SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Leptospirosis
Drh. Darniati
Leptospirosis
• Penyakit yang disebabkan leptospira sp.
• Termasuk antropozoonosis akut
• Masalah di negara berkembang (tropis & subtropis) ex.
curah hujan tinggi dan sanitasi lingkungan buruk.
• Resiko tinggi pd pekerja tambang, petani, dokter hewan,
petugas Lab.
• Resevoar : TIKUS, babi, sapi, kuda, anjing, kucing,
kelelawar, musang, tupai dan landak.
Epidemiologi
• Seringkali tidak terdiagnosa & tidak dilaporkan.
• Insidens di Amerika 0,02-0,04 kasus/ 100.000 penduduk (th 1985-1994).
• Daerah resiko tinggi : Kep.Caribia, Amerika tengah & Selatan, Asia
tenggara & kep. Pasifik.
Patogenesis
• Patogen diekskresikan selama fase infeksi dan pada fase asimptomatik
• Leptospira dapat bertahan selama beberapa minggu dalam air
• Penularan dari hewan bisa langsung atau melalui air dan tanah yang tercemar urin hewan.
• Sering terjadi saat banjir, membersihkan selokan atau sungai.
• Kuman masuk melalui kulit yang tidak intake atau melalui selaput lendir mata, mulut &
hidung,
• Bakterimia, proliferasi dan menyebar ke organ & jar. tubuh.
• Pada ginjal menetap di dalam tubulus, membentuk koloni, masuk dalam urin
Gejala klinis
• Gejala sangat bervariasi, mulai ringan
seperti sakit flu sampai berat &
menyebabkan kematian.
• Masa inkubasi sekitar 2-20 hari, rata-rata
10 hari
Komplikasi:
• Meningitis
• Hepatitis
• Nephritis
Gejala klinis
Fase gejala leptospira
• Stadium Pertama (fase leptospiremia) :
• Demam menggigil
• Sakit kepala
• Malaise
• Muntah
• Konjungtivitis
• Rasa nyeri otot betis dan punggung
• Gejala-gejala muncul antara 4-9 hari
• Gejala symptomatis:
• Konjungtivitis tanpa disertai eksudat (kemerahan pada mata)
Fase gejala leptospira
•Stadium Kedua (fase imun) :
• Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita
• Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
• Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi
meningitis.
• Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat.
• Stadium ketiga (rekonvalesen) :
• Demam dan nyeri otot berangsur hilang
Anicteric leptospirosis
First stage
3 -7 days
(septicemic)
Second stage
10 days - 1 month
(immune)
Fever
myalgia
headache
abdominal pain
vomiting
conj. suffusion
meningitis
uveitis
rash
Blood culture
CSF culture
Urine culture:
Penyakit Weil’s
• Leptospirosis dengan gejala klinis berat (10% kasus).
• Penyebab L. interrogans serovar icterohaemorrhagia.
• Gejala pada fase I seperti leptospirosis biasa (hari ke-3-6), penurunan demam
bisa bersamaan dgn peningkatan infeksi, bertahan sampai beberapa minggu.
• Hati membesar, transaminase, bilirubin dan proteinuria meningkat, serta
azotemia.
• Hemoragi spt epistaksis, hemoptisis, hematemesis-melena, hemoragi adrenal
dan pneumonitis hemorargik.
• Bila terjadi perdarahan otak dpt menyebabkan kematian
Icteric leptospirosis (Weil’s disease)
First stage
3 -7 days
(septicemic)
Second stage
10 - 30 days
(immune)
Fever
jaundice
hemorrhage
renal failure
myocarditis
Blood culture
CSF culture
Urine culture
Komplikasi leptospirosis
• Pada hati: jaundice terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
• Pada ginjal: gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
• Pada jantung: berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan
gagal jantung yang dapat mengakibatkan kematian mendadak.
• Pada paru-paru: batuk berdarah, nyeri dada, sesak nafas.
• Perdarahan (kerusakan pembuluh) pada saluran pernafasan,
pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata (konjungtiva).
• Pada kehamilan: keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir
mati.
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan darah rutin: leukositosis, ureum kreatinin,
transaminase, bilirubin serta anemia.
• Mikroskop lapang gelap atau imunofluoresen.
• Kultur darah atau cairan spinal pada 7-10 hari pertama,
selanjutnya leptospira dapat ditemukan dalam urin.
• Serologi: ELISA,
• PCR
Mikroskop lapang gelap Mikroskop imunofluoresen
Terapi
• Obat : - Penisilin G 1,5 jt U/6 jam selama 7 hari
- Doxysiklin 2x100 mg selama 7 hari
- Ampisilin 750 mg/6 jam selama 7 hari
