3. Introduction
• Untuk menghasilkan tulisan yang baik seseorang
harus mampu menulis, karena menulis
merupakan kemampuan yang kompleks yang
menuntut sejumlah pengetahuan dan
keterampilan.
• Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan
yang mempunyai hubungan dengan proses
berpikir dan keterampilan ekspresi dalam bentuk
tertulis.
• Kompleksitas tulisan itu disebabkanoleh faktor-
faktor yang harus terwujud dalam tulisan, yakni:
sistematika tulisan, ejaan, diksi,dan lain-lain.
4. Ciri-Ciri Tulisan Yang Baik
• Tulisan yang baik adalah yang mampu
mewakili secara tepat gagasan penulisnya.
• Ciri-cirinya, yaitu :
1) Bermakna;
2) Jelas;
3) Bulat dan utuh;
4) Ekonomis; dan
5) Memenuhi kaidah-kaidah gramatika.
Enre (1994)
5. • Tulisan yang baik selalu bermakna.
• Tulisan yang baik harus mampu
menyatakan sesuatu yang mempunyai
makna bagi seseorang dan memberikan
bukti terhadap yang dikatakan dalam
tulisan.
1) Bermakna;
6. • Tulisan yang baik selalu jelas.
• Sebuah tulisan dapat disebut jelas jika
pembaca dapat membacanya dengan
kecepatan yang tetap dan menangkap
maknanya dengan baik.
2) Jelas;
7. • Tulisan yang baik selalu padu dan utuh.
• Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh
jikapembaca dapat mengikutinya dengan
mudah karena ia diorganisasikan dengan
jelas menurut suatu perencanaan, dan
• Bagian-bagiannya dihubungkan satu dengan
yang lainnya, baikdengan perantaraan pola
yang mendasarinya atau dengan kata atau
farasa penghubung.
3) Bulat dan utuh;
8. • Tulisan yang baik selalu ekonomis.
• Penulis yang baik tidak akan membiarkan
waktu pembaca hilang dengan sia-sia,
sehingga ia akan membuang semua kata
yang berlebihan dari tulisannya.
• Seorang penulis yang ingin mengikuti
perhatian pembacanya harus berusaha terus
untuk menjaga agar karangannya padat yang
lurus ke depan.
4) Ekonomis;
9. • Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah
gramatika.
• Tulisan yang menggunakan bahasa yang
baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh
kebanyakan anggota masyarakat yang
berpendidikan dan mengharapkan orang lain
juga menggunakan dalam komunikasi
formaldan informal, khususnya yang dalam
bentuk tulisan.
5) Memenuhi kaidah-kaidah
gramatika.
10. Tulisan Yang Baik ...
• Tulisan dikatakan baik jika tersusun secara
sistematis, yaitu apabila:
a. terdapat relevansi yang baik antara judul dengan
bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian
penutup;
b. terdapat relevansi yang baik antara bagian
awal/pendahuluan dengan bagian isi dengan
bagian akhir/ penutup tulisan.
c. Terdapat relevansi antara kalimat/klausa yang
satu dengan kalimat/klausa yang lain dalam tiap
alinea; dan
d. terdapat relevansi yang pas antara isi tulisan
dengan tujuannya.
11. Bagaimana Menulis dengan
Efektif
• Banyak orang berasumsi bahwa hanya
dengan mengambil pulpen, penulis sejati
mampu mengalirkan kata-kata dari awal
sampai akhir.
• Seorang penulis sejati mengerti bahwa ada
proses di dalam menulis.
• Jika Anda memerhatikan 6 (enam) prinsip
dalam menulis berikut ini, maka Anda akan
dapat menulis dengan mudah. ...>>
12. 6 (enam) Prinsip Menulis
dengan Efektif :
1. Perencanaan
2. Pembentukan
3. Penulisan Draf
4. Revisi
5. Menyunting (Editing)
6. Baca Ulang/Baca Akhir
13. • Perencanaan adalah proses mengumpulkan
ide dan memikirkan fokus dari tulisan Anda.
• "Tulis yang Anda tahu" adalah ungkapan yang
diakui secara luas dalam dunia penulis karena
hal itu adalah kebenaran mutlak!.
