Makalah ini membahas tentang penerapan model pembelajaran terpadu sequenced pada materi pembentukan bayangan pada lensa dan bagian-bagian mata serta kelainan mata dengan menggunakan media power point. Model sequenced memungkinkan guru untuk mengatur ulang urutan materi sehingga materi yang berkaitan dapat diajarkan secara paralel dan membantu siswa memahami hubungan antar materi.
1. MAKALAH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEQUENCED PADA MATERI PEMBENTUKAN
BAYANGAN PADA LENSA DAN BAGIAN-BAGIAN MATA DAN KELAINAN MATA
DENGAN MEDIA POWER POINT
Dibuat Untuk Pemenuhan Tugas Pembelajaran IPA Terpadu
Disusun oleh:
Kelompok 4
Farida Azzahra P2A520010
M. Nuruzzaman Asshidiq P2A510011
Putri Anggun Permata Nurdi P2A520012
Dosen Pengampu:
Dr. Yusnaidar, S.Si. M.Si.
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS JAMBI
2020
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu merupakan ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu
yang mempelajari gejala-gejala alam yang meliputi mahluk hidup dan mahluk tak hidup atau sains
tentang kehidupan dan sains tentang dunia fisik. Pengetahuan sains diperoleh dan dikembangkan dengan
berlandaskan pada serangkaian penelitian yang dilakukan oleh saintis dalam memperoleh jawaban
pertanyaan “apa?”, “mengapa?”, dan “bagaimana?” dari gejala-gejala alam serta penerapannya dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari.
Implementasi Kurikulum 2013 yaitu materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
fisika, kimia, atau biologi. Akan tetapi yang terjadi yaitu harapan pemerintah tidak sejalan dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan. Guru-guru masih cenderung memisah-misahkan antara fisika, kimia,
dan biologi. Kesan yang didapat di lapangan yakni guru cenderung sulit untuk memadukan ketiga bidang
kajian ini menjadi satu karena beberapa alasan, diantaranya yaitu: rata-rata guru IPA di SMP memiliki
latar belakang konsentrasi fisika/kimia/biologi; sehingga misalkan latar belakang guru tersebut adalah
konsentrasi fisika, maka guru tersebut akan cenderung sulit memadukan materi yang diajarkan dengan
kajian kimia atau biologi. Oleh karenanya guru memerlukan suatu model pembelajaran yang dapat
memadukan ketiga jenis pembelajaran tersebut.
Pembelajaran IPA terpadu tidak terlepas dari model pembelajaran yang beraneka ragam. Model-
model pembelajaran IPA tersebut antara lain: model cellular, connected, nested, sequenced, dan lain-
lain. Setiap model dalam pembelajaran IPA tidak serta merta dapat diterapkan begitu saja. Perlu adanya
pemilahan antara model dan materi yang akan di ajarkan. Guru perlu mengetahui dan memahami tentang
model-model pembelajaran IPA tersebut. Oleh karenannya, penulis dalam hal ini akan membahas salah
3. satu jenis model pembelajaran IPA yaitu model pembelajaran sequenced pada materi pembentukan
bayangan pada lensa dan bagian mata serta kelainan mata dengan menggunakan media power point.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disebutkan, maka penulis menyusun rumusan masalah yaitu
bagaimana cara penerapan model pembelajaran terpadu Sequenced pada materi pembentukan bayangan
pada lensa dan bagian-bagian mata dengan menggunakan media power point.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka dapat di ketahui tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu untuk menjelaskan cara penerapan model pembelajaran terpadu Sequenced pada materi
pembentukan bayangan pada lensa dan bagian-bagian mata dengan menggunakan media power point.
4. BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Model Sequenced (Berurutan)
Kata sequence dalam bahasa Indonesia, berarti: (1) urutan, (2) rangkaian, atau (3) rentetan,
sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model urutan/rangkaian. Dengan artikulasi yang
terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur ulang urutan topik sehingga unit-unit yang mirip
dapat bersinggungan satu sama lain (Sambeka, 2015). Pembelajaran terpadu model sequenced adalah
beberapa topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan
atau serupa dengan guru mata pelajaran lain yang membahas topik yang mirip atau serupa (Wahyudiati,
2012). Menurut Fogarty dalam bukunya yang berjudul how to integrated the curricula , model
pembelajaran sequenced merupakan urutan materi pembelajaran serupa yang disusun oleh guru mata
pelajaran untuk kemudian di ajarkannya secara paralel.
Model pembelajaran sequenced merupakan model pembelajaran yang menuntut guru untuk
mengurutkan materi-materi yang berkaitan atau saling bersinggungan. Materi-materi yang saling terkait
dapat dikelompokan dan disampaikan kepada siswa secara paralel. Dengan mengaitkan materi-materi
yang saling berkaitan, guru dapat menjelaskan secara rinci kepada siswa tentang suatu pembahasan
materi.
John Adams pernah berkata, “The textbook is not a moral contract that teachers are obliged to
teach—teachers are obliged to teach children.” Artinya, buku teks bukanlah kontrak moral dimana guru
wajib untuk mengajarkan juga guru wajib untuk mengajar anak-anak. Maksud dari Adams ini yakni
dalam menjalankan tugas mengajar, guru tidak harus terikat pada urutan materi dalam buku, namun guru
dapat mengatur ulang urutan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada anak-anak. Dengan mengatur
ulang urutan pembelajaran, guru dapat sekaligus menjelaskan kepada siswa tentang keterkaitan atau
hubungan antara satu materi dengan materi lainnya. Sehingga melalui itu, akan memudahkan siswa
dalam belajar dan memudahkan siswa dalam mencari keterkaitan materi yang mereka pelajari. Guru pun
tidak perlu untuk lebih lanjut menerangkan kaitan-kaitan antar materi secara terpisah.
5. 2.2 Bentuk Model Sequenced (Berurutan).
Model sequnced merupakan pengintegrasian kurikulum yang berorientasi pada beberapa mata
pelajaran (khususnya memadukan dua disiplin ilmu), dimana pada model sequnced terdapat beberapa
topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau serupa
dengan pada saat guru mata pelajaran lain membahas topik yang mirip atau serupa (Wahyudianti, 2012).
Model pembelajaran sequenced dapat dianalogikan sebagai 2 buah lensa mata. Satu sisi lensa
mata menggambarkan satu buah materi pembelajaran sementara satu lensa lainnya menggambarkan
materi pembelajran yang berkaitan. Kedua materi tersebut terletak sesajar seperti halnya kedua lensa
yang disusun sejajar. Kedua lensa mata dikaitkan untuk selanjutnya digunakan dan dapat membantu
seseorang untuk melihat. Seperti halnya kedua buah materi yang saling terkait di ajarkan secara paralel
untuk membantu siswa memahami lebih dalam tentang pokok materi yang disampaikan.
