Materi bimbingan dan penyuluhan di sekolah bab 5 6
Public relation
1.
2. A.Pengertian Media Informasi
INFORMASI adalah segala sesuatu yang mempunyai arti dan nilai bagi
penerima informasi, misalnya saat kamu bertanya kepada teman
tentang hobinya, kemudian teman kamu akan menjawab bahwa
hobinya adalah bermain sepak bola dan berenang.
Jawaban teman kamu tadi tentang hobinya yang berupa “bermain
sepak bola” dan “berenang” adalah informasi bagi kamu. Sehingga
dengan adanya jawaban teman tadi kamu menjadi tahu bahwa hobi
temanmu adalah bermain sepak bola dan berenang.
3. 1. Pengirim Informasi
Ketika kita bercakap-cakap atau bertanya-jawab, setiap orang yang
bertindak sebagai penanya ataupun penjawab dapat bertindak sebagai
Pengirim Informasi.
Saat kita bertanya, berarti kita sedang mengirimkan informasi yang
berbentuk “pertanyaan”, sebaliknya saat teman bicara menjawab
pertanyaan kita, dia pun disebut pengirim informasi, akan tetapi
informasinya berbentuk “jawaban”.
2. Penerima Informasi
Dalam suatu peristiwa tanya jawab seperti yang sering kita lakukan,
teman yang mendengarkan juga kalian semua yang ikut mendengarkan
adalah Penerima Informasi.
4. 3. Bentuk Informasi
Dalam kegiatan yang berupa percakapan, bentuk komunikasi yang dipakai
adalah komunikasi LISAN, tetapi bila informasi yang dikirim atau diterima
itu berupa tulisan, maka bentuk komunikasinya adalah komunikasi
TERTULIS, terkadang komunikasi berlangsung dalam bentuk tanda-tanda
atau gerakan-gerakan anggota tubuh maka bentuk komunikasi seperti ini
disebut ISYARAT
4. Media atau sarana Informasi
Bagaimana kita mengetahui kalau pertanyaan kita telah dijawab ? Tentu
karena suaranya merambat melalui udara dan sampai ke telinga kita. Media
komunikasi dalam kegiatan percakapan adalah SUARA. Selain suara
komunikasi juga dapat dilakukan dengan TULISAN, media komunikasi
dengan tulisan akan bermanfaat juga untuk orang lain yang tidak mengikuti
percakapan. Mereka akan menerima informasi berdasarkan berbagai
tulisan yang mereka baca.
5. WAWANCARA
Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan
wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung kepada responden. Cara inilah yang banyak dilakukan di
Indonesia belakangan ini.
Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap
survey. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang
hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada
responden. Data semacam itu merupakan tulang punggung suatu
penelitian survey.
6. . Pengertian Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab
dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu
penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari
adalah antara lain:
• Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal sebelumnya.
• Responden selalu menjawab pertanyaan.
• Pewawancara selalu bertanya.
• Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus
selalu bersifat netral.
• Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya.
Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian
(Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul
data yang aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif
7. memberikan jawaban atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat
mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara sistematis, telah
terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
Pada penelitian, wawancara dapat berfungsi sebagai metode primer,
pelengkap atau sebagai kriterium (Hadi, 1992). Sebagai metode primer,
data yang diperoleh dari wawancara merupakan data yang utama guna
menjawab pemasalahan penelitian. Sebagai metode pelengkap,
wawancara berfungsi sebagai sebagai pelengkap metode lainnya yang
digunakan untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian. Sebagai
kriterium, wawancara digunakan untuk menguji kebenaran dan
kemantapan data yang diperoleh dengan metode lain. Itu dilakukan,
misalnya, untuk memeriksa apakah para kolektor data memeang telah
memperoleh data dengan angket kepada subjek suatu penelitian, untuk
itu dilakukan wawancara dengan sejumlah sample subjek tertentu
8. Sebagaimana metode lainnya yang digunakan pada penumpulan data,
metode wawancara dibedakan berdasarkan cara pengadministrasiannya
menjadi wawancara pribadi (Lerbin, 2007). Wawancara pribadi dapat
dilakukan di rumah subjek, melalui komputer, dan di tempat perbelanjaan.
Wawancara yang dilakukan di tempat perbelanjaan itu sering disebut
wawancara mall intercept.
Contoh wawancara pribadi:
Pewawancara(P): Apakah Anda sudah pernah merasakan donat J.Co?
