SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
LAPORAN KASUS
Seorang Anak Laki-laki 1 tahun 8 bulan dengan
Kejang Demam Kompleks et causa Influenza
Pembimbing:
dr. Siti Ariffatus S., Sp.A, M.Kes
dr. Rahma Anindita., Sp.A
Disusun Oleh:
Shofiyana Meistika (J510215005)
Identitas Pasien
Nama : An. FWBB
Usia Kronologi : 1 Tahun 8 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Paron
Agama : Islam
Tanggal Lahir : 19-03-2020
Masuk Ruang Abim : 18-11-2021
Keluhan Utama
Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar
keluarganya ke
Puskesmas Plaosan
dengan keluhan
kejang.
Dua hari sebelum
kejang pasien
demam 38 derajat
celcius dan pilek.
Kejang Pertama
(18-11-2021 pukul
03.00)
pada pukul 03.00
dini hari pasien tiba-
tiba kejang. Kejang
diawali dengan
lemas kemudian
mata melirik keatas,
bibir berwarna
kebiruan, kejang
general kaku dan
bergetar,dan mulut
tidak berbusa.
Durasi kejang < 1
menit. Setelah itu
muntah (+)
Kejang Kedua (18-
11-2021 pukul
09.30)
Kejang muncul lagi
pukul 09.30 diawali
dengan lemas,
kemudian tangan
dan kaki kaku dan
gemetar, mulut tidak
keluar busa. Ketika
kejang bibir agak
kebiruan. Durasi
kejang ± 3 menit.
Pasien dibawa ke
Puskesmas pasien
 diberi oksigen 
diberi obat melalui
dubur  RS Melati
 RSUD dr
Sayidiman
Magetan.
Di puskemas sepat
BAB cair 1x
Riwayat Penyakit
•Riwayat Kejang : Disangkal
•Riwayat Trauma : Disangkal
•Riwayat ISPA : Disangkal
•Riwayat Alergi : Disangkal
•Riwayat Kuning : Disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
•Riwayat Kejang : Kakak
pasien yang pertama (+)
•Riwayat DM : Disangkal
•Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• ANC : Kontrol rutin ke Bidan
• Penyakit kehamilan : Tidak ada
• Riwayat demam, trauma, DM,
HT, asma, alergi, minum jamu
saat hamil, & obat-obatan selain
resep dari dokter disangkal
Riwayat Kehamilan
• Tempat lahir : Puskesmas
• Cara persalinan : Normal
• Masa gestasi : Cukup bulan
• Keadaan bayi : Baik,
menangis kuat
• Kelainan bawaan (-), gerak aktif
(+), ASI
Riwayat Persalinan
Riwayat Imunisasi
9 bulan
MR
Lahir
HB 0
1 bulan
BCG
2 bulan
DPT1, HB1, Polio1
3 bulan
Dpt 2, HB2, Polio 2
4 bulan
DPT3, HB3, Polio 3
18 bulan
DPT 4, HB4,
Polio 4
Pohon Keluarga
Riwayat Tumbuh Kembang
- BBL : 3100 gram
- Berat badan : 12 kg
- Tinggi badan : 80 cm
- BB/U : 2 SD < z-score < 0 SD(Normal)
- PB/U : z-score < 3 SD (Tinggi)
- BB/TB :0SD < z-score < -2 SD (Gizi Baik)
Riwayat Tumbuh Kembang
Riwayat Tumbuh Kembang
Riwayat Tumbuh Kembang
Riwayat Tumbuh Kembang
Kesimpulan : Jawaban Ya 10  perkembangan anak sesuai tahap perkembangannya
Riwayat Makan
Anak mendapat ASI sejak lahir
sampai sekarang, disertai
makan pendamping ASI yang
berisi sayuran dan lauk yang
bervariasi sejak usia 6 bulan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
• KU : Lemah
• Kesadaran : Composmentis
• Status gizi : gizi baik
Tanda Vital
• HR : 88 x/menit
• RR : 30 x/menit
• T : 36,7 oC
• SpO2: 98%
Pemeriksaan Generalis
Kepala
• Kepala : normocephal.
• Mata : Konjungtiva Anemis (-/-),
Sklera Ikterik (-/-), pupil isokor (-/-)
• Hidung : Sekret (-), epistaksis (-),
Telinga : Sekret (-), bentuk normal
(+)
• Mulut : Sianosis (-), Mukosa mulut
dan bibir kering (-), pembesaran
tonsil (-/-), stomatitis (-)
• Leher: pembesaran KGB
Thorax
• Paru-paru:
• Inspeksi: dada simetris, napas spontan,
retraksi (-)
• Palpasi: fremitus teraba simetris kanan kiri
• Perkusi: sonor (+/+) di seluruh lapang paru
• Auskultasi: SDV (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
• Jantung:
• Inspeksi: ictus cordis kuat angkat, teraba
• Perkusi: tidak terkesan pelebaran batas
jantung
• Auskultasi: BJ I/II normal regular
Pemeriksaan Generalis
Abdomen
• Abdomen
• Inspeksi : distended (-),
Auskultasi: peristaltik (+)
dalam batas normal
• Perkusi : timpani (+)
• Palpasi : Supel, massa