Proses pengurutan ulang materi ini dilakukan oleh dua guru mata pelajaran yang berbeda.
Dimana satu guru membuat urutan mata pelajaran yang di ampunya, dan guru lainnya membuat urutan
mata pelajaran yang di ajarkannya. Setelah urutan di buat oleh masing-masing guru, kemudian kedua
guru duduk bersama untuk merundingkan atau mencocokkan materi-materi yang serupa. Dan
selanjutnya kedua guru membuat urutan baru tentang materi-materi tersebut dimana urutan baru tersebut
telah sesuai dengan runtutan pengajaran yang akan di ajarkan dan telah sesuai dari segi keterkaitan
materi. Pengurutan topik atau materi tersebut akan memudahkan siswa menemukan hubungan antar satu
materi dengan materi lainnya.
Berikut ini adalah ciri-ciri model sequenced.
1. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya mata pelajaran yang
saling berkaitan.
2. Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses pembelajaran.
3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk mengurutkan konsep-konsep yang
sama, yang akan diajarkan pada siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagi bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
6. 5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Kelebihan Model Pembelajaran Sequenced (Berurutan).
a. Bagi Guru.
1. Dengan mengatur urutan topik, bab, dan unit, guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak
sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat dalam buku teks.
2. Dengan pembelajaran model sequenced ini guru dapat membuat keputusan penting tentang
konten dari sudut pandang yang disengaja terkait dengan topik disiplin membantu mereka
memahami study mereka dikedua bidang konten.
b. Bagi Siswa.
1. Murid-murid melihat guru dimata pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang berbeda,
dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topik, bab, & unit) maka siswa dapat
memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih bermakna.
2. Selain itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait dari disiplin-
disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan diintergasikan model
sequenced membantu transfer belajar siswa.
Kelemahan Model Pembelajaran Sequenced (Berurutan).
Kelemahan dari model sequenced adalah dibutuhkannya kompromi/kerja sama untuk
membentuk model, guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuat urutan kurikulum dengan
partner mereka, selain itu juga untuk membuat urutan sesuai dengan kejadian-kejadian yang terakhir
(yang terjadi saat ini) membutuhkan kerjasama dan fleksibelitas dari semua orang yang terlibat.
2.3 Penggunaan Model Pembelajaran Sequenced Materi Pembentukan Bayangan Pada lensa dan
Bagian serta kelainan pada mata.
Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang mengunakan dua bidang
disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya. Guru harus bekerja dengan seorang partner, mulai
7. membuat daftar isi kurikuler secara terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang
terpisah tersebut sehingga keduanya dapat cocok. Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang
berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata
pelajaran). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep -
konsep yang mirip pada 2 mata pelajaran berbeda.
Model pembelajaran ini diajarkan secara paralel oleh 2 guru yang berbeda dan 2 mata pelajaran
berbeda pula. Konsep mata pelajaran yang telah di siapkan kemudian di urutkan materi atau konsep
mana yang bisa terlebih dahulu di ajarkan kepada siswa. Konsep-konsep tersebut antara lain.
1. Biologi
Bagian-bagian mata
Kelainan pada mata
2. Fisika
Pembentukan bayangan pada lensa cembung, dan
lensa cekung
Model pembelajaran sequenced menuntut guru untuk dapat bekerja sama dengan rekan demi
menyusun suatu kurikulum pembelajaran yang baik. Guru harus membuat daftar materi yang akan di
ajarkannya dan kemudian di diskusikan dengan rekan sesama guru bagian materi pembelajaran yang
mirip atau saling terkait untuk kemudian diurutkan dalam proses pembelajaran secara paralel.
Proses pembelajaran seperti ini akan membantu siswa memahami suatu materi pembelajaran
secara rinci dan luas. Hal itu karena siswa akan di ajak untuk mengaitkan materi-materi yang saling
terkait dari 2 atau lebih mata pelajaran berbeda. Dengan di ajarkannya 2 materi yang mirip atau serupa
secara berturut-turut, akan membuat siswa lebih mudah mengingat dan memahami secara utuh informasi
yang mereka terima. Kegiatan tersebut akan membantu siswa semakin memahami materi yang mereka
pelajari.
8. 2.4 Pembuatan RPP
Pada masa saat ini indonesia atau bahkan dunia telah mengalami revolusi industri 4.0 yang
dapat terlihat dengan adanya kemajuan tekhnologi yang sangat signifikan. Tekhnologi yang
berkembang telah merambah kesegala bidang atau segala aspek kehidupan. Misalnya,
berkembangnya tekhnologi informasi (HP, Laptop, dll), dan tekhnologi transportasi (mobil, motor,
pesawat, dll), serta tekhnologi pertanian ataupun tekhnologi-tekhnologi lain. Pada jaman dahulu,
semua kegiatan manusia hanya dilakukan secara manual atau mengandalkan tenaga dari manusia dan
binatang. Hal itu memiliki banyak sekali kekurangan misalnya efisiensi waktu yang tidak bagus,
jangkauan kerja yang tidak luas, dan keterbatasan tenaga pekerja. Pernyataan teresebut sejalan
dengan Daryanto (2017) yang menyatakan bahwa pada abad 21 atau masa revolusi industri 4.0
sekarang ini, kemajuan tekhnologi telah merambah pada semua jenjang atau semua lini kehidupan
manusia. Salah satunya pada dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat berkembang dengan adanya
perkembangan tekhnologi yang merambahnya. Dewasa ini, kemajuan tekhnologi yang sangat cepat
sangat mempengaruhi pembentukan karakter dari siswa. Sehingga pada saat ini pendidikan karakter
siswa merupakan hal yang utama untuk di ajarkan kepada siswa. Karakter baik yang akan dibentuk
disertai tujuan pendidikan yang mengajarkan siswa untuk berfikir kritis dan kreatif dalam
menyelesaikan atau menciptakan hal baru yang bernilai manfaat bagi kehidupan.
Guru dalam hal ini sebagai pendidik berkewajiban untuk memfasilitasi siswa dan membantu
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan baik tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang.
