SlideShare a Scribd company logo
1 of 134
Download to read offline
ASUHAN KEBIDANANIBU NIFAS PADA NY. D UMUR 17 TAHUN
P1A0 3 HARI POSTPARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI
DI BPS IMELDA Amd.Keb KAMPUNG SAWAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
PUTRI ARUM
201207110
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2015
ii
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.D UMUR 17 TAHUN
P1A0 3 HARI POSTPARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI
DI BPS IMELDA Amd.Keb KAMPUNG SAWAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Kebidanan
PUTRI ARUM
201207110
AKADEMI KEBIDANAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2015
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Dipolama III Kebidanan Adila pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 10 juli 2015
Penguji I Penguji II
Ninik masturiyah S.ST, M.Kes Kiki Purnama Sari S.ST
NIK. 201501143 NIK.31008021
Direktur Akademi Kebidanan ADILA
Bandar Lampung
dr.Wazni Adila, M.P.H
NIK. 2011041008
iv
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.D UMUR 17 TAHUN
P1A03 HARI POSTPARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI
DI BPS IMELDA Amd.Keb KAMPUNG SAWAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Putri arum, Ninik Masturiyah, S.ST M Kes, Kiki Purnama Sari, S.ST
INTISARI
KTI Ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dimana Masa nifas
(puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Tujuan penulisan ini diharapkan penulis
mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan ibu nifas pada ny.D umur 17 tahun P1A0 3 hari postpartum dengan
bendungan ASI di bps imelda, Amd. Keb Kampung sawah Bandar Lampung Tahun 2015. Metode
penelitian pada study kasus ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Subjek
penelitian terhadap ibu nifas normal, objek penelitian yaitu Ny. D umur 17 Tahun P1A0 3 hari
Postpartum, d bps Imelda Amd. Keb Kampung Sawah.
Simpulan hasil penelitian adalah penulis telah melakukan asuhan sesuai dengan 7 langkah
varney. Saran utama yaitu diharapkan asuhan yang diberikan dapat menambah pengetahuan serta
pengalaman bagi ibu nifas normal dalam mencegah tejadinya perdarahan seta komplikasi pada ibu
nifas.
Kata Kunci : Masa Nifas, 3 hari postpartum
Referensi : 11 referensi (2005-2012)
Jumlahhalaman : 102 halaman
v
CURRICULUM VITAE
Nama : Putri Arum
NIM : 201207110
Tempat/tanggallahir : Sumberkaton ,05Desember 1994
Alamat : Jl.Raya Sumber Katon kec. Seputih Surabaya
Kab.Lampung Tengah Prov.Lampung
Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung
Angkatan : VII(Tujuh)
Biografi
1. TK Indah pratiwitahun 1998-2000
2. SDN 1 Sumber Katontahun 2000-2006
3. SMPN 1 Rumbia, tahun 2006-2009
4. SMAN 1 Rumbia,tahun 2009-2012
5. AkademiKebidananAdila Bandar Lampung, tahun 2015-sekarang
vi
MOTTO
Mantapkan lah setiap langkah kakimu untuk terus maju ke depan,
terjanglah ombak dan batu karang dan raih lah kesuksesan
(putri arum)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Studi kasus ini, dan dibalik penyelesaian
tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang
telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Pujisyukurkehadirat ALLAH yang mahakuasa sehingga dapat
terselesaikannya Study Kasus
2. Terimakasih buat keluarga besar tercinta yang selalu memberikan
semangat dan mendo’akan setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi
penulis serta selalu mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis
lakukan.
3. Rekan- rekanku tercinta Akbid ADILA khususnya tingkat III yang selalu
mendukung hingga terselesaikan tugas akhir ini.
4. Almamaterku tercinta Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung
sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimahkasih
atas partisipasi dan dukungannya selama penulis menyelesaikan tugas
akhir Diploma Kebidananini.
viii
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
:“Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. D Umur 17 Tahun P1A0 3 Hati
Postpartum Dengan Bendungan Asi D Bps Imelda Amd. Keb Kampung
Sawah Bandar Lampung Tahun 2015”.
DalampenulisanKaryaTulisIlmiahinipenulismengucapkanterimakasihkepada
1. Dr. Wazni Adila, MPH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung.
2. Bidan Imelda, Amd. Keb sebagai pemilik BPM tempat penulis mengambil
penelitian
3. Ibu Karsyah, S.ST, M. Kes selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah
4. Ibu Anggun Prajaningrum, S.ST selaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah
5. Seluruh Dosen dan Staf Akedemi Kebidanan Adila Bandar Lampung.
Penulis menyadari dalam penyusunan karyatulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Bandar Lampung, Juni 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………. ii
INTISARI ………………………………………………………………. iii
CURRICULUM VITAE ………………………………………………. iv
MOTTO ………………………………………………………………… v
PERSEMBAHAN ……………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………. vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………... 3
1.3.1 Tujuan Umum ………………………………………… 3
1.3.2 Tujuan Khusus ………………………………………... 4
1.4 Ruang Lingkup ……………………………………………….. 5
1.5 Manfaat Penulisan …………………………………………….. 6
1.6 Metodedan Teknik Memperoleh Data ……………………….. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….. 9
2.1 Tinjauan Teori Medis …………………………………………. 9
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan …………………………… 41
2.3 Teori Landasan Hukum Kebidanan …………………………... 55
BAB III TINJAUAN KASUS ………………………………………….. 57
1.1 Tinjauan Kasus ……………………………………………….. 57
BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………….. 79
4.1 Pengkajian …………………………………………………….. 79
4.2 Interprestasi Data ……………………………………………… 102
4.3 Antisipasi Masalahdan Tindakan Segera ……………………… 103
4.4 Perencanaan ……………………………………………………. 104
4.5 Pelaksanaan ……………………………………………………. 105
4.6 Evaluasi ………………………………………………………... 109
BAB V PENUTUP ……………………………………………………….. 111`
5.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 111
5.2 Saran …………………………………………………………… 113
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel. 2.1. Progam dan kebijakan teknis masa nifas ………........…………14
Tabel 2.2 Involusi Uteri.................................................................................16
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Permohonan Pengambilan Data
Lampiran 2 : Surat Balasan Pengambilan Data serta Melakukan Asuhan
Lampirab 3 : SAP
Lampiran 4 : Liflet
Lampiran 5 : Dokumentasi
Lampiran 6 : Lembar Konsul
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas ( puerpurium) di mulai setelah kelahiranplasenta dan berakhir
ketika alat - alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas atau
puerpurium di mulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah itu(Vivian Nanny Dewi dan Tri Sunarsih,2011, Hal:1).
Pada permulaan nifas, apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau
kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak di kosongkan dengan sempurna,
terjadi bendungan air susu.Payudara panas,keras,dan nyeri pada perabaan,
serta suhu badan tidak naik. Puting susu mendatar dan ini dapat menyulitkan
bayi untuk menyusu sehingga menyebabkan bendungan ASI
(Ari Sulistyawati,2009:H.191)
Salah satu kelainan atau keadaan abnormal payudara pada masa nifas adalah
bendungan ASI ( Sarwono Prawiroharjo, 2010; h. 652).
Penelitian terjadinya bendungan ASI di Indonesia terbanyak adalah pada ibu-
ibu pekerja, sebanyak 16% dari ibu yang menyusui (Departemen kesehatan
RI, 2006).
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan
oleh bayi. ASImengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang
1
2
bayi dan sesuai dengan kebutuhan ( Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih
2013; h.22).
Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, hanya 27,1% bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan
sedangkan pemberian ASI pada bayi usia 0-1 bulan sebesar 50,8 %, antara
usia 2-3 bulan sebesar 48,9 %, dan usia 7-9 bulan sebesar 4,5 %. Pemberian
ASI ekslusif pada tahun 2012 lebih besar dari pada SDKI tahun 2007
(Mengutip KTI Diana Elpika, 2014).
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari sarana kesehatan di Provinsi
Lampung, tampak bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif pada tahun 2008
sebesar 48,05% dengan target 60,5% dan menurun pada tahun 2009 yaitu
30,06% dengan target 80% dari data tersebut tampak bahwa cakupan ASI
Eksklusif di Provinsi Lampung belum mencapai target yang ditetapkan
Provinsi (Mengutip KTI Diana Elpika, 2014).
Sedangkan Pencapaian ASI Eksklusif di Kota Bandar Lampung pada tahun
2009 adalah 69,04%. Hasil ini bila dibandingkan dengan target Nasional
masih dibawah dari target yang di inginkan (80%) (Profil Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung, 2011).
Berdasarkan hasil Pre survey yang dilakukan di BPS Imelda Amd. Keb
Bandar Lampung pada tanggal 08 April 2015 terdapat 2 ibu nifas dan di
temukan 1 ibu yaitu Ny. D umur 17 tahun P1A0 3 hari post partum yang
mengalami bendungan ASI. Dari hasil wawancara Ny.D mempunyai riwayat
3
pendidikan SMP dan belum mempunyai pengalaman serta belum mengetahui
cara perawatan payudara, dan pencegahan bendungan asi.
Berdasarkan latar belakang dan hasil prasurvey diataspenulis tertarik
mengambil judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny.D usia 17 tahun
P1A0 3 Hari Post Partum dengan Bendungan ASI di BPS Imelda Amd. Keb
tahun 2015’’
1.2 Rumusan masalah
Dengan memperhatikan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas Terhadap Ny D Umur 17 Tahun P1A03 hari post partum
dengan Bendungan ASI Di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun
2015?”
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Penulis dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny. D
Usia 17 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan Bendungan ASI BPS
Imelda,Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Dapat menentukan pengkajian Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas
Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari post partum dengan
4
Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung
Tahun 2015.
1.3.2.2 Dapat menentukan interpretasi data Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A03 hari post partum
dengan Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar
Lampung Tahun 2015.
1.3.2.3 Dapat menentukan identifikasi diagnosa/masalah potensial dan
antisipasi penanganan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap
Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan Bendungan
ASI BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015.
1.3.2.4 Dapat menentukan tindakan segera/kolaborasi Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari post
partum dengan Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar
Lampung Tahun 2015.
1.3.2.5 Dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan
Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung
Tahun 2015.
1.3.2.6 Dapat melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A03 hari postpartum dengan
Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung
Tahun 2015.
5
1.3.2.7 Dapat mengevaluasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap
Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan Bendungan
ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015.
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Sasaran
Sasaran dalam study kasus ini adalah Ny. D usia 17 tahun P1A0 3 hari
post patum dengan bendungan ASI
1.4.2Tempat
Tempat penelitian di lakukan di BPS Imelda, Amd. Keb Kampung
Sawah Brebes, Bandar Lampung
1.4.3Waktu
Dilaksanakan selama 6 hari dari tanggal 08 April sampai dengan 14
April 2015
6
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi mahasiswi
Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dalam menerapkan ilmu dan
sebagai acuan penelitian berikutnya
1.5.2 Bagi lahan praktek
Sebagai bahan masukan dan bahan informasi untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan dalam memberikan asuhan masa nifas dan meningkatkan
upaya pencegahan dan penanganan pada kasus Bendunga ASI pada ibu
nifas di BPS Imelda. Amd. Keb Bandar Lampung
1.5.4 Masyarakat khususnya Ny.D
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
masyarakat khususnya Ny.D tentang bagaimana pencegahan dan
penatalaksanaan khususnya pada ibu nifas dengan masalah bendugan ASI
mampu melakukan asuhan yang telah di berikan secara mandiri
1.5.5 Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang ibu nifas dengan Bendungan ASI dan sebagai bahan perbandingan
antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan dilahan praktek
7
1.6 MetodologidanTeknikMemperoleh Data
1.6.1 Metode Penulisan
Dalam penyusunan studi kasus ini penulis menggunakan metode penulisan
deskriptif. Metode penelitian deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan
objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena
(termasuk kesehatan) yang terjadi didalam suatu populasi tertentu.
Metodologi penelitian deskriptif juga dapat didefinisikan suatu penelitian
yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi dalam masyarakat. (Soekidjo Notoatmodjo. 2012;
h. 35).
1.6.2 Teknik memperoleh data
1.6.2.1 Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer,
peneliti harus mengumpulkan secara langsung.
1) Wawancara
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data,
dimana penelitian mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan
dari seseorang sasaran penelitian (responden) (SoekidjoNatoatmodjo,
2005: h.102)
2) Pengkajian Fisik
Adalah suatu pengkajian yang dapat dipandang sebagai bagian tahap
pengkajian pada proses keperawatan atau tahap pengkajian atau
pemeriksaan klinis dari sistem pelayanan terintegrasi, yang prinsipnya
menggunakan cara–cara yang sama dengan pengkajian fisik
8
kedokteran, yaitu inspeksi, palpasi, dan auskultasi ( Robert Prihardjo,
2006; h.2-3).
1.6.2.2 Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telahada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber Biro Pusat Statistik (BPS),
bukulaporan, jurnal, dan lain-lain.
1) Study Pustaka
Sumber informasi yang bukan dari tangan pertama, dan yang bukan
mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau
data tersebut. Misalnya informasi tentang program pelayanan kesehatan
tersebut bukan langsung diperoleh dari Dirjen Yankes, tetapi dari
sumber yang sudah kedua, ketiga, dan sebagainya.
2) Study Dokumentasi
Adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang
tidak diterbitkan, yang ada di bawah tanggung jawab instansi resmi,
misalnya laporan, statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik.
(SoekidjoNotoatmodjo, 2005;h.62).
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 TINJAUAN TEORI MEDIS
2.1.1 NIFAS
2.1.1.1 Pengertian
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil).Masa nifas berlansung selama kira-kira
6 minggu (Ari Sulistyawati,2009;h.1).
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6
minggu.Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya
kembali ke keadaan tidak hamil yang normal ( Ai yeyeh
Rukiyah et all, 2011; h.2).
2.1.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk:
a. Mendeteksi Adanya Perdarahan Masa Nifas
Menghindarkan / mendeteksi adanya kemungkinan adanya
perdarahan postpartum dan infeksi. Oleh karena itu, penolong
persalinan sebaiknya tetap waspada, sekurang – kurangnya
satu jam post partum untuk mengatasi kemungkinan
terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat
lemah setelah melahirkan terlebih bila partus berlangsung
lama.
9
10
b. Menjaga Kesehatan Ibu dan Bayinya
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun
psikologis harus di berikan oleh penolong persalinan. Ibu di
anjurkan untuk membersihkan daerah kelamin dengan sabun
dan air.pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan
daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang
dan baru membersihkan daerah sekitar anus. Sarankan ibu
untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelamin. Jika ibu mempunyai
luka episiotomi atau laserasi sarankan ibu untuk menhindari
/ tidak menyentuh daerah luka.
c. Melaksanakan skrining secara komperhensif.
Masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayinya.
Pada hal ini seorang bidan bertugas untuk melakukan
pengawasan kala IV yang meliputi pemeriksaan plasenta,
pengawasan TFU, pengawasan konsistensi rahim, dan
pengawasan keadaan umum ibu. Bila di temukan
permasalahan, maka harus segera melakukan tindakan sesuai
dengan standar pelayanan pada penatalaksanaaan masa nifas
d. Memberikan Pendidikan Kesehatan Diri.
Memberikan pelayanyan kesehatan tentang perawatan diri,
nutrisi KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya
dan perawatan bayi sehat. Ibu- ibu postpartum harus di
11
berikan pendidikan mengenai putingnya gizi antara ibu
menyusui, yaitu sebagai berikut.
1) Mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral, dan vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari ( anjurkan ibu
untuk minum sebelum menyusui)
e. Memberikan Pendidikan Mengenai Laktasi dan Perawatan
PayudaraYaitu sebagai berikut :
1) Menjaga Payudara tetap bersih dan kering
2) Menggunakan bra yang menyokong payudara
3) Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI
yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai
menyusui. Menyusui tetap di lakukan mulai dari putting
yang tidak lecet
4) Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya
bendungan ASI
f. Konseling mengenai KB
Bidan memberikan konseling mengenai KB, antara lain
seperti berikut ini :
1) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang kurangnya
2tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus
menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada
12
mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak di
inginkan
2) Biasanya wanita akan menghasilkan ovulasi sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya setelah persalinan. Oleh karena
itu, penggunaan KB di butuhkan sebelum haid pertama
untuk mencegah kehamilan baru. Pada umumnya metode
KB dapat di mulai 2 minggu setelah persalinan
3) Sebelum menggunakan KB sebaiknya di jelaskan
efektifitasnya, efek samping, untung ruginya, serta kapan
metode tersebut dapat di digunakan
4) Jika ibu dan pasangan telah memilih metode KB tertentu,
dalam 2 minggu ibu di anjurkan untuk kembali. Hal ini
untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik
( Vivian Nany Lia Dewi,2011 h:2-3 )
2.1.1.3 Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini,
puerpurium intermadial, dan remote puerperium. Dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Puerperium dini
Pueperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal
ini ibu tetap diperbolehkan berdiri dan berjalan- jalan.
Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
13
b. Puerperium intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan
menyeluruh alat- alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8
minggu.
c. Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna dapat berlansung selama
berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-
tahun ( Ari Sulistyawati, 2009; h.5).
2.1.1.4 Program dan Kebijakan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali.
Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru
lahir juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani
masalah-masalah yang terjadi.
14
Tabel 2.1 Progam dan Kebijakan Teknis masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam
Setelah
Persalinan
Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas.
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
dan memberi rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu
anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2 6 hari
setelah
persalinan
Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
kelainan pascamelahirkan.
Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan, dan istirahat.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit.
Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan
pada bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana
menjaga bayi agar tetap hangat.
3 2 minggu
setelah
persalinan
Sama seperti di atas ( enam hari setelah persalinan )
4 6 minggu
setelah
persalinan
Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang
dialami atau bayinya.
Memberikan konseling KB secara dini.
( Siti Saleha, 2009;hal:6 )
2.1.1.5 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Uterus
a) Pengerutan rahim
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus
pada kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini,
lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs
plasenta akan menjadi neurotic (layu/mati). Perubahan
15
ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
palpasi untuk meraba dimana TFU nya (tinggi fundus
uteri)
(1) Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat
denganberat 1000 gram.
(2) Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari di bawah
pusat.
(3) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan
pusat simpisis dengan berat 500 gram.
(4) Pada 2 minggu post partum, TFU teraba di atas
simpisis dengan berat 350 gram.
(5) Pada 6 minggu postpartum, fundus uteri mengecil
(tak teraba) dengan berat 50 gram (Ari Sulistyawati,
2009,hal.74). Involusi uterus terjadi melalui 3 proses
yang bersamaan, antara lain :
(a) Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri
sendiri yang terjadi didalam otot uteri. Enzim
proteolitik akan mendekatkan jaringan otot yang
telah sempat mengendur hingga 10 kali
panjangnya dari semula dan lima kali lebarnya
dari sebelum hamil.
16
(b) Atrofi jaringan
Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen dalam
jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi
terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai
plepasan plasenta.
(c) Efek oksitosin (kontraksi)
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna
segara setelah bayi lahir. Hal tersebut diduga terjadi sebagai
respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat
besar. Horman oksitosin yang dilepas dari kelenjar
hypopisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengompresi pembuluh darah, dan membantu proses
homeostatis (Ari Sulistyawaty, 2009;hal.73).
Table 2.2. Involusi Uteri
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi
( Vivian Nany Lia Dewi,2011,hal;57)
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat-simpisis 500 gram
2 minggu Tak teraba di atas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
17
b) Lochea
Lochea adalah akskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desi dua yang nekrotik dari
dalam uterus. Lokhea mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat
membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi
asam yang ada pada vagina normal. Lokhea di bedakan menjadi 4
jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
(1) Lohea rubra/merah
Lochea ini keluar pada hari pertama sampai hari keempat masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, sel-sel desidua, verniks
caseosa, lanugo dan mekonium selama dua sampai tiga hari
postpartum.
(2) Lochea sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlandir, serta
berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
(3) Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karna mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada
hari ke 7 sampai hari ke 14 pasca persalinan.
(4) Lochea alba
Lochea alba adalah lochea yang terakhir. Lochea alba
mengandung terutama cairan serum, jaringan desidua, leukosit,
dan eritrosit. Dimulai dari hari ke-14 sampai satu atau dua
18
minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk
krim serta terdiri atas leukosit dan sel – sel desidua (Siti Saleha,
2009; h. 56).
(5) Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk
(6) Locheastatis
Pengeluaran lochea yang tidak lancar (Ari Sulistyawati,
2009:h.76)
c) Perubahan pada serviks
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk serviks agak
menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini di
sebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks berbentuk semacam cincin
2) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali keadaan tidak
hamil dan rugae dalam vagina
3) Perinium
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena
sebelumnya terenggang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada
post natal hari kelima, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian
19
tonus-nya, sekalipun tetap kendur daripada keadaan sebelum hamil
(Ari Sulistyawati,2009;h.77-78).
b. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya, ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan hal ini
disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami
tekanan yang menyebabkan kolon menjadikosong, pengeluaran cairan
berlebih pada waktu persalinan,kurangnya asupan cairan dan
makanan, serta kurangnya aktifitas tubuhSupaya buang air besar
kembali normal, dapat diatasi diet tinggi serat, peningkatan asupan
cairan, dan ambulasi awal. Jika tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat
diberikan obat laksansia.Selain konstipasi, ibu juga mengalami
anoreksia akibat penurunan dari sekresi kelenjarpencernaan dan
mempengaruhi perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori
yang menyebabkan kurang nafsu makan.
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk
buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari
keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung
kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlansung.Urine
dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam postpartum.
Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami
penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “deuresis”.
20
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu (Ari
Sulistyawati,2009;h.78-79).
d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut
dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan
menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor.
e. Perubahan Sistem Endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada
sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam
proses tersebut.
1) Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang.Selama
tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam
pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga
mencegah pendarahan.Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI
dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali ke
bentuk normal.
2) Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar
pituitary bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin, hormon
ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang
produksi susu.
21
3)Estrogen dan Progesteron
Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun
mekanismenya secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan
bahwa tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormon
antidiuretik yang meningkatkan volume darah.Di samping itu,
progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi
perangsangan dan peningkatan pembuluh darah.Hal ini sangat
mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar
panggul, perineum dan vulva, serta vagina ( Siti Saleha, 2009; h.
60).
f. Perubahan Tanda-Tanda Vital
1) Suhu
BadanSuhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20
C. sesudah
partus dapat naik kurang dari 0,50
C dari keadaan normal, namun
tidak akan melebihi 80
C. Sesudah dua jam pertama melahirkan
umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu ibu lebih
dari 380
C . mungkin terjadi infeksi pada klien ( Siti Saleha, 2009:
h.61).
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama pada
masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh dehidrasi, yang
disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain
itu bisa juga di sebabkan karena istirahat dan tidur yang di
perpanjang selama awal persalinan (Retna Eny Ambarwati et
all,2008; h.138).
22
2) Nadi dan pernafasan
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit setelah
partus.Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan
dengan suhu tubuh, sedangkan pernafasan akan sedikit meningkat
setelah partus kemudian kembali seperti keadaan semula
( Siti Saleha, 2009: h.61).
Nadi Berkisar antara 60 - 80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit
pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal
ini salah satunya bisa di akibatkan oleh proses persalinan sulit atau
karena kehilangan darah yang berlebih (Ambarwati dkk,2008;
h.138).
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali
permenit.Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit
adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan
infeksi (Ari Sulistyawati, 2009; h. 81).
Normal frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 16 – 24
kali permenit, pada ibu post partum umumnya pernapasan lambat
atau normal karna dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi
istirahat. Bila pernapasan pada masa post partum lebih cepat
kemungkinan adanya tanda – tanda syok (Ai Yeyeh Rukiyah, et all
2011; h. 69).
3) Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinana tekanan
darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada
23
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartum dapat
menandakan terjadinya pre-eklamsi postpartum (Vivian Nany Lia
dewi et all, 2011; h.60).
Pada beberapa kasus di temukan keadaan hipertensi post partum,
tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak
ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan
pengobatan (Retna Eny Ambarwati,2008; h.139).
Tekanan darah normalnya adalah sistolik 90 – 120 dan diastolnya
60–80 mmHg. Tekanan darah menjadi lebih rendah pasca
melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan
darah tinggi pada post partum merupakan tanda preeklampsia post
partum (Ai Yeyeh Rukiyah et all, 2011; h. 69).
g. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar
estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil.
Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin kembali normal
pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan
yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap
lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu
mengandung cairan dengan demikian daya koagulasi meningkat.
Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat
dan penekanan pada ambulasi dini.
24
h. PerubahanSistemHematologi
Pada ibu masa nifas 72 jam pertama biasanya akan kehilangan
volume plasma daripada sel darah, penurunan plasma ditambah
peningkatan sel darah pada waktu kehamilan diasosikan dengan
peningkatan hematoktir dan haemoglobin pada hari ketiga sampai
tujuh hari setelah persalinan (Ai Yeyeh Rukiyah et all, 2011;h. 71)
i. Perubahan Payudara
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi
secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme
fisiologi, yaitu produksi susu dan sekresi susu atau let
down..Selama Sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara
tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan
bagi bayi baru lahir.Setelah melahirkan, ketika hormon yang
dihasilkan plasenta lalu mengeluarkan hormon prolaktin.Sampai
hari ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai
bisa dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi
darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak, dan sakit.Sel-sel acini
yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi
menghisap putting, refleks saraf meransang untuk mengsekresi
hormon oksitosin. Oksitosin merangsang reflek let down
(mengalirkan), sehingga menyebabkan infeksi ASI melalui sinus
aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada putting. Ketika
ASI dialirkan karena hisapan bayi atau dengan dipompa sel-sel
acini terangsang untuk menghasilkan ASI lebih banyak.Refleks ini
25
dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama ( Siti Saleha,
2009;h.58).
2.1.1.6 Kebutuhan dasar ibu masa nifas
a. Nutrisi dan cairan
Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus
memenuhi jumlah kalori, protein, lemak dan vitamin serta
mineralyang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih
banyak kira-kira 8-12 gelas/hari (Retna Eny Ambarwati dan
Diah Wulandari,2008; h. 27).
b. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar
secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun
dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin
untuk berjalan.Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu
postpartum terlentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari
setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun
dari tempat tidurnya dalam 24-48 jam postpartum.
Keuntungan (early ambulation) adalah sebagai berikut:
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
3) Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara
merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya
memandikan, mangganti pakaian dan memberi makan.
26
4) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia ( sosial ekonomis).
Menurut penalitian-penelitian yang seksama, early
ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak
menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak memengaruhi
penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut, serta tidak
memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri.
Early ambulation tentu tidak dibanarkan pada ibu postpartum
dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit
paru-paru, demam dan sebagainya.Panambahan kegitan
dengan early ambulation harus berangsur-angsur, jadi bukan
maksudnya ibu segera setelah bangun dibanarkan mencuci,
memasak dan sebagainya ( Siti Saleha, 2009;h.71-73)
c. Eliminasi
1) Buang air kecil
Eliminasi di anggap normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4
jam post partum ( Vivian Nany Lia Dewi,2011). Ibu di minta
untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8
jam postpartum belum berkemih atau sekali berkemih belum
melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi
jika kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam
untuk berkemih. Berikut ini sebab – sebab terjadinya
kesulitan berkemih ( retensio urine) pada ibu postpartum.
a) Berkurangnya tekanan intraabdominal
b) Otot-otot perut masih lemah
27
c) Edema dan uretra
2) Buang air besar
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan
mendapatkan tekanan yang menyebabkan colon menjadi
kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan,
kurangnya asupan cairan dan makanan serta kurangnya aktifitas
tubuh ( Ari Sulistyawati, 2009; h. 78).
d. Istirahat dan tidur
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas
untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya.
Kurangnya istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan
beberapa kerugian, misalnya :
a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
Bidan harus menyampaikan kepada pasien dan keluarga
bahwa untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga
harus dilakukan secara perlahan – lahan dan bertahap. Pasien
juga perlu diingatkan untuk selalu tidur siang atau beristirahat
selagi bayinya tidur. Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui
28
minimal 8 jam sehari yang dapat dipenuhi melalui istirahat
siang dan malam ( Ari Sulistyawati, 2009; h. 103)
Tidur Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa
jam pasien tidur.Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas
karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat
penyembuhan. (Retna EnyAmbarwati dan Diah Wulandari,
2010; h. 136)
e. Aktivitas seksual
Aktifitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan
sau atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri,
maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan
suami istri kapan saja ibu siap.
2) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu terrtentu,
misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan ini bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
29
f. Latihan dan senam nifas
Senam nifasadalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah
melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali.senam
nifas bertujuan untuk:
1)Mempercepat penyembuhan
2) Mencegah timbulnya komplikasi
3) Memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot
dasar panggul dan otot perut
Padasaat hamil, otot perut dan sekitar rahim, serta vagina
telah teregang dan melemah. Latihan senam nifas
dilakukan untuk membantu mengencangkan otot-otot
tersebut.Hal ini untuk mencegah terjadinya nyeri
punggung dikemudian hari danterjadinyakelemahan pada
otot panggul sehingga dapat mengakibatkan ibu tidak bisa
menahan BAK ( Vivian Nany Lia Dewi dan Tri Sunarsih,
2011; h.81)
2.1.1.7 PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
a. Anatomi Payudara
Payudara yang matang adalah salah satu tanda pertumbuhan
sekunder dari seorang perempuan dan salah satu organ yang indah
dan menarik.Lebih dari itu, untuk mempertahankan kelangsungan
hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama
30
kehidupan, karena Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang
paling penting.
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot
dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Manusia yang mempunyai sepasang kelenjar
payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600
gram, dan saat menyusui 800 gram.
Gambar. 2.1.1.7 Anatomi payudara
1) Letak : setiap payudara terletak pada sternum yang meluas
setinggi kosta kedua dan keenam. Payudara ini terletak pada
fascia superficialis dinding rongga dada yang disangga oleh
ligamentum sospensorium
2) Bentuk : bentuk masing-masing payudara berbentuk tonjolan
setengah bola dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang
meluas keketiak atau aksila
3) Ukuran : ukuran payudara berbeda pada setiap individu, juga
tergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang
salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada yang
lain.
31
a) Struktur Makroskopis
Struktur makroskopis payudara adalah sebagai berikut
(1) Cauda Aksilaris
Adalah jaringan payudara yang meluas ke arah aksila.
(2) Areola
Adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang
longgar dan mengalami pigmentasi. Areola pada masing-
masing payudara memiliki garis tengah kira-kira 2.5 cm.
Letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna
kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulitnya.
(3)Papila Mamae
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya
variasi bentuk dan ukuran payudara, maka letaknya akan
bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil
yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-
ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah
bening, serat-serat otot polos yang tersusun secara
sirkuler sehingga bila ada kontraksi duktus laktiferus
akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi ,
sedangkan otot-otot yang Longitudinal akan menarik
kembali puting susu tersebut. Bentuk puting ada empat
macam yaitu bentuk yang normal,pendek atau datar,
32
panjang dan terbenam (Vivian Nany Lia Dewi dan Tri
Sunarsih, 2011; h. 7-9)
b) Struktur Mikroskopis
(1) Alveoli:Alveolus merupakan tempat air susu diproduksi.
(2) Ductus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara
beberapatubulus lactiferus.
(3) Ampulla :bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang
merupakan tempat menyimpan air susu. Letaknya di
bawah areola
(4) Lanjutan setiap duktus laktiferus :meluas dari ampula
sampai muara papilla mammae (Vivian Nany Lia Dewi
dan Tri Sunarsih, 2011; h. 9)
b. Fisiologi Laktasi
Proses ini timbul setelah plasenta lepas. Plasenta mengandung
hormon penghambat prolaktin (hormon plasenta) yang
menghambat pembentukan ASI setelah plasenta lepas, hormon
plasenta tersebut tak ada lagi, sehingga susu pun keluar.
Hormon hormon yang terlibat dalam pembentukan ASI adalah
sebagai berikut:
1) Progesteron Mempengaruhi tumbuh dan ukuran alveoli.
Kadar progesterone dan estrogen menurun sesaat setelah
melahirkan. Hal ini menstimulus produksi ASI secara besar-
besaran
33
2) Estrogen Menstimulus system saluran ASI untuk membesar.
Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan
tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui
3) Prolaktin
Berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan
4) Oksitosin
Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan
dan setelahnya, seperti halnya juga dalam organisme. Setelah
melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus
disekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluaran susu.
Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu (let-
down/milk ejection reflex)
5) Human Placental Lactogen (HPL)
Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak
HPL yang berperan dalam pertumbuhan payudara, putting
danareola sebelum melahirkan.Pada bulan kelima dan
keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.Namun,
ASI juga bisa diproduksi tanpa kehamilan (induced
lactation)( Siti Saleha, 2009; h. 11-13).
34
2.1.1.8 Masalah Dalam pemberian ASI
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena
timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun
pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini,
kegagalan menyusui sering diangap masalah pada anak saja.
Dan hal ini akanmenjadi masalah menyusui pada masa nifas
dini yaitu sebagai berikut:
a. Puting Susu Lecet
Puting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma saat
menyusui. Selain itu, dapat pula terjadi retak dan
pembentukan celah-celah. beberapa penyebab puting susu
lecet adalah
1) Teknik menyusui yang tidak benar
2) Puting susu t erpapar oleh sabun, krim, alkohol, ataupun
zat iritan lain saat ibu membersihkan puting susu
3) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu
ibu
4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue)
5) Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi puting susu
lecet adalah:
a) Cari penyebab puting lecet
b) Selama puting susu distirahatkan, sebaiknya ASI tetap
dikeluarkan dengan tangan,dan tidak di anjurkan
35
menggunakan pompa karena nyeri atau bayi disusukan
lebih dulu pada putting susu yang normal atau lecetnya
sedikit.
c) Olesi puting dengan ASI akhir (hind milk), tidak
menggunakan sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain
saat membersihkan payudara.
d) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam)
e) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk
sementara waktu 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh
sendiri dalam waaktu 2x24 jam.
f)Cuci payudara sekali sehari dan tidak dibenarkan untuk
mengunakan sabun.
g) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai kalang
payudara dan susukan secara bergantian di antara kedua
payudara.
h) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet
dan biarkan kering
i)Pergunakan bra yang menyangga.
j)Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa
sakit
k) Jika penyebab monilia, diberi pengobatan dengan tablet
Nystatin ( Vivian Nany Lia Dewi dan Tri Sunar, 2011; h.
39-40)
36
b. Puting melesak (masuk ke dalam)
jika puting susu melesak diketahui sejak hamil, hendaknya
puting susu ditari-tarik dengan menggunakan minyak kelapa
setiap mandi 2-3 kali sehari. Jika puting susu melesak
diketahui setelah melahirkan, dapat dibantu dengan tudung
puting (nipple hoot) ( Vivian Nany Lia Dewi dan Tri
Sunarsih 2011;h.40)
2.1 Bendungan ASI
1) Pengertian
Bendungan Air Susu adalah terjadinya pembengkakan
pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe
sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan. Bendungan ASI dapat
terjadi karena adanya penyempitan duktus laktiferus pada
payudara ibu dan dapat terjadi pula bila ibu memiliki
kelainan puting susu ( misalnya puting susu datar,
terbenam dan cekung).
Sesudah bayi dan plasenta lahir, kadar estrogen dan
progestron turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari
hipotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin waktu
hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen, tidak
dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh
hypopisis. Hormon ini menyebabkan alveolus- alveolus
37
kelenjar mamma terisi dengan air susu, tetapi untuk
mangeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan
kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus
dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Pada
permulaan nifas apabila bayi belum mampu menyusun
dengan baik, atau kemudian apabila terjadi kelenjar-
kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi
pembendungan air susu (Ai Yeyeh Rukiyah at
all,2010;h.345)
Umumnya ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan.Namun
dipayudara sudah terbentuk kolostrum yang baik sekali
untuk bayi, karena mengandung zat kaya gizi dan antibiotik
pembunuh kuman ( Siti Saleha,2009;h.11).
2) Patofisiologi
Sesudah bayi dan plasenta lahir, kadar esterogen dan
progesteron turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari
hipotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin waktu
hamil, dan sangat di pengaruhi oleh esterogen, tidak di
keluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hypopisis
anterior. Hormon ini mengaktifkan sel – sel kelenjar
payudara untuk memproduksi air susu. Adanya isapan
puting payudara oleh bayi akan merangsang keluarnya
oksitosin dari kelenjar hipofisis posterior. Oksitosin
memperngaruhi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi
38
alveolus payudara sehingga berkontraksi dan mengeluarkan
air susu. Proses ini di sebut refleks let-down ( Sarwono
prawiharjo,2008)
Umumnya ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan, Namun
di payudara sudah terbentuk kolostrum yang baik sekali
untuk bayi, karena mengandung zat kaya gizi dan antibiotik
pembunuh kuman ( Siti Saleha,2009)
3) Faktor-faktor penyebab Bendungan ASI
a. Pengosongan mamae yang tidak sempurna (dalam masa
laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu yang
produksi ASI-nya berlebihan, apabila bayi sudah
kenyang dan selesai menyusu, dan payudara tidak
dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI
didalampayudara Sisa ASI tersebut jika tidak
dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).
b. Faktor hisap bayi yang tidak aktif (pada masa laktasi,
bila ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin
atau jika bayi tidak aktif menghisap, maka akan
menimbulkan bendungan ASI).
c. Faktor menyusui bayi yang tidak benar ( teknik yang
salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting
susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada
39
saat bayi menyusu. Akibatnya ibu tidak mau menyusui
bayinya dan terjadi bendungan ASI).
d. Puting susu terbenam ( putting susu terbenam akan
menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak
dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau
menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
e. Puting susu terlalu panjang(putting susu yang panjang
menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena
bayi tidak dapat menghisap areola dan meransang sinus
laktiferus untuk megeluarkan ASI. Akibatnya ASI
tertahan dan menimbulkan bendungan ASI (Ai Yeyeh
Rukiyah et all,2010;h.346)