Subjek(S) : Sudah pernah.
P : Bagaimana pendapat Anda tentang cita rasa donat tersebut?]
S : Menurut saya donat tersebut enak, empuk, tidak terlalu manis, dan
jenisnya beraneka ragam.
P : Seberapa sering Anda mengkonsumsi donat tersebut?
S : Sekitar tiga minggu sekali.
P : Kapan terakhir kali Anda mengkonsumsinya?
S : Dua minggu yang lalu
9. Berdasarkan strukturnya, wawancara dibedakan
menjadi wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Pada wawancara terstruktur, hal-hal yang akan
ditanyakan telah terstruktur, telah ditetapkan
sebelumnya secara rinci. Pada wawancara tak
terstruktur, hal-hal yang akan ditanyakan belum
ditetapkan secara rinci. Rincian dari topik pertanyaan
pada wawancara yang tak terstruktur disesuaikan
dengan pelaksanaan wawancara di lapangan.
Contoh wawancara terstruktur:
P : Apakah Anda mengetahui tentang peristiwa
kebakaran yang terjadi di komplek pertokoan ini yang
baru terjadi kemarin?
10. S : Iya
P : Kapan peristiwa kebakaran tersebut terjadi?
S : Sekitar pukul 20.30 WIB.
P : Di mana Anda berada saat kebakaran terjadi?
S : Saya berada di dalam toko saya yang berjarak 300m dari kebakaran
tersebut.
P : Bagaimana tindakan Anda begitu mengetahui peristiwa tersebut?
S :Langsung menelpon petugas pemadam kebakaran dan menyelamatkan
berkas-berkas penting serta barang berharga lainnya.
Contoh wawancara tidak terstruktur:
P : Apakah Anda mengetahui akan tawuran antar pelajar SMA yang baru saja
terjadi di kota ini?
S : Iya
P : Anda mengetahui peristiwa tersebut dari mana?
S : Dari teman saya.
P : Apakah teman Anda melihat langsung kejadian tersebut?
S : Iya, ia sedang melintas daerah tersebut saat tawuran terjadi.
P : Apakah teman Anda ketakutan ketika melihat peristiwa tersebut atau malah
mendekat ke lokasi?
S : Ia malah mendekat ke lokasi dan sempat mengambil beberapa foto kejadian
tersebut.
11. Hal yang dijelaskan pada metode angket banyak
berkaitan secara langsung dengan metode wawancara
karena wawancara sendiri memang dapat dipandang
sebagai bentuk lain dari angket, khususnya dari segi
pengadministrasiannya. Sejalan dengan itu, banyak hal-hal
yang dijelaskan pada metode angket dapat juga
dugunakan pada pelaksanaaan wawancara, terutama
mengenai pengembangan hal-hal yang akan diungkap
atau ditanyakan.
12. Keberhasilan suatu wawancara sangat ditentukan oleh bagaimana hubungan
antara subjek dan pewawancara (Lerbin,2007). Suasana hubungan yang
kondusif (disebut juga sebagai rapport) untuk keberhasilan suatu wawancara
mencakup adanya sikap saling mempercayai dan kerja sama di antara
mereka. Suasana yang demikian dapat diusahakan melalui beberapa cara,
diantaranya pewawancara sebaiknya lebih dulu memperkenalkan diri dan
mengemukakan secara jelas dan lugas tujuan wawancara yang akan
dilakukannya. Hal itu dilakukan dengan sikap rendah hati dan bahwa yang
berkepentinagan adalah pewawancara. Pada awal pertemuan, pewawancara
juga harus menciptakan suasana yang santai dan bebas serta tidak formal agar
proses wawancara dapat berlangsung secara lebih alamiah.
Pewawancara sebaiknya mengawali pembicaraan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan ‘pemanasan’ sebagai pendahuluan, sekalipun
pertanyaan itu mungkin tidak berkaitan langsung dengan tujuan penelitian.
Kemudian, secara perlahan-lahan, pewawancara mengarahkan pembicaraan
pada tujuan penelitian. Hal itu dilakukan untuk memperlancar proses
wawancara. Hal-hal yang ditanyakan pada pendahuluan itu sebaiknya adalah
hal-hal yang menarik minat subjek. Dalam keadaan yang demikian,
penggunaan ‘bahasa ibu’ dari subjek mungkin akan sangat membantu.