Berkaitan dengan hal tersebut, guru diminta untuk terus belajar dan memperbaiki keterampilan
mereka dalam menyampaikan informasi dengan memanfaatkan segala insfratruktur pendidikan yang
ada. sejalan dengan hal tersebut, Daryanto (2017) membagi keterampilan guru abad 21 menjadi lima
kategori berikut:
a. guru harus mampu memfasilitasi dan mampu menumbuhkan inspirasi siswa untuk belajar
serta menumbuhkan kreatifitas siswa,
b. guru dituntut untuk mampu merancang dan mengembangkan pengelaman belajar siswa serta
asessment era digital,
9. c. guru harus menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital,
d. mendorong dan menjadi model tanggung jawab masyarakat digital, dan
e. berpartisipasi dalam pembuatan serta pengembangan instrumen pendidikan dan menjalankan
kepemimpinan profesional.
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan
kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2)
Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative.
Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang
perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-
2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4
(mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu
C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki keterampilan
proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan sebagai keterampilan guru
dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan
menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat kepada siswa (student center), dan merangsang
siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran guru dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar,
tapi juga sebagai fasilitator.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan rencana yang menggambarkan dan
menyusun prosedur kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi yang menjadi tujuan
dari pembelajaran. Komponen dalam RPP terbagi atas: identitas nama pelajaran, kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Penyusunan suatau RPP bertujuan untuk: 1. Mempermudah, memperlancar dan
meningkatkan hasil suatu proses pembelajaran, 2. Dengan penyusunan RPP secara profesional atau
sesuai, sistematis, dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisa, dan
10. mampu memprediksi kegiatan pembelajaran sebagai kerangka kerja acuan yang logis dan terencana
dengan baik. Adupun penyususnan RPP memiliki fungsi, sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terorganisir dan terarah serta efektif dalam
pelaksanaannya (Kunandar, 2011)
Adapun prinsip penyusunan RPP menurut Direktorat Pembinaan SMA Kementrian Pendidikan
Dan Kebudayaan (2017) adalah sebagai berikut:
a. Memperhatikan perbedaan individual siswa antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan siswa.
b. Partisipasi aktif siswa.
c. Berpusat pada siswa untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tinjak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan
balik positif, penguatan, pengayaan, remedial.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembeljaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam suatu
keutuhan pengelaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keberagaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi.
2.5 Media Power point
Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi kantor bertipe slide show (lembar
kerja yang merupakan kaca objek bergantian) yang digunakan untuk mempresentasikan konsep dan
argumen yang ingin ditunjukkan pada orang lain Fandana (2013). Power Point banyak digunakan
11. karena pengoperasiannya yang mudah, dan semua orang mampu untuk membuat Power Point. Pada
Power Point banyak fitur-fitur yang menarik seperti kemampuan pengolah teks, dapat menyisipkan
gambar, audio, animasi, efek yang dapat di atur sesuai selera penggunanya, sehingga peserta didik
akan tertarik pada apa yang ditampilkan pada Power Point Misbahudin (2018).
Power Point sebagai bagian dari fasilitas yang telah tersedia pada komputer merupakan salah
satu piranti lunak dari paket Microsoft Power Point digunakan untuk membuat slide presentasi yang
ditampilkan melalui layar komputer. Berbeda dengan slide transparan atau mika, slide yang dibuat
dengan Microsoft Power Point mempunyai banyak kelebihan, antara lain; mampu menampilkan
tulisan dan gambar dengan bermacam warna, dapat diselengi dengan gambar hidup atau film, proses
penulisan yang mudah (bila salah ketik, tinggal di delete-red), pola tulisan dapat dipilih sesuai
dengan selera kita dan dapat pula menyisipkan suara (lagu) sehingga presentasi menjadi lebih
menarik dan atraktif.
Sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa dalam komputer terdapat berbagai macam
fasilitas (kompleks- red), termasuk didalam Power Point itu sendiri memiliki fasilitas bantu yang
memudahkan pembuatan slide Power Point. Pada Power Point sudah tersedia serangakaian pola
yang dapat digunakan dalam menyusun slide presentasi. Menurut Isnin (2014) Setiap slide
presentasi dapat berisi sebagai berikut :
a. Teks
Teks yang akan dituliskan harus disisipkan pada frame, yaitu area di layar yang ditandai oleh
garis putus-putus, yang sudah disediakan, tampilan teks tersebut akan mengikuti pola yang
sudah ditentukan, meskipun demikian, jika diinginakan tampilan teks juga masih dapat
diubah dengan bebas.
b. Gambar
Selain teks, slide presentasi juga dapat diisi dengan gambar. Tampilan gambar dapat diambil
dari; Clip Art, File, Auto Shapes, Worf Art, Scanner ataupun tabel yaang dibuat dengan
Microsoft Word.
c. Suara
12. Suara dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan kita, bisa diambil dari fasilitas yanag ada dalam
komputer atau dapat pula melalui suara-suara (misalnya lagu - red) yang sengaja kita instal /
copy dari CD atau Flasdisk.
d. Film
Selain itu slide presentasi juga dapat diberi efek-efek khusus yang memperindah tampilan
slide presentasi yaitu berupa film.
2.5.1. Kelebihan Media Power Point
Powerpoint memiliki kelebihan dibandingkan dengan softwere sejenis lainnya yang
menyebabkannya menjadi softwere presentasi paling terkenal didunia. Fiturnya menurut
Tambunan (2014) antara lain:
a. Antara mukanya sangat intuitif
b. Mudah dioperasikan
c. Tidak memboroskan resource computer
d. Dipaketkan bersamaan dengan Microsoft Office
e. Didukung oleh Microsoft Corporation
f. Tersedia di Windows dan Macintosh, Uraian di atas merupakan kelebihan media Microsoft
Powerpointdari segi Fiturnya saja.
g. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,baik animasi teks
maupun animasi gambar atau foto.
h. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang
tersaji.
i. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.
j. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang.
2.5.2. Kekurangan Media Power Point
Adapun kekurangan-kekurangan dari media Microsoft Powerpoint menurut Tambunan
(2014) diantaranya adalah:
13. a. Harus ada persiapan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
b. Jika yang digunakan untuk presentasi di kelas adalah PC, maka para pendidik harus
direpotkan oleh pengangkutan dan penyimpanan PCtersebut.
c. Jika layar monitor yang digunakan terlalu kecil (14”-15”), maka kemungkinan besar siswa
yang duduk jauh dari monitor kesulitanmelihat sajian bahan ajar yang ditayangkan di PC
tersebut.
d. Para pendidik harus memiliki cukup kemampuan untuk mengoperasikan program ini, agar
jalannya presentasi tidak banyak hambatan
2.6 Cara Mengintegrasikan Model Pembelajaran Sequenced (Berurutan).
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu model sequenced meliputi tiga tahapan
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap evaluasi (Diknas, 1996).
