Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan terpadu penyakit tidak menular (PANDU PTM) di fasilitas kesehatan primer. PANDU PTM bertujuan untuk mencegah, mengendalikan, dan menangani faktor risiko dan penyakit tidak menular secara terintegrasi melalui upaya kesehatan masyarakat dan perorangan. Pelayanan inti PANDU PTM meliputi promosi kesehatan, deteksi dini, peningkatan peran serta masyar
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
RUANG LINGKUP PANDU PTM.pptx
1. RUANG LINGKUP
PELAYANAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR (PANDU
PTM) DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)
ANDI PRAPTO DIMULYO, SKM, MM
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kab.
OKU
2. 2
Nama : Andi Prapto Dimulyo, SKM, MM
Tempat Tanggal Lahir : Banding Agung, 16-09-1977
Pendidikan Terakhir : Stata-II
Jabatan Sekarang : Kepala Bidang P2P
Instansi : Dinas Kesehatan Kab. OKU
Nomor Telepon : 081369135886
PENGALAMAN KERJA
1. Kepala UPTD Puskesmas Mendingin Tahun 2004
2. Kepala UPTD Puskesmas Tanjung Agung Tahun 2011
3. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes OKU Tahun
2015
4. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun
2016 sampai sekarang
3. KONSEP DASAR PANDU PTM DI FKTP
• Pengertian
Pandu PTM di FKTP adalah penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM
yang dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi melalui Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
• Tujuan
Pencegahan dan pengendalian PTM adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif
dan rehabilitatif serta paliatif yang bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan, kecacatan, dan kematian.
• Sasaran
Sasaran Pandu PTM di FKTP meliputi individu dan/atau kelompok masyarakat
baik yang berisiko PTM maupun yang tidak berisiko.
4. PELAYANAN TERPADU PANDU (PTM)
• Diadop dari WHO-PEN yang disesuaikan kebutuhan program di Indonesia
• Bertujuan memperkuat sistem kesehatan dan fungsi layanan primer
• Setting intervensi prioritas yang cost effective untuk pelayanan berkualitas
sesuai dengan kemampuan daerah
• Paket intervensi essensial minimal dalam JKN
• Dititik beratkan pada manajemen Hipertensi dan DM dengan penambahan
pelayanan kanker, thalassemia, glukoma, gangguan pendengaran dan
Rehabilitasi Berbasis Masyarakat
• Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (Posbindu PTM) dikembangkan
sebagai bagian dari Pandu PTM yang memungkinkan rujukan ke
Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut.
5. PAKET INTI WHO-PEN PANDU PTM
Pencegahan primer stroke dan serangan jantung √
Tatalaksana Infark Miokard Akut √
Pencegahan Sekunder Post Infark Miokard √
Pencegahan Sekunder Post Stroke √
Pencegahan Sekunder Penyakit Jantung Rematik -
Tatalaksana DM Tipe 1 -
Tatalaksana DM Tipe 2 √
Pencegahan Komplikasi Kaki DM √
Pencegahan progresifitas Penyakit Ginjal Kronis √
Pencegahan progresifitas Retinopati Diabetikum √
Pencegahan progresifitas Neuropati -
Tatalaksana Asma Bronkhial √
Tatalaksana PPOK √
Tatalaksana Kanker Kanker Payudara, Kanker Leher Rahim dan
Thalasemia
Paket Tambahan PANDU PTM Tatalaksana Glukoma, Gangguan
Pendengaran, Rehabilitasi Berbasis
Masyarakat
PERBEDAAN PAKET INTI WHO-PEN DENGAN
PANDU PTM
6. PENGEMBANGAN
PELAYANAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR
(PANDU PTM) DI INDONESIA
2011
2012
2013
2014 2016
2015 2017
2018
2019
• Penyusunan
Pedoman Pandu
PTM
• Piloting
Pandu PTM di 5
Provinsi
• TOT
Pandu PTM untuk 21
Provinsi
• Pelatihan Pandu
PTM di
18 Provinsi
Workshop
WHO-PEN
• Pelatihan Pandu
PTM di
34 Provinsi
• Evaluasi penerapan
Pandu PTM di 14
Provinsi
Piloting
Pandu PTM di
26 Provinsi
Penilaian kesaiapan
penerapan Pandu PTM
di 2 Provinsi
• Pelatihan Nasional
untuk penerapan
WHO-PEN (3)
• TOT
Pandu PTM untuk 13
Provinsi
• Pelatihan Pandu PTM
di