- Amoksilin 4x500 mg/hari selama 7 hari
• Dialisis atau ventilator jika diperlukan.
• Pencegahan pada yg beresiko tinggi seperti pekerja tambang atau
tentara yang bertugas di daerah endemis dengan doxysiklin 200 mg
sekali seminggu
Leptospirosis
Bovine Tuberculosis
Bovine Tuberculosis
• Merupakan penyakit infeksius menular dan menahun (kronis)
• Disebabkan oleh: Mycobacterium tuberculosis var. bovis (M. bovis)
• Bersifat zoonosis
• Ditularkan ke hewan lain dan manusia melalui sekresi pernafasan dan ekskresi
• Infeksi melalui aerosol atau ingesti atau melalui susu yang tidak dipasteurisasi.
• Dapat menyerang sapi, kerbau, rusa, bison, babi dan hewan-hewan liar lain serta hampir
semua vertebrata berdarah panas
• Semua bangsa sapi rentan terhadap infeksi M. bovis,
• Anak sapi lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan dengan sapi dewasa
Mycobacterium
Acid fast stain. (Ziehl-Neelsen stain)
Transmisi
ANIMAL-ANIMAL
Horizontal
• Inhalasi/aerosol,
• Tertelan,
• Luka pada kulit.
• Shedding bakteri melaui: faces, milk, cairan pada
luka, saliva, vaginal fluid, semen dan urin
Vertikal
• Infeksi kongenital
Transmisi
Animal - human
• Pulmonary TB: inhalasi
• Gastrointestinal: susu yang tidak dipasteurisasi dan produk hewan terkontaminasi
• Umumnya terjadi pada anak-anak, karena penularan melalui susu atau produk susu
mentah.
• Gejala berupa adenitis leher, infeksi urogenital , TB tulang dan sendi
Human - animal
• Jarang dilaporkan
Human - Human
• Lebih efisien daripada M. tuberculosis
• Lebih luas induk hospesnya dibandingkan dengan M. avium dan M. tuberculosis
Populasi beresiko
Risiko Pekerjaan
 Petani,
 Pekerja RPH,
 Dokter hewan
 Teknisi laboratorium
 Penjaga di kebun binatang
 Pekerja di cagar alam dan taman
nasional
 Orang yang hidup atau bekerja dengan
hewan
Kelompok usia yang rentan
• Wanita hamil,
• Orang tua.
Faktor risiko terkait konsumsi
• Orang yang kekurangan gizi
• Konsumsi unpasteurized milk
• Daging mentah atau
• Daging setengah matang.
Kondisi medis:
• HIV positif
• Penderita diabetes
Gejala Klinis
Human
 Batuk parah yang berlangsung 3 minggu atau lebih.
 Nyeri di dada.
 Batuk darah atau dahak dari dalam paru-paru.
 Kelemahan atau merasa sangat lelah.
 Penurunan berat badan
 Kehilangan nafsu makan dan demam
 Berkeringat di malam hari atau saat tidur
Gejala Klinis
 Pada Hewan: Pada tahap awal (stadium primer) asimtomatik subklinis sehingga sulit di
diagnosis
 Pada stadium infeksi lanjut (tahunan) dapat muncul gejala klinis yang berupa:
 Demam dengan suhu fluktuatif,
 Anoreksia,
 Penurunan bobot badan
 Pembengkakan kelenjar limfoglandula,
 Batuk dan frekuensi pernafasan meningkat
 Berkeringat di malam hari
 Batuk berdahak yang memburuk di pagi hari, saat cuaca dingin atau berolahraga
 Dispnea atau takipnea
Gejala Klinis
Pada tahap terminal,
 Gangguan pernapasan akut.
 Retropharyngeal atau kelenjar getah bening membesar dan dapat pecah.
 Pembengkakan limpoglandula juga dapat menyumbat pembuluh darah, saluran
udara, atau saluran pencernaan
 Jika Infeksi melibatkan saluran pencernaan, dapat memperlihatkan diare dan
konstipasi dapat terlihat
Lesi post mortem
• Terbentuk granuloma (tuberkel) yang melokalisir bakteri penyebab, terutama pada
organ paru-paru dan limfoglandula, atau juga pada organ lain
• Ciri tuberkel:
• Nekrosis pada area sentral,
• Perkejuan dengan warna kekuningan (caseous, caseo-calcareous atau kalsifikasi),
• Terdapat zona sel epiteloid yang mengelilingi daerah perkejuan; dan
• Terbentuk kapsulasi oleh jaringan fibrosa.
• Dapat ditemukan di kelenjar getah bening, terutama di kepala dan dada
• Sering terjadi pada paru-paru, limpa, hati dan permukaan rongga tubuh
Tubercle
Limpoglandula
Paru-paru
Permukaan costae
Costae Bison
Sampling
• Sampel dari hewan hidup:
• Sputum
• Susu
• Sampel darah
• Sampel hasil nekrpsi
• Abnormal limponodus
• Paru
• Hati
• Limpa
Diagnosa Laboratorium
Sapi
• Tuberculin Skin test (screening test)
• Uji mikroskopik bakteri tahan asam (BTA)
• Pewarnaan Flouresssen
• Isolasi
• PCR
• ELISA
Treatmen
• Isoniazid
• Rifamicin
• Ethambutol
• Pyrazinamide
• Streptomycin