4) Tanda dan gejala bendungan ASI
Ditandainya dengan : mamma panas serta keras pada
perabaan dan nyeri, puting susu bisa mendatar sehingga
bayi sulit menyusu, pengeluaran susu kadang terhalang oleh
duktuli laktiferi menyempit payudara bengkak, keras, panas.
Nyeri bila di tekan, warnanya kemerahan, suhu tubuh
sampai 380
C(Ai Yeyeh Rukiyah et all 2010;h.346)
5) Pananganan Bendungan ASI
Penanganan yang dilakukan adalah :
a) Memakai kutang untuk menyangga payudara
b) Pemberian analgetika
40
c) Menyusui segera dan lebih sering
d) Kompres hangat
e) Kosongkan payudara dengan pompa serta lakukan
perawatan payudara( Sarwono Prawihardjo,
2010:h.625).
Perawatan payudara :
Perawatan payudara dilakukan atas indikasi, antara lain
puting tidak menonjol atau bendungan payudara.
Tujuanya adalah memperlancar pengeluaran ASI saat
masa menyusui. Untuk pasca-persalinan, lakukan
sedini mungkin , yaitu 1 sampai 2 hari dan di lakukan 2
kali sehari (Vivian Nany Lia Dewi dan Tri
Sunarsih,201:h 29).
Cara merawat payudara :
(a)Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama
bagian puting susu
(b)Menggunakan BH yang menyokong payudara
(c)Apa bila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau
ASI yang keluar di sekitar puting di setiap kali
selesai menyusui
(d) Apa bila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan
selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan
menggunakan sendok
41
(e)Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum
paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
(Ari Sulistywati,2009:h.24-25)
2.2 TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
2.2.1 Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen
asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak
secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan,agar
menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi
asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah
yang digunakan sebgai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan,
keterampilan, dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus terhadap klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang
dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s
Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses
manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah
yang berturut secara sistematis dan siklik (Soepardan, 2008; h.
96).
42
2.2.2 Langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney
2.2.2.1Pengumpulan Data Dasar ( Pengkajian)
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien.
a. Data Subjektif
1. Identitas pasien
(a) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
(b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental dan psikisnya belum siap.Sedangkan
umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan dalam masa nifas.
(c) Agama
Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan pasien
tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien
dalam berdoa.
(d) Suku/bangsa
Suku pasien dikaji untuk mengetahui adat dan kebiasaan
sehari- hari.
43
(e) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya(Retna Nany Ambarwati,2010; h. 131-
132).
(f) Pekerjaan
Dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut.
(g) Alamat
Untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
2. Keluhan utama
Di kaji untuk mengetahui masalah yang di hadapi yang
berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mulas,
sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perinium
3. Riwayat kesehatan
(a) Sekarang
Data-data ini di perlukan untuk mengetahui
kemungkinanadanya penyakit yang di derita pada saat ini
yang adahubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
44
(b) Yang Lalu
Data yang di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti:
Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat
mempengaruhi pada masa nifas ini.
(c) Keluarga
Data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
kesehatanpasien dan bayinya, yaitu bila ada penyakit
keluarga yang menyertainya (Retna Nany Lia Ambarwati
dan Diah Wulandari, 2010; h.133)
4. Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status
menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa
status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya
sehingga akan mempengaruhi proses nifas (Retna Eny
Ambarwati dan Diah Wulandari,2008;h.131-133)
5. Riwayat Kebidanan
(a)Riwayat haid
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya.
1) Menarche
Usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk
wanitaIndonesia pada usia sekitar 12- 16 tahun.
45
2) Siklus
Jarak antara menstruasi yang di alami dengan
menstruasiberikutnya dalam hitungan hari,
biasanya sekitar 23-32hari.
3) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah
menstrusi yang di keluarkan.
4) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang di
rasakan ketika mengalami menstruasi misalnya
sakityang sangat, pening sampai pingsan,ataujumlah
darah yang banyak.
5) Gangguankesehatanalat reproduksiAda beberapa
penyakit organ reproduksi yang berkaitan erat
dengan personal hygiene pasien atau kebiasaan lain
yang tidak mendukung kesehatan reproduksinya.
(Ari Sulistyawati, 2009; h. 112 – 113)
(b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.Berapa
kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara
persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas
yang lalu.
(c) Riwayat Persalinan sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin
anak,keadaan bayi meliputi JK, BB, penolong persalinan.
46
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses
persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa
berpangaruh pada masa nifas saat ini.
(d) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah
masanifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ar
Sulistiawati dan Esti Nugraheni; h. 133-134)
6. Pola kebutuhan Sehari-hari
(a) Pola Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.
(b)Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi,
dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi,
warna, jumlah.Dalam 6 jam pertama post partum, pasien
sudah harus berkemih.
(c) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa
jam pasien tidur.Istirahat sangat penting bagi ibu masa
nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat
47
mempercepat penyembuhan (Retna Nany Lia Ambarwati
dan Diah Wulandari, 2010; h. 136)
Pasien juga perlu diingatkan untuk selalu tidur siang atau
istirahat selagi bayinya tidur. Kubutuhan istirahat bagi ibu
menyusui minimal 8 jam sehari yang dapat dipenuhi
melalui istirahat siang dan malam (Ari Sulistyawati, 2009;
h. 103)
(d) Personal Hygine
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena
pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.
(e) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari- hari.Pada
pola iniperlu di kaji pengaruh aktivitas terhadap
kesehatannya.Mobilisasi dini dapat mempercepat proses
pengembalian alat- alat reproduksi (Retna Nany Lia
Ambarwati dan Diah Wulandari,2010: h.137).
7. Riwayat psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.
Wanita mengalami banyak emosi/ psikologis selama masa nifas
sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup
sering ibu menunjukkan depresi ringan beberapa hari setelah
48
kelahiran (Retna Nany Lia Ambarwati dan Diah Wulandari,
2010; h. 135).
b. Data Objektif
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan
diagnosis.Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui
pemeriksaan inspeksi,palpasi,auskultasi,perkusidan pemeriksaan
penunjang yang di lakukan secara berurutan (Ari Sulityawati,2009;
h. 121)
a) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien sebagai berikut:
1) Keadaan umum
Data ini dapat dengan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan, hasil pengamatan yang di laporkan kriterianya
baik atau lemah. Hasil pengamatan akan dilaporkan dengan
kriteria baik jika pasien memperlihatkan respon yang baik
dengan orang lain ataulemah jika pasien kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan dengan
orang lain.
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang ke sadaran pasien,kita
dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari
keadaan compos mentis(sadar penuh) sampai dengan koma
49
(pasien tidak dalam keadaan sadar) (Ari Sulistyawati, 2009;
h.121).
3) Tanda-tanda vital
(a) Tekanan darah
Untuk menilai sistem kardiovaskuler bersamaan dengan
pemeriksaan nadi, tekanan darah normalnya adalah
sistolik 90 – 120 dan diastolnya 60 – 80 mmHg. Tekanan
darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah
tinggi pada post partum merupakan tanda pre eklampsia
post partum (Ai Yeyeh Rukiyah et all, 2011; h. 69)
(b) Nadi
Untuk menilai sistem kardiovaskuler, denyut nadi normal
pada orang dewasa adalah 60-80 kali permenit. Setiap
denyutnadi yang melebihi 100 kali per menit adalah
abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan
infeksi (Ari Sulistyawati, 2009; h. 81).
(c) Suhu
Normalnya suhu tubuh ibu setelah melahirkan dalam 1
hari (24 jam) postpartum akan naik sedikit (37,5° C -
38°C). Jika kenaikan suhu melebihi 380C maka waspada
terhadap infeksi pospartum (Ari Sulistyawati, 2009; h. 80).
50
(d) Pernafasan
Untuk mengetahui apakah ibu mengalami gangguan
pernapasan atau tidak pada masa nifas, normal frekuensi
pernapasan pada orang dewasa adalah 16 – 24 kali
permenit, pada ibu post partum umumnya pernapasan
lambat atau normal karna dalam keadaan pemulihan atau
dalam kondisi istirahat. Bila pernapasan pada masa post
partum lebih cepa kemungkinan adanya tanda – tanda
syok (Ai Yeyeh Rukiyah et all, 2011; h. 69)
(e) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi : pemeriksaan
khusus ( terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi) dan pemeriksaan penunjang yaitu laboratorium
dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya( Soepardan,
2008; h. 98).
b) Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Kepala merupakan organ tubuh yang penting dikaji karena
dikepala terdapat organ-organ yang sangat berperan dalam
fungsi kehidupan. Inspeksi dengan memperhatiakan bentuk
kepala terdapat benjolan atau tidak, nyeri tekan dan dan
kebersihan kepala (Robert Priharjo, 2006; h. 47).
51
2) Wajah
Untuk memeriksa adanya tanda eklampsia postpartum atau
tidak, hal yang perlu diperiksa pada wajah yaitu bentuk,
warna kulit, oedema pada muka atau tidak
3) Mata
Untuk mengidentifikasi adanya tanda anemis dengan
melihat konjungtiva, oedema pada kelopak mata atau
tidak, ada kemerahan atau tidak.
4) Hidung
Hidung dikaji denagan tujuan untuk mengetahui keadaan
atau bentuk dan fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai
dari bagian luar, bagian dalam kemudian sinus-sinus. Pada
pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada polip dan
kebersihannya.
Pengkajian mulai mengamati bibir, gigi, gusi, lidah, selaput
lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan
palatum/langit-langit mulut kemudian faring.
5) Telinga
Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dengan
pemeriksaan daun telinga dan liang telinga engan
menentukan bentuk, besar dan posisinya. Pemeriksaan liang
telinga ini dapat dilakukan dengan bantuan otoskop.
Pemeriksaan pendengaran dilaksanakan dengan bantuan
52
garfutala untuk mengetahui apakah pasien mengalami
gangguan pendengaran atau tidak.
6) Leher
Untuk mengidentifikasi adanya infeksi traktus pernapasan,
dengan melihat bentuk dan kesimetrisan, melakukan
perabaan ada nyeri tekan pada kelenjar limfe atau tidak.
7) Payudara
Untuk memeriksa apakah ada komplikasi postpartum atau
tidak dengan melihat bentuk, warna, putting, lakuakn
palpasi untuk mengetahui adanya pengeluaran dan ada atau
tidak nyeri tekan.
8) Abdominal
Untuk memeriksa kandung kemih, involusi uterus,
pemeriksaan bising usus, dan pemeriksaan TFU.
9) Genetalia
Untuk memeriksa perineum terhadap penyembuhan luka,
pengeluaran lochea dan bau pengeluarannya.
2.2.2.2 Interpretasi Data untuk mengidentifikasi diagnose masalah
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan
interprestasi yang benar atas data-data yang telah di kumpulkan.
Dalam rangka ini data yang telah di kumpulkan diinterprestasikan
menjadi diagnosa kebidanan dan masalah.
53
Keduanya di gunakan karena beberapa masalah tidak dapat di
selesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan
yang di tuangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien,
masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang
diidentifikasi oleh bidan (Retna Eny Ambarwati dan Diah
Wulandari,2010:h.141)
a) Diagnosa kebidanan
Diagnosa dapat di tegakan yang berkaitan dengan paritas, anak
hidup, dan keadaan nifas ( Retna EnyAmbarwati dan Diah
Wulandari,2010;h.141)
b) Masalah
Permasalahan yang munculberdasarkan pernyataan pasien
( Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,2010;h.142 )
2.2.2.3 Antisipasi Masalah Potensial
Pada langkah ini diidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini
membutuhkan antisipasi, pencegahan bila memungkinkan
menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut
benar-benar terjadi (Retna Eny Ambarwati dan Diah
Wulandari,2010;h.142)
54
2.2.2.4Tindakan Segera
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain
sesuai dengan kondisi pasien(Retna Eny Ambarwati dan Diah
Wulandari, 2010; h. 143).
2.2.2.5Merencanakan Asuhan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang
dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi
pengetahuan, teori yang up to date, serta divalidasikan dengan
asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan
oleh pasien
(Ari Sulistyawati, 2009;h.133)
2.2.2.6 Pelaksanaan Asuhan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan
penyuluhan pada klien dan keluarga. Mengarahkan dan
melaksanakn rencana asuhan secara efesien dan aman (Retna
Eny Ambarwati,2010;h.145).
55
2.2.2.7 Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah di lakukan bidan. Mengevaluasi keekfektifan dari
asuhan yang di berikan, ulangi kembali proses asuhan yang
sudah di laksanakan tapi belum efektif atau merencanakan
kembali yang belum terlaksana (Retna Eny Ambarwati, 2010;
h.147)
2.3 LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehuatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik
Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan normal :
2.3 Pelayanan kesehatan ibu
2.4 Pelayanan kesehatan anak
2.5 Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan progam Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang
tidak memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh
seluruh bidan.
Kewenangan ini meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu
56
a.Ruang lingkup
1) Pelayanan ibu nifas normal
2) Pelayanan ibu menyusui
b. Kewenangan
1) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
2) Fasilitas/pembimbing inisiasi menyusui dini (IMD)
dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
(http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171)
57
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.D UMUR
17 TAHUN P1A0 POST PARTUMHARI KE 3 DENGAN BENDUNGAN
ASIDI BPS IMELDA Amd.Keb KAMPUNG SAWAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2015
Anamnesa oleh : PUTRI ARUM
Tanggal : 08 April 2015
Pukul : 14.00 Wib
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Data Subjektif
3.1.1.1Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. D Tn. W
Umur : 17 tahun 20 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa Cina
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jl Pangeran Antasari,Gg puyuh Bandar lampung
3.1.1.2 Keluhan utama : Ibu mengatakan payudara terasa nyeri saat menyusui,
penuh, dan keras sejak 1 hari post partum
57
58
3.1.1.3 Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Hipertensi : tidak ada
DM : tidak ada
Jantung : tidak ada
Asma : tidak ada
TBC : tidak ada
b.Riwayat kesehatan dahulu
Hipertensi : tidak ada
DM : tidak ada
Jantung : tidak ada
Asma : tidak ada
TBC : tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga
Hipertensi : tidak ada
DM : tidak ada
Jantung : tidak ada
Asma : tidak ada
TBC : tidak ada
3.1.1.4 Riwayat perkawinan
Status pernikahan : syah, 1 kali
Lamanya pernikahan : kurang lebih 1 tahun
59
3.1.1.5 Riwayat Kebidanan
a.Riwayat haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Volume : 3 kali ganti pembalut dalam sehari
Disminorhea : Tidak ada
b. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu
N
o
Tahun
persalinan
Tempat
persalinan
Umur
kehamilan
Jenis
persalinan
Penolong Penyulit
Keadaan
Ket
Nifas Anak
1 2015 BPS
Imelda
39 Minggu Spontan Bidan Tidak
ada
Baik Baik -
c. Riwayat persalinan sekarang
Jenis persalinan : Spontan
Hari/Tgl : Minggu, 05 april 2015
Jam : Pukul 08.00 Wib
JK : Perempuan
PB : 47 cm
BB : 3100 gram
Keadaan bayi : sehat, tanpa cacat
d. Riwayat KB : Belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi apapun
3.1.1.6 Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
a. Pola nutrisi
Selama Hamil : Ibu makan 3x/hari, porsi cukup, dengan menu nasi,
lauk (ikan, tahu, tempe, telur, daging, sayur (bayam,
60
kangkung, daun, singkong), minum susu 2x/hari,
dan minum air ± 8 gelas/hari
Selama Nifas : Ibu makan 3x/hari, porsi cukup, dengan menu nasi,
lauk (tahu, telur, tempe), sayur (bayam, kangkung,
katuk), minum air putih ± 8 gelas/hari
b. Pola Eliminasi
Selama Hamil:BAB 1x/hari, BAK 6-7x/hari, warna kuning jernih,
bau khas.
Selama Nifas : Ibu mengatakan belum BAB, BAK 4-5x/hari, warna
kuning jernih, bau khas.
c. Pola istirahat
Selama Hamil : Ibu tidur siang ±1 jam/hari, tidur malam ±8 jam/hari,
nyenyak, tidak ada keluhan
d. Personal hygiene
Selama Hamil : Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2 hari
sekali, ganti baju 2x/hari, dan ganti celana dalam
ketika terasa lembab
Selama Nifas : Ibu mandi 1x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2 hari
sekali, ganti baju 1x/hari, dan ganti pembalut 3-4
x/hari
e. Aktivitas
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
61
f. Pola seksual
Selama Hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri
1x/minggu dengan hati-hati.
Selama Nifas : Ibu mengatakan belum melakukan hubungan suami
istri karena darah yang keluar masih banyak dan
masa nifas belum selesai
7. Riwayat Psikososial
Tanggapan ibu terhadap dirinya : senang
Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya : Ibu mengerti tentang
masa nifas
3.1.1.7 Pola seksual
Frekuensi : belum melakukan hubungan seksual
selama nifas
Gangguan : tidak ada
3.1.1.8Psikososial
Tanggapan ibu terhadap dirinya :Senang
Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya : Ibu mengerti
tentang masa nifas
Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi : Keluarga senang
dengan kelahiran bayi
Pengambil keputusan : Suami
62
3.1.2 Data Objektif
3.1.2.1 Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Keadaan emosional : stabil
TTV TD : 110 / 80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,7 x/menit
RR : 22x/menit 0
C
3.1.2.2 Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Benjolan : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Kebersihan : bersih
b. Wajah
Simetris : Simetris
Pucat : tidak pucat
Oedema : tidak ada
Mata
Simetris : ya, kanan dan kiri
Kelopak mata : tidak oedema
Konjungtiva : merah muda
Sklera : putih
63
b.Hidung
Simetris : ya, kanan dan kiri
Polip : tidak ada pembesaran
Kebersihan : bersih
c. Mulut
Bibir : lembab
Lidah : bersih
Gusi : tidak ada pendarahan
Gigi : ada caries
d. Telinga
Simetris : ya, kanan dan kiri
Gangguan pendengaran : tidak ada
e. Leher
Tumor : tidak ada
Pembesaran kel. Thyroid : tidak ada
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
f. Payudara
Simetris : ya, kanan dan kiri
Pembesaran : ada, kanan dan kiri
Putting susu : Lecet
Aerola mamae : terdapat hiperpigmentasi
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Sedikit, colostrum
Konsistensi : Keras
64
i. Abdomen
Benjolan : tidak ada
Konsistensi : keras
Kantung kemih : kosong
Uterus TFU : 3 jari di bawah px
Kontraksi : baik
j. Anogenital
Labia mayora / minora : tidak terdapat luka
Kelenjar bartholini : tidak ada pembesaran
Pengeluaran vagina : lochea rubra
Warna : merah kehitaman
Perineum : ada luka jahitan
Anus : tidak ada hemoroid
k. Ekstrimitas
Atas
Oedema : tidak ada oedema
Kemerahan : tidak ada
Bawah
Oedema : tidak oedema
Kemerahan : tidak ada
Varices : tidak ada
Refleks patella : positif
65
3.1.2.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah
HB : tidak dilakukan
Golongan Darah : tidak dilakukan
b. Urine
Protein : tidak dilakukan
Glukosa : tidak dilakukan
3.1.2.4 Data Penunjang
a. Riwayat persalinan sekarang
1. Ibu
Tempat melahirkan : BPS Imelda Amd.Keb
Penolong : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Lama persalinan : 10 jam
Catatan waktu
Kala I : 7 jam 20 menit
Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Ketuban pecah pukul : 06.30 WIB
Plasenta : Lahir lengkap
Hari/tanggal : Mingggu, 05 april 2015
66
Lahir plasenta : Pukul 8.30 Wib
Berat : 500 Gram
Panjang tali pusat : 50 Cm
Perineum : Luka Jahitan
2. Bayi
Lahir tanggal / pukul : 05April 2015 / 08.00 Wib
Nilai apgar : 10
Jenis kelamin : Perempuan
Cacat bawaan : Tidak ada
Masa gestasi : 39 minggu
67
Matriks BAB III
Tgl/Jam Pengkajian Interpretasi
Data
(Diagnose
Masalah Dan
Kebutuhan)
DX
Potensial/
Masalah
Potensial
Antisipasi/
Tindakan
Segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
08 april
2015,
pukul
14.00
wib
DS:
a. Ibu
mengatakan
ini persalinan
yang pertama
dan belum
pernah
keguguran.
b.Ibu
mengatakan
melahirkan
tanggal 05
April 2015
pkl 13.30
WIB
c. Ibu
mengatakan
saat ini masih
terasa penuh
pada payudara
disertai nyeri
pada saat
menyusui.
DO:
Keadaan umum:
Baik
Keadaan
emosional:
Stabil
Dx : Ny.D
usia 17 tahun
P1A0 3 hari
post partum
dengan
bendungan
ASI
Dasar:
DS:
a. Ibu
mengatakan
ini
persalinan
yang
pertama dan
belum
pernah
keguguran.
b.Ibu
mengatakan
melahirkan
tanggal 01
April 2015
pkl 13.30
WIB
c.Ibu
mengatakan
saat ini
payudaranya
masih terasa
Payudara
bengkak
a. Perawatan
payudara
1.Beritahu hasil
pemeriksaan
2.Beritahu ibu
mengenai
keluhan yang
ibu rasakan
1. Memberitahu ibu hasil
pemeriksaan saat ini
bahwa ibu dalam keadaan
kurang baik, dengan hasil
pemeriksaan yaitu TD :
110/80 mmHg, N:
80x/menit, RR:
20x/menit, S: 37,8°C.
2.Memberitahu ibu
mengenai keluhan yang
ibu rasakan bahwa ibu
mengalami bendungan
ASI yaitu terjadinya
pembengkakan pada
payudara karena
peningkatan aliran vena
yang diakibatkan dari
pengosongan payudara
yang tidak sempurna,
factor hisapan bayi yang
tidak aktif, factor
menyusui bayi yang tidak
benar, putting susu
terbenam, putting susu
lecet. Ini merupakan
masalah yang tidak
berbahaya bagi ibu namun
jika tidak ditangani akan
menyebabkan infeksi pada
payudara.
1.Ibu sudah mengetahui
tentang kondisinya
saat ini
2.Ibu sudah mengerti
tentang keluhan yang
dirasakan
68
Kesadaran:
Compos mentis
TTV, TD:
110/80
mmhg,N: 80
x/menit, RR: 20
x/menit, S:
37,8°C
payudara:
Simetris : kanan
dan kiri
Pembesaran :
ada, kanan dan
kiri
Putting susu :
lecet
Aeorola
mammae :
tampak
hiperpigmentasi
Benjolan : tidak
ada
Pengeluaran :
sedikit,
colostrum
Konsistensi :
keras
kanan dan di
kiri
abdomen TFU :
tiga jari di
bawah pusat
anogenital
Lochea:rubra
Penuh
disertai
nyeri pada
saat
menyusui.
DO:
payudara:
Simetris :
kanan dan kiri
Pembesaran :
Ada,kanan dan
kiri
Putting susu :
Lecet
Aeorola
mammae :
Tampak
hiperpigmenta
si
Benjolan :
tidak ada
Pengeluaran :
sedikit,
colostrum
Konsistensi :
keras
abdomen
TFU : tiga jari
dibawah pusat,
anogenital
Lochea:rubra
Masalah :
Payudara
terasa nyeri,
penuh, dan
3.Cari penyebab
bendungan
ASI
4. Ajarkan
kepada ibu
cara
perawatan
payudara
