Dokumen tersebut membahas tentang keistimewaan flora dan fauna di Malino, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Flora unik yang ditemukan adalah pohon kelapa yang mampu tumbuh di daerah dataran tinggi di Desa Manimbaho meski umumnya pohon kelapa hanya tumbuh di dataran rendah."
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
SEBARAN FLORA DAN FAUNA INDONESIA
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara
spesial makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat ini. Untuk tujuan praktis
sesuai dengan pembagian makhluk hidup menjadi tumbuhan dan hewan,
biogeografi pada umumnya dibagi atas “geografi tumbuhan” (fitogeografi) dan
“geografi hewan” (zoogeografi). Fitogeografi dan Zoogeografi adalah bagian dari
ilmu pengetahuan biogeografi yang mempelajari studi dan deskripsi perbedaan
fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor yang mengubah
permukaan bumi oleh faktor fisik, iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Manusia erat kaitannya dengan hewan dan tumbuhan yang merupakan
sumber daya alam hayati dan non hayati bagi kehidupan manusia dimana manusia
membutuhkan keberadaan hewan dan tumbuhan untuk memastikan
keberlangsungan hidupnya maka dari itu sangat penting untuk mengkaji dan
mempelajari persebaran hewan dan tumbuhan di Indonesia, salah satunya yang
terdapat di wilayah malino, kabupaten gowa sulawesi selatan. Wilayah ini dilalui
oleh garis Weber dan Wallace yang memungkinkan terjadinya persebaran flora
dan fauna diwilayah tersebut sehingga dapat dijadikan objek penelitian/studi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa keistimewaan flora dan fauna di malino, kabupaten gowa sulawesi
selatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui keistimewaan flora dan fauna di malino, kabupaten gowa
sulawesi selatan.
.
2. 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Biogeografi
Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang
keanekaragaman hayati baik flora dan fauna yang ada di permukaan bumi
berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari
dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Cabang
keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu
organisme dan apa yang mempengaruhinya. Ilmu tidak hanya mempertanyakan
Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga mempertanyakan Mengapa? dan terkadang
Mengapa tidak? Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan
melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan,
continental drift, glaciation (yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan
laut, jalur sungai dan hal-hal terkait), serta river capture dan ketersediaan sumber
daya alam.
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies
berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah.
Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru
dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Salah satu dasar
mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau
mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu
jenis disebut pusat asal usul.
Ilmuwan kenamaan Inggris yang bernama Alfred Russel Wallace, pada
tahun 1867 melakukan peyelidikan tentang persebaran hewan di muka bumi.
Wallace mengemukakan bahwa permukaan bumi dapat dibagi menjadi enam
kawasan persebaran hewan yang masing-masing ditandai dengan spesies-spesies
yang unik. Enam kawasan tersebut adalah kawasan Neartik, Paleartik, Ethiopia,
Oriental, Neotropik, dan Australia. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas.
Kekhasan ini disebabkan oleh faktor geografis, cuaca, iklim, dan lain sebagainya.
Fauna yang ditemukan di daerah Paleartik dan Neartik adalah serupa, sehingga
para pakar sering menyebutnya sebagai daerah Holartik. Masing-masing daerah
3. 3
biogeografi tersebut mencakup sebagian besar daratan benua. Antara daerah yang
satu dengan daerah yang lainnya dipisahkan oleh suatu sawar atau rintangan.
Berikut adalah daerah-daerah biogeografi yang ada di dunia dengan berbagai
kekhasannya :
a. Oriental
wilayah yang termasuk ke dalam wilayah oriental adalah Daerah Asia bagian
selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu,
Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina.
Misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak.
b. Australia
Yang termasuk ke dalam wilayah Australia adalah Australia Irian, Selandia Baru,
dan kepulauan di Samudera Pasifik.
Misalnya: Semua Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak
berplasenta/mammalia berkantung), Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari,
burung Cenderawasih, jenis-jenis burung Kakak tua dan ikan Paru-paru Australia
c. Neotropik
Wilayahnya yaitu Amerika Selatan, Tengah, Meksiko dan Hindia Barat.