4 Provinsi
• 50% Puskesmas
melaksanakan
PANDU PTM
Penilaian kesiapan
penerapan Pandu
PTM di 2 Provinsi
2011
2012
2013
2014 2016
2015 2017
2018
2019
• Penyusunan
Pedoman Pandu
PTM
• Piloting
Pandu PTM di 5
Provinsi
• TOT
Pandu PTM untuk 21
Provinsi
• Pelatihan Pandu
PTM di
18 Provinsi
Workshop
WHO-PEN
• Pelatihan Pandu
PTM di
34 Provinsi
• Evaluasi penerapan
Pandu PTM di 14
Provinsi
Piloting
Pandu PTM di
26 Provinsi
Penilaian kesaiapan
penerapan Pandu PTM
di 2 Provinsi
• Pelatihan Nasional
untuk penerapan
WHO-PEN (3)
• TOT
Pandu PTM untuk 13
Provinsi
• Pelatihan Pandu
PTM di
4 Provinsi
• 50% Puskesmas
melaksanakan
PANDU PTM
Penilaian kesiapan
penerapan Pandu
PTM di 2 Provinsi
7. PELAYANAN
TERPADU PTM
(PANDU PTM)
Ruang Lingkup
Upaya pencegahan, pengendalian, dan tata
laksana yang terintegrasi untuk tindak lanjut
faktor risiko dan penyakit tidak menular
(penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus,
penyakit paru kronis, dan kanker) serta PTM
lainnya di Puskesmas dan FKTP
Sasaran
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang datang ke
Puskesmas/FKTP untuk kunjungan sakit
maupun kunjungan sehat
8. Promosi kesehatan
bertujuan untuk
mewujudkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dengan
menciptakan dan
mentradisikan perilaku
CERDIK masyarakat
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar seharusnya memiliki kemampuan
untuk memberikan pendidikan dan koseling terhadap faktor risiko PTM
PROMOSI KESEHATAN
9. 2. DETEKSI DINI FR PTM
Deteksi dini dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTM sedini mungkin
terhadap individu dan/atau kelompok yang berisiko atau tidak berisiko secara
rutin;
Deteksi Dini
Kegiatan deteksi dini faktor risiko ini dapat dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan atau pada kelompok masyarakat khusus melalui Posbindu.
Skrining/Uji Tapis
Skrining/Uji Tapis bukan untuk diagnosis tetapi untuk menjaring dan
menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak, oleh karena
itu memerlukan follow-up yg cepat dan pengobatan yang tepat pula.
10. WHO/ISH Risk Prediction
Chart
PANDU PTM SEBAGAI PENDEKATAN FAKTOR
RISIKO PTM TERINTEGRASI DI FKTP
Peningkatan tatalaksana faktor risiko utama
(Konseling Upaya Berhenti Merokok,
Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas dll) di
fasilitas pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas, Dokter Keluarga, Klinik/Praktek
Swasta).
Peningkatan Respons Cepat
Kegawatdaruratan PTM di masyarakat dan
fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan
Diabetes melalui pendekatan Faktor Risiko.
Prediksi risiko penyakit Jantung dan Stroke
dengan Charta WHO PEN.
11. 3. PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
pengendalian PTM, baik secara perorangan maupun kelompok dilakukan
melalui kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dengan
membentuk dan mengembangkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
PTM.
Pada Posbindu PTM dapat dilaksanakan kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan dibawah pembinaan puskesmas.
12. Monitoring :
• Obesitas
• Hipertensi
• Hiperglikemi
• Hiperkolesterol
• Pem.Klinis Payudara
• Faktor lain
Kegiatan Bersama
• KIE
• Aktifitas Fisik
• Sarasehan
Konseling :
• Diet,
• Stop merokok
• Stress
• Self Care
Sekolah
Tempat Kerja
Jemaah Haji / KBIH
PO Bus /Terminal
Tempat Umum / Mall
Kegiatan
Bindu
PTM
Rumah Sehat
Desa
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MELALUI
POSBINDU
PTM
13. 4. PENEMUAN KASUS PTM
Melakukan penemuan kasus PTM sedini
mungkin (early diagnosis) melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
5. PENANGANAN KASUS PTM
Penanganan kasus PTM sesegera mungkin
(prompt treatment) melalui pelayanan
pengobatan dan perawatan, serta rujukan
ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan bila
diperlukan.