5.Ajarkan pada
ibu teknik
menyusui yang
benar
3.Mencari penyebab
bendungan ASI apakah
bayi yang tidak mau
menyusu,pengosongan
ASI yang tidak
sempurna,puting susu
lecet atau karena kelainan
pada puting susu
4.Mengajarkan kepada ibu
cara perawatan payudara
yaitu:
a.Cuci tangan
b. Usahakan ibu rileks dan
pilih ruangan yang tenang
dan nyaman
c. Kompres payudara
dengan air hangat selama
2 menit kemudian
kompres kembali dengan
air dingin selama 1 menit
lakukan secara bergantian
sebanyak 5 kali
5.Mengajarkan kepada ibu
teknik menyusui yang
benar yaitu :
a. Menjelaskan
maksud dan tujuan
pendkes
b. Cuci tangan
sebelum menyusui
dan mengajari ibu
c. Ibu duduk atau
berbaring dengan
santai (bila duduk
lebih baik
3. Dalam kasus ini
ternyata pada
kedua puting susu
ibu terlihat lecet
4. Ibu sudah mengerti
tentang perawatan
payudara yag telah
diajarkan
5. Ibu bersedia untuk
menerapkan cara
teknik menyusui
yang benar dan cara
menyendawakan
bayi
69
keras
Kebutuhan :
a. Perawatan
payudara
b. Teknik
menyusui
c. Pengeluara
n ASI
menggunakan kursi
yang rendah agar
kaki ibu
menggantung dan
punggung ibu
bersandar pada
sandaran kursi).
d. Mempersilahkan
dan membantu ibu
membuka pakaian
bagian atas
e. Sebelum menyusui
ASI dikeluarkan
sedikit, kemudian
dioleskan pada
putting dan sekitar
areola payudara
(cara ini mempunyai
manfaat sebagai
desinfektan dan
menjaga
kelembaban
putingsusu).
f. Mengajari ibu untuk
meletakkan bayi
pada satu lengan,
kepala bayi berada
pada lengkung siku
ibu dan bokong bayi
berada pada lengan
bawah ibu
g. Mengajari ibu
untuk menempelkan
perut bayi pada
perut ibu dengan
meletakkan satu
tangan bayi di
belakang badan ibu
dan yang satu di
depan, kepala bayi
70
menghadap
payudara
h. Mengajari ibu
untuk memposisikan
bayi dengan telinga
dan lengan pada
garis lurus.
i. Mengajari ibu untuk
memegang payudara
dengan ibu jari
diatas dan jari yang
lain menopang
dibawah serta
jangan menekan
putting susu dan
areolanya
j. Mengajari ibu untuk
merangsang
membuka mulut
bayi
k. Menyentuh pipi
dengan putting susu
atau menyentuh
sudut mulut bayi
l. Setelah bayi
membuka
mulut(anjurkan ibu
untuk mendekap
dengan cepat kepala
bayi ke payudara
ibu, kemudian
memasukkan
putting susu serta
sebagian besar
areola kemulut bayi)
m. Setelah bayi mulai
menghisap,
menganjurkan ibu
untuk tidak
memegang atau
71
menyangga
payudara lagi
n. Menganjurkan ibu
untuk
memperhatikan bayi
selama menyusui
o. Mengajari ibu cara
melepas isapan bayi
(jari kelingking
dimasukkan ke
mulut bayi melalui
sudut mulut atau
dagu bayi ditekan ke
bawah.
p. Setelah selesai
menyusui,
mengajarkan ibu
untuk mengoleskan
sedikit ASI pada
putting susudan
areola. Biarkan
kering dengan
sendirinya.
q. Mengajari ibu untuk
menyendawakan
bayi Bayi digendong
tegak dengan
bersandar pada bahu
ibu kemudian
punggung ditepuk
perlahan-lahan
sampai bayi
bersendawa (bila
tidak bersendawa
tunggu 10 – 15
menit) atau Bayi
ditengkurapkan
dipangkuan
72
6.Ajarkan ibu
tentang
pengeluaran
ASI
7.Beritahu ibu
tentang tanda
bahaya pada
masa nifas
6. Mengerjakan ibu cara
pengeluaran ASI
dengan cara :
a.Letakan ibu jari dan
dua jari lainya sekitar
1-1,5 cm dari areola
b.Dorong kearah dada,
hindari meregangkan
jari bagi ibu yang
payudaranya besar,
angkat dan dorong ke
arah dada
c.Gulung dengan
menggunakan ibu jari
dan jari lainya secara
bersamaan
d.Gerakan ibu jari dan
jari lainya hingga
menekan gudang ASI
hingga kosong. Jika di
lakukan dengan rapat
maka ibu tidak akan
kesakitan pada saat
memerah
e.Putar ibu jari dan jari-
jari lainya ke titik
gudang ASI
lainya.Demikian juga
saat memerah
payudara lainya,
gunakan kedua tangan
7. Memberitahu pada ibu
tentang tanda bahaya
masa nifas yaitu :
demam tinggi,
perdarahan vagina,
nyeri perut hebat, sakit
kepala parah,
pembengkakan pada
6. Ibu
mengatakan
sudah
mengerti cara
melakukan
pengeluaran
ASI
7. Ibu sudah
mengerti
tentang tanda
bahaya masa
nifas
73
8.Beritahu ibu
tentang
kebutuhan
nutrisi
9.Anjurkan
pada ibu
untuk
istirahat yang
cukup
wajah, jari dan tangan,
betis tersa sakit dan
bengkak, puting
payudara berdarah,
tubuh lemas, kehilangan
nafsu makan tidak BAB
selama 3 hari dan sakit
pada saat buang air
kecil, dan merasa
sangat sedih
8. Memberitahu ibu
tentang kebutuhan
nutrisi yaitu makan
dengan diet berimbang
yaitu protein, sumber
protein(telur,ikan,tahu),
karbohidrat (nasi,
jagung, roti), mineral
dan vitamin.
9. Menganjurkan ibu
untuk istrhat yang
cukup yaitu 7-8 jam
pada malam hari dan 1-
2 jam pada siang hari
karna bila ibu kurang
istirahat akan
mempengarui ibu dalam
bebrapa hal antara lain
mengurangi jumlah asi
yangdiproduksi dan
memperlambat proses
involusi uteri.
8. Ibu bersedia untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisiya
9. Ibu mengerti
penjelasan yang
diberikan dan ibu
akan mengatur pola
istirahatnya
74
11 april
2015
Pukul
10.00
WIB
DS:
1.Ibu
mengatakan
ini persalinan
yang pertama
dan belum
pernah
keguguran.
2.Ibu
mengatakan
melahirkan
tanggal 05
April 2015
pkl 13.30
WIB
3.Ibu
mengatakan
penuh pada
payudara
disertai nyeri
pada saat
menyusui
sudah sedikit
berkurang
DO:
TTV, TD:
110/70 mmhg,
payudara:
Simetris :
Pembesaran :
Ada kanan dan
kiri
Konsistensi :
sedikit
keras, Nyeri
pada payudara
Dx : Ny.D
usia 17 tahun
P1A0 post
partum hari
ke-6 dengan
Bendunga Asi
DS:
1. Ibu
mengatak
an ini
persalinan
yang
pertama
dan belum
pernah
kegugura
n.
2. Ibu
mengatak
an
melahirka
n tanggal
05 april
2015 pkl
13.30
WIB
3. Ibu
mengatak
an saat ini
penuh
pada
payudara
disertai
nyeri pada
saat
menyusui
sedikit
Payudara
bengkak
a.Perawatan
payudara
1. Beritahu
hasil
pemeriksaa
n
2. Tanyakan
kembali
kepada ibu
tentang cara
perawatan
payudara
1. Beritahu hasil
pemeriksaan yaitu ibu
dalam keadaan baik,
TD 110/80 mmH,
nyeri pada payudara
berkurang, konsistensi
sedikit keras
2. Menanyakan kembali
kepada ibu tentang
cara perawatan
payudara
1. Ibu tampak
mengerti dengan
hasil
pemeriksaan
2. Ibu mengatakan
telah melakukan
perawatan
payudara dan
ibu telah
melakukan
perawatan
payudara dengan
cara:
a. Ibu membuka
pakaian atas
b. Memberi
kompres kapas
yang diberi beby
oil pada putting 2
menit
c. Membersihkan
putting susu dari
kotoran
d. Ibu mengompres
payudara dengan
air hangat dan
dingin secara
bergantian
(hangan 2 menit,
dingin 1menit
e. Mengeringkan
payudara dengan
handuk
f. Ibu menggunakan
pakaian
g. Cuci tangan
75
berkurang
Pengeluaran :
ada sedikit,
abdomen TFU :
pertengahan
pusat dan
simpisis,
anogenital
Lochea:
sangluenta
berkurang
DO:
TTV, TD:
110/70 mmhg,
payudara:
Simetris : ada
kanan dan kiri
Pembesaran :
Ada kanan dan
kiri,
Konsistensi :
sedikit
keras,Nyeri
berkurang
Pengeluaran :
ada sedikit,
abdomen
TFU :
pertengahan
pusat dan
simpisis,
anogenital
Lochea:
sangluenta
Masalah :
Payudara
masih terasa
sedikit nyeri,
dan sedikit
keras
Kebutuhan:
perawatan
payudara
3. Tanyakan
kembali
kepada ibu
tentang
teknik
menyusui
yang benar
4. Tanyakan
kembali
kepada ibu
tentang
teknik
pengeluaran
ASI
5. Tanyakan
kembali
kepada ibu
apakah ada
tanda
bahaya
masa nifas
6. Tanyakan
kembali
pada ibu
tentang
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi.
3. Menanyakan
kembali pada ibu
tentang teknik
menyusui yang
benar
4. Menanyakan
kembali pada ibu
tentang tenknik
pengeluaran ASI
5. menanyakan
kembali kepada ibu
apakah ada tanda
bahaya masa nifas
6. Menanyakan
kembali pada ibu
tentang pemenuhan
kebutuhan nutrisi
selama masa nifas
seperti yang telah
dijelaskan kemarin
3. Ibu telah melakukan
teknik menyusui
yang benar seperti
yang telah diajarkan
4. Ibu telah
melakukan
teknik
pengeluaran ASI
seperti yang di
ajarkan
5. Ibu mengatakan
tidak ada tanda
bahaya masa
nifas dalam
tubuhnya
6. Ibu mengatakan
makan 3 kali
sehari, yaitu
dengan nasi 1
porsi ditambah
lauk dan sayur.
76
7. Tanyakan
kembali
pada ibu
kebutuhan
istirahat
yang cukup
7. Menanyakan
kembali pada ibu
kebutuhan istirahat
yang cukup
7. Ibu
mengatakan
kebutuhan
istirahatnya
sudah terpenuhi
dan ibu tidur 7
jam/hari
14 April
2015
pukul
15.00
WIB S
DS:
1. Ibu
mengatakan
ini
persalinan
yang
pertama dan
belum
pernah
keguguran.
2. Ibu
mengatakan
melahirkan
tanggal 05
April 2015
pkl 13..30
WIB
3. Ibu
mengatakan
payudara
tidak
penuh,
tidak keras
dan tidak
merasakan
nyeri saat
menyusui.
DO:
TTV, TD:
Dx : Ny.D
usia 17 tahun
P1A0 post
partum hari
ke-9
Masalah :
tidak ada
Kebutuhan:
tidak ada
Tidakada Tidak ada
1.
1. Beritahu
tentang
kondisi ibu
saat ini
2. evaluasi
kembali
keadaan
payudara
ibu apakah
sudah
benar-
benar tidak
nyeri dan
tidak teraba
keras lagi
3. Evaluasi
kembali
apakah cara
ibu
menyusui
sudah
sesuai
1. Memberitahu kondisi
ibu saat ini dengan hasil
pemeriksaan
Payudara sudah tidak
mengalami bendungan
ASI.
2. Mengevaluasi keadan
payudara ibu apakah
sudah benar-benar tidak
nyeri dan tidak teraba
keras lagi
3. Mengevaluasi kembali
apakah cara menyusui
sudah sesuai seperti
yang telah di ajarkan
1.Ibu mengerti tentang
kondisinya saat ini
2. Pada saat di lakukan
perabaan ternyata
payudara ibu sudah
terlihat tidak keras
dan ibu tidak terasa
nyeri saat menyusui
bayinya
3. Ibu telah melakukan
teknik menyusui
yang benar seperti
yang telah diajarkan
77
110/70 mmhg
,payudara:
Simetris,
Pembesaran :
Ada kanan dan
kiri, Konsistensi
: lunak, tidak
ada Nyeri tekan,
Pengeluaran :
ada,
abdomen TFU :
pertengahan
pusat dan
simpisis,
anogenital
Lochea: serosa
seperti yang
telah di
ajarkan
4. Evaluasi
kembali
tentang
menjaga
nutrisi ibu
5. Evaluasi
kepada ibu
kebutuhan
istirahat
yang cukup
4. Mengevaluasi kembali
ibu tentang menjaga
nutrisi ibu
5. Mengevaluasi kembali
pada ibu kebutuhan
istirahat yang cukup
4. Ibu sudah mengerti
dan bersedia
menjaga kebutuhan
nutrisi dengan baik
dan sesuai, ibu
makan makanan
yang mengandung
sayur hijau dan
makanan lauk
seperti tempe, tahu,
ikan, ayam, daging
dan minum 7-8
gelas /hari
5. Ibu mengatakan
kebutuhan
istirahatnya sudah
terpenuhi dan ibu
tidur 7 jam/hari
79
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PENGKAJIAN
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi data yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien ( Soerpadan,
2008:h.97)
Pada pengkajian yang di lakukan untuk mengumpulkan data dasa tentang
keadaan pasien pada Ny.D umur 17 tahun dengan bendungan ASI di dapatkan
hasil yaitu sebagai berikut :
4.1.1 Data Subjektif
4.1.1.1 Nama
a. Menurut teori :
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari –
hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan
( Retna Eny Ambarwati dan Diah Ambarwati,2010:h.131).
b. Menurut kasus :
Pada kasus ini pasien bernama Ny D
c. Pembahasan :
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus karena pasien
mempunyai nama Ny.D, dan dalam kehidupan sehari hari
pasien juga dipanggil Ny. D
80
4.1.1.2 Umur
a. Menurut teori :
Dicatat dan (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,
2010:h.131).
b. Menurut kasus
Pada kasus ini Ny. D berumur 17 tahun
c. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan
karena pada tinjauan teori organ reproduksi di anggap matang
umur 20 – 35 tahun. Sedangkan Ny.D berumur 17 tahun dan di
anggap organ reproduksinya belum matang secara sempurna.
4.1.1.3 Agama
a. Tinjauan teori
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa (Retna
Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,2010:h.132)
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny.D beragama islam
c. Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena Ny.D beragama islam dan menganut
kepercayaan sesuai agamanya.
81
4.1.1.4 Suku
a. Tinjauan teori
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010:h.132)
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny.D berasal dari suku jawa
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena Ny.D berasal dari suku jawa dan dalam
berbahasa sehari- hari menggunakan bahasa jawa dan indonesia.
4.1.1.5 Pendidikan
a. Tinjauan teori
Pengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Retna Eny
Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010:h.132).
b. Tinjauan kasus
Pendidikan terakhir Ny. D adalah SMP
c. Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
karena Ny. D berpendidikan terakhir SMA sehingga pada saat
penulis memberikan konseling kepada ibu, ibu dapat mudah
mengerti hal ini sejalan dengan teori, dimana menurut (Retna
Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010). Pendidikan dapat
82
berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
4.1.1.6 Pekerjaan
a. Menurut tinjauan teori
Pengkajian pekerjaan dilakukan untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini berpengaruh
juga terhadap gizi pasien tersebut (Retna Eny Ambarwati dan
Diah Wulandari, 2010;h.132).
b. Tinjauan kasus
Pekerjaan Ny.D sebagai Ibu rumah tangga
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan. Meskipun Ny. D hanya bekerja sebagai IRT
namun pemenuhan nutrisi dan kebutuhan sehari-hari Ny. D
terpenuhi di karenakan di dukung oleh penghasilan suami Ny.D
yang bekerja sebagai wiraswasta.
4.1.1.7 Alamat
a. Tinjauan teori
Alamat klien ditanyakan guna mempermudah kunjungan rumah
bila diperlukan (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,
2010; h. 132).
83
b. Tinjauan kasus
Alamat Ny.D berada di Jl Pangeran Antasari Gg. Puyuh No 51
Bandar lampung
c. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. D
memiliki alamat rumah yang lengkap yaitu Jl. Pangeran Antasari
Gg puyuh No 51 Bandar Lampung sehingga mempermudah
dalam melakukan kunjungan rumah bila diperlukan. (Retna Eny
Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010).
4.1.1.8 Keluhan Utama
a. Tinjauan teori
Tanda dan gejala bendungan ASI antara lain dengan ditandainya
dengan: mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri,
puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusui,
pengeluaran susu kadang terhalang oleh duktus laktiferi yang
menyempit, payudara bengkak, keras, panas. Nyeri bila ditekan,
warnanya kemerahan (Ai Yeye Rukiyah et all, 2010).
b. Tinjauan kasus
Pada kasus Ny. D mengatakan merasakan nyeri, panas, keras
dan bengkak di payudaranya sejak kemarin.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena sesuai dengan teori gejala yang dialami ibu
adalah payudara penuh, terasa panas, berat dan keras, terlihat
84
mengkilat dan tidak kemerahan. ASI mengalir tidak lancar, dan
payudara terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri.
4.1.1.9 Riwayat kesehatan
a. Tinjauan teori
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat kesehatan yang lalu diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis
seperti: jantung, DM, hipertensi, Asma yang dapat
mempengaruhi pada masa nifas ini. Riwayat kesehatan
keluarga diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Data – data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang di derita pada saat ini yang ada
hubunganya degan masa nifas dan bayinya (Retna Eny
Ambarwati dan Diah Wulandari,2010:h.133)
3. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,
2010:h.133)
85
b. Tinjauan kasus
Pada kasus ini Ny. D tidak ada riwayat penyakit yang lalu,
penyakit yang sedang diderita dan riwayat penyakit keluarga
yang dapat mempengaruhi masa nifasnya.
c. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus karena
Ny.D dan keluarganya di anggap sehat
4.1.1.10 Riwayat perkawinan
a. Tinjauan teori
Riwayat perkawinan perlu di kaji untuk mengetahui berapa
kali menikah, status pernikahan syah atau tidak, karena bila
melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan
psikologinya sehingga akan memperngaruhi proses nifas
(Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010.133)
b. Tinjauan kasus
Dalam hal ini Ny. D dalam status perkawinan syah 1 kali
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjuan kasus tidak kesenjangan
karena status pernikahan Ny. D syah dan menikah 1 kali
sehingga tidak akan memperngaruhi proses nifas
86
4.1.1.11 Riwayat Kebidanan
1. Riwayat haid
Menarche
a. Tinjauan teori
Usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanita
Indonesia pada usia sekitar 12 sampai 16 tahun.
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny.D menarche pada usia 14 tahun
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi
kesenjangan karena Ny.D mengalami menarche usia 14 tahun
dan menurut teori usia pertama kali mengalami menstruasi.
Untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12- 16 tahun.
Siklus
a. Tinjauan teori
Jarak antara menstruasi yang di alami dengan menstruasi
berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23-32 hari
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus Ny.D siklus menstruasinya adalah 28 hari.
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena siklus menstruasi Ny.D adalah 28 hari
sedangkan menurut teori jarak antara menstruasi yang di
87
alami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari,
biasanya sekitar 23-32 hari.
Volume
a.Tinjauan teori
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang di
keluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data
yang valid. Sebagai acuan acuan kita gunakan kriteria banyak,
sedang dan sedikit. Jawaban yang di berikan oleh pasien
biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam
lagi dalam beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai
berapa kali mengganti pembalut dalam sehari ( Ari Sulistywati,
2009 :181)
b. Tinjauan Kasus
Dari pernyataan Ny.D 3 sampai 4 kali ganti pembalut
c. Pembahasan
Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan
karena Ny. D selalu mengganti pembalut 3 sampai 4 kali sehari
ganti pemnalut
88
2. Riwayat kehamilan, persalinan, dan niifas yang lalu
a. Tinjauan teori
1. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifs yang lau
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus,jumlah
anak,carapersalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan
nifas yang lalu.
2. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi
meliputi PB,BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui apakah proses persalinan mengalami persalinan atau tidak
yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini.
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny.D mengatakan baru hamil satu kali, melahirkan
satu kali pada tanggal 05 april 2015, jenis kelamin bayinya perempuan,
dalam keadaan sehat,PB 47cm, BB 3100gram, penolong bidan dan
tidak ada kompliksi.
c. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus karena data yang
di dapat dari Ny.D sesuai dengan pengkajian dan tidak terdapat
komplikasi.
3. Riwayat KB
a. Tinjauan teori
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, adakah keluhan selama menggunakan
89
kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini beralih ke
kontrasepsi apa ( Retna Eny Ambarwat dan Diah Wulandari,
2010:134)
b. Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny.D mengatakan dirinya belum pernah ber KB
karena masih dalam masa nifas dan belum mendapatkan
menstruasi
c. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.D
baru pertama kali melahirkan anak pertamanya dan belum
mendapatkan menstruasi
4.1.1.12 Nutrisi
a. Tinjauan teori
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapatkan perhatian yang
serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat
pertumbuhan ibu dan sangat memperngaruhi susunan air susu. Diet
yang di berikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi
protein, dan banyak mengandung cairan.
Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai
berikut :
a) Mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral, protein, dan vitamin yang cukup
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
90
d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi,
setidaknya selama 40 hari pascapersalinan.
e) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI
(Siti Saleha,2009,hal 71-72)
b. Tinjauan kasus
Ny. D makan 3 kali sehari dengan menu 1 porsi nasi, sayur dan
lauk pauk, minum air putih kurang lebih 8 gelas per hari
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas tidak terdapat
kesenjangan karena Ny. D dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan baik.
4.1.1.13 Pola Eliminasi
a. Tinjauan teori
Eliminasi di anggap normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4 jam
post partum. (Vivian Nany lia dewi, 2011) BAB di anggap normal
setelah post partum yaitu 2-3 hari.
b. Tinjauan kasus
Pola eliminasi Ny.D sudah BAB yaitu 2 hari setelah melahirkan.
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan karena pola eliminasi Ny.D tidak ada hambatan, Ny.D
telah dapat BAB yaitu 2 hari setelah melahirkan dan sesuai teori
91
BAB di anggap normal setelah post partum yaitu 2-3 hari (Saleha,
2009).
4.1.1.14 Istirahat
a. Tinjauan teori
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan satu jam
pada siang hari
b. Tinjauan kasus
Ny. D tidur malam 6 sampai 7 jam dan tidur siang 1 jam
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori dan kasus terdapat kesenjangan karena
Ny.D hanya tidur malam selama 6 sampai 7 jam dikarenakan
bayinya sering terbangun, sedangkan menurut teori istirahat tidur
yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam dan 1 jam pada siang hari.
Sebelum nifas ibu biasanya tidur malam 7-8 jam dan siang 1 jam.
Kurang istirahat akan mempengaruhu ibu dalam beberapa hal:
mempengaruhi produksi ASI, menyebabkan depresi dan ketidak
mampuan ibu merawat bayinya.
4.1.1.15 Personal hygiene
a. Tinjauan teori
Data yang perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini akan
memperngaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien
mempunyai kebiaasan yang kurang baik dalam perawatan
92
kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat menberikan bimbingan
mengenai cara perawatan kebersihan diri dan bayinya sendini
mungkin. Beberapa kebisaan yang di lakukan dalam perawatan
kebersihan diri di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Mandi
Kita dapat menanyakan pada pasien beberapa kali mandi dalam
sehari dan kapan waktunya ( jam berapa pagi dan sore)
2) Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli dengan
kebersihan rambutnya karena mereka beranngapan keramas
tidak begitu berpengaruh terhadap kesehatan. Jika kita
menemukan pasien yang seperti ini maka kita harus
memberikan pengertian kepadanya bahwa keramas harus selalu
di lakukan ketika rambut kotor karena bagian kepala kotor
merupakan sumnber infeksi.
3) Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalm sehari, sedangkan celana dalam
minimal dua kali. Namun sewaktu waktu baju dan celana
dalam sudah kotor, sebaiknya di ganti tanpa harus menunggu
waktu untuk ganti berikutnya.
4) Kebersihan kuku
Kuku ibu harus selalu dalam keadaan pendek dan bersih.
Kuku ini selain sebagai tempat yang mudah untuk
berserangnya kuman sumber infeksi, juga dapat menyebabkan
93
trauma pada kulit bayi jika terlalu panjang. Kita dapat
menanyakan pada pasien setiap berapa hari ia memotong
kukunya atau apakah ia selalu memanjangkan kukunya supaya
terlihat menarik ( Ari Sulistyawati,2012:185)
b. Tinjauan kasus
Ny.D menyatakan dapat melakukan kebersihan sesuai teori
c. Pembahasan
Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan di
mana Ny.D dapat melalukan kebersihan teori
4.1.2 Data objektif
4.1.2.1 Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
a. Tinjauan teori
1. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah
akan rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan.
Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat
menandakan terjadiya preeklamsi postpartum (Dewi,
2013:h.60)
2. Suhu badan
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20
c,
sesudah partus dapat naek kurang dari 0,50
c dari
keadaan normal, namun tidak akan melebihi 80
C.
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI
Asuhan Nifas Bendungan ASI