Misalnya: Armadillo, kelelawar Vampire, burung Kolibri.
d. Neartik
Yang termasuk ke dalam wilayah neartik yaitu Amerika Utara dari dataran tinggi
Meksiko sampai kawasan kutub utara dan Greenland.
Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air (Beaves), reideer, dan pelikan.
e. Paleartik
Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika bagian utara
dari gurun Sahara.
Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa kecil.
f. Ethiopia
Afrika, Madagaskar dan pulau-pulau sekitar Afrika
Misalnya: Gajah Afrika, Gorilla, Simpanse, Badak Afrika, Singa, Kuda Nil,
Zebra, Jerapah, Burung unta.
4. 4
B. Penyebab Persebaran Flora Dan Fauna Di Indonesia
1) Faktor geografis berupa bentuk wilayah Indonesia yang merupakan
Negara kepulauan yang pada akhirnya membuat persebaran flora dan
fauna diindonesia dibagi kedalam 3 wilayah yakni asiatis, peralihan dan
australis.
2) Tekanan populasi semakin banyak populasi akan menyebabkan kebutuhan
akan persediaan makanan menjadi semakin sulit sehingga terjadilah
migrasi yang menyebabkan fauna diindonesia menjadi tersebar secara
tidak merata.
3) Kemampuan adaptasi dimana hewan atau flora yang mampu beradaptasi
didaerah yang kering akan banyak ditemukan didaerah NTT dan
sebagainya sedangkan yang membutuhkan habitat yang lembab cenderung
berada didaerah Kalimantan.
4) Perubahan habitat akan membuat fauna melakukan migrasi kedaerah yang
lebih bersahabat.
C. Persebaran Fauna Di Indonesia
1) Fauna Asiatis (Oriental)
Fauna ini tersebar di bagian Barat yang meliputi Pulau Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan Bali. Daerah ini juga disebut daerah fauna dataran
Sunda. Fauna Asiatis antara lain adalah: gajah India di Sumatera, harimau
terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, badak bercula dua di Sumatera dan
Kalimantan, badak bercula satu di Jawa, orang utan di Sumatera dan
Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan beruang madu
di Sumatera dan Kalimantan. Hal yang menarik adalah di Kalimantan
tidak terdapat harimau dan di Sulawesi terdapat binatang Asiatis seperti
monyet, musang, anoa, dan rusa. Di Nusa Tenggara terdapat sejenis cecak
terbang yang termasuk binatang Asia. Fauna endemik di daerah ini adalah,
badak bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo Nias di Kabupaten
Nias, Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan.
5. 5
2) Fauna Australis
Fauna ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya.
Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di
benua Australia. Daerah ini juga disebut fauna dataran Sahul., contohnya
antara lain: kanguru, kasuari, kuskus, cendrawasih dan amphibi.
3) Fauna Peralihan
Fauna peralihan tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Daerah fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi
dengan fauna di dataran Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan
fauna di dataran Sahul. Contoh faunanya antara lain: babi rusa, anoa,
kuskus, biawak, katak terbang juga terdapat fauna endemik seperti:
Komodo di P.Komodo dan pulau-pulau sekitarnya, tapir (kerbau liar),
burung Kasuari di Pulau Morotai, Obi, Halmahera dan Bacan.
D. Persebaran Flora Di Indonesia
Secara umum flora diindonesia terbagi kedalam dua bagian yakni flora bagian
barat (Asiatis) dan Timur (Australis).
A. Persebaran flora diindonesia bagian barat
Flora daerah Indonesia bagian barat memiliki banyak kesamaan
dengan Benua Asia, karena daerah ini pernah bersatu dengan daratan Asia,
sehingga disebut sebagai flora asiatis. Flora Indonesia bagian barat terdiri
dari :
1) Hutan hujan tropik yang ditandai oleh rimba belantara dengan tumbuhan
yang beraneka ragam. Hutan hujan tropik yang masih lengkap memiliki
ciri – ciri berdaun lebar, pohon tinggi besar, belukar – belukar tropik,
serta cendawan. Wilayah ini terdapat di Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
2) Hutan musim yang merupakan daerah yang ditumbuhi flora yang
menggugurkan daunnya di musim kemarau. Wilayah ini terdapat di
wilayah utara Jawa.
