SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
TEKNIK NON TES DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN, 
PENGUKURAN DAN EVALUASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
Navel O. Mangelep 
A. Pendahuluan 
Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia 
pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang 
dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. 
Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian 
merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang 
dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak 
digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan 
evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”. 
Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara 
sistematis, menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada 
(Sudijono : 2009). Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk 
mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk 
mengukur pada ranah kognitif. 
Berikut ini akan dijelaskan pengertian, bentuk-bentuk non-tes, dan beberapa contoh 
dalam pelaksanaan penilaian, pengukuran, dan evaluasi dalam dunia pendidikan. 
B. Pengertian 
Dilihat dari kata yang menyusunya, maka non tes dapat kita artikan sebagai teknik 
penilaian yang dilakukan tanpa menggunakan tes. Sehingga teknik ini dilakukan lewat 
pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya dilakukan untuk 
mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan 
apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau 
dipahaminya. Dengan kata lain, instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat 
diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan 
panca indra (Widiyoko : 2009). 
C. Jenis – Jenis Non Tes 
1. Pengamatan (Observation)
Menurut Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan 
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis 
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
Tujuan utama observasi antara lain : 
 Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa 
peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam 
situasi buatan 
 Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara 
peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama 
kecakapan sosial (social skill) 
 Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi sebenarnya 
maupun situasi yang sengaja dibuat. 
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan 
hasil belajar peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan 
lain-lain. Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru 
dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial sesama peserta 
didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya 
Selain itu, observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain: 
1) Mempunyai arah dan tujuan yang jelas. 
2) Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional. 
3) Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi. 
4) Praktis penggunaannya. 
Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua 
jenis, yaitu: 
1) Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan 
terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur 
kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan 
jelas dan tegas. 
2) Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi 
oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan 
observasi itu sendiri. 
Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, 
yaitu:
1) Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
diselidiki. 
2) Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik 
maupun alat tertentu. 
3) Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian 
atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. 
Sebagai instrumen evaluasi yang lain, observasi secara umum mempunyai kelebihan 
dan kekurangan. Menurut Arifin (2009) Kelebihan dan kekurangan observasi antara lain: 
a. Kelebihan 
 Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena. 
 Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang 
melakukan suatu kegiatan. 
 Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi. 
 Tidak terikat dengan laporan pribadi. 
b. Kekurangan 
 Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan 
yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri. 
 Biasanya masalah pribadi sulit diamati. 
 Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh. 
Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi menurut Arifin (2009) 
adalah sebagai berikut: 
1. Merumuskan tujuan observasi 
2. Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi 
3. Menyusun pedoman observasi 
4. Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar 
peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran 
5. Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan 
pedoman observasi 
6. Merifisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba 
7. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung 
8. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi 
Berikut ini contoh format observasi observasi
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
Contoh 1 : 
FORMAT OBSERVASI AKTIVITAS MAHASISWA DAN DOSEN 
DALAM PERKULIAHAN RANCANGAN ITP 
Pengamat : ............................. Kelas : ........................................... 
Universitas : ............................. Tanggal : ........................................... 
Bahan Kajian : ............................. Waktu : ........................................... 
PETUNJUK 
Amatilah aktivitas dosen dan setiap mahasiswa dalam kelompok sampel selama kegiatan 
perkuliahan berlangsung kemudian isilah format observasi dengan prosedur berikut: 
1. Sebelum pembelajaran dimulai, observer sudah mengetahui mahasiswa yang 
ditentukan sebagai sampel sasaran pengamatan 
2. Observer duduk pada posisi yang memudahkan pengamatan sampel mahasiswa dan 
dosen. 
3. Observasi dilakukan terhadap semua aktivitas mahasiswa sampel dan dosen ; hasil 
pengamatan dicatat. 
4. Setiap 3 menit observer melakukan pengamatan dan selama 1 menit berikutnya 
pengamatannya dicatat pada tabel yang disiapkan dengan cara menulis nomor 
kategori kegiatan 
5. Observasi dimulai sejak dosen mulai mengajar hingga pembelajaran selesai. 
KATEGORI PENGAMATAN 
Aktivitas Dosen Aktivitas Mahasiswa 
1. Menjelaskan/memberi informasi 
(masalah) 
2. Mengamati kegiatan mahasiswa 
3. Memotivasi dan mengarahkan 
mahasiswa 
4. Memberi scaffolding, petunjuk/ 
membimbing kegiatan 
mahasiswa, merespon 
pertanyaan. 
5. Perilaku yang tidak relevan 
dengan KBM 
1. Mendengar/memperhatikan penjelasan 
dosen/teman 
2. Membaca (Buku, LKM) 
3. Menulis yang relevan dengan KBM 
(memecahkan masalah pada LKM, membuat 
catatan, membuat rangkuman) 
4. Mengukur dengan memakai mistar dan kertas 
millimeter blok. 
5. Berdiskusi/bertanya antara mahasiswa dan 
dosen 
6. Berdiskusi/bertanya antar mahasiswa dan 
mahasiswa 
7. Perilaku yang tidak relevan dengan Perkulian
......................................, ......................................... 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
Observer, 
..................................................................... 
Nama Dosen : 
Nama Mahasiswa: Nama Mahasiswa: 
Nama Mahasiswa: Nama Mahasiswa:
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
Contoh 2 : 
FORMAT OBSERVASI/ PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 
MENGELOLA PEMBELAJARAN KONSTAD 
Nama Sekolah : ................................... Nama Guru : ............................................ 
Mata Pelajaran : .................................. Hari/tanggal : ............................................ 
Bahan Kajian : ................................. Pukul : ........................................... 
A. TUJUAN 
Tujuan penggunaan Instrumen mi adalah untuk mengukur kemampuan guru mengelola 
pembelajaran matematika di kelas dengan model Konstad 
B. PETUNJUK 
1. Objek penilaian adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran di kelas 
2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian, dengan cara memberi tanda cek (√) pada 
lajur yang tersedia. 
3. Makna angka penilaian adalah 1 (tidak baik): 2 (kurang balk): 3 (cukup baik); 4 
(baik) 
NO ASPEK YANG DIAMATI/PENILAIAN 
Skala 
Penilaian 
1 2 3 4 
I. Fase Persiapan Mental 
a. Menyampaikan secara lisan hasil belajar dan indikator 
ketercapaian hasil belajar dan jika perlu memberi 
penjelasan 
b. Memotivasi siswa dengan cara memberi informasi tentang 
pentingnya mengenal manfaat bahan kajian untuk 
memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain maupun 
kehidupan sehari. 
c. Memberitahukan beberapa pokok materi yang perlu 
dipahami siswa yaitu pengetahuan prasyarat yang 
diaktifkan dan bagaimana siswa dapat menggunakan 
pemahaman itu untuk mencapai hasil belajar. 
II. Fase Advance Organizer 
a. Mengaktitkan pengetahuan prasyarat siswa dengan cara : 
1. Mempersilahkan siswa membaca bagian tertentu Buku
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
Siswa 
2. Melakukan komunikasi interaktif dengan siswa. Materi 
inti dalam komunikasi interaktif itu termuat dalam 
Lembar Advance Organizer (LAO). 
b. Mengaktifkan pola berpikir siswa agar lebih terfokus pada 
bagaimana mengonstruksi pengetahuan baru. 
III. Fase Kontruksi Pengetahuan Baru 
a. Penyampaian masalah dalam wujud tertulis kepada siswa, 
dengan cara: 
1. Menyerahkan LKS dan memberi penjelasan tentang 
bekerja dengan LKS tersebut. 
2. Mempersilahkan siswa membuka Buku Siswa pada 
bagian tertentu 
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki 
masalah. dengan cara mempersilahkan siswa membaca 
Buku Siswa dan dilanjutkan dengan membaca LKS yang 
sudah diberikan. Guru memantau siswa yang sedang 
menyelidiki masalah 
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan 
masalah dengan cara mengisi LKS. Selanjutnya guru 
berkeliling kelas memantau aktivitas siswa dan jika perlu 
memberi masukan kepada siswa secara individu. Dalam 
hal ini guru tidak memberikan jawaban kepada siswa 
tetapi guru mengikuti jawaban siswa. 
d. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk 
melakukan klarifikasi ide, dengan cara: 
1. Mempersilahkan siswa duduk dengan formasi kelompok 
2. Mempersilahkan siswa berdiskusi dalam kelompoknya 
tentang hash yang dicapai dalam mengisi LKS. Mengikuti 
diskusi siswa dan memberi masukan berdasar jawaban 
siswa. 
3. Mempersilahkan wakil dua kelompok yang dipilih secara 
acak untuk mcrnpersentasikan hasil diskusi mereka. 
IV. Fase Penguatan Struktur Kognitif Baru 
Menguji gagasan baru yang dikonstruksi siswa dengan 
cara : 
a. Mempersilahkan siswa mengerjakan Soal Tantangan yang 
sudah ditentukan dalam RP dan memantau pekerjaan 
siswa 
b. Membahas bersama siswa soal yang tidak dapat 
dipecahkan oleh kebanyakan siswa 
c. Melakukan penarikan kesimpulan menyeluruh tentang 
pelajaran pada tatap muka ini
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
V. Pengelolaan Waktu 
VI. Pengamatan suasana kelas : 
a. Siswa antusias 
b. Guru antusias 
.........................., .......................................................... 
Pengamat/Penilai, 
............................................................ 
Contoh 3. 
FORMAT OBSERVASI KETERLAKSANAAN 
PEMBELAJARAN MODEL KONSTAD 
Pengamat : ......................................... Kelas : .............................. 
Sekolah : ......................................... Tanggal : .............................. 
Bahan Kajian : ......................................... Waktu : ............................. 
A. TUJUAN 
Tujuan penggunaan format observasi ini adalah untuk mengukur tingkat keterlaksanaan 
model pembelajaran Konstad dalam praktek pembeiajaran matematika di kelas dengan 
perangkat yang disediakan. 
B. PETUNJUK 
1. Objek pengamatan adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan perangkat 
pembelajaran yang disediakan 
2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian. dengan cara memberi tanda cek (√) pada 
kolom yang tersedia.
3. Makna point observasi adalah 1 (tidak terlaksana); 2 (kurang terlaksana); 3 (cukup 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
terlaksana); 4 (terlaksana) dan 5 (terlaksana dengan baik) 
C. PENGAMATAN/PENILAIAN 
No: Aspek Yang Diobservasi dan Dinilai POINT OBSERVASI 
1 2 3 4 5 
I. SINTAKS 
1. Tingkat keterlaksanaan keseluruhan fase 
pembelajaran model Konstad. Fase pembelajaran 
tersebut adalah: 
a. Fase Persiapan Mental 
b. Fase Advance Orgenizer 
c. Fase Konstruksi Pengetahuan Baru 
d. Fase Penguatan Struktur Kognitif Baru 
2. Tingkat keterlaksanaan seluruh aktivitas 
