kecamatan prambanan kabupaten sleman daerah istimewa Yogyakarta
disebelah utara ruas jalan Yogyakarta Solo (Riyanto, 2007). Candi
Prambanan, salah satu objek wisata di Yogyakarta terletak di Jalan Raya
Jogjakarta-Solo Km.17, sekitar 20 km sebelah timur Jogjakarta, 40 km
sebelah barat Solo, dan 120 km sebelah selatan Semarang. Candi ini terletak
persis di perbatasan antara propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta,tepatnya di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara
Kabupaten Sleman dan Klaten. Tiket masuk komplek Candi Prambanan
adalah Rp 30.000,- untuk wisatawan nusantara dan $18 untuk wisatawan
mancanegara.
Komplek Candi Prambanan terdiri dari banyak candi, seperti: Candi
Ratu Boko, Candi Sewu, Candi Brubah dan Candi Lumbung. Kompleks
Candi Prambanan menyediakan berbagai fasilitas guna melengkapi
kebutuhan wisatawan saat berkunjung. Seiring meningkatnya jumlah
wisatawan mancanegara, maka objek wisata dilengkapi dengan pusat
informasi guna memberikan informasi bagi wisatawan mancanegara yang
mebutuhkan kelengkapan informasi. Selain itu, sebelum memasuki area inti
disediakan papan besar yang berisi gambar serta keterangannya. Hal ini
dapat menambah wawasan bagi wisatawan mancanegara.
Kawasan Candi Prambanan menyewakan empat lapangan bagi
masyarakat umum yang membutuhkan, misalnya untuk berkemah, acara
dinner, dan lain sebagainya. Lapangan tersebut adalah lapangan Siwa,
lapangan Brahma, lapangan Wisnu dan lapangan Garuda. Kawasan Candi
Prambanan dilengkapi dengan museum, yang memiliki sejumlah koleksi
benda purbakala, seperti: arca Lembu Nandi, reso Agastya, Siwa, Wisnu,
Garuda, arca Gurga Mahisasuramardini. Di dalam museum terdapat fasilitas
audio visual, dapat melihat sejarah Candi Prambanan, mulai dari waktu
ditemukan, eskavasi dan pemugaran, hingga sekarang. Candi Prambanan
juga dilengkapi dengan fasilitas restoran, toko souvenir, penangkaran rusa,
penangkaran cenderawasih, toilet, mushola, lahan parkir yang luas serta
16
asuransi kesehatan. Prambanan mengasunrasikan setiap wisatawan yang
berkunjung (Nieamah, 2014)
Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia
sekaligus di Asia Tenggara. Candi ini dibangun sekitar 850 M oleh Rakai
Pikatan, raja kedua wangsa Mataram, atau Balitung, semasa wangsa Sanjaya
(Sumartono dalam Riza, 2017). Bentuk candi Prambanan sangat megah,
kemegahannya dapat dilihat dari bentuk candinya yang menjulang tinggi.
Candi Prambanan, pada dindingnya terdapat beragam jenis ornamen/ragam
hias. Ornamen/ragam hias tersebut di antaranya motif kala, makara, sosok
manusia dan binatang, sulur, roset, motif Prambanan, motif geometris,
tekstil, dan sebagainya, serta relief yang memuat cerita seperti Ramayana
dan Krisnayana. Dari sekian banyak relief yang dipahatkan pada dinding
candi Prambanan, terdapat satu jenis relief yang unik dan khas sebagai relief
ornamen yang hanya dapat dijumpai pada candi Prambanan. Relief tersebut
yang kemudian oleh Van Erp (Jordan dalam Riza, 2017) disebut sebagai
motif Prambanan. Pada relief tersebut terdapat relief Kalpataru yang
penggambarannya berbeda dan tidak ditemukan di candi manapun di
Indonesia kecuali di candi Prambanan (Ratnawati dalam Riza, 2017).
17
BAB III
METODE STUDI
Dalam pembuatan laporan KKL ini, digunakan beberapa metode untuk
mengumpulkan data, yakni.
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan
mengamati, meneliti, atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung,
denga cara ini data yang diperoleh adalah data yang factual dan actual.
Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kepariwisataan
yang digunakan untuk mengetahui potensi potensi apa saja yang dimiliki,
kendala yang dihadapi dan usaha yang digunakan untuk mengembangkan
objek tersebut (Andriyani, 2009).
b. Dokumentasi
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang diperoleh dari
dokuemn atau arsip berupa brosur, pamphlet, peta, foto – foto obyek yang
ada kaitannya dengan penulisan (Andriyani, 2009)
c. Studi Pustaka
Suatu metode pengumpulan data dan informasi dengan cara pengumpulan
data – data dan informasi dengan cara mempelajari berbagai buku yang
ada hubungannya dengan pokok permasalahan yang dikaji (Andriyani,
2009)
Metode dimulai dari deteksi, identifikasi, dan analisis obyek/gejala yang
penting. Dalam kegiatan interpretasi ada 3 langkah yang digunakan atau
dijalankan secara bersamaan yakni:
1. Identifikasi obyek yang diamati.
2. Membandingkan keadaan objek yang diamati
3. Dapat menjelaskan berdasarkan geografi fisik dan geografi manusia.
18
BAB IV
HASIL STUDI
4.1. GUNUNG BROMO
1. Kaldera Tengger dan Lautan Pasir
Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas
permukaan laut, Gunung Bromo juga mempunyai sebuah kawah dengan
garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur- barat).
Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari
pusat kawah Bromo.Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah
dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer
persegi. Gunung Bromo berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten
Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang (Kaehlig dalam
Lestari 2017). Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter dan terletak pada
koordinat 7°56′30″LU dan 112°57′0″BT. Gunung Bromo mempunyai
sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600
meter (timur-barat) (Wikipedia, 2018).
Lautan pasir merupakan bagian dari kaldera Lautan Pasir sebagai
akibat letusan paroksismal Gunung Cemoro Lawang atau gunung Anak
Keciri, yakni gunung baru yang muncul pasca terbentuknya kaldera Keciri.
Menurut sejarah, terbentuknya lautan pasir ini adalah adanya dua gunung
yang saling berhimpitan dan saat terjadi letusan kecil,materi vulkanik
terlempar ke tenggara membentuk lembah besar dan kaldera. Karena
dalamnya kaldera, maka materi vulkanik dari letusan lanjutan menumpuk di
dalam dan sekarang menjadi lautan pasir. Lautan pasir Bromo luasnya
mencapai 5,920 hektar (sekitar 10 km persegi) membentang mengelilingi
Gunung Bromo, Gunung Batok berada pada ketinggian 2100 m dpl
(Wikipedia, 2018)
19
2. Kawah Bromo
Pada kawah Bromo (yang aktif) nampak kurang berkembang endapan
belereng, namun demikian asap yang keluar dari 4 kawah aktif tersebut
mengandung gas sulfur dengan konsentrasi relatif tinggi (asap tersebut nampak
sangat pekat dan sangat menyengat) dasar kaldera bagian timurlaut, setempat
dijumpai basalt vesikuler yang berujud bom-bom vulkanik. Sementara pada
dinding luar dari kerucut vulkanik Bromo (yang aktif) dan G.Batok, dijumpai
batuan piroklastik, dan endapan abu gunungapi.
Kawah Bromo, dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
3. Gunung Batok
Gunung Batok, dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
20
Gunung Batok merupakan gunung yang berlokasi di dalam area Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru dengan letak astronomis 7°56'35"S
112°57'10"E.. Kawasan Bromo Tengger Semeru sendiri memang sedang
dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata untuk menjadi 'Bali Baru' yang akan
mendatangkan banyak wisatawan. selain Bromo, Gunung Batok juga tak kalah
menarik untuk disambangi oleh traveler. Gunung setinggi 2.440 mdpl ini
menawarkan sensasi petualangan yang tak kalah dengan gunung lainnya di Pulau
Jawa. Gunung Batok merupakan gunung non-aktif yang juga terdapat di dalam
kaldera tengger. Berbeda dengan bromo, batok ditumbuhi oleh vegetasi-vegetasi
disekitarnya, vegetasi yang tumbuh diantaranya berupa rerumputan dan semak-
semak. Vegetasi tersebut dapat tumbuh menandakan bahwa aktifitas vulkanik di
kawasan tersebut telah berhenti.
Dari puncak Gunung Batok, pemandangan yang tersaji begitu
mengagumkan, Kawah Bromo juga terlihat dengan jelas. Apalagi saat momen
sunset tiba. Matahari tenggelam begitu indahnya terlihat dari puncak Gunung
Batok. Gunung Batok memang pamornya masih kalah dengan Bromo. Namun
jangan jadikan itu sebagai penghalang untuk berkunjung ke gunung yang tberada
di empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
4. Ritual Budaya/Upacara Suku Tengger
a. Upacara Kasada
Upacara Kasada Bromo merupakan upacara untuk mengenang dan
memperingati sebuah pengorbanan seorang Raden Kusuma anak Jaka Seger dan
lara Anteng serta sebagai tata cara adat suku tengger untuk mencari
keselematan,kemakmuran dan berkah. Upacara kasada yang dilaksanakan pada
tanggal 14 – 16 bulan Kasada atau saat bulan purnama tampak di langit. Ritual
Kasada dimaknai sebagai peneguhan kosmologi komunitas Tengger, bahwa
Gunung Bromo merupakan pusat dunia. Upacara Kasada di Gunung
Bromo merupakan hari raya bagi masyarakat Suku Tengger Bromo sebagai salah
21
satu wujud persembahan terhadap Sang Hyang Widhi.Upacara kasada bromo
yang diperingati adat suku tengger dilaksanakan setiap bulan Kasada hari-14
dalam penanggalan Jawa Kuno. Dalam upacara kasada bromo memiliki makna
dan tujuan bermacam macam seperti memperoleh berkah, menjauhkan tolak bala
atau malapetaka, wujud syukur atas karunia yang diberikan Tuhan kepada
masyarakat Tengger.
b. Upacara Karo
Ritual upacara Adat Karo sendiri dipimpin oleh beberapa Ratu yang telah
ditunjuk oleh mereka. Kata Ratu sendiri di mata masyarakat Tengger berarti
pemimpin dan sama sekali tidak berkonotasi perempuan. Jadi Ratu dalam hal ini
adalah pemimpin yang bisa saja berkelamin laki-laki. Ritual karo sendiri dibuka
dengan pertemuan kedua orang Ratu dalam sebuah tempat yang nantinya akan
dipakai sebagai tempat berlangsungnya upacara. Pertemuan kedua ratu ini
menjadi tanda dimulainya Upacara Sodoran, salah satu bagian dari rangkaian
Karo. Perjumpaan tersebut melambangkan bersatunya roh leluhur, cikal bakal
manusia, yakni laki-laki dan perempuan.Upacara Karo adalah upacara yang
dilakukan oleh masyarakat suku Tengger untuk memuliakan tradisi leluhur. Selain
sebagai tradisi upacara ini juga merupakan wujud syukur masyarakat suku
Tengger terhadap para leluhur.
c. Upacara Unan-unan
Upacara Unan-Unan bertujuan memberikan sedekah kepada alam dan
isinya, termasuk kepada mereka yang menjaga tempat-tempat, seperti sumber
mata air, desa, serta tanah pertanian. Selain itu, upacara Unan-Unan juga sering
disebut sebagai bersih desa yakni membebaskan desa dari gangguan makhluk
halus atau bhutakala sebagai tolak-balak serta permohonan penyucian agar
terhindar dari segala penyakit dan penderitaan serta terbebas dari segala
malapetaka. Bahkan umat manusia di seluruh dunia juga dimohonkan agar diberi
keselamatan, kesejahteraan dan kedamaian abadi (kureping langit lumahing
bumi).
22
4.2. CANDI BOROBUDUR
Foto Candi Borobudur, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
Denah Candi Borobudur, Sumber Wordpress Wong Borobudur 2008
Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur,
Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi Borobudur mempunyai makna
"jalan atau cara untuk mendapatka surga". Pada setiap tingkatan candi,
tertulis kitab-kitab drama kehidupan atau jalan/tingkatan mendapatkan
23
surga. Jenis batu yang digunakan untuk membangun candi adalah batu
andesit. Berikut denah candi Borobudur.Candi ini berlokasi di kurang lebih
100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta,
dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini
didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar abad ke-8
masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah
candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen
Buddha terbesar di dunia.
Candi Borobudur Berfungsi untuk :
1. Tempat menyimpan relik atau disebut Dhatugarba (peninggalan-
peninggalan benda suci).
2. Tempat sembahyang atau beribadat bagi umat Budha.
3. Merupakan lambang suci bagi umat Budha, cermin nilai-nilai tertinggi
agama Budha dan mengandung rasa rendah hati yang disadari
penciptanya sedalam-dalamnya
4. Tanda peringatan dan penghormatan sang Budha.
4.3 GUNUNG MERAPI (KETEP PASS)
Terletak di Jawa Tengah dengan ketinggian 2.968 m (9.737 kaki).
Lokasinya meliputi Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah) dan Sleman (DI
Yogyakarta). Dari tempat bus diparkir, mini museum / peninggalan-peninggalan
bekas letusan gunung merapi tahun 2010 dapat ditempuh dengan berjalan kaki
sejauh 1,5 km. Sedangkan bagi para pengunjung yang tidak ingin berjalan kaki,
pengunjung ditawarkan jasa sewa jeep dan motor trail untuk merasakan sensai
kaki gunung merapi dengan menggunakan jeep atapun motor trail. Untuk sewa
jeep dihargai 350.000 sedangkan sewa motor trail 100.000. Hawa gunung yang
dingin juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyuguhkan minuman dan
makanan hangat khas daerah seperti wedang jahe dan tahu bacem.
24
Ketep Pass Lereng Gunung Merapi, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
SEJARAH GUNUNG MERAPI
Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur ± 700.000
tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan
gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen.
Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak
datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km. Karena
umurnya yang sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga
contoh batuan segar sulit ditemukan.
MERAPI TUA (60.000 – 8000 tahun lalu)
Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan
fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi
awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan
berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan
komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar.
MERAPI PERTENGAHAN (8000 – 2000 tahun lalu)
Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan
Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri
dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan
25
letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif
dengan “de¬bris-avalanche” ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-
kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat.
Pada periode ini terbentuk Kawah Pasarbubar.
MERAPI BARU (2000 tahun lalu – sekarang)
Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut
sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar
dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang
ini berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu
yang dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak ±
23 km selatan dari Merapi.
Peta menunjukkan sebaran endapan awanpanas Merapi 1911-2006. Hanya
wilayah timur lereng yang bebas dari arah aliran awapanas dalam kurun waktu
tersebut. Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah
menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI) sekitar 4,
tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan besar terakhir dengan sebaran yang
cukup luas menghasilkan Selokopo tephra yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun
26
yang lalu. Erupsi eksplosif yang lebih kecil teramati diperkirakan 250 tahun lalu
yang menghasilkan Pasarbubar tephra.
4.4 DATARAN TINGGI DIENG (DIENG PLATEAU)
Dataran tinggi dieng merupakan dataran tinggi tertinggi kedua setelah
Nepal dan terluas di pulau jawa. Dieng terletak pada posisi geografis 7º12’ LS dan
109º54’ BT verada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2. 903 mdpl. Suhu udara rata
- rata 15º C, pada bulan juli – agustus suhu turun sampai dibawah 0ºC. Dataran
tinggi dieng adalah sebuah plateau (dataran tinggi) yang terjadi karena letusan
dahsyat sebuh gunung api dengan demikian kondisi geologisnya sampai sekarang
relatif labil, bahkan sering terjadi gerakan – gerakan tanah. Beberapa bukti yang
menunjukkan hal tersebut adalah hilangnya desa Legetang, terpotongnya jalan
antara Banjarnegara Karangkobar – dan Suharjo – Ngedirejo maupun retakan –
retakan tanah yang mengeluarkan gas beracun (Andriyani, 2009).
Jalan ke Dataran Tinggi Dieng, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
Secara administratif,wilayah tersebut sebagian besar masuk ke dalam
wilayah kabupaten Banjarnegara dan sebagian lagi masuk wilayah wonosobo,
provinsi jawa tengah. Secara geologi regional daerah kompleks gunung api dieng
di tutupi oleh endapan berumur kuarter berupa aliran lava,piroklastik,endapan
phreatik, endapan lahar, endapan permukaan, dan hasil erupsi gunung sundoro.
Terdapat beberapa kawah aktif di dieng seperti : Candradimuka, sibanteng
27
siglagah, Sikendang (berpotensi gas beracun), sikidang, sileri, sinila (berpotensi
gas beracun) dan timban (berpotensi gas beracun). Namun wilayah pengamatan
hanya di kawasan kawah sikidang.
Kawah Sikidang, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
Kawah Sikidang adalah rekahan kolam kawah yang selalu berpindah dari
satu tempat ke tempat lainnya. Tidak heran jika di areal tersebut banyak terlihat
bekas-bekas kawah yang sudah mati namun masih tampak buih-buih dari
permukaan lumpurnya.Sikidang adalah kawah di Dieng yang paling populer
dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena
lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas.
Ritual Cukur / Ruwatan Rambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng
Masyarakat Dieng percaya bahwa anak gembel adalah keturunan dari
pepunden atau leluhur pendiri Dieng, Tumenggung Kolodete. Masyarakat juga
percaya bahwa ada makhluk gaib yang "menghuni" dan "menjaga" rambut gembel
ini. Gembel bukanlah genetik yang dapat diwariskan secara turun temurun. Dengan
kata lain, tidak ada seorangpun yang tahu kapan dan siapa anak yang akan menerima
“anugerah” ini. Ruwatan rambut gembel merupakan ritual pemotongan untuk
menghentikan tumbuhnya rambut gembel pada anak. Prosesi pemotongan
tidakdilakukan sembarangan. Waktu pemotongan ditentukan oleh anak gembel
sendiri.Jika dia belum meminta, maka gembel akan terus tumbuh walaupun dipotong
28
berkali-kali. Ritual ini dipimpin oleh seorang pemangku adat setempat dan
dilaksanakan pribadi di desa. Selain prosesi ritual yang harus dilakukan,halpenting
yang harus dipenuhi adalah permintaan si anak gembel. Anak gembel biasanya
meminta sesuatu sebagai syarat yang harus dituruti sebelum rambutnya dipotong.
Orang tua juga harus memenuhi apapun permintaan anaknya. Kalau permintaan
belum dituruti upacara tidak akan dapat dilaksanakan.
Mereka semua terkena gejala penyakit yang sama, di suatu waktu yang
masing-masing orang dapat berbeda. Waktu tersebut antara umur 6 bulan sampai 3
tahun.Anak akan menderita demam tinggi disertai kejang dan mengigau. Setelah
sembuh dari sakit, rambut mereka perlahan-lahan menjadi gembel, jarak antar rambut
menjadi rapat seperti tidak pernah dibersihkan. Jika orang tuanya menyisir atau
bahkan memotong rambutnya, mereka akan kembali sakit panas. Bahkan setelah
dipotong, rambut gembelnya akan tumbuh lagi. Dalam kesehariannya, anak gembel
sama saja dengan anak lainnya, hanya saja mereka cenderung lebih aktif, kuat dan
agak nakal. Apabila mereka bermain dengan sesama anak gembel, pertengkaran
cenderung sering terjadi antara mereka.
4.5 KERATON YOGYAKARTA
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta
(bahasa Jawa: Hanacaraka, Ngayogyakarta Hadiningrat) merupakan istana
resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan
tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun
1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal
sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan
hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di
Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang
menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian
dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi
bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa
yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun
yang luas.
29
Keadaan di dalam kawasan Keraton Yogyakarta, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I
sebagian bulan pasca perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini
komom ialah bekas sesuatu pesanggrahan yang bernama Garjitawati.
Pesanggrahan ini dipakai buat istirahat iringan-iringan jenazah raja-raja
Mataram( Kartasura serta Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi
lain mengatkan lokasi keraton merupakan sesuatu mata air,umbul Pacethokan
yang adanya ditengah hutn Beringin. Sebelum menduduki Keraton
Yogyakarta,sultan Hamengku Buwono I berdiri di pesangrahan Ambar
Ketawang yang kini diantranya wilayah kecamatan.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti
yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan
Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul
(Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain
itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang
berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain,
Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan
pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai
filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk
30
itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.
JOGJAKARTA SEBELUM MENJADI DAERAH ISTIMEWA
Sebelum bergabung dengan Negara kesatuan Republik Indonesia, Yogyakarta
memiliki sistem pemerintahan berbentuk kerajaan (Kasultanan Ngayogyakarto
Hadiningrat dan Pakualaman) dan kebudayaan sistem pemerintahan kerajaan
masih melekat pada masyarakat ataupun aparat di pemerintahan Jogja yang
selalu patuh dan mengikuti semua peraturan yang di keluarkan oleh raja.
Seperti halnya individu yang tak ingin kehilangan identitasnya, maka
masyarakat Yogyakarta akan mempertaruhkan diri untuk identitas budaya
tersebut. Keistimewaan Yogyakarta merupakan mahar atas bergabungnya
Ngayogyakarto ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketika Indonesia diproklamasikan sebagai suatu negara merdeka oleh
Soekarno Hatta, sebenarnya Kerajaan Yogyakarta dan begitu juga kerajaan-
kerajaan lain di wilayah bekas jajahan Belanda bisa saja melepaskan diri dari
NKRI. Namun ternyata Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII
memberikan dukungan terhadap NKRI dan dalam amanat yang ditandatangani
Sri Sultan bersama Paku Alam menyatakan “Bahwa Negeri Ngajogjakarta
Hadiningrat jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara
Republik Indonesia.” Isi lain dari amanat Sri Sultan tersebut adalah, “Bahwa
kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri
Ngajogjakarta Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan
pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngajogjakarta
Hadiningrat mulai saat ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaan
lainnja kamipegang seluruhnya.
Payung hukum ini sebenarnya sudah dikeluarkan oleh Soekarno yang
duduk di BPUPKI dan PPKI pada 19 Agustus 1945. Piagam penetapan ini
kemudian diserahkan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku
Alam VIII pada 6 September 1945. Isi piagam penetapan itu adalah, “Piagam
Kedudukan Sri Paduka Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku
31
Buwono IX, Kami, Presiden Republik Indonesia, menetapkan: Ingkeng
Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo,
Abdurrahman Sayidin Panotogomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX Ing
Ngayogyakarta Hadiningrat, pada kedudukannya, Dengan kepercayaan bahwa
Sri Paduka Kangjeng Sultan akan mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa
dan raga, untuk keselamatan Daerah Yogyakarta sebagai bagian daripada
Republik Indonesia,
PUSAT PEMERINTAHAN YOGYAKARTA
Berbagai julukan yang sering dilontarkan untuk Kota Yogyakarta
seperti Kota Perjuangan, Kota Pariwisata, Kota Pelajar, Kota Budaya, dan
yang paling populer yaitu Kota Gudeg, memang bukanlah tanpa alasan. Peran
Kota Yogyakarta untuk Indonesia memang sangat besar terutama pada masa
sebelum dan sesudah kemerdekaan. Maka tidaklah berlebihan jika Pemerintah
pusat memperbolehkan penggunaan nama daerahnya memakai sebutan DIY
sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Yogyakarta sebagai
Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum
maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Untuk melaksanakan otonomi tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh
Ir.Moh Enoh mengalami kesulitan karena wilayah tersebut masih merupakan
bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan statusnya belum dilepas. Hal itu
semakin nyata dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang
Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di mana Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagai Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi
bagian Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman
Poerwokusumo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian
serta merangkap menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama
DPR-GR dengan anggota 25 orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk
pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955.
Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka
32
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor
18 Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala
Daerah dan DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan
Pemerintah Harian serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya Yogyakarta.
Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.
Berdasarkan Undang-undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga
Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan
Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala
Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak terikat oleh ketentuan masa jabatan,
syarat dan cara pengankatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
lainnya, khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri
Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta merupakan
daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat
II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan
bagi kepala Daerah Tingkat II seperti yang lain.
Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk
menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin
mengemuka, maka keluarlah Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan Daerah menyelenggarakan
otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab. Sesuai UU ini maka
sebutan untuk Kotamadya Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota
Yogyakarta sedangkan untuk pemerintahannya disebut denan Pemerintahan
Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta sebagai Kepala Daerahnya.
4.6 KAWASAN PANTAI PARANGTRITIS DAN PARANGKUSUMO
1. Kondisi Sosial
Keindahan Pantai Parangkusumo bisa dikatakan setara dengan
Pantai Parangtritis karana mempunyai banyak kesamaan dan juga
perbedaan. Keistimewaan yang menjadikan pantai ini ramai dikunjungi
adalah karena adanya mitos yang berkembang sejak zaman legenda
33
tersebut dimulai. Mitos yang hidup di kalangan masyarakat Yogyakarta
dan Jawa pada umumnya yaitu tentang sosok Ratu Pantai Selatan yang
membantu kekuasaan raja-raja Mataram, sejak jaman Penembahan
Senopati sampai saat ini. Legenda itu menjadikan Pantai Parangkusumo
banyak dipakai untuk tempat diselenggarakan berbagai acara ritual
warisan nenek moyang yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta sendiri
ataupun oleh kelompok masyarakat ataupun secara individu, mulai dari
tirakatan, semedi, upacara Melesti, Labuhan dan Labuhan Ageng yang
sekarang menjadi obyek wisata tersendiri.
Oleh karena itu pengunjung di Pantai Parangkusumo ini lebih
banyak pada hari-hari tertentu yang diyakini hari yang baik menurut
penanggalan Jawa untuk melakukan ritual. Berkunjung ke obyek wisata
Pantai Parangkusumo ini akan sangat menarik bila bertepatan dengan
berlangsungnya acara upacara ritual Labuhan atau Melasti dan ketika
waktu liburan saat pengunjung tumpah ruah bermain dan beraktivitas di
tepian pantai Parangkusumo ini. Selain saat tersebut diatas, ada moment
yang sangat menarik dapat disaksikan para pengunjung yaitu waktu sunset
tiba yang merupakan waktu terbaik menikmati panorama saat matahari
terbenam di balik cakrawala Pantai Parangkusumo.
2. Batu Parangkusumo
Di areal Pantai Parangkusumo terdapat sebuah bangunan yang
diberi nama Cepuri. Tempat ini digunakan untuk memanjatkan doa
sebelum acara labuhan dari pihak keraton Yogyakarta dimulai. Didalam
Cepuri tersebut ada 2 buah batu yang diyakini konon sebagai tempat
duduk panembahan senopati dan ratu kidul yang kemudian batu tersebut
dinamakan batu cinta. Mengapa di sebut batu cinta, karena di tempat
tersebut pertemuan antara raja mataram pertama yaitu panembahan
senopati dengan ratu kidul penguasa pantai selatan yang mengikat
perjanjian yang berawal dari permintaan sang senopati untuk membantu
dirinya menjadi penguasa mataram. Permintaan tersebut disetujui sang
34
ratu dengan syarat sang senopati dan seluruh keturunanya mau menjadi
suami dari sang ratu dan syarat tersebut disetujui sang senopati dengan
syarat dalam hubungan tersebut tidak menghasilkan keturunan
Batu Cinta di Parangkusumo. Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
Oleh karena perjanjian tersebut Keraton Yogyakarta yang
merupakan pecahan kerajaan mataram mempunyai hubungan khusus dengan
penguasa laut selatan yang akhirnya muncul acara ritual labuhan di pantai
Parangkusumo ini oleh Keraton Yogyakarta. Pantai Parangkusumo pada bagian
depan sebelah kiri area utama terdapat tumbuhan sejenis pakis atau palm
menambah keindahan suasana Pantai Parangkusumo yang tampak asri dan
hijau. Jalanan untuk mengakses di area ini cukup lebar terbuat dari paving
block yang sekaligus dapat menghubungkan dengan Pantai Parangtritis dan
Pantai Depok yang letaknya memang bersebelahan. Ditepi jalan tersebut akan
terlihat pemandangan yang sangat menarik karena terdapat deretan pohon
cemara yang rimbun dan tertata rapi.
3. Gumuk Pasir
Pantai ini merupakan pantai dengan fenomena keindahan gumuk
pasir yang dimilikinya. Gumuk pasir merupakan gundukan bukit pasir yang
terhembus angin. Gumuk pasir yang terdapat di pantai ini merupakan tipe
barchan, yakni gumuk pasir yang berbentuk bulan sabit. Tipe ini dapat terjadi
35
karena adanya vegetasi yang menghalangi. Ketika angin membawa material
halus yakni pasir, pasir ini terhalang oleh vegetasi yang ada di depannya,
sehingga pasir tersebut mengendap pada bagian depan hingga samping vegetasi
itu, hanya sedikit pasir yang mengendap pada bagian belakang vegetasi.
Gumuk pasir yang menghadap ke arah mata angin cenderung lebih landai
dibanding dengan bagian belakangnya.
Gumuk pasir di pantai parangtritis, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
Gumuk pasir yang terdapat di pantai parangteritis dan
parangkusumo berasal dari material gunung merapi yang bermuara sampai
kepantai ini. Material pasir yang terbawa kemudian digerus oleh ombak pantai
selatan menjadi pasir halus. Pasir halus inilah yang kemudian terhembus oleh
angin dan memenuhi pantai parangkusumo dan parangteritis. Keindahan
gumuk pasir ini memberikan dampak bagi masyarakat terlebih pada
pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka. Masyarakat mulai memanfaatkan daya
tarik gumuk pasir ini untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dari hadirnya
pengunjung pantai dengan menyediakan jasa-jasa layanan dan fasilitas lainnya
seperti sewa penginapan dan jualan aksesoris.
36
Pantai parangteritis (Dokumentasi Kuliah Kerja Lapangan 2018)
4.7 CANDI PRAMBANAN
1. Sejarah
Candi prampanan juga dikenal dengan nama Candi Lara Jonggrang
secara astronomis terletak pada koordinat 110º 29’ 36” BT dan 7º 45’ 18 “
LS. Secara administrative candi ini terletak di daerah karangasem,
kecamatan prambanan kabupaten sleman daerah istimewa Yogyakarta
disebelah utara ruas jalan Yogyakarta Solo (Riyanto, 2007). Candi
Prambanan, salah satu objek wisata di Yogyakarta terletak di Jalan Raya
Jogjakarta-Solo Km.17, sekitar 20 km sebelah timur Jogjakarta, 40 km
sebelah barat Solo, dan 120 km sebelah selatan Semarang. Candi ini terletak
persis di perbatasan antara propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta,tepatnya di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara
Kabupaten Sleman dan Klaten. Tiket masuk komplek Candi Prambanan
adalah Rp 30.000,- untuk wisatawan nusantara dan $18 untuk wisatawan
mancanegara.
37
Candi Prambanan, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
Komplek Candi Prambanan terdiri dari banyak candi, seperti: Candi
Ratu Boko, Candi Sewu, Candi Brubah dan Candi Lumbung. Kawasan
Candi Prambanan dilengkapi dengan museum, yang memiliki sejumlah
koleksi benda purbakala, seperti: arca Lembu Nandi, reso Agastya, Siwa,
Wisnu, Garuda, arca Gurga Mahisasuramardini. Di dalam museum terdapat
fasilitas audio visual, dapat melihat sejarah Candi Prambanan, mulai dari
waktu ditemukan, eskavasi dan pemugaran, hingga sekarang.
Berikut Denah kawasan Candi Prambanan :
Denah Candi Prambanan, Sumber Wordpress 2007
38
Peta Candi Prambanan, sumber Blogspot 2015
Ditinjau dari website Rumah Belajar.com, Candi Prambanan terletak sekitar 17
kilometer ( 11 mil ) timur laut dari kota Yogyakarta di perbatasan antara Jawa
Tengah dan provinsi Yogyakarta:
a. Sisi utara : › Jalan Purwomartani-Selomartani, perempatan Tegalrejo,
jembatan Tulung (kali Opak), jalan Manisrenggo, dusun Dengok, kali
Dengkeng
b. Sisi timur : › Kali Dengkeng, kali Kongklangan, jembatan Pereng, jalan
desa, pertigaan dusun Kotesan, dusun Guwo, desa Sengon, dusun Garutan,
jalan dusun Gedang Atas
c. Sisi selatan : › Dusun Gedang Atas, jalan ke Candi Ijo, desa Sambirejo,
jalan Piyungan, pertigaan dusun Jirak, jalan Yogya-Solo (pertigaan kantor kec
Kalasan), dan kali Wareng
d. Sisi barat : › Kali Wareng, dusun Pundung, dusun Karanganyar, dan jalan
desa Purwomartani- Selomartani
Wilayah ini berada pada koordinat : Koordinat UTM : 7º 45'06.92" S 110º
29'27.99" E
39
FUNGSI CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan memiliki banyak ruangan yang didalamnya diletakkan
patung atau arca sehingga demikian bisa diambil kesimpulan candi prambanan
merupakan tempat untuk memuja atau sembahyang bagi penganut agama hindu.
Menurut website Rumah belajar.com Ccndi prambanana merupakan tempat
pemujaan agama Hindu, Komplek Candi Prambanan dibangun berdasarkan
konsep keagamaan. Di dalam agama Hindu, candi digambarkan sebagai replika
dari Gunung Meru yang merupakan simbolisasi alam semesta. Sebagai replika
Gunung Meru, semua bentuk candi di Komplek Candi Prambanan terbagi dalam
tiga bagian yang sesuai dengan lingkungan alam semesta, yaitu bhurloka
diwujudkan dengan kaki candi yang melambangkan alam semesta, bhuvarloka
diwujudkan dengan tubuh candi yang melambangkan alam manusia yang telah
mati dan svarloka diwujudkan dengan atap candi yang melambangkan alam para
dewa. Candi-candi tersebut memiliki pola tapak persegi dengan bentuk semakin
ke atas semakin meruncing dan berakhir pada puncaknya yang berbentuk ratna.
RITUAL BUDAYA DI CANDI PRAMBANAN
Upacara Tawur Agung yang dilaksanakan di candi Prambanan, diikuti
lebih dari 25000 umat Hindu yang hadir pada saat itu yang berasal dari propinsi
D.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah. Berdasarkan info dari teamtouring web bahwa
Upacara Tawur Agung (Tawur Agung Kesanga) merupakan rangkaian upacara
yang digelar menjelang Hari Raya Nyepi. Sebelumnya Umat Hindu melakukan
Upacara Melasti. Hari Raya Nyepi sendiri didasarkan pada kalender Tahun Saka
yaitu sistem penanggalan yang berasal dari India. Hitungan penanggalan Tahun
Saka dimulai pada tahun 78 Masehi. Sistem penanggalan ini kemudian
berkembang dan digunakan di Indonesia, terutama bagi masyarakat Hindu.
Semuanya Hikmat dalam acara ritual Tawur Agung di Komplek Candi
Prambanan. Upacara ini sesuai dengan konsep ajaran Tri Hita Karana,yaitu
melaksanakan tiga hubungan selarasan dengan seluruh alam yang ada didunia ini
seperti hubungan manusia dengan Tuhannya, Hubungan manusia dengan manusia,
dan hubungan manusia dengan alam/ jagat. Prosesi Upacara Tawur Agung dalam
40
rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu dimulai dari pelataran parkir
Kraton Ratu Boko dengan membawa air suci yang diambil dari sumber air yang
terdapat di Kawasan Kraton Ratu Boko. Ini yang diajarkan dalam agama Hindu
yang diimplementasikan dalam kehidupan sekarang.
Kemudian akhir dari ritual tawur agung Prambanan yaitu dengan
melaksanakan persembahyangan bersama yang dipimpin oleh 4 Pinandhita yang
muput dalam upacara tersebut yaitu terdiri dari 3 pedande Hindu dan 1 pedande
budha, yang semuanya akan muput secara bersama – sama. Umat Hindu
melaksanakan persembahyangan dan akhir dari sembahyang umat Hindu akan
membawa tirta dari candi Prambanan yang nantinya akan dipergunakan untuk
membersihkan rumah dan pekarangannya.
41
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini secara konseptual
mampu memberikan kesan yang baik sebagai pembelajaran di luar kelas.
Observasi dan pengamatan objek – objek dan karakteristik wilayah pulau
jawa dan Yogyakarta telah tersimak dengan baik sebagaimana pembekalan
yan telah dilaksanakan sebelum pemberangkatan sebagai materi awal
menjelang keberangkatan. Mahasiswa dengan antusias mengaat dan
membandingkan lalu kemudian mencatat perbedaan dan poin – poin yang
menjadi Starting point dalam mempelajari pulau jawa itu sendiri
sebagaimana yang termaktut di latar belakang.
Tujuan pelaksanaan KKL 2 juga dapat terlaksana dimana mahasiswa
mampu mengenal secara langsung objek yang dikunjungi, bagaimana
keadaan morfologi pulau jawa seperti daerah lereng merapi, lereng bromo
dan dataran tinggi dieng yang menggambarkan sebagian kecil keadaan
morfologi pulau jawa ditambah pula penjelasan dan arahan dari Dosen yang
semakin menggali dan menambah wawasan mahasiswa tentang ilmu ke
geografian.
5.2 SARAN
Untuk pelaksanaan KKL II selanjutnya sebaiknya segala persiapan
sudah matang sebelum berangkat. Sebaiknya mahasiswa mengamati dengan
seksama dan teliti serta mencatat baik – baik terhadap objek – objek kajian
yang didatangi serta menyimak penjelasan dari Dosen yang mengarahkan agar
dapat memahami materi dan penjelasan yang disampaikan oleh Dosen dan
asisten. Perbanyak dokumentasi terkait objek – objek yang menjadi destinasi
agar kegiatan dapat tersiratkan dengan baik dalam pembuatan laporan
kegiatan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Dwi. 2009. Potensi dan Pengembangan Wisata Alam dan Budaya
Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Hidayat, Ima Kusumawati, dkk. 2014. Mengenal Relief, Mudra dan Stupa Candi
Borobudur untuk Anak-Anak Usia 9-12 Tahun melalui Edugame. ITB J.
Vis. Art & Des, Vol. 6, No. 1, 2014, 58-68. Bandung.
Nieamah, Kartika F. 2014. Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Fasilitas
Dan Pelayaan Di Candi Prambanan. Jurnal Nasional Pariwisata, ISSN
1411-9862 Vol. 6, No.. Pascasarjana UGM. Yogyakarta.
Riyanto, Sugeng. 2007. Candi Prambanan : Pengelolaan dan Potensi
Persoalannya. Berkala Arkelogi Tahun XXVII No. 2. Yogyakarta.
Riza, Istanto dan Syafii. 2017. Ragam Hias Pohon Hayat Prambanan. Jurnal
Imajinasi Vol XI no 1. Jurnal UNNES. Semarang.
Yuwana, Deva Millian Satria dan Setiawan, Achma Hendra. 2010. Analisis
Permintaan Kunjungan Objek Wisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng
Kabupaten Banjarnegara. UNDIP E-Jurnal. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Widodo, Dwi Rustiono. 2017. Analisis Penyebab Masyarakat Tetap Tinggal di
Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi (Studi di Lereng
GunungMerapi Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Lingkungan Volume 15 Issue 2 2017.
UNDIP. Semarang.
Winarni, F. 2013. Revitalisasi Kawasan Malioboro Kota Yogyakarta Dalam
Penyediaan Fasilitas Publik Untuk Mewujudkan Pelayanan Inklusif. Laporan
Penelitian. UNY. Yogyakarta.
Zaenuddin, Akhmad. 2011. Perbandingan antara erupsi Gunung Bromo Tahun
2010 – 2011 dan erupsi Kompleks Gunung Tengger. Jurnal Lingkungan
dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 1 April 2011: 21 – 37. Surabaya.
43
https://www.njogja.co.id/bantul/pantai-parangkusumo/
Diakses pada Minggu 16 Desember 2018 pukul 15.00
https://geologi.co.id/2010/10/26/sejarah-gunung-merapi-sejak-700-000-tahun-
Diakses pada Minggu 16 Desember 2018 pukul 15.00
https://www.kaskus.co.id/thread/50e2b6cc1d7608b64c000016/6-alasan-mengapa-
yogyakarta-menjadi-daerah-istimewa/
Diakses pada Minggu 16 Desember 2018 pukul 15.00
https://gudeg.net/direktori/119/pemerintah-daerah-propinsi-diy.html
Diakses pada Minggu 16 Desember 2018 pukul 15.00
http://pustaka-makalah.blogspot.com/2011/03/kraton-yogyakarta.html
Diakses pada tanggal 19 Desember 2018.
Wikipedia. “Gunung Merapi”.
Diakses 10 Desember 2018 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi
https://indonesiakitakaya.wordpress.com/pulau-jawa/sejarah-pulau-jawa/
Diakses pada 19 Desember 2018
https://www.researchgate.net/publication/320189241_Identifikasi_Sedimen_Pirok
lastik_Pada_Kawah_Tengger_Gunung_Bromo
Diakses pada Desember 19 2018
https://www.kaskus.co.id/thread/57b037df2e04c842308b4569/ada-yang-belum-
tahu-gunung-batok/
Diakses Pada 19 Desember 2018
http://arsipbudayanusantara.blogspot.com/2013/06/upacara-karo-suku-
tengger.html
Diakses pada 19 Desember 2018
etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74561/.../S1-2014-302291-introduction.pdf
Diakses pada tanggal 19 Desember 2018
https://teamtouring.net/tawur-agung-kesanga-candi-prambanan-sleman.html
Diakses pada tanggal 19 Desember 2018
44
LAMPIRAN
Para peserta KKL di Lereng Gunung Bromo
Kawasan Candi Borobudur
45
Kawasan Pantai Parangtritis
Kawasan Candi prambanan
46
Kawasan Candi Arjuna
Kawah Sikidang
47
Kawasan Gerbang Bromo
Teater Dieng
48
Citra Lokasi KKL 2, Sumber Google Earth 2018

