1. Guru perlu meningkatkan pembelajaran inovatif dengan mengimplementasikan metode-metode seperti Problem Based Learning dan Project Based Learning serta menggunakan media interaktif.
2. Guru harus melakukan tes diagnostik untuk mengetahui karakteristik peserta didik dan menyesuaikan pembelajaran.
3. Guru perlu membuat kisi-kisi soal dan rubrik penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. LK. 2.1 EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI
✘ Masalah terpilih yang akan diselesaikan
✘ Akar Penyebab masalah
✘ Eksplorasi alternatif solusi
✘ Analisis alternatif solusi
2
3. 1. Penguasaan guru terhadap model, pendekatan
berbasis STEAM, strategi, metode, & Teknik
pembelajaran inovatif masih rendah
Guru kurang inisiatif untuk mengikuti pelatihan yang terkait
dengan pembelajaran abad 21 sehingga guru tidak maksimal
mengimplementasikan pembelajaran abad 21.
3
4. Kajian Literatur
✘ Orientasi pembelajaran abad 21
yang harus dikembangkan (creative
thinking, critical thinking and problem
solving, communication, collaboration)
✘ Metode pada pembelajaran abad 21
meliputi beberapa (PBL, PJBL,
Discovery, case study, collaborative,
cooperative, role play)
✘ Pembelajaran Inovatif (STEAM,
neurosains, digital, blended learning)
✘ Beberapa hasil penelitian terkait
PBL, PJBL, Media interaktif
Guru kurang inisiatif untuk mengikuti pelatihan yang terkait dengan
pembelajaran abad 21 sehingga guru tidak maksimal
mengimplementasikan pembelajaran abad 21.
Wawancara
✘ Guru harus mencari berbagai
informasi terkait metode dan strategi
pembelajaran
✘ Guru harus mengembangkan diri
dengan mengikuti pelatihan-pelatihan
✘ Guru harus menerapkan
pembelajaran sesuai kondisi sekolah
dan siswa
✘ Sekolah mengadakan kegiatan IHT
✘ Guru harus lebih banyak
menggunakan Bahasa Inggris di kelas.
4
5. Analisis alternatif solusi
Setelah mencari berbagai informasi, guru hendaknya
mengimplementasikan pembelajaran inovatif melalui Problem Based
Learning, Project Based Learning, Cooperative Learning, Collaborative
Learning dengan memanfaatkan media pembelajaran interaktif.
5
PRO
1. Pembelajaran inovatif
membuat kegiatan
pembelajaran
menyenangkan dan
bermakna
2. Prestasi belajar siswa
kemungkinan meningkat
CON
Baik guru maupun
peserta didik akan
perlu waktu untuk
beradaptasi
6. 2. Kurang memahami karakteristik peserta didik seperti
kemampuan, minat, gaya belajar, & perkembangan
kognitif
✘ Guru tidak melakukan asesmen diagnostik di
awal pembelajaran baik asesmen kognitif
maupun non-kognitif.
6
7. Kajian Literatur
✘ Pemahaman karakter peserta didik:
sebagai informasi penting yang nantinya
dijadikan pijakan dalam menentukan
berbagai metode yang optimal guna
mencapai keberhasilan kegiatan
pembelajaran
✘ Beberapa ragam karakter peserta didik
✘ Asesmen diagnostik merupakan penilaian
yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam menguasai materi atau
kompetensi tertentu serta penyebabnya
Guru tidak melakukan asesmen diagnostik di awal
pembelajaran baik asesmen kognitif maupun non-kognitif.
Wawancara
✘ Guru harus menggali informasi
tentang karakteristik peserta didik
✘ Guru harus dapat mengelola
perbedaan karakter peserta didik
supaya tidak muncul masalah yang
berarti.
✘ Guru dapat melakukan pre-test atau
placement test untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik
✘ Guru mengelompokkan siswa
berdasarkan input-nya
7
8. Analisis alternatif solusi
Guru melakukan tes diagnostik untuk mengetahui karakteristik peserta didik.
8
PRO
1. Guru dapat mengetahui minat dan
gaya belajar peserta didik sehingga
dapat menyesuaikan kegiatan
pembelajaran.