More Related Content

Similar to Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx

Bakteri klebsiella 2
Bakteri klebsiella 2Bakteri klebsiella 2
Bakteri klebsiella 2Umizah Umizah
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggasMuhammad Eko
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcArdian Putra
 
12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx
12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx
12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptxzafrantigris
 
Pneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptxPneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptxSitiMutia15
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivSoroy Lardo
 
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...soroylardo1
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahHMRojali
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxJemsOtniel1
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxpromkespkmpangalenga
 

Similar to Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx (20)

Bakteri klebsiella 2
Bakteri klebsiella 2Bakteri klebsiella 2
Bakteri klebsiella 2
 
 Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas Kesehatan ternak unggas
 Kesehatan ternak unggas
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
leptospira
leptospiraleptospira
leptospira
 
Up3m E
Up3m EUp3m E
Up3m E
 
12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx
12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx
12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx
 
Pneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptxPneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptx
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
 
Tifoid
TifoidTifoid
Tifoid
 
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
Laporan kasus Inisiasi Pemberian OAT pada Pasien TB dengan HIV (Reza Angga Pr...
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Penyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabahPenyakit penyikit potensial wabah
Penyakit penyikit potensial wabah
 
Sosialisasi TB Paru
Sosialisasi TB ParuSosialisasi TB Paru
Sosialisasi TB Paru
 
01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt
 
Gj
GjGj
Gj
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
 
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptxDEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
DEMAM_BERDARAH_DENGUE_dan pencegahannyappt.pptx
 