abnormal (-), nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), splenomegali
(-), turgor kulit menurun (-),
nyeri tekan suprapubik (-)
Genitalia :
• Tanda – tanda radang (-), anus tidak ada
benjolan (-)
Ekstremitas:
• Akral dingin (-/-), a. dorsalis pedis teraba
kuat angkat, capillary refill time < 2 detik.
Pemeriksaan Neurologis
Refleks Fisiologis
• +
Refleks Patologis
• -
Rangsang Meningeal
• Kaku kuduk : -
• Brudzinki 1 : -
• Brudzinki 2 : -
• Brudzinki 3 : -
• Brudzinki 4 : -
• Kernig : -
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Darah Lengkap:
- Mikrositik hipokromik
- Leukositosis
Hasil GDS:
- Normal
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Darah Lengkap:
Dalam batas normal
Hasil Elektrolit:
Dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Diffcount :
Shift to the right
POMR (18/11/2021)
Daftar Masalah Assesment Planning
Diagnosis
Planning
Terapi
Planning
Monitoring
S/
Kejang pertama diawali dengan lemas
kemudian mata melirik keatas, mulut
tidak berbusa, bibir kebiruan dan tidak
mengalami kehilangan kesadaran,
durasi kejang < 1 menit, setelah kejang
pasien muntah 1x. Kejang kedua
muncul diawali dengan lemas,
kemudian tangan dan kaki kaku dan
gemetar, serta bibir berwarna biru,
durasi kejang kurang lebih 3 menit.
Saat dibawa ke puskesmas dan
mendapat terapi oksigen, pasien bab
cair sebanyak 1x.
O/
KU: Cukup , CM,
HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 oC
SpO2: 98%
• Pemeriksaan neurologis dalam batas
normal. Pemeriksaan penunjang
terdapat mikrositik hipokromik (+),
leukositosis (+)
• Kejang
demam
kompleks
• Influenza
Pemeriksaan Darah
Lengkap
• Infus D1/4 NS
15 tpm
• Inj paracetamol
120 mg/ 8jam
(10-15
mg/kgbb)
• Cetirizine 1 x
0,25 ml (usia 6-
23 bulan 0,25
ml sehari
sekali, usia 2-5
tahun 0,5 ml
sehari sekali)
• Diazepam
3x3mg (0,3-0,5
mg/kg/BB)
 Klinis
 Tanda tanda
vital
 Obsevasi
kejang
POMR (19/11/2021)
Daftar Masalah Assesment Planning
Diagnosis
Planning
Terapi
Planning
Monitoring
S/
Pasien masih demam (+), pilek (+)
Bebas kejang 1 x 24 jam
diare (-), mual muntah (-)
O/
KU: Cukup , CM,
HR: 92 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 36,8 oC
SpO2: 98%
K/L : dalam batas normal
Thr : dalam batas normal
Abd : dalam batas normal
Eks : dalam batas normal
• Kejang
demam
kompleks
• Influenza
• Infus D1/4 NS
15 tpm
• Inj paracetamol
120 mg/ 8jam
(10-15
mg/kgbb)
• Cetirizine 1 x
0,25 ml (usia 6-
23 bulan 0,25
ml sehari
sekali, usia 2-5
tahun 0,5 ml
sehari sekali)
• Diazepam
3x3mg (0,3-0,5
mg/kg/BB)
 Klinis
 Tanda tanda
vital
 Obsevasi
kejang
POMR (20/11/2021)
Daftar Masalah Assesment Planning
Diagnosis
Planning
Terapi
Planning
Monitoring
S/
Bebas demam 1x24 jam
Bebas kejang 2x24 jam
Pilek (+)
O/
KU: Baik , CM,
HR: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 36,3 oC
SpO2: 98%
K/L : dalam batas normal
Thr : dalam batas normal
Abd : dalam batas normal
Eks : dalam batas normal
• Pemeriksaan penunjang terdapat
leukositosis (+), diffcount shift to the
right (+)
• Kejang
demam
kompleks
• Influenza
• Cetirizine 1 x
0,25 ml (usia 6-
23 bulan 0,25
ml sehari
sekali, usia 2-5
tahun 0,5 ml
sehari sekali)
• Syr
mulitivitamin 1
x 0.6 mL
Tinjauan Pustaka
Kejang Demam
Definisi
Kejang demam merupakan
bangkitan kejang yang terjadi pada
anak yang berumur 6 bulan hingga 5
tahun yang mengalami kenaikan
suhu tubuh (suhu >380C dengan
metode pengukuran apapun) yang
tidak disebabkan oleh proses
intrakranial (IDAI,2016).
Epidemiologi
2,2-5% pada
anak di bawah
usia 5 tahun
62,2%, kemungkinan kejang
demam berulang pada 90 anak
yang mengalami kejang demam
sebelum usia 12 tahun, dan 45%
pada 100 anak yang mengalami
kejang setelah usia 12 tahun. (Sari
Pediatri, 2002).
Klasifikasi
Klasifikasi
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
• Kurang dari 15 menit
• Kejang umum (tonik dan atau
klonik)
• Tidak berulang dalam waktu 24
jam
• Kejang berhenti sendiri
