SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
BAKTERI Klebsiella
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Orde : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Species : K. pneumonia
Morfologi, ciri / karaktristik
• Bentuk batang, Gram negatif
• Ukuran 0,5 – 1,5 x 1 – 2 µ
• Mempunyai selubung yang lebarnya 2 – 3 x
ukuran kuman
• Tidak berspora, tidak berflagela
• Menguraikan laktosa
• Membentuk kapsul baik invivo atau invitro,
sehingga koloni berlendir (mukoid)
• Kapsul terdiri dari antigen K dan antigen M dapat
menutupi antigen O, berdasarkan antigen ini
ditemukan 70 tipe.
Klebsiella pneumonia
• Kuman ini mempunyai sifat sama dengan E.
coli, terdapat di air, tanah, sampah dan lain
sebagainya.
• Dibedakan pada tes IMVic
• E. coli : ++--
• Klebsiella aerogenes : --++
Sifat-sifat bakteri
• Klebsiella pneumonia dapat
memfermentasikan laktosa.
• Pada test dengan indol, Klebsiella pneumonia
akan menunjukkan hasil negatif.
• Klebsiella pneumonia dapat mereduksi nitrat.
dan banyak ditemukan di mulut, kulit, dan
saluran usus, namun habitat alami dari
Klebsiella pneumonia adalah di tanah.
• Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan
pneumonia.
• Pneumonia adalah proses infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
• Pneumonia yang disebabkan oleh Klebsiella
pneumonia dapat berupa pneumonia
komuniti atau community acquired
pnuemonia.
• Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang
di dapatkan dari masyarakat.
• Strain baru dari Klebsiella pneumonia dapat
menyebabkan pneumonia nosokomial atau
hospitality acquired pneumonia, yang berarti
penyakit peumonia tersebut di dapatkan saat
pasien berada di rumah sakit atau tempat
pelayanan kesehatan.
• Klebsiella pneumonia umumnya menyerang
orang dengan kekebalan tubuh lemah, seperti
alkoholis, orang dengan penyakit diabetes dan
orang dengan penyakit kronik paru-paru.
Perjalanan bakteri
• Masuk dalam tubuh per oral, infeksi pada
saluran urine biasanya setelah kateterisasi
• Pada pasien usila atau pasien dengan respon
imun rendah, pneumonia tidak khas, yaitu
berupa gejala non pernafasan seperti pusing,
perburukan dari penyakit yang sudah ada
sebelumnya dan pingsan.
• Biasanya frekuensi napas bertambah cepat
dan jarang ditemukan demam.
Patogenitas
• Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan
organisme terhadap fagositosis dan pembunuhan oleh
serum normal.
• Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang
tidak berkapsul (pada hewan coba)
• Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada
infeksi oportunistik
• Galur klebsiella pneumonia ada yang memproduksi
enterotoksin (pernah diisolasi dari penderita tropical
sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan panas) dan LT
(heat-labile enterotoksin) dari E.coli,kemampuan
memproduksi toksin ini diperantarai oleh plasmid
Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan
penyakit karena mempunyai dua tipe antigen
pada permukaan selnya:
• Antigen O
• Antigen O adalah lipopolisakarida yang
terdapat dalam sembilan varietas.
• Antigen K
• Antigen K adalah polisakarida yang dikelilingi
oleh kapsula dengan lebih dari 80 varietas.
• Kedua antigen ini meningkatkan patogenitas
Klebsiella pneumonia.
• Selain itu, Klebsiella pneumonia mampu
memproduksi enzim ESBL (Extended Spektrum
Beta Lactamase) yang dapat melumpuhkan
kerja berbagai jenis antibiotik.
• Hal ini dapat menyebabkan bakteri kebal dan
menjadi sulit dilumpuhkan.
Cara penularan ( infeksi ) dari Klebsiella
pneumonia pada pasien rawat inap dapat
melalui 3 cara, yaitu :
• Aspirasi cairan gaster atau orofaring yang
mengandung koloni kuman patogen.
• Penyebaran kuman secara hematogen ke paru
• Penyebaran melalui udara oleh aerosol atau
droplet yang mengandung mikroba.
Gejala
• Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsiella
pneumonia adalah napas cepat dan napas sesak,
karena paru meradang secara mendadak.
• Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan
sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak
usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40
kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun
sampai kurang dari 5 tahun.
• Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk
atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas
sesak atau penarikan dinding dada sebelah
bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada
anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun.
• Gejala yang lain, yaitu apabila pada pemeriksaan
fisik ditemukan suara napas bronkhial, bronkhi
dan leukosit lebih dari 10.000 atau kurang dari
4500/uL.
• Pada pasien usia lanjut atau pasien dengan
respon imun rendah, gejala pneumonia tidak
khas, yaitu berupa gejala non pernafasan seperti
pusing, perburukan dari penyakit yang sudah ada
sebelumnya dan pingsan.
• Biasanya frekuensi napas bertambah cepat dan
jarang ditemukan demam.
Pengobatan
• Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat
diobati dengan antibiotik, khususnya antibiotik
yang mengandung cincin beta-laktam.
• Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin,
carbenicillin, amoxicilline, dll.
• Dari hasil penelitian diketahui bahwa Klebsiella
pneumonia memiliki sensitivitas 98,4% terhadap
meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5%
terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap
siprofloksasin, dan 92% terhadap ampisilin.
Gambaran Epidemiologi
• Bakteri Klebsiella terdapat di mana-mana.
Koloninya bisa ditemukan di kulit, kerongkongan,
ataupun saluran pencernaan. Bahkan, bakteri ini
juga bisa ada pada luka steril dan air kencing
(urin).
• Sebenarnya, bakteri golongan ini mungkin saja
ada sebagai flora alami ‘penghuni” usus besar
dan kecil.
• Adapun pergerakan bakteri ini ke organ lain
dikaitkan dengan lemahnya daya tahan penderita
dan dapat menyebabkan penyakit bronchitis.
• Jika bakteri Klebsiella pneumoniae dan
Klebsiella oxytoca beserta penyakitnya
tersebar luas di seluruh penjuru dunia, lain
halnya dengan Klebsiella rhinoscleromatis.
• Bakteri penyebab penyakit rhinoschleroma ini
tidak ada di Amerika Serikat. Ia hanya ada di
Eropa timur, Asia selatan, Afrika tengah, dan
Amerika latin.
• Hal ini terjadi karena bakteri Klebsiella
pneumoniae dan Klebsiella oxytoca banyak
terdapat di negara-negara miskin yang
mempunyai lingkungan jelek.
Gejala
• Diare dan mengalami demam ringan.
• Secara umum, kematian kasus (case-fatality
rate) berkisar antara 40-80 % pada bayi baru
lahir yang mendapat diagnosis infeksi berat
karena penyakit ini.
• Infeksi otak yang disebabkan karena E.
sakazakii dapat mengakibatkan infark atau
abses otak (kerusakan otak) dengan bentukan
kista, gangguan persarafan yang berat dan
gejala sisa gangguan perkembangan.
• Gejala yang dapat terjadi pada bayi atau anak
di antaranya adalah diare, kembung, muntah,
demam tinggi, bayi tampak kuning, kesadaran
menurun (malas minum, tidak menangis),
mendadak biru, sesak hingga kejang.
• Bayi prematur, berat badan lahir rendah
(kurang dari 2.500 gram) dan penderita
dengan gangguan kekebalan tubuh adalah
individu yang paling berisiko untuk mengalami
infeksi ini.
• Meskipun juga jarang bakteri patogen ini
dapat mengakibatkan bakterimeia dan
osteomielitis (infeksi tulang) pada penderita
dewasa.
• Pada penelitian terakhir didapatkan
kemampuan 12 jenis strain E. sakazakii untuk
bertahan hidup pada suhu 58 derajat celsius
dalam pemanasan rehidrasi susu formula.
Pencegahan
• Enterobacter sakazakii dalam susu formula
akan mati pada suhu di atas 60°C.
Pengobatan
• Bila terjadi infeksi saluran urine, obatnya
trimethoprimsulfametoksasol. Obat itu
digunakan dalam bentuk kombinasi karena
sifatsinergisnya.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiVivi Yunisa
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VUniversitas Negeri Medan
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliArini Utami
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyKopertis Wilayah I
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinMita Yurike
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaRia Rohmawati
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1Awe Wardani
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 

