SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
MAKALAH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEQUENCED PADA MATERI PEMBENTUKAN
BAYANGAN PADA LENSA DAN BAGIAN-BAGIAN MATA DAN KELAINAN MATA
DENGAN MEDIA POWER POINT
Dibuat Untuk Pemenuhan Tugas Pembelajaran IPA Terpadu
Disusun oleh:
Kelompok 4
Farida Azzahra P2A520010
M. Nuruzzaman Asshidiq P2A510011
Putri Anggun Permata Nurdi P2A520012
Dosen Pengampu:
Dr. Yusnaidar, S.Si. M.Si.
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu merupakan ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu
yang mempelajari gejala-gejala alam yang meliputi mahluk hidup dan mahluk tak hidup atau sains
tentang kehidupan dan sains tentang dunia fisik. Pengetahuan sains diperoleh dan dikembangkan dengan
berlandaskan pada serangkaian penelitian yang dilakukan oleh saintis dalam memperoleh jawaban
pertanyaan “apa?”, “mengapa?”, dan “bagaimana?” dari gejala-gejala alam serta penerapannya dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari.
Implementasi Kurikulum 2013 yaitu materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
fisika, kimia, atau biologi. Akan tetapi yang terjadi yaitu harapan pemerintah tidak sejalan dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan. Guru-guru masih cenderung memisah-misahkan antara fisika, kimia,
dan biologi. Kesan yang didapat di lapangan yakni guru cenderung sulit untuk memadukan ketiga bidang
kajian ini menjadi satu karena beberapa alasan, diantaranya yaitu: rata-rata guru IPA di SMP memiliki
latar belakang konsentrasi fisika/kimia/biologi; sehingga misalkan latar belakang guru tersebut adalah
konsentrasi fisika, maka guru tersebut akan cenderung sulit memadukan materi yang diajarkan dengan
kajian kimia atau biologi. Oleh karenanya guru memerlukan suatu model pembelajaran yang dapat
memadukan ketiga jenis pembelajaran tersebut.
Pembelajaran IPA terpadu tidak terlepas dari model pembelajaran yang beraneka ragam. Model-
model pembelajaran IPA tersebut antara lain: model cellular, connected, nested, sequenced, dan lain-
lain. Setiap model dalam pembelajaran IPA tidak serta merta dapat diterapkan begitu saja. Perlu adanya
pemilahan antara model dan materi yang akan di ajarkan. Guru perlu mengetahui dan memahami tentang
model-model pembelajaran IPA tersebut. Oleh karenannya, penulis dalam hal ini akan membahas salah
satu jenis model pembelajaran IPA yaitu model pembelajaran sequenced pada materi pembentukan
bayangan pada lensa dan bagian mata serta kelainan mata dengan menggunakan media power point.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disebutkan, maka penulis menyusun rumusan masalah yaitu
bagaimana cara penerapan model pembelajaran terpadu Sequenced pada materi pembentukan bayangan
pada lensa dan bagian-bagian mata dengan menggunakan media power point.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka dapat di ketahui tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu untuk menjelaskan cara penerapan model pembelajaran terpadu Sequenced pada materi
pembentukan bayangan pada lensa dan bagian-bagian mata dengan menggunakan media power point.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Model Sequenced (Berurutan)
Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau (3) rentetan,
sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model urutan/rangkaian. Dengan artikulasi yang
terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur ulang urutan topik sehingga unit-unit yang mirip
dapat bersinggungan satu sama lain (Sambeka, 2015). Pembelajaran terpadu model sequenced adalah
beberapa topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan
atau serupa dengan guru mata pelajaran lain yang membahas topik yang mirip atau serupa (Wahyudiati,
2012). Menurut Fogarty dalam bukunya yang berjudul how to integrated the curricula , model
pembelajaran sequenced merupakan urutan materi pembelajaran serupa yang disusun oleh guru mata
pelajaran untuk kemudian di ajarkannya secara paralel.
Model pembelajaran sequenced merupakan model pembelajaran yang menuntut guru untuk
mengurutkan materi-materi yang berkaitan atau saling bersinggungan. Materi-materi yang saling terkait
dapat dikelompokan dan disampaikan kepada siswa secara paralel. Dengan mengaitkan materi-materi
yang saling berkaitan, guru dapat menjelaskan secara rinci kepada siswa tentang suatu pembahasan
materi.
John Adams pernah berkata, “The textbook is not a moral contract that teachers are obliged to
teach—teachers are obliged to teach children.” Artinya, buku teks bukanlah kontrak moral dimana guru
wajib untuk mengajarkan juga guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksud dari Adams ini yakni
dalam menjalankan tugas mengajar, guru tidak harus terikat pada urutan materi dalam buku, namun guru
dapat mengatur ulang urutan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada anak-anak. Dengan mengatur
ulang urutan pembelajaran, guru dapat sekaligus menjelaskan kepada siswa tentang keterkaitan atau
hubungan antara satu materi dengan materi lainnya. Sehingga melalui itu, akan memudahkan siswa
dalam belajar dan memudahkan siswa dalam mencari keterkaitan materi yang mereka pelajari. Guru pun
tidak perlu untuk lebih lanjut menerangkan kaitan-kaitan antar materi secara terpisah.
2.2 Bentuk Model Sequenced (Berurutan).
Model sequnced merupakan pengintegrasian kurikulum yang berorientasi pada beberapa mata
pelajaran (khususnya memadukan dua disiplin ilmu), dimana pada model sequnced terdapat beberapa
topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau serupa
dengan pada saat guru mata pelajaran lain membahas topik yang mirip atau serupa (Wahyudianti, 2012).
Model pembelajaran sequenced dapat dianalogikan sebagai 2 buah lensa mata. Satu sisi lensa
mata menggambarkan satu buah materi pembelajaran sementara satu lensa lainnya menggambarkan
materi pembelajran yang berkaitan. Kedua materi tersebut terletak sesajar seperti halnya kedua lensa
yang disusun sejajar. Kedua lensa mata dikaitkan untuk selanjutnya digunakan dan dapat membantu
seseorang untuk melihat. Seperti halnya kedua buah materi yang saling terkait di ajarkan secara paralel
untuk membantu siswa memahami lebih dalam tentang pokok materi yang disampaikan.
Proses pengurutan ulang materi ini dilakukan oleh dua guru mata pelajaran yang berbeda.
Dimana satu guru membuat urutan mata pelajaran yang di ampunya, dan guru lainnya membuat urutan
mata pelajaran yang di ajarkannya. Setelah urutan di buat oleh masing-masing guru, kemudian kedua
guru duduk bersama untuk merundingkan atau mencocokkan materi-materi yang serupa. Dan
selanjutnya kedua guru membuat urutan baru tentang materi-materi tersebut dimana urutan baru tersebut
telah sesuai dengan runtutan pengajaran yang akan di ajarkan dan telah sesuai dari segi keterkaitan
materi. Pengurutan topik atau materi tersebut akan memudahkan siswa menemukan hubungan antar satu
materi dengan materi lainnya.
Berikut ini adalah ciri-ciri model sequenced.
1. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya mata pelajaran yang
saling berkaitan.
2. Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran.
3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan konsep-konsep yang
sama, yang akan diajarkan pada siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagi bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Kelebihan Model Pembelajaran Sequenced (Berurutan).
a. Bagi Guru.
1. Dengan mengatur urutan topik, bab, dan unit, guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak
sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat dalam buku teks.
2. Dengan pembelajaran model sequenced ini guru dapat membuat keputusan penting tentang
konten dari sudut pandang yang disengaja terkait dengan topik disiplin membantu mereka
memahami study mereka dikedua bidang konten.
b. Bagi Siswa.
1. Murid-murid melihat guru dimata pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang berbeda,
dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topik, bab, & unit) maka siswa dapat
memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna.
2. Selain itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait dari disiplin-
disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan diintergasikan model
sequenced membantu transfer belajar siswa.
Kelemahan Model Pembelajaran Sequenced (Berurutan).
Kelemahan dari model sequenced adalah dibutuhkannya kompromi/kerja sama untuk
membentuk model, guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuat urutan kurikulum dengan
partner mereka, selain itu juga untuk membuat urutan sesuai dengan kejadian-kejadian yang terakhir
(yang terjadi saat ini) membutuhkan kerjasama dan fleksibelitas dari semua orang yang terlibat.
2.3 Penggunaan Model Pembelajaran Sequenced Materi Pembentukan Bayangan Pada lensa dan
Bagian serta kelainan pada mata.
Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang mengunakan dua bidang
disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya. Guru harus bekerja dengan seorang partner, mulai
membuat daftar isi kurikuler secara terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang
terpisah tersebut sehingga keduanya dapat cocok. Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang
berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata
pelajaran). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep -
konsep yang mirip pada 2 mata pelajaran berbeda.
Model pembelajaran ini diajarkan secara paralel oleh 2 guru yang berbeda dan 2 mata pelajaran
berbeda pula. Konsep mata pelajaran yang telah di siapkan kemudian di urutkan materi atau konsep
mana yang bisa terlebih dahulu di ajarkan kepada siswa. Konsep-konsep tersebut antara lain.
1. Biologi
 Bagian-bagian mata
 Kelainan pada mata
2. Fisika
 Pembentukan bayangan pada lensa cembung, dan
 lensa cekung
Model pembelajaran sequenced menuntut guru untuk dapat bekerja sama dengan rekan demi
menyusun suatu kurikulum pembelajaran yang baik. Guru harus membuat daftar materi yang akan di
ajarkannya dan kemudian di diskusikan dengan rekan sesama guru bagian materi pembelajaran yang
mirip atau saling terkait untuk kemudian diurutkan dalam proses pembelajaran secara paralel.
Proses pembelajaran seperti ini akan membantu siswa memahami suatu materi pembelajaran
secara rinci dan luas. Hal itu karena siswa akan di ajak untuk mengaitkan materi-materi yang saling
terkait dari 2 atau lebih mata pelajaran berbeda. Dengan di ajarkannya 2 materi yang mirip atau serupa
secara berturut-turut, akan membuat siswa lebih mudah mengingat dan memahami secara utuh informasi
yang mereka terima. Kegiatan tersebut akan membantu siswa semakin memahami materi yang mereka
pelajari.
2.4 Pembuatan RPP
Pada masa saat ini indonesia atau bahkan dunia telah mengalami revolusi industri 4.0 yang
dapat terlihat dengan adanya kemajuan tekhnologi yang sangat signifikan. Tekhnologi yang
berkembang telah merambah kesegala bidang atau segala aspek kehidupan. Misalnya,
berkembangnya tekhnologi informasi (HP, Laptop, dll), dan tekhnologi transportasi (mobil, motor,
pesawat, dll), serta tekhnologi pertanian ataupun tekhnologi-tekhnologi lain. Pada jaman dahulu,
semua kegiatan manusia hanya dilakukan secara manual atau mengandalkan tenaga dari manusia dan
binatang. Hal itu memiliki banyak sekali kekurangan misalnya efisiensi waktu yang tidak bagus,
jangkauan kerja yang tidak luas, dan keterbatasan tenaga pekerja. Pernyataan teresebut sejalan
dengan Daryanto (2017) yang menyatakan bahwa pada abad 21 atau masa revolusi industri 4.0
sekarang ini, kemajuan tekhnologi telah merambah pada semua jenjang atau semua lini kehidupan
manusia. Salah satunya pada dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat berkembang dengan adanya
perkembangan tekhnologi yang merambahnya. Dewasa ini, kemajuan tekhnologi yang sangat cepat
sangat mempengaruhi pembentukan karakter dari siswa. Sehingga pada saat ini pendidikan karakter
siswa merupakan hal yang utama untuk di ajarkan kepada siswa. Karakter baik yang akan dibentuk
disertai tujuan pendidikan yang mengajarkan siswa untuk berfikir kritis dan kreatif dalam
menyelesaikan atau menciptakan hal baru yang bernilai manfaat bagi kehidupan.
Guru dalam hal ini sebagai pendidik berkewajiban untuk memfasilitasi siswa dan membantu
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan baik tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang.
Berkaitan dengan hal tersebut, guru diminta untuk terus belajar dan memperbaiki keterampilan
mereka dalam menyampaikan informasi dengan memanfaatkan segala insfratruktur pendidikan yang
ada. sejalan dengan hal tersebut, Daryanto (2017) membagi keterampilan guru abad 21 menjadi lima
kategori berikut:
a. guru harus mampu memfasilitasi dan mampu menumbuhkan inspirasi siswa untuk belajar
serta menumbuhkan kreatifitas siswa,
b. guru dituntut untuk mampu merancang dan mengembangkan pengelaman belajar siswa serta
asessment era digital,
c. guru harus menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital,
d. mendorong dan menjadi model tanggung jawab masyarakat digital, dan
e. berpartisipasi dalam pembuatan serta pengembangan instrumen pendidikan dan menjalankan
kepemimpinan profesional.
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan
kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2)
Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative.
Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang
perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-
2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4
(mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu
C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki keterampilan
proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan sebagai keterampilan guru
dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan
menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat kepada siswa (student center), dan merangsang
siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran guru dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar,
tapi juga sebagai fasilitator.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan rencana yang menggambarkan dan
menyusun prosedur kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi yang menjadi tujuan
dari pembelajaran. Komponen dalam RPP terbagi atas: identitas nama pelajaran, kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Penyusunan suatau RPP bertujuan untuk: 1. Mempermudah, memperlancar dan
meningkatkan hasil suatu proses pembelajaran, 2. Dengan penyusunan RPP secara profesional atau
sesuai, sistematis, dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisa, dan
mampu memprediksi kegiatan pembelajaran sebagai kerangka kerja acuan yang logis dan terencana
dengan baik. Adupun penyususnan RPP memiliki fungsi, sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terorganisir dan terarah serta efektif dalam
pelaksanaannya (Kunandar, 2011)
Adapun prinsip penyusunan RPP menurut Direktorat Pembinaan SMA Kementrian Pendidikan
Dan Kebudayaan (2017) adalah sebagai berikut:
a. Memperhatikan perbedaan individual siswa antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan siswa.
b. Partisipasi aktif siswa.
c. Berpusat pada siswa untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tinjak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan
balik positif, penguatan, pengayaan, remedial.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembeljaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam suatu
keutuhan pengelaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keberagaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi.
2.5 Media Power point
Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi kantor bertipe slide show (lembar
kerja yang merupakan kaca objek bergantian) yang digunakan untuk mempresentasikan konsep dan
argumen yang ingin ditunjukkan pada orang lain Fandana (2013). Power Point banyak digunakan
karena pengoperasiannya yang mudah, dan semua orang mampu untuk membuat Power Point. Pada
Power Point banyak fitur-fitur yang menarik seperti kemampuan pengolah teks, dapat menyisipkan
gambar, audio, animasi, efek yang dapat di atur sesuai selera penggunanya, sehingga peserta didik
akan tertarik pada apa yang ditampilkan pada Power Point Misbahudin (2018).
Power Point sebagai bagian dari fasilitas yang telah tersedia pada komputer merupakan salah
satu piranti lunak dari paket Microsoft Power Point digunakan untuk membuat slide presentasi yang
ditampilkan melalui layar komputer. Berbeda dengan slide transparan atau mika, slide yang dibuat
dengan Microsoft Power Point mempunyai banyak kelebihan, antara lain; mampu menampilkan
tulisan dan gambar dengan bermacam warna, dapat diselengi dengan gambar hidup atau film, proses
penulisan yang mudah (bila salah ketik, tinggal di delete-red), pola tulisan dapat dipilih sesuai
dengan selera kita dan dapat pula menyisipkan suara (lagu) sehingga presentasi menjadi lebih
menarik dan atraktif.
Sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa dalam komputer terdapat berbagai macam
fasilitas (kompleks- red), termasuk didalam Power Point itu sendiri memiliki fasilitas bantu yang
memudahkan pembuatan slide Power Point. Pada Power Point sudah tersedia serangakaian pola
yang dapat digunakan dalam menyusun slide presentasi. Menurut Isnin (2014) Setiap slide
presentasi dapat berisi sebagai berikut :
a. Teks
Teks yang akan dituliskan harus disisipkan pada frame, yaitu area di layar yang ditandai oleh
garis putus-putus, yang sudah disediakan, tampilan teks tersebut akan mengikuti pola yang
sudah ditentukan, meskipun demikian, jika diinginakan tampilan teks juga masih dapat
diubah dengan bebas.
b. Gambar
Selain teks, slide presentasi juga dapat diisi dengan gambar. Tampilan gambar dapat diambil
dari; Clip Art, File, Auto Shapes, Worf Art, Scanner ataupun tabel yaang dibuat dengan
Microsoft Word.
c. Suara
Suara dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan kita, bisa diambil dari fasilitas yanag ada dalam
komputer atau dapat pula melalui suara-suara (misalnya lagu - red) yang sengaja kita instal /
copy dari CD atau Flasdisk.
d. Film
Selain itu slide presentasi juga dapat diberi efek-efek khusus yang memperindah tampilan
slide presentasi yaitu berupa film.
2.5.1. Kelebihan Media Power Point
Powerpoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan softwere sejenis lainnya yang
menyebabkannya menjadi softwere presentasi paling terkenal didunia. Fiturnya menurut
Tambunan (2014) antara lain:
a. Antara mukanya sangat intuitif
b. Mudah dioperasikan
c. Tidak memboroskan resource computer
d. Dipaketkan bersamaan dengan Microsoft Office
e. Didukung oleh Microsoft Corporation
f. Tersedia di Windows dan Macintosh, Uraian di atas merupakan kelebihan media Microsoft
Powerpointdari segi Fiturnya saja.
g. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,baik animasi teks
maupun animasi gambar atau foto.
h. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang
tersaji.
i. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
j. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang.
2.5.2. Kekurangan Media Power Point
Adapun kekurangan-kekurangan dari media Microsoft Powerpoint menurut Tambunan
(2014) diantaranya adalah:
a. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
b. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka para pendidik harus
direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PCtersebut.
c. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), maka kemungkinan besar siswa
yang duduk jauh dari monitor kesulitanmelihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC
tersebut.
d. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk mengoperasikan program ini, agar
jalannya presentasi tidak banyak hambatan
2.6 Cara Mengintegrasikan Model Pembelajaran Sequenced (Berurutan).
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model sequenced meliputi tiga tahapan
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap evaluasi (Diknas, 1996).
1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan Jenis Mata Pelajaran yang Dipadukan.
b. Memilih Kajian Materi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator.
c. Bersama guru lain membuat daftar/list untuk menentukan topik-topik yang terkait yang akan
dipadukan.
d. Menentukan Langkah-Langkah Pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
Prinsi-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi:
a. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dibuat.
b. Guru hendaknya tidak menjadi singgle aktor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga memungkinkan
siswa menjadi pebelajar mandiri.
c. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerjasama kelompok.
d. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tak terpikirkan dalam
proses perencanaan.
e. Melakukan analisis proses pembelajaran.
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu
sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping bentuk
evaluasi lainnya.
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan yang telah dicapai
berdasarkan kreteria keberhasilan pencapaian yang akan dicapai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pembahsan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan Model pembelajaran sequence
merupakan model pembelajaran yang mengharuskan guru untuk bekerja sama dengan rekannya yang
untuk membuat suatu urutan pembelajaran baru yang mengaitkan dua materi dari dua mata pelajaran
berbeda. Model sequenced digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi
pembelajaran dan menambah kemudahan siswa mengetahui kaitan antar materi. Dalam hal ini, guru
juga diberi kemudahan dalam menyampaikan materi yang terkait dengan materi lainnya.
Model pembelajaran sequenced memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut antara lain
yaitu: dapat membuat siswa memperkuat pengetahuannya dan membuat pembelajaran lebih bermakna
bagi siswa. Siswa juga akan memiliki pengetahuan yang lebih luas karena materi yang mereka terima