• Lebih dari 15 menit
• Kejang fokal atau parsial satu
sisi atau kejang umum didahului
kejang parsial
• Berulang atau lebih dari 1 kali
dalam waktu 24 jam
Sumber: IDAI, 2016
Faktor Risiko
Faktor
imaturitas
otak
Faktor
Riwayat
Kejang
Demam
Keluarga
Faktor
Demam
Sumber: IDAI, 2009
Patofisiologi
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
• Deskripsi kejang : tipe kejang, frekuensi,
berulang atau tidak
• Suhu sebelum kejang/ saat kejang,
frekuensi selama 24 jam, interval,
keaadaan pasca kejang.
• Penyebab demam diluar infeksi susunan
saraf pusat (ISPA, ISK, OMA dll)
• Riwayat perkembangan, riwayat kejang
demam sebelumnya, dan riwayat kejang
keluarga
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran, suhu tubuh
• Tanda peningkatan tekanan intrakranial
• Tonus
• Pemeriksaan neurologi
Sumber: IDAI, 2009
Pemeriksaan Penunjang
Pungsi lumbal
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG)
Pencitraan (CT-Scan atau MRI kepala)
Darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, urinalisis
dan biakan darah, urin atau feses
Sumber: IDAI, 2016
Tata
Laksana
Tata laksana
• Dosis paracetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan setiap 4-6 jam namun
tidak lebih dari 5x. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
Antipiretik
• Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral
atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg
untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis
maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
Antikonvulsan
• Asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kg/ hari dibagi dalam 2 dosis,
dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
Antikonvulsan Rumat
Sumber: IDAI, 2016
Prognosis kejang demam secara umum cukup
baik. Kecacatan setelah kejang demam tidak
pernah dilaporkan.
Prognosis
Prognosis
Sumber: IDAI, 2016
Tinjauan Pustaka
Influenza
Definisi
Influenza merupakan infeksi saluran pernafasan
atas yang disebabkan oleh virus yang menjangkiti
pasien pada semua tingkat usia. Penyakit influenza
atau sering disebut dengan flu merupakan penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus di saluran
pernapasan. Penyakit ini bisa menyerang siapa
saja, terutama anak-anak (Herti Maryani & Lusi
Kristiana, 2004)
Etiologi
Penyakit influenza disebabkan oleh Myxovirus
influenza.
tiga jenis virus utama yang dinamai virus
influenza A, B, dan C. Virus influenza jenis A ini
yang paling banyak ditemui
Manifestasi
klinis
Menurut Sudoyono dkk, 2006, Gejala mulai timbul
dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi. Biasanya
gejala awal berupa:
Menggigil atau perasaan dingin
Demam dengan temperature tubuh sekitar 38-
39oC
Batuk
Hidung tersumbat
Nyeri kepala
Kelelahan
Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan
nyeri abdomen
Patofisiologi
Gejala influenza mulai timbul setelah 24—48 jam
penderita terserang virus. Pada anak- anak, suhu
badan biasanya lebih tinggi daripada orang
dewasa. Beberapa kasus influenza (terutama pada
orang dewasa) akan mengalami keletihan dan
kehilangan tenaga selama beberapa minggu. Masa
inkubasi (sejak bibit penyakit masuk sampai timbul
gejala) penyakit ini selama 1-4 hari (rata-rata dua
hari). Pada anak-anak dapat menyebarkan virus ini
sampai lebih dari 10 hari. Bahkan, anak-anak yang
lebih kecil dapat menyebarkan virus enam hari
sebelum tampak gejala pertama penyakit ini.
(sudoyono, dkk, 2009)
Tatalaksana
Influenza merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus yang bersifat akan sembuh dengan
sendirinya saat virus mati karena masa hidup virus
terbatas atau disebut self limiting disease
bergantung pada daya tahan tubuhnya.. Jadi
pengobatan hanya bersifat meringankan atau
menghilangkan gejala saja, tanpa membunuh virus
penyebabnya. (Sudoyono, dkk)
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

