1. Eksplorasi penyebab rendahnya motivasi belajar fisika peserta didik menemukan faktor-faktor seperti cita-cita peserta didik yang tidak berkaitan dengan fisika, upaya guru dalam mengajar yang kurang membangkitkan motivasi, serta kurangnya penghubungan fenomena kontekstual yang menarik.
2. Perubahan ritme dan gaya belajar peserta didik dipengaruhi oleh pembelajaran daring selama pandemi yang membuat pes
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
LK. 1.2 corat coret road to lk 1.3.pdf
1. LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
Nama : Fajrun Najah
No. UKG : 201699688072
PPG Dalam Jabatan Kategori 1 Gelombang 2 Universitas PGRI Kanjuruhan Malang
No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
1 Pedagogik, Literasi dan
Numerasi.
Rendahnya Motivasi
Belajar Fisika Peserta
didik
Kondisi dilapangan :
Peserta didik merasa fisika tidak berkaitan dengan jurusan yang ingin
dituju di universitas sehingga minat belajar dan motivasi Peserta didik
terhadap pelajaran fisika menurun
Kajian Literatur :
● Adanya motivasi yang dimiliki setiap Peserta didik merupakan
pengaruh dari faktor yang terjadi. Faktor internal adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor
yang datang dari dalam diri Peserta didik salah satunya
kemampuan yang dimiliki, motivasi, minat, sikap, dan kebiasaan
belajar.
Sumber :
Sisca Agustin, Nurmaliza, Amril Sastra, Wella Meliza, Mesi
Loviya.Identifikasi Motivasi Belajar Peserta didik Kelas XII IPA pada
Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri 10 Kota Jambi. Media
Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan
dan Pengajaran. Vol. 15, No. 1, Juni 2021, pp. 7-13.
http://journal.upgris.ac.id/index.php/mediapenelitianpendidikan
/article/view/7105
● Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
cita-cita atau aspirasi Peserta didik, kondisi jasmani dan rohani
Peserta didik, kondisi lingkungan Peserta didik, unsur-unsur
Faktor rendahnya Motivasi
Belajar Fisika Peserta didik
1. Cita-cita Peserta didik
yang tidak ada
keterkaitan dengan
fisika
2. Upaya guru dalam
mengajar Peserta didik
yang kurang
membangkitkan motivasi
Peserta didik
3. Minimnya mengaitkan
fenomena kontekstual
yang dekat dan menarik
Peserta didik.
4. Pemahaman awal
Peserta didik terhadap
fisika yang dianggap
sulit dan penuh
matematis
2. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
dinamis belajar, dan upaya guru membelajarkan Peserta didik
(Sudaryono).
Sumber:
Muhammad C. Moslem, Mumu Komaro, Yayat. (2019).
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN RENDAHNYA MOTIVASI
BELAJAR Peserta didik DALAM MATA PELAJARAN AIRCRAFT
DRAWING DI SMK. Journal of Mechanical Engineering Education,
Vol. 4, No. 2, Desember 2019.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/view/21803
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Fisika Peserta didik :
a. Guru kurang memberikan motivasi manfaat belajar fisika,
baik dalam pemanfaatan sederhana maupun dalam
pemanfaatan dalam teknologi terkini
b. Perubahan kebijakan pemerintah terkini dan membuat
Peserta didik yang merasa fisika tidak relevan pada
cita-citanya menjadi kurang termotivasi
c. Gaya mengajar guru menentukan motivasi belajar Peserta
didik
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Fisika Peserta didik :
a. Fisika jarang dikaitkan dengan fenomena kontektual yang
menarik bagi Peserta didik ketahui.
b. Pemahaman awal Peserta didik bahwa fisika ilmu yang sulit
dan penuh matematis
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instuktur Guru Penggerak)
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Fisika Peserta didik :
a. Citra fisika sebagai pelajaran yang sulit dan rumit
b. Pengajaran fisika dinilai kurang menarik dan jarang
menampilkan demonstrasi-demonstrasi yang menarik
c. Minat belajar Peserta didik yang tidak berhubungan fisika
3. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Pedagogik, Literasi dan
Numerasi.
Perubahan Ritme dan
Gaya Belajar Peserta
didik
Kondisi dilapangan :
● Cara Peserta didik belajar berubah akibat selama 2 tahun belajar
secara daring
● Peserta didik merekam proses pembelajaran sebab menurut
Peserta didik video rekaman dapat diulang-ulang pada bagian
yang sulit dimengerti
Kajian Literatur:
● Pembelajaran daring di masa
pandemi covid-19 membawa perubahan gaya belajar Peserta
didik. Ada perubahan gaya belajar positif dimana Peserta didik
menjadi lebih aktif dan kreatif, ada juga perubahan negatif
dimana terjadi penurunan motivasi belajar Peserta didik.
Sumber :
EVY ALDIYAH. (2021). PERUBAHAN GAYA BELAJAR DI MASA
PANDEMI COVID-19. Cendikia : Jurnal Ilmu Pengetahuan. Vol. 1
No 1 Tahun 2021.
https://www.jurnalp4i.com/index.php/cendekia/article/view/24
● Prestasi akademik dapat diukur dengan nilai capaian indeks
prestasi akademik. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
akademik adalah gaya belajar. Faktor gaya belajar dapat berubah
akibat dari perubahan pembelajaran seperti dari pembelajaran
luring menjadi pembelajaran daring.
Sumber :
Nadya Riri Febiyanti, Dian Cahyawati 2, Anita Desiani
, Putra Bahtera Jaya Bangun, Des Alwine Zayanti, & Endang Sri
Kresnawati. (2021).
Uji Perbedaan Gaya Belajar MahaPeserta didik Saat Pembelajaran
Luring dan Daring. Universitas Sriwijaya, Indralaya, Indonesia.
