2. Mie Ayam
• Pertanyaan: “eh mie ayam di depan UNY itu
enak tidak?”
• Alasan: mie ayamnya sendiri, cara penyajian,
pelayanan, cara pembuatan, orang yang
membuat, sampai pada kondisi warung
tempat jualan mie ayam.
• Kesimpulan: Mie Ayam itu enak/Nggak
• Kalau nggak, Solusinya gimana biar enak.
3. Celetuk a.k.a Opini
• Opini mahasiswa UGM
• Dikelola tim litbang
• Kurang lebih 500 kata
• Tema bebas
• Biasanya di halaman 3
4. Opini
• Pengertian Opini menurut kamus besar
bahasa indonesia sangat sederhana:
pendapat, pikiran, atau pendirian.
• Hambatan: Kaidah struktur Bahasa yang baik
dan benar.
• Solusi: Bagi pemula, langgar semua aturan.
Anggap saja kalian memindahkan ocehan ke
tulisan.
5. Struktur Opini
• Tulisan semi-semi ilmiah, namun unsur
subjektifnya besar karena penulis bebas
memasukkan sudut pandang dari hatinya sendiri.
Struktur tulisan-tulisan opini biasanya dimulai
dengan introduksi yang bisa juga berbentuk
kalimat tanya atau suatu asumsi. Kesimpulannya
gampang saja, tinggal menjawab pertanyaan di
paragraf awal atau mengiyakan/menyangkal
asumsi. Tubuh artikelnya yang lebih memerlukan
banyak data dan pengolahan pikiran.
6. Mengolah Opini
• Mencari Permasalahan (Ide Secara General)
• Menentukan Sikap
• Titik Permasalahan (Spesifikasi)
• Mencari Data
• Mengolah data (Penafsiran)
7. Teknik Menggarap Opini
• LOORR (Lead, Opposite, Objective, Resolution,
Repetition)
• "Lead" dengan penjelasan yang objektif terhadap
isu/kontroversi tertentu. Jangan lupa menyertakan
prinsip 5W 1H.
– Tariklah beragam fakta dan kutipan dari bahan-bahan yang
relevan.
– Untuk memperkuat posisi, lakukan riset tambahan
seperlunya.
8. • Kemukakan opini oposisi Anda terlebih dahulu.
Sebagai penulis , Anda tidak hendak menyetujui suatu opini
yang mengemuka. Identifikasikan pihak-pihak yang
bertentangan dengan Anda.
– Gunakan beragam fakta dan kutipan untuk menyatakan
opini mereka secara objektif.
– Berikan posisi oposisi yang kuat. Anda tidak akan
mendapat apa pun kalau menyanggah posisi yang lemah.
9. • Sanggah keyakinan pihak oposisi secara langsung.
Sebelum benar-benar menyanggah, artikel Anda dapat diawali
dengan sebuah transisi.
– Tariklah fakta-fakta dan kutipan-kutipan dari orang-orang
lain yang mendukung posisi Anda.
– Akui poin yang valid dari pihak oposisi yang akan membuat
Anda tampak rasional, yang mempertimbangkan seluruh
pilihan.
10. • Berikan alasan/analogi asli lainnya.
Untuk mempertahankan posisi Anda, berikan alasan
yang disajikan dalam urutan semakin kuat.
– Gunakan alusi budaya atau literer yang akan memberikan
kredibilitas dan rasa inteligensi.
• Simpulkan dengan tegas.
Berikan solusi dari masalah atau tantang pembaca
untuk berbagian memecahkan masalah.
– Sebuah kutipan akan efektif, khususnya jika berasal dari
sumber terpercaya.
– Pertanyaan retoris dapat menjadi simpulan yang efektif
juga. Sebab sering kali pertanyaan seperti ini menyadarkan
kalangan tertentu.
11. Opini yang enak
• Topik atau tema yang diangkat harus aktual.
• Argumen atau sudut pandang yang baru.
• Cara penyajian yang ringkas dan padat.
• Bahasa yang renyah, mudah dicerna, serta redaksi yang baik.
Gunakan sumber kutipan yang jelas.
• Alinea tidak terlalu panjang.
• Panjang artikel antara 700-1000.
