SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Makalah
PENEBUSAN
Di susun oleh
RYAN SEPRYADI LAY LELE
NIM: 20178617
STT MAWAR SARON LAMPUNG
April, 2020
PENEBUSAN
Penggenapan penebusan berkenaan dengan apa yang seringkali disebut sebagai
pendamaian, dan tidak ada pembahasan pendamaian yang dapat diarahkan secara tepat tanpa
menulusuri sumbernya didalam kebebasan dan kedaulatan kasih Allah (Yohanes 3:16). Alkitab
memberitahu bahwa kasih Allah yang merupakan sumber mengalirnya perdamaian dan dari
padanya pendamaian itu terekspresikan, merupakan kasih yang berbeda daripada kasih yang
lainnya. Tidak ada orang yang mengagungkan kasih Allah lebih daripada rasul Paulus yang
berkata bahwa, “Allah menunjukan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk
kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma. 5:8).
Kasih Allah yang menjadi sumber pancaran perdamaian ini bukanlah kasih biasa, kasih
ini adalah kasih yang memilih dan kasih yang menentukan dari sejak semula (predestinasi).
Allah dengan rela menetapkan kasih-Nya yang kekal dan tak tertandingi bagi begitu banyak
orang, dan maksud yang ditetapkan bagi kasih-Nya itu adalah untuk memberikan kepastian bagi
pendamaian yang diadakan-Nya. Oleh sebab itu, pernyataan kasih Allah merupakan penyebab
atau sumber pendamaian, harus ditegaskan sebagai sesuatu pernyataan yang pasti.
Pandangan yang dikenal sebagai keharusan hipotesis berpegang bahwa Allah dapat
memberikan pengampunan dosa dan menyelamatkan orang percaya tanpa perdamaian ataupun
pemuasan, cara lain terbuka bagi Allah karena semua hal mungkin bagiNya. Tetapi cara
pengorbanan anak Allah merupakan cara yang Allah pilih di dalam anugerah dan hikmat
kedaulatan-Nya, karena cara ini merupakan cara yang paling banyak manfaatnya dan cara
dimana angerah Allah dinyatakan dengan lebih luar biasa. Maka, sekalipun Allah dapat
menyelamatkan tanpa perdamaian, tetapi berkenaan dengan keputusan kedaulatan-Nya Ia tidak
melakukan hal itu. Tanpa penumpahan darah, secara aktual tidak ada pengampunan atau
keselamatan. Namun, baik di dalam natur Allah maupun natur dosa, tidak ada hal yang
mengharuskan penumpahan darah tersebut.
Pandangan lainnya kita sebut sebagai keharusan konsekuensi absolut. Istilah
“konsekuensi” dalam pengertian ini menunjuk kepada fakta bahwa kehendak atau dekrit Allah
untuk menyelamatkan manusia merupakan anugerah yang bebas dan berdaulat. Namun
demikian, istilah “keharusan absolut” menunjukan bahwa Allah, yang karena itikad baik-Nya
telah memilih sebagian orang untuk mendapat hidup yang kekal, berada dalam satu keharusan
untuk menggenapkan maksudNya ini melalui pengorbanan Anak-Nya yang Tunggal, suatu
keharusan yang muncul dari kesempurnaan natur-Nya sendiri.
Karena adanya alasan-alasan ini, maka kita harus menyimpulkan bahwa jenis keharusan
yang ditunjang oleh pertimbangan Alkitab adalah keharusan yang dapat dikatakan sebagai
keharusan yang tidak dapat dihindari. Alasan-alasan keharusan hipotesis tidak terlihat
mencukupi keseriusan yang tercakup di dalam keselamatan dari dosa ke dalam hidup yang kekal.
Keharusan ini tidak melihat secara tepat aspek keAllahan dari penggenapan Kristus. Jika kita
tetap memegang pandangan beratnya beban dosa dan keseriusan karena kesucian Allah harus
dipenuhi oleh keselamatan dari dosa itu, maka doktrin keharusan yang tak terelakan menjadikan
pengertian tentang Kalvari lebih jelas bagi kita dan menambah kekaguman kita akan kalvari dan
maksud kedaulatan kasih Allah yang menggenapkan karya kalvari itu. Semakin kita menekankan
tuntutan keadilan dan kesucian yang tidak dapat dibengkokan, semakin kita takjub melihat kasih
Allah dan semua hal yang dilakukan-Nya.
Natur Perdamaian
Alkitab memandang karya Kristus sebagai suatu ketaatan, dan memakai istilah ketataan,
atau konsep yang menunjuk pada ketaatan dengan begitu seringnya, dengan tujuan untuk
menjamin kesimpulan bahwa ketaatan itu bersifat umum, dan oleh karenanya bersifat cukup
menyeluruh untuk bisa dipandang sebagai prinsip penggalang dan pemersatu.
Oleh karena itu, ketaatan bukanlah sesuatu yang boleh dimengerti sebagai ketaatan pura-
pura atau abstrak. Ketaatan ini mendasari semua sumber kesempurnaan kemanusiaan-Nya,
ketaatan yang berada di dalam pribadiNya, dan ketaatan yang menjadikan inkarnasiNya
senantiasa sempurna. Ketaatan ini adalah ketaatan yang mendapatkan efektivitas permanen dan
kebajikannya di dalam Dia. Dan kita yang boleh mendapatkan buahnya, sesungguhnya turut
ambil bagian di dalamnya, yaitu dengan bersatu dengan Dia. Ketaatan inilah yang nyata sebagai
pernyataan signifikansi dari pusat kebenaran semua soteriologi (doktrin keselamatan), yaitu
kesatuan dan persekutuan dengan Kristus.
Setelah konsep ketaatan diberikan kepada kita kategori penuh yang menjadi dasar
pekerjaan pendamaian Kristus, dan yang secara tampak meneguhkan keagenan Kristus di dalam
penggenapan keselamatan, maka kini kita harus lebih jauh menganalisa kategori-kategori yang
lebih khusus, yang menjadi sarana Alkitab di dalam mengungkapkan natur perdamaian tersebut.
1. Pengorbanan. Jelas tampak dalam Perjanjian Baru bahwa karya Kristus diartikan sebagai
pengorbanan. Apakah gagasan Perjanjian Lama tentang pengorbanan? Banyak
perdebatan yang timbul disekeliling pertanyaan ini. Tetapi dengan puas kita dapat berkata
secara yakin bahwa pengorbanan-pengorbanan Perjanjian Lama pada dasarnya bersifat
penggantian, dan itu berarti berhubungan erat dengan dosa dan kesalahan. Dosa
melibatkan pertanggungjawaban tertentu, yaitu pertanggungjawaban yang terjadi oleh
karena kesucian Allah disatu pihak, dan kontradiksi antara dosa dan kesucian di lain
pihak. Pengorbanan merupakan provisi yang ditetapkan secara ilahi dimana melaluinya
dosa dapat ditutupi dan pertangungjawaban akibat kutukan dan murka Allah dapat
disingkirkan. Namun demikian, karya Kristus yang mengorbankan diriNya sendiri
sebagai korban penebus dosa, juga memiliki implikasi kebenaran lain yang seringkali
diabaikan orang lain.
2. Propisiasi. Istilah bahasa Yunani dari kata “propisiasi” tidak banyak muncul di dalam
Perjanjian Baru. Istilah ini lebih sering muncul di dalam Perjanjian Lama versi Yunani,
yang seringkali juga diterjemahkan dengan “Perdamaian”, dibandingkan dengan
kemunculan di Perjanjian Baru.
Paling sedikit kita dapat mengatakan, bahwa kritik seperti itu gagal untuk mengerti atau
menghargai beberapa pembedaan yang paling mendasar dan paling penting.
Pertama, mengasihi dan mendamaikan merupakan dua istilah yang tidak sama. Adalah
salah jika kita beranggapan bahwa doktrin propisiasi memandang propisiasi sebagai penyebab
atau pemaksa dijalankannya kasih Ilahi.
Kedua, propisiasi bukan merupakan suatu perubahan dari murka Allah menjadi kasih.
Propisiasi terhadap murka Ilahi, yang di hasilkan di dalam karya penggantian (ekspiasi) Kristus,
merupakan provisi kasih Allah yang kekal dan tak berubah.
Ketiga, propisiasi tidak meniadakan kasih dan kemurahan Allah; melainkan justru
memperluas keagungan kasih-Nya, karena menunjukan harga kasih penebusan yang harus
dibayarNya.
3. Rekonsiliasi. Jika propisiasi menempatkan fokus perhartian kita kepada murka Allah, dan
provisi Ilahi menempatkan fokus kepada penyingkiran murka tersebut, maka rekonsiliasi
menempatkan fokus perhatian kepada keterpisahan kita dari Allahdan metode Ilahi untuk
memulihkan kita kembali kepada perkenananNya. Rekonsiliasi mengasumsikan adanya
kerusakan relasi antara Allah dan manusia.
Kematian Kristus yang memungkinkan terjadinya rekonsiliasi disodorkan sebagai
manifestasi tertinggi kasih Allah terhadap manusia. Yang ditonjolkan disini adalah kasih Allah
ketika Ia mengekspresikan diriNya di dalam tindakan yang dikenal sebagai kematian Kristus.
Maka, perhatian kita ditarik, bukan kepada dunia subyektif, yaitu sikap manusia terhadap Allah,
tetapi kepada sikap Ilahi yang didemonstrasikan di dalam peristiwa sejarah.
2 Korintus 5:18-21. Ayat ini memberikan kepastian bahwa apa yang telah kita dapatkan
di dalam Roma 5:8-11, memaparkan hal-hal yang menonjol dari pengajaran yang terdapat pada
perikop ini.
 Rekonsiliasi ditampilkan sebagai pekerjaan Allah. Karya ini dimulai oleh Allah dan
digenapkan oleh Dia. “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus
mendamaikan kita dengan diriNya dan telah mempercayakan pelayanan perdamaian itu
kepada kami.” (ayat 18). “Allah mendamaikan dunia dengan diriNya” (ayat 19).
 Rekonsiliasi adalah pekerjaan yang telah tuntas. Bentuk tensa di ayat 18,19, 21
memastikan hal ini. hal ini bukan pekerjaan yang masih sedang dikerjakan oleh Allah;
tetapi merupakan karya sudah selesai di masa lampau. Allah tidak hanya menjadi agen
Tunggalnya, tetapi juga Agen dari seluruh tindakan yang telah dikerjakan dengan
sempurna.
 Semua yang tercakup di dalam rekonsiliasi dinyatakan kepada kita melalui perikop ini.
“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam
Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (ayat. 21).
 Penggenapan karya rekonsiliasi merupakan berita yang termasuk di dalam berita Injil
(ayat.19). ayat ini menegaskan isi berita tersebut. Tetapi berita yang dinyatakan ini
merupakan suatu fakta. Pertobatan merupakan tuntutan dari berita Injil dan merupakan
respon yang wajar terhadap berita Injil. Setiap perubahan yang terjadi di dalam diri kita
merupakan dampak didalam diri kita dari apa yang diproklamasikan sebagai sesuatu yang
telah digenapkan oleh Allah. Perubahan hati pikiran kita memerlukan rekonsiliasi sebagai
syaratnya.
Perdamaian yang dibicarakan oleh Alkitab, yang digenapkan melalui kematian Kristus,
membentuk relasi di antara Allah dengan kita. perdamaian ini memerluka relasi keterpisahan
sebagai syarat dan mengakibatkan relasi perkenanan dan perdamaian. Relasi yang baru ini
dibentuk melalui penyingkiran dasar dari keterpisahan tersebut. Dasar dari keterpisahan adalah
dosa dan pelanggaran. Penyingkiran ini dikerjakan didalam karya pengorbanan Kristus, ketika Ia