More Related Content

What's hot

Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
 
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAHANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAHNur Hilaliyah
 
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kotaPpt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kotajopiwildani
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim DuniaSwastika Nugraheni,S.Pd
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationRetno Pratiwi
 
Geomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahGeomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahHasan Nur Aminudin
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Aar Riana
 
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxBab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxGhufronAffandy
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanbramantiyo marjuki
 
Makalah Proses Geomorfologi
Makalah Proses GeomorfologiMakalah Proses Geomorfologi
Makalah Proses Geomorfologironimputra
 
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesiaPowerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesiaDine Rizky Pratiwi
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianIndra IR
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik'Oke Aflatun'
 
Kekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatanKekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatanMario Yuven
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Nurul Afdal Haris
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sdajopiwildani
 

What's hot (20)

Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
 
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAHANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
 
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kotaPpt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
Ppt kd 3.2 interaksi keruangan desa dan kota
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
 
Geomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahGeomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengah
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6
 
Laporan Pengindraan Jauh
Laporan Pengindraan JauhLaporan Pengindraan Jauh
Laporan Pengindraan Jauh
 
Geomorfologi indonesia
Geomorfologi indonesiaGeomorfologi indonesia
Geomorfologi indonesia
 
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptxBab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
Bab 3 Pemanfaatan Peta, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis.pptx
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
Makalah Proses Geomorfologi
Makalah Proses GeomorfologiMakalah Proses Geomorfologi
Makalah Proses Geomorfologi
 
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesiaPowerpoint persebaran flora fauna di indonesia
Powerpoint persebaran flora fauna di indonesia
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
 
Kekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatanKekar dan sesar dan lipatan
Kekar dan sesar dan lipatan
 
Studi kepustakaan
Studi kepustakaanStudi kepustakaan
Studi kepustakaan
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)
 
3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda3.3 ppt pengelolan sda
3.3 ppt pengelolan sda
 
CITRA SRTM
CITRA SRTM CITRA SRTM
CITRA SRTM
 

Similar to JAWA GEOGRAFI

Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanarif878
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiarizal92
 
308408799-Objek-Geowisata-Gunung-Pancar.pdf
308408799-Objek-Geowisata-Gunung-Pancar.pdf308408799-Objek-Geowisata-Gunung-Pancar.pdf
308408799-Objek-Geowisata-Gunung-Pancar.pdfUCAHFO1
 
geologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartageologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartaIntan Hasanah
 
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaLingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaalfantishindikasari
 
Proses terbentuknya kepulauan indonesia
Proses terbentuknya kepulauan indonesiaProses terbentuknya kepulauan indonesia
Proses terbentuknya kepulauan indonesiapapa dedek
 
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaProfil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaLestari Moerdijat
 
5 danau terindah di indonesia
5 danau terindah di indonesia5 danau terindah di indonesia
5 danau terindah di indonesiaUdi Rida
 
Materi mengenai prinsip dan konsep geografi
Materi mengenai prinsip dan konsep geografiMateri mengenai prinsip dan konsep geografi
Materi mengenai prinsip dan konsep geograficitraaryanti4
 
geografi posisi trategis. kelas xi ganjil pptx
geografi  posisi trategis. kelas xi ganjil pptxgeografi  posisi trategis. kelas xi ganjil pptx
geografi posisi trategis. kelas xi ganjil pptxhome
 
Kuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional IndonesiaKuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional IndonesiaRudi Iskandar
 
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs SangiranLKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs SangiranVivi Serila
 
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptxprinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptxcitraaryanti4
 

Similar to JAWA GEOGRAFI (20)

Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
 
Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesia
 
308408799-Objek-Geowisata-Gunung-Pancar.pdf
308408799-Objek-Geowisata-Gunung-Pancar.pdf308408799-Objek-Geowisata-Gunung-Pancar.pdf
308408799-Objek-Geowisata-Gunung-Pancar.pdf
 
geologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartageologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakarta
 
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
2.bahan ajar risiko diy dan gunung api merapi
 
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaLingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
 
bentang alam ips 7.pptx
bentang alam ips 7.pptxbentang alam ips 7.pptx
bentang alam ips 7.pptx
 
Geomagz201112
Geomagz201112Geomagz201112
Geomagz201112
 
Geowisata
GeowisataGeowisata
Geowisata
 
Proses terbentuknya kepulauan indonesia
Proses terbentuknya kepulauan indonesiaProses terbentuknya kepulauan indonesia
Proses terbentuknya kepulauan indonesia
 
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaProfil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
 
5 danau terindah di indonesia
5 danau terindah di indonesia5 danau terindah di indonesia
5 danau terindah di indonesia
 
Materi mengenai prinsip dan konsep geografi
Materi mengenai prinsip dan konsep geografiMateri mengenai prinsip dan konsep geografi
Materi mengenai prinsip dan konsep geografi
 
geografi posisi trategis. kelas xi ganjil pptx
geografi  posisi trategis. kelas xi ganjil pptxgeografi  posisi trategis. kelas xi ganjil pptx
geografi posisi trategis. kelas xi ganjil pptx
 
Kuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional IndonesiaKuliah 1 Geo Regional Indonesia
Kuliah 1 Geo Regional Indonesia
 
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs SangiranLKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
 
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptxprinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
prinsip, konsep,pendekatan geografi.pptx
 
Makalah liangkabori
Makalah liangkaboriMakalah liangkabori
Makalah liangkabori
 
Makalah liangkabori (4)
Makalah liangkabori (4)Makalah liangkabori (4)
Makalah liangkabori (4)
 
1118
11181118
1118
 

More from Sansanikhs

(SKRIPSI) PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO DI ...
(SKRIPSI) PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO DI ...(SKRIPSI) PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO DI ...
(SKRIPSI) PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO DI ...Sansanikhs
 
ABSTRAK PENELITIAN PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU...
ABSTRAK PENELITIAN PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU...ABSTRAK PENELITIAN PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU...
ABSTRAK PENELITIAN PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU...Sansanikhs
 
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...Sansanikhs
 
PKM M PENYESUAIAN TATA LETAK TWEETER PADA SIRIP SARANG BURUNG WALET (COLLOCAL...
PKM M PENYESUAIAN TATA LETAK TWEETER PADA SIRIP SARANG BURUNG WALET (COLLOCAL...PKM M PENYESUAIAN TATA LETAK TWEETER PADA SIRIP SARANG BURUNG WALET (COLLOCAL...
PKM M PENYESUAIAN TATA LETAK TWEETER PADA SIRIP SARANG BURUNG WALET (COLLOCAL...Sansanikhs
 
PKM M PEMBERDAYAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI SULAMAN FANTASI SEBAGAI ...
PKM M  PEMBERDAYAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI SULAMAN FANTASI SEBAGAI ...PKM M  PEMBERDAYAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI SULAMAN FANTASI SEBAGAI ...
PKM M PEMBERDAYAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI SULAMAN FANTASI SEBAGAI ...Sansanikhs
 
PKM M game sains (sosiometri alien infeksi)
PKM M game sains (sosiometri alien infeksi)PKM M game sains (sosiometri alien infeksi)
PKM M game sains (sosiometri alien infeksi)Sansanikhs
 
PKM K "go hero" proposal program kreativitas mahasiswa unm
PKM K "go hero" proposal program kreativitas mahasiswa unmPKM K "go hero" proposal program kreativitas mahasiswa unm
PKM K "go hero" proposal program kreativitas mahasiswa unmSansanikhs
 
ARTIKEL GEOGRAFI BUDAYA PITU ULUNNA SALU DAN PITU BA'BANA BINANGA.
ARTIKEL GEOGRAFI BUDAYA PITU ULUNNA SALU DAN PITU BA'BANA BINANGA.ARTIKEL GEOGRAFI BUDAYA PITU ULUNNA SALU DAN PITU BA'BANA BINANGA.
ARTIKEL GEOGRAFI BUDAYA PITU ULUNNA SALU DAN PITU BA'BANA BINANGA.Sansanikhs
 
Aspek Geosfer Negara Asia Tenggara
Aspek Geosfer Negara Asia TenggaraAspek Geosfer Negara Asia Tenggara
Aspek Geosfer Negara Asia TenggaraSansanikhs
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...Sansanikhs
 
Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses PembelajaranMetode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses PembelajaranSansanikhs
 
Uji Normalitas Penelitian
Uji Normalitas PenelitianUji Normalitas Penelitian
Uji Normalitas PenelitianSansanikhs
 
7 Unsur - Unsur Kebudayaan
7 Unsur - Unsur Kebudayaan7 Unsur - Unsur Kebudayaan
7 Unsur - Unsur KebudayaanSansanikhs
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJASansanikhs
 
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURPKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURSansanikhs
 
PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN USBN 2017 DI SMAN 9 MAKASSAR
PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN USBN 2017 DI SMAN 9 MAKASSARPERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN USBN 2017 DI SMAN 9 MAKASSAR
PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN USBN 2017 DI SMAN 9 MAKASSARSansanikhs
 
RUMAH KOSMOGRAFI SEBAGAI INOVASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALAM SEMESTA
RUMAH KOSMOGRAFI SEBAGAI INOVASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALAM SEMESTARUMAH KOSMOGRAFI SEBAGAI INOVASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALAM SEMESTA
RUMAH KOSMOGRAFI SEBAGAI INOVASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALAM SEMESTASansanikhs
 
Laporan Praktek Lapangan Geografi Hewan dan Tumbuhan (biogeografi)
Laporan Praktek Lapangan Geografi Hewan dan Tumbuhan (biogeografi)Laporan Praktek Lapangan Geografi Hewan dan Tumbuhan (biogeografi)
Laporan Praktek Lapangan Geografi Hewan dan Tumbuhan (biogeografi)Sansanikhs
 
Laporan Praktek Lapangan Geografi Tanah (Soil Geography)
Laporan Praktek Lapangan Geografi Tanah (Soil Geography)Laporan Praktek Lapangan Geografi Tanah (Soil Geography)
Laporan Praktek Lapangan Geografi Tanah (Soil Geography)Sansanikhs
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGILAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGISansanikhs
 

More from Sansanikhs (20)

(SKRIPSI) PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO DI ...
(SKRIPSI) PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO DI ...(SKRIPSI) PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO DI ...
(SKRIPSI) PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU BAJO DI ...
 
ABSTRAK PENELITIAN PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU...
ABSTRAK PENELITIAN PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU...ABSTRAK PENELITIAN PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU...
ABSTRAK PENELITIAN PENDIDIKAN FORMAL DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT NELAYAN SUKU...
 
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
 
PKM M PENYESUAIAN TATA LETAK TWEETER PADA SIRIP SARANG BURUNG WALET (COLLOCAL...
PKM M PENYESUAIAN TATA LETAK TWEETER PADA SIRIP SARANG BURUNG WALET (COLLOCAL...PKM M PENYESUAIAN TATA LETAK TWEETER PADA SIRIP SARANG BURUNG WALET (COLLOCAL...
PKM M PENYESUAIAN TATA LETAK TWEETER PADA SIRIP SARANG BURUNG WALET (COLLOCAL...
 
PKM M PEMBERDAYAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI SULAMAN FANTASI SEBAGAI ...
PKM M  PEMBERDAYAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI SULAMAN FANTASI SEBAGAI ...PKM M  PEMBERDAYAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI SULAMAN FANTASI SEBAGAI ...
PKM M PEMBERDAYAAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI SULAMAN FANTASI SEBAGAI ...
 
PKM M game sains (sosiometri alien infeksi)
PKM M game sains (sosiometri alien infeksi)PKM M game sains (sosiometri alien infeksi)
PKM M game sains (sosiometri alien infeksi)
 
PKM K "go hero" proposal program kreativitas mahasiswa unm
PKM K "go hero" proposal program kreativitas mahasiswa unmPKM K "go hero" proposal program kreativitas mahasiswa unm
PKM K "go hero" proposal program kreativitas mahasiswa unm
 
ARTIKEL GEOGRAFI BUDAYA PITU ULUNNA SALU DAN PITU BA'BANA BINANGA.
ARTIKEL GEOGRAFI BUDAYA PITU ULUNNA SALU DAN PITU BA'BANA BINANGA.ARTIKEL GEOGRAFI BUDAYA PITU ULUNNA SALU DAN PITU BA'BANA BINANGA.
ARTIKEL GEOGRAFI BUDAYA PITU ULUNNA SALU DAN PITU BA'BANA BINANGA.
 
Aspek Geosfer Negara Asia Tenggara
Aspek Geosfer Negara Asia TenggaraAspek Geosfer Negara Asia Tenggara
Aspek Geosfer Negara Asia Tenggara
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERILAKU LINGKUNGAN NELAYAN DI WILAYAH P...
 
Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses PembelajaranMetode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
 
Uji Normalitas Penelitian
Uji Normalitas PenelitianUji Normalitas Penelitian
Uji Normalitas Penelitian
 
7 Unsur - Unsur Kebudayaan
7 Unsur - Unsur Kebudayaan7 Unsur - Unsur Kebudayaan
7 Unsur - Unsur Kebudayaan
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
 
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURPKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
 
PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN USBN 2017 DI SMAN 9 MAKASSAR
PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN USBN 2017 DI SMAN 9 MAKASSARPERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN USBN 2017 DI SMAN 9 MAKASSAR
PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN USBN 2017 DI SMAN 9 MAKASSAR
 
RUMAH KOSMOGRAFI SEBAGAI INOVASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALAM SEMESTA
RUMAH KOSMOGRAFI SEBAGAI INOVASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALAM SEMESTARUMAH KOSMOGRAFI SEBAGAI INOVASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALAM SEMESTA
RUMAH KOSMOGRAFI SEBAGAI INOVASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI ALAM SEMESTA
 
Laporan Praktek Lapangan Geografi Hewan dan Tumbuhan (biogeografi)
Laporan Praktek Lapangan Geografi Hewan dan Tumbuhan (biogeografi)Laporan Praktek Lapangan Geografi Hewan dan Tumbuhan (biogeografi)
Laporan Praktek Lapangan Geografi Hewan dan Tumbuhan (biogeografi)
 
Laporan Praktek Lapangan Geografi Tanah (Soil Geography)
Laporan Praktek Lapangan Geografi Tanah (Soil Geography)Laporan Praktek Lapangan Geografi Tanah (Soil Geography)
Laporan Praktek Lapangan Geografi Tanah (Soil Geography)
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGILAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
 

