SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
ANALISIS DEFECT PADA MESIN PENGEMASAN SUSU
BUBUK DI PT.FRISIAN FLAG INDONESIA DENGAN
METODE DMAIC
1006807144
Oleh : Andre Christian
Content
 Latar belakang masalah
 Rumusan masalah
 Tujuan Penelitian
 Batasan penelitian
 Pengumpulan dan Pengolahan Data
 Analisa Data
 Kesimpulan dan Saran
Latar Belakang Masalah
PT.Frisian Flag Indonesia
• Merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang cunsomer
goods dengan produk diary foods.
• Tingkat penjualan produk, bukan
hanya bergantung dari kualitas produk
semata, melainkan juga penampilan
kemasan yang baik. Tampilan kemasan
yang baik akan mempengaruhi tingkat
apresiasi dan kepercayaan konsumen
terhadap produk yang dibeli.
• Salah satu jenis produk yang masih
tertinggal tingkat penjualannya adalah
produk susu bubuk kemasan karton.
Latar Belakang Masalah
Plant Pasar Rebo
Plant Ciracas
• Susu jenis bubuk (powder) dalam kemasan kaleng, sachet
dan pouch
• Susu Kental Manis dalam kemasan sachet dan pouch
• Susu Ultra High Temperature (UHT) dalam kemasan bottle,
carton pack, pillow pack
• Sweet Condensed Milk / Susu Kental Manis (SKM) dalam
kemasan kaleng
Latar Belakang Masalah
Flow Proses Pouch Powder Packing
Wolf 4/5
200 crtn / hr
Dientz 2
WOLF 4/5
Sumber : Dokumentasi Engineering PT. Frrisian Flag Indonesia
Gambar 4.1 Proses packing Wolf 4/5
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka
pokok permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah analisa terhadap defect yang
ada pada mesin filling and packaging WOLF 4/5 di
department Powder Packing PT. Frisian Flag
Indonesia dengan menggunakan metode DMAIC.
Tujuan Penelitian
 Mendapatkan solusi - solusi perbaikan
terhadap defect yang terjadi pada mesin
filling and packaging WOLF 4/5
 Menurunkan jumlah defect hingga di bawah
3,4 DPMO
 Meningkatkan produktivitas mesin WOLF 4/5
Batasan Masalah
• Penelitian dilakukan di PT. Frisian Flag Indonesia,
departemen Powder Packing, di mesin Wolf 4/5.
• Penelitian hanya dilakukan terhadap produk pouch
berukuran 400 gr.
• Penelitian menggunakan metode (DMAIC) Define,
Measure, Analyze, Improve, Control.
• Data penelitian menggunakan data produksi pada
bulan Mei 2013
Pengumpulan dan pengambilan data-data mengenai
defect dilakukan pada bulan Mei 2013 melalui beberapa metode,
antara lain:
1. Data sekunder, berupa data historis dari ORS.
Dilihat dari Quality Rate mesin terhadap keseluruhan
hasil produksi.
2. Data primer, berasal dari pengumpulan data di lapangan.
Dilakukan dengan menggunakan check sheet sebagai
alat bantu serta wawancara dan pengamatan secara
langsung di lapangan terhadap foreman/supervisor
produksi, teknisi dan operator bersangkutan.
Pengumpulan dan
Pengolahan Data
Checksheet Defect Wolf 4/5
Data Checksheet Defect Wolf 4/5
29 April – 4 Mei 2013
Data Defect Wolf 4/5
Defect Mode
Tanggal
Total
29/04/2013 30/04/2013 01/05/2013 02/05/2013 03/05/2013 04/05/2013
Overlap Vertical Seal 14 23 22 27 22 17 125
Keriput Horizontal Seal 0 2 4 2 5 1 14
Bocor Horizontal Seal 45 37 36 25 36 21 200
Kode Tidak Jelas 0 0 2 0 3 0 5
Tidak Ada Kode 0 0 0 0 0 0 0
Horizontal Seal kotor 0 1 2 2 1 0 6
Vertical Seal kotor 2 0 2 1 0 3 8
Berat Kurang 23 15 28 12 28 16 122
Vertical Seal Bocor 0 0 0 0 0 0 0
Keriput Horizontal Seal 0 3 0 1 2 0 6
Uji Kecukupan Data
2
2
2
)
)()(/
('

 

Xi
XiXiNsk
N
s = tingkat ketelitian (%)
k = nilai tingkat kepercayaan dari distribusi normal
Xi = data pengamatan
N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan
N’ = banyaknya data yang diperlukan untuk tingkat ketelitian
yang diinginkan.
Uji Kecukupan Data
2
2
)
486
)486()16,1224(13840
('

