Ilmu hukum merupakan kegiatan intelektual manusia untuk memahami kenyataan hukum di sekitarnya. Ilmu hukum berdasarkan pada kenyataan dan berusaha menangkap kenyataan secara utuh, bukan hanya normatif saja. Ilmu hukum harus siap menerima berbagai aspek kenyataan terkait hukum agar dapat menjadi ilmu yang sebenarnya.
3. Tentang Ilmu
• Merupakan kegiatan intelektual manusia, mengikuti
kehadiran dan terbentangnya alam dan kehidupan di
sekelilingnya.
• Keberadaan ilmu dimungkinkan oleh alam dan kehidupan
yg tergelar, serta manusia dengan karakteristik biologisnya.
• Karakteristik ilmu, wetenschap hintk achter de faiten, yaitu
keberadaannya tertatih-tatih di belakang kenyataan.
• Basis ilmu itu sendiri merupakan kenyataan, artinya sejak
kapan dan sampai kapanpun ilmu tetap merupakan situs
manusia untuk berburu kebenaran. Kebebaran tersebut
merupakan moral dari ilmu, tidak ada jalan lain yg bisa
digunakan oleh ilmu dalam menghadapi kenyataan kecuali
berdasarkan kebenaran.
4. KENYATAAN SEBAGAI BASIS ILMU
• Ilmu adalah kenyataan, bukan
sebaliknya. Apabila kenyataan adalah
ilmu, maka kenyataan itu akan
dimanipulasi sehingga cocok dengan
ilmu dan teori yang ada. Apabila
dikatakan bahwa basis ilmu adalah
kenyataan, ada satu hal yang pentinmg
yang harus dikemukakan disini, yaitu
bahwa sejak kapan dan sampai
kapanpun ilmu merupakan situs
manusia untuk berburu kebebnaran,
dari kenyataan baik alam maupun
kehidupan, ilmu itu muncul dan
terhadap kenyataan itu pula ilmu diuji.
5. • Kebenran adalah jalan yang melalui itu ilmu digali dan
disajikan kepada public. Kebenaran merupakan moral dan
ilmu. Tidak ada jalan lain yang bias digunakan oleh iklmu
dalam menghadapi kenyataan kecuali berdasarkan
kebenaran. Kenyataan adalah basis ilmu sedangkan
kebenaran adalah jalan yang ditempuhnya. Ilmu hukum
tidak dikecualikan ia tidak ingin berkualitas sebesar ilmu.
6. ILMU ADALAH SUATU KENYATAAN
• Defenisi ilmu ebagai pencarian, pembebasan dan
pencerahan.semacam paradigm penting misalnya
bebrbicara tentang teori. Dalam pardigma ini bukan
kenyataanlah yang untuk teori, tetapi teori itulah yang
untuk kenyataan. Tetapi tidak semua teori sadar bahwa ia
harus membumi pada kenyataan. Ada juga yang
membangun teori demi untuk teori, sehingga kenyataannya
menjadi nomor dua. Apabila teori tidak cocok mau tidak
mau menjelaskan kenyataan maka kenyataan itulah yang
harus dimanipulasi sehingga dapat masuk kedalam teori
yang dibuat,
7. ILMU YANG GAGAL MENANGKAP KENYATAAN
PENUH
• Ilmu dan teori adalah usaha manusia untuk menangkap
kenyataan dan kemudian menyajikan hasil tangkapannya kepada
public. Jarring yang dipakai ilmu untuk menangkap adalah konsep
dan metodelogi penelitian. Berdasarkan hal-hal yang disebutkan
diatas maka keduanya disebut juga sebagai suatu permainan.
Ilmu dan teori adalah hasil dari tangkapan teoritis yang kemudian
dikomunikasikan kepada public. Keduanya tidak sama benar
dengan kenyataan itu sendiri. Semaki tinggi suatu teori berarti ia
semakin mendekati kenyataan. Teiori yang sempurna adalah yang
mampu memindahkan kenyataan kedalam bahasa teori secara
sempurna tanpa cact. Pelajaran yang sangat berharga adalah
bahwa kita tidak boleh terjebak atau menjadi tawanan dari cara
kerja ilmu sebagaimana disebutka diatas. Acuan atau regrensi
utama kita adalah kenyataan bukan ilmu pengetahuan, yang
benar adalah kenyataan bukan ilmu.