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/jkpm/
Hasil Wawancara :
Faktor Perubahan Ritme dan
Gaya Belajar Peserta didik :
1. Pembelajaran daring
membuat Peserta didik
terbiasa belajar dengan
audio dan visual
2. Peserta didik terbiasa
belajar dengan suasana
yang menyenangkan
seperti dikamar atau di
kafe di waktu santai
3. Peserta didik terbiasa
belajar secara
individual
4. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Penyebab perubahan ritme dan gaya belajar Peserta didik :
a. Pembelajaran daring selama 2 tahun membuat Peserta
didik terbiasa belajar melalui video
b. Kemajuan teknologi membuat Peserta didik terbiasa
berdampingan dengan gadget
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
Penyebab perubahan ritme dan gaya belajar Peserta didik :
a. Peserta didik terbiasa mengerjakan tugas secara individual
b. Peserta didik tidak terbiasa belajar dengan komunikasi
langsung dalam kelompok
c. Peserta didik tidak dapat berkonsentrasi di jam sekolah
sebab menyimak pembelajaran dalam bentuk video malam
hari
d. Peserta didik terbiasa belajar dengan menyimak video yang
dapat diulang-ulang
e. Terbiasa belajar dengan suasana yang menyenangkan
seperti di kafe atau di kamar
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instuktur Guru Penggerak)
Penyebab perubahan ritme dan gaya belajar Peserta didik :
a. Pandemi selama 2 tahun membuat Peserta didik terbiasa
belajar secara daring
b. Materi dalam bentuk video lebih menarik
c. Hasil adaptasi Peserta didik terhadap kondisi pembelajaran
sebelumnya
5. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Pedagogik, Literasi dan
Numerasi.
Rendahnya
keterampilan literasi
sains Peserta didik
Kondisi dilapangan :
Peserta didik tidak terbiasa untuk membaca sehingga kecepatan
membaca Peserta didik rendah, kecepatan memahami bacaan rendah,
minimnya perbendaharaan kata dan simbol matematika fisika, juga
keterampilan dalam menyatakan argumen yang rendah
Kajian Literatur :
● Dalam salah satu simpulan penelitiannya, Andi Pratiwi Irwan, dkk
(2019) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan literasi sains peserta didik ditinjau dari kemampuan
menyelesaikan soal fisika diantaranya adalah faktor perilaku guru
selama proses pembelajaran yang kurang dalam pemberian
bimbingan kepada peserta didik dalam pengerjaan soal,
pemberian soal kepada peserta didik yang kebanyakan hanya
pada satu indikator aspek literasi sains, faktor minat peserta didik
terhadap fisika yang kurang, faktor kebiasaan belajar peserta
didik ketika diberi tugas saja.
Sumber :
Irwan, A. P., Usman, U., & Amin, B. D. (2020). Analisis
Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Ditinjau Dari Kemampuan
Menyelesaikan Soal Fisika Di SMAN 2 Bulukumba. Jurnal Sains
Dan Pendidikan Fisika, 15(3).
https://ojs.unm.ac.id/JSdPF/article/view/13494/7895
● Suparya, dkk (2022) menyebutkan faktor penyebab rendahnya
literasi sains Peserta didik adalah: a) penggunaan buku ajar yang
belum tepat, b) miskonsepsi Peserta didik, c) pembelajaran yang
tidak kontekstual, d) rendahnya kemampuan membaca, e)
lingkungan dan iklim belajar, f) infrastruktur sekolah, g) sumber
daya manusia, h) manajemen sekolah.
Sumber :
Suparya, I. K., Suastra, I. W., & Arnyana, I. B. P. (2022).
RENDAHNYA LITERASI SAINS: FAKTOR PENYEBAB DAN
Penyebab rendahnya
keterampilan literasi sains
Peserta didik :
1. Kurangnya motivasi
untuk membaca
2. Kurangnya aktivitas
dan pembiasaan
membaca
3. Bahan dan tampilan
bacaan yang kurang
menarik Peserta didik
4. Kurangnya
pendampingan Peserta
didik dalam membaca,
sehingga saat
menemukan kesulitan
tidak tertangani
6. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
ALTERNATIF SOLUSINYA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti,
9(1), 153-166.
https://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jil/article/view
/580
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Penyebab rendahnya keterampilan literasi sains Peserta didik :
a. Minat membaca Peserta didik yang rendah
b. Bahan bacaan yang tidak menarik dan tidak relevan
c. Rendahnya pembiasaan membaca di luar sekolah
d. Tidak melakukan diagnostik awal, menganalisis dan
melaksPeserta didikan program tindak lanjut
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
Penyebab rendahnya keterampilan literasi sains Peserta didik :
a. Peserta didik menyukai bahan bacaan yang dikemas
menarik, bergambar, beranimasi dan bergerak.
b. bahan bacaan literasi sains yang dinilai sulit dipahami
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instuktur Guru Penggerak)
Penyebab rendahnya keterampilan literasi sains Peserta didik :
a. Kurangnya pendampingan dan pengawasan Peserta didik
dalam membaca
b. Suasana lingkungan kurang mendukung
c. Kurang kegiatan pembiasaan membaca
d. Tidak ada tindak lanjut setelah Peserta didik membaca
7. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Pedagogik, Literasi dan
Numerasi.
Rendahnya kemampuan
operasi matematika dan
penalaran matematika
Peserta didik
Kondisi dilapangan :
● Peserta didik kurang memahami operasi-operasi matematika yang
diajarkan ditingkat dasar dan menengah pertama,
● Minimnya pengalaman dalam melakukan penalaran matematika
pada gejala kontekstual sederhana
● Peserta didik mengalami learning loss
Kajian Literatur :
● Semakin tinggi tingkat kecemasan belajar Peserta didik, maka
gaya belajar Peserta didik akan semakin rendah dan
menyebabkan rendahnya kemampuan penalaran matematis
Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi tingkat gaya belajar Peserta
didik, maka kecemasan Peserta didik akan semakin rendah
sehingga kemampuan penalaran matematis Peserta didik akan
semakin tinggi. Dilihat dari nilai koefisien determinasi, faktor
kecemasan belajar lebih dominan mempengaruhi kemampuan
penalaran matematis
Sumber :
Sudarti, Ni Kadek. (2020). ANALISIS PENGARUH FAKTOR
KECEMASAN BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS Peserta didik KELAS VIII DI
SMP NEGERI SE-KOTA SINGARAJA.
https://ojs.unm.ac.id/nalar/article/view/81-88/9857
● learning loss selama pandemi juga berdampak pada menurunnya
kemampuan numerasi Peserta didik. Hal ini dapat terlihat dari
banyaknya Peserta didik yang tidak mampu mengerjakan operasi
hitung dasar dengan benar setelah dilakukan tes. Operasi hitung
dasar yang paling sulit dikerjakan oleh Peserta didik adalah
operasi hitung pembagian dan perkalian.