• Seorang pembaca tahu apakah Anda
mengerti apa yang Anda katakan atau Anda
hanya menuliskan daftar fakta-fakta yang
Anda ambil dari referensi Anda.
1. Perencanaan
14. • Titik beratkan talenta Anda untuk menjadi
seorang ahli atau penguasa di bidang pilihan
Anda. Titik beratkan gagasan Anda pada topik
yang telah Anda pilih.
• Pada tahap ini dapat juga dibuat outline atau
manfaatkan Mind Mapping yang akan
membantu dan menuntun dalam penulisan
nantinya.
• Tujuan Anda adalah menulis dan pembaca
yang akan membaca tulisan Anda.
Perencanaan ...
15. • Setiap penulis memiliki proses berpikir yang
berbeda, namun cara berpikir itu harus
dituangkan dalam sebuah urutan logis yang
dapat dimengerti pembaca.
• Urutan klimaktik (clicmatic order), mulai dari
hal yang kurang penting dan dibangun sampai
pada hal terpenting.
• Urutan kronologis (chronological order),
mengalir seturut rangkaian waktu.
2. Pembentukan
16. • Lalu, urutan spasial (spatial order), mengacu
pada lokasi fisik.
• Tentukan peran yang akan Anda mainkan
dalam tulisan Anda dan kemudian atur bahan-
bahan Anda secara efektif, namun dengan
gaya yang orisinil yang menyatakan minat
dan bakat Anda kepada pembaca.
Pembentukan ...
17. • Setelah Anda mengumpulkan ide-ide dan
membentuk gaya penyajian, susunlah kalimat
ke dalam bentuk paragraf.
• Tidak ada yang lebih menyenangkan selain
menulis sebuah kalimat yang sempurna;
sebuah kalimat yang menyampaikan
informasi kepada pembaca dalam bentuk
pemikiran yang orisinal.
• Shakespeare adalah ahlinya dalam hal
mengembangkan kata-kata yang masih kita
pakai hingga saat ini.
3. Penulisan Draf
18. • Tujuan dari pembuatan/penyusunan draf
adalah agar Anda melangkah maju. Jangan
menatap sebuah halaman kosong, tulislah
dengan bebas dan biarkan terus mengalir.
• Penyusunan draf tidak harus sempurna, itulah
mengapa mereka menyebutnya dengan istilah
draf awal. Jangan dulu menghiraukan ejaan
dan tata bahasa pada draf-draf awal, biarkan
dulu kata-kata mengalir dalam tulisan Anda.
Penulisan Draf ...
19. • Kembalilah dan evaluasi draf Anda. Tulis
ulang draf Anda dengan menambahkan,
memotong, mengganti, dan memindahkan
tulisan-tulisan pada draf agar lebih jelas.
• Untuk merevisi secara efektif, evaluasilah apa
yang telah Anda tulis.
Putuskan di mana Anda harus menambah
informasi atau menyisipkan kata-kata.
Temukan tulisan-tulisan yang tidak
berguna dan menyimpang.
4. Revisi
20. • Tetap fokus pada topik Anda! Ganti kata-kata
lama dengan kata-kata baru, khususnya
ketika Anda menemukan kata yang terlalu
sering digunakan atau yang terus-menerus
diulang.
• Pindahkan bahan-bahan Anda atau ubah
urutan paragraf jika materi Anda tidak tersaji
dalam urutan yang logis.
“Merevisi adalah juga persoalan dalam
menulis!”
Revisi ...
21. 5. Menyunting (Editing)
• Setelah selesai membuat tulisan, maka ini
saatnya untuk mengedit tulisan kita.
• Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya
ejaan atau kata yang salah, kalimat yang
ambigu atau makna tulisan yang begeser dari
yang dimaksudkan penulis.
• Adakalanya penyuntingan tulisan dilakukan
bersamaan dengan proses revisi.
22. • Untuk benar-benar menyunting tulisan secara
efektif, jauhilah tulisan Anda selama beberapa
jam, lalu kembalilah lagi. Anda akan terkejut
melihat betapa banyak kesalahan yang
terlewatkan oleh mata Anda.
• Penyuntingan memerhatikan: tata bahasa,
ejaan, tanda hubung, tanda koma, tanda titik
koma, tanda baca, huruf kapital, huruf miring,
nomor, dan singkatan.
Menyunting ...