12. “Koki” Opini yang buruk
• Tidak peduli dengan pembaca
Ga usah sok pintar, anggep sedang ngobrol, jujur, tidak
berlebihan
• Pamer
Kata-kata sulit cocoknya cuma buat writing for special
purpose, Menjilat
• Terjebak klise/Jargon
Kata-kata di jaman Orba semacam pembangunan, Nusa
bangsa, Era tinggal landas, jaman sekarang udah basi.
Reformasi, Indie bisa juga menjadi klise
13. • Kurang jelas dan lengkap
Terjebak pada kekurangan deskripsi. Biasakan memakai kata
kerja untuk latihan. Ketimbang menjelaskan baik buruk
sesuatu, mendingan dijabarkan. Biar pembaca yang
menafsirkan
• Tidak Menghargai
Stereotype, pukul rata, bias. Mending biarkan orang lain
membaca dulu deh buat pembiasaan tidak menyerang
kelompok tertentu tanpa dasar.
14. Beda Opini dan tulisan lain
• Tulisan ilmiah
memerlukan kalimat tesis, premis, dan hipotesis yang kuat barulah
bisa dibuatkan kerangka berpikir untuk diuraikan lagi dalam
beberapa bab dengan riset mendalam. Metodologi penelitian dan
deviasi mesti bisa diuraikan dengan jelas, bahkan kalau perlu
dikuantifikasikan. Biasanya, tulisan-tulisan ilmiah ini termasuk
disertasi, tesis, skripsi, dan artikel-artikel dalam jurnal-jurnal ilmiah.
• Kekuatan, ketajaman, dan kejernihan berpikir sangat menentukan
hasil akhir yang agak "berat" dan "datar" karena segala macam
unsur subjektif harus diminimalkan, terutama yang akan
menimbulkan logika yang miring. Tulisan macam ini adalah tulisan
yang berdasarkan pikiran. Bias diminimalisasi sedemikian rupa
dengan pengujian-pengujian hipotesa dan segala macam tes logika
yang miring. Tulisan ini mengandalkan pikiran, hampir tanpa unsur
perasaan alias subjektifitas, kecuali dari bias latar belakang
penulisnya dan ilmu yang dipelajarinya.
15. Tulisan jurnalistik
• Untuk jenis tulisan yang satu ini, standarnya adalah Media
yang menonjol di suatu negara. Intinya kedengaran cukup
mudah: paragraf-paragraf disusun berdasarkan
kepentingan. Semakin penting informasinya, ditaruh
semakin atas. Semakin tidak penting dan bisa dengan
mudah disingkirkan tanpa mengubah arti dan kredibilitas
reportase, akan ditaruh semakin di bawah. Tujuannya apa?
Supaya menghemat waktu editing.
• Penulisan reportase macam ini biasanya tidak memasukkan
unsur-unsur subjektif, kecuali bias alami berdasarkan latar
belakang penulisnya atau media yang diwakilinya. Dari
membaca artikelnya sendiri, biasanya hampir tidak ada bias
yang bisa ditarik secara eksplisit.
16. Tulisan jurnalistik "feature"
• Nah, yang satu ini sepertinya sudah diajarkan
di bangku sekolah. Mudah saja: pengantar,
tubuh, dan kesimpulan. Pengantarnya bisa
bentuk ringkasan dari tubuh artikel, bisa juga
kalimat tesis, atau apa saja, termasuk kutipan
yang mewakili isi dari tubuh artikel. Tubuh
artikelnya juga bisa berbentuk cerobong,
piramida terbalik, maupun pipa. Tulis saja
seindah dan sesubjektif yang Anda mau. Tidak
begitu banyak aturannya.
17. Tulisan ngepop, seperti untuk
blogging atau "review" pendek.
• Idealnya tetap ada pendahuluan, isi, dan
kesimpulan. Namun, kalau tidak cukup tempat
saking singkatnya, cukup menuliskan
beberapa ide pokok saja. Tidak perlu
bertingkat kalau memang tidak
memungkinkan. Jelas subjektifitas sangat
tinggi dan Anda bisa memuji/mencaci dengan
tanpa banyak halangan.
18. Sepele, Tapi penting
• Memilih kata: Kata-Kata Usang, Kata-kata
Majemuk bertingkat, Kata-Kata Bombastis,
Kata kerja adalah kata kunci
• Membuat ringkasan
• Rajin Membaca