JAWA GEOGRAFI

  • 1. 1 LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN II DI PULAU JAWA OLEH : ANDI MUHAMMAD IKHSAN 1515442005 PENDIDIKAN GEOGRAFI ICP JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGEETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2018
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam wilayah dan pulau – pulau yang ada di Indonesia memiliki kenampakan alam dan keadaan fisik yang berbeda – beda. Ada banyak literature dan referensi yang dapat kita baca serta pelajari tentang hal tersebut. Setelah mempelajari teori dan ilmu tersebut, tentunya perlu pengamatan secara langsung untuk memperjelas dan membernarkan ilmu yang telah dipelahari tersebut. Pelaksanaan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) ini dimaksudkan untuk mengamati, mempelajari, menelaah dan membandingkan secara langsung dilapangan terkait objek pengamatan yang hendak di telaah. Pelaksanaan KKL 2 ini dilaksanakan di pulau jawa. Oleh karenanya, pulau jawa menjadi tempat yang strategis dan menjadi pilihan karenakan karakteristik dan kenampakan alamnya. Salah satu wilayah yang menjadi destinasi nasional utama yakni Bromo Tengger Semeru National Park yang berada di jawa timur. Selain itu, beberapa kawasan dan fenomena yang dapat ditemui disana seperti kawasan candi Borobudur, gunung merapi, dataran tinggi dieng, keraton Yogyakarta, kawasan parangkusumo dan kawasan parangtritis, serta kawasan candi prambanan. sedangkan untuk geografi sosial dapat dikaji mengenai kaitan antara kenampakan alam dengan perilakuyang mencerminkan kegiatan dan tingkah laku ssocialdan budaya mereka berdasarkan keadaan fisik wilayah alamiah yang menjadi lingkungan mereka sekarang. 1.2 Maksud Dan Tujuan Maksud dari pelaksanaan KKL ini yaitu: 1. Agar mahasiswa dapat mengamat secara langsung dan membandingkan secara langsung pulau jawa dengan pulau – pulau yang lainnya. 2. Agar mahasiswa mengamati secara langsung tempat dan titik titik lokasi yang menjadi destinasi dalam kegiatan KKL 2 ini.
  • 3. 3 Tujuan yang dapat di ambil dalam KKL ini adalah: 1. Mahasiswa lebih mengenal secara langsung bagaimana keadaan fisik dan morfologi pulau jawa itu sendiri. 2. Mengetahui dan mendalami ilmu geografi dengan melakukan praktek lapangan dan pengamatan secara langsung 1.3 Waktu, Letak Dan Kesampaian Daerah 1. Waktu Praktek lapangan ini dilaksanakan di Pulau Jawa, tepatnya di tiga provinsi yaitu, provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaksanaan KKL II ini dilaksanakan selama 6 hari dari waktu pemberangkatan sampai kembali, yaitu: Hari : Kamis – Selasa Tanggal : 29 November 2018 – 4 Desember 2018 Adapun jumlah peserta yang berangkat diuraikan sebagai berikut. Mahasiswa : 88 orang Asisten Dosen : 1 orang Dosen Pembimbing : 5 orang 2. Letak Adapun letak dan lokasi yang menjadi titik pengamatan sebagai berikut. a. Lereng Gunung Bromo b. Tanggulangin (Pusat kerajinan souvenir kulit) c. Kawasan Wisata Borobudur d. Gunung Merapi (Ketep Pass) e. Pasar Malioboro Yogyakarta f. Dataran tinggi Dieng g. Kawah Sikidang h. Dieng Plateau Theater i. Candi Arjuna j. Keraton Yogyakarta
  • 4. 4 k. Pantai Parangkusumo dan Pantai Parangtritis l. Candi Prambanan Adapun urutan kegiatan dapat dilihat pada uraian berikut. a. Kamis,29 November 2018 : Pemberangkatan dari makassar ke surabaya dan perjalanan menuju kab.probolinggo,kec. Sukapura,Jawa Timur. b. Jumat, 30 November 2018 : Melakukan pengamatan kawah bromo lalu menuju kepuncak ,kaldera tengger dan lautan pasir bromo. c. 01 Desember 2018 : Melanjutkan perjalanan dari tanggulangin ke kab mageleng dan untuk mengunjungi beberapa kawasan yang ada di kab magelang dan tiba di penginapan Hotel Sartika dan jalan-jalan di sekitar Jalan Malioboro. d. Minggu, 2 Desember 2018 : Mengunjungi Kawasan sejarah KeratonnNgayogyakrata Hadiningrat lalu ka pantai parangkusumo dan selanjutnya pantai parangtritis. e. Senin, 3 Desember 2018 : Mengunjungi Candi Arjuna,Kawah Sikidang Dataran Tinggi Dieng dan dilanjutkan perjalanan ke surabaya f. Selasa, 4 Desember 2018 : Kembali ke kota Makassar 3. Kesampaian Daerah Dalam perjalanan menuju kesetiap titik lokasi tersebut ditempuh dengan menggunakan Bus. Sebagian besar jalan yang dilalui berkondisi baik karena menggunakan jalur tol. Namun, terdapat beberapa daerah yang medannya cukup sulit untuk dilalui yakni ketika menuju ke penginapan di bromo, jalan yang dilalui cukup menanjak dan selain itu, perjalanan menuju titik pengamatan sunset dan ke lereng gunung Bromo kita menggunakan mobil jenis hardtop karena medan yang dilalui cukup curam dan miring.
  • 5. 5 BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Pulau Jawa Berbicara tentang pulau jawa, berdasarkan pada Wordpress, 2018 bahwa Jawa adalah pulau yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik, merupakan pulau ketiga belas terbesar di dunia, dan terbesar kelima di Indonesia. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini. Terdapat tiga bahasa utama di pulau ini, namun mayoritas penduduk menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 60 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah bilingual, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Sebagian besar penduduk Jawa adalah Muslim, namun terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini. Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk sekitar 136 juta. Pulau ini berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian barat. Banyak sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Jawa bertetangga dengan Sumatera di sebelah barat, Bali di timur, Kalimantan di utara, dan Pulau Natal di selatan. Pulau Jawa merupakan pulau ke-13 terbesar di dunia. Perairan yang mengelilingi pulau ini ialah Laut Jawa di utara, Selat Sunda di barat, Samudera Hindia di selatan, serta Selat Bali dan Selat Madura di timur. Jawa memiliki luas sekitar 139.000 km2. Sungai yang terpanjang ialah Bengawan Solo, yaitu sepanjang 600 km. Sungai ini bersumber di Jawa bagian tengah, tepatnya di gunung berapi Lawu. Aliran sungai kemudian mengalir ke arah utara dan timur, menuju muaranya di Laut Jawa di dekat kota Surabaya (Wordpress, 2018).
  • 6. 6 2.2 Gunung Bromo Gunung Bromo adalah kerucut gunung api aktif yang paling muda paska pembentukan Kaldera Lautan Pasir dari Kompleks Gunung Tengger. Kerucut ini tercatat sebagai salah satu gunung api yang sering mengalami erupsi dari 129 gunung api aktif di Indonesia. Tenggang waktu antara satu erupsi dengan erupsi lainnya terjadi kurang dari satu tahun sampai dengan 16 tahun sejak pertama kali tercatat tahun 1804. Pada waktu sebelum tahun tersebut bukannya gunung api ini tidak pernah mengalami erupsi, tetapi pencatatan erupsinya baru dimulai pada 1804 oleh Belanda. Aktivitas Gunung Bromo yang terjadi saat ini tidak terlepas dari catatan sejarah geologi Kompleks Tengger itu sendiri. Endapan-endapan jatuhan abu atau jatuhan piroklastik yang didominasi oleh pasir halus merupakan ciri khas kompleks gunung api ini. Batuan di sekitar dan di dalam Kaldera Lautan Pasir terbentuk dari endapan abu dan pasir yang berhubungan dengan pembentukan Kaldera Lautan Pasir dan kawah Gunung Widodaren (Zaennudin, 2011). Pembentukan kaldera umumnya selalu menghasilkan endapan aliran piroklastik (ignimbrit) yang sangat besar yang kadangkala terelaskan (welded ignimbrite) atau sebagian terelaskan (partially welded ignimbrite). Di Kompleks Gunung Tengger ini tidak dijumpai adanya welded ignimbrite, padahal ada dua kaldera yang terbentuk di kompleks gunung api ini. Endapan ignimbrit yang dijumpai hanya partially welded ignimbrite ketika pembentukan Kaldera Ngadisari dan tidak dijumpai adanya jenis ignimbrit lainnya (Zaennudin, 2011). Endapan gunung api Kuarter Tua adalah hasil erupsi sebelum terbentuknya Kaldera Lautan Pasir, sedangkan Kuarter Muda merupakan endapan vulkanik paska kaldera tersebut. Wilayah Kompleks Gunung Tengger ini secara geologi merupakan daerah yang sangat menarik. Beberapa ahli kebumian banyak yang tertarik untuk meneliti dan memecahkan teka-teki sejarah geologinya seperti pembentukan Kaldera Ngadisari, Argowulan, Lautan Pasir, dan Lembah Sapikerep yang sangat menakjubkan, serta
  • 7. 7 pematang Cemara Lawang itu sendiri yang membatasi Kaldera Lautan Pasir. Dasar Kaldera Lautan Pasir yang datar dan tidak berair merupakan suatu fenomena geologi lainnya yang perlu diketahui. Kaldera yang terdapat di Indonesia pada umumnya terisi air membentuk danau kaldera, tetapi Kaldera Lautan Pasir tidak terisi air (Zaenuddin, 2011) Kompleks Gunung Tengger adalah kompleks gunung api Kuarter, yang membentuk rangkaian vulkanik berarah timur – barat. Kompleks Gunung Tengger ini dapat dikenali dari bentuknya berupa gunung api raksasa yang bagian puncaknya terpancung. Pemandangan ini terlihat sangat jelas dari arah utara ketika berkendaraan antara Pasuruan ke Probolinggo atau sebaliknya. 2.3 Candi Borobudur Candi, menurut Hardiati ES adalah peninggalan arsitektural yang berasal dari masa klasik Indonesia yaitu masa berkembangnya kebudayaan yang berlatar belakang agama Hindu dan Buddha, dari abad ke-5 M sampai ke-15 M. Bangunan candi memiliki wujud triangga yaitu kepala, badan dan kaki . Masing-masing bagian ini memiliki arti secara simbolis yaitu kepala melambangkan alam atas, yang merupakan alam para dewa; badan melambangkan alam antara yang mempunyai makna sebagai tempat manusia yang telah meninggalkan tempat suci; dan kaki yang melambangkan alam bawah yaitu tempat manusia biasa. Beberapa peninggalan bersejarah tersebutadalah Candi Prambanan dari kerajaan Hindu dan Candi Borobudur dari kerajaan Buddha. Kegunaan candi adalah sebagai tempat pemujaan dewa oleh agama Hindu atau Buddha dan tempat disemayamkannya raja atau pemuka agama. Berikut merupakan 3 bagian dari Candi Borobudur yang menjadi objek pada penilitian ini: 1. Relief Candi Borobudur
  • 8. 8 Relief pada Candi Borobudur memiliki makna dan cerita tersendiri. Setiap panelnya tersirat berbagai macam bentuk seperti bentuk manusia, hewan, tumbuhan, bahkan kendaraan masa lalu. Relief Candi Borobudur terdiri dari relief Lalitavistara, relief Jataka- Awadana, dan relief Gandawyuha. 2. Mudra Arca Buddha Candi Borobudur Arca Buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar Langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu. Dari lapisan pertama sampai keempat terdapat patung-arca Dhyani Buddha (masing-masing 92 buah) yang setiap sisi memiliki perbedaan sikap tangan atau mudra, merupakan 6 sikap tangan Buddha yang terdapat pada Candi Borobudur. 3. Stupa Candi Borobudur Jumlah stupa 73 buah dengan rincian 1 buah stupa induk, 32 stupa pada teras melingkar I, 24 stupa pada teras melingkar III, dan 16 stupa pada teras melingkar IIII. Arti simbolis lubang terawang belah ketupat berkaitan dengan filosofi menuju ke tingkat kesempurnaan, sedangkan arti simbolis lubang terawang segi empat berkaitan dengan filosofi lebih sempurna daripada bentuk belah ketupat yang masih tergolong raya. Stupa puncak yang tidak memiliki lubang terawang dimaknakan sebagai nirwana, puncak dari kehidupan (Hidayat, 2014) 2.4 Jalan Malioboro Kawasan Malioboro merupakan kawasan wisata belanja Kota ogyakarta yang didukung keberadaan pertokoan, pusat perbelanjaan, rumah dan pedagang kaki lima. Selain ramai dengan pedagang kaki lima, kawasan Malioboro juga disemarakkan dengan banyaknya pejalan kaki yang menikmati dagangan di sepanjang jalan Malioboro. Kawasan Malioboro di
  • 9. 9 bawah naungan tiga kelurahan yaitu Sosromenduran, Suryatmajan dan Ngupasan serta tiga kecamatan yaitu Gedongtengen, Danurejan dan Gondomanan. Untuk kawasan Malioboro sebelah selatan termasuk daerah kecamatan Gondomanan, sebelah barat dan utara termasuk wilayah kecamatan Gedongtengen dan wilayah timur termasuk wilayah kecamatan Danurejan. Kawasan Malioboro berbatasan dengan : Utara : Stasiun Tugu Barat : Jalan Bayangkara dan Sungai Winongo Timur : Jalan Jendral Sudirman dan Kali Code Selatan : Jalan Bugisan, Jalan MT Haryono dan Jalan Kolonel Sugiyono Kawasan Malioboro meliputi sebelah utara dari stasiun kereta api tugu membujur ke selatan hingga Pasar Bringharjo. Kawasan Malioboro terdiri dari dua penggal jalan yaitu arah utara mulai dari stasiun tugu hingga toko batik “Terang Bulan” disebut dengan Jalan Malioboro. Sedangkan dari toko batik “Terang Bulan” ke selatan hingga ke kantor pos dikenal dengan Jalan Ahmad Yani. Kawasan Malioboro Yogyakarta menjelaskan tentang makna waktu dalam perputaran uang dan pertumbuhan ekonomi. Pada jalan sepanjang 1 kilometer itu, beragam jenis transaksi jual-beli terjadi. Dinamika dunia marketing benar-benar terasa 24 jam penuh dikarenakan Jalan Malioboro merupakan kawasan wisata belanja Yogyakarta, yang selalu dipenuhi wisatawan, baik domestik maupun asing. Selain itu, atmosfir yang khas untuk menggambarkan Kawasan Malioboro adalah kemacetan. Hal ini dikarenakan yang mengakses Jalan Malioboro bukan hanya para pedagang yang menyesaki jalan ini, tapi juga becak, andong, dan kendaraan bermotor sepanjang hari, hingga seringkali menimbulkan kemacetan panjang. Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Yogyakarta (Winarni F., 2013). 2.5 Keraton Yogyakarta Berdasarkan pada Blogspot, 2011. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan
  • 10. 10 Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas. Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah.
  • 11. 11 2.6 Pantai Parangkusumo dan Pantai Parangtritis Pantai parangkusumo dan pantai parangtriris pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Bagian selatan ini merupakan bagian dari daerah bagian tengah dengan keadaan alamnya yang berpasir dan sedikit berlagun, terbentang di pantai selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek. Wilayah pesisir Kabupaten Bantul sebagian besar mempunyai zone dataran rendah dan sedikit zona perbukitan (sekitar Pantai Parangtritis). Kondisilahan di daerah perbukitan umumnya terdiri dari batuan kapur dan tanah yang dangkal, dengan akses jalan yang naik turun dan berkelok tajam. Ketersediaan air tanah permukaan (sumurdangkal) di wilayah perbukitan juga sangat terbatas. Air bawah tanah di wilayah ini yang tersedia cukup banyak namun terdapat di puluhan sampai ratusan meter jaraknya dari permukaan tanah, sehing gasulit dijangkau dengan pengeboran sumur biasa. Sedangkan lahan di kawasandataran rendah di pesisir Kabupaten Bantul ini umumnya merupakan pasir pantai yang sangat porous (mudah meloloskan air) sehingga mudah kering dan tingkat kesuburan tanah yang relatif rendah. Kondisi iklim, terutama angin, bertiup cukup kencang dan mampu merobohkan tanaman semusim apabila tanpa pelindung (pagar). Kondisi air tanah dengan Ph netral hampir mendekati garis pantai dengan jarak sekitar 50–100 meter. Kawasan pesisir pantai Kabupaten Bantul yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia inilah yang justru dikembangkan.Pantai paling ujung barat yaitu Pantai Pandan simoyang terletak di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan yang berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo. Sedangkan pantai paling ujung timur di Kabupaten Bantul ini adalah Pantai Parangtritis yang terletak di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek yang berbatasan dengan Kabupaten Gunung kidul. Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Jogja dan mudah dicapai dengan transportasi umum yang beroperasi hingga pk 17.00 maupun kendaraan pribadi. Sore menjelang matahari terbenam adalah saat terbaik untuk mengunjungi pantai paling terkenal di Yogyakarta ini. Namun