What's hot (20)

Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii
Toxoplasma gondii
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Soal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban BakteriologiSoal dan Jawaban Bakteriologi
Soal dan Jawaban Bakteriologi
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 

Viewers also liked (12)

Klebsiella pneumoniae
Klebsiella pneumoniaeKlebsiella pneumoniae
Klebsiella pneumoniae
 
Bakteri Penyebab Penyakit Pernafasan
Bakteri Penyebab Penyakit PernafasanBakteri Penyebab Penyakit Pernafasan
Bakteri Penyebab Penyakit Pernafasan
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
Klasifikasi bakteri
Klasifikasi bakteriKlasifikasi bakteri
Klasifikasi bakteri
 
Osteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentationOsteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentation
 
Criteria for classification of microbes
Criteria for classification of microbesCriteria for classification of microbes
Criteria for classification of microbes
 
Klebsiella
KlebsiellaKlebsiella
Klebsiella
 
Klebsiella
KlebsiellaKlebsiella
Klebsiella
 
Klebsiella pneumoniae
Klebsiella pneumoniaeKlebsiella pneumoniae
Klebsiella pneumoniae
 
Klebsiella spp
Klebsiella sppKlebsiella spp
Klebsiella spp
 
12 osteomielitis
12 osteomielitis12 osteomielitis
12 osteomielitis
 
Osteomielitis
OsteomielitisOsteomielitis
Osteomielitis
 

Similar to BAKTERI BERBAHAYA (20)

KLEBSIELLA PNEUOMONIA.pptx
 KLEBSIELLA PNEUOMONIA.pptx KLEBSIELLA PNEUOMONIA.pptx
KLEBSIELLA PNEUOMONIA.pptx
 
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptxLeptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
 
Pneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptxPneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
Askep hiv
Askep hivAskep hiv
Askep hiv
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatus
 
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Lp campak
Lp campakLp campak
Lp campak
 
Tugas respirasi
Tugas respirasiTugas respirasi
Tugas respirasi
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
 
Pneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptxPneumonia_PPT.pptx
Pneumonia_PPT.pptx
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Askep Tb paru,
Askep Tb paru,Askep Tb paru,
Askep Tb paru,
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Askep demam typoid
Askep demam typoidAskep demam typoid
Askep demam typoid
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