3) Hutan bakau yang merupakan daerah yang terdiri dari flora khas pantai,
seperti rumbia, nipah dan bakau.
6. 6
4) Sabana tropik yang merupakan padang rumput yang diselingi pohon
tegakan tinggi. Sabana tropik ini dapat ditemui di Gayo, wilayah timur
Jawa Timur, dan Bali. Dimana pada wilayah ini memiliki berbagai jenis
vegetasi, antara lain :
a. Sabana tropik yang berada di Nusa Tenggara Barat.
b. Steppa yang merupakan padang rumput yang diselingi pohon tegakan.
c. Hutan bakau yang terdiri dari nipah dan bakau.
d. Hutan pegunungan yang terdiri dari cemara dan pinus.
B. Persebaran flora diindonesia bagian timur
Wilayah ini memiliki berbagai flora yang disebut sebagai flora
Asustralis, karena kesamaan flora antara wilayah Indonesia bagian timur
dengan Australia. Kesamaan tersebut karena daratan ini pernah bersatu
dengan daratan Australia. Flora bagian timur ini banyak terdapat di Papua.
Secara kelompok besar persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri
terbagi ke dalam 4 kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu :
1) Wilayah Flora Sumatra-Kalimantan
Tersebar di pulau Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil di
sekitarnya (Nias, Enggano, Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna,
Batam, Buton dll). Contoh flora khas yang tumbuh adalah Bunga
Bangkai (Raflesia Arnoldi)
2) Wilayah Flora Jawa-bali
Tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali dan kepulauan-kepulauan kecil
disekitarnya (Kepulauan Seribu, Kep. Karimunjawa). Contoh flora khas
yang tumbuh adalah pohon Burohal (Kepel)
3) Wilayah Flora Kepulauan Wallacea
Tersebar di pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa
Tenggara. Contoh flora yang tumbuh adalah pohon Sagu.
4) Wilayah Flora Papua
Meliputi wilayah pulau Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Contoh Flora Khas tumbuh adalah Eucalyptus, sama dengan jenis
tumbuhan yang tumbuh di daerah Queensland Australia Utara.
7. 7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktek lapangan mata kuliah biogeografi ini dilaksanakan di Malino Kabupaten
Gowa Sulawesi Selatan yang di laksanakan selama satu hari yakni pada hari jumat
14 April 2017.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek lapang ini
yaitu:
1. ATK, untuk mencatat.
2. Tabel Pengamatan Biogeography, untuk menyesuaikan keadaan di lapangan
sesuai dengan tabel pengamatan
8. 8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Sesuai data yang diperoleh dilapangan ditemukan keistimewaan tentang
flora dan fauna yang ada di malino, kabupaten gowa sulawesi selatan.
Keistimewaan tersebut berupa tanaman pohon kelapa yang dapat tumbuh didaerah
kaki gunung/daratan tinggi yang berada di desa manimbaho kecamatan parigi
kabupaten gowa sulawesi selatan. Sebagaimana kita ketahui bahwa daerah yang
sesuai/tempat tumbuh pohon kelapa ialah di daerah yang dataran rendah. Namun
lain halnya dengan pohon kelapa tersebut yang dapat tumbuh di daerah dataran
tinggi.
B. Pembahasan
Keistimewaan pohon kelapa yang tumbuh di daerah dataran tinggi tersebut
menjadikan suatu flora yang unik di desa manimbahoi. Ketinggian desa
manimbahoi berkisar 1110 mdpl dan sulit untuk tumbuhnya tanaman kelapa.