dijadikan berdosa ganti kita, sehingga kita bisa dibenarkan di hadapan Allah melalui Dia.
4. Penebusan. Ide penebusan harus ditarik dari pengertian pelepasan secara umum. Bahasa
penebusan adalah bahasa pembayaran, dan lebih spesifik lagi adalah bahasa pelunasan.
Pelunasan adalah suatu jaminan pelepasan melalui pembayaran suatu harga tertentu. Pelunasan
yang dimaksudkan di sini menunjuk kepada adanya suatu belenggu atau penawanan, dan
karenanya, penebusan mengisyaratkan bahwa hal-hal itulah pelunasan menyelamatkan kita.
seperti halnya korban diarahkan untuk memenuhi kebutuhanyang terjadi akibat dosa-dosa kita,
atau propisiasi untuk kebutuhan yang timbul dari murka Allah, dan pemulihan (rekonsiliasi)
untuk kebutuhan yang timbul dari terjadinya keterpisahan dari Allah, maka penebusan diarahkan
untuk memenuhi belenggu yang disebabkan karena dosa-dosa kita. Penebusan ini memiliki
signifikan bukan hanya bagi orang Yahudi, tetapi juga bagi orang bukan Yahudi. Didalam tata
cara Injil, orang non-Yahudi bahkan tidak dituntut untuk tunduk didalam disiplin perwalian yang
harus dialami oleh orang Israel.
Penebusan dari kuasa dosa dapat disebut sebagai aspek kemenangan penebusan. Dalam
penyelesaian karya-Nya, Kristus melakukan sesuatu berkenaan dengan kuasa dosa, yang
dilakukan satu kali untuk selamanya. Dan berkat kemenangan yang Ia pastikan ini, kuasa dosa
telah dipatahkan atas mereka yang telah dipersatukan dengan diriNya.
KESEMPURNAAN PENDAMAIAN
Di dalam polemik Protestan, kesempurnaan pendamaian Kristus telah ditegaskan kembali
demi melawan penekanan Roma Katolik. Roma Katolik menekankan bahwa karya
penyempurnaan yang digenapkan oleh Kristus tidak melepaskan orang beriman dari keharusan
memenuhi pemuasan atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Menurut Teologi Roma Katolik,
semua dosa masa lalu berikut hukuman kekal maupun temporalnya telah dibersihkan secara total
didalam baptisan, berikut juga penghukuman kekal untuk dosa-dosa yang akan datang yang
dilakukan oleh orang beriman. Tetapi untuk penghukuman temporal atas dosa-dosa yang
dilakukan setelah baptisan, orang-orang beriman harus melakukan pemuasan entah di hidup ini
atau di api penyucian dosa.
Namun demikian, kita berada didalam situasi di mana perdebatan tentang sasaran
perdamaian menuntut kita untuk memperhitungkan cara yang lain melalui mana doktrin
penyempurnaan perdamaian ini telah dicurigai, dan penting bagi kita untuk memasukan ke dalam
topik ini, hal-hal yang termasuk di dalam kegenapan karya Kristus.
a. Obyektivitas Sejarah. Di dalam pendamaian, ada sesuatu yang digenapi secara penuh satu
kali untuk selamanya, tanpa partisipasi atau kontribusi kita. Karya itu telah sempurna
walaupun mereka yang mendapatkan manfaat dari karya tersebut belum mengenal
ataupun memebrikan respon terhadapnya.pendamaian bersifat obyektif bagi kita,
dikerjakan terlepas dari diri kita, dan akibat subyektif yang dihasilkannya menyatakan
kesempunaan penggenapannya. Hanya ketika dengan iman kita mengenal makna dari
fakta obyektif itu, maka barulah akibat subyektif akan bekerja di dalam pengertian dan
kehendak kita.
b. Finalitas. Di dalam polemik sejarah, aspek finalitas pendamaian sedemikian ditekankan
untuk melawan doktrin Roma Katolik tentang pengorbanan melalui sakramen perjamuan
kudus. Pada saat ini, polemik terhadap penghujatan Roma katolik sama pentingnya
dengan di masa reformasi. Pendamaian adalah karya yang sempurna, tidak diulangi dan
tidak pernah boleh terjadi lagi. Namun dalam konteks sekarang ini, kita perlu
menekankan pengajaran ini bukan hanya untuk melawan Roma Katolik, tetapi juga
melawan setiap pandangan yang muncul ditengah-tengah lingkungan Protestan sendiri.
Definisi kita akan pendamaian harus ditarik dari pendamaian yang dibicarakan oleh
Alkitab adalah korban ketaatan, pembayaran, penggantian, pendamaian, dan penebusan
yang dikerjakan oleh Tuhan yang mulia, ketika sekali untuk selamanya ia menyucikan
dosa-dosa kita dan kemudia duduk disebelah kanan di dalam kemuliaan Yang
Mahatinggi.
c. Keunikan. Horace Bushnell mengatakan bahwa pengorbanan Kristus tidak hanya sekedar
merupakan gambaran agung dan penggenapan prinsip pengorbanan diri, yang sebenarnya
juga ada di hati setiap makhluk yang suci dan penuh kasih, yang melawan dosa dan
kejahatan. Pengorbanan ini merupakan pertimbangan bebas dari kerelaan kehendak Allah
di dalam kebajikannya, merupakan penujukan anugerah dan kasih Allah yang berdaulat.
Dengan menganggap korban pengorbanan Kristus sebagai “Hukum setiap makhluk,”
sama artinya dengan merampok kedaulatan Allah.
d. Efektivitas Intrinsik. Dalam polemik teologi historis, aspek efektivitas intrinsik ini begitu
penting untuk melawan doktrin Remonstran yang menyatakan bahwa Kristus telah
melakukan sesuatu yang lain, yang dengan rela diterima oleh Allah untuk menggantikan
pemuasan keadilan secara penuh. Memang sangat penting untuk mengerti dan
memformulasikan secara benar, relasi anugerah Allah dengan karya perdamaian Kristus.
Hanya karena kasih karuniaNya sendiri Ia memberikan diriNya sendiri bagi kita. sama
sekali salah anggapan yang menyatakan bahwa karya Kristus memberikan dorongan bagi
Bapa sehingga Ia terpaksa mengasihi dan bermurah hati. Alkitab berkata: “Tetapi Allah
yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasihNya yang besar, yang dilimpahkanNya
kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus.” (Efesus 2:4, 5; bnd.
1 Yohanes 4:9). Pendamaian adalah harta kasih dan anugerah Allah.
Tetapi kita perlu juga secara seimbang mengingat bahwa karya Kristus pada dirinya
sendiri cukup untuk memenuhi semua tuntutan yang ditimbulkan oleh dosa-dosa kita dan
tuntutan kesucian dan keadilan Allah. Kristus meniadakan hutang dosa. Ia menanggung
dosa-dosa kita dan mencucinya. Ia tidak melakukan suatu tanda pembayaran yang
diterima Allah sebagai pengganti keseluruhan. Singkatnya, Yesus memenuhi semua
manfaat yang membawa kepada dan digenapkan didalam kebebasan kemuliaan anak-
anak Allah.
KESIMPULAN
Hanya ada satu sumber yang sah bagi kita untuk menarik konsep yang benar tentang
karya penebusan Kristus. Sumber itu adalah Alkitab. Hanya ada satu norma untuk menguji
penafsiran dan formulasi kita. kita menarik turun karya penebusan Kristus dan kita mengangkat
keunikan karya itu dan kemuliaan khususnya keluar darinya.
PENERAPAN PENEBUSAN
Iman dan Pertobatan
Regenerasi tidak dapat dipisahkan dari dampaknya, dan salah satu dampaknya adalah iman.
Tanpa regenerasi, maka secara moral dan spritual mustahil seseorang bisa percaya kepada Kritus.
Tetapi ketika seseorang sudah diregenerasikan, secara moral dan spritual mustahil orang itu
menolak Kristus. Yesus berkata: “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang
kepadaKu” (Yoh 6:37). Melalui ayat ini Ia tentunya sedang menunjuk kepada kasus pemberian
oleh Bapa, yang diungkapkan dalam konteks yang sama (Yoh 6:44,65). Regenerasi merupakan
pembaharuan hati dan pikiran, dan pembaharuan sedemikian harus dilakukan seturut natur
mereka.
Iman
Regenerasi adalah tindakan Allah, dan hanya oleh Allah saja. Tetapi iman bukanlah tindakan
Allah; bukan Allah yang percaya kepada Kristus demi untuk keselamatan, tetapi orang
berdosalah yang harus percaya. Memang karena anugerah Allah seseorang bisa percaya, tetapi
iman adalah aktivitas dari pihak manusia dan hanya dipihak manusia saja. Di dalam iman kita
menerima dan bersandar hanya kepada Kristus, untuk mendapatkan penebusan kita.
Naturnya. Ada tiga hal yang perlu dibicarakan tentang natur iman. Iman adalah pengetahuan,
keyakinan dan kebersandaran.
1. Pengetahuan. Kelihatannya sangat membingungkan jika menyebutkan iman sebagai
pengetahuan. Karena, bukankah mengetahui berbeda dari mempercayai? Hal itu benar
sebagian. Terkadang kita memang perlu membedakan antara iman dan pengetahuan, dan
menempatkan mereka sebagai kontras satu dari yang lain. Tetapi ada pengetahuan sangat
diperlukan oleh iman. Sesungguhnya, terkadang ukuran kebenaran yang dipegang oleh
orang percaya terlalu kecil, dan kita harus menghormati fakta bahwa iman sebagian
orang, di dalam keadaan awalnya, sangatlah sederhana. Tetapi iman tidak bisa dimulai
dengan pengetahuan yang kosong sama sekali. Paulus mengingatkan kita akan hal yang
sederhana ini ketika ia berkata: “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh
firman Kristus.” (Roma 10:17).
2. Kepastian. Iman adalah persetujuan. Kita tidak bisa hanya mengetahui kebenaran
berkenaan dengan Kristus, tetapi kita juga harus percaya bahwa itu benar. tentu saja
mungkin bagi kita untuk mengerti makna proposisi kebenaran tertentu., namun tetap
belum mau mempercayai proposisi tersebut. Kepastian yang termasuk dalam iman bukan
hanya persetujuan terhadap kebenaran berkenaan dengan Kristus, tetapi juga pengenalan
yang tepat berkenaan dengan hubungan antara kebenaran tentang Kristus dengan
kelakuan kita sebagai orang berdosa.
Kepastian ini merupakan kepastian yang merupakan yang menjawab perhatian dan
keinginan terbesar kita, yang ditegaskan dalam pernyataan: Kristus sungguh-sungguh
tepat bagi keseluruhan, aku di dalam dosa dan kesengsaraanku, dan bagi keseluruhan, apa
yang seharusnya kulakukan di dalam anugerah Allah. Kristus cocok secara sempurna
untuk seluruh totalitas situasi kita didalam keadaan dosa, kesalahan, kesengsaraan dan
semua penyakitnya.
3. Kebersandaran. Iman adalah pengetahuan yang berlanjut kepada kepastian, dan kepastian
ini dilanjutkan kepada keyakinan. Iman tidak bisa berhenti sampai pada komitmen diri
kepada Kristus saja, tetapi suatu pengalihan ketergantungan akan keselamatan kita, yaitu
diri kita dan semua sumber manusia lainnya, kepada Kristus. Iman adalah penerimaan
dan kebersandaran kepadaNya. Iman adalah kebersandaran pada suatu pribadi, pribadi
Kristus, Anak Allah dan Juruselamat orang berdosa. Iman merupakan penyerahan diri
kita kepadaNya, bukan sekedar percaya kepadaNya; tetapi kepercayaan di dalam dan
kepada Dia. Karakter khusus iman adalah meninggalkan pandangan dari diri sendiri dan
