Dokumen tersebut merangkum kasus seorang wanita berusia 52 tahun dengan diagnosis tuberculosis paru yang dirujuk dari puskesmas. Pasien mengeluh batuk berdahak berbulan-bulan disertai demam, keringat, dan berat badan turun. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru dan hasil laboratorium menunjukkan peningkatan neutrofil dan penurunan limfosit. Rontgen paru menunjukkan konsolidasi dan massa mediastinum
2. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 52 tahun
Alamat : Serayu 01/02
Pekerjaan : Ibu rumah tangga.
Agama : Islam
No. CM : 530.000
Bangsal : Kenanga
Tanggal masuk : 4 Oktober 2014
Tanggal Diperiksa : 8 Oktober 2014
3. Anamnesis
Pasien rujukan dari puskesmas serayu datang dengan keluhan batuk berdahak (+) 3 bulan SMRS.
Awal batuk kering tanpa dahak (+).
2 bulan kemudian batuk memberat (+), batuk kumat – kumatan (+), ngikil (+), memberat jika
kelelahan dan malam hari (+). Berdahak warna putih kental (+) jumlah dahak banyak (+). Demam
(+) naik turun (+), berkeringat saat malam hari (+), nyeri dada (+), sesak (+), sulit tidur (+), tubuh
terasa lemas (+) pusing (+) mual (+) nafsu makan (-) berat badan turun (+).
4 HSMRS periksa ke puskesmas, periksa dahak dan dinyatakan positif TBC (+) diberi OAT (+)
1 HSMRS batuk darah (+) pasien dirujuk ke rumash sakit Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Saat
ini batuk berdahak (+) bercampur darah (+) merah segar (+) darah dalam bentuk bercak – bercak
(+) demam (+) keringat dingin (+) tubuh lemah (+) pusing (+) sesak (+) nyeri dada (+) nafsu
makan (-) mual (+) muntah(-) , perut eneg (+).
4. Anamnesis
RPD : riwayat batuk lama sejak Juni (+)
RPK : Keluarga riwayat batuk lama ibu pasien (+)
Kebiasaan dan lingkungan : merawat ibu yang sakit batuk lama. Ventilasi kurang, rumah gelap,
cahaya matahari kurang, rumah tetangga padat.
5. Anamnesis sistem
Anamnesis Sistem :
Sistem saraf : pusing (+), demam (+)
Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (+), berdebar-debar (+)
Sistem respirasi : sesak nafas (+),batuk(+) berdahak putih (+), darah (+)
Sistem digestive : mual (+), BAB normal
Sistem Urogenital : BAK normal
Sistem intergumentum : keringat dingin (+)
Sistem endokrin : dbn
9. Daftar masalah aktif
Daftar masalah Rencana terapi (farmakologi) Non farmakologi
• Haemaptoe ec
Tuberkulosis
• Observasi dispneu
ec Tuberkulosis
• Observasi febris ec
tuberkulosis
• Massa di proyeksi
mediastinum
• Anorexia
• Dispepsia
• O2 3-4 liter/menit nasal canul
• IVFD D5 % 20 tpm
• Infus levofloxacin 1x1
• Injeksi ranitidin 2x1
• Injeksi asam tranexamat 3 x 250
mg
• Injeksi Vit K 1x1
• Program terapi OAT
• Ambroksol 3x1 tablet
• Kodein 3x1 tablet
• Paracetamol 3x 1
• Curcuma 3x1
• Menempatkan pasien dalam ruang
isolasi.
• Edukasi pasien tentang penyakit
yang diderita.
• Menjelaskan dan membangun
kesadaran untuk patuh minum
obat.
• Memotivasi pasien.
• Meminta keluarga mengawasi
minum obat.
• Diet TKTP.
• Kontrol rutin pemeriksaan BTA.
10. PEMBAHASAN
Definisi : Tuberkulosis adalah suatu penyait granulomaltosa
kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosa (Kumar V. Et all, 2007).
11. Etiologi
Mycobacterium Tuberculosis
Bentuk batang
Sifat : Aerob
Dinding kuman sebagian besar terdiri dari asam lemak / lipid ,peptidoglikan, arabinomannan (tahan
asam)
Pada lingkungan gelap, lembab dapat bertahan 2jam – mingguan-bulanan
berukuran 0,3-0,6x2-4 mm
organisme dengan strain bovin
Kuman hidup sebagai parasit yaitu pada intrasel tepatnya di sitoplasma makrofag. Makrofag dipilih
oleh kuman karena memiliki banyak lipid.