N
N = 100,84
Karena N’ 100,84 < 138 (jumlah sampel seharusnya)
Maka jumlah sampel yang diambil telah cukup
mewakili populasi data, dengan demikian
penelitian dapat dilanjutkan
Histogram Defect Wolf 4/5
29 April – 4 Mei 2013
125
14
200
5 0 6 8
122
0 6
0
50
100
150
200
250
Overlap
Vertical
Seal
Keriput
Horizontal
Seal
Bocor
Horizontal
Seal
Kode
Tidak
Jelas
Tidak Ada
Kode
Horizontal
Seal
kotor
Vertical
Seal kotor
Berat
Kurang
Vertical
Seal
Bocor
Keriput
Vertical
Seal
Total
41.15%
66.87%
91.98%
94.86% 96.50% 97.74% 98.97% 100.00% 100.00% 100.00%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
0
50
100
150
200
250
Pareto Defect Wolf 4/5
29 April – 4 Mei 2013
• Define
• Measure
• Analyze
– FMEA
• Improve
• Control
Analisa data - DMAIC
4.1 Define
Sumber : Dokumentasi Engineering PT. Frrisian Flag Indonesia
Gambar 4.1 Proses packing Wolf 4/5
4.1.1 Flow proses Wolf 4/5
4.1.2 Diagram SIPOC Wolf 4/5
4.1 Define
Sumber : Powder Packing PT.Frisian Flag Indonesia
Supplier Input Process Output Customer
Sistem coding Production Code
Packing
Finish product
Internal
Storage
Operator Parameter mesin
Warehouse Alu Foil
Sistem Heating
Temperatur
Sealer
Sealing
Pneumatic line Sistem cutting Cutting
Sistem Feeding Belt transport Feeding foil
4.2 Measure
Pengukuran terhadap kinerja dan kondisi proses produksi
saat ini yang akan dijadikan dasar untuk proses perbaikan
selanjutnya
4.2.1 Penentuan CTQ
Critical to Quality Packing Procces
No CTQ
1 Overlap Vertical Seal
2 Keriput Horizontal Seal
3 Bocor Horizontal Seal
4 Kode Tidak Jelas
5 Tidak Ada Kode
6 Horizontal Seal kotor
7 Vertical Seal kotor
8 Berat Kurang
9 Vertical Seal Bocor
10 Keriput Vertical Seal
4.2 Measure
Jenis-jenis CTQ
Kode Tidak Jelas Tidak Ada Kode
Overlap di Vertical Seal Bocor Horizontal Seal
Horizontal Seal Keriput
4.2 Measure
Jenis-jenis CTQ (lanjutan)
Berat kurang Vertical Seal bocor
Vertical Seal KotorHorizontal Seal Kotor Vertical Seal Keriput
4.2 Measure
4.2.2 Perhitungan DPO dan DPMO
Jumlah CacatDPO =
Unit yang diproduksi x CTQ
DPMO = DPO x 1000.000
Data Daily Jumlah Produksi Defect DPO DPMO
29 April 2013 223872 86 0,000038 38,41
30 April 2013 211200 83 0,000039 39,30
1 Mei 2013 220704 97 0,000044 43,95
2 Mei 2013 182688 70 0,000038 38,32
3 Mei 2013 216480 102 0,000047 47,12
4 Mei 2013 212256 58 0,000027 27,33
Total 1267200 496 0,000039 39,14
CTQ = 10
4.3 Analize
4.3.1 Diagram Sebab Akibat
4.3.1.1 Fishbone Bocor Horizontal Seal
Horisontal Bocor
Material Man
Susu dusty
Alu foil robek
Setting temperatur
tidak sesuai
Tidak ada standart
temperatur ideal
Horisontal
Seal kotor
Operator malas
membersihkan
Machine
Anti static tidak
berfungsi
Tidak ada ring
stopperHorizontal
Jaw goyang
Cam driver
aus
Bearing cam
roller rusak
Method
Tidak ada jadwal
cleaning
Horizontal
Seal kotor
Alu foil
offspec
4.3 Analize
4.3.1.2 Fishbone Overlap Vertical Seal
Vertical Seal
Overlap
Man Machine
Method
Skill kurang
Penempatan sensor
kurang pas
Belum ada standart
posisi sensor eyemark
Belt transport aus
Vacuum lemah
Vacuum pump
ngempos
Forming tube
kurang centre
4.3 Analize
4.3.1.3 Fishbone Berat Kurang
Vertical Seal
Overtrack
Man
Machine
Method
Skill kurang
Penempatan
sensor kurang pas
Belum ada standart
posisi sensor eyemark
Belt transport aus
Vacuum lemah
Vacuum pump
ngempos
Forming tube
kurang centre
4.3 Analize
4.3.2 Penghitungan RPN FMEA
Skala Severity
1 Minor ; (hampir tidak dapat dirasakan)
2 Rendah ; (menimbulkan ketidaknyamanan pada proses berikutnya)
3 Moderat ; (berakibat pada perbaikan di luar jadwal atau kerusakan peralatan)
4 Tinggi ; (berakibat pada kegagalan proses selanjutnya)
5 Sangat tinggi ; (berpengaruh pada keselamatan dan melanggar aturan)
Skala Occurence
1 Kecil peluangnya
2 Kemungkinan terjadi lebih kecil
3 Kemungkinan terjadi sedang
4 Kemungkinan terjadi besar
5 Kemungkinan terjadi sangat besar
Skala Detection
1 Sangat tinggi ; (keandalan deteksi hampir 100%)
2 Tinggi ; (keandalan deteksi lebih dari 99.8%)
3 Sedang ; (keandalan deteksi sekitar 98%)
4 Rendah ; (keandalan deteksi lebih dari 90%)
5 Sangat rendah ; (keandalan deteksi kurang dari 90%)
4.3.2.1 FMEA Bocor Horisontal Seal
CTQ No Faktor Severity Occurence Detection RPN % % Kum
Bocor
Horisontal
Seal
1 Cam roller aus 5 2 5 50 23,92% 23,92%
2 Horizontal seal kotor 5 5 2 50 23,92% 47,85%
3 Horizontal jaws goyang 5 2 4 40 19,14% 66,99%
4 Spring dumper mati 4 2 2 16 7,66% 74,64%
5 Tidak ada ring stopper 1 4 3 12 5,74% 80,38%
6 Susu dusty 1 3 4 12 5,74% 86,12%
7 Foil terlalu tipis 3 1 3 9 4,31% 90,43%
8 Anti-static mati 2 1 4 8 3,83% 94,26%
9 Temperatur kurang 3 2 1 6 2,87% 97,13%
10 Knife tumpul 2 1 3 6 2,87% 100,00%
23.92%
47.85%
66.99%
74.64%
80.38%
86.12%
90.43%
94.26%
97.13%
100.00%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
0
10
20
30
40
50
60
RPN
% Kum
4.3.2.2 FMEA Overlap Vertical Seal
CTQ No Faktor Severity Occurence
Detecti
on
RPN % % Kum
Overlap Vertical
Seal
1 Sensor tidak pas 4 5 3 60 30,61% 30,61%
2 Belt transport aus 4 2 4 32 16,33% 46,94%
3 Vacuum lemah 3 2 5 30 15,31% 62,24%
4 Bearing shaft rusak 5 1 4 20 10,20% 72,45%
5 Setting belt kurang sesuai 3 4 1 12 6,12% 78,57%
6 Forming tube miring 3 4 1 12 6,12% 84,69%
7 Tekanan angin kurang 2 2 3 12 6,12% 90,82%
8 Piston pneumatic bocor 4 1 2 8 4,08% 94,90%
9 Shaft driver goyang 3 1 2 6 3,06% 97,96%
10 Sensor mati 4 1 1 4 2,04% 100,00%
30.61%
46.94%
62.24%
72.45%
78.57%
84.69%
90.82%
94.90%
97.96% 100.00%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
0
10
20
30
40
50
60
70
RPN
% Kum
4.3.2.2 FMEA Overlap Vertical Seal
CTQ No Faktor Severity
Occurenc
e
Detection RPN % % Kum
Berat Kurang
1 Sensor level hopper error 4 5 4 80 22,92% 22,92%
2 Agitator bengkok 5 3 5 75 21,49% 44,41%
3 Sprocket tensioner aus 4 4 4 64 18,34% 62,75%
4 Salah setting parameter 4 3 3 36 10,32% 73,07%
5 Drive chain lepas 4 2 3 24 6,88% 79,94%
6 Berat Jenis susu rendah 3 2 3 18 5,16% 85,10%
7 Auger feeder macet 4 2 2 16 4,58% 89,68%
8 Motor clutch-break aus 4 1 4 16 4,58% 94,27%
9 Posisi nol mesin berubah 5 1 3 15 4,30% 98,57%
10 Servo motor error 5 1 1 5 1,43%
100,00
%
22.92%
44.41%
62.75%
73.07%
79.94%
85.10%
89.68%
94.27%
98.57% 100.00%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
RPN
% Kum
4.4 Improve
4.4.1 Improve untuk Defect Kebocoran pada Horizontal
Seal
No Penyebab Usulan Solusi
1
Cam Roller
Aus
Modifikasi jalur pelumasan, jadwal pelumasan, dan
standarisasi jumlah material pelumasan yang diperlukan
2
Horizontal
Seal Kotor