08 persalinan preterm
08 persalinan preterm08 persalinan preterm
08 persalinan pretermJoni Iswanto
 
:aporan Akhir Praktek Komunitas Kebidanan dalam MMD II
:aporan Akhir Praktek Komunitas Kebidanan dalam MMD II:aporan Akhir Praktek Komunitas Kebidanan dalam MMD II
:aporan Akhir Praktek Komunitas Kebidanan dalam MMD IINing Tanpa Nama
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Ade Wijaya
 
dasar perawatan bayi baru lahir
dasar perawatan bayi baru lahirdasar perawatan bayi baru lahir
dasar perawatan bayi baru lahirChaicha Ceria
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiAffiZakiyya
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varneysicua050896
 
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory diseasePenyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory diseaseSiti Afni Zulfah
 
Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menularPenyakit tidak menular
Penyakit tidak menularMeironi Waimir
 
Persiapan dan perencanaan_persalinan
Persiapan dan perencanaan_persalinanPersiapan dan perencanaan_persalinan
Persiapan dan perencanaan_persalinanTriana Septianti
 
Asuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluargaAsuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluargaArief Yanto
 
Laporan kasus migrain.pptx
Laporan kasus migrain.pptxLaporan kasus migrain.pptx
Laporan kasus migrain.pptxRaihVHermarwan
 
Penyakit infeksi menular seksual pada ibu hamil
Penyakit infeksi menular seksual pada ibu hamilPenyakit infeksi menular seksual pada ibu hamil
Penyakit infeksi menular seksual pada ibu hamilKusuma Wijayanti
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalErinda Rinawati
 

What's hot (20)

08 persalinan preterm
08 persalinan preterm08 persalinan preterm
08 persalinan preterm
 
:aporan Akhir Praktek Komunitas Kebidanan dalam MMD II
:aporan Akhir Praktek Komunitas Kebidanan dalam MMD II:aporan Akhir Praktek Komunitas Kebidanan dalam MMD II
:aporan Akhir Praktek Komunitas Kebidanan dalam MMD II
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
 
dasar perawatan bayi baru lahir
dasar perawatan bayi baru lahirdasar perawatan bayi baru lahir
dasar perawatan bayi baru lahir
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
Tuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anakTuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anak
 
