SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
EPISTEMOLOGI ISLAM:
BAYANI, BURHANI, DAN IRFANI
(Pemikiran Al Jabiri)
Oleh:
1. Alfa Rizal Matofani ( 2010911007 )
2. Muhamad Setio Adi ( 2010911029 )
Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah
Jember
PEMBAHASAN
BIOGRAFI AL-JABIRI
EPISTIMOLOGI BAYANI
EPISTEMOLOGI BURHANI
EPISTIMOLOGI IRFANI
KONTRIBUSI EPISTEMOLOGI
BAYANI, BURHANI DAN
IRFANI DALAM ILMU
PENGETAHUAN
Epistimologi adalah suatu
cabang filsafat yang bersangkut
paut dengan teori
pengetahuan. Jadi epistimologi
adalah kata, pikiran, percakapan
tentang pengetahuan atau ilmu
pengetahuan yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, pengandaian-
pengandaian dan dasar-
dasarnya serta pertanggung
jawaban atas pernyataan
mengenai pengetahuan yang
dimiliki.
Poinya adalah, epistemologi
adalah bagaimana atau cara
seseorang untuk mendapatkan
dan menemukan sebuah
pengetahuan, maka dalam hal
ini adalah bagaimana
menemukan sebuah
pengetahuan islam melalui
epistemologi Bayani, Burhani
dan Irfani sehingga keilmuan
islam bersifat
kontekstual, kemanusian dan
bersifat komprehensif.
PEMBAHASAN
BIOGRAFI AL JABIRI
• Beliau memiliki nama lengkap Muhammad ‘Abid Al-Jabiri. Tercatat
lahir di Provinsi Fegig (Figuig) pada tanggal 27 Desember 1935 dalam
keluarga yang aktif dalam kegiatan berpartai untuk mendukung
kemerdekaan. Nama Al-Jabiri tidaklah asing apabila kita mengkaji
mengenai pemikiran-pemikiran Islam kontemporer. Beliau
melahirkan suatu proyek pemikiran fenomenal, yaitu kritik terhadap
nalar Arab (Naqd al-‘Aql al-‘Arabi).
• Alasan dari kritik yang diajukan Al-Jabiri adalah demi mengangkat
umat Islam dari stagnansi karena pemahaman pada tradisi (turats)
secara sirkular, tidak mengarah pada pembaharuan.
• Al-Jabiri menawarkan rekonstruksi untuk menyikapi Turats Arab
dengan perangkat serta metodologi yang khas bagi pemikiran
Islam. Dengan begitulah rekonstruksi epistemologi versi Al-Jabiri
yakni; bayani, irfani, dan burhani selanjutnya masyhur dalam dunia
pemikiran Islam.
EPISTIMOLOGI BAYANI
Bayânî (Arab) berarti penjelasan (explanation),menyingkap, dan
menjelaskan sesuatu, dan menjelaskan sesuatu, yakni menjelaskan
maksud suatu pembicaraan dengan menggunakan lafazh yang paling
baik (komunikatif). Epistemologi bayani merupakan metode pemikiran
gaya Arab yang mengutamakan pemahaman atas teks, tanpa
mengkaitkannya dengan konteks melalui penggunaan akal.
Menurut al-Jabiri, persoalan lafaz-makna muncul tiga persolan, yaitu:
1. Makna suatu kata, didasarkan atas konteksnya atau pada makna
aslinya (tauqifi).
2. Analogi bahasa, hal ini diperbolehkan, tetapi hanya pada sisi logika
bahasanya, bukan pada lafaz atau redaksinya.
3. Pemaknaan atas asma` asy-syar`iyyah. Dalam pemaknaanya harus
dimaknai sesuai dengan kebudayaan Arab, tidak bisa didekati
dengan budaya dan bahasa lain.
Cara
memperoleh
pengetahuan
Pertama, berpegang
pada lafaz (redaksi) teks,
dengan menggunakan
kaidah bahasa Arab,
seperti nahwu dan sharf
sebagai alat analisis.
Kedua, berpegang
pada makna teks
dengan menggunakan
logika, penalaran atau
rasio sebagai alat
analisis.
Penggunaan logika
Pertama, berpegang pada tujuan pokok (al-maqasid
ad-duryriyyah) diturunkannya teks yang mencakup