pembelajaran yang telah ditetapkan pada setiap fase: 
a. Fase Persiapan Mental 
b. Fase Advance Orgenizer 
c. Fase Konstruksi Pengetahuan Baru 
d. Fase Penguatan Struktur Kognitif Baru 
II. SISTEM SOSIAL 
1. Tingkat keterlaksanaan sistem sosial yang ditetapkan 
model pembelajaran Konstad, yaitu : 
a. Peran guru antara lain memberi kemudahan kepada 
siswa untuk menjalankan aktivitas konstruksi 
b. Peran guru menjadi mediator antar siswa, antara 
kelompok siswa dan bila perlu menjadi mediator 
samar antar ide siswa yang sedang berkembang 
dalam rangka aktivitas konstruksi 
c. Peran siswa dalam pembelajaran konstruktivis 
adalah subyek dan fokus pembeajaran 
d. Hubungan peran guru - siswa terutama adalah 
pemberi/penerima bantuan dalam batasan prinsip 
konstruktivisme 
2. Tingkat keterlaksanaan aturan-aturan yang 
dianjurkan dalam sistem sosial untuk pembelajaran 
model Konstad Macam-macam aturan yang 
dianjurkan :
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
a. Dalam aktivitas konstruksi, siswa tidak boleh 
meminta jawaban langsung kepada guru 
b. Guru tidak boleh memberi jawaban langsung atas 
masalah konstruksi pengetahuan yang sedang 
dikembangkan siswa 
c. Dalam diskusi, siswa dianjurkan memberi sanggahan 
disertai alasan 
d. Dalam diskusi. guru dapat memberi arahan tapi tidak 
dibenarkan memberi simpulan salah atau benar atas 
ide-ide siswa yang berkembang 
III PRINSIP REAKSI 
1) Tingkat keterlaksanaan prinsip-pnnsip reaksi yang 
ditapkan dalam pembelajaran Konstad 
a. Mengontrol proses konstruksi pengetahuan oleh 
siswa. Meskipun konstruksi pengetahuan adalah 
aktivitas mandiri siswa, namun guru perlu 
mengontrol dan memberi masukan jika siswa 
mengalami masalah dan kelihatannya membutuhkan 
bantuan. 
b. Pada prinsipnya, cara guru bereaksi terhadap siswa 
adalah tidak sampai mematikan kreativitas berpikir 
siswa dalam aktiitas konstruksinya. 
2. Tingkat keterlaksanaan bentuk kepeduliaan guru 
dalam prinsip-prinsip reaksi untuk pembelajaran 
model Konstad 
a. Berupaya mendapatkan informasi mengenai masalah 
pribadi dan sosial siswa kemudian membantu 
menyelesaikannya. 
b. Beripaya mendapatkan informasi mengenai masalah 
kognitif siswa kemudian membantu 
menyelesaikannya. Cara penyelesaian dapat 
dilakukan dalam kegiatan advance organizer. 
D. MASUKAN OBSERVER 
......................................................................................................................................... 
.........................., .......................................................... 
Observer, 
............................................................
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
2) Wawancara (Interview) 
Menurut Sudijono (2009) wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan 
keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, 
berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang terlah ditentukan. Sedangkan menurut 
Bahri (2008) Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan yang 
diwancarai. 
Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan bahwa wawancara adalah suatu teknik 
pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber. Komunikasi 
tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak 
langsung (menggunakan alat komunikasi). 
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam evaluasi, yaitu: 
1) Wawancara terpimpin (guided interview), biasanya juga dikenal dengan istilah 
wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic 
interview), dimana wawancara ini selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara 
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk 
panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini responden pada waktu 
menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. 
2) Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview), biasanya juga dikenal dengan 
istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (non-systematic 
interview) atau wawancara bebas, diamana responden mempunyai 
kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan 
yang telah dibuat oleh evaluator. Dalam wawancara bebas, pewancara selaku 
evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya 
tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu, mereka dengan bebas mengemukakan 
jawabannya. Hanya saja pada saat menganilis dan menarik kesimpulan hasil 
wawancara bebas ini evaluator akan dihadapkan kesulitan-kesulitan, terutama apabila 
jawaban mereka beraneka ragam. Mengingat bahwa daya ingat manusia itu dibatasi 
ruang dan waktu, maka sebaiknya hasil wawancara itu dicatat seketika. 
Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan evaluator 
dalam pelaksanaan wawancara antara lain ; evaluator harus mendengar, mengamati, 
menyelidiki, menanggapi, dan mencatat apa yang sumber berikan. Sehingga informasi 
yang disampaikan oleh narasumber tidak hilang dan informasi yang dibutuhkan dapat 
ditangkap dengan baik. Selain itu evaluator harus meredam egonya dan melakukan 
pengendalian tersembunyi. Kadang kala banyak evaluator yang tidak dapat meredam
egonya sehingga unsur subyektivitas muncul pada saat menganalisis hasil wawancara 
yang telah dilaksanakan. 
Menurut Zainal (2009) ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni : 
1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
dan kondisi tertentu. 
2) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. 
3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu. 
Berbeda dengan observasi, wawancara memiliki kelebihan antara lain ; (1) dapat 
secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu ; 
(2) mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya 
pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber ; (3) Pertanyaan dapat diajukan 
secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud penelitian secara baik, 
sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula ; (4) Jawaban tidak dibuat oleh 
orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan ; (5) Melalui wawancara, dapat 
ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail. 
Namun, wawancara juga memiliki kelemahan antara lain ; (1) memerlukan banyak 
waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya ; (2) dilakukan secara tatap muka, namun 
kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi ; (3) 
keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara. 
Berikut ini contoh pertanyaan–pertanyaan yang biasa dilaksanakan pada saat 
wawancara : 
Pertanyaan – Pertanyaan : 
1) Apakah siswa mengalami kesulitan memahami petunjuk baik arahan dari guru atau 
petunjuk dalam LKS? 
............................................................................................................................ 
2) Pada saat mengalami kesulitan apakah siswa berusaha bertanya kepada teman lain 
atau kepada guru ? 
............................................................................................................................ 
3) Apakah bimbingan guru selalu dibutuhkan siswa agar dapat memahami materi 
pelajaran? 
............................................................................................................................ 
4) Apakah siswa mempunyai buku paket atau referensi yang berhubungan dengan materi 
yang sedang dibahas ?
............................................................................................................................ 
5) Apakah siswa selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya ? 
............................................................................................................................ 
6) Apakah materi pelajaran dirasakan siswa tidak ada manfaatnya dalam kehidupannya 
kelak ? 
............................................................................................................................ 
7) Apakah siswa diluar jam ataupun dirumah berusaha belajar dengan teman yang lain? 
............................................................................................................................ 
8) Apakah menurut siswa lingkungan disekolah (didalam dan diluar kelas) kondusif 
untuk belajar ? 
............................................................................................................................ 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
9) Apakah orang tua siswa di rumah menyuruh untuk belajar ? 
............................................................................................................................ 
10) Apakah siswa mempunyai keinginan untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya ? 
.................................................................................................................... 
3) Angket (Questionnare) 
Pada dasarnya, angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang 
yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner 
dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar 
belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan 
proses belajar mereka. Hal ini juga disampaikan oleh Yusuf (dalam Arniatiu, 2010) yang 
menyatakan kuisioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan 
objek yang dinilai dengan maksud untuk mendapatkan data. 
Selain itu, data yang dihimpun melalui angket biasanya juga berupa data yang 
berkenaan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti 
pelajaran. Misalnya: cara belajar, bimbingan guru dan orang tua, sikap belajar dan lain 
sebagainya. Angket pada umumnya dipergunakan untuk menilai hasil belajar pada ranah 
afektif. Angket dapat disajikan dalam bentuk pilihan ganda atau skala sikap. 
Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :
1) Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang pembelajaran 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
matematika. 
2) Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu. 
3) Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar. 
4) Membantu anak yang lemah dalam belajar. 
5) Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika. 
Jenis-jenis kuesioner (menurut Yusuf , dalam Artiatiu, 2010) 
1. Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu: 
 Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta antara lain 
seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll. 
 Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku seseorang 
siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar. 
 Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrument itu guru ingin 
mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta. 
 Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan perasaan, 
kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan objek yang 
dinilai. 
2. Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu : 
 Tertutup, kuesioner yang alternative jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. 
Responden hanya memilih diantara alternative yang telah disediakan. 
 Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan 
pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan pandangan dan 
kemampuannya. Alternative jawaban tidak disediakan. Mereka menciptakan 
sendiri jawabannya dan menyusun kalimat dalam bahasa sendiri 
 Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari kedua bentuk yang 
telah dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini, disamping disediakan 
alternative, diberi juga kesempatan keoada siswa/mahasiswa untuk 
mengemukakan alternative jawabannya sendiri, apabila alternative yang 
disediakan tidak sesuai dengan keadaan yang bersangkutan. 
3. Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu : 
 Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung dijawab/diisi oleh individu 
yang akan diminta keterangannya.
 Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang diisi oleh orang lain, (orang yang 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
tidak diminta keterangannya). 
4. Kuesioner dari sisi bagaimana kuesioner itu diadministrasikan pada responden dapat 
dibedakan atas 2, yaitu : 
 Kuesioner yang dikirimkan (Mail Questionaire) 
 Kuesioner yang dapat dibagikan langsung pada responden. 
Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan angket sebagai instrument evaluasi, 
diantaranya yaitu: 
1) Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang 
hanya membutuhkan waktu yang sigkat. 
2) Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama 
3) Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan 
Sedangkan kelemahan angket, antara lain: 
1) Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal 
yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali 
2) Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau 
mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak 
merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail. 
3) Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab 
banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak 
memberikan kembali angketnya. 
Berikut ini contoh angket penelitian tentang pengembangan silabus dan merancang 
pembelajaran matematika :
KUESIONER PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN SILABUS DAN 
MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
PENJELASAN 
Dengan penuh rasa hormat, kami mohon kerjasama dan batuan Bapak/Ibu Guru 
Matematika mengisi/menjawab kuesioner ini, dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran 
Matematika lewat penelitian ini. Kuesioner ini dibuat untuk kebutuhan penelitian khususnya 
tentang Pengembangan silabus dan merancang pembelajaran di sekolah-sekolah. 
Penelitian ini sama sekali tidak menilai kinerja anda sebagai guru, tetapi semata-mata 
hanya untuk pengumpulan informasi untuk kepentingan penelitian, itulah sebabnya sangat 
diharapkan kesungguhan dan kejujuran anda mengisinya, apa adanya, sesuai dengan 
kenyataan maupun pengalaman anda sehari-hari sebagai guru di sekolah. 
Kuesioner ini terdiri atas 3 kelompok pertanyaan. Diharapkan anda mengisi tanpa 
pengaruh atau bantuan orang lain. Atas kerjasama serta bantuannya disampaikan banyak 
terima kasih. 
IDENTIFIKASI 
Nama lengkap/Jenis Kelamin : .................................................... 
Pendidikan terakhir : .................................................... 
Tempat dan tanggal lahir : .................................................... 
Status kepegawaian : .................................................... 
Sekolah tempat mengajar : ................................................... 
Mengajar di kelas : .................................................... 
Masa kerja sebagai guru : .................................................... 
Pelatihan yang pernah diikuti : 1)………………………………….
A. Pemahaman Guru tetang kompetensi guru dan perencanaan pembelajaran (silabus 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
dan RPP) 
1) Pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, 
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak 
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah disebut... 
a. Pengawas. 
c. Dosen 
b. Guru 
d. Supervisi. 
2) Seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, 
dikuasai dan diaktualisasikan oleh gurudalam melaksanakkan tugas keprofesionalannya, 
berdasarkan PP No.74 tahun 2008 disebut… 
a. Kemampuan Guru 
c. Kompetensi guru. 
b. Kemampuan pendidik. 
d. Kompetensi professional. 
3) Dalam PP No. 74 tahun 2008 ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, kecuali… 
a. Kompetensi paedagogik 
b. Kompetensi kepribadian 
c. Kompetensi kemasyarakatan 
d. Kompetensi social. 
4) Yang dimaksud dengan kompetensi paedagogik adalah… 
a. kemampuan guru dalam 
pengelolaan pembelajaran 
b. mampu berkomunikasi, baik 
dengan siswa, sesama guru, 
maupun masyarakat luas. 
c. mampu menjadi seorang 
pemimpin. 
d. kemampuan guru sebagai bagian 
dari masyarakat. 
a. Mengembangan peserta didik 
untuk mengaktualisasikan 
berbagai potensi yang di 
milikinya. 
12. PP Mendiknas no. 16 tahun 2007 menjelaskan ada kompetensi khusus yang harus 
dikuasai oleh guru matematika antara lain seperti dibawah ini, kecuali…. 
a. Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, perangkat lunak computer, 
model matematika, dan model statistika. 
b. Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang. 
c. Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika. 
d. Mengevaluasi hasil belajar siswa. 
13. Pengembangan Silabus dan perancangan pembelajaran adalah hal yang harus dikuasai 
oleh guru, hal ini merupakan kompetensi guru dalam bidang… 
a. Kompetensi Paedagogik. 
b. Kompetensi Profesional. 
c. Kompetensi Sosial. 
d. Kompetensi Kepribadian. 
14. Rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang 
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan 
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar, 
disebut… 
a. Silabus . 
b. Rencanan Pelaksanaan 
Pembelajaran (RPP). 
c. Modul. 
d. Kurikulum.
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
15. Yang tidak termasuk dalam komponen silabus adalah… 
a. Standar kompetensi. 
b. Scenario pembelajaran. 
c. Alokasi waktu. 
d. Bahan ajar. 
16. Komponen-komponen yang didalamnya memuat tentang tujuan umum disebut… 
a Silabus . 
b Rencanan Pelaksanaan 
Pembelajaran (RPP). 
c Modul. 
d Kurikulum. 
17. Dibawah ini merupakan prinsip-prinsip dalam pengembangan silabus, kecuali… 
a Ilmiah. 
b Kreatif. 
c Relevan. 
d Sistematis. 
18. Konsisten, Memadai ,Aktual dan Kontekstual, Fleksibel, Menyeluruh merupakan 
prinsip-prinsip dalam… 
a. Pengembangan Silabus. 
b. Perencanaan Pembelajaran 
c. Pembuatan Modul 
d. Membuat Bahan Ajar. 
19. Yang dimaksud dengan ilmiah dalam pengembangan silabus adalah… 
a Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar. 
b Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus 
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual 
peserta didik. 
c Komponen-komponen silabus saling berhubungan. 
d Adanya hubungan yang konsisten antara standar kompetensi, kompetensi dasar, 
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. 
20. Yang perlu diperhatikan dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, 
kecuali… 
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, 
tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI. 
b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran. 
c. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. 
d. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran. 
21. Yang bukan langkah-langkah dalam pengembangan silabus, kecuali… 
a. Mengkaji kurikulum 
b. Mengkaji Standar Kompetensi dan 
Kompetensi Dasar 
c. Mengidentifikasi Materi 
Pokok/Pembelajaran 
d. Mengembangkan Kegiatan 
Pembelajaran 
22. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasikan materi pokok pelajaran 
adlah sebagai berikut, kecuali… 
a. potensi peserta didik, 
b. kontekstualitas, 
c. relevansi dengan karakteristik daerah, 
d. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik. 
23. Dibawah ini merupakan pendekatan yang dapat dipakai leh guru dalam perencanaan 
pembelajaran kecuali… 
a. Pendekatan kuisioner b. Pendekatan konstruktivis.
c. Pendekatan inquiry. d. Pendekatan personalisasi 
24. Dalam menentukan alokasi waktu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru, 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
kecuali… 
a. Jumlah kompetensi dasar. 
b. Keluasan materi 
c. Tingkat kesulitan materi. 
d. Kebutuhan peserta didik. 
25. Rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang 
berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan 
budaya, disebut… 
a. Sumber belajar. 
c. Alat pembelajaran. 
b. Media pembelajaran. 
d. Strategi pembelajaran. 
B. Kompetensi Guru dalam pembuatan Silabus dan Rencana pelaksanaan 
Pembelajaran. 
Sesuai dengan yang anda lakukan lingkarlah point-point dibawah ini dengan jujur dan 
sebenar-benarnya dengan keterangan: 
1. tidak pernah demikian 
2. sangat jarang demikian 
3. jarang demikian. 
4. sering demikian. 
5. selalu demikian. 
C. Kemukakan factor-faktor yang menghambat anda untuk mengembangkan 
kempetensi anda dalam pengembangan silabus dan merancang pembelajaran! 
Dari segi guru. 
Dari segi siswa 
Dari segi fasilitas. 
Lain-lain
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
Contoh Kisi – Kisi Angket 
KISI-KISI KUESIONER 
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Soal 
Pemahaman guru 
matematika dalam 
kompetensi 
pemanfaatan 
Teknologi Informasi 
dan Komunikasi 
Kompetensi 
guru 
 Mengetahui dan 
memahami pengertian 
guru 
1(A) 
 Mengetahui dan 
memahami pengertian 
kompetensi guru 
2(A) 
 Mengetahui dan 
memahami pengertian 
kompetensi guru 
matematika 
3(A) 
 Mengetahui dan 
memahami 4 
kompetensi guru 
4(A)-9(A) 
Teknologi 
Informasi dan 
Komunikasi 
 Mengetahui dan 
memahami pengertian 
teknologi informasi 
10(A) 
 Mengetahui dan 
memahami pengertian 
teknologi komunikasi 
11(A) 
Media 
pembelajaran 
Teknologi 
Informasi dan 
Komunikasi 
 Mengetahui dan 
memahami media 
pembelajaran 
12(A), 15(A)- 
23(A) 
 Mengetahui dan 
memahami media 
pembelajaran yang 
berhubungan dengan 
Teknologi Informasi 
dan Komunikasi 
13(A)-14(A), 
24(A)-50()A 
Kompetensi guru 
matematika dalam 
pemanfaatan 
Teknologi Informasi 
dan Komunikasi 
Menggunakan Teknologi 
Informasi dan Komunikasi 
1(B)-30(B)
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
4. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis) 
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik 
tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara 
melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya: dokumen yang 
menganut informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi), seperti kapan kapan dan 
dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga 
dan sebagainya. Selain itu juga dokumen yang memuat informasi tentang orang tua 
peserta didik, dokumen yang memuat tentang orang tua peserta didik, dokumen yang 
memuat tentang lingkungan non-sosial, seperti kondisi bangunan rumah, ruang belajar, 
lampu penerangan dan sebagainya (Sudijono : 2009). 
Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan lingkungannya itu 
bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan 
pelengkapbagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta 
didiknya. 
5. Study Kasus (Case Study) 
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus 
untuk melihat perkembangannya (Djamarah : 2000). Misalnya peserta didik yang sangat 
cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar. Untuk itu 
guru menjawab tiga percayaan inti dalam studi kasus, yaitu: 
a. Mengapa kasus tersebut bisa terjadi? 
b. Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut? 
c. Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan? 
Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini 
menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik 
sebagai suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta 
didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan 
data dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. 
Salah satu alat yang digunakan adalah depth-interview , yaitu melakukan wawancara 
secara mendalam, jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar 
belakang keluarga, kesanggupan dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan 
sebagainya. 
Namun, seperti halnya alat evaluasi yang lain, studi kasus juga mempunyai kelebihan 
dan kelemahan. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan
komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan 
kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan, melainkan hanya 
berlaku untuk peserta didik itu saja. 
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
D. Penutup 
Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa dalam melaksanakan evaluasi dalam 
dunia pendidikan kita tidak hanya semata dapat menggunakan instrument tes. Namun, kita 
bisa menggunakan instrument tes dalam kegiatan pengukuran dan penilaian. Teknik-teknik 
non-tes juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-lebih 
evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti presepsinya 
terhadap mata pelajaran tertentu, prsepsi terhadap guru, bakat dan minat, dan sebagainya. 
Yang semua itu tidak mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengikutnya. 
Bentuk-bentuk instrumren evaluasi non-tes seperti wawancara (interview), pengamatan 
(observation), angket (questionere), studi kasus, dan pemeriksaan dokumen (documentary 
analysis) dapat kita pakai sebagai alternative dalam melaksanakan evaluasi.
Navel O. Mangelep 
Sriwijaya University 
DAFTAR PUSTAKA 
Arifin,Zaenal (2009), Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT. 
Remaja Rosdakarya. 
Arniatiu (2010). Evaluasi Pembelajaran. Makalah Perkuliahan. Padang : Non-Publikasi. 
Bahri Djamarah, Saiful (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta 
Bahri Djamarah, Saiful (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. 
Rineka Cipta, 
Daryanto (2008), Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. 
Sudijono,Anas (2009) Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 
Widoyoko,S. Eko Putra (2009) Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi 
Pendidik dan Calon Didik, Yogyakarta: Pustaka Belajar