Sumber :
Arif Widodo, Umar. (2022). APAKAH LEARNING LOSS
BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN NUMERASI Peserta
Penyebab Rendahnya
kemampuan operasi
matematika dan penalaran
matematika Peserta didik :
1. Tidak tuntasnya
pembelajaran
matematika di tingkat
sebelumnya
2. Kecemasan belajar atau
keadaan emosi yang
tidak stabil serta diikuti
dengan tekanan-tekanan
fisik dalam menghadapi
situasi belajar
mempengaruhi
penalaran matematis
3. Kurang mengaitkan
konsep matematis yang
sedang diajarkan dengan
gejala kontekstual
4. Kurang membangun
penalaran dalam proses
pembelajaran, hanya
terpaku pada
penyelesaian persamaan.
5. Tidak melakukan tindak
lanjut setelah diagnostik
awal
6. kurang pendampingan
oleh guru
7. Penanaman kemampuan
numerasi hanya
8. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
didik?. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Universitas Mataram. Vol 6 (2) Maret 2022, Hal 1-6.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/js/article/view/333
71
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Penyebab rendahnya kemampuan operasi matematika dan
penalaran matematika Peserta didik :
a. Sebab pandemi, pembelajaran matematika tidak tuntas dan
tidak terfasilitasi dengan baik
b. Tidak melakukan diagnostik awal, menganalisis dan
melaksPeserta didikan program tindak lanjut
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
a. Pembelajaran matematika yang belum mampu membawa
Peserta didik untuk bernalar,
b. Banyak Peserta didik yang dinilai tuntas pada kemampuan
matematisnya sedangkan saat ditingkat lanjut barulah
ditemukan bahwa Peserta didik tersebut belum tuntas
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instruktur Guru Penggerak)
a. Pengajaran matematika yang dikemas kurang menarik dan
cenderung rumit, tidak mengaitkan kejadian-kejadian
sederhana yang dapat dinalar Peserta didik
b. Kurang pendampingan dari guru
c. Pengajaran matematis yang hanya dibebankan pada guru
matematika saja.
d. matematika hanya fokus pada penyelesaian persamaan saja
tanpa mengajarkan Peserta didik untuk menalar membuat
persamaan.
dibebankan pada guru
matematika
9. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
2. Kesulitan belajar
Peserta didik termasuk
Peserta didik
berkebutuhan khusus
dan masalah
pembelajaran
(berdiferensiasi) di
kelas berdasarkan
pengalaman
mahaPeserta didik
saat menjadi guru.
Peserta didik kesulitan
dalam memahami
konsep dan rumus
dalam pembelajaran
fisika
Kondisi lapangan :
● Peserta didik mengalami kesulitan memahami rumus fisika
terutama dalam penurunan rumus fisika dan operasi matematis
dalam menyelesaikan soal.
● Peserta didik tidak hafal simbol-simbol dan makna dalam fisika
Kajian literatur :
● Faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik mengalami
kesulitan dalam memahami materi listrik dinamis di kelas X
adalah faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu
kurangnya minat dan motivasi belajar peserta didik. Faktor
ekstern yaitu kurangnya variasi media dan metode pembelajaran.
Sumber :
Ira Nofitasari dan Yuliana Sihombing. (2017). DESKRIPSI
KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DAN FAKTOR
PENYEBABNYA DALAM MEMAHAMI MATERI LISTRIK DINAMIS
KELAS X SMA NEGERI 2 BENGKAYANG.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa/article/view/813
● Adapun penyebab dari kesulitan yang dialami Peserta didik adalah
Peserta didik tidak mengetahui penggunaan rumus yang
digunakan, belum memahami operasi matematika dalam
penyelesaian soal matematis.
Sumber :
Alpiana Hidayatulloh (2020). Analisis Kesulitan Belajar Fisika
Materi Elastisitas Dan Hukum Hooke Dalam Penyelesaian
Soal–Soal Fisika. Fakultas Sains, Teknik dan Terapan, Universitas
Pendidikan Mandalika Mataram.
https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/kpj/article/view/
1636
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Penyebab Peserta didik
kesulitan dalam memahami
rumus dalam pembelajaran
fisika :
1. Peserta didik belum
memahami operasi
matematika dalam
penyelesaian soal
secara matematis
2. Bahasa yang digunakan
guru sulit dipahami
Peserta didik
3. Kurangnya minat dan
motivasi peserta didik
4. Kurangnya variasi dan
metode pembelajaran
5. Kurang mengaitkan
konsep yang diajarkan
dengan fenomena
kontekstual
6. Asumsi awal terhadap
fisika yang dianggap
sulit
10. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Penyebab Peserta didik kesulitan dalam memahami rumus dalam
pembelajaran fisika :
a. Guru perlu menyederhPeserta didikan bahasa dalam
menyampaikan materi agar lebih mudah dipahami oleh
Peserta didik
b. media yang kurang atau kurang baik dalam membangun
pemahaman Peserta didik
c. guru perlu mengajak Peserta didik untuk melakukan
kegiatan yang dapat merangsang Peserta didik untuk
memahami materi (konseptual menjadi kontekstual)
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
Penyebab Peserta didik kesulitan dalam memahami rumus dalam
pembelajaran fisika :
a. Peserta didik merasa cukup belajar di kelas sehingga jarang
belajar mandiri untuk mengulang materi yang sudah
disampaikan
b. guru belum memahami karakter Peserta didik dalam
belajar Peserta didik tidak memperhatikan penjelasan dari
guru
c. Peserta didik kesulitan dalam memahami bermacam
simbol-simbol persamaan pada pembelajaran ipa materi
Fisika
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instuktur Guru Penggerak)
Penyebab Peserta didik kesulitan dalam memahami rumus dalam
pembelajaran fisika :
a. motivasi belajar Peserta didik yang masih rendah
beranggapan bahwa fisika itu susah
b. rendahnya kepiawaian guru dalam mengatasi masalah
sehingga guru memberikan pembelajaran secara pragmatis.
11. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Kesulitan belajar
Peserta didik termasuk
Peserta didik
berkebutuhan khusus
dan masalah
pembelajaran
(berdiferensiasi) di
kelas berdasarkan
pengalaman
mahaPeserta didik
saat menjadi guru.
Kurangnya pemanfaatan
tes diagnostik awal
untuk mengetahui
perbedaan kemampuan
awal Peserta didik.
Kondisi lapangan:
● Hanya beberapa guru yang melakukan tes diagnostik awal
● Peserta didik sulit menerima pembelajaran fisika sebab guru tidak
memahami kemampuan awal Peserta didik seperti seberapa jauh
kemampuan matematika dasar Peserta didik
Kajian Literatur :
● Tes diagnostik sebagai tes formatif dapat meningkatkan
kemampuan belajar peserta didik. Penggunaan tes diagnostik
sebagai tes formatif dapat dijadikan pertimbangan pada
pembelajaran dalam pembentukan kelompok heterogen.
Sumber :
Ellen Sutopo Putridan dan Rinaningsih (2021). REVIEW: TES
DIAGNOSTIK SEBAGAI TES FORMATIF DALAM PEMBELAJARAN
KIMIA. UNESA Journal of Chemical Education Vol.10, No. 1, pp.
20‒27, January 2021
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-educ
ation/article/view/37478
● Asesmen diagnostik berupa informasi terkait kelemahan peserta
didik digunakan sebagai dasar untuk menyusun pembelajaran
yang mampu membantu peserta didik lebih memahami materi
sesuai kondisi masing- masing, dan mendukung ketercapaian
tujuan pembelajaran dikala pandemi Covid-19.
Sumber :
Diki Firmanzah dan Elok Sudibyo (2021). IMPLEMENTASI
ASESMEN DIAGNOSTIK DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA
MASA PANDEMI COVID-19 DI SMP/MTS WILAYAH MENGANTI,
GRESIK. PENSA E- JURNAL : PENDIDIKAN SAINS Vol. 9, No. 2
Hal. 165-170 Juli 2021
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/index
Faktor kurangnya
pemanfaatan tes diagnostik
awal untuk mengetahui
perbedaan kemampuan awal
Peserta didik :
1. Kurangnya pemahaman
guru terhadap
pembelajaran
berdiferensiasi dan
pentingnya tes
diagnostik awal
2. Tidak melaksPeserta
didikan program tindak
lanjut dari hasil tes
diagnostik awal
12. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Penyebab kurangnya pemanfaatan tes diagnostik awal untuk
mengetahui perbedaan kemampuan awal Peserta didik
a. Guru tidak mampu merancang tes diagnostik awal
b. Bisa jadi belum pernah dilakukan tes diagnosa awal untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan Peserta didik di awal
pembelajaran
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
Penyebab kurangnya pemanfaatan tes diagnostik awal untuk
mengetahui perbedaan kemampuan awal Peserta didik
a. guru belum memahami pembelajaran yang berdiferensiasi
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instruktur Guru Penggerak)
Penyebab kurangnya pemanfaatan tes diagnostik awal untuk
mengetahui perbedaan kemampuan awal Peserta didik
a. Guru kurang memahami pentingnya mengetahui
kemampuan Peserta didik satu dan yang lain
berbeda-beda tergantung dari faktor guru dalam mengelola
kegiatan belajar di kelas yang dapat mengakomodasi
semua kemampuan yang berbeda-beda tersebut
13. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
3 Membangun
relasi/hubungan
dengan Peserta didik
dan orang tua Peserta
didik.
Komunikasi antara guru
dan walimurid kurang
terjalin intens,
cenderung satu arah
hanya dari guru.
Kondisi lapangan :
● Rendahnya motivasi belajar Peserta didik disebabkan
permasalahan di keluarga
● Sulitnya menjalin komunikasi dengan orang tua murid sebab
kesibukan orang tua murid
● orang tua murid yang menyerahkan sepenuhnya urusan mendidik
Peserta didik kepada sekolah/guru dan berlepas diri terhadap
urusan mendidik Peserta didik.
Kajian Literatur :
● Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Ada pengaruh secara simultan antara perhatian orang
tua, komunikasi guru, pemberian reward, dan fasilitas
belajar terhadap motivasi belajar Peserta didik
(2) Perhatian orang tua berpengaruh secara parsial
terhadap motivasi belajar Peserta didik
(3) Komunikasi guru berpengaruh secara parsial terhadap
motivasi belajar.
(4) Pemberian reward berpengaruh secara parsial terhadap
motivasi belajar Peserta didik
(5) Fasilitas belajar berpengaruh secara parsial terhadap
motivasi belajar Peserta didik
Sumber :
Devi Vinorita, Muhsin. (2018). PENGARUH PERHATIAN ORANG
TUA, KOMUNIKASI GURU, PEMBERIAN REWARD, DAN FASILITAS
BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR. Universitas Negeri
Semarang.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj
Hasil wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Penyebab komunikasi antara
guru dan walimurid kurang
terjalin intens, cenderung
satu arah hanya dari guru :
1. Orang tua murid sibuk
sehingga sulit berdiskusi
tentang permasalahan
Peserta didik di sekolah
2. Orangtua berlepas diri
terhadap proses
pendidikan dan
menyerahkan kepada
guru/sekolah.