Pembuatan standart cleaning , dan training mengenai cara
perlakuan pembersihan permukaan sealer yang benar
3
Horizontal
Jaws goyang
Pembuatan jadwal berkala pemeriksaan unit Horisontal Jaws
dengan item-item checklist yang lebih terspesifikasi
4
Spring
dumper mati
Penyeragaman, dan standarisasi jadwal penggantian
5
Tidak ada
ring stopper
Dibelikan atau dibuatkan yang permanen, satu untuk
masing-masing mesin
Posisi titik pelumasan tidak terjangkau Sentralisasi titik pelumasan mesin
4.4 Improve
4.4.2 Improve untuk Defect Overlap pada Vertical Seal
N
o
Penyebab Usulan Solusi
1 Sensor tidak pas
Standarisasi posisi sensor untuk tiap jenis foil dengan melakukan
marking pada mesin, dan training operator
2 Belt transport aus
Modifikasi standart pemeriksaan dan penggantian berdasarkan
pada checklist Preventive Maintenance
3 Vacuum lemah Penyesuaian checklist item pada Preventive Maintenance
4 Bearing shaft rusak Penyesuaian checklist item pada Preventive Maintenance
5 Setting belt kurang sesuai
Standarisasi posisi belt dengan pembuatan marking pada mesin dan
training operator
Belt Transport
4.4 Improve
4.4.3 Improve untuk Defect Berat Kurang
Penggantian Tipe Sensor Level Hopper
N
o
Penyebab Usulan Solusi
1 Sensor level hopper error
Penggantian jenis sensor dengan type yang lain yang lebih
terlindungi dari kotoran luar
2 Agitator bengkok
Pemeriksaan berkala, diintegrasikan dengan jadwal Preventive
Maintenance
3 Sprocket tensioner aus
Pemeriksaan berkala, diintegrasikan dengan jadwal Preventive
Maintenance
4 Salah setting parameter Pembuatan standart parameter mesin per produk
4.4.3 Improve untuk Defect Berat Kurang
Pembuatan
Standar
Parameter
Mesin
456V 400gr 123M/400gr 456C/400gr OVCL/300gr 123V/400gr
FEEDER
Weight 3175 3240 2970 2355 3195
Speed 45 45 40 45 50
Ramp 30 35 30 25 30
Time eror 5 5 5 5 15
FILM TRANS
Speed 60% 58% 37% 64% 60%
Baglength 253 255 255 242 250
Comp.Factor 0,98 0,97 0,98 0,98 0,97
Delay Vertical Jaws 0,15 0,15 0,15 0,15 0,1
Speed Discharge Conv 70% 70% 70% 70% 70%
Delay Discharge Conv 0.05s 0,05 0,05 0,5 0,005
CAMS
Start Feeder 105 <>125 110 <> 140 110 <> 160 110 <> 130 110 <> 140
Knife 115 <> 155 110 <> 150 115 <> 155 115 <> 155 115 <> 155
Vibrator Box 0 0 0 0 0
Printer 50 <> 75 50 <.> 75 50 <> 75 50 <> 75 50 <> 75
Vertical Jaws 100 <> 200 100 <> 200 100 <> 200 100 <> 200 95 <> 195
Gusseting 0 0 0 0 0
Axhaust Valve 170 <> 240 175 <> 240 170 <> 140 170 <> 240 170 <> 240
Cooling cross Jaws 180 <> 220 180 <> 220 180 <> 220 180 <> 220 180 <> 220
Over Load Cross Jaws 0 0 0 0 0
Vibrator 150 <> 200 150 <> 200 150 <> 200 100 <> 200 150 <> 200
Reserve 0 0 0 0 0
Reserve 0 0 0 0 0
Syn Cartoning Machin 345 <> 10 345 <> 10 345 <> 10 345 <> 10 345 <> 20
TEMP
Cros Jaws Pront 170 C 170 C 155 C 170 C 167 C
Cross Jaws Back 170 C 170 C 155 C 170 C 167 C
Vertical Jaws 210 C 210 C 200C 210 C 210 C
Limit 10 C 10 C 10 C 10 C 10 C
NITROGEN
InFeed Auger 2 3 2 2 2,5
Auger Hopper 2 3 2 2 2
Gas Flusing Tube 4 6 4 4 5
Aktual Speed 66 pcs/mnt 64 pcs/mnt 44pcs/mnt 70pcs/mnt 66 pcs/mnt
4.5 Control
4.5.1 Control Pembersihan Rutin Horizontal Sealer
Checklist Pembersihan Shiftly
Hari/Minggu : ..... / ......
N
o
Komponen Waktu
Jam ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Horrizontal Sealer
Per 2
jam
Operator
Foreman / Supervisor
4.5.2 Monitoring Data defect
Monitoring defect
Minggu ke 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah defect 496
Total sample 4224
Prosentase defect 11,74%
Baseline 11.74% 11.74% 11.74% 11.74% 11.74% 11.74% 11.74%
4.5 Control
4.5.2 Grafik Monitoring data defect
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
1 2 3 4 5 6 7
Grafik Monitoring Defect Wolf 4/5
Prosentase defect Baseline
4.5 Control
4.5.3 Integrasi usulan solusi ke dalam Preventif Maintenance
Kesimpulan dan Saran
91,98% defect Wolf 4/5 berasal dari :
• Bocor pada Horizontal Seal (41,15%)
 Modifikasi jalur pelumasan cam roller dan pemberian pelumasan sebulan sekali
sebanyak ±30 gram.
 Pembuatan jadwal cleaning Horizontal Seal dengan frekuensi setiap 2 jam kerja
mesin.
 Prefentif Maintenance pada item Horizontal Jaws dilakukan juga pada unit
penggeraknya.
 Pemeriksaan terhadap tegangan pada disc spring dilakukan tiap bulan, standar
tegangan adalah 5 Nm.
 Pemasangan Ring Stopper pada auger feeder.
• Overlap pada Vertical Seal (25,72%)
Standarisasi posisi sensor eyemark untuk tiap jenis foil dengan melakukan marking
pada jalur foil.
Pemeriksaan terhadap griping belt transport per 2 minggu, tidak boleh ada crack lebih
dari 6 mm.
Pemeriksaan terhadap pompa vacuum dilakukan sampai pada kondisi blade dalam
pompa (6 bulanan)
Pemeriksaan kondisi bearing shaft belt transport, dilakukan per 6 bulan.
Standarisasi posisi belt dengan melakukan marking pada mesin.
• Berat Kurang (25,1%)
 Penggantian jenis sensor level hopper dengan type lain yang lebih terlindungi dari
kotoran luar
Pemeriksaan dimensi agitator dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan bevel
tool. Standar sudut adalah 30º
Pemeriksaan terhadap sprocket tensioner agitator setiap 2 minggu sekali
Pembuatan standar parameter mesin.
Kesimpulan dan Saran
Total DPMO :
: 3,08 DPMO
No Defect Mode Total
1 Bocor Horizontal Seal 0
2 Overlap Vertical Seal 0
3 Berat Kurang 0
4 Keriput Horizontal Seal Atas 14
5 Horizontal Seal Bawah Kotor 8
6 Keriput Horizontal Seal Bawah 6
7 Horizontal Seal Atas kotor 6
8 Kode Tidak Jelas 5
9 Vertical Seal Jebol 0
10 Tidak Ada Kode 0
39 X 1000000
10 X 1267200
Pencapaian DPMO DMAIC
Terimakasih
Flowchart metodologi penelitian
Mulai
Study Literatur
Pengumpulan Data
Wawancara
Pembuatan flow proses
pengemasan
Pengumpulan dan
pengelompokan data
defect
Checksheet
Cek Kecukupan Data
Pengolahan Data
Analisa
Kesimpulan
Selesei
Terciptanya usulan-usulan perbaikan untuk
menurunkan jumlah defect di Mesin
Tingginya tingkat kecacatan produk di Mesin
Meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan operator dalam
menjalankan mesin
Menjadikan kondisi
mesin dalam keadaan
yang optimal
Menurunkan jumlah kecacatan
produk hingga titik terendah
Meningkatkan
produktivitas mesin
Kurangnya kemampuan
operator dalam menjalankan
mesin dengan benar
Belum pernah ada training
kepada operator mengenai cara
operasional mesin secara benar
Belum ada standart operasional
mesin
Mesin dalam kondisi yang tidak
optimal karena kotor dan
kerusakan part
Operator tidak melakukan
pembersihan dan pengecekan
berkala
Kondisi kerja yang belum
terstandarisasi dengan baik
Diagram Keterkaitan Masalah

