Teks tersebut membahas tentang peran komunikasi sosial dalam pengembangan masyarakat. Komunikasi sosial diartikan sebagai proses interaksi antara individu atau lembaga untuk menyampaikan pesan agar pihak lain dapat memahami maksudnya, baik secara lisan maupun nonverbal. Salah satu contoh komunikasi sosial tradisional adalah jagongan di Solo yang memungkinkan pertukaran gagasan antar masyarakat untuk pengemb
1. KOMUNIKASI SOSIAL DALAM
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Kelompok 1 :
1. Dennis Hikmawan
(1414141018)
2. Lusia Komala
Widiastuti(1514141010)
3. Dahlia (1514141032)
4. M. Ibnu Sholeh
(1514141056)
5. Tia Septiana (1514141080)
2. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di abad modern ini, terutama pasca perang dunia kedua,
bermunculan berbagai penemuan baru sebagai akibat
kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan terjadi
susul menyusul. Teknologi memberikan manusia bermacam
– macam kemudahan dalam melakukan pekerjaan, dan
lebih dari itu menjadikan kehidupan lebih menyenangkan
dan lebih nyaman. Perkembangan teknologi mendorong
semakin berkembangnya teknologi komunikasi. Komunikasi
merupakan peristiwa sosial yang paling dominan terjadi
dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi komunikasi
diawali dengan penemuan transistor, kemudian
berkembang microchip, sistem komunikasi satelit, dan
lain – lain .
3. Selain dalam kehidupan bermasyarakat, komunikasi
juga sangat berperan dalam pengembangan potensi
masyarakat. Dengan adanya komunikasi yang baik
diharapkan mampu membantu penyuluh dalam
pelaksanaan program. Oleh karena itu, komunikasi
diharapkan efektif agar mampu mencapai tujuan dari
program yang direncanakan.
B. Tujuan Penulisan
Setelah dilakukan penulisan ini, diharapkan mahasiswa
dapat :
1. Mengetahui peran komunikasi sosial dalam
pengembangan masyarakat.
4. II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-
kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang
lainnya (khalayak) (Widjaya, 2008).
Komunikasi sosial dapat di artikan suatu proses interaksi dimana
seseorang atau sesuatu lembaga menyampaikan amanat kepada
pihak lain agar pihak lain itu dapat menangkap maksud yang
dikehendaki penyampainya baik secara verbal maupun
nonverbal (Sutaryo, 2005).
5. Model – model Komunikasi
1. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan
Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical
of Communication. Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai
proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon
dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan
bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel).
2. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada
tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah
di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi
berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan
dari penerima kepada pengirim
6. 3. Model transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund
pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan
penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus
dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat
transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima
sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas
komunikasi yang terjadi.
4. Model Tubbs
Tubbs menerangkan bahwa komunikasi merupakan transaksi
yang berkeseninambungan, komunikasi bisa saja dimulai dari
satu orang yang bisa sementara disebut sebagai sumber akan
tetapi pada kenyataannya diantara kedua pelaku komunikasiakan
terjadi pengiriman dan penerimaan pesan secara terus menerus
(Mulyana, 2007).
7. III. PEMBAHASAN
Menurut Sutaryo (2005), komunikasi sosial dapat diartikan suatu
proses interaksi di mana seseorang atau sesuatu lembaga
menyampaikan amanat kepada pihak lain agar pihak lain itu dapat
menangkap maksud yang dikehendaki penyampainya baik secara
verbal maupun nonverbal.
Jagongan merupakan salah satu bentuk komunikasi tradisional yang
berfungsi sebagai komunikasi sosial pada masyarakat di kota Solo
yang sampai saat ini masih banyak ditemui. Jagongan dapat
berlangsung di warung makan, pos ronda, atau tempat – tempat
lainnya, dan biasanya dimanfaatkan untuk memperbincangkan hal –
hal yang penting dalam suasana santai . Masyarakat di pedesaan
yang kesukuannya masih kental memang lebih memanfaatkan
suasana seperti jagongan untuk lebih berkomunikasi dengan
masyarakat lainnya.
8. Jagongan dalam hal ini memanfaatkan model komunikasi social secara
interaksional. Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur
Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi
dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi
berlangsung dua arah yaitu dari pengirim kepada penerima dan dari
penerima kepada pengirim.
Di Solo, jagongan awalnya merupakan tradisi masyarakat yang
dilakukan setiap ada kerabat atau tetangga yang hajatan seperti
pernikahan, sunatan, syukuran, dan lain sebagainya. Jagongan biasanya
dilakukan malam hari bahkan sampai menjelang fajar. Jagongan biasa
dilakukan di depan rumah atau teras rumah orang yang punya hajat,
beralaskan tikar sembari nyemil (makan makanan ringan) atau minum
teh/kopi bersama. Masyarakat seperti itu pada umumnya lebih
memanfaatkan suasana jagongan untuk melakukan interaksi karena
akan terasa lebih santai dan menyenangkan.
9. Budaya jagongan berkembang tidak hanya pada saat ada hajatan, melainkan
pada beberapa kegiatan seperti di kedai-kedai teh, di solo dikenal dengan
nama warung wedangan atau angkringan. Mereka yang menjadi pelanggan
tidak hanya memesan minuman atau makanan tetapi sambil berkomunikasi
(mengobrol) dengan sesama tentang segala hal terkait masalah politik, sosial,
budaya, Olahraga. Komunikasi sosial dalam suasana jagongan juga berperan
dalam pengembangan masyarakat. Karena, biasanya lahir suatu gagasan
dalam suasana mengobrol santai yang terkait dengan pengembangan
masyarakat.
Misalkan saja, dalam suatu suasana jagongan terdiri dari aparatur desa dan
masyarakat desa, tentu saja akan terjadi perbincangan dua arah yang
berkaitan dengan bagaimana pembangunan yang ada di desa, antara
kebijakan pemerintah dan pendapat masyarakat desa terkait dengan diterima
atau tidaknya kebijakan pemerintah tersebut. Sesuai dengan pendapat (Little
John, 1995), komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-
kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Dalam hal ini, komunikasi
sosial terjadi yaitu proses penyampaian informasi, gagasan, dan emosi.
10. IV. KESIMPULAN
Komunikasi merupakan suatu bagian vital dan
penting dalam upaya pengembangan masyarakat.
Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan
sarana utama dalam membangun hubungan
antara komunitas dengan pihak luar yang ingin
mengembangkan komunitas tersebut. Dalam
komunikasi terdapat proses-proses yang
merupakan sebuah alur yang dilalui dalam
menjalankan komunikasi. Namun pada
kenyataannya proses-proses komunikasi dalam
suatu komunitas mengalami perubahan dan
perkembangan sejalan dengan perubahan dan
perkembangan komunitas itu sendiri.