1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan Jenis Mata Pelajaran yang Dipadukan.
b. Memilih Kajian Materi, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator.
c. Bersama guru lain membuat daftar/list untuk menentukan topik-topik yang terkait yang akan
dipadukan.
d. Menentukan Langkah-Langkah Pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
Prinsi-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi:
a. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dibuat.
b. Guru hendaknya tidak menjadi singgle aktor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga memungkinkan
siswa menjadi pebelajar mandiri.
c. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerjasama kelompok.
14. d. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tak terpikirkan dalam
proses perencanaan.
e. Melakukan analisis proses pembelajaran.
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu
sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping bentuk
evaluasi lainnya.
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan yang telah dicapai
berdasarkan kreteria keberhasilan pencapaian yang akan dicapai.
15. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pembahsan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan Model pembelajaran sequence
merupakan model pembelajaran yang mengharuskan guru untuk bekerja sama dengan rekannya yang
untuk membuat suatu urutan pembelajaran baru yang mengaitkan dua materi dari dua mata pelajaran
berbeda. Model sequenced digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi
pembelajaran dan menambah kemudahan siswa mengetahui kaitan antar materi. Dalam hal ini, guru
juga diberi kemudahan dalam menyampaikan materi yang terkait dengan materi lainnya.
Model pembelajaran sequenced memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut antara lain
yaitu: dapat membuat siswa memperkuat pengetahuannya dan membuat pembelajaran lebih bermakna
bagi siswa. Siswa juga akan memiliki pengetahuan yang lebih luas karena materi yang mereka terima
saling terkait. Melalui model pembelajaran sequenced guru dapat mevariasikan pembelajaran dan
meningkatkan kemampuan kerja sama antara guru yang bersangkutan dengan rekannya.
Selain kelebihan, tentunya model pembelajaran sequenced juga memiliki kekurangan.
Kekurangan tersebut yaitu, dibutuhkannya kerja sama antar satu guru mata pelajaran dengan guru mata
pelajaran lain dalam satu rumpun. selain itu juga untuk membuat urutan sesuai dengan kejadian-kejadian
yang terakhir (yang terjadi saat ini) membutuhkan kerjasama dan fleksibelitas dari semua orang yang
terlibat.
Model pembelajaran squenced berguna untuk memulai percakapan lintas disiplin ilmu dan
bidang studi. Di sekolah dasar, guru kelas dapat menggunakan model ini untuk bekerja dengan guru area
khusus. Seorang guru kelas dapat bekerja dengan guru musik, guru seni, guru pendidikan jasmani, atau
pendidik khusus, seperti guru membaca atau guru ketidakmampuan belajar. Untuk mengintegrasikan
model sequenced kedalam kurikulum, digunakan beberapa cara. Pertama yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap perencanaan digunakan untuk menyiapkan materi-materi yang terkait
untuk kemudian disusun materinya dan disiapkan media yang akan digunakan. Selanjutnya diterapkan
16. sesuai dengan skenario yang telah di siapkan. Setelah itu, hasil dari penerapan pembelajaran yang
dilakukan akan di evalusai untuk mengetahui ketercapaian yang didapat sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang disusun.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak dapat di selesaikan dengan seorang diri.
Oleh sebabitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berifat membangun untuk memperbaiki
makalah atau memperbaiki kekurangan penulis.
17. DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Isnin Agustin. 2014. “Power Point Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Masa Kini”. Jurnal
Edueksos Vol III No 2, Juli- Desember 2014
Daryanto, & Karim, S. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.
Diknas, Pembelajaran Terapdu D-II PGSD dan S1 Pendidikan Dasar, Jakarta: Diknas, 1996.
Direktorat Pembinaan SMA (Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan). 2017. Model Pengembangan
RPP. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Fandana, D. A., Tri, D., Unej, U. J. & Kalimantan, J. (2013). “Efektivitas Penerapan Media Power Point
Terhadap Pembelajaran Sejarah Warga Belajar Kelas XI Paket C Di SKB Bondowoso Semester
Genap Tahun Pelajaran 2012- 2013 (Application of Power Point Media EffectivenessCitizens
Against Learning Teaching History Packa”.
Fogarty, R. 2009. How to Integrate the Curricula 3𝑟𝑑
Edition. USA: Sage
Kunandar. 2011. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Sukses
Dalam Sertifikasi Guru). Jakarta : Raja Gravindo Persada.
Misbahudin, Dede, dkk. 2018. “Penggunaan Power Point Sebagai Media Pembelajaran: Efektifkah?”.
Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.1 : 43-48
Sambeka, Yana. 2015. Model Squenced. Universitas Pendidikan Indonesia.
Wahyudiati, Dwi. 2012. “Urgensi Pembelajaran Terpadu Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar”. El-
Hikam: Jurnal Pendidikan Dan Kajian Keislaman, 5 (1), 163-180.
18. LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan alam
Kelas/ Semester : VIII/ II
Topik : Indera Penglihatan dan Alat Optik
Sub Topik : Pembentukan Bayangan pada Lensa
Alokasi waktu : 6 x 40 menit (6 JP) A.
a. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyajidan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
b. Kompetensi dasar
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
Mencintai obyek yang ada di alam sebagai
ciptaan Tuhan merupakan wujud pengamalan
agama yang dianutnya
2 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
Melaporkan hasil penyelidikan secara jujur,
kerja sama, cermat dan teliti dan peduli
lingkungan.
Mencintai keterbukaan individu dan kerja
kelompok sebagai wujud implementasi dalam
melaporkan hasil percobaan
3 3.11 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya,
pembentukan bayangan, serta aplikasinya
untuk menjelaskan penglihatan manusia,
proses pembentukan bayangan pada mata
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Mengidentifikasi proses pembentukan
bayangan pada cermin datar dan
lengkung.
19. serangga, dan prinsip kerja alat optik. Mengidentifikasi proses pembentukan
bayangan pada lensa cembung dan
cekung.
c. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendiskusikan hasil pengamatan kegiatan percobaan perambatan cahaya, siswa
dapat mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
2. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai cermin datar, siswa dapat mengidentifikasi
proses pembentukan bayangan pada cermin datar.
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai cermin datar, siswa dapat mengidentifikasi
proses pembentukan bayangan pada cermin lengkung.
4. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai proses pembentukan bayangan pada lensa
cembung, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cembung.
5. Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai proses pembentukan bayangan pada lensa
cekung, siswa dapat mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cekung.
d. Materi
1. Sifat-Sifat Cahaya Ada empat sifat-sifat cahaya, sebagai berikut.
a. Cahaya merambat lurus Cahaya merambat ke semua arah. Sebagai contohnya, jika lilin
atau lampu dinyalakan di tempat gelap, maka kita akan dapat melihat bahwa daerah yang
ada di sekitar lilin atau lampu tersebut akan terang.
b. Cahaya dapat dibiaskan Cahaya akan dibiaskan ketika melewati medium dengan indeks
bias yang berbeda. Kecepatan cahaya akan menurun saat memasuki air. Semakin besar
perubahan kecepatan cahaya saat yang melewati dua medium yang berbeda, akan
semakin besar pula efek pembiasan yang terjadi.
c. Cahaya merupakan Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik merupakan
gelombang yang perambatannya tidak membutuhkan medium. Cahaya dapat mentransfer
energi dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tidak menggunakan medium sehingga
cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
d. Cahaya dapat dipantulkan Cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan jika menumbuk suatu
bidang. Pemantulan yang terjadi dapat berupa pemantulan baur dan pemantulan teratur.
Pemantulan baur terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang tidak rata, seperti
aspal, tembok yang tidak rata, batang kayu, dan sebagainya. Pemantulan teratur terjadi
jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang rata, seperti cermin.
2. Pembentukan Bayangan pada Cermin
a. Pembentukan bayangan pada cermin datar
Bayangan yang terbentuk pada cermin datar diperoleh dengan menggunakan diagram
sinar. Sinar datang yang mengenai permukaan cermin akan dipantulkan dengan besar
sudut pantul sama dengan besar sudut datang. Bayangan pada cermin datar diperoleh
dengan memperpanjang sinar-sinar pantul ke arah dalam cermin sehingga bertemu dalam
satu titik yang disebut titik perpotongan. Bayangan pada cermin datar bersifat maya,
tegak dengan ukuran sama dengan bendanya.
b. Pembentukan bayangan pada cermin cekung dan cembung
Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat diperoleh melalui diagram sinar
istimewa cermin.
20. Sinar-sinar istimewa cermin cekung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan menuju sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui titik
pusat kelengkungan cermin pula.
Sinar-sinar istimewa cermin cembung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus (f).
2. Sinar yang datang menuju titik fokus (f) dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan cermin (p) seolah-olah berasal
dari titik pusat kelengkungan tersebut.
3. Pembentukan Bayangan pada Lensa
Pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung dilakukan melalui diagram sinar
istimewa.
Sinar-sinar istimewa lensa cembung
a. Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan menuju titik fokus di
belakang lensa.
b. Suatu sinar datang melalui titik fokus di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
c. Suatu sinar datang melalui pusat optik lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan.
Sinar-sinar istimewa lensa cembung
a. Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa seolah-olah berasal dari titik fokus di depan
lensa.
b. Suatu sinar datang seolah-olah menuju titik fokus di depan lensa akan dibiaskan sejajar
sumbu utama.
c. Sinar datang melalui pusat optik lensa akan diteruskan tanpa dibiaskan.
4. Bagian-Bagian Mata
Bagian-bagian Mata tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-masing
bagian memiliki fungsi yang berbeda pula. Mata kita dibalut oleh tiga lapis jaringan yang
berlainan. Lapisan luar adalah lapisan sklera, lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah
adalah lapisan koroid, lapisan ini membentuk iris. Lapisan ketiga adalah lapisan dalam yaitu
retina.
5. Berbagai Macam Alat Optik yang ada di Sekitar Siswa
a. Kamera
Kamera dapat digunakan untuk mendokumentasikan sesuatu. Kamera memiliki diafragma
dan pengatur cahaya (shutter) untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa.
b. Kaca Pembesar (Lup)
Sebuah kaca pembesar menempatkan objek tersebut lebih dekat kemata kita sehingga
objek tersebut menghadapi sudut lebih besar.Seberapa besar suatu objek terlihat dengan mata,
dan seberapa jelas kita dapat melihat bagian-bagian kecil pada objek tersebut, bergantung pada
ukuran bayangan objek tersebut pada retina.
c. Mikroskop
Mikroskop menggunakan dua lensa okuler dan dua lensa objektif. Lensa okuler adalah
lensa yang posisinya dengan mata pengamat. Lensa objektif adalah lensa yang posisinya dekat
21. dengan objek/benda yang sedang diamati. Fungsi dari mikroskop adalah untuk mengamati benda-
benda yang bersifat mikroskopis.
d. Teleskop
Teleskop adalah alat optik yang dapat membuat benda-benda yang berada pada tempat
yang jauh menjadi terlihat dekat. Ada dua tipe dasar teleskop, yaitu teleskop pembias dan
teleskop pantul.
e. Pendekatan/ Model/ Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : saintifik
2. Model : Discovery Learning
3. Metode : Ceramah
4. Media : Power Point
f. Sumber Pembelajaran
1. Buku siswa IPA SMP/MTs kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan 2014.
2. Buku Guru IPA SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan 2014.
g. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (3jp)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam.
Guru menanyakan kabar peserta didik.
Guru mengabsen.
Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.
Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan
kepada peserta didik. Pertanyaan tersebut sebagai berikut.
1. Tadi sebelum berangkat ke sekolah apakah kalian
bercermin? Cermin yang biasa kalian gunakan pada
saat bercermin adalah cermin datar.
2. Pada saat kalian bercermin, apakah yang dapat kalian
lihat?
3. Bagaimanakah dengan ukuran bayangan yang kalian
lihat?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
20 menit
Kegiatan inti Guru menjelaskan materi mengenai pembentukan bayangan
pada cermin datar.
Guru menjelaskan materi mengenai pembentukan bayangan
pada cermin lengkung.
Guru melatih siswa melukiskan pembentukan bayangan
pada cermin datar dan pembentukan bayangan pada cermin
lengkung.
75 menit
Penutup Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami.
Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada hari ini untuk
mengecek pemahaman siswa.
10 menit
22. Pertemuan 2 (3 jp)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
Pendahuluan Guru mengucapkan salam.
Guru menanyakan kabar peserta didik.
Guru mengabsen.
Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.
Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan
menunjukkan sebuah lup kepada siswa dan kemudian
secara bergantian peserta didik memegang lup tersebut dan
diamati.
Guru memberikan pertanyaan mengenai lup.
Guru menjelaskan bahwa lup adalah salah satu contoh lensa
cembung.
Guru menginformasikan pada peserta didik bahwa pada
pertemuan hari ini peserta didik akan belajar tentang sinar
istimewa pada pembiasan cahaya oleh lensa cembung dan
cekung. Selain itu, peserta didik juga akan belajar melukis
pembentukan bayangan pada lensa cembung dan cekung
dengan menggunakan diagram sinar istimewa
15 menit
Kegiatan inti Guru menjelaskan materi tentang pembentukan bayangan
pada lensa cembung dan cekung.
Siswa ditugaskan untuk melukiskan sinar istimewa pada
lensa cembung dan lensa cekung.