2. Guru dapat mengetahui
pengetahuan awal peserta didik
sehingga guru tahu harus memulai
pembelajaran dari level mana.
3. Asesmen diagnostik juga dapat
membantu guru dalam merencanakan
pembelajaran yang efisien
4. Memperoleh informasi yang lengkap
tentang siswa dan membantu
merancang baseline untuk asesmen
belajar lebih lanjut
CON
1. Memerlukan usaha dan
waktu yang cukup untuk
menyusun dan menganalisis
hasil tes diagnostiknya
2. Jika ada peserta didik yang
tidak jujur dalam asesmen
diagnostik maka akan
mengaburkan hasil
diagnostis dan
interpretasinya.
9. 3. Pendidik belum bisa menerapkan assessment
dengan baik
✘ Guru kurang menguasai komponen-komponen
dan tahap-tahap dalam assessment.
9
10. Kajian Literatur
✘ Principle of good test (validity, reliability,
practicality, authenticity, washback)
✘ Agar penilaian efektif guru harus:
a. merumuskan target pembelajaran yang akan
dinilai dengan jelas, tegas, dan terukur;
b. memastikan teknik penilaian yang dipilih sesuai
dengan setiap target pembelajaran;
c. memastikan teknik penilaian yang digunakan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini dan
nanti
Guru kurang menguasai komponen-komponen dan tahap-
tahap dalam assessment.
✘ Teknik dan instrument penilaian: Tes,
non-tes, penilaian berbasis kelas,
penilaian kinerja, penilaian portofolio
✘ Langkah-langkah untuk membuat
instrument penilaian HOTS:
a. Menganalisis KD
b. Menyusun kisi-kisi soal
c. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
d. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
e. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci
jawaban
10
11. Wawancara
✘ Guru harus belajar lagi dan memperbaiki
proses penilaian yang dilakukan guru
terhadap peserta didik.
✘ Penilaian tidak hanya dilakukan untuk
mengetahui pemaham peserta didik saja
tetapi juga di berbagai aspek sehingga
dapat memberikan manfaat yang baik
untuk peserta didik.
✘ Penilaian yang harus dilakukan
berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan serta karakter peserta
didik.
Guru kurang menguasai komponen-komponen dan tahap-
tahap dalam assessment.
✘ Guru harus paham bahwa penilaian
dalam k13 mengacu pada 3 hal:
penilaian sebagai pembelajaran (asessment as
learning), penilaian untuk pembelajaran
(asessment for learning) dan penilaian atas
pembelajaran (asessment of learning)
✘ Guru dapat menilai siswa melihat dari
input-nya, output-nya bisa berbeda.
11
12. Analisis alternatif solusi
Setelah menganalisis indikator dan tujuan pembelajaran,
guru membuat kisi-kisi soal dan rubrik penilaian yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
12
PRO
1. Penilaian yang dilakukan
bisa valid.
2. Indikator penilaian jelas
CON
Guru perlu waktu
untuk menyusun
perangkat evaluasi
yang sesuai.
13. 4. Pemahaman tentang HOTS masih kurang, akibatnya
tidak mampu merancang & melaksanakan
pembelajaran HOTS begitu pula dengan membuat soal
level HOTS
✘ Guru kurang menguasai konsep pembelajaran
HOTS.
✘ Guru kurang memahami manfaat pembelajaran
HOTS sehingga belum merancang pembelajaran
HOTS.
13
14. Kajian Literatur
✘ Konsep HOTS: proses berpikir kompleks
dalam menguraikan materi, membuat
kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan
dengan melibatkan aktivitas mental yang
paling dasar
✘ Ciri-ciri RPP yang berorientasi HOTS: IPK
dan tujuan pembelajaran menggunakan KKO
c4-c6, Integrasi HOTS ada pada langkah-
langkah pembelajaran, Integrasi HOTS pada
penilaian biasanya tercermin pada instrumen
penilaian
✘ Hasil penelitian: Metode blended learning pada
pembelajaran HOTS meningkatkan prestasi
belajar siswa
Guru kurang menguasai konsep pembelajaran HOTS dan manfaat
pembelajaran HOTS
Wawancara
✘ Guru harus belajar dan sharing terkait
pembelajaran HOTS
✘ Guru harus menerapkannya secara bertahap
✘ Guru bisa memberikan gambaran materi
melalui kehidupan sehari sehingga mudah
dipahami siswa
✘ Guru harus mengikuti langkah-langkah
pembuatan soal HOTS secara runtut.