More Related Content

What's hot (20)

Kti komariah
Kti komariahKti komariah
Kti komariah
 
Kti sasi fitriani
Kti sasi fitrianiKti sasi fitriani
Kti sasi fitriani
 
Ikke pdf
Ikke pdfIkke pdf
Ikke pdf
 
Kti eka wahyuni
Kti eka wahyuniKti eka wahyuni
Kti eka wahyuni
 
Kti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasariKti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasari
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Kti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhaniKti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhani
 
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah NilawatiLaporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
 
Kti intan widari
Kti intan widariKti intan widari
Kti intan widari
 
Kti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramataKti irnawati baco akbid paramata
Kti irnawati baco akbid paramata
 
Kti rika agustina
Kti rika agustinaKti rika agustina
Kti rika agustina
 
Husnul
HusnulHusnul
Husnul
 
Pneumoni balita
Pneumoni balitaPneumoni balita
Pneumoni balita
 
Karya tulis ilmiah wa hara
Karya tulis  ilmiah wa haraKarya tulis  ilmiah wa hara
Karya tulis ilmiah wa hara
 
Kti reni sapitria
Kti reni sapitriaKti reni sapitria
Kti reni sapitria
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...MANAJEMEN  DAN  PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN PADA  BAYI  NY “Y” ASFIKS...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...
 
Instrumen penelitian kusnaenih
Instrumen penelitian kusnaenihInstrumen penelitian kusnaenih
Instrumen penelitian kusnaenih
 
120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti
 
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 
Kti dwi fransiska
Kti dwi fransiskaKti dwi fransiska
Kti dwi fransiska
 

Viewers also liked

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...Warnet Raha
 
Jurnal aris budi susilo
Jurnal aris budi susiloJurnal aris budi susilo
Jurnal aris budi susilosapakademik
 
gangguan psikologis pada masa kehamilan
gangguan psikologis pada masa kehamilangangguan psikologis pada masa kehamilan
gangguan psikologis pada masa kehamilanWindryah Awinda
 
Depresi postpartuM
Depresi postpartuMDepresi postpartuM
Depresi postpartuMBuddifm
 
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...Warnet Raha
 
GANGGUAN KEJIWAAN PADA IBU HAMIL by Alfi Susiana
GANGGUAN KEJIWAAN PADA IBU HAMIL by Alfi SusianaGANGGUAN KEJIWAAN PADA IBU HAMIL by Alfi Susiana
GANGGUAN KEJIWAAN PADA IBU HAMIL by Alfi Susianaveiavallent
 
DynamicsCRM_EmailMarketing_eBook_FINAL_041516
DynamicsCRM_EmailMarketing_eBook_FINAL_041516DynamicsCRM_EmailMarketing_eBook_FINAL_041516
DynamicsCRM_EmailMarketing_eBook_FINAL_041516Monte Enbysk
 
The New oVirt Extension API: Taking AAA (Authentication Authorization Account...
The New oVirt Extension API: Taking AAA (Authentication Authorization Account...The New oVirt Extension API: Taking AAA (Authentication Authorization Account...
The New oVirt Extension API: Taking AAA (Authentication Authorization Account...Martin Peřina
 

Viewers also liked (19)

Kti setiya rahayu
Kti setiya rahayuKti setiya rahayu
Kti setiya rahayu
 
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN KOMPLIKASI DI RUMA...
 
Jurnal aris budi susilo
Jurnal aris budi susiloJurnal aris budi susilo
Jurnal aris budi susilo
 
gangguan psikologis pada masa kehamilan
gangguan psikologis pada masa kehamilangangguan psikologis pada masa kehamilan
gangguan psikologis pada masa kehamilan
 
Kti tia desta andriani
Kti tia desta andrianiKti tia desta andriani
Kti tia desta andriani
 
Depresi postpartuM
Depresi postpartuMDepresi postpartuM
Depresi postpartuM
 
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
IDENTIFIKASI KEJADIAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KATOBU KABUPA...
 
Psikologi kehamilan
Psikologi kehamilanPsikologi kehamilan
Psikologi kehamilan
 
GANGGUAN KEJIWAAN PADA IBU HAMIL by Alfi Susiana
GANGGUAN KEJIWAAN PADA IBU HAMIL by Alfi SusianaGANGGUAN KEJIWAAN PADA IBU HAMIL by Alfi Susiana
GANGGUAN KEJIWAAN PADA IBU HAMIL by Alfi Susiana
 
engineering portfolio
engineering portfolioengineering portfolio
engineering portfolio
 
Resume_3.8YrsExp
Resume_3.8YrsExpResume_3.8YrsExp
Resume_3.8YrsExp
 
DynamicsCRM_EmailMarketing_eBook_FINAL_041516
DynamicsCRM_EmailMarketing_eBook_FINAL_041516DynamicsCRM_EmailMarketing_eBook_FINAL_041516
DynamicsCRM_EmailMarketing_eBook_FINAL_041516
 
MOMM
MOMMMOMM
MOMM
 
Captsone_Paper_Alexander
Captsone_Paper_AlexanderCaptsone_Paper_Alexander
Captsone_Paper_Alexander
 
C.V Updated
C.V UpdatedC.V Updated
C.V Updated
 
760da4_120dd9cb4b6043f8a4d8ce27ac4d8ae6
760da4_120dd9cb4b6043f8a4d8ce27ac4d8ae6760da4_120dd9cb4b6043f8a4d8ce27ac4d8ae6
760da4_120dd9cb4b6043f8a4d8ce27ac4d8ae6
 
EAGaminiFonseka
EAGaminiFonsekaEAGaminiFonseka
EAGaminiFonseka
 
The New oVirt Extension API: Taking AAA (Authentication Authorization Account...
The New oVirt Extension API: Taking AAA (Authentication Authorization Account...The New oVirt Extension API: Taking AAA (Authentication Authorization Account...
The New oVirt Extension API: Taking AAA (Authentication Authorization Account...
 
Los Videojuegos
Los VideojuegosLos Videojuegos
Los Videojuegos
 

Similar to Asuhan Nifas Bendungan ASI (20)

Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Kti reni yunila sari
Kti reni yunila sariKti reni yunila sari
Kti reni yunila sari
 
Kti desty hery dyana
Kti desty hery dyanaKti desty hery dyana
Kti desty hery dyana
 
Kti iis
Kti iisKti iis
Kti iis
 
Kti habibah
Kti habibahKti habibah
Kti habibah
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kirana
 
Kti nelsa
Kti nelsaKti nelsa
Kti nelsa
 
Kti pdf
Kti pdf Kti pdf
Kti pdf
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawati
 
Resti fiks fdf
Resti fiks fdfResti fiks fdf
Resti fiks fdf
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
 
Kti linda wati
Kti linda watiKti linda wati
Kti linda wati
 
Kti popy
Kti popyKti popy
Kti popy
 
Kti sari yanti
Kti sari yantiKti sari yanti
Kti sari yanti
 
Kti bella citra andara
Kti bella citra andaraKti bella citra andara
Kti bella citra andara
 
Kti dian eka putri
Kti  dian eka putriKti  dian eka putri
Kti dian eka putri
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti vidia setyowati
Kti vidia setyowatiKti vidia setyowati
Kti vidia setyowati
 
Kti nelsa
Kti nelsaKti nelsa
Kti nelsa
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Asuhan Nifas Bendungan ASI