  • 12. 12 bila Anda tiba lebih cepat, tak ada salahnya untuk naik ke Tebing Gembirawati di belakang pantai ini. Dari sana kita bisa melihat seluruh area Pantai Parangtritis, laut selatan, hingga ke batas cakrawala. Secara astronomis pantai Paran Tritis terletak di S 80 1’29.0” dan E1100 19’57.2”. Parang Tritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal diYogyakarta selain objek pantai lainnya sepeti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Paran Tritis mempunyaoi keunikan pemandangan yang terdapat pada objek wisata lainnya selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir disekitar pantai (Wikipedia, 2018) 2.7 Gunung Merapi Salah satu gunung api di Indonesia yang paling sering meletus adalah Gunung Merapi. Gunung ini aktif sejak tahun 1900 sampai dengan sekarang dengan periode diam atau istirahat yang pendek (rata- rata tidak lebih dari 3,5 tahun). Sebagai pembanding Gunung Kelud di Jawa Timur mempunyai siklus letusan 15 tahun sekali (Voight et al. dalam Widodo, 2017). Gunung Merapi diketahui memiliki siklus erupsi selama 3,5 tahun sekali, akan tetapi siklus tersebut hanyalah hitungan secara statistik. Jadi, erupsi Gunung Merapi sebanyak lebih dari 100 kali tersebut kisaran erupsi bisa terjadi dalam waktu 1 sampai 18 tahun. Artinya, erupsi Gunung Merapi dalam satu atau dua tahun sekali itu juga dapat terjadi. Singkatnya, erupsi Gunung Merapi merupakan ancaman bencana yang bersifat permanen (Subandriyo dalam Widodo, 2017). Berdasarkan sejarah, Gunung Merapi mulai tampil sebagai gunung api sejak tahun 1006, ketika itu tercatat sebagai letusannya yang pertama (Data Dasar Guungapi Indonesia, 1979). Sampai Letusan Februari 2001, sudah tercatat meletus sebanyak 82 kejadian. Secara rata-rata Merapi meletus dalam siklus pendek yang terjadi setiap antara 2–5 tahun, sedangkan siklus menengah setiap 5–7 tahun. Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama >30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai gunungapi. Memasuki abad 16 catatan kegiatan
  • 13. 13 Merapi mulai kontinyu dan terlihat bahwa, siklus terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 dan kegiatan 1658. Terletak di Jawa Tengah dengan ketinggian 2.968 m (9.737 kaki). Lokasinya meliputi Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah) dan Sleman (DI Yogyakarta). Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Erupsi Gunung Merapi selalu dilalui dengan proses yang panjang yang dimulai dengan pembentukan kubah, guguran lava pijar, awan panas yang secara definisi sesungguhnya awal dari erupsi tipe efusif. Di bawah ini ditampilkan tabel yang memuat waktu letusan dan lamanya letusan tersebut yang dihitung sejak masa awal proses erupsi hingga letusan puncak secara menyeluruh. Sejak awal sejarah letusan Gunung Merapi sudah tercatat bahwa tipe letusannya adalah pertumbuhan kubah lava kemudian gugur dan menghasilkan awan panas guguran yang dikenal dengan Tipe Merapi (Merapi Type). Kejadiannya adalah kubah lava yang tumbuh di puncak dalam suatu waktu karena posisinya tidak stabil atau terdesak oleh magma dari dalam dan runtuh yang diikuti oleh guguran lava pijar. Dalam volume besar akan berubah menjadi awan panas guguran (rock avalance), atau penduduk sekitar Merapi mengenalnya dengan sebutan wedhus gembel, berupa campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu tinggi (>700oC) dalam terjangan turbulensi meluncur dengan kecepatan tinggi (100 km/jam) ke dalam lembah. Puncak letusan umumnya berupa penghancuran kubah yang didahului dengan letusan eksplosif disertai awan panas guguran akibat hancurnya kubah. Secara bertahap, akan terbentuk kubah lava yang baru (Wikipedia, 2018) 2.8 Dataran Tinggi Dieng Dataran tinggi dieng merupakan dataran tinggi tertinggi kedua setelah Nepal dan terluas di pulau jawa. Dieng terletak pada posisi geografis
  • 14. 14 7º12’ LS dan 109º54’ BT verada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2. 903 mdpl. Suhu udara rata - rata 15º C, pada bulan juli – agustus suhu turun sampai dibawah 0ºC. Dataran tinggi dieng adalah sebuah plateau (dataran tinggi) yang terjadi karena letusan dahsyat sebuh gunung api dengan demikian kondisi geologisnya sampai sekarang relatif labil, bahkan sering terjadi gerakan – gerakan tanah. Beberapa bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah hilangnya desa Legetang, terpotongnya jalan antara Banjarnegara Karangkobar – dan Suharjo – Ngedirejo maupun retakan – retakan tanah yang mengeluarkan gas beracun. (Andriyani, 2009) Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah kompleks gunung berapi dengan kerucut-kerucutnya terdiri dari Bisma, Seroja, Binem, Pangonan Merdada, Pagerkandang, Telogo Dringo, Pakuwaja, Kendil. Kunir dan Prambanan. Lapangan fumarola terdiri atas Kawah Sikidang, Kawah Kumbang, Kawah Sibanteng, Kawah Upas, Telogo Terus, Kawah Pagerkandang, Kawah Sipandu, Kawah Siglagah dan Kawah Sileri. Di dalam Dataran Tinggi Dieng ini terdapat bebagai macam kompleks objek wisata antara lain Kompleks Candi Pandawa, Kawah Sikidang, Goa Semar, Telaga Warna, Dieng Vulcanic Theater dan lain-lain. Potensi dan kekayaan alam yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng ini tidak didukung dengan pengelolaan yang baik dan kebersihan lingkungan sekitar objek wisata yang kurang diperhatikan. Selain itu salah satu objek utama di kawasan Dataran Tinggi Dieng yaitu Telaga Warna sudah tidak memancarkan warna seindah dahulu lagi karena adanya ulah manusia dalam memanfaatkan kandungan mineral yang terkandung didalamnya. Hal inilah yang diduga menyebabkan tingkat kunjungan wisata di Dataran Tinggi Dieng semakin berkurang, dan Dataran Tinggi Dieng seolah kalah pamor dengan daerah wisata lainnya di Jawa Tengah (Yuwana, 2010) 2.9 Candi Prambanan Candi prampanan juga dikenal dengan nama Candi Lara Jonggrang secara astronomis terletak pada koordinat 110º 29’ 36” BT dan 7º 45’ 18 “
  • 15. 15 LS. Secara administrative candi ini terletak di daerah karangasem, kecamatan prambanan kabupaten sleman daerah istimewa Yogyakarta disebelah utara ruas jalan Yogyakarta Solo (Riyanto, 2007). Candi Prambanan, salah satu objek wisata di Yogyakarta terletak di Jalan Raya Jogjakarta-Solo Km.17, sekitar 20 km sebelah timur Jogjakarta, 40 km sebelah barat Solo, dan 120 km sebelah selatan Semarang. Candi ini terletak persis di perbatasan antara propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,tepatnya di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara Kabupaten Sleman dan Klaten. Tiket masuk komplek Candi Prambanan adalah Rp 30.000,- untuk wisatawan nusantara dan $18 untuk wisatawan mancanegara. Komplek Candi Prambanan terdiri dari banyak candi, seperti: Candi Ratu Boko, Candi Sewu, Candi Brubah dan Candi Lumbung. Kompleks Candi Prambanan menyediakan berbagai fasilitas guna melengkapi kebutuhan wisatawan saat berkunjung. Seiring meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara, maka objek wisata dilengkapi dengan pusat informasi guna memberikan informasi bagi wisatawan mancanegara yang mebutuhkan kelengkapan informasi. Selain itu, sebelum memasuki area inti disediakan papan besar yang berisi gambar serta keterangannya. Hal ini dapat menambah wawasan bagi wisatawan mancanegara. Kawasan Candi Prambanan menyewakan empat lapangan bagi masyarakat umum yang membutuhkan, misalnya untuk berkemah, acara dinner, dan lain sebagainya. Lapangan tersebut adalah lapangan Siwa, lapangan Brahma, lapangan Wisnu dan lapangan Garuda. Kawasan Candi Prambanan dilengkapi dengan museum, yang memiliki sejumlah koleksi benda purbakala, seperti: arca Lembu Nandi, reso Agastya, Siwa, Wisnu, Garuda, arca Gurga Mahisasuramardini. Di dalam museum terdapat fasilitas audio visual, dapat melihat sejarah Candi Prambanan, mulai dari waktu ditemukan, eskavasi dan pemugaran, hingga sekarang. Candi Prambanan juga dilengkapi dengan fasilitas restoran, toko souvenir, penangkaran rusa, penangkaran cenderawasih, toilet, mushola, lahan parkir yang luas serta
  • 16. 16 asuransi kesehatan. Prambanan mengasunrasikan setiap wisatawan yang berkunjung (Nieamah, 2014) Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia sekaligus di Asia Tenggara. Candi ini dibangun sekitar 850 M oleh Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram, atau Balitung, semasa wangsa Sanjaya (Sumartono dalam Riza, 2017). Bentuk candi Prambanan sangat megah, kemegahannya dapat dilihat dari bentuk candinya yang menjulang tinggi. Candi Prambanan, pada dindingnya terdapat beragam jenis ornamen/ragam hias. Ornamen/ragam hias tersebut di antaranya motif kala, makara, sosok manusia dan binatang, sulur, roset, motif Prambanan, motif geometris, tekstil, dan sebagainya, serta relief yang memuat cerita seperti Ramayana dan Krisnayana. Dari sekian banyak relief yang dipahatkan pada dinding candi Prambanan, terdapat satu jenis relief yang unik dan khas sebagai relief ornamen yang hanya dapat dijumpai pada candi Prambanan. Relief tersebut yang kemudian oleh Van Erp (Jordan dalam Riza, 2017) disebut sebagai motif Prambanan. Pada relief tersebut terdapat relief Kalpataru yang penggambarannya berbeda dan tidak ditemukan di candi manapun di Indonesia kecuali di candi Prambanan (Ratnawati dalam Riza, 2017).
  • 17. 17 BAB III METODE STUDI Dalam pembuatan laporan KKL ini, digunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data, yakni. a. Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti, atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung, denga cara ini data yang diperoleh adalah data yang factual dan actual. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kepariwisataan yang digunakan untuk mengetahui potensi potensi apa saja yang dimiliki, kendala yang dihadapi dan usaha yang digunakan untuk mengembangkan objek tersebut (Andriyani, 2009). b. Dokumentasi Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang diperoleh dari dokuemn atau arsip berupa brosur, pamphlet, peta, foto – foto obyek yang ada kaitannya dengan penulisan (Andriyani, 2009) c. Studi Pustaka Suatu metode pengumpulan data dan informasi dengan cara pengumpulan data – data dan informasi dengan cara mempelajari berbagai buku yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yang dikaji (Andriyani, 2009) Metode dimulai dari deteksi, identifikasi, dan analisis obyek/gejala yang penting. Dalam kegiatan interpretasi ada 3 langkah yang digunakan atau dijalankan secara bersamaan yakni: 1. Identifikasi obyek yang diamati. 2. Membandingkan keadaan objek yang diamati 3. Dapat menjelaskan berdasarkan geografi fisik dan geografi manusia.
  • 18. 18 BAB IV HASIL STUDI 4.1. GUNUNG BROMO 1. Kaldera Tengger dan Lautan Pasir Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, Gunung Bromo juga mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur- barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang (Kaehlig dalam Lestari 2017). Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter dan terletak pada koordinat 7°56′30″LU dan 112°57′0″BT. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat) (Wikipedia, 2018). Lautan pasir merupakan bagian dari kaldera Lautan Pasir sebagai akibat letusan paroksismal Gunung Cemoro Lawang atau gunung Anak Keciri, yakni gunung baru yang muncul pasca terbentuknya kaldera Keciri. Menurut sejarah, terbentuknya lautan pasir ini adalah adanya dua gunung yang saling berhimpitan dan saat terjadi letusan kecil,materi vulkanik terlempar ke tenggara membentuk lembah besar dan kaldera. Karena dalamnya kaldera, maka materi vulkanik dari letusan lanjutan menumpuk di dalam dan sekarang menjadi lautan pasir. Lautan pasir Bromo luasnya mencapai 5,920 hektar (sekitar 10 km persegi) membentang mengelilingi Gunung Bromo, Gunung Batok berada pada ketinggian 2100 m dpl (Wikipedia, 2018)
  • 19. 19 2. Kawah Bromo Pada kawah Bromo (yang aktif) nampak kurang berkembang endapan belereng, namun demikian asap yang keluar dari 4 kawah aktif tersebut mengandung gas sulfur dengan konsentrasi relatif tinggi (asap tersebut nampak sangat pekat dan sangat menyengat) dasar kaldera bagian timurlaut, setempat dijumpai basalt vesikuler yang berujud bom-bom vulkanik. Sementara pada dinding luar dari kerucut vulkanik Bromo (yang aktif) dan G.Batok, dijumpai batuan piroklastik, dan endapan abu gunungapi. Kawah Bromo, dokumentasi KKL 2 Tahun 2018 3. Gunung Batok Gunung Batok, dokumentasi KKL 2 Tahun 2018
  • 20. 20 Gunung Batok merupakan gunung yang berlokasi di dalam area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan letak astronomis 7°56'35"S 112°57'10"E.. Kawasan Bromo Tengger Semeru sendiri memang sedang dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata untuk menjadi 'Bali Baru' yang akan mendatangkan banyak wisatawan. selain Bromo, Gunung Batok juga tak kalah menarik untuk disambangi oleh traveler. Gunung setinggi 2.440 mdpl ini menawarkan sensasi petualangan yang tak kalah dengan gunung lainnya di Pulau Jawa. Gunung Batok merupakan gunung non-aktif yang juga terdapat di dalam kaldera tengger. Berbeda dengan bromo, batok ditumbuhi oleh vegetasi-vegetasi disekitarnya, vegetasi yang tumbuh diantaranya berupa rerumputan dan semak- semak. Vegetasi tersebut dapat tumbuh menandakan bahwa aktifitas vulkanik di kawasan tersebut telah berhenti. Dari puncak Gunung Batok, pemandangan yang tersaji begitu mengagumkan, Kawah Bromo juga terlihat dengan jelas. Apalagi saat momen sunset tiba. Matahari tenggelam begitu indahnya terlihat dari puncak Gunung Batok. Gunung Batok memang pamornya masih kalah dengan Bromo. Namun jangan jadikan itu sebagai penghalang untuk berkunjung ke gunung yang tberada di empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. 4. Ritual Budaya/Upacara Suku Tengger a. Upacara Kasada Upacara Kasada Bromo merupakan upacara untuk mengenang dan memperingati sebuah pengorbanan seorang Raden Kusuma anak Jaka Seger dan lara Anteng serta sebagai tata cara adat suku tengger untuk mencari keselematan,kemakmuran dan berkah. Upacara kasada yang dilaksanakan pada tanggal 14 – 16 bulan Kasada atau saat bulan purnama tampak di langit. Ritual Kasada dimaknai sebagai peneguhan kosmologi komunitas Tengger, bahwa Gunung Bromo merupakan pusat dunia. Upacara Kasada di Gunung Bromo merupakan hari raya bagi masyarakat Suku Tengger Bromo sebagai salah