Siswa menjelaskan sifat bayangan yang dibentuk pada
berbagai ruang lensa cembung dan cekung. Berikut ini
lokasi dari benda yang harus dilukiskan oleh siswa.
Lensa Cembung: di Ruang I, II dan III
Lensa Cekung: di Ruang I, II, dan III
80 menit
Penutup Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami.
Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran pada hari ini untuk
mengecek pemahaman siswa.
Guru dan siswa membuat simpulan dari hasil pembelajaran
Guru menutup dengan salam
10 menit
h. Penilaian
1. Metode dan bentuk isntrumen
Metode Bentuk instrumen
Penilaian sikap Lembar pengematan sikap dan rubrik
Tes unjuk kerja Tes penilaian kinerja
Tes tertulis Tes uraian
2. Contoh instrumen
a. Lembar pengamatan sikap
Lembar penilaian sikap pada kegiatan praktikum
23. No Nama siswa Disiplin Teliti Hati-hati Kreatif Jumlah skor
1 Ana
2 dst
Lembar penilaian sikap/perilaku pada kegiatan diskusi
No Nama siswa kerjasama Santun Toleran Proaktif Bijaksana Jumlah skor
1 Ana
2 dst
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberi skor pada kolom sesuai
dengan hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan Skor 0, jika tidak pernah
berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum. Skor 1, jika kadang-kadang berperilaku
disiplin * dalam kegiatan praktikum.
Skor 2, jika sering berperilaku disiplin * dalam kegiatan praktikum.
*macam-macam sikap/perilaku pada kegiatan praktikum atau saat diskusi
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
18
𝑥 100
Predikat Nilai
Sangat baik (SB) 80 ≤ SB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
b. Lembar pengamatan keterampilan praktikum
No Nama siswa Persiapan
percobaan
Pelaksanaan
percobaan
Kegiatan akhir
percobaan
Jumlah skor
1 Ana
2 dst
Rubrik
No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik
1 Persiapan percobaan (menyiapkan
alat dan bahan)
30 Alat tertata rapi sesuai dengan urutan praktikum.
Alat sudah dalam keadaan siap pakai.
Alat dan bahan tersedia dalam keadaan siap pakai
20 Ada 2 aspek yng tersedia.
10 Ada 1 aspek yang tersedia.
2 Pelaksanaan percobaan 30 Alat terpasang seperti pada petunjuk.
Melakukan proses pengamatan sesuai dengan
prosedur.
Mencatat data sesuai dengan fakta yang diamati.
20 Ada 2 aspek yang tersedia.
10 Ada 1 aspek yang tersedia.
24. 3 Kegiatan akhir percobaan 30 Merapihkan alat dengan baik.
Merapihkan meja praktikum.
Mengembalikan alat ke tempat semula.
20 Ada 2 aspek yang tersedia
10 Ada 1 aspek yang tersedia.
c. Instrumen soal pengetahuan
1. Lukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin cembung, dan cermin
cekung!
2. Peserta didik diminta untuk menentukan posisi ruang pada lensa cembung.
3. Gambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cembung!
4. Peserta didik diminta untuk menentukan posisi ruang pada lensa cekung.
5. Gambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cekung!
Mengetahui, Muaro Jambi, November 2020
Kepala SMP.... Guru Mata Pelajaran
........................................................ ..........................................
25. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuanalam
Kelas/Semester : VIII/ II
Topik : Indera Penglihatandan Alat Optik
Sub Topik : Bagian-bagianmata, dan kelainannya
Alokasiwaktu : 6 x 40 menit (6 JP)A
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mengolah, menyajidan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan peranan
manusia dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
Mencintai obyek yang ada di alam sebagai
ciptaan Tuhan merupakan wujud
pengamalan agama yang dianutnya
2. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, objektif, jujur; teliti, cermat,
tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka,
kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari- hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan
pengamatan, percobaan, dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan
dan melaporkan hasil percobaan.
Melaporkan hasil penyelidikan secara jujur,
kerja sama, cermat dan teliti dan peduli
lingkungan.
Mencintai keterbukaan individu dan kerja
kelompok sebagai wujud implementasi
dalam melaporkan hasil percobaan
26. 3. 3.11 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya,
pembentukan bayangan, serta aplikasinya
untuk menjelaskan penglihatan manusia,
proses pembentukan bayangan pada mata
serangga, dan prinsip kerja alat optik.
Mengidentifikasi bagian-bagian mata
manusia
Menjelaskan dan menyimpulkan proses
pembentukan bayangan pada mata
manusia.
4. 4.11 Membuat laporan hasil penyelidikan
tentang pembentukan bayangan pada cermin,
lensa, dan alat optik.
Menyusun laporan hasil penyelidikan
proses pembentukan bayangan pada lensa.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati media pembelajaran berupa gambar bagian-bagian mata, siswa mampu
mengidentifikasi bagian-bagian mata manusia.
2. Melalui hasil pengamatan praktikum pembentukan bayangan pada mata, siswa mampu
menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata manusia.
3. Melalui hasil pengamatan praktikum pembentukan bayangan pada mata, siswa mampu
menyimpulkan proses pembentukan bayangan pada mata manusia.
D. Materi
Bagian-bagian Mata
Mata tersusun atas beberapa bagian yang berbeda yang masing-masing bagian memiliki fungsi
yang berbeda pula. Mata dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar adalah lapisan
sklera, lapisan ini membentuk kornea. Lapisan tengah adalah lapisan koroid, lapisan ini membentuk iris.
Lapisan ketiga adalah lapisan dalam yaitu retina.
Gambar 1. menunjukkan bagian-bagian mata
Gangguan pada Indera Penglihatan
a. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Seorang penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak dekat (±
25 cm) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di belakang retina
sehingga bayangan yang jatuh pada retina menjadi tidak jelas (kabur). Kacamata positif (lensa
cembung) dapat menolong penderita rabun dekat.
b. Rabun Jauh (Miopi)
Seorang penderita rabun jauh tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak jauh (tak
hingga) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina.
Kacamata negatif (lensa cekung) dapat menolong penderita rabun jauh.
c. Buta Warna
27. E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Inquiry Terstruktur
3. Metode : Praktikum
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Gambar Bagian-Bagian Mata
2. Alat dan Bahan : Penjepit rel sebagai pemegang alat di atas rel presisi 5 buah,
lampu dengan tiang 1 buah/ lilin 1 buah, lensa cembung 1 buah, pemegang slide 1
buah, slide panah 1 buah, dan layar transparan 1 buah.
