SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE
INTELLIGENCES DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nurhadi Asroni Kusdi
Abstrak :
Teori Multiple Intelligences (MI) muncul sebagai bentuk krtitik terhadap teori
Intellectual Quotient (IQ) yang membatasi kecerdasan hanya pada kecerdasan Logis-
Matematis dan Linguistik saja. Sementara dalam teori MI terdapat Sembilan
kecerdasan manusia namun yang di bahas dalam permasalahan makalah ini ada 3
yakni : Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan Eksistensial, Dan Kecerdasan Internasional.
Dikarenakan teori pembelajaran Multiple Intelligences dalam perspektif pendidikan
islam sangat berpengaruh untuk para guru, peserta didik, orangtua, masyarakat, dan
lembaga pendidikan. Serta bagaimana seorang guru sebagai pendidik dapat
menerapkan teori pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam mata pelajaran
pendidikan agama islam dengan metode dan strategi yang optimal. Tujuan penelitian
penerapan, strategi, serta faktor pendukung dan penghambat teori pembelajaran
berbasis multiple intelligences dalam mata pelajaran pendidikan agama islam. dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis multiple intelligences di antaranya ialah mahalnya
tes kecerdasan yang valid, kurangnya kreativitas pendidik atau guru, strategi yang
dilakukan sesuai dengan materi pelajaran dan kecerdasan siswa serta dalam
pelaksanaan penilaian tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Penelitian
Ini Menggunakan metode Kepustakaan. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan
penelitian kepustakaan sehingga metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi
pustaka.
Kata Kunci : Teori Pembelajaran, Multiple Intellegence, Pendidikan Agama Islam
Pendahuluan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.1 Pasal 3
UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan
bahwasannya tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1
Sekolah merupakan sarana yang
sengaja dirancang untuk melaksanakan
proses pendidikan dan pembelajaran.
Sekolah menjalankan peranya dengan baik,
peran tersebut misalnya sekolah
mempersiapkan peserta didiknya memiliki
ilmu pengetahuan, keterampilan dasar, dan
nilai-nilai luhur yang dibutuhkan untuk
masa depan peserta didikinya.2
Pendidikan Islam adalah proses
mempersiapkan generasi muda untuk
mengisi peranan, memindahkan
pengetahuan dan nilai-nilai Islam. Namun,
masih banyak sekolah yang kurang
membangun potensi dan menanamkan
nilai-nilai Islam pada peserta didik, selain
itu di Indonesia masih banyak sekolah yang
berpredikat sekolah robot, mulai dari
proses pembelajaran, maka target
keberhasilan sekolah hingga pada system
1
Tujuan Pendidikan Indonesia, diakses pada
tanggal 8 Maret 2014 dari
http://tujuanpendidikan.com/
2
Fahrizal, Z. (2019). Quo Vadis Pendidikan
Indonesia?. GUEPEDIA.
pada penilaiannya. Untuk melakukan dan
mempermudah peserta didik memahami
materi, maka guru sebaiknya menyesuaikan
gaya mengajar dengan gaya belajar peserta
didik; dan dalam penerimaan peserta didik
sebaiknya sekolah menerima peserta didik
dalam kondisi apapun, karena tugas
sekolah adalah menemukan kecerdasan
yang ada pada peserta didik. Multiple
Intelligences adalah teori yang ditemukan
oleh Howard Gardner. Teori ini
memandang bahwa setiap manusia
memiliki minimal satu kecerdasan dalam
dirinya. Munif Chatib adalah salah satu
tokoh pendidikan di Indonesia yang
menerapkan dan mengembangkan teori
multiple intelligences.
Munif Chatib menyatakan
pembelajaran sekolah yang baik adalah
sekolah yang menerapkan pembelajaran
berbasis multiple intelligences. konsep
pembelajaran ini menitikberatkan pada
ranah keunikan individu yang selalu
menemukan kelebihan setiap anak. Di sisi
lain, sekolah unggul adalah sekolah yang
fokus pada kualitas proses pembelajaran,
bukan pada kualitas input siswanya.3
3
Munif Chatib. Sekolahnya Manusia: Sekolah
Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia
(Bandung: Kaifa, 2008), hlm. 92-93.
Selain itu Munif Chatib mampu
mengembangkan teori MI tidak hanya
didalam dunia kelas akan tetapi teori Munif
Chatib tentang MI di terapkan pula kepada
aspek yang berhubungan dengan
komponen pembelajaran secara luas, yaitu
dengan memadukan konsep Multiple
Intelligences ke dunia para guru, peserta
didik, orang tua, masyarakat, dan lembaga
pendidikan. Setelah dipaparkan diatas
penulis ingin mendalami lebih lanjut
tentang sekolah berbasis Multiple
Intelligences pandangan Munif Chatib
dalam pendidikan agama Islam.4
Teori Multiple Intelligences (MI)
muncul sebagai bentuk krtitik terhadap
teori Intellectual Quotient (IQ) yang
membatasi kecerdasan hanya pada
kecerdasan Logis-Matematis dan
Linguistik saja. Sementara dalam teori MI
terdapat Sembilan kecerdasan manusia
namun yang di bahas dalam permasalahan
makalah ini ada 3 yakni : Kecerdasan
Naturalis, Kecerdasan Eksistensial, Dan
Kecerdasan Internasional. Dikarenakan
teori pembelajaran Multiple Intelligences
dalam perspektif pendidikan islam sangat
berpengaruh untuk para guru, peserta didik,
4
Kawakip, A. N. (2011). Paradigma sekolah unggul
dalam perspektif teori Multiple Intelligences. Jurnal
Nadwa, 5(1), 8
orangtua, masyarakat, dan lembaga
pendidikan. Serta bagaimana seorang guru
sebagai pendidik dapat menerapkan teori
pembelajaran berbasis multiple
intelligences dalam mata pelajaran
pendidikan agama islam dengan metode
dan strategi yang optimal.
Memahami konsep multiple
intelligences ini juga penting terutama
kaitannya dengan mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
yang merupakan bagian dari kurikulum
Pendidikan Nasional, mengemban amanah
untuk ikut serta berperan menciptakan
output yang berpengetahuan luas dan
mendalam, beriman, dan bertaqwa kepada
Allah Swt. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) harus menyadari bahwa setiap
peserta didik mempunyai keadaan,
kemampuan, minat dan bakat yang berbeda
antara yang satu dengan yang lain.5
Atas dasar inilah, maka pada
pembahasan berikut, penulis akan
5
Wahyudi, D., & Alafiah, T. (2016). Studi
penerapan strategi pembelajaran berbasis multiple
intelligences dalam mata pelajaran pendidikan
agama Islam. MUDARRISA: Jurnal Kajian
Pendidikan Islam, 8(2), 255-282.
menguraikan teori Multiple Intelligences
yang digagas Howard Gardner.6
Prinsip yang digunakan dalam teori MI
adalah bahwa setiap anak memiliki
keunikan atau dapat dikatakan bahwa
setiap anak tidak ada yang bodoh. Teori MI
mengedepankan keunikan yang ada pada
setiap anak dan cenderung pada
menemukan kecerdasan apa yang dimiliki
oleh seorang anak bukan pada mengukur
tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki
oleh seseorang.
Tujuan penelitian penerapan, strategi,
serta faktor pendukung dan penghambat
teori pembelajaran berbasis multiple
intelligences dalam mata pelajaran
pendidikan agama islam.
Berdasarkan latar belakang masalah
ini, kemudian penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai bagaimana
penerapan “Penerapan Teori Pembelajaran
Berbasis Multiple Intelligences Dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”.
6
Howard Gardner lahir 11 Juni 1943, ia masuk
Harvard pada tahun 1961, dengan keinginan awal,
masuk Jurusan Sejarah, tetapi di bawah pengaruh
Erik Erikson, ia berubah mempelajari Hubungan-
Sosial (mempelajari ilmu Psikologi, Sosiologi, dan
Antropologi secara integratif), dengan konsentrasi
di Psikologi Klinis. Lalu ia terpengaruh oleh
psikolog Jerome Bruner dan Jean Piaget. Setelah
memperoleh gelar Ph.D di Harvard pada tahun 1971
dengan disertasi masalah “Sensitivitas pada anak-
anak”, Gardner terus bekerja di Harvard, di Project
Zero yang didirikan pada tahun 1967.
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu
menjadi dasar bagi guru untuk
memperdalam tentang multiple
intellegence.
Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah peneliti
kepustakaan sehingga metode yang
digunakan dalam penelitian adalah
studi pustaka.
2. Metode Penelitian
Teknik yang digunakan
pengumpulan menggunakan data
sekunder, yakni dengan mengumpul -
kan data secara tidak langsung dengan
meneliti objek yang bersangkutan.
Penggunaan data sekunder dapat
dipertanggung jawabkan yang
berhubungan dengan penerapan teori
Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences Dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
a. Pengumpulan data, merupakan
suatu proses mengumpulkan data
yang ada dilapangan dari proses
telaah dari jurnal-jurnal mengenai
pemanfaatan media Augmeneted
Reality yang diimplementasikan
kedalam modul sehinggaa
mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk tujuan
penelitian.
b. Reduksi data, merupakan teknik
menganalisis data yaitu dapat
mendalami,
menggolongkan,mengarahkan,
memisahkan data yang tidak
dibutuhkan, dan
mengorganisasikan data.
c. Penyajian data, mengkaji pola-
pola yang bermanfaat bagi
penelitian dan memberikan
kesimpulan dan pengambilan
tindakan dari data
d. Penarikan kesimpulan/verifikasi,
merupakan suatu tindakan
menyimpulkan temuan baru yang
belum pernah ada sebelumnya.
3. Analisis Data
Penelitian ini merupakan
penelitian yang berbasis kepustakaan
sehingga metode penelitian ini
menggunakan studi pustaka. Analisis
data pada Penelitian kualitatif
deskriptif yaitu rangkaian kegiatan
untuk memperoleh data yang bersifat
apa adanya tanpa ada dalam kondisi
tertentu yang hasilnya lebih
menekankan makna. Penelitian ini
merupakan penelitian kepustakaan
sehingga metode penelitian ini
menggunakan studi pustaka. Menurut
Sutrisno Hadi, disebut penelitian
kepustakaan karena data-data atau
bahan-bahan yang diperlukan dalam
menyelesaikan suatu penelitian berasal
dari perpustakaan baik berupa buku,
ensklopedi, kamus, jurnal, dokumen,
majalah dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan data
sekunder. Menurut Effendi, data
sekunder adalah data yang diperoleh
secara tidak langsung yaitu dari studi
kepustakaan atau dari pihak lain yang
berkaitan dengan obyek yang sedang
diteliti. Data sekunder pada penelitian
ini berupa beberapa jurnal nasional dan
internasional yang terkait dengan E-
Book dan keterampilan proses sains
serta menggunakan sumber-sumber
yang terdapat dihalaman web. Analisis
data pada penelitian kali ini
menggunakan data analisis kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif
deskriptif yaitu rangkaian kegiatan
untuk memperoleh data yang bersifat
apa adanya tanpa ada dalam kondisi
tertentu yang hasilnya lebih
menekankan makna.7
Hasil & Pembahasan
Dari hasil riset mini yang membahas
tentang penerapan teori pembelajaran
multiple intellegence dalam mata pelajaran
pendidikan agama islam. Adapun macam-
macam multiple Intellegence menurut