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duhGABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
GABRIELLA C A - reproduksi - sindrom duh
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Leaflet kanker
Leaflet kankerLeaflet kanker
Leaflet kanker
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varney
 
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory diseasePenyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease
 
Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menularPenyakit tidak menular
Penyakit tidak menular
 
Persiapan dan perencanaan_persalinan
Persiapan dan perencanaan_persalinanPersiapan dan perencanaan_persalinan
Persiapan dan perencanaan_persalinan
 
Asuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluargaAsuhan keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan keluarga
 
Laporan kasus migrain.pptx
Laporan kasus migrain.pptxLaporan kasus migrain.pptx
Laporan kasus migrain.pptx
 
Askep
Askep Askep
Askep
 
Penyakit infeksi menular seksual pada ibu hamil
Penyakit infeksi menular seksual pada ibu hamilPenyakit infeksi menular seksual pada ibu hamil
Penyakit infeksi menular seksual pada ibu hamil
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
 

Similar to CASE report kejang demam sederhana .pptx

Laporan Kasus KDK.pptx
Laporan Kasus KDK.pptxLaporan Kasus KDK.pptx
Laporan Kasus KDK.pptxAyuPuspa16
 
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxTUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxWuriPaparazie
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsWiwin Meiriana
 
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptxLaporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptxSedahaniAlTarmiji
 
manajemen kasus hematemesis.pptx
manajemen kasus hematemesis.pptxmanajemen kasus hematemesis.pptx
manajemen kasus hematemesis.pptxsarmiladini
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxSuciMayvera1
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxSuciMayvera1
 
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptdokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptAjengAyuGandasari
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxAnnisaRizkaFauziah
 
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxLongcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxnadyarahma111
 

Similar to CASE report kejang demam sederhana .pptx (20)

Laporan Kasus KDK.pptx
Laporan Kasus KDK.pptxLaporan Kasus KDK.pptx
Laporan Kasus KDK.pptx
 
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxTUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
 
Ppt lapsus ika
Ppt lapsus ikaPpt lapsus ika
Ppt lapsus ika
 
Cbd kd dr.sri
Cbd kd dr.sriCbd kd dr.sri
Cbd kd dr.sri
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
 
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptxLaporan_Kasus_kejang_demam.pptx
Laporan_Kasus_kejang_demam.pptx
 
Bst dhf (guntur)
Bst dhf (guntur)Bst dhf (guntur)
Bst dhf (guntur)
 
manajemen kasus hematemesis.pptx
manajemen kasus hematemesis.pptxmanajemen kasus hematemesis.pptx
manajemen kasus hematemesis.pptx
 
Kejang demam kompleks
Kejang demam kompleksKejang demam kompleks
Kejang demam kompleks
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 
KDS.pptx
KDS.pptxKDS.pptx
KDS.pptx
 
TUTKLIN KDS.pptx
TUTKLIN KDS.pptxTUTKLIN KDS.pptx
TUTKLIN KDS.pptx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
208548844 case-fix
208548844 case-fix208548844 case-fix
208548844 case-fix
 
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.pptdokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
dokumen.tips 2 ppt-sindroma nefrotik.ppt
 
kasus sulit.ppt
kasus sulit.pptkasus sulit.ppt
kasus sulit.ppt
 
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptxLAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
LAPSUS sindrom nefrotik ANNISA RIZKA.pptx
 
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxLongcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 