  • 21. 21 satu wujud persembahan terhadap Sang Hyang Widhi.Upacara kasada bromo yang diperingati adat suku tengger dilaksanakan setiap bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan Jawa Kuno. Dalam upacara kasada bromo memiliki makna dan tujuan bermacam macam seperti memperoleh berkah, menjauhkan tolak bala atau malapetaka, wujud syukur atas karunia yang diberikan Tuhan kepada masyarakat Tengger. b. Upacara Karo Ritual upacara Adat Karo sendiri dipimpin oleh beberapa Ratu yang telah ditunjuk oleh mereka. Kata Ratu sendiri di mata masyarakat Tengger berarti pemimpin dan sama sekali tidak berkonotasi perempuan. Jadi Ratu dalam hal ini adalah pemimpin yang bisa saja berkelamin laki-laki. Ritual karo sendiri dibuka dengan pertemuan kedua orang Ratu dalam sebuah tempat yang nantinya akan dipakai sebagai tempat berlangsungnya upacara. Pertemuan kedua ratu ini menjadi tanda dimulainya Upacara Sodoran, salah satu bagian dari rangkaian Karo. Perjumpaan tersebut melambangkan bersatunya roh leluhur, cikal bakal manusia, yakni laki-laki dan perempuan.Upacara Karo adalah upacara yang dilakukan oleh masyarakat suku Tengger untuk memuliakan tradisi leluhur. Selain sebagai tradisi upacara ini juga merupakan wujud syukur masyarakat suku Tengger terhadap para leluhur. c. Upacara Unan-unan Upacara Unan-Unan bertujuan memberikan sedekah kepada alam dan isinya, termasuk kepada mereka yang menjaga tempat-tempat, seperti sumber mata air, desa, serta tanah pertanian. Selain itu, upacara Unan-Unan juga sering disebut sebagai bersih desa yakni membebaskan desa dari gangguan makhluk halus atau bhutakala sebagai tolak-balak serta permohonan penyucian agar terhindar dari segala penyakit dan penderitaan serta terbebas dari segala malapetaka. Bahkan umat manusia di seluruh dunia juga dimohonkan agar diberi keselamatan, kesejahteraan dan kedamaian abadi (kureping langit lumahing bumi).
  • 22. 22 4.2. CANDI BOROBUDUR Foto Candi Borobudur, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018 Denah Candi Borobudur, Sumber Wordpress Wong Borobudur 2008 Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi Borobudur mempunyai makna "jalan atau cara untuk mendapatka surga". Pada setiap tingkatan candi, tertulis kitab-kitab drama kehidupan atau jalan/tingkatan mendapatkan
  • 23. 23 surga. Jenis batu yang digunakan untuk membangun candi adalah batu andesit. Berikut denah candi Borobudur.Candi ini berlokasi di kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar abad ke-8 masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Candi Borobudur Berfungsi untuk : 1. Tempat menyimpan relik atau disebut Dhatugarba (peninggalan- peninggalan benda suci). 2. Tempat sembahyang atau beribadat bagi umat Budha. 3. Merupakan lambang suci bagi umat Budha, cermin nilai-nilai tertinggi agama Budha dan mengandung rasa rendah hati yang disadari penciptanya sedalam-dalamnya 4. Tanda peringatan dan penghormatan sang Budha. 4.3 GUNUNG MERAPI (KETEP PASS) Terletak di Jawa Tengah dengan ketinggian 2.968 m (9.737 kaki). Lokasinya meliputi Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah) dan Sleman (DI Yogyakarta). Dari tempat bus diparkir, mini museum / peninggalan-peninggalan bekas letusan gunung merapi tahun 2010 dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 1,5 km. Sedangkan bagi para pengunjung yang tidak ingin berjalan kaki, pengunjung ditawarkan jasa sewa jeep dan motor trail untuk merasakan sensai kaki gunung merapi dengan menggunakan jeep atapun motor trail. Untuk sewa jeep dihargai 350.000 sedangkan sewa motor trail 100.000. Hawa gunung yang dingin juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyuguhkan minuman dan makanan hangat khas daerah seperti wedang jahe dan tahu bacem.
  • 24. 24 Ketep Pass Lereng Gunung Merapi, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018 SEJARAH GUNUNG MERAPI Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur ± 700.000 tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km. Karena umurnya yang sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh batuan segar sulit ditemukan. MERAPI TUA (60.000 – 8000 tahun lalu) Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar. MERAPI PERTENGAHAN (8000 – 2000 tahun lalu) Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan
  • 25. 25 letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan “de¬bris-avalanche” ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal- kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk Kawah Pasarbubar. MERAPI BARU (2000 tahun lalu – sekarang) Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang ini berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak ± 23 km selatan dari Merapi. Peta menunjukkan sebaran endapan awanpanas Merapi 1911-2006. Hanya wilayah timur lereng yang bebas dari arah aliran awapanas dalam kurun waktu tersebut. Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI) sekitar 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan besar terakhir dengan sebaran yang cukup luas menghasilkan Selokopo tephra yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun
  • 26. 26 yang lalu. Erupsi eksplosif yang lebih kecil teramati diperkirakan 250 tahun lalu yang menghasilkan Pasarbubar tephra. 4.4 DATARAN TINGGI DIENG (DIENG PLATEAU) Dataran tinggi dieng merupakan dataran tinggi tertinggi kedua setelah Nepal dan terluas di pulau jawa. Dieng terletak pada posisi geografis 7º12’ LS dan 109º54’ BT verada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2. 903 mdpl. Suhu udara rata - rata 15º C, pada bulan juli – agustus suhu turun sampai dibawah 0ºC. Dataran tinggi dieng adalah sebuah plateau (dataran tinggi) yang terjadi karena letusan dahsyat sebuh gunung api dengan demikian kondisi geologisnya sampai sekarang relatif labil, bahkan sering terjadi gerakan – gerakan tanah. Beberapa bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah hilangnya desa Legetang, terpotongnya jalan antara Banjarnegara Karangkobar – dan Suharjo – Ngedirejo maupun retakan – retakan tanah yang mengeluarkan gas beracun (Andriyani, 2009). Jalan ke Dataran Tinggi Dieng, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018 Secara administratif,wilayah tersebut sebagian besar masuk ke dalam wilayah kabupaten Banjarnegara dan sebagian lagi masuk wilayah wonosobo, provinsi jawa tengah. Secara geologi regional daerah kompleks gunung api dieng di tutupi oleh endapan berumur kuarter berupa aliran lava,piroklastik,endapan phreatik, endapan lahar, endapan permukaan, dan hasil erupsi gunung sundoro. Terdapat beberapa kawah aktif di dieng seperti : Candradimuka, sibanteng
  • 27. 27 siglagah, Sikendang (berpotensi gas beracun), sikidang, sileri, sinila (berpotensi gas beracun) dan timban (berpotensi gas beracun). Namun wilayah pengamatan hanya di kawasan kawah sikidang. Kawah Sikidang, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018 Kawah Sikidang adalah rekahan kolam kawah yang selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tidak heran jika di areal tersebut banyak terlihat bekas-bekas kawah yang sudah mati namun masih tampak buih-buih dari permukaan lumpurnya.Sikidang adalah kawah di Dieng yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Ritual Cukur / Ruwatan Rambut Gimbal di Dataran Tinggi Dieng Masyarakat Dieng percaya bahwa anak gembel adalah keturunan dari pepunden atau leluhur pendiri Dieng, Tumenggung Kolodete. Masyarakat juga percaya bahwa ada makhluk gaib yang "menghuni" dan "menjaga" rambut gembel ini. Gembel bukanlah genetik yang dapat diwariskan secara turun temurun. Dengan kata lain, tidak ada seorangpun yang tahu kapan dan siapa anak yang akan menerima “anugerah” ini. Ruwatan rambut gembel merupakan ritual pemotongan untuk menghentikan tumbuhnya rambut gembel pada anak. Prosesi pemotongan tidakdilakukan sembarangan. Waktu pemotongan ditentukan oleh anak gembel sendiri.Jika dia belum meminta, maka gembel akan terus tumbuh walaupun dipotong
  • 28. 28 berkali-kali. Ritual ini dipimpin oleh seorang pemangku adat setempat dan dilaksanakan pribadi di desa. Selain prosesi ritual yang harus dilakukan,halpenting yang harus dipenuhi adalah permintaan si anak gembel. Anak gembel biasanya meminta sesuatu sebagai syarat yang harus dituruti sebelum rambutnya dipotong. Orang tua juga harus memenuhi apapun permintaan anaknya. Kalau permintaan belum dituruti upacara tidak akan dapat dilaksanakan. Mereka semua terkena gejala penyakit yang sama, di suatu waktu yang masing-masing orang dapat berbeda. Waktu tersebut antara umur 6 bulan sampai 3 tahun.Anak akan menderita demam tinggi disertai kejang dan mengigau. Setelah sembuh dari sakit, rambut mereka perlahan-lahan menjadi gembel, jarak antar rambut menjadi rapat seperti tidak pernah dibersihkan. Jika orang tuanya menyisir atau bahkan memotong rambutnya, mereka akan kembali sakit panas. Bahkan setelah dipotong, rambut gembelnya akan tumbuh lagi. Dalam kesehariannya, anak gembel sama saja dengan anak lainnya, hanya saja mereka cenderung lebih aktif, kuat dan agak nakal. Apabila mereka bermain dengan sesama anak gembel, pertengkaran cenderung sering terjadi antara mereka. 4.5 KERATON YOGYAKARTA Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta (bahasa Jawa: Hanacaraka, Ngayogyakarta Hadiningrat) merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.
  • 29. 29 Keadaan di dalam kawasan Keraton Yogyakarta, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018 Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I sebagian bulan pasca perjanjian Giyanti di tahun 1755. Lokasi keraton ini komom ialah bekas sesuatu pesanggrahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini dipakai buat istirahat iringan-iringan jenazah raja-raja Mataram( Kartasura serta Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain mengatkan lokasi keraton merupakan sesuatu mata air,umbul Pacethokan yang adanya ditengah hutn Beringin. Sebelum menduduki Keraton Yogyakarta,sultan Hamengku Buwono I berdiri di pesangrahan Ambar Ketawang yang kini diantranya wilayah kecamatan. Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk
  • 30. 30 itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. JOGJAKARTA SEBELUM MENJADI DAERAH ISTIMEWA Sebelum bergabung dengan Negara kesatuan Republik Indonesia, Yogyakarta memiliki sistem pemerintahan berbentuk kerajaan (Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat dan Pakualaman) dan kebudayaan sistem pemerintahan kerajaan masih melekat pada masyarakat ataupun aparat di pemerintahan Jogja yang selalu patuh dan mengikuti semua peraturan yang di keluarkan oleh raja. Seperti halnya individu yang tak ingin kehilangan identitasnya, maka masyarakat Yogyakarta akan mempertaruhkan diri untuk identitas budaya tersebut. Keistimewaan Yogyakarta merupakan mahar atas bergabungnya Ngayogyakarto ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketika Indonesia diproklamasikan sebagai suatu negara merdeka oleh Soekarno Hatta, sebenarnya Kerajaan Yogyakarta dan begitu juga kerajaan- kerajaan lain di wilayah bekas jajahan Belanda bisa saja melepaskan diri dari NKRI. Namun ternyata Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII memberikan dukungan terhadap NKRI dan dalam amanat yang ditandatangani Sri Sultan bersama Paku Alam menyatakan “Bahwa Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.” Isi lain dari amanat Sri Sultan tersebut adalah, “Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat mulai saat ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja kamipegang seluruhnya. Payung hukum ini sebenarnya sudah dikeluarkan oleh Soekarno yang duduk di BPUPKI dan PPKI pada 19 Agustus 1945. Piagam penetapan ini kemudian diserahkan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII pada 6 September 1945. Isi piagam penetapan itu adalah, “Piagam Kedudukan Sri Paduka Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku
  • 31. 31 Buwono IX, Kami, Presiden Republik Indonesia, menetapkan: Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panotogomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX Ing Ngayogyakarta Hadiningrat, pada kedudukannya, Dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kangjeng Sultan akan mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga, untuk keselamatan Daerah Yogyakarta sebagai bagian daripada Republik Indonesia, PUSAT PEMERINTAHAN YOGYAKARTA Berbagai julukan yang sering dilontarkan untuk Kota Yogyakarta seperti Kota Perjuangan, Kota Pariwisata, Kota Pelajar, Kota Budaya, dan yang paling populer yaitu Kota Gudeg, memang bukanlah tanpa alasan. Peran Kota Yogyakarta untuk Indonesia memang sangat besar terutama pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan. Maka tidaklah berlebihan jika Pemerintah pusat memperbolehkan penggunaan nama daerahnya memakai sebutan DIY sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa. Status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk melaksanakan otonomi tersebut Walikota pertama yang dijabat oleh Ir.Moh Enoh mengalami kesulitan karena wilayah tersebut masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan statusnya belum dilepas. Hal itu semakin nyata dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di mana Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Tingkat I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai Tingkat II yang menjadi bagian Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya Walikota kedua dijabat oleh Mr.Soedarisman Poerwokusumo yang kedudukannya juga sebagai Badan Pemerintah Harian serta merangkap menjadi Pimpinan Legislatif yang pada waktu itu bernama DPR-GR dengan anggota 25 orang. DPRD Kota Yogyakarta baru dibentuk pada tanggal 5 Mei 1958 dengan anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu 1955. Dengan kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka
  • 32. 32 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 diganti dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala Daerah dan DPRD dipisahkan dan dibentuk Wakil Kepala Daerah dan badan Pemerintah Harian serta sebutan Kota Praja diganti Kotamadya Yogyakarta. Atas dasar Tap MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang- undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang-undang tersebut, DIY merupakan Propinsi dan juga Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Wakil Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengankatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya, khususnya bagi beliiau Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya Yogyakarta merupakan daerah Tingkat II yang dipimpin oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dimana terikat oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan bagi kepala Daerah Tingkat II seperti yang lain. Seiring dengan bergulirnya era reformasi, tuntutan untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah secara otonom semakin mengemuka, maka keluarlah Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur kewenangan Daerah menyelenggarakan otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab. Sesuai UU ini maka sebutan untuk Kotamadya Dati II Yogyakarta diubah menjadi Kota Yogyakarta sedangkan untuk pemerintahannya disebut denan Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Walikota Yogyakarta sebagai Kepala Daerahnya. 4.6 KAWASAN PANTAI PARANGTRITIS DAN PARANGKUSUMO 1. Kondisi Sosial Keindahan Pantai Parangkusumo bisa dikatakan setara dengan Pantai Parangtritis karana mempunyai banyak kesamaan dan juga perbedaan. Keistimewaan yang menjadikan pantai ini ramai dikunjungi adalah karena adanya mitos yang berkembang sejak zaman legenda