8. ILMUWAN: MUSAFIR PEMBURU
KEBENARAN
• Ilmuwan sudah ditakdirkan mencari
kebenaran dan berusaha
mengungkapnya, tetapi sekaligus ia
juga menyadari resiko untuk mampu
mengungkap kebenaran yang mutlak
atau sempurna. Ilmu pengetahuian
dibangun oleh kegagalan-kegagalan
yang lain. Ilmun pengetahuan adalah
karya bersama bukan karya
Aritoteles, nmewton atau Enstein,
mereka itu berhasil untuk
mengemukakan sesuatu dengan cara
berdiri diatas ilmuan.
9. Ilmu hukum
• Sama halnya dengan ilmu-ilmu lainnya, keberadaan ilmu hukum
juga diawali dengan adanya kenyataan yg kemudian
membangkitkan minat manusia untuk bertanya, menyelidiki,
dan memberi penjelasan.
• Kenyataan tersebut diantaranya
1. Bgmn dalam kehidupannya manusia mematuhi suatu
perintah tertentu?
2. Kebebasan, keinginan manusia ditundukkan oleh perintah
tersbut;
3. Manusia menjadi makluk yg menunjukan kepatuhan
Perintah tersebut yg disebut sebagai norma/kaidah. Dari
kenyataan-kenyataan tersebut menjadi perhatian disiplin ilmu
yang disebut sebagai ilmu hukum.
Ilmu hukum tidak menciptakan kaedah tersebut, melainkan
menemukannya sebgai kenyataan yang terjadi di sekelilingnya.
10. – Ilmu hukum juga akan berjalan tertalih-tatih di
belakang kenyataan manusia yang mengikuti kaidah
tersebut (het recht hintk achter de faiten).
– Ilmuwan hukum mempunyai tugas untuk
menjelaskan sebaik-baiknya dan selengkap-
lengkapnya mengenai hal yg berhubungan dengan
objek ilmuwannya tsb.
Ilmu hukum tidak menciptakan kaedah t, melainkan
menemukannya sebgai kenyataan yang terjadi di
sekelilingnya. Tugasnya sebagai suatu ilmu adalah
menggarap kenyataan tersebut, yaitu mencoba
memahami, menjelaskan mencari asal-usul ,
mencari makna di belakang kenyataan dsb
11. – Siap dan sedia diatas ditunjukan dalam menerima tugas
keilmuan apapun yg berhubungan dengan totalitas
kenyataan yg berkaitan dgn hukum. Misalnya ia tidak
boleh hanya bersedia utk melihat dan menjelaskan
keteraturan dalam hukum, melainkan juga ketidakaturan,
kekacauan, dan penolakan atau ketidak-patuhan kepada
hukum.
Derajat keilmuan ilmu hukum
bergantung pada kenyataan penuh,
artinya semakin siap dan sedia ilmu
hukum menerima kenyataan penuh
tsb sebagai objek keilmuannya,
semakin matang dan tinggi derajat
keilmuannya.
12. ILMU HUKUM, SEBAGAI
SEBENAR ILMU
• Sebagai sebenar-benarnya ilmu (genuine science), pertama-tama
ilmu hukum siap menghadapi kenyataan yg penuh tentang hukum.
• Apapun yg terjadi pada dan dalam kehidupan hukum menjadi
tanggungjawab ilmu hukum untuk menghadapinya.
• Acuan pokok dalam hal ini adalah kenyataan yang terjadi tentang
dan pada hukum. Oleh karena itu ilmu hukum bukan merupakan
gagasan yang diperas atau ditarik dari otak manusia melainkan
mengikuti dan dituntun oleh kenyataan tentang hukum yg
terhampar di masyarakat.
• Dari kenyataan tsb, barulah manusia memeras otak utk
menghadapi kenyataan tsb, dalam hal ini memotret dan
menjelaskannya. Di sinilah mulai memasuki ilmu dan teori hukum
sbg language game.