mengalihkan seluruh perhatian dan objek kepada Kristus. Ia harus menjadi pusat seluruh
aktivitas iman.
PERTOBATAN
“Pertobatan ke dalam hidup adalah anugerah keselamatan, dimana seseorang berdosa
keluar dari pengertian dosa-dosanya yang sesungguhnya, dan menerima kemmurahan Allah di
dalam Kristus, yang dengan kesedihan dan kebencian yang sungguh terhadap dosanya, telah
berpaling darinya kepada Allah, dalam arti yang sepenuhnya, sambil berusaha keras mengikuti
ketataan yang baru.” Saling kebergantungan antara iman adalah iman di dalam Kristus bagi
keselamatan dari dosa. Tetapi jika iman diarahkan kepada keselamatan dari dosa, maka harus ada
kebencian terhadap dosa dan keinginan untuk diselamtkan darinya.
Pertobatan pada hakekatnya meliputi perubahan hati, pikiraan dan kehendak. Perubahan
ini secara prinsip berkaitan dengan empat hal: perubahan pikiran berkenaan dengan kebenaran.
Natur pertobatan memberikan tekanan pada urgensi masalah-masalah yang pelik dari tuntutan
Injil, penceraian dengan dosa yang mengikuti penerimaan Injil , dan penampilan yang sama
sekali baru sebagai hasil dari iman oleh Injil. Di salib Kristuslah pertobatan dimulai; dan disalib
Kristus pula pertobatan itu harus selalu mengucur ke hati dalam bentuk air mata pengakuan dan
kepedihan dosa.
PEMBENARAN
Kebenaran bahwa Allahlah yang membenarkan perlu digarisbawahi. Kita tidak mampu
membenarkan diri kita sendiri. Pembenaran bukanlah pembelaan kita atau akibat dari proses
usaha kita memaafkan diri. Bahwa pembenaran bukanlah pernyataan atau perasaan yang lebih
baik sebagai akibat dari pengakuan dosa kita. pembenaran juga bukan suatu praktek religius yang
membuat kita bisa mencapai hal itu, tidak peduli betapa hebat dan baiknya praktek religius yang
kita lakukan. Jika telah mengerti apa itu pembenaran dan telah memberikan penghargaan yang
tepat kepada anugerahnya, maka ini kita harus membelok pikiran kita kepada tindakan Allah di
dalam membenarkan orang yang tidak benar (orang fasik). Tidak ada peristiwa lain yang lebih
nyata menunjukn anugerah Allah yang Cuma-Cuma selain daripada pembenaranNya “dan oleh
kasih karunia telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”
(Roma 3:24).
Akan tetapi, pembenaran yang sedang kita bicarakan adalah pembenaran Allah atas orang
fasik. Pembenaran ini bukanlah pembenaran terhadap orang yang sudah benar, tetapi terhadap
orang jahat. Oleh karenanya, pembenaran itu berkenaan dengan orang-orang yang harus
dihukum dan dikutuk. Didalam Allah membenarkan orang berdosa, tidak ada penyimpangan
hukum antara apa yang dinyatakan dengan apa yang seharusnya terjadi.
Di sini, seperti juga di semua bagian lainnya, penghakiman Allah tetap seturut dengan
kebenaran. Kekhususan yang tercakup didalam tindakan Allah ini adalah bahwa Ia menjadikan
benar, status dan relasi yang Ia nyatakan benar. Kesimpulan bahwa pembenaran bersifat
konstitutif (penetapan) bukan merupakan kesimpulan yang hanya ditarik dari pertimbangan
kebenaran dan keadilan Allah saja; ia juga dinyatakan oleh Alkitab. Dalam kaitan dengan
pembenaranlah Paulus berkata, “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang
telah menjadi orang berdosa, demikian pula ketaatan satu orang semua orang menjadi orang
benar.” (Roma 5:19).
Jelas bahwa pembenaran yang oleh Paulus dikaitkan dengan hidup yang kekal itulah yang
tercakup di dalam penetapan kita sebagai orang benar, di dalam penerimaan kita akan kebenaran
sebagai pemberian yang Cuma-Cuma, dan kebenaran ini tidak lain adalah kebenaran dari satu
manusia Yesus Kristus; ini adalah kebanaran dari ketaatanNya. Maka kasih karunia berkuasa
oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (Roma 5:21). Ini adalah
kebanaran yang diekspresikan sebagai pengenaan kebenaran dari Kristus bagi kita. maka
pembenaran merupakan tindakan konstitutif di mana kebenaran Kristus dikenakan kepada kita
dan karenanya kita diterim sebagai yang benar di hadapan Allah.
Maka, jika kita mau menemukan kebenaran yang memenuhi dasar kepenuhan dan
kesempurnaan pembenaran yang Allah anugerahkan ke atas orang fasik, kita menemukan apa
pun di dalam diri kita, atau didalam apapun yang Allah lakukan didalam diri kita, atau didalam
apapun yang telah kita telah lakukan. Kita harus memalingkan mata kita sama sekali dari diri kita
kepada sesuatu yang sama sekali berbeda jenisnya dan arahnya. Sekarang pertanyaannya, arah
mana yang ditunjukan oleh Alkitab?
1. Kita dibenarkan dalam Kristus (Kis 13:39; Roma 8:1; 1 Korintus 6:11; Galatia 2:17).
Dari sisi luar kita diberitahu bahwa melalui persatuan dengan Kristus dan beberapa relasi
khusus yang ditimbulkan oleh persatuan itulah kita ini dibenarkan.
2. Kita dibenarkan melalui pengorbanan dan karya penebusan Kristus (Roma 3:24; 5:9;
8:33-34). Kita dibenarkan di dalam darah Kristus. Makna khusus kebenaran diatas dalam
kaitannya dengan hal ini ialah penggenapan penebusan Kristus yang satu kali untuk
selamanya itulah, yang harus dibawa ke pusat perhatian kita didalam pembahasan
pembenaran. Oleh karena itu pembenaran merupakan hal yang objektif bagi diri kita dan
bukannya karya anugerah Allah di dalam hati, pikiran dan hidup kita.
3. Hanya oleh kebenaran Allah kita dibenarkan (Roma 1:17; 3:21,22; 10:3; Filipi 3:9).
Dengan kata lain, kebenaran dari pembenaran kita adalah kebenaran Allah sendiri! Tidak
ada yang lebih meyakinkan di dalam mendemostrasikan fakta bahwa pembenaran
bukanlah disebabkan karena kebenaran kita sendiri. Kebenaran yang dikenakan kepada
kita atau dikenakan oleh kita, sekalipun semua itu berasal dari anugerah Allah, dan
sekalipun secara karakter bersifat sempurna, tetap bukanlah kebenaran Allah. Semuanya
itu hanyalah kebenaran manusia. Tetapi mengikuti penekanan Alkitab dalam hal
pembenaran, hanyalah kebenaran Allah yang dibukakan dari iman kepada iman, dan
kebenaran ini adalah kebenaran yang kontras, bukan hanya dengan ketidakbenaran
manusia, tetapi juga dengan kebenaran manusia.
4. Kebenaran dari pembenaran adalah kebenaran dan ketaatan Kristus sendiri (Roma 5:17;
18, 19). Di sini kita didalam pertimbangan final yang mengkonfirmasikan semua
pertimbangan sebelumnya, dan meneguhkan mereka di dalam fokus yang jelas. Ini adalah
alasan final mengapa kita mengalihkan pandangan kita dari diri kita sendiri kepada
Kristus dan karyaNya yang tuntas. Dan ini juga alasan mengapa kebenaran dari
pembenaran adalah kebenaran Allah. Kebenaran itu adalah kebenaran Kristus yang
dikenakanNya ke dalam natur manusia, yaitu kebenaran dari ketaataataNya sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib. Kebenaran adalah sautu tindakan yang timbul dari
kasih karunia Allah yang bersifat Cuma-Cuma. Ini adalah tindakan Allah dan hanya oleh
Allah saja. Dan kebenaran yang menjadi alas atau dasarnya adalah kebenaran Allah.
Hanya iman yang hidup yang membenarkan dan yang mempersatukan seseorang kepada
Kristus di dalam hikmat kematianNya dan di dalam kuasa kebangkitan-Nya. Tidak
seorangpun yang mempercayakan dirinya kepada Kristus untuk dibebaskan dirinya dari
pelanggaran dosa, yang tidak sekaligus mempercayakan diri kepadaNya untuk
dibebaskan dari kuasa dosa.”Jika demikian, apakah hendak kita katakan? Bolehkah kita
bertekun di dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!
Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”
(Roma 6:1,2).
PENYUCIAN
Penyucian merupakan aspek penerapan penebusan. Di dalam penerapan ada urutan, dan
itu terus berjalan maju sampai menuju kepada kesempurnaan di dalam kemerdekaan kemuliaan
anak-anak Allah (Roma 8:21,30). Penyucian bukanlah langkah pertama dalam penerapan
penebusan. Ia harus didahului oleh langkah-langkah lain seperti panggilan efektif, regenerasi,
pembenaran dan adopsi. Semuanya itu berurusan erat dengan penyucian. Dua langkah
sebelumnya yang sangat berkaitan erat dengan penucian adalah panggilan dan regenerasi.
Penyucian adalah karya Allah di dalam kita, seperti halnya panggilan dan regenerasi juga adalah
tindakan Allah yang menghasilkan dampak langsung didalam kita. panggilan ditujukan pada
kesadaran kita dan menghasilkan respon dari kesadaran kita. regenerasi adalah pembaharuan
yang diberlakukan di dalam kesadaran kita, di dalam menjalankan iman dan pertobatan, kasih
dan ketaatan.
Roh kudus adalah agen yang mengontrol dan mengarahkan setiap orang yang telah
dilahirkan kembali. Maka yang fundamental, kecendrungan yang akan memerintah, karakter
yang tak boleh tak ada, dari setiap orang yang sudah dilahirkan kembali adalah kesucian. Di
dalam kaitannya dengan Yohanes berbicara tentang orang telah dilahirkan kembali, sebagai
orang yang tidak berbuat dosa lagi dan sebagai yang tidak dapat berbuat dosa (1 Yohanes 3:9;
5:18).
Tetapi kesatuan dengan Kristus juga merupakan bagian penting dari penerapan
penebusan. Kita tidak dapat menjadi pewaris aktual dari Kristus sampai penebusan itu diterapkan
secara efektif. Paulus menulis kepada jemaat Efesus untuk mengingatkan bahwa mereka dipilih
di dalam Kristus sejak sebelum dunia dijadikan, tetapi ia juga mengingatkan bahwa ada waktu
dimana mereka dalam keadaan “tanpa Kristus” tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak
mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah
di dalam dunia.”
KESIMPULAN
Kebenaran yang dibentuk didalam yang dibentuk di dalam kita memang memperlengkapi
kita untuk menikmati hidup yang kekal, tetapi tidak menjadi dasar untuk pemberian hidup yang
kekal tersebut. Dan pembenaran bukan disebabkan oleh karena kebenaran atau perbuatan kita;
pembenaran bukan sebagai hasil kerja (Roma 3:20; 4:2; Galatia 2:16; 3:11; 5:4; Flp 3:9). Tetapi
kita dibenarkan oleh kasih karunia. Bukan upah dari apapun yang ada didalam diri kita atau apa
yang kita buat, tetapi berasal dari belas kasihan Allah yang Cuma-Cuma dan tanpa pamrih
(Roma 3:24; 5:15-21). Dan juga kita dibenarkan melalui pengorbanan dan karya penebusan
Kristus (Roma 3:24; 5:9; 8:33-34). Kita dibenarkan didalam darah Kristus.