darurat al-khamsah. yaitu bertujuan untuk menjaga
keselamatan agama, jiwa, akal, keturunan dan
harta. Disinilah tempat penalaran rasional.
Kedua, berpegang pada illat teks. Untuk menentukan
atau mengetahui adanya illat teks dapat digunakan
atau memerlukan penalaran. yang disebut dengan
masalik al-illah. Biasanya yang populer terdapat tiga
jalan illat yaitu: (1) nash; (2) ijma`; (3) as-sibru wa at-
taqsim dengan cara merangkum sifat-sifat baik untuk
dijadikan illat pada asal (nash), kemudian illat tersebut
dikembalikan kepada sifatsifat tersebut
EPISTEMOLOGI BURHANI
Epsitemologi burhani ilmu pengetahuan bersumber pada realitas, baik
realitas alam, maupun realitas sosial, dan kemanusiaan (humanities).
Epistemologi burhani disebut juga dengan pendekatan ilmiah dalam
memahami agama atau fenomena keagamaan. Epistemologi burhani
dapat menggunakan pendekatan sejarah, sosiologi, antropologi,
psikologi, filsafat dan bahasa (hermeneutika).
1. Burhani menyandarkan diri
pada rasio, akal, yang dilakukan
lewat dalil-dalil logika.
2. Burhani menghasilkan pengetahuan melalui prinsip-
prinsip logika atas pengetahuan sebelumnya yang telah
diyakini kebenarannya.
Untuk mendapatkan sebuah pengetahuan, epistemologi burhani menggunakan
silogisme. Dalam bahasa Arab, silogisme diterjemahkan dengan qiyas atau al-Qiyas
al- Jami yang mengacu kepada makna asal. Secara istilah, silogisme adalah suatu
bentuk argumen dimana dua proposisi yang disebut premis, dirujukan bersama
sedemikian rupa. Sehingga sebuah keputusan pasti menyertai.
• Tahap pengertian (ma`qulat),
• Tahap pernyataan (ibarat),
• Tahapan penalaran (tahlilat).
Sebelum dilakukan
silogisme, terdapat
tahapan-tahapan yang
harus dilalui sebagai
berikut:
• Mengetahuai latar belakang dari penyusunan premis,
• Adanya konsistensi logis antara alasan dan kesimpulan,
• Kesimpulan yang diambil harus bersifat pasti dan
benar.
Menurut Al-Jabiri, dalam
penarikan kesimpulan
dengan silogisme harus
memenuhi beberapa syarat,
yaitu:
Fungsi dan peran akal pada epistimologi ini tidak
untuk mengukuhkan kebenaran teks seperti
dalam nalar bayani, tetapi lebih ditekankan untuk
melakukan analisis dan menguji terus menerus
(heuristik) kesimpulan-kesimpulan sementara dan
teori yang dirumuskan lewat premis-premis logika
keilmuan.
EPISTIMOLOGI IRFANI
Irfani berasal dari kata ‘irfân (Arab) merupakan bentuk dasar (mashdar)
dari kata ‘arafa, yang semakna dengan ma‘rifah. Dalam bahasa Arab,
istilah al-‘irfân berbeda dengan kata al-‘ilm. Al-‘ilm menunjukkan
pemerolehan obyek pengetahuan (al-ma‘lûmât) melalui transformasi
(naql) ataupun rasionalitas (‘aql), sementara’irfân atau ma‘rifah
berhubungan dengan pengalaman atau pengetahuan langsung dengan
objek pengetahuan. Jika sumber pokok (origin) dari ilmu pengetahuan
dalam pendekatan bayânî adalah teks (wahyu), maka dalam pendekatan
‘irfânî, sumber pokoknya adalah experience (pengalaman), yakni
pengalaman hidup yang otentik, dan sesungguhnya, yang merupakan
pelajaran tak ternilai harganya. Secara kebahasaan, irfani berarti agnostik
(sufi), karena ia lebih dekat maknanya dengan intuisi. Bila dikaitkan
dengan epistemologi, maka irfani merupakan metode berfkir intuitif, yang
