Leptospirosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang biasanya ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan penular seperti tikus dan babi. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari ringan seperti demam hingga berat seperti gagal ginjal atau hati. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan mikroskopis, kultur bakteri, dan uji serologi. Penanganannya mel
2. Leptospirosis
• Penyakit yang disebabkan leptospira sp.
• Termasuk antropozoonosis akut
• Masalah di negara berkembang (tropis & subtropis) ex.
curah hujan tinggi dan sanitasi lingkungan buruk.
• Resiko tinggi pd pekerja tambang, petani, dokter hewan,
petugas Lab.
• Resevoar : TIKUS, babi, sapi, kuda, anjing, kucing,
kelelawar, musang, tupai dan landak.
3. Epidemiologi
• Seringkali tidak terdiagnosa & tidak dilaporkan.
• Insidens di Amerika 0,02-0,04 kasus/ 100.000 penduduk (th 1985-1994).
• Daerah resiko tinggi : Kep.Caribia, Amerika tengah & Selatan, Asia
tenggara & kep. Pasifik.
4. Patogenesis
• Patogen diekskresikan selama fase infeksi dan pada fase asimptomatik
• Leptospira dapat bertahan selama beberapa minggu dalam air
• Penularan dari hewan bisa langsung atau melalui air dan tanah yang tercemar urin hewan.
• Sering terjadi saat banjir, membersihkan selokan atau sungai.
• Kuman masuk melalui kulit yang tidak intake atau melalui selaput lendir mata, mulut &
hidung,
• Bakterimia, proliferasi dan menyebar ke organ & jar. tubuh.
• Pada ginjal menetap di dalam tubulus, membentuk koloni, masuk dalam urin
5.
6. Gejala klinis
• Gejala sangat bervariasi, mulai ringan
seperti sakit flu sampai berat &
menyebabkan kematian.
• Masa inkubasi sekitar 2-20 hari, rata-rata
10 hari
8. Fase gejala leptospira
• Stadium Pertama (fase leptospiremia) :
• Demam menggigil
• Sakit kepala
• Malaise
• Muntah
• Konjungtivitis
• Rasa nyeri otot betis dan punggung
• Gejala-gejala muncul antara 4-9 hari
• Gejala symptomatis:
• Konjungtivitis tanpa disertai eksudat (kemerahan pada mata)
9. Fase gejala leptospira
•Stadium Kedua (fase imun) :
• Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita
• Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
• Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi
meningitis.
• Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat.
• Stadium ketiga (rekonvalesen) :
• Demam dan nyeri otot berangsur hilang
10. Anicteric leptospirosis
First stage
3 -7 days
(septicemic)
Second stage
10 days - 1 month
(immune)
Fever
myalgia
headache
abdominal pain
vomiting
conj. suffusion
meningitis
uveitis
rash
Blood culture
CSF culture
Urine culture:
11. Penyakit Weil’s
• Leptospirosis dengan gejala klinis berat (10% kasus).
• Penyebab L. interrogans serovar icterohaemorrhagia.
• Gejala pada fase I seperti leptospirosis biasa (hari ke-3-6), penurunan demam
bisa bersamaan dgn peningkatan infeksi, bertahan sampai beberapa minggu.
• Hati membesar, transaminase, bilirubin dan proteinuria meningkat, serta
azotemia.
• Hemoragi spt epistaksis, hemoptisis, hematemesis-melena, hemoragi adrenal
dan pneumonitis hemorargik.
• Bila terjadi perdarahan otak dpt menyebabkan kematian
12. Icteric leptospirosis (Weil’s disease)
First stage
3 -7 days
(septicemic)
Second stage
10 - 30 days
(immune)
Fever
jaundice
hemorrhage
renal failure
myocarditis
Blood culture
CSF culture
Urine culture
13. Komplikasi leptospirosis
• Pada hati: jaundice terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
• Pada ginjal: gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
• Pada jantung: berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan
gagal jantung yang dapat mengakibatkan kematian mendadak.
• Pada paru-paru: batuk berdarah, nyeri dada, sesak nafas.
• Perdarahan (kerusakan pembuluh) pada saluran pernafasan,
pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata (konjungtiva).
• Pada kehamilan: keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir
mati.
14. Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan darah rutin: leukositosis, ureum kreatinin,
transaminase, bilirubin serta anemia.
• Mikroskop lapang gelap atau imunofluoresen.
• Kultur darah atau cairan spinal pada 7-10 hari pertama,
selanjutnya leptospira dapat ditemukan dalam urin.