Gardner.
Macam-macam Teori Multiple
Intelligences. Ada beberapa macam
kecerdasan yang diungkapkan oleh
Gardner, yaitu:8
1. Kecerdasan Verbal (Linguistic
Intelligence)kemampuan untuk
menggunakan dan mengolah kata-kata
secara efektif baik secara lisan maupun
tertulis. Ciri-ciri anak dengan
kecerdasan linguistic yang menonjol
biasanya senang membaca, pandai
bercerita, senang menulis cerita atau
puisi, senang belajar bahasa asing,
perbendaharaan kata yang baik, pandai
mengeja, suka menulis surat atau
email, senang membicarakan ide-ide
7
Watin, E., & Kustijono, R. (2017). Efektivitas
penggunaan e-book dengan flip PDF professional
untuk melatihkan keterampilan proses sains.
In Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) (Vol.
1, pp. 124-129).
8
Gardner, Howard. Multiple intelligences
(Kecerdasan Majemuk). (Batam: Interaksara, 2003)
bersama teman-temannya, memiliki
kemampuan kuat dalam mengingat
nama atau fakta, menikmati permainan
kata (utak-atik kata, kata-kata
tersembunyi, scrabble atau teka-teki
silang, bolak-balik kata, plesetan atau
pantun) dan senang membaca tentang
ide-ide yang menarik minatnya.
Kecerdasan ini menuntut kemampuan
anak untuk menyimpan berbagai
informasi yang berarti berkaitan
dengan proses berpikirnya. Kegiatan
yang cocok bagi orang yang memiliki
intelegensi linguistik antara lain;
pencipta puisi, editor, jurnalis,
dramawan, sastrawan, pemain
sandiwara, dan orator.
2. Kecerdasan logis matematis (Logical –
Mathematical Intelligence)
kemampuan yang berkaitan dengan
penggunaan bilangan dan logika secara
efektif. Anak-anak dengan adanya
kecerdasan logical–mathematical yang
tinggi memperlihatkan minat yang
besar terhadap kegiatan eksplorasi.
Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu
kepekaan pada pola hubungan logis,
pernyataan dan dalil, fungsi logis dan
abstraksi lain. Seseorang dengan
kecerdasan matematis logis yang
tinggi biasanya memiliki ketertarikan
terhadap suka memecahkan misteri,
senang menghitung, suka membuat
perkiraan, menerka jumlah (seperti
menerka jumlah uang logam dalam
sebuah wadah), mudah mengingat
angka-angka serta skor-skor, mampu
menikmati permainan yang
menggunakan strategi seperti catur
atau games strategi, memperhatikan
antara perbuatan dan akibatnya (yang
dikenal dengan sebab-akibat), senang
menghabiskan waktu dengan
mengerjakan kuis asah otak atau teka-
teki logika, senang menemukan cara
kerja komputer, senang mengelola
informasi kedalam tabel atau grafik
dan mereka mampu dan bisa
menggunakan komputer lebih dari
sekedar bermain games.
3. Kecerdasan visual spasial (Visual –
Spatial Intelligence) Adalah
kemampuan untuk menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, seperti
dimiliki para pemburu, arsitek,
navigator & dekorator.Anak-anak
dengan kecerdasan visual – spatial
yang tinggi cenderung berpikir secara
visual. Kecerdasan ini meliputi
kepekaan terhadap warna, garis,
bentuk, ruang dan hubungan
antarunsur tersebut. Seorang anak yang
memiliki kecerdasan dalam spasial
biasanya lebih mengingat wajah
ketimbang nama, suka
menggambarkan ide-idenya atau
membuat sketsa untuk membantunya
menyelesaikan masalah, berpikir
dalam bentuk gambar-gambar serta
mudah melihat berbagai objek dalam
benaknya, dia juga senang membangun
atau mendirikan sesuatu, senang
membongkar pasang, senang membaca
atau menggambar peta, senang melihat
foto-foto/ gambar-gambar dengan serta
membicarakannya,senang melihat
pola-pola dunia disekelilingnya,senang
mencorat-coret, menggambar segala
sesuatu dengan sangat detail dan
realistis, mengingat hal-hal yang telah
dipelajarinya dalam bentuk gambar-
gambar, senang memecahkan teka-teki
visual/gambar serta ilusi optik dan
suka membangun model-model atau
segala hal dalam 3 dimensi. Anak
dengan kecerdasan visual biasanya
kaya dengan khayalan sehingga
cenderung kreatif dan imajinatif.
4. Kecerdasan-Kinestetik-Jasmani
(Bodily – Kinesthetic Intelligence)
kemampuan menggunakan tubuh atau
gerak tubuh untuk mengekspresikan
gagasan dan perasaan seperti ada pada
aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli
bedah. Anak-anak dengan kecerdasan
bodily – kinesthetic di atas rata-rata,
senang bergerak dan menyentuh.
Mereka memiliki kontrol pada
gerakan, keseimbangan, ketangkasan,
dan keanggunan dalam bergerak
mengeksplorasi dunia dengan otot-
ototnya.
5. Kecerdasan Musikal (Musical
Intelligence)kemampuan untuk
mengembangkan,mengekspresikan,
dan menikmati bentu-bentuk musik
dan suara. Anak dengan kecerdasan
musical yang menonjol mudah
mengenali dan mengingat nada-nada.
Ia juga dapat mentranformasikan kata-
kata menjadi lagu, dan menciptakan
berbagai permainan musik. Mereka
pintar melantunkan beat lagu dengan
baik dan benar. Pandai menggunakan
berbagai kosakata musical, dan peka
terhadap ritme, ketukan, melodi atau
warna suara dalam sebuah komposisi
musik.
6. Kecerdasan Interpersonal
(Interpersonal Intelligence) Adalah
kemampuan untuk mengerti dan
menjadi peka terhadap perasaan,
intensi, motivasi, watak, temperamen
orang lain. Anak dengan kecerdasan
interpersonal yang menonjol memiliki
interaksi yang baik dengan orang lain,
pintar menjalin hubungan sosial, serta
mampu mengetahui dan menggunakan
beragam cara saat berinteraksi. Mereka
juga mampu merasakan perasaan,
pikiran, tingkah laku dan harapan
orang lain, serta mampu bekerja sama
denganm orang lain.
7. Kecerdasan-Intrapersonal (Intra
personal Intelligence) Adalah
kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan
kemampuan untuk bertindak secara
adaptatif berdasar pengenalan diri.
Anak dengan kecerdasan intra personal
yang menonjol memiliki perasaan
dalam situasi yang tengah berlangsung,
memahami diri sendiri, dan mampu
mengendalikan diri dalam situasi
konflik. Ia juga mengetahui apa yang
dapat dilakukan dan apa yang tidak
dapat dilakukan dalam lingkungan
sosial. Mereka mengetahui kepada
siapa harus meminta bantuan saat
memerlukan.
8. Kecerdasan Natural (Naturalist
Intelligence)kemampuan untuk dapat
mengerti flora dan fauna dengan baik.
dengan ini memiliki ketertarikan yang
besar terhadap alam sekitar, termasuk
pada binatang, di usia yang sangat
dini. Mereka menikmati benda-benda
dan cerita yang berkaitan dengan
fenomena alam, misalnya terjadinya
awan dan hujan, asal usul binatang,
pertumbuhan tanaman, dan tata surya.
9. Kecerdasan-eksistensial (Existence-
Intelligence) kemampuan menyangkut
kepekaan dan kemampuan seseorang
untuk menjawab persoalan-persoalan
terdalam eksistensi atau keberadaan
manusia. Anak yang memiliki
kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu
cenderung sikap mempertanyakan
segala sesuatu mengenai keberadaan
manusia, arti kehidupan, mengapa
manusia mengalami kematian, dan
realitas yang dihadapinya. Kecerdasan
ini dikembangkan oleh Gardner pada
tahun 1999.
Teori ini membuka kemungkinan
bagi setiap anak untuk belajar dan
mencapai tugas perkembangan.
Multiple intelligences menghindarkan
anak dari kegagalan tugas
perkembangan, seperti rasa rendah diri
dan tidak bahagia, rasa ketidaksetujuan
dan penolakan sosial, yang akan
menyulitkan penguasaan tugas
perkembangan baru. Tugas
perkembangan akan terganggu jika
anak tidak memperoleh kesempatan
untuk belajar apa yang diharapkan oleh
kelompok sekolah, tidak memperoleh
bimbingan dalam belajar, dan tidak
memiliki motivasi untuk belajar.
Sebaliknya anak akan terdukung oleh
lingkungan yang memberikan
kesempatan anak untuk belajar,
bimbingan belajar dari orang tua dan
pendidik, serta motivasi yang kuat
untuk belajar. Hal ini berarti, multiple
intelligences memberi kesempatan
pada anak untuk mendapatkan
dukungan untuk pencapaian tugas
perkembangan.9
Dalam dunia Pendidikan Agama
Islam, kecerdasan ini sangat berguna
misalnya dalam materi menjaga
kelestarian lingkungan hidup, seorang
peserta didik yang akan tertarik dengan
pembelajaran yang berkaitan dengan
bagaimana akhlak seorang muslim
kepada alam sekitar misalnya kepada
tumbuhan. Bagaimana cara menanam,
memupuk, dan merawat sampai
menjadi tumbuhan yang sempurna.
Konsep menitikberatkan pada
ranah keunikan selalu menemukan
9
Hasanah, R. U. (2018). Metode Pembelajaran
Berbasis Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligences) terhadap Siswa.
keunikan setiap anak. Lebih jauh,
konsep ini percaya bahwa tidak ada
anak yang bodoh, sebab setiap anak
pasti minimal memiliki satu kelebihan.
Apabila kelebihan tersebut dapat
dideteksi dari awal otomatis kelebihan
itu adalah potensi kepandaian sang
anak. Atas dasar itu, seyogyanya
sekolah menerima siswa barunya
dalam kondisi apapun.
Strategi yang lain dalam belajar
mengajar adalah menentukan sebuah
metode belajar mengajar yang paling tepat.
Guru harus cermat dalam menentukan
sebuah metode, seoarang guru harus dapat
memodifikasi metode dalam pembelajaran
sesuai dengan materi yang akan diajarkan
agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Penggunaan metode yang tepat dengan
sasaran pembelajaran akan memudahkan
siswa mengikuti aktivitas pembelajaran.
Dan tidak membuat peserta didik
kebingunan dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Guru Pendidikan Agama Islam tidak
hanya menggunakan hanya satu metode
tetapi dapat memadukan antara beberapa
metode yang bervariasi dalam segala aspek
pembelajaran. Sebab pembelajaran pasti
akan memuat materi yang berbeda-beda
maka dari itulah guru harus pandai
menentukan metode yang tepat, karena
salah satu keberhasilan dalam proses
pembelajaran adalah pemilihan suatu
metode yang sesuai dalam pembelajaran.
adapun strategi itu adalah :
a. Strategi Diskusi
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi diskusi ini
adalah ranah linguistik dan
interpersonal.
b. Strategi Action
Research-Pendekatan Multiple-
Intelligences dalam strategi action
research ini berada dalam ranah
matematis-logis dan naturalis.
c. Strategi Klasifikasi
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi klasifikasi
merupakan kategori ranah matemasis-
logis & naturalis.
d. Strategi Analogi
Pendekatan yang termasuk
Multiple Intelligences dalam
strategi analogi ini berada
dalam ranah matematis-
logis, spasialvisual dan
naturalis.
e. Strategi Identifikasi
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi identifikasi
ini berada dalam ranah matematis-
logis, spasial-visual, intrapersonal dan
naturalis.
f. Strategi Sosiodrama
Multiple Intelligences dalam strategi
sosiodrama ini adalah ranah linguistik,
kinestesis.
g. Strategi Penokohan
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi penokohan
ini adalah ranahspasial-visual,
linguistik dan kinestesis.
h. Strategi Flash-Card
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi flash-card