bersifat spiritual untuk memperoleh pengetahuan.
• Bersifat Subyektif, semua orang dapat melakukannya dengan tingkatan
dan kadarnya masing-masing.
• Irfani sebagai metode perolehan pengetahuan langsung kepada subjek
dalam tasawuf yang dinamakan ma’rifah.
Secara metodologis pengetahuan ruhani diperoleh melalui tiga
tahapan yaitu:
• Tahapan pertama, persiapan. Untuk bisa menerima limpahan pengetahuan (kasyf),
seseorang harus menempuh jenjang-jenjang kehidupan Spiritual. Setidaknya ada
tujuh tahapan yang harus dijalani, mulai dari bawah menuju puncak, yaitu: Taubat,
Wara’, Zuhud, Faqir, Sabar, Tawakal, Ridha.
• Kedua, tahap penerimaan. Jika telah mencapai tingkat tertentu dalam sufisme,
seseorang akan mendapatkan limpahan pengetahuan langsung dari Tuhan secara
illuminatif. Pada tahap ini seseorang akan mendapatkan realitas kesadaran diri yang
demikian mutlak (kasyf), sehingga dengan kesadaran itu mampu melihat realitas
dirinya sendiri (musyahadah) sebagai objek yang diketahui.
• Ketiga, pengungkapan, yakni pengalaman mistik diinterpretasikan dan diungkapan
kepada orang lain, lewat ucapan atau tulisan. Namun, karena pengetahuan irfani
bukan masuk tataan konsepsi dan representasi tetapi terkait dengan kesatuan diri
dalam Tuhan, sehingga tidak bisa dikomunikasikan, maka tidak semua pengalaman ini
bisa diungkapkan, dalam filsafat, irfani lebih dikenal dengan istilah intuisi.
KONTRIBUSIEPISTEMOLOGIBAYANI,BURHANI
DANIRFANIDALAM ILMUPENGETAHUAN
Untuk mengetahui kontribusi epistemologi Al Jabiri dalam ilmu
pengetahuan, khusunya ilmu-ilmu keislaman, maka harus dijelaskan
lebih dahulu hubungan ketiga nalar bayani, irfani dan burhani.
Menurut M. Amin Abdullah, hubungan ketiga nalar dalam
epistemologi Al Jabiri dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu
hubungan paralel, linear dan sirkular. Bentuk hubungan paralel
mengasumsikan bahwa dalam diri ilmuwan terdapat tiga nalar bayani,
irfani dan burhani, akan tetapi dijalankan terpisah tidak ada dialog
antara ketiganya.
Sementara itu apabila pola hubungan ketiga nalar bayani, irfani dan
burhani berlangsung secara linear juga akan mengantarkan ilmuwan
pada jalan buntu pengetahuan. Ilmuwan akan mengutamakan salah
satu nalar dan mengesampingkan dua nalar lainnya. Melalui nalar
bayani, irfani, dan burhani dalam balutan takwil al ilmi, maka Islam,
melalui teks keagamaannya dapat berdialog dengan disiplin keilmuan
modern.
KESIMPULAN
Epistemologi bayani, irfani dan burhani merupakan hasil kegelisahan
Muhammad Al Jabiri terhadap tradisi Arab yang karenanya
menyebabkan kemun-duran dalam keilmuan. Karena Islam sangat
lekat dengan tradisi Arab, maka keunduran Arab identik dengan
kemunduran Islam. Dengan metode dan kerangka kerjanya masing-
masing episitemologi harus berhubungan secara sirkular, sehingga
tidak ada dominasi satau atas lainnya untuk menggerakkan takwil al
ilmy. Sehingga pembacaan teks keagamaan dapat menjawab
tantangan manusian kontemporer dunia modern. Melalui metode
takwil al limy yang di dalamnya tercakup penafsiran hermeneutik,
maka Islam mampu berdialog dengan disiplin ilmu lain sekaligus
memberi solusi terhadap problem manusia secara lebih humanis dan
komprehensif.

