Muh. Aksam Kasim, S.Pt.Laboratorium Pengawasan Mutu Industri PeternakanFakultas Peternakan Universitas HasanuddinJl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, MakassarAlat dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Timbangan digital2. Thermometer digital3. Kertas label4. Spidol5. Kertas kerjaBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Samp
Similar to Muh. Aksam Kasim, S.Pt.Laboratorium Pengawasan Mutu Industri PeternakanFakultas Peternakan Universitas HasanuddinJl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, MakassarAlat dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Timbangan digital2. Thermometer digital3. Kertas label4. Spidol5. Kertas kerjaBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Samp
Similar to Muh. Aksam Kasim, S.Pt.Laboratorium Pengawasan Mutu Industri PeternakanFakultas Peternakan Universitas HasanuddinJl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, MakassarAlat dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Timbangan digital2. Thermometer digital3. Kertas label4. Spidol5. Kertas kerjaBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Samp (20)
Muh. Aksam Kasim, S.Pt.Laboratorium Pengawasan Mutu Industri PeternakanFakultas Peternakan Universitas HasanuddinJl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, MakassarAlat dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Timbangan digital2. Thermometer digital3. Kertas label4. Spidol5. Kertas kerjaBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:1. Samp
1. LAPORAN PRAKTIKUM
PENGAWASAN MUTU INDUSTRI PETERNAKAN
PRAKTIKUM III
STANDARDISASI MUTU DOC
OLEH:
NAMA : SRY BINA MANGKUJAGAT ANIS
NIM : I011 19 1041
KEL/ GEL : I (SATU) / I (SATU)
WAKTU : SABTU, 16 OKTOBER 2021
ASISTEN : MUH. AKSA KASIM, S.Pt.
LABORATORIUM PENGAWASAN MUTU
INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
2. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam broiler adalah jenis ayam jantan dan betina muda yang berumur
sekitar 6-8 minggu yang dipelihara secara intensif, guna memperoleh daging yang
optimal untuk memenuhi gizi. Dalam pemeliharaan ayam broiler pasti banyak juga
masalah yang dihadapi, salah satu contohnya adalah mengalami kerugian akibat
kematian ayam broiler. Karena itu peternak ayam broiler harus mengetahui secara
detail setiap langkah dan komponen penentu keberhasilan ternak ayam broiler.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha ternak ayam broiler yaitu
kualitas/mutu bibit ternak (Day Old Chick/DOC) (Baihaqi dkk., 2019).
Day Old Chick DOC merupakan komoditas unggulan hasil persilangan dari
jenis-jenis ayam yang berproduktivitas cukup tinggi dan memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi. Anak ayam yang baru menetas DOC baru bisa mengatur suhu
tubuhnya secara optimal ketika anak ayam tersebut sudah memasuki umur lebih
dari satu minggu. Suhu kandang yang dibutuhkan anak ayam DOC (Day Old Chick)
adalah 28ºC - 33ºC dan kelembabannya berkisar 50% - 70%. Ketidakstabilan suhu
kandang juga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan bobot anak ayam, karena
konsumsi jumlah makanan dan air yang tidak seimbang. Jika terjadi pemanasan
berlebih anak ayam akan lebih banyak mengonsumsi jumlah air dibandingkan
dengan jumlah ransum (Supriyanto dkk., 2020).
Suhu dan kelembapan yang optimal akan memengaruhi produktivitas
penetasan seperti susut bobot telur, daya tetas dan bobot tetas DOC. Letak telur
pada posisi pengeraman rak atas, tengah dan bawah di mesin tetas diduga memiliki
3. suhu dan kelembapan yang berbeda. Dengan demikian, maka penting dilakukan
penelitian pengaruh letak telur pada mesin tetas untuk mengetahui pengaruh letak
telur pada bagian rak atas, tengah dan bawah di mesin tetas terhadap persentase
susut bobot telur, daya tetas dan bobot tetas DOC (Sermalia dkk., 2020). Hal inilah
yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum Pengawasan Mutu Industri
Peternakan mengenai Standardisasi Mutu DOC.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakan praktikum Pengawasan Mutu Industri Peternakan
mengenai Standardisasi Mutu DOC yaitu untuk mengidentifikasi mutu DOC,
membandingkan mutu DOC dengan Standar Nasional Indonesia, memahami
cara mengatasi dan mencari pentingnya pencegahan dalam melakukan
pengawasan mutu DOC.
Kegunaan dilaksanakannya praktikum Pengawasan Mutu Industri
Peternakan mengenai Standardisasi Mutu DOC agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan identifikasi mutu DOC, membandingkan mutu DOC dengan
Standar Nasional Indonesia, memahami cara mengatasi dan mencari
pentingnya pencegahan dalam melakukan pengawasan mutu DOC.
4. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum DOC
Day Old Chick (DOC) adalah ayam umur sehari yang dijual kepada
peternak untuk dirawat menjadi ayam potong/ayam petelur. Pemeliharaan ayam
persilangan yang berumur 0-4 minggu dilakukan pada brooder. Saat ayam berumur
0 – 7 hari di air minumnya ditambahkan vitacick dan diberikan juga setelah selesai
dilakukan pengukuran untuk menghindari stres. Ketika ayam berumur 5 minggu,
ayam dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan jenis ayam dan ditempatkan ke
dalam kandang bambu. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Air
minum diberikan ad libitum selama pemeliharaan. Pakan komersial untuk ayam
fase starter berbentuk crumble diberikan pada anak ayam umur sehari (DOC)
sampai umur 3 minggu (Mariandayani dkk., 2017).
Produksi anak ayam (DOC) akan lebih efisien apabila menggunakan mesin
tetas. Mesin tetas adalah alat yang dapat membantu proses penetasan telur, sehingga
telur dapat ditetaskan tanpa melalui proses pengeraman oleh bantuan induk.
Penetasan telur pada prinsipnya adalah menyediakan lingkungan yang sesuai
supaya telur bisa menetas pada lingkungan tersebut. Mesin tetas ada beberapa
macam seperti mesin tetas tradisional/manual, mesin tetas semi otomatis dan mesin
tetas otomatis/modern. Penetasan merupakan suatu bidang usaha peternakan dalam
menghasilkan unggas yang berkualitas. Tingkat keberhasilan penetasan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eskternal. Faktor internal yang memengaruhi
yaitu tingkat daya tunas (fertilitas) telur, sedangkan faktor eksternalnya yaitu
5. manajemen pengaturan suhu dan kelembapan. Kedua faktor ini menjadi hal esensial
yang memegang peran penting dalam kualitas DOC (Sermalia dkk., 2021).
Pemilihan DOC dipilih yang besarnya sama, sehat, gesit, tidak cacat, paruh
tidak melengkung, sayap tidak patah mata harus cerah dan sehat, serta aktif atau
lincah. Kepadatan anak DOC 0–2 minggu adalah 150 ekor per m2
, sedangkan pada
umur 2 minggu adalah 100 ekor per m2
. Pada DOC ayam broiler umur 1–7 hari
dilakukan pemotongan paruh untuk mencegah kanibalisme. Caranya dengan
memotong sepertiga bagian paruh menggunakan alat debeaker atau gunting. Ayam
di dalam kandang indukan selama 3 minggu. Suhu di dalam kandang indukan harus
dijaga tetap stabil sekitar 35,5°C untuk minggu pertama, 29,3–32,2⁰C pada minggu
kedua dan ketiga (Riyanti dkk., 2020).
Mutu DOC
Menurut SNI (2013), standar bobot DOC yang berasal dari penetasan
minimal 35 gram. Kondisi fisik DOC sehat, kaki normal, dapat berdiri tegak, paruh
normal, tampak segar dan aktif, tidak ada kelainan bentuk, perut tidak kembung,
sekitar pusar dan dubur kering serta tertutup. Suhu dan kelembapan yang optimal
akan memengaruhi produktivitas penetasan seperti susut bobot telur, daya tetas dan
bobot tetas DOC. Proses pengujian mutu DOC dilakukan dengan seleksi telur tetas,
pemasukan telur ke dalam troli dengan batasan antara rak atas ke rak tengah
berjarak 65cm, dari rak tengah ke rak bawah berjarak 65cm, pembersihan telur di
ruang fumigasi, pemasukan telur ke cooling room, pemasukan telur ke ruang pre
warming, setting, peletakan data logger, pengontrolan harian, candling, pull chick,
penimbangan DOC (Sermalia dkk., 2021).
6. Menurut SNI 4868-1:2019, mutu bibit ayam ras mempunyai peranan
strategis dalam perkembangan perunggasan dan pemenuhan kebutuhan protein
hewani, sehingga sangat diperlukan tersedianya bibit niaga ayam ras tipe pedaging
yang berkualitas. Untuk terjaminnya kualitas bibit niaga ayam ras tipe pedaging
yang beredar, maka ditetapkan standar mutu bibit niaga (final stock) umur
sehari/kuri (day old chick) ayam ras tipe pedaging. Ciri-ciri kuri dalam kondisi fisik
sehat antara lain tampak segar dan aktif serta tidak ada kelainan bentuk; paruh
normal; kedua mata terbuka; kondisi bulu kering dan mengembang; perut tidak
kembung; pusar tertutup dan kering; dubur kering; kaki normal dan dapat berdiri
tegak dan tidak dehidrasi (kaki tidak kering) (Badan Standar Nasional, 2019).