ini merupakan ranah spasial-visual
&interpersonal.
i. Strategi Gambar Visual
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi gambar
visual ini berada dalam ranah spasial-
visual dan intrapersonal.
j. Strategi Papan
Multiple Intelligences dalam strategi
ini ranah spasial-visual, logis-
matematis, interpersonal &
intrapersonal
k. Strategi Wayang
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi wayang
adalah ranah spasial-visual
&interpersonal.
l. Strategi Applied Learning
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi applied
learning adalah ranah naturalis dan
kinestesis.
m. Strategi Movie Learning
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi movie
learning adalah ranah spasial-visual.
n. Strategi EnvirpnmentLearning
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi dalam
strategi enviropnment learning adalah
ranah naturalis, linguistik dan
interpersonal.
o. Strategi Service Learning
Pendekatan yang termasuk Multiple
Intelligences dalam strategi service
learning adalah ranah naturalis,
linguistik dan interpersonal.
Pada strategi diatas guru dapat
menerapkan strategi sesuai dengan
kebutuhan dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran agama islam.
Penerapan Strategi Pembelajaran
Pertama, memberdayakan seluruh
Multiple Intelligences dalam setiap mata
pelajaran. Dalam pendidikan sekolah ada
tiga aspek penilaian yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Ketiga aspek penilaian
itu, guru dapat menerapankan konsep
Multiple Intelligences dalam setiap mata
pelajaran. Penerapan strategi dapat
dilaksanakan dengan cara melakukan
reposisi terhadap kurikulum yang
digunakan, yaitu dengan mengubah tujuan
dari instruksional khusus yang ada menjadi
sebuah kompetensi. Dengan cara demikian
setiap pembahasan ditekankan untuk
menggunakan seluruh Multiple
Intelligences yang ada. Contohnya dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi
melalui film “Praktik Sholat”.
Kedua, mengutamakan pencapaian
setiap mata pelajaran dengan kecerdasan
yang lebih terlihat dominan pada masing-
masing peserta didik. Penerapan strategi
pembelajaran ini dapat dilakukan ketika
guru telah memahami kecerdasan yang
dimiliki setiap masing-masing peserta
didik. Karena pada dasarnya peserta didik
memiliki satu kecerdasan yang dominan
dari kecerdasan-kecerdasan yang lain.
Untuk mengembangkan potensi atau
kecerdasan yang lebih dominan dalam
peserta didik guru harus memberikan setiap
kesempatan dan mengasah kecerdasan
dalam mata pelajaran yang dikuasainya.
Disamping ada strategi yang
diperlukan, adapula hambatan yang
menyertainya yaitu :
Faktor penghambat lainnya terdapat
pada cara penyusunan rencana
pembelajaran kurang memanfaatkan
sarana dan prasarana . Kepala sekolah
mengungkapkan bahwa hambatan yang
dialami dan dirasakan adalah tidak
konsistennya guru dan kepala sekolah
sendiri dalam menyusun rencana
pembelajaran serta sarana dan prasarana
yang masih kurang memadai. Pada saat
tahap pembelajaran hambatan yang
dirasakan guru terdapat pada masing-
masing aspek penilaian, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Pada tahap
penilaian kognitif hambatan yang di alami
guru ialah guru harus mengetahui caranya.
Sedangkan faktor pendukung dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
yakni peran Orangtua, Partisipasi Semua
Pihak Sekolah, antusias dan keceriaan
siswa, motivasi dan Komitmen Guru,
Komunikasi yang terjalin antara Orangtua
dan Guru.
Faktor Pendukung Dan Penghambat
Pembelajaran Berbasis Multiple
Intelligences Dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Islam
Faktor yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran berbasis kecerdasan
majemuk pada mata pelajaran pendidikan
islam diantaranya adanya pelatihan guru,
guru selalu semnagat terus untuk belajar,
serta letak sekolah sangat dekat dengan
alam sehingga mendukung dalam
pembelajaran dengan konteks kecerdasan
majemuk yang dibahas dalam
permasalahan, sedangkan faktor
penghambat dari kecerdasan majemuk
dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
multiple intelligences di antaranya ialah
mahalnya tes kecerdasan yang valid,
kurangnya kreativitas pendidik atau guru,
strategi yang dilakukan sesuai dengan
materi pelajaran.
Evaluasi pembelajaran
a. Penilaian Kognitif Kompetensi ranah
akognitif meliputi tingkatan
menghafal, mengaplikasikan,
menganalisis, menyintesis, dan
mengevaluasi. Alat penilaian kognitif
meliputi: 1) Tes lisan, berupa
pertanyaan lisan yang digunakan untuk
mengetahui daya serap siswa terhadap
masalah ang berkaitan dengan kognitif.
2) Tes tertulis, mulai dari jenjang
pengetahuan, pemahaman.
b. Penilaian Afektif Kompetensi ranah
afektif meliputi peningkatan
pemberian respon, sikap, apresiasi,
minat, dan internalisasi. Penilaian
afektif terutama bertujuan untuk
mengetahui karakter siswa dalam
proses pembelajaran yaitu penilaian
afektif pada saat pembelajaran
berlangsung dan penilaian afektif
diluar proses belajar didalam sekolah.
c. Penilaian-Psikomotorik Kompetensi
ranah psikomotorik meliputi
kompetensi yang dapat diraih dengan
karya,
Penutup
Pendekatan Multiple Intelligences
dalam strategi diskusi ini adalah ranah
linguistik dan interpersonal. Research
Pendekatan Multiple Intelligences dalam
strategi action research ini berada dalam
ranah matematis-logis dan naturalis.
Pendekatan Multiple Intelligences dalam
strategi identifikasi ini berada dalam ranah
matematis-logis,spasial-visual,
intrapersonal dan naturalis. Pendekatan
Multiple Intelligences dalam strategi
penokohan ini adalah ranah spasial-visual,
linguistik dan kinestesis. Permainan
Pendekatan Multiple Intelligences dalam
strategi papan permainan ini berada dalam
ranah spasial-visual, logis-matematis,
interpersonal dan intrapersonal. Pendekatan
Multiple Intelligences dalam strategi
wayang adalah ranah spasial-visual dan
interpersonal. Pendekatan Multiple
Intelligences dalam strategi service
learning adalah ranah naturalis, linguistik
dan interpersonal. Ketiga aspek penilaian
itu, guru dapat menerapankan konsep
Multiple Intelligences dalam setiap mata
pelajaran. Penerapan strategi dapat
dilaksanakan dengan cara melakukan
reposisi terhadap kurikulum yang
digunakan, yaitu dengan mengubah tujuan
dari instruksional khusus yang ada menjadi
sebuah kompetensi. Dengan cara demikian
setiap pembahasan ditekankan untuk
menggunakan seluruh Multiple
Intelligences yang ada. Kedua,
mengutamakan pencapaian setiap mata
pelajaran dengan kecerdasan yang lebih
terlihat dominan pada masing-masing
peserta didik. Penerapan strategi
pembelajaran ini dapat dilakukan ketika
guru telah memahami kecerdasan yang
dimiliki setiap masing-masing peserta
didik. Untuk lebih mengembangkan
potensi yang dimiliki atau kecerdasan
yang lebih dominan dalam peserta didik
guru harus memberikan setiap kesempatan
dan mengasah kecerdasan dalam mata
pelajaran yang dikuasainya. Dari segi
pendidikan akal, pendidikan Islam telah
berupaya meletakkan metode pendidikan
yang di dalamnya terdapat perencanaan
matang akan cara peningkatan kemampuan
akal dan daya persepsinya sesuai dengan
perkembangan anak, dan tetap menjaga
sifat dasar perbedaan individu dalam gaya
pendidikannya sebagaimana di dalamnya
juga terdapat perencanaan mengenai cara
untuk mencapai keberhasilan di berbagai
bidang yang berbeda dan gaya-gaya
berfikir yang ada didalamnya. Jika tujuan
belajar telah jatuh pada tingkatan
kepentingan dunia ini niscaya akan banyak
kerusakan di dalamnya sebagaimana dapat
kita lihat pada ‘kepalsuan’ pendidik dan
peserta didik dalam pendidikan yang ada di
lingkungan kita.
Daftar Pustaka
Buku :
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan
Dalam Perspektif Islam,
(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1994), cet-2, h.
32
H. Muzayyin Arifin, Filsafat
Pendidikan Islam, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), Cet-1,
h. 8
Howard, G. (April 20, 1993).
Multiple Intelligences.
American: Basic Books.
Jurnal :
Amir, A. (2013). Pembelajaran
matematika dengan
menggunakan kecerdasan
majemuk (multiple
intelligences). Logaritma:
Jurnal Ilmu-ilmu
Pendidikan dan
Sains, 1(01).
Astuti, S., & Istanto, S. P. I.
(2017). Pandangan Munif
Chatib Tentang Multiple
Intelligences Dalam
Perspektif Pendidikan
Islam (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Feri, G. (2021). PERSEPSI GURU
TENTANG STRATEGI
MULTIPLE INTELLIGENCES
DALAM PEMBELAJARAN PAI
KELAS VII DI SMPN 22
BANDAR LAMPUNG (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan
Lampung).
FIKRI, A. (2020).
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DENGAN
MENGGUNAKAN
PENDEKATAN MULTIPLE
INTELLIGENCE DI SMP
MUHAMMADIYAH 1 GISTING
TANGGAMUS (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan
Lampung).
Fikriyah, F. Z., & Aziz, J. A.
(2018). Penerapan Konsep Multiple
Intelligences pada Pembelajaran
PAI. IQ (Ilmu Al-qur'an): Jurnal
Pendidikan Islam, 1(02), 220-244.
Hasanah, R. U. (2018). Metode
Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan Majemuk
(Multiple Intelligences)
terhadap Siswa.
Hayati, T. (2017). Penerapan
pembelajaran berbasis kecerdasan
majemuk pada mata pelajaran
aqidah akhlak di kelas iv MI
Walisongo Kranji 01 Kedungwuni
Pekalongan (Doctoral dissertation,
IAIN Pekalongan).
LAILI, D. N. (2014).
IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM BERBASIS
MULTIPLE INTELLIGENCES DI
SD MUHAMMADIYAH 9
MALANG (Doctoral dissertation,
University of Muhammadiyah
Malang).
Nugroho, A. D. (2017). Pendidikan
Multiple Intelligences dalam
Perspektif Pendidikan Islam.
PRIMARY EDUCATION
JOURNAL (PEJ), 1(1), 37-45.
Nurhidayati, T. (2015). Inovasi
Pembelajaran PAI Berbasis
Multiple Intelligences. Jurnal
Pendidikan Agama Islam (Journal
of Islamic Education Studies), 3(1),
23-56.
Pringgar, R. F., & Sujatmiko, B.
(2020). PENELITIAN
KEPUSTAKAAN (LIBRARY
RESEARCH) MODUL
PEMBELAJARAN BERBASIS
AUGMENTED REALITY PADA
PEMBELAJARAN SISWA. IT-
Edu: Jurnal Information
Technology and Education, 5(01),
317-329.
Rahman, A. (2012). Pendidikan
Agama Islam dan Pendidikan
Islam-Tinjauan Epistemologi dan
Isi-Materi.". Jurnal Eksis, 8(1),
2053-2059.
Tujuan Pendidikan Indonesia,
diakses pada tanggal 8 Maret 2014
dari http://tujuanpendidikan.com/
Wahyudi, D., & Alafiah, T. (2016).
Studi penerapan strategi
pembelajaran berbasis multiple
intelligences dalam mata pelajaran
pendidikan agama Islam.
MUDARRISA: Jurnal Kajian
Pendidikan Islam, 8(2), 255-282.
Wardani, D. K. (2019).
RELEVANSI TEORI MULTIPLE
INTELLIGENCES DENGAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENURUT ZAKIAH
DARADJAT DI RA
‘TERPADU’POJOK KLITIH
PLANDAAN JOMBANG. JoEMS
(Journal of Education and
Management Studies), 2(6), 49-52.

