2. Gangguan saraf
• Sakit saraf adalah kondisi di mana
terjadi gangguan pada sistem saraf.
Ketika sistem saraf terganggu, maka
penderitanya bisa kesulitan bergerak,
berbicara, menelan, bernapas, atau
berpikir. Penderita juga bisa mengalami
gangguan pada ingatan, panca indera,
atau suasana hati.
3. Pertumbuhan dan
perkembangan otak
Sensasi dan persepsi
Pikiran dan emosi
Proses belajar dan ingatan
Pergerakan, keseimbangan
dan koordinasi
Tidur dan Suhu tubuh
Beberapa fungsi tubuh yang dikontrol oleh sistem saraf
4. • umumnya berupa berkeringat terlalu banyak,
mata dan mulut kering , sulit buang air besar,
disfungsi kandung kemih, dan disfungsi seksual.
Sakit saraf otonom
• umumnya berupa kelemahan otot, atrofi
otot (ukuran otot mengecil), otot berkedut,
dan kelumpuhan.
Sakit saraf motorik
• umumnya berupa nyeri, sensitif, kebas
atau mati rasa, kesemutan, perih, dan
gangguan kesadaran posisi.
Sakit saraf sensorik
Gejala Sakit Saraf
6. Gejala Sakit Saraf
Gejala sakit saraf dapat dibedakan dari jenis saraf yang mengalami gangguan
atau kerusakan, yaitu:
• berkeringat terlalu
banyak
• mata dan mulut
kering
• sulit buang air
besar
• disfungsi kandung
kemih
• disfungsi seksual
Sakit saraf
otonom
• kelemahan otot
• atrofi otot
(ukuran otot
mengecil)
• otot berkedut,
dan kelumpuha
n
Sakit saraf
motorik
• nyeri, sensitif,
kebas atau mati
rasa
• Kesemutan
• Perih
• gangguan
kesadaran posisi
Sakit saraf
sensorik
7. Faktor keturunan
Rusak atau matinya sel
saraf
Penyakit pada pembuluh
darah otak
Infeksi bakteri, virus
Cedera
Kanker, seperti kanker
otak
Epilepsi
Infeksi jamur, atau parasit
Penyebab sakit saraf
8. Diagnosis Sakit Saraf
Pemeriksaan
neurologis
• Pemeriksaan neurologis
dilakukan untuk
memeriksa fungsi dan
kondisi sistem saraf,
termasuk kemampuan
sensorik dan motorik
pasien, fungsi saraf
kranial, kesehatan
mental, dan perubahan
perilaku.
Uji laboratorium
• seperti tes darah dan tes
urine, untuk membantu
diagnosis penyakit dan
memahami lebih jauh
tentang penyakit yang
diderita penderita. Uji
laboratorium termasuk
pemeriksaan awal sakit
saraf, dan dapat
menggambarkan kondisi
sistem saraf pasien
secara umum.
Pemindaian
• Metode pemindaian
dapat memberikan
gambaran organ dalam
tubuh, termasuk organ
sistem saraf yang
mengalami kerusakan.
Contoh metode
pemindaian yang dapat
dilakukan untuk
mendiagnosis sakit saraf
adalah foto Rontgen, CT
scan, MRI,
dan fluoroskopi
9. Uji genetik
• melalui sampel air
ketuban
(amniosentesis) atau
ari-ari (CVS),
dan USG kehamilan
untuk mengetahui
apakah anak
mengalami sakit saraf
bawaan.
Biopsi
• Biopsi merupakan
prosedur
pengambilan sampel
jaringan yang akan
diperiksa di
laboratorium guna
mendeteksi kelainan
saraf.
Angiografi
• merupakan tes untuk
mendeteksi apakah
ada pembuluh darah
yang tersumbat. Tes
ini dapat membantu
diagnosis stroke,
pembengkakan
pembuluh darah otak
dan untuk
menentukan tempat
dan ukuran tumor
otak.
10. Analisis cairan
serebrospinal
• Tes ini dilakukan
dengan mengambil
dan memeriksa
cairan yang
melindungi otak dan
saraf tulang belakang.
Cairan yang diperiksa
bisa memberikan
informasi ada
tidaknya perdarahan,
infeksi, dan gangguan
saraf lain..
Elektroensefalografi
(EEG)
• Tes ini dilakukan untuk
memonitor aktivitas otak
dengan menempelkan
sensor di kepala. EEG
dapat mendeteksi
penyakit saraf yang
disebabkan kelainan
kejang, kerusakan otak
akibat cedera, inflamasi
pada otak atau saraf
tulang belakang,
kelainan psikiatrik, dan
kelainan metabolik atau
degeneratif pada otak..
Elektromiografi
(EMG)
• Tes ini dilakukan
untuk mendiagnosis
kelainan saraf dan
otot, serta penyakit
saraf tulang belakang.
Pemeriksaan
dilakukan dengan
menempelkan sensor
di sekitar otot, dan
dilaksanakan di
rumah sakit atau
laboratorium khusus
11. Pada banyak kasus,
kerusakan saraf tidak bisa
disembuhkan secara total.
Tapi ada beberapa
penanganan untuk
mengurangi gejalanya.
Tujuan pertama
pengobatan sakit saraf
adalah untuk menangani
kondisi medis yang
menjadi penyebabnya
serta mencegah
kerusakan saraf lebih
lanjut. Beberapa di
antaranya adalah:
Pengobatan Sakit Saraf Pengobatan untuk mengatasi kondisi
autoimun
Membatasi kadar gula darah pada penderita
diabetes.
Memperbaiki gizi.
Mengganti obat, jika obat menyebabkan
kerusakan saraf.
Pembedahan untuk mengatasi tekanan atau
trauma pada saraf
Fisioterapi
Transplantasi saraf