3. Sumber belajar :
a. Buku siswa IPA SMP/MTs kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014.
b. Buku Guru IPA SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 edisi revisi 2014,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (3 JP)
Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu
Pendahuluan guru mengucapkan salam
guru menanyakan kabar peserta didik
guru mengabsen kehadiran peserta didik
guru memberikan apersepsi kepada peserta didik
1. guru mengaitkan materi biologi yang akan di pelajari
sekarang dengan materi fisika sebelumnya.
2. Guru bertanya kepada siswa mengenai pengetahuan
awal siswa tentang materi kelainan pada mata
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
10 menit
Kegiatan inti Guru menampilkan power point
Guru menjelaskan isi dari power point
Siswa diajak untuk berpartisipasi dalam menemukan
contoh-contoh materi yang dijelaskan dalam kehidupan
sehari-hari
siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru melalui
slide dalam power point
siswa diminta bertanya tentang materi hari ini
60 menit
Penutup guru dan siswa sama-sama menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini
guru menyampaikan materi yang akan di pelajari pada
pertemuan berikutnya
guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam
10 menit
28. Pertemuan 2 (3 JP)
Kegiatan
Langkah-langkah
Model Inquiry
Terstruktur
Deskripsi kegiatan
Pendahuluan Apersepsi Guru mengucapkan salam.
Guru menanyakan kabar peserta didik.
Guru mengabsen.
Guru menyiapkan peserta didik untuk belajar.
Guru memberikan apersepsi tentang pentingnya cahaya
bagi sistem penglihatan manusia.
1. Guru mengajak peserta didik untuk pergi ke taman
sekolah (halaman sekolah) atau membayangkan
berada di halaman sekolah.
2. Guru memberikan pertanyaan, “bagaimana perasaan
kalian ketika berada di tempat ini?”
3. Guru meminta peserta didik untuk menutup mata.
4. Guru memberikan pertanyaan, “bagaimana perasaan
kalian saat ini?”
Guru meminta peserta didik untuk menuliskan di buku
IPA tentang apa yang dirasakan oleh peserta didik pada
saat memejamkan mata.
Guru mengenalkan siswa dengan bagian-bagian mata
menggunakan media pembelajaran berupa gambar
bagian-bagian mata
Guru menginformasikan pada peserta didik bahwa pada
hari ini peserta didik akan melakukan percobaan untuk
membuktikan pembentukan bayangan pada mata.
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
Kegiatan Inti Identifikasi dan
penetapan ruang
lingkup masalah
Secara berkelompok siswa mengidentifikasi dan
merumuskan masalah mengenai materi
praktikum yang disiapkan oleh guru.
Merencanakan dan
memprediksi hasil
Kelompok siswa membaca dan mengikuti
petunjuk pada lembar kegiatan.
29. Kelompok siswa menyiapkan alat dan bahan
seperti yang tertera dalam lembar kegiatan praktikum.
Penyelidikan
untuk
pengumpulan data
Kelompok siswa melaksanakan praktikum
dibimbing oleh guru.
Siswa mencatat jalannya praktikum dan hasil praktikum.
Interpretasi data dan
mengembangkan
kesimpulan
Kelompok siswa membuat kesimpulan mengenai hasil
pembahasan dari praktikum yang telah dijalankan.
Setiap kelompok siswa mempresentasikan hasil
praktikum di depan kelas.
Penutup Melakukan refleksi Guru melakukan evaluasi terhadap proses inkuiri yang
telah dilakukan.
Guru mengajukan pertanyaan baru berdasarkan data
yang terkumpul untuk penguatan materi.
H. Penilaian
1. Metode dan bentuk instrumen
Metode Bentuk Instrumen
Penilaian sikap Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Tes unjuk kerja Tes penilaian kinerja
Tes tertulis Tes uraian
2. Contoh instrumen
a. Lembar pengamatan sikap
Lembar penilaian sikap pada kegiatan praktikum
No
Nama Siswa
Disiplin Teliti
Hati-
hati
Kreatif Inovatif
Jumlah skor
1 Ani
2 dst
3
4
Lembar penilaian sikap/perilaku pada saat diskusi
No
Nama
Siswa
Kerja-
sama
Santun Toleran Proaktif Bijaksana
Jumlah skor
1
2
3
4
30. Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberi skor pada kolom sesuai dengan
hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan Skor 0, jika tidak pernah berperilaku disiplin*
dalam kegiatan praktikum. Skor 1, jika kadang-kadang berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum.
Skor 2, jika sering berperilaku disiplin* dalam kegiatan praktikum.
*macam-macam sikap/perilaku pada kegiatan praktikum atau saat diskusi
Nilai =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑥 100
20
Predikat Nilai
Sangat Baik (SB) 80 ≤ SB ≤ 100
Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K) <60
b. Lembar pengamatan keterampilan praktikum
Penilaian keterampilan merangkai alat, sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
tersebut adalah nyata, terbalik, diperkecil atau diperbesar, pengambilan kesimpulan, dan
pengkomunikasian hasil percobaan.
No
Nama
siswa
Persiapan
percobaan
Pelaksanaan
percobaan
Kegiatan
akhir
percobaan
Jumlah
skor
1 Ani
2 dst
3
4
31. Rubrik
No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik
1 Persiapan percobaan
(menyiapkan alat dan bahan)
30 Alat tertata rapi sesuai dengan urutan
praktikum.
Alat sudah dalam keadaan siap pakai.
Alat dan bahan tersedia dalam
keadaan siap pakai.
20 Ada 2 aspek yng tersedia.
10 Ada 1 aspek yang tersedia.
2 Pelaksanaan percobaan 30 Alat terpasang seperti pada petunjuk.
Melakukan proses pengamatan
sesuai dengan prosedur.
Mencatat data sesuai dengan fakta
yang diamati.
20 Ada 2 aspek yang tersedia.
10 Ada 1 aspek yang tersedia.
3 Kegiatan akhir percobaan 30 Merapihkan alat dengan baik.
Merapihkan meja praktikum.
Mengembalikan alat ke tempat
semula.
20 Ada 2 aspek yang tersedia.
10 Ada 1 aspek yang tersedia.
c. Instrumen soal pengetahuan
1. Bagaimana sifat bayangan yang terbentuk pada percobaan tersebut?
2. Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan, analogkan benda-benda yang
dipergunakan untuk percobaan dengan bagian-bagian mata manusia!
3. Gambarkan jalannya cahaya pada mata manusia, sehingga manusia dapat melihat
benda!
Muaro Jambi, November 2020
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Muaro Jambi Guru Mata Pelajaran
……………………………………… …………………………….
32. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama Anggota Kelompok :
1. ..........................................
2. ..........................................
3. ..........................................
4. ..........................................
5. ..........................................
