Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
CASE report kejang demam sederhana .pptx
1. LAPORAN KASUS
Seorang Anak Laki-laki 1 tahun 8 bulan dengan
Kejang Demam Kompleks et causa Influenza
Pembimbing:
dr. Siti Ariffatus S., Sp.A, M.Kes
dr. Rahma Anindita., Sp.A
Disusun Oleh:
Shofiyana Meistika (J510215005)
2. Identitas Pasien
Nama : An. FWBB
Usia Kronologi : 1 Tahun 8 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Paron
Agama : Islam
Tanggal Lahir : 19-03-2020
Masuk Ruang Abim : 18-11-2021
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar
keluarganya ke
Puskesmas Plaosan
dengan keluhan
kejang.
Dua hari sebelum
kejang pasien
demam 38 derajat
celcius dan pilek.
Kejang Pertama
(18-11-2021 pukul
03.00)
pada pukul 03.00
dini hari pasien tiba-
tiba kejang. Kejang
diawali dengan
lemas kemudian
mata melirik keatas,
bibir berwarna
kebiruan, kejang
general kaku dan
bergetar,dan mulut
tidak berbusa.
Durasi kejang < 1
menit. Setelah itu
muntah (+)
Kejang Kedua (18-
11-2021 pukul
09.30)
Kejang muncul lagi
pukul 09.30 diawali
dengan lemas,
kemudian tangan
dan kaki kaku dan
gemetar, mulut tidak
keluar busa. Ketika
kejang bibir agak
kebiruan. Durasi
kejang ± 3 menit.
Pasien dibawa ke
Puskesmas pasien
diberi oksigen
diberi obat melalui
dubur RS Melati
RSUD dr
Sayidiman
Magetan.
Di puskemas sepat
BAB cair 1x
5. Riwayat Penyakit
•Riwayat Kejang : Disangkal
•Riwayat Trauma : Disangkal
•Riwayat ISPA : Disangkal
•Riwayat Alergi : Disangkal
•Riwayat Kuning : Disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
•Riwayat Kejang : Kakak
pasien yang pertama (+)
•Riwayat DM : Disangkal
•Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• ANC : Kontrol rutin ke Bidan
• Penyakit kehamilan : Tidak ada
• Riwayat demam, trauma, DM,
HT, asma, alergi, minum jamu
saat hamil, & obat-obatan selain
resep dari dokter disangkal
Riwayat Kehamilan
• Tempat lahir : Puskesmas
• Cara persalinan : Normal
• Masa gestasi : Cukup bulan
• Keadaan bayi : Baik,
menangis kuat
• Kelainan bawaan (-), gerak aktif
(+), ASI
Riwayat Persalinan
7. Riwayat Imunisasi
9 bulan
MR
Lahir
HB 0
1 bulan
BCG
2 bulan
DPT1, HB1, Polio1
3 bulan
Dpt 2, HB2, Polio 2
4 bulan
DPT3, HB3, Polio 3
18 bulan
DPT 4, HB4,
Polio 4
14. Riwayat Makan
Anak mendapat ASI sejak lahir
sampai sekarang, disertai
makan pendamping ASI yang
berisi sayuran dan lauk yang
bervariasi sejak usia 6 bulan
15. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
• KU : Lemah
• Kesadaran : Composmentis
• Status gizi : gizi baik
Tanda Vital
• HR : 88 x/menit
• RR : 30 x/menit
• T : 36,7 oC
• SpO2: 98%
16. Pemeriksaan Generalis
Kepala
• Kepala : normocephal.
• Mata : Konjungtiva Anemis (-/-),
Sklera Ikterik (-/-), pupil isokor (-/-)
• Hidung : Sekret (-), epistaksis (-),
Telinga : Sekret (-), bentuk normal
(+)
• Mulut : Sianosis (-), Mukosa mulut
dan bibir kering (-), pembesaran
tonsil (-/-), stomatitis (-)
• Leher: pembesaran KGB
Thorax
• Paru-paru:
• Inspeksi: dada simetris, napas spontan,
retraksi (-)
• Palpasi: fremitus teraba simetris kanan kiri
• Perkusi: sonor (+/+) di seluruh lapang paru
• Auskultasi: SDV (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
• Jantung:
• Inspeksi: ictus cordis kuat angkat, teraba
• Perkusi: tidak terkesan pelebaran batas
jantung
• Auskultasi: BJ I/II normal regular
17. Pemeriksaan Generalis
Abdomen
• Abdomen
• Inspeksi : distended (-),
Auskultasi: peristaltik (+)
dalam batas normal
• Perkusi : timpani (+)
• Palpasi : Supel, massa
abnormal (-), nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), splenomegali
(-), turgor kulit menurun (-),
nyeri tekan suprapubik (-)
Genitalia :
• Tanda – tanda radang (-), anus tidak ada
benjolan (-)
Ekstremitas:
• Akral dingin (-/-), a. dorsalis pedis teraba
kuat angkat, capillary refill time < 2 detik.
