Lebaran Tanpa Mudik, Tak Berarti Memutus Silaturahmi
Menjadi tradisi di Indonesia, mudik diartikan dengan tradisi pulang kampung menjelang hari raya besar keagamaan, terutama Lebaran Idul Fitri. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat yang tersebar di perantauan, selain yang utama silaturahmi dengan orang tua.
Sayang, pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, sehingga mengharuskan masyarakat menahan diri untuk mudik ke kampung halaman pada momen Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi ini. Pemerintah telah memutuskan untuk melarang aktivitas mudik lebaran tahun 2021.
Keputusan tersebut diambil untuk mencegah peningkatan angka penyebaran Covid-19. Hal itu berdasarkan hasil keputusan rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, bersama sejumlah menteri dan pimpinan lembaga terkait di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (26/3/2021).
Larangan mudik lebaran ditetapkan sejak tanggal 6 sampai 17 Mei 2021. Tujuannya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi sebelumnya, yaitu pada momentum beberapa kali masa libur panjang, termasuk saat libur Natal dan Tahun Baru 2020.
Kebijakan ini tentunya mengundang pro dan kontra, karena banyak pihak yang merasa kecewa tak bisa bertemu keluarga di hari lebaran. Di sisi lain tak sedikit pula yang mendukung kebijakan ini, larangan mudik menjadi keputusan berat yang harus diambil pemerintah demi menghentikan mata rantai penyebaran Covid-19.
Namun, meski tak bisa tatap muka secara langsung di lebaran tahun ini seluruh masyarakat hingga pejabat negara, masih bisa memanfaatkan teknologi untuk bersilaturahmi dengan keluarga atau kerabat di kampung halaman.
Peniadaan mudik tidak menghalangi masyarakat untuk bersilaturahmi dan merayakan hari kemenangan. Tidak mudik bukan berarti kita kehilangan kesyahduan, kebersamaan, dan silaturahmi dari peristiwa Hari Raya Idulfitri.
Berkenaan dengan momentum hari Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi, Majalah Brafo PMK edisi Mei 2021 ini akan membahas mengenai kebijakan larangan mudik lebaran hingga pemanfaatan teknologi untuk menyambung silaturahmi. Selamat membaca.
1. 1
05/Mei/VII/2021
BRAFOPMK
Tegas, Mensos
Hapus 21,156 Juta
Data Ganda
Pasca Libur Lebaran,
Presiden RI Awasi
Penanganan Covid-19
Nissa Wargadipura
Pelopor Pertanian
Ramah Lingkungan
Indahnya Lebaran
Meski Tanpa Mudik
Edisi 05/Mei/VII/2021 Berita dan Informasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
www.kemenkopmk.go.id
3. Daftar Isi
26
6
24
16
Indahnya Lebaran
Meski Tanpa Mudik
Sejarah May Day,
Hari Lahir Kaum Buruh
32
Pemerintah sejak tahun lalu sudah
mengalokasikan sebagian dari total
20% anggaran pendidikan untuk
penanganan Covid-19
Pasca Libur Lebaran,
Presiden RI awasi
Penanganan Covid-19
Edisi 05/Mei/VII/2021
Jika dirunut, peringatan hari buruh
di Indonesia setidaknya sejak tahun
1920 sudah dirayakan. Biasanya
pada 1 Mei.
Bangun SDM Berkualitas,
Menko PMK Tebar Beasiswa
DPR Harap ASEAN
Mampu Berikan Solusi
Pada Myanmar
42
3
05/Mei/VII/2021
Sang Pelopor
Pertanian Ramah
Lingkungan Asal Garut
Nissa Wargadipura
4. EDITORIAL
Edisi 05/Mei/VII/ 2021
Pembina:
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia
Pengarah:
Deputi dan Staf Ahli Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Penanggung Jawab:
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi:
Kepala Biro Hukum, Persidangan, Organisasi dan
Komunikasi
Redaktur Pelaksana:
Danang A. Ichwan
Tim Redaksi:
Ihti Oktarina, Achmad Soleh, Dwi Prasetya, Puput
Mutiara, Novrizaldi, Mega Hartati
Ahli Tata Letak/Produksi:
Rendy Febrianto, M.Yusuf Abdullah, Kristian
Suryatna, Moch. Ragil
Sekretariat Redaksi:
Biro Hukum, Persidangan, Organisasi dan
Komunikasi, Lantai 9 Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Jl. Medan Merdeka Barat No.3 Jakarta 10110
Telp./ Faks. (021) 386 0565, (021) 385 2165
Email: brafopmk@kemenkopmk.go.id
Situs: www.kemenkopmk.go.id
Redaksi menerima artikel atau tulisan
juga foto. Redaksi berhak mengubah
tulisan sepanjang tidak mengubah isi
dan maknanya.
4 05/Mei/VII/2021
Bhinneka Tunggal Ika
Menjadi tradisi di Indonesia mudik diartikan dengan tradisi pulang
kampung menjelang hari raya besar keagamaan, terutama Lebaran
Idul Fitri. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan
keluarga dan kerabat yang tersebar di perantauan, selain yang
utama silaturahmi dengan orang tua.
Sayang, pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, sehingga
mengharuskan masyarakat menahan diri untuk mudik ke kampung
halaman pada momen Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi
ini. Pemerintah telah memutuskan untuk melarang aktivitas mudik
lebaran tahun 2021.
Keputusan tersebut diambil untuk mencegah peningkatan
angka penyebaran Covid-19. Hal itu berdasarkan hasil keputusan
rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir
Effendy, bersama sejumlah menteri dan pimpinan lembaga terkait
di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (26/3/2021).
Larangan mudik lebaran ditetapkan sejak tanggal 6 sampai 17 Mei
2021. Tujuannya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 seperti
yang terjadi sebelumnya, yaitu pada momentum beberapa kali
masa libur panjang, termasuk saat libur Natal dan Tahun Baru 2020.
Kebijakan ini tentunya mengundang pro dan kontra, karena
banyak pihak yang merasa kecewa tak bisa bertemu keluarga di
hari lebaran. Disisi lain tak sedikit pula yang mendukung kebijakan
ini, larangan mudik menjadi keputusan berat yang harus diambil
pemerintah demi menghentikan mata rantai penyebaran Covid-19.
Namun, meski tak bisa tatap muka secara langsung di lebaran
tahun ini seluruh masyarakat hingga pejabat negara, masih bisa
memanfaatkan teknologi untuk bersilaturahmi dengan keluarga
atau kerabat di kampung halaman.
Peniadaan mudik tidak menghalangi masyarakat untuk
bersilaturahmi dan merayakan hari kemenangan. Tidak mudik
bukan berarti kita kehilangan kesyahduan, kebersamaan, dan
silaturahmi dari peristiwa Hari Raya Idulfitri.
Berkenaan dengan momentum hari Lebaran Idul Fitri 1442
Hijriah/2021 Masehi, Majalah Brafo PMK edisi Mei 2021 ini akan
membahas mengenai kebijakan larangan mudik lebaran hingga
pemanfaatan teknologi untuk menyambung silaturahmi. Selamat
membaca.
Lebaran Tanpa Mudik
Tak Berarti Memutus
Silaturahmi
5. 5
05/Mei/VII/2021
“
Tentu saja kita tidak ingin hari raya lebaran menjadi
pemicu utama dari naiknya kasus covid-19. Bahwa
kemungkinan akan ada kenaikan itu biasanya
tak terhindarkan. Karena bagaimanapun tingkat
ketidakpatuhan untuk mematuhi larangan mudik itu
tidak 100 persen.
Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan
Kita sekarang alhamdulillah PPKM mikro dan
program vaksinasi sudah bisa menurunkan
laju penularan kasus konfirmasi, keterisian
rumah sakit, tolong kita jaga diri kita, kita tetap
waspada, tetap hati-hati, disiplin menjalankan
protokol 3M, juga tetap mematuhi aturan PPKM
mikro yang menurut kami sudah sangat baik
jalannya.
Foto: Humas Kemenko PMK
Abdul Halim Iskandar
Mendes PDTT
Q U O T E S
Saya sangat berharap, tolong
kepada kepala desa, perangkat
desa, yang dana desanya sudah
ada, plotting BLT Desa yang
sudah disiapkan, segera salurkan.
Supaya bisa dimanfaatkan untuk
menopang kebutuhan warga
“
Muhadjir Effendy
Menko PMK RI
6. 6 05/Mei/VII/2021
I S TA N A
BRAFOPMK - Presiden Joko Widodo meminta seluruh
jajaran di daerah untuk memantau sejumlah parameter
penanganan pandemi secara berkala, agar segera
mengambil langkah taktis yang cepat dan tepat dalam
mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 khususnya
di daerah. Himbauan tersebut, berkaitan dengan tren
peningkatan penularan Covid-19 yang terjadi usai libur
panjang.
“Saya minta gubernur, bupati, wali kota, danrem,
dandim, kapolda, kapolres, kejati, kejari, seluruh
sekda dan asisten semuanya harus tahu angka-angka
(parameter) seperti ini di setiap daerahnya sehingga
tahu apa yang harus dilakukan,”ujar Presiden saat
memberikan pengarahan secara virtual kepada kepala
daerah se-Indonesia dari Istana Negara, Jakarta Senin,
(17/5/2021).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Presiden RI
sebanyak 1,5 juta orang tetap melakukan mudik lebaran
tahun ini pada kurun waktu 6-17 Mei 2021 di tengah
masa peniadaan mudik yang telah disosialisasikan
pemerintah. Angka tersebut setara dengan 1,1 persen
jumlah penduduk.
Sebelum dikeluarkan kebijakan peniadaan mudik,
diketahui sebanyak 33 persen masyarakat berniat
untuk mudik ke kampung halaman pada saat Lebaran.
Sementara setelah dilakukan sosialisasi luas, angka
tersebut turun menjadi tujuh persen. Artinya laju
pergerakan masyarakat untuk mudik, mampu ditekan
lebih jauh menjadi 1,1 persen melalui penegakan
kebijakan peniadaan mudik di lapangan beberapa
waktu lalu.
Pasca Libur Lebaran,
Presiden RI awasi
Penanganan Covid-19
“Memang 1,1 persen kelihatannya kecil sekali, tetapi
kalau dijumlah ternyata masih besar, 1,5 juta orang
yang masih mudik. Kita harus upayakan agar potensi
peningkatan kasus aktif tidak terjadi sebesar tahun-
tahun sebelumnya,”tegas presiden.
Sementara itu, Kepala Negara juga mencermati adanya
peningkatan kasus penularan di 15 provinsi dalam
kurun waktu belakangan ini. Yaitu di wilayah Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka
Belitung, DKI Jakarta, Maluku, Banten, Nusa Tenggara
Barat, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.
Selanjutnya, menurut Presiden RI Parameter pandemi
juga dapat dilihat dari rasio keterisian tempat tidur di
rumah sakit atau Bed Occupancy Ratio (BOR). Presiden
Joko Widodo menargetkan penanganan pandemi
dilakukan dengan baik sehingga BOR di rumah sakit dari
masing - masing daerah berada di bawah 50 persen.
Kini, BOR secara nasional telah berada di angka 29
persen yang menggambarkan jumlah pasien yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit kian menurun.
Meski demikian, perlu diakui bahwa masih terdapat BOR
yang cukup tinggi di beberapa daerah yang tentunya
perlu diwaspadai oleh masing-masing kepala daerah.
“Ada beberapa provinsi yang masih di atas 50 persen.
Jadi tolong semua gubernur, bupati, dan wali kota tahu
angka-angka ini. Tiga provinsi hati-hati, Sumatera Utara
BOR-nya 56 persen, Kepulauan Riau BOR-nya 53 persen,
Riau BOR-nya 52 persen. Kalau yang masuk ke rumah
sakit banyak artinya memang harus super hati - hati,”
Tandasnya.
Disisi lain, lanjut Kepala Negara Wisma Atlet di
Kemayoran Jakarta yang selama masa pandemi ini
dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat perawatan
pasien Covid-19 juga mencatat penurunan BOR yang
tentunya menjadi hal yang menggembirakan. Pada
September 2020, BOR di Wisma Atlet diketahui pernah
mencapai angka di atas 90 persen.
“Tetapi sekarang, pagi tadi saya telepon, Wisma Atlet
yang dulu sempat di atas 90 persen hari ini di angka
15,5 persen,”tandasnya. (*)
Sebanyak 1,5 juta orang diperkirakan
tetap melakukan mudik lebaran tahun
ini pada kurun waktu 6-17 Mei 2021 di
tengah masa peniadaan mudik yang
telah disosialisasikan pemerintah.
Angka tersebut setara dengan 1,1
persen jumlah penduduk.
8. 8 05/Mei/VII/2021
Sejumlah remaja masjid bermain sepakbola api di halaman Masjid Batul Fatah
Gedog, Blitar, Jawa Timur, Selasa (11/5/2021). Tradisi tersebut merupakan wujud
rasa syukur masyarakat sekitar karena dapat menjalankan ibadah puasa hingga
dipenghujung bulan Ramadhan. ANTARA FOTO/Irfan Anshori
Tradisi Malam Terakhir
Bulan Ramadhan
Warga mengisi kulit ketupat dengan beras di Blok Kupat Caringin, Bandung, Jawa
Barat, Selasa (11/5/2021). Setiap tahun jelang lebaran Idul Fitri tiap warga di kampung
tersebut memproduksi sedikitnya 15 ribu pesanan kulit ketupat untuk dijual kembali.
ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Kampung Ketupat Lebaran
B I N G K A I
9. 9
05/Mei/VII/2021
Warga berjalan
melintasi spanduk
peringatan untuk
pemudik di kawasan
Sawah Besar, Jakarta,
Minggu (16/5/2021).
Spanduk tersebut untuk
memperingati warga
yang kembali dari
mudik agar membawa
surat bebas COVID-19.
ANTARA FOTO/Rivan
Awal Lingga
Spanduk Peringatan Untuk Pemudik
Anggota polisi mengenakan kostum“celuluk”atau sosok menyeramkan
bersama seniman lokal Bali berkeliling pasar tradisional memberi edukasi
larangan mudik di Pasar Taman Sari Merta Kerobokan, Badung, Bali, Selasa
(11/5/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Edukasi Larangan
Mudik di Pasar
Tradisional
10. BRAFOPMK – Presiden Joko Widodo meninjau aktivitas panen padi di
Desa Wanasari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,
Rabu (21/04/2021). Lahan seluas 200 hektar ini ditaksir menghasilkan 8
ton padi per hektarnya dengan varietas Cilamaya Muncul. Hasil panen dari
varietas tersebut sangat baik dari segi kualitas dan kuantitas. Harga gabah
di pasaran saat ini juga sangat menjanjikan alias naik sekitar Rp.4.200 per
kg.