CASE report kejang demam sederhana .pptx

  • 1. LAPORAN KASUS Seorang Anak Laki-laki 1 tahun 8 bulan dengan Kejang Demam Kompleks et causa Influenza Pembimbing: dr. Siti Ariffatus S., Sp.A, M.Kes dr. Rahma Anindita., Sp.A Disusun Oleh: Shofiyana Meistika (J510215005)
  • 2. Identitas Pasien Nama : An. FWBB Usia Kronologi : 1 Tahun 8 Bulan Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : Paron Agama : Islam Tanggal Lahir : 19-03-2020 Masuk Ruang Abim : 18-11-2021
  • 4. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien diantar keluarganya ke Puskesmas Plaosan dengan keluhan kejang. Dua hari sebelum kejang pasien demam 38 derajat celcius dan pilek. Kejang Pertama (18-11-2021 pukul 03.00) pada pukul 03.00 dini hari pasien tiba- tiba kejang. Kejang diawali dengan lemas kemudian mata melirik keatas, bibir berwarna kebiruan, kejang general kaku dan bergetar,dan mulut tidak berbusa. Durasi kejang < 1 menit. Setelah itu muntah (+) Kejang Kedua (18- 11-2021 pukul 09.30) Kejang muncul lagi pukul 09.30 diawali dengan lemas, kemudian tangan dan kaki kaku dan gemetar, mulut tidak keluar busa. Ketika kejang bibir agak kebiruan. Durasi kejang ± 3 menit. Pasien dibawa ke Puskesmas pasien  diberi oksigen  diberi obat melalui dubur  RS Melati  RSUD dr Sayidiman Magetan. Di puskemas sepat BAB cair 1x
  • 5. Riwayat Penyakit •Riwayat Kejang : Disangkal •Riwayat Trauma : Disangkal •Riwayat ISPA : Disangkal •Riwayat Alergi : Disangkal •Riwayat Kuning : Disangkal Riwayat Penyakit Dahulu •Riwayat Kejang : Kakak pasien yang pertama (+) •Riwayat DM : Disangkal •Riwayat Hipertensi : Disangkal Riwayat Penyakit Keluarga
  • 6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan • ANC : Kontrol rutin ke Bidan • Penyakit kehamilan : Tidak ada • Riwayat demam, trauma, DM, HT, asma, alergi, minum jamu saat hamil, & obat-obatan selain resep dari dokter disangkal Riwayat Kehamilan • Tempat lahir : Puskesmas • Cara persalinan : Normal • Masa gestasi : Cukup bulan • Keadaan bayi : Baik, menangis kuat • Kelainan bawaan (-), gerak aktif (+), ASI Riwayat Persalinan
  • 7. Riwayat Imunisasi 9 bulan MR Lahir HB 0 1 bulan BCG 2 bulan DPT1, HB1, Polio1 3 bulan Dpt 2, HB2, Polio 2 4 bulan DPT3, HB3, Polio 3 18 bulan DPT 4, HB4, Polio 4
  • 9. Riwayat Tumbuh Kembang - BBL : 3100 gram - Berat badan : 12 kg - Tinggi badan : 80 cm - BB/U : 2 SD < z-score < 0 SD(Normal) - PB/U : z-score < 3 SD (Tinggi) - BB/TB :0SD < z-score < -2 SD (Gizi Baik)
  • 13. Riwayat Tumbuh Kembang Kesimpulan : Jawaban Ya 10  perkembangan anak sesuai tahap perkembangannya
  • 14. Riwayat Makan Anak mendapat ASI sejak lahir sampai sekarang, disertai makan pendamping ASI yang berisi sayuran dan lauk yang bervariasi sejak usia 6 bulan
  • 15. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum • KU : Lemah • Kesadaran : Composmentis • Status gizi : gizi baik Tanda Vital • HR : 88 x/menit • RR : 30 x/menit • T : 36,7 oC • SpO2: 98%
  • 16. Pemeriksaan Generalis Kepala • Kepala : normocephal. • Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), pupil isokor (-/-) • Hidung : Sekret (-), epistaksis (-), Telinga : Sekret (-), bentuk normal (+) • Mulut : Sianosis (-), Mukosa mulut dan bibir kering (-), pembesaran tonsil (-/-), stomatitis (-) • Leher: pembesaran KGB Thorax • Paru-paru: • Inspeksi: dada simetris, napas spontan, retraksi (-) • Palpasi: fremitus teraba simetris kanan kiri • Perkusi: sonor (+/+) di seluruh lapang paru • Auskultasi: SDV (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-) • Jantung: • Inspeksi: ictus cordis kuat angkat, teraba • Perkusi: tidak terkesan pelebaran batas jantung • Auskultasi: BJ I/II normal regular