saling terkait. Melalui model pembelajaran sequenced guru dapat mevariasikan pembelajaran dan
meningkatkan kemampuan kerja sama antara guru yang bersangkutan dengan rekannya.
Selain kelebihan, tentunya model pembelajaran sequenced juga memiliki kekurangan.
Kekurangan tersebut yaitu, dibutuhkannya kerja sama antar satu guru mata pelajaran dengan guru mata
pelajaran lain dalam satu rumpun. selain itu juga untuk membuat urutan sesuai dengan kejadian-kejadian
yang terakhir (yang terjadi saat ini) membutuhkan kerjasama dan fleksibelitas dari semua orang yang
terlibat.
Model pembelajaran squenced berguna untuk memulai percakapan lintas disiplin ilmu dan
bidang studi. Di sekolah dasar, guru kelas dapat menggunakan model ini untuk bekerja dengan guru area
khusus. Seorang guru kelas dapat bekerja dengan guru musik, guru seni, guru pendidikan jasmani, atau
pendidik khusus, seperti guru membaca atau guru ketidakmampuan belajar. Untuk mengintegrasikan
model sequenced kedalam kurikulum, digunakan beberapa cara. Pertama yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap perencanaan digunakan untuk menyiapkan materi-materi yang terkait
untuk kemudian disusun materinya dan disiapkan media yang akan digunakan. Selanjutnya diterapkan
sesuai dengan skenario yang telah di siapkan. Setelah itu, hasil dari penerapan pembelajaran yang
dilakukan akan di evalusai untuk mengetahui ketercapaian yang didapat sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang disusun.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak dapat di selesaikan dengan seorang diri.
Oleh sebabitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berifat membangun untuk memperbaiki
makalah atau memperbaiki kekurangan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Isnin Agustin. 2014. “Power Point Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Masa Kini”. Jurnal
Edueksos Vol III No 2, Juli- Desember 2014
Daryanto, & Karim, S. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.
Diknas, Pembelajaran Terapdu D-II PGSD dan S1 Pendidikan Dasar, Jakarta: Diknas, 1996.
Direktorat Pembinaan SMA (Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan). 2017. Model Pengembangan
RPP. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Fandana, D. A., Tri, D., Unej, U. J. & Kalimantan, J. (2013). “Efektivitas Penerapan Media Power Point
Terhadap Pembelajaran Sejarah Warga Belajar Kelas XI Paket C Di SKB Bondowoso Semester
Genap Tahun Pelajaran 2012- 2013 (Application of Power Point Media EffectivenessCitizens
Against Learning Teaching History Packa”.
Fogarty, R. 2009. How to Integrate the Curricula 3𝑟𝑑
Edition. USA: Sage
Kunandar. 2011. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Sukses
Dalam Sertifikasi Guru). Jakarta : Raja Gravindo Persada.
Misbahudin, Dede, dkk. 2018. “Penggunaan Power Point Sebagai Media Pembelajaran: Efektifkah?”.
Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.1 : 43-48
Sambeka, Yana. 2015. Model Squenced. Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahyudiati, Dwi. 2012. “Urgensi Pembelajaran Terpadu Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar”. El-
Hikam: Jurnal Pendidikan Dan Kajian Keislaman, 5 (1), 163-180.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan alam
Kelas/ Semester : VIII/ II
Topik : Indera Penglihatan dan Alat Optik
Sub Topik : Pembentukan Bayangan pada Lensa
Alokasi waktu : 6 x 40 menit (6 JP) A.
a. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyajidan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
b. Kompetensi dasar
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
 Mencintai obyek yang ada di alam sebagai
ciptaan Tuhan merupakan wujud pengamalan
agama yang dianutnya
2 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
 Melaporkan hasil penyelidikan secara jujur,
kerja sama, cermat dan teliti dan peduli
lingkungan.
 Mencintai keterbukaan individu dan kerja
kelompok sebagai wujud implementasi dalam
melaporkan hasil percobaan
3 3.11 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya,
pembentukan bayangan, serta aplikasinya
untuk menjelaskan penglihatan manusia,
proses pembentukan bayangan pada mata
 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
 Mengidentifikasi proses pembentukan
bayangan pada cermin datar dan
lengkung.
serangga, dan prinsip kerja alat optik.  Mengidentifikasi proses pembentukan
bayangan pada lensa cembung dan
cekung.
c. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendiskusikan hasil pengamatan kegiatan percobaan perambatan cahaya, siswa
dapat mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
2. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai cermin datar, siswa dapat mengidentifikasi
proses pembentukan bayangan pada cermin datar.
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai cermin datar, siswa dapat mengidentifikasi
proses pembentukan bayangan pada cermin lengkung.
4. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai proses pembentukan bayangan pada lensa
cembung, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cembung.
5. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai proses pembentukan bayangan pada lensa
cekung, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cekung.
d. Materi
1. Sifat-Sifat Cahaya Ada empat sifat-sifat cahaya, sebagai berikut.
a. Cahaya merambat lurus Cahaya merambat ke semua arah. Sebagai contohnya, jika lilin
atau lampu dinyalakan di tempat gelap, maka kita akan dapat melihat bahwa daerah yang
ada di sekitar lilin atau lampu tersebut akan terang.
b. Cahaya dapat dibiaskan Cahaya akan dibiaskan ketika melewati medium dengan indeks
bias yang berbeda. Kecepatan cahaya akan menurun saat memasuki air. Semakin besar
perubahan kecepatan cahaya saat yang melewati dua medium yang berbeda, akan
semakin besar pula efek pembiasan yang terjadi.
c. Cahaya merupakan Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik merupakan
gelombang yang perambatannya tidak membutuhkan medium. Cahaya dapat mentransfer
energi dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tidak menggunakan medium sehingga
cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
d. Cahaya dapat dipantulkan Cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan jika menumbuk suatu
bidang. Pemantulan yang terjadi dapat berupa pemantulan baur dan pemantulan teratur.
Pemantulan baur terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang tidak rata, seperti
aspal, tembok yang tidak rata, batang kayu, dan sebagainya. Pemantulan teratur terjadi
jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang rata, seperti cermin.
2. Pembentukan Bayangan pada Cermin
a. Pembentukan bayangan pada cermin datar
Bayangan yang terbentuk pada cermin datar diperoleh dengan menggunakan diagram
sinar. Sinar datang yang mengenai permukaan cermin akan dipantulkan dengan besar
sudut pantul sama dengan besar sudut datang. Bayangan pada cermin datar diperoleh
dengan memperpanjang sinar-sinar pantul ke arah dalam cermin sehingga bertemu dalam
satu titik yang disebut titik perpotongan. Bayangan pada cermin datar bersifat maya,
tegak dengan ukuran sama dengan bendanya.
b. Pembentukan bayangan pada cermin cekung dan cembung
Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat diperoleh melalui diagram sinar
istimewa cermin.
Sinar-sinar istimewa cermin cekung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan menuju sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui titik
pusat kelengkungan cermin pula.
Sinar-sinar istimewa cermin cembung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus (f).
2. Sinar yang datang menuju titik fokus (f) dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan cermin (p) seolah-olah berasal
dari titik pusat kelengkungan tersebut.
3. Pembentukan Bayangan pada Lensa
Pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung dilakukan melalui diagram sinar
istimewa.
Sinar-sinar istimewa lensa cembung
a. Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju titik fokus di
belakang lensa.
b. Suatu sinar datang melalui titik fokus di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
c. Suatu sinar datang melalui pusat optik lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan.
Sinar-sinar istimewa lensa cembung
a. Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa seolah-olah berasal dari titik fokus di depan
lensa.
b. Suatu sinar datang seolah-olah menuju titik fokus di depan lensa akan dibiaskan sejajar
sumbu utama.
c. Sinar datang melalui pusat optik lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan.
4. Bagian-Bagian Mata
Bagian-bagian Mata tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-masing
bagian memiliki fungsi yang berbeda pula. Mata kita dibalut oleh tiga lapis jaringan yang
berlainan. Lapisan luar adalah lapisan sklera, lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah
adalah lapisan koroid, lapisan ini membentuk iris. Lapisan ketiga adalah lapisan dalam yaitu
retina.
5. Berbagai Macam Alat Optik yang ada di Sekitar Siswa
a. Kamera
Kamera dapat digunakan untuk mendokumentasikan sesuatu. Kamera memiliki diafragma
dan pengatur cahaya (shutter) untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa.
b. Kaca Pembesar (Lup)
Sebuah kaca pembesar menempatkan objek tersebut lebih dekat kemata kita sehingga
objek tersebut menghadapi sudut lebih besar.Seberapa besar suatu objek terlihat dengan mata,
dan seberapa jelas kita dapat melihat bagian-bagian kecil pada objek tersebut, bergantung pada
ukuran bayangan objek tersebut pada retina.
c. Mikroskop
Mikroskop menggunakan dua lensa okuler dan dua lensa objektif. Lensa okuler adalah
lensa yang posisinya dengan mata pengamat. Lensa objektif adalah lensa yang posisinya dekat
dengan objek/benda yang sedang diamati. Fungsi dari mikroskop adalah untuk mengamati benda-
benda yang bersifat mikroskopis.
d. Teleskop
Teleskop adalah alat optik yang dapat membuat benda-benda yang berada pada tempat
yang jauh menjadi terlihat dekat. Ada dua tipe dasar teleskop, yaitu teleskop pembias dan
teleskop pantul.
e. Pendekatan/ Model/ Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : saintifik
2. Model : Discovery Learning
3. Metode : Ceramah
4. Media : Power Point
f. Sumber Pembelajaran
1. Buku siswa IPA SMP/MTs kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan 2014.
2. Buku Guru IPA SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan 2014.
g. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (3jp)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam.
 Guru menanyakan kabar peserta didik.
 Guru mengabsen.
 Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.
 Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
kepada peserta didik. Pertanyaan tersebut sebagai berikut.
1. Tadi sebelum berangkat ke sekolah apakah kalian
bercermin? Cermin yang biasa kalian gunakan pada
saat bercermin adalah cermin datar.
2. Pada saat kalian bercermin, apakah yang dapat kalian
lihat?
3. Bagaimanakah dengan ukuran bayangan yang kalian
lihat?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
20 menit
Kegiatan inti  Guru menjelaskan materi mengenai pembentukan bayangan
pada cermin datar.
 Guru menjelaskan materi mengenai pembentukan bayangan
pada cermin lengkung.
 Guru melatih siswa melukiskan pembentukan bayangan
pada cermin datar dan pembentukan bayangan pada cermin
lengkung.
75 menit
Penutup  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami.
 Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada hari ini untuk
mengecek pemahaman siswa.
10 menit
Pertemuan 2 (3 jp)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam.
 Guru menanyakan kabar peserta didik.
 Guru mengabsen.
 Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.
 Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan
menunjukkan sebuah lup kepada siswa dan kemudian
secara bergantian peserta didik memegang lup tersebut dan
diamati.
 Guru memberikan pertanyaan mengenai lup.
 Guru menjelaskan bahwa lup adalah salah satu contoh lensa
cembung.
 Guru menginformasikan pada peserta didik bahwa pada
pertemuan hari ini peserta didik akan belajar tentang sinar
istimewa pada pembiasan cahaya oleh lensa cembung dan
cekung. Selain itu, peserta didik juga akan belajar melukis
pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung
dengan menggunakan diagram sinar istimewa
15 menit
Kegiatan inti  Guru menjelaskan materi tentang pembentukan bayangan
pada lensa cembung dan cekung.
 Siswa ditugaskan untuk melukiskan sinar istimewa pada
lensa cembung dan lensa cekung.
 Siswa menjelaskan sifat bayangan yang dibentuk pada
berbagai ruang lensa cembung dan cekung. Berikut ini
lokasi dari benda yang harus dilukiskan oleh siswa.
Lensa Cembung: di Ruang I, II dan III
Lensa Cekung: di Ruang I, II, dan III
80 menit
Penutup  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami.
 Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada hari ini untuk
mengecek pemahaman siswa.
 Guru dan siswa membuat simpulan dari hasil pembelajaran
 Guru menutup dengan salam
10 menit
h. Penilaian
1. Metode dan bentuk isntrumen
Metode Bentuk instrumen
Penilaian sikap Lembar pengematan sikap dan rubrik
Tes unjuk kerja Tes penilaian kinerja
Tes tertulis Tes uraian
2. Contoh instrumen
a. Lembar pengamatan sikap
Lembar penilaian sikap pada kegiatan praktikum
No Nama siswa Disiplin Teliti Hati-hati Kreatif Jumlah skor
1 Ana
2 dst
Lembar penilaian sikap/perilaku pada kegiatan diskusi
No Nama siswa kerjasama Santun Toleran Proaktif Bijaksana Jumlah skor
1 Ana
2 dst
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberi skor pada kolom sesuai
dengan hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan Skor 0, jika tidak pernah
berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. Skor 1, jika kadang-kadang berperilaku
disiplin * dalam kegiatan praktikum.
Skor 2, jika sering berperilaku disiplin * dalam kegiatan praktikum.
*macam-macam sikap/perilaku pada kegiatan praktikum atau saat diskusi
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
18
𝑥 100
Predikat Nilai
Sangat baik (SB) 80 ≤ SB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
b. Lembar pengamatan keterampilan praktikum
No Nama siswa Persiapan
percobaan
Pelaksanaan
percobaan
Kegiatan akhir
percobaan
Jumlah skor
1 Ana
2 dst
Rubrik
No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik
1 Persiapan percobaan (menyiapkan
alat dan bahan)
30  Alat tertata rapi sesuai dengan urutan praktikum.
 Alat sudah dalam keadaan siap pakai.
 Alat dan bahan tersedia dalam keadaan siap pakai
20  Ada 2 aspek yng tersedia.
10  Ada 1 aspek yang tersedia.
2 Pelaksanaan percobaan 30  Alat terpasang seperti pada petunjuk.
 Melakukan proses pengamatan sesuai dengan
prosedur.
 Mencatat data sesuai dengan fakta yang diamati.
20  Ada 2 aspek yang tersedia.
10  Ada 1 aspek yang tersedia.
3 Kegiatan akhir percobaan 30  Merapihkan alat dengan baik.
 Merapihkan meja praktikum.
 Mengembalikan alat ke tempat semula.
20  Ada 2 aspek yang tersedia
10  Ada 1 aspek yang tersedia.
c. Instrumen soal pengetahuan
1. Lukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin cembung, dan cermin
cekung!
2. Peserta didik diminta untuk menentukan posisi ruang pada lensa cembung.
3. Gambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cembung!
4. Peserta didik diminta untuk menentukan posisi ruang pada lensa cekung.
5. Gambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cekung!
Mengetahui, Muaro Jambi, November 2020
Kepala SMP.... Guru Mata Pelajaran
........................................................ ..........................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuanalam
Kelas/Semester : VIII/ II
Topik : Indera Penglihatandan Alat Optik
Sub Topik : Bagian-bagianmata, dan kelainannya
Alokasiwaktu : 6 x 40 menit (6 JP)A
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyajidan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan peranan
manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
 Mencintai obyek yang ada di alam sebagai
ciptaan Tuhan merupakan wujud
pengamalan agama yang dianutnya
2. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, objektif, jujur; teliti, cermat,
tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka,
kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari- hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan
pengamatan, percobaan, dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan
dan melaporkan hasil percobaan.
 Melaporkan hasil penyelidikan secara jujur,
kerja sama, cermat dan teliti dan peduli
lingkungan.
 Mencintai keterbukaan individu dan kerja
kelompok sebagai wujud implementasi
dalam melaporkan hasil percobaan
3. 3.11 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya,
pembentukan bayangan, serta aplikasinya
untuk menjelaskan penglihatan manusia,
proses pembentukan bayangan pada mata
serangga, dan prinsip kerja alat optik.
 Mengidentifikasi bagian-bagian mata
manusia
 Menjelaskan dan menyimpulkan proses
pembentukan bayangan pada mata
manusia.
4. 4.11 Membuat laporan hasil penyelidikan
tentang pembentukan bayangan pada cermin,
lensa, dan alat optik.
 Menyusun laporan hasil penyelidikan
proses pembentukan bayangan pada lensa.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati media pembelajaran berupa gambar bagian-bagian mata, siswa mampu
mengidentifikasi bagian-bagian mata manusia.
2. Melalui hasil pengamatan praktikum pembentukan bayangan pada mata, siswa mampu
menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata manusia.
3. Melalui hasil pengamatan praktikum pembentukan bayangan pada mata, siswa mampu
menyimpulkan proses pembentukan bayangan pada mata manusia.
D. Materi
Bagian-bagian Mata
Mata tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-masing bagian memiliki fungsi
yang berbeda pula. Mata dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar adalah lapisan
sklera, lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah adalah lapisan koroid, lapisan ini membentuk iris.
Lapisan ketiga adalah lapisan dalam yaitu retina.
Gambar 1. menunjukkan bagian-bagian mata
Gangguan pada Indera Penglihatan
a. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Seorang penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak dekat (±
25 cm) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di belakang retina
sehingga bayangan yang jatuh pada retina menjadi tidak jelas (kabur). Kacamata positif (lensa
cembung) dapat menolong penderita rabun dekat.
b. Rabun Jauh (Miopi)
Seorang penderita rabun jauh tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak jauh (tak
hingga) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina.
Kacamata negatif (lensa cekung) dapat menolong penderita rabun jauh.
c. Buta Warna
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Inquiry Terstruktur
3. Metode : Praktikum
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Gambar Bagian-Bagian Mata
2. Alat dan Bahan : Penjepit rel sebagai pemegang alat di atas rel presisi 5 buah,
lampu dengan tiang 1 buah/ lilin 1 buah, lensa cembung 1 buah, pemegang slide 1
buah, slide panah 1 buah, dan layar transparan 1 buah.
3. Sumber belajar :
a. Buku siswa IPA SMP/MTs kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014.
b. Buku Guru IPA SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (3 JP)
Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu
Pendahuluan  guru mengucapkan salam
 guru menanyakan kabar peserta didik
 guru mengabsen kehadiran peserta didik
 guru memberikan apersepsi kepada peserta didik
1. guru mengaitkan materi biologi yang akan di pelajari
sekarang dengan materi fisika sebelumnya.
2. Guru bertanya kepada siswa mengenai pengetahuan
awal siswa tentang materi kelainan pada mata
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
10 menit
Kegiatan inti  Guru menampilkan power point
 Guru menjelaskan isi dari power point
 Siswa diajak untuk berpartisipasi dalam menemukan
contoh-contoh materi yang dijelaskan dalam kehidupan
sehari-hari
 siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru melalui
slide dalam power point
 siswa diminta bertanya tentang materi hari ini
60 menit
Penutup  guru dan siswa sama-sama menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini
 guru menyampaikan materi yang akan di pelajari pada
pertemuan berikutnya
 guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam
10 menit
Pertemuan 2 (3 JP)
Kegiatan
Langkah-langkah
Model Inquiry
Terstruktur
Deskripsi kegiatan
Pendahuluan Apersepsi  Guru mengucapkan salam.
 Guru menanyakan kabar peserta didik.
 Guru mengabsen.
 Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.
 Guru memberikan apersepsi tentang pentingnya cahaya
bagi sistem penglihatan manusia.
1. Guru mengajak peserta didik untuk pergi ke taman
sekolah (halaman sekolah) atau membayangkan
berada di halaman sekolah.
2. Guru memberikan pertanyaan, “bagaimana perasaan
kalian ketika berada di tempat ini?”
3. Guru meminta peserta didik untuk menutup mata.
4. Guru memberikan pertanyaan, “bagaimana perasaan
kalian saat ini?”
 Guru meminta peserta didik untuk menuliskan di buku
IPA tentang apa yang dirasakan oleh peserta didik pada
saat memejamkan mata.
 Guru mengenalkan siswa dengan bagian-bagian mata
menggunakan media pembelajaran berupa gambar
bagian-bagian mata
 Guru menginformasikan pada peserta didik bahwa pada
hari ini peserta didik akan melakukan percobaan untuk
membuktikan pembentukan bayangan pada mata.
 Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
Kegiatan Inti Identifikasi dan
penetapan ruang
lingkup masalah
 Secara berkelompok siswa mengidentifikasi dan
merumuskan masalah mengenai materi
praktikum yang disiapkan oleh guru.
Merencanakan dan
memprediksi hasil
 Kelompok siswa membaca dan mengikuti
petunjuk pada lembar kegiatan.
 Kelompok siswa menyiapkan alat dan bahan
seperti yang tertera dalam lembar kegiatan praktikum.
Penyelidikan
untuk
pengumpulan data
 Kelompok siswa melaksanakan praktikum
dibimbing oleh guru.
 Siswa mencatat jalannya praktikum dan hasil praktikum.

