SlideShare a Scribd company logo
1 of 229
Download to read offline
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny H
DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI DIAN S YUSUF
DESA GEDANGAN, GROGOL, SUKOHARJO
Laporan Tugas Akhir
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir dalam Menyelesaikan
Pendidikan DIII Kebidanan pada Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Surakarta
Disusun Oleh :
Desy Karunia Putri
NIM. P 27224012 135
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Tugas Akhir
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. H
DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI DIAN S YUSUF
GEDANGAN, GROGOL, SUKOHARJO
Oleh:
Desy Karunia Putri
NIM. P 27224012 135
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Tanggal,.........................
Pembimbing I
Anik Kurniawati, S.SiT,.M.Keb
NIP. 19810607 200604 2 003
Pembimbing II
Endang Suwanti, S.Pd., S.ST., M.Kes
NIP. 19550911 198101 2 001
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. H
DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI DIAN S YUSUF
GEDANGAN, GROGOL, SUKOHARJO
Oleh:
Desy Karunia Putri
NIM. P 27224012 135
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Pada tanggal : .........................
Penguji Utama
Suwanti, S.Si.T.
NIP. 19601119 197511 2 001
Anggota Penguji I
Anik Kurniawati, S.SiT,.M.Keb
NIP. 19810607 200604 2 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Surakarta
KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid
NIP: 19720406 199803 2 002
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini, saya :
Nama : Desy Karunia Putri
NIM : P 27224012 135
Program Studi : D-III Kebidanan
Angkatan : 2012-2013
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir saya yang berjudul :
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. H
DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI DIAN S YUSUF
GEDANGAN, GROGOL, SUKOHARJO
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Tanggal,.............................
Penulis
Desy Karunia Putri
NIM: P 27224012 135
RIWAYAT HIDUP
Nama : Desy Karunia Putri
Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 30 Desember 1994
Agama : Islam
Alamat : Gedongan RT 01/ RW 05 Bentakan, Baki,
Sukoharjo
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 01 Bentakan
2. SMP N 09 Surakarta
3. SMA N 04 Surakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny.H di Bidan Praktik Mandiri Dian S Yusuf desa
Gedangan, Grogol, Sukoharjo” dengan baik.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Surakarta
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bp. Satino, SKM, MScN selaku Direktur Politeknik Kesehatan Surakarta.
2. Ibu KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Surakarta
3. Ibu Sih Rini Handajani, M.Mid, Selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan
Poltekkes Surakarta
4. Ibu Anik Kurniawati, S.SiT,.M.Keb, selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
5. Ibu Endang Suwanti, S.Pd., S.ST., M.Kes, selaku Pembimbing II yang juga
telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Dian S Yusuf, Amd.Keb selaku Pimpinan Bidan Praktik Mandiri Dian S
Yusuf yang telah bersedia memberi ijin dan membantu penelitian ini.
7. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki
penulis.
8. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Surakarta yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi maupun
kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil
dalam terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Usulan Laporan Tugas Akhir ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Usulan Laporan Tugas
Akhir ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iii
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………….. iv
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. x
DAFTAR TABEL …………………………………………………........ xi
DAFTAR BAGAN …………………………………………………....... xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ……………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………… 4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan Fisiologis………………………………..……. 6
B. Persalinan Fisiologis...........………………………………. 22
C. Bayi Baru Lahir Fisiologis......……………………………. 52
D. Nifas Fisiologis......………………………………………. 60
E. Manajemen Asuhan Kebidanan.......................................... 73
F. Kerangka Teori………………………………………........... 122
G. Kerangka Teori Asuhan...................................................... 123
H. Kerangka Konsep................................................................ 124
BAB III METODE ASUHAN
A. Jenis Asuhan............……...........…………………….... 125
B. Lokasi dan Waktu ……………………………............... 125
C. Subyek Asuhan........... ………………………………… 125
D. Instrumen Asuhan............……………………………… 125
E. Teknik Pengumpulan Data …………………………….. 126
F. Trianggulasi Data …………………………………….... 127
G. Alat dan Bahan ……………………………………....... 128
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Partograf .................................................................................. 34
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Apgar Score Bayi Baru Lahir............................................. 53
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Teori....................................................................... 122
Bagan 1.2 Kerangka Teori Asuhan.......................................................... 123
Bagan 1.3 Kerangka Konsep.................................................................. 124
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Studi Kasus
Lampiran 2 Surat Jawaban Izin Survey
Lampiran 3 Surat Jawaban Izin Studi Kasus
Lampiran 4 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6 Inform Consent
Lampiran 7 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 8 Format Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Lampiran 9 Format Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Lampiran 10 Format Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Lampiran 11 Format Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
Lampiran 12 Kalender Kegiatan Pelaksanaan Studi Kasus
Lampiran 13 Satuan Acara Penyuluhan Perawatan Payudara
Lampiran 14 Satuan Acara Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan
Lampiran 15 Satuan Acara Penyuluhan Ketidaknyamanan Ibu Hamil
Lampiran 16 Satuan Acara Penyuluhan Senam Hamil
Lampiran 17 Satuan Acara Penyuluhan Gizi Ibu Hamil
Lampiran 18 Satuan Acara Penyuluhan Persiapan Persalinan
Lampiran 19 Satuan Acara Penyuluhan ASI Eksklusif
Lampiran 20 Satuan Acara Penyuluhan Imunisasi Dasar Bagi Bayi
Lampiran 21 Satuan Acara Penyuluhan KB Suntik Progestin
Lampiran 22 Lembar Observasi Persalinan Kala I
Lampiran 23 Lembar Observasi Persalinan Kala IV
Lampiran 24 Partograf
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan, persalinan, dan nifas adalah suatu rangkaian peristiwa
alamiah dan fisiologis yang akan di alami oleh setiap wanita sebagai calon
ibu, namun setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko
mengalami penyulit atau komplikasi (Kemenkes, 2010). Berdasarkan
pernyataan dari tersebut maka diperlukan asuhan kebidanan komprehensif
yang diberikan secara berkelanjutan (continuity of care) pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, dan nifas.
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir,
sampai pada nifas. Asuhan kebidanan ini meliputi pengkajian, menegakkan
diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan
tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu,
serta melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Asuhan
kebidanan yang komprehensif ini diharapkan mampu menjadikan wanita
hamil di Indonesia mendapatkan asuhan yang berkelanjutan dari tenaga
kesehatan yang memberikan asuhan, mampu menjamin kesejahteraan ibu dan
janin, serta mampu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2010 adalah 104,97 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat pada tahun 2011
AKI 116,01 per 100.000 kelahiran hidup, dan mengalami peningkatan lagi
pada tahun 2012 AKI menjadi 116,34 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Menurut Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo (2014) AKI di daerah Sukoharjo Jawa Tengah sebesar
98,86% pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 meningkat menjadi
AKI 100,47% dengan penyebab terbesar adalah Preeklampsia Berat (PEB).
Hal tersebut masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDG’s)
2015 yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 23 kelahiran hidup, sehingga
masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target
tersebut (Depkes RI, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah khususnya di daerah
Sukoharjo yang semakin meningkat perlu menjadi perhatian besar bagi
pemerintah pusat dan daerah serta tenaga kesehatan terutama bidan sebagai
pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak, sesuai dengan Permenkes
1464/X/Menkes/2010 pasal 10 yang menyebutkan bahwa kewenangan bidan
dalam menjalankan praktik adalah meliputi: pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana. Pelayanan kesehatan ibu harus diberikan secara
komprehensif pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan, selain itu untuk
meminimalkan AKI bidan harus mampu mendeteksi resiko tinggi kepada
setiap ibu hamil di wilayah kerjanya serta mampu melakukan pengawasan,
perawatan dan penatalakasanaan yang komprehensif kepada ibu hamil, ibu
bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Bidan
Praktek Mandiri Dian S Yusuf desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo didapatkan
data bahwa jumlah rata-rata ibu hamil yang periksa ke BPM Dian S Yusuf
per bulan adalah 30 Antenatal Care ( ANC ), ibu bersalin sebanyak 5 dan ibu
nifas sebanyak 5, sedangkan jumlah rata-rata rujukan per bulan adalah 3 kali
per bulan dengan penyebab rujukan tersering adalah karena Preeklampsia
Berat (PEB).
Mengingat pentingnya tenaga kesehatan terutama bidan dalam
penerapan asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin bayi baru lahir dan
nifas, hal tersebut yang melatarbelakangi penulis tertarik untuk melakukan
studi kasus melalui pendekatan asuhan kebidanan komprehensif dengan judul
”Studi Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. H di Bidan Praktik
Mandiri Dian S Yusuf desa Gedangan, Baki, Sukoharjo.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam
studi kasus ini adalah Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny. H di Bidan Praktik Mandiri Dian S Yusuf desa Gedangan, Grogol,
Sukoharjo?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Kebidanan Komprehesif dengan
penerapan manajemen kebidanan pada ibu hamil, bersalin, dan nifas di
Bidan Praktek Mandiri Dian S Yusuf desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data dasar, baik secara subyektif maupun
obyektif.
b. Melakukan analisa data sesuai dengan data dasar yang diperoleh,
meliputi diagnosa kebidanan dan atau masalah kebidanan bila
ditemukan.
c. Melakukan perencanaan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan.
d. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, efisien,aman, dan berdasarkan evidence based.
e. Melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang diberikan.
f. Melakukan pendokumentasian asuhan yang telah diberikan dengan
SOAP.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis:
Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai pertimbangan
masukan untuk menambah wawasan dan keterampilan secara langsung
dalam memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif.
2. Aplikatif:
a. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan
pembelajaran mahasiswa dalam pelaksanaan pemberian asuhan
kebidanan yang komprehensif pada praktek klinik.
b. Bagi Profesi
Untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui pendekatan
manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas secara
komprehensif.
c. Bagi Klien dan masyarakat
Mendapat pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif
yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
1. Definisi kehamilan
Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara
spermatozoa (sel mani) dengan sel telur (ovum) yang menghasilkan zigot
dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Manuaba (2010) menyatakan bahwa kehamilan merupakan
matarantai yang bersinambung mulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa
dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm.
Menurut Prawirohardjo (2011) masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kehamilan
merupakan peristiwa yang di mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan yang normalnya memakan waktu 280 hari.
2. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
Menurut Manuaba (2010) perubahan fisiologi pada kehamilan meliputi:
a. Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30
gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, hingga menjadi
seberat 100 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami
hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, karena
pertumbuhan janin.
b. Ovarium
Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.
c. Vagina dan vulva
Akibat pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva mengalami
hipervaskularisasi sampai hari ke-8 sehingga tampak lebih merah,
agak kebiruan (lividae) tanda ini disebut tanda chadwick, warna
portio pun tampak lividae. Ph vagina 3-6 sekresi meningkat sehingga
dapat mengubah keseimbangan asam basanya.
d. Payudara
Tumbuh-kembang mamae sebagai persiapan laktasi dipengaruhi oleh
hormon estrogen, progesteron dan sematomammotropin. Estrogen
mempengaruhi sistem saluran kelenjar mamae. Sematomammotropin
dan progesteron dapat menimbulkan perubahan : timbunan lemak
sekitar alveolus yang sering kali menimbulkan rasa sakit pada
mamae, hiperpigmentasi aerola, penonjolan puting susu dan
pembuluh darah sekitar mamae, namun ada juga puting susu yang
tidak menonjol disebut inverted nipple grade 3 yaitu: puting jenis ini
posisinya sangat tertarik ke dalam dan sulit untuk ditarik keluar
apalagi mempertahankan posisinya, yang paling sering adalah akibat
pendeknya (duktus laktiferus) atau saluran ASI yang merupakan
kelainan bawaaan. Menurut Krisnadi (2005) Penatalaksanaan pada
putting susu yang mengalami kelainan dapat diatasi dengan
perawatan payudara dan perasat Hoffman secara teratur dapat
dimulai pada usia kehamilan 3 bulan bila tidak ada riawyat abortus,
kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan
setelah 6 bulan dan bila masih belum berhasil dilakukan dengan
spuit modifikasi namun pada true inverted niple grade 3 perasat
Hoffman tidak dapat memperbaiki keadaan, harus dilakukan
tindakan pembedahan.
e. Sirkulasi Darah Ibu
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran
darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya
untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi
pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis.
f. Sistem Pernapaan
Terjadi hipersekresi oleh estrogen dan hiperventilasi oleh
progesteron sehingga dapat meningkatkan sensitivitas terhadap CO2
yang bermanfaat untuk menjaga kestabilan asam basa darah. Selain
itu P/CO2 ibu lebih rendah sedangkan P/O2 janin lebih rendah
sehingga memudahkan pertukaran gas O2 dan CO2 antara darah ibu
dan janin.
g. Sistem pencernaan
Biasanya terjadi kontipasi karena pengaruh hormone progesteron
yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena
adanya tekanan uterus membesar dalam rongga perut khususnya
saluran pencernaan, usus besar. Wasir (hemoroid) cukup sering pada
kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan
vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemoroid. Panas perut
(heart burn) terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastric ke
dalam esophagus bagian bawah. Sebagian perubahan tersebut hilang
setelah persalinan.
h. Sistem Perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi
pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing.
Hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga
pembentukan urine akan bertambah.
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deosit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophone stimulating hormone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprenalis. Hiperpigmentasi ini
terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, aerola mamae,
papila mamae, linea nigra, pipi (cloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.
j. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi semakin tinggi
untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.
4. Perubahan Psikologis pada Wanita Hamil
Menurut Varney (2007) perubahan psikologis pada wanita hamil adalah
sebagai berikut:
a. Trimester I
Akibat dari peningkatan hormon estrogen dan progesteron
mengakibatkan perubahan pada fisik sehingga banyak ibu hamil
yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Ibu biasanya akan selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan
bahwa dirinya hamil. Hasrat untuk melakukan hubungan seksual
berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, emosi, dan
interaksi termasuk takhayul tentang seks selam masa hamil, masalah
disfungsi seksual dan perubahan fisik pada wanita. Libido sangat
dipengaruhi keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar
dan nyeri.
b. Trimester II
Pada trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas
dari ketidaknyamanan kehamilan serta merasa terbiasa dengan kadar
hormon yang lebih tinggi. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang
merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti
yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
c. Trimester III
Pada trimester ini sering disebut sebagai periode penantian. Pada
periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari
dirinya, menjadi tidak sabar untuk melihat bayinya, perasaan tidak
menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya,
sehingga menempatkan wanita menjadi gelisah dan hanya bisa
melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejalanya. Ibu juga
mengalami proses berduka ketika ia mengantisipasi hilangnya
perhatian, dan hak istimewa khusus yang didapatkan selama hamil,
perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan
perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh tiba-tiba akan
mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Wanita akan
kembali merasakan katidaknyamanan fisik yang semakin kuat
menjelang akhir kehamilan sehingga membutuhkan dukungan yang
besar dan konsisten dari pasangannya termasuk dalam hal kebutuhan
seksual.
5. Ketidaknyamanan Kehamilan pada Trimester Ketiga
Menurut Pantiawati (2010) keluhan-keluhan selama kehamilan trimester
ketiga meliputi:
a. Sesak Nafas
1) Sikap tubuh yang benar
2) Tidur dengan bantal ekstra di kaki
3) Makan jangan terlalu kenyang porsi kecil tapi sering
4) Jika berlebihan pergi ke dokter
b. Insomnia
1) Istirahat usap-usap punggung
2) Minum susu hangat,mandi air hangat sebelum tidur
3) Topang bagian tubuh dengan bantal
c. Sering kencing
1) Batasi minum sebelum tidur
2) Latihan senam kegel
3) Jika kencing terasa sakit sepat pergi ke dokter
d. Kontraksi Brackton Hicks
1) Istirahat, pengurutan daerah betis
2) Usap-usap punggung
e. Kram pada kaki
1) Istirahat, pengurutan daerah betis
2) Selama kram kaki harus fleks
f. Oedem
1) Minum cukup
2) Memakai stocking
3) Istirahat paha dan kaki di tinggikan
4) Bila dengan cara diatas tidak hilang segera pergi ke dokter
g. Varises
1) Istirahat paha dan kaki diangkat 1 jam kurang lebih 2 kali sehari
2) Berdiri jangan terlalu lama
3) Memakai stocking
h. Haemoroid
1) Pencegahan agar feces tidak keras contoh makan sayuran
2) Duduk jangan terlalu lama
3) Posisi tidur miring
4) Kompres dingin/hangat
5) Obat suppositoria atas indikasi dokter
6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Menurut Prawirohardjo (2011) kebutuhan dasar ibu hamil terdiri dari:
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu
hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil
sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu
yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah
hal tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil
perlu:
1) Latihan napas melalui senam hamil.
2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.
3) Kurangi atau hentikan merokok.
4) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernafasan.
b. Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai
gizi bermutu tinggi. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan
hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup
cairan (menu seimbang), diantaranya:
1) Kalori
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil adalah 2300 kalori
dipergunakan untuk produksi energi.
2) Protein
Bila wanita tidak hamil,konsumsi protein yang ideal adalah 0,9
gram/kg BB/ hari, tetapi selama kehamilan dibutuhkan
tambahan protein hingga 30 gram/ hari. Protein yang dianjurkan
adalah protein hewani seperti daging, susu, telur, keju dan ikan
karena mengandung komposisi asam amino yang lengkap.
3) Mineral
Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan
makanan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu.
Hanya besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-
hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi
30 mg perhari dan pada kehamilan kembar atau wanita yang
sedikit anemic dibutuhkan 60-100 mg/ hari. Kebutuhan kalsium
bisa terpenuhi dengan minum susu, tapi bila ibu hamil tidak bisa
minum susu bisa diberikan suplemen kalsium dengan dosis 1
gram perhari.
4) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan
buah-buahan tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.
Pemberian asam folat dapat mencegah kecacatan pada bayi.
c. Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah payudara, daerah genitalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut
perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.
d. Pakaian
Pakaian hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan
yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang harus
diperhatikan dan dihindari yaitu sabuk dan stoking yang terlalu ketat
karena akan mengganggu aliran balik dan sepatu dengan hak tinggi
karena akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang. Payudara
perlu ditopang dengan bra yang memadai untuk mengurangi rasa
tidak enak karena pembesaran payudara.
e. Eliminasi (BAB/ BAK)
Ibu hamil dianjurkan untuk tidak menahan berkemih dan selalu
berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan
minum banyak air untuk meningkatkan produksi kandung kemih.
Akibat pengaruh progesterone, otot-otot tractus digestivus tonusnya
menurun, akibatnya motilitas saluran pencernaan berkurang dan
menyebabkan obstipasi. Untuk mengatasi hal tersebut ibu hamil
dianjurkan minum lebih 8 gelas dan sebaiknya diet yang
mengandung serat, latihan/ senam hamil dan tidak dianjurkan untuk
minum obat laxan.
f. Seksual
Selama kehamilan koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan.
Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, ada