“Pagi hari ini saya melihat secara langsung panen yang dilakukan di sini,”
ujar Presiden.
Hingga saat ini, pemerintah terus memperbaiki pertanian nasional yang
kini makin baik sehingga produksi terus meningkat. Dengan demikian,
diharapkan ketahanan pangan dan swasembada bisa lekas terwujud.
Namun, kondisi yang tidak memungkinkan seperti bencana banjir, atau
akibat pandemi terkadang pemerintah menempuh jalan impor meskipun
tidak populis.
“Pemerintah tidak senang dan tidak suka impor beras, tapi karena
hitung-hitungan dan berbagai kendala akhirnya perlu tambahan sebagai
cadangan,”kata Presiden.
Jokowi menegaskan hingga Juni 2021 dipastikan pemerintah tidak
akan melakukan impor. Bahkan hingga akhir tahun sepanjang produksi
terjaga. Presiden pun menyempatkan berdialog dengan sejumlah petani
setempat. Dari situ diketahui, bahwa para petani membutuhkan pasokan
pupuk, tenaga dan juga alat pemanen untuk menyambut panen raya.
Tadi petani menginginkan diberikan combine harvester (mesin pemanen
padi), dan tadi sudah saya iyakan, termasuk traktor dan pompa. Semoga
ini segera bisa kita kirim,”tuturnya.
Hadir dalam kunjungan Presiden tersebut, antara lain Menteri Pertanian
Syahrul Yasin Limpo, Kepala Bulog Budi Waseso, Wakil Gubernur Jawa
Barat Uu Ruzhanul Ulum dan Bupati Indramayu Nina Agustina.
Diketahui Kabupaten Indramayu merupakan kabupaten penghasil beras
tertinggi secara nasional berdasarkan data produksi sepanjang tahun
2020.
Presiden Kabulkan Kemauan
Petani di Indramayu
Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan petani saat menghadiri panen
raya padi di desa Wanasari, Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021).
Foto: BPMI Setpres
BRAFOPMK – Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif
menganggap pentingnya pemanfaatan
sumber-sumber energi baru terbarukan di
Indonesia demi mengurangi emisi. Hal ini
disampaikannya selepas mengikuti Sidang
Paripurna Dewan Energi Nasional (DEN)
yang dipimpin langsung oleh Presiden
Joko Widodo selaku Ketua DEN, di Kantor
Presiden, Jakarta, Selasa (20/04/2021).
“Berdasarkan target pengurangan emisi,
Indonesia perlu mengantisipasi untuk bisa
mendorong sumber energi baru terbarukan,”
ujar Arifin yang juga menjabat Ketua Harian
DEN ini.
Dalam rangka mengurangi emisi ini,
pemerintah sedang menyusun rencana
pemanfaatan energi baru hingga 2035.
Untuk merealisasikan rencana tersebut,
pemerintah mendorong agar pada tahun
2025, pemanfaatan energi baru terbarukan
Dorong
Sumber Energi
Terbarukan Guna
Kurangi Emisi
10 05/Mei/VII/2021
N E W S F L A S H
11. ditargetkan akan mencapai 24 ribu megawatt,
sedangkan pada tahun 2035, terus ditingkatkan jadi
38 ribu megawatt. Selain itu, program hilirisasi dari
produk batu juga akan dilakukan dan kini infrastruktur
penunjangnya dalam proses penyelesaian, di antaranya
dengan mematok target 100 persen elektrikfikasi demi
melayani pasokan listrik bagi seluruh masyarakat.
“Begitu juga untuk bahan bakar minyak dengan
program BBM Satu Harga, ke depannya kita
harapkan bisa dinikmati oleh masyarakat dan bisa
membangkitkan ekonomi kerakyatan di daerah-
daerah,”ujarnya.
Pada Sidang Paripurna tersebut juga, DEN
mendapatkan arahan dari Presiden Jokowi agar dapat
melihat momentum di tengah pandemi ini untuk
dapat maju ke arah ekonomi hijau. Diketahui, saat ini
semua negara maju sudah menuju arah ekonomi hijau
dalam rangka mengurangi kerusakan lingkungan.
“Diharapkan bahwa strategi yang disusun nanti harus
berorientasi visioner dan implementasinya harus secara
konsisten dilaksanakan,”Pungkasnya.
BRAFOPMK – Pemahaman hak dan kewajiban sebagai
konsumen perlu diperhatikan. Sebab banyak masyarakat
yang belum tercerahkan dalam hal ini. “Kita perlu
meningkatkan pemahaman hak dan kewajiban konsumen,”
ujar Wapres RI Ma’ruf Amin, Selasa (20/4/2021) dalam
Peringatan Hari Konsumen Nasional 2021.
Ma’ruf menegaskan konsumen harus mengerti haknya
dalam memperoleh produk halal saat membeli produk
yang ada, selain pentingnya mendukung produk lokal.
Sedangkan para produsen juga harus memahami
kewajibannya dalam memproduksi suatu barang,
khususnya yang halal dan juga harus memberikan barang
yang berkualitas baik.
“Kita harus mengerti hak dan kewajibannya menjadi
konsumen yang berdaya cinta dan bangga buatan
Indonesia, selamat Hari Konsumen Nasional, bersama kita
pulihkan ekonomi bangsa demi kesejahteraan bangsa
yang adil dan makmur,”ujar mantan ketua Majelis Ulama
Indonesia tersebut.
Ma’ruf menambahkan, tiap produsen harus
bertanggungjawab ketika memproduksi suatu produk.
Dengan demikian dapat memberikan dampak positif
bagi pertumbuhan ekonomi bangsa.“Saya berharap
jadilah pelaku usaha yang bertanggung jawab dengan
memproduksi barang dan jasa yang berkualitas, berdaya
saing serta memenuhi standar nasional Indonesia,”tuturnya.
Diketahui, Hari Konsumen Nasional diperingati setiap
tanggal 20 April, mengikuti lahirnya undang-undang
tentang Perlindungan Konsumen (UU No.8 tahun 1999).
Saat ini Harkonas tertera pada Keputusan Presiden Nomor
13 Tahun 2012. Hari Konsumen Nasional pertama kali
dicetuskan oleh Badan Perlindungan Konsumen Nasional
dan disahkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) No.
13/2012 tentang Hari Konsumen Nasional.
Peringatan Hari Konsumen Nasional juga diharapkan agar
menjadikan konsumen sebagai subjek penentu kegiatan
ekonomi. Dengan demikian, pelaku usaha juga akan
termotivasi dalam rangka meningkatkan kualitas produk
dan layanannya sehingga mampu bersaing di pasar global.
Konsumen dan Produsen Harus
Paham Hak dan Kewajibannya
Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin Resmikan Sentra Kreasi ATENSI di
Depsos Kota Bekasi. Kamis (18/2/2021). Foto: BPMI Wapres
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin
Tasrif, selaku Ketua Harian Dewan Energi Nasional
didampingi oleh salah satunya Menteri Riset dan
Teknologi Bambang Brodjonegoro menyampaikan
keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa,
(20/4/2021). Foto: BPMI Setpres
11
05/Mei/VII/2021
12. BRAFOPMK - Di tengah pandemi, inovasi digital menjadi suatu
keniscayaan. Banyak pihak berlomba-lomba mendorong transformasi
dalam hal ini. Tidak terkecuali dengan Kemendagri RI yang
meluncurkan aplikasi e-Perda di mana hadir demi memberikan
pelayanan yang lebih efektif dan efisien.
“e-Perda adalah bentuk dari jawaban kami dalam memberikan
layanan cepat, murah dan mudah-mudahan bisa bersifat kolaboratif
governance,”ungkap Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Akmal Malik
dalam launching e-Perda di Provinsi Jawa Barat, Jumat (16/04/2021).
Akmal menjelaskan, aplikasi ini dalam rangka meningkatkan dan
mendayagunakan kecepatan teknologi, informasi dan komunikasi
yang memfasilitasi seluruh rancangan produk hukum daerah.
Tujuannya, agar produk hukum yang ada bisa berjalan harmonis
dengan peraturan undang-undang dan kebijakan pembangunan
nasional. E-Perda ini juga akan terintegrasi dengan Sistem Informasi
Pembangunan Daerah (SIPD) dan sistem informasi lainnya yang
tersedia di Kemendagri.
“Arahan Bapak Menteri, kita harus memberikan dukungan dan
memfasilitasi agar relasi antara pemerintahan pusat, lembaga non
kementerian dengan Pemda itu berjalan singkron,”ujarnya.
Aplikasi e-Perda diharapkan juga mampu mendeteksi tumpang tindih
norma maupun produk hukum. e-Perda juga mampu mengatasi
obesitas regulasi. Selain itu, melalui e-Perda, pemerintah daerah
akan mendapatkan berbagai kemudahan di antaranya langsung bisa
memanfaatkan pelayanan tanpa harus menyediakan server yang
diperlukan karena telah disiapkan oleh Kemendagri.
Disaat yang bersamaan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga turut
mengapresiasi adanya e-Perda ini. Ia menyambut baik inovasi dari
Kemendagri tersebut.
“Inilah yang kami tunggu-tunggu karena dari daerah banyak
permasalahan yang harus disinkronisasi dengan nomenklatur pusat,”
Ujarnya.
E-Perda, Sinkronkan Aturan Pusat
dan Daerah
Launching e-Perda di Provinsi Jawa Barat, Jumat (16/04/2021). Foto: Setda Kab.
Bandung
12 05/Mei/VII/2021
N E W S F L A S H
Indonesia Kirimkan
Bantuan Hibah
Penanganan
Covid-19 di India
BRAFOPMK - Atas arahan Presiden
Republik Indonesia pada siang hari ini
pukul 14.00 WIB dengan menggunakan
pesawat Garuda Indonesia, Indonesia
akan memberangkatkan bantuan hibah
kemanusiaan Indonesia ke India,”ujar
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di
Gedung 510 Ekspor Garuda Indonesia,
Bandara Internasional Soekarno-Hatta,
Tangerang, Rabu (12/05/2021).
Pemerintah Republik Indonesia mengirim
sejumlah bantuan untuk membantu
penanganan Covid-19 di India. Pelepasan
bantuan tersebut secara simbolis
dilakukan Retno. Menlu menjelaskan
bahwa bantuan kemanusiaan yang akan
diberikan pada kesempatan ini adalah 200
unit oxygen concentrators. Sementara itu
sebelumnya, pada hari Senin, 10 Mei 2021
pemerintah bersama asosiasi dan pelaku
industri Indonesia telah mengirimkan
1.400 tabung oxygen cylinders ke India.
“Bantuan kemanusiaan ini adalah
wujud solidaritas bangsa Indonesia
kepada India. Bantuan kemanusiaan
ini diharapkan dapat membantu India
dalam penanganan Covid-19,”jelasnya.
Pemerintah Indonesia terus mengikuti
13. 13
05/Mei/VII/2021
BRAFOPMK - Wisata halal menjadi salah satu komoditas
penting dalam pengembangan ekonomi syariah di
Indonesia. Namun, rendahnya literasi masyarakat
dalam memahami ekonomi syariah menjadi tantangan
tersendiri dalam upaya mengembangkan wisata halal.
Untuk itu, pemerintah terus berupaya memaksimalkan
literasi masyarakat mengenai ekonomi syariah termasuk
pentingnya mengembangkan wisata halal.
“Ekonomi syariah itu sesuatu yang baik, yang berkeadilan,
yang membawa kebaikan dari berbagai sektor,”tegas Wakil
Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dilansir dari Majalah
Berita Mingguan Gatra (MBM Gatra) melalui konferensi
video di Kediaman Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2,
Jakarta Pusat, Kamis (06/05/2021).
Misalnya dalam sektor pariwisata, lanjut Wapres
pengembangan wisata halal memiliki potensi besar untuk
menarik wisatawan. Tetapi kenyataannya pengembangan
wisata halal di Indonesia saat ini masih terhambat dengan
rendahnya literasi masyarakat, sehingga timbul mis
persepsi bahwa wisata halal berarti wisatanya disyariahkan.
Akibatnya, beberapa daerah keberatan mengaplikasikan
konsep wisata halal ini.
“Tentu kita ingin menghilangkan persepsi yang salah
tentang wisata halal atau wisata syariah. Sepertinya ada
kesan bahwa wisata syariah itu wisatanya akan disyariahkan.
Kemudian, ada daerah-daerah yang keberatan,”ungkapnya.
Padahal, menurut Wapres, yang dimaksud konsep wisata
halal adalah penyediaan layanan-layanan syariah di setiap
destinasi wisata.
“Di situ kita ingin nanti di tempat-tempat wisata itu ada
layanan syariah, layanan halal, restoran halal, ada tempat
salat,”paparnya.
Maka, sambung Wapres pengertian ini diberikan secara
masif niscaya akan memberikan kenyamanan tersendiri
kepada para wisatawan, khususnya wisatawan muslim.
Dia mencontohkan kota Beijing di Tiongkok, yang telah
menerapkan konsep wisata halal ini.
“Saya pernah ke Beijing. Di Beijing itu ada restoran halal, ada
tempat salat. Layanannya itu dari (pemerintah kota) Beijing,
sehingga banyak saya lihat (wisatawan) dari Malaysia,
Brunei, Singapura, dan dari beberapa negara lain itu banjir
ke sana dan mereka nyaman,”tandasnya.(*)
Literasi Ekonomi Syariah
Harus Digalakkan Demi
Kembangkan Wisata
Halal
perkembangan situasi pandemi di India,
termasuk kebutuhan mendesak terhadap
oksigen. Menurut Menlu, Indonesia dan India
adalah sahabat lama, sahabat dekat, sekaligus
mitra strategis.
“Persahabatan dua negara telah terjalin sejak
masa Presiden Soekarno dan Perdana Menteri
Jawaharlal Nehru sampai sekarang di masa
pemerintahan Presiden Jokowi dan Perdana
Menteri Modi,”ungkap Menlu.
Sejak awal pandemi, Indonesia dan India sudah
bekerja sama dalam penanganan Covid-19. Di
awal masa pandemi, Menlu Retno langsung
melakukan komunikasi dengan Menteri Luar
Negeri India, terkait bagaimana pemerintah
India memfasilitasi ekspor bahan baku obat
yang pada saat itu sangat diperlukan oleh
Indonesia.