More Related Content

What's hot

Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilanMakalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
agung bulan
 
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Giovanni Promesso
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1
Kirenius Wadu
 

What's hot (20)

Peran roh kudus dalam gereja (paper)
Peran roh kudus dalam gereja (paper)Peran roh kudus dalam gereja (paper)
Peran roh kudus dalam gereja (paper)
 
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah RohPaper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
 
Paper Roh Kudus Dan Pertobatan
Paper Roh Kudus Dan PertobatanPaper Roh Kudus Dan Pertobatan
Paper Roh Kudus Dan Pertobatan
 
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudusMakalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
 
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilanMakalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
 
Paper dog
Paper dogPaper dog
Paper dog
 
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYAKRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Peran Roh Kudus dalam Pertobatan
Peran Roh Kudus dalam PertobatanPeran Roh Kudus dalam Pertobatan
Peran Roh Kudus dalam Pertobatan
 
Pentingnya Roh Kudus Dalam Penginjilan
Pentingnya Roh Kudus  Dalam PenginjilanPentingnya Roh Kudus  Dalam Penginjilan
Pentingnya Roh Kudus Dalam Penginjilan
 
Paper roh kudus dan misi
Paper roh kudus dan misiPaper roh kudus dan misi
Paper roh kudus dan misi
 
Makalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allah
Makalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allahMakalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allah
Makalah Teologi Perjanjian Baru pandangan surat paulus dipernjara mengenai allah
 
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
 
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa MiskinMenjadi Imam gereja Papa Miskin
Menjadi Imam gereja Papa Miskin
 
Mpk katolik 2a wahyu ilahi
Mpk katolik 2a wahyu ilahiMpk katolik 2a wahyu ilahi
Mpk katolik 2a wahyu ilahi
 
Paper teologi pb
Paper teologi pbPaper teologi pb
Paper teologi pb
 
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
 
Paper peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja
Paper peran roh kudus dalam pertumbuhan gerejaPaper peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja
Paper peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja
 
Makalah kateketika peran gembala sebagai pendidik dalam pertumbuhan rohani je...
Makalah kateketika peran gembala sebagai pendidik dalam pertumbuhan rohani je...Makalah kateketika peran gembala sebagai pendidik dalam pertumbuhan rohani je...
Makalah kateketika peran gembala sebagai pendidik dalam pertumbuhan rohani je...
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1
 