22. POMR (18/11/2021)
Daftar Masalah Assesment Planning
Diagnosis
Planning
Terapi
Planning
Monitoring
S/
Kejang pertama diawali dengan lemas
kemudian mata melirik keatas, mulut
tidak berbusa, bibir kebiruan dan tidak
mengalami kehilangan kesadaran,
durasi kejang < 1 menit, setelah kejang
pasien muntah 1x. Kejang kedua
muncul diawali dengan lemas,
kemudian tangan dan kaki kaku dan
gemetar, serta bibir berwarna biru,
durasi kejang kurang lebih 3 menit.
Saat dibawa ke puskesmas dan
mendapat terapi oksigen, pasien bab
cair sebanyak 1x.
O/
KU: Cukup , CM,
HR: 88 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,7 oC
SpO2: 98%
• Pemeriksaan neurologis dalam batas
normal. Pemeriksaan penunjang
terdapat mikrositik hipokromik (+),
leukositosis (+)
• Kejang
demam
kompleks
• Influenza
Pemeriksaan Darah
Lengkap
• Infus D1/4 NS
15 tpm
• Inj paracetamol
120 mg/ 8jam
(10-15
mg/kgbb)
• Cetirizine 1 x
0,25 ml (usia 6-
23 bulan 0,25
ml sehari
sekali, usia 2-5
tahun 0,5 ml
sehari sekali)
• Diazepam
3x3mg (0,3-0,5
mg/kg/BB)
Klinis
Tanda tanda
vital
Obsevasi
kejang
23. POMR (19/11/2021)
Daftar Masalah Assesment Planning
Diagnosis
Planning
Terapi
Planning
Monitoring
S/
Pasien masih demam (+), pilek (+)
Bebas kejang 1 x 24 jam
diare (-), mual muntah (-)
O/
KU: Cukup , CM,
HR: 92 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 36,8 oC
SpO2: 98%
K/L : dalam batas normal
Thr : dalam batas normal
Abd : dalam batas normal
Eks : dalam batas normal
• Kejang
demam
kompleks
• Influenza
• Infus D1/4 NS
15 tpm
• Inj paracetamol
120 mg/ 8jam
(10-15
mg/kgbb)
• Cetirizine 1 x
0,25 ml (usia 6-
23 bulan 0,25
ml sehari
sekali, usia 2-5
tahun 0,5 ml
sehari sekali)
• Diazepam
3x3mg (0,3-0,5
mg/kg/BB)
Klinis
Tanda tanda
vital
Obsevasi
kejang
24. POMR (20/11/2021)
Daftar Masalah Assesment Planning
Diagnosis
Planning
Terapi
Planning
Monitoring
S/
Bebas demam 1x24 jam
Bebas kejang 2x24 jam
Pilek (+)
O/
KU: Baik , CM,
HR: 88 x/menit
RR: 22 x/menit
T: 36,3 oC
SpO2: 98%
K/L : dalam batas normal
Thr : dalam batas normal
Abd : dalam batas normal
Eks : dalam batas normal
• Pemeriksaan penunjang terdapat
leukositosis (+), diffcount shift to the
right (+)
• Kejang
demam
kompleks
• Influenza
• Cetirizine 1 x
0,25 ml (usia 6-
23 bulan 0,25
ml sehari
sekali, usia 2-5
tahun 0,5 ml
sehari sekali)
• Syr
mulitivitamin 1
x 0.6 mL
26. Definisi
Kejang demam merupakan
bangkitan kejang yang terjadi pada
anak yang berumur 6 bulan hingga 5
tahun yang mengalami kenaikan
suhu tubuh (suhu >380C dengan
metode pengukuran apapun) yang
tidak disebabkan oleh proses
intrakranial (IDAI,2016).