Interpretasi data dan
mengembangkan
kesimpulan
 Kelompok siswa membuat kesimpulan mengenai hasil
pembahasan dari praktikum yang telah dijalankan.
 Setiap kelompok siswa mempresentasikan hasil
praktikum di depan kelas.
Penutup Melakukan refleksi  Guru melakukan evaluasi terhadap proses inkuiri yang
telah dilakukan.
 Guru mengajukan pertanyaan baru berdasarkan data
yang terkumpul untuk penguatan materi.
H. Penilaian
1. Metode dan bentuk instrumen
Metode Bentuk Instrumen
 Penilaian sikap  Lembar pengamatan sikap dan rubrik
 Tes unjuk kerja  Tes penilaian kinerja
 Tes tertulis  Tes uraian
2. Contoh instrumen
a. Lembar pengamatan sikap
Lembar penilaian sikap pada kegiatan praktikum
No
Nama Siswa
Disiplin Teliti
Hati-
hati
Kreatif Inovatif
Jumlah skor
1 Ani
2 dst
3
4
Lembar penilaian sikap/perilaku pada saat diskusi
No
Nama
Siswa
Kerja-
sama
Santun Toleran Proaktif Bijaksana
Jumlah skor
1
2
3
4
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberi skor pada kolom sesuai dengan
hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan Skor 0, jika tidak pernah berperilaku disiplin*
dalam kegiatan praktikum. Skor 1, jika kadang-kadang berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum.
Skor 2, jika sering berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum.
*macam-macam sikap/perilaku pada kegiatan praktikum atau saat diskusi
Nilai =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑥 100
20
Predikat Nilai
Sangat Baik (SB) 80 ≤ SB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
b. Lembar pengamatan keterampilan praktikum
Penilaian keterampilan merangkai alat, sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
tersebut adalah nyata, terbalik, diperkecil atau diperbesar, pengambilan kesimpulan, dan
pengkomunikasian hasil percobaan.
No
Nama
siswa
Persiapan
percobaan
Pelaksanaan
percobaan
Kegiatan
akhir
percobaan
Jumlah
skor
1 Ani
2 dst
3
4
Rubrik
No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik
1 Persiapan percobaan
(menyiapkan alat dan bahan)
30  Alat tertata rapi sesuai dengan urutan
praktikum.
 Alat sudah dalam keadaan siap pakai.
 Alat dan bahan tersedia dalam
keadaan siap pakai.
20  Ada 2 aspek yng tersedia.
10  Ada 1 aspek yang tersedia.
2 Pelaksanaan percobaan 30  Alat terpasang seperti pada petunjuk.
 Melakukan proses pengamatan
sesuai dengan prosedur.
 Mencatat data sesuai dengan fakta
yang diamati.
20  Ada 2 aspek yang tersedia.
10  Ada 1 aspek yang tersedia.
3 Kegiatan akhir percobaan 30  Merapihkan alat dengan baik.
 Merapihkan meja praktikum.
 Mengembalikan alat ke tempat
semula.
20  Ada 2 aspek yang tersedia.
10  Ada 1 aspek yang tersedia.
c. Instrumen soal pengetahuan
1. Bagaimana sifat bayangan yang terbentuk pada percobaan tersebut?
2. Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan, analogkan benda-benda yang
dipergunakan untuk percobaan dengan bagian-bagian mata manusia!
3. Gambarkan jalannya cahaya pada mata manusia, sehingga manusia dapat melihat
benda!
Muaro Jambi, November 2020
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Muaro Jambi Guru Mata Pelajaran
……………………………………… …………………………….
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Anggota Kelompok :
1. ..........................................
2. ..........................................
3. ..........................................
4. ..........................................
5. ..........................................
I. Kegiatan I
Tujuan :
1. Menjelaskan bagian mata dan fungsinya !
2. Menjelaskan pembentukan bayangan pada mata !
3. Menjelaskan daya akomodasi, titik dekat, dan titik jauh pada mata!
4. Menerapkan konsep lensa untuk menyelesaikan permasalahan miopi dan hipermetropi!
Diskusikan 1:
1. Jelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dari gambar di bawah ini :
2. Perhatikan pembentukan bayangan pada pada mata berikut ini.
Jelaskan sifat bayangannya :
Sifat bayangannya : nyata, terbalik, dan lebih kecil dari bendanya
3. Jelaskan :
a. Daya akomodasi mata
b. Titik dekat mata
c. Titik jauh mata
4. Perhatikan gambar di bawah ini :
a. Cacat mata apa pada gambar di atas
b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut
c.Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut
5. Perhatikan gambar di bawah ini :
a. Cacat mata apa pada gambar di atas
b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut
c. Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut
I. Kegiatan II
Tujuan :
1. Menjelaskan prinsip kerja lup
2. Menyebutkan fungsi lup dalam kehidupan sehari-hari
Materi :
Lup
Alat dan bahan :
- 1 Buah lup (lensa cembung)
- 1 Buah Balpoint
- Kertas HVS sebagai layar
Langkah Kerja :
1. Peganglah bolpoin dengan tangan. Amati bolpoin dengan menggunakan lup. Amati
bayangan yang terbentuk.
2. Letakkan kertas HVS sebagai layar di antara bolpoin dan lup. Apakah bayangan
bisa tertangkap oleh layar?
3. Letakkan kertas HVS sebagai layar di belakang bolpoin. Apakah bayangan bisa
tertangkap oleh layar?
4. Di manakah letak bayangan? Apakah bayangan terlihat dalam lensa?
Data pengamatan :
1. Berdasarkan pengamatan, bayangan yang terbentuk oleh lup bersifat
......................................................................................................................................
2. Sesuai dengan pembentukan bayangan pada lensa cembung, sifat bayangan di atas
dapat terbentuk bila benda terletak di ruang .........................................................
3. Lukiskan proses pembentukan bayangan benda pada lup!
4. Sebutkan contoh penggunaan lup dalam kehidupan sehari-hari!
JAWABAN LKPD KEGIATAN I
Kegiatan I
Tujuan :
1. Menjelaskan bagian mata dan fungsinya
2. Menjelaskan pembentukan bayangan pada mata
3. Menjelaskan daya akomodasi, titik dekat, dan titik jauh pada mata.
4. Menerapkan konsep lensa untuk menyelesaikan permasalahan miopi dan hipermetropi
Diskusikan 1:
1. Jelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dari gambar di bawah ini (nomor 1-8)
1) Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, transparan, dan dilapisi selaput
bening. Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata,
serta melindungi bagian mata yang sensitif dibawahnya.
2) Aquaeus Humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk membiaskan cahaya ke
dalam mata.
3) Pupil merupakan celah lingkaran yang dibentuk oleh iris dan berfungsi untuk mengatur
intensitas cahaya yang mengenai mata.
4) Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk mengatur
besar kecilnya pupil dan memberi warna pada mata.
5) Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa ini
berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina.
6) Otot Siliary berfungsi pengaturan jarak fokus lensa
7) Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi untuk meneruskan
cahaya dari lensa ke retina.
8) Retina atau selaput jala adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan (menangkap bayangan bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil
yang dibentuk oleh lensa mata).
9) Saraf Optik yaitu saraf yang menghubungkan bintik kuning dengan otak sehingga
sinyal-sinyal bayangan dari bintik kuning sampai ke otak dan otaklah yang
menerjemahkan sehingga bayangan benda menjadi tegak, tidak terbalik seperti yang
ditangkap oleh retina.
2. Perhatikan pembentukan bayangan pada pada mata berikut ini.
Jelaskan sifat bayangannya :
Sifat bayangannya : nyata, terbalik, dan lebih kecil dari bendanya
3. Jelaskan :
a. Daya akomodasi mata adalah Kemampuan otot mata untuk menebalkan atau
memipihkan lensa mata.
b. Titik dekat (Punctum Proximum = PP) adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat
dengan jelas oleh mata (± 25 cm).
c. Titik jauh mata Titik jauh (Punctum Remotum = PR) adalah titik terjauh yang masih
dapat dilihat dengan jelas oleh mata, jaraknya tak terhingga.
4. Perhatikan gambar di bawah ini :
a. Cacat mata apa pada gambar di atas
Jawab : Miopi (rabun jauh)
b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut
Jawab : Lensa Cekung
c. Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut
Jawab :
5.Perhatikan gambar di bawah ini :
a. Cacat mata apa pada gambar di atas
Jawab : Hipermetropi (rabun dekat)
b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut
Jawab : Lensa Cembung.
c. Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut
Jawab :
KUNCI JAWABAN LKS KEGIATAN II
Tujuan :
Mempelajari prinsip kerja lup.
Alat dan Bahan :
1. Lup (lensa cembung)
2. Bolpoin
3. Kertas HVS sebagai layar
Langkah Kerja:
1. Peganglah bolpoin dengan tangan. Amati bolpoin dengan menggunakan lup. Amati
bayangan yang terbentuk.
2. Letakkan kertas HVS sebagai layar di antara bolpoin dan lup. Apakah bayangan bisa
tertangkap oleh layar?
Jawab: Tidak
3. Letakkan kertas HVS sebagai layar di belakang bolpoin. Apakah bayangan bisa
tertangkap oleh layar?
Jawab: Tidak
4. Di manakah letak bayangan? Apakah bayangan terlihat dalam lensa?
Jawab: Bayangan terletak di dalam lensa (lup),
Data Pengamatan dan Diskusi :
1. Berdasarkan pengamatan, bayangan yang terbentuk oleh lup bersifat tegak, diperbesar,
dan maya.
2. Sesuai dengan pembentukan bayangan pada lensa, sifat bayangan di atas dapat
terbentuk bila benda terletak di ruang I.
3. Lukiskan proses pembentukan bayangan pada lup!
4. Sebutkan contoh penggunaan lup dalam kehidupan sehari-hari!
a. Penggunaan lup oleh tukang arloji ketika memperbaiki arloji
b. Penggunaan lup oleh tukang servis komputer
c. Penggunaan lup oleh penjual perhiasan untuk mengecek kualitas perhiasan
d. Penggunaan lup untuk kegiatan di laboratorium IPA