More Related Content

What's hot

Epistemologi Keilmuan Islam
Epistemologi Keilmuan IslamEpistemologi Keilmuan Islam
Epistemologi Keilmuan Islamshofichofifah
 
Pendekatan sosiologis-studi-islam
Pendekatan sosiologis-studi-islamPendekatan sosiologis-studi-islam
Pendekatan sosiologis-studi-islamsemangatbaru85
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 
makalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsmakalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsFeri Nugroho
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaAnis Masykhur
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
 
Metode pendidikan islam surat ibrahim ayat 24 27
Metode pendidikan islam surat ibrahim ayat 24 27Metode pendidikan islam surat ibrahim ayat 24 27
Metode pendidikan islam surat ibrahim ayat 24 27Adeng Supriatna
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahMarhamah Saleh
 
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap IslamParadigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap IslamIzzatul Ulya
 
RPS PENGANTAR STUDI ISLAM_BKPI2023 (1).docx
RPS PENGANTAR STUDI ISLAM_BKPI2023 (1).docxRPS PENGANTAR STUDI ISLAM_BKPI2023 (1).docx
RPS PENGANTAR STUDI ISLAM_BKPI2023 (1).docxSyarifatul Marwiyah
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptSejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptAZA Zulfi
 

What's hot (20)

Retorika dakwah
Retorika dakwahRetorika dakwah
Retorika dakwah
 
Epistemologi Keilmuan Islam
Epistemologi Keilmuan IslamEpistemologi Keilmuan Islam
Epistemologi Keilmuan Islam
 
Pendekatan sosiologis-studi-islam
Pendekatan sosiologis-studi-islamPendekatan sosiologis-studi-islam
Pendekatan sosiologis-studi-islam
 
Pengantar filsafat
Pengantar filsafatPengantar filsafat
Pengantar filsafat
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
makalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsmakalah takhrij hadits
makalah takhrij hadits
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
Metode pendidikan islam surat ibrahim ayat 24 27
Metode pendidikan islam surat ibrahim ayat 24 27Metode pendidikan islam surat ibrahim ayat 24 27
Metode pendidikan islam surat ibrahim ayat 24 27
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap IslamParadigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
 
Epistimologi bayani
Epistimologi bayaniEpistimologi bayani
Epistimologi bayani
 
RPS PENGANTAR STUDI ISLAM_BKPI2023 (1).docx
RPS PENGANTAR STUDI ISLAM_BKPI2023 (1).docxRPS PENGANTAR STUDI ISLAM_BKPI2023 (1).docx
RPS PENGANTAR STUDI ISLAM_BKPI2023 (1).docx
 
Nahdlatul ulama
Nahdlatul ulamaNahdlatul ulama
Nahdlatul ulama
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Epistemoogi Keilmuan Islam
Epistemoogi Keilmuan IslamEpistemoogi Keilmuan Islam
Epistemoogi Keilmuan Islam
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptSejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
 

Similar to Epistimologi Islam

Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanBun Faris
 
Epistemologi irfani
Epistemologi irfaniEpistemologi irfani
Epistemologi irfaniAs Faizin
 
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat Ilmu
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat IlmuEPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat Ilmu
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat IlmuJihad Achmad Gojali
 
Epistimology Filsafat Pendidikan Islam
Epistimology Filsafat Pendidikan IslamEpistimology Filsafat Pendidikan Islam
Epistimology Filsafat Pendidikan IslamIslamic Studies
 
Filsafat Merdeka Belajar MTs Salafiyah Syafi'iyah SUkorejo
Filsafat Merdeka Belajar MTs Salafiyah Syafi'iyah SUkorejoFilsafat Merdeka Belajar MTs Salafiyah Syafi'iyah SUkorejo
Filsafat Merdeka Belajar MTs Salafiyah Syafi'iyah SUkorejoZainulHasan13
 
makalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfmakalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfhspanggalih
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islamMarhamah Saleh
 
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.Faseha 3
 
Tugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiTugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiJulianaRafiati
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatNur Chawhytz
 
Studi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islamStudi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islamApri Kusanto
 
Filsafat ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuanFilsafat ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuanvian rahayu
 
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docxPenjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docxRahmandaArif
 

Similar to Epistimologi Islam (20)

Filsafat final
Filsafat finalFilsafat final
Filsafat final
 
makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan
 
Epistemologi irfani
Epistemologi irfaniEpistemologi irfani
Epistemologi irfani
 
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat Ilmu
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat IlmuEPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat Ilmu
EPISTEMOLOGI ISLAM BAYANI, BURHANI DAN IRFANI - Makalah Filsafat Ilmu
 
Epistimology Filsafat Pendidikan Islam
Epistimology Filsafat Pendidikan IslamEpistimology Filsafat Pendidikan Islam
Epistimology Filsafat Pendidikan Islam
 
