1. Alasan Logis Empiris Penerapan IPA Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan pemaduan itu peserta didik akan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna
bagi peserta didik. Bermakna berarti bahwa pada pembelajaran terpadu peserta didik dapat
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung yang
menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan/mengkaitkan berbagai
bidang studi (Rudy, 2011).
Semakin maju dunia pendidikan, semakin maju dan variatif pula metode maupun
pendekatan yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran IPA agar anak dapat belajar secara
lebih menyeluruh dan komprehensif. Terdapat beberapa alasan logis yang mendukung penerapan
IPA terpadu sebagai berikut.
1) Banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep
dengan yang dipelajari peserta didik.
Topik-topik yang mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain tentu saja akan dipelajari lebih
efektif jika diintegrasikan. Hal inilah yang tampak pada pembelajaran IPA terpadu sehingga
topik-topik tersebut dipelajari secara utuh tidak parsial. Selain itu, dengan pembelajaran IPA
Terpadu, materi-materi tidak akan saling tumpang tindih antara satu dengan yang lain
sebagaimana apabila diajarkan secara terpisah-pisah. Selain itu, waktu pembelajaran dapat
dihemat untuk kegiatan lapangan, misalnya praktikum. Dengan menerapkan pembelajaran
seperti ini, maka pembelajaran dapat disederhanakan karena adanya proses penggabungan
beberapa materi yang berkaitan satu dengan yang lain meskipun dari perspektif IPA yang
berbeda.
2) Pada pembelajaran terpadu memungkinkan peserta didik memanfaatkan keterampilannya yang
dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata pelajaran.
Dalam pembelajaran IPA terpadu seorang peserta didik dapat berpikir dan berupaya untuk
mencari jalan keluar ketika mengalami masalah dalam pembelajarannya apabila sistem di kelas
kondusif dalam membangkitkan keterampilan mereka. Dengan pembelajaran IPA terpadu,
pemahaman peserta didik dalam mempelajari konsep IPA tidak akan menjadi terpisah-pisah
sehingga mereka akan mampu mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk menangkap
apa yang dipelajarinya.
3) Pembelajaran terpadu melatih peserta didik untuk semakin banyak membuat hubungan inter
dan antar mata pelajaran, sehingga peserta didik mampu memproses informasi dengan cara
yang sesuai daya pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep.
Pembelajaran IPA terpadu yang di dalamnya terhadap kaitan-kaitan yang melibatkan berbagai
bidang studi akan mampu melatih peserta didik untuk lebih kritis sehingga mereka mampu
mengolah informasi-informasi yang didapatkannya secara utuh dalam pikiran mereka.
4) Pembelajaran terpadu membantu peserta didik dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis
untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata.
Pembelajaran IPA Terpadu akan mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk memahami
konsep pengetahuan secara menyeluruh. Peserta didik diajak berpikir luas dan analitik untuk
menelaah suatu tema IPA secara terpadu dari berbagai perspektif, baik Fisika, Kimia, atau Biologi
dan mempelajari keterkaitan antara satu dengan yang lain. Tema-tema yang diangkat haruslah
2. tema-tema yang langsung berhubungan dengan kehidupan keseharian sehingga peserta didik
mampu mengambil makna dari pembelajaran tersebut.
5) Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari peserta didik dapat ditingkatkan dengan
jalan memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi.
6) Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi
pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata.
Dengan melakukan pembelajaran yang ada kaitannya dengan kehidupan nyata tentu saja
pembelajaran tersebut akan sangat menyenangkan. Seorang peserta didik akan merasakan
makna dari materi yang dipelajarinya jika ada kaitannya dengan kehidupan yang mereka jalani.
Pembelajaran seperti ini tentunya akan menjadi motivasi tersendiri serta minat peserta didik
terhadap apa yang dipelajarinya.
Selain alasan logis terkait untuk menerapkan pembelajaran IPA tepadu, terdapat juga
beberapa alasan empiris yang mendukung penerapannya. Penerapan IPA terpadu di sekolah dasar
dan menengah dewasa ini memang terasa belum diterapkan sepenuhnya. Berdasarkan informasi
yang kami peroleh dari hasil wawancara dan observasi juga masih sangat jarang sekolah yang sudah
menerapkan pembelajaran IPA terpadu, terutama di kota Malang. sekolah-sekolah tersebut masih
melakukan pembelajaran IPA secara parsial (fisika, biologi, atau kimia) karena terdapat beberapa
kendala dalam melaksanakan pembelajaran IPA terpadu. Namun, berbagai penelitian telah
dilakukan di dunia pendidikan terkait dengan penerapan IPA terpadu. Dalam hal ini dapat dikatakan
sebagai langkah untuk memulai, mempertahankan, serta mengembangkan pembelajaran IPA yang
semakin baik, yaitu dengan menerapkan pembelajaran IPA terpadu. Berikut ini adalah alasan empiris
terkait dengan penerapan IPA terpadu.