  • 1. ASUHAN KEBIDANANIBU NIFAS PADA NY. D UMUR 17 TAHUN P1A0 3 HARI POSTPARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI DI BPS IMELDA Amd.Keb KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH PUTRI ARUM 201207110 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG 2015
  • 2. ii ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.D UMUR 17 TAHUN P1A0 3 HARI POSTPARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI DI BPS IMELDA Amd.Keb KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan PUTRI ARUM 201207110 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG 2015
  • 3. iii LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Dipolama III Kebidanan Adila pada : Hari : Jum’at Tanggal : 10 juli 2015 Penguji I Penguji II Ninik masturiyah S.ST, M.Kes Kiki Purnama Sari S.ST NIK. 201501143 NIK.31008021 Direktur Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung dr.Wazni Adila, M.P.H NIK. 2011041008
  • 4. iv ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.D UMUR 17 TAHUN P1A03 HARI POSTPARTUM DENGAN BENDUNGAN ASI DI BPS IMELDA Amd.Keb KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Putri arum, Ninik Masturiyah, S.ST M Kes, Kiki Purnama Sari, S.ST INTISARI KTI Ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dimana Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Tujuan penulisan ini diharapkan penulis mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan ibu nifas pada ny.D umur 17 tahun P1A0 3 hari postpartum dengan bendungan ASI di bps imelda, Amd. Keb Kampung sawah Bandar Lampung Tahun 2015. Metode penelitian pada study kasus ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Subjek penelitian terhadap ibu nifas normal, objek penelitian yaitu Ny. D umur 17 Tahun P1A0 3 hari Postpartum, d bps Imelda Amd. Keb Kampung Sawah. Simpulan hasil penelitian adalah penulis telah melakukan asuhan sesuai dengan 7 langkah varney. Saran utama yaitu diharapkan asuhan yang diberikan dapat menambah pengetahuan serta pengalaman bagi ibu nifas normal dalam mencegah tejadinya perdarahan seta komplikasi pada ibu nifas. Kata Kunci : Masa Nifas, 3 hari postpartum Referensi : 11 referensi (2005-2012) Jumlahhalaman : 102 halaman
  • 5. v CURRICULUM VITAE Nama : Putri Arum NIM : 201207110 Tempat/tanggallahir : Sumberkaton ,05Desember 1994 Alamat : Jl.Raya Sumber Katon kec. Seputih Surabaya Kab.Lampung Tengah Prov.Lampung Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Angkatan : VII(Tujuh) Biografi 1. TK Indah pratiwitahun 1998-2000 2. SDN 1 Sumber Katontahun 2000-2006 3. SMPN 1 Rumbia, tahun 2006-2009 4. SMAN 1 Rumbia,tahun 2009-2012 5. AkademiKebidananAdila Bandar Lampung, tahun 2015-sekarang
  • 6. vi MOTTO Mantapkan lah setiap langkah kakimu untuk terus maju ke depan, terjanglah ombak dan batu karang dan raih lah kesuksesan (putri arum)
  • 7. vii PERSEMBAHAN Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Studi kasus ini, dan dibalik penyelesaian tugas ini tidak lupa penulis memberikan persembahan kepada orang-orang yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 1. Pujisyukurkehadirat ALLAH yang mahakuasa sehingga dapat terselesaikannya Study Kasus 2. Terimakasih buat keluarga besar tercinta yang selalu memberikan semangat dan mendo’akan setiap kegiatan apapun yang terbaik bagi penulis serta selalu mengharapkan setiap keberhasilan yang penulis lakukan. 3. Rekan- rekanku tercinta Akbid ADILA khususnya tingkat III yang selalu mendukung hingga terselesaikan tugas akhir ini. 4. Almamaterku tercinta Akademi Kebidanan ADILA Bandar Lampung sebagai tempat penulis menuntut ilmu selama tiga tahun. 5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimahkasih atas partisipasi dan dukungannya selama penulis menyelesaikan tugas akhir Diploma Kebidananini.
  • 8. viii KATA PENGANTAR AssalamualaikumWr.Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :“Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. D Umur 17 Tahun P1A0 3 Hati Postpartum Dengan Bendungan Asi D Bps Imelda Amd. Keb Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015”. DalampenulisanKaryaTulisIlmiahinipenulismengucapkanterimakasihkepada 1. Dr. Wazni Adila, MPH selaku direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung. 2. Bidan Imelda, Amd. Keb sebagai pemilik BPM tempat penulis mengambil penelitian 3. Ibu Karsyah, S.ST, M. Kes selaku pembimbing I Karya Tulis Ilmiah 4. Ibu Anggun Prajaningrum, S.ST selaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah 5. Seluruh Dosen dan Staf Akedemi Kebidanan Adila Bandar Lampung. Penulis menyadari dalam penyusunan karyatulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Wassalamualaikum Wr.Wb Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis
  • 9. ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………. ii INTISARI ………………………………………………………………. iii CURRICULUM VITAE ………………………………………………. iv MOTTO ………………………………………………………………… v PERSEMBAHAN ……………………………………………………… vi KATA PENGANTAR …………………………………………………. vii DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii DAFTAR TABEL ……………………………………………………… x DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xi BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 3 1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………... 3 1.3.1 Tujuan Umum ………………………………………… 3 1.3.2 Tujuan Khusus ………………………………………... 4 1.4 Ruang Lingkup ……………………………………………….. 5 1.5 Manfaat Penulisan …………………………………………….. 6 1.6 Metodedan Teknik Memperoleh Data ……………………….. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………….. 9 2.1 Tinjauan Teori Medis …………………………………………. 9 2.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan …………………………… 41 2.3 Teori Landasan Hukum Kebidanan …………………………... 55 BAB III TINJAUAN KASUS ………………………………………….. 57 1.1 Tinjauan Kasus ……………………………………………….. 57 BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………….. 79 4.1 Pengkajian …………………………………………………….. 79 4.2 Interprestasi Data ……………………………………………… 102 4.3 Antisipasi Masalahdan Tindakan Segera ……………………… 103 4.4 Perencanaan ……………………………………………………. 104 4.5 Pelaksanaan ……………………………………………………. 105 4.6 Evaluasi ………………………………………………………... 109 BAB V PENUTUP ……………………………………………………….. 111` 5.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 111 5.2 Saran …………………………………………………………… 113 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
  • 10. x DAFTAR TABEL Tabel. 2.1. Progam dan kebijakan teknis masa nifas ………........…………14 Tabel 2.2 Involusi Uteri.................................................................................16
  • 11. xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Izin Permohonan Pengambilan Data Lampiran 2 : Surat Balasan Pengambilan Data serta Melakukan Asuhan Lampirab 3 : SAP Lampiran 4 : Liflet Lampiran 5 : Dokumentasi Lampiran 6 : Lembar Konsul
  • 12. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas ( puerpurium) di mulai setelah kelahiranplasenta dan berakhir ketika alat - alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas atau puerpurium di mulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah itu(Vivian Nanny Dewi dan Tri Sunarsih,2011, Hal:1). Pada permulaan nifas, apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak di kosongkan dengan sempurna, terjadi bendungan air susu.Payudara panas,keras,dan nyeri pada perabaan, serta suhu badan tidak naik. Puting susu mendatar dan ini dapat menyulitkan bayi untuk menyusu sehingga menyebabkan bendungan ASI (Ari Sulistyawati,2009:H.191) Salah satu kelainan atau keadaan abnormal payudara pada masa nifas adalah bendungan ASI ( Sarwono Prawiroharjo, 2010; h. 652). Penelitian terjadinya bendungan ASI di Indonesia terbanyak adalah pada ibu- ibu pekerja, sebanyak 16% dari ibu yang menyusui (Departemen kesehatan RI, 2006). Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi. ASImengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang 1
  • 13. 2 bayi dan sesuai dengan kebutuhan ( Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih 2013; h.22). Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, hanya 27,1% bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan sedangkan pemberian ASI pada bayi usia 0-1 bulan sebesar 50,8 %, antara usia 2-3 bulan sebesar 48,9 %, dan usia 7-9 bulan sebesar 4,5 %. Pemberian ASI ekslusif pada tahun 2012 lebih besar dari pada SDKI tahun 2007 (Mengutip KTI Diana Elpika, 2014). Berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari sarana kesehatan di Provinsi Lampung, tampak bahwa cakupan pemberian ASI Ekslusif pada tahun 2008 sebesar 48,05% dengan target 60,5% dan menurun pada tahun 2009 yaitu 30,06% dengan target 80% dari data tersebut tampak bahwa cakupan ASI Eksklusif di Provinsi Lampung belum mencapai target yang ditetapkan Provinsi (Mengutip KTI Diana Elpika, 2014). Sedangkan Pencapaian ASI Eksklusif di Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 adalah 69,04%. Hasil ini bila dibandingkan dengan target Nasional masih dibawah dari target yang di inginkan (80%) (Profil Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2011). Berdasarkan hasil Pre survey yang dilakukan di BPS Imelda Amd. Keb Bandar Lampung pada tanggal 08 April 2015 terdapat 2 ibu nifas dan di temukan 1 ibu yaitu Ny. D umur 17 tahun P1A0 3 hari post partum yang mengalami bendungan ASI. Dari hasil wawancara Ny.D mempunyai riwayat
  • 14. 3 pendidikan SMP dan belum mempunyai pengalaman serta belum mengetahui cara perawatan payudara, dan pencegahan bendungan asi. Berdasarkan latar belakang dan hasil prasurvey diataspenulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny.D usia 17 tahun P1A0 3 Hari Post Partum dengan Bendungan ASI di BPS Imelda Amd. Keb tahun 2015’’ 1.2 Rumusan masalah Dengan memperhatikan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny D Umur 17 Tahun P1A03 hari post partum dengan Bendungan ASI Di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015?” 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Penulis dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan Bendungan ASI BPS Imelda,Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Dapat menentukan pengkajian Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari post partum dengan
  • 15. 4 Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.2 Dapat menentukan interpretasi data Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A03 hari post partum dengan Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.3 Dapat menentukan identifikasi diagnosa/masalah potensial dan antisipasi penanganan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan Bendungan ASI BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.4 Dapat menentukan tindakan segera/kolaborasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari post partum dengan Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.5 Dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015. 1.3.2.6 Dapat melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A03 hari postpartum dengan Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015.
  • 16. 5 1.3.2.7 Dapat mengevaluasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. D Usia 17 Tahun P1A0 3 hari postpartum dengan Bendungan ASI di BPS Imelda, Amd. Keb Bandar Lampung Tahun 2015. 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Sasaran Sasaran dalam study kasus ini adalah Ny. D usia 17 tahun P1A0 3 hari post patum dengan bendungan ASI 1.4.2Tempat Tempat penelitian di lakukan di BPS Imelda, Amd. Keb Kampung Sawah Brebes, Bandar Lampung 1.4.3Waktu Dilaksanakan selama 6 hari dari tanggal 08 April sampai dengan 14 April 2015
  • 17. 6 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung dalam menerapkan ilmu dan sebagai acuan penelitian berikutnya 1.5.2 Bagi lahan praktek Sebagai bahan masukan dan bahan informasi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan masa nifas dan meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan pada kasus Bendunga ASI pada ibu nifas di BPS Imelda. Amd. Keb Bandar Lampung 1.5.4 Masyarakat khususnya Ny.D Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat khususnya Ny.D tentang bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan khususnya pada ibu nifas dengan masalah bendugan ASI mampu melakukan asuhan yang telah di berikan secara mandiri 1.5.5 Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang ibu nifas dengan Bendungan ASI dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan dilahan praktek
  • 18. 7 1.6 MetodologidanTeknikMemperoleh Data 1.6.1 Metode Penulisan Dalam penyusunan studi kasus ini penulis menggunakan metode penulisan deskriptif. Metode penelitian deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi didalam suatu populasi tertentu. Metodologi penelitian deskriptif juga dapat didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. (Soekidjo Notoatmodjo. 2012; h. 35). 1.6.2 Teknik memperoleh data 1.6.2.1 Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkan secara langsung. 1) Wawancara Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana penelitian mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) (SoekidjoNatoatmodjo, 2005: h.102) 2) Pengkajian Fisik Adalah suatu pengkajian yang dapat dipandang sebagai bagian tahap pengkajian pada proses keperawatan atau tahap pengkajian atau pemeriksaan klinis dari sistem pelayanan terintegrasi, yang prinsipnya menggunakan cara–cara yang sama dengan pengkajian fisik
  • 19. 8 kedokteran, yaitu inspeksi, palpasi, dan auskultasi ( Robert Prihardjo, 2006; h.2-3). 1.6.2.2 Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telahada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber Biro Pusat Statistik (BPS), bukulaporan, jurnal, dan lain-lain. 1) Study Pustaka Sumber informasi yang bukan dari tangan pertama, dan yang bukan mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau data tersebut. Misalnya informasi tentang program pelayanan kesehatan tersebut bukan langsung diperoleh dari Dirjen Yankes, tetapi dari sumber yang sudah kedua, ketiga, dan sebagainya. 2) Study Dokumentasi Adalah semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, yang ada di bawah tanggung jawab instansi resmi, misalnya laporan, statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik. (SoekidjoNotoatmodjo, 2005;h.62).
  • 20. 9 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 TINJAUAN TEORI MEDIS 2.1.1 NIFAS 2.1.1.1 Pengertian Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil).Masa nifas berlansung selama kira-kira 6 minggu (Ari Sulistyawati,2009;h.1). Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu.Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tidak hamil yang normal ( Ai yeyeh Rukiyah et all, 2011; h.2). 2.1.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk: a. Mendeteksi Adanya Perdarahan Masa Nifas Menghindarkan / mendeteksi adanya kemungkinan adanya perdarahan postpartum dan infeksi. Oleh karena itu, penolong persalinan sebaiknya tetap waspada, sekurang – kurangnya satu jam post partum untuk mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat lemah setelah melahirkan terlebih bila partus berlangsung lama. 9
  • 21. 10 b. Menjaga Kesehatan Ibu dan Bayinya Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis harus di berikan oleh penolong persalinan. Ibu di anjurkan untuk membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang dan baru membersihkan daerah sekitar anus. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan ibu untuk menhindari / tidak menyentuh daerah luka. c. Melaksanakan skrining secara komperhensif. Masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Pada hal ini seorang bidan bertugas untuk melakukan pengawasan kala IV yang meliputi pemeriksaan plasenta, pengawasan TFU, pengawasan konsistensi rahim, dan pengawasan keadaan umum ibu. Bila di temukan permasalahan, maka harus segera melakukan tindakan sesuai dengan standar pelayanan pada penatalaksanaaan masa nifas d. Memberikan Pendidikan Kesehatan Diri. Memberikan pelayanyan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Ibu- ibu postpartum harus di
  • 22. 11 berikan pendidikan mengenai putingnya gizi antara ibu menyusui, yaitu sebagai berikut. 1) Mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hari 2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. 3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari ( anjurkan ibu untuk minum sebelum menyusui) e. Memberikan Pendidikan Mengenai Laktasi dan Perawatan PayudaraYaitu sebagai berikut : 1) Menjaga Payudara tetap bersih dan kering 2) Menggunakan bra yang menyokong payudara 3) Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap di lakukan mulai dari putting yang tidak lecet 4) Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya bendungan ASI f. Konseling mengenai KB Bidan memberikan konseling mengenai KB, antara lain seperti berikut ini : 1) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang kurangnya 2tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada
  • 23. 12 mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak di inginkan 2) Biasanya wanita akan menghasilkan ovulasi sebelum ia mendapatkan lagi haidnya setelah persalinan. Oleh karena itu, penggunaan KB di butuhkan sebelum haid pertama untuk mencegah kehamilan baru. Pada umumnya metode KB dapat di mulai 2 minggu setelah persalinan 3) Sebelum menggunakan KB sebaiknya di jelaskan efektifitasnya, efek samping, untung ruginya, serta kapan metode tersebut dapat di digunakan 4) Jika ibu dan pasangan telah memilih metode KB tertentu, dalam 2 minggu ibu di anjurkan untuk kembali. Hal ini untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik ( Vivian Nany Lia Dewi,2011 h:2-3 ) 2.1.1.3 Tahapan Masa Nifas Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerpurium intermadial, dan remote puerperium. Dengan penjelasan sebagai berikut: a. Puerperium dini Pueperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu tetap diperbolehkan berdiri dan berjalan- jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
  • 24. 13 b. Puerperium intermedial Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat- alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu. c. Remote puerperium Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlansung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun- tahun ( Ari Sulistyawati, 2009; h.5). 2.1.1.4 Program dan Kebijakan Masa Nifas Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi.
  • 25. 14 Tabel 2.1 Progam dan Kebijakan Teknis masa Nifas Kunjungan Waktu Tujuan 1 6-8 jam Setelah Persalinan Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi rujukan bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil. 2 6 hari setelah persalinan Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau kelainan pascamelahirkan. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat. 3 2 minggu setelah persalinan Sama seperti di atas ( enam hari setelah persalinan ) 4 6 minggu setelah persalinan Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami atau bayinya. Memberikan konseling KB secara dini. ( Siti Saleha, 2009;hal:6 ) 2.1.1.5 Perubahan Fisiologis Masa Nifas a. Perubahan Sistem Reproduksi 1) Uterus a) Pengerutan rahim Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neurotic (layu/mati). Perubahan
  • 26. 15 ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU nya (tinggi fundus uteri) (1) Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat denganberat 1000 gram. (2) Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari di bawah pusat. (3) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis dengan berat 500 gram. (4) Pada 2 minggu post partum, TFU teraba di atas simpisis dengan berat 350 gram. (5) Pada 6 minggu postpartum, fundus uteri mengecil (tak teraba) dengan berat 50 gram (Ari Sulistyawati, 2009,hal.74). Involusi uterus terjadi melalui 3 proses yang bersamaan, antara lain : (a) Autolysis Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot uteri. Enzim proteolitik akan mendekatkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebarnya dari sebelum hamil.
  • 27. 16 (b) Atrofi jaringan Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai plepasan plasenta. (c) Efek oksitosin (kontraksi) Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segara setelah bayi lahir. Hal tersebut diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Horman oksitosin yang dilepas dari kelenjar hypopisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah, dan membantu proses homeostatis (Ari Sulistyawaty, 2009;hal.73). Table 2.2. Involusi Uteri Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi ( Vivian Nany Lia Dewi,2011,hal;57) Involusi TFU Berat Uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram 1 minggu Pertengahan pusat-simpisis 500 gram 2 minggu Tak teraba di atas simpisis 350 gram 6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram 8 minggu Sebesar normal 30 gram
  • 28. 17 b) Lochea Lochea adalah akskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desi dua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokhea mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokhea di bedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya : (1) Lohea rubra/merah Lochea ini keluar pada hari pertama sampai hari keempat masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekonium selama dua sampai tiga hari postpartum. (2) Lochea sanguinolenta Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlandir, serta berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum. (3) Lochea serosa Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karna mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 14 pasca persalinan. (4) Lochea alba Lochea alba adalah lochea yang terakhir. Lochea alba mengandung terutama cairan serum, jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit. Dimulai dari hari ke-14 sampai satu atau dua
  • 29. 18 minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel – sel desidua (Siti Saleha, 2009; h. 56). (5) Lochea Purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk (6) Locheastatis Pengeluaran lochea yang tidak lancar (Ari Sulistyawati, 2009:h.76) c) Perubahan pada serviks Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk serviks agak menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini di sebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks berbentuk semacam cincin 2) Vulva dan vagina Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina 3) Perinium Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya terenggang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari kelima, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian
  • 30. 19 tonus-nya, sekalipun tetap kendur daripada keadaan sebelum hamil (Ari Sulistyawati,2009;h.77-78). b. Perubahan Sistem Pencernaan Biasanya, ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadikosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan,kurangnya asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktifitas tubuhSupaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Jika tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia.Selain konstipasi, ibu juga mengalami anoreksia akibat penurunan dari sekresi kelenjarpencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yang menyebabkan kurang nafsu makan. c. Perubahan Sistem Perkemihan Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlansung.Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam postpartum. Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “deuresis”.
  • 31. 20 Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu (Ari Sulistyawati,2009;h.78-79). d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. e. Perubahan Sistem Endokrin Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut. 1) Oksitosin Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang.Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah pendarahan.Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali ke bentuk normal. 2) Prolaktin Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitary bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin, hormon ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu.
  • 32. 21 3)Estrogen dan Progesteron Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanismenya secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang meningkatkan volume darah.Di samping itu, progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah.Hal ini sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva, serta vagina ( Siti Saleha, 2009; h. 60). f. Perubahan Tanda-Tanda Vital 1) Suhu BadanSuhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20 C. sesudah partus dapat naik kurang dari 0,50 C dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 80 C. Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu ibu lebih dari 380 C . mungkin terjadi infeksi pada klien ( Siti Saleha, 2009: h.61). Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama pada masa nifas pada umumnya di sebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga di sebabkan karena istirahat dan tidur yang di perpanjang selama awal persalinan (Retna Eny Ambarwati et all,2008; h.138).
  • 33. 22 2) Nadi dan pernafasan Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit setelah partus.Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti keadaan semula ( Siti Saleha, 2009: h.61). Nadi Berkisar antara 60 - 80x/menit denyut nadi di atas 100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa di akibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebih (Ambarwati dkk,2008; h.138). Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali permenit.Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi (Ari Sulistyawati, 2009; h. 81). Normal frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 16 – 24 kali permenit, pada ibu post partum umumnya pernapasan lambat atau normal karna dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Bila pernapasan pada masa post partum lebih cepat kemungkinan adanya tanda – tanda syok (Ai Yeyeh Rukiyah, et all 2011; h. 69). 3) Tekanan darah Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinana tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada
  • 34. 23 perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartum dapat menandakan terjadinya pre-eklamsi postpartum (Vivian Nany Lia dewi et all, 2011; h.60). Pada beberapa kasus di temukan keadaan hipertensi post partum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan (Retna Eny Ambarwati,2008; h.139). Tekanan darah normalnya adalah sistolik 90 – 120 dan diastolnya 60–80 mmHg. Tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda preeklampsia post partum (Ai Yeyeh Rukiyah et all, 2011; h. 69). g. Perubahan Sistem Kardiovaskuler Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
  • 35. 24 h. PerubahanSistemHematologi Pada ibu masa nifas 72 jam pertama biasanya akan kehilangan volume plasma daripada sel darah, penurunan plasma ditambah peningkatan sel darah pada waktu kehamilan diasosikan dengan peningkatan hematoktir dan haemoglobin pada hari ketiga sampai tujuh hari setelah persalinan (Ai Yeyeh Rukiyah et all, 2011;h. 71) i. Perubahan Payudara Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologi, yaitu produksi susu dan sekresi susu atau let down..Selama Sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta lalu mengeluarkan hormon prolaktin.Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak, dan sakit.Sel-sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi menghisap putting, refleks saraf meransang untuk mengsekresi hormon oksitosin. Oksitosin merangsang reflek let down (mengalirkan), sehingga menyebabkan infeksi ASI melalui sinus aktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada putting. Ketika ASI dialirkan karena hisapan bayi atau dengan dipompa sel-sel acini terangsang untuk menghasilkan ASI lebih banyak.Refleks ini