Similar to Papaer pak rudy Teologi PB II

Yermi letik pptx 3 tafsiran
Yermi letik pptx 3 tafsiranYermi letik pptx 3 tafsiran
Yermi letik pptx 3 tafsiran
yermiletik
 
Ringkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morrisRingkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morris
Kirenius Wadu
 

Similar to Papaer pak rudy Teologi PB II (20)

Makala (penebusan)
Makala (penebusan)Makala (penebusan)
Makala (penebusan)
 
Paper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaPaper Kasih Karunia
Paper Kasih Karunia
 
Paper Kasih Karunia Aprianto
Paper Kasih Karunia ApriantoPaper Kasih Karunia Aprianto
Paper Kasih Karunia Aprianto
 
Makalah Tentang Roh Kudus
Makalah Tentang Roh KudusMakalah Tentang Roh Kudus
Makalah Tentang Roh Kudus
 
Makalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul PaulusMakalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
 
Kasih karunia Allah bagi manusia
Kasih karunia Allah bagi manusiaKasih karunia Allah bagi manusia
Kasih karunia Allah bagi manusia
 
Anugerah
AnugerahAnugerah
Anugerah
 
Makalah pak rudy
Makalah pak rudyMakalah pak rudy
Makalah pak rudy
 
Makalah pak rudy( sudah selesei)
Makalah pak rudy( sudah selesei)Makalah pak rudy( sudah selesei)
Makalah pak rudy( sudah selesei)
 
PERJAMUAN KUDUS.pptx
PERJAMUAN KUDUS.pptxPERJAMUAN KUDUS.pptx
PERJAMUAN KUDUS.pptx
 
Makna Ibadah
Makna IbadahMakna Ibadah
Makna Ibadah
 
EJW_1894_Kuasa Pengampunan_rev 20.5
EJW_1894_Kuasa Pengampunan_rev 20.5EJW_1894_Kuasa Pengampunan_rev 20.5
EJW_1894_Kuasa Pengampunan_rev 20.5
 
Yermi letik pptx 3 tafsiran
Yermi letik pptx 3 tafsiranYermi letik pptx 3 tafsiran
Yermi letik pptx 3 tafsiran
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Sekolah Sabat - Triwulan 4 2021 - Pelajaran 9
Sekolah Sabat - Triwulan 4 2021 - Pelajaran 9Sekolah Sabat - Triwulan 4 2021 - Pelajaran 9
Sekolah Sabat - Triwulan 4 2021 - Pelajaran 9
 
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2023 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2023 - Pelajaran 4Sekolah Sabat - Triwulan 3 2023 - Pelajaran 4
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2023 - Pelajaran 4
 
Paper dogmatika 3 (manusia bebas dari dosa) sm 4
Paper dogmatika 3 (manusia bebas dari dosa) sm 4Paper dogmatika 3 (manusia bebas dari dosa) sm 4
Paper dogmatika 3 (manusia bebas dari dosa) sm 4
 
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan imanPeran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
Peran roh kudus dalam gereja mengenai pertobatan dan pertumbuhan iman
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
Ringkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morrisRingkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morris
 

Recently uploaded (6)

APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptxALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
ALIRAN ALIRAN ILMU KALAMyang ada di indonesia .pptx
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 