  • 17. Pemeriksaan Generalis Abdomen • Abdomen • Inspeksi : distended (-), Auskultasi: peristaltik (+) dalam batas normal • Perkusi : timpani (+) • Palpasi : Supel, massa abnormal (-), nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), turgor kulit menurun (-), nyeri tekan suprapubik (-) Genitalia : • Tanda – tanda radang (-), anus tidak ada benjolan (-) Ekstremitas: • Akral dingin (-/-), a. dorsalis pedis teraba kuat angkat, capillary refill time < 2 detik.
  • 18. Pemeriksaan Neurologis Refleks Fisiologis • + Refleks Patologis • - Rangsang Meningeal • Kaku kuduk : - • Brudzinki 1 : - • Brudzinki 2 : - • Brudzinki 3 : - • Brudzinki 4 : - • Kernig : -
  • 19. Pemeriksaan Penunjang Hasil Darah Lengkap: - Mikrositik hipokromik - Leukositosis Hasil GDS: - Normal
  • 20. Pemeriksaan Penunjang Hasil Darah Lengkap: Dalam batas normal Hasil Elektrolit: Dalam batas normal
  • 22. POMR (18/11/2021) Daftar Masalah Assesment Planning Diagnosis Planning Terapi Planning Monitoring S/ Kejang pertama diawali dengan lemas kemudian mata melirik keatas, mulut tidak berbusa, bibir kebiruan dan tidak mengalami kehilangan kesadaran, durasi kejang < 1 menit, setelah kejang pasien muntah 1x. Kejang kedua muncul diawali dengan lemas, kemudian tangan dan kaki kaku dan gemetar, serta bibir berwarna biru, durasi kejang kurang lebih 3 menit. Saat dibawa ke puskesmas dan mendapat terapi oksigen, pasien bab cair sebanyak 1x. O/ KU: Cukup , CM, HR: 88 x/menit RR: 20 x/menit T: 36,7 oC SpO2: 98% • Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang terdapat mikrositik hipokromik (+), leukositosis (+) • Kejang demam kompleks • Influenza Pemeriksaan Darah Lengkap • Infus D1/4 NS 15 tpm • Inj paracetamol 120 mg/ 8jam (10-15 mg/kgbb) • Cetirizine 1 x 0,25 ml (usia 6- 23 bulan 0,25 ml sehari sekali, usia 2-5 tahun 0,5 ml sehari sekali) • Diazepam 3x3mg (0,3-0,5 mg/kg/BB)  Klinis  Tanda tanda vital  Obsevasi kejang
  • 23. POMR (19/11/2021) Daftar Masalah Assesment Planning Diagnosis Planning Terapi Planning Monitoring S/ Pasien masih demam (+), pilek (+) Bebas kejang 1 x 24 jam diare (-), mual muntah (-) O/ KU: Cukup , CM, HR: 92 x/menit RR: 22 x/menit T: 36,8 oC SpO2: 98% K/L : dalam batas normal Thr : dalam batas normal Abd : dalam batas normal Eks : dalam batas normal • Kejang demam kompleks • Influenza • Infus D1/4 NS 15 tpm • Inj paracetamol 120 mg/ 8jam (10-15 mg/kgbb) • Cetirizine 1 x 0,25 ml (usia 6- 23 bulan 0,25 ml sehari sekali, usia 2-5 tahun 0,5 ml sehari sekali) • Diazepam 3x3mg (0,3-0,5 mg/kg/BB)  Klinis  Tanda tanda vital  Obsevasi kejang
  • 24. POMR (20/11/2021) Daftar Masalah Assesment Planning Diagnosis Planning Terapi Planning Monitoring S/ Bebas demam 1x24 jam Bebas kejang 2x24 jam Pilek (+) O/ KU: Baik , CM, HR: 88 x/menit RR: 22 x/menit T: 36,3 oC SpO2: 98% K/L : dalam batas normal Thr : dalam batas normal Abd : dalam batas normal Eks : dalam batas normal • Pemeriksaan penunjang terdapat leukositosis (+), diffcount shift to the right (+) • Kejang demam kompleks • Influenza • Cetirizine 1 x 0,25 ml (usia 6- 23 bulan 0,25 ml sehari sekali, usia 2-5 tahun 0,5 ml sehari sekali) • Syr mulitivitamin 1 x 0.6 mL
  • 26. Definisi Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada anak yang berumur 6 bulan hingga 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu >380C dengan metode pengukuran apapun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial (IDAI,2016).
  • 27. Epidemiologi 2,2-5% pada anak di bawah usia 5 tahun 62,2%, kemungkinan kejang demam berulang pada 90 anak yang mengalami kejang demam sebelum usia 12 tahun, dan 45% pada 100 anak yang mengalami kejang setelah usia 12 tahun. (Sari Pediatri, 2002).