riwayat abortus berulang, partus prematurus, ketuban pecah dan
serviks telah membuka.
g. Mobilisasi dan body mekanik
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/ aktivitas fisik seperti biasa
selama tidak terlalu melelahkan.
h. Exercise/ senam hamil
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara berjalan-
jalan di pagi hari, renang, olahraga ringan dan senam hamil. Senam
hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22 minggu yang
bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta
mengimbangi perubahan titik berat tubuh. Senam hamil dianjurkan
untuk ibu hamil tanpa komplikasi/ kelainan.
i. Istirahat/tidur
Kebutuhan istirahat/tidur pada malam hari kurang lebih 8 jam dan
istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam.
7. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil (Antenatal Care)
a. Pengertian
Menurut Saifuddin (2012), asuhan antenatal merupakan
cara untuk memonitor kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi
adanya komplikasi. Oleh karena itu, kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
b. Tujuan Asuhan Antenatal
Tujuan asuhan antenatal adalah sebagai berikut:
1) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan
bayi
2) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental, sosial ibu dan
bayi
3) Mendeteksi dini adanya ketidaknormalan selama hamil
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan
5) Mempersiapkan masa nifas berjalan normal, pemberian ASI
ekslusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga menerima kelahiran
bayi.
c. Manfaat Antenatal Care
Dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai
kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinanya
menurut Manuaba (2010).
d. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care
Menurut Manuaba (2010) jadwal pemeriksaan ANC meliputi:
1) Trimester I dan II
a) Setiap bulan sekali
b) Diambil data tentang laboratorium
c) Pemeriksaan ultrasonagrafi
d) Nasihat diet empat sehat lima sempurna
e) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari
terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus I.
2) Trimester III
a) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
b) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
c) Diet empat sehat lima sempurna
d) Pemeriksaan ultrasonografi
e) Imunisasi tetanus II
f) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan
trimester III
g) Rencana pengobatan
h) Nasihat tentang tanda persalinan
e. Kebijakan Program ANC
Menurut Depkes RI (2012) kebijakan program pemerintah
tentang ANC adalah meliputi frekuensi minimal 4 kali kunjungan
antenatal dan memenuhi standar 10 T.
1) Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan yang dikenal dengan K1-K4 sebagai berikut:
a) Minimal 1 kali pada trimester I (K1) hingga usia kehamilan
14 minggu, tujuannya :
(1) Kepastian Hamil
(2) Imunisasi TT
(3) Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Kehamilan
b) Minimal 1 kali di trimester II (K2) 14–28 minggu, tujuannya:
(1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya
(2) Penapisan preeklampsia, gemelli, dan infeksi
(3) Mengulang perencanaan persalinan
c) Minimal 2 kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36
minggu dan setelah 36 minggu sampai lahir, tujuannya :
(1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
(2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
(3) Memantapkan rencana persalinan
(4) Mengenali tanda-tanda persalinan
2) Standar minimal dalam pelayanan ANC meliputi 10 T, yaitu:
a) Timbang berat badan
b) Ukur (Tekanan) darah
c) Nilai status lingkar lengan (LILA)
d) Ukur (Tinggi) fundus uteri
e) Tentukan presentasi janin dan DJJ
f) Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
g) Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
h) Tes Laboratorium
i) Tes terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
j) Temu wicara
B. PERSALINAN
1. Pengertian Persalinan
Helen Varney mengatakan persalinan adalah rangkaian proses
yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini
dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
progresif pada serviks, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Varney,
2007).
Menurut Prawirohardjo (2011) persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir dengan presentasi belakang kepala, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Mochtar (2012) menyatakan bahwa persalinan merupakan
proses pengeluaran janin dan plasenta, yang dapat hidup di dunia luar,
dari rahim melalui jalan lahir atau jalan yang lainnya.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa persalinan adalah
rangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi dimulai dari kontraksi sejati
dan berakhir hingga keluarnya plasenta yang normalnya berlangsung
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu).
2. Bentuk-bentuk persalinan
Ada beberapa bentuk persalinan menurut Prawirohardjo (2011) meliputi:
a. Persalinan Spontan
Persalinan dikatakan spontan apabila persalinan berlangsung melalui
jalan lahir dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan Buatan
Salah satu jenis persalinan yang berlangsung menggunakan bantuan
alat atau tenga dari luar seperti vaccum, forceps maupun section
cesarea.
c. Persalinan Anjuran
Persalinan anjuran merupakan persalinan yang mendapatkan
kekuatan dari luar dengan cara memberikan rangsang misalnya
dengan pemberian prostaglandin.
3. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
Menurut Mochtar (2012) sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
adalah:
a. Teori penurunan hormon
Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron sekitar 1-
2 minggu sebelum partus. Progesteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim. Maka sebeb itu akan terjadi kekejangan
pembuluh darah yang dapat menimbulkan his jika kadar progesteron
turun.
b. Teori plasenta menjadi tua
Turunnnya kadar estrogen dan progesteron disebabkan penuaan
plasenta sehingga dapat terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal
tersebut akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Iskemia otot-otot rahim terjadi karena rahim yang membesar dan
meregang, sehingga dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Timbulnya kontraksi uterus dikarenakan ganglion servikale yang
digeser dan ditekan oleh kepala atau janin.
e. Induksi partus
Partus dapat juga ditimbulkan dengan :
1) Gagang laminari : beberapa laminaria dimasukkan dalam
kanalis servisis dengan tujuan merangsang pleksus
Frankenhauser
2) Amniotomi : pemecahan ketuban
Tetesan oksitosin : pemberian oksitosin melaluai tetesan perinfus.
4. Tanda-tanda persalinan
Manuaba (2010) menyatakan bahwa terjadinya persalinan ditandai
dengan:
a. Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek
b. Dapat terjadi pengeluaran berupa lendir atau lendir bercampur darah
c. Dapat disertai ketuban pecah
d. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks (perlunakaan
serviks, pendataran serviks, terjadi pembukaan serviks).
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Menurut Sumarah (2009) faktor-faktro yang mempengaruhi persalinan
sebagai berikut:
a. Passanger (janin)
Passanger adalah janinnya sendiri, bagian yang paling besar
dan keras pada janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala
dapat mempengaruhi jalan persalinan, kepala janin ini pula yang
paling banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat
membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup sempurna,
cacat atau akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah
lahir, maka bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.
b. Faktor Jalan Lahir (Passage)
1) Panggul Keras
Bagian ini dibentuk oleh 4 buah tulang, yaitu 2 tulang
pangkal paha (Os coxae) yang terdiri dari os ilium, os ischium
dan os pubis, 1 tulang selangkang (Os sacrum) dan 1 tulang
tungging (Os cocygis). Tulang panggul ini dipisahkan pintu atas
panggul menjadi 2 bagian, yaitu panggul palsu yaitu bagian di
atas pintu atas panggul dan tidak berkaitan dengan persalinan
serta panggul sejati yaitu bagian panggul yang berkaitan dengan
persalinan yang bentuknya menyerupai sumbu melengkung ke
depan. Sedangkan bidang Hodge merupakan bidang semu
sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan
(Penurunan kepala) melalui pemeriksaan dalam, yaitu Hodge I,
dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan
promontorium, Hodge II, sejajar dengan hodge I setinggi pintu
bawah panggul, Hodge III, sejajar dengan hodge I dan II
setinggi spina ischiadika kanan dan kiri serta Hodge IV, sejajar
dengan hodge I, II, dan III setinggi os cocygis (Prawirohardjo,
2011).
2) Panggul Lunak
Bagian ini tersusun atas segmen bawah rahim, serviks
uteri, vagina, muskulus dan ligamentum yang mengelilingi
dinding dalam dan dasar panggul, serta introitus vagina (Lubang
luar vagina) (Bobak, dkk, 2005).
c. Power His
Kekuatan yang mendorong janin saaat persalinan adalah
his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari
ligamen. Sifat his yang baik dan sempurna yaitu:
1) Kontraksi yang simetris
2) Fundus dominan, yaitu kekuatan yang paling tinggi berada di
Fundus uteri
3) Kekuatannya seperti gerakan memeras rahim
4) Setelah adanya kontraksi diikuti dengan relaksasi
5) Pada setiap his mengakibatkan terjadinya perubahan pada
serviks yaitu menipis dan membuka
d. Psikologis
Respon perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah
pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu
munculnya rasa bangga biasa melahirkan atau memproduksi
anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan yang
belum pasti“ sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi :
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual,
pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang
terdekat pada kehidupan ibu.
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
6. Tahapan persalinan
Menurut Sumarah (2009) tahapan persalinan dibagi menjadi :
a. Persalinan kala I
Adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0 (nol) sampai pembukaan lengkap (10cm). Proses ini
berlangsung kurang lebih 18-24 jam, pada primigravida berlangsung
12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Kala I terbagi
menjadi 2 fase:
1) Fase laten (8 jam) : pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm.
2) Fase aktif (7 jam) : pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan
10 cm.
Fase aktif di bagi menjadi 3 fase yaitu:
a) Fase akselerasi : pembukaan 3 cm jadi 4 cm,berlangsung 2
jam.
b) Fase dilatasi maksimal : pembukaan berlangsung sangat
cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, berlangsung 2
jam.
c) Fase deselerasi : pembukaan 9 cm jadi 10 cm, berlangsung
2 jam.
Berdasarkan kurve Friedman, ditemukan perbedaan
penambahan pembukaan antara primigravida dan multigravida,
yaitu :
1) Primi : penambahan pembukaan 1 cm / jam dan Mekanisme
membukanya serviks berbeda antara primigravida dan
multigravida. Pada primi yang pertama OUI (ostium Uteri
Internum) akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan
mendatar dan menipis. Baru kemudian OUE (Ostium Uteri
Eksternum) membuka.
2) Multi : penambahan pembukaan 2 cm / jam, pada fase laten, fase
aktif dan fase deselerasi terjadi lebih pandek. Pada multigravida
OUI sudah sedikit terbuka. OUI dan OUE serta penipisan servik
terjadi dalam saat yang sama.
b. Persalinan Kala II (pengeluaran)
Dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
c. Kala III (Pelepasan Uri)
Segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, selama kurang 30
menit.
d. Kala IV (Observasi)
Dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
7. Asuhan Persalinan dan Kelahiran bayi
Menurut JNPK-KR (2008) asuhan persalinan dan kelahiran bayi
meliputi:
a. Lima Benang Merah
1) Membuat Keputusan Klinik
2) Asuhan Sayang Ibu
3) Pencegahan Infeksi
4) Pencatatan ( Rekam Medik ) Asuhan Persalinan
5) Rujukan
b. Tujuan Asuhan Persalinan adalah :
Memberikan asuhan yang memadai guna mencapai
pertolongan persalinan yang bersih, aman dan lancar dengan aspek
sayang ibu dan sayang bayi.
c. Penatalaksanaan Asuhan Persalinan:
1) Manajemen kala I
Manajemen kala I meliputi :
a) Mengidentifikasi masalah
Bidan melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang
ditemukan
(1) Mengkaji riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan sekarang
dari mulai his, ketuban, perdarahan pervaginam bila
ada.
(2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik ibu meliputi keadaan umum,
pemeriksaan head to toe, dan vaginal toucher.
(3) Pemeriksaan janin
Kesejahteraan janin diperiksa dengan DJJ (denyut
jantung janin) yang meliputi frekuensi, irama, dan
intensitas.
(4) Menilai data dan membuat diagnosis
Diagnosis dirumuskan berdasar data yang ditemukan.
(5) Menilai kemajuan persalinan
Kemajuan persalinan dinilai dari pemeriksaan fisik dan
vaginal toucher.
(6) Membuat asuhan kebidanan kala I (Sulistyawati, 2014)
b) Pelaksanaan Asuhan kala I
Selama persalinan berlangsung perlu pemantauan kondisi
kesehatan ibu maupun bayinya. Hasil pemantauan dicatat
dalam partograf. Hal – hal yang perlu dipantau :
(1) Kemajuan persalinan
Memantau frekuensi, lamanya, dan kekuatan kontraksi
pada setengah jam sekali pada fase aktif. Melakukan
pemeriksaan vagina untuk mengetahui pembukaan
serviks, penipisan serviks, penurunan bagian terendah,
dan molase setiap 4 jam.
(2) Keadaan Ibu
Memantau tanda vital (tekanan darah setiap 4 jam, suhu
dan nadi setiap setengah jam), status kandung kemih,
dan pemberian makanan atau minuman.
(3) Keadaan janin
Memeriksa denyut jantung janin setiap setengah jam
pada fase aktif. Jika selaput ketuban pecah maka
memeriksa warna cairan (adanya mekonium),
kepekatan, jumlah cairan, dan molase. (Saifuddin,
2012).
c) Partograf
Partograf digunakan untuk memantau kemajuan persalinan
dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil
keputusan dalam penatalaksanaan. Bidan harus mencatat
kondisi ibu dan janin sebagai berikut:
(1) Mencatat denyut jantung janin setiap setengah jam
(2) Mencatat warna air ketuban setiap melakukan
pemeriksaan vagina dengan ketentuan :
(a) U : selaput utuh
(b) J : selaput pecah, air ketuban jernih
(c) M : air ketuban bercampur mekonium
(d) D : air ketuban bernoda darah
(e) K : tidak ada cairan ketuban atau kering
(3) Mencatat perubahan bentuk kepala janin (molding atau
molase)
(4) Mencatat pembukaan mulut rahim dinilai setiap 4 jam
dan diberi tanda silang (x).
(5) Mencatat penurunan kepala dengan tanda lingkaran (O)
pada setiap pemeriksaan dalam.
(6) Mencatat waktu untuk menunjukkan berapa jam waktu
yang telah dijalani sesudah pasien diterima.
(7) Mencatat jam yang sesungguhnya.
(8) Mencatat kontraksi setiap setengah jam.
(9) Jika memakai oksitosin, mencatat banyaknya oksitosin
per volume cairan infus dan dalam tetesan per menit.
(10)Mencatat semua obat lain yang diberikan.
(11)Mencatat nadi setiap 30 menit dan tandai dengan
sebuah titik besar.
(12)Mencatat tekanan darah setiap 4 jam dan tandai dengan
anak panah.
(13)Mencatat suhu badan setiap dua jam
(14)Mencatat protein, aseton, dan volume urin setiap Ibu
berkemih (Saifuddin, 2012).
Gambar 1.1 Partograf menurut World Healt Organitation (WHO)
2) Manajemen Kala II
a) Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan:
(1) Memanggil Ibu sesuai namanya, menghargai, dan
memperlakukan ibu sesuai martabatnya.
(2) Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan
diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut.
(3) Menjelaskan proses persalinan pada ibu dan
keluarganya.
(4) Menganjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan
rasa takut dan khawatir .
(5) Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan
kekhawatiran ibu.
(6) Memberi dukungan, membesarkan hatinya dan
menentramkan perasaan ibu beserta anggota keluarga
lainnya.
(7) Menganjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota
keluarga lain.
(8) Mengajarkan pada suami dan anggota keluarga
mengenai cara-cara bagaimana memperhatikan dan
mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran
bayinya.
(9) Melakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang
baik dan konsisten
(10)Menghargai privasi Ibu
(11)Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi
selama persalinan dan kelahiran bayi
(12)Mengajurkan ibu untuk minum cairan dan makan
makanan ringan bila ia menginginkannya
(13)Menghargai dan memperbolehkan praktik-praktik
tradisional yang tidak memberi pengaruh merugikan
(14)Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin
membahayakan seperti episiotomi, pencukuran dan
klisma
(10)Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera
setelah lahir.
(11)Membantu memulai memberikan ASI dalam satu jam
pertama setelah kelahiran bayi.
(12)Menyiapkan rencana rujukan.
(13)Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan
baik serta bahan-bahan, perlengkapan, serta obat-
obatan yang diperlukan. Siap untuk melakukan
resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi
(Prawirohardjo, 2011).
b) Asuhan Kala II
(1) Pemantauan Ibu
Ibu telah berada pada pembukaan lengkap dan siap
untuk melahirkan bayinya. Bidan melakukan
pemantauan meliputi:
a) Kontraksi
Kontraksi harus selalu dipantau selama kala II
persalinan. Mengontrol setiap 10 menit meliputi
frekuensi, lamanya, dan kekuatan.
b) Memantau kondisi Ibu yaitu memeriksa nadi dan
tekanan darah setiap 30 menit. Memantau respon
keseluruhan pada kala II yaitu keadaan dehidrasi,
perubahan sikap atau perilaku, dan tingkat tenaga
yang dimiliki.
c) Memeriksa detak jantung janin setiap 15 menit
atau lebih sering dilakukan dengan makin dekatnya
kelahiran. Memeriksa penurunan presentasi,
perubahan posisi janin dan warna cairan tertentu
(Saifuddin, 2012).
4) Kala III
c) Manajemen kala III
Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III
selesai secepat mungkin dengan melakukan langkah-
langkah yang memungkinkan plasenta lepas dan lahir lebih
cepat. Tujuan manajemen aktif kala III yaitu untuk
mengurangi kejadian perdarahan pasca melahirkan,
mengurangi lamanya kala III, mengurangi penggunaan
transfusi darah dan mengurangi menggunakan terapi
oksitosin. Komponen manajemen aktif kala III meliputi:
(1) Pemberian oksitosin intra muskuler segera setelah bayi
lahir (maksimal 2 menit)
(2) Tali pusat di klem
(3) Plasenta dilahirkan melalui peregangan tali pusat
terkendali dengan menahan fundus uterus secara
dorsokranial (arah ke atas dan ke belakang)
(4) Setelah plasenta dilahirkan, lakukan masase fundus
uterus secara sirkuler agar uterus tetap berkontraksi
dengan baik serta untuk mendorong keluar setiap
gumpalan darah yang ada dalam uterus (Sulistyawati,
2014).
4) Kala IV
a) Pemeriksaan kala IV
(1) Serviks
Indikasi pemeriksaan serviks:
(a) Aliran perdarahan pervaginam berwarna merah
terang dari bagian atas tiap laserasi yang diamati,
jumlahnya menetap atau sedikit setelah kontraksi
uterus
(b) Persalinan cepat atau presipitatus
(c) Manipulasi serviks selama persalinan , misalnya
untuk mengurangi tepi anterior.
(d) Dorongan maternal (meneran) sebelum dilatasi
maksimal
(e) Kelahiran pervaginam dengan tindakan , misalnya
ekstrasi vakum atau forcep
(f) Kelahiran traumatik, misalnya distosia bahu
(g) Pemantauan dan evaluasi lanjut kala IV
(2) Tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, respirasi dan
suhu. Selama satu jam pertama lakukan pemantauan
pada tekanan darah dan nadi setiap 15 menit dan pada
satu jam kedua lakukan selama 30 menit.
(3) Kontraksi uterus
Pemantauan kontraksi uterus dilakukan setiap 15 menit
selama satu jam pertama dan 30 menit selama satu jam
kedua.
(4) Lochea
Lochea dipantau bersamaan dengan masase uterus. Jika
uterus berkontraksi lebih baik maka aliran lochea tidak
akan terlihat banyak.
(5) Kandung kemih
Kandung kemih dipantau setiap 15 menit dalam satu
jam pertama, dan setiap 30 menit dalam satu jam
kedua. Kandung kemih yang penuh dapat
mengakibatkan atonia uterus, perubahan posisi uterus.
(6) Perineum
Perineum kembali dikaji dengan melihat adanya
edema, memar dan pembentukan hematom
(Sulistyawati, 2014).
g. Asuhan Persalinan Normal
1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II:
a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
dan/atau vaginanya
c) Perineum menonjol
d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
e) Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah
2) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
essensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanakan
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia menyiapkan
tempat yang datar dan bersih, 2 kain, 1 handuk bersih dan
kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
a) Menggelar kain diatas perut ibu
b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan suntik steril
3) Memakai celemek, penutup kepala, masker penutup mulut, dan
pelindung mata (kacamata) yang bersih dan nyaman
4) Melepaskan semua perhiasan dan jam tangan lalu mencuci
tangan di air mengalir dan bersih
5) Memakai sarung tangan steril
6) Memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik, pastikan tabung
suntik steril
7) Membersihkan vulva dan perineum menggunakan air matang
a) Menggunakan gulungan kapas atau kasa bersih,
membersihkan mulai dari bagian atas kearah bawah (dari
bagian anterior vulva kearah rektum) untuk mencegah
kontaminasi tinja
b) Meletakkan kain bersih di bawah bokong saat ibu mulai
meneran, dan menyediakan kain cadangan di dekatnya
c) Jika keluar tinja saat ibu meneran, jelaskan bahwa hal itu
sudah biasa.
d) Membersihkan tinja tersebut dengan dengan kain alas
bokong atau tangan yang sedang menggunakan sarung
tangan.
e) Mengganti alas bokong dan sarung tangan DTT. Jika tidak
ada waktu untuk membersihkan tinja karena bayi akan
segera lahir maka sisihkan dan tutupi tinja tersebut dengan
kain bersih.
f) Mengosongkan kandung kemih
8) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap bila selaput ketuban belum pecah maka
diperlukan tindakan amniotomi.
9) Mendekotaminasi sarung tangan dengan menyelupkan ke
larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik
dan rendam. Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
10) Memeriksa denyut jantung janin untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (120 – 160 kali/menit)
a) Mengambil tindakan yang sesuai prosedur jika DJJ tidak
normal
b) Mendokumentasikan hasil periksa dalam, DJJ, dan semua
hasil penilaian serta asuhan lain pada partograf.
11) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman dan
sesuai keinginannya. Menunggu hingga timbul keinginan untuk
meneran, memantau kondisi dan kenyamanan ibu dan janin, dan
dokumentasikan semua temuan yang ada
12) Menganjurkan keluarga ibu untuk membantu dan mendukung
usahanya yaitu menyiapkan posisi meneran.
13) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasakan
dorongan yang kuat untuk meneran :
a) Membantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman
b) Membimbing agar dapat meneran secara benar dan efektif
c) Mendukung dan memberi semangat pada saat meneran dan
perbaiki meneran jika caranya salah.
d) Memberikan cukup cairan dan memperbolehkan ibu untuk
berkemih sesuai kebutuhan.
e) Menganjurkan ibu untuk istirahat di antara kotraksi
f) Menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan dan
semangat kepada Ibu.
g) Menilai DJJ setiap 15 menit atau setelah kontraksi selesai
h) Melakukan stimulasi puting susu mungkin dapat
meningkatkan kekuatan dan kualitas kontraksi.
i) Segera rujuk jika bayi tidak lahir setelah 120 menit meneran
(primigravida), atau 60 menit meneran (multigravida)
14) Jika pembukaan sudah lengkap tapi ibu tidak ada dorongan
untuk meneran. Menganjurkan ibu untuk berjalan atau
mengambil posisi yang nyaman. Posisi berdiri dapat membantu
penurunan kepala bayi yang berlanjut dengan dorongan untuk
meneran. Mengajarkan cara bernapas yang benar selama
kontraksi berlangsung. Memantau kondisi ibu dan janin dan
mencatat semua dalam partograf.
15) Saat kepala bayi membuka vulva (5-6cm), meletakkan kain
bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong Ibu.
16) Menempatkan kain atau handuk bersih di atas perut ibu sebagai
alas tempat meletakkan bayi baru lahir.
17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali alat dan
bahan.
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19) Melindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih
dan kering), ibu jari salah satu perineum dan 4 jari tangan pada
sisi yang lain dan tangan lain pada belakan kepala bayi.
Menahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi
pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan
perineum.
20) Setelah kepala bayi lahir, meminta ibu untuk berhenti meneran
dan bernapas cepat. Memeriksa leher bayi apakah terlilit oleh
tali pusat. Jika ada lilitan tali pusat pada leher bayi cukup
longgar maka lepaskan lilitan tali pusat dengan melewati kepala
bayi. Jika lilitan tali pusat sangat erat maka jepit tali pusat
dengan klem pada 2 tempat dengan jarak 3 cm, kemudian
potong tali pusat diantara dua klem.
21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
22) Meletakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi,
meminta ibu meneran sambil menekan kepala kearah bawah dan
dan lateral tubuh bayi hingga bahu depan melewati simfisis.
Setelah bahu depan lahir, menggerakkan kepala ke atas dan
lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat
dilahirkan.
23) Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) ke
arah perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada
tangan tersebut. Menggunakan jari-jari tangan yang sama untuk
mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada sisi posterior
bayi pada saat melewati perineum.Selanjutnya menggunakan
tangan yang sama untuk mengendalikan siku dan tangan
posterior saat melewati perineum. Tangan bawah (posterior)
menopang samping lateral tubuh bayi saat lahir. Secara
simultan, tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan
memegang bahu, siku, dan lengan bagian anterior.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, melanjutkan penelusuran dan
memegang tubuh bayi ke bagian punggung, bokong, dan kaki.
Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara
kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan
ketiga jari lainnya.
25) Melakukan penilaian selintas
a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan?
b) Apakah bayi bergerak aktif ? Jika bayi tidak menangis,
tidak bernafas atau megap-megap, melakukan langkah
resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi
baru lahir)
26) Meletakkan bayi diatas kain atau handuk yang telah disiapkan
pada perut bawah ibu. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari
muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks. Mengganti handuk basah dengan
handuk / kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
28) Memberitahu ibu akan disuntikkan oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
IU IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira – kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah
distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama.
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat. Memegang tali pusat di
antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali
pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali
pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan
gunting desinfeksi tingkat tinggi atau steril.
32) Mengganti handuk basah dan selimuti bayi dengan selimut atau
kain yang bersih dan kering. Meletakkan bayi tengkurap di dada
ibu. Meluruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/
perut ibu. Mengusahakan kepala bayi berada di antara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu payudara ibu.
33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
34) Memindahkan klem tali pusat (penjepit untuk memotong tali
pusat saat kala dua) pada tali pusat sekitar 5-20 cm dari vulva.
35) Meletakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan
kain) tepat diatas simfisis pubis untuk mendeteksi kontraksi
uterus. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36) Setelah terjadi kontraksi uterus, menegangkan tali pusat dengan
satu tangan dan tangan lain (pada dinding abdomen) menekan
uterus ke arah lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial).
Melakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio
uteri. Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus
berkontraksi kembali untuk mengulangi kembali penegangan
tali pusat terkendali.
37) Saat mulai kontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat
menjulur) tegangkan tali pusat ke arah bawah, melakukan
tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan
korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah
lepas dan dapat dilahirkan.
a) Jika tali pusat bertambah panjang, memindahkan klem
hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan melahirkan
plasenta.
b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat memberi dosis ulangan oksitosin 10 unit IM,
melakukan keterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh,
meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan, mengulangi
penegangan tali pusat 15 menit berikutnya, dan jika plasenta
tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera melakukan plasenta manual.
38) Saat plasenta terlihat pada introitus vagina, melahirkan plasenta
dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang plasenta
dengan tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah
penampung. Karena selaput ketuban mudah robek, pegang
plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu. Melakukan
penarikan dengan lembut dan perlahan-perlahan untuk
melahirkan selaput ketuban. Jika selaput ketuban robek dan
tertinggal di jalan lahir saat melahirkan plasenta, dengan hati -
hati periksa vagina dan serviks dengan seksama. Menggunakan
jari-jari tangan atau klem DTT atau steril atau forcep untuk
keluarkan selaput ketuban teraba.
39) Setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus. Meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan
masase dengan gerakkan melingkar dengan lembut dan mantap
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). Melakukan
tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah
15 detik masase.
40) Memeriksa plasenta sisi maternal (yang melekat pada dinding
uterus) dan sisi fetal (yang menghadap ke bayi) untuk
memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh (tidak ada
bagian yang hilang), memasangkan bagian-bagian plasenta yang
robek untuk memastikan tidak ada bagian yang hilang.
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42) Memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam.
43) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu paling sedikit 1 jam.
a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Bayi cukup
menyusu pada satu payudara
b) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu.
44) Setelah satu jam, melakukan penimbangan/pengukuran bayi,
memberikan tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1
mg intra muskuler di paha kiri anterolateral.
45) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 memberikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
a) Meletakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-
waktu bisa disusukan
b) Meletakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum
berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan
memberikan sampai bayi berhasil menyusu.
46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
a) 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
c) Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai dengan penatalaksanaan atonia uteri.
47) Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi
48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam
kedua.
50) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernapas dengan baik (40 – 60 kali) serta suhu tubuh normal
(36,5 – 37,5 0C)
51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas
peralatan setelah kontaminasi.
52) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
53) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.
Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu
ibu memakai pakaian bersih dan kering.
54) Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkannya.
55) Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5
%.
56) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5
%, membalikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam
larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.
57) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang),
memeriksa tanda vital dan asuhan kala IV (JNPK-KR, 2008).
C. BAYI BARU LAHIR
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Menurut Saifuddin (2012) bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir
selama satu jam pertama kelahiran. Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
2. Antropometri Bayi Baru Lahir
Menurut Ladewig, dkk (2005), antropometri pada bayi baru lahir antara
lain :
a. Berat badan, rata-rata memiliki berat 3405 gram dengan kisaran
2500-4000 gram.
b. Panjang badan, rata-rata memiliki panjang 50 cm dengan kisaran 48-
52 cm. pertumbuhan panjang bayi adalah 2 cm per bulan pada 6
bulan pertama.
c. Lingkar kepala, rata-rata memiliki lingkar kepala 32-37 cm, kira-kira
2 cm lebih besar dari lingkar dada.
3. Penilaian Bayi Baru Lahir dengan Apgar Score
Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah bayi mengalami
asfiksia atau tidak, sehingga dapat diberikan tindakan yang sesuai dengan
kondisi bayi. Penilaian Apgar Score difokuskan pada warna kulit, denyut
jantung, gerak refleks, tonus otot dan usaha bernafas bayi.
Tabel 1.1 Nilai Apgar Score Bayi Baru Lahir
Tanda 0 1 2
Appearance
Color
(Warna Kulit)
Pulse (Denyut
Jantung)
Grimace
(Refleks)
Actifity (Tonus
Otot)
Respiration
(Usaha
Bernapas)
Pucat
Tidak ada
Tidak ada
Lumpuh
Tidak ada
Tubuh
kemerahan,
ekstremitas
biru
< 100 ×/menit
Sedikit
gerakan mimic
Ekstremitas
sedikit fleksi
Lemah, tidak
teratur
Seluruh
tubuh
kemerahan
˃ 100 ×/menit
Menangis,
batuk atau
bersin
Gerakan aktif
Menangis
kuat
Sumber : Mochtar ( 2012 )
Klasifikasi klinik nilai Apgar adalah nilai 0-3 merupakan asfiksia berat,
nilai 4-6 merupakan asfiksia ringan sampai sedang dan 7-10 merupakan
bayi normal ( Mochtar, 2012 ).
4. Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir
a. Pernapasan
Setelah bayi lahir, pertukaran gas terjadi pada paru-paru (Setelah tali
pusat dipotong). Menurut Cunningham, dkk (2005), rangsangan
gerakan pernapasan pertama kali pada bayi baru lahir disebabkan
oleh :
1) Tekanan mekanis pada dada ketika melalui jalan lahir yang
mendorong cairan dari saluran napas, paru-paru mengembang
dan rongga dada kembali pada bentuk semula.
2) Berkurangnya oksigen dan penimbunan karbondioksida.
3) Stimulasi fisik, seperti memegang bayi sewaktu kelahiran dan
resusitasi.
b. Peredaran Darah
Saat tali pusat diklem, sistem bertekanan rendah yang berada pada
unit janin plasenta terputus sehingga berubah menjadi sistem
sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi dan berdiri sendiri serta tahanan
pembuluh darah sistemik meningkat. Peningkatan tahanan pembuluh
darah dan tarikan nafas pertama terjadi secara bersamaan. Oksigen
dari napas pertama menyebabkan sistem pembuluh darah berelaksasi
dan terbuka sehingga paru-paru menjadi sistem bertekanan rendah.
Kombinasi peningkatan tekanan sirkulasi sistemik dan menurun
dalam sirkulasi paru-paru menyebabkan perubahan tekanan aliran
darah dalam jantung. Tekanan akibat peningkatan aliran darah di sisi
kiri jantung menyebabkan foramen ovale menutup, duktus
asteriousus yang mengalirkan darah teroksigenasi ke otak janin kini
tidak diperlukan. Darah yang tidak kaya oksigen masuk ke jantung
bayi menjadi teroksigenasi sepenuhnya di dalam paru, kemudian
dipompakan ke seluruh bagian tubuh (Varney, 2007).
c. Saluran Pencernaan
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna sumber makanan dari luar terbatas. Bayi baru lahir kurang
mampu mencerna protein dan lemak dibandingkan orang dewasa.
Absrobsi karbohidrat relative efisien tetapi tetap kurang efisien jika
dibanding dengan orang dewasa. Kemampuan bayi baru lahir efisien
dalam mengabsorbsi monosakarida seperti glukosa, asalkan jumlah
glukosa tidak terlalu banyak. Kapasitas lambung pada bayi tersebut
cukup terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan.
d. Metabolisme
Pada saat tali pusat diklem, bayi baru lahir harus menemukan cara
untuk mempertahankan keseimbangan glukusa yang esensial bagi
fungsi otak neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa
darah turun dalam waktu yang singkat (1-2 jam setelah kelahiran).
Penelitian pada bayi baru lahir cukup bulan yang sehat menemukan
bahwa kadar glukosa fisiologis terjadi pada 1-1,5 jam setelah bayi
lahir dan akan stabil dalam 3-4 jam. Oleh karena itu, bayi baru lahir
sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah
lahir ( Varney, 2007).
e. Suhu
Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stres
fisik akibat perubahan suhu di luar kandungan. Bayi baru lahir dapat
kehilangan panas melalui 4 mekanisme, yaitu konveksi, konduksi,
radiasi dan evaporasi. Oleh karena itu, menjaga kehangatan bayi
baru lahir sangatlah penting untuk mencegah terjadinya komplikasi
dan kematian bayi. Kehangatan itu dapat dijaga dengan cara segera
mengeringkan bayi, mengganti kain atau selimut yang basah,
mengatur suhu ruangan kelahiran (24° C), menghangatkan dahulu
area resusitasi bayi baru lahir, menunda memandikan bayi,
menjauhkan bayi dari jendela, dinding luar atau pintu keluar serta
mempertahankan kepala bayi agar tetap tertutup dan badannya
dibedong dengan baik selama 48 jam (Varney, 2007).
f. Sistem Ginjal
Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal
dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah
menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak
matur sehingga dapat kehilangan natrium dalam jumlah besar dan
ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak dapat
mengonsentrasikan urine dengan baik. Pada 48 jam pertama, bayi
baru lahir mengekskresikan sedikit urine, yaitu 30 – 60 ml (Varney,
2007).
5. Refleks pada Bayi
Beikut adalah uraian beberapa refleks yang akan dijumpai pada bayi
menurut Hidayat dan Uliyah (2008) adalah sebagai berikut :
a. Neck righting, bayi diletakkan dalam posisi terlentang dan coba
menarik perhatian bayi pada satu sisi maka bahu dan badan
kemudian pelvis akan berotasi ke arah dimana bayi diputar.
b. Tonic neck, kepala bayi diputar dengan cepat ke satu sisi maka bayi
melakukan perubahan posisi dengan lengan dan tungkai ekstensi ke
arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan.
c. Startle, bayi diberi stimulus berupa tepuk tangan yang keras maka
bayi akan mengekstensi dan memfleksi lengan dan tangan tetap
rapat.
d. Babinski, bayi distimulasi dengan cara menggores telapak kaki
sepanjang tepi luar dan dimulai dari tumit. Respons bayi
menunjukkan jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi.
e. Merangkak, bayi diletakkan tengkurap di atas permukaan yang rata
lalu bayi akan memberikan respons berupa bayi membuat gerakan
seperti merangkak pada lengan dan kakinya.
f. Menari atau melangkah, bayi dipegang sehingga kakinya sedikit
menyentuh permukaan yang keras maka kaki bayi akan bergerak ke
atas dan ke bawah bila sedikit disentuhkan ke permukaan keras.
g. Ekstruasi, bayi distimulasi dengan menyentuh lidah dengan ujung
spatel lidah maka lidah bayi ekstensi ke arah luar bila disentuh.
h. Galant’s, dilakukan dengan cara menggores punggung bayi
sepanjang sisi tulang belakang dari bahu sampai bokong. Respons
yang muncul pada bayi adalah punggung bayi bergerak ke arah
samping.
Sedangkan menurut Ladewig, dkk (2005), bayi juga memiliki refleks
berupa :
a. Refleks morro, yaitu didapat dengan cara memberikan isyarat pada
bayi dengan satu teriakan kencang atau gerakan yang mendadak.
Dan respon bayi baru lahir berupa menghentakkan tangan dan kaki
lurus ke arah luar sedangkan lutut fleksi. Tangan kemudian akan
kembali ke arah dada seperti posisi dalam pelukan, jari-jari nampak
terpisah membentuk huruf C dan bayi mungkin menangis.
b. Refelks rooting, sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala
meoleh ke arah sentuhan.
c. Refleks mengisap, timbul bersama-sama dengan rangsangan pipi
untuk menghisap puting susu ibu dan menelan ASI.
d. Refleks menggenggam, dilakukan dengan cara menstimulasi telapak
tangan bayi dengan sebuah objek atau jari pemeriksa dan respon bayi
berupa menggenggam dan memegang objek tersebut dengan erat.
6. Asuhan Bayi Baru Lahir
Menurut Bobak, dkk (2005), asuhan bayi baru lahir meliputi :
a. Membersihkan jalan napas, jika bayi baru lahir tidak menangis,
penolong harus segera membersihkan jalan napas bayi. Bila setelah 1
menit tidak bisa bernapas spontan maka harus dilakukan tindakan
resusitasi.
b. Memotong dan merawat tali pusat, sebelum tali pusat dipotong,
penolong harus memastikan bahwa tali pusat diklem dengan baik
guna mencegah terjadinya perdarahan.
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi, bayi baru lahir belum mampu
mengatur suhu tubuh sehingga membutuhkan pengaturan suhu dari
luar agar bayi tetap hangat.
d. Memberikan vitamin K, untuk mencegah terjadinya perdarahan
karena defisiensi vitamin K maka semua bayi baru lahir normal
diberi vitamin K secara intramuscular dengan dosis 1 mg.
e. Pencegahan infeksi, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi
sehingga diperlukan pencegahan infeksi. Upaya pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir adalah :
1) Pencegahan infeksi pada tali pusat, dengan cara membiarkan tali
pusat tetap terbuka, mengering dan hanya dibersihkan dengan
air bersih setiap hari.
2) Pencegahan infeksi pada kulit, meletakkan bayi di atas dada ibu
agar terjadi kontak langsung sehingga terjadi kolonisasi
mikroorganisme yang ada di kulit dengan mikroorganisme ibu
yang cenderung bersifat nonpatogen. Selain itu, zat antibody
yang terkandung dalam ASI dapat meminimalisasi terjadinya
infeksi pada kulit.
3) Pencegahan infeksi pada mata, dalam merawat mata bayi baru
lahir harus cuci tangan dahulu, membersihkan kedua mata
dengan kapas bersih serta air hangat, kemudian memberikan
saleb atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir
(Tetrasiklin 1 %, Eritromisin 0,5 % atau Nitras Argensi 1 %).
4) Imunisasi, merupakan suatu cara memproduksi imunitas aktif
buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan
cara memberikan suatu zat dalam tubuh melalui penyuntikan
atau secara oral sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
D. NIFAS
1. Pengertian Nifas
Menurut Suherni (2009) nifas adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu
berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan
dengan kandungan yang mengalami perubahan.
Menurut Sukarni (2013) masa nifas (puerpurium) dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Vivian (2011) menyatakan
bahwa masa nifas atau peurpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari), setelah kelahiran bayi dan
pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu periode pemulihan kembali
kondisi fisik dan psikologisnya yang diharapkan pada periode 6 minggu.
2. Tahapan masa nifas
Adapun tahapan masa nifas menurut Suherni (2009) adalah :
a. Puerperium dini : Masa pemulihan, yakni saat ibu diperbolehkan
berdiri.
b. Puerperium intermedial : Masa pemulihan menyeluruh dari organ-
organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu.
c. Remote puerperium : Masa untuk pulih dan sehat sempurna.
3. Perubahan-Perubahan Fisiologis masa nifas
Menurut Suherni (2009) perubahan-perubahan fisiologi masa nifas
adalah
a. Perubahan uterus
Ukuran uterus setelah 2 minggu kembali pada ukuran sebelum
hamil.
b. Lochea
Adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih
cepat.
1) Lochea Rubra ( Cruenta )
Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-
sel darah desidua ( Desidua yakni selaput tenar rahim dalam
keadaan hamil), venix caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep
terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel yang
mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni bulu halus pada anak
yang baru lahir), dan mekonium (yakni isi usus janin cukup
bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban
berwarna hijau).
2) Lochea Sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi pada
hari ke 3-7 pasca persalinan.
3) Lochea Serosa
Berwarna kuning, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4) Lochea Alba
Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
5) Lochea Purulenta
Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah berbau
busuk.
6) Locheohosis
Lochea yang tidak lancar keluarnya.
c. Perubahan vagina dan perinium
1) Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul vugae (lipatan-
lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.
2) Perubahan pada perineum
Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa
menjadi luas bila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus
pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu
bawah panggul dengan ukuran lebih besar dan pada
sirkumfarensia suboksipito bregmatika.
d. Perubahan pada sistem pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran
cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi ), kurang
makan, hemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan yang mengandung
serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila masih terjadi konstipasi
dalam waktu 3 atau 4 hari dapat ditolong dengan diberikan obat
laksan per oral atau per rektal. Bila belum berhasil juga dapat
dilakukan huknah.
e. Perubahan sistem perkemihan
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu,
tergantung pada 1) keadaan/status sebelum persalinan 2) Lamanya
partus kalla II yang dilalui 3) Bersarnya tekanan kepala saat
persalinan.
f. Perubahan tanda-tanda vital
1) Suhu badan
Sekitar hari ke 4 setelah persalinan suhu tubuh naik sedikit,
antara 37,2ºC - 37,5°C. Kemungkinan disebabkan karena ikutan
dari aktivitas payudara. Bila kenaikan mencapai 38°C pada hari
kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai infeksi
atau sepsis nifas.
2) Denyut nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 kali per
menit, yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam
keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu
pertama postpartum.
3) Tekanan darah
Tekanan darah <140/90 mmHg . Tekanan darah tersebut bisa
meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari postpartum.
4) Respirasi
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Bila ada
respirasi cepat postpartum (>30x per menit) mungkin karena
ikutan tanda-tanda syok.
4. Adaptasi psikologi ibu masa nifas
Menurut Suherni (2009) perubahan peran seorang ibu memerlukan
adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan
hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga
lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani
adaptasi setelah melahirkan, ibu mengalami fase-fase sebagai berikut :
a. Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung
dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase
ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan
berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari
awal sampai akhir. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada
fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan
kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal
tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah
gangguan psikologis yang mungkin dialami, seperti mudah
tersinggung, menangis. Pada fase ini petugas kesehatan harus
menggunakan pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati
fase ini dengan baik.
b. Fase taking hold
Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung
dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi
dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan
kepercayaan diri ibu, pada fase ini merupakan kesempatan yang baik
untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan.
c. Fase letting go
Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu
sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu
memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk
memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan
bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri
dalam menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan yang kita
berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu.
Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan oleh ibu.
Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan
urusan rumah tangga sehingga ibu tidak telalu terbebani.
5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas Normal:
Kebutuhan Dasar ibu nifas normal menurut Suherni (2009) meliputi:
a. Kebersihan diri
1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
2) Mengajarkan ibu membersihkan kelamin dengan sabun dan air.
3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya dua kali sehari.
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
b. Istirahat
1) Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup.
2) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses
involusio uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya.
c. Latihan
1) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan
panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung.
2) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari
sangat membantu, seperti tidur terlentang dan lengan disamping
dan menarik otot perut selagi menarik napas.
3) Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot pantat dan
pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kemudian kendurkan lagi.
d. Gizi
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
2) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral, vitamin yang cukup
3) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca salin
4) Minum kapsul vitamin A agar bisa memberikan vitamin A
kepada bayi melalui ASI nya
e. Perawatan Payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering
2) Menggunakan BH yang menyokong payudara
3) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum yang keluar atau
ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai
menyusui.
4) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
ASI dikeluarkan dan diminum dengan menggunakan sendok
5) Untuk meredakan nyeri minum paracetamol 1 tablet tiap 4-6 jam
6) Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI lakukan
pengompresan payudara dengan kain basah dan kain hangat
selama 5 menit, urut payudara dengan arah “Z” menuju puting
7) Keluarkan ASI sebagian sehingga putting susu menjadi lunak
8) Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali.
9) Letakkan kain dingin pada payudara setelah selesai
10) Payudara dikeringkan
6. Hubungan perkawinan / rumah tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri.
7. Keluarga Berencana
Menurut Saifuddin (2012) kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak
setiap individu sebagai makhluk seksual. Pada hakekatnya, kontrasepsi
dapat dicapai dengan:
a. Supresi ovulasi
b. Membiarkan ovulasi terjadi, tapi mencegah pertemuan ovum dengan
sperma
c. Membiarkan pertemuan ovum dengan sperma dan terjadinya
pembuahan, tetapi mencegah keberhasilan implantasi pada keluarga
berencana selama nifas dapat menggunakan metode-metode sebagai
berikut:
1) Metode Amenorea Laktasi (MAL) yaitu metode amenore laktasi,
jadi ibu nifas yang menyusui secara eksklusif dapat
menggunakan metode MAL ini sebagai metode kontrasepsi
hingga sebelum mendapatkan haid pertamanya.
2) Kondom adalah selubung karet tipis yang dipasang pada penis
yang ereksi dan dikenakan selama senggama untuk mencegah
masuknya sperma ke dalam vagina.
3) Mini pil mengandung progestogen dengan kadar rendah, bekerja
dengan membuat mukus serviks tidak dapat ditembus oleh
sperma.
4) IUD adalah alat yang berupa benda kecil terbuat dari plastik
dan/atau logam yang dimasukkan ke daalam kavum
endometrium, sehingga tidak dapat melakukan implantasi
dengan baik.
8. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Suherni (2009) tujuan asuhan masa nifas adalah meliputi:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
b. Melaksanakan skrening yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana
9. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Pemerintah merekomendasikan paling sedikit 4 kali melakukan
kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya
c. Mendeteksi adanya komplikasi yang terjadi pada masa nifas
d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan menggang
kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Menurut (Depkes RI, 2012) seorang ibu nifas agar memperoleh nifas
yang sehat harus melakukan kunjungan nifas yang meliputi :
a. Kunjungan I (6-8 jam post partum)
1) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri
2) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut
3) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri
4) Pemberian ASI awal
5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
6) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi
7) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan
harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
melahirkan atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam
keadaan yang baik.
b. Kunjungan II (6 hari post partum) dan Kunjungan III (2 minggu post
partum)
1) Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, TFU di bawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan
3) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
4) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
cairan
5) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada
tanda-tanda kesulitan menyusui
6) Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir
c. Kunjungan III (6 minggu post partum)
1) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa
nifas
2) Memberikan konseling KB secara dini
E. Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Asuhan Kebidanan Komprehensif
Asuhan kebidanan komprehensif adalah asuhan kebidanan yang
diberikan secara menyeluruh kepada ibu hamil dari masa kehamilan,
bersalin, nifas serta bayi baru lahir yang bersifat continuity of care.
Pelaksanaan yang diharapkan pada continuity of care adalah pemberian
pendidikan kesehatan bagi ibu hamil seperti gizi untuk ibu hamil, tanda
bahaya masa kehamilan, pentingnya imunisasi TT, pemberian tablet Fe,
pemeriksaan penunjang, dan pemberian pendidikan kesehatan
2. Pengertian Standar Asuhan Kebidanan
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari
pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan
(KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007).
3. Langkah-langkah Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai dengan
KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007 meliputi :
Standar I : Pengkajian
a. Pernyataan standar : bidan mengumpulkan semua informasi yang
akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien.
b. Kriteria pengkajian:
1) Data tepat, akurat dan lengkap
2) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan
utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang
sosial budaya) dan data objektif (hasil pemeriksaan fisik,
psikologis, dan pemeriksaan penunjang)
c. Pengkajian ibu hamil trimester III meliputi:
Pengkajian meliputi tanggal pengkajian, waktu pengkajian, data
subjektif dan data objektif.
1) Data subjektif adalah data yang diperoleh melaui wawanca
langsung kepada pasien yang meliputi:
a) Identitas : untuk mengetahui biodata pasien
b) Keluhan utama : untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan sehingga bidan dapat
memberikan asuhan yang tepat kepada pasien. Keluhan ibu
hamil trimester III diantaranya sering buang air kecil,
hemoroid, keputihan, sembelit, kram kaki, sakit punggung
atas dan bawah, varises pada kaki (Sulistyawati, 2014).
c) Riwayat reproduksi
(1) Menstruasi : digunakan untuk menggambarkan keadaan
dasar dari organ reproduksinya
(a) Menarche : biasanya wanita mengalami menarche
pada umur 12-16 tahun.
(b) Siklus : normalnya 23-32 hari
(c) Lama : normalnya 3-7 hari
(d) Keluhan: untuk mengetahui keluhan ibu pada saat
menstruasi apakah bersifat normal atau abnormal
(e) Volume : dinyatakan dengan dalam sehari ganti
pembalut berapa kali
(f) Bau : untuk mengetahui bau darah manstruasi ibu
apakah amis seperti bau darah atau tidak
(g) Konsistensi : untuk mengetahui jenis perdarahan
ibu pada saat menstruasi
d) Riwayat perkawinan :
(1) Usia menikah pertama kali : untuk mengetahui
kesesuaian ibu dengan usia reproduksi sehat dan usia
ibu pertama kali melakukan hubungan seksual (usia
reproduksi sehat : 20-35 tahun).
(2) Status pernikahan : untuk mengetahui status pernikahan
klien atau pasien.
(3) Lama pernikahan : untuk mengetahui kesesuaian umur
kehamilan ibu dengan lamanya pernikahan. Apabila ibu
hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu besar
sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan
persalinan (anak mahal) (Hani, Ummi et al, 2010).
(4) Pernikahan ke- : untuk mengetahui riwayat pernikahan
ibu.
e) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu :
untuk mengetahui riwayat ibu sebelum kehamilan sekarang,
sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang tepat.
Penyulit harus ditanyakan untuk mengantisipasi adanya
riwayat berulang pada ibu misalnya perdarahan, episiotomi,
sectio caesar, maupun persalinan normal dengan tindakan.
f) Riwayat kehamilan sekarang
(1) HPHT : untuk mengetahui kapan terakhir kali ibu
mengelami menstruasi, sehingga bidan dapat
memperkirakan umur kehamilan pasien/klien.
(2) Periksa hamil pertama kali pada UK : untuk
mengetahui kapan psien/klien periksa hamil untuk
pertama kali.
No Hamil ke Persalinan Nifas Bayi
UK Penolong Jenis Komplik
asi
Laktasi Komplik
asi
JK BBL Keadaan
(3) Imunisasi TT :
Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval
(selang waktu) maksimal, hanya terdapat interval
minimal antar dosis TT
(4) Tanda-tanda bahaya atau penyakit yang dialami : untuk
mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan yang
dialami atau dirasakan ibu, sehingga bisa dilakukan
penanganan segera.
(5) Obat atau jamu yang pernah dan sedang dikonsumsi :
untuk mengetahui obat-obatan, suplemen, atau jamu
yang dikonsumsi ibu sehingga bisa untuk mengetahui
pula baik atau tidaknya terhadap kehamilan ibu.
(6) Gerakan janin pertama kali dirasakan : untuk
mengetahui kapan ibu merasakan gerakan janin untuk
yang pertama kalinya.
(7) Kekhawatiran-kekhawatiran khusus : untuk mengetahui
kekhawatiran apa yang dirasakan ibu, sehingga bidan
dapat memberikan asuhan dan KIE yang tepat untuk
mengatasinya.
g) Riwayat kesehatan : untuk mengetahui riwayat penyakit
menular maupun menurun baik sekarang, terdahulu maupun
riwayat rawat inap di RS serta riwayat keturunan kembar.
Penyakit ini meliputi penyakit jantung, DM, penyakit ginjal,
hipertensi, hepatitis dan hemofili. Penyakit jantung pada ibu
akan meningkatkan resiko terjadinya keguguran dan
pertumbuhan serta perkembangan bayi mengalami
hambatan intelegensia atau fisik. DM dan hepatitis juga
akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami keguguran,
gangguan pertumbuhan janin dan kematian dalam rahim.
Penyakit ginjal akan menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga
dapat menimbulkan keguguran (Manuaba, 2010)
h) Data psikososial :
(1) Respon ibu terhadap kehamilan ini : untuk mengetahui
keadaan psikologis ibu, apakah ibu menghendaki
kehamilan ini.
(2) Respon suami terhadap kehamilan ini : untuk
mengetahui respon suami sehingga dapat dijadikan
sebagai salah satu acuan mengenai bagaimana pola kita
dalam memberikan asuhan kepada pasien dan bayinya,
jika respon suami positif maka akan memberikan
kemudahan bagi kita untuk melibatkannya dalam
memberikan perawatan.
(3) Respon keluarga terhadap kehamilan ini : untuk
mengetahui keadaan psikologi keluarga terhadap
kehamilan ibu, jika keluarga memberikan respon positif
maka akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam
menerima perannya. Namun apabila respon yang
diberikan negatif maka bidan sebisa mungkin dapat
berperan dalam mencari beberapa alternatif solusi.
(4) Adat istiadat atau budaya yang dianut oleh keluarga
yang berhubungan dengan kehamilan : untuk
mengetahui adat istiadat yang dianut oleh ibu tersebut
baik untuk kehamilannya atau tidak, apabila tidak maka
tidak perlu dipermasalahkan. Namun apabila itu tidak
baik untuk kehamilan ibu, maka bidan perlu
memberikan KIE yang disertai dengan pendekatan yang
baik dengan keluarga tersebut.
(5) Respon lingkungan terhadap kehamilan ini : untuk
mengetahui repon lingkungan terhadap kehamilan ibu,
apakah respon yang diberikan positif atau tidak.
i) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari : untuk mengetahui
pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari ibu apakah sudah
sesuai atau tidak.
(1) Makan
(a) Jenis : sebelum hamil : 4 sehat 5 sempurna
selama hamil : diusahakan untuk
menambah konsumsi buah dan sayur
selama kehamilan
(b) Frekuensi: sebelum hamil : 3x sehari
setelah hamil: jumlah kalori yang
dibutuhkan ibu hamil untuk setiap
harinya adalah ± 2500 kalori
(c) Pantangan: tidak ada
(2) Minum
(a) Jenis : sebelum hamil : apa saja
selama hamil : hindari minuman bersoda
dan berakhohol
(b) Frekuensi: sebelum hamil : tidak teratur
selama hamil : minimal 8 gelas per hari
(3) Istirahat dan tidur
(a) Siang : sebelum hamil: 1 jam
sesudah hamil: minimal 1 jam
(b) Malam : sebelum hamil, setelah hamil 8
jam
(c) Keluhan : sebelum hamil: tidak ada
setelah hamil : ibu mengalami
gangguan tidur karena sering terbangun
untuk berkemih
(4) Aktivitas sehari-hari: ibu hamil perlu mengurangi
aktivitas yang berat
(5) Personal hygiene : perubahan metabolisme selama
hamil mengakibatkan peningkatan produksi keringat,
jadi ibu harus pintar mejaga kebersihan dirinya yaitu
dengan mandi jika tidak ibu akan mudah untuk terkena
penyakit kulit, selain itu ibu juga harus menjaga daerah
kewanitaanya agara tetap bersih adn kering serta kuku
ibu harus selalu dalam keadaan pendek dan bersih
karena kuku tersebut merupakan tempat yang mudah
untuk bersarangnya kuman sumber penyakit.
(6) Aktivitas seksual
Ibu dianjurkan untuk mengurangi frekuensi dalam
hubungan seksual pada trimester I dan III karena
sperma mengandung prostaglandin yang dapat memacu
kontraksi uterus, hubungan seksual aman dilakukan
pada trimester II.
2) Data Objektif : diperoleh melalui hasil pemeriksaan bidan,
catatan rekam medis maupun pemeriksaan penunjang lainnya,
meliputi :
a) Pemeriksaan Fisik
(1) Keadaan Umum
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : baik
(2) Tekanan Darah : normal 110/70 – 120/80 mmHg
(3) Denyut Nadi : normal 80-100 kali/menit
(4) Suhu : normal 36,5-37,5°C
(5) Pernafasan : normal 12-24 kali/menit
(6) Berat Badan : ibu normalnya mengalami
kenaikan berat badan ± 8,5 kg pada TM III (UK 30
minggu).
(7) Tinggi Badan : ˃145 cm
(8) Lingkar Lengan Atas (LILA) : >23,5 cm
b) Head to Toe
(1) Kepala
(a) Rambut
Warna: alami
Kebersihan : bersih, tidak ada ketombe
Rontok atau tidak : tidak rontok
(b) Muka : tidak oedem
(c) Telinga
Kebersihan : bersih, tidak ada serumen
Gangguan pendengaran : tidak ada
(d) Mata
Sklera : putih
Konjungtiva : merah muda
Kebersihan : tidak ada sekret
Kelainan : tidak ada
Gangguan penglihatan : tidak ada gangguan
(e) Hidung
Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada
(f) Mulut
Bibir (warna, integritas jaringan) : bibir merah
muda, integritas lembab
Lidah (warna, kebersihan) : merah muda, bersih
Gigi (kebersihan, karies, gangguan pada mulut) :
bersih, tidak ada karies pada gigi
(g) Leher
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
(apabila terdapat pembesaran kelenjar tiroid maka
akan menimbulkan gangguan pengiriman nutrisi dan
ke janin sehingga akan menyebabkan abortus,
kematian janin intra uteri yang didahului dengan
tetani janin) (Sulivan, A., Kean, L., & Cryer, A.
2009, Panduan Pemeriksaan Antenatal, Mike Budhi
Subekti, Monica Ester).
Pembesaran vena jugularis : tidaka ada pembesaran
(h) Dada
Bentuk : tidak ada retraksi dinding dada
Simetris atau tidak : simetris
(i) Payudara
Bentuk : simetris
Areola : mengalami hiperpigmentasi
Kolostrum : pada ibu hamil TM III sebagian besar
sudah mengeluarkan kolostrum
Puting : tergantung puting ibu termasuk pada jenis
puting yang menonjol, datar, atau masuk ke dalam
(j) Perut
Bekas luka operasi : tergantung pada riwayat
persalinan ibu
Striae : ada striae gravidarum
Linea : linea nigra
TFU : TFU ibu hamil TM 3 menyesuaikan umur
kehamilannya, tetapi normalnya minimal 3 jari
diatas pusat.
Hasil palpasi Leopold
- Leopold 1 : untuk mengetahui TFU dan
bagian janin yang berada dalam fundus
- Leopold II : untuk mengetahui letak punggung
janin dan ekstremitas
- Leopold III : untuk mengetahui letak terendah
janin dan mengetahui apakah bagian terbawah
janin sudah masuk panggul.
- Leopold IV : untuk mengetahui seberapa jauh
janin sudah masuk panggul (dilakukan apabila
pada Leopold III diketahui sudah masuk
panggul).
Taksiran Berat Janin (TBJ): dapat diukur dengan 2
cara yakni apabila belum masuk panggul (TFU-12) x
155 gram, sedangkan apabila sudah masuk panggul
(TFU-11) x 155 gram.
Denyut Jantung Janin (DJJ) : DJJ normal yaitu
120-160 kali/menit
(k) Ekstremitas : untuk mengetahui ada tidaknya
oedem, varises dan sianosis pada ibu, sehingga
dapat dideteksi dini resiko yang terjadi pada ibu.
(l) Genetalia
Kebersihan: untuk mengetahui kebersihan genetalia
Pengeluaran pervaginam : untuk mengetahui
adanya pengeluaran pervaginam yang bersifat
normal atau abnormal.Tanda-tanda infeksi vagina:
untuk mendeteksi adanya tanda-tanda infeksi pada
vagina ibu.
(m) Anus : untuk mengetahui apakah terdapat
hemoroid
c) Pemeriksaan Penunjang : pemeriksaan laboratorium berupa
Haemoglobin (dikalukan 2 kali : 1 kali pada TM I dn 1 kali
pada TM III), protein urin, dan glukosa urin dilakukan
apabila ada indikasi saja.
d. Pengkajian ibu bersalin
1) Data subjektif adalah data yang diperoleh melaui wawanca
langsung kepada pasien yang meliputi:
a) Identitas : untuk mengetahui biodata pasien
b) Keluhan utama : untuk mengetahui sejak kapan ibu
merasakan kenceng-kenceng, apa yang sudah ibu keluarkan
melalui jalan lahirnya (lendir darah/air ketuban/darah segar)
c) Riwayat Menstruasi : digunakan untuk menggambarkan
keadaan dasar dari organ reproduksinya
(1) Umur menarche : pada umumnya wanita Indonesia
mengalami menarche pada umur 12-16 tahun
(2) Lamanya haid : normalnya 3-7 hari
(3) Jumlah darah haid : dinyatakan dengan dalam sehari
ganti pembalut berapa kali
(4) HPHT : digunakan untuk menentukan umur kehamilan
(5) HPL : sebagai acuan persiapan persalinan
d) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : untuk
mengetahui riwayat ibu sebelum kehamilan sekarang,
sehingga bidan dapat memeberikan asuhan yang tepat
berdasarkan riwayat sebelumnya yang meliputi :
G.... P.... A....
Penyulit juga perlu ditanyakan untuk mengantisipasi
terjadinya riwayat yang berulang pada ibu misalnya
perdarahan, episiotomi/robekan, sectio caesar maupun
persalinan normal dengan tindakan.
e) Riwayat hamil ini : untuk mengetahui riwayat keadaan yang
dialami selama hamil muda maupun hamil tua.
f) Riwayat penyakit yang lalu/operasi : untuk mengetahui
riwayat pernah dirawat ataupun dioperasi. Apabila ibu
pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, DM
dan hemofili maka akan memepengaruhi persalinannya.
Penyakit jantung dan ginjal akan mengakibatkan ibu
mengalami persalinan prematuritas, ibu dengan DM akan
No Hamil
ke
Persalinan Nifas Bayi
UK Penol
ong
Jenis Kompli
kasi
Lakta
si
Kompli
kasi
JK BBL Keadaan
menigkatkan resiko terjadinya persalinan prematuritas dan
koma diabetikum pada saat persalinan (Manuaba, 2010).
g) Riwayat penyakit keluarga : untuk mengetahui penyakit
yang mungkin diturunkan atau ditularkan dari anggota
keluarga ibu.
h) Riwayat gynekologi : untuk mengetahui riwayat gynekologi
ibu agar bisa mendapatkan asuhan yang tepat.
i) Riwayat keluarga berencana : untuk mengetahui riwayat
penggunaan alat kontrasepsi.
j) Pola makan/minum/eliminasi/istirahat/psikososial :
(1) Pola makan : untuk mengetahui intake nutrisi ibu dalam
menghadapi proses persalinan.
(2) Pola minum : untuk mengetahui intake cairan ibu
dalam menghadapi proses persalinan.
(3) Pola eliminasi : untuk mengetahui pola BAK maupun
BAB ibu.
(4) Pola istirahat : untuk mengetahui gambaran tentang
seberapa berat aktivitas yang biasa dlakukan ibu di
rumah.
(5) Psikososial : untuk mengetahui gambaran psikologi ibu
untuk menghadapi proses persalinan.
2) Data objektif : diambil melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan penunjang.
a) Pemeriksaan umum :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Berat badan : pada umumnya mengalami peningkatan 12 kg
Tinggi badan : >145 cm
Tekanan darah : normalnya 100/70 sampai 120/80 mmHg
Nadi : normalnya 80-100 kali/menit
Pernapasan : normalnya 12-24 kali/menit
Suhu : normalnya 36,5-37,5 °C
b) Head to Toe
(1) Kepala
Rambut : tidak rontok, tidak ada ketombe
Muka : tidak ada edema, tidak sianosis,tidak ada
cloasma graidarum
Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda dan
tidak ada gangguan penglihatan.
Telinga : tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran.
Hidung : tidak ada serumen, tidak ada polip
Mulut dan bibir: bibir kemerahan, tidak sianosis, lidah
bersih warna kemerahan, gigi bersih dan berwarna
kemerahan.
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH

