3. KOMPETENSI
INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. . Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
4. KOMPETENSI DASAR
1.1. Menerima bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dan menyelamatkan
manusia melalui karya penyelamatan dalam Yesus Kristus.
2.1. Bersedia mengampuni orang lain
3.1. Memahami bahwa Allah mengampuni dan menyelamatkan manusia di dalam Yesus
Kristus.
4.1. Membuat karya yang menunjukan kesanggupan mengampuni diri sendiri dan
sesama.
5. 1. Mengimani pengampunan dan penyelamatan Allah di dalam Yesus
Kristus dengan membaca cerita yang berisi tentang pengampunan.
2. Menjelaskan arti mengampuni seperti Allah telah lakukan untuk
manusia.
3. Menjelaskan alasan Allah menyelamatkan manusia melalui Yesus
Kristus.
4. • Menceritakan peristiwa Yesus mengampuni Orang berdosa (Yohanes
8:1-11).
5. Melakukan kegiatan sebagai praktik orang yang telah diselamatkan
7. •Sejak manusia jatuh ke dalam dosa,
Allah telah berinisiatif untuk
mengampuni serta menyelamatkan
manusia.
•Allah selalu menjadi pihak yang
memanggil, menolong, mengampuni
serta menyelamatkan manusia.
Sementara manusia selalu menjadi pihak
yang berlari dan mengingkari janji
meskipun demikian, Allah tidak pernah
berhenti mencari dan mengampuni
manusia.
8. APA ITU
Mengampuni
Alkitab, kata Yunani yang
diterjemahkan ”mengampuni” berarti
”merelakan”.
ARTINYA tindakan memaafkan orang
yang bersalah
• Manfaat Mengampuni. Bahkan jikalau
ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh
kali sehari dan tujuh kali ia kembali
kepadamu dan berkata : “Aku
menyesal”, engkau
harus mengampuni dia. Dalam banyak
perkara di dalam hidup kita, seringkali
ada orang-orang yang sengaja ataupun
tidak menyakiti hati kita.
9. . Allah Mengampuni Manusia
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil
dan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan (1Yohanes 1:9). Untuk memperkuat
kenyataan ini, Roma 5:8 mengatakan: ketika kita masih
berdosa, Kristus telah mati untuk kita. Allah mengambil
inisiatif untuk mengampuni dan menyelamatkan manusia,
tetapi manusia harus dengan rendah hati mengaku dosa-
dosanya. Pengampunan Allah itu berlaku untuk selama-
lamanya
11. 1.Apa makna dari tindakan
Gordon Wilson?
2.Mengapa Gordon Wilson rela
mengampuni teroris yang telah
menyebabkan putrinya tewas?
3.Jika kamu adalah Gordon
Wilson, bagaimana sikapmu
terhadap
para teroris?
12. Mengapa Allah harus mengutus Yesus datang ke dunia untuk mengampuni
serta menyelamatkan manusia?
c. Karena Allah adalah Allah penyelamat, Ia sudah berulangkali menyelamatkan manusia melalui para
nabi yang diutus-Nya, namun tidak berhasil, akhirnya Ia rela “hadir” ke dunia dalam diri Yesus Kristus
putra-Nya. Allah turun ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia. Manusia yang berdosa tidak akan
mampu menyelamatkan sesamanya, karena itu Allah bertindak mendatangi manusia secara langsung
untuk menyelamatkan manusia.
b. Karena cinta-Nya itu, maka Allah adalah Allah yang Maha Pengampun. Ia bersedia mengampuni
manusia yang bertobat dan berbalik pada-Nya.
a. Karena Allah mengasihi manusia. Sebesar apa pun kekecewaan-Nya terhadap manusia, hal itu
tidak mengurangi cinta-Nya yang begitu dalam pada manusia. Allah mengasihi semua ciptaan-
Nya dan Dia selalu memberi kesempatan untuk bertobat dan kembali pada-Nya.
15. Bertanyalah pada orangtua atau walimu
beberapa hal di bawah ini.
a. Kapan kamu dibaptis?
b. Siapa yang membaptismu?
c. Apa arti baptisan menurut orangtua
atau walimu?