Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kompetensi guru dalam menangani masalah pembelajaran PAI, termasuk mendekati masalah dengan pendekatan pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial."
1. Dismapaikan pada
Workshop
Peningkatan Kompetensi Guru PAI
Hotel Ayong Kuningan, Sabtu 2 Feb 2013
Dr. M. Tata Taufik M.Ag
Website: www.mtatataufik.com
2. Latar Belakang
Bahwa dalam suatu kegiatan mesti ada masalah yang
dihadapi, tergantung rendah tingginya masalah tersebut.
Bahwa problem akan muncul (bisa ditemukan) jika
ditelaah secara mendalam.
Bahwa problem dianggap problem jika menghalangi
ketercapaian tujuan.
Problem bagi seseorang belum tentu problem bagi orang
lain, pemaknaannya variatif sesuai kompetensi guru.
Perlu ada kajian yang mendalam untuk melihat sisi
problem pembelajaran PAI di sekolah umum.
3. Problem Solving
problem secara bahasa berarti:
1. difficulty: a difficult situation, matter, or person
2. puzzle to be solved: a question or puzzle that needs
to be solved
hard to deal with: difficult to discipline or deal with
solve
1. deal with a problem successfully: to find a way of
dealing successfully with a problem or difficulty
2. find answer to a puzzle: to find the answer to a
question or puzzle
4. Problem Solving: Mencari jalan keluar atas kesulitan
yang ditemui, bisa juga berati menyelesaikan teka-teki
(pertanyaan yg belum terjawab).
Dalam pendidikan sering dijadikan salah satu metode
dalam pembelajaran; dengan menghimpun
permasalahan yang ada dalam suatu materi
pembelajaran, kemudian diminta kepada siswa untuk
membaca buku atau mencari data berkenaan dengan
masalah tersebut untuk dapat menjawabnya
(menyelesaikannya) dengan tepat .
5. Problem Apa Yang Dihadapi Dalam
Pembelajaran PAI?
Di sini kita mencoba menginventarisir hal –hal yang
dianggap problem dalam pembelajaran PAI.
Kemudian diklasifikasi termasuk pada domain atau ranah
apa problem tersebut. Kognitif afektif atau psikomotorik?
Ajukan juga beberapa pendekatan untuk melihat problem
tersebut sebagai problem atau bukan; misalnya aspek
tujuan, pencapaian kompetensi siswa dan lainnya.
Temukan juga aspek apa yang paling dominan yang
menjadi problem, apakah masalah
materi, metodologi, atau situasi pembelajaran.
6. Materi PAI
Pendidikan Keimanan
Pendidikan Amaliah
Pendidikan Ilmiah
Pendidikan Akhlak
Pendidikan Sosial
7. KOMPETENSI
KOMPETENSI ADALAH SEPERANGKAT
PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN
PERILAKU YANG HARUS
DIMILIKI, DIHAYATI, DIKUASAI, DAN
DILAKSANAKAN OLEH GURU DALAM
MENJALANKAN TUGAS PROFESINYA UNTUK
MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
8. (1) Aspek potensi peserta didik (2) teori belajar
Pemahaman peserta didik, peran- & pembelajaran, strategi, kompetensi & isi, dan meran-
Pedagogik cangan, pelaksanaa, & evaluasi cang pembelj;(3) menata latar & melaksanakan; (4)
asesmen proses dan hasil; dan (5) pengemb akademik
Pembelajaran, pengemb.PD & nonakademik
(1) Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsisten dgn
Kepribadian Mantap & Stabil, Dewasa, norma; (2) mandiri & etos kerja; (3) berpengaruh positif
Arief, Berwibawa, Akhlak Mulia & disegani; (4) norma religius & diteladani; (4) jujur;
Menguasai keilmuan bidang studi; (1) Paham materi, struktur, konsep, metode Keilmuan
Profesional dan langkah kajian kritis pendalam- yang menaungi, menerapkan dlm kehidupan sehari-hari;
dan (2) metode pengembangan ilmu, telaah kritis,
an isi bidang studi kreatif dan inovatif terhadap bidang studi
Sosial Komunikasi & bergaul dgn peserta Menarik, empati, kolaboratif, suka menolong,
menjadi panutan, komunikatif, kooperatif
didik, kolega, dan masyarakat
9. Kompotensi Guru Menjawab
Problem
Ingat bahwa guru mampu menciptakan teori/metode
sendiri (working theory) untuk menyelasikan
masalahnya.