Dalam melakukan penanganan kasus,
tenaga kesehatan di FKTP harus
mempromosikan perilaku ”PATUH”.
P
A
T
U
H
Periksa Kesehatan secara rutin
dan ikuti anjuran dokter
Atasi Penyakit dengan
pengobatan yang tepat dan
teratur
Tetap diet sehat dengan gizi
seimbang,
Upayakan beraktivitas fisik
dengan aman,
Hindari rokok, alkohol dan zat
karsinogenik lainnya
Program Patuh bagi yang sudah menyandang
PTM diselenggarakan agar mereka rajin kontrol dan
minum obat
14. PENDEKATAN
FAKTOR
RISIKO
DAN
GEJALA
PTM
- Batuk kronis
berdahak
- Sesak nafas
- Peningkatan
produksi
sputum
- Perubahan
warna dahak
- Batuk dengan
demam
- Sering makan
- Sering merasa
haus
- Sering BAK
- sesak
- Nyeri dada
- kesemutan
- sakit kepala
hebat
- Rasa berdebar-
debar
- sesak
- udem kedua
tungkai
- sakit kepala
hebat atau tidak
biasa
- sakit pada
belakang kepala
- Denyut jantung
bertambah
cepat
- Banyak keringat
- Pernafasan
terganggu
- Otot terasa
tegang
- Sulit tidur
- Gangguan
lambung
- Perubahan
nafsu makan
- Sulit
berkonsentrasi
- Sering BAK
FAKTOR
RESIKO
DENGAN
GEJALA
DIAGNOSA
KERJA
- Gangguan
lambung
- Berkeringat
berlebihan
- Berdebar-
debar
PPOK, ASMA, TB,
Kanker Paru,
Pneumonia
DM- Hipertensi Penyakit Jantung
Infark Miokard
Infark Miokard
Strok
Infark Miokard
Penyakit
Jantung
Infark Miokard
Strok
KONSELING SESUAI FAKTOR RISIKO
ROKOK
OBESITAS, pola
makan, HIPERKOLESTEROL HIPERTENSI STRESS ALKOHOL
- Berapa lama
sebagai
perokok
- Usia mulai
merokok
- Banyak batang
rokok yang
dikonsumsi/ hari
- Jenis rokok
- Apakah terpapar
rokok/ perokok
pasif
- Kadar
kolesterol
- Konsumsi
makanan
berlemak
- Stressor
lingkungan
- Stressor
fisiologik
- Stressor
pikiran
- Berapa lama
sebagai
peminum
alkohol
- Usia mulai
minum
alkohol
- Banyak
alkohol yang
dikonsumsi/
hari
- Kadar
alkohol
- Derajat
hipertensi
- Lama menderita
hipertensi
- Riwayat
hipertensi dalam
keluarga
- Konsumsi garam
sehari-hari
- Riwayat
hipertensi dalam
kehamilan
- Derajat obesitas
- Lama menderita
obesitas
- Riwayat obesitas
di keluarga
- Pola makan
(konsumsi
garam, gula,
lemak, buah-
sayuran)
- Aktivitas fisik
terkait pekerjaan
- Olahraga
FAKTOR
RISIKO
A
N
A
M
N
E
S
I
S
Ya Ya
15. MENGAPA
ALGORITMA
PANDU PTM?
Penanganan PTM lebih terarah dan terpadu
kepada sasaran yang jelas
Faktor risiko PTM dapat terdeteksi sejak dini
Dokter yang merawat dapat melakukan telusur
pengobatan
Meningkatkan keterampilan petugas dalam
penanganan PTM di FKTP
Integrasi dengan BPJS dan pemanfaatan teknologi
informasi
17. RUJUKAN KASUS DI PUSKESMAS (TERINTEGRASI
DENGAN RUJUK BALIK BPJS KESEHATAN)
18. Program Rujuk Balik (PRB) meliputi: penyakit-
penyakit kronis (DM, Hipertensi, Penyakit Jantung,
Asma, PPOK, Epilepsy, Skizofren, Stroke, dan SLE.
Wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam
keadaan stabil.
Disertai surat rujuk balik dari dokter spesialis/sub
spesialis.
PROGRAM RUJUK BALIK
(PERMENKES NO. 28 TAHUN 2014)
19. 6. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Setiap penyelenggaraan
kegiatan dalam rangka
pencegahan dan pengendalian
PTM harus dicatat dan
dilaporkan oleh petugas
penanggung jawab sesuai
dengan sistem pelaporan yang
terintegrasi dalam sistem
informasi kesehatan.
Pencatatan dan pelaporan
rutin, merujuk pada sistem
pencatatan dan pelaporan
melalui Sistem informasi dan
Surveilans PTM
PUSKESMAS
Alur-1
PENGENDALIAN PTM MULAI DARI POSBINDU PTM, PUSKESMAS,
DAN RUMAH SAKIT
Hasil
wawancara dan
pemeriksaan
FR PTM:
-Hipertensi
-Dislipidemia
-Hiperglikemia
-Obesitas
-dan lain-lain
PENYAKIT TIDAK
MENULAR:
- PJK-PD
-Stok
-Diabetes Melitus
-Kanker
-PPOK dan Asma
-Gakti
DIAGNOSIS:
- Pemeriksaan
- Pemeriksaan
penunjang
TATALAKSANA DINI
-Respon cepat
-Pengobatan dini
KONSELING
- Berhenti merokok
- Konsumsi makanan sehat
- Berhenti minum alcohol
- Lakukan aktifitas fisik secara
teratur
- Kendalikan stres
- Taat terhadap pengobatan
KIE
“CERDIK”
POSBINDU
PTM
RUJUKAN:
RUMAH SAKIT
20. 7. SURVEILANS TERPADU PTM
Surveilans PTM adalah kegiatan
pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian faktor
risiko dan kasus PTM, serta
kondisi yang mempengaruhi
peningkatannya untuk
memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan
tindakan pencegahan dan
pengendalian secara efektif dan
efisien.
21. 8. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KEGIATAN
• Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
melakukan pemantauan dan penilaian (monitoring dan evaluasi)
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP sesuai
dengan kebijakan dan strategi pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP.
• Tujuan kegiatan penilaian kinerja pengendalian PTM di puskesmas adalah
untuk mengetahui:
o Tingkat kesadaran masyarakat;
o Tingkat pemanfaatan Puskesmas sebagai pusat pelayanan pengendalian
PTM di masyarakat dan pusat rujukan antara/rujukan medik spesialistik
terbatas antar puskesmas;
o Tingkat kemampuan menangani kasus emergensi/komplikasi, dalam
batas kewenangan yang boleh dilakukan oleh tim inter-profesi terlatih;
o Mendapatkan data dan informasi untuk perencanaan tahun yang akan
datang;
o Pemanfaatan data dan informasi yang dihasilkan.
22. FKRTL
Melaporkan dan
berkoordinasi
Pembinaan
Tenaga kesehatan
melakukan pemeriksaan
fisik, pemeriksaan
laboratorium sederhana,
penegakkan diagnosis,
serta tatalaksana kasus
PTM, sesuai dengan
kewenangan dan
kompetensinya
Melakukan deteksi dini FR
PTM, monitoring,
penyampaian KIE
Melakukan rujukan kasus
dan menerima rujuk balik
Melakukan upaya
rehabilitatif dan paliatif
berbasis masyarakat
Melakukan pelayanan
spesialistik sesuai
permasalahan
kesehatan
Perilaku
Hidup CERDIK
Perilaku
PATUH
Menjadi
Peserta JKN
FKTP
LAINNYA
PUSKESMAS
Melakukan deteksi
dini FR PTM,
monitoring,
penyampaian KIE
Melakukan rujukan
Puskesmas/FKTP
sesuai kriteria
rujukan
Melakukan
rujuk balik
This is the jargon in NCD's Campaign
CERDIK stands for:
Check health status routine and regularly
Encourage to avoid smoking and other tobacco product
Raise physical activity
Daily consumption with healthy diet
Implement adequate rest
Keep balance between body and mind
That’s all, thank you