Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Resolving Conflict Technique _ Materi Training "MANAJEMEN KONFLIK"
1. 1 1HM MBT OKTOBER 2009
By : Kanaidi, SE., M.Si., cSAP
kanaidi@yahoo.com - 0812 2353 284
Interpersonal Conflict at WorkplaceEffective CONFLICT MANAGEMENT
1 1HM MBT OKTOBER 2009
By : Kanaidi, SE., M.Si., cSAP
kanaidi963@gmail.com - HP. 0812 2353 284
Resolving Conflicts
2. Resolving Conflicts
(Menyelesaikan Konflik)
Jangan menghindari konflik sama sekali dengan
berpura-pura tidak ada.
• Menyelesaikan harus ditandai dengan kerjasama, saling
menghormati dan kerjasama.
• Sengketa kadang-kadang dapat menjadi emosional.
• Tidak kehilangan Isu-isu utama.
• Menjaga orang-orang yang berfokus pada isu-isu
utama.
• Jangan biarkan terjadinya sengketa secara pribadi dan
jangan mentolerir bullying, pelecehan atau penghinaan
3. Beberapa pertanyaan
• Apakah konflik tidak baik untuk bisnis?
• Apa jenis konflik dilihat dalam bisnis kami?
• Apakah konflik ini membantu atau merusak
kinerja kita?
4. Pandangan tentang Konflik
Pandangan tradisional
Konflik buruk
Disebabkan oleh Orang – orang yang bermasalah
Harus dihindari
Hubungan kemanusiaan
Konflik alami
tak terelakkan
Tidak bisa eliminasi
Pandangan interaksi
Konflik Itu Penting
Bisa negatif atau positif
Mempunyai Efek terhadap kinerja kelompok
5. Proses Konflik
Kondisi Awal
Konflik yang dirasakan Merasakan konflik
Terwujudkan pd perilaku
Resolusi konflik
atau penindasan
Penyelesaian setelah proses
6. Kondisi Awal
• Sumber daya yang langka
• Sikap saling dalam menghadapi konflik
• Kebingungan terhadap aturan
• Hambatan komunikasi
• Perlunya konsensus
• Konflik sebelumnya yang belum terselesaikan
• Pengetahuan tentang diri sendiri dan orang
lain
7. Popular : SANGUINIS
Perfect : MELANKOLIS
KHOLERIS : Powerful
PHLEGMATIS : Peaceful
Tidak disiplin,
Emosi tdk stabil,
Tdk produktif,
Egosentris,
Membesar-
besarkan
masalah
Dingin, Tdk
emosi, Merasa
puas diri,
Ceroboh,
Dominan, Sulit
mengampuni,
Sarkatis,
Pemarah,
Kejam
Pemurung,
Berpusat pd diri,
Suka menyiksa,
Pembalas,
Perasa, Teoritis,
Kurang
bermasyarakat,
Berfikir negatif,
Pendendam
Tdk punya
motivasi, Suka
menunda, Egois,
Kikir,
Menyelamatkan
diri sendiri, Tidak
tegas, Penakut,
Mudah khawatir
KELEMAHAN
KELEMAHAN
Ramah,
Responsif,
Hangat,
Bersahabat,
Banyak
bicara,
Antusias,
Belas kasih
Berbakat,
Analitis,
Estelitis,
Rela
berkorban,
Tekun,
Disiplin
Kemaun keras,
Independen,
Memiliki visi,
Praktis,
Produktif, Tegas,
Pemimpin
Tenang,
Kalem,
Cuek/tdk
peduli,
Diandalkan,
Objektif,
Diplomatis,
Efisien,
Teratur,
Humoris
KEKUATAN :
KEKUATAN :
4 Golongan Temperamen Manusia
KEKUATAN :
KEKUATAN :
8. Metode untuk berurusan dengan
konflik
• Kompetisi (win-lose situation)
• Akomodasi (win-win situation)
• Penghindaran (lose-lose situation)
• Kompromi (lose-lose situation)
• Kolaborasi (win-win situation)
10. TINGKATAN KERJASAMA
KERJASAMA SANGAT ERATTIDAK ADA KERJASAMA
TINGKATKETEGASAN
KURANGTEGASSANGATTEGAS
HINDAR
KOMPETISI
AKOMODASI
KOLABORASI
SUMBER: K. THOMAS “ CONFLICT AND CONFLICT MANAGEMENT ”
DIMENSI DARI KONFLIK
DAN ORIENTASI PEMECAHANNYA
KOMPROMI
11. Model
Konflik
Situasi Yang Memungkinkan
Kompetisi 1. Apabila kondisi sangat mendesak, darurat & gawat
2. Membutuhkan tekanan (seperti pemotongan biaya, dll)
3. Sangat menentukan bagi kelanjutan organisasi dan hanya kita yang tahu permasalahannya
4. Untuk mengatasi pihak-pihak yang memang hanya dapat didekati dengan cara ini
Kolaborasi 1. Untuk mendapatkan solusi yang integratif, terlebih apabila kedua pihak memiliki pendapat yang sangat baik