Tanaman kelapa dapat tumbuh dengan optimal pada daerah dataran rendah
dengan ketinggian 0-450 mdpl. Sedangkan pada ketinggian 450-1000 mdpl kelapa
mungkin akan berubah bentuk dan berbuah lebih lambat, produksi sedikit dan
kadar minyaknya rendah. Selain itu tanaman kelapa tumbuh optimal dengan curah
hujan 1.300 sampai 2.300 mm/tahun namun tanaman tetap saja dapat tumbuh
meski curah hujan di daerah penanaman mencapai 3.800 mm/tahun asalkan
drainase tanah cukup baik.
Tanaman kelapa tumbuh optimal dengan suhu 20-27 derajat Celcius dan
sangat peka pada suhu rendah. Pada suhu < 20 derajat Celcius perubahan
fisiologis dan morfologis akan terjadi pada tanaman kelapa. Kelapa akan tumbuh
dengan baik pada rH (kelembapan) bulanan rata – rata 70-80% dan rH
minimumnya 65 %. Bila rH udara rendah, atau evapotranspirasi tinggi maka
tanaman akan kekeringan dan buah jatuh lebih awal (sebelum masak), namun bila
rH terlalu tinggi hama dan penyakit tanaman akan mudah timbul.
9. 9
Berkaitan dengan hal di atas, tanaman kelapa yang terdapat di desa
manimbahoi tersebut berada pada ketinggian yang berkisar 1110 mdpl yang
merupakan daerah yang sulit untuk tumbuhnya pohon kelapa, selain itu juga
berada pada suhu yang tidak optimal yaitu suhu < 20 derajat Celcius sehingga
kemungkinan terjadi perubahan fisiologis dan morfologis. Pohon kelapa yang ada
di desa manimbahoi tersebut mengalami perubahan bentuk dan berbuah lebih
lambat. Pohon kelapa tersebut sangat kecil dan pendek/tidak tinggi seperti pohon
kelapa pada umumnya dan berbuah lebih sedikit dikarenakan tumbuh di dataran
tinggi yang bukan merupakan tempat tumbuh optimal bagi pohon kelapa.
Beberapa pohon kelapa mungkin dapat tetap tumbuh di dataran tinggi namun
pohon kelapa tersebut akan mengalami perubahan bentuk baik fisiologis maupun
morfologis dari pohon kelapa tersebut.
10. 10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keistimewaan flora yang ada di malino, kabupaten gowa sulawesi selatan
salah satunya adalah tanaman pohon kelapa yang dapat tumbuh di dataran tinggi
yang merupakan bukan tempat tumbuh pohon kelapa. Pohon kelapa tersebut dapat
tumbuh dan menyesuaikan dengan kondisi suhu dan kelembapan di dataran tinggi
yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh pohon kelapa tersebut, alhasil pohon
kelapa tersebut mengalami perubahan secara fisiologi dan morfologisnya. Pohon
kelapa yang ada di desa manimbahoi tersebut mengalami perubahan bentuk dan
berbuah lebih lambat, bentuknya sangat kecil dan pendek/tidak tinggi seperti
pohon kelapa pada umumnya dan berbuah lebih sedikit.
B. Saran
Sebaiknya penanaman pohon kelapa lebih baik dilakukan di dataran rendah
dengan ketinggian 0-450 mdpl agar pohon kelapa dapat tumbuh secara optimal
sesuai dengan syarat tumbuhnya agar berbuah lebih cepat dan lebih banyak serta
memiliki kadar minyaknya yang tinggi. Memiliki kelembapan yang normal (rH
70-80%), maka pohon kelapa akan mampu tahan dari hama dan penyakit. Selain
itu, pelestarian terhadap flora dan fauna yang lain agar tetap dijaga dan
dilestarikan.
11. 11
DAFTAR PUSTAKA
Fatchan.2013. “ Geografi Tumbuhan dan Hewan.”. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Young A, 1989. Agroforestry for soil conservation. CABI-ICRAF. 276p.
Syarattumbuh.blogspot.co.id/2013/05/syarat-tumbuh-tanaman-kelapa.html?m=1
www.agronomers.com/2015/04/ekologi-tanaman-kelapa.html?m=1