More Related Content

What's hot

Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh diniFilosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh diniAndi Uli
 
Pendidikan sebagai bagian dari pengembangan tradisi keilmuan
Pendidikan sebagai bagian dari pengembangan tradisi keilmuanPendidikan sebagai bagian dari pengembangan tradisi keilmuan
Pendidikan sebagai bagian dari pengembangan tradisi keilmuankurniawanryandwi
 
Hakikat Pendidik dan Peserta Didik
Hakikat Pendidik dan Peserta DidikHakikat Pendidik dan Peserta Didik
Hakikat Pendidik dan Peserta DidikCecep Kustandi
 
Taklimat umum kssr
Taklimat umum kssrTaklimat umum kssr
Taklimat umum kssrfauziahdom
 
Taklimat umum kssr
Taklimat umum kssrTaklimat umum kssr
Taklimat umum kssrwmzuri
 
Media Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islamMedia Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islamSummer Rain
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanAdhi Panjie Gumilang
 
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuanPendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuanHendun Budiyani
 
Kepelbagaian Pelajar RPH
Kepelbagaian Pelajar RPHKepelbagaian Pelajar RPH
Kepelbagaian Pelajar RPHwanhafshah
 
Taklimat KSSR
Taklimat KSSRTaklimat KSSR
Taklimat KSSRAsniem CA
 
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldun
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldunTokoh falsafah islam – ibnu khaldun
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldunairenahmad
 

What's hot (18)

Tujuan akhir
Tujuan akhirTujuan akhir
Tujuan akhir
 
KSSR
KSSRKSSR
KSSR
 
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh diniFilosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
 
Pendidikan sebagai bagian dari pengembangan tradisi keilmuan
Pendidikan sebagai bagian dari pengembangan tradisi keilmuanPendidikan sebagai bagian dari pengembangan tradisi keilmuan
Pendidikan sebagai bagian dari pengembangan tradisi keilmuan
 
Hakikat Pendidik dan Peserta Didik
Hakikat Pendidik dan Peserta DidikHakikat Pendidik dan Peserta Didik
Hakikat Pendidik dan Peserta Didik
 
Taklimat umum kssr
Taklimat umum kssrTaklimat umum kssr
Taklimat umum kssr
 
Taklimat umum kssr
Taklimat umum kssrTaklimat umum kssr
Taklimat umum kssr
 
Taklimat umum kssr
Taklimat umum kssrTaklimat umum kssr
Taklimat umum kssr
 
Media Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islamMedia Pengajaran dalam Pendidikan islam
Media Pengajaran dalam Pendidikan islam
 