Selain itu, Menlu melanjutkan, India juga
berperan penting mendukung pengadaan
vaksin dalam kerangka multilateral melalui
Covax Facility. Menlu berujar bahwa Indonesia
bersyukur atas dukungan India pada masa
pandemi ini.“Sekarang saatnya untuk
menunjukkan dukungan kita. Indonesia akan
bersama dengan India di masa sulit ini. Kita
berkomitmen untuk berbagi beban dengan
masyarakat India. Bagaimanapun juga, teman
saat membutuhkan adalah teman sejati,”
paparnya. (*)
Bantuan berupa 200 unit oxygen concentrators yang
tengah dimuat ke dalam pesawat Garuda Indonesia
untuk dikirimkan ke India pada Rabu, 12 Mei 2021.
Foto: BPMI Setpres
14. 3
Mei 2021
Medan,
Sumatera Utara
1
Mei 2021
Kab. Kupang,
Nusa Tenggara
Timur
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Menko PMK) Muhadjir Effendy (kiri) didampingi Walikota Medan Bobby
Afif Nasution meninjau pelaksanaan vaksinasi untuk buruh dan pekerja,
di Pasar Raya Sumatera Utara, Kota Medan, Sabtu (1/5/2021). Foto:
Humas Kemenko PMK
Hari Buruh, Menko
PMK Tinjau Vaksinasi
Pekerja
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir
Effendy (kanan) usai mengunjungi korban banjir bandang akibat Siklon
Seroja di Desa Pukdale, Kabupaten Kupang, NTT, Senin (3/5/2021). Foto:
Humas Kemenko PMK.
Menko PMK Apresiasi
Partisipasi Penanganan
Stunting di NTT
14 05/Mei/VII/2021
G I AT S E R E M O N I A L
15. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Menko PMK) Muhadjir Effendy saat mengecek petugas penyekatan mudik
di Gerbang Tol Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (11/5/2021).
Foto: Humas Kemenko PMK
Menko PMK Apresiasi
Kecermatan Petugas
Penyekatan Mudik
Menko PMK Muhadjir Effendy (kedua kanan) bersama Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) berbincang dengan petugas
kesehatan saat melakukan kunjungan kerja di Unit Pelaksana Pengujian
Kendaraan Bermotor (UPPKB) Balonggandu, Karawang, Jawa Barat,
Minggu (16/5/2021). Foto: Humas Kemenko PMK
Peninjauan Pos
Layanan Swab Antigen
Pemudik
Mei 2021
11
Kab.
Tangerang,
Banten
Mei 2021
16
Karawang,
Jawa Barat
15
05/Mei/VII/2021
16. Indahnya Lebaran
Meski Tanpa Mudik
Lebaran Idulfitri 1442 Hijriah masih harus dirayakan di tengah pandemi
Covid-19, untuk mencegah peningkatan angka penyebaran Covid-19
pemerintah memutuskan melarang aktivitas mudik lebaran tahun 2021.
16 05/Mei/VII/2021
F O K U S U TA M A
17. Hal itu berdasarkan hasil keputusan rapat koordinasi
yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko
PMK) Muhadjir Effendy bersama sejumlah menteri dan
pimpinan lembaga terkait di Kantor Kemenko PMK,
Jakarta, Jumat (26/3/2021).
Larangan mudik lebaran tahun ini yang dimulai sejak
tanggal 6 sampai 17 Mei 2021. Tujuannya untuk
mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 seperti yang
terjadi sebelumnya, yakni pada beberapa kali masa libur
panjang, termasuk saat libur Natal dan Tahun Baru 2020.
“Sesuai arahan Bapak Presiden dan hasil keputusan
rapat koordinasi tingkat menteri maka ditetapkan
bahwa tahun 2021 mudik ditiadakan,”tegas Menko
PMK, saat konferensi pers usai rapat koordinasi melalui
media daring.
Larangan mudik lebaran tidak hanya berlaku bagi
Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), dan TNI/Polri, melainkan pegawai
swasta dan juga seluruh masyarakat Indonesia. Hal
tersebut sekaligus untuk memaksimalkan manfaat dari
pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang telah dilakukan
sejak beberapa waktu lalu.
“Untuk imbauan supaya tidak bepergian kecuali dalam
keadaan urgent. Mekanismenya untuk pergerakan
orang dan barang pada masa Idulfitri itu akan diatur
oleh kementerian atau lembaga terkait dan untuk
kegiatan keagamaan dalam rangka menyambut
Ramadan dan Idulfitri juga akan diatur oleh Kemenag
berkonsultasi dengan MUI dan organisasi-organisasi
keagamaan yang ada,”ujar Menko PMK.
Sementara itu, pengecualian larangan mudik diberikan
khususnya bagi pegawai yang sedang melakukan
perjalanan dinas. Namun harus disertai dengan syarat
memiliki surat tugas yang ditandatangani oleh pejabat
minimal eselon 2 bagi ASN dan BUMN, atau surat
keterangan dari kepala desa bagi masyarakat yang
memiliki keperluan mendesak.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama istri saat
silaturahmi virtual dengan Wakil Presiden Prof. DR. K.H. Ma’ruf
Amin dan Ibu Wapres Wury Estu Handayani. Foto: instagram/
Muhadjir Effendy
Larangan mudik lebaran tidak hanya
berlaku bagi Aparatur Sipil Negara (ASN),
pegawai Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), dan TNI/Polri, melainkan
pegawai swasta dan juga seluruh
masyarakat Indonesia. Hal tersebut
sekaligus untuk memaksimalkan
manfaat dari pelaksanaan vaksinasi
Covid-19 yang telah dilakukan sejak
beberapa waktu lalu.
17
05/Mei/VII/2021 17
18. Larangan mudik menjadi
keputusan berat yang harus
diambil pemerintah demi
menghentikan mata rantai
penyebaran Covid-19.
Lebaran Tanpa Mudik
Mudik atau pulang kampung di Indonesia identik
dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari
raya besar keagamaan, terutama Lebaran Idulfitri. Pada
saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan
keluarga dan kerabat yang tersebar di perantauan,
selain yang utama silaturahmi dengan orang tua. Tradisi
mudik muncul pada beberapa negara berkembang
dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia.
Namun sayang, pandemi Covid-19 yang masih melanda
Indonesia, mengharuskan masyarakat menahan diri
untuk mudik ke kampung halaman. Pasti ada pro dan
kontra, seiring dengan kebijakan pemerintah melarang
kegiatan mudik lebaran tahun ini.
Banyak pihak yang merasa kecewa karena tak bisa
bertemu keluarga di hari lebaran, namun tak sedikit
pula masyarakat yang mendukung kebijakan ini.
Larangan mudik menjadi keputusan berat yang harus
diambil pemerintah demi menghentikan mata rantai
penyebaran Covid-19.
“Tentunya kita harus mematuhi larangan untuk tidak
mudik, sekaligus untuk melawan pandemi COVID-19.
Jangan sampai kita kemudian membawa virus kepada
keluarga, orang-orang yang kita kasihi di kampung
halaman kita,”ucap Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono
Anung, dalam pernyataannya menyambut Idul Fitri,
Rabu (12/05/2021).
Namun Pramono Anung meyakini, larangan tersebut
tidak menghalangi masyarakat bersilaturahmi dan
merayakan hari kemenangan ini. Menurutnya, dengan
tidak mudik bukan berarti kita kehilangan kesyahduan,
kebersamaan, dan silaturahmi di Hari Raya Idulfitri.
Silaturahmi Lebaran Terjaga Lewat
Teknologi
Kendati tak bisa tatap muka secara langsung pada
lebaran tahun ini, seluruh masyarakat hingga pejabat
negara masih bisa memanfaatkan teknologi untuk
bersilaturahmi dengan keluarga atau kerabat di
kampung halaman.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana
bersilaturahmi dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin
dan Ibu Wury Ma’ruf Amin secara daring dari Wisma
Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis
(13/5/2021).
18 05/Mei/VII/2021
F O K U S U TA M A
“
19. Setelah melaksanakan salat Idulfitri 1442 H dan kembali ke Wisma
Bayurini, Presiden bersama Ibu Negara menghubungi Wakil Presiden dan
Ibu Wury yang berada di kediaman resminya melalui panggilan video.
Dalam dialognya, Presiden dan Wakil Presiden saling bertanya mengenai
kondisi kesehatan keluarga pada hari raya Idulfitri yang masih dirayakan
di tengah kondisi pandemi Covid-19. Presiden juga mengatakan bahwa
perayaan hari raya Idulfitri kali ini tidak ditemani oleh putra putrinya
secara langsung karena semuanya berada di daerah masing-masing.
“Idulfitri tahun ini kita masih harus berhadapan dengan pandemi
Covid-19. Kita juga masih harus bersabar dan menahan diri karena tidak
bisa bersilaturahmi secara langsung secara tatap muka dengan keluarga
dan handai tolan,”ucap Presiden sebagaimana ditayangkan akun
YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (12/5/2021).
Kepala Negara mengakui bahwa berlebaran di tengah situasi pandemi
ini merupakan sesuatu yang berat. Namun, kita tidak memiliki pilihan
lain bersama–sama mengutamakan keselamatan dan kesehatan
masyarakat.
Wakil Presiden dan Ibu Wury menerima
silaturahmi panggilan video dari Presiden dan
Ibu Negara di kediaman resminya. Foto: Dok.
Setwapres
19
05/Mei/VII/2021
20. Menko PMK Terjun Langsung ke
Lapangan Pantau Penyekatan Mudik
H-2 lebaran, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir
Effendy kembali turun ke lapangan yakni di Gerbang
Tol Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, guna
memastikan kelancaran pelaksanaan penyekatan
aktivitas mudik.
Muhadjir mengaku sangat mengapresiasi pengelolaan
petugas penyekatan mudik di gerbang tol keluar
menuju Merak, Banten, dan sekitarnya tersebut.
Menurutnya, cara-cara pemeriksaan yang dilakukan
sangat cermat termasuk dalam mengantisipasi
kemungkinan pemudik“colongan”yang naik di dalam
bis maupun kontainer.
“Saya sore ini langsung melihat on the spot di pintu
keluar Cikupa dan pengelolaannya sudah sangat bagus
dari aparat, baik Kapolri maupun TNI. Pemeriksaannya
juga cermat, cara penyelesaiannya juga bagus sehingga
tidak harus ada debat dengan pihak-pihak penumpang
yang dicurigai,”ujarnya didampingi Bupati Tangerang
Ahmed Zaki Iskandar, Kapolresta Tangerang Kombes Pol
Wahyu Sri Bintoro, serta Dandim 0510/Tigaraksa Letkol
Inf Bangun IE Siregar.
20 05/Mei/VII/2021
F O K U S U TA M A
21. Ia menjelaskan bahwa ketika ada pengendara dengan
penumpang yang dicurigai, petugas telah memiliki jalur
khusus untuk dilakukan pemeriksaan secara lebih ketat.
Apalagi, imbuh Muhadjir, karena Gerbang Tol Cikupa
merupakan titik perbatasan dari Jakarta dan sekitarnya
menuju kawasan Merak, Banten.
Selain itu, Muhadjir juga melakukan pengecekan
langsung ke Gerbang Tol Cikarang guna memastikan
kelancaran di pos penyekatan keluar dari DKI Jakarta
menuju Cikampek, Kaliurip, dan seterusnya.
Muhadjir didampingi Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja,
Wakapolres Metro Bekasi AKBP Rikson Situmorang, dan
Kasat PJR Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Akmal,
memastikan proses penyekatan aktivitas calon pemudik
di gerbang tol tersebut berjalan lancar.
Ia juga mengapresiasi pelaksanaan protokol kesehatan
telah dijalankan dengan baik oleh petugas maupun
pengguna jalan. Hal tersebut merupakan upaya untuk
mencegah penularan atau munculnya klaster baru
Covid-19.
Berdasarkan laporan Ditlantas Polda Metro Jaya,
Muhadjir menegaskan bahwa proses pemutarbalikan
calon pemudik yang masih nekat telah diatur
sedemikian rupa. Sehingga dipastikan tidak terjadi
kekisruhan apalagi sampai menimbulkan kerumunan
massa.
Pemerintah telah jauh-jauh hari berkoordinasi agar
Satgas Covid-19 dapat bersiaga mulai dari tingkat
dusun, kelurahan, hingga kabupaten/kota. Masing-
masing juga telah menyediakan tempat karantina bagi
pemudik yang nekat sampai di kampung halaman.
Muhadjir menegaskan, pelarangan mudik ini bukan
untuk memutus silaturahmi. Tetapi untuk memutus
penularan Covid-19, terutama dari desa ke kota. Apalagi
kini secara global Covid sedang meningkat tajam. Ini
juga demi keselamatan orang tua, sesepuh, dan sanak
saudara di kampung. Silaturahmi di masa pandemi
tetap bisa dilakukan dengan teknologi.
Menko PMK Muhadjir Effendy (kedua kiri) bersama Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketiga kanan) didampingi
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi (kedua kanan) meninjau
pos layanan Swab Antigen COVID-19 pemudik di Balonggandu,
Karawang, Jawa Barat, Minggu (16/5/2021).
Muhadjir menegaskan, pelarangan
mudik ini bukan untuk memutus
silaturahmi. Tetapi untuk memutus
penularan Covid-19, terutama dari
desa ke kota.
“
21
05/Mei/VII/2021
22. I N F O P U B L I K
22 05/Mei/VII/2021
Sejarah
Tunjangan
Hari Raya
(THR)
Tunjangan Hari Raya (THR) ternyata
membutuhkan proses sejarah yang cukup
panjang, pembagian dan pemberian uang
THR bagi para pekerja di Indonesia dimulai
pertama kali saat era Kabinet Soekiman
Wirjosandjojo dari partai Masyumi.
Soekiman Wirjosandjojo, adalah Perdana
Menteri sekaligus Menteri Dalam Negeri
Indonesia ke-6.
1. THR sudah ada sejak Pemerintahan Presiden
Soekarno. Pada 1951, kabinet Soekiman
Wirjosandjojo memberikan THR kepada
pamong praja (kini pegawai negara sipil).
Kala itu, pemberian THR diberikan untuk
meningkat kesejahteraan para pamong praja.
2. Kabinet Soekiman memberikan THR kepada
pegawai sebesar Rp 125 – 200 atau zaman
sekarang sekitar Rp 1,1 juta – Rp 1,7 juta
serta tunjangan lain seperti beras dan bahan
pokok lainnya. Seiring berjalannya waktu,
pembayaran THR ini juga dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan swasta. Hingga
kini, semua perusahaan swasta, negeri
dan pemerintah memberikan THR kepada
pegawai-pegawainya.
3. THR adalah pendapatan non upah yang wajib
dibayarkan pengusaha kepada pekerja atau
keluarganya menjelang hari raya keagamaan
di Indonesia. THR ini wajib dibayarkan
paling lambat tujuh hari sebelum hari raya
keagamaan.