I. Kegiatan I
Tujuan :
1. Menjelaskan bagian mata dan fungsinya !
2. Menjelaskan pembentukan bayangan pada mata !
3. Menjelaskan daya akomodasi, titik dekat, dan titik jauh pada mata!
4. Menerapkan konsep lensa untuk menyelesaikan permasalahan miopi dan hipermetropi!
Diskusikan 1:
1. Jelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dari gambar di bawah ini :
2. Perhatikan pembentukan bayangan pada pada mata berikut ini.
Jelaskan sifat bayangannya :
Sifat bayangannya : nyata, terbalik, dan lebih kecil dari bendanya
3. Jelaskan :
a. Daya akomodasi mata
33. b. Titik dekat mata
c. Titik jauh mata
4. Perhatikan gambar di bawah ini :
a. Cacat mata apa pada gambar di atas
b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut
c.Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut
5. Perhatikan gambar di bawah ini :
a. Cacat mata apa pada gambar di atas
b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut
c. Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut
34. I. Kegiatan II
Tujuan :
1. Menjelaskan prinsip kerja lup
2. Menyebutkan fungsi lup dalam kehidupan sehari-hari
Materi :
Lup
Alat dan bahan :
- 1 Buah lup (lensa cembung)
- 1 Buah Balpoint
- Kertas HVS sebagai layar
Langkah Kerja :
1. Peganglah bolpoin dengan tangan. Amati bolpoin dengan menggunakan lup. Amati
bayangan yang terbentuk.
2. Letakkan kertas HVS sebagai layar di antara bolpoin dan lup. Apakah bayangan
bisa tertangkap oleh layar?
3. Letakkan kertas HVS sebagai layar di belakang bolpoin. Apakah bayangan bisa
tertangkap oleh layar?
4. Di manakah letak bayangan? Apakah bayangan terlihat dalam lensa?
Data pengamatan :
1. Berdasarkan pengamatan, bayangan yang terbentuk oleh lup bersifat
......................................................................................................................................
2. Sesuai dengan pembentukan bayangan pada lensa cembung, sifat bayangan di atas
dapat terbentuk bila benda terletak di ruang .........................................................
3. Lukiskan proses pembentukan bayangan benda pada lup!
4. Sebutkan contoh penggunaan lup dalam kehidupan sehari-hari!
35. JAWABAN LKPD KEGIATAN I
Kegiatan I
Tujuan :
1. Menjelaskan bagian mata dan fungsinya
2. Menjelaskan pembentukan bayangan pada mata
3. Menjelaskan daya akomodasi, titik dekat, dan titik jauh pada mata.
4. Menerapkan konsep lensa untuk menyelesaikan permasalahan miopi dan hipermetropi
Diskusikan 1:
1. Jelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya dari gambar di bawah ini (nomor 1-8)
1) Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, transparan, dan dilapisi selaput
bening. Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata,
serta melindungi bagian mata yang sensitif dibawahnya.
2) Aquaeus Humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk membiaskan cahaya ke
dalam mata.
3) Pupil merupakan celah lingkaran yang dibentuk oleh iris dan berfungsi untuk mengatur
intensitas cahaya yang mengenai mata.
4) Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk mengatur
besar kecilnya pupil dan memberi warna pada mata.
5) Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa ini
berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina.
6) Otot Siliary berfungsi pengaturan jarak fokus lensa
7) Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi untuk meneruskan
cahaya dari lensa ke retina.
36. 8) Retina atau selaput jala adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan (menangkap bayangan bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil
yang dibentuk oleh lensa mata).
9) Saraf Optik yaitu saraf yang menghubungkan bintik kuning dengan otak sehingga
sinyal-sinyal bayangan dari bintik kuning sampai ke otak dan otaklah yang
menerjemahkan sehingga bayangan benda menjadi tegak, tidak terbalik seperti yang
ditangkap oleh retina.
2. Perhatikan pembentukan bayangan pada pada mata berikut ini.
Jelaskan sifat bayangannya :
Sifat bayangannya : nyata, terbalik, dan lebih kecil dari bendanya
3. Jelaskan :
a. Daya akomodasi mata adalah Kemampuan otot mata untuk menebalkan atau
memipihkan lensa mata.
b. Titik dekat (Punctum Proximum = PP) adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat
dengan jelas oleh mata (± 25 cm).
c. Titik jauh mata Titik jauh (Punctum Remotum = PR) adalah titik terjauh yang masih
dapat dilihat dengan jelas oleh mata, jaraknya tak terhingga.
4. Perhatikan gambar di bawah ini :
37. a. Cacat mata apa pada gambar di atas
Jawab : Miopi (rabun jauh)
b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut
Jawab : Lensa Cekung
c. Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut
Jawab :
5.Perhatikan gambar di bawah ini :
a. Cacat mata apa pada gambar di atas
Jawab : Hipermetropi (rabun dekat)
b. Kaca mata lensa apa yang digunakan untuk mengatasi cacat mata tersebut
Jawab : Lensa Cembung.
c. Gambarlah pembentukan sinar sejajar setelah digunakan lensa tersebut
Jawab :
38. KUNCI JAWABAN LKS KEGIATAN II
Tujuan :
Mempelajari prinsip kerja lup.
Alat dan Bahan :
1. Lup (lensa cembung)
2. Bolpoin
3. Kertas HVS sebagai layar
Langkah Kerja:
1. Peganglah bolpoin dengan tangan. Amati bolpoin dengan menggunakan lup. Amati
bayangan yang terbentuk.
2. Letakkan kertas HVS sebagai layar di antara bolpoin dan lup. Apakah bayangan bisa
tertangkap oleh layar?
Jawab: Tidak
3. Letakkan kertas HVS sebagai layar di belakang bolpoin. Apakah bayangan bisa
tertangkap oleh layar?
Jawab: Tidak
4. Di manakah letak bayangan? Apakah bayangan terlihat dalam lensa?
Jawab: Bayangan terletak di dalam lensa (lup),
Data Pengamatan dan Diskusi :
1. Berdasarkan pengamatan, bayangan yang terbentuk oleh lup bersifat tegak, diperbesar,
dan maya.
2. Sesuai dengan pembentukan bayangan pada lensa, sifat bayangan di atas dapat
terbentuk bila benda terletak di ruang I.
3. Lukiskan proses pembentukan bayangan pada lup!
39. 4. Sebutkan contoh penggunaan lup dalam kehidupan sehari-hari!
a. Penggunaan lup oleh tukang arloji ketika memperbaiki arloji
b. Penggunaan lup oleh tukang servis komputer
c. Penggunaan lup oleh penjual perhiasan untuk mengecek kualitas perhiasan
d. Penggunaan lup untuk kegiatan di laboratorium IPA