3. Komunikasi didominasi
hanya guru orang tua
murid, dan sedikit dari
orang tua kepada guru
terkait proses
pembelajaran di sekolah
14. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Penyebab komunikasi antara guru dan walimurid kurang terjalin
intens, cenderung satu arah hanya dari guru :
a. komunikasi antara guru mata pelajaran dengan wali
Peserta didik belum terjalin dengan maksimal
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
Penyebab komunikasi antara guru dan walimurid kurang terjalin
intens, cenderung satu arah hanya dari guru :
a. belum aktifnya guru dalam menjalin komunikasi dengan
orang tua
b. informasi berkait perkembangan Peserta didik cenderung
lebih banyak dari pihak sekolah sedangkan informasi
perkembangan Peserta didik selama dalam pemantauan
orang tua masih dirasa kurang
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instruktur Guru Penggerak)
Penyebab komunikasi antara guru dan walimurid kurang terjalin
intens, cenderung satu arah hanya dari guru :
a. Guru sebaiknya aktif menginformasikan perkembangan
Peserta didik kepada orang tua, dengan adanya keaktifan
guru dalam menyampaikan informasi kepada orang tua
yang harapannya orang tua juga dapat memberikan respon
balik terhadap informasi dari guru
b. perkembangan Peserta didik usia periode remaja adalah
masa pencarian jati diri, tak sedikit Peserta didik yang
mengalami masalah dengan orang tua, sebagai guru kita
bisa membantu menjembatani hubungan antara Peserta
didik dan orang tua
15. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
4 Pemahaman /
pemanfaatan
model-model
pembelajaran inovatif
berdasarkan
karakteristik materi
dan Peserta didik.
Kurangnya pemanfaatan
model pelajaran inovatif
dalam kelas
Kondisi dilapangan :
Guru masih cenderung kembali ke model pembelajaran ceramah yang
monoton ketika penerapan model pembelajaran inovatif dirasa kurang
maksimal disebabkan kurang banyaknya model pembelajaran inovatif
yang dikenali oleh guru
Kajian Literatur :
● faktor-faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran Sejarah
dengan menggunakan model pembelajaran inovatif adalah
penguasaan materi yang kurang, merangkap dua posisi di
sekolah, dan pemahaman model inovatif yang masih terbatas.
Sumber :
Farida Yusrina, Ba’in, Andy Suryadi. (2019). Hambatan Guru
Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Inovatif Pada Mata
Pelajaran Sejarah di SMP Negeri 3 Magelang. Jurnal Penelitian dan
Inovasi Pendidikan Sejarah Vol. 8. No. 1 -Juni 2019.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article/view/3459
7
● Faktor penyebab kendala guru dalam menerapkan model
pembelajaran saintifik ini antara lain ketidaksesuaian materi
pelatihan kurikulum 2013 dengan kebutuhan profesional guru
dan belum ada model penggunaan berbagai teknik
bertanya, serta minimnya bantuan teknis yang sesuai kebutuhan
guru untuk membimbing Peserta didik mengikuti
tahapan-tahapan model pembelajaran saintifik serta
rendahnya.
Sumber :
Zaenal Fanani. (2022). KENDALA GURU DALAM PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN SAINTIFIK DI SD. Widyaiswara LPMP
Kalimantan Selatan.
http://ejournal.uniks.ac.id/index.php/JEDCHEM/article/view/1
888/1407
Penyebab kurangnya
pemanfaatan model
pelajaran inovatif dalam
kelas :
1. Penguasaan materi
yang kurang
2. Kurangnya pemahaman
model-model
pembelajaran inovatif
3. Rangkap jabatan di
sekolah
4. Pembelajaran masih
berpusat pada guru
5. Metode ceramah
dianggap lebih praktis
dan tidak menyita
banyak waktu.
6. Kurangnya pelatihan
guru
7. Kurangnya sarana
prasarana sekolah
16. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Hal yang menyebabkan guru kurang memanfaatkan model
pembelajaran inovatif disebabkan :
a. Guru masih melakukan pembelajaran secara teacher
centered / berpusat pada guru
b. Kurang meningkatkan kompetensi diri dengan kegiatan
pelatihan-pelatihan dan diskusi
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
Hal yang menyebabkan guru kurang memanfaatkan model
pembelajaran inovatif disebabkan :
a. Pemahaman guru yang masih berpegang bahwa Peserta
didik yang harus beradaptasi pada guru, bukan guru yang
harus berdiferensiasi.
b. Tugas tambahan dari sekolah menjadi kendala baru
c. Kepraktisan menjadi alasan, proses pembelajaran inovatif
lebih menyita waktu.
d. Terkadang Peserta didik yang menginginkan untuk guru
menjelaskan dengan berceramah
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instuktur Guru Penggerak)
Hal yang menyebabkan guru kurang memanfaatkan model
pembelajaran inovatif disebabkan :
a. Guru terlalu pragmatis, menginginkan hasil yang instan
pada hasil belajar Peserta didik dengan cara yang ringan
tanpa direpotkan dengan tahapan-tahapan pembelajaran.
b. Pemahaman guru bahwa Peserta didik yang harus
beradaptasi dengan guru bukan sebaliknya, sehingga
terjadi pembelajaran yang hanya berpusat pada guru
17. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Pemahaman /
pemanfaatan
model-model
pembelajaran inovatif
berdasarkan
karakteristik materi
dan Peserta didik.
Kurangnya partisipasi
Peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran
menggunakan
model-model
pembelajaran inovatif
yang memberikan
kecakapan abad-21 (4C)
Kondisi dilapangan :
Peserta didik pasif dalam berinisiatif untuk berkontribusi dalam kegiatan
kelompok dan kegiatan kolaboratif, masih terpaku pada aktivitas
individual.