4. Hari raya keagamaan yang dimaksud adalah
hari raya Idul Fitri bagi pekerja yang beragama
Islam, hari raya Natal bagi pekerja yang
beragama Kristen Katholik dan Protestan, hari
raya Nyepi bagi pekerja beragama Hindu,
hari raya Waisak bagi pekerja beragama
Budha dan hari raya Imlek bagi pekerja yang
beragama Konghucu.
23. 23
05/Mei/VII/2021
I N F O P U B L I K
THR telah tercantum
pada Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 6
Tahun 2016 tentang Tunjangan
Hari Raya Keagamaan Bagi
Pekerja/Buruh di Perusahaan
(“Permenaker 6/2016”).
Jika gaji Anda per bulan sebesar Rp 5 juta,
maka pembayaran THR sesuai dengan gaji
Anda yakni Rp 5 juta, namun hanya berlaku
bagi Anda yang sudah bekerja lebih dari
satu tahun.
Jika Anda baru bekerja 5 bulan, maka Anda
akan mendapatkan THR sekitar Rp 2 juta.
(5 X RP.5.000.000) ÷ 12 = RP. 2.083.333,333
Perhitungan THR
Peraturan THR
24. 24 05/Mei/VII/2021
BRAFOPMK – Tanggal 1 Mei dirayakan sebagai Hari
Buruh atau biasa disebut May Day. Dalam sejarahnya,
inilah hari yang memperingati suksesnya perjuangan
kelas kaum pekerja ketika menuntut hak-haknya.
munculnya kapitalisme di awal abad 19, khususnya
di Amerika dan Eropa Barat menjadi awal mula para
pekerja berada dalam situasi eksploitatif, di mana jam
kerja yang memberatkan, upah murah, dan tiadanya
jaminan sosial memicu perlawanan dari mereka.
Cara perlawanan kaum buruh, di antaranya dengan
melakukan pemogokan kerja sebagaimana di Amerika
yang terjadi pada tahun 1806. Pekerja Cordwainers-lah
yang memobilisasi upaya itu hingga masuk ke meja
pengadilan. Bukti eksploitasi kelas pekerja tampak jelas
dari jam kerja yang sampai 20 jam per harinya.
Adalah Peter McGuire dan Matthwe Maguire yang
berkontribusi dalam perjuangan agar kita semua bisa
lebih menghormati kaum pekerja. Mereka merupakan
pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun
1872, McGuire dan 100 ribu pekerja menggelar aksi
mogok menuntut pengurangan jam kerja. Ia juga
bersama para pengangguran berusaha melobi
Sejarah May Day,
Hari Lahir Kaum Buruh
S E L I N G A N
25. 25
05/Mei/VII/2021
pemerintah kota agar menyediakan lapangan pekerjaan
dan menyediakan uang lembur bagi yang bekerja
melebihi batas maksimum. Itu sebabnya, McGuire
acap kali dikenal sebagai“pengganggu ketenangan
masyarakat”.
Tidak sampai di situ, pada tahun 1881 setelah ia
pindah ke St. Louis, Missouri ia memobilisasi tukang
kayu dengan dibentuknya perkumpulan tukang kayu
di Chicago, dan di situ McGuire menempati posisi
sebagai Sekretaris Umum dari“United Brotherhood of
Carpenters and Joiners of America”(UBC). Kemudian
gagasan agar pekerja butuh mengorganisir diri sesuai
bidang keahliannya masing-masing menular ke
penjuru negara. McGuire dan para pekerja di banyak
kota menganggap perlunya hari libur khusus bagi para
pekerja di tiap hari senin pertama pada September
sebagai sebuah hari kemerdekaan dan hari pengucapan
syukur.
Begitulah alur perkembangannya, di mana sejak
5 September 1882, parade Hari Buruh perdana
diputuskan diselengggarakan di kota New York yang
diikuti sekitar 20 ribu orang. Sebagian di antara mereka
bahkan membawa spanduk yang bertuliskan“8 jam
kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi”. Di sini, Maguire dan
McGuire memainkan peran penting dalam parade ini.
Selanjutnya, gagasan ini menyebar ke semua negara
bagian.
Hari buruh di Tanah Air
Di negeri kita, peringatan ini dimulai dari 1 Mei 1918
oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee. Mereka menuntut
kepada pemerintah Hindia Belanda untuk kelayakan
upah dan harga sewa tanah milik buruh untuk
perkebunan. Tiga tahun kemudian, 1921, Haji Omar
Said Tjokroaminoto ditemani oleh muridnya, Soekarno,
berpidato mewakili srikat buruh di bawah bendera
Sarekat Islam.
Selanjutnya pada masa kemerdekaan, aspirasi kaum
buruh lebih mengemuka. Kebanyakan parpol punya
sayap buruh, baik yang beraliran kiri maupun kanan.
Kesadaran akan hak-hak buruh makin meningkat
seiring dinamika politik saat itu. Pada 1 Mei 1965
Presiden Soekarno memimpin acara akbar peringatan
Hari Buruh di Gelora Senayan. Bung Karno berpidato,
mengajak melawan neo imperialisme dan neo
kolonialisme.
Begitulah sepenggal kisahnya, namun sejak Orde Baru,
hari buruh tidak lagi diperingati di Tanah Air. Karena
May Day dianggap masuk kategori subversif. Kala itu
juga 1 Mei bukan lagi hari libur, barangkali karena
gerakan buruh kerap dikait-kaitkan dengan paham
komunisme yang sejak peristiwa G30S 1965 seperti
jadi momok untuk bangsa Indonesia. Anggapan hari
buruh berkaitan dengan komunis, terkesan kurang
tepat karena banyak negara yang bahkan berideologi
liberal-kapitalisme justru menetapkan 1 Mei sebagai
hari buruh. Pasca Orde Baru tumbang, 1 Mei kembali
dirayakan sebagai hari buruh yang diwarnai dengan
demonstrasi di berbagai kota.
Demonstrasi itu juga seolah jadi hal yang biasa, dan
tidak pernah mengarah pada kerusuhan misalnya yang
sering jadi kekhawatiran banyak kalangan. Terhitung
dari tahun 1999 – 2006, gerakan massa buruh tidak
pernah mengarah pada“membahayakan ketertiban
umum”.
Presiden Soekarno saat perayaan Hari Buruh tahun 1965.
Foto: Bettman/Corbis
26. 26 05/Mei/VII/2021
R E V O L U S I M E N TA L
J
auh sebelum mendirikan Pesantren Ath-Thaariq yang
mengajarkan pertanian ramah lingkungan di Garut,
Jawa Barat, Nissa Wargadipura sudah dikenal sebagai
aktivis.Nama Nissa sudah tidak asing lagi bagi kalangan
aktivis, Nissa bergelut didunia aktivis mulai dari Forum
Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Garut, Lembaga Bantuan
Hukum Nusantara Priangan Timur, hingga Serikat Petani
Pasundan pernah bersentuhan dengannya. Bahkan, dia
tercatat sebagai salah satu pendiri Serikat Petani Pasundan
pada 1998.
Selama menjadi aktivis, Nissa menghabiskan banyak
waktunya dengan mengadvokasi dan mendampingi petani
dalam kasus-kasus agraria. Minatnya terhadap agraria
memang sudah tertanam sejak kecil. Maklum, ayahnya
adalah seorang mantri pertanian di Garut. Ayahnya pula
yang pertama kali mengajarkan Nissa cara bertani organik.
Di Serikat Petani Pasundan, Nissa mulai melakukan
pendampingan pemberdayaan ekonomi untuk petani.
Caranya dengan menginisiasi gerakan bertani organik.
Adapun mitranya adalah para petani di Kecamatan
Bayongbong dengan obyek padi maupun palawija.
Gerakan yang didorong Nissa dianggap berhasil. Mayoritas
petani di Bayongbong beralih dari menggunakan bahan
kimia ke pupuk organik. Nissa juga sukses membantu
petani menggarap perkebunan Jangkurang di Kecamatan
Leles, Sagara di Cibalong, dan Bunisalirenda di Sisompet.
Wanita 45 tahun ini berhasil memberikan pemahaman
kesetaraan gender kepada istri para petani. Dimana, Para
perempuan desa diajarkan membantu suami mereka
bercocok tanam. Ketika para suami mencari kerja di kota,
para wanita di desa menjaga pemeliharaan tanaman.
Biasanya, kaum Adam baru pulang kampung saat musim
panen. Nissa pun mendirikan Yayasan Pengembangan
Masyarakat. Lembaga ini berfungsi mendidik keluarga
petani.
Sang Pelopor Pertanian
Ramah Lingkungan Asal Garut
Menengok Sosok Nissa Wargadipura
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk
berkhidmat kepada negeri. Berbagai
terobosan dilakukan generasi bangsa demi
kemajuan bersama. Tak pelak, terobosan-
terobosan cemerlang yang dilakukan
memberikan banyak manfaat bagi
kesejahteraan masyarakat sekitar. Seperti
yang dilakukan Nissa Wargadipura, wanita
yang masuk dalam jajaran 11 tokoh inspiratif
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
sebagai pendiri Pesantren Ekologi Ath-
Thaariq.
27. 27
05/Mei/VII/2021
Nissa juga mendorong kaum Hawa untuk lebih berperan
di Serikat Petani Pasundan. Walhasil, sebanyak 30 persen
kepengurusan SPP di tingkat pusat diduduki wanita.
Mereka mengurusi anggota Serikat Petani Pasundan yang
jumlahnya menembus 100 ribu orang di Garut, Ciamis,
Pangandaran, dan Tasikmalaya.
Sekitar 2008, Nissa mengusulkan agar SPP tidak melulu
mengurusi advokasi agraria. Pendidikan soal tata produksi
pertanian harus diajarkan ke para petani. Nissa resah
melihat kondisi di sekitarnya. Para petani di Garut dianggap
kurang memahami soal tata produksi. Akibatnya, mereka
terlilit utang dan terpaksa menjual lahan pertaniannya.
Usul Nissa ternyata ditolak pengurus SPP lainnya.
Karena idenya tidak diakomodasi di SPP, dia akhirnya
mewujudkannya secara mandiri bersama suaminya, Ibang
Lukmanurdin. Agar bisa fokus membidangi ide tersebut,
dia dan suaminya memilih hengkang dari SPP.“Saya
pikir saya harus rehat dan menarik diri dari pergulatan
mengurusi urusan agraria,”katanya.
Membangun Mimpi
Lewat sebuah pertimbangan matang, Nissa dan Ibang
mendirikan Pesantren Ath-Thaariq pada 2008. Lokasinya
di Kampung Cimurugul, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan
Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pesantren
yang terletak di tengah sawah ini berdiri di atas tanah
seluas 8.500 meter persegi.
Meski pesantren, lembaga itu tidak hanya
mengajarkan santrinya mengaji. Ath-Thaariq
mengajarkan pendidikan berbasis ekologi dalam
produksi pertanian. Jadi, bukan hanya belajar
agama, para santri juga bertani. Hasil pertanian
pun dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan pesantren.
Nissa menyebut Ath-Thaariq sebagai
sekolah kebun sawah. Motto Ath-
Thaariq adalah“Peduli Bumi, Peduli
Sesama, Peduli Masa Depan”.“Kami
ingin pesantren ini menjadi model
tata pertanian yang peduli
terhadap lingkungan,”ujar
wanita yang akrab disapa Umi
Nissa tersebut.
Di pesantren tersebut,
terdapat rumah, saung,
asrama, dan pekarangan.
Sedangkan sisanya sekitar
4.200 meter merupakan
sawah, kebun, kandang,
dan kolam. Untuk sawah,
terbagi tiga zona yang
ditanami lebih dari satu
jenis padi. Tiap zona
dibedakan atas masa tanam. Foto-foto: istimewa
Dengan masa tanam yang berbeda, itu bisa mengantisipasi
jika panen gagal di satu zona lantaran perubahan cuaca.
Selain menanam dan panen, para santri diajarkan cara
mengolah hasil panen menjadi makanan. Pendidikan
tersebut diharapkan membuat santri mengetahui gizi serta
khasiat makanan yang diolah.
Lebih dari 750 orang telah belajar di Pesantren Ath
Thaariq. Di antara alumnus, tidak sedikit pula yang
mengembangkan pesantren dengan model Ath Thaariq di
desa asal mereka. Nizza menganggap hal itu merupakan
bagian dari misi pesantren.
Tidak hanya ke santri, Nissa dan suami memberikan
pendidikan serupa ke tiga anaknya: Salwaa Khanzaa
Al Salsabil (16), Akhfaa Nazhat Al Wafa (13), dan Qaisa
Qaramitha Mulya Shadra (5). Bahkan, Salwaa ikut
menebarkan ilmunya ke santri Ath-Thaariq yang lebih
muda.
Ath-Thaariq pun mengundang perhatian dari luar daerah.
Ada dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Sulawesi
Selatan, perkumpulan petani organik Purworejo, dan
rombongan biarawati dari Jawa Tengah yang ikut belajar
agroekologi.
Berkat perjuangannya, Nissa diganjar berbagai
penghargaan seperti Perempuan Inspiratif Nova 2015 dan
Kusala Swadaya sebagai pengembang wirausaha
hijau pada 2015. Dia pun sempat menerima
beasiswa dari A-Z Agroecology and Organic
Food System Course di India. Beberapa
acara ekologi dunia juga pernah diikuti
seperti Bhoomi Festival di New Delhi
dan The Soil Yatra di Indore dan
Nagpur, India.
28. Kabar duka kembali datang dari Palestina. Peristiwa
yang terjadi di bulan suci Ramadan ini tak hanya
mengundang kepedihan, namun juga kemarahan umat
Muslim dari seluruh dunia. Tindakan brutal kepolisian
Israel yang dilaporkan menyerang umat Islam di dalam
Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur, Sabtu
(8/5/2021) malam menuai protes keras dari berbagai
pihak.
Bentrok Israel dan Palestina terbaru di kompleks Masjid
Al-Aqsa adalah yang terparah sejak 2017. Penyerangan
Masjid Al Aqsa, dipicu oleh upaya pemukim Yahudi
selama bertahun-tahun mencoba merebut rumah-
rumah Palestina di dekatnya.
Peristiwa ini bermula pada Jumat (7/5/2021), ketika
umat Islam memadati kompleks Masjid Al-Aqsa, saat
menyambut malam Lailatul Qadar di akhir Ramadhan.
Aksi kekerasan sudah meningkat di Yerusalem dan Tepi
Barat sejak seminggu sebelumnya. Lebih dari 220 orang
terluka, kebanyakan warga Palestina.