More Related Content

What's hot

Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranLilis indah Kurniawati
 
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptxHasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptxAniKartikasari2
 
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanLaporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanFirlita Nurul Kharisma
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdWarnet Raha
 
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Rofiani Intan
 
14. sma kelas xi rpp pemanasan global (karlina 1308233) (1)
14. sma kelas xi rpp pemanasan global (karlina 1308233) (1)14. sma kelas xi rpp pemanasan global (karlina 1308233) (1)
14. sma kelas xi rpp pemanasan global (karlina 1308233) (1)eli priyatna laidan
 
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhanLembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhanAgustinus Wiyarno
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranAsri Maulida Ramadhani
 
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfLK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfNoviarta1
 
Ppt pembelajaran terpadu model networked
Ppt pembelajaran terpadu model networkedPpt pembelajaran terpadu model networked
Ppt pembelajaran terpadu model networkedCha-cha Taulanys
 
Rpp ipa kals vii smtr 2 SMP N 3 Pasarwajo
Rpp ipa kals vii smtr 2 SMP N 3 PasarwajoRpp ipa kals vii smtr 2 SMP N 3 Pasarwajo
Rpp ipa kals vii smtr 2 SMP N 3 PasarwajoManampa Rizair
 
Ppt pembelajaran terpadu tipe nested
Ppt pembelajaran terpadu tipe nestedPpt pembelajaran terpadu tipe nested
Ppt pembelajaran terpadu tipe nestedCha-cha Taulanys
 
Modul IPA Fase D Bab 1. Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suk...
Modul IPA Fase D Bab 1. Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suk...Modul IPA Fase D Bab 1. Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suk...
Modul IPA Fase D Bab 1. Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suk...ZainulHasan13
 
MODUL AJAR KELAS 11 FIX.docx
MODUL AJAR KELAS 11 FIX.docxMODUL AJAR KELAS 11 FIX.docx
MODUL AJAR KELAS 11 FIX.docxnadia868813
 
pembelajaran terpadu tipe fragmented
pembelajaran terpadu tipe fragmentedpembelajaran terpadu tipe fragmented
pembelajaran terpadu tipe fragmentedCha-cha Taulanys
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah ( Pilipus Pek, S.Pd ).pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah ( Pilipus Pek, S.Pd ).pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah ( Pilipus Pek, S.Pd ).pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah ( Pilipus Pek, S.Pd ).pdfPilipusPek
 
Kelompok 6- Model Pembelajaran Webbed-1.ppt
Kelompok 6- Model Pembelajaran Webbed-1.pptKelompok 6- Model Pembelajaran Webbed-1.ppt
Kelompok 6- Model Pembelajaran Webbed-1.pptTutiPatmawati3
 

What's hot (20)

Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptxHasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual Topik 3.pptx
 
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanLaporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sd
 
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
 
14. sma kelas xi rpp pemanasan global (karlina 1308233) (1)
14. sma kelas xi rpp pemanasan global (karlina 1308233) (1)14. sma kelas xi rpp pemanasan global (karlina 1308233) (1)
14. sma kelas xi rpp pemanasan global (karlina 1308233) (1)
 
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhanLembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
 
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaranPendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
Pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran
 
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdfLK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
LK 1.2. eksplorasi penyebab masalah Noviarta.pdf
 
Ppt pembelajaran terpadu model networked
Ppt pembelajaran terpadu model networkedPpt pembelajaran terpadu model networked
Ppt pembelajaran terpadu model networked
 
Model Pembelajaran Kooperatif
Model  Pembelajaran KooperatifModel  Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif
 
Rpp ipa kals vii smtr 2 SMP N 3 Pasarwajo
Rpp ipa kals vii smtr 2 SMP N 3 PasarwajoRpp ipa kals vii smtr 2 SMP N 3 Pasarwajo
Rpp ipa kals vii smtr 2 SMP N 3 Pasarwajo
 
Ppt pembelajaran terpadu tipe nested
Ppt pembelajaran terpadu tipe nestedPpt pembelajaran terpadu tipe nested
Ppt pembelajaran terpadu tipe nested
 
Modul IPA Fase D Bab 1. Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suk...
Modul IPA Fase D Bab 1. Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suk...Modul IPA Fase D Bab 1. Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suk...
Modul IPA Fase D Bab 1. Hakikat Ilmu IPA Kurikulum Merdeka SMP Ibrahimy 1 Suk...
 