Papaer pak rudy Teologi PB II

  • 1. Makalah PENEBUSAN Di susun oleh RYAN SEPRYADI LAY LELE NIM: 20178617 STT MAWAR SARON LAMPUNG April, 2020
  • 2. PENEBUSAN Penggenapan penebusan berkenaan dengan apa yang seringkali disebut sebagai pendamaian, dan tidak ada pembahasan pendamaian yang dapat diarahkan secara tepat tanpa menulusuri sumbernya didalam kebebasan dan kedaulatan kasih Allah (Yohanes 3:16). Alkitab memberitahu bahwa kasih Allah yang merupakan sumber mengalirnya perdamaian dan dari padanya pendamaian itu terekspresikan, merupakan kasih yang berbeda daripada kasih yang lainnya. Tidak ada orang yang mengagungkan kasih Allah lebih daripada rasul Paulus yang berkata bahwa, “Allah menunjukan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma. 5:8). Kasih Allah yang menjadi sumber pancaran perdamaian ini bukanlah kasih biasa, kasih ini adalah kasih yang memilih dan kasih yang menentukan dari sejak semula (predestinasi). Allah dengan rela menetapkan kasih-Nya yang kekal dan tak tertandingi bagi begitu banyak orang, dan maksud yang ditetapkan bagi kasih-Nya itu adalah untuk memberikan kepastian bagi pendamaian yang diadakan-Nya. Oleh sebab itu, pernyataan kasih Allah merupakan penyebab atau sumber pendamaian, harus ditegaskan sebagai sesuatu pernyataan yang pasti. Pandangan yang dikenal sebagai keharusan hipotesis berpegang bahwa Allah dapat memberikan pengampunan dosa dan menyelamatkan orang percaya tanpa perdamaian ataupun pemuasan, cara lain terbuka bagi Allah karena semua hal mungkin bagiNya. Tetapi cara pengorbanan anak Allah merupakan cara yang Allah pilih di dalam anugerah dan hikmat kedaulatan-Nya, karena cara ini merupakan cara yang paling banyak manfaatnya dan cara dimana angerah Allah dinyatakan dengan lebih luar biasa. Maka, sekalipun Allah dapat menyelamatkan tanpa perdamaian, tetapi berkenaan dengan keputusan kedaulatan-Nya Ia tidak melakukan hal itu. Tanpa penumpahan darah, secara aktual tidak ada pengampunan atau keselamatan. Namun, baik di dalam natur Allah maupun natur dosa, tidak ada hal yang mengharuskan penumpahan darah tersebut.
  • 3. Pandangan lainnya kita sebut sebagai keharusan konsekuensi absolut. Istilah “konsekuensi” dalam pengertian ini menunjuk kepada fakta bahwa kehendak atau dekrit Allah untuk menyelamatkan manusia merupakan anugerah yang bebas dan berdaulat. Namun demikian, istilah “keharusan absolut” menunjukan bahwa Allah, yang karena itikad baik-Nya telah memilih sebagian orang untuk mendapat hidup yang kekal, berada dalam satu keharusan untuk menggenapkan maksudNya ini melalui pengorbanan Anak-Nya yang Tunggal, suatu keharusan yang muncul dari kesempurnaan natur-Nya sendiri. Karena adanya alasan-alasan ini, maka kita harus menyimpulkan bahwa jenis keharusan yang ditunjang oleh pertimbangan Alkitab adalah keharusan yang dapat dikatakan sebagai keharusan yang tidak dapat dihindari. Alasan-alasan keharusan hipotesis tidak terlihat mencukupi keseriusan yang tercakup di dalam keselamatan dari dosa ke dalam hidup yang kekal. Keharusan ini tidak melihat secara tepat aspek keAllahan dari penggenapan Kristus. Jika kita tetap memegang pandangan beratnya beban dosa dan keseriusan karena kesucian Allah harus dipenuhi oleh keselamatan dari dosa itu, maka doktrin keharusan yang tak terelakan menjadikan pengertian tentang Kalvari lebih jelas bagi kita dan menambah kekaguman kita akan kalvari dan maksud kedaulatan kasih Allah yang menggenapkan karya kalvari itu. Semakin kita menekankan tuntutan keadilan dan kesucian yang tidak dapat dibengkokan, semakin kita takjub melihat kasih Allah dan semua hal yang dilakukan-Nya. Natur Perdamaian Alkitab memandang karya Kristus sebagai suatu ketaatan, dan memakai istilah ketataan, atau konsep yang menunjuk pada ketaatan dengan begitu seringnya, dengan tujuan untuk menjamin kesimpulan bahwa ketaatan itu bersifat umum, dan oleh karenanya bersifat cukup menyeluruh untuk bisa dipandang sebagai prinsip penggalang dan pemersatu. Oleh karena itu, ketaatan bukanlah sesuatu yang boleh dimengerti sebagai ketaatan pura- pura atau abstrak. Ketaatan ini mendasari semua sumber kesempurnaan kemanusiaan-Nya, ketaatan yang berada di dalam pribadiNya, dan ketaatan yang menjadikan inkarnasiNya senantiasa sempurna. Ketaatan ini adalah ketaatan yang mendapatkan efektivitas permanen dan kebajikannya di dalam Dia. Dan kita yang boleh mendapatkan buahnya, sesungguhnya turut ambil bagian di dalamnya, yaitu dengan bersatu dengan Dia. Ketaatan inilah yang nyata sebagai
  • 4. pernyataan signifikansi dari pusat kebenaran semua soteriologi (doktrin keselamatan), yaitu kesatuan dan persekutuan dengan Kristus. Setelah konsep ketaatan diberikan kepada kita kategori penuh yang menjadi dasar pekerjaan pendamaian Kristus, dan yang secara tampak meneguhkan keagenan Kristus di dalam penggenapan keselamatan, maka kini kita harus lebih jauh menganalisa kategori-kategori yang lebih khusus, yang menjadi sarana Alkitab di dalam mengungkapkan natur perdamaian tersebut. 1. Pengorbanan. Jelas tampak dalam Perjanjian Baru bahwa karya Kristus diartikan sebagai pengorbanan. Apakah gagasan Perjanjian Lama tentang pengorbanan? Banyak perdebatan yang timbul disekeliling pertanyaan ini. Tetapi dengan puas kita dapat berkata secara yakin bahwa pengorbanan-pengorbanan Perjanjian Lama pada dasarnya bersifat penggantian, dan itu berarti berhubungan erat dengan dosa dan kesalahan. Dosa melibatkan pertanggungjawaban tertentu, yaitu pertanggungjawaban yang terjadi oleh karena kesucian Allah disatu pihak, dan kontradiksi antara dosa dan kesucian di lain pihak. Pengorbanan merupakan provisi yang ditetapkan secara ilahi dimana melaluinya dosa dapat ditutupi dan pertangungjawaban akibat kutukan dan murka Allah dapat disingkirkan. Namun demikian, karya Kristus yang mengorbankan diriNya sendiri sebagai korban penebus dosa, juga memiliki implikasi kebenaran lain yang seringkali diabaikan orang lain. 2. Propisiasi. Istilah bahasa Yunani dari kata “propisiasi” tidak banyak muncul di dalam Perjanjian Baru. Istilah ini lebih sering muncul di dalam Perjanjian Lama versi Yunani, yang seringkali juga diterjemahkan dengan “Perdamaian”, dibandingkan dengan kemunculan di Perjanjian Baru. Paling sedikit kita dapat mengatakan, bahwa kritik seperti itu gagal untuk mengerti atau menghargai beberapa pembedaan yang paling mendasar dan paling penting.
  • 5. Pertama, mengasihi dan mendamaikan merupakan dua istilah yang tidak sama. Adalah salah jika kita beranggapan bahwa doktrin propisiasi memandang propisiasi sebagai penyebab atau pemaksa dijalankannya kasih Ilahi. Kedua, propisiasi bukan merupakan suatu perubahan dari murka Allah menjadi kasih. Propisiasi terhadap murka Ilahi, yang di hasilkan di dalam karya penggantian (ekspiasi) Kristus, merupakan provisi kasih Allah yang kekal dan tak berubah. Ketiga, propisiasi tidak meniadakan kasih dan kemurahan Allah; melainkan justru memperluas keagungan kasih-Nya, karena menunjukan harga kasih penebusan yang harus dibayarNya. 3. Rekonsiliasi. Jika propisiasi menempatkan fokus perhartian kita kepada murka Allah, dan provisi Ilahi menempatkan fokus kepada penyingkiran murka tersebut, maka rekonsiliasi menempatkan fokus perhatian kepada keterpisahan kita dari Allahdan metode Ilahi untuk memulihkan kita kembali kepada perkenananNya. Rekonsiliasi mengasumsikan adanya kerusakan relasi antara Allah dan manusia. Kematian Kristus yang memungkinkan terjadinya rekonsiliasi disodorkan sebagai manifestasi tertinggi kasih Allah terhadap manusia. Yang ditonjolkan disini adalah kasih Allah ketika Ia mengekspresikan diriNya di dalam tindakan yang dikenal sebagai kematian Kristus. Maka, perhatian kita ditarik, bukan kepada dunia subyektif, yaitu sikap manusia terhadap Allah, tetapi kepada sikap Ilahi yang didemonstrasikan di dalam peristiwa sejarah. 2 Korintus 5:18-21. Ayat ini memberikan kepastian bahwa apa yang telah kita dapatkan di dalam Roma 5:8-11, memaparkan hal-hal yang menonjol dari pengajaran yang terdapat pada perikop ini.  Rekonsiliasi ditampilkan sebagai pekerjaan Allah. Karya ini dimulai oleh Allah dan digenapkan oleh Dia. “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus mendamaikan kita dengan diriNya dan telah mempercayakan pelayanan perdamaian itu kepada kami.” (ayat 18). “Allah mendamaikan dunia dengan diriNya” (ayat 19).  Rekonsiliasi adalah pekerjaan yang telah tuntas. Bentuk tensa di ayat 18,19, 21 memastikan hal ini. hal ini bukan pekerjaan yang masih sedang dikerjakan oleh Allah; tetapi merupakan karya sudah selesai di masa lampau. Allah tidak hanya menjadi agen Tunggalnya, tetapi juga Agen dari seluruh tindakan yang telah dikerjakan dengan sempurna.
  • 6.  Semua yang tercakup di dalam rekonsiliasi dinyatakan kepada kita melalui perikop ini. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (ayat. 21).  Penggenapan karya rekonsiliasi merupakan berita yang termasuk di dalam berita Injil (ayat.19). ayat ini menegaskan isi berita tersebut. Tetapi berita yang dinyatakan ini merupakan suatu fakta. Pertobatan merupakan tuntutan dari berita Injil dan merupakan respon yang wajar terhadap berita Injil. Setiap perubahan yang terjadi di dalam diri kita merupakan dampak didalam diri kita dari apa yang diproklamasikan sebagai sesuatu yang telah digenapkan oleh Allah. Perubahan hati pikiran kita memerlukan rekonsiliasi sebagai syaratnya. Perdamaian yang dibicarakan oleh Alkitab, yang digenapkan melalui kematian Kristus, membentuk relasi di antara Allah dengan kita. perdamaian ini memerluka relasi keterpisahan sebagai syarat dan mengakibatkan relasi perkenanan dan perdamaian. Relasi yang baru ini dibentuk melalui penyingkiran dasar dari keterpisahan tersebut. Dasar dari keterpisahan adalah dosa dan pelanggaran. Penyingkiran ini dikerjakan didalam karya pengorbanan Kristus, ketika Ia dijadikan berdosa ganti kita, sehingga kita bisa dibenarkan di hadapan Allah melalui Dia. 4. Penebusan. Ide penebusan harus ditarik dari pengertian pelepasan secara umum. Bahasa penebusan adalah bahasa pembayaran, dan lebih spesifik lagi adalah bahasa pelunasan. Pelunasan adalah suatu jaminan pelepasan melalui pembayaran suatu harga tertentu. Pelunasan yang dimaksudkan di sini menunjuk kepada adanya suatu belenggu atau penawanan, dan karenanya, penebusan mengisyaratkan bahwa hal-hal itulah pelunasan menyelamatkan kita. seperti halnya korban diarahkan untuk memenuhi kebutuhanyang terjadi akibat dosa-dosa kita, atau propisiasi untuk kebutuhan yang timbul dari murka Allah, dan pemulihan (rekonsiliasi) untuk kebutuhan yang timbul dari terjadinya keterpisahan dari Allah, maka penebusan diarahkan untuk memenuhi belenggu yang disebabkan karena dosa-dosa kita. Penebusan ini memiliki signifikan bukan hanya bagi orang Yahudi, tetapi juga bagi orang bukan Yahudi. Didalam tata cara Injil, orang non-Yahudi bahkan tidak dituntut untuk tunduk didalam disiplin perwalian yang harus dialami oleh orang Israel.