Saat Masjid Al-Aqsa menggelar shalat Tarawih pada
Sabtu (8/5/2021) malam, ibadah berlangsung damai
Dunia Internasional Suarakan Protes Pasca
Serangan Israel ke Mesjid Al Aqsa
tetapi ada kerusuhan di
tempat lain di Yerusalem
timur. Sekitar 121 warga
Palestina terluka malam
itu, banyak yang terkena
peluru karet dan granat
kejut. Sementara polisi
Israel mengatakan, 17
anggotanya terluka.
Amerika Serikat (AS),
Rusia, Uni Eropa, dan
PBB mengungkapkan
keprihatinan mendalam
atas insiden tersebut.
Wakil Ketua DPR RI Abdul
Muhaimin Iskandar
menyatakan, tindakan
brutal semacam itu
sudah sering kali
terjadi. Berbagai upaya
pun telah dilakukan untuk mendamaikan kedua belah
pihak, namun hingga kini tak kunjung damai.
“Berbagai upaya terus kita lakukan, protes keras, marah,
rekomendasi-rekomendasi dan berbagai cara sudah
ditempuh agar Israel menghentikan kekerasan atas
Palestina. Tidak ada jalan keluar sampai hari ini, tidak ada
langkah konkret dari semua negara atas kekerasan dan
tindakan brutal ini,”ungkap Gus AMI, sapaan akrabnya
dalam keterangan persnya, Minggu (9/5/2021).
Politisi PKB itu menaruh harapan besar kepada seluruh
pemimpin negara-negara di dunia untuk duduk
bersama, ia mengatakan mereka perlu memediasi Israel
dan Palestina secara terbuka untuk mencari solusi dalam
menyelesaikan konflik berkepanjangan.
“Apa solusinya? Pemerintah dan negara-negara harus
duduk bersama dan mengajak bicara Israel dan Palestina
secara terbuka. Pengakuan terhadap Palestina, kondisi
Israel yang masih terus tidak pernah menghentikan
kekerasan menjadi materi utama penuntasan masalah.
Duduk, bicara, dan cari solusi,”ungkapnya.
Melihat kondisi ini, Gus AMI mendesak Pemerintah
Indonesia untuk turun tangan sekaligus menggalang
dukungan guna menentang tindak kekerasan Israel di
Palestina. Indonesia bersama negara lain juga harus
memimpin mediasi Israel-Palestina agar konflik segera
berakhir.
Seorang pria Palestina berdoa ketika polisi Israel berkumpul
selama bentrokan di kompleks yang menampung Masjid
Al-Aqsa di wilayah yang diklaim oleh pemukim Yahudi di
lingkungan Sheikh Jarrah, di Kota Tua Yerusalem, Jumat
(7/5/2021). Foto: REUTERS/Ammar Awad
28 05/Mei/VII/2021
I N T E R N A S I O N A L
29. Kendati vaksinasi Covid-19 masih dilakukan
secara bertahap, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menyatakan bahwa tahun kedua pandemi
Covid-19 lebih mematikan dari sebelumnya.
Hal itu diungkap Direktur Jenderal WHO, Tedros
Adhanom Ghebreyesus.
“Kita melihat kalau tahun kedua pandemi ini
jauh lebih mematikan dari tahun pertama,”
kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom
Ghebreyesus, dikutip dari AFP, Jumat (14/5/2021).
Melalui pernyataan ini, Ghebreyesus mendorong
negara-negara kaya untuk mendonasikan vaksin
Covid-19 ketimbang memvaksinasi kelompok
anak dan remaja. Ia berharap negara-negara kaya
mempertimbangkan mendonasikan vaksin untuk
program pembagian vaksin global, Covax.
“Saya mengerti alasan beberapa negara ingin
memvaksinasi anak-anak dan para remaja,
tapi saat ini saya mendorong mereka untuk
mempertimbangkan
kembali dan
mendonasikan vaksinnya
untuk Covax,”katanya.
Seperti dilansir Reuters,
Ghebreyesus mengatakan
pandemi semakin parah
di tahun kedua sejalan
dengan kondisi di India,
negara yang menjadi
kekhawatiran besar WHO.
Perdana Menteri
India, Narendra Modi,
menyatakan bahwa
negaranya memang
sedang dalam masa gawat
Covid-19. Menurutnya,
tingkat penularan paling
parah terjadi di desa.
Pada Jumat (14/5/2021), tercatat secara total
melebihi 24 juta orang di India terkonfirmasi
positif Covid-19. Jumat ini juga merupakan hari
ketiga korban meninggal akibat Covid-19 di India
mencapai lebih dari 4.000 orang.
Sementara itu, meski sudah tuntas vaksinasi, WHO
mengingatkan bahwa orang di tempat dengan
jumlah penularan Covid-19 yang tinggi harus tetap
memakai masker.
“Vaksin memang menyelamatkan nyawa. Namun,
jika (vaksin) hanya bekerja sendiri, tidak cukup,”
demikian pernyataan WHO melalui surat elektronik
kepada AFP, Jumat (14/5/2021).
AFP meminta pernyataan WHO setelah Amerika
Serikat mengizinkan warganya yang sudah
tuntas divaksin untuk tak memakai masker ketika
berkegiatan di dalam ruangan. Namun, WHO tidak
mengomentari keputusan AS tersebut dalam
balasan surelnya kepada AFP.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
AS (CDC) mengambil keputusan ini setelah data
menunjukkan efektivitas tinggi vaksin yang
digunakan di AS. Berdasarkan riset itu, sangat
langka orang terkena Covid-19 setelah divaksin.
WHO Sebut Tahun Kedua Pandemi
Covid-19 Lebih Mematikan
Seorang petugas kesehatan yang mengenakan
alat pelindung diri (APD) berjalan melewati tiang
pemakaman mereka yang meninggal akibat penyakit
virus corona (COVID-19) selama kremasi massal di
krematorium di New Delhi, India, Senin (26/4/2021). Foto:
REUTERS/Adnan Abidi
29
05/Mei/VII/2021
30. BRAFOPMK – Pemerintah melarang masyarakat melakukan
mudik lebaran mulai tanggal 6 hingga 17 Mei 2021.
Penerapan larangan tersebut, merupakan upaya pemerintah
dalam mengendalikan penularan Covid-19, yang ditekankan
langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
“Itu yang menjadi tujuan dari pelarangan ini. Karena bisa
dipastikan setiap libur panjang ada pergerakan orang
besar-besaran dan dibarengi aktivitas kerumunan. Selalu
diikuti dengan naiknya angka kasus Covid-19,”Ucap Muhadjir
dalam kegiatan Ngobrol Santai bersama Badan Perlindungan
Konsumen Nasional (BPKN), dalam rangka Hari Konsumen
Nasional (Harkonas), Selasa (20/4?2021).
Muhadjir memaparkan, keputusan larangan mudik
dikeluarkan karena pemerintah tidak menginginkan
Lebaran 2021 menjadi pemicu utama naiknya kasus
Covid-19. Namun, meski mudik telah dilarang, didrinya
tidak memungkiri kemungkinan kenaikan kasus Covid-19.
Pasalnya, masih banyak masyarakat yang tidak patuh
terhadap larangan mudik.
“Tentu saja kita tidak ingin hari raya lebaran menjadi
pemicu utama dari naiknya kasus. Bahwa kemungkinan
akan ada kenaikan itu biasanya tak terhindarkan. Karena
bagaimanapun tingkat ketidakpatuhan untuk mematuhi
larangan mudik itu tidak 100 persen,”imbuhnya.
Muhadjir menerangkan berdasarkan data yang ada,
sedikitnya ada 73 hingga 80 juta masyarakat yang melakukan
Soal Larangan Mudik Lebaran, Ini Kata Menko PMK
mudik. Sedangkan data tahun lalu menunjukkan, masih
terdapat 13 persen dari total masyarakat pemudik yang
tidak patuh dan tetap melakukan mudik lebaran.
“Seandainya dilepas tidak ada larangan, akan ada sekitar
73 juta orang yang bermudik. Bila dilakukan pelarangan
potensinya masih 13 persen. Jadi sekitar hampir 10 jutaan.
Angka ini masih cukup heboh, semrawut. Dua kali lipat
penduduk Singapura, karena itu sekarang memang
pemerintah berupaya keras bagaimana memperkecil lagi
jumlah yang tidak mematuhi larangan tidak mudik itu,”
terangnya.
Sementara itu, Menko PMK menerangkan pelarangan mudik
lebaran menjadi perhatian pemerintah karena potensi
tak terkendali sangat besar. Apalagi dalam proses Tracing,
Testing, Treatment (3T) jika mudik tidak dilarang akan sangat
sulit dilakukan.
“Bayangkan kalau kita mau mendisiplinkan (dengan tes)
swab. Memeriksa kesehatan mereka. 73 juta orang dalam
waktu bersamaan, itu tidak mungkin. Yang kita khawatirkan
nanti banyak surat keterangan sehat abal-abal dan itu
tidak akan bisa terkendali. Dan kita khawatirkan akan ada
kerumunan yang tidak terencana,”terangnya. Sehingga,
apabila mudik tidak dilarang, maka angka penularan
Covid-19 akan lepas kendali.“Beberapa daerah mudik juga
akan kelimpahan orang dan pasti akan lengah. Kumpul
tanpa masker tidak tahu siapa yang sehat yang tidak sehat.
Akan lengah dan ditumpang euforia lebaran hari raya itu,”
kata Menko Muhadjir. (*)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Foto: Humas Kemenko PMK
30 05/Mei/VII/2021
K A B A R P M K
31. BRAFOPMK – Pemerintah tengah mempersiapkan
program bimbingan perkawinan calon pengantin (catin)
secara daring. Rencana itu dipaparkan langsung Deputi
Bidang Koordinasi Peningkatan Koordinasi Peningkatan
Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri.
“Upaya menyempurnakan dan melakukan penguatan
program Bimbingan Perkawinan, pemerintah memperluas
informasi seputar perkawinan secara daring melalui Situs
Web Bimbingan Perkawinan,”ujarnya saat membuka
Rapat Koordinasi Teknis Persiapan Peluncuran Situs Web
Bimbingan Perkawinan di Ruang Rapat Lantai 14 Kemenko
PMK Jakarta, Senin (19/4/2021).
Pentingnya web program Bimbingan Perkawinan, lanjut
dia, bagi para calon pengantin pada saat ini adalah dengan
menggunakan media internet akan mempermudah
pelaksanaan program bimbingan perkawinan. Kemudian
siapa saja di seluruh provinsi Indonesia, nantinya
bisa mengakses dan memperoleh informasi seputar
perkawinan.
“Situs web Bimbingan Perkawinan bertujuan memberikan
pelatihan yang komprehensif demi menunjang kelancaran
rencana kerja pemerintah dalam rangka mewujudkan
keluarga sakinah melalui sistem aplikasi serta berbagai
upaya untuk mewujudkan akuntabilitas dan tertib
administrasi dalam penyelenggaraan perkawinan,” tegas
Femmy.
Bimbingan perkawinan ini nantinya dapat diakses melalui
situs www.bimbinganperkawinan.com. Namun sebelum
situs web tersebut diluncurkan, masih terdapat beberapa
hal yang tengah disempurnakan seperti update materi
dan artikel mengenai keluarga dalam situs web yang
belum optimal pelaksanaannya, serta masih sedikitnya
para calon pengantin yang mengikuti program Bimbingan
Perkawinan tersebut.
Terpisah, Kepala Sub Direktorat Bina Keluarga Sakinah
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Adib
Machrus menjelaskan, perlu dilakukan sosialisasi secara
masif kepada para pasangan calon pengantin mengenai
program Bimbingan Perkawinan secara daring.
“Setelah situs web Bimbingan Perkawinan tersebut
diluncurkan, perlu dilakukan komunikasi dan sosialisasi
secara terus-menerus mengenai isi dari program tersebut
kepada para pasangan calon pengantin supaya mereka
benar-benar siap dalam membangun keluarga yang
sakinah, mawadah, dan warohmah,”jelasnya.
Pada rapat tersebut telah ditetapkan tanggal peluncuran
situs web Bimbingan Perkawinan tepatnya tanggal 17 Mei
2021, berbarengan dengan peluncuran Aplikasi Super
Apps Kementerian Agama. Selain itu, dalam mengelola
situs web Bimbingan Perkawinan diperlukan admin dari
masing-masing Bimbingan Masyarakat Agama (Islam,
Kristen, Khatolik, Konghucu, Hindu, dan Buddha) untuk
mengisi konten dan materi terkait membangun sebuah
keluarga. (*)
Manfaatkan Teknologi, Calon Pengantin
Bakal Dibimbing Via Daring
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Koordinasi Peningkatan Kualitas
Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka
Kartika Putri. Foto: Humas Kemenko PMK
Materi Umum Bimbingan Pra Nikah
1. Psikologi keluarga
2. Konsep berkeluarga dari kacamata
agama
3. Kesehatan keluarga dan kesehatan
reproduksi
4. Keterampilan komunikasi.
5. Mengelola konflik
6. Mengelola kebutuhan keuangan
keluarga
7. Persiapan mereka menjadi orangtua.
31
05/Mei/VII/2021
32. BRAFOPMK – Pandemi Covid -19 seakan tidak
berujung, kendati demikian pemerintah Indonesia
telah melakukan berbagai macam upaya, tak hanya
sekedar menangani pandemi agar segera usai,
namun juga mempersiapkan negeri ini dalam
menghadapi masa setelah Covid-19 melanda.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy
memaparkan, pemerintah sejak tahun lalu sudah
mengalokasikan sebagian dari total 20% anggaran
pendidikan untuk penanganan Covid-19.
“Sekarang kita sedang fokus pada sektor kesehatan
dan ekonomi, sedangkan sebagian dari dana
pendidikan kita masukkan ke dalam dana abadi
pendidikan. Mudah-mudahan ke depan dana abadi
pendidikan ini bisa digunakan betul ketika Covid-19
sudah selesai, kita bisa tancap gas untuk membangun
SDM melalui sumber-sumber beasiswa,”ujarnya saat
menjadi narasumber Kajian Ramadan 1442 H yang
digelar virtual oleh Pengurus Wilayah Muhammadiyah
Jawa Timur, Minggu (18/4/2021).
Pemerintah, sambung Muhadjir, juga menyiapkan
prioritas cetak biru ekosistem pengetahuan dan
inovasi di bidang SDM. Antara lain, menyusun rencana
pengembangan SDM di setiap lembaga riset dan
inovasi yang secara sistematis terfasilitasi dengan
sumber pendanaan beasiswa.
“Oleh sebab itu, pemerintah kini tengah berupaya
memperbesar cadangan dana abadi untuk beasiswa
dan juga riset,”jelasnya.
