Dokumen tersebut membahas tentang keterampilan berbahasa khususnya mengenai tulisan ilmiah dan populer. Tulisan ilmiah memiliki aturan yang ketat dalam sistematika, bahasa, dan isinya sedangkan tulisan populer lebih bebas namun tetap berdasarkan fakta. Dokumen juga menjelaskan penggunaan berbagai jenis kalimat dan ejaan yang tepat dalam penulisan bahasa Indonesia.
2. • Tulisan Ilmiah & Tulisan Populer
• Penggunaan Berbagai Jenis Kalimat
• Penggunaan Ejaan & Tanda Baca
Pokok Bahasan
3. Tulisan Ilmiah & Tulisan Populer
• Dalam aktivitas penulisan, kita akan
menemukan adanya tulisan berupa:
1. Artikel Ilmiah Murni, dan
2. Artikel Ilmiah Populer
4. Artikel Ilmiah Murni
• Artikel ilmiah murni (sering disebut “Artikel
Ilmiah”) - kita singkat “Aril” adalah karya tulis
nonfiksi berbentuk artikel yang ditulis untuk
kepentingan akademik atau kepentingan
kedinasan.
• Contohnya: skripsi, tesis, disertasi, laporan
penelitian, penelitian tindakan kelas (PTK),
penelitian tindakan sekolah (PTS), naskah
untuk jurnal akademik, naskah untuk syarat
kenaikan pangkat/jabatan, dan lain
sebagainya.
5. • Artikel ilmiah populer adalah karya tulis
nonfiksi berbentuk artikel yang ditulis untuk
kepentingan publik atau masyarakat luas.
Disebut juga dengan istilah artikel populer
(kita singkat ”Arpop”).
• Contohnya: artikel untuk dimuat di koran,
majalah, web, blog, atau buku populer, dan
lain sebagainya.
Artikel Ilmiah Populer
6. Persamaan Aril dan Arpop
• Persamaan yang paling fundamental antara
Aril dan Arpop adalah bahwa keduanya sama-
sama berasal dari rumpun nonfksi. Maka
keduanya terikat oleh logika nonfiksi.
• Fakta yang obyektif. Karena masuk rumpun
nonfiksi, maka artikel harus menyajikan fakta
empirik. Bukan hasil imajinasi murni yang tidak
nyata, bukan juga imajinasi yang tidak bisa
diterima oleh ilmu pengetahuan.
7. • Perbedaan dari keduanya dapat dilihat dari
sisi:
1.Cara Pembuatan Judul
2.Sistematika Penulisan
3.Bahasa Penulisan
4.Pemilihan Istilah
5.Tujuan Penulisan
6.Pembahasan dan Analisis
7.Isi Tulisan
Perbedaan Aril dengan Arpop
8. • Cara membuat judul untuk Aril tidak boleh
sembarangan. Ada ketentuan atau pedoman
untuk membuatnya. Cenderung formal, dan
harus menggunakan kalimat baku sesuai
PUEBI dan KBBI.
• Contoh judul Aril : Dampak Moneter
Kebijakan Defisit Anggaran Pemerintah :
Peranan Ala Nalar dalam Simulasi Model
Makro Ekonomi Indonesia (Maryatmo, 2005).
1. Cara Pembuatan Judul
9. • Sedangkan untuk membuat judul Arpop,
boleh menggunakan kalimat populer. Tidak
ada ketentuan atau standar tertentu. Judul
harus dibuat menarik agar membuat
penasaran pembaca. Boleh menggunakan
kalimat tidak baku.
• Contoh judul Arpop : The Power of Kepepet
(Jaya Setiabudi, 2008).
Cara Pembuatan Judul ...
10. • Secara sistematika, penulisan Aril memiliki aturan
atau standar baku dan harus sesuai dengan
kaidah kebahasaan PUEBI. Tidak boleh
menggunakan sistematika yang berbeda dengan
ketentuan baku. Jumlah bab, urutan penulisan,
metode pembahasan, semua ada ketentuan yang
harus dipenuhi.
• Pada Arpop, sistematika penulisan tidak ada
ketentuan baku. Yang penting logis, sistematis
dan mudah dipahami. Arpop tidak harus
mengacu pada suatu teknik penulisan tertentu,
penulis bebas berekspresi dengan sistematika
yang disukainya.
2. Sistematika Penulisan
11. • Aril harus menggunakan bahasa baku yang
sesuai dengan kaidah PUEBI dan KBBI.
Pemilihan kata, pembentukan kalimat,
penyusunan paragraf, semua harus sesuai
kaidah kebahasaan baku. Tidak boleh
menggunakan bahasa tidak baku.