More Related Content

What's hot

SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...Muhamad Imam Khairy
 
Pengoprasian metering system
Pengoprasian metering systemPengoprasian metering system
Pengoprasian metering systemHendri Anur
 
SOP-Pelaksanaan 5R.docx
SOP-Pelaksanaan 5R.docxSOP-Pelaksanaan 5R.docx
SOP-Pelaksanaan 5R.docxAdamLallana5
 
Konsep dasar otomasi sistem produksi
Konsep dasar otomasi sistem produksiKonsep dasar otomasi sistem produksi
Konsep dasar otomasi sistem produksiWirdi Ian
 
Idea Proposal Presentasi
Idea Proposal PresentasiIdea Proposal Presentasi
Idea Proposal Presentasifacebookone18
 
Bab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlBab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlVarindo Megatek
 
4. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - PENENTUAN WAKTU BAKU, PENGUKURAN LAN...
4. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - PENENTUAN WAKTU BAKU, PENGUKURAN LAN...4. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - PENENTUAN WAKTU BAKU, PENGUKURAN LAN...
4. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - PENENTUAN WAKTU BAKU, PENGUKURAN LAN...Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless MousePengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless MouseSiti Farida
 
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan hero1964
 
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantationsKelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantationsKetut Swandana
 
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki daratpengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki daratHelmi Wijaya
 
Implementasi QCC
Implementasi QCCImplementasi QCC
Implementasi QCCmaya.gita
 
Presentasi masa probation Dinar Nawafil-baru-lg.pptx
Presentasi masa probation Dinar Nawafil-baru-lg.pptxPresentasi masa probation Dinar Nawafil-baru-lg.pptx
Presentasi masa probation Dinar Nawafil-baru-lg.pptxMuhammadBrianNugraha
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Siti Sahati
 

What's hot (20)

Table mil std_105_e
Table mil std_105_eTable mil std_105_e
Table mil std_105_e
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
 
Module.pid3
Module.pid3Module.pid3
Module.pid3
 
Pengoprasian metering system
Pengoprasian metering systemPengoprasian metering system
Pengoprasian metering system
 
SOP-Pelaksanaan 5R.docx
SOP-Pelaksanaan 5R.docxSOP-Pelaksanaan 5R.docx
SOP-Pelaksanaan 5R.docx
 
Klausul 8 iso 9001 2015
Klausul 8 iso 9001 2015Klausul 8 iso 9001 2015
Klausul 8 iso 9001 2015
 
Konsep dasar otomasi sistem produksi
Konsep dasar otomasi sistem produksiKonsep dasar otomasi sistem produksi
Konsep dasar otomasi sistem produksi
 
Idea Proposal Presentasi
Idea Proposal PresentasiIdea Proposal Presentasi
Idea Proposal Presentasi
 
Bab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlBab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance control
 
4. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - PENENTUAN WAKTU BAKU, PENGUKURAN LAN...
4. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - PENENTUAN WAKTU BAKU, PENGUKURAN LAN...4. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - PENENTUAN WAKTU BAKU, PENGUKURAN LAN...
4. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - PENENTUAN WAKTU BAKU, PENGUKURAN LAN...
 
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless MousePengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
Pengembangan Produk Dengan Menggunakan QFD: Studi Kasus Wireless Mouse
 
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan
 
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantationsKelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
 
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki daratpengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
pengukuran perhitungan volume minyak standard di tangki darat
 
Implementasi QCC
Implementasi QCCImplementasi QCC
Implementasi QCC
 
Presentasi masa probation Dinar Nawafil-baru-lg.pptx
Presentasi masa probation Dinar Nawafil-baru-lg.pptxPresentasi masa probation Dinar Nawafil-baru-lg.pptx
Presentasi masa probation Dinar Nawafil-baru-lg.pptx
 
5 S
5 S5 S
5 S
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Tabel konversi satuan
Tabel konversi satuanTabel konversi satuan
Tabel konversi satuan
 

Viewers also liked (13)

Pedagogia2
Pedagogia2Pedagogia2
Pedagogia2
 
Habilidades
HabilidadesHabilidades
Habilidades
 
Lavado de manos
Lavado de manosLavado de manos
Lavado de manos
 
Megan Dunning Resume
Megan Dunning ResumeMegan Dunning Resume
Megan Dunning Resume
 
Un tanto como seguir contando la persecución que siempre ha habido (2)
Un tanto como seguir contando la persecución que siempre ha habido (2)Un tanto como seguir contando la persecución que siempre ha habido (2)
Un tanto como seguir contando la persecución que siempre ha habido (2)
 
Las tumbas
Las tumbasLas tumbas
Las tumbas
 
Charity fair
Charity fairCharity fair
Charity fair
 
4710
47104710
4710
 
Brand Vitae (.docx) 2.2
Brand Vitae (.docx) 2.2Brand Vitae (.docx) 2.2
Brand Vitae (.docx) 2.2
 
Acerca del referendo (2)
Acerca del referendo (2)Acerca del referendo (2)
Acerca del referendo (2)
 
Ancizar alma mia
Ancizar alma miaAncizar alma mia
Ancizar alma mia
 
Presentación2
Presentación2Presentación2
Presentación2
 
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
Mulyo Puji Hadi - Peningkatan Kualitas Dengan Metode Define-Measure-Analyze-I...
 