Filsafat Merdeka Belajar MTs Salafiyah Syafi'iyah SUkorejo
Filsafat Merdeka Belajar MTs Salafiyah Syafi'iyah SUkorejoFilsafat Merdeka Belajar MTs Salafiyah Syafi'iyah SUkorejo
Filsafat Merdeka Belajar MTs Salafiyah Syafi'iyah SUkorejo
 
makalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfmakalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdf
 
Falsafah KTI.docx
Falsafah KTI.docxFalsafah KTI.docx
Falsafah KTI.docx
 
Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
 
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
 
DISIPLIN KEILMUANDALAM ISLAM
DISIPLIN KEILMUANDALAM ISLAMDISIPLIN KEILMUANDALAM ISLAM
DISIPLIN KEILMUANDALAM ISLAM
 
Tugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiTugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiati
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Studi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islamStudi pemikiran filsafat islam
Studi pemikiran filsafat islam
 
Filsafat ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuanFilsafat ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuan
 
PPT-Irfani.pptx
PPT-Irfani.pptxPPT-Irfani.pptx
PPT-Irfani.pptx
 
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docxPenjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
Penjelasan tentang Falsafah Kesatuan Ilmu (Artikel).docx
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Epistimologi Islam

  • 1. EPISTEMOLOGI ISLAM: BAYANI, BURHANI, DAN IRFANI (Pemikiran Al Jabiri) Oleh: 1. Alfa Rizal Matofani ( 2010911007 ) 2. Muhamad Setio Adi ( 2010911029 ) Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jember
  • 2. PEMBAHASAN BIOGRAFI AL-JABIRI EPISTIMOLOGI BAYANI EPISTEMOLOGI BURHANI EPISTIMOLOGI IRFANI KONTRIBUSI EPISTEMOLOGI BAYANI, BURHANI DAN IRFANI DALAM ILMU PENGETAHUAN
  • 3. Epistimologi adalah suatu cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan. Jadi epistimologi adalah kata, pikiran, percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian- pengandaian dan dasar- dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Poinya adalah, epistemologi adalah bagaimana atau cara seseorang untuk mendapatkan dan menemukan sebuah pengetahuan, maka dalam hal ini adalah bagaimana menemukan sebuah pengetahuan islam melalui epistemologi Bayani, Burhani dan Irfani sehingga keilmuan islam bersifat kontekstual, kemanusian dan bersifat komprehensif. PEMBAHASAN
  • 4. BIOGRAFI AL JABIRI • Beliau memiliki nama lengkap Muhammad ‘Abid Al-Jabiri. Tercatat lahir di Provinsi Fegig (Figuig) pada tanggal 27 Desember 1935 dalam keluarga yang aktif dalam kegiatan berpartai untuk mendukung kemerdekaan. Nama Al-Jabiri tidaklah asing apabila kita mengkaji mengenai pemikiran-pemikiran Islam kontemporer. Beliau melahirkan suatu proyek pemikiran fenomenal, yaitu kritik terhadap nalar Arab (Naqd al-‘Aql al-‘Arabi). • Alasan dari kritik yang diajukan Al-Jabiri adalah demi mengangkat umat Islam dari stagnansi karena pemahaman pada tradisi (turats) secara sirkular, tidak mengarah pada pembaharuan. • Al-Jabiri menawarkan rekonstruksi untuk menyikapi Turats Arab dengan perangkat serta metodologi yang khas bagi pemikiran Islam. Dengan begitulah rekonstruksi epistemologi versi Al-Jabiri yakni; bayani, irfani, dan burhani selanjutnya masyhur dalam dunia pemikiran Islam.