  • 7. Penebusan dari kuasa dosa dapat disebut sebagai aspek kemenangan penebusan. Dalam penyelesaian karya-Nya, Kristus melakukan sesuatu berkenaan dengan kuasa dosa, yang dilakukan satu kali untuk selamanya. Dan berkat kemenangan yang Ia pastikan ini, kuasa dosa telah dipatahkan atas mereka yang telah dipersatukan dengan diriNya. KESEMPURNAAN PENDAMAIAN Di dalam polemik Protestan, kesempurnaan pendamaian Kristus telah ditegaskan kembali demi melawan penekanan Roma Katolik. Roma Katolik menekankan bahwa karya penyempurnaan yang digenapkan oleh Kristus tidak melepaskan orang beriman dari keharusan memenuhi pemuasan atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Menurut Teologi Roma Katolik, semua dosa masa lalu berikut hukuman kekal maupun temporalnya telah dibersihkan secara total didalam baptisan, berikut juga penghukuman kekal untuk dosa-dosa yang akan datang yang dilakukan oleh orang beriman. Tetapi untuk penghukuman temporal atas dosa-dosa yang dilakukan setelah baptisan, orang-orang beriman harus melakukan pemuasan entah di hidup ini atau di api penyucian dosa. Namun demikian, kita berada didalam situasi di mana perdebatan tentang sasaran perdamaian menuntut kita untuk memperhitungkan cara yang lain melalui mana doktrin penyempurnaan perdamaian ini telah dicurigai, dan penting bagi kita untuk memasukan ke dalam topik ini, hal-hal yang termasuk di dalam kegenapan karya Kristus. a. Obyektivitas Sejarah. Di dalam pendamaian, ada sesuatu yang digenapi secara penuh satu kali untuk selamanya, tanpa partisipasi atau kontribusi kita. Karya itu telah sempurna walaupun mereka yang mendapatkan manfaat dari karya tersebut belum mengenal ataupun memebrikan respon terhadapnya.pendamaian bersifat obyektif bagi kita, dikerjakan terlepas dari diri kita, dan akibat subyektif yang dihasilkannya menyatakan kesempunaan penggenapannya. Hanya ketika dengan iman kita mengenal makna dari fakta obyektif itu, maka barulah akibat subyektif akan bekerja di dalam pengertian dan kehendak kita.
  • 8. b. Finalitas. Di dalam polemik sejarah, aspek finalitas pendamaian sedemikian ditekankan untuk melawan doktrin Roma Katolik tentang pengorbanan melalui sakramen perjamuan kudus. Pada saat ini, polemik terhadap penghujatan Roma katolik sama pentingnya dengan di masa reformasi. Pendamaian adalah karya yang sempurna, tidak diulangi dan tidak pernah boleh terjadi lagi. Namun dalam konteks sekarang ini, kita perlu menekankan pengajaran ini bukan hanya untuk melawan Roma Katolik, tetapi juga melawan setiap pandangan yang muncul ditengah-tengah lingkungan Protestan sendiri. Definisi kita akan pendamaian harus ditarik dari pendamaian yang dibicarakan oleh Alkitab adalah korban ketaatan, pembayaran, penggantian, pendamaian, dan penebusan yang dikerjakan oleh Tuhan yang mulia, ketika sekali untuk selamanya ia menyucikan dosa-dosa kita dan kemudia duduk disebelah kanan di dalam kemuliaan Yang Mahatinggi. c. Keunikan. Horace Bushnell mengatakan bahwa pengorbanan Kristus tidak hanya sekedar merupakan gambaran agung dan penggenapan prinsip pengorbanan diri, yang sebenarnya juga ada di hati setiap makhluk yang suci dan penuh kasih, yang melawan dosa dan kejahatan. Pengorbanan ini merupakan pertimbangan bebas dari kerelaan kehendak Allah di dalam kebajikannya, merupakan penujukan anugerah dan kasih Allah yang berdaulat. Dengan menganggap korban pengorbanan Kristus sebagai “Hukum setiap makhluk,” sama artinya dengan merampok kedaulatan Allah. d. Efektivitas Intrinsik. Dalam polemik teologi historis, aspek efektivitas intrinsik ini begitu penting untuk melawan doktrin Remonstran yang menyatakan bahwa Kristus telah melakukan sesuatu yang lain, yang dengan rela diterima oleh Allah untuk menggantikan pemuasan keadilan secara penuh. Memang sangat penting untuk mengerti dan memformulasikan secara benar, relasi anugerah Allah dengan karya perdamaian Kristus. Hanya karena kasih karuniaNya sendiri Ia memberikan diriNya sendiri bagi kita. sama sekali salah anggapan yang menyatakan bahwa karya Kristus memberikan dorongan bagi Bapa sehingga Ia terpaksa mengasihi dan bermurah hati. Alkitab berkata: “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasihNya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus.” (Efesus 2:4, 5; bnd. 1 Yohanes 4:9). Pendamaian adalah harta kasih dan anugerah Allah.
  • 9. Tetapi kita perlu juga secara seimbang mengingat bahwa karya Kristus pada dirinya sendiri cukup untuk memenuhi semua tuntutan yang ditimbulkan oleh dosa-dosa kita dan tuntutan kesucian dan keadilan Allah. Kristus meniadakan hutang dosa. Ia menanggung dosa-dosa kita dan mencucinya. Ia tidak melakukan suatu tanda pembayaran yang diterima Allah sebagai pengganti keseluruhan. Singkatnya, Yesus memenuhi semua manfaat yang membawa kepada dan digenapkan didalam kebebasan kemuliaan anak- anak Allah. KESIMPULAN Hanya ada satu sumber yang sah bagi kita untuk menarik konsep yang benar tentang karya penebusan Kristus. Sumber itu adalah Alkitab. Hanya ada satu norma untuk menguji penafsiran dan formulasi kita. kita menarik turun karya penebusan Kristus dan kita mengangkat keunikan karya itu dan kemuliaan khususnya keluar darinya. PENERAPAN PENEBUSAN Iman dan Pertobatan Regenerasi tidak dapat dipisahkan dari dampaknya, dan salah satu dampaknya adalah iman. Tanpa regenerasi, maka secara moral dan spritual mustahil seseorang bisa percaya kepada Kritus. Tetapi ketika seseorang sudah diregenerasikan, secara moral dan spritual mustahil orang itu menolak Kristus. Yesus berkata: “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu” (Yoh 6:37). Melalui ayat ini Ia tentunya sedang menunjuk kepada kasus pemberian oleh Bapa, yang diungkapkan dalam konteks yang sama (Yoh 6:44,65). Regenerasi merupakan pembaharuan hati dan pikiran, dan pembaharuan sedemikian harus dilakukan seturut natur mereka.
  • 10. Iman Regenerasi adalah tindakan Allah, dan hanya oleh Allah saja. Tetapi iman bukanlah tindakan Allah; bukan Allah yang percaya kepada Kristus demi untuk keselamatan, tetapi orang berdosalah yang harus percaya. Memang karena anugerah Allah seseorang bisa percaya, tetapi iman adalah aktivitas dari pihak manusia dan hanya dipihak manusia saja. Di dalam iman kita menerima dan bersandar hanya kepada Kristus, untuk mendapatkan penebusan kita. Naturnya. Ada tiga hal yang perlu dibicarakan tentang natur iman. Iman adalah pengetahuan, keyakinan dan kebersandaran. 1. Pengetahuan. Kelihatannya sangat membingungkan jika menyebutkan iman sebagai pengetahuan. Karena, bukankah mengetahui berbeda dari mempercayai? Hal itu benar sebagian. Terkadang kita memang perlu membedakan antara iman dan pengetahuan, dan menempatkan mereka sebagai kontras satu dari yang lain. Tetapi ada pengetahuan sangat diperlukan oleh iman. Sesungguhnya, terkadang ukuran kebenaran yang dipegang oleh orang percaya terlalu kecil, dan kita harus menghormati fakta bahwa iman sebagian orang, di dalam keadaan awalnya, sangatlah sederhana. Tetapi iman tidak bisa dimulai dengan pengetahuan yang kosong sama sekali. Paulus mengingatkan kita akan hal yang sederhana ini ketika ia berkata: “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17). 2. Kepastian. Iman adalah persetujuan. Kita tidak bisa hanya mengetahui kebenaran berkenaan dengan Kristus, tetapi kita juga harus percaya bahwa itu benar. tentu saja mungkin bagi kita untuk mengerti makna proposisi kebenaran tertentu., namun tetap belum mau mempercayai proposisi tersebut. Kepastian yang termasuk dalam iman bukan hanya persetujuan terhadap kebenaran berkenaan dengan Kristus, tetapi juga pengenalan yang tepat berkenaan dengan hubungan antara kebenaran tentang Kristus dengan kelakuan kita sebagai orang berdosa.
  • 11. Kepastian ini merupakan kepastian yang merupakan yang menjawab perhatian dan keinginan terbesar kita, yang ditegaskan dalam pernyataan: Kristus sungguh-sungguh tepat bagi keseluruhan, aku di dalam dosa dan kesengsaraanku, dan bagi keseluruhan, apa yang seharusnya kulakukan di dalam anugerah Allah. Kristus cocok secara sempurna untuk seluruh totalitas situasi kita didalam keadaan dosa, kesalahan, kesengsaraan dan semua penyakitnya. 3. Kebersandaran. Iman adalah pengetahuan yang berlanjut kepada kepastian, dan kepastian ini dilanjutkan kepada keyakinan. Iman tidak bisa berhenti sampai pada komitmen diri kepada Kristus saja, tetapi suatu pengalihan ketergantungan akan keselamatan kita, yaitu diri kita dan semua sumber manusia lainnya, kepada Kristus. Iman adalah penerimaan dan kebersandaran kepadaNya. Iman adalah kebersandaran pada suatu pribadi, pribadi Kristus, Anak Allah dan Juruselamat orang berdosa. Iman merupakan penyerahan diri kita kepadaNya, bukan sekedar percaya kepadaNya; tetapi kepercayaan di dalam dan kepada Dia. Karakter khusus iman adalah meninggalkan pandangan dari diri sendiri dan mengalihkan seluruh perhatian dan objek kepada Kristus. Ia harus menjadi pusat seluruh aktivitas iman. PERTOBATAN “Pertobatan ke dalam hidup adalah anugerah keselamatan, dimana seseorang berdosa keluar dari pengertian dosa-dosanya yang sesungguhnya, dan menerima kemmurahan Allah di dalam Kristus, yang dengan kesedihan dan kebencian yang sungguh terhadap dosanya, telah berpaling darinya kepada Allah, dalam arti yang sepenuhnya, sambil berusaha keras mengikuti ketataan yang baru.” Saling kebergantungan antara iman adalah iman di dalam Kristus bagi keselamatan dari dosa. Tetapi jika iman diarahkan kepada keselamatan dari dosa, maka harus ada kebencian terhadap dosa dan keinginan untuk diselamtkan darinya.