bila digabungkan
2. Apabila tujuan kita adalah “belajar” dari pihak lain
3. Untuk mendapatkan nilai-nilai positif dari pihak-pihak yang memiliki perspektif berbeda dengan kita
4. Untuk mendapatkan komitmen dari pihak lain dengan jalan melakukan konsensus
Hindar 1. Apabila masalahnya sangat sepele, sementara masalah-masalah lain yang lebih penting masih cukup banyak
2. Apabila tidak ada manfaat yang dapat kita peroleh dari penyelesaian konflik tersebut
3. Untuk memberikan kesempatan pihak lain “tenang” dan “dingin” dahulu, guna memperoleh perspektif yang
jauh lebih baik
4. Bila pihak lain dapat mengatasi konflik tersebut dengan jauh lebih baik daripada kita
5. Bial konflik berasal dari gejala permasalahan yang lainnya
Akomodasi 1. Bila kita menyadari kita ada pada pihak yang salah dan perlu segera memperbaiki diri
2. Bila masalah tersebut sangat menentukan dan vital bagi pihak lain, sementara masalah yang sama tidak
berarti apa-apa bagi kita dan kita masih membutuhkan kerjasama pihak lain tersebut
3. Untuk meminimalisir kerugian kita apabila kita telah kalah dalam kompetisi yang ketat dengan pihak lain
4. Apabila keselarasan dan stabilitas menjadi ukuran yang terpenting pada saat itu
5. Untuk memberikan kesempatan kepada para bawahan kita belajar dari kesalahan yang telah mereka lakukan
Kompromi 1. Apabila tujuan adalah segalanya, dan kita tidak dapat memaksimalkan baik ketegasan kita maupun
kerjasama kita
2. Apabila pihak lain memiliki kekuatan yang sama besar dengan kita, sementara itu peluang yang adapun
berimbang
3. Untuk mencapai penyelesaian sementara
4. Untuk mendapatkan solusi yang memuaskan pihak-pihak yang terkait dalam kondisi waktu yang sangat
mendesak
5. Sebagai jaga-jaga bila mode kolaborasi atau kompetisi ternyata tidak berhasil
12. DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
1. Kompetisi, dimana tingkat ketegasan
sangat tinggi tetapi kerjasama sangat
kurang. Perilaku ini disebut sebagai
Gaya Ikan Hiu. Ikan hiu senang
menaklukkan lawan dengan
memaksanya menerima solusi konflik
yang ia sodorkan. Baginya,
tercapainya tujuan pribadi adalah
yang utama sedangkan hubungan
dengan pihak lain tidak terlalu penting.
Baginya, konflik harus dipecahkan
dengan cara satu pihak menang dan
pihak lainnya kalah. Dalam
pewayangan, sikap ini kiranya dapat
kita temukan dalam figure
Duryudana
13. DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
2. Kolaborasi, yaitu kondisi dimana tingkat
ketegasan sangat tinggi dan tingkat kerjasama sangat
tinggi pula. Perilaku seperti ini dapat dikatakan
sebagai Gaya Burung Hantu. Burung hantu sangat
mengutamakan tujuan-tujuan pribadinya sekaligus
hubungannya dengan pihak lain. Baginya, konflik
merupakan masalah yang harus dicari
pemecahannya dan pemecahan itu harus sejalan
dengan tujuan-tujuan pribadinya maupun tujuan-
tujuan pribadi lawannya. Baginya, konflik bermanfaat
menigkatkan hubungan dengan cara mengurangi
ketegangan yang terjadi diantara dua pihak yang
berhubungan. Menghadapi konflik, burung hantu akan
selalu berusaha mencari penyelesaian yang
memuaskan kedua belah pihak dan yang mampu
menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif
lain yang mungkin muncul di dalam diri kedua pihak
akibat konflik itu. Dalam dunia pewayangan, sikap ini
kiranya dapat kita temukan dalam figure Kresna.
14. DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
3. Kompromi, yaitu kombinasi
yang seimbang (setengah-
setengah) antara tingkat ketegasan
dan tingkat kerjasama. Perilaku ini
disebut sebagai Gaya Rubah.
Rubah senang mencari kompromi.