  • 36. 25 dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama ( Siti Saleha, 2009;h.58). 2.1.1.6 Kebutuhan dasar ibu masa nifas a. Nutrisi dan cairan Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak dan vitamin serta mineralyang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kira-kira 8-12 gelas/hari (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,2008; h. 27). b. Ambulasi Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum terlentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya dalam 24-48 jam postpartum. Keuntungan (early ambulation) adalah sebagai berikut: 1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. 2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik. 3) Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya memandikan, mangganti pakaian dan memberi makan.
  • 37. 26 4) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia ( sosial ekonomis). Menurut penalitian-penelitian yang seksama, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak memengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka diperut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri. Early ambulation tentu tidak dibanarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dan sebagainya.Panambahan kegitan dengan early ambulation harus berangsur-angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera setelah bangun dibanarkan mencuci, memasak dan sebagainya ( Siti Saleha, 2009;h.71-73) c. Eliminasi 1) Buang air kecil Eliminasi di anggap normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4 jam post partum ( Vivian Nany Lia Dewi,2011). Ibu di minta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi jika kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk berkemih. Berikut ini sebab – sebab terjadinya kesulitan berkemih ( retensio urine) pada ibu postpartum. a) Berkurangnya tekanan intraabdominal b) Otot-otot perut masih lemah
  • 38. 27 c) Edema dan uretra 2) Buang air besar Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapatkan tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan serta kurangnya aktifitas tubuh ( Ari Sulistyawati, 2009; h. 78). d. Istirahat dan tidur Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya. Kurangnya istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian, misalnya : a) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan. c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. Bidan harus menyampaikan kepada pasien dan keluarga bahwa untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga harus dilakukan secara perlahan – lahan dan bertahap. Pasien juga perlu diingatkan untuk selalu tidur siang atau beristirahat selagi bayinya tidur. Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui
  • 39. 28 minimal 8 jam sehari yang dapat dipenuhi melalui istirahat siang dan malam ( Ari Sulistyawati, 2009; h. 103) Tidur Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur.Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan. (Retna EnyAmbarwati dan Diah Wulandari, 2010; h. 136) e. Aktivitas seksual Aktifitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan sau atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. 2) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu terrtentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
  • 40. 29 f. Latihan dan senam nifas Senam nifasadalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali.senam nifas bertujuan untuk: 1)Mempercepat penyembuhan 2) Mencegah timbulnya komplikasi 3) Memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar panggul dan otot perut Padasaat hamil, otot perut dan sekitar rahim, serta vagina telah teregang dan melemah. Latihan senam nifas dilakukan untuk membantu mengencangkan otot-otot tersebut.Hal ini untuk mencegah terjadinya nyeri punggung dikemudian hari danterjadinyakelemahan pada otot panggul sehingga dapat mengakibatkan ibu tidak bisa menahan BAK ( Vivian Nany Lia Dewi dan Tri Sunarsih, 2011; h.81) 2.1.1.7 PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI a. Anatomi Payudara Payudara yang matang adalah salah satu tanda pertumbuhan sekunder dari seorang perempuan dan salah satu organ yang indah dan menarik.Lebih dari itu, untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama
  • 41. 30 kehidupan, karena Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting. Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia yang mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram, dan saat menyusui 800 gram. Gambar. 2.1.1.7 Anatomi payudara 1) Letak : setiap payudara terletak pada sternum yang meluas setinggi kosta kedua dan keenam. Payudara ini terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada yang disangga oleh ligamentum sospensorium 2) Bentuk : bentuk masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas keketiak atau aksila 3) Ukuran : ukuran payudara berbeda pada setiap individu, juga tergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada yang lain.
  • 42. 31 a) Struktur Makroskopis Struktur makroskopis payudara adalah sebagai berikut (1) Cauda Aksilaris Adalah jaringan payudara yang meluas ke arah aksila. (2) Areola Adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi. Areola pada masing- masing payudara memiliki garis tengah kira-kira 2.5 cm. Letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. (3)Papila Mamae Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara, maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung- ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat-serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi , sedangkan otot-otot yang Longitudinal akan menarik kembali puting susu tersebut. Bentuk puting ada empat macam yaitu bentuk yang normal,pendek atau datar,
  • 43. 32 panjang dan terbenam (Vivian Nany Lia Dewi dan Tri Sunarsih, 2011; h. 7-9) b) Struktur Mikroskopis (1) Alveoli:Alveolus merupakan tempat air susu diproduksi. (2) Ductus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara beberapatubulus lactiferus. (3) Ampulla :bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan tempat menyimpan air susu. Letaknya di bawah areola (4) Lanjutan setiap duktus laktiferus :meluas dari ampula sampai muara papilla mammae (Vivian Nany Lia Dewi dan Tri Sunarsih, 2011; h. 9) b. Fisiologi Laktasi Proses ini timbul setelah plasenta lepas. Plasenta mengandung hormon penghambat prolaktin (hormon plasenta) yang menghambat pembentukan ASI setelah plasenta lepas, hormon plasenta tersebut tak ada lagi, sehingga susu pun keluar. Hormon hormon yang terlibat dalam pembentukan ASI adalah sebagai berikut: 1) Progesteron Mempengaruhi tumbuh dan ukuran alveoli. Kadar progesterone dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulus produksi ASI secara besar- besaran
  • 44. 33 2) Estrogen Menstimulus system saluran ASI untuk membesar. Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui 3) Prolaktin Berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan 4) Oksitosin Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam organisme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluaran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu (let- down/milk ejection reflex) 5) Human Placental Lactogen (HPL) Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalam pertumbuhan payudara, putting danareola sebelum melahirkan.Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.Namun, ASI juga bisa diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation)( Siti Saleha, 2009; h. 11-13).
  • 45. 34 2.1.1.8 Masalah Dalam pemberian ASI Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering diangap masalah pada anak saja. Dan hal ini akanmenjadi masalah menyusui pada masa nifas dini yaitu sebagai berikut: a. Puting Susu Lecet Puting susu lecet dapat disebabkan oleh trauma saat menyusui. Selain itu, dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. beberapa penyebab puting susu lecet adalah 1) Teknik menyusui yang tidak benar 2) Puting susu t erpapar oleh sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan puting susu 3) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu 4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue) 5) Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi puting susu lecet adalah: a) Cari penyebab puting lecet b) Selama puting susu distirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan,dan tidak di anjurkan
  • 46. 35 menggunakan pompa karena nyeri atau bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal atau lecetnya sedikit. c) Olesi puting dengan ASI akhir (hind milk), tidak menggunakan sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat membersihkan payudara. d) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam) e) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waaktu 2x24 jam. f)Cuci payudara sekali sehari dan tidak dibenarkan untuk mengunakan sabun. g) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai kalang payudara dan susukan secara bergantian di antara kedua payudara. h) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet dan biarkan kering i)Pergunakan bra yang menyangga. j)Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit k) Jika penyebab monilia, diberi pengobatan dengan tablet Nystatin ( Vivian Nany Lia Dewi dan Tri Sunar, 2011; h. 39-40)
  • 47. 36 b. Puting melesak (masuk ke dalam) jika puting susu melesak diketahui sejak hamil, hendaknya puting susu ditari-tarik dengan menggunakan minyak kelapa setiap mandi 2-3 kali sehari. Jika puting susu melesak diketahui setelah melahirkan, dapat dibantu dengan tudung puting (nipple hoot) ( Vivian Nany Lia Dewi dan Tri Sunarsih 2011;h.40) 2.1 Bendungan ASI 1) Pengertian Bendungan Air Susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. Bendungan ASI dapat terjadi karena adanya penyempitan duktus laktiferus pada payudara ibu dan dapat terjadi pula bila ibu memiliki kelainan puting susu ( misalnya puting susu datar, terbenam dan cekung). Sesudah bayi dan plasenta lahir, kadar estrogen dan progestron turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen, tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hypopisis. Hormon ini menyebabkan alveolus- alveolus
  • 48. 37 kelenjar mamma terisi dengan air susu, tetapi untuk mangeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Pada permulaan nifas apabila bayi belum mampu menyusun dengan baik, atau kemudian apabila terjadi kelenjar- kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu (Ai Yeyeh Rukiyah at all,2010;h.345) Umumnya ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan.Namun dipayudara sudah terbentuk kolostrum yang baik sekali untuk bayi, karena mengandung zat kaya gizi dan antibiotik pembunuh kuman ( Siti Saleha,2009;h.11). 2) Patofisiologi Sesudah bayi dan plasenta lahir, kadar esterogen dan progesteron turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin waktu hamil, dan sangat di pengaruhi oleh esterogen, tidak di keluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hypopisis anterior. Hormon ini mengaktifkan sel – sel kelenjar payudara untuk memproduksi air susu. Adanya isapan puting payudara oleh bayi akan merangsang keluarnya oksitosin dari kelenjar hipofisis posterior. Oksitosin memperngaruhi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi
  • 49. 38 alveolus payudara sehingga berkontraksi dan mengeluarkan air susu. Proses ini di sebut refleks let-down ( Sarwono prawiharjo,2008) Umumnya ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan, Namun di payudara sudah terbentuk kolostrum yang baik sekali untuk bayi, karena mengandung zat kaya gizi dan antibiotik pembunuh kuman ( Siti Saleha,2009) 3) Faktor-faktor penyebab Bendungan ASI a. Pengosongan mamae yang tidak sempurna (dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu yang produksi ASI-nya berlebihan, apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, dan payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI didalampayudara Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI). b. Faktor hisap bayi yang tidak aktif (pada masa laktasi, bila ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif menghisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI). c. Faktor menyusui bayi yang tidak benar ( teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada
  • 50. 39 saat bayi menyusu. Akibatnya ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI). d. Puting susu terbenam ( putting susu terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI). e. Puting susu terlalu panjang(putting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan meransang sinus laktiferus untuk megeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI (Ai Yeyeh Rukiyah et all,2010;h.346) 4) Tanda dan gejala bendungan ASI Ditandainya dengan : mamma panas serta keras pada perabaan dan nyeri, puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu, pengeluaran susu kadang terhalang oleh duktuli laktiferi menyempit payudara bengkak, keras, panas. Nyeri bila di tekan, warnanya kemerahan, suhu tubuh sampai 380 C(Ai Yeyeh Rukiyah et all 2010;h.346) 5) Pananganan Bendungan ASI Penanganan yang dilakukan adalah : a) Memakai kutang untuk menyangga payudara b) Pemberian analgetika
  • 51. 40 c) Menyusui segera dan lebih sering d) Kompres hangat e) Kosongkan payudara dengan pompa serta lakukan perawatan payudara( Sarwono Prawihardjo, 2010:h.625). Perawatan payudara : Perawatan payudara dilakukan atas indikasi, antara lain puting tidak menonjol atau bendungan payudara. Tujuanya adalah memperlancar pengeluaran ASI saat masa menyusui. Untuk pasca-persalinan, lakukan sedini mungkin , yaitu 1 sampai 2 hari dan di lakukan 2 kali sehari (Vivian Nany Lia Dewi dan Tri Sunarsih,201:h 29). Cara merawat payudara : (a)Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama bagian puting susu (b)Menggunakan BH yang menyokong payudara (c)Apa bila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar di sekitar puting di setiap kali selesai menyusui (d) Apa bila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan menggunakan sendok
  • 52. 41 (e)Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam. (Ari Sulistywati,2009:h.24-25) 2.2 TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN 2.2.1 Pengertian Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan,agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebgai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus terhadap klien. Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik (Soepardan, 2008; h. 96).
  • 53. 42 2.2.2 Langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney 2.2.2.1Pengumpulan Data Dasar ( Pengkajian) Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. a. Data Subjektif 1. Identitas pasien (a) Nama Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. (b) Umur Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. (c) Agama Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa. (d) Suku/bangsa Suku pasien dikaji untuk mengetahui adat dan kebiasaan sehari- hari.
  • 54. 43 (e) Pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya(Retna Nany Ambarwati,2010; h. 131- 132). (f) Pekerjaan Dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. (g) Alamat Untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan. 2. Keluhan utama Di kaji untuk mengetahui masalah yang di hadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mulas, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perinium 3. Riwayat kesehatan (a) Sekarang Data-data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinanadanya penyakit yang di derita pada saat ini yang adahubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
  • 55. 44 (b) Yang Lalu Data yang di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini. (c) Keluarga Data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatanpasien dan bayinya, yaitu bila ada penyakit keluarga yang menyertainya (Retna Nany Lia Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010; h.133) 4. Riwayat Perkawinan Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,2008;h.131-133) 5. Riwayat Kebidanan (a)Riwayat haid Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. 1) Menarche Usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanitaIndonesia pada usia sekitar 12- 16 tahun.
  • 56. 45 2) Siklus Jarak antara menstruasi yang di alami dengan menstruasiberikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23-32hari. 3) Volume Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstrusi yang di keluarkan. 4) Keluhan Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang di rasakan ketika mengalami menstruasi misalnya sakityang sangat, pening sampai pingsan,ataujumlah darah yang banyak. 5) Gangguankesehatanalat reproduksiAda beberapa penyakit organ reproduksi yang berkaitan erat dengan personal hygiene pasien atau kebiasaan lain yang tidak mendukung kesehatan reproduksinya. (Ari Sulistyawati, 2009; h. 112 – 113) (b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu. (c) Riwayat Persalinan sekarang Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak,keadaan bayi meliputi JK, BB, penolong persalinan.
  • 57. 46 Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpangaruh pada masa nifas saat ini. (d) Riwayat KB Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masanifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ar Sulistiawati dan Esti Nugraheni; h. 133-134) 6. Pola kebutuhan Sehari-hari (a) Pola Nutrisi Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan. (b)Eliminasi Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.Dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah harus berkemih. (c) Istirahat Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur.Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat
  • 58. 47 mempercepat penyembuhan (Retna Nany Lia Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010; h. 136) Pasien juga perlu diingatkan untuk selalu tidur siang atau istirahat selagi bayinya tidur. Kubutuhan istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam sehari yang dapat dipenuhi melalui istirahat siang dan malam (Ari Sulistyawati, 2009; h. 103) (d) Personal Hygine Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea. (e) Aktivitas Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari- hari.Pada pola iniperlu di kaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.Mobilisasi dini dapat mempercepat proses pengembalian alat- alat reproduksi (Retna Nany Lia Ambarwati dan Diah Wulandari,2010: h.137). 7. Riwayat psikososial Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak emosi/ psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup sering ibu menunjukkan depresi ringan beberapa hari setelah
  • 59. 48 kelahiran (Retna Nany Lia Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010; h. 135). b. Data Objektif Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis.Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi,palpasi,auskultasi,perkusidan pemeriksaan penunjang yang di lakukan secara berurutan (Ari Sulityawati,2009; h. 121) a) Pemeriksaan Umum Pemeriksaan yang dilakukan kepada pasien sebagai berikut: 1) Keadaan umum Data ini dapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan, hasil pengamatan yang di laporkan kriterianya baik atau lemah. Hasil pengamatan akan dilaporkan dengan kriteria baik jika pasien memperlihatkan respon yang baik dengan orang lain ataulemah jika pasien kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan dengan orang lain. 2) Kesadaran Untuk mendapatkan gambaran tentang ke sadaran pasien,kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan compos mentis(sadar penuh) sampai dengan koma
  • 60. 49 (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Ari Sulistyawati, 2009; h.121). 3) Tanda-tanda vital (a) Tekanan darah Untuk menilai sistem kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi, tekanan darah normalnya adalah sistolik 90 – 120 dan diastolnya 60 – 80 mmHg. Tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda pre eklampsia post partum (Ai Yeyeh Rukiyah et all, 2011; h. 69) (b) Nadi Untuk menilai sistem kardiovaskuler, denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali permenit. Setiap denyutnadi yang melebihi 100 kali per menit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi (Ari Sulistyawati, 2009; h. 81). (c) Suhu Normalnya suhu tubuh ibu setelah melahirkan dalam 1 hari (24 jam) postpartum akan naik sedikit (37,5° C - 38°C). Jika kenaikan suhu melebihi 380C maka waspada terhadap infeksi pospartum (Ari Sulistyawati, 2009; h. 80).
  • 61. 50 (d) Pernafasan Untuk mengetahui apakah ibu mengalami gangguan pernapasan atau tidak pada masa nifas, normal frekuensi pernapasan pada orang dewasa adalah 16 – 24 kali permenit, pada ibu post partum umumnya pernapasan lambat atau normal karna dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Bila pernapasan pada masa post partum lebih cepa kemungkinan adanya tanda – tanda syok (Ai Yeyeh Rukiyah et all, 2011; h. 69) (e) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi : pemeriksaan khusus ( terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) dan pemeriksaan penunjang yaitu laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya( Soepardan, 2008; h. 98). b) Pemeriksaan fisik 1) Kepala Kepala merupakan organ tubuh yang penting dikaji karena dikepala terdapat organ-organ yang sangat berperan dalam fungsi kehidupan. Inspeksi dengan memperhatiakan bentuk kepala terdapat benjolan atau tidak, nyeri tekan dan dan kebersihan kepala (Robert Priharjo, 2006; h. 47).
  • 62. 51 2) Wajah Untuk memeriksa adanya tanda eklampsia postpartum atau tidak, hal yang perlu diperiksa pada wajah yaitu bentuk, warna kulit, oedema pada muka atau tidak 3) Mata Untuk mengidentifikasi adanya tanda anemis dengan melihat konjungtiva, oedema pada kelopak mata atau tidak, ada kemerahan atau tidak. 4) Hidung Hidung dikaji denagan tujuan untuk mengetahui keadaan atau bentuk dan fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian dalam kemudian sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada polip dan kebersihannya. Pengkajian mulai mengamati bibir, gigi, gusi, lidah, selaput lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan palatum/langit-langit mulut kemudian faring. 5) Telinga Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dengan pemeriksaan daun telinga dan liang telinga engan menentukan bentuk, besar dan posisinya. Pemeriksaan liang telinga ini dapat dilakukan dengan bantuan otoskop. Pemeriksaan pendengaran dilaksanakan dengan bantuan
  • 63. 52 garfutala untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan pendengaran atau tidak. 6) Leher Untuk mengidentifikasi adanya infeksi traktus pernapasan, dengan melihat bentuk dan kesimetrisan, melakukan perabaan ada nyeri tekan pada kelenjar limfe atau tidak. 7) Payudara Untuk memeriksa apakah ada komplikasi postpartum atau tidak dengan melihat bentuk, warna, putting, lakuakn palpasi untuk mengetahui adanya pengeluaran dan ada atau tidak nyeri tekan. 8) Abdominal Untuk memeriksa kandung kemih, involusi uterus, pemeriksaan bising usus, dan pemeriksaan TFU. 9) Genetalia Untuk memeriksa perineum terhadap penyembuhan luka, pengeluaran lochea dan bau pengeluarannya. 2.2.2.2 Interpretasi Data untuk mengidentifikasi diagnose masalah Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah di kumpulkan. Dalam rangka ini data yang telah di kumpulkan diinterprestasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah.
  • 64. 53 Keduanya di gunakan karena beberapa masalah tidak dapat di selesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang di tuangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,2010:h.141) a) Diagnosa kebidanan Diagnosa dapat di tegakan yang berkaitan dengan paritas, anak hidup, dan keadaan nifas ( Retna EnyAmbarwati dan Diah Wulandari,2010;h.141) b) Masalah Permasalahan yang munculberdasarkan pernyataan pasien ( Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,2010;h.142 ) 2.2.2.3 Antisipasi Masalah Potensial Pada langkah ini diidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,2010;h.142)
  • 65. 54 2.2.2.4Tindakan Segera Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien(Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010; h. 143). 2.2.2.5Merencanakan Asuhan Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori yang up to date, serta divalidasikan dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien (Ari Sulistyawati, 2009;h.133) 2.2.2.6 Pelaksanaan Asuhan Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga. Mengarahkan dan melaksanakn rencana asuhan secara efesien dan aman (Retna Eny Ambarwati,2010;h.145).
  • 66. 55 2.2.2.7 Evaluasi Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah di lakukan bidan. Mengevaluasi keekfektifan dari asuhan yang di berikan, ulangi kembali proses asuhan yang sudah di laksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana (Retna Eny Ambarwati, 2010; h.147) 2.3 LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehuatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi: 1. Kewenangan normal : 2.3 Pelayanan kesehatan ibu 2.4 Pelayanan kesehatan anak 2.5 Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana 2. Kewenangan dalam menjalankan progam Pemerintah 3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi : 1. Pelayanan kesehatan ibu
  • 67. 56 a.Ruang lingkup 1) Pelayanan ibu nifas normal 2) Pelayanan ibu menyusui b. Kewenangan 1) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas 2) Fasilitas/pembimbing inisiasi menyusui dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171)
  • 68. 57 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.D UMUR 17 TAHUN P1A0 POST PARTUMHARI KE 3 DENGAN BENDUNGAN ASIDI BPS IMELDA Amd.Keb KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 Anamnesa oleh : PUTRI ARUM Tanggal : 08 April 2015 Pukul : 14.00 Wib 3.1 PENGKAJIAN 3.1.1 Data Subjektif 3.1.1.1Identitas Istri Suami Nama : Ny. D Tn. W Umur : 17 tahun 20 tahun Agama : Islam Islam Suku/bangsa : Jawa Cina Pendidikan : SMP SMA Pekerjaan : IRT Wiraswasta Alamat : Jl Pangeran Antasari,Gg puyuh Bandar lampung 3.1.1.2 Keluhan utama : Ibu mengatakan payudara terasa nyeri saat menyusui, penuh, dan keras sejak 1 hari post partum 57
  • 69. 58 3.1.1.3 Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Hipertensi : tidak ada DM : tidak ada Jantung : tidak ada Asma : tidak ada TBC : tidak ada b.Riwayat kesehatan dahulu Hipertensi : tidak ada DM : tidak ada Jantung : tidak ada Asma : tidak ada TBC : tidak ada c. Riwayat kesehatan keluarga Hipertensi : tidak ada DM : tidak ada Jantung : tidak ada Asma : tidak ada TBC : tidak ada 3.1.1.4 Riwayat perkawinan Status pernikahan : syah, 1 kali Lamanya pernikahan : kurang lebih 1 tahun
  • 70. 59 3.1.1.5 Riwayat Kebidanan a.Riwayat haid Menarche : 14 tahun Siklus : 28 hari Volume : 3 kali ganti pembalut dalam sehari Disminorhea : Tidak ada b. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu N o Tahun persalinan Tempat persalinan Umur kehamilan Jenis persalinan Penolong Penyulit Keadaan Ket Nifas Anak 1 2015 BPS Imelda 39 Minggu Spontan Bidan Tidak ada Baik Baik - c. Riwayat persalinan sekarang Jenis persalinan : Spontan Hari/Tgl : Minggu, 05 april 2015 Jam : Pukul 08.00 Wib JK : Perempuan PB : 47 cm BB : 3100 gram Keadaan bayi : sehat, tanpa cacat d. Riwayat KB : Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun 3.1.1.6 Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari a. Pola nutrisi Selama Hamil : Ibu makan 3x/hari, porsi cukup, dengan menu nasi, lauk (ikan, tahu, tempe, telur, daging, sayur (bayam,
  • 71. 60 kangkung, daun, singkong), minum susu 2x/hari, dan minum air ± 8 gelas/hari Selama Nifas : Ibu makan 3x/hari, porsi cukup, dengan menu nasi, lauk (tahu, telur, tempe), sayur (bayam, kangkung, katuk), minum air putih ± 8 gelas/hari b. Pola Eliminasi Selama Hamil:BAB 1x/hari, BAK 6-7x/hari, warna kuning jernih, bau khas. Selama Nifas : Ibu mengatakan belum BAB, BAK 4-5x/hari, warna kuning jernih, bau khas. c. Pola istirahat Selama Hamil : Ibu tidur siang ±1 jam/hari, tidur malam ±8 jam/hari, nyenyak, tidak ada keluhan d. Personal hygiene Selama Hamil : Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2 hari sekali, ganti baju 2x/hari, dan ganti celana dalam ketika terasa lembab Selama Nifas : Ibu mandi 1x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 2 hari sekali, ganti baju 1x/hari, dan ganti pembalut 3-4 x/hari e. Aktivitas Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