  • 12. Pertobatan pada hakekatnya meliputi perubahan hati, pikiraan dan kehendak. Perubahan ini secara prinsip berkaitan dengan empat hal: perubahan pikiran berkenaan dengan kebenaran. Natur pertobatan memberikan tekanan pada urgensi masalah-masalah yang pelik dari tuntutan Injil, penceraian dengan dosa yang mengikuti penerimaan Injil , dan penampilan yang sama sekali baru sebagai hasil dari iman oleh Injil. Di salib Kristuslah pertobatan dimulai; dan disalib Kristus pula pertobatan itu harus selalu mengucur ke hati dalam bentuk air mata pengakuan dan kepedihan dosa. PEMBENARAN Kebenaran bahwa Allahlah yang membenarkan perlu digarisbawahi. Kita tidak mampu membenarkan diri kita sendiri. Pembenaran bukanlah pembelaan kita atau akibat dari proses usaha kita memaafkan diri. Bahwa pembenaran bukanlah pernyataan atau perasaan yang lebih baik sebagai akibat dari pengakuan dosa kita. pembenaran juga bukan suatu praktek religius yang membuat kita bisa mencapai hal itu, tidak peduli betapa hebat dan baiknya praktek religius yang kita lakukan. Jika telah mengerti apa itu pembenaran dan telah memberikan penghargaan yang tepat kepada anugerahnya, maka ini kita harus membelok pikiran kita kepada tindakan Allah di dalam membenarkan orang yang tidak benar (orang fasik). Tidak ada peristiwa lain yang lebih nyata menunjukn anugerah Allah yang Cuma-Cuma selain daripada pembenaranNya “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:24). Akan tetapi, pembenaran yang sedang kita bicarakan adalah pembenaran Allah atas orang fasik. Pembenaran ini bukanlah pembenaran terhadap orang yang sudah benar, tetapi terhadap orang jahat. Oleh karenanya, pembenaran itu berkenaan dengan orang-orang yang harus dihukum dan dikutuk. Didalam Allah membenarkan orang berdosa, tidak ada penyimpangan hukum antara apa yang dinyatakan dengan apa yang seharusnya terjadi.
  • 13. Di sini, seperti juga di semua bagian lainnya, penghakiman Allah tetap seturut dengan kebenaran. Kekhususan yang tercakup didalam tindakan Allah ini adalah bahwa Ia menjadikan benar, status dan relasi yang Ia nyatakan benar. Kesimpulan bahwa pembenaran bersifat konstitutif (penetapan) bukan merupakan kesimpulan yang hanya ditarik dari pertimbangan kebenaran dan keadilan Allah saja; ia juga dinyatakan oleh Alkitab. Dalam kaitan dengan pembenaranlah Paulus berkata, “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.” (Roma 5:19). Jelas bahwa pembenaran yang oleh Paulus dikaitkan dengan hidup yang kekal itulah yang tercakup di dalam penetapan kita sebagai orang benar, di dalam penerimaan kita akan kebenaran sebagai pemberian yang Cuma-Cuma, dan kebenaran ini tidak lain adalah kebenaran dari satu manusia Yesus Kristus; ini adalah kebanaran dari ketaatanNya. Maka kasih karunia berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (Roma 5:21). Ini adalah kebanaran yang diekspresikan sebagai pengenaan kebenaran dari Kristus bagi kita. maka pembenaran merupakan tindakan konstitutif di mana kebenaran Kristus dikenakan kepada kita dan karenanya kita diterim sebagai yang benar di hadapan Allah. Maka, jika kita mau menemukan kebenaran yang memenuhi dasar kepenuhan dan kesempurnaan pembenaran yang Allah anugerahkan ke atas orang fasik, kita menemukan apa pun di dalam diri kita, atau didalam apapun yang Allah lakukan didalam diri kita, atau didalam apapun yang telah kita telah lakukan. Kita harus memalingkan mata kita sama sekali dari diri kita kepada sesuatu yang sama sekali berbeda jenisnya dan arahnya. Sekarang pertanyaannya, arah mana yang ditunjukan oleh Alkitab? 1. Kita dibenarkan dalam Kristus (Kis 13:39; Roma 8:1; 1 Korintus 6:11; Galatia 2:17). Dari sisi luar kita diberitahu bahwa melalui persatuan dengan Kristus dan beberapa relasi khusus yang ditimbulkan oleh persatuan itulah kita ini dibenarkan. 2. Kita dibenarkan melalui pengorbanan dan karya penebusan Kristus (Roma 3:24; 5:9; 8:33-34). Kita dibenarkan di dalam darah Kristus. Makna khusus kebenaran diatas dalam kaitannya dengan hal ini ialah penggenapan penebusan Kristus yang satu kali untuk selamanya itulah, yang harus dibawa ke pusat perhatian kita didalam pembahasan
  • 14. pembenaran. Oleh karena itu pembenaran merupakan hal yang objektif bagi diri kita dan bukannya karya anugerah Allah di dalam hati, pikiran dan hidup kita. 3. Hanya oleh kebenaran Allah kita dibenarkan (Roma 1:17; 3:21,22; 10:3; Filipi 3:9). Dengan kata lain, kebenaran dari pembenaran kita adalah kebenaran Allah sendiri! Tidak ada yang lebih meyakinkan di dalam mendemostrasikan fakta bahwa pembenaran bukanlah disebabkan karena kebenaran kita sendiri. Kebenaran yang dikenakan kepada kita atau dikenakan oleh kita, sekalipun semua itu berasal dari anugerah Allah, dan sekalipun secara karakter bersifat sempurna, tetap bukanlah kebenaran Allah. Semuanya itu hanyalah kebenaran manusia. Tetapi mengikuti penekanan Alkitab dalam hal pembenaran, hanyalah kebenaran Allah yang dibukakan dari iman kepada iman, dan kebenaran ini adalah kebenaran yang kontras, bukan hanya dengan ketidakbenaran manusia, tetapi juga dengan kebenaran manusia. 4. Kebenaran dari pembenaran adalah kebenaran dan ketaatan Kristus sendiri (Roma 5:17; 18, 19). Di sini kita didalam pertimbangan final yang mengkonfirmasikan semua pertimbangan sebelumnya, dan meneguhkan mereka di dalam fokus yang jelas. Ini adalah alasan final mengapa kita mengalihkan pandangan kita dari diri kita sendiri kepada Kristus dan karyaNya yang tuntas. Dan ini juga alasan mengapa kebenaran dari pembenaran adalah kebenaran Allah. Kebenaran itu adalah kebenaran Kristus yang dikenakanNya ke dalam natur manusia, yaitu kebenaran dari ketaataataNya sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Kebenaran adalah sautu tindakan yang timbul dari kasih karunia Allah yang bersifat Cuma-Cuma. Ini adalah tindakan Allah dan hanya oleh Allah saja. Dan kebenaran yang menjadi alas atau dasarnya adalah kebenaran Allah. Hanya iman yang hidup yang membenarkan dan yang mempersatukan seseorang kepada Kristus di dalam hikmat kematianNya dan di dalam kuasa kebangkitan-Nya. Tidak seorangpun yang mempercayakan dirinya kepada Kristus untuk dibebaskan dirinya dari pelanggaran dosa, yang tidak sekaligus mempercayakan diri kepadaNya untuk dibebaskan dari kuasa dosa.”Jika demikian, apakah hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun di dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?” (Roma 6:1,2).
  • 15. PENYUCIAN Penyucian merupakan aspek penerapan penebusan. Di dalam penerapan ada urutan, dan itu terus berjalan maju sampai menuju kepada kesempurnaan di dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah (Roma 8:21,30). Penyucian bukanlah langkah pertama dalam penerapan penebusan. Ia harus didahului oleh langkah-langkah lain seperti panggilan efektif, regenerasi, pembenaran dan adopsi. Semuanya itu berurusan erat dengan penyucian. Dua langkah sebelumnya yang sangat berkaitan erat dengan penucian adalah panggilan dan regenerasi. Penyucian adalah karya Allah di dalam kita, seperti halnya panggilan dan regenerasi juga adalah tindakan Allah yang menghasilkan dampak langsung didalam kita. panggilan ditujukan pada kesadaran kita dan menghasilkan respon dari kesadaran kita. regenerasi adalah pembaharuan yang diberlakukan di dalam kesadaran kita, di dalam menjalankan iman dan pertobatan, kasih dan ketaatan. Roh kudus adalah agen yang mengontrol dan mengarahkan setiap orang yang telah dilahirkan kembali. Maka yang fundamental, kecendrungan yang akan memerintah, karakter yang tak boleh tak ada, dari setiap orang yang sudah dilahirkan kembali adalah kesucian. Di dalam kaitannya dengan Yohanes berbicara tentang orang telah dilahirkan kembali, sebagai orang yang tidak berbuat dosa lagi dan sebagai yang tidak dapat berbuat dosa (1 Yohanes 3:9; 5:18). Tetapi kesatuan dengan Kristus juga merupakan bagian penting dari penerapan penebusan. Kita tidak dapat menjadi pewaris aktual dari Kristus sampai penebusan itu diterapkan secara efektif. Paulus menulis kepada jemaat Efesus untuk mengingatkan bahwa mereka dipilih di dalam Kristus sejak sebelum dunia dijadikan, tetapi ia juga mengingatkan bahwa ada waktu dimana mereka dalam keadaan “tanpa Kristus” tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.”
  • 16. KESIMPULAN Kebenaran yang dibentuk didalam yang dibentuk di dalam kita memang memperlengkapi kita untuk menikmati hidup yang kekal, tetapi tidak menjadi dasar untuk pemberian hidup yang kekal tersebut. Dan pembenaran bukan disebabkan oleh karena kebenaran atau perbuatan kita; pembenaran bukan sebagai hasil kerja (Roma 3:20; 4:2; Galatia 2:16; 3:11; 5:4; Flp 3:9). Tetapi kita dibenarkan oleh kasih karunia. Bukan upah dari apapun yang ada didalam diri kita atau apa yang kita buat, tetapi berasal dari belas kasihan Allah yang Cuma-Cuma dan tanpa pamrih (Roma 3:24; 5:15-21). Dan juga kita dibenarkan melalui pengorbanan dan karya penebusan Kristus (Roma 3:24; 5:9; 8:33-34). Kita dibenarkan didalam darah Kristus.