12. Epidemiologi
Pada 2011 terdapat 8.7 juta kasus baru diseluruh dunia menyebabkan 1.4 juta kematian
Terdapat 310,000 kasus multi drugs resistant tuberculosis, yang disebabkan organisme yang kebal
terhadap Rifampisisn, dan isoniazid serta 3 obat injeksi yaitu kanamycin, amikacin, dan capreomycin.
60 % diantaranya terdapat di China, Rusia, pakistan, dan Afrika Selatan.
Jumlah per kapita Tuberkulosisi aktif terdapat di Afrika selatan sub sahara .
Angka absolut tertinggi terdapat di Asia dengan china dan india dengan tingkat beban penyakit
tertinggi.
Di Eropa , USA menjadi negara dengan kasus tertinggi.
Di Indonesia kasus baru selama 2011 tercatat 150-299 kasus per 100,000 populasi. Sedangkan kasus MDR
secara keseluruhan tercatat 3000-29,999 kasus. (Zumla A, et all. 2013).
15. Penularan
Penularan umunya terjadi diruangan, pada ruangan gelap dan lembab kuman dapat bertahan 1-2
jam
Resiko penularan ditentukan setiap tahunya berdasarkan data epidemiologi yang ditunjukan
dengan ARTI (Annual Risk of Tuberculosis Infection).
Menurut WHO ARTI di Indonesia bervariasi berkisar 1-3% (10-30 orang/ 1000 penduduk terinfeksi
tiap tahun.
Sedangkan perkiraan angka kesakitanya yaitu 10% dari angka infeksi akan menjadi sakit TB. Faktor
resiko yang mempengaruhin penularan TB yaitu :
Lingkungan : kepadatan, ventilasi, penularaan saat di ruangan, udara lembab dan gelap
Pribadi : higienitas rendah, imunodepresan (HIV, usia lanjut, DM, CKD, Pneumonia) (
16. Klasifikasi
Menurut hasil pemeriksaan dahak :
Tuberkulosis paru BTA positif
Tuberkulosis paru BTA negatif
Menrut riwayat pengobatan :
Kasus baru , pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari 4minggu . bisa BTA
positif bisa BTA negatif.
Kasus yang sbelumnya diobati
Kasus pindahan / transfer in, pasien yang pindah ke register lain untuk melanjutkan pengobatannya.
Kasus lain : semua kasus yang tidak memenuhi kriteria diatas.
Menurut Patofisiologi :
Tuberkuolosis primer / childhood tuberculosa
Tuberkulosa sekunder / adult tuberculosa.
18. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis.
Sistemik :
Demam : subfebris, namun terkadang mencapai 40-41 ◦C. Demam naik turun tergantung daya tahan tubuh dan
beratnya infeksi saat itu.
Malaise : anoreksia (tidak nafsu makan), berat badan turun , sakit kepala, nyeri otot, keringat malam. Malaise ini seiring
waktu semakin memberat dan hilang timbul tidak teratur.
Respiratorik :
Batuk : awal batuk non-produktif, berkembang setelah peradangan menjadi batuk produktif dengan sputum, dapat
berkembang menjadi hemaptoe karena pecahnya pembuluh darah pada cavitas atau dinding bronkus.
Sesak napas : muncul ketika peradangan sudah lanjut, timbul setelah infiltrasinya melibatkan setengah paru-paru.
Nyeri dada : jarang, muncul jika radang telah menjalar hingga pleura, dan menimbulkan pleuritis, nyeri timbul dari
gesekan pleura saat bernapas / batuk.
19. Pemeriksaan fisik.
Vital sign : subfebris, takipneu, takikardi.
BMI : terkesan kurus, BB turun.
Kepala : konjungtivitis, konjungtiva anemis.
Leher : JVP meningkat (jika muncul komplikasi gagal jantung kanan).
Thorax : palpasi nyeri tekan jika terdapat efusi pleura. Perkusi redup pada bagian apeks (infiltrat luas) /
hipersonor / tymphany (cavitas luas) , auskultasi suara bronkial / vesikular melemah, ronkhi basah kasar
nyaring, inspeksi terlihat retraksi otot intercosta, bagian paru yang sakit akan menciut kebagian media.
Ketinggalan gerak paru saat bernapas pada paru yang sakit.
Abdomen : palpasi terdapat hepatomegali, acites.
Ekstremitas : edema jika muncul gagal jantung kanan, sianosis, akral dingin.
21. Tata laksana
Tujuan tatalaksana pada kasus tuberkulosa yaitu menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
kekambuhan, memutuskan rantai penularan, dan mencegah resistensi
Tahap awal / tahap intensif
Pasien mendapat pengobatan setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah resistensi obat.
Bila dilakukan dengan tepat pasien menjadi tidak menular dalam 2 minggu.
Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan.
Pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lama.
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister / dormant sehingga mencegah kekambuhan.