Similar to FMEA - DMAIC Wolf 1

Analisis kepuasan pelanggan terhadap jasa kurir jne
Analisis kepuasan pelanggan terhadap jasa kurir jneAnalisis kepuasan pelanggan terhadap jasa kurir jne
Analisis kepuasan pelanggan terhadap jasa kurir jneIlham Ma'ruf
 
Training Stop Call Wait
Training  Stop Call WaitTraining  Stop Call Wait
Training Stop Call WaitMaharin Hamid
 
HI - Hazard Identification in Industry.pdf
HI - Hazard Identification in Industry.pdfHI - Hazard Identification in Industry.pdf
HI - Hazard Identification in Industry.pdfBreakLims
 
Six sigma di konveksi gloria_6 Sigma
Six sigma di konveksi gloria_6 SigmaSix sigma di konveksi gloria_6 Sigma
Six sigma di konveksi gloria_6 SigmaNiko Lu
 
1263 p1-p psp-teknik pemeliharaan mekanik industri
1263 p1-p psp-teknik pemeliharaan mekanik industri1263 p1-p psp-teknik pemeliharaan mekanik industri
1263 p1-p psp-teknik pemeliharaan mekanik industriWinarto Winartoap
 
Logam mesin quality 5 (1)
Logam mesin quality 5 (1)Logam mesin quality 5 (1)
Logam mesin quality 5 (1)Eko Supriyadi
 
Abnormality Rule_Rev.0.pdf
Abnormality Rule_Rev.0.pdfAbnormality Rule_Rev.0.pdf
Abnormality Rule_Rev.0.pdfArdy Damar
 
PPT^Maintenance JEMBIO 215.ppt
PPT^Maintenance JEMBIO 215.pptPPT^Maintenance JEMBIO 215.ppt
PPT^Maintenance JEMBIO 215.pptMuktarSinaga
 
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).pptSMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).pptAGSI1
 
Logam mesin quality 5 (5)
Logam mesin quality 5 (5)Logam mesin quality 5 (5)
Logam mesin quality 5 (5)Eko Supriyadi
 
Process mining multi choice and deferred choice workflow
Process mining multi choice and deferred choice workflowProcess mining multi choice and deferred choice workflow
Process mining multi choice and deferred choice workflowArofiah Hidayati
 

Similar to FMEA - DMAIC Wolf 1 (20)

Analisis kepuasan pelanggan terhadap jasa kurir jne
Analisis kepuasan pelanggan terhadap jasa kurir jneAnalisis kepuasan pelanggan terhadap jasa kurir jne
Analisis kepuasan pelanggan terhadap jasa kurir jne
 
Training Stop Call Wait
Training  Stop Call WaitTraining  Stop Call Wait
Training Stop Call Wait
 
Pengertian fmea
Pengertian fmeaPengertian fmea
Pengertian fmea
 
Penerapan Manajemen Sederhana dan 5 R untuk UMK - Studi Kasus Masker Kain
Penerapan Manajemen Sederhana dan 5 R untuk UMK - Studi Kasus Masker KainPenerapan Manajemen Sederhana dan 5 R untuk UMK - Studi Kasus Masker Kain
Penerapan Manajemen Sederhana dan 5 R untuk UMK - Studi Kasus Masker Kain
 
13-TQM-FMEA.pdf
13-TQM-FMEA.pdf13-TQM-FMEA.pdf
13-TQM-FMEA.pdf
 
HI - Hazard Identification in Industry.pdf
HI - Hazard Identification in Industry.pdfHI - Hazard Identification in Industry.pdf
HI - Hazard Identification in Industry.pdf
 
PEKKA SYSTEM
PEKKA SYSTEMPEKKA SYSTEM
PEKKA SYSTEM
 
KEMBARA KIK
KEMBARA KIKKEMBARA KIK
KEMBARA KIK
 
Six sigma di konveksi gloria_6 Sigma
Six sigma di konveksi gloria_6 SigmaSix sigma di konveksi gloria_6 Sigma
Six sigma di konveksi gloria_6 Sigma
 
FMEA.ppt
FMEA.pptFMEA.ppt
FMEA.ppt
 
1263 p1-p psp-teknik pemeliharaan mekanik industri
1263 p1-p psp-teknik pemeliharaan mekanik industri1263 p1-p psp-teknik pemeliharaan mekanik industri
1263 p1-p psp-teknik pemeliharaan mekanik industri
 
Logam mesin quality 5 (1)
Logam mesin quality 5 (1)Logam mesin quality 5 (1)
Logam mesin quality 5 (1)
 
Abnormality Rule_Rev.0.pdf
Abnormality Rule_Rev.0.pdfAbnormality Rule_Rev.0.pdf
Abnormality Rule_Rev.0.pdf
 
PPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxPPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptx
 
PPT^Maintenance JEMBIO 215.ppt
PPT^Maintenance JEMBIO 215.pptPPT^Maintenance JEMBIO 215.ppt
PPT^Maintenance JEMBIO 215.ppt
 
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).pptSMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
SMK3 - Manajemen Resiko (IBPR).ppt
 
ANALISA RISIKO DENGAN FMEA.pdf
ANALISA RISIKO DENGAN FMEA.pdfANALISA RISIKO DENGAN FMEA.pdf
ANALISA RISIKO DENGAN FMEA.pdf
 
Logam mesin quality 5 (5)
Logam mesin quality 5 (5)Logam mesin quality 5 (5)
Logam mesin quality 5 (5)
 
Process mining multi choice and deferred choice workflow
Process mining multi choice and deferred choice workflowProcess mining multi choice and deferred choice workflow
Process mining multi choice and deferred choice workflow
 