  • 29. Klasifikasi Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks • Kurang dari 15 menit • Kejang umum (tonik dan atau klonik) • Tidak berulang dalam waktu 24 jam • Kejang berhenti sendiri • Lebih dari 15 menit • Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial • Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam Sumber: IDAI, 2016
  • 32. Penegakan Diagnosis Anamnesis • Deskripsi kejang : tipe kejang, frekuensi, berulang atau tidak • Suhu sebelum kejang/ saat kejang, frekuensi selama 24 jam, interval, keaadaan pasca kejang. • Penyebab demam diluar infeksi susunan saraf pusat (ISPA, ISK, OMA dll) • Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam sebelumnya, dan riwayat kejang keluarga Pemeriksaan Fisik • Kesadaran, suhu tubuh • Tanda peningkatan tekanan intrakranial • Tonus • Pemeriksaan neurologi Sumber: IDAI, 2009
  • 33. Pemeriksaan Penunjang Pungsi lumbal Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) Pencitraan (CT-Scan atau MRI kepala) Darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, urinalisis dan biakan darah, urin atau feses Sumber: IDAI, 2016
  • 35. Tata laksana • Dosis paracetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan setiap 4-6 jam namun tidak lebih dari 5x. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari. Antipiretik • Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali. Antikonvulsan • Asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kg/ hari dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis Antikonvulsan Rumat Sumber: IDAI, 2016
  • 36. Prognosis kejang demam secara umum cukup baik. Kecacatan setelah kejang demam tidak pernah dilaporkan. Prognosis Prognosis Sumber: IDAI, 2016
  • 38. Definisi Influenza merupakan infeksi saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh virus yang menjangkiti pasien pada semua tingkat usia. Penyakit influenza atau sering disebut dengan flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus di saluran pernapasan. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, terutama anak-anak (Herti Maryani & Lusi Kristiana, 2004)
  • 39. Etiologi Penyakit influenza disebabkan oleh Myxovirus influenza. tiga jenis virus utama yang dinamai virus influenza A, B, dan C. Virus influenza jenis A ini yang paling banyak ditemui
  • 40. Manifestasi klinis Menurut Sudoyono dkk, 2006, Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi. Biasanya gejala awal berupa: Menggigil atau perasaan dingin Demam dengan temperature tubuh sekitar 38- 39oC Batuk Hidung tersumbat Nyeri kepala Kelelahan Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen
  • 41. Patofisiologi Gejala influenza mulai timbul setelah 24—48 jam penderita terserang virus. Pada anak- anak, suhu badan biasanya lebih tinggi daripada orang dewasa. Beberapa kasus influenza (terutama pada orang dewasa) akan mengalami keletihan dan kehilangan tenaga selama beberapa minggu. Masa inkubasi (sejak bibit penyakit masuk sampai timbul gejala) penyakit ini selama 1-4 hari (rata-rata dua hari). Pada anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari 10 hari. Bahkan, anak-anak yang lebih kecil dapat menyebarkan virus enam hari sebelum tampak gejala pertama penyakit ini. (sudoyono, dkk, 2009)
  • 42. Tatalaksana Influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang bersifat akan sembuh dengan sendirinya saat virus mati karena masa hidup virus terbatas atau disebut self limiting disease bergantung pada daya tahan tubuhnya.. Jadi pengobatan hanya bersifat meringankan atau menghilangkan gejala saja, tanpa membunuh virus penyebabnya. (Sudoyono, dkk)