Usaha yang dapat dilakukan adalah pada pengawasan mutu usaha
penetasan. Memberikan jaminan mutu DOC Parent Stock dan Final Stock Broiler
sesuai SNI yaitu berat DOC untuk ayam ras pedaging PS dan FS minimal 35 gram.
Melakukan kontrak penjualan DOC selama setahun dengan harga pokok produksi.
Sistem ini menguntungkan peternak karena dalam setahun harga DOC tidak
berfluktuasi (naik turun). Sistem kontrak ini bagi perusahaan akan mendapatkan
dana segar yang besar, walaupun keuntungan sedikit tetapi modal selalu dapat
berputar. Mengembangkan usaha diluar usaha pembibitan ayam ras karena usaha
pembibitan sudah mulai jenuh, misalnya membuat Rumah Pemotongan Hewan
Unggas (RPHU) yang dilengkapi fasilitas rantai dingin, mengembangkan usaha
properti dan perbengkelan serta ekspansi ke usaha pakan ternak (feedmill)
(Jamarizal dkk., 2017).
7. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Telur
Faktor yang mempengaruhi mutu telur salah satunya lama penyimpanan dan
peletakan telur dan ransum yang diberikan kepada ternak. Telur yang diletakan satu
tempat bersama telur busuk dapat mempengaruhi penurunan mutu telur. Komposisi
kimia telur berubah akibat adanya kontaminasi dari bakteri telur buruk yang ada
disekitar, mengakibatkan telur menjadi encer. Kandungan xanthopyl, berpengaruh
pada warna kuning telur, salah satunya dipengaruhi oleh betacaroten, klorofil dan
cytosan dari ransum. Telur mengalami perembesan air dari putih telur ke kuning
telur yang mengakibatkan perenggangan membran vitelin, sehingga volume kuning
telur menjadi lebih besar yang mengakibatkan warna kuning telur menjadi pucat
(Azka dkk., 2020).
Mutu telur dapat mengalami penurunan selama penyimpanan. Hal ini terjadi
karena penguapan CO2 dan air dari dalam telur, sehingga akan mengakibatkan pH
telur meningkat. Kemungkinan penurunan kualitas bukan hanya disebabkan oleh
faktor lamanya waktu penyimpanan, tetapi juga disebabkan oleh faktor penanganan
dan kondisi lingkungan. Faktor-faktor yang dapat memberikan petunjuk terhadap
kesegaran telur adalah penyusutan bobot telur, keadaan diameter rongga udara,
keadaan putih dan kuning telur, bentuk dan warna kuning telur serta tingkat
kebersihan kerabang telur (Indrawan dkk., 2012).
Mempertahankan kualitas telur agar tetap segar mulai dari produsen sampai
ke konsumen merupakan masalah utama dalam pemasaran telur. Kemungkinan
penurunan kualitas bukan hanya disebabkan oleh faktor penanganan dan kondisi
lingkungan di tingkat pemasaran. Telur segar adalah telur yang baru diletakkan
induk ayam disarangnya, mempunyai daya simpan yang pendek, makin lama makin
8. turun kesegarannya. Kesegarannya menurun setelah berumur lebih dari satu
minggu, ditandai apabila dipecah isinya sudah tidak dapat mengumpul lagi.
Penurunan kesegaran telur tersebut terutama disebabkan oleh adanya kontaminasi
mikrobia dari luar, masuk melalui pori-pori kerabang (Widyantara dkk., 2017).
9. METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengawasan Mutu Industri Peternakan mengenai Standardisasi
Mutu Telur dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Oktober 2021 Pukul 09.00 WITA-
selesai di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin Makassar.
Materi Praktikum
Alat yang digunakan pada Praktikum Pengawasan Mutu Industri Peternakan
mengenai Standardisasi Mutu Telur adalah timbangan analitik, wadah dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada Praktikum Pengawasan Mutu Industri
Peternakan mengenai Standardisasi Mutu Telur adalah day old chick (DOC) ayam
ras layer dan DOC ayam bukan ras.
Prosedur Kerja
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Menimbang DOC ayam
ras layer dan ayam buras dengan timbangan analitik. Menentukan mutu I, mutu II
atau mutu III dengan melihat standar berat telur. Menentukan mutu I, mutu II atau
mutu III dari warna bulu dengan cara melihat kondisi bulu apakah kering dan
mengambang. Menentukan mutu I, mutu II atau mutu III dengan melihat keadaan
kering tidaknya kloaka. Menentukan mutu I, mutu II atau mutu III dengan melihat
keadaan terbuka tidaknya pusar DOC.