Baginya, baik tercapainya tujuan-
tujuan pribadi maupun hubungan
baik dengan pihak lain sama-sama
cukup penting. Ia mau
mengorbankan sedikit tujuan-
tujuannya dan hubungannya
dengan pihak lain demi tercapainya
kepentingan dan kebaikan
bersama ini figur dari Prabu Salya
15. 4. Hindar, dimana baik tingkat
ketagasan dan tingkat kerjasama
berada pada titik terendah. Perilaku ini
dapat disebut sebagai Gaya Kura-
kura. Konon, kura-kura lebih senang
menarik diri bersembunyi di balik
tempurung badannya untuk
menghindari konflik. Mereka
cenderung menghindar dari pokok-
pokok soal maupun dari orang-orang
yang dapat menimbulkan konflik.
Mereka percaya bahwa setiap usaha
memecahkan konflik hanya akan sia-
sia. Lebih mudah menarik diri, secara
fisik maupun psikologis, dari konflik
daripada menghadapinya. Dalam
pewayangan, sikap semacam ini
kiranya dapat kita temukan dalam
figur Baladewa.
DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
16. 5. Akomodasi, yaitu kondisi dimana tingkat
ketegasan sangat rendah, tetapi tingkat
kerjasama berada pada titik tertinggi.
Perilaku ini dapat dikategorikan sebagai
Gaya Kancil. Seekor kancil sangat
mengutamakan hubungan dan kurang
mementingkan tujuan-tujuan pribadinya. Ia
ingin diterima dan disukai oleh binatang lain.
Ia berkeyakinan bahwa konflik harus
dihindari, demi kerukunan. Setiap konflik
tidak mungkin dipecahkan tanpa merusak
hubungan. Konflik harus didamaikan bukan
dipecahkan agar hubungan tidak menjadi
rusak. Dalam dunia pewayangan, sikap ini
kiranya dapat kita temukan dalam diri tokoh
Puntadewa.
DIMENSI HUBUNGAN DAN KETEGASAN DALAM KONFLIK
17. Remember !
“You can get anything in life that you want if you can
help enough people get what they want”
(Anda bisa mendapatkan apa pun anda inginkan dalam
hidup Anda jika Anda dapat menolong Orang-orang
untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan)
18. Keinginan akan Konflik
• Konflik dapat diinginkan.
• Konflik membantu menghilangkan atau
mengurangi kemungkinan Pikiran terkotak-
kotak.
• Tingkat konflik yang moderat merupakan tugas
dalam kelompok yang akan mengakibatkan
peningkatan kinerja kelompok, sementara
konflik antarpersonal dapat mengakibatkan
kinerja kelompok menurun (Peterson dan
Behfar, 2003)
19. Bagaimana Mencegah Konflik
• Sering Rapat tim
• Memungkinkan tim Anda untuk mengekspresikan
secara terbuka
• Berbagi tujuan
• Memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas dan detail
• Pendistribusian tugas yang adil
• Jangan mengkritik anggota tim di depan umum
• Selalu berlaku jujur dan adil dengan tim Anda
• Menjadi Panutan
20. Mengelola Konflik
• Efek Negatif dari konflik: stres, absensi
tinggi, pergantian staf, tidak ada motivasi,
produktivitas rendah
• Konflik dapat diinginkan & sehat
• Hal ini mencerminkan dinamika
• Bisa mengakibatkan kinerja kelompok
menjadi meningkat atau lebih rendah
21. Kesimpulan
• Pengelolaan konflik yang baik
– Memicu kompetisi
– Mengidentifikasi perbedaan yang ditolelir
– Memberikan kewenangan untuk memotivasi
• Pengelolaan konflik yang buruk
– Tidak menguntungkan bagi hasil produktifitas
– Munculnya Masalah dan sikap negatif
22. Beberapa nasihat yang baik
• Pertama, Gali dan Pahami.
• Perdalam kebiasaan yang non
formal yangberlaku di lingkungan.
• Jangan takut menghadapi
“sesuatu yang baku" atau "orang
yang sulit".
• Harus punya kompetensi dan
percaya diri dalam kemampuan,
pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman"
• Kalau tidak - mencari bantuan !!
23. There are three types of people
1. Ones that make things happen
2. Those that let it happen
3. And the ones that don’t know what
happened.
What one are you going to be?
Ω Problem StatementΩ Mapping Ω Strategic Direction ►►► Conclusion
24. LIMA LANGKAH PROSES
PENGELOLAAN DIRI
1. Santai/rilek
2. Kenali emosi anda
3. Kendalikan diri
4. Bersikap sungguh-sungguh
5. Merasa & berpikir positif
25. TIPS Mengatasi Konflik
• Komunikasi yang dilakukan harus rutin
• Saling percaya
• Saling mendukung dan menghormati
• Harus dilakukan evaluasi secara berkala
untuk perbaikan ke depannya
• Menghargai setiap pendapat & kontribusi
semua anggota tim