More Related Content

What's hot

Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifNaita Novia Sari
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
8 standar proses penilaian pendidikan 1
8  standar proses penilaian pendidikan 18  standar proses penilaian pendidikan 1
8 standar proses penilaian pendidikan 1Khaira Al-kubro
 
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).mansur p5
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkbaiq wulan
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapAchmad Anang Aswanto
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNGLaporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNGMuhamad Yogi
 
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktorAnalisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktorSukiman Fitk
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorSyaifOer
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianNarto Wastyowadi
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaAna Fitriana
 
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)yeti rachmawati
 

What's hot (20)

Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
8 standar proses penilaian pendidikan 1
8  standar proses penilaian pendidikan 18  standar proses penilaian pendidikan 1
8 standar proses penilaian pendidikan 1
 
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bk
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
Powerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetakPowerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetak
 
Skala bertingkat
Skala bertingkatSkala bertingkat
Skala bertingkat
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNGLaporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
 
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktorAnalisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 
Skala sikap
Skala sikapSkala sikap
Skala sikap
 
Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswa
 
Memberikan skor-dan-nilai
Memberikan skor-dan-nilaiMemberikan skor-dan-nilai
Memberikan skor-dan-nilai
 
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
Rpp k 13 pembelajaran abad 21 (discovery learning)
 

Viewers also liked

B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013Hendriana Ana
 
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SD
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SDMakalah Bimbingan tehnik non tes di SD
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SDPoppy Yogita
 
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIArpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIAMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Supriyadi scalable services system (3 s) dalam membangun budaya organisasi ...
Supriyadi   scalable services system (3 s) dalam membangun budaya organisasi ...Supriyadi   scalable services system (3 s) dalam membangun budaya organisasi ...
Supriyadi scalable services system (3 s) dalam membangun budaya organisasi ...Supriyadi supriyadi
 
Pertanyaan umum dalam wawancara
Pertanyaan umum dalam wawancaraPertanyaan umum dalam wawancara
Pertanyaan umum dalam wawancaraukimsukiman
 