MODUL AJAR KELAS 11 FIX.docx
MODUL AJAR KELAS 11 FIX.docxMODUL AJAR KELAS 11 FIX.docx
MODUL AJAR KELAS 11 FIX.docx
 
pembelajaran terpadu tipe fragmented
pembelajaran terpadu tipe fragmentedpembelajaran terpadu tipe fragmented
pembelajaran terpadu tipe fragmented
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah ( Pilipus Pek, S.Pd ).pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah ( Pilipus Pek, S.Pd ).pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah ( Pilipus Pek, S.Pd ).pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah ( Pilipus Pek, S.Pd ).pdf
 
Kelompok 6- Model Pembelajaran Webbed-1.ppt
Kelompok 6- Model Pembelajaran Webbed-1.pptKelompok 6- Model Pembelajaran Webbed-1.ppt
Kelompok 6- Model Pembelajaran Webbed-1.ppt
 
LAPORAN HASIL KEGIATAN PPL
LAPORAN HASIL KEGIATAN PPLLAPORAN HASIL KEGIATAN PPL
LAPORAN HASIL KEGIATAN PPL
 
Pembelajaran ipa-terpadu
Pembelajaran ipa-terpaduPembelajaran ipa-terpadu
Pembelajaran ipa-terpadu
 

Similar to MAKALAH SEQUENCED KEL 4 uh yes.docx

Ppt pembelajaran terpadu tipe sequenced
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequencedPpt pembelajaran terpadu tipe sequenced
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequencedCha-cha Taulanys
 
10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt
10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt
10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.pptPendidikanFisika9
 
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpaduKonsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpaduIsmail Fizh
 
PEMBELAJARAN TERPADU DI SD.pptx
PEMBELAJARAN TERPADU DI SD.pptxPEMBELAJARAN TERPADU DI SD.pptx
PEMBELAJARAN TERPADU DI SD.pptxridwansetiawan56
 
MODUL 6 PEMBELAJARAN IPA di SD.pptx
MODUL 6 PEMBELAJARAN IPA di SD.pptxMODUL 6 PEMBELAJARAN IPA di SD.pptx
MODUL 6 PEMBELAJARAN IPA di SD.pptxRisyaIkhsan
 
Proposal ls sd mi
Proposal ls sd miProposal ls sd mi
Proposal ls sd miadirasa
 
Dari Dosen ku Sunarno, m.pd. PGSD Unlam Banjarmasin
Dari Dosen ku Sunarno, m.pd. PGSD Unlam BanjarmasinDari Dosen ku Sunarno, m.pd. PGSD Unlam Banjarmasin
Dari Dosen ku Sunarno, m.pd. PGSD Unlam BanjarmasinHerly Ferly
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Model pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpaduModel pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpaduAnwar Sanusi
 
10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpadu10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpaduDeasy Nurmalasari
 
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah KurikulumOrganisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah KurikulumChiaRha
 
Alasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpaduAlasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpaduArdiana21
 
Alasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpaduAlasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpaduArdiana21
 
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdfsimulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdfHarryRifallHerdiana
 
2.1 konsep ips_terpadu
2.1 konsep ips_terpadu2.1 konsep ips_terpadu
2.1 konsep ips_terpaduJelita Purba
 
2.1 konsep ips_terpadu
2.1 konsep ips_terpadu2.1 konsep ips_terpadu
2.1 konsep ips_terpadujelithapurba
 
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxPPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxArrasyid9
 

Similar to MAKALAH SEQUENCED KEL 4 uh yes.docx (20)

Ppt pembelajaran terpadu tipe sequenced
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequencedPpt pembelajaran terpadu tipe sequenced
Ppt pembelajaran terpadu tipe sequenced
 
10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt
10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt
10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt
 
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpaduKonsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
 
PEMBELAJARAN TERPADU DI SD.pptx
PEMBELAJARAN TERPADU DI SD.pptxPEMBELAJARAN TERPADU DI SD.pptx
PEMBELAJARAN TERPADU DI SD.pptx
 
MODUL 6 PEMBELAJARAN IPA di SD.pptx
MODUL 6 PEMBELAJARAN IPA di SD.pptxMODUL 6 PEMBELAJARAN IPA di SD.pptx
MODUL 6 PEMBELAJARAN IPA di SD.pptx
 
Proposal ls sd mi
Proposal ls sd miProposal ls sd mi
Proposal ls sd mi
 
Dari Dosen ku Sunarno, m.pd. PGSD Unlam Banjarmasin
Dari Dosen ku Sunarno, m.pd. PGSD Unlam BanjarmasinDari Dosen ku Sunarno, m.pd. PGSD Unlam Banjarmasin
Dari Dosen ku Sunarno, m.pd. PGSD Unlam Banjarmasin
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Model pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpaduModel pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpadu
 
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran TematikPembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik
 
10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpadu10 model pembelajaran terpadu
10 model pembelajaran terpadu
 
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah KurikulumOrganisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
 
Alasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpaduAlasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpadu
 
Alasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpaduAlasan logis empiris penerapan ipa terpadu
Alasan logis empiris penerapan ipa terpadu
 
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdfsimulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
simulasi mengajar pembelajaran terpadu.pdf
 
2.1 konsep ips_terpadu
2.1 konsep ips_terpadu2.1 konsep ips_terpadu
2.1 konsep ips_terpadu
 
2.1 konsep ips_terpadu
2.1 konsep ips_terpadu2.1 konsep ips_terpadu
2.1 konsep ips_terpadu
 
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptxPPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
PPT PEMBELAJARAN TERPADU.pptx
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