Kajian Literatur :
● Faktor yang paling dominan mempengaruhi rendahnya partisipasi
belajar peserta didik SMK adalah keberanian memberikan
tanggapan, pemahaman peserta didik, keberanian menjawab
pertanyaan, kemampuan menjelaskan, kemampuan,
menyimpulkan, dan kepercayaan diri bertanya. Faktor-faktor
tersebut mempunyai pengaruh dan memberikan kontribusi
sebesar terhadap rendahnya partisipasi belajar peserta didik
SMKN 6 Bandung.
Sumber :
Eggi G. Ginanjar, Bambang Darmawan, Sriyono. (2019).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA
PARTISIPASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMK. Journal of
Mechanical Engineering Education, Vol. 6, No. 2, Desember 2019.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/view/21797/10
713
● Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukan peneliti, maka
dapat disimpulkan bahwa: 1) Faktor Manusia Berdasarkan hasil
analisis pembahasan, dari faktor manusia dalam mempengaruhi
partisipasi saat proses pembelajaran, yang terdiri dari faktor
kepribadian peserta didik dan faktor peserta didik lain/teman
sekelas maka dapat dinyatakan bahwa faktor manusia peserta
didik dalam berpartisipasi rendah hal ini dapat dilihat dari
rendahnya motivasi dari dalam diri peserta didik untuk
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan rendahnya motivasi
dari sesama peserta didik. 2) Faktor lingkungan, Berdasarkan
hasil analisis pembahasan, dari faktor lingkungan dalam
Penyebab kurangnya
partisipasi Peserta didik
dalam kegiatan
pembelajaran menggunakan
model-model pembelajaran
inovatif yang memberikan
kecakapan abad-21 (4C) :
1. Peserta didik kurang
termotivasi
2. Manajemen kelas yang
kurang
3. kurangnya keberanian
memberikan tanggapan,
pemahaman peserta
didik, keberanian
menjawab pertanyaan,
kemampuan
menjelaskan,
kemampuan,
menyimpulkan, dan
kepercayaan diri
bertanya.
4. Sarana prasarana yang
kurang mendukung
5. Kurangnya pemahaman
terhadap model
pembelajaran inovatif
secara menyeluruh
6. Kurang mengedepankan
melatih kompetensi 4C
dalam pembelajaran
18. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
mempengaruhi partisipasi peserta didik saat proses pembelajaran,
yang terdiri dari fasilitas dan sarana kelas dan posisi duduk maka
dapat dinyatakan sedang hal ini dikarenakan fasilitas dan sarana
yang memadai yang dapat menunjang proses pembelajaran dan
dari posisi duduk peserta didik merasa nyaman duduk di tengah
dan belakang sehingga dapat mempengaruhi peserta didik untuk
berpartisipasi
Sumber :
Maria Yusmila Dewi, Maria Ulfah, Junaidi H. Matsum. (2019).
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI
PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI
Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak .
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/37531/
75676583996
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Faktor kurangnya partisipasi Peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran menggunakan model-model pembelajaran inovatif
yang memberikan kecakapan abad-21 (4C) yakni :
a. Guru kurang memahami model-model pembelajaran
inovatif secara menyeluruh
b. Peserta didik tidak paham tujuan pembelajaran yang
dilakukan guru
c. Proses pembelajaran yang kurang terarah (berputar-putar),
kurang konstruktif membuat Peserta didik pusing.
d. Peserta didik tidak dipersiapkan untuk menerima belajar
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
Faktor kurangnya partisipasi Peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran menggunakan model-model pembelajaran inovatif
yang memberikan kecakapan abad-21 (4C) yakni :
a. Peserta didik kurang termotivasi
b. Sarana prasarana yang kurang mendukung
19. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
c. Banyak Peserta didik introvert, individual, kurang percaya
diri dan kurang mampu bekerja dalam kelompok
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instruktur Guru Penggerak)
Faktor kurangnya partisipasi Peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran menggunakan model-model pembelajaran inovatif
yang memberikan kecakapan abad-21 (4C) yakni :
a. Peserta didik kurang diperkenalkan dengan pembelajaran
dengan pembiasaan 4C
b. Penerapan Model pembelajaran yang inovatif yang
dilakukan oleh guru tidak menarik dimata Peserta didik,
Peserta didik bingung sebab tidak mengetahui tujuan dari
aktivitas yang mereka lakukan.
20. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
5 Materi terkait Literasi
numerasi, Advanced
material, miskonsepsi,
HOTS.
Lemahnya pemahaman
Peserta didik terhadap
konsep fisika
kontekstual dan sering
terjadi miskonsepsi.
Kondisi dilapangan :
Dalam Pembelajaran jarang memberikan gejala contoh kontekstual dari
fisika yang dekat dan menarik untuk Peserta didik sehingga pemahaman
fisika Peserta didik terhadap variabel-variabel fisika menjadi lemah dan
tak jarang terjadi miskonsepsi
Kajian Literatur :
● Hasil uji membuktikan bahwa terdapat pengaruh pemahaman
konsep fisika antara kelas yang mengikuti pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual dengan Peserta didik yang mengikuti
pembelajaran konvensional. Tingkat pemahaman konsep Peserta
didik masih tergolong rendah karena kurangnya pengetahuan
dasar serta pemahaman konsep dasar sehingga sulit untuk
memahami konsep lain yang berkaitan dengan konsep dasar
tersebut. Selain itu faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman
konsep Peserta didik adalah pengetahuan Peserta didik yang
masih kurang serta model pembelajaran yang diterapkan.
Sumber :
Lodiana Siahaan, Maison, Dwi Agus Kurniawan,
Deswalman.(2021). Analisis Pemahaman Konsep Peserta didik
pada Mata Pelajaran Fisika Ditinjau dari Perspektif Guru. Seminar
Nasional Hasil Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Sahid SurakartaVol. 1 No. 1 Desember 2021 Hal.