Muhadjir mengungkap,pandemi Covid-19 telah
berdampak signifikan terhadap semua sektor,
tanpa terkecuali pendidikan. Digitalisasi melalui
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) mutlak dilakukan agar
dunia pendidikan dapat menyesuaikan dengan situasi
pandemi maupun perubahan zaman.
“Dengan adanya perkembangan teknologi ini,
guru juga dituntut untuk menyeimbangkan antara
upskill dan reskill. Sekolah itu bukan hanya untuk
pembelajaran, tapi penting untuk terus meningkatkan
dan memperbarui keterampilan,”tegasnya.
Tak hanya itu, dirinya juga mendesak perguruan
tinggi untuk melakukan inovasi dan pengembangan
riset. Salah satu yang paling dibutuhkan saat ini yaitu
mempercepat perkembangan riset inovasi vaksin
dalam negeri yang dapat mendukung percepatan
penanganan Covid-19. (*)
Bangun SDM Berkualitas, Menko PMK
Tebar Beasiswa
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Foto: Humas Kemenko PMK
32 05/Mei/VII/2021
K A B A R P M K
33. Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan,
dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Nyoman Shuida. Foto: Humas
Kemenko PMK
BRAFOPMK – Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)
mengoordinasikan Pembentukan Sekretariat Bersama
(Sekber) Layanan Advokasi Penghayat Kepercayaan dan
Masyarakat Adat melalui konferensi daring belum lama ini.
Sekber akan dibentuk dari perwakilan kementerian dan
lembaga yang memiliki mandat atau dalam pelaksanaan
tugasnya berkaitan dengan penghayat kepercayaan dan
masyarakat adat. Sementara struktur organisasi sekber
terdiri atas dewan pengarah, kepala sekber, sekretaris,
bidang substansi, satuan tugas advokasi dan layanan
pengaduan.
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan
Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK
Nyoman Shuida mengatakan bahwa sekber memiliki
peran sebagai wadah kementerian dan lembaga
untuk membangun sinergi dalam lingkup penghayat
kepercayaan dan masyarakat adat, baik dalam penyelesaian
persoalan maupun dalam hal penyusunan kebijakan yang
berperspektif hak asasi manusia.
“Dengan adanya sekretariat bersama, percepatan
pemenuhan hak konstitusional penghayat kepercayaan
dan masyarakat adat dapat diselenggarakan secara efektif,
komprehensif, dan gotong royong,”tutur Nyoman. Ia
menjelaskan kedepannya sekber akan melakukan rapat
berkala setiap bulan. Untuk itu, setiap kementerian dan
lembaga dalam sekber wajib mengikuti agenda berkala
tersebut dan wajib mengalokasikan anggaran untuk
layanan advokasi penghayat kepercayaan dan masyarakat
adat.
“Melalui rapat ini, Kemenko PMK berupaya mengakomodir
dan menyatukan dua aspek layanan advokasi. Pertama,
pihak yang menerima layanan advokasi pemenuhan
hak sipil, ekonomi, sosial dan budaya yaitu penghayat
pepercayaan dan masyarakat adat,”ujarnya.
Lebih lanjut, sambung Nyoman, yang kedua layanan
advokasi memprioritaskan pada advokasi non litigasi.
Advokasi tersebut menitikberatkan pada perubahan
kebijakan dan pemberdayaan serta advokasi litigasi yang
menjadi alternatif terakhir melalui pemberian terbatas
pada upaya hukum perdata dalam hal pihak tergugat atau
turut tergugat bukan institusi pemerintah/negara setelah
melalui penelaahan dan pemeriksaan mendalam atas
persoalan yang diadukan.
“Rakor kali ini salah satunya bertujuan untuk
mengakomodir peningkatan kualitas hidup, hak sipil,
ekonomi, sosial dan budaya penghayat kepercayaan dan
masyarakat adat, menciptakan skema layanan advokasi
yang berorientasi pada pemberdayaan penghayat
kepercayaan dan masyarakat adat, serta menyediakan
informasi bagi masyarakat mengenai pemenuhan hak sipil,
ekonomi, sosial dan budaya penghayat kepercayaan dan
masyarakat adat,”imbuhnya.
Rakor tersebut dihadiri oleh perwakilan kementerian/
lembaga terkait seperti Kemenkopolhukam, Kemenkum
HAM, Kemendagri, Kemenlu, Kejagung, Kemendikbud,
Kemenag, Kemenkes, Kemen PPA, LIPI, Kemenparekraf,
Kemen LHK, Kemen PUPR, KSP, Setkab, POLRI, BPIP, dan BPS.
Sebagai informasi, di dalam UUD 1945 pasal 18B ayat (2)
disebutkan negara mengakui dan menghormati kesatuan
masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diatur dalam undang-undang.
Selain itu, pasal 28I ayat (3) Konstitusi menyebutkan
identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati
selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Konstitusi juga menjamin keberadaan dan hak penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam pasal 28E ayat (2) secara tegas konstitusi
menyatakan bahwa setiap orang atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan
hati nuraninya. (*)
Kemenko PMK Bentuk Sekber, Penghayat
Kepercayaan Dapat Dampingan Hukum
33
05/Mei/VII/2021
34. BRAFOPMK – Pembayaran insentif dan santunan
kematian bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam
penanganan COVID-19 tahun 2021 terus digeber
pemerintah. Percepatan ini juga termasuk tunggakan
insentif Tahun Anggaran 2020. Plt Kepala Badan
PPSDM Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan, setelah
pengajuan anggaran Kemenkes terhadap Kemenkeu
disetujui serta merujuk hasil review dari BPKP maka
pembayaran insentif telah mulai disalurkan sejak 14
April 2021 lalu.
Hingga Selasa (20/4), tunggakan insentif TA 2021 telah
terbayarkan kepada 30.105 tenaga kesehatan, insentif
TA 2021 5.664 orang dan santunan kematian sebanyak
76 orang, sehingga total tenaga kesehatan yang telah
menerima insentif dan santunan sebanyak 35.845 orang
dengan total anggaran sekitar 246,8 miliar.
Sementara untuk tahun 2021, per 20 April, usulan
insentif yang masuk melalui aplikasi ada 181 faskes
dengan jumlah nakes sebanyak 30.105 dan total insentif
sekitar 186,6 miliar. Kirana mengimbau kepada rumah
sakit untuk segera mengusulkan daftar nakes yang
mendapatkan insentif supaya bisa cepat terbayarkan.
‘’Kami sangat mengharapkan fasyankes yang tahun
2021 ini memberikan pelayanan harap untuk segera
menginput data, untuk pengajuan insentif tenaga
kesehatannya,’’katanya.
2021, pemerintah telah melakukan perubahan
pemberian insentif tenaga kesehatan tangani COVID-19.
Aturan baru seputar pemberian insentif bagi tenaga
kesehatan yang terlibat dalam penanganan COVID-19
tertuang dalam KMK No.HK.01.07/MENKES/4239/2021.
Dalam aturan baru ini, lanjut dia, insentif akan dikirim
langsung ke rekening tenaga kesehatan, hal ini untuk
meminimalisir kekhawatiran adanya potongan ataupun
pungutan. Untuk memastikan insentif sampai kepada
sasaran, Kemenkes juga melakukan random check
kepada tenaga kesehatan penerima insentif.
‘’Untuk 2021 ini insentif diberikan langsung ke rekening
tenaga kesehatan. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi
keterlambatan ataupun penyimpangan serta agar lebih
transparan,’’tuturnya. Fasyankes yang memberikan
pelayanan COVID-19 seperti RS milik pemerintah pusat,
RS lapangan, RS milik Pemda dan RS Swasta, maka
tenaga kesehatan yang ditugaskan untuk memberikan
layanan tersebut berhak mendapatkan insentif.‘’Tenaga
kesehatan yang memiliki risiko keterpaparan yang
berhak menerima insentif, jadi tidak seluruh tenaga
kesehatan di fasyankes tersebut berhak atas insentif
ini tetapi bagi mereka yang terlibat langsung melayani
pasien COVID-19,’’terangnya.
Pembayaran Insentif dan
Santunan Nakes Digeber!
Tenaga Kesehatan. Foto: Net/Istimewa
34 05/Mei/VII/2021
H U M A N I O R A
35. Selain menggunakan anggaran pemerintah pusat,
pembayaran insentif juga turut menggunakan
anggaran Pemerintah Daerah. Sekretaris Jenderal
Kemenkes Oscar Primadi menjelaskan, kombinasi
diantara keduanya merupakan upaya untuk
mempercepat penyaluran insentif kepada tenaga
kesehatan yang tangani COVID-19.‘’Untuk RS milik
Pemda, Puskesmas dan Labkesda merupakan tanggung
jawab daerah agar pembayarannya lebih cepat,’’tandas
Oscar. (*)
Hingga Selasa (20/4), tunggakan insentif TA
2021 telah terbayarkan kepada 30.105 tenaga
kesehatan.
1. Insentif TA 2021 5.664 orang.
2. Santunan kematian sebanyak 76 orang.
3. Total tenaga kesehatan yang telah menerima
insentif dan santunan sebanyak 35.845 orang.
4. Total anggaran sekitar 246,8 miliar.
BRAFOPMK - Kebijakan pemberlakuan pembatasan
kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro dan program
vaksinasi massal telah bisa menurunkan laju penularan
kasus konfirmasi Covid-19 dan tingkat keterisian rumah
sakit di Indonesia. Namun demikian, Menteri Kesehatan
(Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengajak seluruh
masyarakat untuk terus menjaga diri dengan tetap
waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan
dan aturan PPKM mikro.
Hal tersebut disampaikan Budi Gunadi Sadikin di Kantor
Presiden, Jakarta, Senin (19/04/2021). Keterangan
tersebut disampaikan seusai mengikuti rapat terbatas
bersama Presiden Joko Widodo.“Kita sekarang
alhamdulillah PPKM mikro dan program vaksinasi sudah
bisa menurunkan laju penularan kasus konfirmasi,
keterisian rumah sakit, tolong kita jaga diri kita, kita
tetap waspada, kita tetap hati-hati, kita tetap disiplin
menjalankan protokol 3M, kita tetap mematuhi aturan
PPKM mikro yang menurut kami sudah sangat baik
jalannya,”terang dia.
Kalau itu bisa a tetap dijalankan, lanjut dia, insyaallah di
masa Ramadan ini dan Idul Fitri tidak usah mengalami
seperti yang ada di India.“Jadi teman-teman jangan lupa,
tetap hati-hati, tetap waspada, jalankan protokol PPKM
mikro, dan selalu mencuci tangan, memakai masker,
menjaga jarak,”tambahnya
Apa yang terjadi di India, masih kata dia, adalah terjadinya
lonjakan kasus konfirmasi yang sangat tinggi di saat
vaksinasinya sukses dan jumlah kasus menurun drastis.
Menurutnya ada dua penyebab lonjakan kasus tersebut,
yakni mutasi baru virus dan masyarakat yang mulai lengah.
“Penyebabnya ada dua, pertama adalah mutasi baru,
sudah masuk juga di Indonesia walaupun kita masih
sangat sedikit insidennya. Kedua yang paling penting
adalah karena mereka sudah vaksinasinya tinggi, jumlah
konfirmasi kasusnya menurun, mereka lupa, mereka kurang
waspada, mereka mengendurkan protokol kesehatan
memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,”
pungkasnya. (*)
Vaksinasi dan PPKM Mikro Turunkan
Laju Penularan Covid-19
Sejumlah personel Polisi Pamong Praja Provinsi Banten memberi arahan kepada para pedagang yang kedapatan melanggar pembatasan
kegiatan masyarakat di kawasan wisata kompleks Kesultanan Banten, di Kasemen, Serang, Banten, Senin (29/3/2021). Foto: ANTARA FOTO/
Asep Fathulrahman
35
05/Mei/VII/2021
36. 36 05/Mei/VII/2021
H U M A N I O R A
BRAFOPMK - Kementerian Sosial (Kemensos) RI tak
main-main dalam merapikan data penerima bantuan.
Teranyar, Mensos RI Tri Rismaharini memutuskan
“menidurkan”sebanyak 21,156 juta data ganda.
Keputusan tersebut dilakukan dengan terlebih dulu
berkoordinasi dengan lembaga terkait, termasuk
penegak hukum.
“Kami telah‘menidurkan’data ganda sebanyak 21, 156
juta. Jadi kami meminta agar daerah segera mengusulan
nama-nama penerima bantuan. Masukan data baru kami
buka karena kan ada yang meninggal, ada yang pindah,
dan sebagainya,”kata Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam
jumpa pers peluncuran“New DTKS”di Kantor Kemensos,
Jakarta (21/04/2021).
Data ganda yang dimaksud, lanjut dia, dalam temuan
Kemensos adalah namanya ganda, atau mendapat
bantuan ganda. Untuk mengatasinya, kata Mensos,
dilakukan dengan cara menghilangkan nama-nama
ganda, sehingga tersisa satu nama.
“Ini untuk Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT),”katanya.
Untuk memastikan akuntabilitasnya tentu saja proses
tersebut melalui mekanisme dan prosedur yang
ditetapkan termasuk dengan menyertakan berita acara.
Mensos memastikan, keputusan tersebut dilakukan
dengan terlebih dulu berkoordinasi dengan lembaga
terkait. Yakni Kepolisian RI, Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), dan Kejaksaan Agung RI.
“Sebelumnya kami sudah melakukan koordinasi dengan
Polri, KPK, BPKP, kejaksaan, dan OJK,”kata Mensos.
Dalam upaya pemutakhiran data dan penguatan
integritas DTKS, Mensos memastikan prosesnya dilakukan
dengan melibatkan stakeholeder terkait.
“Hal ini sebagai bentuk transparansi memastikan
prosesnya berjalan sesuai dengan ketentuan berlaku,”
katanya.
Dalam rapat bulanan, Kemensos melibatkan juga Bank
Indonesia (BI), Bank Himbara, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan sebagainya. Mensos menyerukan kepada
pemerintah daerah untuk aktif melakukan pemutakhiran
data. Termasuk menyerahkan data baru sesuai dengan
siklus pemutakhiran data yang diterapkan Kemensos.