MAKALAH SEQUENCED KEL 4 uh yes.docx

  • 1. MAKALAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEQUENCED PADA MATERI PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA DAN BAGIAN-BAGIAN MATA DAN KELAINAN MATA DENGAN MEDIA POWER POINT Dibuat Untuk Pemenuhan Tugas Pembelajaran IPA Terpadu Disusun oleh: Kelompok 4 Farida Azzahra P2A520010 M. Nuruzzaman Asshidiq P2A510011 Putri Anggun Permata Nurdi P2A520012 Dosen Pengampu: Dr. Yusnaidar, S.Si. M.Si. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA UNIVERSITAS JAMBI 2020
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu merupakan ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang meliputi mahluk hidup dan mahluk tak hidup atau sains tentang kehidupan dan sains tentang dunia fisik. Pengetahuan sains diperoleh dan dikembangkan dengan berlandaskan pada serangkaian penelitian yang dilakukan oleh saintis dalam memperoleh jawaban pertanyaan “apa?”, “mengapa?”, dan “bagaimana?” dari gejala-gejala alam serta penerapannya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Implementasi Kurikulum 2013 yaitu materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok fisika, kimia, atau biologi. Akan tetapi yang terjadi yaitu harapan pemerintah tidak sejalan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Guru-guru masih cenderung memisah-misahkan antara fisika, kimia, dan biologi. Kesan yang didapat di lapangan yakni guru cenderung sulit untuk memadukan ketiga bidang kajian ini menjadi satu karena beberapa alasan, diantaranya yaitu: rata-rata guru IPA di SMP memiliki latar belakang konsentrasi fisika/kimia/biologi; sehingga misalkan latar belakang guru tersebut adalah konsentrasi fisika, maka guru tersebut akan cenderung sulit memadukan materi yang diajarkan dengan kajian kimia atau biologi. Oleh karenanya guru memerlukan suatu model pembelajaran yang dapat memadukan ketiga jenis pembelajaran tersebut. Pembelajaran IPA terpadu tidak terlepas dari model pembelajaran yang beraneka ragam. Model- model pembelajaran IPA tersebut antara lain: model cellular, connected, nested, sequenced, dan lain- lain. Setiap model dalam pembelajaran IPA tidak serta merta dapat diterapkan begitu saja. Perlu adanya pemilahan antara model dan materi yang akan di ajarkan. Guru perlu mengetahui dan memahami tentang model-model pembelajaran IPA tersebut. Oleh karenannya, penulis dalam hal ini akan membahas salah
  • 3. satu jenis model pembelajaran IPA yaitu model pembelajaran sequenced pada materi pembentukan bayangan pada lensa dan bagian mata serta kelainan mata dengan menggunakan media power point. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang disebutkan, maka penulis menyusun rumusan masalah yaitu bagaimana cara penerapan model pembelajaran terpadu Sequenced pada materi pembentukan bayangan pada lensa dan bagian-bagian mata dengan menggunakan media power point. 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka dapat di ketahui tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjelaskan cara penerapan model pembelajaran terpadu Sequenced pada materi pembentukan bayangan pada lensa dan bagian-bagian mata dengan menggunakan media power point.
  • 4. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Model Sequenced (Berurutan) Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau (3) rentetan, sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model urutan/rangkaian. Dengan artikulasi yang terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur ulang urutan topik sehingga unit-unit yang mirip dapat bersinggungan satu sama lain (Sambeka, 2015). Pembelajaran terpadu model sequenced adalah beberapa topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau serupa dengan guru mata pelajaran lain yang membahas topik yang mirip atau serupa (Wahyudiati, 2012). Menurut Fogarty dalam bukunya yang berjudul how to integrated the curricula , model pembelajaran sequenced merupakan urutan materi pembelajaran serupa yang disusun oleh guru mata pelajaran untuk kemudian di ajarkannya secara paralel. Model pembelajaran sequenced merupakan model pembelajaran yang menuntut guru untuk mengurutkan materi-materi yang berkaitan atau saling bersinggungan. Materi-materi yang saling terkait dapat dikelompokan dan disampaikan kepada siswa secara paralel. Dengan mengaitkan materi-materi yang saling berkaitan, guru dapat menjelaskan secara rinci kepada siswa tentang suatu pembahasan materi. John Adams pernah berkata, “The textbook is not a moral contract that teachers are obliged to teach—teachers are obliged to teach children.” Artinya, buku teks bukanlah kontrak moral dimana guru wajib untuk mengajarkan juga guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksud dari Adams ini yakni dalam menjalankan tugas mengajar, guru tidak harus terikat pada urutan materi dalam buku, namun guru dapat mengatur ulang urutan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada anak-anak. Dengan mengatur ulang urutan pembelajaran, guru dapat sekaligus menjelaskan kepada siswa tentang keterkaitan atau hubungan antara satu materi dengan materi lainnya. Sehingga melalui itu, akan memudahkan siswa dalam belajar dan memudahkan siswa dalam mencari keterkaitan materi yang mereka pelajari. Guru pun tidak perlu untuk lebih lanjut menerangkan kaitan-kaitan antar materi secara terpisah.
  • 5. 2.2 Bentuk Model Sequenced (Berurutan). Model sequnced merupakan pengintegrasian kurikulum yang berorientasi pada beberapa mata pelajaran (khususnya memadukan dua disiplin ilmu), dimana pada model sequnced terdapat beberapa topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau serupa dengan pada saat guru mata pelajaran lain membahas topik yang mirip atau serupa (Wahyudianti, 2012). Model pembelajaran sequenced dapat dianalogikan sebagai 2 buah lensa mata. Satu sisi lensa mata menggambarkan satu buah materi pembelajaran sementara satu lensa lainnya menggambarkan materi pembelajran yang berkaitan. Kedua materi tersebut terletak sesajar seperti halnya kedua lensa yang disusun sejajar. Kedua lensa mata dikaitkan untuk selanjutnya digunakan dan dapat membantu seseorang untuk melihat. Seperti halnya kedua buah materi yang saling terkait di ajarkan secara paralel untuk membantu siswa memahami lebih dalam tentang pokok materi yang disampaikan. Proses pengurutan ulang materi ini dilakukan oleh dua guru mata pelajaran yang berbeda. Dimana satu guru membuat urutan mata pelajaran yang di ampunya, dan guru lainnya membuat urutan mata pelajaran yang di ajarkannya. Setelah urutan di buat oleh masing-masing guru, kemudian kedua guru duduk bersama untuk merundingkan atau mencocokkan materi-materi yang serupa. Dan selanjutnya kedua guru membuat urutan baru tentang materi-materi tersebut dimana urutan baru tersebut telah sesuai dengan runtutan pengajaran yang akan di ajarkan dan telah sesuai dari segi keterkaitan materi. Pengurutan topik atau materi tersebut akan memudahkan siswa menemukan hubungan antar satu materi dengan materi lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri model sequenced. 1. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya mata pelajaran yang saling berkaitan. 2. Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran. 3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan konsep-konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa. 4. Menyajikan konsep dari berbagi bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
  • 6. 5. Bersifat luwes. 6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Kelebihan Model Pembelajaran Sequenced (Berurutan). a. Bagi Guru. 1. Dengan mengatur urutan topik, bab, dan unit, guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat dalam buku teks. 2. Dengan pembelajaran model sequenced ini guru dapat membuat keputusan penting tentang konten dari sudut pandang yang disengaja terkait dengan topik disiplin membantu mereka memahami study mereka dikedua bidang konten. b. Bagi Siswa. 1. Murid-murid melihat guru dimata pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang berbeda, dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topik, bab, & unit) maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna. 2. Selain itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait dari disiplin- disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan diintergasikan model sequenced membantu transfer belajar siswa. Kelemahan Model Pembelajaran Sequenced (Berurutan). Kelemahan dari model sequenced adalah dibutuhkannya kompromi/kerja sama untuk membentuk model, guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuat urutan kurikulum dengan partner mereka, selain itu juga untuk membuat urutan sesuai dengan kejadian-kejadian yang terakhir (yang terjadi saat ini) membutuhkan kerjasama dan fleksibelitas dari semua orang yang terlibat. 2.3 Penggunaan Model Pembelajaran Sequenced Materi Pembentukan Bayangan Pada lensa dan Bagian serta kelainan pada mata. Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang mengunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya. Guru harus bekerja dengan seorang partner, mulai
  • 7. membuat daftar isi kurikuler secara terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang terpisah tersebut sehingga keduanya dapat cocok. Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata pelajaran). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep - konsep yang mirip pada 2 mata pelajaran berbeda. Model pembelajaran ini diajarkan secara paralel oleh 2 guru yang berbeda dan 2 mata pelajaran berbeda pula. Konsep mata pelajaran yang telah di siapkan kemudian di urutkan materi atau konsep mana yang bisa terlebih dahulu di ajarkan kepada siswa. Konsep-konsep tersebut antara lain. 1. Biologi  Bagian-bagian mata  Kelainan pada mata 2. Fisika  Pembentukan bayangan pada lensa cembung, dan  lensa cekung Model pembelajaran sequenced menuntut guru untuk dapat bekerja sama dengan rekan demi menyusun suatu kurikulum pembelajaran yang baik. Guru harus membuat daftar materi yang akan di ajarkannya dan kemudian di diskusikan dengan rekan sesama guru bagian materi pembelajaran yang mirip atau saling terkait untuk kemudian diurutkan dalam proses pembelajaran secara paralel. Proses pembelajaran seperti ini akan membantu siswa memahami suatu materi pembelajaran secara rinci dan luas. Hal itu karena siswa akan di ajak untuk mengaitkan materi-materi yang saling terkait dari 2 atau lebih mata pelajaran berbeda. Dengan di ajarkannya 2 materi yang mirip atau serupa secara berturut-turut, akan membuat siswa lebih mudah mengingat dan memahami secara utuh informasi yang mereka terima. Kegiatan tersebut akan membantu siswa semakin memahami materi yang mereka pelajari.
  • 8. 2.4 Pembuatan RPP Pada masa saat ini indonesia atau bahkan dunia telah mengalami revolusi industri 4.0 yang dapat terlihat dengan adanya kemajuan tekhnologi yang sangat signifikan. Tekhnologi yang berkembang telah merambah kesegala bidang atau segala aspek kehidupan. Misalnya, berkembangnya tekhnologi informasi (HP, Laptop, dll), dan tekhnologi transportasi (mobil, motor, pesawat, dll), serta tekhnologi pertanian ataupun tekhnologi-tekhnologi lain. Pada jaman dahulu, semua kegiatan manusia hanya dilakukan secara manual atau mengandalkan tenaga dari manusia dan binatang. Hal itu memiliki banyak sekali kekurangan misalnya efisiensi waktu yang tidak bagus, jangkauan kerja yang tidak luas, dan keterbatasan tenaga pekerja. Pernyataan teresebut sejalan dengan Daryanto (2017) yang menyatakan bahwa pada abad 21 atau masa revolusi industri 4.0 sekarang ini, kemajuan tekhnologi telah merambah pada semua jenjang atau semua lini kehidupan manusia. Salah satunya pada dunia pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat berkembang dengan adanya perkembangan tekhnologi yang merambahnya. Dewasa ini, kemajuan tekhnologi yang sangat cepat sangat mempengaruhi pembentukan karakter dari siswa. Sehingga pada saat ini pendidikan karakter siswa merupakan hal yang utama untuk di ajarkan kepada siswa. Karakter baik yang akan dibentuk disertai tujuan pendidikan yang mengajarkan siswa untuk berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan atau menciptakan hal baru yang bernilai manfaat bagi kehidupan. Guru dalam hal ini sebagai pendidik berkewajiban untuk memfasilitasi siswa dan membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan baik tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang. Berkaitan dengan hal tersebut, guru diminta untuk terus belajar dan memperbaiki keterampilan mereka dalam menyampaikan informasi dengan memanfaatkan segala insfratruktur pendidikan yang ada. sejalan dengan hal tersebut, Daryanto (2017) membagi keterampilan guru abad 21 menjadi lima kategori berikut: a. guru harus mampu memfasilitasi dan mampu menumbuhkan inspirasi siswa untuk belajar serta menumbuhkan kreatifitas siswa, b. guru dituntut untuk mampu merancang dan mengembangkan pengelaman belajar siswa serta asessment era digital,
  • 9. c. guru harus menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, d. mendorong dan menjadi model tanggung jawab masyarakat digital, dan e. berpartisipasi dalam pembuatan serta pengembangan instrumen pendidikan dan menjalankan kepemimpinan profesional. Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C- 2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi). Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki keterampilan proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan sebagai keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat kepada siswa (student center), dan merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran guru dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan rencana yang menggambarkan dan menyusun prosedur kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi yang menjadi tujuan dari pembelajaran. Komponen dalam RPP terbagi atas: identitas nama pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Penyusunan suatau RPP bertujuan untuk: 1. Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil suatu proses pembelajaran, 2. Dengan penyusunan RPP secara profesional atau sesuai, sistematis, dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisa, dan
  • 10. mampu memprediksi kegiatan pembelajaran sebagai kerangka kerja acuan yang logis dan terencana dengan baik. Adupun penyususnan RPP memiliki fungsi, sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terorganisir dan terarah serta efektif dalam pelaksanaannya (Kunandar, 2011) Adapun prinsip penyusunan RPP menurut Direktorat Pembinaan SMA Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan (2017) adalah sebagai berikut: a. Memperhatikan perbedaan individual siswa antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan siswa. b. Partisipasi aktif siswa. c. Berpusat pada siswa untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian. d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. e. Pemberian umpan balik dan tinjak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, remedial. f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembeljaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam suatu keutuhan pengelaman belajar. g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keberagaman budaya. h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. 2.5 Media Power point Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi kantor bertipe slide show (lembar kerja yang merupakan kaca objek bergantian) yang digunakan untuk mempresentasikan konsep dan argumen yang ingin ditunjukkan pada orang lain Fandana (2013). Power Point banyak digunakan
  • 11. karena pengoperasiannya yang mudah, dan semua orang mampu untuk membuat Power Point. Pada Power Point banyak fitur-fitur yang menarik seperti kemampuan pengolah teks, dapat menyisipkan gambar, audio, animasi, efek yang dapat di atur sesuai selera penggunanya, sehingga peserta didik akan tertarik pada apa yang ditampilkan pada Power Point Misbahudin (2018). Power Point sebagai bagian dari fasilitas yang telah tersedia pada komputer merupakan salah satu piranti lunak dari paket Microsoft Power Point digunakan untuk membuat slide presentasi yang ditampilkan melalui layar komputer. Berbeda dengan slide transparan atau mika, slide yang dibuat dengan Microsoft Power Point mempunyai banyak kelebihan, antara lain; mampu menampilkan tulisan dan gambar dengan bermacam warna, dapat diselengi dengan gambar hidup atau film, proses penulisan yang mudah (bila salah ketik, tinggal di delete-red), pola tulisan dapat dipilih sesuai dengan selera kita dan dapat pula menyisipkan suara (lagu) sehingga presentasi menjadi lebih menarik dan atraktif. Sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa dalam komputer terdapat berbagai macam fasilitas (kompleks- red), termasuk didalam Power Point itu sendiri memiliki fasilitas bantu yang memudahkan pembuatan slide Power Point. Pada Power Point sudah tersedia serangakaian pola yang dapat digunakan dalam menyusun slide presentasi. Menurut Isnin (2014) Setiap slide presentasi dapat berisi sebagai berikut : a. Teks Teks yang akan dituliskan harus disisipkan pada frame, yaitu area di layar yang ditandai oleh garis putus-putus, yang sudah disediakan, tampilan teks tersebut akan mengikuti pola yang sudah ditentukan, meskipun demikian, jika diinginakan tampilan teks juga masih dapat diubah dengan bebas. b. Gambar Selain teks, slide presentasi juga dapat diisi dengan gambar. Tampilan gambar dapat diambil dari; Clip Art, File, Auto Shapes, Worf Art, Scanner ataupun tabel yaang dibuat dengan Microsoft Word. c. Suara