Kpf 4013 kuliah 1
Kpf 4013   kuliah 1Kpf 4013   kuliah 1
Kpf 4013 kuliah 1
 
Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulum
 
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuanPendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
 
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuanPendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
 
Falsafah Pendidikan
Falsafah PendidikanFalsafah Pendidikan
Falsafah Pendidikan
 
Kepelbagaian Pelajar RPH
Kepelbagaian Pelajar RPHKepelbagaian Pelajar RPH
Kepelbagaian Pelajar RPH
 
Taklimat KSSR
Taklimat KSSRTaklimat KSSR
Taklimat KSSR
 
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldun
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldunTokoh falsafah islam – ibnu khaldun
Tokoh falsafah islam – ibnu khaldun
 

Similar to Artikel jurnal penerapan teori pembelajaran berbasis multiple

PPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.ppt
PPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.pptPPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.ppt
PPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.pptAritonang Toba Muara
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikAli Murfhy
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikAli Murfi
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanAndriani Widi Astuti
 
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggiStar Ng
 
Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Junaidi Rembang
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRISiti Ayu Megawati
 
Landasan ilmu pendidikan
Landasan ilmu pendidikanLandasan ilmu pendidikan
Landasan ilmu pendidikanDanies Nury
 
Tugas filsafat pendidikan sebagai bagian dari perkembangan keilmuan
Tugas filsafat pendidikan sebagai bagian dari perkembangan keilmuanTugas filsafat pendidikan sebagai bagian dari perkembangan keilmuan
Tugas filsafat pendidikan sebagai bagian dari perkembangan keilmuanramadan subagjo
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdferlyn22
 
Psikologi Pendidikan Pertemuan 1
Psikologi Pendidikan Pertemuan 1Psikologi Pendidikan Pertemuan 1
Psikologi Pendidikan Pertemuan 1Risdiana Hidayat
 

Similar to Artikel jurnal penerapan teori pembelajaran berbasis multiple (20)

PPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.ppt
PPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.pptPPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.ppt
PPT-UEU-Pengantar-Ilmu-Pendidikan-Pertemuan-15.ppt
 
Kurikulum Terpadu
Kurikulum Terpadu  Kurikulum Terpadu
Kurikulum Terpadu
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum Humanistik
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum Humanistik
 
5 fasa needham
5 fasa needham5 fasa needham
5 fasa needham
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasan
 
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
239602990 pengajaran-kemahiran-berfikir-aras-tinggi
 
Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013Analisis kurikulum pai 2013
Analisis kurikulum pai 2013
 
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRIBuku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
Buku Panduan Pembelajaran Berasaskan INKUIRI
 
Landasan ilmu pendidikan
Landasan ilmu pendidikanLandasan ilmu pendidikan
Landasan ilmu pendidikan
 
Pembelajaran PAI
Pembelajaran PAIPembelajaran PAI
Pembelajaran PAI
 
Pbm
PbmPbm
Pbm
 
Tugas filsafat pendidikan sebagai bagian dari perkembangan keilmuan
Tugas filsafat pendidikan sebagai bagian dari perkembangan keilmuanTugas filsafat pendidikan sebagai bagian dari perkembangan keilmuan
Tugas filsafat pendidikan sebagai bagian dari perkembangan keilmuan
 
Pendidikan holistik
Pendidikan holistikPendidikan holistik
Pendidikan holistik
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf
 
Psikologi Pendidikan Pertemuan 1
Psikologi Pendidikan Pertemuan 1Psikologi Pendidikan Pertemuan 1
Psikologi Pendidikan Pertemuan 1
 
Landasan filosofis
Landasan filosofisLandasan filosofis
Landasan filosofis
 
Bab 2 09108247080
Bab 2   09108247080Bab 2   09108247080
Bab 2 09108247080
 
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAMFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
 

More from Alorka 114114

1-10 latihan mengunting dan menempel.docx
1-10 latihan mengunting dan menempel.docx1-10 latihan mengunting dan menempel.docx
1-10 latihan mengunting dan menempel.docxAlorka 114114
 
kebiasaan baik_belajar untuk anak berkebutuhan khusus.pdf
kebiasaan baik_belajar untuk anak berkebutuhan khusus.pdfkebiasaan baik_belajar untuk anak berkebutuhan khusus.pdf
kebiasaan baik_belajar untuk anak berkebutuhan khusus.pdfAlorka 114114
 
Mengenal huruf konsonan dan vokal serta membacanya.docx
Mengenal huruf konsonan dan vokal serta membacanya.docxMengenal huruf konsonan dan vokal serta membacanya.docx
Mengenal huruf konsonan dan vokal serta membacanya.docxAlorka 114114
 
Mewarnai dan belajar mengenal angka 1-12.docx
Mewarnai dan belajar mengenal angka 1-12.docxMewarnai dan belajar mengenal angka 1-12.docx
Mewarnai dan belajar mengenal angka 1-12.docxAlorka 114114
 
“RELEVANSI PERILAKU KORUPTIF DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PADA MASA RESES YANG ...
“RELEVANSI PERILAKU KORUPTIF DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PADA MASA RESES YANG ...“RELEVANSI PERILAKU KORUPTIF DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PADA MASA RESES YANG ...
“RELEVANSI PERILAKU KORUPTIF DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PADA MASA RESES YANG ...Alorka 114114
 
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUPDAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUPAlorka 114114
 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN.docx
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN.docxRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN.docx
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN.docxAlorka 114114
 
Undangan tahlil 100 dua batas kertas.doc
Undangan tahlil 100 dua batas kertas.docUndangan tahlil 100 dua batas kertas.doc
Undangan tahlil 100 dua batas kertas.docAlorka 114114
 
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....Alorka 114114
 
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME DI SMA I...
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME  DI SMA I...PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME  DI SMA I...
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME DI SMA I...Alorka 114114
 
SKRIPSI_Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Meningkatkan Nilai Agama Dan Moral...
SKRIPSI_Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Meningkatkan Nilai Agama Dan Moral...SKRIPSI_Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Meningkatkan Nilai Agama Dan Moral...
SKRIPSI_Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Meningkatkan Nilai Agama Dan Moral...Alorka 114114
 
KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SMP/MTs KEL...
KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)  SMP/MTs  KEL...KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)  SMP/MTs  KEL...
KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SMP/MTs KEL...Alorka 114114
 
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasibuku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi FarmasiAlorka 114114
 
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...Alorka 114114
 
PENGERTIAN DAN PRINSIP TEKNOLOGI RAMAH LINGKUANGAN
PENGERTIAN DAN PRINSIP TEKNOLOGI RAMAH LINGKUANGANPENGERTIAN DAN PRINSIP TEKNOLOGI RAMAH LINGKUANGAN
PENGERTIAN DAN PRINSIP TEKNOLOGI RAMAH LINGKUANGANAlorka 114114
 
PENDOMAN PENULISAN SKRIPSI
PENDOMAN PENULISAN SKRIPSIPENDOMAN PENULISAN SKRIPSI
PENDOMAN PENULISAN SKRIPSIAlorka 114114
 
Kajian Kerusakan Lingkungan pada Tambang Intan Berbasis Pertambangan Rakyat d...
Kajian Kerusakan Lingkungan pada Tambang Intan Berbasis Pertambangan Rakyat d...Kajian Kerusakan Lingkungan pada Tambang Intan Berbasis Pertambangan Rakyat d...
Kajian Kerusakan Lingkungan pada Tambang Intan Berbasis Pertambangan Rakyat d...Alorka 114114
 
Daftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidupDaftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidupAlorka 114114
 

More from Alorka 114114 (20)

1-10 latihan mengunting dan menempel.docx
1-10 latihan mengunting dan menempel.docx1-10 latihan mengunting dan menempel.docx
1-10 latihan mengunting dan menempel.docx
 
kebiasaan baik_belajar untuk anak berkebutuhan khusus.pdf
kebiasaan baik_belajar untuk anak berkebutuhan khusus.pdfkebiasaan baik_belajar untuk anak berkebutuhan khusus.pdf
kebiasaan baik_belajar untuk anak berkebutuhan khusus.pdf
 
Mengenal huruf konsonan dan vokal serta membacanya.docx
Mengenal huruf konsonan dan vokal serta membacanya.docxMengenal huruf konsonan dan vokal serta membacanya.docx
Mengenal huruf konsonan dan vokal serta membacanya.docx
 
Mewarnai dan belajar mengenal angka 1-12.docx
Mewarnai dan belajar mengenal angka 1-12.docxMewarnai dan belajar mengenal angka 1-12.docx
Mewarnai dan belajar mengenal angka 1-12.docx
 
“RELEVANSI PERILAKU KORUPTIF DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PADA MASA RESES YANG ...
“RELEVANSI PERILAKU KORUPTIF DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PADA MASA RESES YANG ...“RELEVANSI PERILAKU KORUPTIF DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PADA MASA RESES YANG ...
“RELEVANSI PERILAKU KORUPTIF DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PADA MASA RESES YANG ...
 
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUPDAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN.docx
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN.docxRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN.docx
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN.docx
 
Undangan tahlil 100 dua batas kertas.doc
Undangan tahlil 100 dua batas kertas.docUndangan tahlil 100 dua batas kertas.doc
Undangan tahlil 100 dua batas kertas.doc
 
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
EFEKTIVITAS KEGIATAN KEGAMAAN DALAM MENANGANI KENAKALAN REMAJA DI DESA MUNTE....
 