• Pada Arpop, boleh menggunakan bahasa populer
yang umum ada di tengah masyarakat sesuai
segmen pembaca. Penulis bebas menggunakan
bahasa sesuai keinginannya, dan tidak terikat
dengan kaidah penulisan baku. Ini memudahkan
penulis mengekspresikan ide dan pemikirannya.
3. Bahasa Penulisan
12. • Penulisan Aril banyak menggunakan istilah
teknis dalam bidang keilmuan masing-masing.
Istilah-istilah teknis seperti ini cenderung tidak
dimengerti oleh masyarakat umum. Hanya
dimengerti oleh mereka yang berada dalam
disiplin ilmu yang sama.
• Penulisan Arpop, menggunakan istilah populer
yang sudah umum dan dipahami masyarakat
luas. Jangan menggunakan istilah akademik
yang tidak dimengerti khalayak, karena tujuan
Arpop adalah untuk kepentingan khalayak luas.
4. Pemilihan Istilah
13. • Aril ditulis untuk memenuhi tugas akhir kuliah
di universitas, membuat laporan praktikum/
penelitian, memenuhi persyaratan kenaikan
pangkat/jabatan pada Aparat Sipil Negara
(ASN), menulis untuk jurnal akademik, dan
lain sebagainya.
• Arpop ditulis untuk memberikan informasi,
motivasi, inspirasi, edukasi, atau hiburan
kepada masyarakat luas. Penulis sudah
menetapkan segmen pembaca yang akan
dituju, dan perubahan yang diharapkan terjadi
pada pembaca melalui tulisannya.
5. Tujuan Penulisan
14. • Aril dibahas dan dianalisa dengan metodologi
ilmiah tertentu yang baku. Cara pembahasan,
cara menganalisa, cara mengambil
kesimpulan, hingga cara penyajian dalam
tulisan, semua ada aturan baku yang harus
diikuti.
• Sedangkan pada Arpop, pembahasan dan
analisis dilakukan secara populer. Bisa
merujuk kepada kepustakaan dan cara
analisa tertentu, namun disampaikan dengan
gaya populer yang mudah dipahami
masyarakat luas.
6. Pembahasan dan Analisis
15. • Aril berisi hasil penelitian yang dibahas,
dianalisa dengan metodologi yang jelas, dan
disimpulkan. Dengan demikian Aril berisi
informasi ilmiah yang akurat.
• Sedangkan pada Arpop, isi tulisan bisa
berupa apa saja. Bisa pemikiran atau
pendapat pribadi, analisa pribadi,
pengalaman, perasaan, refleksi, atau
berbagai hal yang diangkat dari kehidupan
sehari-hari. Tidak harus berbasis penelitian.
7. Isi Tulisan
18. Penggunaan Berbagai Jenis
Kalimat
• Berdasarkan Jumlah Klausanya:
1. Kalimat Tunggal
2. Kalimat Majemuk
• Berdasarkan Fungsi dari Isinya:
1. Kalimat Berita (Deklaratif)
2. Kalimat Tanya (Interogatif)
3. Kalimat Perintah (Imperatif)
4. Kalimat Seru (Eksklamatif)
• Berdasarkan Kelengkapan Unsurnya:
1. Kalimat Lengkap (Kalimat Mayor)
2. Kalimat Tidak Lengkap (Kalimat Minor)
• Berdasarkan susunan Subjek dan Predikat:
1. Kalimat Versi
2. Kalimat Inversi
19. Contoh Kalimat Tunggal
• Kami Siswa/Siswi Indonesia. (Kalimat Nominal)
• Jawaban Bayu sangat tepat. (Kalimat Ajektival)
• Kambing-kambing sedang merumput. (Kalimat
verbal)
• Mobil Bapak Hermawan ada sepuluh. (Kalimat
Numeral)
21. Penjelasan:
• Kalimat tidak lengkap unsurnya.
• Karena wacana pembicaraan sudah diketahui
oleh pelakunya.
• Tidak menggunakan Predikat atau Subjek.
Contoh Kalimat Minor
22. • Menangis adikku karena sedihnya.
• Berlari polisi mengejar maling
• Matikan Kompor itu
• Sepakat kami untuk menolong mereka
• Bercerita panjang lebar Host itu dalam acara berita.
Contoh Kalimat Inversi
Penjelasan:
• Kalimat yang Predikanya mendahului Subjek (P-S).
• Penggunaannya untuk penekanan atau ketegasan
makna.
• Kata atau frasa yang pertama kali muncul akan
menjadi kata kunci untuk mempengaruhi makna
/menimbulkan kesan tertentu.