  • 12. Suara dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan kita, bisa diambil dari fasilitas yanag ada dalam komputer atau dapat pula melalui suara-suara (misalnya lagu - red) yang sengaja kita instal / copy dari CD atau Flasdisk. d. Film Selain itu slide presentasi juga dapat diberi efek-efek khusus yang memperindah tampilan slide presentasi yaitu berupa film. 2.5.1. Kelebihan Media Power Point Powerpoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan softwere sejenis lainnya yang menyebabkannya menjadi softwere presentasi paling terkenal didunia. Fiturnya menurut Tambunan (2014) antara lain: a. Antara mukanya sangat intuitif b. Mudah dioperasikan c. Tidak memboroskan resource computer d. Dipaketkan bersamaan dengan Microsoft Office e. Didukung oleh Microsoft Corporation f. Tersedia di Windows dan Macintosh, Uraian di atas merupakan kelebihan media Microsoft Powerpointdari segi Fiturnya saja. g. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto. h. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji. i. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik. j. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang. 2.5.2. Kekurangan Media Power Point Adapun kekurangan-kekurangan dari media Microsoft Powerpoint menurut Tambunan (2014) diantaranya adalah:
  • 13. a. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga. b. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka para pendidik harus direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PCtersebut. c. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), maka kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari monitor kesulitanmelihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC tersebut. d. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk mengoperasikan program ini, agar jalannya presentasi tidak banyak hambatan 2.6 Cara Mengintegrasikan Model Pembelajaran Sequenced (Berurutan). Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model sequenced meliputi tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap evaluasi (Diknas, 1996). 1. Tahap Perencanaan a. Menentukan Jenis Mata Pelajaran yang Dipadukan. b. Memilih Kajian Materi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator. c. Bersama guru lain membuat daftar/list untuk menentukan topik-topik yang terkait yang akan dipadukan. d. Menentukan Langkah-Langkah Pembelajaran 2. Tahap Pelaksanaan Prinsi-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi: a. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dibuat. b. Guru hendaknya tidak menjadi singgle aktor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga memungkinkan siswa menjadi pebelajar mandiri. c. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.
  • 14. d. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tak terpikirkan dalam proses perencanaan. e. Melakukan analisis proses pembelajaran. 3. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu sebagai berikut: a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping bentuk evaluasi lainnya. b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan yang telah dicapai berdasarkan kreteria keberhasilan pencapaian yang akan dicapai.
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan pembahsan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan Model pembelajaran sequence merupakan model pembelajaran yang mengharuskan guru untuk bekerja sama dengan rekannya yang untuk membuat suatu urutan pembelajaran baru yang mengaitkan dua materi dari dua mata pelajaran berbeda. Model sequenced digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran dan menambah kemudahan siswa mengetahui kaitan antar materi. Dalam hal ini, guru juga diberi kemudahan dalam menyampaikan materi yang terkait dengan materi lainnya. Model pembelajaran sequenced memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut antara lain yaitu: dapat membuat siswa memperkuat pengetahuannya dan membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Siswa juga akan memiliki pengetahuan yang lebih luas karena materi yang mereka terima saling terkait. Melalui model pembelajaran sequenced guru dapat mevariasikan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan kerja sama antara guru yang bersangkutan dengan rekannya. Selain kelebihan, tentunya model pembelajaran sequenced juga memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut yaitu, dibutuhkannya kerja sama antar satu guru mata pelajaran dengan guru mata pelajaran lain dalam satu rumpun. selain itu juga untuk membuat urutan sesuai dengan kejadian-kejadian yang terakhir (yang terjadi saat ini) membutuhkan kerjasama dan fleksibelitas dari semua orang yang terlibat. Model pembelajaran squenced berguna untuk memulai percakapan lintas disiplin ilmu dan bidang studi. Di sekolah dasar, guru kelas dapat menggunakan model ini untuk bekerja dengan guru area khusus. Seorang guru kelas dapat bekerja dengan guru musik, guru seni, guru pendidikan jasmani, atau pendidik khusus, seperti guru membaca atau guru ketidakmampuan belajar. Untuk mengintegrasikan model sequenced kedalam kurikulum, digunakan beberapa cara. Pertama yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap perencanaan digunakan untuk menyiapkan materi-materi yang terkait untuk kemudian disusun materinya dan disiapkan media yang akan digunakan. Selanjutnya diterapkan
  • 16. sesuai dengan skenario yang telah di siapkan. Setelah itu, hasil dari penerapan pembelajaran yang dilakukan akan di evalusai untuk mengetahui ketercapaian yang didapat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disusun. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak dapat di selesaikan dengan seorang diri. Oleh sebabitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berifat membangun untuk memperbaiki makalah atau memperbaiki kekurangan penulis.
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Amalia, Isnin Agustin. 2014. “Power Point Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Masa Kini”. Jurnal Edueksos Vol III No 2, Juli- Desember 2014 Daryanto, & Karim, S. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media. Diknas, Pembelajaran Terapdu D-II PGSD dan S1 Pendidikan Dasar, Jakarta: Diknas, 1996. Direktorat Pembinaan SMA (Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan). 2017. Model Pengembangan RPP. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah. Fandana, D. A., Tri, D., Unej, U. J. & Kalimantan, J. (2013). “Efektivitas Penerapan Media Power Point Terhadap Pembelajaran Sejarah Warga Belajar Kelas XI Paket C Di SKB Bondowoso Semester Genap Tahun Pelajaran 2012- 2013 (Application of Power Point Media EffectivenessCitizens Against Learning Teaching History Packa”. Fogarty, R. 2009. How to Integrate the Curricula 3𝑟𝑑 Edition. USA: Sage Kunandar. 2011. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru). Jakarta : Raja Gravindo Persada. Misbahudin, Dede, dkk. 2018. “Penggunaan Power Point Sebagai Media Pembelajaran: Efektifkah?”. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.1 : 43-48 Sambeka, Yana. 2015. Model Squenced. Universitas Pendidikan Indonesia. Wahyudiati, Dwi. 2012. “Urgensi Pembelajaran Terpadu Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar”. El- Hikam: Jurnal Pendidikan Dan Kajian Keislaman, 5 (1), 163-180.
  • 18. LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan alam Kelas/ Semester : VIII/ II Topik : Indera Penglihatan dan Alat Optik Sub Topik : Pembentukan Bayangan pada Lensa Alokasi waktu : 6 x 40 menit (6 JP) A. a. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mengolah, menyajidan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. b. Kompetensi dasar KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1 1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.  Mencintai obyek yang ada di alam sebagai ciptaan Tuhan merupakan wujud pengamalan agama yang dianutnya 2 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.  Melaporkan hasil penyelidikan secara jujur, kerja sama, cermat dan teliti dan peduli lingkungan.  Mencintai keterbukaan individu dan kerja kelompok sebagai wujud implementasi dalam melaporkan hasil percobaan 3 3.11 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata  Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.  Mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada cermin datar dan lengkung.
  • 19. serangga, dan prinsip kerja alat optik.  Mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung. c. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendiskusikan hasil pengamatan kegiatan percobaan perambatan cahaya, siswa dapat mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 2. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai cermin datar, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada cermin datar. 3. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai cermin datar, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada cermin lengkung. 4. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai proses pembentukan bayangan pada lensa cembung, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cembung. 5. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai proses pembentukan bayangan pada lensa cekung, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cekung. d. Materi 1. Sifat-Sifat Cahaya Ada empat sifat-sifat cahaya, sebagai berikut. a. Cahaya merambat lurus Cahaya merambat ke semua arah. Sebagai contohnya, jika lilin atau lampu dinyalakan di tempat gelap, maka kita akan dapat melihat bahwa daerah yang ada di sekitar lilin atau lampu tersebut akan terang. b. Cahaya dapat dibiaskan Cahaya akan dibiaskan ketika melewati medium dengan indeks bias yang berbeda. Kecepatan cahaya akan menurun saat memasuki air. Semakin besar perubahan kecepatan cahaya saat yang melewati dua medium yang berbeda, akan semakin besar pula efek pembiasan yang terjadi. c. Cahaya merupakan Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang perambatannya tidak membutuhkan medium. Cahaya dapat mentransfer energi dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tidak menggunakan medium sehingga cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. d. Cahaya dapat dipantulkan Cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan jika menumbuk suatu bidang. Pemantulan yang terjadi dapat berupa pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang tidak rata, seperti aspal, tembok yang tidak rata, batang kayu, dan sebagainya. Pemantulan teratur terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang rata, seperti cermin. 2. Pembentukan Bayangan pada Cermin a. Pembentukan bayangan pada cermin datar Bayangan yang terbentuk pada cermin datar diperoleh dengan menggunakan diagram sinar. Sinar datang yang mengenai permukaan cermin akan dipantulkan dengan besar sudut pantul sama dengan besar sudut datang. Bayangan pada cermin datar diperoleh dengan memperpanjang sinar-sinar pantul ke arah dalam cermin sehingga bertemu dalam satu titik yang disebut titik perpotongan. Bayangan pada cermin datar bersifat maya, tegak dengan ukuran sama dengan bendanya. b. Pembentukan bayangan pada cermin cekung dan cembung Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat diperoleh melalui diagram sinar istimewa cermin.
  • 20. Sinar-sinar istimewa cermin cekung 1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. 2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan menuju sejajar sumbu utama. 3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan cermin pula. Sinar-sinar istimewa cermin cembung 1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus (f). 2. Sinar yang datang menuju titik fokus (f) dipantulkan sejajar sumbu utama. 3. Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan cermin (p) seolah-olah berasal dari titik pusat kelengkungan tersebut. 3. Pembentukan Bayangan pada Lensa Pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung dilakukan melalui diagram sinar istimewa. Sinar-sinar istimewa lensa cembung a. Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju titik fokus di belakang lensa. b. Suatu sinar datang melalui titik fokus di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama. c. Suatu sinar datang melalui pusat optik lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan. Sinar-sinar istimewa lensa cembung a. Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa seolah-olah berasal dari titik fokus di depan lensa. b. Suatu sinar datang seolah-olah menuju titik fokus di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama. c. Sinar datang melalui pusat optik lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan. 4. Bagian-Bagian Mata Bagian-bagian Mata tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-masing bagian memiliki fungsi yang berbeda pula. Mata kita dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar adalah lapisan sklera, lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah adalah lapisan koroid, lapisan ini membentuk iris. Lapisan ketiga adalah lapisan dalam yaitu retina. 5. Berbagai Macam Alat Optik yang ada di Sekitar Siswa a. Kamera Kamera dapat digunakan untuk mendokumentasikan sesuatu. Kamera memiliki diafragma dan pengatur cahaya (shutter) untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa. b. Kaca Pembesar (Lup) Sebuah kaca pembesar menempatkan objek tersebut lebih dekat kemata kita sehingga objek tersebut menghadapi sudut lebih besar.Seberapa besar suatu objek terlihat dengan mata, dan seberapa jelas kita dapat melihat bagian-bagian kecil pada objek tersebut, bergantung pada ukuran bayangan objek tersebut pada retina. c. Mikroskop Mikroskop menggunakan dua lensa okuler dan dua lensa objektif. Lensa okuler adalah lensa yang posisinya dengan mata pengamat. Lensa objektif adalah lensa yang posisinya dekat
  • 21. dengan objek/benda yang sedang diamati. Fungsi dari mikroskop adalah untuk mengamati benda- benda yang bersifat mikroskopis. d. Teleskop Teleskop adalah alat optik yang dapat membuat benda-benda yang berada pada tempat yang jauh menjadi terlihat dekat. Ada dua tipe dasar teleskop, yaitu teleskop pembias dan teleskop pantul. e. Pendekatan/ Model/ Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : saintifik 2. Model : Discovery Learning 3. Metode : Ceramah 4. Media : Power Point f. Sumber Pembelajaran 1. Buku siswa IPA SMP/MTs kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. 2. Buku Guru IPA SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. g. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (3jp) Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu Pendahuluan  Guru mengucapkan salam.  Guru menanyakan kabar peserta didik.  Guru mengabsen.  Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.  Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan tersebut sebagai berikut. 1. Tadi sebelum berangkat ke sekolah apakah kalian bercermin? Cermin yang biasa kalian gunakan pada saat bercermin adalah cermin datar. 2. Pada saat kalian bercermin, apakah yang dapat kalian lihat? 3. Bagaimanakah dengan ukuran bayangan yang kalian lihat?  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 20 menit Kegiatan inti  Guru menjelaskan materi mengenai pembentukan bayangan pada cermin datar.  Guru menjelaskan materi mengenai pembentukan bayangan pada cermin lengkung.  Guru melatih siswa melukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar dan pembentukan bayangan pada cermin lengkung. 75 menit Penutup  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami.  Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada hari ini untuk mengecek pemahaman siswa. 10 menit
  • 22. Pertemuan 2 (3 jp) Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu Pendahuluan  Guru mengucapkan salam.  Guru menanyakan kabar peserta didik.  Guru mengabsen.  Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.  Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menunjukkan sebuah lup kepada siswa dan kemudian secara bergantian peserta didik memegang lup tersebut dan diamati.  Guru memberikan pertanyaan mengenai lup.  Guru menjelaskan bahwa lup adalah salah satu contoh lensa cembung.  Guru menginformasikan pada peserta didik bahwa pada pertemuan hari ini peserta didik akan belajar tentang sinar istimewa pada pembiasan cahaya oleh lensa cembung dan cekung. Selain itu, peserta didik juga akan belajar melukis pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung dengan menggunakan diagram sinar istimewa 15 menit Kegiatan inti  Guru menjelaskan materi tentang pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung.  Siswa ditugaskan untuk melukiskan sinar istimewa pada lensa cembung dan lensa cekung.  Siswa menjelaskan sifat bayangan yang dibentuk pada berbagai ruang lensa cembung dan cekung. Berikut ini lokasi dari benda yang harus dilukiskan oleh siswa. Lensa Cembung: di Ruang I, II dan III Lensa Cekung: di Ruang I, II, dan III 80 menit Penutup  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami.  Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada hari ini untuk mengecek pemahaman siswa.  Guru dan siswa membuat simpulan dari hasil pembelajaran  Guru menutup dengan salam 10 menit h. Penilaian 1. Metode dan bentuk isntrumen Metode Bentuk instrumen Penilaian sikap Lembar pengematan sikap dan rubrik Tes unjuk kerja Tes penilaian kinerja Tes tertulis Tes uraian 2. Contoh instrumen a. Lembar pengamatan sikap Lembar penilaian sikap pada kegiatan praktikum