“ Kami mempersilakan daerah untuk menyerahkan data
baru atau perbaikan data pada pekan pertama dan
kedua setiap bulan, adapun pekan ketiga dan keempat
digunakan untuk mematangkan persiapan penyaluran
bantuan dengan berkoordinasi dengan bank,”terangnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kementerian
Sosial mengelola DTKS yang meliputi Pemerlu
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), Penerima
Bantuan dan Pemberdayaan Sosial serta Potensi dan
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). DTKS memuat
40% penduduk dengan status kesejahteraan sosial
terendah. Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik
Indonesia Nomor: 146/HUK/2020 yang ditetapkan pada
bulan Oktober 2020 terdapat sekitar 96 juta individu
atau 27 juta rumah tangga dengan status kesejahteraan
terendah di Indonesia. (*)
Tegas, Mensos Hapus 21,156 Juta Data Ganda
Menteri Sosial Tri Rismaharini (tengah) dalam jumpa pers peluncuran“New DTKS”di Kantor Kemensos, Jakarta (21/4/2021). Foto: Humas Kemensos
37. 37
05/Mei/VII/2021
BRAFOPMK – Gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi
(SPAK) Kementerian Agama (Kemenag) mendapatkan
dukungan penuh, dari Menteri Agama Yaqut Cholil
Qoumas. Gerakan yang dimotori Dharma Wanita
Persatuan (DWP) Kemenag sejak tahun 2015 ini,
menurut Menag, hal ini merupakan wujud peran
strategis para istri ASN untuk mendorong perbaikan di
lingkungan Kementerian Agama melalui pencegahan
korupsi.
“Ini merupakan gerakan strategis untuk mencegah
korupsi sekaligus memiliki dampak besar bagi
keberlangsungan peradaban bangsa Indonesia.
Dukungan terhadap SPAK patut diberikan,”jelas Menteri
Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya pada
Webinar Nasional Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK),
Rabu (21/4/2021).
Gerakan SPAK, dipandang Yaqut sebagai wujud peran
strategis perempuan dalam pencegahan korupsi.
Perempuan berperan penting dalam membentuk,
mendidik, dan menanamkan nilai bagi kehidupan
seorang anak.
“Melalui SPAK, saya sangat berharap perempuan
Kementerian Agama dapat
mendidik dan memberikan
contoh sejak dini kepada
generasi muda terkait perilaku
yang merusak, seperti korupsi.
Apalagi, tindakan koruptif
jelas tidak sejalan dengan nilai
agama,”bebernya.
Menag mendorong agar
gerakan SPAK Kementerian
Agama dapat menyebar secara
masif, dan memberikan dampak
nyata bagi penanaman nilai
anti korupsi di lingkungan
Kementerian Agama.
“Saya minta jajaran DWP
Kementerian Agama untuk
terus menggelorakan gerakan
ini. Karena dengan berada
dalam gerakan ini, DWP telah menjadi bagian dari
proses berkelanjutan pencegahan korupsi di Indonesia,”
tegasnya lagi.
Dukungan para anggota DWP melalui gerakan
SPAK, menurut Menag akan menjadi kekuatan bagi
Kementerian Agama untuk menjadi semakin baik.
Kemenag saat ini telah memiliki 269 agen SPAK yang
tersebar di seluruh Indonesia. Para agen ini sebelumnya
telah mengikuti training of trainer (TOT) dari KPK.
“Hal ini sejalan dengan salah satu semangat baru
Kementerian Agama, yaitu pelayanan publik dan tata
kelola birokrasi yang lebih baik dan bersih,”terangnya.
Sebagai informasi, webinar nasional Saya Perempuan
Anti Korupsi (SPAK) digelar DWP Kemenag RI dalam
rangka Hari Kartini. Webinar ini diikuti oleh 700an
anggota DWP Kemenag se-Indonesia secara luring dan
daring. Turut mengikuti webinar secara luring, Penasihat
DWP Kemenag Eny Yaqut Cholil Qoumas, Penasihat
DWP Kemenag Halimah Zainut Tauhid Sa’adi, Ketua
DWP Kemenag Farikhah Nizar, serta pengurus DWP
Kemenag Pusat. Dalam webinar ini menghadirkan
Keynote Speaker Wakil Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) Lili Pintauli Siregar. Hadir juga sejumlah
narasumber, seperti Direktur SPAK Maria Kresentia dan
Dosen Hukum Pidana Universitas Indonesia Ganjar
Laksmana.
Menag Dorong Gerakan ‘Saya
Perempuan Anti Korupsi’
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Humas Kemenag
38. 38 05/Mei/VII/2021
H U M A N I O R A
BRAFOPMK – Kementerian Pemuda dan Olahraga
(Kemenpora) RI akan mengawal langsung implementasi
grand design keolahragaan nasional. Bahkan, Menpora
RI Zainudin Amali yang bakal turun tangan langsung.
“Saya tentu akan mengawal langsung implementasi
dari grand design keolahragaan nasional ini, karena
ini sudah menjadi komitmen kita,”kata Menpora
Amali dalam rapat koordinasi dan sinkronisasi dengan
stakeholder secara virtual dari Situation Room, Lantai 9,
Kemenpora, Jakarta, Rabu (21/4/2021).
Kegiatan rapat koordinasi tersebut mengambil tema
‘Mewujudkan Talenta Olahraga Menuju Olimpiade 2032
melalui Sentra-Sentra Olahraga Usia Muda’. Menpora
Amali menerangkan, grand design keolahragaan
nasional juga sudah dibahas bersama Presiden Joko
Widodo dalam rapat terbatas kabinet di Istana Negara,
Jakarta pada Maret 2021 lalu.
Grand design yang dilakukan, dengan tujuan
melahirkan juara dunia dari Tanah Air dimasa yang
akan datang. Uji publik juga sudah dilakukan Menpora
Menpora RI Saksikan Langsung Implementasi
Grand Design Olahraga Nasional
Amali dengan beberapa pakar, akademisi, serta
stakeholder olahraga Indonesia. Selain itu, grand
design keolahragaan nasional ini juga bertujuan agar
adanya prestasi berjenjang. Harus ada atlet yang dapat
mengikuti prestasi seniornya ke depan.
“Memang benar semua stakeholder harus bersama-
sama berkontribusi dalam pembinaan prestasi.
Masyarakat harus bugar agar mudah dapat
mendapatkan talenta yang nantinya akan didorong
menjadi atlet berprestasi,”terang Menpora Amali.
Menpora mengingatkan kepada jajarannya agar saling
bersinergi. Tak hanya itu, sinergi dengan kementerian/
lembaga juga harus dilaksanakan.
“Apa yang kita tuju dan target pada grand design
keolahragaan nasional diharap segera tampak
wujudnya. Dari sekarang kita harus sudah bergerak
melakukan langkah konkret. Dengan kerja sama, maka
hasil akan bisa terlihat. Ini juga akan jadi pedoman kita
kedepannya,”pungkasnya. (*)
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali. Foto: Humas Kemenpora
39. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Bintang Darmawati. Foto: Dok. Kemen PPPA
BRAFOPMK –Harus diakui, pada era ekonomi digital
akses terhadap teknologi informasi menjadi kunci
untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam
sektor kewirausahaan. Fenomena itu diamini Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
I Gusti Bintang Darmawati. Menurut dia, hal ini harus
diawali dengan meningkatkan akses terhadap teknologi
informasi.
“Karena berdasarkan BPS tahun 2019 persentase
pengguna internet perempuan masih lebih rendah
yaitu 46,87% dibandingkan dengan laki-laki sebesar
53, 13%,”terangnya dalam Webinar Women in Digital
Entrepreneurship yang berlangsung virtual dari Jakarta,
Rabu (21/04/2021).
Pemerintah telah memprioritaskan, isu pemberdayaan
perempuan yang ditegaskan pula oleh Presiden RI
dalam amanatnya kepada Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak untuk menjalankan
lima isu prioritas untuk diselesaikan dalam lima tahun
kedepan.
“Di mana salah satunya adalah pemberdayaan
perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif
gender perempuan. Ini bukanlah didasari dari sekedar
asumsi belaka data perkembangan usaha mikro kecil
menengah dan besar di Indonesia tahun 2014-2018 dari
seluruh jenis usaha yang ada di Indonesia 99,99% nya
merupakan usaha mikro kecil menengah,”ucapnya.
Menteri Bintang menerangkan, tingginya angka
populasi perempuan akan menambah Produk Domestik
Bruto secara signifikan. Berdasarkan data Bank Indonesia
(BI) sejak Juni 2020 penjualan e-commerce di Indonesia
meningkat 18% pada masa pendemi, angka tersebut
mengutip hasil penelitian dari McKinsey tahun 2018.
“Dengan syarat jika ada peningkatan pada partisipasi
perempuan dalam ekonomi dalam bayangkan, bahwa
potensi kewirausahaan perempuan yang luar biasa
diimbangi dengan kemampuan penggunaan teknologi
digital,”jelasnya.
Selanjutnya Menteri PPPA menuturkan, pencapaian
isu prioritas pemberdayaan perempuan dalam
kewirausahaan dapat tercapai apabila perempuan
memiliki resiliensi terhadap perubahan zaman yang
begitu cepat.
“Kita juga harus berdamai dengan kenyataan bahwa
kehidupan di masa depan akan berbeda dengan
kehidupan kita dimasa lalu maka memberikan
pemahaman dan kemampuan bagi para perempuan
pelaku usaha mengenai penggunaan teknologi terkini
adalah hal yang krusial,” tandasnya. (*)
Era Ekonomi Digital,
Menteri Bintang : Perkuat Peran Perempuan
39
05/Mei/VII/2021
40. BRAFOPMK – Upaya advokasi dan sosialisasi
pencegahan perkawinan anak bersama stakeholders
terkait terus dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
Mengingat perkawinan anak merupakan salah satu
bentuk pelanggaran hak anak. Salah satunya dengan
menyelenggarakan diskusi interaktif‘Pencegahan
Perkawinan Anak dalam Pandangan Lintas Agama’yang
dilakukan secara virtual.
Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA,
Agustina Erni menuturkan, perkawinan anak termasuk
pelanggaran terhadap hak dasar yang tercantum dalam
Konvensi Hak Anak (KHA). Terutama anak perempuan,
anak perempuan merupakan kelompok anak yang lebih
rentan terhadap perkawinan anak.
“Presiden telah memberikan arahan kepada Kemen
PPPA untuk menangani permasalahan perkawinan anak
yang dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Secara tegas RPJMN menargetkan penurunan angka
perkawinan anak dari 11,21% pada tahun 2018 menjadi
8,74% pada akhir tahun 2024. Perkawinan anak pun
menjadi Prioritas Nasional yang dimandatkan kepada
kami,”Ujar Erni.
Erni mengatakan salah satu faktor terjadinya
perkawinan anak yaitu dari sisi agama. Menurut dia,
agama masih sering dijadikan legitimimasi atau alat
pembenaran atas praktik perkawinan anak.
“Dalihnya menghindari perzinahan, faktor ekonomi si
anak, perjodohan, dan kehamilan yang tidak diinginkan,”
jelasnya.,
Hal ini, sambung Erni, melatarbelakangi pentingnya
keterlibatan para pemuka agama yang ada Indonesia
untuk berperan aktif bersama dengan umatnya.
“Kami apresiasi dan berterima kasih kepada para
narasumber dari enam lintas agama yang nantinya
bersama anggotanya dari seluruh Indonesia
dapat menjadi agen pelopor dan penggerak yang
membantu pemerintah dalam upaya penyelamatan
anak dari praktik perkawinan anak,”tegasya. Hasil
dialog ini, Erni yakin, ada perspektif baru yang lebih
progresif dan berpihak dalam perlindungan anak
Tokoh Agama Berperan Penting
Cegah Perkawinan Anak
Ilustrasi perkawinan. Foto: Net/Istimewa
40 05/Mei/VII/2021
H U M A N I O R A
41. khususnya menurunkan angka perkawinan anak, demi
mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing
ke depan.
Sementara itu, Ketua Bidang Perempuan Remaja
dan Keluarga MUI, Prof. Amany Lubis memaparkan
gambaran umum tentang pernikahan usia anak di
Indonesia dengan segala dampaknya merupakan
tantangan dan PR bersama bagi pemerintah dan
masyarakat, tidak terkecuali para ulama, baik laki-laki
maupun perempuan, yang menjadi rujukan umat
dalam berbagai permasalahan.
“Ulama sangat perlu berperan dalam ikhtiar
pendewasaan usia perkawinan melalui pendidikan dan
dakwah kepada masyarakat, khususnya orang tua dan
anak-anak yang rentan menjadi korban perkawinan
usia anak lantaran berbagai sebab. Sebagai penerus
para nabi, dalam melakukan pendidikan dan dakwah
para ulama -laki-laki dan perempuan- perlu mengenali
penyebab dan akar masalah dari masalah perkawinan
usia anak ini, sehingga solusi pencegahan dilakukan
sesuai dengan masalahnya,”paparnya..
Selanjutnya lembaga agama katholik, Sekretaris
Eksekutif Komisi Keluarga KWI, RD Yoh Aristanto HS
menuturkan setiap agama atau lembaga agama
mempunyai cara pandang yang berbeda mengenai
perkawinan dan batas usia untuk menikah– namun
mempunyai tujuan yang sama yaitu kebaikan dari
pasangan yang menikah dan keluarga yang dibangun.
“Perlu di bangun sebuah pemahaman bahwa
perkawinan tidak hanya realitas hukum, yang lebih
utama adalah panggilan orang beriman untuk
‘membentuk ikatan perjanjian perkawinan’yang satu
dan selamanya, hukum memberikan validitas dan tata
tertib hidup gereja secara minimal, dan kebaikan hidup
suami isteri itu merupakan tujuan final perkawinan,
karena kebaikan suami-isteri itu adalah dasar kebaikan
hidup menggereja dan bermasyarakat,”Pungkasnya. (*)
Berikut Provinsi di Indonesia yang
memiliki angka perempuan berstatus
kawin di bawah 18 tahun dari
menengah ke rendah yaitu :
z
z Jawa Tengah 10.2 persen,
z
z Bali 10.2 persen,
z
z Maluku 9.5 persen.
z
z Nusa Tenggara Timur 8.5
persen,
z
z Riau 8.3 persen,
z
z Aceh 6.6 persen,
z
z Sumatera Utara 6.5 persen,
z
z Banten 6.0 persen,
z
z Sumatera Barat 6.0 persen,
z
z Kepulauan Riau 3.8 persen,
z
z DKI Jakarta 3.1 persen,
z
z Daerah Istimewa Yogyakarta
3.1 persen.
Dengan demikian, tingkat
perempuan berstatus kawin
di bawah usia 18 di Indonesia
adalah 10.82 persen.
Angka Rata-Rata
Nasional
Agustina Erni, Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA.
Foto: Twitter KemenPPPA
41
05/Mei/VII/2021
42. 42 05/Mei/VII/2021
S E N AYA N
BRAFOPMK - Pertemuan para kepala negara dalam
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN diharapkan
dapat memulihkan demokrasi di Myanmar dan
menghentikan kekerasan serta menciptakan
perdamaian. Demikian disampaikan Anggota Komisi I
DPR RI Sukamta, Sabtu (24/4/2021).
