Klasifikasi keilmuan dalam Islam meliputi tiga rumpun yaitu Bayani, Burhani, dan Irfani. Rumpun Bayani bersumber pada nash, ijma, dan ijtihad sedangkan Burhani bersumber pada realitas alam dan manusia melalui logika. Rumpun Irfani bersumber pada pengalaman langsung termasuk pengetahuan praverbal. Ketiga rumpun saling berhubungan dan tidak dapat berdiri sendiri.
2. Sebelum membahas menganai hakikat
pendidikan Islam sebagai disiplin Ilmu, terlebih dahulu
kita bahas arti pendidikan dalam syarat-syarat suatu
ilmu pengetahuan. Karena dari pembahasan ini akan
muncul adanya benang merah antara pendidikan,
maupun pendidikan Islam dengan ilmu pengetahuan.
Dalam dunia ilmu pengetahuan ada dua macam obyek
yaitu:
• Obyek material adalah bahan atau masalah yang
menjadi sasaran pembicaraan atau penyelidikan dari
suatu ilmu pengetahuan
• Obyek formal adalah sudut tinjauan dari
penyelidikan atau pembicaraan suatu ilmu
pengetahuan.
3. a. Suatu ilmu pengetahuan harus mempunyai
obyek tertentu (khususnya obyek formal).
b. Suatu ilmu pengetahuan harus menggunakan
metode-metode tertentu yang sesuai.
c. Suatu ilmu pengetahuan harus mengggunakan
sistematika tertentu.
Suatu ilmu pengetahuan harus diabdikan untuk
kesejahteraan umat manusia. Oleh kerena itu penyelidikan-
penyelidikan suatu ilmu pengetahuan yangmempunyai
akibat kehancuran bagi manusia selalu mendapat
tantangan-tantanan dan kutukan.
4. Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan
penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti
mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
5. 1. Mampu meringankan masalah yang dihadapi
manusia.
2. Mengurangi pemakaian bahan – bahan alami yang
semakin langka.
3. Membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat.
4. Membawa manusia kearah lebih modern.
5. Menyadarkan kita akan keesaan Allah SWT.
6. Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan
oleh nenek moyang kita melalui penelitian ilmiah.
6. 1. Dengan segala sesuatunya yang semakin
mudah, menyebabkan orang – orang menjadi
malas berusaha sendiri.
2. Menjadi tergantung pada alat yang dihasilkan
oleh IPTEK itu sendiri.
3. Melupakan keindahan alam.
4. Masyarakat lebih menyukai yang instan.
5. Dengan memanipulasi makanan yang ada,
menyebabkan masyarakat kurang gizi.
6. Kekhawatiran masyarakat terhadap IPTEK
yang semakin maju menyebabkan peradaban
baru.
7. Klasifikasi keilmuan dalam Islam sudah
banyak dilakukan oleh para ilmuan muslim,
seperti al-Ghazali, al-Khawarizmi dan Ibn
Nadim.
Menurut Abed al-Jabiri dalam karyanya
“Takwin al-‘Aql al-‘Arabi, nalar pemikiran Islam
dikategorikan dalam tiga epistemology yaitu,
• Rumpun Bayani,
• Rumpun ‘Irfani,
• Rumpun Burhani.
8. Secara bahasa Bayani mempunyai arti
penjelasan, ketetapan. Sedangkan secara istilah
berarti pola piker yang bersumber pada nash, ijma’
dan ijtihad.
Pada level logika, teori tersebut diarahkan oleh
konsep indikasi yang berpengaruh pada gaya
bahasa. Pada level materi pengetahuan yang
tersusun dari Al-Qur’an, hadits, gramatika, fikih, puisi,
serta prosa Arab, pada level ideologis, sebab
kekuatan otoritatif yang menentukan dibalik berbagai
tingkatan ini adalah dogma Islam.
9. Menurut AL-Jabiri, bayani mendominasi
dalam tradisi keilmuan di lingkungan lembaga
pendidikan Islam. Sebab ada kecenderungan
dijadikan hasil pemikiran keagamaan sebagai
pijakan utama.
Kelemahan nalar epistemology bayani
menurut Amin Abdullah yaitu, harus berhadapan
dengan teks-teks keagamaan yang dimiliki
komunitas atau masyarakat yang beragama lain.
Corak ini cenderung mengambil sikap mental
yang bersifat dogmatic, karena fungsi akal hanya
mengkukuhkan dan membenarkan otoritas teks.
Padahal sering terjadi perbedaan antara teks dan
10. Sumber pengetahuan dalam burhani adalah
realitas baik dari alam, social, dan humanities.
Sering disebut sabagai al-‘Ilm al-husuli, yaitu ilmu
yang disususn lewat premis logika atau al-
mantiq. Peran akal sangat besar karena
diarahkan untuk mencari sebab akibat.
Pendekatan dalam nalar ini adalah filosofis
dan saintik. Nalar ini lebih menekankan pemberian
argument dan alternative pemecahan berbagai
fenomena empiric.
11. Sumber pengetahuan adalah pengalaman. Yang
termasuk dalam pengalaman adalah al-ru’yah al-
mibashirah, direct experience, al-‘ilm al-khuduri,
preverbal knowledge.
Al-jabiri menyatakan ada tiga tipe analogi dalam
nalar irfani. Pertama, penyerupaan yang didasarkan
korespodensi numeris. Kedua penyerupaan didasarkan
pada suatu representasi.
Ketiga, penyerupaan retoris dan puitis.
Menurut Amin Abdullah ketiga nalar keilmuan
diatas tidak dapt berdiri sendiri, harus saling
berhibungan antara satu nalar dengan yang lain.
12. • Pendidikan Islam masuk dalam disiplin ilmu
dikarenakan telah memenuhi persyaratan ilmu
pengetahuan yaitu:
• Pendidikan Islam mempunyai obyek material
yaitu manusia sebagai peserta didik.
• Pendidikan Islam mempunyai metode.
• Pendidikan Islam mempunyai sistematika.