Peran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikanPeran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikanIndah Lestari
 
Menulis itu mudah
Menulis itu mudahMenulis itu mudah
Menulis itu mudahhoesnaeni
 
Prosedur penilaian
Prosedur penilaianProsedur penilaian
Prosedur penilaianmila noor
 
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikanTugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikanAmdi Zulhefi
 
Teknis penyusunan instrumen non tes
Teknis penyusunan instrumen non tesTeknis penyusunan instrumen non tes
Teknis penyusunan instrumen non tesAprian Hidayat
 
Permen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Permen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan LingkunganPermen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Permen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkunganinfosanitasi
 
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & PengawasPedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawasguestd42ec9a
 
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjanaPedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjanaIrwan Odoy
 
30. penilaian psikomotorik
30. penilaian psikomotorik30. penilaian psikomotorik
30. penilaian psikomotorikf' yagami
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarKumala Lestari
 
Pedoman penilaian apresiasi 2015 komplit
Pedoman penilaian apresiasi 2015 komplitPedoman penilaian apresiasi 2015 komplit
Pedoman penilaian apresiasi 2015 komplitMuhtar Perhimbar
 

Viewers also liked (20)

Form penilaian wawancara
Form penilaian wawancaraForm penilaian wawancara
Form penilaian wawancara
 
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
 
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SD
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SDMakalah Bimbingan tehnik non tes di SD
Makalah Bimbingan tehnik non tes di SD
 
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIArpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
rpp, lkpd dan lembar penilaian materi fungsi invers kelas XI MIA
 
Supriyadi scalable services system (3 s) dalam membangun budaya organisasi ...
Supriyadi   scalable services system (3 s) dalam membangun budaya organisasi ...Supriyadi   scalable services system (3 s) dalam membangun budaya organisasi ...
Supriyadi scalable services system (3 s) dalam membangun budaya organisasi ...
 
Pertanyaan umum dalam wawancara
Pertanyaan umum dalam wawancaraPertanyaan umum dalam wawancara
Pertanyaan umum dalam wawancara
 
Peran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikanPeran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikan
 
Menulis itu mudah
Menulis itu mudahMenulis itu mudah
Menulis itu mudah
 
Prosedur penilaian
Prosedur penilaianProsedur penilaian
Prosedur penilaian
 
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikanTugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
 
Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes
 
Teknis penyusunan instrumen non tes
Teknis penyusunan instrumen non tesTeknis penyusunan instrumen non tes
Teknis penyusunan instrumen non tes
 
Permen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Permen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan LingkunganPermen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Permen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
 
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & PengawasPedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
 
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjanaPedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
 
30. penilaian psikomotorik
30. penilaian psikomotorik30. penilaian psikomotorik
30. penilaian psikomotorik
 
Model ktsp-smp ' 2006
Model ktsp-smp  ' 2006Model ktsp-smp  ' 2006
Model ktsp-smp ' 2006
 
Harrison Assessments Sample Report Job Success Analysis
Harrison Assessments Sample Report Job Success AnalysisHarrison Assessments Sample Report Job Success Analysis
Harrison Assessments Sample Report Job Success Analysis
 
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajarTeknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
Teknik tes dan teknik nontes sebagai alat evaluasi hasil belajar
 
Pedoman penilaian apresiasi 2015 komplit
Pedoman penilaian apresiasi 2015 komplitPedoman penilaian apresiasi 2015 komplit
Pedoman penilaian apresiasi 2015 komplit
 

Similar to TEKNIK NON TES

(Observasi dan evaluasi)
(Observasi dan evaluasi)(Observasi dan evaluasi)
(Observasi dan evaluasi)Agus Sus
 
Ulasan Buku
Ulasan BukuUlasan Buku
Ulasan Bukumyzara
 
Bab III Metode Penelitian SHT
Bab III Metode Penelitian SHTBab III Metode Penelitian SHT
Bab III Metode Penelitian SHTAniyah Damayanti
 
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Heri Triyono
 
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanContoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanTerminal Purba
 
2. Supervisi Akademik guru oleh kepala sekolah
2. Supervisi Akademik guru oleh kepala sekolah2. Supervisi Akademik guru oleh kepala sekolah
2. Supervisi Akademik guru oleh kepala sekolahATIKWAHYUSRIMIARTI
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Definisi penilaian dalam kurikulum
Definisi penilaian dalam kurikulumDefinisi penilaian dalam kurikulum
Definisi penilaian dalam kurikulumROSLINDAWATI LIN
 
Action Research
Action ResearchAction Research
Action Researchmimisuke
 
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNPBab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNPBePee NaiNs
 
Evaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesEvaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesIman M H
 
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijay
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijayMateri na-26 oktober-ptk-di-pijay
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijaynasrun gayo
 
Penilaian non test
Penilaian non testPenilaian non test
Penilaian non testayunsr3
 
Action Research
Action ResearchAction Research
Action Researchmimisuke
 
8. konsep ptk (versi 2)
8. konsep ptk (versi 2)8. konsep ptk (versi 2)
8. konsep ptk (versi 2)AbdulRoup10
 
Ulasan Buku Action Research
Ulasan Buku Action ResearchUlasan Buku Action Research
Ulasan Buku Action ResearchHidayah Nurrul
 

Similar to TEKNIK NON TES (20)

(Observasi dan evaluasi)
(Observasi dan evaluasi)(Observasi dan evaluasi)
(Observasi dan evaluasi)
 
Ulasan Buku
Ulasan BukuUlasan Buku
Ulasan Buku
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Non tes & pengembangan non tes
Non tes & pengembangan non tesNon tes & pengembangan non tes
Non tes & pengembangan non tes
 
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta DidikTeknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
 
10. chapter iii
10. chapter iii10. chapter iii
10. chapter iii
 
Bab III Metode Penelitian SHT
Bab III Metode Penelitian SHTBab III Metode Penelitian SHT
Bab III Metode Penelitian SHT
 
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
 
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanContoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
 
2. Supervisi Akademik guru oleh kepala sekolah
2. Supervisi Akademik guru oleh kepala sekolah2. Supervisi Akademik guru oleh kepala sekolah
2. Supervisi Akademik guru oleh kepala sekolah
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Definisi penilaian dalam kurikulum
Definisi penilaian dalam kurikulumDefinisi penilaian dalam kurikulum
Definisi penilaian dalam kurikulum
 
Action Research
Action ResearchAction Research
Action Research
 
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNPBab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
Bab iii PTK seni rupa BePee NaiNs UNP
 
Evaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tesEvaluasi Jenis Non-tes
Evaluasi Jenis Non-tes
 
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijay
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijayMateri na-26 oktober-ptk-di-pijay
Materi na-26 oktober-ptk-di-pijay
 
Penilaian non test
Penilaian non testPenilaian non test
Penilaian non test
 
Action Research
Action ResearchAction Research
Action Research
 
8. konsep ptk (versi 2)
8. konsep ptk (versi 2)8. konsep ptk (versi 2)
8. konsep ptk (versi 2)
 
Ulasan Buku Action Research
Ulasan Buku Action ResearchUlasan Buku Action Research
Ulasan Buku Action Research
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