FMEA di Puskesmas
FMEA di PuskesmasFMEA di Puskesmas
FMEA di Puskesmas
 

FMEA - DMAIC Wolf 1

  • 1. ANALISIS DEFECT PADA MESIN PENGEMASAN SUSU BUBUK DI PT.FRISIAN FLAG INDONESIA DENGAN METODE DMAIC 1006807144 Oleh : Andre Christian
  • 2. Content  Latar belakang masalah  Rumusan masalah  Tujuan Penelitian  Batasan penelitian  Pengumpulan dan Pengolahan Data  Analisa Data  Kesimpulan dan Saran
  • 3. Latar Belakang Masalah PT.Frisian Flag Indonesia • Merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang cunsomer goods dengan produk diary foods. • Tingkat penjualan produk, bukan hanya bergantung dari kualitas produk semata, melainkan juga penampilan kemasan yang baik. Tampilan kemasan yang baik akan mempengaruhi tingkat apresiasi dan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dibeli. • Salah satu jenis produk yang masih tertinggal tingkat penjualannya adalah produk susu bubuk kemasan karton.
  • 4. Latar Belakang Masalah Plant Pasar Rebo Plant Ciracas • Susu jenis bubuk (powder) dalam kemasan kaleng, sachet dan pouch • Susu Kental Manis dalam kemasan sachet dan pouch • Susu Ultra High Temperature (UHT) dalam kemasan bottle, carton pack, pillow pack • Sweet Condensed Milk / Susu Kental Manis (SKM) dalam kemasan kaleng
  • 5. Latar Belakang Masalah Flow Proses Pouch Powder Packing Wolf 4/5 200 crtn / hr Dientz 2 WOLF 4/5 Sumber : Dokumentasi Engineering PT. Frrisian Flag Indonesia Gambar 4.1 Proses packing Wolf 4/5
  • 6. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah analisa terhadap defect yang ada pada mesin filling and packaging WOLF 4/5 di department Powder Packing PT. Frisian Flag Indonesia dengan menggunakan metode DMAIC.
  • 7. Tujuan Penelitian  Mendapatkan solusi - solusi perbaikan terhadap defect yang terjadi pada mesin filling and packaging WOLF 4/5  Menurunkan jumlah defect hingga di bawah 3,4 DPMO  Meningkatkan produktivitas mesin WOLF 4/5
  • 8. Batasan Masalah • Penelitian dilakukan di PT. Frisian Flag Indonesia, departemen Powder Packing, di mesin Wolf 4/5. • Penelitian hanya dilakukan terhadap produk pouch berukuran 400 gr. • Penelitian menggunakan metode (DMAIC) Define, Measure, Analyze, Improve, Control. • Data penelitian menggunakan data produksi pada bulan Mei 2013
  • 9. Pengumpulan dan pengambilan data-data mengenai defect dilakukan pada bulan Mei 2013 melalui beberapa metode, antara lain: 1. Data sekunder, berupa data historis dari ORS. Dilihat dari Quality Rate mesin terhadap keseluruhan hasil produksi. 2. Data primer, berasal dari pengumpulan data di lapangan. Dilakukan dengan menggunakan check sheet sebagai alat bantu serta wawancara dan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap foreman/supervisor produksi, teknisi dan operator bersangkutan. Pengumpulan dan Pengolahan Data
  • 11. Data Checksheet Defect Wolf 4/5 29 April – 4 Mei 2013 Data Defect Wolf 4/5 Defect Mode Tanggal Total 29/04/2013 30/04/2013 01/05/2013 02/05/2013 03/05/2013 04/05/2013 Overlap Vertical Seal 14 23 22 27 22 17 125 Keriput Horizontal Seal 0 2 4 2 5 1 14 Bocor Horizontal Seal 45 37 36 25 36 21 200 Kode Tidak Jelas 0 0 2 0 3 0 5 Tidak Ada Kode 0 0 0 0 0 0 0 Horizontal Seal kotor 0 1 2 2 1 0 6 Vertical Seal kotor 2 0 2 1 0 3 8 Berat Kurang 23 15 28 12 28 16 122 Vertical Seal Bocor 0 0 0 0 0 0 0 Keriput Horizontal Seal 0 3 0 1 2 0 6
  • 12. Uji Kecukupan Data 2 2 2 ) )()(/ ('     Xi XiXiNsk N s = tingkat ketelitian (%) k = nilai tingkat kepercayaan dari distribusi normal Xi = data pengamatan N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan N’ = banyaknya data yang diperlukan untuk tingkat ketelitian yang diinginkan.
  • 13. Uji Kecukupan Data 2 2 ) 486 )486()16,1224(13840 ('  N N = 100,84 Karena N’ 100,84 < 138 (jumlah sampel seharusnya) Maka jumlah sampel yang diambil telah cukup mewakili populasi data, dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan
  • 14. Histogram Defect Wolf 4/5 29 April – 4 Mei 2013 125 14 200 5 0 6 8 122 0 6 0 50 100 150 200 250 Overlap Vertical Seal Keriput Horizontal Seal Bocor Horizontal Seal Kode Tidak Jelas Tidak Ada Kode Horizontal Seal kotor Vertical Seal kotor Berat Kurang Vertical Seal Bocor Keriput Vertical Seal Total
  • 15. 41.15% 66.87% 91.98% 94.86% 96.50% 97.74% 98.97% 100.00% 100.00% 100.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 0 50 100 150 200 250 Pareto Defect Wolf 4/5 29 April – 4 Mei 2013
  • 16. • Define • Measure • Analyze – FMEA • Improve • Control Analisa data - DMAIC
  • 17. 4.1 Define Sumber : Dokumentasi Engineering PT. Frrisian Flag Indonesia Gambar 4.1 Proses packing Wolf 4/5 4.1.1 Flow proses Wolf 4/5
  • 18. 4.1.2 Diagram SIPOC Wolf 4/5 4.1 Define Sumber : Powder Packing PT.Frisian Flag Indonesia Supplier Input Process Output Customer Sistem coding Production Code Packing Finish product Internal Storage Operator Parameter mesin Warehouse Alu Foil Sistem Heating Temperatur Sealer Sealing Pneumatic line Sistem cutting Cutting Sistem Feeding Belt transport Feeding foil
  • 19. 4.2 Measure Pengukuran terhadap kinerja dan kondisi proses produksi saat ini yang akan dijadikan dasar untuk proses perbaikan selanjutnya 4.2.1 Penentuan CTQ Critical to Quality Packing Procces No CTQ 1 Overlap Vertical Seal 2 Keriput Horizontal Seal 3 Bocor Horizontal Seal 4 Kode Tidak Jelas 5 Tidak Ada Kode 6 Horizontal Seal kotor 7 Vertical Seal kotor 8 Berat Kurang 9 Vertical Seal Bocor 10 Keriput Vertical Seal
  • 20. 4.2 Measure Jenis-jenis CTQ Kode Tidak Jelas Tidak Ada Kode Overlap di Vertical Seal Bocor Horizontal Seal Horizontal Seal Keriput