✘ Guru wajib ikut pelatihan-pelatihan terkait
pembelajaran HOTS sehingga bisa
menunjang pembelajaran yang baik dan
efektif
14
15. Analisis alternatif solusi
Setelah menggali informasi tentang pembelajaran HOTS,
guru secara bertahap melakukan pembelajaran HOTS
disesuaikan dengan kemampuan peserta didiknya.
15
PRO
Pembelajaran HOTS dapat
membantu peserta didik
untuk memiliki
keterampilan 4C
CON
1. Bila guru dan peserta didik belum
terbiasa melakukan
pembelajaran HOTS, alokasi
waktu yang ditetapkan bisa saja
kurang.
2. Bisa saja hanya Sebagian siswa
yang aktif
16. 5. Karena kurangnya pemahaman menyebabkan
pendidik belum dapat mengintegrasikan literasi
numeral, literasi membaca, dan literasi sains
✘ Guru kurang menguasai konsep literasi
sehingga tidak maksimal
mengaplikasikannya dalam pembelajaran.
16
17. Kajian Literatur
✘ Tujuan pembelajaran STEAM dapat
mengasah tingkat literasi STEAM pada
peserta didik
✘ Beberapa hasil penelitian:
1. kemitraan dengan pustakawan sekolah
terbukti sebagai salah satu strategi yang
efektif untuk meningkatkan literasi
bahasa Inggris siswa. (Ayu: 2020)
2. Pendekatan pembelajaran yang terbukti
meningkatkan literasi sains pada anak
adalah pembelajaran STEAM. (Sumarno:
2021)
Guru kurang menguasai konsep literasi sehingga tidak maksimal
mengaplikasikannya dalam pembelajaran.
Wawancara
✘ Guru membuat rancangan pembelajaran
yang berkaitan dengan literasi numerasi,
literasi membaca, dan literasi sains
✘ Memulai secara bertahap dulu sesuai
kemampuan peserta didik.
✘ Menerapkan pembelajaran berbasis
STEAM
✘ Menggiatkan kegiatan GLN
17
18. Analisis alternatif solusi
Setelah mengkaji berbagai informasi, guru menggunakan pendekatan berbasis
STEAM dalam pembelajaran untuk mengintegrasikan literasi numeral, literasi
membaca, dan literasi sains.
18
PRO
Guru dapat memberikan
pembelajaran yang dapat
mengasah kemampuan literasi
numeral, literasi membaca, dan
literasi sains peserta didik.
CON
Awalnya pembelajaran
mungkin akan teras lebih sulit
bagi peserta sehingga guru
harus lebih banyak
memberikan motivasi
19. KESIMPULAN ANALISIS ALTERNATIF SOLUSI
1.
Setelah mencari berbagai informasi, guru
hendaknya mengimplementasikan
pembelajaran inovatif melalui Problem
Based Learning, Project Based
Learning, Cooperative Learning,
Collaborative Learning dengan
memanfaatkan media pembelajaran
interaktif.
2.
Guru melakukan
tes diagnostik
untuk mengetahui
karakteristik
peserta didik.
3.
Setelah menganalisis indikator dan
tujuan pembelajaran, guru
membuat kisi-kisi soal dan
rubrik penilaian yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
YEAY!
4.
Setelah menggali informasi tentang
pembelajaran HOTS, guru secara
bertahap melakukan
pembelajaran HOTS
disesuaikan dengan
kemampuan peserta didiknya.
5.
Setelah mengkaji berbagai informasi,
guru menggunakan
pendekatan berbasis STEAM
dalam pembelajaran untuk
mengintegrasikan literasi
numeral, literasi membaca,
dan literasi sains.
19