TEKNIK NON TES

  • 1. TEKNIK NON TES DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN, PENGUKURAN DAN EVALUASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN Navel O. Mangelep Sriwijaya University Navel O. Mangelep A. Pendahuluan Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”. Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudijono : 2009). Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif. Berikut ini akan dijelaskan pengertian, bentuk-bentuk non-tes, dan beberapa contoh dalam pelaksanaan penilaian, pengukuran, dan evaluasi dalam dunia pendidikan. B. Pengertian Dilihat dari kata yang menyusunya, maka non tes dapat kita artikan sebagai teknik penilaian yang dilakukan tanpa menggunakan tes. Sehingga teknik ini dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya. Dengan kata lain, instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra (Widiyoko : 2009). C. Jenis – Jenis Non Tes 1. Pengamatan (Observation)
  • 2. Menurut Sudijono (2009) observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Navel O. Mangelep Sriwijaya University Tujuan utama observasi antara lain :  Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan  Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill)  Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat. Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya Selain itu, observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain: 1) Mempunyai arah dan tujuan yang jelas. 2) Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan rasional. 3) Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi. 4) Praktis penggunaannya. Jika kita melihat dari dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1) Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas. 2) Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri. Apabila dilihat dari teknis pelaksaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu:
  • 3. 1) Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang Navel O. Mangelep Sriwijaya University diselidiki. 2) Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu. 3) Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. Sebagai instrumen evaluasi yang lain, observasi secara umum mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Arifin (2009) Kelebihan dan kekurangan observasi antara lain: a. Kelebihan  Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena.  Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan.  Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi.  Tidak terikat dengan laporan pribadi. b. Kekurangan  Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri.  Biasanya masalah pribadi sulit diamati.  Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh. Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi menurut Arifin (2009) adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan tujuan observasi 2. Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi 3. Menyusun pedoman observasi 4. Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam pembelajaran 5. Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi 6. Merifisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba 7. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung 8. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi Berikut ini contoh format observasi observasi
  • 4. Navel O. Mangelep Sriwijaya University Contoh 1 : FORMAT OBSERVASI AKTIVITAS MAHASISWA DAN DOSEN DALAM PERKULIAHAN RANCANGAN ITP Pengamat : ............................. Kelas : ........................................... Universitas : ............................. Tanggal : ........................................... Bahan Kajian : ............................. Waktu : ........................................... PETUNJUK Amatilah aktivitas dosen dan setiap mahasiswa dalam kelompok sampel selama kegiatan perkuliahan berlangsung kemudian isilah format observasi dengan prosedur berikut: 1. Sebelum pembelajaran dimulai, observer sudah mengetahui mahasiswa yang ditentukan sebagai sampel sasaran pengamatan 2. Observer duduk pada posisi yang memudahkan pengamatan sampel mahasiswa dan dosen. 3. Observasi dilakukan terhadap semua aktivitas mahasiswa sampel dan dosen ; hasil pengamatan dicatat. 4. Setiap 3 menit observer melakukan pengamatan dan selama 1 menit berikutnya pengamatannya dicatat pada tabel yang disiapkan dengan cara menulis nomor kategori kegiatan 5. Observasi dimulai sejak dosen mulai mengajar hingga pembelajaran selesai. KATEGORI PENGAMATAN Aktivitas Dosen Aktivitas Mahasiswa 1. Menjelaskan/memberi informasi (masalah) 2. Mengamati kegiatan mahasiswa 3. Memotivasi dan mengarahkan mahasiswa 4. Memberi scaffolding, petunjuk/ membimbing kegiatan mahasiswa, merespon pertanyaan. 5. Perilaku yang tidak relevan dengan KBM 1. Mendengar/memperhatikan penjelasan dosen/teman 2. Membaca (Buku, LKM) 3. Menulis yang relevan dengan KBM (memecahkan masalah pada LKM, membuat catatan, membuat rangkuman) 4. Mengukur dengan memakai mistar dan kertas millimeter blok. 5. Berdiskusi/bertanya antara mahasiswa dan dosen 6. Berdiskusi/bertanya antar mahasiswa dan mahasiswa 7. Perilaku yang tidak relevan dengan Perkulian
  • 5. ......................................, ......................................... Navel O. Mangelep Sriwijaya University Observer, ..................................................................... Nama Dosen : Nama Mahasiswa: Nama Mahasiswa: Nama Mahasiswa: Nama Mahasiswa:
  • 6. Navel O. Mangelep Sriwijaya University Contoh 2 : FORMAT OBSERVASI/ PENILAIAN KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN KONSTAD Nama Sekolah : ................................... Nama Guru : ............................................ Mata Pelajaran : .................................. Hari/tanggal : ............................................ Bahan Kajian : ................................. Pukul : ........................................... A. TUJUAN Tujuan penggunaan Instrumen mi adalah untuk mengukur kemampuan guru mengelola pembelajaran matematika di kelas dengan model Konstad B. PETUNJUK 1. Objek penilaian adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran di kelas 2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian, dengan cara memberi tanda cek (√) pada lajur yang tersedia. 3. Makna angka penilaian adalah 1 (tidak baik): 2 (kurang balk): 3 (cukup baik); 4 (baik) NO ASPEK YANG DIAMATI/PENILAIAN Skala Penilaian 1 2 3 4 I. Fase Persiapan Mental a. Menyampaikan secara lisan hasil belajar dan indikator ketercapaian hasil belajar dan jika perlu memberi penjelasan b. Memotivasi siswa dengan cara memberi informasi tentang pentingnya mengenal manfaat bahan kajian untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain maupun kehidupan sehari. c. Memberitahukan beberapa pokok materi yang perlu dipahami siswa yaitu pengetahuan prasyarat yang diaktifkan dan bagaimana siswa dapat menggunakan pemahaman itu untuk mencapai hasil belajar. II. Fase Advance Organizer a. Mengaktitkan pengetahuan prasyarat siswa dengan cara : 1. Mempersilahkan siswa membaca bagian tertentu Buku
  • 7. Navel O. Mangelep Sriwijaya University Siswa 2. Melakukan komunikasi interaktif dengan siswa. Materi inti dalam komunikasi interaktif itu termuat dalam Lembar Advance Organizer (LAO). b. Mengaktifkan pola berpikir siswa agar lebih terfokus pada bagaimana mengonstruksi pengetahuan baru. III. Fase Kontruksi Pengetahuan Baru a. Penyampaian masalah dalam wujud tertulis kepada siswa, dengan cara: 1. Menyerahkan LKS dan memberi penjelasan tentang bekerja dengan LKS tersebut. 2. Mempersilahkan siswa membuka Buku Siswa pada bagian tertentu b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki masalah. dengan cara mempersilahkan siswa membaca Buku Siswa dan dilanjutkan dengan membaca LKS yang sudah diberikan. Guru memantau siswa yang sedang menyelidiki masalah c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dengan cara mengisi LKS. Selanjutnya guru berkeliling kelas memantau aktivitas siswa dan jika perlu memberi masukan kepada siswa secara individu. Dalam hal ini guru tidak memberikan jawaban kepada siswa tetapi guru mengikuti jawaban siswa. d. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan klarifikasi ide, dengan cara: 1. Mempersilahkan siswa duduk dengan formasi kelompok 2. Mempersilahkan siswa berdiskusi dalam kelompoknya tentang hash yang dicapai dalam mengisi LKS. Mengikuti diskusi siswa dan memberi masukan berdasar jawaban siswa. 3. Mempersilahkan wakil dua kelompok yang dipilih secara acak untuk mcrnpersentasikan hasil diskusi mereka. IV. Fase Penguatan Struktur Kognitif Baru Menguji gagasan baru yang dikonstruksi siswa dengan cara : a. Mempersilahkan siswa mengerjakan Soal Tantangan yang sudah ditentukan dalam RP dan memantau pekerjaan siswa b. Membahas bersama siswa soal yang tidak dapat dipecahkan oleh kebanyakan siswa c. Melakukan penarikan kesimpulan menyeluruh tentang pelajaran pada tatap muka ini
  • 8. Navel O. Mangelep Sriwijaya University V. Pengelolaan Waktu VI. Pengamatan suasana kelas : a. Siswa antusias b. Guru antusias .........................., .......................................................... Pengamat/Penilai, ............................................................ Contoh 3. FORMAT OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL KONSTAD Pengamat : ......................................... Kelas : .............................. Sekolah : ......................................... Tanggal : .............................. Bahan Kajian : ......................................... Waktu : ............................. A. TUJUAN Tujuan penggunaan format observasi ini adalah untuk mengukur tingkat keterlaksanaan model pembelajaran Konstad dalam praktek pembeiajaran matematika di kelas dengan perangkat yang disediakan. B. PETUNJUK 1. Objek pengamatan adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan perangkat pembelajaran yang disediakan 2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian. dengan cara memberi tanda cek (√) pada kolom yang tersedia.
  • 9. 3. Makna point observasi adalah 1 (tidak terlaksana); 2 (kurang terlaksana); 3 (cukup Navel O. Mangelep Sriwijaya University terlaksana); 4 (terlaksana) dan 5 (terlaksana dengan baik) C. PENGAMATAN/PENILAIAN No: Aspek Yang Diobservasi dan Dinilai POINT OBSERVASI 1 2 3 4 5 I. SINTAKS 1. Tingkat keterlaksanaan keseluruhan fase pembelajaran model Konstad. Fase pembelajaran tersebut adalah: a. Fase Persiapan Mental b. Fase Advance Orgenizer c. Fase Konstruksi Pengetahuan Baru d. Fase Penguatan Struktur Kognitif Baru 2. Tingkat keterlaksanaan seluruh aktivitas pembelajaran yang telah ditetapkan pada setiap fase: a. Fase Persiapan Mental b. Fase Advance Orgenizer c. Fase Konstruksi Pengetahuan Baru d. Fase Penguatan Struktur Kognitif Baru II. SISTEM SOSIAL 1. Tingkat keterlaksanaan sistem sosial yang ditetapkan model pembelajaran Konstad, yaitu : a. Peran guru antara lain memberi kemudahan kepada siswa untuk menjalankan aktivitas konstruksi b. Peran guru menjadi mediator antar siswa, antara kelompok siswa dan bila perlu menjadi mediator samar antar ide siswa yang sedang berkembang dalam rangka aktivitas konstruksi c. Peran siswa dalam pembelajaran konstruktivis adalah subyek dan fokus pembeajaran d. Hubungan peran guru - siswa terutama adalah pemberi/penerima bantuan dalam batasan prinsip konstruktivisme 2. Tingkat keterlaksanaan aturan-aturan yang dianjurkan dalam sistem sosial untuk pembelajaran model Konstad Macam-macam aturan yang dianjurkan :