  • 21. 4.2 Measure Jenis-jenis CTQ (lanjutan) Berat kurang Vertical Seal bocor Vertical Seal KotorHorizontal Seal Kotor Vertical Seal Keriput
  • 22. 4.2 Measure 4.2.2 Perhitungan DPO dan DPMO Jumlah CacatDPO = Unit yang diproduksi x CTQ DPMO = DPO x 1000.000 Data Daily Jumlah Produksi Defect DPO DPMO 29 April 2013 223872 86 0,000038 38,41 30 April 2013 211200 83 0,000039 39,30 1 Mei 2013 220704 97 0,000044 43,95 2 Mei 2013 182688 70 0,000038 38,32 3 Mei 2013 216480 102 0,000047 47,12 4 Mei 2013 212256 58 0,000027 27,33 Total 1267200 496 0,000039 39,14 CTQ = 10
  • 23. 4.3 Analize 4.3.1 Diagram Sebab Akibat 4.3.1.1 Fishbone Bocor Horizontal Seal Horisontal Bocor Material Man Susu dusty Alu foil robek Setting temperatur tidak sesuai Tidak ada standart temperatur ideal Horisontal Seal kotor Operator malas membersihkan Machine Anti static tidak berfungsi Tidak ada ring stopperHorizontal Jaw goyang Cam driver aus Bearing cam roller rusak Method Tidak ada jadwal cleaning Horizontal Seal kotor Alu foil offspec
  • 24. 4.3 Analize 4.3.1.2 Fishbone Overlap Vertical Seal Vertical Seal Overlap Man Machine Method Skill kurang Penempatan sensor kurang pas Belum ada standart posisi sensor eyemark Belt transport aus Vacuum lemah Vacuum pump ngempos Forming tube kurang centre
  • 25. 4.3 Analize 4.3.1.3 Fishbone Berat Kurang Vertical Seal Overtrack Man Machine Method Skill kurang Penempatan sensor kurang pas Belum ada standart posisi sensor eyemark Belt transport aus Vacuum lemah Vacuum pump ngempos Forming tube kurang centre
  • 26. 4.3 Analize 4.3.2 Penghitungan RPN FMEA Skala Severity 1 Minor ; (hampir tidak dapat dirasakan) 2 Rendah ; (menimbulkan ketidaknyamanan pada proses berikutnya) 3 Moderat ; (berakibat pada perbaikan di luar jadwal atau kerusakan peralatan) 4 Tinggi ; (berakibat pada kegagalan proses selanjutnya) 5 Sangat tinggi ; (berpengaruh pada keselamatan dan melanggar aturan) Skala Occurence 1 Kecil peluangnya 2 Kemungkinan terjadi lebih kecil 3 Kemungkinan terjadi sedang 4 Kemungkinan terjadi besar 5 Kemungkinan terjadi sangat besar Skala Detection 1 Sangat tinggi ; (keandalan deteksi hampir 100%) 2 Tinggi ; (keandalan deteksi lebih dari 99.8%) 3 Sedang ; (keandalan deteksi sekitar 98%) 4 Rendah ; (keandalan deteksi lebih dari 90%) 5 Sangat rendah ; (keandalan deteksi kurang dari 90%)
  • 27. 4.3.2.1 FMEA Bocor Horisontal Seal CTQ No Faktor Severity Occurence Detection RPN % % Kum Bocor Horisontal Seal 1 Cam roller aus 5 2 5 50 23,92% 23,92% 2 Horizontal seal kotor 5 5 2 50 23,92% 47,85% 3 Horizontal jaws goyang 5 2 4 40 19,14% 66,99% 4 Spring dumper mati 4 2 2 16 7,66% 74,64% 5 Tidak ada ring stopper 1 4 3 12 5,74% 80,38% 6 Susu dusty 1 3 4 12 5,74% 86,12% 7 Foil terlalu tipis 3 1 3 9 4,31% 90,43% 8 Anti-static mati 2 1 4 8 3,83% 94,26% 9 Temperatur kurang 3 2 1 6 2,87% 97,13% 10 Knife tumpul 2 1 3 6 2,87% 100,00% 23.92% 47.85% 66.99% 74.64% 80.38% 86.12% 90.43% 94.26% 97.13% 100.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 0 10 20 30 40 50 60 RPN % Kum
  • 28. 4.3.2.2 FMEA Overlap Vertical Seal CTQ No Faktor Severity Occurence Detecti on RPN % % Kum Overlap Vertical Seal 1 Sensor tidak pas 4 5 3 60 30,61% 30,61% 2 Belt transport aus 4 2 4 32 16,33% 46,94% 3 Vacuum lemah 3 2 5 30 15,31% 62,24% 4 Bearing shaft rusak 5 1 4 20 10,20% 72,45% 5 Setting belt kurang sesuai 3 4 1 12 6,12% 78,57% 6 Forming tube miring 3 4 1 12 6,12% 84,69% 7 Tekanan angin kurang 2 2 3 12 6,12% 90,82% 8 Piston pneumatic bocor 4 1 2 8 4,08% 94,90% 9 Shaft driver goyang 3 1 2 6 3,06% 97,96% 10 Sensor mati 4 1 1 4 2,04% 100,00% 30.61% 46.94% 62.24% 72.45% 78.57% 84.69% 90.82% 94.90% 97.96% 100.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 0 10 20 30 40 50 60 70 RPN % Kum
  • 29. 4.3.2.2 FMEA Overlap Vertical Seal CTQ No Faktor Severity Occurenc e Detection RPN % % Kum Berat Kurang 1 Sensor level hopper error 4 5 4 80 22,92% 22,92% 2 Agitator bengkok 5 3 5 75 21,49% 44,41% 3 Sprocket tensioner aus 4 4 4 64 18,34% 62,75% 4 Salah setting parameter 4 3 3 36 10,32% 73,07% 5 Drive chain lepas 4 2 3 24 6,88% 79,94% 6 Berat Jenis susu rendah 3 2 3 18 5,16% 85,10% 7 Auger feeder macet 4 2 2 16 4,58% 89,68% 8 Motor clutch-break aus 4 1 4 16 4,58% 94,27% 9 Posisi nol mesin berubah 5 1 3 15 4,30% 98,57% 10 Servo motor error 5 1 1 5 1,43% 100,00 % 22.92% 44.41% 62.75% 73.07% 79.94% 85.10% 89.68% 94.27% 98.57% 100.00% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 RPN % Kum
  • 30. 4.4 Improve 4.4.1 Improve untuk Defect Kebocoran pada Horizontal Seal No Penyebab Usulan Solusi 1 Cam Roller Aus Modifikasi jalur pelumasan, jadwal pelumasan, dan standarisasi jumlah material pelumasan yang diperlukan 2 Horizontal Seal Kotor Pembuatan standart cleaning , dan training mengenai cara perlakuan pembersihan permukaan sealer yang benar 3 Horizontal Jaws goyang Pembuatan jadwal berkala pemeriksaan unit Horisontal Jaws dengan item-item checklist yang lebih terspesifikasi 4 Spring dumper mati Penyeragaman, dan standarisasi jadwal penggantian 5 Tidak ada ring stopper Dibelikan atau dibuatkan yang permanen, satu untuk masing-masing mesin Posisi titik pelumasan tidak terjangkau Sentralisasi titik pelumasan mesin
  • 31. 4.4 Improve 4.4.2 Improve untuk Defect Overlap pada Vertical Seal N o Penyebab Usulan Solusi 1 Sensor tidak pas Standarisasi posisi sensor untuk tiap jenis foil dengan melakukan marking pada mesin, dan training operator 2 Belt transport aus Modifikasi standart pemeriksaan dan penggantian berdasarkan pada checklist Preventive Maintenance 3 Vacuum lemah Penyesuaian checklist item pada Preventive Maintenance 4 Bearing shaft rusak Penyesuaian checklist item pada Preventive Maintenance 5 Setting belt kurang sesuai Standarisasi posisi belt dengan pembuatan marking pada mesin dan training operator Belt Transport