Tidak ada metode terbaik yang ada yang paling tepat
(kondisional)
Mana yang harus diseselaikan dengan pedagogis,
mana yang bisa diseselaikan dengan kepribadian,
profesional dan sosial.
10. Mari Dekati Problem Dengan
Kompetensi Guru
Problem Ranah Pendekatan Penyelesaian
11. Jangan-Jangan Problem Muncul
dari Kita
Ingat dari kacamata komunikasi Islam, lembaga
pendidikan adalah media komunikasi dakwah islam.
Rasulullah memproklamirkan dirinya sebagai mualim
(pengajar).
13. 1.Kasih Sayang Pada Murid
Memberlakukan siswa sebagai anaknya
Niat untuk menyelamatkannya dari api neraka
akhirat, bukan hanya api neraka dunia.
Tujuan mengajar untuk tujuan akhirat, tidak dunia.
Mengajar dengan cinta dan kasih sayang untuk
mencapai tujuan.
14. 2. Mengikuti Sunah rasul
Tidak mengajar untuk pamrih/upah, tapi lillahi taala.
15. 3. Jangan bosan-bosan menasihati
murid
Menasihati agar mencari ilmu itu sesuai jenjangnya,
tidak ingin cepat-cepat mempelajari ilmu yg tinggi
sebelum memulai dari dasar.
Bahwa tujuan mencari ilmu adalah untuk
mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk cari
pangkat, jabatan dan persaingan dunia.
16. 4. Harus memperingatkan murid
Memperingatkan murid yang akhlaknya kurang baik,
dengan cara yang baik dan kasih sayang, tidak bersifat
menekan atau dengan teriakan yang membuat orang
malah melawan.
17. 5. Tidak Boleh Mencerca ilmu lain
Yang mengajar suatu ilmu tidak boleh menjelekkan
ilmu lain.
Harus memperluas cara mengajar
Mengajar satu bidang ilmu dengan bertahap.
18. 6. Mengajar sesuai kemampuan
murid
Mengajar harus sesuai dengan kemampuan akal siswa,
jangan mengajar melebihi kemampuan siswa
Tidak selayknya dalam mengajar menyampaikan
semua yg ia ketahui,
19. 7. Untuk murid yg terbatas
kemampuannya (awam)
Ajarkanlah ilmu yang “nyata” al-jaliy, dan sesuai
baginya. Seperti ilmu tentang ibadah, kebaikan akhlak
dll (yang penting bisa bahagia dunia akhirat)
Tidak usah mengajarkan ilmu yg terlalau mendalam
diluar kemampuannya
20. 8. Seorang Guru Harus
Mengamalkan Ilmunya
Seorang guru harus mengamalkan ilmunya, dan
perbuatannya jangan mendustakan ilmunya.
Jangan melarang sesutu dan anda melakukannya, jika
demikian maka anda sangat tercela.
21. Kita Lihat Rasul SAW Mengajar
Beliau memanfaatkan media sangat kreatif dalam
mengajar.
Retorika yang bagus dalam memancing perhatian
sehingga menarik.
Jika berbicara tentang kejelekan nbeliau selalu berdoa
agar terhindar darinya, bila menyebutkan kebaikan
beliau berdoa agar menyukainya.
Bersandar pada kekuatan “penjelasan” al-bayaan.