  • 10. Navel O. Mangelep Sriwijaya University a. Dalam aktivitas konstruksi, siswa tidak boleh meminta jawaban langsung kepada guru b. Guru tidak boleh memberi jawaban langsung atas masalah konstruksi pengetahuan yang sedang dikembangkan siswa c. Dalam diskusi, siswa dianjurkan memberi sanggahan disertai alasan d. Dalam diskusi. guru dapat memberi arahan tapi tidak dibenarkan memberi simpulan salah atau benar atas ide-ide siswa yang berkembang III PRINSIP REAKSI 1) Tingkat keterlaksanaan prinsip-pnnsip reaksi yang ditapkan dalam pembelajaran Konstad a. Mengontrol proses konstruksi pengetahuan oleh siswa. Meskipun konstruksi pengetahuan adalah aktivitas mandiri siswa, namun guru perlu mengontrol dan memberi masukan jika siswa mengalami masalah dan kelihatannya membutuhkan bantuan. b. Pada prinsipnya, cara guru bereaksi terhadap siswa adalah tidak sampai mematikan kreativitas berpikir siswa dalam aktiitas konstruksinya. 2. Tingkat keterlaksanaan bentuk kepeduliaan guru dalam prinsip-prinsip reaksi untuk pembelajaran model Konstad a. Berupaya mendapatkan informasi mengenai masalah pribadi dan sosial siswa kemudian membantu menyelesaikannya. b. Beripaya mendapatkan informasi mengenai masalah kognitif siswa kemudian membantu menyelesaikannya. Cara penyelesaian dapat dilakukan dalam kegiatan advance organizer. D. MASUKAN OBSERVER ......................................................................................................................................... .........................., .......................................................... Observer, ............................................................
  • 11. Navel O. Mangelep Sriwijaya University 2) Wawancara (Interview) Menurut Sudijono (2009) wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang terlah ditentukan. Sedangkan menurut Bahri (2008) Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan yang diwancarai. Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan bahwa wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi). Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam evaluasi, yaitu: 1) Wawancara terpimpin (guided interview), biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. 2) Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview), biasanya juga dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (non-systematic interview) atau wawancara bebas, diamana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh evaluator. Dalam wawancara bebas, pewancara selaku evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu, mereka dengan bebas mengemukakan jawabannya. Hanya saja pada saat menganilis dan menarik kesimpulan hasil wawancara bebas ini evaluator akan dihadapkan kesulitan-kesulitan, terutama apabila jawaban mereka beraneka ragam. Mengingat bahwa daya ingat manusia itu dibatasi ruang dan waktu, maka sebaiknya hasil wawancara itu dicatat seketika. Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan evaluator dalam pelaksanaan wawancara antara lain ; evaluator harus mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan mencatat apa yang sumber berikan. Sehingga informasi yang disampaikan oleh narasumber tidak hilang dan informasi yang dibutuhkan dapat ditangkap dengan baik. Selain itu evaluator harus meredam egonya dan melakukan pengendalian tersembunyi. Kadang kala banyak evaluator yang tidak dapat meredam
  • 12. egonya sehingga unsur subyektivitas muncul pada saat menganalisis hasil wawancara yang telah dilaksanakan. Menurut Zainal (2009) ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni : 1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi Navel O. Mangelep Sriwijaya University dan kondisi tertentu. 2) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah. 3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu. Berbeda dengan observasi, wawancara memiliki kelebihan antara lain ; (1) dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu ; (2) mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh sumber ; (3) Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga sumber dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan baik pula ; (4) Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang telah ditetapkan ; (5) Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail. Namun, wawancara juga memiliki kelemahan antara lain ; (1) memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya ; (2) dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi ; (3) keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara. Berikut ini contoh pertanyaan–pertanyaan yang biasa dilaksanakan pada saat wawancara : Pertanyaan – Pertanyaan : 1) Apakah siswa mengalami kesulitan memahami petunjuk baik arahan dari guru atau petunjuk dalam LKS? ............................................................................................................................ 2) Pada saat mengalami kesulitan apakah siswa berusaha bertanya kepada teman lain atau kepada guru ? ............................................................................................................................ 3) Apakah bimbingan guru selalu dibutuhkan siswa agar dapat memahami materi pelajaran? ............................................................................................................................ 4) Apakah siswa mempunyai buku paket atau referensi yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas ?
  • 13. ............................................................................................................................ 5) Apakah siswa selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya ? ............................................................................................................................ 6) Apakah materi pelajaran dirasakan siswa tidak ada manfaatnya dalam kehidupannya kelak ? ............................................................................................................................ 7) Apakah siswa diluar jam ataupun dirumah berusaha belajar dengan teman yang lain? ............................................................................................................................ 8) Apakah menurut siswa lingkungan disekolah (didalam dan diluar kelas) kondusif untuk belajar ? ............................................................................................................................ Navel O. Mangelep Sriwijaya University 9) Apakah orang tua siswa di rumah menyuruh untuk belajar ? ............................................................................................................................ 10) Apakah siswa mempunyai keinginan untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya ? .................................................................................................................... 3) Angket (Questionnare) Pada dasarnya, angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Hal ini juga disampaikan oleh Yusuf (dalam Arniatiu, 2010) yang menyatakan kuisioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek yang dinilai dengan maksud untuk mendapatkan data. Selain itu, data yang dihimpun melalui angket biasanya juga berupa data yang berkenaan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pelajaran. Misalnya: cara belajar, bimbingan guru dan orang tua, sikap belajar dan lain sebagainya. Angket pada umumnya dipergunakan untuk menilai hasil belajar pada ranah afektif. Angket dapat disajikan dalam bentuk pilihan ganda atau skala sikap. Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :
  • 14. 1) Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang pembelajaran Navel O. Mangelep Sriwijaya University matematika. 2) Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu. 3) Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar. 4) Membantu anak yang lemah dalam belajar. 5) Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika. Jenis-jenis kuesioner (menurut Yusuf , dalam Artiatiu, 2010) 1. Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:  Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta antara lain seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll.  Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku seseorang siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar.  Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrument itu guru ingin mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.  Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan dengan perasaan, kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan objek yang dinilai. 2. Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu :  Tertutup, kuesioner yang alternative jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden hanya memilih diantara alternative yang telah disediakan.  Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan pandangan dan kemampuannya. Alternative jawaban tidak disediakan. Mereka menciptakan sendiri jawabannya dan menyusun kalimat dalam bahasa sendiri  Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari kedua bentuk yang telah dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini, disamping disediakan alternative, diberi juga kesempatan keoada siswa/mahasiswa untuk mengemukakan alternative jawabannya sendiri, apabila alternative yang disediakan tidak sesuai dengan keadaan yang bersangkutan. 3. Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu :  Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung dijawab/diisi oleh individu yang akan diminta keterangannya.
  • 15.  Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang diisi oleh orang lain, (orang yang Navel O. Mangelep Sriwijaya University tidak diminta keterangannya). 4. Kuesioner dari sisi bagaimana kuesioner itu diadministrasikan pada responden dapat dibedakan atas 2, yaitu :  Kuesioner yang dikirimkan (Mail Questionaire)  Kuesioner yang dapat dibagikan langsung pada responden. Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan angket sebagai instrument evaluasi, diantaranya yaitu: 1) Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat. 2) Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama 3) Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan Sedangkan kelemahan angket, antara lain: 1) Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali 2) Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail. 3) Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya. Berikut ini contoh angket penelitian tentang pengembangan silabus dan merancang pembelajaran matematika :