• Serologi: ELISA,
• PCR
16. Terapi
• Obat : - Penisilin G 1,5 jt U/6 jam selama 7 hari
- Doxysiklin 2x100 mg selama 7 hari
- Ampisilin 750 mg/6 jam selama 7 hari
- Amoksilin 4x500 mg/hari selama 7 hari
• Dialisis atau ventilator jika diperlukan.
• Pencegahan pada yg beresiko tinggi seperti pekerja tambang atau
tentara yang bertugas di daerah endemis dengan doxysiklin 200 mg
sekali seminggu
19. Bovine Tuberculosis
• Merupakan penyakit infeksius menular dan menahun (kronis)
• Disebabkan oleh: Mycobacterium tuberculosis var. bovis (M. bovis)
• Bersifat zoonosis
• Ditularkan ke hewan lain dan manusia melalui sekresi pernafasan dan ekskresi
• Infeksi melalui aerosol atau ingesti atau melalui susu yang tidak dipasteurisasi.
• Dapat menyerang sapi, kerbau, rusa, bison, babi dan hewan-hewan liar lain serta hampir
semua vertebrata berdarah panas
• Semua bangsa sapi rentan terhadap infeksi M. bovis,
• Anak sapi lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan dengan sapi dewasa
22. Transmisi
Animal - human
• Pulmonary TB: inhalasi
• Gastrointestinal: susu yang tidak dipasteurisasi dan produk hewan terkontaminasi
• Umumnya terjadi pada anak-anak, karena penularan melalui susu atau produk susu
mentah.
• Gejala berupa adenitis leher, infeksi urogenital , TB tulang dan sendi
Human - animal
• Jarang dilaporkan
Human - Human
• Lebih efisien daripada M. tuberculosis
• Lebih luas induk hospesnya dibandingkan dengan M. avium dan M. tuberculosis
23.
24. Populasi beresiko
Risiko Pekerjaan
Petani,
Pekerja RPH,
Dokter hewan
Teknisi laboratorium
Penjaga di kebun binatang
Pekerja di cagar alam dan taman
nasional
Orang yang hidup atau bekerja dengan
hewan
Kelompok usia yang rentan
• Wanita hamil,
• Orang tua.
Faktor risiko terkait konsumsi
• Orang yang kekurangan gizi
• Konsumsi unpasteurized milk
• Daging mentah atau
• Daging setengah matang.
Kondisi medis:
• HIV positif
• Penderita diabetes
25. Gejala Klinis
Human
Batuk parah yang berlangsung 3 minggu atau lebih.
Nyeri di dada.
Batuk darah atau dahak dari dalam paru-paru.
Kelemahan atau merasa sangat lelah.
Penurunan berat badan
Kehilangan nafsu makan dan demam
Berkeringat di malam hari atau saat tidur
26. Gejala Klinis
Pada Hewan: Pada tahap awal (stadium primer) asimtomatik subklinis sehingga sulit di
diagnosis
Pada stadium infeksi lanjut (tahunan) dapat muncul gejala klinis yang berupa:
Demam dengan suhu fluktuatif,
Anoreksia,
Penurunan bobot badan
Pembengkakan kelenjar limfoglandula,
Batuk dan frekuensi pernafasan meningkat
Berkeringat di malam hari
Batuk berdahak yang memburuk di pagi hari, saat cuaca dingin atau berolahraga
Dispnea atau takipnea
27. Gejala Klinis
Pada tahap terminal,
Gangguan pernapasan akut.
Retropharyngeal atau kelenjar getah bening membesar dan dapat pecah.
Pembengkakan limpoglandula juga dapat menyumbat pembuluh darah, saluran
udara, atau saluran pencernaan
Jika Infeksi melibatkan saluran pencernaan, dapat memperlihatkan diare dan
konstipasi dapat terlihat
28. Lesi post mortem
• Terbentuk granuloma (tuberkel) yang melokalisir bakteri penyebab, terutama pada
organ paru-paru dan limfoglandula, atau juga pada organ lain
• Ciri tuberkel:
• Nekrosis pada area sentral,
• Perkejuan dengan warna kekuningan (caseous, caseo-calcareous atau kalsifikasi),
• Terdapat zona sel epiteloid yang mengelilingi daerah perkejuan; dan
• Terbentuk kapsulasi oleh jaringan fibrosa.
• Dapat ditemukan di kelenjar getah bening, terutama di kepala dan dada
• Sering terjadi pada paru-paru, limpa, hati dan permukaan rongga tubuh