  • 72. 61 f. Pola seksual Selama Hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri 1x/minggu dengan hati-hati. Selama Nifas : Ibu mengatakan belum melakukan hubungan suami istri karena darah yang keluar masih banyak dan masa nifas belum selesai 7. Riwayat Psikososial Tanggapan ibu terhadap dirinya : senang Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya : Ibu mengerti tentang masa nifas 3.1.1.7 Pola seksual Frekuensi : belum melakukan hubungan seksual selama nifas Gangguan : tidak ada 3.1.1.8Psikososial Tanggapan ibu terhadap dirinya :Senang Tingkat pengetahuan ibu terhadap kondisinya : Ibu mengerti tentang masa nifas Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi : Keluarga senang dengan kelahiran bayi Pengambil keputusan : Suami
  • 73. 62 3.1.2 Data Objektif 3.1.2.1 Pemeriksaan umum Keadaan umum : baik Kesadaran : compos mentis Keadaan emosional : stabil TTV TD : 110 / 80 mmHg N : 80 x/menit S : 36,7 x/menit RR : 22x/menit 0 C 3.1.2.2 Pemeriksaan fisik a. Kepala Benjolan : tidak ada Nyeri tekan : tidak ada Kebersihan : bersih b. Wajah Simetris : Simetris Pucat : tidak pucat Oedema : tidak ada Mata Simetris : ya, kanan dan kiri Kelopak mata : tidak oedema Konjungtiva : merah muda Sklera : putih
  • 74. 63 b.Hidung Simetris : ya, kanan dan kiri Polip : tidak ada pembesaran Kebersihan : bersih c. Mulut Bibir : lembab Lidah : bersih Gusi : tidak ada pendarahan Gigi : ada caries d. Telinga Simetris : ya, kanan dan kiri Gangguan pendengaran : tidak ada e. Leher Tumor : tidak ada Pembesaran kel. Thyroid : tidak ada Pembesaran vena jugularis : tidak ada f. Payudara Simetris : ya, kanan dan kiri Pembesaran : ada, kanan dan kiri Putting susu : Lecet Aerola mamae : terdapat hiperpigmentasi Benjolan : Tidak ada Pengeluaran : Sedikit, colostrum Konsistensi : Keras
  • 75. 64 i. Abdomen Benjolan : tidak ada Konsistensi : keras Kantung kemih : kosong Uterus TFU : 3 jari di bawah px Kontraksi : baik j. Anogenital Labia mayora / minora : tidak terdapat luka Kelenjar bartholini : tidak ada pembesaran Pengeluaran vagina : lochea rubra Warna : merah kehitaman Perineum : ada luka jahitan Anus : tidak ada hemoroid k. Ekstrimitas Atas Oedema : tidak ada oedema Kemerahan : tidak ada Bawah Oedema : tidak oedema Kemerahan : tidak ada Varices : tidak ada Refleks patella : positif
  • 76. 65 3.1.2.3 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium a. Darah HB : tidak dilakukan Golongan Darah : tidak dilakukan b. Urine Protein : tidak dilakukan Glukosa : tidak dilakukan 3.1.2.4 Data Penunjang a. Riwayat persalinan sekarang 1. Ibu Tempat melahirkan : BPS Imelda Amd.Keb Penolong : Bidan Jenis persalinan : Spontan Lama persalinan : 10 jam Catatan waktu Kala I : 7 jam 20 menit Kala II : 30 menit Kala III : 10 menit Kala IV : 2 jam Ketuban pecah pukul : 06.30 WIB Plasenta : Lahir lengkap Hari/tanggal : Mingggu, 05 april 2015
  • 77. 66 Lahir plasenta : Pukul 8.30 Wib Berat : 500 Gram Panjang tali pusat : 50 Cm Perineum : Luka Jahitan 2. Bayi Lahir tanggal / pukul : 05April 2015 / 08.00 Wib Nilai apgar : 10 Jenis kelamin : Perempuan Cacat bawaan : Tidak ada Masa gestasi : 39 minggu
  • 78. 67 Matriks BAB III Tgl/Jam Pengkajian Interpretasi Data (Diagnose Masalah Dan Kebutuhan) DX Potensial/ Masalah Potensial Antisipasi/ Tindakan Segera Intervensi Implementasi Evaluasi 08 april 2015, pukul 14.00 wib DS: a. Ibu mengatakan ini persalinan yang pertama dan belum pernah keguguran. b.Ibu mengatakan melahirkan tanggal 05 April 2015 pkl 13.30 WIB c. Ibu mengatakan saat ini masih terasa penuh pada payudara disertai nyeri pada saat menyusui. DO: Keadaan umum: Baik Keadaan emosional: Stabil Dx : Ny.D usia 17 tahun P1A0 3 hari post partum dengan bendungan ASI Dasar: DS: a. Ibu mengatakan ini persalinan yang pertama dan belum pernah keguguran. b.Ibu mengatakan melahirkan tanggal 01 April 2015 pkl 13.30 WIB c.Ibu mengatakan saat ini payudaranya masih terasa Payudara bengkak a. Perawatan payudara 1.Beritahu hasil pemeriksaan 2.Beritahu ibu mengenai keluhan yang ibu rasakan 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini bahwa ibu dalam keadaan kurang baik, dengan hasil pemeriksaan yaitu TD : 110/80 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 37,8°C. 2.Memberitahu ibu mengenai keluhan yang ibu rasakan bahwa ibu mengalami bendungan ASI yaitu terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena yang diakibatkan dari pengosongan payudara yang tidak sempurna, factor hisapan bayi yang tidak aktif, factor menyusui bayi yang tidak benar, putting susu terbenam, putting susu lecet. Ini merupakan masalah yang tidak berbahaya bagi ibu namun jika tidak ditangani akan menyebabkan infeksi pada payudara. 1.Ibu sudah mengetahui tentang kondisinya saat ini 2.Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang dirasakan
  • 79. 68 Kesadaran: Compos mentis TTV, TD: 110/80 mmhg,N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, S: 37,8°C payudara: Simetris : kanan dan kiri Pembesaran : ada, kanan dan kiri Putting susu : lecet Aeorola mammae : tampak hiperpigmentasi Benjolan : tidak ada Pengeluaran : sedikit, colostrum Konsistensi : keras kanan dan di kiri abdomen TFU : tiga jari di bawah pusat anogenital Lochea:rubra Penuh disertai nyeri pada saat menyusui. DO: payudara: Simetris : kanan dan kiri Pembesaran : Ada,kanan dan kiri Putting susu : Lecet Aeorola mammae : Tampak hiperpigmenta si Benjolan : tidak ada Pengeluaran : sedikit, colostrum Konsistensi : keras abdomen TFU : tiga jari dibawah pusat, anogenital Lochea:rubra Masalah : Payudara terasa nyeri, penuh, dan 3.Cari penyebab bendungan ASI 4. Ajarkan kepada ibu cara perawatan payudara 5.Ajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar 3.Mencari penyebab bendungan ASI apakah bayi yang tidak mau menyusu,pengosongan ASI yang tidak sempurna,puting susu lecet atau karena kelainan pada puting susu 4.Mengajarkan kepada ibu cara perawatan payudara yaitu: a.Cuci tangan b. Usahakan ibu rileks dan pilih ruangan yang tenang dan nyaman c. Kompres payudara dengan air hangat selama 2 menit kemudian kompres kembali dengan air dingin selama 1 menit lakukan secara bergantian sebanyak 5 kali 5.Mengajarkan kepada ibu teknik menyusui yang benar yaitu : a. Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes b. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu c. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik 3. Dalam kasus ini ternyata pada kedua puting susu ibu terlihat lecet 4. Ibu sudah mengerti tentang perawatan payudara yag telah diajarkan 5. Ibu bersedia untuk menerapkan cara teknik menyusui yang benar dan cara menyendawakan bayi
  • 80. 69 keras Kebutuhan : a. Perawatan payudara b. Teknik menyusui c. Pengeluara n ASI menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi). d. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas e. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban putingsusu). f. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu g. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi
  • 81. 70 menghadap payudara h. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus. i. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan putting susu dan areolanya j. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi k. Menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sudut mulut bayi l. Setelah bayi membuka mulut(anjurkan ibu untuk mendekap dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan putting susu serta sebagian besar areola kemulut bayi) m. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
  • 82. 71 menyangga payudara lagi n. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui o. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah. p. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada putting susudan areola. Biarkan kering dengan sendirinya. q. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15 menit) atau Bayi ditengkurapkan dipangkuan
  • 83. 72 6.Ajarkan ibu tentang pengeluaran ASI 7.Beritahu ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas 6. Mengerjakan ibu cara pengeluaran ASI dengan cara : a.Letakan ibu jari dan dua jari lainya sekitar 1-1,5 cm dari areola b.Dorong kearah dada, hindari meregangkan jari bagi ibu yang payudaranya besar, angkat dan dorong ke arah dada c.Gulung dengan menggunakan ibu jari dan jari lainya secara bersamaan d.Gerakan ibu jari dan jari lainya hingga menekan gudang ASI hingga kosong. Jika di lakukan dengan rapat maka ibu tidak akan kesakitan pada saat memerah e.Putar ibu jari dan jari- jari lainya ke titik gudang ASI lainya.Demikian juga saat memerah payudara lainya, gunakan kedua tangan 7. Memberitahu pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas yaitu : demam tinggi, perdarahan vagina, nyeri perut hebat, sakit kepala parah, pembengkakan pada 6. Ibu mengatakan sudah mengerti cara melakukan pengeluaran ASI 7. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya masa nifas
  • 84. 73 8.Beritahu ibu tentang kebutuhan nutrisi 9.Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup wajah, jari dan tangan, betis tersa sakit dan bengkak, puting payudara berdarah, tubuh lemas, kehilangan nafsu makan tidak BAB selama 3 hari dan sakit pada saat buang air kecil, dan merasa sangat sedih 8. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi yaitu makan dengan diet berimbang yaitu protein, sumber protein(telur,ikan,tahu), karbohidrat (nasi, jagung, roti), mineral dan vitamin. 9. Menganjurkan ibu untuk istrhat yang cukup yaitu 7-8 jam pada malam hari dan 1- 2 jam pada siang hari karna bila ibu kurang istirahat akan mempengarui ibu dalam bebrapa hal antara lain mengurangi jumlah asi yangdiproduksi dan memperlambat proses involusi uteri. 8. Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisiya 9. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan ibu akan mengatur pola istirahatnya
  • 85. 74 11 april 2015 Pukul 10.00 WIB DS: 1.Ibu mengatakan ini persalinan yang pertama dan belum pernah keguguran. 2.Ibu mengatakan melahirkan tanggal 05 April 2015 pkl 13.30 WIB 3.Ibu mengatakan penuh pada payudara disertai nyeri pada saat menyusui sudah sedikit berkurang DO: TTV, TD: 110/70 mmhg, payudara: Simetris : Pembesaran : Ada kanan dan kiri Konsistensi : sedikit keras, Nyeri pada payudara Dx : Ny.D usia 17 tahun P1A0 post partum hari ke-6 dengan Bendunga Asi DS: 1. Ibu mengatak an ini persalinan yang pertama dan belum pernah kegugura n. 2. Ibu mengatak an melahirka n tanggal 05 april 2015 pkl 13.30 WIB 3. Ibu mengatak an saat ini penuh pada payudara disertai nyeri pada saat menyusui sedikit Payudara bengkak a.Perawatan payudara 1. Beritahu hasil pemeriksaa n 2. Tanyakan kembali kepada ibu tentang cara perawatan payudara 1. Beritahu hasil pemeriksaan yaitu ibu dalam keadaan baik, TD 110/80 mmH, nyeri pada payudara berkurang, konsistensi sedikit keras 2. Menanyakan kembali kepada ibu tentang cara perawatan payudara 1. Ibu tampak mengerti dengan hasil pemeriksaan 2. Ibu mengatakan telah melakukan perawatan payudara dan ibu telah melakukan perawatan payudara dengan cara: a. Ibu membuka pakaian atas b. Memberi kompres kapas yang diberi beby oil pada putting 2 menit c. Membersihkan putting susu dari kotoran d. Ibu mengompres payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian (hangan 2 menit, dingin 1menit e. Mengeringkan payudara dengan handuk f. Ibu menggunakan pakaian g. Cuci tangan
  • 86. 75 berkurang Pengeluaran : ada sedikit, abdomen TFU : pertengahan pusat dan simpisis, anogenital Lochea: sangluenta berkurang DO: TTV, TD: 110/70 mmhg, payudara: Simetris : ada kanan dan kiri Pembesaran : Ada kanan dan kiri, Konsistensi : sedikit keras,Nyeri berkurang Pengeluaran : ada sedikit, abdomen TFU : pertengahan pusat dan simpisis, anogenital Lochea: sangluenta Masalah : Payudara masih terasa sedikit nyeri, dan sedikit keras Kebutuhan: perawatan payudara 3. Tanyakan kembali kepada ibu tentang teknik menyusui yang benar 4. Tanyakan kembali kepada ibu tentang teknik pengeluaran ASI 5. Tanyakan kembali kepada ibu apakah ada tanda bahaya masa nifas 6. Tanyakan kembali pada ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi. 3. Menanyakan kembali pada ibu tentang teknik menyusui yang benar 4. Menanyakan kembali pada ibu tentang tenknik pengeluaran ASI 5. menanyakan kembali kepada ibu apakah ada tanda bahaya masa nifas 6. Menanyakan kembali pada ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi selama masa nifas seperti yang telah dijelaskan kemarin 3. Ibu telah melakukan teknik menyusui yang benar seperti yang telah diajarkan 4. Ibu telah melakukan teknik pengeluaran ASI seperti yang di ajarkan 5. Ibu mengatakan tidak ada tanda bahaya masa nifas dalam tubuhnya 6. Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, yaitu dengan nasi 1 porsi ditambah lauk dan sayur.
  • 87. 76 7. Tanyakan kembali pada ibu kebutuhan istirahat yang cukup 7. Menanyakan kembali pada ibu kebutuhan istirahat yang cukup 7. Ibu mengatakan kebutuhan istirahatnya sudah terpenuhi dan ibu tidur 7 jam/hari 14 April 2015 pukul 15.00 WIB S DS: 1. Ibu mengatakan ini persalinan yang pertama dan belum pernah keguguran. 2. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 05 April 2015 pkl 13..30 WIB 3. Ibu mengatakan payudara tidak penuh, tidak keras dan tidak merasakan nyeri saat menyusui. DO: TTV, TD: Dx : Ny.D usia 17 tahun P1A0 post partum hari ke-9 Masalah : tidak ada Kebutuhan: tidak ada Tidakada Tidak ada 1. 1. Beritahu tentang kondisi ibu saat ini 2. evaluasi kembali keadaan payudara ibu apakah sudah benar- benar tidak nyeri dan tidak teraba keras lagi 3. Evaluasi kembali apakah cara ibu menyusui sudah sesuai 1. Memberitahu kondisi ibu saat ini dengan hasil pemeriksaan Payudara sudah tidak mengalami bendungan ASI. 2. Mengevaluasi keadan payudara ibu apakah sudah benar-benar tidak nyeri dan tidak teraba keras lagi 3. Mengevaluasi kembali apakah cara menyusui sudah sesuai seperti yang telah di ajarkan 1.Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini 2. Pada saat di lakukan perabaan ternyata payudara ibu sudah terlihat tidak keras dan ibu tidak terasa nyeri saat menyusui bayinya 3. Ibu telah melakukan teknik menyusui yang benar seperti yang telah diajarkan
  • 88. 77 110/70 mmhg ,payudara: Simetris, Pembesaran : Ada kanan dan kiri, Konsistensi : lunak, tidak ada Nyeri tekan, Pengeluaran : ada, abdomen TFU : pertengahan pusat dan simpisis, anogenital Lochea: serosa seperti yang telah di ajarkan 4. Evaluasi kembali tentang menjaga nutrisi ibu 5. Evaluasi kepada ibu kebutuhan istirahat yang cukup 4. Mengevaluasi kembali ibu tentang menjaga nutrisi ibu 5. Mengevaluasi kembali pada ibu kebutuhan istirahat yang cukup 4. Ibu sudah mengerti dan bersedia menjaga kebutuhan nutrisi dengan baik dan sesuai, ibu makan makanan yang mengandung sayur hijau dan makanan lauk seperti tempe, tahu, ikan, ayam, daging dan minum 7-8 gelas /hari 5. Ibu mengatakan kebutuhan istirahatnya sudah terpenuhi dan ibu tidur 7 jam/hari
  • 89. 79 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PENGKAJIAN Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi data yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien ( Soerpadan, 2008:h.97) Pada pengkajian yang di lakukan untuk mengumpulkan data dasa tentang keadaan pasien pada Ny.D umur 17 tahun dengan bendungan ASI di dapatkan hasil yaitu sebagai berikut : 4.1.1 Data Subjektif 4.1.1.1 Nama a. Menurut teori : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari – hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan ( Retna Eny Ambarwati dan Diah Ambarwati,2010:h.131). b. Menurut kasus : Pada kasus ini pasien bernama Ny D c. Pembahasan : Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena pasien mempunyai nama Ny.D, dan dalam kehidupan sehari hari pasien juga dipanggil Ny. D
  • 90. 80 4.1.1.2 Umur a. Menurut teori : Dicatat dan (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010:h.131). b. Menurut kasus Pada kasus ini Ny. D berumur 17 tahun c. Pembahasan Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat kesenjangan karena pada tinjauan teori organ reproduksi di anggap matang umur 20 – 35 tahun. Sedangkan Ny.D berumur 17 tahun dan di anggap organ reproduksinya belum matang secara sempurna. 4.1.1.3 Agama a. Tinjauan teori Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,2010:h.132) b. Tinjauan kasus Dalam kasus ini Ny.D beragama islam c. Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.D beragama islam dan menganut kepercayaan sesuai agamanya.
  • 91. 81 4.1.1.4 Suku a. Tinjauan teori Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010:h.132) b. Tinjauan kasus Dalam kasus ini Ny.D berasal dari suku jawa c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena Ny.D berasal dari suku jawa dan dalam berbahasa sehari- hari menggunakan bahasa jawa dan indonesia. 4.1.1.5 Pendidikan a. Tinjauan teori Pengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010:h.132). b. Tinjauan kasus Pendidikan terakhir Ny. D adalah SMP c. Pembahasan Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. D berpendidikan terakhir SMA sehingga pada saat penulis memberikan konseling kepada ibu, ibu dapat mudah mengerti hal ini sejalan dengan teori, dimana menurut (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010). Pendidikan dapat
  • 92. 82 berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. 4.1.1.6 Pekerjaan a. Menurut tinjauan teori Pengkajian pekerjaan dilakukan untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini berpengaruh juga terhadap gizi pasien tersebut (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010;h.132). b. Tinjauan kasus Pekerjaan Ny.D sebagai Ibu rumah tangga c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan. Meskipun Ny. D hanya bekerja sebagai IRT namun pemenuhan nutrisi dan kebutuhan sehari-hari Ny. D terpenuhi di karenakan di dukung oleh penghasilan suami Ny.D yang bekerja sebagai wiraswasta. 4.1.1.7 Alamat a. Tinjauan teori Alamat klien ditanyakan guna mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010; h. 132).
  • 93. 83 b. Tinjauan kasus Alamat Ny.D berada di Jl Pangeran Antasari Gg. Puyuh No 51 Bandar lampung c. Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. D memiliki alamat rumah yang lengkap yaitu Jl. Pangeran Antasari Gg puyuh No 51 Bandar Lampung sehingga mempermudah dalam melakukan kunjungan rumah bila diperlukan. (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010). 4.1.1.8 Keluhan Utama a. Tinjauan teori Tanda dan gejala bendungan ASI antara lain dengan ditandainya dengan: mamae panas serta keras pada perabaan dan nyeri, puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusui, pengeluaran susu kadang terhalang oleh duktus laktiferi yang menyempit, payudara bengkak, keras, panas. Nyeri bila ditekan, warnanya kemerahan (Ai Yeye Rukiyah et all, 2010). b. Tinjauan kasus Pada kasus Ny. D mengatakan merasakan nyeri, panas, keras dan bengkak di payudaranya sejak kemarin. c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena sesuai dengan teori gejala yang dialami ibu adalah payudara penuh, terasa panas, berat dan keras, terlihat
  • 94. 84 mengkilat dan tidak kemerahan. ASI mengalir tidak lancar, dan payudara terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. 4.1.1.9 Riwayat kesehatan a. Tinjauan teori 1. Riwayat kesehatan yang lalu Riwayat kesehatan yang lalu diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM, hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini. Riwayat kesehatan keluarga diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya. 2. Riwayat kesehatan sekarang Data – data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang di derita pada saat ini yang ada hubunganya degan masa nifas dan bayinya (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari,2010:h.133) 3. Riwayat kesehatan keluarga Data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010:h.133)
  • 95. 85 b. Tinjauan kasus Pada kasus ini Ny. D tidak ada riwayat penyakit yang lalu, penyakit yang sedang diderita dan riwayat penyakit keluarga yang dapat mempengaruhi masa nifasnya. c. Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus karena Ny.D dan keluarganya di anggap sehat 4.1.1.10 Riwayat perkawinan a. Tinjauan teori Riwayat perkawinan perlu di kaji untuk mengetahui berapa kali menikah, status pernikahan syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologinya sehingga akan memperngaruhi proses nifas (Retna Eny Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010.133) b. Tinjauan kasus Dalam hal ini Ny. D dalam status perkawinan syah 1 kali c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjuan kasus tidak kesenjangan karena status pernikahan Ny. D syah dan menikah 1 kali sehingga tidak akan memperngaruhi proses nifas
  • 96. 86 4.1.1.11 Riwayat Kebidanan 1. Riwayat haid Menarche a. Tinjauan teori Usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12 sampai 16 tahun. b. Tinjauan kasus Dalam kasus ini Ny.D menarche pada usia 14 tahun c. Pembahasan Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan karena Ny.D mengalami menarche usia 14 tahun dan menurut teori usia pertama kali mengalami menstruasi. Untuk wanita Indonesia pada usia sekitar 12- 16 tahun. Siklus a. Tinjauan teori Jarak antara menstruasi yang di alami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23-32 hari b. Tinjauan kasus Dalam kasus Ny.D siklus menstruasinya adalah 28 hari. c. Pembahasan Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena siklus menstruasi Ny.D adalah 28 hari sedangkan menurut teori jarak antara menstruasi yang di
  • 97. 87 alami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan hari, biasanya sekitar 23-32 hari. Volume a.Tinjauan teori Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang di keluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan acuan kita gunakan kriteria banyak, sedang dan sedikit. Jawaban yang di berikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dalam beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari ( Ari Sulistywati, 2009 :181) b. Tinjauan Kasus Dari pernyataan Ny.D 3 sampai 4 kali ganti pembalut c. Pembahasan Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terjadi kesenjangan karena Ny. D selalu mengganti pembalut 3 sampai 4 kali sehari ganti pemnalut
  • 98. 88 2. Riwayat kehamilan, persalinan, dan niifas yang lalu a. Tinjauan teori 1. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifs yang lau Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus,jumlah anak,carapersalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu. 2. Riwayat persalinan sekarang Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB,BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami persalinan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini. b. Tinjauan kasus Dalam kasus ini Ny.D mengatakan baru hamil satu kali, melahirkan satu kali pada tanggal 05 april 2015, jenis kelamin bayinya perempuan, dalam keadaan sehat,PB 47cm, BB 3100gram, penolong bidan dan tidak ada kompliksi. c. Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus karena data yang di dapat dari Ny.D sesuai dengan pengkajian dan tidak terdapat komplikasi. 3. Riwayat KB a. Tinjauan teori Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, adakah keluhan selama menggunakan
  • 99. 89 kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini beralih ke kontrasepsi apa ( Retna Eny Ambarwat dan Diah Wulandari, 2010:134) b. Tinjauan kasus Dalam kasus ini Ny.D mengatakan dirinya belum pernah ber KB karena masih dalam masa nifas dan belum mendapatkan menstruasi c. Pembahasan Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.D baru pertama kali melahirkan anak pertamanya dan belum mendapatkan menstruasi 4.1.1.12 Nutrisi a. Tinjauan teori Pada masa nifas masalah diet perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat pertumbuhan ibu dan sangat memperngaruhi susunan air susu. Diet yang di berikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut : a) Mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hari b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, protein, dan vitamin yang cukup c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
  • 100. 90 d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pascapersalinan. e) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI (Siti Saleha,2009,hal 71-72) b. Tinjauan kasus Ny. D makan 3 kali sehari dengan menu 1 porsi nasi, sayur dan lauk pauk, minum air putih kurang lebih 8 gelas per hari c. Pembahasan Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus di atas tidak terdapat kesenjangan karena Ny. D dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan baik. 4.1.1.13 Pola Eliminasi a. Tinjauan teori Eliminasi di anggap normal bila dapat BAK spontan tiap 3-4 jam post partum. (Vivian Nany lia dewi, 2011) BAB di anggap normal setelah post partum yaitu 2-3 hari. b. Tinjauan kasus Pola eliminasi Ny.D sudah BAB yaitu 2 hari setelah melahirkan. c. Pembahasan Menurut tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena pola eliminasi Ny.D tidak ada hambatan, Ny.D telah dapat BAB yaitu 2 hari setelah melahirkan dan sesuai teori
  • 101. 91 BAB di anggap normal setelah post partum yaitu 2-3 hari (Saleha, 2009). 4.1.1.14 Istirahat a. Tinjauan teori Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan satu jam pada siang hari b. Tinjauan kasus Ny. D tidur malam 6 sampai 7 jam dan tidur siang 1 jam c. Pembahasan Menurut tinjauan teori dan kasus terdapat kesenjangan karena Ny.D hanya tidur malam selama 6 sampai 7 jam dikarenakan bayinya sering terbangun, sedangkan menurut teori istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam dan 1 jam pada siang hari. Sebelum nifas ibu biasanya tidur malam 7-8 jam dan siang 1 jam. Kurang istirahat akan mempengaruhu ibu dalam beberapa hal: mempengaruhi produksi ASI, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan ibu merawat bayinya. 4.1.1.15 Personal hygiene a. Tinjauan teori Data yang perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini akan memperngaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiaasan yang kurang baik dalam perawatan
  • 102. 92 kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat menberikan bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan diri dan bayinya sendini mungkin. Beberapa kebisaan yang di lakukan dalam perawatan kebersihan diri di antaranya adalah sebagai berikut : 1) Mandi Kita dapat menanyakan pada pasien beberapa kali mandi dalam sehari dan kapan waktunya ( jam berapa pagi dan sore) 2) Keramas Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli dengan kebersihan rambutnya karena mereka beranngapan keramas tidak begitu berpengaruh terhadap kesehatan. Jika kita menemukan pasien yang seperti ini maka kita harus memberikan pengertian kepadanya bahwa keramas harus selalu di lakukan ketika rambut kotor karena bagian kepala kotor merupakan sumnber infeksi. 3) Ganti baju dan celana dalam Ganti baju minimal sekali dalm sehari, sedangkan celana dalam minimal dua kali. Namun sewaktu waktu baju dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya di ganti tanpa harus menunggu waktu untuk ganti berikutnya. 4) Kebersihan kuku Kuku ibu harus selalu dalam keadaan pendek dan bersih. Kuku ini selain sebagai tempat yang mudah untuk berserangnya kuman sumber infeksi, juga dapat menyebabkan
  • 103. 93 trauma pada kulit bayi jika terlalu panjang. Kita dapat menanyakan pada pasien setiap berapa hari ia memotong kukunya atau apakah ia selalu memanjangkan kukunya supaya terlihat menarik ( Ari Sulistyawati,2012:185) b. Tinjauan kasus Ny.D menyatakan dapat melakukan kebersihan sesuai teori c. Pembahasan Tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan di mana Ny.D dapat melalukan kebersihan teori 4.1.2 Data objektif 4.1.2.1 Tanda-tanda vital 1. Tekanan darah a. Tinjauan teori 1. Tekanan darah Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadiya preeklamsi postpartum (Dewi, 2013:h.60) 2. Suhu badan Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20 c, sesudah partus dapat naek kurang dari 0,50 c dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 80 C.