  • 33. 33 tersebut dimulai. Mitos yang hidup di kalangan masyarakat Yogyakarta dan Jawa pada umumnya yaitu tentang sosok Ratu Pantai Selatan yang membantu kekuasaan raja-raja Mataram, sejak jaman Penembahan Senopati sampai saat ini. Legenda itu menjadikan Pantai Parangkusumo banyak dipakai untuk tempat diselenggarakan berbagai acara ritual warisan nenek moyang yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta sendiri ataupun oleh kelompok masyarakat ataupun secara individu, mulai dari tirakatan, semedi, upacara Melesti, Labuhan dan Labuhan Ageng yang sekarang menjadi obyek wisata tersendiri. Oleh karena itu pengunjung di Pantai Parangkusumo ini lebih banyak pada hari-hari tertentu yang diyakini hari yang baik menurut penanggalan Jawa untuk melakukan ritual. Berkunjung ke obyek wisata Pantai Parangkusumo ini akan sangat menarik bila bertepatan dengan berlangsungnya acara upacara ritual Labuhan atau Melasti dan ketika waktu liburan saat pengunjung tumpah ruah bermain dan beraktivitas di tepian pantai Parangkusumo ini. Selain saat tersebut diatas, ada moment yang sangat menarik dapat disaksikan para pengunjung yaitu waktu sunset tiba yang merupakan waktu terbaik menikmati panorama saat matahari terbenam di balik cakrawala Pantai Parangkusumo. 2. Batu Parangkusumo Di areal Pantai Parangkusumo terdapat sebuah bangunan yang diberi nama Cepuri. Tempat ini digunakan untuk memanjatkan doa sebelum acara labuhan dari pihak keraton Yogyakarta dimulai. Didalam Cepuri tersebut ada 2 buah batu yang diyakini konon sebagai tempat duduk panembahan senopati dan ratu kidul yang kemudian batu tersebut dinamakan batu cinta. Mengapa di sebut batu cinta, karena di tempat tersebut pertemuan antara raja mataram pertama yaitu panembahan senopati dengan ratu kidul penguasa pantai selatan yang mengikat perjanjian yang berawal dari permintaan sang senopati untuk membantu dirinya menjadi penguasa mataram. Permintaan tersebut disetujui sang
  • 34. 34 ratu dengan syarat sang senopati dan seluruh keturunanya mau menjadi suami dari sang ratu dan syarat tersebut disetujui sang senopati dengan syarat dalam hubungan tersebut tidak menghasilkan keturunan Batu Cinta di Parangkusumo. Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018 Oleh karena perjanjian tersebut Keraton Yogyakarta yang merupakan pecahan kerajaan mataram mempunyai hubungan khusus dengan penguasa laut selatan yang akhirnya muncul acara ritual labuhan di pantai Parangkusumo ini oleh Keraton Yogyakarta. Pantai Parangkusumo pada bagian depan sebelah kiri area utama terdapat tumbuhan sejenis pakis atau palm menambah keindahan suasana Pantai Parangkusumo yang tampak asri dan hijau. Jalanan untuk mengakses di area ini cukup lebar terbuat dari paving block yang sekaligus dapat menghubungkan dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Depok yang letaknya memang bersebelahan. Ditepi jalan tersebut akan terlihat pemandangan yang sangat menarik karena terdapat deretan pohon cemara yang rimbun dan tertata rapi. 3. Gumuk Pasir Pantai ini merupakan pantai dengan fenomena keindahan gumuk pasir yang dimilikinya. Gumuk pasir merupakan gundukan bukit pasir yang terhembus angin. Gumuk pasir yang terdapat di pantai ini merupakan tipe barchan, yakni gumuk pasir yang berbentuk bulan sabit. Tipe ini dapat terjadi
  • 35. 35 karena adanya vegetasi yang menghalangi. Ketika angin membawa material halus yakni pasir, pasir ini terhalang oleh vegetasi yang ada di depannya, sehingga pasir tersebut mengendap pada bagian depan hingga samping vegetasi itu, hanya sedikit pasir yang mengendap pada bagian belakang vegetasi. Gumuk pasir yang menghadap ke arah mata angin cenderung lebih landai dibanding dengan bagian belakangnya. Gumuk pasir di pantai parangtritis, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018 Gumuk pasir yang terdapat di pantai parangteritis dan parangkusumo berasal dari material gunung merapi yang bermuara sampai kepantai ini. Material pasir yang terbawa kemudian digerus oleh ombak pantai selatan menjadi pasir halus. Pasir halus inilah yang kemudian terhembus oleh angin dan memenuhi pantai parangkusumo dan parangteritis. Keindahan gumuk pasir ini memberikan dampak bagi masyarakat terlebih pada pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka. Masyarakat mulai memanfaatkan daya tarik gumuk pasir ini untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dari hadirnya pengunjung pantai dengan menyediakan jasa-jasa layanan dan fasilitas lainnya seperti sewa penginapan dan jualan aksesoris.
  • 36. 36 Pantai parangteritis (Dokumentasi Kuliah Kerja Lapangan 2018) 4.7 CANDI PRAMBANAN 1. Sejarah Candi prampanan juga dikenal dengan nama Candi Lara Jonggrang secara astronomis terletak pada koordinat 110º 29’ 36” BT dan 7º 45’ 18 “ LS. Secara administrative candi ini terletak di daerah karangasem, kecamatan prambanan kabupaten sleman daerah istimewa Yogyakarta disebelah utara ruas jalan Yogyakarta Solo (Riyanto, 2007). Candi Prambanan, salah satu objek wisata di Yogyakarta terletak di Jalan Raya Jogjakarta-Solo Km.17, sekitar 20 km sebelah timur Jogjakarta, 40 km sebelah barat Solo, dan 120 km sebelah selatan Semarang. Candi ini terletak persis di perbatasan antara propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,tepatnya di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara Kabupaten Sleman dan Klaten. Tiket masuk komplek Candi Prambanan adalah Rp 30.000,- untuk wisatawan nusantara dan $18 untuk wisatawan mancanegara.
  • 37. 37 Candi Prambanan, Dokumentasi KKL 2 Tahun 2018 Komplek Candi Prambanan terdiri dari banyak candi, seperti: Candi Ratu Boko, Candi Sewu, Candi Brubah dan Candi Lumbung. Kawasan Candi Prambanan dilengkapi dengan museum, yang memiliki sejumlah koleksi benda purbakala, seperti: arca Lembu Nandi, reso Agastya, Siwa, Wisnu, Garuda, arca Gurga Mahisasuramardini. Di dalam museum terdapat fasilitas audio visual, dapat melihat sejarah Candi Prambanan, mulai dari waktu ditemukan, eskavasi dan pemugaran, hingga sekarang. Berikut Denah kawasan Candi Prambanan : Denah Candi Prambanan, Sumber Wordpress 2007
  • 38. 38 Peta Candi Prambanan, sumber Blogspot 2015 Ditinjau dari website Rumah Belajar.com, Candi Prambanan terletak sekitar 17 kilometer ( 11 mil ) timur laut dari kota Yogyakarta di perbatasan antara Jawa Tengah dan provinsi Yogyakarta: a. Sisi utara : › Jalan Purwomartani-Selomartani, perempatan Tegalrejo, jembatan Tulung (kali Opak), jalan Manisrenggo, dusun Dengok, kali Dengkeng b. Sisi timur : › Kali Dengkeng, kali Kongklangan, jembatan Pereng, jalan desa, pertigaan dusun Kotesan, dusun Guwo, desa Sengon, dusun Garutan, jalan dusun Gedang Atas c. Sisi selatan : › Dusun Gedang Atas, jalan ke Candi Ijo, desa Sambirejo, jalan Piyungan, pertigaan dusun Jirak, jalan Yogya-Solo (pertigaan kantor kec Kalasan), dan kali Wareng d. Sisi barat : › Kali Wareng, dusun Pundung, dusun Karanganyar, dan jalan desa Purwomartani- Selomartani Wilayah ini berada pada koordinat : Koordinat UTM : 7º 45'06.92" S 110º 29'27.99" E
  • 39. 39 FUNGSI CANDI PRAMBANAN Candi Prambanan memiliki banyak ruangan yang didalamnya diletakkan patung atau arca sehingga demikian bisa diambil kesimpulan candi prambanan merupakan tempat untuk memuja atau sembahyang bagi penganut agama hindu. Menurut website Rumah belajar.com Ccndi prambanana merupakan tempat pemujaan agama Hindu, Komplek Candi Prambanan dibangun berdasarkan konsep keagamaan. Di dalam agama Hindu, candi digambarkan sebagai replika dari Gunung Meru yang merupakan simbolisasi alam semesta. Sebagai replika Gunung Meru, semua bentuk candi di Komplek Candi Prambanan terbagi dalam tiga bagian yang sesuai dengan lingkungan alam semesta, yaitu bhurloka diwujudkan dengan kaki candi yang melambangkan alam semesta, bhuvarloka diwujudkan dengan tubuh candi yang melambangkan alam manusia yang telah mati dan svarloka diwujudkan dengan atap candi yang melambangkan alam para dewa. Candi-candi tersebut memiliki pola tapak persegi dengan bentuk semakin ke atas semakin meruncing dan berakhir pada puncaknya yang berbentuk ratna. RITUAL BUDAYA DI CANDI PRAMBANAN Upacara Tawur Agung yang dilaksanakan di candi Prambanan, diikuti lebih dari 25000 umat Hindu yang hadir pada saat itu yang berasal dari propinsi D.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah. Berdasarkan info dari teamtouring web bahwa Upacara Tawur Agung (Tawur Agung Kesanga) merupakan rangkaian upacara yang digelar menjelang Hari Raya Nyepi. Sebelumnya Umat Hindu melakukan Upacara Melasti. Hari Raya Nyepi sendiri didasarkan pada kalender Tahun Saka yaitu sistem penanggalan yang berasal dari India. Hitungan penanggalan Tahun Saka dimulai pada tahun 78 Masehi. Sistem penanggalan ini kemudian berkembang dan digunakan di Indonesia, terutama bagi masyarakat Hindu. Semuanya Hikmat dalam acara ritual Tawur Agung di Komplek Candi Prambanan. Upacara ini sesuai dengan konsep ajaran Tri Hita Karana,yaitu melaksanakan tiga hubungan selarasan dengan seluruh alam yang ada didunia ini seperti hubungan manusia dengan Tuhannya, Hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam/ jagat. Prosesi Upacara Tawur Agung dalam
  • 40. 40 rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu dimulai dari pelataran parkir Kraton Ratu Boko dengan membawa air suci yang diambil dari sumber air yang terdapat di Kawasan Kraton Ratu Boko. Ini yang diajarkan dalam agama Hindu yang diimplementasikan dalam kehidupan sekarang. Kemudian akhir dari ritual tawur agung Prambanan yaitu dengan melaksanakan persembahyangan bersama yang dipimpin oleh 4 Pinandhita yang muput dalam upacara tersebut yaitu terdiri dari 3 pedande Hindu dan 1 pedande budha, yang semuanya akan muput secara bersama – sama. Umat Hindu melaksanakan persembahyangan dan akhir dari sembahyang umat Hindu akan membawa tirta dari candi Prambanan yang nantinya akan dipergunakan untuk membersihkan rumah dan pekarangannya.
  • 41. 41 BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini secara konseptual mampu memberikan kesan yang baik sebagai pembelajaran di luar kelas. Observasi dan pengamatan objek – objek dan karakteristik wilayah pulau jawa dan Yogyakarta telah tersimak dengan baik sebagaimana pembekalan yan telah dilaksanakan sebelum pemberangkatan sebagai materi awal menjelang keberangkatan. Mahasiswa dengan antusias mengaat dan membandingkan lalu kemudian mencatat perbedaan dan poin – poin yang menjadi Starting point dalam mempelajari pulau jawa itu sendiri sebagaimana yang termaktut di latar belakang. Tujuan pelaksanaan KKL 2 juga dapat terlaksana dimana mahasiswa mampu mengenal secara langsung objek yang dikunjungi, bagaimana keadaan morfologi pulau jawa seperti daerah lereng merapi, lereng bromo dan dataran tinggi dieng yang menggambarkan sebagian kecil keadaan morfologi pulau jawa ditambah pula penjelasan dan arahan dari Dosen yang semakin menggali dan menambah wawasan mahasiswa tentang ilmu ke geografian. 5.2 SARAN Untuk pelaksanaan KKL II selanjutnya sebaiknya segala persiapan sudah matang sebelum berangkat. Sebaiknya mahasiswa mengamati dengan seksama dan teliti serta mencatat baik – baik terhadap objek – objek kajian yang didatangi serta menyimak penjelasan dari Dosen yang mengarahkan agar dapat memahami materi dan penjelasan yang disampaikan oleh Dosen dan asisten. Perbanyak dokumentasi terkait objek – objek yang menjadi destinasi agar kegiatan dapat tersiratkan dengan baik dalam pembuatan laporan kegiatan.
  • 42. 42 DAFTAR PUSTAKA Andriyani, Dwi. 2009. Potensi dan Pengembangan Wisata Alam dan Budaya Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hidayat, Ima Kusumawati, dkk. 2014. Mengenal Relief, Mudra dan Stupa Candi Borobudur untuk Anak-Anak Usia 9-12 Tahun melalui Edugame. ITB J. Vis. Art & Des, Vol. 6, No. 1, 2014, 58-68. Bandung. Nieamah, Kartika F. 2014. Persepsi Wisatawan Mancanegara Terhadap Fasilitas Dan Pelayaan Di Candi Prambanan. Jurnal Nasional Pariwisata, ISSN 1411-9862 Vol. 6, No.. Pascasarjana UGM. Yogyakarta. Riyanto, Sugeng. 2007. Candi Prambanan : Pengelolaan dan Potensi Persoalannya. Berkala Arkelogi Tahun XXVII No. 2. Yogyakarta. Riza, Istanto dan Syafii. 2017. Ragam Hias Pohon Hayat Prambanan. Jurnal Imajinasi Vol XI no 1. Jurnal UNNES. Semarang. Yuwana, Deva Millian Satria dan Setiawan, Achma Hendra. 2010. Analisis Permintaan Kunjungan Objek Wisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara. UNDIP E-Jurnal. Universitas Diponegoro. Semarang. Widodo, Dwi Rustiono. 2017. Analisis Penyebab Masyarakat Tetap Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi (Studi di Lereng GunungMerapi Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Lingkungan Volume 15 Issue 2 2017. UNDIP. Semarang. Winarni, F. 2013. Revitalisasi Kawasan Malioboro Kota Yogyakarta Dalam Penyediaan Fasilitas Publik Untuk Mewujudkan Pelayanan Inklusif. Laporan Penelitian. UNY. Yogyakarta. Zaenuddin, Akhmad. 2011. Perbandingan antara erupsi Gunung Bromo Tahun 2010 – 2011 dan erupsi Kompleks Gunung Tengger. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 2 No. 1 April 2011: 21 – 37. Surabaya.
  • 43. 43 https://www.njogja.co.id/bantul/pantai-parangkusumo/ Diakses pada Minggu 16 Desember 2018 pukul 15.00 https://geologi.co.id/2010/10/26/sejarah-gunung-merapi-sejak-700-000-tahun- Diakses pada Minggu 16 Desember 2018 pukul 15.00 https://www.kaskus.co.id/thread/50e2b6cc1d7608b64c000016/6-alasan-mengapa- yogyakarta-menjadi-daerah-istimewa/ Diakses pada Minggu 16 Desember 2018 pukul 15.00 https://gudeg.net/direktori/119/pemerintah-daerah-propinsi-diy.html Diakses pada Minggu 16 Desember 2018 pukul 15.00 http://pustaka-makalah.blogspot.com/2011/03/kraton-yogyakarta.html Diakses pada tanggal 19 Desember 2018. Wikipedia. “Gunung Merapi”. Diakses 10 Desember 2018 dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi https://indonesiakitakaya.wordpress.com/pulau-jawa/sejarah-pulau-jawa/ Diakses pada 19 Desember 2018 https://www.researchgate.net/publication/320189241_Identifikasi_Sedimen_Pirok lastik_Pada_Kawah_Tengger_Gunung_Bromo Diakses pada Desember 19 2018 https://www.kaskus.co.id/thread/57b037df2e04c842308b4569/ada-yang-belum- tahu-gunung-batok/ Diakses Pada 19 Desember 2018 http://arsipbudayanusantara.blogspot.com/2013/06/upacara-karo-suku- tengger.html Diakses pada 19 Desember 2018 etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74561/.../S1-2014-302291-introduction.pdf Diakses pada tanggal 19 Desember 2018 https://teamtouring.net/tawur-agung-kesanga-candi-prambanan-sleman.html Diakses pada tanggal 19 Desember 2018
  • 44. 44 LAMPIRAN Para peserta KKL di Lereng Gunung Bromo Kawasan Candi Borobudur
  • 48. 48 Citra Lokasi KKL 2, Sumber Google Earth 2018