Tb
TbTb
Tb
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx

  • 2. Leptospirosis • Penyakit yang disebabkan leptospira sp. • Termasuk antropozoonosis akut • Masalah di negara berkembang (tropis & subtropis) ex. curah hujan tinggi dan sanitasi lingkungan buruk. • Resiko tinggi pd pekerja tambang, petani, dokter hewan, petugas Lab. • Resevoar : TIKUS, babi, sapi, kuda, anjing, kucing, kelelawar, musang, tupai dan landak.
  • 3. Epidemiologi • Seringkali tidak terdiagnosa & tidak dilaporkan. • Insidens di Amerika 0,02-0,04 kasus/ 100.000 penduduk (th 1985-1994). • Daerah resiko tinggi : Kep.Caribia, Amerika tengah & Selatan, Asia tenggara & kep. Pasifik.
  • 4. Patogenesis • Patogen diekskresikan selama fase infeksi dan pada fase asimptomatik • Leptospira dapat bertahan selama beberapa minggu dalam air • Penularan dari hewan bisa langsung atau melalui air dan tanah yang tercemar urin hewan. • Sering terjadi saat banjir, membersihkan selokan atau sungai. • Kuman masuk melalui kulit yang tidak intake atau melalui selaput lendir mata, mulut & hidung, • Bakterimia, proliferasi dan menyebar ke organ & jar. tubuh. • Pada ginjal menetap di dalam tubulus, membentuk koloni, masuk dalam urin
  • 5.
  • 6. Gejala klinis • Gejala sangat bervariasi, mulai ringan seperti sakit flu sampai berat & menyebabkan kematian. • Masa inkubasi sekitar 2-20 hari, rata-rata 10 hari
  • 8. Fase gejala leptospira • Stadium Pertama (fase leptospiremia) : • Demam menggigil • Sakit kepala • Malaise • Muntah • Konjungtivitis • Rasa nyeri otot betis dan punggung • Gejala-gejala muncul antara 4-9 hari • Gejala symptomatis: • Konjungtivitis tanpa disertai eksudat (kemerahan pada mata)
  • 9. Fase gejala leptospira •Stadium Kedua (fase imun) : • Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita • Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama • Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi meningitis. • Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat. • Stadium ketiga (rekonvalesen) : • Demam dan nyeri otot berangsur hilang
  • 10. Anicteric leptospirosis First stage 3 -7 days (septicemic) Second stage 10 days - 1 month (immune) Fever myalgia headache abdominal pain vomiting conj. suffusion meningitis uveitis rash Blood culture CSF culture Urine culture:
  • 11. Penyakit Weil’s • Leptospirosis dengan gejala klinis berat (10% kasus). • Penyebab L. interrogans serovar icterohaemorrhagia. • Gejala pada fase I seperti leptospirosis biasa (hari ke-3-6), penurunan demam bisa bersamaan dgn peningkatan infeksi, bertahan sampai beberapa minggu. • Hati membesar, transaminase, bilirubin dan proteinuria meningkat, serta azotemia. • Hemoragi spt epistaksis, hemoptisis, hematemesis-melena, hemoragi adrenal dan pneumonitis hemorargik. • Bila terjadi perdarahan otak dpt menyebabkan kematian
  • 12. Icteric leptospirosis (Weil’s disease) First stage 3 -7 days (septicemic) Second stage 10 - 30 days (immune) Fever jaundice hemorrhage renal failure myocarditis Blood culture CSF culture Urine culture
  • 13. Komplikasi leptospirosis • Pada hati: jaundice terjadi pada hari ke 4 dan ke 6 • Pada ginjal: gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian. • Pada jantung: berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat mengakibatkan kematian mendadak. • Pada paru-paru: batuk berdarah, nyeri dada, sesak nafas. • Perdarahan (kerusakan pembuluh) pada saluran pernafasan, pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata (konjungtiva). • Pada kehamilan: keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati.
  • 14. Pemeriksaan laboratorium • Pemeriksaan darah rutin: leukositosis, ureum kreatinin, transaminase, bilirubin serta anemia. • Mikroskop lapang gelap atau imunofluoresen. • Kultur darah atau cairan spinal pada 7-10 hari pertama, selanjutnya leptospira dapat ditemukan dalam urin. • Serologi: ELISA, • PCR
  • 15. Mikroskop lapang gelap Mikroskop imunofluoresen
