Teknik probing adalah teknik wawancara yang melibatkan pertanyaan lanjutan untuk mendapatkan informasi lebih dalam dari kandidat. Teknik ini memungkinkan pewawancara untuk mengetahui saat yang tepat untuk menyelidiki lebih lanjut berdasarkan jawaban kandidat. Terdapat beberapa jenis pertanyaan lanjutan yang dapat diajukan seperti mengulangi jawaban, meminta penjelasan lebih lanjut, atau
3. Pengertian ...
• Pewawancara yang berupaya untuk
menjadi pendengar yang aktif dan fleksibel
memungkinkan untuk mengetahui kapan
saat yang tepat untuk menyelidiki lebih
dalam tentang kandidat dengan
pertanyaan lanjutan.
• Peluang untuk menghasilkan jawaban
terbaik dalam teknik probing akan didapat
dan hanya muncul dari mendengarkan dan
memperhatikan secara mendalam serta
terlibat langsung dalam percakapan.
4. • Pertanyaan yang diajukan oleh
pewawancara dengan teknik probing ini
bukan semata-mata untuk mendapatkan
jawaban yang dilontarkan kandidat dengan
kata-kata saja, melainkan juga untuk
menstimulir aktivitas berpikir kandidat yang
sedang diwawancarai.
• Berdasarkan respon yang nampak tersebut
pewawancara dapat mengambil
kesimpulan tentang bagaimana aktivitas
berpikir yang terjadi pada diri kandidat.
Pengertian ...
5. • Jenis pertanyaan yang dilontarkan pada kandidat
tergantung pada aktivitas berpikir apa yang
dikehendaki terjadi pada diri kandidat, seperti :
untuk memotivasi agar kandidat lebih tertarik
pada topik bahasan, menarik perhatian,
mengajak kandidat berpikir, untuk mengetahui
kesulitan kandidat, atau mengembangkan
pengertian dan penerapan praktis dari topik yang
sedang dibahas.
• Pertanyaan yang dilontarkan selama proses
wawancara, ditujukan agar kandidat dapat
menerima tantangan untuk menjaga agar tetap
sibuk dengan responnya dan pemikiran mereka
tetap terarah, serta bila pertanyaan tersebut
dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan
berikutnya, maka hal itu akan menjadi suatu
program yang sistematis dalam suatu proses
wawancara.
Pengertian ...
7. Mengapa Menggunakan
Teknik Probing? ...
• Ketika menghadapi situasi atau hal baru,
biasanya kandidat akan mengalami
pertentangan dengan latar belakang
pengetahuannya (conflicts with background
knowledge), sehingga muncul sesuatu yang
diistilahkan dengan “top down & bottom up”.
• Top down diartikan sebagai tanggapan berpikir
kandidat terhadap apa yang ditanyakan
berdasarkan pengetahuan yang telah ada,
sedangkan bottom up diartikan sebagai sajian
informasi yang siap diamati oleh pewawancara.
11. • Adalah teknik probing dengan mengulangi
jawaban kandidat.
• Misalnya : “Jadi menurut Anda .... ya”.
1. Echo Probe
• Yaitu mengulangi bagian dari pertanyaan.
• Misalnya: “.... posisi sebagai ...?”
2. Request Probe
12. • Yaitu dengan cara menunggu
sebentar atau istirahat untuk
memperoleh penjelasan yang lebih
lanjut dari kandidat
3. Silent Probe
13. • Untuk mendorong kandidat untuk
meneruskan pembicaraannya dengan
senyum menganggukkan kepala dan
lain-lain.
4. Encouragement probe
14. • Dengan cara mengulangi pertanyaan.
Dapat dilakukan apabila terjadi
kebingunan kandidat.
• Misalnya : “Maksudnya begini, apa saja
yang pernah Anda alami dan lakukan
ketika ....”.
5. Repeat probe
15. Probing (Follow-up Questions)
juga digunakan dalam hal:
(Jika: jawaban kandidat tidak langkap, dangkal,
kurang tepat, tidak jelas)
• Apabila jawaban kandidat tidak
lengkap/terpotong: Nudging Probes.
• Apabila pewawancara merasa tidak yakin
informasi komperehensif: Clearinghouse
Probes.
• Apabila jawaban kandidat dangkal:
Informational Probes.
• Apabila kandidat merasa tidak jelas:
menanyakan/meminta penjelasan lebih lanjut.
16. Probing (Follow-up Questions)
digunakan dalam hal: ...
• Apabila jawaban kandidat mengarah kepada
sikap & perasaan: Merespon dengan
pertanyaan tentang kecenderungan sikap &
apa yang dirasakan.
• Apabila jawaban kandidat tidak berkaitan
dengan pertanyaan: Mengulang pertanyaan &
penekanan non verbal.
• Apabila jawaban kandidat tidak akurat:
Reflecting Probes.
• Apabila pewawancara ingin mengecek
kesamaan persepsi: Mirror/Summary question.