23. Penggunaan Ejaan
• Penggunaan ejaan termasuk hal yang perlu
dipahami penulis, karena akan menentukan
dalam baik tidaknya suatu tulisan.
• Hal tersebut mengingat ejaan memiliki fungsi,
adanya ketentuan dalam pemakaian dan
penulisan ejaan, sebagaimana diuraikan
berikut ini.....>>
24. Pengertian Ejaan
• Dalam buku Konsep Dasar Bahasa Indonesia
(2019) karya Yunus Abidin, ejaan merupakan aturan
yang melambangkan bunyi bahasa menjadi bentuk
huruf, kata serta kalimat.
• Ejaan juga bisa diartikan sebagai kumpulan
peraturan penulisan huruf, kata serta penggunaan
tanda baca.
• Dari buku Esai Penerapan Ejaan Bahasa Indonesia
(2020) karya Widya Fitriantiwi, yang dimaksud ejaan
adalah kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai
bahasa supaya keteraturan dan keseragaman
dalam penulisan bahasa dapat tercapai.
25. Fungsi Ejaan
• Menurut Siti Mutmainah dalam buku Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2019), ejaan harus
diterapkan dalam penulisan bahasa.
• Ejaan memiliki sejumlah fungsi penting, yaitu:
1. Landasan pembakuan tata bahasa
Penggunaan ejaan dalam penulisan bahasa akan
membuat tata bahasa yang digunakan semakin
baku.
2. Landasan pembakuan kosa kata serta istilah
Tidak hanya membuat tata bahasa semakin baku,
ejaan juga membuat pemilihan kosa kata dan istilah
mennadi lebih baku.
26. Fungsi Ejaan ...
3. Penyaring masuknya unsur bahasa lain ke bahasa
Indonesia
Ejaan juga memiliki fungsi penting sebagai penyaring
bahasa lain ke bahasa Indonesia. Sehingga dalam
penulisannya tidak akan menghilangkan makna
aslinya.
4. Membantu pemahaman pembaca dalam mencerna
informasi
Penggunaan ejaan akan membuat penulisan bahasa
lebih teratur. Hal ini membuat pembaca semakin
mudah dalam memahami informasi yang disampaikan
secara tertulis.
27. Penulisan Ejaan
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, penulisan ejaan mencakup beberapa
hal, yaitu:
• Penulisan huruf abjad
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf abjad terdiri
atas huruf A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N,
O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z. Huruf abjad ini
bisa ditulis dalam bentuk huruf kapital maupun
tidak, tergantung pada pemakaian dan tujuan
penggunaannya.
28. • Penulisan huruf vokal
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf vokal terdiri
atas huruf a, i, u, e, o. Sama seperti huruf abjad,
huruf vokal juga bisa ditulis dalam huruf kapital
atau tidak.
• Penulisan huruf konsonan
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf konsonan
adalah huruf yang tidak termasuk huruf vokal,
yakni b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x,
y, z. Penulisan dengan kapital atau tidaknya juga
bergantung pada pemakaian dan tujuan
penggunaannya.
Penulisan Ejaan ...
29. • Penulisan huruf diftong
Dalam ejaan bahasa Indonesia, huruf diftong
merupakan dua vokal yang diucapkan
bersamaan. Huruf diftong terdiri atas ai, au, oi.
Contoh katanya ialah 'santai', 'pulau', 'survei', dan
'kalian'.
• Penulisan gabungan huruf konsonan
Dalam ejaan bahasa Indonesia, penulisan
gabungan huruf konsonan berarti dua huruf
konsonan dijadikan satu, seperti kh, ny, sy, ng.
contoh katanya 'ikhtisar', 'nyata', 'syarat', dan
'ngarai'.
Penulisan Ejaan ...
30. • Penulisan pemenggalan kata
Dalam ejaan bahasa Indonesia, pemenggalan
kata sering dilakukan jika:
1. Ada huruf vokal yang berurutan dan terletak di
tengah kata. Pemenggalan dilakukan di antara
kedua huruf vokalnya. Contoh kata ‘aula’ jika
dipenggal menjadi ‘au-la’.
2. Ada huruf konsonan, termasuk gabungan
huruf konsonan di antara dua huruf vokal,
yang terletak di tengah kata. Pemenggalan
dilakukan sebelum huruf konsonan.
Contohnya kata ‘ba-pak’, dan ‘mu-ta-khir’.
Penulisan Ejaan ...
31. • Penulisan pemenggalan kata ...