  • 16. KUESIONER PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN SILABUS DAN MERANCANG PEMBELAJARAN MATEMATIKA Navel O. Mangelep Sriwijaya University PENJELASAN Dengan penuh rasa hormat, kami mohon kerjasama dan batuan Bapak/Ibu Guru Matematika mengisi/menjawab kuesioner ini, dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran Matematika lewat penelitian ini. Kuesioner ini dibuat untuk kebutuhan penelitian khususnya tentang Pengembangan silabus dan merancang pembelajaran di sekolah-sekolah. Penelitian ini sama sekali tidak menilai kinerja anda sebagai guru, tetapi semata-mata hanya untuk pengumpulan informasi untuk kepentingan penelitian, itulah sebabnya sangat diharapkan kesungguhan dan kejujuran anda mengisinya, apa adanya, sesuai dengan kenyataan maupun pengalaman anda sehari-hari sebagai guru di sekolah. Kuesioner ini terdiri atas 3 kelompok pertanyaan. Diharapkan anda mengisi tanpa pengaruh atau bantuan orang lain. Atas kerjasama serta bantuannya disampaikan banyak terima kasih. IDENTIFIKASI Nama lengkap/Jenis Kelamin : .................................................... Pendidikan terakhir : .................................................... Tempat dan tanggal lahir : .................................................... Status kepegawaian : .................................................... Sekolah tempat mengajar : ................................................... Mengajar di kelas : .................................................... Masa kerja sebagai guru : .................................................... Pelatihan yang pernah diikuti : 1)………………………………….
  • 17. A. Pemahaman Guru tetang kompetensi guru dan perencanaan pembelajaran (silabus Navel O. Mangelep Sriwijaya University dan RPP) 1) Pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah disebut... a. Pengawas. c. Dosen b. Guru d. Supervisi. 2) Seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh gurudalam melaksanakkan tugas keprofesionalannya, berdasarkan PP No.74 tahun 2008 disebut… a. Kemampuan Guru c. Kompetensi guru. b. Kemampuan pendidik. d. Kompetensi professional. 3) Dalam PP No. 74 tahun 2008 ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, kecuali… a. Kompetensi paedagogik b. Kompetensi kepribadian c. Kompetensi kemasyarakatan d. Kompetensi social. 4) Yang dimaksud dengan kompetensi paedagogik adalah… a. kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran b. mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas. c. mampu menjadi seorang pemimpin. d. kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat. a. Mengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang di milikinya. 12. PP Mendiknas no. 16 tahun 2007 menjelaskan ada kompetensi khusus yang harus dikuasai oleh guru matematika antara lain seperti dibawah ini, kecuali…. a. Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, perangkat lunak computer, model matematika, dan model statistika. b. Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang. c. Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika. d. Mengevaluasi hasil belajar siswa. 13. Pengembangan Silabus dan perancangan pembelajaran adalah hal yang harus dikuasai oleh guru, hal ini merupakan kompetensi guru dalam bidang… a. Kompetensi Paedagogik. b. Kompetensi Profesional. c. Kompetensi Sosial. d. Kompetensi Kepribadian. 14. Rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar, disebut… a. Silabus . b. Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Modul. d. Kurikulum.
  • 18. Navel O. Mangelep Sriwijaya University 15. Yang tidak termasuk dalam komponen silabus adalah… a. Standar kompetensi. b. Scenario pembelajaran. c. Alokasi waktu. d. Bahan ajar. 16. Komponen-komponen yang didalamnya memuat tentang tujuan umum disebut… a Silabus . b Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c Modul. d Kurikulum. 17. Dibawah ini merupakan prinsip-prinsip dalam pengembangan silabus, kecuali… a Ilmiah. b Kreatif. c Relevan. d Sistematis. 18. Konsisten, Memadai ,Aktual dan Kontekstual, Fleksibel, Menyeluruh merupakan prinsip-prinsip dalam… a. Pengembangan Silabus. b. Perencanaan Pembelajaran c. Pembuatan Modul d. Membuat Bahan Ajar. 19. Yang dimaksud dengan ilmiah dalam pengembangan silabus adalah… a Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar. b Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. c Komponen-komponen silabus saling berhubungan. d Adanya hubungan yang konsisten antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. 20. Yang perlu diperhatikan dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, kecuali… a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI. b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran. c. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan. d. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran. 21. Yang bukan langkah-langkah dalam pengembangan silabus, kecuali… a. Mengkaji kurikulum b. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran 22. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasikan materi pokok pelajaran adlah sebagai berikut, kecuali… a. potensi peserta didik, b. kontekstualitas, c. relevansi dengan karakteristik daerah, d. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik. 23. Dibawah ini merupakan pendekatan yang dapat dipakai leh guru dalam perencanaan pembelajaran kecuali… a. Pendekatan kuisioner b. Pendekatan konstruktivis.
  • 19. c. Pendekatan inquiry. d. Pendekatan personalisasi 24. Dalam menentukan alokasi waktu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru, Navel O. Mangelep Sriwijaya University kecuali… a. Jumlah kompetensi dasar. b. Keluasan materi c. Tingkat kesulitan materi. d. Kebutuhan peserta didik. 25. Rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya, disebut… a. Sumber belajar. c. Alat pembelajaran. b. Media pembelajaran. d. Strategi pembelajaran. B. Kompetensi Guru dalam pembuatan Silabus dan Rencana pelaksanaan Pembelajaran. Sesuai dengan yang anda lakukan lingkarlah point-point dibawah ini dengan jujur dan sebenar-benarnya dengan keterangan: 1. tidak pernah demikian 2. sangat jarang demikian 3. jarang demikian. 4. sering demikian. 5. selalu demikian. C. Kemukakan factor-faktor yang menghambat anda untuk mengembangkan kempetensi anda dalam pengembangan silabus dan merancang pembelajaran! Dari segi guru. Dari segi siswa Dari segi fasilitas. Lain-lain
  • 20. Navel O. Mangelep Sriwijaya University Contoh Kisi – Kisi Angket KISI-KISI KUESIONER Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Soal Pemahaman guru matematika dalam kompetensi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kompetensi guru  Mengetahui dan memahami pengertian guru 1(A)  Mengetahui dan memahami pengertian kompetensi guru 2(A)  Mengetahui dan memahami pengertian kompetensi guru matematika 3(A)  Mengetahui dan memahami 4 kompetensi guru 4(A)-9(A) Teknologi Informasi dan Komunikasi  Mengetahui dan memahami pengertian teknologi informasi 10(A)  Mengetahui dan memahami pengertian teknologi komunikasi 11(A) Media pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi  Mengetahui dan memahami media pembelajaran 12(A), 15(A)- 23(A)  Mengetahui dan memahami media pembelajaran yang berhubungan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi 13(A)-14(A), 24(A)-50()A Kompetensi guru matematika dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi 1(B)-30(B)
  • 21. Navel O. Mangelep Sriwijaya University 4. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis) Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya: dokumen yang menganut informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi), seperti kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan sebagainya. Selain itu juga dokumen yang memuat informasi tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang lingkungan non-sosial, seperti kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya (Sudijono : 2009). Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkapbagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didiknya. 5. Study Kasus (Case Study) Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya (Djamarah : 2000). Misalnya peserta didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan dalam belajar. Untuk itu guru menjawab tiga percayaan inti dalam studi kasus, yaitu: a. Mengapa kasus tersebut bisa terjadi? b. Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut? c. Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan? Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu alat yang digunakan adalah depth-interview , yaitu melakukan wawancara secara mendalam, jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga, kesanggupan dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya. Namun, seperti halnya alat evaluasi yang lain, studi kasus juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam dan
  • 22. komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya. Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu saja. Navel O. Mangelep Sriwijaya University D. Penutup Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa dalam melaksanakan evaluasi dalam dunia pendidikan kita tidak hanya semata dapat menggunakan instrument tes. Namun, kita bisa menggunakan instrument tes dalam kegiatan pengukuran dan penilaian. Teknik-teknik non-tes juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-lebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti presepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, prsepsi terhadap guru, bakat dan minat, dan sebagainya. Yang semua itu tidak mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengikutnya. Bentuk-bentuk instrumren evaluasi non-tes seperti wawancara (interview), pengamatan (observation), angket (questionere), studi kasus, dan pemeriksaan dokumen (documentary analysis) dapat kita pakai sebagai alternative dalam melaksanakan evaluasi.
  • 23. Navel O. Mangelep Sriwijaya University DAFTAR PUSTAKA Arifin,Zaenal (2009), Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arniatiu (2010). Evaluasi Pembelajaran. Makalah Perkuliahan. Padang : Non-Publikasi. Bahri Djamarah, Saiful (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta Bahri Djamarah, Saiful (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Daryanto (2008), Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudijono,Anas (2009) Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Widoyoko,S. Eko Putra (2009) Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Didik, Yogyakarta: Pustaka Belajar