“Ini forum yang sangat strategis. Saya lihat para
pemimpin negara ASEAN sudah kompak melihat
krisis Myanmar yang sudah di luar batas ini,”katanya.
Pasalnya, pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
di negara itu tergolong berat dengan korban
melebihi 700 jiwa. Maka, ASEAN semestinya juga ikut
bertanggungjawab untuk menghentikan kekerasan
dan adanya konflik etnis di Myanmar ini. Kendati
demikian, situasi semacam ini juga rawan intervensi
dari negara-negara besar yang menyebabkan kawasan
ASEAN tidak kondusif.
“Kalau situasi itu tidak tertangani, bisa terjadi perang
saudara,”ujar Sukamta.
Ia mendesak agar ASEAN memberikan waktu kepada
rezim kudeta di Myanmar tersebut dalam rangka
menjalankan hasil dari keputusan KTT ini . Untuk itu,
pelanggaran ham dan kekerasan yang terjadi di rezim
Myanmar harus dihentikan.
“Semoga ASEAN mampu memberikan solusi bagi
Myanmar,”harap legislator dari dapil Daerah Istimewa
Yogyakarta ini.
Sementara itu, Indonesia juga turut melakukan
upaya untuk menyelesaikan krisis di Myanmar ini.
Dilansir dari Reuters, Indonesia telah memimpin
ASEAN dalam upaya ini. Menteri Luar Negeri (Menlu)
Indonesia Retno Marsudi berdiskusi secara ilangsung
dan intensif di Ibu Kota Thailand dengan militer
Myanmar dan perwakilan dari pemerintah terpilih
yang digulingkan (Wunna Maung Lwin) pada Rabu
(24/2).
Dalam jumpa persnya di Bangkok Menlu
menyampaikan bahwa prioritas nomor satu ialah
kesejahteraan rakyat Myanmar. Namun demikian,
hal ini menimbulkan kecurigaan di kalangan aktivis
demokrasi Myanmar.
“Kami meminta semua orang untuk menahan diri
dan tidak melakukan kekerasan demi menghindari
korban dan pertumpahan darah. Kita butuh
kondisi yang kondusif berupa dialog, rekonsiliasi,
pembangunan kepercayaan. Indonesia akan
membersamai rakyat Myanmar”ucapnya usai
berdiskusi dengan menteri Myanmar dan mitranya
dari Thailand, Don Pramudwinai.
DPR Harap ASEAN Mampu Berikan
Solusi Pada Myanmar
Presiden Joko Widodo dan para pemimpin hingga perwakilan negara-negara ASEAN tengah mengikuti jalannya ASEAN Leaders’Meeting
(ALM) yang digelar di gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu, (24/4/2021). Foto: BPMI Setpres
43. Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto. Foto: DPR RI
43
05/Mei/VII/2021
BRAFOPMK – Pada kuartal II-2021 pergerakan
ekonomi menuju arah perbaikan, terlihat dari
sejumlah indikator. Meski resiko ketidakpastian
global masih mengintai. Kebijakan pemerintah
dalam mengendalikan pandemi Covid-19
diharapkan dapat mempercepat pemulihan
ekonomi dan memperkuat upaya reformasi.
“Tingkat konsumsi masyarakat terus membaik
pada Maret 2021. Tentu hal ini perlu diikuti dengan
percepatan program vaksinasi, dan protokol
kesehatan harus terus dipertahankkan karena
berimplikasi terhadap peningkatan perekonomian,”
kata Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto, Jumat
(23/4/2021).
Berdasarkan perkembangan leading indicator
triwulan I Maret 2021, arah perbaikan terus
menguat, di antaranya tampak terlihat dari indeks
penjualan ritel ataupun indeks keyakinan konsumen
di mana menunjukkan tren positif. Begitu pula
siklus ekspor-impor. Demi mendorong ekonomi,
upaya-upaya yang memperkuat daya beli perlu
dikerahkan, seperti pemberikan THR, atau subsidi
ongkos kirim sebesar Rp.500 miliar untuk Harbolnas
maupun terus mendorong reformasi untuk
peningkatan investasi.
“Saya optimis ekonomi pada 2021 bisa rebound,
kuncinya yaitu bagaimana meningkatkan daya
beli masyarakat, dan juga peningkatan kolaborasi
pemerintah daerah dalam percepatan pemulihan
ekonomi nasional,”ujar Dito.
Ia juga menekankan pentingnya percepatan
vaksinasi dalam rangka mencapai herd immunity.
Selain itu optimalisasi APBN 2021 melalui belanja
pemerintah pusat dan transfer ke daerah harus
dilakukan. Dalam hal ini, kebijakan fiskal, moneter
dan sektor jasa keuangan yang berkelanjutan sangat
penting. Karena kolaborasi ini sepertinya sangat
memberikan dampak terhadap peringkat RI pada
BBB+/Outlook Stabil (investment grade) pada 22
April 2021.
“Demi memastikan stabilitas makro ekonomi dan
sistem keuangan. Saya meminta pemerintah dan
Bank Indonesia, serta otoritas yang lain menjaga
tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel
sehingga prospek pemulihan ekonomi dapat terus
terjaga,”kata Dito.
(*)
Perlahan Tapi Pasti, Ekonomi Mulai Bangkit
44. 44 05/Mei/VII/2021
O P I N I
Bangsa ini sedang menghadapi problem ekonomi yang penuh tantangan akibat
pandemi Covid-19. Resesi menerjang banyak dunia. Tugas besar kita, bagaimana
ekonomi segera bangkit di samping menjaga kesehatan masyarakat.
Meski demikian, banyak pihak meramalkan Indonesia membaik, tetapi tentu belum
dapat pulih sepenuhnya. Mengingat pertumbuhan dalam tiga kuartal pada 2020
mengalami kontraksi. Itu disebabkan permintaan menurun karena produksi barang
dan jasa melambat. Tentu kita berharap program vaksinasi dapat berjalan dengan
lancar sehingga mendorong perekonomian segera kembali normal.
Gara-gara Covid-19 sektor riil terguncang sehingga mempengaruhi iklim pasar yang
menghantam permintaan dan penawaran. Secara makro hal tersebut tak terlepas
dari langkah penanggulangan pandemi dalam bentuk physical distancing maupun
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Surico dan Galeotti (2020) dari London Bussiness School, mengatakan rupa-rupa
pembatasan sosial atau karantina wilayah menyebabkan terjadinya penurunan
suplai agregat. Dengan begitu kurvanya bergeser ke arah kiri dari AS0 ke AS1 yang
membuat produksi menurun dari Q ke Q’. Berikut gambaran kurvanya:
Sumber: London Business School (2020)
Dalam kondisi masyarakat berdiam diri di rumah dalam menjalankan work from
home misalnya, maka mereka cenderung hanya membeli barang pokok. Inilah
salah satu faktor penyebab agregat permintaan mengalami penurunan. Tampak
dari bergesernya kurva AD0 ke AD1 dan produksi turun dari Q’ke Q”.
Dalam logika permintaan dan penawaran, apabila permintaan turun pastinya akan
membuat produksi juga mengalami penurunan (AS1 ke AS2 dan dari Q”menjadi
Q”’) sehingga kurva AD1 bergeser ke AD2 dan produksi berkurang kembali ke Q””.
Membangkitkan Ekonomi
di Tengah Pandemi
Oleh: Assoc. Prof. Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc, CFP
Assoc. Prof. Dr. Murniati
Mukhlisin, M.Acc, CFP
adalah Rektor, Institut
Agama Islam Tazkia.
45. 45
05/Mei/VII/2021
Sumber: London Business School (2020)
Oleh karena itu, ketika permintaan, penawaran dan
pasokan barang (supply chain) terguncang akan
mengarah kepada krisis multidimensi yang tentu
memukul seluruh lapisan masyarakat. Lalu dampaknya
menjalar ke sektor keuangan. Misalnya investee
mengalami kesulitan pembayaran pada investornya.
Barangkali di sinilah perlunya mendorong penguatan
produk keuangan syariah di mana kerjasama antara
investee dan investor cenderung lebih fleksibel sebab
berbasiskan sistem bagi hasil. Sejauh mana kira-kira
sistem ini dapat berdaya guna dalam menghadapi
resesi kali ini.
Sesungguhnya pemerintah sudah mulai mengerakkan
keuangan syariah, seperti adanya kehadiran Komite
Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang
dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo dengan
harapan dapat membawa Indonesia menjadi kiblat
ekonomi dan keuangan syariah di dunia pada 2024
mendatang.
Tidak cukup sampai di situ, kita juga tahu bahwa telah
dilakukan merger BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank
Syariah Mandiri menjadi Bank Syariah Indoneia. Agaknya
kita perlu mempertimbangkan sistem syariah demi
memecahkan permasalahan bangsa yang kita hadapi
saat ini.
Solusi Sistem Syariah
Setidaknya beberapa langkah yang dapat dilakukan
dalam menghadapi tantangan bangsa ini. Pertama,
pemerintah perlu mengoptimalkan pemberian Bantuan
Langsung Tunai (BLT) atau dalam bentuk transfer tunai.
Upaya ini penting agar masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan pokoknya, terlebih di masa pandemi ini
terjadi lonjakan pengangguran yang cukup signifikan.
Kedua, perlunya gerakan solidaritas nasional. Hal ini
dekat dengan prinsip gotong royong sebagaimana
yang dikenal bangsa ini. Dalam kondisi krisis, saling
tolong menolong (berta’awun) dan saling melindungi
(bertakaful) harus dibangkitkan, dan tidak hanya
mengandalkan negara.
Bentuk dari gerakan tersebut dapat beragam, seperti
memanfaatkan masjid sebagai pusat baitul maal
dan melakukan pendataan sebagai Unit Pengumpul
Zakat (UPZ) yang dikeloka organisasi pengelola zakat,
termasuk mendorong semangat wakaf. Soal wakaf
diketahui sudah digencarkan Gerakan Nasional Wakaf
Uang yang diluncurkan Presiden Jokowi pada 25 Januari
2021 lalu. Ini juga barangkali dapat diintegrasikan
dengan kebijakan fiskal yang dijalankan pemerintah.
Gerakan zakat massal harus didorong. Jika merujuk
nisab zakat profesi berdasarkan standar BAZNAS,
hitungannya Rp.10 ribu atau Rp.8 ribu x 524 kg beras.
Maka kampanye soal infak, sedekah dan wakaf perlu
dikampanyekan secara intensif. Dana yang terkumpul
dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan, salah
satunya memperkuat UMKM.
Di Maroko, dikenal dengan program al sunduq al
tadhamun alijtimai al wathani atau National Solidarty
Fund yang diluncurkan Raja Muhammad VI. Ia
memberikan tauladan dengan mendonasikan hartanya
dalam jumlah besar demi kebutuhan rakyat. Agaknya
gerakan semacam itu dapat dilakukan para pejabat di
sini, mulai dari walikota, gubernur hingga menteri untuk
Gerakan zakat massal harus
didorong. Jika merujuk nisab
zakat profesi berdasarkan standar
BAZNAS, hitungannya Rp.10 ribu
atau Rp.8 ribu x 524 kg beras.
46. 46 05/Mei/VII/2021
O P I N I
Pekerja menjemur kain pantai usai proses pewarnaan di kawasan industri rumahan kain Desa Krajan, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah,
Selasa (12/1/2021). Foto: ANTARAFOTO/Maulana Surya
mengajak solidaritas bersama membantu antar sesama.
Pelaksanaan wakaf uang dengan skema waqf linked
sukuk perlu ditingkatkan. Begitu juga dengan wakaf
uang temporer. Untuk merealisasikannya, Badan Wakaf
Indonesia (BWI) mesti bekerjasama dengan lembaga
keuangan syariah. Kita juga jangan mengabaikan sektor
pertanian karena sangat sangat vital sebagaimana
dijelaskan Imam Asy-Syaibani dalam Kitab Al-Kasb.
Selain itu, perlu dilakukan harmonisasi pajak dan zakat
seperti yang dilakukan di banyak negara muslim. Di
Indonesia, zakat diatur dalam UU No.23/2011 tentang
Pengelolaan Zakat. Di sini zakat didefinisikan sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak (PKP) apabila
dibayarkan ke lembaga resmi. Tujuan pengurangan
tersebut agar pembayar pajak tak terbebani ganda.
Zakat memang dipandang sebagai pengurang pajak
bruto (tax deductible). Pola ini juga dikenal di Yordania,
Sudan, Pakistan, Arab Saudi, Kuwait, Mesir bahkan
Malaysia. Sementara apabila negara kita hendak
mengadobsi kebijakan sejenis, maka Kemenkeu dan
Kemensos harus diberikan otoritas mengatur pajak
demi upaya mengentakkan masalah sosial, sebut saja
kemiskinan serta Kemenag juga dapat membantu
mengatur distribusinya.
Pemerintah juga penting memperhatikan bantuan
modal usaha khususnya bagi UMKM demi mengurangi
dampak krisis. Sejauh ini program yang ada sudah
sangat membantu, seperti relaksasi perbankan,
restrukturisasi atau penangguhan kredit dan sejenisnya.
Di samping itu, dalam sistem syariah dikenal dengan
pinjaman Qardhul Hasan. Ini rasanya sangat bermanfaat
guna mempercepat pemulihan ekonomi, di mana
dalam bentuk pinjaman yang tidak memetik manfaat
apapun dengan tetap mewajibkan pengembalian.
Upaya itu dapat ditempuh lewat lembaga keuangan
mikro syariah atau pinjaman langsung tanpa margin
yang sumber pembiayaannya bisa diperoleh dari
masyarakat, pihak swasta atau BUMN/BUMD.
Ditambah lagi, sepertinya demi memperlancar likuiditas
pelaku pasar sangat dibutuhkan pengembangan
finansial teknologi syariah seiring dengan peningkatan
pada social finance (ZISWAF). Langkah ini sebetulnya
dapat dipandang sebagai bagian dari pembangunan
marketplace yang menghimpun pasar tradisional dan
UMKM yang diperkirakan jumlah mencapai 60 juta
sehingga permintaan dan penawaran terdorong.
48. 48 05/Mei/VII/2021
kemenkopmkri
@kemenkopmk @kemenko_pmk kemenkopmk
www.kemenkopmk.go.id
BRAFOPMK
Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Republik Indonesia
1 Syawal 1442 H
Mengucapkan
Idulfitri
Selamat Hari Raya
Minal‘AidinwalFaizin
MohonMaafLahirdanBatin