  • 16. Terapi • Obat : - Penisilin G 1,5 jt U/6 jam selama 7 hari - Doxysiklin 2x100 mg selama 7 hari - Ampisilin 750 mg/6 jam selama 7 hari - Amoksilin 4x500 mg/hari selama 7 hari • Dialisis atau ventilator jika diperlukan. • Pencegahan pada yg beresiko tinggi seperti pekerja tambang atau tentara yang bertugas di daerah endemis dengan doxysiklin 200 mg sekali seminggu
  • 19. Bovine Tuberculosis • Merupakan penyakit infeksius menular dan menahun (kronis) • Disebabkan oleh: Mycobacterium tuberculosis var. bovis (M. bovis) • Bersifat zoonosis • Ditularkan ke hewan lain dan manusia melalui sekresi pernafasan dan ekskresi • Infeksi melalui aerosol atau ingesti atau melalui susu yang tidak dipasteurisasi. • Dapat menyerang sapi, kerbau, rusa, bison, babi dan hewan-hewan liar lain serta hampir semua vertebrata berdarah panas • Semua bangsa sapi rentan terhadap infeksi M. bovis, • Anak sapi lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan dengan sapi dewasa
  • 20. Mycobacterium Acid fast stain. (Ziehl-Neelsen stain)
  • 21. Transmisi ANIMAL-ANIMAL Horizontal • Inhalasi/aerosol, • Tertelan, • Luka pada kulit. • Shedding bakteri melaui: faces, milk, cairan pada luka, saliva, vaginal fluid, semen dan urin Vertikal • Infeksi kongenital
  • 22. Transmisi Animal - human • Pulmonary TB: inhalasi • Gastrointestinal: susu yang tidak dipasteurisasi dan produk hewan terkontaminasi • Umumnya terjadi pada anak-anak, karena penularan melalui susu atau produk susu mentah. • Gejala berupa adenitis leher, infeksi urogenital , TB tulang dan sendi Human - animal • Jarang dilaporkan Human - Human • Lebih efisien daripada M. tuberculosis • Lebih luas induk hospesnya dibandingkan dengan M. avium dan M. tuberculosis
  • 23.
  • 24. Populasi beresiko Risiko Pekerjaan  Petani,  Pekerja RPH,  Dokter hewan  Teknisi laboratorium  Penjaga di kebun binatang  Pekerja di cagar alam dan taman nasional  Orang yang hidup atau bekerja dengan hewan Kelompok usia yang rentan • Wanita hamil, • Orang tua. Faktor risiko terkait konsumsi • Orang yang kekurangan gizi • Konsumsi unpasteurized milk • Daging mentah atau • Daging setengah matang. Kondisi medis: • HIV positif • Penderita diabetes
  • 25. Gejala Klinis Human  Batuk parah yang berlangsung 3 minggu atau lebih.  Nyeri di dada.  Batuk darah atau dahak dari dalam paru-paru.  Kelemahan atau merasa sangat lelah.  Penurunan berat badan  Kehilangan nafsu makan dan demam  Berkeringat di malam hari atau saat tidur
  • 26. Gejala Klinis  Pada Hewan: Pada tahap awal (stadium primer) asimtomatik subklinis sehingga sulit di diagnosis  Pada stadium infeksi lanjut (tahunan) dapat muncul gejala klinis yang berupa:  Demam dengan suhu fluktuatif,  Anoreksia,  Penurunan bobot badan  Pembengkakan kelenjar limfoglandula,  Batuk dan frekuensi pernafasan meningkat  Berkeringat di malam hari  Batuk berdahak yang memburuk di pagi hari, saat cuaca dingin atau berolahraga  Dispnea atau takipnea
  • 27. Gejala Klinis Pada tahap terminal,  Gangguan pernapasan akut.  Retropharyngeal atau kelenjar getah bening membesar dan dapat pecah.  Pembengkakan limpoglandula juga dapat menyumbat pembuluh darah, saluran udara, atau saluran pencernaan  Jika Infeksi melibatkan saluran pencernaan, dapat memperlihatkan diare dan konstipasi dapat terlihat
  • 28. Lesi post mortem • Terbentuk granuloma (tuberkel) yang melokalisir bakteri penyebab, terutama pada organ paru-paru dan limfoglandula, atau juga pada organ lain • Ciri tuberkel: • Nekrosis pada area sentral, • Perkejuan dengan warna kekuningan (caseous, caseo-calcareous atau kalsifikasi), • Terdapat zona sel epiteloid yang mengelilingi daerah perkejuan; dan • Terbentuk kapsulasi oleh jaringan fibrosa. • Dapat ditemukan di kelenjar getah bening, terutama di kepala dan dada • Sering terjadi pada paru-paru, limpa, hati dan permukaan rongga tubuh
  • 33. Sampling • Sampel dari hewan hidup: • Sputum • Susu • Sampel darah • Sampel hasil nekrpsi • Abnormal limponodus • Paru • Hati • Limpa
  • 34. Diagnosa Laboratorium Sapi • Tuberculin Skin test (screening test) • Uji mikroskopik bakteri tahan asam (BTA) • Pewarnaan Flouresssen • Isolasi • PCR • ELISA
  • 35. Treatmen • Isoniazid • Rifamicin • Ethambutol • Pyrazinamide • Streptomycin