  • 5. EPISTIMOLOGI BAYANI Bayânî (Arab) berarti penjelasan (explanation),menyingkap, dan menjelaskan sesuatu, dan menjelaskan sesuatu, yakni menjelaskan maksud suatu pembicaraan dengan menggunakan lafazh yang paling baik (komunikatif). Epistemologi bayani merupakan metode pemikiran gaya Arab yang mengutamakan pemahaman atas teks, tanpa mengkaitkannya dengan konteks melalui penggunaan akal. Menurut al-Jabiri, persoalan lafaz-makna muncul tiga persolan, yaitu: 1. Makna suatu kata, didasarkan atas konteksnya atau pada makna aslinya (tauqifi). 2. Analogi bahasa, hal ini diperbolehkan, tetapi hanya pada sisi logika bahasanya, bukan pada lafaz atau redaksinya. 3. Pemaknaan atas asma` asy-syar`iyyah. Dalam pemaknaanya harus dimaknai sesuai dengan kebudayaan Arab, tidak bisa didekati dengan budaya dan bahasa lain.
  • 6. Cara memperoleh pengetahuan Pertama, berpegang pada lafaz (redaksi) teks, dengan menggunakan kaidah bahasa Arab, seperti nahwu dan sharf sebagai alat analisis. Kedua, berpegang pada makna teks dengan menggunakan logika, penalaran atau rasio sebagai alat analisis.
  • 7. Penggunaan logika Pertama, berpegang pada tujuan pokok (al-maqasid ad-duryriyyah) diturunkannya teks yang mencakup darurat al-khamsah. yaitu bertujuan untuk menjaga keselamatan agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Disinilah tempat penalaran rasional. Kedua, berpegang pada illat teks. Untuk menentukan atau mengetahui adanya illat teks dapat digunakan atau memerlukan penalaran. yang disebut dengan masalik al-illah. Biasanya yang populer terdapat tiga jalan illat yaitu: (1) nash; (2) ijma`; (3) as-sibru wa at- taqsim dengan cara merangkum sifat-sifat baik untuk dijadikan illat pada asal (nash), kemudian illat tersebut dikembalikan kepada sifatsifat tersebut
  • 8. EPISTEMOLOGI BURHANI Epsitemologi burhani ilmu pengetahuan bersumber pada realitas, baik realitas alam, maupun realitas sosial, dan kemanusiaan (humanities). Epistemologi burhani disebut juga dengan pendekatan ilmiah dalam memahami agama atau fenomena keagamaan. Epistemologi burhani dapat menggunakan pendekatan sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi, filsafat dan bahasa (hermeneutika). 1. Burhani menyandarkan diri pada rasio, akal, yang dilakukan lewat dalil-dalil logika. 2. Burhani menghasilkan pengetahuan melalui prinsip- prinsip logika atas pengetahuan sebelumnya yang telah diyakini kebenarannya.
  • 9. Untuk mendapatkan sebuah pengetahuan, epistemologi burhani menggunakan silogisme. Dalam bahasa Arab, silogisme diterjemahkan dengan qiyas atau al-Qiyas al- Jami yang mengacu kepada makna asal. Secara istilah, silogisme adalah suatu bentuk argumen dimana dua proposisi yang disebut premis, dirujukan bersama sedemikian rupa. Sehingga sebuah keputusan pasti menyertai. • Tahap pengertian (ma`qulat), • Tahap pernyataan (ibarat), • Tahapan penalaran (tahlilat). Sebelum dilakukan silogisme, terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui sebagai berikut: • Mengetahuai latar belakang dari penyusunan premis, • Adanya konsistensi logis antara alasan dan kesimpulan, • Kesimpulan yang diambil harus bersifat pasti dan benar. Menurut Al-Jabiri, dalam penarikan kesimpulan dengan silogisme harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
  • 10. Fungsi dan peran akal pada epistimologi ini tidak untuk mengukuhkan kebenaran teks seperti dalam nalar bayani, tetapi lebih ditekankan untuk melakukan analisis dan menguji terus menerus (heuristik) kesimpulan-kesimpulan sementara dan teori yang dirumuskan lewat premis-premis logika keilmuan.