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME DI SMA I...
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME  DI SMA I...PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME  DI SMA I...
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH PAHAM RADIKALISME DI SMA I...
 
SKRIPSI_Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Meningkatkan Nilai Agama Dan Moral...
SKRIPSI_Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Meningkatkan Nilai Agama Dan Moral...SKRIPSI_Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Meningkatkan Nilai Agama Dan Moral...
SKRIPSI_Penggunaan Metode Pembiasaan Dalam Meningkatkan Nilai Agama Dan Moral...
 
KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SMP/MTs KEL...
KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)  SMP/MTs  KEL...KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)  SMP/MTs  KEL...
KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SMP/MTs KEL...
 
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasibuku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
buku pedoman pelaksanaan PKL di Prodi Farmasi
 
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
 
PENGERTIAN DAN PRINSIP TEKNOLOGI RAMAH LINGKUANGAN
PENGERTIAN DAN PRINSIP TEKNOLOGI RAMAH LINGKUANGANPENGERTIAN DAN PRINSIP TEKNOLOGI RAMAH LINGKUANGAN
PENGERTIAN DAN PRINSIP TEKNOLOGI RAMAH LINGKUANGAN
 
PENDOMAN PENULISAN SKRIPSI
PENDOMAN PENULISAN SKRIPSIPENDOMAN PENULISAN SKRIPSI
PENDOMAN PENULISAN SKRIPSI
 
Kajian Kerusakan Lingkungan pada Tambang Intan Berbasis Pertambangan Rakyat d...
Kajian Kerusakan Lingkungan pada Tambang Intan Berbasis Pertambangan Rakyat d...Kajian Kerusakan Lingkungan pada Tambang Intan Berbasis Pertambangan Rakyat d...
Kajian Kerusakan Lingkungan pada Tambang Intan Berbasis Pertambangan Rakyat d...
 
Cv riwayat hidup
Cv riwayat hidup Cv riwayat hidup
Cv riwayat hidup
 
Surat Lamaran Kerja
Surat Lamaran KerjaSurat Lamaran Kerja
Surat Lamaran Kerja
 
Daftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidupDaftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidup
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Artikel jurnal penerapan teori pembelajaran berbasis multiple

