Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Quality Control Analysis at Asriyani Garment Company Using Control Chart Method
1. Nisaa Noor Kamila
163402172
Analisis pengendalian kualitas pada
perusahaan konveksi Asriyani dengan
menggunakan metode Peta Kendali
(Control Chart)
NASKAH SKRIPSI
2. ABSTRACK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengendalian kualitas pada perusahaan
konveksi Asriyani dengan menggunakan metode peta kendali (control chart). Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif, sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
primer maupun data sekunder. objek dari penelitian ini yaitu produk baju muslim pria (baju koko) dari perusahaan
konveksi Asriyani. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel 25 hari
produksi, Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan metode
Statistical Quality Control (SQC) dengan teknik atau metode peta kendali (Control Chart). Hasil dari penelitian ini yaitu
Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Perusahaan konveksi Asriyani sudah sangat baik dimana adanya tiga
tahapan Inspeksi atau pemeriksaan, kerusakan yang terjadi selama proses produksi masih dalam kondisi In-Control
atau terkendali, dan peta kendali (Control Chart) dapat membantu dalam pengendalian kulitas.
Kata kunci: Pengendalian kualitas, Statistical Quality Control, peta kendali.
3. PEMERIKSAAN DAN
PENGENDALIAN BAHAN BAKU
You can simply impress your
audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
Your Text Here
You can simply impress your
audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations.
Your Text Here
01
05
06
Pengendalian Kualitas Yang Diterapkan
Perusahaan Konveksi Asriyani
Kerusakan Bahan Tindakan
Kotor Dipotong sesuai lebar atau panjang bagian kain yang kotor, lalu dipisahkan dari bagian yang lain dan cuci
terlebih dahulu, apabila bagian kotornya bisa dibersihkan maka akan langsung diproses ke proses
produksi, apabila tidak maka akan diambil hanya bagian-bagian masih bisa dipakai untuk kombinasi/hiasan
produk.
Berlubang Dipotong sesuai panjang atau lebar kain yang berlubang lalu dipisahkan dari bagian yang lain.
Warna pudar/ beda dengan
bagian kain lain
Dipotong sesuai panjang atau lebar kain yang warnanya pudar tersebut lalu dipisahkan, apabila
masih dalam batas wajar biasanya dimanfaatkan untuk kombinasi/ hiasan produk.
4. 2. PEMERIKSAAN DAN PENGENDALIAN
PRODUK PADA PROSES PRODUKSI
• Pengendalian pada tahap ini dilakukan untuk mendeteksi
penyimpangan penyimpangan yang terjadi pada proses
produksi
• Dilakukan pengendalian pada seluruh bagian proses produksi
sambil dilihat satu persatu untuk menghindari kecacatan
5. 3. Pemeriksaan dan pengujian pada proses akhir
Insert the title of your subtitle Here
Kecacatan Produk Tindakan
Kotor Produk kotor akan dicuci terlebih dahulu, apabila noda atau kotoran pada produk bisa hilang maka akan diproses
lagi ke proses selanjutnya. Apabila tidak, maka produk tersebut akan dipisahkan dan nantinya akan disatukan
dengan produk-produk sisa yang masih bisa dijual namun dengan harga yang lebih murah. Biasanya noda yang
ada pada produk ini masih bisa dihilangkan, kalaupun tidak masih dalam batas wajar.
Bordiran tidak rapi Produk yang bordirannya copot atau tidak rapih biasanya akan dibordir kembali sesuai dengan polanya dengan
menggunakan mesin bordir manual.
Jahitan tidak rapih Produk yang jahitannya kurang rapih akan dikembalikan ke penjahit untuk diperbaiki.
Bagian kain
berlubang
Produk yang bagian kainnya berlubang akan dipisahkan, apabila masih dalam batas wajar maka akan dijual
kembali namun dengan harga yang lebih murah tergantung kesepakatan dengan reseller/pelanggan.
6. KERUSAKAN/KECACATAN YANG TERJADI PADA PRODUK
KONVEKSI ASRIYANI
1.
Kecacatan produk pada
tangan karena adanya
bagian salah satu tangan
yang hilang
2.
Kecacatan produk akibat dari
Kain robek atau berlubang
akibat dari bahan baku kain
yang tidak memenuhi
standar
3.
Kecacatan produk akibat
Kain kotor
4.
Kecacatan produk akibat dari
Kerusakan pada kain
13. Dari hasil perhitungan semua batas kendali diatas maka dapat digunakan untuk membuat tabel peta kendali P
Jika digambarkan dalam bentuk suatu grafik, peta kendali tersebut dapat ditunjukan oleh gambar berikut
Tabel grafik diatas merupakan tabel grafik P chart dimana dapat digunakan untuk menggambarkan grafik
pengendalian untuk ukuran sampel.
25 sampel yang digunakan dalam penelitian, 24 titik masih berada dibawah batas kendali (UCL dan LCL)
24
25
𝑋 100% = 96%
14. Kesimpulan pada penelitian ini adalah:
Pengendalian kualitas yang diterapkan oleh Perusahaan
Konveksi Asriyani sudah sangat baik dimana adanya tiga
tahapan Inspeksi : pemeriksaan bahan baku, pemeriksaan
pada proses produksi, pemeriksaan tahap akhir
Dari data hasil selama observasi dimana
kerusakan paling banyak yaitu: jahitan cacat ,kain kotor ,
bordiran yang cacat/rusak, dan kain/ bahan baku
yang rusak. Untuk pengendalian kualitas dengan perhitungan
peta kendali P dengan n tidak konstan didapat kerusakan
yang terjadi tidak melewati batas kendali (LCL dan UCL)
artinya bahwa keadaan/ kerusakan yang terjadi dalam
kondisi In-Control atau terkendali secara umum
peta kendali (control chart) dapat membantu dalam
pengendalian kualitas perusahaan untuk memperbaiki
produk cacat.
Kerusakan atau kecacatan yang terjadi selama proses
produksi baju muslim Asriyani yaitu: kerusakan pada jahitan/
jahitan tidak rapi, kacacatan dari bahan baku kain, kecacatan
karena kain kotor, dan kecacatan karena bordiran tidak
sesuai dengan desain awal. Adapaun kecacatan yang sering
terjadi yaitu jahitan yang tidak rapih
01
02
03
15. Saran
Pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan Konveksi
Asriyani perlu ditingkatkan terutama pada pemeriksaan
bahan baku agar bahan baku kain yang cacat tidak sesuai
dengan standar tidak masuk kedalam proses produksi. .
Perlu adanya perbaikan dari semua faktor yang menjadi
penyebab kerusakan
perusahaan harus meningkatkan pengendalian kualitas
dengan melakukan perbaikan dalam beberapa rangkaian
produksi, agar dapat meminimalisir jumlah kerusakan yang
terjadi.
01
02
04
Perlu adanya tenaga kerja khusus bagian pengecekan
kualitas produk agar lebih detail dalam pengecekan kualitas
produk dan untuk meminimalisir adanya kecacatan pada
Produk.
05
03
Perlunya penggunaan stiker QC Passed untuk memberi
tanda pada produk cacat agar lebih memudahkan dalam
pengendalian kualitas