Artikel ini membahas tentang imbuhan serapan dari bahasa asing yang telah melekat dalam bahasa Indonesia dalam membentuk kata-kata baru. Imbuhan-imbuhan tersebut antara lain a-, an-, ab-, in- yang bermakna 'tidak', pra- yang bermakna 'sebelum', anti- yang berarti 'bertentangan dengan', non- yang berarti 'tidak/bukan', dan pasca- yang berarti 'sudah'. Artikel ini juga memberikan contoh kata-kata yang
2. http://oke.or.id 2
Berikut beberapa contoh imbuhan serapan asing yang sudah melekat pada
bentuk lain.
1. a-, an-, ab-, in- yang bermakna 'tidak'
amoral = tidak normal
aneka warna = tidak satu warna (ekawarna: satu warna)
abnormal = tidak normal
intransitif = tidak transitif
2. pra- yang bermakna 'sebelum'
prasejarah = sebelum sejarah
prajabatan = sebelum mendapat jabatan
prasekolah = sebelum bersekolah
3. anti- yang berarti 'bertentangan dengan, melawan, menentang,
memusuhi'
antibandit = menentang bandit
antipeluru = tidak tembus peluru
4. non- yang berarti 'tidak/bukan'
nonagresi = tidak tembus peluru
nonformal = tidak resmi
5. pasca- yang berarti 'sudah'
pascapanen = sesudah panen
pascasarjana = sesudah sarj ana
6. sub- yang berarti 'bawah,di bawah, agak,hampir'
subbab = di bawah bab, anak bab
subbagian = di bawah bagian
subdirektorat = dibawahdirektoratyangdipimpinolehseorangkepala
7. swa- yang berarti 'sendiri'
swakarya = hasil kerja sendiri
swakelola = pengelolaan sendiri
swadaya = pelayanan sendiri
8. tuna- yang berarti luka, rusak, kurang, tidak memiliki
3. http://oke.or.id 3
tunaaksara = tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis
tunabusana = tidak/belum mengenal pakaian
tunadaksa = cacat tubuh
DATA DIRI PENULIS
Dwi Hartati, S. Pd. Lahir di Tangerang, 3 Desember 1981. Lulus dari Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Pakuan tahun 2004. Pernah mengajar di
beberapa sekolah, yaitu SMK Pelita Bangsa Tangerang, SMA Insan Cendekia Al Kausar
Sukabumi dan saat ini mengajar di SMP Islam Cikal Harapan, BSD City.
Penulis dapat dihubungi melalui email:
dwi.htati@yahoo.com