BAKTERI BERBAHAYA

  • 2. Klasifikasi Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria Class : Gamma Proteobacteria Orde : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Klebsiella Species : K. pneumonia
  • 3. Morfologi, ciri / karaktristik • Bentuk batang, Gram negatif • Ukuran 0,5 – 1,5 x 1 – 2 µ • Mempunyai selubung yang lebarnya 2 – 3 x ukuran kuman • Tidak berspora, tidak berflagela • Menguraikan laktosa • Membentuk kapsul baik invivo atau invitro, sehingga koloni berlendir (mukoid) • Kapsul terdiri dari antigen K dan antigen M dapat menutupi antigen O, berdasarkan antigen ini ditemukan 70 tipe.
  • 5. • Kuman ini mempunyai sifat sama dengan E. coli, terdapat di air, tanah, sampah dan lain sebagainya. • Dibedakan pada tes IMVic • E. coli : ++-- • Klebsiella aerogenes : --++
  • 6. Sifat-sifat bakteri • Klebsiella pneumonia dapat memfermentasikan laktosa. • Pada test dengan indol, Klebsiella pneumonia akan menunjukkan hasil negatif. • Klebsiella pneumonia dapat mereduksi nitrat. dan banyak ditemukan di mulut, kulit, dan saluran usus, namun habitat alami dari Klebsiella pneumonia adalah di tanah.
  • 7. • Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan pneumonia. • Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). • Pneumonia yang disebabkan oleh Klebsiella pneumonia dapat berupa pneumonia komuniti atau community acquired pnuemonia. • Pneumonia komuniti adalah pneumonia yang di dapatkan dari masyarakat.
  • 8. • Strain baru dari Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan pneumonia nosokomial atau hospitality acquired pneumonia, yang berarti penyakit peumonia tersebut di dapatkan saat pasien berada di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. • Klebsiella pneumonia umumnya menyerang orang dengan kekebalan tubuh lemah, seperti alkoholis, orang dengan penyakit diabetes dan orang dengan penyakit kronik paru-paru.
  • 9. Perjalanan bakteri • Masuk dalam tubuh per oral, infeksi pada saluran urine biasanya setelah kateterisasi • Pada pasien usila atau pasien dengan respon imun rendah, pneumonia tidak khas, yaitu berupa gejala non pernafasan seperti pusing, perburukan dari penyakit yang sudah ada sebelumnya dan pingsan. • Biasanya frekuensi napas bertambah cepat dan jarang ditemukan demam.
  • 10. Patogenitas • Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap fagositosis dan pembunuhan oleh serum normal. • Galur yang berkapsul lebih virulen daripada galur yang tidak berkapsul (pada hewan coba) • Tidak ada toksin selain endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik • Galur klebsiella pneumonia ada yang memproduksi enterotoksin (pernah diisolasi dari penderita tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan panas) dan LT (heat-labile enterotoksin) dari E.coli,kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai oleh plasmid
  • 11. Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan penyakit karena mempunyai dua tipe antigen pada permukaan selnya: • Antigen O • Antigen O adalah lipopolisakarida yang terdapat dalam sembilan varietas. • Antigen K • Antigen K adalah polisakarida yang dikelilingi oleh kapsula dengan lebih dari 80 varietas.
  • 12. • Kedua antigen ini meningkatkan patogenitas Klebsiella pneumonia. • Selain itu, Klebsiella pneumonia mampu memproduksi enzim ESBL (Extended Spektrum Beta Lactamase) yang dapat melumpuhkan kerja berbagai jenis antibiotik. • Hal ini dapat menyebabkan bakteri kebal dan menjadi sulit dilumpuhkan.
  • 13. Cara penularan ( infeksi ) dari Klebsiella pneumonia pada pasien rawat inap dapat melalui 3 cara, yaitu : • Aspirasi cairan gaster atau orofaring yang mengandung koloni kuman patogen. • Penyebaran kuman secara hematogen ke paru • Penyebaran melalui udara oleh aerosol atau droplet yang mengandung mikroba.
  • 14. Gejala • Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi Klebsiella pneumonia adalah napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. • Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. • Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun.
  • 15. • Gejala yang lain, yaitu apabila pada pemeriksaan fisik ditemukan suara napas bronkhial, bronkhi dan leukosit lebih dari 10.000 atau kurang dari 4500/uL. • Pada pasien usia lanjut atau pasien dengan respon imun rendah, gejala pneumonia tidak khas, yaitu berupa gejala non pernafasan seperti pusing, perburukan dari penyakit yang sudah ada sebelumnya dan pingsan. • Biasanya frekuensi napas bertambah cepat dan jarang ditemukan demam.
  • 16. Pengobatan • Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik, khususnya antibiotik yang mengandung cincin beta-laktam. • Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxicilline, dll. • Dari hasil penelitian diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki sensitivitas 98,4% terhadap meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5% terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap siprofloksasin, dan 92% terhadap ampisilin.
  • 17. Gambaran Epidemiologi • Bakteri Klebsiella terdapat di mana-mana. Koloninya bisa ditemukan di kulit, kerongkongan, ataupun saluran pencernaan. Bahkan, bakteri ini juga bisa ada pada luka steril dan air kencing (urin). • Sebenarnya, bakteri golongan ini mungkin saja ada sebagai flora alami ‘penghuni” usus besar dan kecil. • Adapun pergerakan bakteri ini ke organ lain dikaitkan dengan lemahnya daya tahan penderita dan dapat menyebabkan penyakit bronchitis.
  • 18. • Jika bakteri Klebsiella pneumoniae dan Klebsiella oxytoca beserta penyakitnya tersebar luas di seluruh penjuru dunia, lain halnya dengan Klebsiella rhinoscleromatis. • Bakteri penyebab penyakit rhinoschleroma ini tidak ada di Amerika Serikat. Ia hanya ada di Eropa timur, Asia selatan, Afrika tengah, dan Amerika latin. • Hal ini terjadi karena bakteri Klebsiella pneumoniae dan Klebsiella oxytoca banyak terdapat di negara-negara miskin yang mempunyai lingkungan jelek.
  • 19. Gejala • Diare dan mengalami demam ringan. • Secara umum, kematian kasus (case-fatality rate) berkisar antara 40-80 % pada bayi baru lahir yang mendapat diagnosis infeksi berat karena penyakit ini. • Infeksi otak yang disebabkan karena E. sakazakii dapat mengakibatkan infark atau abses otak (kerusakan otak) dengan bentukan kista, gangguan persarafan yang berat dan gejala sisa gangguan perkembangan.
  • 20. • Gejala yang dapat terjadi pada bayi atau anak di antaranya adalah diare, kembung, muntah, demam tinggi, bayi tampak kuning, kesadaran menurun (malas minum, tidak menangis), mendadak biru, sesak hingga kejang. • Bayi prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) dan penderita dengan gangguan kekebalan tubuh adalah individu yang paling berisiko untuk mengalami infeksi ini.
  • 21. • Meskipun juga jarang bakteri patogen ini dapat mengakibatkan bakterimeia dan osteomielitis (infeksi tulang) pada penderita dewasa. • Pada penelitian terakhir didapatkan kemampuan 12 jenis strain E. sakazakii untuk bertahan hidup pada suhu 58 derajat celsius dalam pemanasan rehidrasi susu formula.
  • 22. Pencegahan • Enterobacter sakazakii dalam susu formula akan mati pada suhu di atas 60°C. Pengobatan • Bila terjadi infeksi saluran urine, obatnya trimethoprimsulfametoksasol. Obat itu digunakan dalam bentuk kombinasi karena sifatsinergisnya.