27. Epidemiologi
2,2-5% pada
anak di bawah
usia 5 tahun
62,2%, kemungkinan kejang
demam berulang pada 90 anak
yang mengalami kejang demam
sebelum usia 12 tahun, dan 45%
pada 100 anak yang mengalami
kejang setelah usia 12 tahun. (Sari
Pediatri, 2002).
29. Klasifikasi
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
• Kurang dari 15 menit
• Kejang umum (tonik dan atau
klonik)
• Tidak berulang dalam waktu 24
jam
• Kejang berhenti sendiri
• Lebih dari 15 menit
• Kejang fokal atau parsial satu
sisi atau kejang umum didahului
kejang parsial
• Berulang atau lebih dari 1 kali
dalam waktu 24 jam
Sumber: IDAI, 2016
32. Penegakan Diagnosis
Anamnesis
• Deskripsi kejang : tipe kejang, frekuensi,
berulang atau tidak
• Suhu sebelum kejang/ saat kejang,
frekuensi selama 24 jam, interval,
keaadaan pasca kejang.
• Penyebab demam diluar infeksi susunan
saraf pusat (ISPA, ISK, OMA dll)
• Riwayat perkembangan, riwayat kejang
demam sebelumnya, dan riwayat kejang
keluarga
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran, suhu tubuh
• Tanda peningkatan tekanan intrakranial
• Tonus
• Pemeriksaan neurologi
Sumber: IDAI, 2009
33. Pemeriksaan Penunjang
Pungsi lumbal
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG)
Pencitraan (CT-Scan atau MRI kepala)
Darah perifer lengkap, gula darah, elektrolit, urinalisis
dan biakan darah, urin atau feses
Sumber: IDAI, 2016
35. Tata laksana
• Dosis paracetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan setiap 4-6 jam namun
tidak lebih dari 5x. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
Antipiretik
• Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral
atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <12 kg dan 10 mg
untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis
maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
Antikonvulsan
• Asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kg/ hari dibagi dalam 2 dosis,
dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
Antikonvulsan Rumat
Sumber: IDAI, 2016
36. Prognosis kejang demam secara umum cukup
baik. Kecacatan setelah kejang demam tidak
pernah dilaporkan.
Prognosis
Prognosis
Sumber: IDAI, 2016
38. Definisi
Influenza merupakan infeksi saluran pernafasan
atas yang disebabkan oleh virus yang menjangkiti
pasien pada semua tingkat usia. Penyakit influenza
atau sering disebut dengan flu merupakan penyakit
yang disebabkan oleh infeksi virus di saluran
pernapasan. Penyakit ini bisa menyerang siapa
saja, terutama anak-anak (Herti Maryani & Lusi
Kristiana, 2004)
39. Etiologi
Penyakit influenza disebabkan oleh Myxovirus
influenza.
tiga jenis virus utama yang dinamai virus
influenza A, B, dan C. Virus influenza jenis A ini
yang paling banyak ditemui
40. Manifestasi
klinis
Menurut Sudoyono dkk, 2006, Gejala mulai timbul
dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi. Biasanya
gejala awal berupa:
Menggigil atau perasaan dingin
Demam dengan temperature tubuh sekitar 38-
39oC
Batuk
Hidung tersumbat
Nyeri kepala
Kelelahan
Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan
nyeri abdomen
41. Patofisiologi
Gejala influenza mulai timbul setelah 24—48 jam
penderita terserang virus. Pada anak- anak, suhu
badan biasanya lebih tinggi daripada orang
dewasa. Beberapa kasus influenza (terutama pada
orang dewasa) akan mengalami keletihan dan
kehilangan tenaga selama beberapa minggu. Masa
inkubasi (sejak bibit penyakit masuk sampai timbul
gejala) penyakit ini selama 1-4 hari (rata-rata dua
hari). Pada anak-anak dapat menyebarkan virus ini
sampai lebih dari 10 hari. Bahkan, anak-anak yang
lebih kecil dapat menyebarkan virus enam hari
sebelum tampak gejala pertama penyakit ini.
(sudoyono, dkk, 2009)
42. Tatalaksana
Influenza merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus yang bersifat akan sembuh dengan
sendirinya saat virus mati karena masa hidup virus
terbatas atau disebut self limiting disease
bergantung pada daya tahan tubuhnya.. Jadi
pengobatan hanya bersifat meringankan atau
menghilangkan gejala saja, tanpa membunuh virus
penyebabnya. (Sudoyono, dkk)