1) Pembelajaran IPA terpadu dapat memudahkan dan memotivasi pesera didik untuk mengenal,
menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan
dan nilai yang termuat dalam topik yang dipelajari. Peserta didik merasa bahwa materi yang
disajikan dalam pembelajaran IPA terpadu menjadi lebih menarik dan lebih bermakna karena
guru selalu mengaitkannya dengan lingkungan atau kehidupan nyata
2) Penerapan pembelajaran IPA terpadu juga mempengaruhi peserta didik untuk lebih aktif dalam
proses pembelajaran berlangsung sehingga mereka dapat memamhami materi dengan lebih baik
3) Pembelajaran ini menjadikan siswa mengembangkan kemampuan dan keterampilan peserta
didik dalam mempelajari suatu materi. Dengan demikian, peserta didik akan terlatih untuk selalu
berupaya untuk mengembangkan penalaran dan kreativitasnya dalam rangka pengembangan
diri (Hendriani, Tanpa Tahun).
Selain penjelasan di atas, Sudibyo (2005) dalam hasil penelitiannya memaparkan bahwa
Kenyataan bahwa siswa menyenangi pembelajaran IPA Terpadu yang dikembangkan itu sangat
menggembirakan, mengingat selama ini pelajaran IPA, khususnya fisika merupakan pelajaran yang
umumnya ditakuti oleh siswa. Berubahnya fenomena itu, antara lain disebabkan dalam
pembelajaran banyak kegiatan praktik, siswa mendapatkan kesempatan kerja kelompok, diberi
kesempatan mengeluarkan pendapat/diskusi, memperoleh hal-hal baru dalam belajar, semakin
mengerti kaitan IPA dengan kehidupan sehari-hari, serta mereka merasa IPA semakin mudah
dipahami.
Usaha untuk mulai menerapkan pembelajaran IPA terpadu tidak hanya diketahui
berdasarkan penelitian-penelitian di sekolah terkait dengan penerapan pembelajaran tersebut.
Diklat bagi guru-guru sebagai persiapan penerapan pembelajaran IPA terpadu sesuai dengan
peraturan yang ada di dalam Permendiknas juga telah dilakukan di kota Banten, tepatnya di Pantai
3. Cibenda di wilayah pantai Carita Pandeglang Banten. Diklat Guru IPA MI yang bertujuan
memfasilitasi para guru IPA MI untuk memahami konsep dasar pembelajaran IPA, menimba
pengalaman serta melatih keterampilan mereka dalam menyelenggarakan pembelajaran IPA yang
utuh. Dalam diklat tersebut para peserta dibekali dengan strategi pembelajaran IPA yang
memadukan aspek-aspek belajar IPA yang utuh yaitu penguasaan konsep-konsep IPA, penerapan-
konsep-konsep IPA sederhana dalam kehidupan dan kerja ilmiah. Pada diklat ini peserta yang berasal
dari DKI (15 orang), Banten (10 orang) dan Kalbar (10 orang) mendapatkan kesempatan untuk
menguasai kompetensi yang berkaitan dengan penguasaan substansi materi IPA untuk MI,
metodologi pembelajaran , pengembangan media pembelajaran IPA, teknik penilaian dan teknik
penyusunan silabus dan RPP. Berkaitan dengan metodologi pembelajaran IPA, peserta difasilitasi
untuk memahami dan mensimulasikan pembelajaran IPA Terpadu. Melalui pembelajaran IPA
Terpadu konsep-konsep IPA yang terdiri dari disiplin ilmu fisika, biologi dan kimia serta aspek-aspek
pembelajarannya (konsep, penerapan dan kerja ilmiah) dipadukan dalam sebuah tema kehidupan
kontekstual (Laporan Diklat Medik, 2009).
Daftar Pustaka
Hendriani, Yeni. Tanpa Tahun. PengaruhPembelajaran IPA Terpadu Terhadap Pengembangan Literasi
Sains Siswa SMPN 3 Cimahi dan SMPN 1 Lembang. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung.
Rudy. 2011. Filosofi, Tujuan, dan Manfaat IPA Terpadu, (Online), (http://rudy-
unesa.blogspot.com/2011/01/filosofi-tujuan-dan-manfaat.html, diakses tanggal 17 November
2012).
Sudibyo, Elok. 2005. Respon Siswa SLTP Khodijah Surabaya Terhadap Kegiatan Ujicoa Perangkat
Pembelajaran IPA Terpadu, (Online),
(http://www.dikdas.jurnal.unesa.ac.id/jurnal/Respon_Siswa_SLTP_Khodijah_Surabaya_Terhad
ap_Kegiatan_Ujicoa_Perangkat_Pembelajaran_IPA_Terpadu, diakses tanggal 22 November
2012).
Laporan Diklat Medik. 2009. Belajar IPA Terpadi Di Bawah Terik Pantai Carita, (Online),
(http://bdkjakarta.kemenag.go.id/file/media/LiputanDiklatBelajarIPATerpadudiBawahTerikMa
tahariPantaiCarita21.pdf, diakses tanggal 26 November 2012).