More Related Content

What's hot (19)

Komprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiatiKomprehensif gita trisetiati
Komprehensif gita trisetiati
 
120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti
 
Kti yesi triyani safitri
Kti yesi triyani safitriKti yesi triyani safitri
Kti yesi triyani safitri
 
Kti dwi fransiska
Kti dwi fransiskaKti dwi fransiska
Kti dwi fransiska
 
Kti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasariKti ade kurnia puspitasari
Kti ade kurnia puspitasari
 
Kti eka wahyuni
Kti eka wahyuniKti eka wahyuni
Kti eka wahyuni
 
Kti meldawati
Kti meldawatiKti meldawati
Kti meldawati
 
158341868 karya-tulis-ilmiahku
158341868 karya-tulis-ilmiahku158341868 karya-tulis-ilmiahku
158341868 karya-tulis-ilmiahku
 
Kti pdf
Kti pdf Kti pdf
Kti pdf
 
Kti mitra tanjung
Kti mitra tanjungKti mitra tanjung
Kti mitra tanjung
 
Husnul
HusnulHusnul
Husnul
 
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUSASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
 
Kti armayani
Kti armayaniKti armayani
Kti armayani
 
36303996 karya-tulis-ilmiah-linda
36303996 karya-tulis-ilmiah-linda36303996 karya-tulis-ilmiah-linda
36303996 karya-tulis-ilmiah-linda
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak SekolahanMakalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
Makalah Pencemaran Makanan pada Jajanan Anak Sekolahan
 
Kti reni yunila sari
Kti reni yunila sariKti reni yunila sari
Kti reni yunila sari
 
Kti siti maysaroh
Kti siti maysarohKti siti maysaroh
Kti siti maysaroh
 
Kti geta anggawa
Kti  geta anggawaKti  geta anggawa
Kti geta anggawa
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by ny
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by nyAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by ny
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by ny
 

Viewers also liked

KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHdesy putri
 
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depanbaimcute123
 
Kti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusmanKti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusmanKTITUTY
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumOperator Warnet Vast Raha
 
Contoh lembar pengesahan_dan_cover_skripsi
Contoh lembar pengesahan_dan_cover_skripsiContoh lembar pengesahan_dan_cover_skripsi
Contoh lembar pengesahan_dan_cover_skripsiAde Suhendar
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Nagita Devi
 
Makalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemenMakalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajementaufandjoyo
 
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologisKTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologiswarjoyo susilo
 
Riskesdas 2013
Riskesdas 2013Riskesdas 2013
Riskesdas 2013Muh Saleh
 

Viewers also liked (13)

KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAHKARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH
 
Kti epit desmawati
Kti epit desmawatiKti epit desmawati
Kti epit desmawati
 
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
97761548 s-k-r-i-p-s-i-depan
 
Kti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusmanKti tuty agustiya bayusman
Kti tuty agustiya bayusman
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Contoh lembar pengesahan_dan_cover_skripsi
Contoh lembar pengesahan_dan_cover_skripsiContoh lembar pengesahan_dan_cover_skripsi
Contoh lembar pengesahan_dan_cover_skripsi
 
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
Powerpoint Posisi Meneran Saat Persalinan-Gita(Stikes Muhammadiyah Kudus)
 
Makalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemenMakalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemen
 
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologisKTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
 
Kti yusran katarina
Kti yusran katarinaKti yusran katarina
Kti yusran katarina
 
Riskesdas 2013
Riskesdas 2013Riskesdas 2013
Riskesdas 2013
 
Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 

Similar to KARYA TULIS ILMIAH

2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docxNasrunGayo2
 
Buku Standar Nasional Pendidikan DSA (Sp1).pdf
Buku Standar Nasional Pendidikan  DSA (Sp1).pdfBuku Standar Nasional Pendidikan  DSA (Sp1).pdf
Buku Standar Nasional Pendidikan DSA (Sp1).pdfratihmega3
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docxASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docxAyuAndira59
 
Pujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsihPujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsihYeni Oktarina
 
Digital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswariDigital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswariBayu Rahmanto
 
1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docxNasrunGayo2
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaSeptian Muna Barakati
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanheri damanik
 
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN eddysastrawn
 

Similar to KARYA TULIS ILMIAH (20)

2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx2. BAB I,BAB II REVISI.docx
2. BAB I,BAB II REVISI.docx
 
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
 
Kata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isiKata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isi
 
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidananmakalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
 
Buku Standar Nasional Pendidikan DSA (Sp1).pdf
Buku Standar Nasional Pendidikan  DSA (Sp1).pdfBuku Standar Nasional Pendidikan  DSA (Sp1).pdf
Buku Standar Nasional Pendidikan DSA (Sp1).pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docxASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA.docx
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Pujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsihPujiati setyaningsih
Pujiati setyaningsih
 
Digital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswariDigital 20282739 t yeni iswari
Digital 20282739 t yeni iswari
 
1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx1. BAB I,BAB II OK.docx
1. BAB I,BAB II OK.docx
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata rahaKarya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
Karya tulis ilmiah asri akbid paramata raha
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
 
KTI REZKI (FIX).pdf
KTI REZKI (FIX).pdfKTI REZKI (FIX).pdf
KTI REZKI (FIX).pdf
 
Kti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayantiKti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayanti
 
Kti komariah
Kti komariahKti komariah
Kti komariah
 
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENELITIAN
 
coc fix.pdf
coc fix.pdfcoc fix.pdf
coc fix.pdf
 

Recently uploaded

PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhuntung untung edi purwanto
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 

Recently uploaded (14)

PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 

KARYA TULIS ILMIAH

  • 1. ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny H DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI DIAN S YUSUF DESA GEDANGAN, GROGOL, SUKOHARJO Laporan Tugas Akhir untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir dalam Menyelesaikan Pendidikan DIII Kebidanan pada Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta Disusun Oleh : Desy Karunia Putri NIM. P 27224012 135 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN 2015
  • 2. HALAMAN PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. H DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI DIAN S YUSUF GEDANGAN, GROGOL, SUKOHARJO Oleh: Desy Karunia Putri NIM. P 27224012 135 Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tanggal,......................... Pembimbing I Anik Kurniawati, S.SiT,.M.Keb NIP. 19810607 200604 2 003 Pembimbing II Endang Suwanti, S.Pd., S.ST., M.Kes NIP. 19550911 198101 2 001
  • 3. HALAMAN PENGESAHAN Laporan Tugas Akhir ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. H DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI DIAN S YUSUF GEDANGAN, GROGOL, SUKOHARJO Oleh: Desy Karunia Putri NIM. P 27224012 135 Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pada tanggal : ......................... Penguji Utama Suwanti, S.Si.T. NIP. 19601119 197511 2 001 Anggota Penguji I Anik Kurniawati, S.SiT,.M.Keb NIP. 19810607 200604 2 003 Mengetahui, Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid NIP: 19720406 199803 2 002
  • 4. SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini, saya : Nama : Desy Karunia Putri NIM : P 27224012 135 Program Studi : D-III Kebidanan Angkatan : 2012-2013 Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir saya yang berjudul : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. H DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI DIAN S YUSUF GEDANGAN, GROGOL, SUKOHARJO Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Tanggal,............................. Penulis Desy Karunia Putri NIM: P 27224012 135
  • 5. RIWAYAT HIDUP Nama : Desy Karunia Putri Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 30 Desember 1994 Agama : Islam Alamat : Gedongan RT 01/ RW 05 Bentakan, Baki, Sukoharjo Riwayat Pendidikan : 1. SD N 01 Bentakan 2. SMP N 09 Surakarta 3. SMA N 04 Surakarta
  • 6. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.H di Bidan Praktik Mandiri Dian S Yusuf desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo” dengan baik. Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bp. Satino, SKM, MScN selaku Direktur Politeknik Kesehatan Surakarta. 2. Ibu KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta 3. Ibu Sih Rini Handajani, M.Mid, Selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan Poltekkes Surakarta 4. Ibu Anik Kurniawati, S.SiT,.M.Keb, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
  • 7. 5. Ibu Endang Suwanti, S.Pd., S.ST., M.Kes, selaku Pembimbing II yang juga telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 6. Ibu Dian S Yusuf, Amd.Keb selaku Pimpinan Bidan Praktik Mandiri Dian S Yusuf yang telah bersedia memberi ijin dan membantu penelitian ini. 7. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki penulis. 8. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil dalam terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam Usulan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Usulan Laporan Tugas Akhir ini.
  • 8. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iii HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………….. iv RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….. v KATA PENGANTAR ………………………………………………….. vi DAFTAR ISI …………………………………………………………… viii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. x DAFTAR TABEL …………………………………………………........ xi DAFTAR BAGAN …………………………………………………....... xii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………… 1 B. Perumusan Masalah ……………………………………… 4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………… 4 D. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Fisiologis………………………………..……. 6 B. Persalinan Fisiologis...........………………………………. 22 C. Bayi Baru Lahir Fisiologis......……………………………. 52 D. Nifas Fisiologis......………………………………………. 60
  • 9. E. Manajemen Asuhan Kebidanan.......................................... 73 F. Kerangka Teori………………………………………........... 122 G. Kerangka Teori Asuhan...................................................... 123 H. Kerangka Konsep................................................................ 124 BAB III METODE ASUHAN A. Jenis Asuhan............……...........…………………….... 125 B. Lokasi dan Waktu ……………………………............... 125 C. Subyek Asuhan........... ………………………………… 125 D. Instrumen Asuhan............……………………………… 125 E. Teknik Pengumpulan Data …………………………….. 126 F. Trianggulasi Data …………………………………….... 127 G. Alat dan Bahan ……………………………………....... 128 DAFTAR PUSTAKA
  • 10. DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Partograf .................................................................................. 34
  • 11. DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Nilai Apgar Score Bayi Baru Lahir............................................. 53
  • 12. DAFTAR BAGAN Bagan 1.1 Kerangka Teori....................................................................... 122 Bagan 1.2 Kerangka Teori Asuhan.......................................................... 123 Bagan 1.3 Kerangka Konsep.................................................................. 124
  • 13. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Izin Studi Kasus Lampiran 2 Surat Jawaban Izin Survey Lampiran 3 Surat Jawaban Izin Studi Kasus Lampiran 4 Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 6 Inform Consent Lampiran 7 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 8 Format Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Lampiran 9 Format Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Lampiran 10 Format Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Lampiran 11 Format Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Lampiran 12 Kalender Kegiatan Pelaksanaan Studi Kasus Lampiran 13 Satuan Acara Penyuluhan Perawatan Payudara Lampiran 14 Satuan Acara Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan Lampiran 15 Satuan Acara Penyuluhan Ketidaknyamanan Ibu Hamil Lampiran 16 Satuan Acara Penyuluhan Senam Hamil Lampiran 17 Satuan Acara Penyuluhan Gizi Ibu Hamil Lampiran 18 Satuan Acara Penyuluhan Persiapan Persalinan Lampiran 19 Satuan Acara Penyuluhan ASI Eksklusif Lampiran 20 Satuan Acara Penyuluhan Imunisasi Dasar Bagi Bayi Lampiran 21 Satuan Acara Penyuluhan KB Suntik Progestin
  • 14. Lampiran 22 Lembar Observasi Persalinan Kala I Lampiran 23 Lembar Observasi Persalinan Kala IV Lampiran 24 Partograf
  • 15. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan, persalinan, dan nifas adalah suatu rangkaian peristiwa alamiah dan fisiologis yang akan di alami oleh setiap wanita sebagai calon ibu, namun setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi (Kemenkes, 2010). Berdasarkan pernyataan dari tersebut maka diperlukan asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan secara berkelanjutan (continuity of care) pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas. Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, sampai pada nifas. Asuhan kebidanan ini meliputi pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Asuhan kebidanan yang komprehensif ini diharapkan mampu menjadikan wanita hamil di Indonesia mendapatkan asuhan yang berkelanjutan dari tenaga kesehatan yang memberikan asuhan, mampu menjamin kesejahteraan ibu dan janin, serta mampu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 adalah 104,97 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat pada tahun 2011
  • 16. AKI 116,01 per 100.000 kelahiran hidup, dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2012 AKI menjadi 116,34 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (2014) AKI di daerah Sukoharjo Jawa Tengah sebesar 98,86% pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 meningkat menjadi AKI 100,47% dengan penyebab terbesar adalah Preeklampsia Berat (PEB). Hal tersebut masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDG’s) 2015 yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 23 kelahiran hidup, sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut (Depkes RI, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah khususnya di daerah Sukoharjo yang semakin meningkat perlu menjadi perhatian besar bagi pemerintah pusat dan daerah serta tenaga kesehatan terutama bidan sebagai pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak, sesuai dengan Permenkes 1464/X/Menkes/2010 pasal 10 yang menyebutkan bahwa kewenangan bidan dalam menjalankan praktik adalah meliputi: pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Pelayanan kesehatan ibu harus diberikan secara komprehensif pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan, selain itu untuk meminimalkan AKI bidan harus mampu mendeteksi resiko tinggi kepada setiap ibu hamil di wilayah kerjanya serta mampu melakukan pengawasan,
  • 17. perawatan dan penatalakasanaan yang komprehensif kepada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Bidan Praktek Mandiri Dian S Yusuf desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo didapatkan data bahwa jumlah rata-rata ibu hamil yang periksa ke BPM Dian S Yusuf per bulan adalah 30 Antenatal Care ( ANC ), ibu bersalin sebanyak 5 dan ibu nifas sebanyak 5, sedangkan jumlah rata-rata rujukan per bulan adalah 3 kali per bulan dengan penyebab rujukan tersering adalah karena Preeklampsia Berat (PEB). Mengingat pentingnya tenaga kesehatan terutama bidan dalam penerapan asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin bayi baru lahir dan nifas, hal tersebut yang melatarbelakangi penulis tertarik untuk melakukan studi kasus melalui pendekatan asuhan kebidanan komprehensif dengan judul ”Studi Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. H di Bidan Praktik Mandiri Dian S Yusuf desa Gedangan, Baki, Sukoharjo.
  • 18. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. H di Bidan Praktik Mandiri Dian S Yusuf desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk memberikan Asuhan Kebidanan Komprehesif dengan penerapan manajemen kebidanan pada ibu hamil, bersalin, dan nifas di Bidan Praktek Mandiri Dian S Yusuf desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian data dasar, baik secara subyektif maupun obyektif. b. Melakukan analisa data sesuai dengan data dasar yang diperoleh, meliputi diagnosa kebidanan dan atau masalah kebidanan bila ditemukan. c. Melakukan perencanaan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan. d. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien,aman, dan berdasarkan evidence based. e. Melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang diberikan.
  • 19. f. Melakukan pendokumentasian asuhan yang telah diberikan dengan SOAP. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Teoritis: Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan dan keterampilan secara langsung dalam memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif. 2. Aplikatif: a. Bagi Institusi Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan pembelajaran mahasiswa dalam pelaksanaan pemberian asuhan kebidanan yang komprehensif pada praktek klinik. b. Bagi Profesi Untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui pendekatan manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas secara komprehensif. c. Bagi Klien dan masyarakat Mendapat pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
  • 20. BAB II TINJAUAN TEORI A. KEHAMILAN 1. Definisi kehamilan Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara spermatozoa (sel mani) dengan sel telur (ovum) yang menghasilkan zigot dan berakhir sampai permulaan persalinan. Manuaba (2010) menyatakan bahwa kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung mulai dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Menurut Prawirohardjo (2011) masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kehamilan merupakan peristiwa yang di mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan yang normalnya memakan waktu 280 hari.
  • 21. 2. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan Menurut Manuaba (2010) perubahan fisiologi pada kehamilan meliputi: a. Uterus Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, hingga menjadi seberat 100 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, karena pertumbuhan janin. b. Ovarium Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. c. Vagina dan vulva Akibat pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva mengalami hipervaskularisasi sampai hari ke-8 sehingga tampak lebih merah, agak kebiruan (lividae) tanda ini disebut tanda chadwick, warna portio pun tampak lividae. Ph vagina 3-6 sekresi meningkat sehingga dapat mengubah keseimbangan asam basanya. d. Payudara Tumbuh-kembang mamae sebagai persiapan laktasi dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron dan sematomammotropin. Estrogen mempengaruhi sistem saluran kelenjar mamae. Sematomammotropin dan progesteron dapat menimbulkan perubahan : timbunan lemak
  • 22. sekitar alveolus yang sering kali menimbulkan rasa sakit pada mamae, hiperpigmentasi aerola, penonjolan puting susu dan pembuluh darah sekitar mamae, namun ada juga puting susu yang tidak menonjol disebut inverted nipple grade 3 yaitu: puting jenis ini posisinya sangat tertarik ke dalam dan sulit untuk ditarik keluar apalagi mempertahankan posisinya, yang paling sering adalah akibat pendeknya (duktus laktiferus) atau saluran ASI yang merupakan kelainan bawaaan. Menurut Krisnadi (2005) Penatalaksanaan pada putting susu yang mengalami kelainan dapat diatasi dengan perawatan payudara dan perasat Hoffman secara teratur dapat dimulai pada usia kehamilan 3 bulan bila tidak ada riawyat abortus, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan setelah 6 bulan dan bila masih belum berhasil dilakukan dengan spuit modifikasi namun pada true inverted niple grade 3 perasat Hoffman tidak dapat memperbaiki keadaan, harus dilakukan tindakan pembedahan. e. Sirkulasi Darah Ibu Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis.
  • 23. f. Sistem Pernapaan Terjadi hipersekresi oleh estrogen dan hiperventilasi oleh progesteron sehingga dapat meningkatkan sensitivitas terhadap CO2 yang bermanfaat untuk menjaga kestabilan asam basa darah. Selain itu P/CO2 ibu lebih rendah sedangkan P/O2 janin lebih rendah sehingga memudahkan pertukaran gas O2 dan CO2 antara darah ibu dan janin. g. Sistem pencernaan Biasanya terjadi kontipasi karena pengaruh hormone progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus membesar dalam rongga perut khususnya saluran pencernaan, usus besar. Wasir (hemoroid) cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemoroid. Panas perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastric ke dalam esophagus bagian bawah. Sebagian perubahan tersebut hilang setelah persalinan. h. Sistem Perkemihan Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah.
  • 24. i. Kulit Pada kulit terjadi perubahan deosit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophone stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, aerola mamae, papila mamae, linea nigra, pipi (cloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. j. Metabolisme Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi semakin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. 4. Perubahan Psikologis pada Wanita Hamil Menurut Varney (2007) perubahan psikologis pada wanita hamil adalah sebagai berikut: a. Trimester I Akibat dari peningkatan hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan perubahan pada fisik sehingga banyak ibu hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Ibu biasanya akan selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil. Hasrat untuk melakukan hubungan seksual berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, emosi, dan interaksi termasuk takhayul tentang seks selam masa hamil, masalah disfungsi seksual dan perubahan fisik pada wanita. Libido sangat
  • 25. dipengaruhi keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri. b. Trimester II Pada trimester ini umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan serta merasa terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. c. Trimester III Pada trimester ini sering disebut sebagai periode penantian. Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, menjadi tidak sabar untuk melihat bayinya, perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya, sehingga menempatkan wanita menjadi gelisah dan hanya bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejalanya. Ibu juga mengalami proses berduka ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian, dan hak istimewa khusus yang didapatkan selama hamil, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Wanita akan
  • 26. kembali merasakan katidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan sehingga membutuhkan dukungan yang besar dan konsisten dari pasangannya termasuk dalam hal kebutuhan seksual. 5. Ketidaknyamanan Kehamilan pada Trimester Ketiga Menurut Pantiawati (2010) keluhan-keluhan selama kehamilan trimester ketiga meliputi: a. Sesak Nafas 1) Sikap tubuh yang benar 2) Tidur dengan bantal ekstra di kaki 3) Makan jangan terlalu kenyang porsi kecil tapi sering 4) Jika berlebihan pergi ke dokter b. Insomnia 1) Istirahat usap-usap punggung 2) Minum susu hangat,mandi air hangat sebelum tidur 3) Topang bagian tubuh dengan bantal c. Sering kencing 1) Batasi minum sebelum tidur 2) Latihan senam kegel 3) Jika kencing terasa sakit sepat pergi ke dokter d. Kontraksi Brackton Hicks 1) Istirahat, pengurutan daerah betis 2) Usap-usap punggung
  • 27. e. Kram pada kaki 1) Istirahat, pengurutan daerah betis 2) Selama kram kaki harus fleks f. Oedem 1) Minum cukup 2) Memakai stocking 3) Istirahat paha dan kaki di tinggikan 4) Bila dengan cara diatas tidak hilang segera pergi ke dokter g. Varises 1) Istirahat paha dan kaki diangkat 1 jam kurang lebih 2 kali sehari 2) Berdiri jangan terlalu lama 3) Memakai stocking h. Haemoroid 1) Pencegahan agar feces tidak keras contoh makan sayuran 2) Duduk jangan terlalu lama 3) Posisi tidur miring 4) Kompres dingin/hangat 5) Obat suppositoria atas indikasi dokter 6. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Menurut Prawirohardjo (2011) kebutuhan dasar ibu hamil terdiri dari: a. Oksigen Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil
  • 28. sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu: 1) Latihan napas melalui senam hamil. 2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi. 3) Kurangi atau hentikan merokok. 4) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernafasan. b. Nutrisi Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan (menu seimbang), diantaranya: 1) Kalori Kebutuhan kalori untuk ibu hamil adalah 2300 kalori dipergunakan untuk produksi energi. 2) Protein Bila wanita tidak hamil,konsumsi protein yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/ hari, tetapi selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/ hari. Protein yang dianjurkan
  • 29. adalah protein hewani seperti daging, susu, telur, keju dan ikan karena mengandung komposisi asam amino yang lengkap. 3) Mineral Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari- hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg perhari dan pada kehamilan kembar atau wanita yang sedikit anemic dibutuhkan 60-100 mg/ hari. Kebutuhan kalsium bisa terpenuhi dengan minum susu, tapi bila ibu hamil tidak bisa minum susu bisa diberikan suplemen kalsium dengan dosis 1 gram perhari. 4) Vitamin Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-buahan tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat dapat mencegah kecacatan pada bayi. c. Personal Hygiene Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah payudara, daerah genitalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut
  • 30. perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. d. Pakaian Pakaian hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang harus diperhatikan dan dihindari yaitu sabuk dan stoking yang terlalu ketat karena akan mengganggu aliran balik dan sepatu dengan hak tinggi karena akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang. Payudara perlu ditopang dengan bra yang memadai untuk mengurangi rasa tidak enak karena pembesaran payudara. e. Eliminasi (BAB/ BAK) Ibu hamil dianjurkan untuk tidak menahan berkemih dan selalu berkemih sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk meningkatkan produksi kandung kemih. Akibat pengaruh progesterone, otot-otot tractus digestivus tonusnya menurun, akibatnya motilitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan obstipasi. Untuk mengatasi hal tersebut ibu hamil dianjurkan minum lebih 8 gelas dan sebaiknya diet yang mengandung serat, latihan/ senam hamil dan tidak dianjurkan untuk minum obat laxan. f. Seksual Selama kehamilan koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, ada
  • 31. riwayat abortus berulang, partus prematurus, ketuban pecah dan serviks telah membuka. g. Mobilisasi dan body mekanik Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/ aktivitas fisik seperti biasa selama tidak terlalu melelahkan. h. Exercise/ senam hamil Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara berjalan- jalan di pagi hari, renang, olahraga ringan dan senam hamil. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22 minggu yang bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta mengimbangi perubahan titik berat tubuh. Senam hamil dianjurkan untuk ibu hamil tanpa komplikasi/ kelainan. i. Istirahat/tidur Kebutuhan istirahat/tidur pada malam hari kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam. 7. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil (Antenatal Care) a. Pengertian Menurut Saifuddin (2012), asuhan antenatal merupakan cara untuk memonitor kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi adanya komplikasi. Oleh karena itu, kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
  • 32. b. Tujuan Asuhan Antenatal Tujuan asuhan antenatal adalah sebagai berikut: 1) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan bayi 2) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental, sosial ibu dan bayi 3) Mendeteksi dini adanya ketidaknormalan selama hamil 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan 5) Mempersiapkan masa nifas berjalan normal, pemberian ASI ekslusif. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga menerima kelahiran bayi. c. Manfaat Antenatal Care Dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinanya menurut Manuaba (2010). d. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care Menurut Manuaba (2010) jadwal pemeriksaan ANC meliputi: 1) Trimester I dan II a) Setiap bulan sekali b) Diambil data tentang laboratorium c) Pemeriksaan ultrasonagrafi
  • 33. d) Nasihat diet empat sehat lima sempurna e) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus I. 2) Trimester III a) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran b) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan c) Diet empat sehat lima sempurna d) Pemeriksaan ultrasonografi e) Imunisasi tetanus II f) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan trimester III g) Rencana pengobatan h) Nasihat tentang tanda persalinan e. Kebijakan Program ANC Menurut Depkes RI (2012) kebijakan program pemerintah tentang ANC adalah meliputi frekuensi minimal 4 kali kunjungan antenatal dan memenuhi standar 10 T. 1) Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yang dikenal dengan K1-K4 sebagai berikut: a) Minimal 1 kali pada trimester I (K1) hingga usia kehamilan 14 minggu, tujuannya : (1) Kepastian Hamil (2) Imunisasi TT
  • 34. (3) Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Kehamilan b) Minimal 1 kali di trimester II (K2) 14–28 minggu, tujuannya: (1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya (2) Penapisan preeklampsia, gemelli, dan infeksi (3) Mengulang perencanaan persalinan c) Minimal 2 kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36 minggu dan setelah 36 minggu sampai lahir, tujuannya : (1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III (2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi (3) Memantapkan rencana persalinan (4) Mengenali tanda-tanda persalinan 2) Standar minimal dalam pelayanan ANC meliputi 10 T, yaitu: a) Timbang berat badan b) Ukur (Tekanan) darah c) Nilai status lingkar lengan (LILA) d) Ukur (Tinggi) fundus uteri e) Tentukan presentasi janin dan DJJ f) Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) g) Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan h) Tes Laboratorium i) Tes terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS) j) Temu wicara
  • 35. B. PERSALINAN 1. Pengertian Persalinan Helen Varney mengatakan persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Varney, 2007). Menurut Prawirohardjo (2011) persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Mochtar (2012) menyatakan bahwa persalinan merupakan proses pengeluaran janin dan plasenta, yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan yang lainnya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa persalinan adalah rangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi dimulai dari kontraksi sejati dan berakhir hingga keluarnya plasenta yang normalnya berlangsung pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). 2. Bentuk-bentuk persalinan Ada beberapa bentuk persalinan menurut Prawirohardjo (2011) meliputi: a. Persalinan Spontan Persalinan dikatakan spontan apabila persalinan berlangsung melalui jalan lahir dengan kekuatan ibu sendiri.
  • 36. b. Persalinan Buatan Salah satu jenis persalinan yang berlangsung menggunakan bantuan alat atau tenga dari luar seperti vaccum, forceps maupun section cesarea. c. Persalinan Anjuran Persalinan anjuran merupakan persalinan yang mendapatkan kekuatan dari luar dengan cara memberikan rangsang misalnya dengan pemberian prostaglandin. 3. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan Menurut Mochtar (2012) sebab-sebab yang menimbulkan persalinan adalah: a. Teori penurunan hormon Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron sekitar 1- 2 minggu sebelum partus. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim. Maka sebeb itu akan terjadi kekejangan pembuluh darah yang dapat menimbulkan his jika kadar progesteron turun. b. Teori plasenta menjadi tua Turunnnya kadar estrogen dan progesteron disebabkan penuaan plasenta sehingga dapat terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut akan menimbulkan kontraksi rahim.
  • 37. c. Teori distensi rahim Iskemia otot-otot rahim terjadi karena rahim yang membesar dan meregang, sehingga dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenta. d. Teori iritasi mekanik Timbulnya kontraksi uterus dikarenakan ganglion servikale yang digeser dan ditekan oleh kepala atau janin. e. Induksi partus Partus dapat juga ditimbulkan dengan : 1) Gagang laminari : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servisis dengan tujuan merangsang pleksus Frankenhauser 2) Amniotomi : pemecahan ketuban Tetesan oksitosin : pemberian oksitosin melaluai tetesan perinfus. 4. Tanda-tanda persalinan Manuaba (2010) menyatakan bahwa terjadinya persalinan ditandai dengan: a. Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek b. Dapat terjadi pengeluaran berupa lendir atau lendir bercampur darah c. Dapat disertai ketuban pecah d. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks (perlunakaan serviks, pendataran serviks, terjadi pembukaan serviks).
  • 38. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan Menurut Sumarah (2009) faktor-faktro yang mempengaruhi persalinan sebagai berikut: a. Passanger (janin) Passanger adalah janinnya sendiri, bagian yang paling besar dan keras pada janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan, kepala janin ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian. b. Faktor Jalan Lahir (Passage) 1) Panggul Keras Bagian ini dibentuk oleh 4 buah tulang, yaitu 2 tulang pangkal paha (Os coxae) yang terdiri dari os ilium, os ischium dan os pubis, 1 tulang selangkang (Os sacrum) dan 1 tulang tungging (Os cocygis). Tulang panggul ini dipisahkan pintu atas panggul menjadi 2 bagian, yaitu panggul palsu yaitu bagian di atas pintu atas panggul dan tidak berkaitan dengan persalinan serta panggul sejati yaitu bagian panggul yang berkaitan dengan persalinan yang bentuknya menyerupai sumbu melengkung ke depan. Sedangkan bidang Hodge merupakan bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan
  • 39. (Penurunan kepala) melalui pemeriksaan dalam, yaitu Hodge I, dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan promontorium, Hodge II, sejajar dengan hodge I setinggi pintu bawah panggul, Hodge III, sejajar dengan hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri serta Hodge IV, sejajar dengan hodge I, II, dan III setinggi os cocygis (Prawirohardjo, 2011). 2) Panggul Lunak Bagian ini tersusun atas segmen bawah rahim, serviks uteri, vagina, muskulus dan ligamentum yang mengelilingi dinding dalam dan dasar panggul, serta introitus vagina (Lubang luar vagina) (Bobak, dkk, 2005). c. Power His Kekuatan yang mendorong janin saaat persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen. Sifat his yang baik dan sempurna yaitu: 1) Kontraksi yang simetris 2) Fundus dominan, yaitu kekuatan yang paling tinggi berada di Fundus uteri 3) Kekuatannya seperti gerakan memeras rahim 4) Setelah adanya kontraksi diikuti dengan relaksasi 5) Pada setiap his mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks yaitu menipis dan membuka
  • 40. d. Psikologis Respon perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga biasa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “keadaan yang belum pasti“ sekarang menjadi hal yang nyata. Psikologis meliputi : Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual, pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu. e. Penolong Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan. 6. Tahapan persalinan Menurut Sumarah (2009) tahapan persalinan dibagi menjadi : a. Persalinan kala I Adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 (nol) sampai pembukaan lengkap (10cm). Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, pada primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam. Kala I terbagi menjadi 2 fase:
  • 41. 1) Fase laten (8 jam) : pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm. 2) Fase aktif (7 jam) : pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Fase aktif di bagi menjadi 3 fase yaitu: a) Fase akselerasi : pembukaan 3 cm jadi 4 cm,berlangsung 2 jam. b) Fase dilatasi maksimal : pembukaan berlangsung sangat cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, berlangsung 2 jam. c) Fase deselerasi : pembukaan 9 cm jadi 10 cm, berlangsung 2 jam. Berdasarkan kurve Friedman, ditemukan perbedaan penambahan pembukaan antara primigravida dan multigravida, yaitu : 1) Primi : penambahan pembukaan 1 cm / jam dan Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada primi yang pertama OUI (ostium Uteri Internum) akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian OUE (Ostium Uteri Eksternum) membuka. 2) Multi : penambahan pembukaan 2 cm / jam, pada fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih pandek. Pada multigravida
  • 42. OUI sudah sedikit terbuka. OUI dan OUE serta penipisan servik terjadi dalam saat yang sama. b. Persalinan Kala II (pengeluaran) Dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. c. Kala III (Pelepasan Uri) Segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, selama kurang 30 menit. d. Kala IV (Observasi) Dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. 7. Asuhan Persalinan dan Kelahiran bayi Menurut JNPK-KR (2008) asuhan persalinan dan kelahiran bayi meliputi: a. Lima Benang Merah 1) Membuat Keputusan Klinik 2) Asuhan Sayang Ibu 3) Pencegahan Infeksi 4) Pencatatan ( Rekam Medik ) Asuhan Persalinan 5) Rujukan b. Tujuan Asuhan Persalinan adalah : Memberikan asuhan yang memadai guna mencapai pertolongan persalinan yang bersih, aman dan lancar dengan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
  • 43. c. Penatalaksanaan Asuhan Persalinan: 1) Manajemen kala I Manajemen kala I meliputi : a) Mengidentifikasi masalah Bidan melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ditemukan (1) Mengkaji riwayat kesehatan Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan sekarang dari mulai his, ketuban, perdarahan pervaginam bila ada. (2) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik ibu meliputi keadaan umum, pemeriksaan head to toe, dan vaginal toucher. (3) Pemeriksaan janin Kesejahteraan janin diperiksa dengan DJJ (denyut jantung janin) yang meliputi frekuensi, irama, dan intensitas. (4) Menilai data dan membuat diagnosis Diagnosis dirumuskan berdasar data yang ditemukan. (5) Menilai kemajuan persalinan Kemajuan persalinan dinilai dari pemeriksaan fisik dan vaginal toucher. (6) Membuat asuhan kebidanan kala I (Sulistyawati, 2014)
  • 44. b) Pelaksanaan Asuhan kala I Selama persalinan berlangsung perlu pemantauan kondisi kesehatan ibu maupun bayinya. Hasil pemantauan dicatat dalam partograf. Hal – hal yang perlu dipantau : (1) Kemajuan persalinan Memantau frekuensi, lamanya, dan kekuatan kontraksi pada setengah jam sekali pada fase aktif. Melakukan pemeriksaan vagina untuk mengetahui pembukaan serviks, penipisan serviks, penurunan bagian terendah, dan molase setiap 4 jam. (2) Keadaan Ibu Memantau tanda vital (tekanan darah setiap 4 jam, suhu dan nadi setiap setengah jam), status kandung kemih, dan pemberian makanan atau minuman. (3) Keadaan janin Memeriksa denyut jantung janin setiap setengah jam pada fase aktif. Jika selaput ketuban pecah maka memeriksa warna cairan (adanya mekonium), kepekatan, jumlah cairan, dan molase. (Saifuddin, 2012). c) Partograf Partograf digunakan untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil
  • 45. keputusan dalam penatalaksanaan. Bidan harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut: (1) Mencatat denyut jantung janin setiap setengah jam (2) Mencatat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina dengan ketentuan : (a) U : selaput utuh (b) J : selaput pecah, air ketuban jernih (c) M : air ketuban bercampur mekonium (d) D : air ketuban bernoda darah (e) K : tidak ada cairan ketuban atau kering (3) Mencatat perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase) (4) Mencatat pembukaan mulut rahim dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x). (5) Mencatat penurunan kepala dengan tanda lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. (6) Mencatat waktu untuk menunjukkan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima. (7) Mencatat jam yang sesungguhnya. (8) Mencatat kontraksi setiap setengah jam. (9) Jika memakai oksitosin, mencatat banyaknya oksitosin per volume cairan infus dan dalam tetesan per menit. (10)Mencatat semua obat lain yang diberikan.
  • 46. (11)Mencatat nadi setiap 30 menit dan tandai dengan sebuah titik besar. (12)Mencatat tekanan darah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah. (13)Mencatat suhu badan setiap dua jam (14)Mencatat protein, aseton, dan volume urin setiap Ibu berkemih (Saifuddin, 2012).
  • 47. Gambar 1.1 Partograf menurut World Healt Organitation (WHO)
  • 48. 2) Manajemen Kala II a) Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan: (1) Memanggil Ibu sesuai namanya, menghargai, dan memperlakukan ibu sesuai martabatnya. (2) Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut. (3) Menjelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya. (4) Menganjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut dan khawatir . (5) Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu. (6) Memberi dukungan, membesarkan hatinya dan menentramkan perasaan ibu beserta anggota keluarga lainnya. (7) Menganjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga lain. (8) Mengajarkan pada suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya. (9) Melakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik dan konsisten
  • 49. (10)Menghargai privasi Ibu (11)Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi (12)Mengajurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia menginginkannya (13)Menghargai dan memperbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak memberi pengaruh merugikan (14)Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan seperti episiotomi, pencukuran dan klisma (10)Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. (11)Membantu memulai memberikan ASI dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi. (12)Menyiapkan rencana rujukan. (13)Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik serta bahan-bahan, perlengkapan, serta obat- obatan yang diperlukan. Siap untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi (Prawirohardjo, 2011).
  • 50. b) Asuhan Kala II (1) Pemantauan Ibu Ibu telah berada pada pembukaan lengkap dan siap untuk melahirkan bayinya. Bidan melakukan pemantauan meliputi: a) Kontraksi Kontraksi harus selalu dipantau selama kala II persalinan. Mengontrol setiap 10 menit meliputi frekuensi, lamanya, dan kekuatan. b) Memantau kondisi Ibu yaitu memeriksa nadi dan tekanan darah setiap 30 menit. Memantau respon keseluruhan pada kala II yaitu keadaan dehidrasi, perubahan sikap atau perilaku, dan tingkat tenaga yang dimiliki. c) Memeriksa detak jantung janin setiap 15 menit atau lebih sering dilakukan dengan makin dekatnya kelahiran. Memeriksa penurunan presentasi, perubahan posisi janin dan warna cairan tertentu (Saifuddin, 2012). 4) Kala III c) Manajemen kala III Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III selesai secepat mungkin dengan melakukan langkah-
  • 51. langkah yang memungkinkan plasenta lepas dan lahir lebih cepat. Tujuan manajemen aktif kala III yaitu untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca melahirkan, mengurangi lamanya kala III, mengurangi penggunaan transfusi darah dan mengurangi menggunakan terapi oksitosin. Komponen manajemen aktif kala III meliputi: (1) Pemberian oksitosin intra muskuler segera setelah bayi lahir (maksimal 2 menit) (2) Tali pusat di klem (3) Plasenta dilahirkan melalui peregangan tali pusat terkendali dengan menahan fundus uterus secara dorsokranial (arah ke atas dan ke belakang) (4) Setelah plasenta dilahirkan, lakukan masase fundus uterus secara sirkuler agar uterus tetap berkontraksi dengan baik serta untuk mendorong keluar setiap gumpalan darah yang ada dalam uterus (Sulistyawati, 2014). 4) Kala IV a) Pemeriksaan kala IV (1) Serviks Indikasi pemeriksaan serviks: (a) Aliran perdarahan pervaginam berwarna merah terang dari bagian atas tiap laserasi yang diamati,
  • 52. jumlahnya menetap atau sedikit setelah kontraksi uterus (b) Persalinan cepat atau presipitatus (c) Manipulasi serviks selama persalinan , misalnya untuk mengurangi tepi anterior. (d) Dorongan maternal (meneran) sebelum dilatasi maksimal (e) Kelahiran pervaginam dengan tindakan , misalnya ekstrasi vakum atau forcep (f) Kelahiran traumatik, misalnya distosia bahu (g) Pemantauan dan evaluasi lanjut kala IV (2) Tanda vital meliputi tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Selama satu jam pertama lakukan pemantauan pada tekanan darah dan nadi setiap 15 menit dan pada satu jam kedua lakukan selama 30 menit. (3) Kontraksi uterus Pemantauan kontraksi uterus dilakukan setiap 15 menit selama satu jam pertama dan 30 menit selama satu jam kedua. (4) Lochea Lochea dipantau bersamaan dengan masase uterus. Jika uterus berkontraksi lebih baik maka aliran lochea tidak akan terlihat banyak.
  • 53. (5) Kandung kemih Kandung kemih dipantau setiap 15 menit dalam satu jam pertama, dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua. Kandung kemih yang penuh dapat mengakibatkan atonia uterus, perubahan posisi uterus. (6) Perineum Perineum kembali dikaji dengan melihat adanya edema, memar dan pembentukan hematom (Sulistyawati, 2014). g. Asuhan Persalinan Normal 1) Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II: a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya c) Perineum menonjol d) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka e) Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darah 2) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan essensial untuk menolong persalinan dan menatalaksanakan komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia menyiapkan tempat yang datar dan bersih, 2 kain, 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
  • 54. a) Menggelar kain diatas perut ibu b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan suntik steril 3) Memakai celemek, penutup kepala, masker penutup mulut, dan pelindung mata (kacamata) yang bersih dan nyaman 4) Melepaskan semua perhiasan dan jam tangan lalu mencuci tangan di air mengalir dan bersih 5) Memakai sarung tangan steril 6) Memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik, pastikan tabung suntik steril 7) Membersihkan vulva dan perineum menggunakan air matang a) Menggunakan gulungan kapas atau kasa bersih, membersihkan mulai dari bagian atas kearah bawah (dari bagian anterior vulva kearah rektum) untuk mencegah kontaminasi tinja b) Meletakkan kain bersih di bawah bokong saat ibu mulai meneran, dan menyediakan kain cadangan di dekatnya c) Jika keluar tinja saat ibu meneran, jelaskan bahwa hal itu sudah biasa. d) Membersihkan tinja tersebut dengan dengan kain alas bokong atau tangan yang sedang menggunakan sarung tangan. e) Mengganti alas bokong dan sarung tangan DTT. Jika tidak ada waktu untuk membersihkan tinja karena bayi akan
  • 55. segera lahir maka sisihkan dan tutupi tinja tersebut dengan kain bersih. f) Mengosongkan kandung kemih 8) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap bila selaput ketuban belum pecah maka diperlukan tindakan amniotomi. 9) Mendekotaminasi sarung tangan dengan menyelupkan ke larutan klorin 0,5 % kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam. Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan. 10) Memeriksa denyut jantung janin untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160 kali/menit) a) Mengambil tindakan yang sesuai prosedur jika DJJ tidak normal b) Mendokumentasikan hasil periksa dalam, DJJ, dan semua hasil penilaian serta asuhan lain pada partograf. 11) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman dan sesuai keinginannya. Menunggu hingga timbul keinginan untuk meneran, memantau kondisi dan kenyamanan ibu dan janin, dan dokumentasikan semua temuan yang ada 12) Menganjurkan keluarga ibu untuk membantu dan mendukung usahanya yaitu menyiapkan posisi meneran.
  • 56. 13) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasakan dorongan yang kuat untuk meneran : a) Membantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman b) Membimbing agar dapat meneran secara benar dan efektif c) Mendukung dan memberi semangat pada saat meneran dan perbaiki meneran jika caranya salah. d) Memberikan cukup cairan dan memperbolehkan ibu untuk berkemih sesuai kebutuhan. e) Menganjurkan ibu untuk istirahat di antara kotraksi f) Menganjurkan keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat kepada Ibu. g) Menilai DJJ setiap 15 menit atau setelah kontraksi selesai h) Melakukan stimulasi puting susu mungkin dapat meningkatkan kekuatan dan kualitas kontraksi. i) Segera rujuk jika bayi tidak lahir setelah 120 menit meneran (primigravida), atau 60 menit meneran (multigravida) 14) Jika pembukaan sudah lengkap tapi ibu tidak ada dorongan untuk meneran. Menganjurkan ibu untuk berjalan atau mengambil posisi yang nyaman. Posisi berdiri dapat membantu penurunan kepala bayi yang berlanjut dengan dorongan untuk meneran. Mengajarkan cara bernapas yang benar selama kontraksi berlangsung. Memantau kondisi ibu dan janin dan mencatat semua dalam partograf.
  • 57. 15) Saat kepala bayi membuka vulva (5-6cm), meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong Ibu. 16) Menempatkan kain atau handuk bersih di atas perut ibu sebagai alas tempat meletakkan bayi baru lahir. 17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali alat dan bahan. 18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan 19) Melindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih dan kering), ibu jari salah satu perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan lain pada belakan kepala bayi. Menahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum. 20) Setelah kepala bayi lahir, meminta ibu untuk berhenti meneran dan bernapas cepat. Memeriksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat. Jika ada lilitan tali pusat pada leher bayi cukup longgar maka lepaskan lilitan tali pusat dengan melewati kepala bayi. Jika lilitan tali pusat sangat erat maka jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat dengan jarak 3 cm, kemudian potong tali pusat diantara dua klem. 21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
  • 58. 22) Meletakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, meminta ibu meneran sambil menekan kepala kearah bawah dan dan lateral tubuh bayi hingga bahu depan melewati simfisis. Setelah bahu depan lahir, menggerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan. 23) Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) ke arah perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut. Menggunakan jari-jari tangan yang sama untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada sisi posterior bayi pada saat melewati perineum.Selanjutnya menggunakan tangan yang sama untuk mengendalikan siku dan tangan posterior saat melewati perineum. Tangan bawah (posterior) menopang samping lateral tubuh bayi saat lahir. Secara simultan, tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan memegang bahu, siku, dan lengan bagian anterior. 24) Setelah tubuh dan lengan lahir, melanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung, bokong, dan kaki. Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari lainnya.
  • 59. 25) Melakukan penilaian selintas a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan? b) Apakah bayi bergerak aktif ? Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap, melakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir) 26) Meletakkan bayi diatas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut bawah ibu. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Mengganti handuk basah dengan handuk / kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu. 27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal). 28) Memberitahu ibu akan disuntikkan oksitosin agar uterus berkontraksi baik. 29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 IU IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin). 30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira – kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
  • 60. 31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat. Memegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting desinfeksi tingkat tinggi atau steril. 32) Mengganti handuk basah dan selimuti bayi dengan selimut atau kain yang bersih dan kering. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu. Meluruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/ perut ibu. Mengusahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu payudara ibu. 33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. 34) Memindahkan klem tali pusat (penjepit untuk memotong tali pusat saat kala dua) pada tali pusat sekitar 5-20 cm dari vulva. 35) Meletakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain) tepat diatas simfisis pubis untuk mendeteksi kontraksi uterus. Tangan lain menegangkan tali pusat. 36) Setelah terjadi kontraksi uterus, menegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan lain (pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan kepala ibu (dorso-kranial). Melakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus
  • 61. berkontraksi kembali untuk mengulangi kembali penegangan tali pusat terkendali. 37) Saat mulai kontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur) tegangkan tali pusat ke arah bawah, melakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan. a) Jika tali pusat bertambah panjang, memindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan melahirkan plasenta. b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat memberi dosis ulangan oksitosin 10 unit IM, melakukan keterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh, meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan, mengulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya, dan jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera melakukan plasenta manual. 38) Saat plasenta terlihat pada introitus vagina, melahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah penampung. Karena selaput ketuban mudah robek, pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu. Melakukan
  • 62. penarikan dengan lembut dan perlahan-perlahan untuk melahirkan selaput ketuban. Jika selaput ketuban robek dan tertinggal di jalan lahir saat melahirkan plasenta, dengan hati - hati periksa vagina dan serviks dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril atau forcep untuk keluarkan selaput ketuban teraba. 39) Setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus. Meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakkan melingkar dengan lembut dan mantap hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). Melakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase. 40) Memeriksa plasenta sisi maternal (yang melekat pada dinding uterus) dan sisi fetal (yang menghadap ke bayi) untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh (tidak ada bagian yang hilang), memasangkan bagian-bagian plasenta yang robek untuk memastikan tidak ada bagian yang hilang. 41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. 42) Memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam. 43) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
  • 63. a) Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Bayi cukup menyusu pada satu payudara b) Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu. 44) Setelah satu jam, melakukan penimbangan/pengukuran bayi, memberikan tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intra muskuler di paha kiri anterolateral. 45) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral. a) Meletakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu- waktu bisa disusukan b) Meletakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan memberikan sampai bayi berhasil menyusu. 46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam a) 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan. b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan c) Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai dengan penatalaksanaan atonia uteri.
  • 64. 47) Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi 48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah 49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua. 50) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas dengan baik (40 – 60 kali) serta suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 0C) 51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah kontaminasi. 52) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai. 53) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian bersih dan kering. 54) Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya. 55) Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 %.
  • 65. 56) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, membalikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. 57) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. 58) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), memeriksa tanda vital dan asuhan kala IV (JNPK-KR, 2008). C. BAYI BARU LAHIR 1. Pengertian Bayi Baru Lahir Menurut Saifuddin (2012) bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. 2. Antropometri Bayi Baru Lahir Menurut Ladewig, dkk (2005), antropometri pada bayi baru lahir antara lain : a. Berat badan, rata-rata memiliki berat 3405 gram dengan kisaran 2500-4000 gram. b. Panjang badan, rata-rata memiliki panjang 50 cm dengan kisaran 48- 52 cm. pertumbuhan panjang bayi adalah 2 cm per bulan pada 6 bulan pertama.
  • 66. c. Lingkar kepala, rata-rata memiliki lingkar kepala 32-37 cm, kira-kira 2 cm lebih besar dari lingkar dada. 3. Penilaian Bayi Baru Lahir dengan Apgar Score Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak, sehingga dapat diberikan tindakan yang sesuai dengan kondisi bayi. Penilaian Apgar Score difokuskan pada warna kulit, denyut jantung, gerak refleks, tonus otot dan usaha bernafas bayi. Tabel 1.1 Nilai Apgar Score Bayi Baru Lahir Tanda 0 1 2 Appearance Color (Warna Kulit) Pulse (Denyut Jantung) Grimace (Refleks) Actifity (Tonus Otot) Respiration (Usaha Bernapas) Pucat Tidak ada Tidak ada Lumpuh Tidak ada Tubuh kemerahan, ekstremitas biru < 100 ×/menit Sedikit gerakan mimic Ekstremitas sedikit fleksi Lemah, tidak teratur Seluruh tubuh kemerahan ˃ 100 ×/menit Menangis, batuk atau bersin Gerakan aktif Menangis kuat Sumber : Mochtar ( 2012 ) Klasifikasi klinik nilai Apgar adalah nilai 0-3 merupakan asfiksia berat, nilai 4-6 merupakan asfiksia ringan sampai sedang dan 7-10 merupakan bayi normal ( Mochtar, 2012 ).
  • 67. 4. Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir a. Pernapasan Setelah bayi lahir, pertukaran gas terjadi pada paru-paru (Setelah tali pusat dipotong). Menurut Cunningham, dkk (2005), rangsangan gerakan pernapasan pertama kali pada bayi baru lahir disebabkan oleh : 1) Tekanan mekanis pada dada ketika melalui jalan lahir yang mendorong cairan dari saluran napas, paru-paru mengembang dan rongga dada kembali pada bentuk semula. 2) Berkurangnya oksigen dan penimbunan karbondioksida. 3) Stimulasi fisik, seperti memegang bayi sewaktu kelahiran dan resusitasi. b. Peredaran Darah Saat tali pusat diklem, sistem bertekanan rendah yang berada pada unit janin plasenta terputus sehingga berubah menjadi sistem sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi dan berdiri sendiri serta tahanan pembuluh darah sistemik meningkat. Peningkatan tahanan pembuluh darah dan tarikan nafas pertama terjadi secara bersamaan. Oksigen dari napas pertama menyebabkan sistem pembuluh darah berelaksasi dan terbuka sehingga paru-paru menjadi sistem bertekanan rendah. Kombinasi peningkatan tekanan sirkulasi sistemik dan menurun dalam sirkulasi paru-paru menyebabkan perubahan tekanan aliran darah dalam jantung. Tekanan akibat peningkatan aliran darah di sisi
  • 68. kiri jantung menyebabkan foramen ovale menutup, duktus asteriousus yang mengalirkan darah teroksigenasi ke otak janin kini tidak diperlukan. Darah yang tidak kaya oksigen masuk ke jantung bayi menjadi teroksigenasi sepenuhnya di dalam paru, kemudian dipompakan ke seluruh bagian tubuh (Varney, 2007). c. Saluran Pencernaan Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna sumber makanan dari luar terbatas. Bayi baru lahir kurang mampu mencerna protein dan lemak dibandingkan orang dewasa. Absrobsi karbohidrat relative efisien tetapi tetap kurang efisien jika dibanding dengan orang dewasa. Kemampuan bayi baru lahir efisien dalam mengabsorbsi monosakarida seperti glukosa, asalkan jumlah glukosa tidak terlalu banyak. Kapasitas lambung pada bayi tersebut cukup terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. d. Metabolisme Pada saat tali pusat diklem, bayi baru lahir harus menemukan cara untuk mempertahankan keseimbangan glukusa yang esensial bagi fungsi otak neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa darah turun dalam waktu yang singkat (1-2 jam setelah kelahiran). Penelitian pada bayi baru lahir cukup bulan yang sehat menemukan bahwa kadar glukosa fisiologis terjadi pada 1-1,5 jam setelah bayi lahir dan akan stabil dalam 3-4 jam. Oleh karena itu, bayi baru lahir
  • 69. sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir ( Varney, 2007). e. Suhu Bayi baru lahir mempunyai kecenderungan untuk mengalami stres fisik akibat perubahan suhu di luar kandungan. Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui 4 mekanisme, yaitu konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi. Oleh karena itu, menjaga kehangatan bayi baru lahir sangatlah penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian bayi. Kehangatan itu dapat dijaga dengan cara segera mengeringkan bayi, mengganti kain atau selimut yang basah, mengatur suhu ruangan kelahiran (24° C), menghangatkan dahulu area resusitasi bayi baru lahir, menunda memandikan bayi, menjauhkan bayi dari jendela, dinding luar atau pintu keluar serta mempertahankan kepala bayi agar tetap tertutup dan badannya dibedong dengan baik selama 48 jam (Varney, 2007). f. Sistem Ginjal Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah menyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur sehingga dapat kehilangan natrium dalam jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak dapat mengonsentrasikan urine dengan baik. Pada 48 jam pertama, bayi