23. • Langkah terakhir adalah membaca ulang/
baca terakhir tulisan Anda dari awal tulisan
hingga akhir.
• Anda harus memastikan bahwa hasil akhir
tulisan Anda akurat dan bersih.
• Langkah ini berbeda dengan penyuntingan
karena langkah ini hanya fokus pada
kesalahan ketik yang mata Anda lewatkan.
Kebanyakan program pengolah kata memiliki
"spell checker", namun periksalah lagi bahwa
Anda telah mengunakan kata yang benar.
6. Baca Ulang/Baca Akhir
24. Plot & Alur Tulisan
• Beberapa para ahli membedakan antara
plot & alur tulisan.
• Di dalam sebuah alur belum tentu
terdapat plot, sebaliknya sebuah plot
sudah pasti akan membentuk alur.
https://www.gurupendidikan.co.id/alur-plot/
25. Plot & Alur Tulisan ...
• Alur dalam tulisan merupakan sebuah struktur
rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah
tulisan/cerita yang disusun dengan secara
kronologis.
• Alur adalah suatu rangkaian tulisan/cerita sejak
awal hingga akhir.
• Alur mengatur bagaimana suatu tindakan-tindakan
yang terdapat dalam tulisan/cerita harus berkaitan
dengan satu sama lain, misalnya seperti bagaimana
suatu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lainnya,
lalu bagaimana tokoh yang digambarkan dan
berperan di dalam tulisan/cerita yang semuanya
terkait dengan suatu kesatuan waktu.
27. • Alur maju, yakni suatu alur yang peristiwa
ditampilkannya secara kronologis, maju,
secara berurutan dari tahap awal, tahap
tengah, sampai dengan tahap akhir
tulisan/cerita.
• Biasanya alur ini sering digunakan oleh
penulis pemula, dengan membuat tulisan/
cerita menggunakan alur ini, maka bisa
terbangun kebiasaan menulis bagi mereka.
Menggunakan alur ini tidak terlalu sulit dalam
menulis/mengarang atau membuat sebuah
tulisan/cerita.
1. Alur Maju (Progresif)
28. • Alur mundur adalah suatu alur yang
tulisan/ceritanya dimulai dengan
penyelesaian.
• Alur ini sering ditemui pada sebuah
tulisan/cerita yang memakai setting waktunya
pada masa lampau.
• Penulis yang memakai alur ini haruslah pintar-
pintar dalam menyusun tulisan/ ceritanya
agar tidak membuat pembacanya menjadi
kebingungan.
2. Alur Mundur (Regresif)
29. • Alur campuran adalah suatu alur yang diawali
dengan klimaks dari tulisan/cerita, yang
kemudian melihat lagi masa lalu atau masa
lampau dan diakhiri dengan sebuah
penyelesaian dari tulisan/cerita tersebut.
• Alur ini akan mudah digunakan dalam
pembuatan tulisan/cerita, jika pengarang
mengerti cara mengatur plot tulisan/
ceritanya.
3. Alur Campuran
30. Kaidah Pengembangan Plot
1. Plausibilitas (Keterpercayaan)
• Plausibilitas memiliki pengertian suatu hal yang
dapat dipercaya sesuai dengan logika
tulisan/cerita.
2. Suspense (Kekurangpastian)
• Suspense memiliki pengertian pada adanya
perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-
peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang
menimpa tokoh protagonis atau yang diberi simpati
oleh pembaca. Sebuah tulisan/cerita yang baik
tentunya harus mampu membangkitkan rasa ingin
tahu pembaca sekaligus mengikat pembaca seolah-
oleh terlibat langsung di dalamnya.
31. Kaidah Pengembangan Plot ...
3. Suprise (Keterkejutan)
• Plot sebuah tulisan/cerita yang menarik tidak saja
harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu
pembaca, tetapi juga mampu memberika kejutan atau
ketakterdugaan (seperti kejadian-kejadian yang
ditampilkan menyimpang atau bahkan bertentangan
dengan harapan pembaca).
4. Kesatupaduan
• Kesatupaduan memiliki pengertian keberkaitan unsur-
unsur yang ditampilkan (ada benang merahnya),
khususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan, dan
acuan, yang mengandung konflik atau pengalaman
kehidupan yang hendak disampaikan.