13. ILMU HUKUM PRAKTIS
• Dalam praktek sering dijumpai
ilmu hukm yang tidak
berkualitas, bekerjanya dengan
menggarap teks-teks normatif
(hukum positif), tidak
berhadapan dengan kenyataan
hukum yg penuh, melainkan
hanya untuk kepentingan
praktis saja, hal demikian
disebut sebagai ilhu praktis
(practical science).
• Ilmu ini diajarkan pada tataran
S1 yg mencetak Sarjana
Hukum, mereka sangat
membutuhkan karena nantinya
akan memasuki dunia profesi
hukum, sbg hakim, jaksa
advokat dll (praktisi hukum).
• Ilmu yg diajarkan tsb bukan
sebenar ilmu (genuine science),
melainkan ilmu praktis
(practical science), yang lebih
menekankan pada pendidikan
dan pemberian ketrampilan
(skill) daripada mencari dan
berburu kebenaran.
• .
14. Bahan Studi Ilmu Hukum Sbg Sebenar
Ilmu
• Hukum merupakan sesuatu yang normatif, hal itu benar
karena memang begitulah kenyataannya. Di samping itu,
masih banyak lagi kenyatan yg lain, yaitu perilaku, struktur
sosial, institusi dll. Apabila kita menginginkan ilmu hukum
menjadi sebenar ilmu , maka apa yg terjadi dan berhubungan
dengan hukum harus ditrima keberadaannya.
• Keberadaan bahan ilmu hukum tidak dapat ditentukan
menurut ukuran subyektif para ilmuwan hukum, melainkan
dibiarkan muncul dan mengalir sbg kenyataan yg penuh.
Kalau ia menunjukan atau tampil sebagai perilaku, misalnya,
maka kita menerimanya seperti adanya. Kalau hukum positif
tampil secara tidak teratur, maka kita secara jujur juga harus
mengatakan bahwa hukum itu adalah sesuatu yang
disordered.
• .
15. • Contoh lain, bahwa
seorang jaksa dapat
mengajukan PK, sedang
bunyi UU secara limitatif
yg boleh mengajukan
adalah terpidana atau ahli
waris. Sbg sebenar ilmu,
ilmu hukum diminta untuk
mampu menjelaskan hal
itu dan tidak hanya
berhenti pada pernyataan
bahwa itu adalah hal yang
menyimpang
16. Ilmu Hukum di tengah-tengah State of
the Arts Ilmu Pengetahuan
• Ilmu hukum dan Ilmu lainnya merupakan karya peradaban
manusia untuk memberi pencerahan kpd masyarakat
mengenai alam dan kehidupan di dunia, artinya Ilmu
hukum merupakan satu kesaruan dgn ilmu lainnya dalam
satu komunitas ilmu pengetahuan.
• Perubahan dan pergerakan dalam satu bidang ilmu akan
berimbas pada ilmu lainnya. Oleh karena itu, utk
mengangkat martabat ilmu hukum, para ilmuwan hukum
harus menyadari dan peka terhadap perubahan tsb.
• Mendekatkan ilmu sosial dengan ilmu hukum, akan
memberikan makna yang lebih luas thdp hukum, hukum
tidak hanya secara konvensional (the legal meaning of law)
tetapi juga the social meaning, the economics of law dll.
17. POSITIVISME DALAM ILMU HUKUM
• Positivisme menjadi slah satu teori yang bertahan
smapai saat ini dalam ilmu hukum. Positivism muncul
sejak awal kbangunana teori-teori hukum modern.
Kelahiran positivism kembali menegaskan betapa ilmu
selalu berjalan dibelakang kenyataan. Kenyataan
menjadi pemandu ilmu dan teori, seperti berkali-kali
dikemukan. Positivism hanya bias muncul pada saat
kenyataan membutuhkan itu dan kenyataan itu adkah
lahirnya hukum moden. Ilmu hukum menemukan
bahwa sejak kelharian Negara modern hukum berubah
dengan sangat mendasar. Rasionalisai tersebut
menghasilkan pembagian diberbagai tugas dan peran
khusus yaitu legrslatif, eksekutif dan yudikatif.
18. ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU YANG
UTUH
• Perkembangan ilmu sekarang tidak berpegang
pada filsafat. Sejak semula hukum adalah sesuatu
yang utuh, yang menyatu dengan masyarakat
serta manusia tempat hukum itu berada.
Keutuhan ini juga menyangkut sifat komplek dan
dinamis dari hukum, tetutamna sudah berbicara
tentang keadilan. Maka pada wktu kita
mempelajari hukum kita harus berhati dalam
menggarapnya atau dalam penggunaan metode.
Cara dan metode tersebut hendaknya tetap
menjaga agar hukum bias tampil secara penuh
dan utuh dan lebih jauh lagi tidak kehilangan
nialai maknanya.
19. TEORI DAN
WILAYAHNYA
• Berbicara mengenai ilmu
hukum praktis, maka teori yg
ada dan dikembangkan disitu,
memiliki wilayah yang sama
yaitu teori praktis. Teori ini
sifatnya memberi dukungan
thdp kebutuhan praktis-
profesional tsb (teori yg
berfungsi mempertahankan
hukum positif).
• Teori ilmiah (scientific theory
of law) tidak muncul karena
ingin mendukung atau
mempertahankan sesuatu.
Tipe teori ini, berbagi cara dgn
teori-teori yg lain, yg mulai
dari kenyataan atau
pengamatan kenyataan, dari
situ dibangun penjelasan thd
kenyataan tsb. Teori ini muncul
dari keingintahuan thd
kenyataan tsb, lalu melakukan
perenungan, sehingga teoti
mempunyai akar merenung
(teoriacomtemplation)
20. • Terhadap kedua teori
diatas, praktisi hukum akan
lebih membutuhkan teori
praktis, sedangkan
legislator membutuhkan
keduanya.
Kebutuhan tersebut didorong
oleh keharusan untuk benar-
benar berhati-hati dgn hukum
yg dibuatnya.
21. ILMU HUKUM ATAU ILMU TENTANG
KETERTIBAN (ORDER)?
• Dalam konteks ilmu ketertiban kita dapat
melihat dan mengamati hukum secara
lebih jernih, utuh dan benar. Hal itu
terjadi karena kita mengambil jarak dari
objek yang kita pelajari. Jika menggagas
ilmu hukum sebagai ilmu ketertiban
maka akan sejalan dengan dasar dari
teori kuantum yang lebih maju dari teori
Newton yang mekanistik.
22. • Quantum space adalah suatu ‘’keadaan hampa’’, apabila
teori quantum kita proyeksikan ke ilmu hukum maka dalam
ilmu hukum itu kita membicarakan undang-undang,
legislative, yudikatif, eksekutif, proses hukum dan
sebagainya. Dalam kacamata teori quantum itu semua
adalah ruang hampa yang mudah diamati dan dipelajari,
tetapi sebenarnya substansi besar yang menjadi landasan
dari hal-hal yang diamati tersebut tetap diam dibalik
penmpilan empiric tersebut yang dinamakan dengan
ketertiban.
23. HUKUM MODERN DI
PERSIMPANGAN JALAN
• Hukum modern merupakan hukum yg hegemonial, ia
tidak membiarkan adanya tatanan lain kecuali yg
dikeluarkan oleh negara.
• Tatanan yg ada sebelumnya seperti hukum kebiasaan
akan dibabat habis. Hal itu dimulai dari, kekuasaan-
keukuasaan otonom yang tadinya dipegang oleh
masyarakat. Organisasi asli yg ada harus tenggelam di
bawah hegemoni negara.
• Keberadaan organisasi asli tsb secara laten tidak akan
hilang sama sekali, dimana secara diam-diam organisasi
dan tatanan asli tetap ada berdampingan dengan
negara, dan pada saat kekuasaan negara melemah,
mereka akan muncul.
24. • Keberadaan hukum modern, menempatkannya
pada posisi sulit, yaitu persimpangan jalan.