3. Ada dua huruf konsonan yang berurutan yang
terletak di tengah kata. Pemenggalan dilakukan di
antara kedua huruf konsonan. Contohnya ‘man-
di’, dan ‘makh-luk’.
4. Ada tiga huruf konsonan atau lebih yang terletak
di tengah kata. Pemenggalan kata dilakukan di
antara huruf konsonan pertama dan kedua.
Contohnya ‘in-stru-men’.
Penulisan Ejaan ...
32. Pemakaian Ejaan
Huruf kapital
• Penggunaan huruf kapital bisa dari huruf vokal
ataupun huruf konsonan.
• Berikut beberapa contoh pemakaiannya:
1. Huruf kapital dipakai di awal kalimat.
Contohnya: ‘Aku lapar.’
2. Huruf kapital dipakai di awal petikan
langsung. Contohnya: ‘Jinnie berkata, “Besok
aku tidak masuk sekolah” kepadaku.’
3. ...>>
33. Pemakaian Ejaan ...
Huruf kapital ...
3. Huruf kapital dipakai di huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan serta Kitab Suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan. Contohnya: ‘Allah’, ‘Yang Mahakuasa’,
‘Islam’, ‘Alkitab’, dan lainnya.
4. Huruf kapital dipakai di huruf pertama gelar
kehormatan, keturunan dan keagamaan.
Contohnya ‘Sultan Hasanuddin’, ‘Haji Agus
Salim’.
5..... >>
34. Pemakaian Ejaan ...
Huruf kapital ...
5. Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama
jabatan atau pangkat. Contohnya ‘Presiden
Jokowi’.
6. Huruf kapital dipakai di huruf pertama unsur nama
orang. Contohnya ‘Ed Sheeran’.
7. Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama
bangsa, suku dan bahasa. Contohnya: ‘bahasa
Indonesia’, ‘Bangsa Indonesia’.
8.... >>
35. Pemakaian Ejaan ...
Huruf kapital ...
8. Huruf kapital dipakai di huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah.
Contohnya: ‘tahun Masehi’, ‘bulan Juni’, ‘hari
Natal’.
9. Huruf kapital di pakai di huruf pertama nama
geografi. Contohnya ‘Asia Tenggara’.
36. Huruf miring
Berikut beberapa contoh pemakaiannya:
• Huruf miring dipakai untuk menulis nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip
dalam tulisan. Contohnya ‘Majalah Bahasa’.
• Huruf miring dipakai untuk menegaskan kata.
Contohnya: ‘Huruf pertama kata aku adalah a.’
• Huruf miring dipakai di nama ilmiah.
Contohnya ‘Politik devide et impera’.
• Huruf miring dipakai pada penulisan bahasa
asing. Contohnya ‘Improvement’.
Pemakaian Ejaan ...
37. Penulisan/penggunaan “di dan ke”
• Pernahkah Anda merasa bingung
mengenai penggunaan kata di dan ke?
Apakah dipisahkan atau digabungkan dengan
kata-kata lain dalam tulisan?.
• Kata di maupun kata ke termasuk dalam jenis
kata depan (preposisi). Preposisi sendiri
kemudian memiliki aturan tersendiri dalam tata
cara penulisannya dan EYD dalam bahasa
Indonesia.
Pemakaian Ejaan ...
38. Penulisan/penggunaan “di dan ke” ...
• Jika kata di dan ke berfungsi untuk
menunjukkan tempat, waktu, dan arah, maka
penulisannya dipisah dengan kata di
depannya.
• Contoh:
• Adik menaruh bukunya di dalam tas di atas
meja belajarnya. (menunjukan tempat).
• Ibu pergi berbelanja di hari Minggu di saat
ibu libur bekerja. (menunjukan waktu).
• Ayah pergi ke kantor setiap hari kerja.
Pemakaian Ejaan/Kata ...
39. • Jika di depan kata di adalah kata kerja,
maka penulisannya digabungkan.
• Contoh:
• ditunggu, dilayani, dikerjakan, ditulis,
dicuci, diambil, dipakai, digunakan,
dsb.
Pemakaian Ejaan/Kata ...
40. Penulisan/penggunaan kata “dimana”
• Kata dimana akan tepat jika digunakan pada
kalimat tanya.
• Selain kalimat tanya, maka penggunaan kata
dimana sebaiknya diganti dengan kata “ketika”
atau “di saat” atau “pada saat” atau “pada waktu”
atau “sewaktu”.
• Contoh:
• Dimana saja alamat penduduk yang berhak
memperoleh bantuan sosial tersebut?.
• Perkataanmu mengingatkan aku pada masa itu,
masa ketika aku masih berusia 9 tahun.
Pemakaian Kata ...