  • 1.
  • 2. PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Nurhadi Asroni Kusdi Abstrak : Teori Multiple Intelligences (MI) muncul sebagai bentuk krtitik terhadap teori Intellectual Quotient (IQ) yang membatasi kecerdasan hanya pada kecerdasan Logis- Matematis dan Linguistik saja. Sementara dalam teori MI terdapat Sembilan kecerdasan manusia namun yang di bahas dalam permasalahan makalah ini ada 3 yakni : Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan Eksistensial, Dan Kecerdasan Internasional. Dikarenakan teori pembelajaran Multiple Intelligences dalam perspektif pendidikan islam sangat berpengaruh untuk para guru, peserta didik, orangtua, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Serta bagaimana seorang guru sebagai pendidik dapat menerapkan teori pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam mata pelajaran pendidikan agama islam dengan metode dan strategi yang optimal. Tujuan penelitian penerapan, strategi, serta faktor pendukung dan penghambat teori pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam mata pelajaran pendidikan agama islam. dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis multiple intelligences di antaranya ialah mahalnya tes kecerdasan yang valid, kurangnya kreativitas pendidik atau guru, strategi yang dilakukan sesuai dengan materi pelajaran dan kecerdasan siswa serta dalam pelaksanaan penilaian tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Penelitian Ini Menggunakan metode Kepustakaan. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan penelitian kepustakaan sehingga metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi pustaka. Kata Kunci : Teori Pembelajaran, Multiple Intellegence, Pendidikan Agama Islam Pendahuluan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwasannya tujuan pendidikan nasional
  • 3. adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Sekolah merupakan sarana yang sengaja dirancang untuk melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran. Sekolah menjalankan peranya dengan baik, peran tersebut misalnya sekolah mempersiapkan peserta didiknya memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dasar, dan nilai-nilai luhur yang dibutuhkan untuk masa depan peserta didikinya.2 Pendidikan Islam adalah proses mempersiapkan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam. Namun, masih banyak sekolah yang kurang membangun potensi dan menanamkan nilai-nilai Islam pada peserta didik, selain itu di Indonesia masih banyak sekolah yang berpredikat sekolah robot, mulai dari proses pembelajaran, maka target keberhasilan sekolah hingga pada system 1 Tujuan Pendidikan Indonesia, diakses pada tanggal 8 Maret 2014 dari http://tujuanpendidikan.com/ 2 Fahrizal, Z. (2019). Quo Vadis Pendidikan Indonesia?. GUEPEDIA. pada penilaiannya. Untuk melakukan dan mempermudah peserta didik memahami materi, maka guru sebaiknya menyesuaikan gaya mengajar dengan gaya belajar peserta didik; dan dalam penerimaan peserta didik sebaiknya sekolah menerima peserta didik dalam kondisi apapun, karena tugas sekolah adalah menemukan kecerdasan yang ada pada peserta didik. Multiple Intelligences adalah teori yang ditemukan oleh Howard Gardner. Teori ini memandang bahwa setiap manusia memiliki minimal satu kecerdasan dalam dirinya. Munif Chatib adalah salah satu tokoh pendidikan di Indonesia yang menerapkan dan mengembangkan teori multiple intelligences. Munif Chatib menyatakan pembelajaran sekolah yang baik adalah sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis multiple intelligences. konsep pembelajaran ini menitikberatkan pada ranah keunikan individu yang selalu menemukan kelebihan setiap anak. Di sisi lain, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya.3 3 Munif Chatib. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia (Bandung: Kaifa, 2008), hlm. 92-93.
  • 4. Selain itu Munif Chatib mampu mengembangkan teori MI tidak hanya didalam dunia kelas akan tetapi teori Munif Chatib tentang MI di terapkan pula kepada aspek yang berhubungan dengan komponen pembelajaran secara luas, yaitu dengan memadukan konsep Multiple Intelligences ke dunia para guru, peserta didik, orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Setelah dipaparkan diatas penulis ingin mendalami lebih lanjut tentang sekolah berbasis Multiple Intelligences pandangan Munif Chatib dalam pendidikan agama Islam.4 Teori Multiple Intelligences (MI) muncul sebagai bentuk krtitik terhadap teori Intellectual Quotient (IQ) yang membatasi kecerdasan hanya pada kecerdasan Logis-Matematis dan Linguistik saja. Sementara dalam teori MI terdapat Sembilan kecerdasan manusia namun yang di bahas dalam permasalahan makalah ini ada 3 yakni : Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan Eksistensial, Dan Kecerdasan Internasional. Dikarenakan teori pembelajaran Multiple Intelligences dalam perspektif pendidikan islam sangat berpengaruh untuk para guru, peserta didik, 4 Kawakip, A. N. (2011). Paradigma sekolah unggul dalam perspektif teori Multiple Intelligences. Jurnal Nadwa, 5(1), 8 orangtua, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Serta bagaimana seorang guru sebagai pendidik dapat menerapkan teori pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam mata pelajaran pendidikan agama islam dengan metode dan strategi yang optimal. Memahami konsep multiple intelligences ini juga penting terutama kaitannya dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan bagian dari kurikulum Pendidikan Nasional, mengemban amanah untuk ikut serta berperan menciptakan output yang berpengetahuan luas dan mendalam, beriman, dan bertaqwa kepada Allah Swt. Untuk mewujudkan tujuan tersebut guru Pendidikan Agama Islam (PAI) harus menyadari bahwa setiap peserta didik mempunyai keadaan, kemampuan, minat dan bakat yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.5 Atas dasar inilah, maka pada pembahasan berikut, penulis akan 5 Wahyudi, D., & Alafiah, T. (2016). Studi penerapan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam. MUDARRISA: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 8(2), 255-282.
  • 5. menguraikan teori Multiple Intelligences yang digagas Howard Gardner.6 Prinsip yang digunakan dalam teori MI adalah bahwa setiap anak memiliki keunikan atau dapat dikatakan bahwa setiap anak tidak ada yang bodoh. Teori MI mengedepankan keunikan yang ada pada setiap anak dan cenderung pada menemukan kecerdasan apa yang dimiliki oleh seorang anak bukan pada mengukur tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang. Tujuan penelitian penerapan, strategi, serta faktor pendukung dan penghambat teori pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam mata pelajaran pendidikan agama islam. Berdasarkan latar belakang masalah ini, kemudian penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana penerapan “Penerapan Teori Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”. 6 Howard Gardner lahir 11 Juni 1943, ia masuk Harvard pada tahun 1961, dengan keinginan awal, masuk Jurusan Sejarah, tetapi di bawah pengaruh Erik Erikson, ia berubah mempelajari Hubungan- Sosial (mempelajari ilmu Psikologi, Sosiologi, dan Antropologi secara integratif), dengan konsentrasi di Psikologi Klinis. Lalu ia terpengaruh oleh psikolog Jerome Bruner dan Jean Piaget. Setelah memperoleh gelar Ph.D di Harvard pada tahun 1971 dengan disertasi masalah “Sensitivitas pada anak- anak”, Gardner terus bekerja di Harvard, di Project Zero yang didirikan pada tahun 1967. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar bagi guru untuk memperdalam tentang multiple intellegence. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini adalah peneliti kepustakaan sehingga metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi pustaka. 2. Metode Penelitian Teknik yang digunakan pengumpulan menggunakan data sekunder, yakni dengan mengumpul - kan data secara tidak langsung dengan meneliti objek yang bersangkutan. Penggunaan data sekunder dapat dipertanggung jawabkan yang berhubungan dengan penerapan teori Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. a. Pengumpulan data, merupakan suatu proses mengumpulkan data yang ada dilapangan dari proses telaah dari jurnal-jurnal mengenai pemanfaatan media Augmeneted Reality yang diimplementasikan kedalam modul sehinggaa mendapatkan informasi yang
  • 6. dibutuhkan untuk tujuan penelitian. b. Reduksi data, merupakan teknik menganalisis data yaitu dapat mendalami, menggolongkan,mengarahkan, memisahkan data yang tidak dibutuhkan, dan mengorganisasikan data. c. Penyajian data, mengkaji pola- pola yang bermanfaat bagi penelitian dan memberikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dari data d. Penarikan kesimpulan/verifikasi, merupakan suatu tindakan menyimpulkan temuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. 3. Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis kepustakaan sehingga metode penelitian ini menggunakan studi pustaka. Analisis data pada Penelitian kualitatif deskriptif yaitu rangkaian kegiatan untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu yang hasilnya lebih menekankan makna. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan sehingga metode penelitian ini menggunakan studi pustaka. Menurut Sutrisno Hadi, disebut penelitian kepustakaan karena data-data atau bahan-bahan yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu penelitian berasal dari perpustakaan baik berupa buku, ensklopedi, kamus, jurnal, dokumen, majalah dan lain sebagainya. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut Effendi, data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu dari studi kepustakaan atau dari pihak lain yang berkaitan dengan obyek yang sedang diteliti. Data sekunder pada penelitian ini berupa beberapa jurnal nasional dan internasional yang terkait dengan E- Book dan keterampilan proses sains serta menggunakan sumber-sumber yang terdapat dihalaman web. Analisis data pada penelitian kali ini menggunakan data analisis kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif yaitu rangkaian kegiatan untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi
  • 7. tertentu yang hasilnya lebih menekankan makna.7 Hasil & Pembahasan Dari hasil riset mini yang membahas tentang penerapan teori pembelajaran multiple intellegence dalam mata pelajaran pendidikan agama islam. Adapun macam- macam multiple Intellegence menurut Gardner. Macam-macam Teori Multiple Intelligences. Ada beberapa macam kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner, yaitu:8 1. Kecerdasan Verbal (Linguistic Intelligence)kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat atau email, senang membicarakan ide-ide 7 Watin, E., & Kustijono, R. (2017). Efektivitas penggunaan e-book dengan flip PDF professional untuk melatihkan keterampilan proses sains. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (SNF) (Vol. 1, pp. 124-129). 8 Gardner, Howard. Multiple intelligences (Kecerdasan Majemuk). (Batam: Interaksara, 2003) bersama teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata, plesetan atau pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses berpikirnya. Kegiatan yang cocok bagi orang yang memiliki intelegensi linguistik antara lain; pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, dan orator. 2. Kecerdasan logis matematis (Logical – Mathematical Intelligence) kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Anak-anak dengan adanya kecerdasan logical–mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Seseorang dengan kecerdasan matematis logis yang tinggi biasanya memiliki ketertarikan
  • 8. terhadap suka memecahkan misteri, senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (seperti menerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, mampu menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka- teki logika, senang menemukan cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan mereka mampu dan bisa menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games. 3. Kecerdasan visual spasial (Visual – Spatial Intelligence) Adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator & dekorator.Anak-anak dengan kecerdasan visual – spatial yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut. Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam spasial biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu, senang membongkar pasang, senang membaca atau menggambar peta, senang melihat foto-foto/ gambar-gambar dengan serta membicarakannya,senang melihat pola-pola dunia disekelilingnya,senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk gambar- gambar, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehingga cenderung kreatif dan imajinatif. 4. Kecerdasan-Kinestetik-Jasmani (Bodily – Kinesthetic Intelligence) kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada
  • 9. aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Anak-anak dengan kecerdasan bodily – kinesthetic di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak mengeksplorasi dunia dengan otot- ototnya. 5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)kemampuan untuk mengembangkan,mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Anak dengan kecerdasan musical yang menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentranformasikan kata- kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Pandai menggunakan berbagai kosakata musical, dan peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi musik. 6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence) Adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang lain, serta mampu bekerja sama denganm orang lain. 7. Kecerdasan-Intrapersonal (Intra personal Intelligence) Adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri. Anak dengan kecerdasan intra personal yang menonjol memiliki perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Mereka mengetahui kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan. 8. Kecerdasan Natural (Naturalist Intelligence)kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. dengan ini memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk
  • 10. pada binatang, di usia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan dan hujan, asal usul binatang, pertumbuhan tanaman, dan tata surya. 9. Kecerdasan-eksistensial (Existence- Intelligence) kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung sikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya. Kecerdasan ini dikembangkan oleh Gardner pada tahun 1999. Teori ini membuka kemungkinan bagi setiap anak untuk belajar dan mencapai tugas perkembangan. Multiple intelligences menghindarkan anak dari kegagalan tugas perkembangan, seperti rasa rendah diri dan tidak bahagia, rasa ketidaksetujuan dan penolakan sosial, yang akan menyulitkan penguasaan tugas perkembangan baru. Tugas perkembangan akan terganggu jika anak tidak memperoleh kesempatan untuk belajar apa yang diharapkan oleh kelompok sekolah, tidak memperoleh bimbingan dalam belajar, dan tidak memiliki motivasi untuk belajar. Sebaliknya anak akan terdukung oleh lingkungan yang memberikan kesempatan anak untuk belajar, bimbingan belajar dari orang tua dan pendidik, serta motivasi yang kuat untuk belajar. Hal ini berarti, multiple intelligences memberi kesempatan pada anak untuk mendapatkan dukungan untuk pencapaian tugas perkembangan.9 Dalam dunia Pendidikan Agama Islam, kecerdasan ini sangat berguna misalnya dalam materi menjaga kelestarian lingkungan hidup, seorang peserta didik yang akan tertarik dengan pembelajaran yang berkaitan dengan bagaimana akhlak seorang muslim kepada alam sekitar misalnya kepada tumbuhan. Bagaimana cara menanam, memupuk, dan merawat sampai menjadi tumbuhan yang sempurna. Konsep menitikberatkan pada ranah keunikan selalu menemukan 9 Hasanah, R. U. (2018). Metode Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) terhadap Siswa.
  • 11. keunikan setiap anak. Lebih jauh, konsep ini percaya bahwa tidak ada anak yang bodoh, sebab setiap anak pasti minimal memiliki satu kelebihan. Apabila kelebihan tersebut dapat dideteksi dari awal otomatis kelebihan itu adalah potensi kepandaian sang anak. Atas dasar itu, seyogyanya sekolah menerima siswa barunya dalam kondisi apapun. Strategi yang lain dalam belajar mengajar adalah menentukan sebuah metode belajar mengajar yang paling tepat. Guru harus cermat dalam menentukan sebuah metode, seoarang guru harus dapat memodifikasi metode dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Penggunaan metode yang tepat dengan sasaran pembelajaran akan memudahkan siswa mengikuti aktivitas pembelajaran. Dan tidak membuat peserta didik kebingunan dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya menggunakan hanya satu metode tetapi dapat memadukan antara beberapa metode yang bervariasi dalam segala aspek pembelajaran. Sebab pembelajaran pasti akan memuat materi yang berbeda-beda maka dari itulah guru harus pandai menentukan metode yang tepat, karena salah satu keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah pemilihan suatu metode yang sesuai dalam pembelajaran. adapun strategi itu adalah : a. Strategi Diskusi Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi diskusi ini adalah ranah linguistik dan interpersonal. b. Strategi Action Research-Pendekatan Multiple- Intelligences dalam strategi action research ini berada dalam ranah matematis-logis dan naturalis. c. Strategi Klasifikasi Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi klasifikasi merupakan kategori ranah matemasis- logis & naturalis. d. Strategi Analogi Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi analogi ini berada dalam ranah matematis- logis, spasialvisual dan naturalis. e. Strategi Identifikasi Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi identifikasi
  • 12. ini berada dalam ranah matematis- logis, spasial-visual, intrapersonal dan naturalis. f. Strategi Sosiodrama Multiple Intelligences dalam strategi sosiodrama ini adalah ranah linguistik, kinestesis. g. Strategi Penokohan Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi penokohan ini adalah ranahspasial-visual, linguistik dan kinestesis. h. Strategi Flash-Card Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi flash-card ini merupakan ranah spasial-visual &interpersonal. i. Strategi Gambar Visual Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi gambar visual ini berada dalam ranah spasial- visual dan intrapersonal. j. Strategi Papan Multiple Intelligences dalam strategi ini ranah spasial-visual, logis- matematis, interpersonal & intrapersonal k. Strategi Wayang Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi wayang adalah ranah spasial-visual &interpersonal. l. Strategi Applied Learning Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi applied learning adalah ranah naturalis dan kinestesis. m. Strategi Movie Learning Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi movie learning adalah ranah spasial-visual. n. Strategi EnvirpnmentLearning Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi dalam strategi enviropnment learning adalah ranah naturalis, linguistik dan interpersonal. o. Strategi Service Learning Pendekatan yang termasuk Multiple Intelligences dalam strategi service learning adalah ranah naturalis, linguistik dan interpersonal. Pada strategi diatas guru dapat menerapkan strategi sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran agama islam. Penerapan Strategi Pembelajaran Pertama, memberdayakan seluruh Multiple Intelligences dalam setiap mata
  • 13. pelajaran. Dalam pendidikan sekolah ada tiga aspek penilaian yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek penilaian itu, guru dapat menerapankan konsep Multiple Intelligences dalam setiap mata pelajaran. Penerapan strategi dapat dilaksanakan dengan cara melakukan reposisi terhadap kurikulum yang digunakan, yaitu dengan mengubah tujuan dari instruksional khusus yang ada menjadi sebuah kompetensi. Dengan cara demikian setiap pembahasan ditekankan untuk menggunakan seluruh Multiple Intelligences yang ada. Contohnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melalui film “Praktik Sholat”. Kedua, mengutamakan pencapaian setiap mata pelajaran dengan kecerdasan yang lebih terlihat dominan pada masing- masing peserta didik. Penerapan strategi pembelajaran ini dapat dilakukan ketika guru telah memahami kecerdasan yang dimiliki setiap masing-masing peserta didik. Karena pada dasarnya peserta didik memiliki satu kecerdasan yang dominan dari kecerdasan-kecerdasan yang lain. Untuk mengembangkan potensi atau kecerdasan yang lebih dominan dalam peserta didik guru harus memberikan setiap kesempatan dan mengasah kecerdasan dalam mata pelajaran yang dikuasainya. Disamping ada strategi yang diperlukan, adapula hambatan yang menyertainya yaitu : Faktor penghambat lainnya terdapat pada cara penyusunan rencana pembelajaran kurang memanfaatkan sarana dan prasarana . Kepala sekolah mengungkapkan bahwa hambatan yang dialami dan dirasakan adalah tidak konsistennya guru dan kepala sekolah sendiri dalam menyusun rencana pembelajaran serta sarana dan prasarana yang masih kurang memadai. Pada saat tahap pembelajaran hambatan yang dirasakan guru terdapat pada masing- masing aspek penilaian, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada tahap penilaian kognitif hambatan yang di alami guru ialah guru harus mengetahui caranya. Sedangkan faktor pendukung dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yakni peran Orangtua, Partisipasi Semua Pihak Sekolah, antusias dan keceriaan siswa, motivasi dan Komitmen Guru, Komunikasi yang terjalin antara Orangtua dan Guru.
  • 14. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Islam Faktor yang mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada mata pelajaran pendidikan islam diantaranya adanya pelatihan guru, guru selalu semnagat terus untuk belajar, serta letak sekolah sangat dekat dengan alam sehingga mendukung dalam pembelajaran dengan konteks kecerdasan majemuk yang dibahas dalam permasalahan, sedangkan faktor penghambat dari kecerdasan majemuk dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis multiple intelligences di antaranya ialah mahalnya tes kecerdasan yang valid, kurangnya kreativitas pendidik atau guru, strategi yang dilakukan sesuai dengan materi pelajaran. Evaluasi pembelajaran a. Penilaian Kognitif Kompetensi ranah akognitif meliputi tingkatan menghafal, mengaplikasikan, menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi. Alat penilaian kognitif meliputi: 1) Tes lisan, berupa pertanyaan lisan yang digunakan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap masalah ang berkaitan dengan kognitif. 2) Tes tertulis, mulai dari jenjang pengetahuan, pemahaman. b. Penilaian Afektif Kompetensi ranah afektif meliputi peningkatan pemberian respon, sikap, apresiasi, minat, dan internalisasi. Penilaian afektif terutama bertujuan untuk mengetahui karakter siswa dalam proses pembelajaran yaitu penilaian afektif pada saat pembelajaran berlangsung dan penilaian afektif diluar proses belajar didalam sekolah. c. Penilaian-Psikomotorik Kompetensi ranah psikomotorik meliputi kompetensi yang dapat diraih dengan karya, Penutup Pendekatan Multiple Intelligences dalam strategi diskusi ini adalah ranah linguistik dan interpersonal. Research Pendekatan Multiple Intelligences dalam strategi action research ini berada dalam ranah matematis-logis dan naturalis. Pendekatan Multiple Intelligences dalam strategi identifikasi ini berada dalam ranah matematis-logis,spasial-visual, intrapersonal dan naturalis. Pendekatan Multiple Intelligences dalam strategi penokohan ini adalah ranah spasial-visual,
  • 15. linguistik dan kinestesis. Permainan Pendekatan Multiple Intelligences dalam strategi papan permainan ini berada dalam ranah spasial-visual, logis-matematis, interpersonal dan intrapersonal. Pendekatan Multiple Intelligences dalam strategi wayang adalah ranah spasial-visual dan interpersonal. Pendekatan Multiple Intelligences dalam strategi service learning adalah ranah naturalis, linguistik dan interpersonal. Ketiga aspek penilaian itu, guru dapat menerapankan konsep Multiple Intelligences dalam setiap mata pelajaran. Penerapan strategi dapat dilaksanakan dengan cara melakukan reposisi terhadap kurikulum yang digunakan, yaitu dengan mengubah tujuan dari instruksional khusus yang ada menjadi sebuah kompetensi. Dengan cara demikian setiap pembahasan ditekankan untuk menggunakan seluruh Multiple Intelligences yang ada. Kedua, mengutamakan pencapaian setiap mata pelajaran dengan kecerdasan yang lebih terlihat dominan pada masing-masing peserta didik. Penerapan strategi pembelajaran ini dapat dilakukan ketika guru telah memahami kecerdasan yang dimiliki setiap masing-masing peserta didik. Untuk lebih mengembangkan potensi yang dimiliki atau kecerdasan yang lebih dominan dalam peserta didik guru harus memberikan setiap kesempatan dan mengasah kecerdasan dalam mata pelajaran yang dikuasainya. Dari segi pendidikan akal, pendidikan Islam telah berupaya meletakkan metode pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan matang akan cara peningkatan kemampuan akal dan daya persepsinya sesuai dengan perkembangan anak, dan tetap menjaga sifat dasar perbedaan individu dalam gaya pendidikannya sebagaimana di dalamnya juga terdapat perencanaan mengenai cara untuk mencapai keberhasilan di berbagai bidang yang berbeda dan gaya-gaya berfikir yang ada didalamnya. Jika tujuan belajar telah jatuh pada tingkatan kepentingan dunia ini niscaya akan banyak kerusakan di dalamnya sebagaimana dapat kita lihat pada ‘kepalsuan’ pendidik dan peserta didik dalam pendidikan yang ada di lingkungan kita. Daftar Pustaka Buku : Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), cet-2, h. 32
  • 16. H. Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet-1, h. 8 Howard, G. (April 20, 1993). Multiple Intelligences. American: Basic Books. Jurnal : Amir, A. (2013). Pembelajaran matematika dengan menggunakan kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sains, 1(01). Astuti, S., & Istanto, S. P. I. (2017). Pandangan Munif Chatib Tentang Multiple Intelligences Dalam Perspektif Pendidikan Islam (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Feri, G. (2021). PERSEPSI GURU TENTANG STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 22 BANDAR LAMPUNG (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung). FIKRI, A. (2020). PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGENCE DI SMP MUHAMMADIYAH 1 GISTING TANGGAMUS (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung). Fikriyah, F. Z., & Aziz, J. A. (2018). Penerapan Konsep Multiple Intelligences pada Pembelajaran PAI. IQ (Ilmu Al-qur'an): Jurnal Pendidikan Islam, 1(02), 220-244. Hasanah, R. U. (2018). Metode Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) terhadap Siswa. Hayati, T. (2017). Penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk pada mata pelajaran aqidah akhlak di kelas iv MI Walisongo Kranji 01 Kedungwuni Pekalongan (Doctoral dissertation, IAIN Pekalongan).
  • 17. LAILI, D. N. (2014). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI SD MUHAMMADIYAH 9 MALANG (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang). Nugroho, A. D. (2017). Pendidikan Multiple Intelligences dalam Perspektif Pendidikan Islam. PRIMARY EDUCATION JOURNAL (PEJ), 1(1), 37-45. Nurhidayati, T. (2015). Inovasi Pembelajaran PAI Berbasis Multiple Intelligences. Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 3(1), 23-56. Pringgar, R. F., & Sujatmiko, B. (2020). PENELITIAN KEPUSTAKAAN (LIBRARY RESEARCH) MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS AUGMENTED REALITY PADA PEMBELAJARAN SISWA. IT- Edu: Jurnal Information Technology and Education, 5(01), 317-329. Rahman, A. (2012). Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan Epistemologi dan Isi-Materi.". Jurnal Eksis, 8(1), 2053-2059. Tujuan Pendidikan Indonesia, diakses pada tanggal 8 Maret 2014 dari http://tujuanpendidikan.com/ Wahyudi, D., & Alafiah, T. (2016). Studi penerapan strategi pembelajaran berbasis multiple intelligences dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam. MUDARRISA: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 8(2), 255-282. Wardani, D. K. (2019). RELEVANSI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENURUT ZAKIAH DARADJAT DI RA ‘TERPADU’POJOK KLITIH PLANDAAN JOMBANG. JoEMS (Journal of Education and Management Studies), 2(6), 49-52.