  • 70. baru lahir mengekskresikan sedikit urine, yaitu 30 – 60 ml (Varney, 2007). 5. Refleks pada Bayi Beikut adalah uraian beberapa refleks yang akan dijumpai pada bayi menurut Hidayat dan Uliyah (2008) adalah sebagai berikut : a. Neck righting, bayi diletakkan dalam posisi terlentang dan coba menarik perhatian bayi pada satu sisi maka bahu dan badan kemudian pelvis akan berotasi ke arah dimana bayi diputar. b. Tonic neck, kepala bayi diputar dengan cepat ke satu sisi maka bayi melakukan perubahan posisi dengan lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan. c. Startle, bayi diberi stimulus berupa tepuk tangan yang keras maka bayi akan mengekstensi dan memfleksi lengan dan tangan tetap rapat. d. Babinski, bayi distimulasi dengan cara menggores telapak kaki sepanjang tepi luar dan dimulai dari tumit. Respons bayi menunjukkan jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi. e. Merangkak, bayi diletakkan tengkurap di atas permukaan yang rata lalu bayi akan memberikan respons berupa bayi membuat gerakan seperti merangkak pada lengan dan kakinya. f. Menari atau melangkah, bayi dipegang sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang keras maka kaki bayi akan bergerak ke atas dan ke bawah bila sedikit disentuhkan ke permukaan keras.
  • 71. g. Ekstruasi, bayi distimulasi dengan menyentuh lidah dengan ujung spatel lidah maka lidah bayi ekstensi ke arah luar bila disentuh. h. Galant’s, dilakukan dengan cara menggores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang dari bahu sampai bokong. Respons yang muncul pada bayi adalah punggung bayi bergerak ke arah samping. Sedangkan menurut Ladewig, dkk (2005), bayi juga memiliki refleks berupa : a. Refleks morro, yaitu didapat dengan cara memberikan isyarat pada bayi dengan satu teriakan kencang atau gerakan yang mendadak. Dan respon bayi baru lahir berupa menghentakkan tangan dan kaki lurus ke arah luar sedangkan lutut fleksi. Tangan kemudian akan kembali ke arah dada seperti posisi dalam pelukan, jari-jari nampak terpisah membentuk huruf C dan bayi mungkin menangis. b. Refelks rooting, sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala meoleh ke arah sentuhan. c. Refleks mengisap, timbul bersama-sama dengan rangsangan pipi untuk menghisap puting susu ibu dan menelan ASI. d. Refleks menggenggam, dilakukan dengan cara menstimulasi telapak tangan bayi dengan sebuah objek atau jari pemeriksa dan respon bayi berupa menggenggam dan memegang objek tersebut dengan erat.
  • 72. 6. Asuhan Bayi Baru Lahir Menurut Bobak, dkk (2005), asuhan bayi baru lahir meliputi : a. Membersihkan jalan napas, jika bayi baru lahir tidak menangis, penolong harus segera membersihkan jalan napas bayi. Bila setelah 1 menit tidak bisa bernapas spontan maka harus dilakukan tindakan resusitasi. b. Memotong dan merawat tali pusat, sebelum tali pusat dipotong, penolong harus memastikan bahwa tali pusat diklem dengan baik guna mencegah terjadinya perdarahan. c. Mempertahankan suhu tubuh bayi, bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh sehingga membutuhkan pengaturan suhu dari luar agar bayi tetap hangat. d. Memberikan vitamin K, untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K maka semua bayi baru lahir normal diberi vitamin K secara intramuscular dengan dosis 1 mg. e. Pencegahan infeksi, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi sehingga diperlukan pencegahan infeksi. Upaya pencegahan infeksi pada bayi baru lahir adalah : 1) Pencegahan infeksi pada tali pusat, dengan cara membiarkan tali pusat tetap terbuka, mengering dan hanya dibersihkan dengan air bersih setiap hari. 2) Pencegahan infeksi pada kulit, meletakkan bayi di atas dada ibu agar terjadi kontak langsung sehingga terjadi kolonisasi
  • 73. mikroorganisme yang ada di kulit dengan mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat nonpatogen. Selain itu, zat antibody yang terkandung dalam ASI dapat meminimalisasi terjadinya infeksi pada kulit. 3) Pencegahan infeksi pada mata, dalam merawat mata bayi baru lahir harus cuci tangan dahulu, membersihkan kedua mata dengan kapas bersih serta air hangat, kemudian memberikan saleb atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir (Tetrasiklin 1 %, Eritromisin 0,5 % atau Nitras Argensi 1 %). 4) Imunisasi, merupakan suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cara memberikan suatu zat dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. D. NIFAS 1. Pengertian Nifas Menurut Suherni (2009) nifas adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami perubahan. Menurut Sukarni (2013) masa nifas (puerpurium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan
  • 74. kembali seperti keadaan sebelum hamil. Vivian (2011) menyatakan bahwa masa nifas atau peurpurium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari), setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologisnya yang diharapkan pada periode 6 minggu. 2. Tahapan masa nifas Adapun tahapan masa nifas menurut Suherni (2009) adalah : a. Puerperium dini : Masa pemulihan, yakni saat ibu diperbolehkan berdiri. b. Puerperium intermedial : Masa pemulihan menyeluruh dari organ- organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu. c. Remote puerperium : Masa untuk pulih dan sehat sempurna. 3. Perubahan-Perubahan Fisiologis masa nifas Menurut Suherni (2009) perubahan-perubahan fisiologi masa nifas adalah a. Perubahan uterus Ukuran uterus setelah 2 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil. b. Lochea Adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat.
  • 75. 1) Lochea Rubra ( Cruenta ) Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel- sel darah desidua ( Desidua yakni selaput tenar rahim dalam keadaan hamil), venix caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel yang mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni bulu halus pada anak yang baru lahir), dan mekonium (yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban berwarna hijau). 2) Lochea Sanguinolenta Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan. 3) Lochea Serosa Berwarna kuning, pada hari ke 7-14 pasca persalinan. 4) Lochea Alba Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu. 5) Lochea Purulenta Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah berbau busuk. 6) Locheohosis Lochea yang tidak lancar keluarnya.
  • 76. c. Perubahan vagina dan perinium 1) Vagina Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul vugae (lipatan- lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. 2) Perubahan pada perineum Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas bila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran lebih besar dan pada sirkumfarensia suboksipito bregmatika. d. Perubahan pada sistem pencernaan Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi ), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila masih terjadi konstipasi dalam waktu 3 atau 4 hari dapat ditolong dengan diberikan obat laksan per oral atau per rektal. Bila belum berhasil juga dapat dilakukan huknah.
  • 77. e. Perubahan sistem perkemihan Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu, tergantung pada 1) keadaan/status sebelum persalinan 2) Lamanya partus kalla II yang dilalui 3) Bersarnya tekanan kepala saat persalinan. f. Perubahan tanda-tanda vital 1) Suhu badan Sekitar hari ke 4 setelah persalinan suhu tubuh naik sedikit, antara 37,2ºC - 37,5°C. Kemungkinan disebabkan karena ikutan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan mencapai 38°C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai infeksi atau sepsis nifas. 2) Denyut nadi Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 kali per menit, yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi utamanya pada minggu pertama postpartum. 3) Tekanan darah Tekanan darah <140/90 mmHg . Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari postpartum.
  • 78. 4) Respirasi Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Bila ada respirasi cepat postpartum (>30x per menit) mungkin karena ikutan tanda-tanda syok. 4. Adaptasi psikologi ibu masa nifas Menurut Suherni (2009) perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu mengalami fase-fase sebagai berikut : a. Fase taking in Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin dialami, seperti mudah tersinggung, menangis. Pada fase ini petugas kesehatan harus menggunakan pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik.
  • 79. b. Fase taking hold Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu, pada fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan. c. Fase letting go Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan oleh ibu. Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan rumah tangga sehingga ibu tidak telalu terbebani.
  • 80. 5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas Normal: Kebutuhan Dasar ibu nifas normal menurut Suherni (2009) meliputi: a. Kebersihan diri 1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh 2) Mengajarkan ibu membersihkan kelamin dengan sabun dan air. 3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. 4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. 5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka. b. Istirahat 1) Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup. 2) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal : mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya. c. Latihan 1) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
  • 81. 2) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti tidur terlentang dan lengan disamping dan menarik otot perut selagi menarik napas. 3) Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kemudian kendurkan lagi. d. Gizi 1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari. 2) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, vitamin yang cukup 3) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca salin 4) Minum kapsul vitamin A agar bisa memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASI nya e. Perawatan Payudara 1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering 2) Menggunakan BH yang menyokong payudara 3) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum yang keluar atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. 4) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminum dengan menggunakan sendok 5) Untuk meredakan nyeri minum paracetamol 1 tablet tiap 4-6 jam
  • 82. 6) Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI lakukan pengompresan payudara dengan kain basah dan kain hangat selama 5 menit, urut payudara dengan arah “Z” menuju puting 7) Keluarkan ASI sebagian sehingga putting susu menjadi lunak 8) Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali. 9) Letakkan kain dingin pada payudara setelah selesai 10) Payudara dikeringkan 6. Hubungan perkawinan / rumah tangga Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. 7. Keluarga Berencana Menurut Saifuddin (2012) kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual. Pada hakekatnya, kontrasepsi dapat dicapai dengan: a. Supresi ovulasi b. Membiarkan ovulasi terjadi, tapi mencegah pertemuan ovum dengan sperma c. Membiarkan pertemuan ovum dengan sperma dan terjadinya pembuahan, tetapi mencegah keberhasilan implantasi pada keluarga berencana selama nifas dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut:
  • 83. 1) Metode Amenorea Laktasi (MAL) yaitu metode amenore laktasi, jadi ibu nifas yang menyusui secara eksklusif dapat menggunakan metode MAL ini sebagai metode kontrasepsi hingga sebelum mendapatkan haid pertamanya. 2) Kondom adalah selubung karet tipis yang dipasang pada penis yang ereksi dan dikenakan selama senggama untuk mencegah masuknya sperma ke dalam vagina. 3) Mini pil mengandung progestogen dengan kadar rendah, bekerja dengan membuat mukus serviks tidak dapat ditembus oleh sperma. 4) IUD adalah alat yang berupa benda kecil terbuat dari plastik dan/atau logam yang dimasukkan ke daalam kavum endometrium, sehingga tidak dapat melakukan implantasi dengan baik. 8. Tujuan Asuhan Masa Nifas Menurut Suherni (2009) tujuan asuhan masa nifas adalah meliputi: a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik. b. Melaksanakan skrening yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi. d. Memberikan pelayanan keluarga berencana
  • 84. 9. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas Pemerintah merekomendasikan paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk : a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya c. Mendeteksi adanya komplikasi yang terjadi pada masa nifas d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan menggang kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Menurut (Depkes RI, 2012) seorang ibu nifas agar memperoleh nifas yang sehat harus melakukan kunjungan nifas yang meliputi : a. Kunjungan I (6-8 jam post partum) 1) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri 2) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut 3) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri 4) Pemberian ASI awal 5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir 6) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi 7) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
  • 85. melahirkan atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan yang baik. b. Kunjungan II (6 hari post partum) dan Kunjungan III (2 minggu post partum) 1) Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, TFU di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal 2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan 3) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup 4) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan 5) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui 6) Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir c. Kunjungan III (6 minggu post partum) 1) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas 2) Memberikan konseling KB secara dini
  • 86. E. Manajemen Asuhan Kebidanan 1. Asuhan Kebidanan Komprehensif Asuhan kebidanan komprehensif adalah asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh kepada ibu hamil dari masa kehamilan, bersalin, nifas serta bayi baru lahir yang bersifat continuity of care. Pelaksanaan yang diharapkan pada continuity of care adalah pemberian pendidikan kesehatan bagi ibu hamil seperti gizi untuk ibu hamil, tanda bahaya masa kehamilan, pentingnya imunisasi TT, pemberian tablet Fe, pemeriksaan penunjang, dan pemberian pendidikan kesehatan 2. Pengertian Standar Asuhan Kebidanan Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan (KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007). 3. Langkah-langkah Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai dengan KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007 meliputi : Standar I : Pengkajian a. Pernyataan standar : bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
  • 87. b. Kriteria pengkajian: 1) Data tepat, akurat dan lengkap 2) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya) dan data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis, dan pemeriksaan penunjang) c. Pengkajian ibu hamil trimester III meliputi: Pengkajian meliputi tanggal pengkajian, waktu pengkajian, data subjektif dan data objektif. 1) Data subjektif adalah data yang diperoleh melaui wawanca langsung kepada pasien yang meliputi: a) Identitas : untuk mengetahui biodata pasien b) Keluhan utama : untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang tepat kepada pasien. Keluhan ibu hamil trimester III diantaranya sering buang air kecil, hemoroid, keputihan, sembelit, kram kaki, sakit punggung atas dan bawah, varises pada kaki (Sulistyawati, 2014). c) Riwayat reproduksi (1) Menstruasi : digunakan untuk menggambarkan keadaan dasar dari organ reproduksinya (a) Menarche : biasanya wanita mengalami menarche pada umur 12-16 tahun.
  • 88. (b) Siklus : normalnya 23-32 hari (c) Lama : normalnya 3-7 hari (d) Keluhan: untuk mengetahui keluhan ibu pada saat menstruasi apakah bersifat normal atau abnormal (e) Volume : dinyatakan dengan dalam sehari ganti pembalut berapa kali (f) Bau : untuk mengetahui bau darah manstruasi ibu apakah amis seperti bau darah atau tidak (g) Konsistensi : untuk mengetahui jenis perdarahan ibu pada saat menstruasi d) Riwayat perkawinan : (1) Usia menikah pertama kali : untuk mengetahui kesesuaian ibu dengan usia reproduksi sehat dan usia ibu pertama kali melakukan hubungan seksual (usia reproduksi sehat : 20-35 tahun). (2) Status pernikahan : untuk mengetahui status pernikahan klien atau pasien. (3) Lama pernikahan : untuk mengetahui kesesuaian umur kehamilan ibu dengan lamanya pernikahan. Apabila ibu hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal) (Hani, Ummi et al, 2010).
  • 89. (4) Pernikahan ke- : untuk mengetahui riwayat pernikahan ibu. e) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu : untuk mengetahui riwayat ibu sebelum kehamilan sekarang, sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang tepat. Penyulit harus ditanyakan untuk mengantisipasi adanya riwayat berulang pada ibu misalnya perdarahan, episiotomi, sectio caesar, maupun persalinan normal dengan tindakan. f) Riwayat kehamilan sekarang (1) HPHT : untuk mengetahui kapan terakhir kali ibu mengelami menstruasi, sehingga bidan dapat memperkirakan umur kehamilan pasien/klien. (2) Periksa hamil pertama kali pada UK : untuk mengetahui kapan psien/klien periksa hamil untuk pertama kali. No Hamil ke Persalinan Nifas Bayi UK Penolong Jenis Komplik asi Laktasi Komplik asi JK BBL Keadaan
  • 90. (3) Imunisasi TT : Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval (selang waktu) maksimal, hanya terdapat interval minimal antar dosis TT (4) Tanda-tanda bahaya atau penyakit yang dialami : untuk mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan yang dialami atau dirasakan ibu, sehingga bisa dilakukan penanganan segera. (5) Obat atau jamu yang pernah dan sedang dikonsumsi : untuk mengetahui obat-obatan, suplemen, atau jamu yang dikonsumsi ibu sehingga bisa untuk mengetahui pula baik atau tidaknya terhadap kehamilan ibu. (6) Gerakan janin pertama kali dirasakan : untuk mengetahui kapan ibu merasakan gerakan janin untuk yang pertama kalinya. (7) Kekhawatiran-kekhawatiran khusus : untuk mengetahui kekhawatiran apa yang dirasakan ibu, sehingga bidan dapat memberikan asuhan dan KIE yang tepat untuk mengatasinya. g) Riwayat kesehatan : untuk mengetahui riwayat penyakit menular maupun menurun baik sekarang, terdahulu maupun riwayat rawat inap di RS serta riwayat keturunan kembar. Penyakit ini meliputi penyakit jantung, DM, penyakit ginjal,
  • 91. hipertensi, hepatitis dan hemofili. Penyakit jantung pada ibu akan meningkatkan resiko terjadinya keguguran dan pertumbuhan serta perkembangan bayi mengalami hambatan intelegensia atau fisik. DM dan hepatitis juga akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami keguguran, gangguan pertumbuhan janin dan kematian dalam rahim. Penyakit ginjal akan menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga dapat menimbulkan keguguran (Manuaba, 2010) h) Data psikososial : (1) Respon ibu terhadap kehamilan ini : untuk mengetahui keadaan psikologis ibu, apakah ibu menghendaki kehamilan ini. (2) Respon suami terhadap kehamilan ini : untuk mengetahui respon suami sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan mengenai bagaimana pola kita dalam memberikan asuhan kepada pasien dan bayinya, jika respon suami positif maka akan memberikan kemudahan bagi kita untuk melibatkannya dalam memberikan perawatan. (3) Respon keluarga terhadap kehamilan ini : untuk mengetahui keadaan psikologi keluarga terhadap kehamilan ibu, jika keluarga memberikan respon positif
  • 92. maka akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya. Namun apabila respon yang diberikan negatif maka bidan sebisa mungkin dapat berperan dalam mencari beberapa alternatif solusi. (4) Adat istiadat atau budaya yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kehamilan : untuk mengetahui adat istiadat yang dianut oleh ibu tersebut baik untuk kehamilannya atau tidak, apabila tidak maka tidak perlu dipermasalahkan. Namun apabila itu tidak baik untuk kehamilan ibu, maka bidan perlu memberikan KIE yang disertai dengan pendekatan yang baik dengan keluarga tersebut. (5) Respon lingkungan terhadap kehamilan ini : untuk mengetahui repon lingkungan terhadap kehamilan ibu, apakah respon yang diberikan positif atau tidak. i) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari : untuk mengetahui pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari ibu apakah sudah sesuai atau tidak. (1) Makan (a) Jenis : sebelum hamil : 4 sehat 5 sempurna selama hamil : diusahakan untuk menambah konsumsi buah dan sayur selama kehamilan
  • 93. (b) Frekuensi: sebelum hamil : 3x sehari setelah hamil: jumlah kalori yang dibutuhkan ibu hamil untuk setiap harinya adalah ± 2500 kalori (c) Pantangan: tidak ada (2) Minum (a) Jenis : sebelum hamil : apa saja selama hamil : hindari minuman bersoda dan berakhohol (b) Frekuensi: sebelum hamil : tidak teratur selama hamil : minimal 8 gelas per hari (3) Istirahat dan tidur (a) Siang : sebelum hamil: 1 jam sesudah hamil: minimal 1 jam (b) Malam : sebelum hamil, setelah hamil 8 jam (c) Keluhan : sebelum hamil: tidak ada setelah hamil : ibu mengalami gangguan tidur karena sering terbangun untuk berkemih (4) Aktivitas sehari-hari: ibu hamil perlu mengurangi aktivitas yang berat
  • 94. (5) Personal hygiene : perubahan metabolisme selama hamil mengakibatkan peningkatan produksi keringat, jadi ibu harus pintar mejaga kebersihan dirinya yaitu dengan mandi jika tidak ibu akan mudah untuk terkena penyakit kulit, selain itu ibu juga harus menjaga daerah kewanitaanya agara tetap bersih adn kering serta kuku ibu harus selalu dalam keadaan pendek dan bersih karena kuku tersebut merupakan tempat yang mudah untuk bersarangnya kuman sumber penyakit. (6) Aktivitas seksual Ibu dianjurkan untuk mengurangi frekuensi dalam hubungan seksual pada trimester I dan III karena sperma mengandung prostaglandin yang dapat memacu kontraksi uterus, hubungan seksual aman dilakukan pada trimester II. 2) Data Objektif : diperoleh melalui hasil pemeriksaan bidan, catatan rekam medis maupun pemeriksaan penunjang lainnya, meliputi : a) Pemeriksaan Fisik (1) Keadaan Umum Kesadaran : composmentis Keadaan emosional : baik (2) Tekanan Darah : normal 110/70 – 120/80 mmHg
  • 95. (3) Denyut Nadi : normal 80-100 kali/menit (4) Suhu : normal 36,5-37,5°C (5) Pernafasan : normal 12-24 kali/menit (6) Berat Badan : ibu normalnya mengalami kenaikan berat badan ± 8,5 kg pada TM III (UK 30 minggu). (7) Tinggi Badan : ˃145 cm (8) Lingkar Lengan Atas (LILA) : >23,5 cm b) Head to Toe (1) Kepala (a) Rambut Warna: alami Kebersihan : bersih, tidak ada ketombe Rontok atau tidak : tidak rontok (b) Muka : tidak oedem (c) Telinga Kebersihan : bersih, tidak ada serumen Gangguan pendengaran : tidak ada (d) Mata Sklera : putih Konjungtiva : merah muda Kebersihan : tidak ada sekret Kelainan : tidak ada
  • 96. Gangguan penglihatan : tidak ada gangguan (e) Hidung Kebersihan : bersih Polip : tidak ada (f) Mulut Bibir (warna, integritas jaringan) : bibir merah muda, integritas lembab Lidah (warna, kebersihan) : merah muda, bersih Gigi (kebersihan, karies, gangguan pada mulut) : bersih, tidak ada karies pada gigi (g) Leher Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran (apabila terdapat pembesaran kelenjar tiroid maka akan menimbulkan gangguan pengiriman nutrisi dan ke janin sehingga akan menyebabkan abortus, kematian janin intra uteri yang didahului dengan tetani janin) (Sulivan, A., Kean, L., & Cryer, A. 2009, Panduan Pemeriksaan Antenatal, Mike Budhi Subekti, Monica Ester). Pembesaran vena jugularis : tidaka ada pembesaran (h) Dada Bentuk : tidak ada retraksi dinding dada
  • 97. Simetris atau tidak : simetris (i) Payudara Bentuk : simetris Areola : mengalami hiperpigmentasi Kolostrum : pada ibu hamil TM III sebagian besar sudah mengeluarkan kolostrum Puting : tergantung puting ibu termasuk pada jenis puting yang menonjol, datar, atau masuk ke dalam (j) Perut Bekas luka operasi : tergantung pada riwayat persalinan ibu Striae : ada striae gravidarum Linea : linea nigra TFU : TFU ibu hamil TM 3 menyesuaikan umur kehamilannya, tetapi normalnya minimal 3 jari diatas pusat. Hasil palpasi Leopold - Leopold 1 : untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang berada dalam fundus - Leopold II : untuk mengetahui letak punggung janin dan ekstremitas
  • 98. - Leopold III : untuk mengetahui letak terendah janin dan mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah masuk panggul. - Leopold IV : untuk mengetahui seberapa jauh janin sudah masuk panggul (dilakukan apabila pada Leopold III diketahui sudah masuk panggul). Taksiran Berat Janin (TBJ): dapat diukur dengan 2 cara yakni apabila belum masuk panggul (TFU-12) x 155 gram, sedangkan apabila sudah masuk panggul (TFU-11) x 155 gram. Denyut Jantung Janin (DJJ) : DJJ normal yaitu 120-160 kali/menit (k) Ekstremitas : untuk mengetahui ada tidaknya oedem, varises dan sianosis pada ibu, sehingga dapat dideteksi dini resiko yang terjadi pada ibu. (l) Genetalia Kebersihan: untuk mengetahui kebersihan genetalia Pengeluaran pervaginam : untuk mengetahui adanya pengeluaran pervaginam yang bersifat normal atau abnormal.Tanda-tanda infeksi vagina: untuk mendeteksi adanya tanda-tanda infeksi pada vagina ibu.
  • 99. (m) Anus : untuk mengetahui apakah terdapat hemoroid c) Pemeriksaan Penunjang : pemeriksaan laboratorium berupa Haemoglobin (dikalukan 2 kali : 1 kali pada TM I dn 1 kali pada TM III), protein urin, dan glukosa urin dilakukan apabila ada indikasi saja. d. Pengkajian ibu bersalin 1) Data subjektif adalah data yang diperoleh melaui wawanca langsung kepada pasien yang meliputi: a) Identitas : untuk mengetahui biodata pasien b) Keluhan utama : untuk mengetahui sejak kapan ibu merasakan kenceng-kenceng, apa yang sudah ibu keluarkan melalui jalan lahirnya (lendir darah/air ketuban/darah segar) c) Riwayat Menstruasi : digunakan untuk menggambarkan keadaan dasar dari organ reproduksinya (1) Umur menarche : pada umumnya wanita Indonesia mengalami menarche pada umur 12-16 tahun (2) Lamanya haid : normalnya 3-7 hari (3) Jumlah darah haid : dinyatakan dengan dalam sehari ganti pembalut berapa kali (4) HPHT : digunakan untuk menentukan umur kehamilan (5) HPL : sebagai acuan persiapan persalinan
  • 100. d) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : untuk mengetahui riwayat ibu sebelum kehamilan sekarang, sehingga bidan dapat memeberikan asuhan yang tepat berdasarkan riwayat sebelumnya yang meliputi : G.... P.... A.... Penyulit juga perlu ditanyakan untuk mengantisipasi terjadinya riwayat yang berulang pada ibu misalnya perdarahan, episiotomi/robekan, sectio caesar maupun persalinan normal dengan tindakan. e) Riwayat hamil ini : untuk mengetahui riwayat keadaan yang dialami selama hamil muda maupun hamil tua. f) Riwayat penyakit yang lalu/operasi : untuk mengetahui riwayat pernah dirawat ataupun dioperasi. Apabila ibu pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, DM dan hemofili maka akan memepengaruhi persalinannya. Penyakit jantung dan ginjal akan mengakibatkan ibu mengalami persalinan prematuritas, ibu dengan DM akan No Hamil ke Persalinan Nifas Bayi UK Penol ong Jenis Kompli kasi Lakta si Kompli kasi JK BBL Keadaan
  • 101. menigkatkan resiko terjadinya persalinan prematuritas dan koma diabetikum pada saat persalinan (Manuaba, 2010). g) Riwayat penyakit keluarga : untuk mengetahui penyakit yang mungkin diturunkan atau ditularkan dari anggota keluarga ibu. h) Riwayat gynekologi : untuk mengetahui riwayat gynekologi ibu agar bisa mendapatkan asuhan yang tepat. i) Riwayat keluarga berencana : untuk mengetahui riwayat penggunaan alat kontrasepsi. j) Pola makan/minum/eliminasi/istirahat/psikososial : (1) Pola makan : untuk mengetahui intake nutrisi ibu dalam menghadapi proses persalinan. (2) Pola minum : untuk mengetahui intake cairan ibu dalam menghadapi proses persalinan. (3) Pola eliminasi : untuk mengetahui pola BAK maupun BAB ibu. (4) Pola istirahat : untuk mengetahui gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dlakukan ibu di rumah. (5) Psikososial : untuk mengetahui gambaran psikologi ibu untuk menghadapi proses persalinan. 2) Data objektif : diambil melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan penunjang.
  • 102. a) Pemeriksaan umum : Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis Berat badan : pada umumnya mengalami peningkatan 12 kg Tinggi badan : >145 cm Tekanan darah : normalnya 100/70 sampai 120/80 mmHg Nadi : normalnya 80-100 kali/menit Pernapasan : normalnya 12-24 kali/menit Suhu : normalnya 36,5-37,5 °C b) Head to Toe (1) Kepala Rambut : tidak rontok, tidak ada ketombe Muka : tidak ada edema, tidak sianosis,tidak ada cloasma graidarum Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda dan tidak ada gangguan penglihatan. Telinga : tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran. Hidung : tidak ada serumen, tidak ada polip Mulut dan bibir: bibir kemerahan, tidak sianosis, lidah bersih warna kemerahan, gigi bersih dan berwarna kemerahan.