107-113.
http://jurnal.usahidsolo.ac.id/index.php/SENRIABDI/article/vie
w/845/635
● Berdasarkan hasil kesalahan yang banyak ditemukan pada
indikator menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara
serta mengetahui perbedaannya, dan mengembangkan konsep
yang telah dipelajari. Jenis kesalahan yang telah dilakukan siswa
dalam menjawab soal pemahaman matematis siswa sebagian
besar pada kesalahan biasa dan miskonsepsi. Hasil analisis
Penyebab lemahnya
pemahaman Peserta didik
terhadap konsep fisika dan
fenomena fisis dan
keterkaitan antar
variabelnya sehingga sering
terjadi miskonsepsi.
1. Kurangnya pendekatan
kontekstual dalam
pembelajaran fisika
2. Kurangnya dukungan
sarana prasarana
3. pengetahuan dasar yang
kurang
4. pembelajaran
sebelumnya yang tidak
tuntas dalam
menanamkan konsep
21. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
lembar observasi menunjukkan bahwa selama pembelajaran
berlangsung aktivitas siswa. Dengan demikian pembelajaran
kontekstual dapat mengurangi kesalahan siswa dalam menjawab
soal kemampuan pemahaman matematis.
Sumber :
Nia Jusniani. (2018). ANALISIS KESALAHAN JAWABAN SISWA
PADA KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS MELALUI
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. Universitas Suryakancana.
https://jurnal.unsur.ac.id/prisma/article/view/361
Hasil Wawancara :
Penyebab pemahaman Peserta didik terhadap konsep fisika kontekstual
dan sering terjadi miskonsepsi :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
a. Pembelajaran fisika yang kurang konstruktif dalam membangun
pemahaman Peserta didik
b. pembelajaran fisika yang kurang mengenalkan Peserta didik
antara konsep yang diajarkan dengan kejadian nyatanya.
c. Kemampuan kognitif Peserta didik yang berbeda-beda dalam
memahami fisika
2. Rekan Sejawat / Guru
a. Tidak melakukan tes awal dan apersepsi pada proses
pembelajaran untuk mengetahui pemahaman awal Peserta didik
dan miskonsepsi Peserta didik
b. Kurangnya dukungan sarana di sekolah terutama saat
menyampaikan materi-materi yang abstrak.
c. Fenomena yang dikaitkan oleh guru sudah ketinggalan zaman,
kurang kekinian sehingga kurang menarik menurut Peserta didik
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instruktur Guru Penggerak)
a. Guru fisika kurang menggali kaitan konsep-konsep yang
diajarkan dengan fenomena sederhana dan dekat dengan Peserta
didik serta kurang mengaitkan dengan teknologi kekinian.
b. Banyaknya variabel-variabel dalam fisika yang membuat Peserta
didik pusing mengaitkan antar variabel satu dengan lainnya.
22. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Materi terkait Literasi
numerasi, Advanced
material, miskonsepsi,
HOTS.
Peserta didik kesulitan
mengerjakan soal HOTS
fisika
Kondisi dilapangan :
Peserta didik kurang diperkenalkan dengan soal HOTS dan kurangnya
pemahaman guru dalam menyusun soal-soal HOTS
Kajian Literatur :
● Penyebab Peserta didik kesulitan mengerjakan soal HOTS
○ Peserta didik mengerjakan soal dengan terburu-buru,
○ Peserta didik yang tidak mengetahui bagaimana cara
menyelesaikan soal,
○ Peserta didik tidak terbiasa mengerjakan latihan soal,
○ Rendahnya tingkat konsentrasi Peserta didik karena dalam
proses pembelajaran,
○ Rendahnya minat dan pengetahuan Peserta didik dalam
menyelesaikan soal tipe HOTS (Higher Order Thinking
Skill), dan
○ Karena kondisi kelas yang kurang kondusif akan
mempengaruhi konsentrasi Peserta didik, serta
○ Rendahnya motivasi dari orang tua dan kondisi ekonomi
keluarga yang tidak mendukung
Sumber : Kastri Fani, Fauziana, Rachmiaty. (2021). ANALISIS
KEMAMPUAN Peserta didik DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS
PADA PELAJARAN IPA KELAS V MIN 25 ACEH UTARA. Genderang
Asa: Journal Of Primary Education PGMI IAIN LHOKSEUMAWE
VOL 2 NO 2 (2021)
https://journal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/genderangasa/
article/view/165/30
● Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa sebagian siswa masih melakukan kesalahan
yang beranekaragam ketika menerapkankan keterampilan berpikir
Higher Order Thinking Skills ( HOTS ) dalam mengerjakan soal.
Bentuk kesalahan dalam mengerjakan soal HOTS diantaranya
adalah :
Penyebab Peserta didik
kesulitan mengerjakan soal
HOTS fisika :
1. Kurangnya pemberian
soal HOTS pada latihan
Peserta didik dan
kurang pembiasaan.
2. Guru kurang terampil
pembuatan soal HOTS
3. Kurang pendampingan
guru saat Peserta didik
menyelesaikan soal
HOTS
4. Peserta didik tidak
memahami soal
5. Peserta didik
mengerjakan soal
terburu-buru dan tidak
teliti
6. Siswa tidak terbiasa
dengan soal kontekstual
atau soal tidak rutin,
tidak mengingat lagi
konsep yang sudah
dipelajari
7. Siswa cenderung
menghafal rumus atau
suatu konsep tanpa
memahami makna dari
rumus dan konsep
tersebut
23. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
○ kesalahan siswa dalam memahami pernyataan implisit,
○ kesalahan mengubah informasi/fakta ke dalam pernyataan
matematika,
○ kesalahan siswa dalam mengaitkan ke konsep lain,
○ kesalahan siswa dalam menulis, mengkonstruksi,
mengkreasi ide, konsep, rumus, atau cara menyelesaikan
masalah,
○ dan sebagian besar siswa tidak atau salah membuat
kesimpulan dari penyelesaian masalah.
● Siswa melakukan kesalahan tersebut pada umumnya disebabkan
karena :
○ siswa tidak terbiasa dengan soal kontekstual atau soal
tidak rutin, tidak mengingat lagi konsep yang sudah
dipelajari,
○ siswa cenderung menghafal rumus atau suatu konsep
tanpa memahami makna dari rumus dan konsep tersebut.