Keberadaan negara modern dan hukum modern
berimplikasi pada adanya tuntutan agar hukum
itu menjadi positif dan publik, yg namanya hukum
adalah yang dibuat oleh badan kusus, tertulis dan
diumumkan secara publik, yg tidak memenuhinya
bukanlah hukum.
• Implikasi hal tersebut, hukum tidak lagi muncul
dari proses interaksi anggota masyarakat,
melainkan dibuat secara sengaja oleh badan
tertentu, serta hukum tidak semata-mata untuk
berburu keadilan melainkan untuk menerapkan
undang-undang.
25. • Dari hal tersebut, orang
dikatakan menjalankan
hukum apbl ia
menerapkan peraturan
dan hukum positif.
• Hukum berada
dipersimpangan sebab
antara “keadilan yg
diputuskan” dan “hukum
sudah diterapkan”
terdapat perbedaan yang
sangat besar. Wilayah
keadilan tidak sama
persis dengan wilayah
hukum positif.
26. STRUKTUR SOSIAL HUKUM MODERN
• Dari data sejarah dapat disimpulkan
bahwa hukum modern adalah suatu
institusi yang bersifat khas. Yaitu institusi
yang bersifat euro-centris. Hukum
modern merupakan salah satu hasil dari
pengorganisasian masyarakat yang
meliputi social, politik, ekonomi, kultur
dan lain-lainnya hingga terjadi dinamika
suatu dinamika dalam interaksi antara
pengorganisasian masyarakat dan bentuk
hukumnya.
27. Watak Kultural Hukum Modern
• Hukum modern yang pembentukannya bersifat eurosentris
itu juga memiliki wataknya sendiri, salah satu alasannya untuk
mengatakan demikian adalah apabila diamati betapa
perkembangan penataan social serta bentuk-bentuk hukum
modern itu berpasangan dengan perkembangan dalam dunia.
Dari penemuan makna tersebut dapat dipahami mengapa
hukum modern sarat dengan pemasangan rambu-rambu
untuk melakukan pengamanan terhadap individu atau
kebebasan individu melalui pengadaan berbagai asas
hukumserta prosedur-prosedur yang wajib untuk di ikuti
dalam proses hukum.
28. TENTANG BUDAYA HUKUM
• Budaya hukum merupakan salah satu
komponen sistem hukum, yg tidak berupa
peraturan formal, maupun institusi-
institusi, yang lebih bersifat spiritual.
• Untuk memahami hukum suatu bangsa,
secara lengkap harus dilakukan
pengamatan terhadap sistem formalnya
hingga budaya hukumnya.
Budaya hukum adalah semacam kekuatan yang menggerakkan
bekerjanya hukum, dan merupakan pembeda antara negara
satu dengan negara lain, beberapa negara dapat mempunyai
sistem hukum yang sama, tetapi budaya hukum mereka akan
tetap berbeda.
29. TEORI KETERATURAN HUKUM
• Segolongan teori hukum melihat hukum sebagai
salah satu banguna yang penuh dengan
keteraturan, bangunan yang logis dan rasional.
Bahkam sebagian lagi mengatakan hukum sebagai
jaringan tanpa celah.
• Allan Watson berpendapat bahwa hukum itu adalah
suatau system yang tertutup. Ia bisa berkembang
dengan sendirinya tanpa memerlukan bantuan dari
luar. Teori perkembangan hukum itu digerakan oleh
kekuatan atau vitalitas dari dalam hukum itu sendiri
yang di sebut sebagai “an antonomus legal
tradition” untuk bekerja dan berkembang hukum
tidak membutuhkan faktor kekuatan atau masukan
apapun dari luar
30. TEORI
KETIDAKTERATURAN
• Samford: Apakah hukum tiu benar-benar suatu sistem yg teratur?
• Mengapa suatu ketidakaturan tetap bisa diterima sebagai sistem
yang teratur? Sebagai suatu realitas yang cair (melee), maka
realitas hukum adalah demikian pula.
• Hukum itu disebut sebagai bangunan/konstruksi yg teratur oleh
karena manusia ingin melihatnya sbg demikian, bukan karena
memang sesuatu yg teratur.