  • 23. No Nama siswa Disiplin Teliti Hati-hati Kreatif Jumlah skor 1 Ana 2 dst Lembar penilaian sikap/perilaku pada kegiatan diskusi No Nama siswa kerjasama Santun Toleran Proaktif Bijaksana Jumlah skor 1 Ana 2 dst Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberi skor pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan Skor 0, jika tidak pernah berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. Skor 1, jika kadang-kadang berperilaku disiplin * dalam kegiatan praktikum. Skor 2, jika sering berperilaku disiplin * dalam kegiatan praktikum. *macam-macam sikap/perilaku pada kegiatan praktikum atau saat diskusi 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 18 𝑥 100 Predikat Nilai Sangat baik (SB) 80 ≤ SB ≤ 100 Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79 Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69 Kurang (K) <60 b. Lembar pengamatan keterampilan praktikum No Nama siswa Persiapan percobaan Pelaksanaan percobaan Kegiatan akhir percobaan Jumlah skor 1 Ana 2 dst Rubrik No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik 1 Persiapan percobaan (menyiapkan alat dan bahan) 30  Alat tertata rapi sesuai dengan urutan praktikum.  Alat sudah dalam keadaan siap pakai.  Alat dan bahan tersedia dalam keadaan siap pakai 20  Ada 2 aspek yng tersedia. 10  Ada 1 aspek yang tersedia. 2 Pelaksanaan percobaan 30  Alat terpasang seperti pada petunjuk.  Melakukan proses pengamatan sesuai dengan prosedur.  Mencatat data sesuai dengan fakta yang diamati. 20  Ada 2 aspek yang tersedia. 10  Ada 1 aspek yang tersedia.
  • 24. 3 Kegiatan akhir percobaan 30  Merapihkan alat dengan baik.  Merapihkan meja praktikum.  Mengembalikan alat ke tempat semula. 20  Ada 2 aspek yang tersedia 10  Ada 1 aspek yang tersedia. c. Instrumen soal pengetahuan 1. Lukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung! 2. Peserta didik diminta untuk menentukan posisi ruang pada lensa cembung. 3. Gambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cembung! 4. Peserta didik diminta untuk menentukan posisi ruang pada lensa cekung. 5. Gambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cekung! Mengetahui, Muaro Jambi, November 2020 Kepala SMP.... Guru Mata Pelajaran ........................................................ ..........................................
  • 25. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuanalam Kelas/Semester : VIII/ II Topik : Indera Penglihatandan Alat Optik Sub Topik : Bagian-bagianmata, dan kelainannya Alokasiwaktu : 6 x 40 menit (6 JP)A A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mengolah, menyajidan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1. 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.  Mencintai obyek yang ada di alam sebagai ciptaan Tuhan merupakan wujud pengamalan agama yang dianutnya 2. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur; teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari- hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.  Melaporkan hasil penyelidikan secara jujur, kerja sama, cermat dan teliti dan peduli lingkungan.  Mencintai keterbukaan individu dan kerja kelompok sebagai wujud implementasi dalam melaporkan hasil percobaan
  • 26. 3. 3.11 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga, dan prinsip kerja alat optik.  Mengidentifikasi bagian-bagian mata manusia  Menjelaskan dan menyimpulkan proses pembentukan bayangan pada mata manusia. 4. 4.11 Membuat laporan hasil penyelidikan tentang pembentukan bayangan pada cermin, lensa, dan alat optik.  Menyusun laporan hasil penyelidikan proses pembentukan bayangan pada lensa. B. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mengamati media pembelajaran berupa gambar bagian-bagian mata, siswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian mata manusia. 2. Melalui hasil pengamatan praktikum pembentukan bayangan pada mata, siswa mampu menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata manusia. 3. Melalui hasil pengamatan praktikum pembentukan bayangan pada mata, siswa mampu menyimpulkan proses pembentukan bayangan pada mata manusia. D. Materi Bagian-bagian Mata Mata tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-masing bagian memiliki fungsi yang berbeda pula. Mata dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar adalah lapisan sklera, lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah adalah lapisan koroid, lapisan ini membentuk iris. Lapisan ketiga adalah lapisan dalam yaitu retina. Gambar 1. menunjukkan bagian-bagian mata Gangguan pada Indera Penglihatan a. Rabun Dekat (Hipermetropi) Seorang penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak dekat (± 25 cm) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di belakang retina sehingga bayangan yang jatuh pada retina menjadi tidak jelas (kabur). Kacamata positif (lensa cembung) dapat menolong penderita rabun dekat. b. Rabun Jauh (Miopi) Seorang penderita rabun jauh tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak jauh (tak hingga) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina. Kacamata negatif (lensa cekung) dapat menolong penderita rabun jauh. c. Buta Warna
  • 27. E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Inquiry Terstruktur 3. Metode : Praktikum F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Gambar Bagian-Bagian Mata 2. Alat dan Bahan : Penjepit rel sebagai pemegang alat di atas rel presisi 5 buah, lampu dengan tiang 1 buah/ lilin 1 buah, lensa cembung 1 buah, pemegang slide 1 buah, slide panah 1 buah, dan layar transparan 1 buah. 3. Sumber belajar : a. Buku siswa IPA SMP/MTs kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. b. Buku Guru IPA SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014. G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (3 JP) Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu Pendahuluan  guru mengucapkan salam  guru menanyakan kabar peserta didik  guru mengabsen kehadiran peserta didik  guru memberikan apersepsi kepada peserta didik 1. guru mengaitkan materi biologi yang akan di pelajari sekarang dengan materi fisika sebelumnya. 2. Guru bertanya kepada siswa mengenai pengetahuan awal siswa tentang materi kelainan pada mata  Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 10 menit Kegiatan inti  Guru menampilkan power point  Guru menjelaskan isi dari power point  Siswa diajak untuk berpartisipasi dalam menemukan contoh-contoh materi yang dijelaskan dalam kehidupan sehari-hari  siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru melalui slide dalam power point  siswa diminta bertanya tentang materi hari ini 60 menit Penutup  guru dan siswa sama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini  guru menyampaikan materi yang akan di pelajari pada pertemuan berikutnya  guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam 10 menit
  • 28. Pertemuan 2 (3 JP) Kegiatan Langkah-langkah Model Inquiry Terstruktur Deskripsi kegiatan Pendahuluan Apersepsi  Guru mengucapkan salam.  Guru menanyakan kabar peserta didik.  Guru mengabsen.  Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.  Guru memberikan apersepsi tentang pentingnya cahaya bagi sistem penglihatan manusia. 1. Guru mengajak peserta didik untuk pergi ke taman sekolah (halaman sekolah) atau membayangkan berada di halaman sekolah. 2. Guru memberikan pertanyaan, “bagaimana perasaan kalian ketika berada di tempat ini?” 3. Guru meminta peserta didik untuk menutup mata. 4. Guru memberikan pertanyaan, “bagaimana perasaan kalian saat ini?”  Guru meminta peserta didik untuk menuliskan di buku IPA tentang apa yang dirasakan oleh peserta didik pada saat memejamkan mata.  Guru mengenalkan siswa dengan bagian-bagian mata menggunakan media pembelajaran berupa gambar bagian-bagian mata  Guru menginformasikan pada peserta didik bahwa pada hari ini peserta didik akan melakukan percobaan untuk membuktikan pembentukan bayangan pada mata.  Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Kegiatan Inti Identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah  Secara berkelompok siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah mengenai materi praktikum yang disiapkan oleh guru. Merencanakan dan memprediksi hasil  Kelompok siswa membaca dan mengikuti petunjuk pada lembar kegiatan.
  • 29.  Kelompok siswa menyiapkan alat dan bahan seperti yang tertera dalam lembar kegiatan praktikum. Penyelidikan untuk pengumpulan data  Kelompok siswa melaksanakan praktikum dibimbing oleh guru.  Siswa mencatat jalannya praktikum dan hasil praktikum.  Interpretasi data dan mengembangkan kesimpulan  Kelompok siswa membuat kesimpulan mengenai hasil pembahasan dari praktikum yang telah dijalankan.  Setiap kelompok siswa mempresentasikan hasil praktikum di depan kelas. Penutup Melakukan refleksi  Guru melakukan evaluasi terhadap proses inkuiri yang telah dilakukan.  Guru mengajukan pertanyaan baru berdasarkan data yang terkumpul untuk penguatan materi. H. Penilaian 1. Metode dan bentuk instrumen Metode Bentuk Instrumen  Penilaian sikap  Lembar pengamatan sikap dan rubrik  Tes unjuk kerja  Tes penilaian kinerja  Tes tertulis  Tes uraian 2. Contoh instrumen a. Lembar pengamatan sikap Lembar penilaian sikap pada kegiatan praktikum No Nama Siswa Disiplin Teliti Hati- hati Kreatif Inovatif Jumlah skor 1 Ani 2 dst 3 4 Lembar penilaian sikap/perilaku pada saat diskusi No Nama Siswa Kerja- sama Santun Toleran Proaktif Bijaksana Jumlah skor 1 2 3 4
  • 30. Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberi skor pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan Skor 0, jika tidak pernah berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. Skor 1, jika kadang-kadang berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. Skor 2, jika sering berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. *macam-macam sikap/perilaku pada kegiatan praktikum atau saat diskusi Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑥 100 20 Predikat Nilai Sangat Baik (SB) 80 ≤ SB ≤ 100 Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79 Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69 Kurang (K) <60 b. Lembar pengamatan keterampilan praktikum Penilaian keterampilan merangkai alat, sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa tersebut adalah nyata, terbalik, diperkecil atau diperbesar, pengambilan kesimpulan, dan pengkomunikasian hasil percobaan. No Nama siswa Persiapan percobaan Pelaksanaan percobaan Kegiatan akhir percobaan Jumlah skor 1 Ani 2 dst 3 4
  • 31. Rubrik No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik 1 Persiapan percobaan (menyiapkan alat dan bahan) 30  Alat tertata rapi sesuai dengan urutan praktikum.  Alat sudah dalam keadaan siap pakai.  Alat dan bahan tersedia dalam keadaan siap pakai. 20  Ada 2 aspek yng tersedia. 10  Ada 1 aspek yang tersedia. 2 Pelaksanaan percobaan 30  Alat terpasang seperti pada petunjuk.  Melakukan proses pengamatan sesuai dengan prosedur.  Mencatat data sesuai dengan fakta yang diamati. 20  Ada 2 aspek yang tersedia. 10  Ada 1 aspek yang tersedia. 3 Kegiatan akhir percobaan 30  Merapihkan alat dengan baik.  Merapihkan meja praktikum.  Mengembalikan alat ke tempat semula. 20  Ada 2 aspek yang tersedia. 10  Ada 1 aspek yang tersedia. c. Instrumen soal pengetahuan 1. Bagaimana sifat bayangan yang terbentuk pada percobaan tersebut? 2. Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan, analogkan benda-benda yang dipergunakan untuk percobaan dengan bagian-bagian mata manusia! 3. Gambarkan jalannya cahaya pada mata manusia, sehingga manusia dapat melihat benda! Muaro Jambi, November 2020 Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Muaro Jambi Guru Mata Pelajaran ……………………………………… …………………………….
  • 32. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Nama Anggota Kelompok : 1. .......................................... 2. .......................................... 3. .......................................... 4. .......................................... 5. .......................................... I. Kegiatan I Tujuan : 1. Menjelaskan bagian mata dan fungsinya ! 2. Menjelaskan pembentukan bayangan pada mata ! 3. Menjelaskan daya akomodasi, titik dekat, dan titik jauh pada mata! 4. Menerapkan konsep lensa untuk menyelesaikan permasalahan miopi dan hipermetropi! Diskusikan 1: 1. Jelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dari gambar di bawah ini : 2. Perhatikan pembentukan bayangan pada pada mata berikut ini. Jelaskan sifat bayangannya : Sifat bayangannya : nyata, terbalik, dan lebih kecil dari bendanya 3. Jelaskan : a. Daya akomodasi mata
  • 33. b. Titik dekat mata c. Titik jauh mata 4. Perhatikan gambar di bawah ini : a. Cacat mata apa pada gambar di atas b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut c.Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut 5. Perhatikan gambar di bawah ini : a. Cacat mata apa pada gambar di atas b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut c. Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut
  • 34. I. Kegiatan II Tujuan : 1. Menjelaskan prinsip kerja lup 2. Menyebutkan fungsi lup dalam kehidupan sehari-hari Materi : Lup Alat dan bahan : - 1 Buah lup (lensa cembung) - 1 Buah Balpoint - Kertas HVS sebagai layar Langkah Kerja : 1. Peganglah bolpoin dengan tangan. Amati bolpoin dengan menggunakan lup. Amati bayangan yang terbentuk. 2. Letakkan kertas HVS sebagai layar di antara bolpoin dan lup. Apakah bayangan bisa tertangkap oleh layar? 3. Letakkan kertas HVS sebagai layar di belakang bolpoin. Apakah bayangan bisa tertangkap oleh layar? 4. Di manakah letak bayangan? Apakah bayangan terlihat dalam lensa? Data pengamatan : 1. Berdasarkan pengamatan, bayangan yang terbentuk oleh lup bersifat ...................................................................................................................................... 2. Sesuai dengan pembentukan bayangan pada lensa cembung, sifat bayangan di atas dapat terbentuk bila benda terletak di ruang ......................................................... 3. Lukiskan proses pembentukan bayangan benda pada lup! 4. Sebutkan contoh penggunaan lup dalam kehidupan sehari-hari!
  • 35. JAWABAN LKPD KEGIATAN I Kegiatan I Tujuan : 1. Menjelaskan bagian mata dan fungsinya 2. Menjelaskan pembentukan bayangan pada mata 3. Menjelaskan daya akomodasi, titik dekat, dan titik jauh pada mata. 4. Menerapkan konsep lensa untuk menyelesaikan permasalahan miopi dan hipermetropi Diskusikan 1: 1. Jelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dari gambar di bawah ini (nomor 1-8) 1) Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, transparan, dan dilapisi selaput bening. Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi bagian mata yang sensitif dibawahnya. 2) Aquaeus Humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk membiaskan cahaya ke dalam mata. 3) Pupil merupakan celah lingkaran yang dibentuk oleh iris dan berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang mengenai mata. 4) Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pupil dan memberi warna pada mata. 5) Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa ini berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina. 6) Otot Siliary berfungsi pengaturan jarak fokus lensa 7) Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina.
  • 36. 8) Retina atau selaput jala adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan (menangkap bayangan bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil yang dibentuk oleh lensa mata). 9) Saraf Optik yaitu saraf yang menghubungkan bintik kuning dengan otak sehingga sinyal-sinyal bayangan dari bintik kuning sampai ke otak dan otaklah yang menerjemahkan sehingga bayangan benda menjadi tegak, tidak terbalik seperti yang ditangkap oleh retina. 2. Perhatikan pembentukan bayangan pada pada mata berikut ini. Jelaskan sifat bayangannya : Sifat bayangannya : nyata, terbalik, dan lebih kecil dari bendanya 3. Jelaskan : a. Daya akomodasi mata adalah Kemampuan otot mata untuk menebalkan atau memipihkan lensa mata. b. Titik dekat (Punctum Proximum = PP) adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata (± 25 cm). c. Titik jauh mata Titik jauh (Punctum Remotum = PR) adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata, jaraknya tak terhingga. 4. Perhatikan gambar di bawah ini :
  • 37. a. Cacat mata apa pada gambar di atas Jawab : Miopi (rabun jauh) b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut Jawab : Lensa Cekung c. Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut Jawab : 5.Perhatikan gambar di bawah ini : a. Cacat mata apa pada gambar di atas Jawab : Hipermetropi (rabun dekat) b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut Jawab : Lensa Cembung. c. Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut Jawab :
  • 38. KUNCI JAWABAN LKS KEGIATAN II Tujuan : Mempelajari prinsip kerja lup. Alat dan Bahan : 1. Lup (lensa cembung) 2. Bolpoin 3. Kertas HVS sebagai layar Langkah Kerja: 1. Peganglah bolpoin dengan tangan. Amati bolpoin dengan menggunakan lup. Amati bayangan yang terbentuk. 2. Letakkan kertas HVS sebagai layar di antara bolpoin dan lup. Apakah bayangan bisa tertangkap oleh layar? Jawab: Tidak 3. Letakkan kertas HVS sebagai layar di belakang bolpoin. Apakah bayangan bisa tertangkap oleh layar? Jawab: Tidak 4. Di manakah letak bayangan? Apakah bayangan terlihat dalam lensa? Jawab: Bayangan terletak di dalam lensa (lup), Data Pengamatan dan Diskusi : 1. Berdasarkan pengamatan, bayangan yang terbentuk oleh lup bersifat tegak, diperbesar, dan maya. 2. Sesuai dengan pembentukan bayangan pada lensa, sifat bayangan di atas dapat terbentuk bila benda terletak di ruang I. 3. Lukiskan proses pembentukan bayangan pada lup!
  • 39. 4. Sebutkan contoh penggunaan lup dalam kehidupan sehari-hari! a. Penggunaan lup oleh tukang arloji ketika memperbaiki arloji b. Penggunaan lup oleh tukang servis komputer c. Penggunaan lup oleh penjual perhiasan untuk mengecek kualitas perhiasan d. Penggunaan lup untuk kegiatan di laboratorium IPA