  • 32. 4.4 Improve 4.4.3 Improve untuk Defect Berat Kurang Penggantian Tipe Sensor Level Hopper N o Penyebab Usulan Solusi 1 Sensor level hopper error Penggantian jenis sensor dengan type yang lain yang lebih terlindungi dari kotoran luar 2 Agitator bengkok Pemeriksaan berkala, diintegrasikan dengan jadwal Preventive Maintenance 3 Sprocket tensioner aus Pemeriksaan berkala, diintegrasikan dengan jadwal Preventive Maintenance 4 Salah setting parameter Pembuatan standart parameter mesin per produk
  • 33. 4.4.3 Improve untuk Defect Berat Kurang Pembuatan Standar Parameter Mesin 456V 400gr 123M/400gr 456C/400gr OVCL/300gr 123V/400gr FEEDER Weight 3175 3240 2970 2355 3195 Speed 45 45 40 45 50 Ramp 30 35 30 25 30 Time eror 5 5 5 5 15 FILM TRANS Speed 60% 58% 37% 64% 60% Baglength 253 255 255 242 250 Comp.Factor 0,98 0,97 0,98 0,98 0,97 Delay Vertical Jaws 0,15 0,15 0,15 0,15 0,1 Speed Discharge Conv 70% 70% 70% 70% 70% Delay Discharge Conv 0.05s 0,05 0,05 0,5 0,005 CAMS Start Feeder 105 <>125 110 <> 140 110 <> 160 110 <> 130 110 <> 140 Knife 115 <> 155 110 <> 150 115 <> 155 115 <> 155 115 <> 155 Vibrator Box 0 0 0 0 0 Printer 50 <> 75 50 <.> 75 50 <> 75 50 <> 75 50 <> 75 Vertical Jaws 100 <> 200 100 <> 200 100 <> 200 100 <> 200 95 <> 195 Gusseting 0 0 0 0 0 Axhaust Valve 170 <> 240 175 <> 240 170 <> 140 170 <> 240 170 <> 240 Cooling cross Jaws 180 <> 220 180 <> 220 180 <> 220 180 <> 220 180 <> 220 Over Load Cross Jaws 0 0 0 0 0 Vibrator 150 <> 200 150 <> 200 150 <> 200 100 <> 200 150 <> 200 Reserve 0 0 0 0 0 Reserve 0 0 0 0 0 Syn Cartoning Machin 345 <> 10 345 <> 10 345 <> 10 345 <> 10 345 <> 20 TEMP Cros Jaws Pront 170 C 170 C 155 C 170 C 167 C Cross Jaws Back 170 C 170 C 155 C 170 C 167 C Vertical Jaws 210 C 210 C 200C 210 C 210 C Limit 10 C 10 C 10 C 10 C 10 C NITROGEN InFeed Auger 2 3 2 2 2,5 Auger Hopper 2 3 2 2 2 Gas Flusing Tube 4 6 4 4 5 Aktual Speed 66 pcs/mnt 64 pcs/mnt 44pcs/mnt 70pcs/mnt 66 pcs/mnt
  • 34. 4.5 Control 4.5.1 Control Pembersihan Rutin Horizontal Sealer Checklist Pembersihan Shiftly Hari/Minggu : ..... / ...... N o Komponen Waktu Jam ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Horrizontal Sealer Per 2 jam Operator Foreman / Supervisor 4.5.2 Monitoring Data defect Monitoring defect Minggu ke 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah defect 496 Total sample 4224 Prosentase defect 11,74% Baseline 11.74% 11.74% 11.74% 11.74% 11.74% 11.74% 11.74%
  • 35. 4.5 Control 4.5.2 Grafik Monitoring data defect 0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 12.00% 14.00% 1 2 3 4 5 6 7 Grafik Monitoring Defect Wolf 4/5 Prosentase defect Baseline
  • 36. 4.5 Control 4.5.3 Integrasi usulan solusi ke dalam Preventif Maintenance
  • 37. Kesimpulan dan Saran 91,98% defect Wolf 4/5 berasal dari : • Bocor pada Horizontal Seal (41,15%)  Modifikasi jalur pelumasan cam roller dan pemberian pelumasan sebulan sekali sebanyak ±30 gram.  Pembuatan jadwal cleaning Horizontal Seal dengan frekuensi setiap 2 jam kerja mesin.  Prefentif Maintenance pada item Horizontal Jaws dilakukan juga pada unit penggeraknya.  Pemeriksaan terhadap tegangan pada disc spring dilakukan tiap bulan, standar tegangan adalah 5 Nm.  Pemasangan Ring Stopper pada auger feeder. • Overlap pada Vertical Seal (25,72%) Standarisasi posisi sensor eyemark untuk tiap jenis foil dengan melakukan marking pada jalur foil. Pemeriksaan terhadap griping belt transport per 2 minggu, tidak boleh ada crack lebih dari 6 mm. Pemeriksaan terhadap pompa vacuum dilakukan sampai pada kondisi blade dalam pompa (6 bulanan) Pemeriksaan kondisi bearing shaft belt transport, dilakukan per 6 bulan. Standarisasi posisi belt dengan melakukan marking pada mesin. • Berat Kurang (25,1%)  Penggantian jenis sensor level hopper dengan type lain yang lebih terlindungi dari kotoran luar Pemeriksaan dimensi agitator dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan bevel tool. Standar sudut adalah 30º Pemeriksaan terhadap sprocket tensioner agitator setiap 2 minggu sekali Pembuatan standar parameter mesin.
  • 38. Kesimpulan dan Saran Total DPMO : : 3,08 DPMO No Defect Mode Total 1 Bocor Horizontal Seal 0 2 Overlap Vertical Seal 0 3 Berat Kurang 0 4 Keriput Horizontal Seal Atas 14 5 Horizontal Seal Bawah Kotor 8 6 Keriput Horizontal Seal Bawah 6 7 Horizontal Seal Atas kotor 6 8 Kode Tidak Jelas 5 9 Vertical Seal Jebol 0 10 Tidak Ada Kode 0 39 X 1000000 10 X 1267200 Pencapaian DPMO DMAIC
  • 40. Flowchart metodologi penelitian Mulai Study Literatur Pengumpulan Data Wawancara Pembuatan flow proses pengemasan Pengumpulan dan pengelompokan data defect Checksheet Cek Kecukupan Data Pengolahan Data Analisa Kesimpulan Selesei
  • 41. Terciptanya usulan-usulan perbaikan untuk menurunkan jumlah defect di Mesin Tingginya tingkat kecacatan produk di Mesin Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan operator dalam menjalankan mesin Menjadikan kondisi mesin dalam keadaan yang optimal Menurunkan jumlah kecacatan produk hingga titik terendah Meningkatkan produktivitas mesin Kurangnya kemampuan operator dalam menjalankan mesin dengan benar Belum pernah ada training kepada operator mengenai cara operasional mesin secara benar Belum ada standart operasional mesin Mesin dalam kondisi yang tidak optimal karena kotor dan kerusakan part Operator tidak melakukan pembersihan dan pengecekan berkala Kondisi kerja yang belum terstandarisasi dengan baik Diagram Keterkaitan Masalah