○ siswa tidak teliti dan terburu-buru dalam mengerjakan
soal,
○ cenderung menjawab soal dengan singkat,
○ dan siswa mengalami kesulitan membangun ide atau
gagasan dan buntu ide dalam mengerjakan soal.
Sumber :
Irma Aryani dan Maulida. (2019). ANALISIS KESALAHAN SISWA
DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI HIGHER
ORDER THINKING SKILL (HOTS). Jurnal Serambi Ilmu, Volume
20, Nomor 2, Edisi September 2019.
https://www.ojs.serambimekkah.ac.id/serambi-ilmu/article/view
/1459/1161
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Penyebab Peserta didik kesulitan mengerjakan soal HOTS fisika :
a. Kurang pembiasaan pemberian soal-soal HOTS
24. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
b. Guru Kurang terampil dalam membuat soal HOTS
c. Penanaman konsep yang tidak tuntas pada Peserta didik
d. Tidak mengedepankan 4C dalam proses pembelajaran
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd):
Penyebab Peserta didik kesulitan mengerjakan soal HOTS fisika :
a. Peserta didik tidak memahami soal dengan baik
b. Peserta didik tidak dapat mengidentifikasi variabel-variabel
dalam soal HOTS dan pengaruh perubahan variabel pada
variabel lainnya.
c. Rendahnya keterampilan Peserta didik dalam 4C
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instuktur Guru Penggerak)
Penyebab Peserta didik kesulitan mengerjakan soal HOTS fisika :
a. Kemampuan literasi dan penalaran Peserta didik rendah
b. Kurang pendampingan dari guru
c. Peserta didik langsung diberikan soal HOTS, tidak dimulai
bertahap dari mengukur penguasaan konsep terlebih
dahulu.
25. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
6 Pemanfaatan
teknologi/inovasi
dalam pembelajaran.
Rendahnya
pemanfaatan teknologi
dalam proses
pembelajaran
Kondisi dilapangan :
● Guru cenderung menggunakan media fisik ketimbang
menggunakan media digital dengan alasan kepraktisan dan lebih
valid dalam mengukur capaian Peserta didik sebab tingkat
kepercayaan hasil yang tinggi
● Guru kurang percaya diri dalam pemanfaatan media teknologi
sebab tidak terbiasa dan merasa Peserta didik sudah lebih pintar
untuk bidang teknologi
● Perangkat Peserta didik yang beragam dan tidak semua
mempunyai perangkat yang memadai
Kajian Literatur :
● Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak adanya akses,
tidak adanya sarana TIK, pembelajaran tidak mengintegrasikan
TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan tidak
adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK.
Sumber:
Sri Lestari. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMANFAATAN TIK OLEH GURU. Balai Pengembangan Media
Televisi Pendidikan.
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwang
san/article/view/29
● Pemanfaatan teknologi dalam penyediaan media pembelajaran
tentunya sangat mendukung dalam proses pembelajaran terutama
media pembelajaran yang interaktif. Pemanfaatan media Ispring
Suite 9 menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
sehingga konsep yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Sumber:
Dasmo, Lestari, A.J., Alamsyah, M. (2020). Peningkatan Hasil
Belajar Fisika Melalui Penerapan Media
Pembelajaran Interaktif Berbasis Ispring Suite 9. Prosiding Seminar
Nasional Sains 2020, 1 (1): 99-102.
Penyebab rendahnya
pemanfaatan teknologi
dalam proses pembelajaran :
1. Kurangnya sarana yang
memadai di guru, di
sekolah maupun di
Peserta didik
2. Usia guru dalam
beradaptasi dengan
teknologi terkini
3. Media fisik dianggap
lebih praktis dan lebih
valid daripada media
digital
4. Tidak ada kemauan
guru memanfaatkan TIK
5. Kurangnya pelatihan TIK
untuk guru
26. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
http://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/sinasis/article/v
iew/3979
● Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penguasaan guru
terhadap TIK baik secara internal maupun eksternal seperti faktor
usia, minat dan motivasi, sarana dan prasarana TIK, peran
pemerintah dalam mengadakan pelatihan atau seminar serta
peran sekolah untuk menunjang kegiatan guru dalam pekerjaan
dan proses pembelajaran dengan menggunakan TIK.
Sumber:
Vinikke Wicaksono, Syahrial, Marzul Hidayat. (2020). ANALISIS
PENGUASAAN GURU TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI (TIK) DI SEKOLAH DASAR. Vol. 5 No. 1 (2020):
Pendidikan Tematik Dikdas.
https://online-journal.unja.ac.id/JPTD/article/view/13703
Hasil Wawancara :
1. Kepala Sekolah (Yuliana, M.Pd)
Penyebab Rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses
pembelajaran :
a. Guru tidak secara aktif beradaptasi terhadap teknologi
kekinian yang menunjang proses pembelajaran
b. Guru sudah usia lanjut dan kesulitan beradaptasi
2. Teman Sejawat/Guru Fisika (Neni Suhaeningtyas Palupi, S.Pd)
Penyebab Rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses
pembelajaran :
a. Sarana prasarana yang kurang mendukung dari sekolah
b. Perangkat yang dimiliki Peserta didik berbeda-beda
c. Guru tidak percaya terhadap hasil pekerjaan Peserta didik
yang dikemas dalam bentuk digital / lewat pemanfaatan
teknologi
3. Pakar (Wahyuni, M.Pd Instuktur Guru Penggerak)
27. No. Masalah yang telah
diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
penyebab masalah
Penyebab Rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses
pembelajaran :
a. kurangnya keterampilan guru menggunakan teknologi
b. Muncul rasa tidak percaya diri pada guru dan merasa
rendah diri dari Peserta didik jika melibatkan perangkat
teknologi dalam proses pembelajaran dan beranggapan
Peserta didik jauh lebih cerdas dari guru untuk urusan
teknologi. Dan cenderung malu di depan Peserta didik bisa
melakukan kesalahan pada pengaplikasian teknologi.