  • 11. EPISTIMOLOGI IRFANI Irfani berasal dari kata ‘irfân (Arab) merupakan bentuk dasar (mashdar) dari kata ‘arafa, yang semakna dengan ma‘rifah. Dalam bahasa Arab, istilah al-‘irfân berbeda dengan kata al-‘ilm. Al-‘ilm menunjukkan pemerolehan obyek pengetahuan (al-ma‘lûmât) melalui transformasi (naql) ataupun rasionalitas (‘aql), sementara’irfân atau ma‘rifah berhubungan dengan pengalaman atau pengetahuan langsung dengan objek pengetahuan. Jika sumber pokok (origin) dari ilmu pengetahuan dalam pendekatan bayânî adalah teks (wahyu), maka dalam pendekatan ‘irfânî, sumber pokoknya adalah experience (pengalaman), yakni pengalaman hidup yang otentik, dan sesungguhnya, yang merupakan pelajaran tak ternilai harganya. Secara kebahasaan, irfani berarti agnostik (sufi), karena ia lebih dekat maknanya dengan intuisi. Bila dikaitkan dengan epistemologi, maka irfani merupakan metode berfkir intuitif, yang bersifat spiritual untuk memperoleh pengetahuan. • Bersifat Subyektif, semua orang dapat melakukannya dengan tingkatan dan kadarnya masing-masing. • Irfani sebagai metode perolehan pengetahuan langsung kepada subjek dalam tasawuf yang dinamakan ma’rifah.
  • 12. Secara metodologis pengetahuan ruhani diperoleh melalui tiga tahapan yaitu: • Tahapan pertama, persiapan. Untuk bisa menerima limpahan pengetahuan (kasyf), seseorang harus menempuh jenjang-jenjang kehidupan Spiritual. Setidaknya ada tujuh tahapan yang harus dijalani, mulai dari bawah menuju puncak, yaitu: Taubat, Wara’, Zuhud, Faqir, Sabar, Tawakal, Ridha. • Kedua, tahap penerimaan. Jika telah mencapai tingkat tertentu dalam sufisme, seseorang akan mendapatkan limpahan pengetahuan langsung dari Tuhan secara illuminatif. Pada tahap ini seseorang akan mendapatkan realitas kesadaran diri yang demikian mutlak (kasyf), sehingga dengan kesadaran itu mampu melihat realitas dirinya sendiri (musyahadah) sebagai objek yang diketahui. • Ketiga, pengungkapan, yakni pengalaman mistik diinterpretasikan dan diungkapan kepada orang lain, lewat ucapan atau tulisan. Namun, karena pengetahuan irfani bukan masuk tataan konsepsi dan representasi tetapi terkait dengan kesatuan diri dalam Tuhan, sehingga tidak bisa dikomunikasikan, maka tidak semua pengalaman ini bisa diungkapkan, dalam filsafat, irfani lebih dikenal dengan istilah intuisi.
  • 13. KONTRIBUSIEPISTEMOLOGIBAYANI,BURHANI DANIRFANIDALAM ILMUPENGETAHUAN Untuk mengetahui kontribusi epistemologi Al Jabiri dalam ilmu pengetahuan, khusunya ilmu-ilmu keislaman, maka harus dijelaskan lebih dahulu hubungan ketiga nalar bayani, irfani dan burhani. Menurut M. Amin Abdullah, hubungan ketiga nalar dalam epistemologi Al Jabiri dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu hubungan paralel, linear dan sirkular. Bentuk hubungan paralel mengasumsikan bahwa dalam diri ilmuwan terdapat tiga nalar bayani, irfani dan burhani, akan tetapi dijalankan terpisah tidak ada dialog antara ketiganya. Sementara itu apabila pola hubungan ketiga nalar bayani, irfani dan burhani berlangsung secara linear juga akan mengantarkan ilmuwan pada jalan buntu pengetahuan. Ilmuwan akan mengutamakan salah satu nalar dan mengesampingkan dua nalar lainnya. Melalui nalar bayani, irfani, dan burhani dalam balutan takwil al ilmi, maka Islam, melalui teks keagamaannya dapat berdialog dengan disiplin keilmuan modern.
  • 14. KESIMPULAN Epistemologi bayani, irfani dan burhani merupakan hasil kegelisahan Muhammad Al Jabiri terhadap tradisi Arab yang karenanya menyebabkan kemun-duran dalam keilmuan. Karena Islam sangat lekat dengan tradisi Arab, maka keunduran Arab identik dengan kemunduran Islam. Dengan metode dan kerangka kerjanya masing- masing episitemologi harus berhubungan secara sirkular, sehingga tidak ada dominasi satau atas lainnya untuk menggerakkan takwil al ilmy. Sehingga pembacaan teks keagamaan dapat menjawab tantangan manusian kontemporer dunia modern. Melalui metode takwil al limy yang di dalamnya tercakup penafsiran hermeneutik, maka Islam mampu berdialog dengan disiplin ilmu lain sekaligus memberi solusi terhadap problem manusia secara lebih humanis dan komprehensif.