1. Roza Zakiyah 15852013
Nisa Amanatilah 15842017
Rofiani Intan Widuri C. 15842018
Julianti Syayidah 15842029
Kelas A
Semester 7
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Berdasarkan asal kata “sequenced” adalah rangkaian,
urutan, atau tingkatan.
Dalam buku “How To Integrate The Curricula” karya Robin
Fogarty, The Sequenced Model (Model Terurut)
diibaratkan seperti kacamata, maksudnya melihat
kurikulum menggunakan kaca-mata, lensa terbagi dalam
dua bagian, namun terhubung oleh sebuah bingkai atau
frame. Topik atau mata pelajaran terpisah, namun dapat
dihubungkan dengan sebuah bingkai konsep yang
menaungi topik atau mata pelajaran tersebut.
4. John Adams pernah berkata “The textbook is not moral contract that teachers are
obliged to teach – teachers are obliged to teach childrens”.
Maksudnya ialah dalam menyampaikan pelajaran, seorang guru tidak harus
terurut seperti yang ada dibuku, tetapi guru dapat menyusun ulang sehingga
murid akan lebih memahami karena bersinggungan dengan pelajaran yang lain
diwaktu yang bersamaan.
Namun sayangnya, guru lebih senang untuk mengikuti pola dan atau tata letak
teks yang telah ada di buku, mulai dari halaman pertama hingga halaman terakhir
tanpa mau menyusun ulang. Meskipun pada suatu kasus atau pelajaran tertentu,
mengikuti alur pada buku akan lebih baik, namun pada kasus yang lain bisa jadi itu
kurang baik, sehingga guru harus kreatif untuk menyusun ulang.
5. Model Sequenced adalah model pembelajaran terpadu yang menekankan
pada urutan karena adanya persamaan - persamaan konsep, walaupun mata
pelajarannya berbeda.
Dalam hal ini model Sequence membelajarkan beberapa konsep yang hampir
sama diajarkan secara bersamaan (konsepnya), sementara salah satu konsep
tersebut tetap diajarkan secara terpisah. Hal itu dilakukan dengan cara
mengatur ulang beberapa topik dan diurutkan agar dapat serupa satu sama
lain.
6. Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi
(pembauran), yang menggunakan dua bidang disiplin yang secara mudah
dikaitkan dengan yang lainnya.
Guru, bekerja dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi kurikuler
secara terpisah. Kemudian, tim ini mencoba untuk menyulap potongan-
potongan isi yang terpisah sampai keduanya dapat “match up”. Mereka
mencoba untuk menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat
pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya.
7. a. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah mendapatkan pemahaman
konsep yang sama walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda.
b. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses
pembelajaran.
c. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk
mengurutkan isi konsep-konsep yang sama, yang akan diajarkan
pada siswa.
8. • Topik atau unit pada satu mata pelajaran disusun
dan diurutkan bertepatan dengan unit mata
pelajaran lain.
• Ide atau konsep yang sama pada satu mata
pelajaran diajarkan juga pada mata pelajaran lain,
walaupun tetap pada pengajaran yang terpisah.
9. Bagi Guru:
Dengan mengatur urutan topik, bab, dan unit, guru dapat membuat prioritas kurikuler,
tidak sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat dalam buku teks.
Dengan pembelajaran model sequenced ini guru dapat membuat keputusan penting
tentang konten dari sudut pandang yang disengaja terkait dengan topik disiplin
membantu mereka memahami study mereka dikedua bidang konten.
Bagi Siswa:
Murid-murid melihat guru dimata pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran yang
berbeda, dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topik, bab, & unit) maka
siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang lebih
bermakna.
Selain itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait dari
disiplin-disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan diintergasikan
model sequenced membantu transfer belajar siswa.
10. 1. Dibutuhkannya kompromi untuk membentuk model. Tidak mudah tentunya,
mengkolaborasikan urutan pokok bahasan dari masing – masing guru. Terlebih lagi
waktu yang diberikan pada setiap mata pelajaran tidaklah sama. Dengan demikian,
setiap pokok bahasan pada pelajara yang berbeda, tidak akan selesai pada waktu yang
relative bersamaan.
2. Guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuat urutan kurikulum dengan partner
mereka. Otonomi adalah kewenangan atau kemandirian, yaitu kemandirian dalam
mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Selama
ini, kurikulum telah dibuat pada tingkat sekolah, dan tidak pada tingkat pengajar.
Meskipun setiap guru diberi hak otonomi untuk menyusun urutan kurikulum, belum
tentu mereka dapat membuatnya dengan professional dan kreatif.
3. Selain itu juga untuk membuat urutan sesuai dengan kejadian-kejadian yang terakhir
(yang terjadi saat ini) membutuhkan kerjasama dan fleksibelitas dari semua orang yang
terlibat.
11. 1. Penggunaan Model Sequenced
• Model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep-konsep yang sama pada mata
pelajaran.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Sequenced
a. Menganalisis isi kurikulum.
• Think Back (Re-design): Memilih dua mata pelajaran sejenis dan mengurutkan topik atau konsep
dari masing-masing mata pelajaran dengan periode waktu yang sejajar.
• Think Ahead (Design): Memikirkan urutan yang logis dari kedua mata pelajaran dan menempatkan
ke dalam urutan yang tepat.
• Think Again (Refine): Mendesain atau meredesain unit, topik, atau konsep dari kedua mata
pelajaran yang secara logis dapat diajarkan dengan periode waktu yang sejajar.
b. Memilih dua mata pelajaran yang sejenis.
c. Mengurutkan kembali urutan perubahan masing-masing dengan periode waktu yang sejajar.
14. Model sequenced adalah salah satu model pembelajaran terpadu di dalam
lintas beberapa mata pelajaran yang paling sederhana.
Model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara
paralel.
Model sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep – konsep yang
sama pada mata pelajaran yang berbeda.
Pada model ini, kedua disiplin tetap murni.
Penekanan khusus tetap pada domain bidang studi, tetapi siswa mendapat
keuntungan dari isi yang terkait.
KESIMPULAN